• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF, 11 (3) (2022): , DOI: /perspektif.v11i PERSPEKTIF. Available online

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSPEKTIF, 11 (3) (2022): , DOI: /perspektif.v11i PERSPEKTIF. Available online"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERSPEKTIF

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/perspektif

Partisapasi Masyarakat terhadap Kebersihan Lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan Kota

Medan

Community Participation in Environmental Hygiene in Sei Kera Hilir II Village, Medan Perjuangan District, Medan City

Feby Agustina & Mbina Pinem*

Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, Indonesia

Diterima: 17 April 2022; Direview: 24 April 2022; Disetujui: 17 Mei 2022 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Partisipasi masyarakat dan Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kelurahan Sei Kera Hilir II yang berjumlah 3.141 KK. Sampel ditetapkan 10% dari populasi sehingga diperoleh 314 KK. .Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan Kuesioner. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II masuk dalam katagori sedang (63%). Dengan indikator tersebar yaitu pemikiran (57%), tenaga (66%), keterampilan (56%), barang (65%), dan uang (66%). (2) Faktor-faktor yang memepengaruhi partisipasi masyarakat di Kelurahan Sei Kera Hilir II terhadap kebersihan lingkungan adalah (a) Usia, masyarakat yang berusia 18-60+ tahun memiliki partisipasi sedang (63%). (b) Jenis kelamin, masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki partisipasi sedang (63%). (c) Pendidikan, masuk dalam kategori sedang (63%) namun masyarakat dengan tingkat pendidikan terakhir yang tinggi memilki partisipasi yang lebih tinggi terhadap kebersihan lingkungan daripada pendidikan lainnya. (d) Pekerjaan, partisipasi masyarakat terhadap kebersihaln lingkungan masuk dalam kategori sedang (63%), namun mayarakat yang berkerja sebagai guru sebanyak 5 jiwa (71%) memiliki partisipasi yang lebih tinggi terhadap kebersihan lingkungan dibandingkan pekerjaan yang lainnya.

Kata Kunci: Partisapasi Masyarakat; Kebersihan Lingkungan; Faktor Pengaruh.

Abstract

This study aims to determine community participation and the factors that influence community participation in environmental cleanliness in Sei Kera Hilir II Village, Medan Perjuangan District, Medan City. The population in this study was the entire community in Sei Kera Hilir II Village, amounting to 3,141 families. The sample was set at 10% of the population so that 314 families were obtained. The data collection techniques used are observation, and questionnaires. The data analysis technique used a qualitative descriptive technique. The results showed that: (1) Community participation in environmental cleanliness in Kelurahan Sei Kera Hilir II was in the moderate category (63%). With scattered indicators, namely thinking (57%), energy (66%), skills (56%), goods (65%), and money (66%).

(2) The factors that influence community participation in Sei Kera Hilir II Village on environmental cleanliness are (a) Age, people aged 18-60+ years have moderate participation (63%). (b) Gender, people who are male and female both have moderate participation (63%). (c) Education is in the moderate category (63%) but people with a high level of education have a higher participation in environmental hygiene than other education. (d) Employment, community participation in environmental cleanliness is in the medium category (63%), but 5 people (71%) who work as teachers have a higher participation in environmental cleanliness than other occupations.

Keywords: Community Participation; Environmental Hygiene; Influence Factor.

How to Cite: Agustina, F. & Mbina, P. (2022).Partisapasi Masyarakat terhadap Kebersihan Lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. PERSPEKTIF, 11(3): 1011-1021

*Corresponding author:

E-mail: [email protected] ISSN 2085-0328 (Print)

ISSN 2684-9305(Online)

(2)

Feby Agustina & Mbina Pinem, Partisapasi Masyarakat terhadap Kebersihan Lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan

PENDAHULUAN

Masyarakat dan lingkungan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, perilaku dan tindakan masayarakat dalam kesehariannya akan berpengaruh terhadap kebersihan dan kualitas lingkungannya.

Masyarakat yang telah mementingkan kebersihan lingkungan dipandang sebagai masyarakat yang kualitas hidupnya lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang belum mementingkan kebersihan. Lingkungan yang bersih adalah dambaan bagi seluuh masyarakat yang menempati suatu daerah. Lingkungan hakekatnya haruslah bersih agar mendapatkan kualitas kesehatan yang lebih baik dan juga kenyamanan tempat tinggal (Samrah et al., 2021; Muary et al., 2020; Barus et al., 2021).

Sampah merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai kebersihan lingkungan hidup (Bawole et al., 2018;

Muthahhari, 2002; Sastropoetro, 1986;

Sugiyah, 2010).

Di Indonesia sampah merupakan masalah yang tidak dapat disepelekan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengakui bahwa pada 2020 total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton.

Artinya, ada sekitar 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk.

Atau setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per hari. KLHK juga menyebutkan bahwa sumber sampah yang paling dominan berasal dari rumah tangga (48%). 24% sampah berasal dari pasar tradisional dan 9% berasal dari kawasan komersial. Sisanya berasal dari fasilitas publik, sekolah, kantor, jalan dan sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa kebiasaan masyarakat yang acuh terhadap membuang sampah secara sembarangan menimbulkan masalah dan kerusakan lingkungan (Sumaryadi, 2010;

Soedarto. 2013; Soekanto, 2013; Theresia &

Toto, 2014).

Volume sampah di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya menjadikan masalah sampah tidak dapat di abaikan begitu saja. Semakin meningkatnya pekembangan industri dan pertumbuhan manusia maka akan juga meningkatkan volume sampah dikarenakan seluruh aktivitas manusia atau masyarakat akan menghasilkan sampah (Suratinoyo, et al., 2017; Dwiningrum, 2011;

Salim, 1982).

Manusia atau mayarakat memiliki peran penting dan partisipasi dalam melestarikan dan menjaga lingkungan. Setiap aktivitas yang dilakukan masyarakat dalam kesehariannya akan menghasilkan sampah, penanggulangan dan juga tanggung jawab masyarakat terhadap pengelolahan sampah akan meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh sampah terhadap kualitas lingkungan hidup. Menjaga kebersihan lingkungan hidup adalah hal yang wajib dilakukan masyarakat yang menempati suatu daerah, oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar sangat dibutuhkan. Akan tetapi tentu tidak sedikit masyarakat yang tidak menyadarinya dan terkesan tidak peduli (Hamdani, 2017; Handayani, 2006;

Hikmahtussa’adah, 2018).

Kelurahan Sei Kera Hilir II adalah salah satu dari sembilan kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan, dimana memiliki luas areal 4,4 Ha dan terdiri dari 15 lingkungan. Berdasarkan observasi awal penulis keadaan lingkungan di kelurahan ini dikategorikan kotor, seperti ditemukan banyaknya limbah dan sampah rumah tangga yang memunuhi aliran selokan di lingkungan tersebut, selain itu di kelurahan ini setiap rumah hampir tidak memiliki tempat sampah sehingga sampah dibiarkan menumpuk di depan halaman rumah.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh pihak kelurahan pengelolaan sampah masyakarakat ditangani oleh dinas kebersihan lingkungan, dimana setiap pagi sampah di setiap rumah diangkut oleh mobil sampah untuk selanjutnya dibuang di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Kota Medan dikarenakan kelurahan ini tidak memiliki TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sendiri.

Di dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 26 tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Kota Medan Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga disampaikan bahwa penanganan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga dilakukan melalui koordinasi dan kerjasama antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah desa melalui : a) Pemilahan, b) Pengumpulan, c) Pengangkutan, d) Pengolahan dan, e) Pemerosesan Akhir.

Dalam penyelengaraan kebijakan tersebut tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada

(3)

dukungan atau partisipasi dari masyarakat.

Oleh karena itu, partisipasi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung sangat dibutuhkan untuk tercapainya keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian tujuan dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dan faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan.

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Sei Kera Hilir II yang sesuai dengan data yang terhimpun sampai dengan akhir tahun 2021 terbagi dalam 15 lingkungan dengan jumlah penduduk sebanyak 3.141 KK (Kepala Keluarga).

Sampel penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Sei Kera Hilir II yang ditemui secara kebetulan. Penentuan masyarakat yang dijumpai secara kebetulan didampingi oleh staff Kelurahan Sei Kera Hilir II sehingga dapat dipastikan bahwa sampel yang dijumpai secara kebetulan adalah masyarakat Sei Kera Hilir II. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah diambil 10% dari populasi yaitu sejumlah 314 KK (Kepala Keluarga).

Variabel dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dan faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi masyarakat.

Partisipasi masyarakat dengan sub-variabel pemikiran, tenaga, keterampilan, barang, dan uang. Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi masyarakat sub- variabelnya adalah usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

Observasi digunakan untuk pengamatan secara langsung di lokasi penelitian yang bertujuan untuk mengetahui secara langsung mengenai keadaan kelurahan Sei Kera Hilir II.

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert merupakan skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari setiap soal instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai

dengan sangat negatif. yaitu Selalu (SL), Kadang-kadang (KD), Pernah (P) dan Tidak Pernah (TP) yang dirangkum dalam kriteria seperti tabel berikut :

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Adapun tahapan analsis data yang dilakukan adalah sebagai berikut: Reduksi dan kategonisasi data. Pada tahap ini dilakukan proses penyederhanaan dan pengkategorian data; Penyajian data, dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya; Penarikan kesimpulan, apabila hasil display data menunjukkan bahwa data yang diperoleh telah cukup dan sesuai dengan informasi yang dibutuhkan, dimulailah penarikan kesimpulan menggunakan teori dan hasil data di lapangan (Sugiyono. 2015).

Pengolahan data kuesioner menggunakan Skala Likert sehingga responden hanya perlu memilih pernyataan. Jawaban dari empat skala tersebut, yaitu jawaban Selalu (SL) diberi skor 4, jawaban Sering (S) diberi skor 3, jawaban Pernah (P) diberi skor 3, dan jawaban Tidak Pernah (TP) diberi skor 1.

Kemudian data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu menghitung persentase. Persentase skor ini dapat dihitung melalui rumus perhitungan berikut ini:

Persentase skor

= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑋 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan Di Kelurahan Sei Kera Hilir II

Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Pemikiran. Pemikiran adalah partisipasi berupa sumbangan ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program, maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkan dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan kebersihan yang ada. Untuk partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II dalam bentuk pemikiran dapat dilihat pada tabel 14.

(4)

Feby Agustina & Mbina Pinem, Partisapasi Masyarakat terhadap Kebersihan Lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan

Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Pemikiran Di Kelurahan Sei Kera Hilir II

Sumber : Data Olahan Primer, 2022 Keterangan:

Item 1 : Memberikan ide/gagasan pada saat pelaksanaan kebersihan lingkungan

Item 2 : Memberikan ide/gagasan agar pelaksanaan kebersihan lingkungan dapat berjalan sesuai harapan dan tujuan

Item 3 : Memberikan ide/gagasan pada saat ditemui adanya kendala dalam pelaksanaan kebersihan lingkungan.

Item 4 : Memberikan saran/kritik/masukan terhadap pelaksanaan kebersihan lingkungan Item 5 : Memberikan usul untuk melaksanakan kegiatan kebersihan.

Dari tabel 1, dapat diketahui bahwa partisipasi masyarakat dalam bentuk pemikiran termasuk kategori sedang (57%).

Jika dilihat pada presentase yang paling tinggi partisipasi masyarakat dalam memberikan saran/kritik/masukan terhadap pelaksanaan kebersihan lingkungan sebanyak 64%

(kategori sedang) dan presentase terkecil 54%

(kategori sedang) dalam memberikan ide/gagasan agar pelaksanaan kebersihan lingkungan dapat berjalan sesuai harapan dan tujuan. Maka dalam hal ini partisipasi masyarakat dalam memberikan saran/kritik/masukan terhadap pelaksanaan

kebersihan lingkungan lebih tinggi dibandingkan dengan memberikan ide/gagasan agar pelaksanaan kebersihan lingkungan dapat berjalan sesuai harapan dan tujuan, namun keduanya memiliki partisipasi sedang dalam bentuk pemikiran.

Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Tenaga. Partisipasi tenaga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keikutsertaan masyarakat dalam setiap program yang telah dibuat oleh perangkat kelurahan. Untuk partisipasi masyarakat terhdap kebersihan lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II dalam bentuk pemikiran dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Tenaga Di Kelurahan Sei Kera Hilir II No No

Item

SL (4) S (3) P (2) TP (1)

Skor Persentase Kategori

F % F % F % F %

1 1 36 11 80 25 107 34 91 29 689 55% Sedang 2 2 38 12 63 20 122 39 91 29 676 54% Sedang 3 3 83 26 100 32 81 26 50 16 726 58% Sedang 4 4 68 22 103 33 75 24 68 22 799 64% Sedang 5 5 39 12 66 21 134 43 75 24 697 55% Sedang

Rata-Rata Indikator Pemikiran 57% Sedang

No No Item

SL (4) S (3) P (2) TP (1)

Skor Persentase Kategori

F % F % F % F %

1 6 77 25 108 34 88 28 41 13 849 68% Sedang

2 7 55 18 43 14 81 26 135 43 646 51% Sedang

3 8 82 26 42 13 77 25 113 36 721 57% Sedang

4 9 108 34 69 22 88 28 49 16 864 69% Sedang

5 10 122 39 87 28 69 22 36 11 923 73% Sedang

6 11 86 27 47 15 81 26 100 32 747 59% Sedang

7 12 218 69 25 8 50 16 21 7 1068 85% Tinggi

8 13 89 28 106 34 41 13 78 25 736 59% Sedang

9 14 98 31 83 26 84 27 49 16 858 68% Sedang

Rata-Rata Indikator Tenaga 66% Sedang

(5)

Sumber : Data Olahan Primer, 2022

Keterangan:

Item 6 :Meluangkan tenaga untuk melakukan kebersihan lingkungan sekitar

Item 7: Meluangkan tenaga untuk ikut serta dalam kegiatan kebersihan oleh perangkat lurah.

Item 8 : Meluangkan tenaga untuk memilah sampah organik dan anorganik.

Item 9: Meluangkan tenaga untuk mengumpulkan sampah di lingkungan sekitar.

Item 10 : Menegur orang membuang sampah sembarangan.

Item 11 : Meluangkan tenaga untuk menghadiri pertemuan masalah kebersihan.

Item 12: Meluangkan tenaga untuk membuang sampah pada tempat yang disediakan.

Item 13 : Meluangkan tenaga untuk melakukan evaluasi terhadap progam kebersihan Item 14 : Meluangkan tenaga untuk

memperhatikan kondisi lingkungan Dari tabel 2, dapat diketahui bahwa partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga termasuk dalam kategori sedang (66%).

Berdasarkan presentase yang paling besar adalah 85% (kategori tinggi) dalam meluangkan tenaga untuk membuang sampah pada tempat yang disediakan, dan yang persentase paling terendah adalah 51%

(kategori sedang) dalam meluangkan tenaga untuk ikut serta dalam kegiatan kebersihan oleh perangkat lurah. Oleh karena itu, didapatkan bahwa partisipasi masyarakat yang paling tinggi adalah meluangkan tenaga untuk membuang sampah pada tempat yang disediakan, dan yang persentase paling terendah adalah meluangkan tenaga untuk ikut serta dalam kegiatan kebersihan oleh perangkat lurah.

Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Keterampilan. Keterampilan adalah kemampuan dasar yang melekat pada diri manusia untuk dilatih dan dikembangkan.

Partisipasi keterampilan adalah memberikan kreativitas dalam mengeola sampah untuk terwujudnya kebersihan lingkungan yang diharapkan. Untuk lebih jelas mengenai partisipasi masyarakat dalam bentuk keterampilan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Keterampilan Di Kelurahan Sei Kera Hilir II

Sumber: Data Olahan Primer, 2022 Keterangan:

Item 15 : Membedakan dan memilah sampah organik berupa sampah daun-daun kering, ranting pohon, sampah sayur-sayuran, sampah buah-buahan yang dimiliki.

Item 16 : Membedakan dan memilah sampah non organik (ekobrik plastik) yang dimiliki.

Dari tabel 3, diketahui bahwa partisipasi masyarakat dalam bentuk keterampilan masuk kedalam kategori sedang (56%). Jika dilihat pada tabel 16 persentase partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dalam bentuk keterampilan memiliki

persentase yang sama yaitu sebanyak 56%

(kategori sedang), maka tidak ada perbedaan keterampilan masyarakat dalam memilah sampah organik dan non organik.

Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Barang. Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, biasanya akan digunakan untuk kepentingan dan sesuai dengan kegunaanya. Partisipasi barang adalah partisipasi dalam bentuk menyumbangkan barang atau harta benda untuk menunjang kebersihan kegiatan di lingkungan sekitar.

Untuk melihat partisipasi masyarakat dalam bentuk barang dapat dilihat pada tabel 4.

No No Item

SL (4) S (3) P (2) TP (1) Skor Persentase Kategori

F % F % F % F %

1 15 71 23 55 18 62 20 169 54 699 56% Sedang

2 16 80 25 47 15 56 18 131 42 704 56% Sedang

Rata-Rata Indikator Keterampilan 56% Sedang

(6)

11 (3) (2022):1011-1021

Tabel 4. Hasil Rekapitulasi Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Barang Di Kelurahan Sei Kera Hilir II

Sumber: Data Olahan Primer, 2022 Keterangan:

Item 17 : Menyediakan tempat sampah di halaman rumah sendiri.

Item 18 : Menyumbangkan peralatan kebersihan ke kantor lurah.

Dari tabel 5, diketahui bahwa partisipasi masyarakat dalam bentuk barang berada pada kategori sedang (65%). Untuk persentase yang tertinggi adalah dalam bentuk menyediakan tempat sampah di halaman rumah sendiri sebanyak 87% (kategori tinggi) dan persentase terendah yaitu partisipasi dalam bentuk menyumbangkan peralatan kebersihan ke kantor lurah sebanyak 42% (kategori sangat rendah). Dalam hal ini berarti banyak

masyarakat yang menyumbangakan barangnya untuk keperluan kebersihan pribadi seperti menyediakan tempat sampah sendiri.

Partisipasi Masyarakat Dalam Bnetuk Uang, Uang selalu berkaitan dengan kebutuhan pokok, sebagai salah satu alat pembayaran utama uang juga menjadi prioritas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi berupa sumbangan- sumbangan berupa uang untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapain tujuan bersama.

Untuk melihat pertisipasi masyarakat terhdadap kebersihan di Kelurahan Sei Kera Hilir II dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Rekapitulasi Partisipasi Masyarakat Dalam Bentuk Uang Di Kelurahan Sei Kera Hilir II

Sumber : Data Oalahan Primer, 2022 Keterangan :

Item 19 : Menyumbangkan uang untuk dana kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan

Item 20 : Melakukan pembayaran retribusi sampah.

Item 21 : Menyumbangakan uang untuk pembelian perlengkapan kebersihan lingkungan sekitar rumah.

Berdasarkan data tabel 6, dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat dalam bentuk uang masuk dalam kategori sedang (66%). Jika dilihat berdasarkan persentase tertinggi yaitu partisipasi masyarakat dalam melakukan pembayaran retribusi sampah sebanyak 85%

(kategori tinggi), untuk persentase terendah

adalah partisipasi masyarakat dalam menyumbangkan uang untuk dana kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan (56%) dan partisipasi masyarakat dalam menyumbangakan uang untuk pembelian perlengkapan kebersihan lingkungan sekitar rumah (56%) sama-sama memiliki partisipasi sedang terhadap kebersihan lingkungan.

Untuk mempermudah dalam membaca hasil penelitian maka tingkat partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II berdasarkan 5 indikator yaitu pemikiran, tenaga, keterampilan, barang dan uang dapat dilihat dari tabel 19 berikut ini.

No No Item SL (4) S (3) P (2) TP (1)

Skor Persentase Kategori

F % F % F % F %

1 17 236 75 28 9 15 5 35 11 1093 87% Tinggi

2 18 36 11 24 8 61 19 193 61 531 42% Sedang

Rata-Rata Indikator Barang 65% Sedang

No No Item SL (4) S (3) P (2) TP (1)

Skor Persentase Kategori

F % F % F % F %

1 19 65 21 54 17 82 26 113 36 699 56% Sedang

2 20 229 73 24 8 22 7 39 12 1069 85% Tinggi

3 21 82 26 44 14 81 26 127 40 709 56% Sedang

Rata-Rata Indikator Uang 66% Sedang

(7)

Tabel 7. Hasil Rekapitulasi Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan Di Kelurahan Sei Kera Hilir II

No. Indikator Skor Skor Max Persentase Keterangan

1. Pemikiran 3.587 6.280 57% Sedang

2. Tenaga 7.412 11.304 66% Sedang

3. Keterampilan 1.403 2.512 56% Sedang

4. Barang 1.624 2.512 65% Sedang

5. Uang 2477 3.768 66% Sedang

Total Keseluruhan 16.503 26.376 63% Sedang

Sumber : Data Olahan Primer, 2022 Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat bahwa

tingkat partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II dalam bentuk pikiran, tenaga, keterampilan, barang, dan uang memiliki rata- rata sebesar 63% (kategori sedang). Adapun rincian pada setiap indikator dapat diketahui bahwa indikator pemikiran memiliki persentase 57% masuk dalam katagori sedang, indikator tenaga memiliki persentase 66%

masuk dalam kataegori sedang, indikator keterampilan memiliki presentase 56% masuk dalam kategori sedang, indikator barang memiliki persentase 65% masuk dalam kategori sedang dan indikator uang memiliki persentasi 66% masuk dalam kategori sedang.

Dari beberapa hal yang sudah diuraikan, maka Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Kelurahan Sei Kera hilir II diukur berdasarkan 5 indikator yaitu pemikiran, tenaga, keterampilan, barang dan uang. Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masuk dalam katagori sedang (63%). Ditinjau berdasarkan indikator yaitu pemikiran (57%) masuk dalam kategori sedang, partisipasi dalam kategori sedang tersebut disebabkan karena sebagian besar responden belum sepenuhnya memberikan ide/gagasan pada saat ataupun sebelum pelaksanaan kebersihan lingkungan oleh masyarakat maupun perangkat lurah.

Indikator tenaga (66%) masuk dalam kategori sedang, partisipasi dalam bentuk tenaga yang sedang disebabkan karena masyarakat jarang meluangkan tenaganya untuk melakukan kegiatan kebersihan lingkungan sekitar. Selain itu, masyarakat juga tidak meluangkan tenaganya untuk memilah sampah yang akan dibuang baik sampah organik maupun sampah non organik.

Indikator keterampilan (56%) masuk dalam kategori sedang, partisipasi masyarakat yang sedang ini disebabkan karena masyarakat

tidak mampumembedakan dan memilah antara sampah organik dan sampah non organik yang akan dibuang. Indikator barang (65%) masuk dalam kategori sedang hal ini dikarenakan masyarakat banyak yang jarang menyediakan tempat sampah pribadi kebanyakan sampah masyarakat digabung bersama untuk diangkut petugas kebersihan, selain itu masyarakat juga tidak pernah menyumbangkan peralatan kebersihan ke kantor lurah untuk menunjang kegiatan kebersihan lingkungan yang ada.

Dan indikator uang (66%) masuk dalam kategori sedang, pastisipasi masyarakat yang sedang ini disebabkan karena masih banyak masyarakat yang jarang menyumbangkan uang untuk kegiatan gotong royong dan pembelian alat kebersihan pribadi padahal hal tersebut dapat menunjang keberhasilan dari kegiatan gotong royong yang dilaksanakan secara bersama. Namun masyarakat di Kelurahan Sei Kera Hilir II tetap membayar retribusi sampah secara berkala yang berjumlah Rp. 9.500- ,/minggu.

Bentuk partisipasi yang paling mendominasi dalam penelitian ini adalah bentuk tenaga dan uang. Sehingga partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hiir II termasuk dalam kategori sedang. Menurut Sumarto (2003) partisipasi pada tingkat sedang berarti : a) masyarakat sudah ikut berpartisipasi, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih didominasi golongan tertentu. b) masyarakat dapat menyuarakan aspirasinnya, akan tetapi masih terbatas pada masalah keseharian. Hal ini berkaitan dengan makna partisipasi masyarakat adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Dengan demikian ada dua hal pokok dalam partisipasi yakni mengambil bagian dan penyertaan atau berperan serta.

(8)

11 (3) (2022):1011-1021

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II

Faktor-faktor yamg memengaruhi partisipasi masyarakat terhadap kebersihan adalah faktor, usia, jenis kelamin, pendidikan (SD, SMP, SMA, D-3 dan Perguruan Tinggi), dan pekerjaan.

Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebersihan Berdasarkan Usia. Usia adalah

satuan waktu yang mengukur rentang waktu keberadaan suatu mahluk hidup di bumi, dalam suatu tahapan/periode tertentu. Usia yang matang juga akan mempengaruhi pola pikir dari individu itu sendiri. Untuk pembagian usia sesuai dengan data responden yang diambil, maka interval usia yang dipakai adalah 18-27 tahun, 28-38 tahun, 39-49 tahun, 50-59 dan 60 tahun keatas. Untuk partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil Rekapitulasi Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Usia

No Usia Responden Frekuensi Skor Skor Max Persentase Keterangan

1. 18-27 25 1.344 2.100 64% Sedang

2. 28-38 82 4.467 6.888 65% Sedang

3. 39-49 122 6.514 10.248 64% Sedang

4. 50-59 51 2.541 4.284 59% Sedang

5. 60+ 34 1.637 2.856 57% Sedang

Total Keseluruhan 314 16.503 26.376 63% Sedang

Sumber: Data olahan Primer, 2022 Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa

partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan berdasarkan usia berada pada kategori sedang (63%). Jika dilihat berdasarkan persentase responden yang berusia 28-38 tahun sebanyak 82 jiwa (65%) memilki partisipasi dengan persentase yang lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang berusia 60 tahun keatas sebanyak 34 jiwa (57%). Maka dalam hal ini responden yang berusia 28-38 tahun memilki partisipasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang berusia 60 tahun keatas, namun keduanya memilki partisipasi yang sedang terhadap kebersihan lingkungan.

Partisipasi masyarakat berdasarkan usia masuk kategori sedang (63%) dalam hal menjalankan kebersihan lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. Ditinjau berdasarkan kelompok usia masyarakat yang memilki persentasi lebih tinggi dalam hal partisipasi terhadap kebersihan lingkungan adalah masyarakat yang berada dalam kelompok usia 28-38 tahun (65%). Selanjutnya kelompok usia masyarakat yang memilki persentasi yang sama dalam partisipasi terhadap kebersihan lingkungan adalah masyarakat yang berusia 18-27 tahun dan 39-49 tahun (64%), dan kelompok usia masyarakat yang memiliki

persentasi yang lebih rendah dalam hal partisipasi terhadap kebersihan lingkunagn adalah masyarakat yang berusia 50-59 (59%) dan 60 tahun keatas (57%).

Sehingga berdasarkan pengelompokkan usia masyarakat memiliki pertisipasi yang berbeda dalam hal kebersihan lingkungan. Hal ini berkaitan dengan pendapat Angel (1867) faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.

Mereka dari usia 17 kelompok menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi dari pada mereka yang dari kelompok usia lainya.

Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis kelamin adalah perbedaan biologis yaitu antara perempuan dan laki-laki.

Jenis kelamin selalu menjadi perbandingan dalam berbagai hal. Biasanya jenis kelamin laki- laki itu lebih berpengaruh untuk banyak hal, namun tidak dipungkuri bahwa banyak hal yang telah berubah bias saja justru sebalikanya.

Untuk partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 9.

(9)

Tabel 9. Partisipasi Masyarakat terhadap Kebersihan Lingkungan Berdasrkan Jenis kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Skor SkorMax Persentase Keterangan

1. Laki-laki 118 6.200 9.912 63% Sedang

2. Perempuan 196 10.303 16.464 63% Sedang

Total Keseluruhan 314 16.503 26.376 63% Sedang

Sumber : Data Olahan Primer, 2022 Berdasarkan data tabel 9, dapat dilihat

bahwa partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkunagn berdasarkan jenis kelamin masuk dalam kategori sedang (63%).

Jika dilihat berdasarkan frekuensi persentase maka masyarakat yang berjenis kelamin laki- laki sebanyak 188 jiwa (63%) dan masyarakat yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 196 (63%) sama-sama memiliki partisipasi sedang terhadap kebersihan lingkungan.

Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkunagn berdasarkan jenis kelamin masuk dalam kategori sedang (63%).

Jika dilihat berdasarkan frekuensi persentasi maka masyarakat yang berjenis kelamin laki- laki sebanyak 188 jiwa (63%) dan masyarakat yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 196 (63%) sama-sama memiliki partisipasi sedang terhadap kebersihan lingkungan.

Sehingga partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan yang berjenis kelamin

laki-laki dan perempuan sama, oleh karena itu tidak ada pembeda untuk partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan berdasarkan jenis kelamin.

Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan Berdasarkan Pendidikan. Kelompok pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang akan dikembangkan.

Kelompok pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pola pikiran suatu individu begitu juga dalam partisipasi terhadap kebersihan lingkungan. Untuk partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Frekuensi Skor Skor Max Persentase Keterangan

1. SD 32 1.521 2.688 57% Sedang

2. SMP 57 2.755 4.788 58% Sedang

3. SMA/Sederajat 201 10.813 16.884 64% Sedang

4. D-3 1 80 84 95% Tinggi

5. PerguruanTinggi 23 1.334 1.932 69% Sedang

Total Keseluruhan 314 16.503 26.376 63% Sedang

Sumber : Data Olahan Primer, 2022 Berdasarkan data tabel 10, dapat dilihat

bahwa partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkunagn berdasarkan tingkat pendidikan masuk dalam kategori sedang (63%). Persentase terbesar berdasarkan tingkat pendidikan adalah responden dengan tamatan D-3 (95%) memiliki partisipasi tinggi dan persentase terkecil responden tamatan SD (57%) dengan partisipasi sedang terhadap kebersihan lingkungan. Maka dalam hal ini dapat diartikan tingkat pendidikan terakhir D- 3 lebih memiliki pemahaman akan pentingnya partisipasi terhadap kebersihan lingkungan.

Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan berdasarkan

pendidikan masuk dalam kategori sedang (63%). Jika dilihat persentase terbesar adalah masyarakat dengan tingkat pendidikan D-3 (95%) memiliki partisipasi yang tinggi terhadap kebersihan lingkungan, sedangkan masyarakat dengan jenjang pendidikan perguruan tinggi (69%), SMA (64%), SMP (58%) dan SD (57%) memiliki partisipasi yang sedang terhadap kebersihan lingkungan.

Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan jika pendidikan terakhir individu mempengaruhi pola pemikiran individu tersebut terutama dalam hal berpartispasi terhadap kebersihan lingkungan.

(10)

11 (3) (2022):1011-1021

Partisipasi Masyarakat terhadap Kebersihan Lingkungan Berdasarkan Pekerjaan. Pekerjaan merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduknya dan keadaan

demografinya. Pekerjaan dapat mempengaruhi pola pemikiran invidu untuk berpartisipasi terhadap kebersihan lingkungan. Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Frekuensi Skor Skor Max Persentase Keterangan

1. Penyedia Jasa 15 829 1.260 66% Sedang

2. Buruh Pabrik 4 174 336 52% Sedang

3. Guru 5 299 420 71% Sedang

4. IRT 163 8.529 13.692 62% Sedang

5. Mahasiswa 3 170 252 67% Sedang

6. Pedagang 15 780 1.260 62% Sedang

7. P. Swasta 25 1.279 2.100 61% Sedang

8. Wiraswasta 84 4.443 7.056 63% Sedang

Total Keseluruhan 314 16.503 26.376 63% Sedang

Sumber : Data Olahan Primer, 2022 Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa

partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan berdasarkan pekerjaan masuk dalam kategori sedang (63%). Jika dilihat berdasarkan persentase responden yang memiliki pekerjaan sebagai guru sebanyak 5 jiwa (71%) memiliki partisipasi dengan persentase yang lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang bekerja sebagai buruh pabrik sebanyak 5 jiwa (52%). Maka dalam hal ini responden yang bekerja sebagai guru memilki partisipasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang bekerja sebagai buruh pabrik namun keduanya memilki partisipasi yang sedang terhadap kebersihan lingkungan.

Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan berdasarkan pekerjaan masuk dalam kategori sedang (63%). Jika dilihat dari persentase yang terbesar mayarakat yang berkerja sebagai guru sebanyak 5 jiwa (71%) memiliki partisipasi yang lebih tinggi terhadap kebersihan lingkungan dibandingkan masyarakat yang berkerja sebagai mahasiswa sebanyak 3 jiwa (67%), penyedia jasa 15 jiwa (66%), wiraswasta sebanyak 84 jiwa (63%), IRT sebanyak 163 jiwa (62%), pedagang sebanyak 15 jiwa (62%), pegawai swasta sebanyak 25 jiwa (61%) dan buruh pakbrik sebanyak 4 jiwa (52%) namun semuanya memilki partisipasi sedang terhadap kebersihan lingkungan.

Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat terhadap kebersihan berdasarkan pekerjaan memiliki partisipasi sedang. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Angel (1967) bahwa pekerjaan dan penghasilan tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan beberapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.

SIMPULAN

Partisipasi masyarakat terhadap kebersihan lingkungan di Kelurahan Sei Kera Hilir II masuk dalam katagori sedang (63%).

Ditinjau berdasarkan indikator yaitu pemikiran (57%) masuk dalam kategori sedang, tenaga (66%) masuk dalam kategori sedang, keterampilan (56%) masuk dalam kategori sedang, barang (65%) masuk dalam kategori sedang dan uang (66%) masuk dalam kategori sedang. Sehingga dapat disimpulakn bahwa masyarakat yang berada pada tingkat partisipasi sedang berarti : a) masyarakat sudah ikut berpartisipasi, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih didominasi golongan tertentu. b) masyarakat dapat menyuarakan aspirasinnya, akan tetapi masih terbatas pada masalah keseharian.

(11)

Partisipasi masyarakat di Kelurahan Sei Kera Hilir II tentang kebersihan lingkungan berdasarkan usia masuk dalam kategori sedang (63%) sehingga seluruh kelompok umur mulai dari 18-60+ tahun memiliki pemahaman dan partisipasi yang minim dalam kebersihan lingkungan. Kemudian berdasarkan jenis kelamin masuk dalam kategori sedang (63%) dalam berpartisipasi terhadap kebersihan lingkungan namun persentasi masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki tingkat partisipasi yang sama, selanjutnya partisipasi masyarakat terhadap kebersihan berdasarkan pendidikan masuk dalam kategori sedang (63%) namun masyarakat dengan tingkat pendidikan terakhir yang tinggi memilki partisipasi yang lebih tinggi terhadap kebersihan lingkungan.

Dan berdasarkan pekerjaan partisipasi masyarakat terhadap kebersihaln lingkungan masuk dalam kategori sedang (63%), sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Barus, R. K. I., Vita, N. I., Siregar, N. S. S., Sinaga, E. E., Ritonga, S., Pulungan, W., & Suharyanto, A.

(2021), Usage Satisfaction of Clarin Hayes Health Youtube Channel Toward Healthy Lifestyle. Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management Sao Paulo, Brazil, April 5 - 8, 2021

Bawole, P.J., Lengkong, F.D., & Londa, V. (2018).

Partisipasi Masyarakat Dalam Menjaga Kebersihan Di Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jurnal Administrasi Publik, 4(57).

Dwiningrum, S.I.A. (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamdani, N. (2017). Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Menjaga Dan Memelihara Kebersihan Kota Pekanbaru (Studi Kasus Kecamatan Tampan). Skripsi Program S1 Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negerisultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.

Handayani, S. (2006). Perlibatan Masyarakat Marginal Dalam Perencanaan dan Penganggaran Partisipasi (Cetakan Pertama).

Surakarta: Kompip Solo.

Hikmahtussa’adah. (2018). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Melalui Program Bank Sampah Di Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan (Perspektif Dakwah Bil-Hal). Skripsi Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Muary, R., Suharyanto, A., Sihite, O., & Nasution, J.

(2020). Hutabolon Village Community Behavior in Overcoming Health Problems. Lakhomi Journal Scientific Journal of Culture, 1(1), 36-43.

Muthahhari, M. (2002), Manusia dan Alam Semesta Konsepsi IslamTentang. Jagat Raya, Lentera, Jakarta.

Peraturan Walikota Medan Nomor 26 tahun 2019 tentang Kebijakan dan Strategi Kota Medan Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Salim, E.. (1982). Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta : Mutiara.

Samrah, A. T., Azis, M., Jusuf, E., Akbar, Z., Suharyanto, A., Tahir, S. Z. B., & Nasution, J.

(2021, April). Analysis of the Behavior of Clean and Healthy Living Communities. In Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management Sao Paulo, Brazil.

Sastropoetro. (1986). Partisipasi, Komunikasi Persuasif dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Soedarto. (2013). Lingkungan dan Kesehatan.

Jakarta: CV. Sagung Seto.

Soekanto, S. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar.

Jakarta: PT. Raja Grafindo persada.

Sugiyah. (2010). Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Sekolah Dasar Negeri IV Wates, Kabupaten Kulon Progo. (Tesis PPs UNY).

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarto. (2003). Inovasi, Partisipasi dan Good Governance. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sumaryadi, I.N. (2010). Sosiologi pemerintahan.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Suratinoyo, S. A., Lengkong, F. D., & Londa, V. (2017).

Partisipasi Masyarakat dalam Penanganan Kebersihan Pantai di Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jurnal Administrasi Publik, 3(046).

Theresia, A., dan Toto. (2014). Pembangunan Berbasisi Masyarakat: Acuan Bagi Praktisi, Akademis, dan Pemerhati Pengembangan Masyarakat. Bandung: CV. Alfabeta.

Undang-Undang Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1997 Pasal 1.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini yaitu apakah program rumah pintar pemilu mempunyai pengaruh terhadap partisipasi politik masyarakat (studi kasus pada kantor komisi pemilihan umum

Adanya kendala tersebut di atas harus benar-benar menjadi fokus pelayanan DPMPTSP Kota Medan dalam memberikan pelayanan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) serta

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Biro Analisis Dan Kajian Strategi Badan Pendidikan Dan Pelatihan Pusat DPP PDI Perjuangan, Utomo (2021), partai dalam

Banyak terjadi perceraian di pengadilan- pengadilan agama yang disebabkan dengan berbagai alasan, diantaranya karena faktor ekonomi, karena Kekerasan Dalam Rumah

Secara umum, terlepas dari peran dan tugas relawan demokrasi dalam kegiatan sosialisasi, Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Pidie juga menggunakan kegiatan

calon yang akan diusung oleh partai dalam Pemilukada. Kandidat Hasil Seleksi, Dalam rangka memperoleh calon kandidat terbaik yang hendak diusung dan/atau didukung

Ini berarti responden yang berumur 20-24 tahun saat melahirkan pertama kali akan cenderung memiliki lebih dari 2 anak lahir hidup daripada tidak memilki anak lahir

Mengingat pesan komunikasi di era siber juga dilakukan dengan kanal termediasi, maka strategi hubungan masyarakat, menurut Holtz (2002), perlu memerhatikan beberapa aspek