LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
“Pemanfaatan Mail Marge (Kombinasi Ms. Excel dan Ms. Word) dalam Pengadministrasian Bahan Laporan Hasil Pelatihan pada Seksi Diklat
Tenaga Administrasi ”
OLEH:
YOSI HERLINA, S.Pd.I, NIP.198604162020122003
Peserta Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Angkatan I
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN PADANG
TAHUN 2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
Nama : Yosi Herlina, S.Pd.I.
NIP : 198604162020122003
Satuan Organisasi : Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Padang
Telah disetujui
Pada hari Kamis, 16 September 2021
Coach, Mentor,
Aprianto, S.Ag., M.A. Drs. Emi Arbi
NIP. 197603012003121004 NIP.196505201994031004
Mengetahui,
Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Padang
Drs. H. Khoirul Amani, M.A.
NIP. 196412141993011001
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
Nama : Yosi Herlina, S.Pd.I.
NIP : 198604162020122003
Satuan Organisasi : Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Padang
Telah Diuji di Depan Penguji Pada hari Kamis, 16 September 2021
Penguji
Dr. Imam Safe’I, M.Pd.
Mengetahui,
Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Padang
Drs. H. Khoirul Amani, M.A.
NIP. 19641214 199301 1 001
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan judul “Pemanfaatan Mail Marge (Kombinasi Ms. Excel dan Ms. Word) dalam Pengadministrasian Bahan Laporan Hasil Pelatihan pada Seksi Diklat Tenaga Administrasi BDK Padang”
Rancangan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pelatihan Dasar (LATSAR) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) golongan III di lingkungan Kementerian Agama Tahun 2021.
Penulis dalam menyelesaikan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan secara psikis maupun emosional seperti bimbingan, motivasi dan pengarahan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Khoirul Amani, M.A. selaku kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Padang
2. Bapak Drs. Emi Arbi selaku mentor Rancanangan Aktualisasi 3. Bapak Aprianto, S.Ag., M.A. selaku coach Rancangan Aktualisasi
4. Bapak Abdul Hukmi, S.Ag dan Ibu Melati Yeni, S.E., Ak selaku panitia Latsar CPNS Angkatan I Kementerian Agama di BDK Padang
5. Bapak-Ibu Pemateri Latsar CPNS Kementerian Agama Angkatan I
6. Rekan peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan I Kementerian Agama Tahun 2021 yang telah memberikan bantuan dan motivasi.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal pahala serta mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan laporan ini.
Padang, 13 September 2021
Penulis
iv DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan dan Manfaat ... 2
C. Ruang Lingkup ... 3
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI A. Deskripsi Organisasi ... 4
1. Profil Organisasi ... 4
2. Visi, Misi, Nilai Organisasi ... 6
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematika ... 7
C. Analisis Isu ... 8
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih ... 11
E. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS ... 13
F. Matriks Rancangan ... 23
G. Jadwal Kegiatan ... 28
H. Kendala dan Antisipasi ... 29
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ... 30
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Analisis Isu Menggunakan AKPK ... 9
Tabel 2 Analisis Isu Menggunakan USG ... 10
Tabel 3 Matrik Rancangan Aktualisasi ... 24
Tabel 4 Jadwal Kegiatan ... 28
6
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang ASN Nomor 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan, serta digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Lebih lanjut pada pasal 11 disebutkan bahwa ASN bertugas sebagai berikut : (1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegwaian sesuai dengan peraturan perundang- undangan, (2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan (3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh sebab itu diperlukan ASN yang berintegritas, profesional, netral, bebas dari intervensi publik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik.
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 93/K.1/PDP.07/2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), menyatakan bahwa CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan terintegrasi yang membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Untuk mewujudkan terbentuknya PNS profesional yang mampu mengikuti perkembangan teknologi, diperlukan desain pelatihan yang adaptif, dinamis, fleksibel dan responsif bagi CPNS yakni pelatihan modern yang memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dikombinasikan dnegan pembelajaran klasikal yang dikenal dengan Pelatihan Dasar tipe Blended Learning. Pelatihan metode ini memadukan proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas dan proses pembelajaran secara daring. Sistem pelatihan dengan Blended Learning yaitu belajar mandiri dengan Massive Open Online Course (MOOC), distance learning dan tatap muka secara klasikal.
PNS merupakan bagian ASN yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, baik sebagai pejabat
administrasi, pejabat fungsional maupun sebagai pejabat pimpinan tinggi. Pejabat
2
administrasi adalah pegawai ASN yang menduduki jabatan administrasi pada instansi pemerintah.
Berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Penyusun Laporan Hasil Diklat, ditemukan masalah dalam pelaksanaannya seperti : Belum tersedianya wadah untuk menyampaikan laporan persiapan Pelatihan Tenaga Administrasi ke Pusdiklat Tenaga Administrasi, Lemahnya antusias panitia dalam mengerjakan bahan laporan Pelatihan Tenaga Administrasi, Lambatnya panitia bidang administrasi dalam menyerahkan dokumen bahan laporan setelah pelatihan, Adanya kesenjangan antara bahan laporan yang diserahkan oleh panitia dengan daftar check list, Lambatnya pengumpulan hasil evaluasi pelatihan, Lamanya proses pengumpulan sertifikat peserta pelatihan, Belum optimalnya pengadministrasian kelengkapan dokumen bahan laporan..
Untuk menghindari masalah yang dapat timbul seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, diperlukan upaya pencegahan supaya penyelesaian pembuatan laporan hasil pelatihan tidak menghadapi kendala.
Setiap CPNS yang mengikuti Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS golongan III di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia diwajibkan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN sebagai tolak ukur peserta untuk diangkat menjadi PNS. Oleh sebab itu, semua peserta membuat rancangan aktualisasi yang berisikan nilai-nilai dasar ASN yang selanjutnya akan diaktualisasikan di tempat tugas masing-masing.
Rancangan aktualisasi tersebut beranjak dari isu-isu yang muncul dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan publik.
Oleh karena itu, melalui pelatihan dasar CPNS ini penulis selaku peserta golongan III Angkatan I Kelompok 2 mempunyai keinginan untuk dapat berkontribusi dalam menerapkan nilai-nilai dasar Pemanfaatan Mail Marge (Kombinasi Ms. Excel dan Ms. Word) dalam Pengadministrasian Bahan Laporan Hasil Pelatihan.
B. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari aktualisasi ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi nilai-nilai dasar PNS, peran dan kedudukannya dalam NKRI,
serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam menjalankan tugas
sebagai penyusun laporan hasil diklat,
3
b. Mengubah pola pikir PNS untuk menjadi lebih profesional, berkomitmen, beretika dan berintegritas,
c. Mampu menganalisis kemungkinan-kemungkinan yang terjadi apabila nilai- nilai dasar PNS tidak diaplikasikan,
d. Membudayakan pemanfaatan teknologi dalam melaksanakan tugas sehari- hari.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai syarat untuk lulus menjadi PNS di Balai Diklat Keagamaan Padang.
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari aktualisasi sebagai berikut :
1. Bagi peserta pelatihan, mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS di lingkungan kerja dan memiliki kesempatan untuk memberikan gagasan kreatif berupa solusi penyelesaian isu di seksi tenaga administrasi BDK Padang,
2. Bagi unit kerja, mampu meningkatkan kinerja organisasi untuk menghasilkan laporan secara efektif dan efisien,
3. Bagi organisasi, mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif,
4. Bagi stakeholder , mampu memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
C. Ruang Lingkup 1. Lokus
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini dilakukan di seksi diklat tenaga administrasi BDK Padang, yang beralamat di Jalan Batang Kapur no. 7 Padang.
2. Waktu
Sesuai dengan jadwal Latsar CPNS golongan III Angkatan I Kelompok 2, kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan selama 30 hari kerja terhitung semenjak tanggal September 2021 sampai dengan November 2021.
3. Fokus
Kegiatan aktualisasi ini fokus kepada Pemanfaatan Mail Marge (Kombinasi Ms.
Excel dan Ms. Word) dalam Pengadministrasian Bahan Laporan Hasil Pelatihan.
4 BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi 1. Profil Organisasi
Balai Diklat Keagamaan (BDK) Padang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia dan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama.
BDK Padang yang beralamat di Jl. Batang Kapur No.7, Alai Parak Kopi, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat, berfokus menyelenggarakan pelatihan; pada bagian administrasi bagi pejabat pengawas, JFU Kemenag, dan CPNS; Selanjutnya, pada bagian teknis pendidikan dan keagamaan ditujukan kepada guru, pengawas, penyuluh agama, penghulu dan guru madrasah diniyah di lingkup wilayah kerja BDK Padang yakni Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan Kepulauan Riau. Pelatihan ini dilakukan secara sistematik, terencana, dan berkesinambungan agar memunculkan SDM yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong.
BDK Padang dipimpin oleh Kepala Balai dan dibantu oleh Kasubbag Tata Usaha, Kasi Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Subkoordinator Diklat Tenaga Administrasi, serta Perencana. Selain itu juga dibantu oleh widyaiswara, jabatan fungsional tertentu, jabatan pelaksana, dan NPASN. Seksi Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan melakukan perencanaan, penyelenggaraan dan pelaporan untuk pelatihan di bidang pendidikan dan keagamaan. Seksi Diklat Tenaga Administrasi melakukan perencanaan, penyelenggaraan, dan pelaporan untuk Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP), Pelatihan Dasar bagi CPNS, dan pelatihan administrasi bagi JFU Kanwil dan Kankemenag.
Pelayanan yang dilakukan adalah bidang pelatihan yang terdiri dari
pelatihan reguler yang dilaksanakan di kampus Balai Diklat Keagamaan Padang,
Pelatihan Di Wilayah Kerja (PDWK), Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) dan Pelatihan
Kerja Sama.
5
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN PADANG
Kepala BDK Padang
Kasubbag TU Kasi Diklat Teknis Pendidikan
dan Keagamaan
Subkoordinator Diklat Tenaga Administrasi
Jabatan Fungsional Tertentu
Umum Kepegawaian
BMN
Keuangan
Perpustakaan
Jabatan Pelaksana
Jabatan
Pelaksana
6 2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi
a) Visi
Adapun Visi dan Misi Balai Diklat Keagamaan Padang menyesuaikan dengan Visi dan Misi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama tahun 2020-2024. Visi organisasi yaitu “Terwujudnya bahan kebijakan Kementerian Agama berbasis penelitian dan pengembangan, serta terpenuhinya Kompetensi sumber daya manusia yang profesional, saleh, moderat, cerdas dan unggul”.
b) Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Balai Diklat Keagamaan Padang mengembangkan misi sebagai berikut:
1) Menyediakan layanan data, informasi dan bahan kebijakan serta memperkuat jejaring penelitian, pengembangan dan pengkajian;
2) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang profesional, saleh, moderat, cerdas dan unggul melalui layanan Pelatihan;
3) Meningkatkan kualitas layanan pentashihan, pengembangan, dan pengkajian Al- Qur’an, serta penilaian buku pendidikan agama dan keagamaan;
4) Meningkatkan layanan dan tatakelola organisasi yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
c) Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi Balai Diklat Keagamaan Padang sesuai dengan PMA No 12 Tahun 2009 antara lain sebagai berikut :
1) Nilai Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa:
Merupakan keyakinan, kesadaran dan tanggung jawab Pegawai ASN sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
2) Integritas:
Merupakan sikap dan tindakan yang mencerminkan keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan perbuatan, sebagai pribadi atau Pegawai ASN dalam melaksanakan tugas secara baik dan benar;
3) Profesionalitas:
Merupakan sikap dan perilaku Pegawai ASN dalam melaksanakan tugas
secara disiplin, kompeten dan tepat waktu dengan hasil terbaik;
7 4) Tanggung Jawab:
Merupakan sikap dan perilaku Pegawai ASN yang selalu berkomitmen mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, pihak lain, dan / atau golongan;
5) Keteladanan:
Merupakan perwujudan kualitas pribadi yang luhur dan terpuji dalam melaksanakan tugas dan kehidupan bermasyarakat sehingga dapat menjadi teladan bagi sesama Pegawai ASN dan anggota masyarakat.
B. Deskripsi Isu
1. Belum tersedianya wadah untuk menyampaikan laporan persiapan Pelatihan Tenaga Administrasi ke Pusdiklat Tenaga Administrasi,
Pusdiklat Tenaga Administrasi belum memberikan perintah untuk mengumpulkan laporan persiapan sebelum pelatihan dilaksanakan.
2. Lemahnya antusias panitia dalam mengerjakan bahan laporan Pelatihan Tenaga Administrasi,
Kinerja panitia untuk merampungkan bahan laporan pelatihan tenaga administrasi sejalan dengan koordinasi di dalam lingkungan seksi administrasi itu sendiri.
Kurangnya monitoring proses kerja pegawai yang ada di seksi administrasi merambah ke semua bidang, termasuk dalam pengerjaan bahan laporan.
3. Lambatnya panitia bidang administrasi dalam menyerahkan dokumen bahan laporan setelah pelatihan,
Seirama dengan isu di poin 2, lambatnya penyerahan bahan laporan oleh panitia kepada penyusun laporan dipicu oleh kurangnya monitoring atasan terhadap kinerja pegawainya.
4. Adanya kesenjangan antara bahan laporan yang diserahkan oleh panitia dengan daftar check list,
Daftar check list kelengkapan bahan laporan yang diberikan oleh penyusun laporan sering tidak diisi dengan lengkap. Bahan yang kurang dikumpulkan secara terpisah di kemudian hari. Hal ini disebabkan pelaksanaan pelatihan secara terus menerus, sehingga kewajiban dalam mengumpulkan bahan laporan jadi tumpang tindih.
5. Lambatnya pengumpulan hasil evaluasi pelatihan,
Hasil evaluasi dikerjakan oleh panitia di bidang akademik. Pada pelatihan tenaga
administrasi, hasil evaluasi ada dua macam yaitu nilai pre test dan nilai post test tanpa
diolah lagi oleh widyaiswara yang mengajar. Hasil evaluasi juga dikirimkan secara
online karena soal ujian juga dalam bentuk google form. Tetapi walaupun tidak sulit
8
dalam menyiapkan hasil evaluasi ini, karena memang koordinasi yang lemah maka dorongan panitia juga berkurang.
6. Lamanya proses pengumpulan sertifikat peserta pelatihan,
Penjelasan isu ini sama dengan isu di poin 2 dan 3 yakni bermuara kepada monitoring yang belum dilakukan oleh atasan terhadap kinerja pegawainya.
7. Belum optimalnya pengadministrasian bahan laporan hasil pelatihan.
Salah satunya adalah tanda terima laporan, dibutuhkan untuk menghindari kesalahpahaman antara panitia yang bertanggung jawab terhadap bahan laporan pelatihan yang dilaksanakan dengan penyusun laporan. Kurangnya bahan laporan, bisa jadi memang belum diserahkan oleh panitia, tetapi bisa juga karena tercecer/hilang karena hanya diletakkan di dalam map. Kalau bahan yang hilang tersebut masih bisa dicetak ulang, masalah dapat diselesaikan, tetapi jika berhubungan dengan tempat pelaksanaan di daerah seperti adanya dokumen yang berisi tanda tangan peserta atau pejabat di Kankemenag, hal tersebut dapat menjadi pemicu masalah antara panitia dengan penyusun laporan. Yang lebih fatalnya, laporan tidak akan dapat diselesaikan oleh penyusun sehingga berimbas pula pada pengumpulannya ke bagian keuangan.
Banyaknya kerjaan yang saling tumpang tindih, membuat kurangnya dorongan penyusun laporan dalam berinovasi untuk memudahkan pekerjaan yang dilakukan.
C. Analisis Isu
Setelah diidentifikasi beberapa isu di atas, guna mendapatkan core issue, diperlukan upaya untuk menganalisis secara mendalam kualitas masing-masing isu.
1. Analisis isu aktual dengan alat bantu AKPK
Aktual : dalam mengangkat isu aktual setidaknya memenuhi 3 kriteria yaitu betul-betul terjadi, sedang menjadi pembicaraan orang banyak, dan baru saja terjadi (masih baru).
Kekhalayakan : isu yang secara langsung menyangkut orang banyak, bukan hanya kepentingan seseorang tertentu saja. Memenuhi kriteria berikut : menyangkut hajat hidup orang banyak, berdampak besar atau dirasakan oleh semua yang memiliki masalah yang sama.
Problematika : isu dapat dikatakan sebuah masalah jika memenuhi kriteria sebagai
berikut : telah mencapai titik kritis, akan menjadi ancaman jika tidak segera diatasi,
telah mencapai tingkat partikularitas tertentu, memiliki tingkat jangkauan dampak
sangat luas, serta menyangkut suatu persoalan yang posisinya sulit djelaskan tetapi
mudah dirasakan kehadirannya.
9
Kelayakan : kriteria utamanya sebagai berikut : memiliki potensi untuk diangkat menajdi suatu masalah, memiliki potensi untuk diangkat menjadi suatu masalah, memiliki potensi untuk dipecahkan atau diselesaikan,
Bobot penetapan kriteria kualitas isu AKPK : 5 : sangat kuat pengaruhnya
4 : kuat pengaruhnya 3 : sedang pengaruhnya 2 : kurang pengaruhnya
1 : sangat kurang pengaruhnya
Tabel 1
Analisis Isu dengan Alat Bantu AKPK
No Isu A
(1-5) K (1-5)
P (1-5)
K
(1-5) Jumlah Peringkat
1
Belum tersedianya wadah untuk menyampaikan laporan persiapan Pelatihan Tenaga Administrasi ke Pusdiklat Tenaga Administrasi,
3 2 1 3 9 6
2
Lemahnya antusias panitia dalam mengerjakan bahan laporan Pelatihan Tenaga Administrasi,
4 3 3 4 14 4
3
Lambatnya panitia bidang
administrasi dalam
menyerahkan dokumen bahan laporan setelah pelatihan,
4 4 5 3 17 2
4
Adanya kesenjangan antara bahan laporan yang diserahkan oleh panitia dengan daftar check list,
4 4 5 5 18 1
5 Lambatnya pengumpulan hasil
evaluasi pelatihan, 4 3 4 4 15 3
6 Lamanya proses pengumpulan
sertifikat peserta pelatihan, 3 4 3 3 13 5
7
Belum optimalnya
pengadministrasian
kelengkapan dokumen bahan laporan
5 3 5 5 18 1
10 Kesimpulan :
Dari analisis di atas, diperoleh tiga isu paling aktual yang akan dilanjutkan dengan analisi USG.
2. Analisis isu paling aktual dengan alat bantu USG
Urgency : menunjukkan seberapa mendesak isu tersebut harus diangkat untuk dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness : seberapa besar suatu isu harus dibahas, dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.
Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Bobot penetapan kriteria kualitas isu USG : 5 : sangat kuat pengaruhnya
4 : kuat pengaruhnya 3 : sedang pengaruhnya 2 : kurang pengaruhnya
1 : sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2
Analisis Isu dengan Alat Bantu USG
No Isu
Kriteria
Jumlah Peringkat U
(1-5)
S (1-5)
G (1-5)
1
Adanya kesenjangan antara bahan laporan yang diserahkan oleh panitia dengan daftar check list,
4 4 4 12 2
2
Belum optimalnya
pengadministrasian
kelengkapan dokumen bahan laporan
4 4 5 13 1
3
Lambatnya panitia bidang
administrasi dalam
menyerahkan dokumen bahan laporan setelah pelatihan,
4 3 3 10 3
11 Kesimpulan :
Berdasarkan analisis kualitas isu dengan menggunakan tabel USG yakni urgency, seriousness, dan growth, maka isu yang terpilih adalah Belum optimalnya pengadministrasian kelengkapan dokumen bahan laporan.
D. Argumentasi terhadap core isu terpilih
Melalui analisis AKPK dan USG di atas, maka core isu yang dipih adalah : “Belum optimalnya pengadministrasian kelengkapan dokumen bahan laporan”. Dari core issu ini, penulis merasa perlu menuangkan sebuah gagasan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Dalam pengumpulan dokumen bahan laporan, berdasarkan pengalaman selama berada di seksi diklat tenaga administrasi, panitia penyelenggara pelatihan memberikan dokumen bahan laporan kepada penyusun laporan. Jika ada kekurangan bahan yang terlihat setelah pengecekan bahan berdasarkan daftar check list, penyusun laporan meminta kembali kekurangan tersebut kepada panitia.
Terlebih lagi dengan padatnya kegiatan pelatihan di wilayah kerja BDK
Keagamaan Padang, membuat seluruh pegawai mendapatkan giliran untuk menjadi
panitia penyelenggara pelatihan tersebut. Sehingga pekerjaan yang dilakukan menjadi
saling tumpang tindih. Dokumen bahan laporan hasil pelatihan ada yang membutuhkan
pengisian lengkap di wilayah kerja, dan jika hilang akan berakibat pada molornya
penyelesaian laporan hasil pelatihan. Walaupun sepele, kekurangan dokumen bahan
laporan bisa memicu hal-hal yang tidak mengenakkan diantara panitia penyelenggara,
khususnya panitia bidang akademik dengan bagian penyusun laporan. Sedangkan laporan
hasil pelatihan tersebut merupakan bukti untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pelatihan kepada atasan. Jika laporan tidak diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan, berarti tidak adanya bukti kalau BDK Padang benar telah melakukan pelatihan,
sehingga akuntabilitas tidak berjalan.
12 Surroundings :
- Anggapan kebanyakan orang bahwa tanda terima tidak penting, karena semua orang adalah orang yang jujur
- Masa pandemi membuat pegawai bekerja dari rumah, dan masuk kantor jika diminta atasan
System
- Pelatihan berjalan secara terus menerus, sehingga dengan kesibukan yang baru membuat tanda terima akan terkesan bertele-tele dan membuang waktu
- Belum berlakunya punishman yang membuat efek jera
Supliers
Pegawai penyusun laporan sering mengikuti dinas luar, dan seringnya bahan laporan diletakkan di meja penyusun laporan
Ketidaktersedia an tanda terima
bahan laporan
Penyebab Akibat
Surrounding System
Supliers Skills
Tidak penting
Semua orang jujur
Dinas luar Kegiatan baru
Masalah tidak terekspos Bertele-
tele
Tidak ada punishman pandemi
13
Masalah kehilangan bahan laporan yang menjadi sebab belum selesainya laporan tidak tersekspos
Berdasarkan keadaan ini, penulis mencoba mencari solusi dengan pembuatan tanda terima bahan laporan dengan memanfaatkan Ms. Excel dan Ms. Word. Banyak fitur di Ms. Excel yang dapat digunakan untuk memudahkan administrasi perkantoran, salah satunya dengan menggunakan Mail Marge.
Mail marge adalah alat yang berguna untuk memungkinkan untuk menghasilkan beberapa surat, label, amplop, tag nama dan lainnya menggunakan informasi yang disimpan dalam daftar, database, atau spreadsheet. Bukti tanda terima dalam pengumpulan bahan laporan hasil pelatihan di desain memuat daftar check list kelengkapan bahan laporan, sehingga dapat menunjukkan kekurangan bahan yang belum dikumpulkan.
E. Nilai-nilai Dasar, Kedudukan dan Peran Profesi PNS 1. Nilai-nilai Dasar PNS
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan. Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya,
2) Transparansi. Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi,
3) Integritas. Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab. Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban,
14
5) Keadilan. adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan. Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan. Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas,
8) Kejelasan. Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi. Usaha untuk terus dan terus melakukau sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Cinta tanah air 2) Tidak diskriminatif 3) Tenggang rasa 4) Membela kebenaran 5) Rela berkorban 6) Kepentingan bersama 7) Disiplin
8) Menghormati pendapat (demokrasi) 9) Musyawarah
10) Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
15 c. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni: Pertama, pelayanan publik yang berkualitas dan relevan. Kedua, sisi dimensi reflektif. Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
Ketiga, modalitas Etika yang menghubungkan antara norma moral dan tindakan faktual.
Indikator dari nilai-nilai etika publik yaitu : 1) Jujur
2) Sopan 3) Cermat
4) Taat pada aturan 5) Disiplin
6) Bertanggung jawab 7) Integritas yang tinggi 8) Menjaga rahasia 9) Taat perintah atasan 10) Hormat
d. Komitmen Mutu
Standar penjaminan mutu pada setiap organisasi tentulah tidak sama mengingat visi dan arah yang akan dituju berbeda tetapi ada beberapa nilai yang harus ada pada komitmen mutu, yaitu:
1) Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
2) Efisien (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
3) Inovatif yaitu perubahan yang diciptakan untuk mencapai keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang.
4) Berorientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program yang dilakukan diarahkan
untuk pencapaian standar mutu.
16 e. Anti Korupsi
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari Nilai-nilai anti korupsi antara lain:
1) Kejujuran. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
2) Kepedulian. Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
3) Kemandirian. Mandiri berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
4) Kedisiplinan. Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
5) Tanggung Jawab. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
6) Kerja keras. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian.
7) Kesederhanaan. Gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
8) Keberanian. Dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran.
9) Keadilan. Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
2. Kedudukan dan Peran ASN a. Manajemen ASN
Berdasarkan Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang manajemen ASN berisi kajian sebagai berikut
:
1) Kedudukan dan peran ASN
Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
17
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
2) Hak dan kewajiban ASN
PNS berhak memperoleh gaji, tunjangan, dan fasilitas; cuti ; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; perlindungan; dan pengembangan kompetensi.
Sedangkan kewajiban ASN terdiri dari :
a) Setia dan taat kepada Pancasila, UUD tahun 1945, NKRI, dan pemerintah yang sah;
b) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
d) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab
f) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang baik di dalam maupun di luar kedinasan;
g) Menyimpan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan perundang- undangan;
h) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
3) Kode etik ASN
Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN yang berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN :
a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;
e) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien;
18
h) Menjaga agar tidka terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
l) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
4) Konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN
Sistem merit didefenisikan sebagai kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang diberlakukan secara adil dan wajar dengan tanpa diskriminasi. Tujuan penerapan sistem merit adalah untuk memastikan jabatan di birokrasi pemerintah diduduki oleh orang-orang yang profesional, dalam arti kompeten dan melaksanakan tugas berdasarkan nilai dasar, kode etik dan kode perilaku ASN. Untuk mendorong terwujudnya tujuan tersebut, KASN melakukan pemetaan guna mengetahui sejauh mana sistem merit telah diterapkan di masing-masing instansi pemerintah dengan tujuan untuk pembuatan kebijakan dan pembinaan.
5) Mekanisme pengelolaan ASN
Terdiri dari manajemen PNS dan manajemen PPPK. Untuk manajemen PNS berdasarkan pasal 55 meliputi : penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan pangkat dan jabatan, pengembangan karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian, tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua.
b. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998).
Sedangkan definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana termuat dalam Undang -Undang
19
Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dari beberapa pengertian pelayanan publik yang diuraikan tersebut, maka pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.
Indikator dalam pelaksanaan pelayanan publik adalah sebagai berikut : 1) Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
2) Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesar-besarnya untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa tidak puas dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah;
3) Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat yang menduduki posisi sebagai agen;
4) Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang
lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti: status sosial,
pandangan politik, enisitas, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi
seksual, difabel, dan sejenisnya;
20
5) Mudah dan Murah. Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperolehlayanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi;
6) Efektif dan Efisien. Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan-tujuan strategis negara dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;
7) Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
8) Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan (pejabat atau unit organisasi yang lebih tinggi secara vertikal) akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik baik cetak maupun elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai social accountability.
9) Berkeadilan. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah
melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara
yang lain. Oleh karena itu penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan danmampu menghadirkan
21
rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
c. Whole of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Pada dasarnya pendekatan WoG mencoba menjawab pertanyaan klasik mengenai koordinasi yang sulit terjadi di antara sektor atau kelembagaan sebagai akibat dari adanya fragmentasi sektor maupun eskalasi regulasi di tingkat sektor.
Sehingga WoG sering kali dipandang sebagai perspektif baru dalam menerapkan dan memahami koordinasi antar sektor. Dalam banyak literatur lainnya, WoG juga sering disamakan atau minimal disandingkan dengan konsep policy integration, policy coherence, cross-cutting policy-making, joined-up government, concerned decision making, policy coordination atau cross government. WoG memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep-konsep tersebut, terutama karakteristik integrasi institusi atau penyatuan pelembagaan baik secara formal maupun informal dalam satu wadah. Ciri lainnya adalah kolaborasi yang terjadi antar sektor dalam menangani isu tertentu. Namun demikian terdapat pula perbedaannya, dan yang paling Nampak adalah bahwa WoG menekankan adanya penyatuan keseluruhan (whole) elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi lebih banyak menekankan pada pencapaian tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan dan lainnya, sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-sektor tertentu saja yang dipandang relevan.
Indikator yang menjadi kategori hubungan dalam WoG adalah sebagai berikut :
1) Koordinasi
Kategori hubungan untuk koordinasi, kelembagaan yang terlibat dalam pendekatan WoG tidak mengalami perubahan struktur organisasi.
2) Integrasi
22
Dalam kategori integrasi ini, kelembagaan yang terlibat mulai cair dan terdapat penyamaan perencanaan jangka panjang serta kerjasama.
3) Kedekatan dan pelibatan
Pada kategori ini terjadi kedekatan dan pelibatan, kelembagaan menyatukan
diri dalam wadah yang relatif permanen.
23 F. Matriks Rancangan
Matriks Rancangan Aktualisasi Unit Kerja : Balai Diklat Keagamaan Padang
Identifikasi Isu :
1. Belum tersedianya wadah untuk menyampaikan laporan persiapan Pelatihan Tenaga Administrasi ke Pusdiklat Tenaga Administrasi,
2. Lemahnya antusias panitia dalam mengerjakan bahan laporan Pelatihan Tenaga Administrasi,
3. Lambatnya panitia bidang administrasi dalam menyerahkan dokumen bahan laporan setelah pelatihan, 4. Adanya kesenjangan antara bahan laporan yang diserahkan oleh panitia dengan daftar check list, 5. Lambatnya pengumpulan hasil evaluasi pelatihan,
6. Lamanya proses pengumpulan sertifikat peserta pelatihan,
7. Belum optimalnya pengadministrasian kelengkapan dokumen bahan laporan
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya pengadministrasian kelengkapan dokumen bahan laporan
Gagasan Kreatif : Pemanfaatan Mail Marge (Kombinasi Ms. Excel dan Ms. Word) dalam Pengadministrasian Bahan Laporan
Hasil Pelatihan.
24 Tabel 3
Matriks Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Visi dan Misi
Penguatan Nilai Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Merencanakan pembuatan tanda terima bahan laporan hasil pelatihan.
Penulis
berkoordinasi dalam
merencanakan pembuatan tanda terima bahan laporan hasil pelatihan.
a. Melakukan konsultasi dengan mentor,
Melakukan konsultasi dengan sopan
Catatan konsultasi
WoG : Koordinasi Akuntabilitas :
Transparansi
Tanggung jawab Nasionalisme : Musyawarah Etika Publik :
Taat perintah atasan
Sopan
Meningkatkan kualitas layanan
pengembangan pendidikan agama dan keagamaan
Meningkatkan layanan dan tatakelola organisasi yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Nilai kode etik dan nilai perilaku :
Profesionalitas dalam
merencanakan pembuatan tanda terima bahan laporan
Tanggung jawab b. Mengumpulkan nama
pelatihan dan data check list kelengkapan dokumen, Mengumpulkan nama pelatihan dan data check list dengan penuh rasa tanggung jawab
- Daftar nama pelatihan di tahun 2021 - Daftar check
list laporan
c. Mengumpulkan informasi tentang mail marge,
Mengumpulkan informasi tentang mail marge dengan penuh tanggung jawab.
Bahan bacaan tentang mail marge di Ms.
Excel dan Ms.
Word
2 Menyiapkan pembuatan tanda terima bahan laporan hasil pelatihan
a. Mempelajari cara penggunaan mail marge dalam pembuatan tanda terima
Rangkuman materi
Pelayanan Pubik :
Mudah dan murah Akuntabilitas :
Meningkatkan layanan dan tatakelola organisasi yang
Nilai kode etik dan nilai perilaku :
Profesionalitas
25 dengan mail
marge
Mempersiapkan pembuatan tanda terima dengan
tanggung jawab
Mempelajari cara
pembuatan tanda terima dengan mail marge secara konsisten.
- Tanggung jawab - Konsisten - transparan Komitmen Mutu : Efektif
Nasionalisme :
Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
Kepentingan bersama Akuntabilitas : Tanggung jawab
efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
b. Membuat format kebutuhan data dalam pembuatan tanda terima bahan laporan hasil pelatihan
Membuat format kebutuhan tanda terima agar transparan antara bahan yang dikumpulkan dan yang diterima oleh penyusun laporan.
Format
kebutuhan data di Ms. Excel
c. Menginput nama pelatihan dan daftar check list ke Ms.
Excel
Proses penginputan daftar check list di Ms. Excel lebih mudah dan murah.
Nama pelatihan dan daftar check list laporan
3 Membuat tanda terima bahan laporan hasil pelatihan
Membuat tanda terima bahan laporan hasil pelatihan untuk
a. Membuat rancangan tanda terima yang memuat rekapan daftar check list di Ms. Word
Membuat outline rancangan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar.
Outline rancangan tanda terima
Pelayanan Publik :
Transparan
Akuntabilitas : Tanggung jawab Nasionalisme : - Kepentingan
Meningkatkan kompetensi
SDM yang
profesional, saleh, moderat, cerdas dan unggul melalui layanan
pelatihan.
Nilai kode etik dan nilai perilaku :
Profesionalitas
Tanggung Jawab
Keteladanan
b. Membuat mailing antara Lembar tanda
26 lebih
transparan dalam melayani publik
data yang ada di Ms. Excel dengan format tanda terima di Ms. Word
Membuat tanda terima dengan mail marge merupakan gagasan kreatif dan inovatif dalam melaksanakan tugas
terima bahan laporan
bersama - Menggunakan
bahasa Indonesia yang benar Etika Publik : Sopan
Komitmen mutu : Inovatif , kreatif c. Mengaplikasikan mail marge
dalam pembuatan tanda terima bahan laporan
Tanggung jawab dalam melaksanakan gagasan kreatif
Lembar tanda terima yang telah diisi
4 Melakukan sosialisasi penggunaan mail marge dalam
pengumpulan bahan laporan
Melakukan sosialisasi kepada
pegawai BDK dengan sopan
a. Melakukan koordinasi dengan atasan dan rekan penyusun laporan terkait sosialisasi
Bermusyawarah dengan atasan dan rekan sesama penyusun laporan hasil pelatihan.
Catatan
konsultasi, foto
WoG : Kordinasi Akuntabilitas : - Tanggung
jawab Nasionalisme : Musyawarah Etika Publik : Sopan
Meningkatkan layanan dan tatakelola organisasi yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Nilai kode etik dan nilai perilaku :
Integritas
Tanggung jawab
Profesionalitas
b. Melakukan sosialisasi penggunaan mail marge kepada pegawai BDK
Melakukan sosialisasi kepada pegawai BDK
- Daftar hadir
- Dokumentas
- Notulen
27 Padang dengan sopan
c. Menyampaikan hasil sosialisasi kepada seluruh pegawai melalui WAG Menyampaikan pesan yang berisikan hasil sosialisasi dengan sopan dan penuh tanggung jawab
Screenshoot pesan yang berisi hasil sosialisasi
5 Melakukan monitoring dan evaluasi
penggunaan mail marge dalam
pengadministra sian bahan laporan hasil pelatihan
Melakukan monitoring dan evaluasi
dengan penuh kejujuran
a. Menyusun instrumen evaluasi pelaksanaan kegiatan
Berkoordinasi dengan mentor untuk menyusun instrumen evaluasi
Instrumen evaluasi
WoG : Kordinasi Akuntabilitas : - Tanggung
jawab
- Transparansi Nasionalisme : Musyawarah Etika Publik : Jujur
Anti Korupsi : - Tanggung
jawab - Jujur
Meningkatkan layanan dan tatakelola organisasi yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Nilai kode etik dan nilai perilaku :
Integritas
Tanggung jawab
Profesionalitas b. Melaksanakan evaluasi oleh
mentor dan panitia yang terlibat
Mentor mengevaluasi pelaksanaan dengan jujur Tidak memberikan hadiah kepada mentor dalam melaksanakan evaluasi
Penilaian
mentor dan panitia
c. Mengolah data instrumen yang telah diisi oleh mentor dan panitia
Mengolah data instrumen dengan jujur
Analisis hasil
penilaian
28 G. Jadwal Kegiatan
Tabel 4 Jadwal Aktualisasi
No Kegiatan
Bulan
Keterangan Tanggal
September Oktober
1 7
1 8
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 7
2 8
2 9
3
0 1 2 4 5 6 7 8 9 11 1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 8
1 9 20
2 1
2 2
1
Merencanakan pembuatan tanda terima bahan laporan hasil pelatihan.
M au lid Na bi M uh a m m ad S A W
17-20 Sept 2021
2
Menyiapkan pembuatan tanda terima bahan laporan hasil pelatihan dengan mail marge
21-27 Sept 2021
3
Membuat tanda terima bahan laporan hasil pelatihan
28-30 Sept 2021 1-13 Okt 2021
4
Melakukan sosialisasi penggunaan mail marge dalam pengumpulan bahan laporan
14-19 Okt 2021
5
Melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan mail marge dalam pengadministrasian bahan laporan hasil pelatihan
21-22 Okt 2021