• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

19

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode mixed methods / metode campuran.

Metodologi ini menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif sehingga menghasilkan data yang dapat memberikan pemahaman terbaik (Creswell, 2014, h.43). Data kuantitatif dikumpulkan dengan penyebaran kuisioner sedangkan data kualitatif dikumpulkan dengan melakukan wawancara kepada psikolog dan melakukan studi eksisting terhadap buku dengan topik mirip yang sudah ada dipasaran.

3.1.1 Kuesioner

Kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data melalui seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis (Sugiyono, 2015, h.199). Penulis menyebarkan kuisioner kepada masyarakat yang berdomisili di JABODETABEK dengan usia 21-35 tahun dan berstatus ekonomi (SES) A- C. Penulis menggunakan rumus slovin untuk mendapat besaran sampel.

𝓃 = 𝑁

1 + 𝑁 (𝑒)2

𝓃 = 4.884.955 1 + 4.884.955 (10%)2

𝓃 = 99,997953

𝓃 ≈ 100 Keterangan:

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi masyarakat JABODETABEK usia 21-35 tahun e = Tingkat Kesalahan

(2)

20

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

Berdasarkan perhitungan tersebut, penulis harus menyebar kuisioner ke minimal 100 responden. Penulis menyebarkan kuisioner ke 102 responden yang tersebar di wilayah Kota Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Hasil dari penyebaran kuisioner adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Jenis Kelamin dari 102 Responden di JABODETABEK

Gambar 3.2 Usia dari 102 Responden di JABODETABEK

Gambar 3.3 Pendidikan Terakhir dari 102 Responden di JABODETABEK

(3)

21

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

Gambar 3.4 Domisili dari 102 Responden di JABODETABEK

Gambar 3.5 Pendapatan Perbulan dari 102 Responden di JABODETABEK

Menurut hasil kuesioner, 76.5% responden merupakan wanita dan 23,5%

responden adalah laki-laki. 51% responden berusia 21-25 tahun sedangkan 17,6% responden berusia 31-35 tahun. 62,7% responden pendidikan terakhirnya adalah sarjana, sedangkan 2% responden SMA. 51% responden berdomisili di Kota Jakarta, 21,6% berdomisili di Kota Tangerang, 10,8%

berdomisili di Kota Depok, 8,8% berdomisili di Kota Bekasi dan 7,8%

berdomisili di Kota Bogor. 36,6% atau 38 atau 37,3% responden memiliki pendapatan perbulan sebesar >5.000.000 rupiah.

(4)

22

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

Gambar 3.6 Hasil Kuesioner untuk Pertanyaan No.6

Menurut hasil kuesioner, 68,6 % atau 70 responden tahu bahwa ketakutan berlebih akan proses kehamilan merupakan sebuah phobia.

Gambar 3.7 Hasil Kuesioner untuk Pertanyaan No.7

Sebanyak 80 responden tidak tahu bahwa phobia akan proses kehamilan dinamakan tokophobia.

Gambar 3.8 Hasil Kuesioner untuk Pertanyaan No.8

75,5% atau 77 responden belum pernah mendengar tentang tokophobia.

(5)

23

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

Gambar 3.9 Hasil Kuesioner untuk Pertanyaan No.9

79 responden setuju bahwa tokophobia, takut akan proses kehamilan akan membuat seorang wanita memutuskan untuk menjadi childfree.

Gambar 3.10 Hasil Kuesioner untuk Pertanyaan No.10

Setelah melihat pertanyaan no.9 49% responden beranggapan bahwa media edukasi mengenai tokophobia akan mempengaruhi pemikiran wanita kedepannya, sedangkan 49% responden lain beranggapan sangat berpengaruh.

Gambar 3.11 Hasil Kuesioner untuk Pertanyaan No.11

79,4% responden menjawab bahwa mereka belum pernah menemukan media edukasi tentang tokophobia.

(6)

24

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

Gambar 3.12 Hasil Kuesioner untuk Pertanyaan No.12

Ketika ditanya media edukasi tentang tokophobia seperti apa yang pernah mereka temukan, 70,6% atau 72 responden menjawab tidak ada.

Gambar 3.13 Hasil Kuesioner untuk Pertanyaan No.13

Menurut 91,2% responden, buku ilustrasi dapat menjadi solusi yang tepat untuk mengedukasi wanita mengenai tokophobia.

Gambar 3.14 Hasil Kuesioner untuk Pertanyaan No.14

(7)

25

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

Gambar 3.15 Contoh Ilustrasi 1 untuk Pertanyaan No.14

Gambar 3.16 Contoh Ilustrasi 2 untuk Pertanyaan No.14

Gambar 3.17 Contoh Ilustrasi 3 untuk Pertanyaan No.14

71,6% responden memilih ilustrasi 2 adalah yang paling tepat untuk buku tentang tokophobia, 17,6% memilih ilustrasi 1 dan sisanya memilih ilustrasi 3.

(8)

26

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

Kesimpulan :

Dari hasil kuesioner yang didapatkan, diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. 51 persen responden berdomisili di Kota Jakarta dan berusia 21-25 tahun, 62,7 persen pendidikan terakhirnya adalah sarjana. Sebagian besar responden sudah tahu bahwa ketakutan berlebih akan proses kehamilan merupakan sebuah phobia, namun sebagian besar dari mereka tidak tahu bahwa nama phobia tersebut adalah tokophobia. Sebanyak 77 dari 102 responden belum pernah mendengar mengenai tokophobia. Sebagian besar responden setuju bahwa tokophobia dapat mengakibatkan childfree, mengenai pernyataan tersebut 98 persen responden beranggapan media edukasi diperlukan untuk tokophobia. Sebagian besar responden belum pernah menemukan media edukasi tentang tokophobia. Sebagian besar responden setuju bahwa buku ilustrasi dapat menjadi solusi yang tepat untuk mengedukasi masyarakat akan tokophobia.

3.1.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik mengumpulkan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga jika peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden (Sugiyono, 2016, h.317). Penulis melakukan wawancara dengan psikolog bidang pendidikan dan sarjana lulusan psikologi.

1) Wawancara dengan Psikolog Bidang Pendidikan

Gambar 3.18 Zoom Meeting dengan Ibu Lisa Imelia Satyawan

(9)

27

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

Penulis melakukan wawancara dengan Ibu Lisa Imelia Satyawan secara online melalui Zoom Meeting. Wawancara dilakukan pada hari Selasa tanggal 7 September 2021. Penulis menanyakan pertanyaan mengenai tokophobia, hubungan childfree dengan tokphobia, pentingkah media edukasi dibuat untuk tokophobia, dan apakah buku ilustrasi dapat menjadi solusi untuk tokophobia.

Setelah melakukan wawancara dengan Ibu Lisa Imelia Satyawan, penulis mendapatkan informasi bahwa phobia pada umumnya merupakan sebuah ketakutan yang tidak berdasar, artinya bahwa seharusnya tidak perlu ditakuti tetapi bagi orang-orang tertentu hal tersebut sangat menakutkan.

Untuk tokophobia, harus ada menelusuran lebih lanjut untuk mengetahui apa penyebab seseorang akhirnya menjadi tokophobia. Seorang wanita yang memiliki tokophobia itu biasanya memiliki ketakutan yang beruntun, yang awalnya takut akan proses kehamilan dan melahirkan akhirnya mereka akan takut untuk memiliki anak. Jadi tokophobia bisa menjadi alasan seseorang menjadi childfree atau hidup tanpa keturunan.

Menurut Ibu Lisa media edukasi merupakan sebuah ide yang bagus dan sangat penting dibuat untuk tokophobia, namun media edukasinya berisi hal-hal mengenai tokphobia secara umum saja sehingga hanya bisa menjelaskan apa itu tokophobia, apa macam-macam penyebab tokophobia secara general dan cara penanggulangan tokophobia secara general. Media edukasi diharapkan dapat menjadi cara penanggulangan bagi yang sudah mengalami dan cara pencegahan bagi yang belum mengalami.

Menurut Ibu Lisa jika ingin dibuat dalam bentuk buku, maka bukunya harus disediakan dalam dua tipe, tipe e-book dan buku secara fisik.

E-book dibuat dengan tujuan agar bisa menjangkau secara jauh lebih luas.

(10)

28

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

2) Wawancara dengan Sarjana Lulusan Psikologi

Gambar 3.19 Zoom Meeting dengan Gabrielle Evangelyne

Penulis melakukan wawancara dengan Gabrielle Evangelyne secara online melalui Zoom Meeting. Wawancara dilakukan pada hari Selasa tanggal 6 September 2021. Penulis menanyakan pertanyaan mengenai tokophobia, hubungan childfree dengan tokphobia, pentingkah media edukasi dibuat untuk tokophobia, dan apakah buku ilustrasi dapat menjadi solusi untuk tokophobia.

Setelah melakukan wawancara dengan Gabrielle penulis mendapatkan informasi bahwa menurutnya tokophobia dan childfree itu merupakan dua hal yang saling berkaitan. Maka jika tokophobia tidak diedukasi secara benar kepada wanita, makin banyak wanita yang mengalami tokophobia dan memutuskan untuk menjadi childfree apalagi dijaman sekarang yang lagi gencar-gencarnya dengan emansipasi wanita.

Setiap wanita pasti merasakan gelisah dan takut ketika akan mengandung ataupun melahirkan, namun jika pengetahuan yang didapat minim maka perasaan takut itu akan berubah menjadi ketakutan yang parah dan pemikiran yang negative.

Menurutnya media edukasi perlu dibuat agar pertama-tama masyarakat dapat aware dengan apa itu tokophobia, gejala dan pencegahannya. Namun bagi wanita yang sudah memiliki gejala tokophobia, media edukasi ini bisa dijadikan sebagai media pembelajaran akan solusi-solusi dari tokophobia. Jika ada edukasinya maka tokophobia itu tidak akan berlanjut ketahap ekstrim. Media edukasi untuk tokophobia

(11)

29

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

juga bisa dijadikan antisipasi bagi wanita sebelum memutuskan untuk memiliki anak.

Menurutnya tokophobia dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya lingkungan. Contohnya jika memiliki keluarga yang menderita selama proses kehamilan dan melahirkan maka wanita akan dipicu oleh pengalaman keluarganya tersebut sehingga memiliki tokophobia. Bisa juga disebabkan oleh pengalaman wanita itu sendiri. Misalnya jika dia memiliki pengalaman menakutkan dikehamilan pertama dan menyebabkan trauma maka dia akan memiliki tokophobia setelahnya.

Menurutnya buku ilustrasi bisa dijadikan sebagai media yang menarik untuk sarana edukasi akan tokophobia. Jika disajikan dengan kreatif, terdapat gambar-gambar yang menarik, memilih penggunaan bahasa yang sederhana dan jelas, maka akan menjadi edukasi yang baik untuk masyarakat.

Kesimpulan :

Kesimpulan yang didapatkan penulis setelah melakukan wawancara dengan Ibu Lisa Imelia Satyawan dan Gabrielle Evangelyne adalah tokophobia dan childfree merupakan dua hal yang sangat berkaitan, jika wanita memiliki tokophobia maka ketakutan tersebut pada akhirnya dapat membuat wanita tersebut memilih menjadi childfree. Sebuah edukasi sangat penting bagi tokophobia. Media edukasi tersebut dapat dijadikan sebagai penanggulangan maupun pencegahan untuk tokophobia. Jika ingin dibuat dalam bentuk buku ilustrasi, maka harus dijadikan dalam dua versi; e-book dan buku secara fisik. Buku ilustrasi juga harus dikemas secara kreatif dengan banyak gambar didalamnya, pemilihan bahasa yang sederhana dan jelas.

(12)

30

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

3.1.3 Studi Eksisting

Studi eksisting ini dilakukan terhadap beberapa buku. Buku yang dipilih merupakan buku yang memiliki tema hampir serupa dengan topik tugas akhir penulis. Studi eksisting dilakukan agar penulis dapat menemukan acuan dalam merancang buku ilustrasi untuk tugas akhir.

1. Hamil Tanpa Galau

Gambar 3.20 Buku Hamil Tanpa Galau

(https://id.carousell.com/p/buku-hamil-tanpa-galau-1037131066/)

Hamil tanpa galau merupakan buku edukasi mengenai kehamilan.

Didalamnya terdapat informasi dan edukasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proses kehamilan. Buku ini berukuran 15x22 cm dengan tebal 240 halaman dan dijilid menggunakan softcover. Untuk visualnya, buku ini disajikan dengan tulisan dan gambar ilustrasi yang seimbang. Informasi yang diberikan menggunakan kata-kata yang sederhana, secara singkat, namun jelas. Gambar ilustrasi disajikan dengan menggunakan warna-warna flat colors tanpa outline.

(13)

31

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

2. Pregnancy Checklist Book

Gambar 3.21 Buku Pregnancy Checklist Book

(https://ebooks.gramedia.com/books/mommies-daily-pregnancy-checklist-book) Pregnancy Checklist Book merupakan buku mengenai kehamilan.

Didalamnya terdapat daftar-daftar yang harus disiapkan oleh para calon orangtua ketika menunggu kelahiran anak mereka. Buku ini memiliki ukuran 13x18 cm dengan jumlah 146 halaman dan dijilid menggunakan softcover. Buku ini memiliki desain yang sederhana namun memiliki layout yang sama pada hampir disetiap halamannya. Selain memberikan informasi, buku ini juga berinteraksi dengan pembaca melalui konten di beberapa halaman yang harus pembaca tandai atau isi. Warna hijau dan putih menjadi warna yang paling dominan pada buku ini.

3.2 Metode Perancangan

Teori perancangan desain yang penulis gunakan terdiri dari lima fase sebagai berikut (Landa, 2014, h.73-89):

1. Orientation

Dalam tahap orientasi, penulis akan melakukan penelitian dengan survei, wawancara dan studi eksisting untuk mengumpulkan insight dan data-data.

Melalui tahap ini penulis mengetahui masalah yang ada dan solusi desain apa yang diperlukan.

(14)

32

Perancangan Buku Ilustrasi Mengenati Tokophobia bagi Wanita di JABODETABEK,

2. Analysis

Pada tahap ini, peneliti akan memeriksa dan menilai semua data dan insight yang sudah didapatkan sehingga dapat menemukan dan merencanakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

3. Conception

Proses pembuatan konsep dilakukan pada tahap ini berdasarkan data-data dan insight yang sudah didapatkan kemudian dikaji ulang.

4. Design

Pada tahap ini, penulis merancang desain yang akan dibuat sebagai solusi dari permasalahan yang sudah dipilih.

5. Implementation

Pada tahap terakhir ini, penulis akan membuat rancangan desain yang sudah ditentukan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini akan dihasilkan sebuah karya desain dari permasalahan yang dipilih.

Referensi

Dokumen terkait

Penulis melakukan wawancara dengan Bapak Suryanto, selaku pegawai kelurahan Desa Wiladeg, Gunungkidul untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan yang terdapat

sah. Aktifitas dan hubungan para pihak wajib diatur melalui kontrak antara para pihak dan Anggaran Dasar Usaha Patungan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Partisipan sudah memiliki kesadaran akan timbulnya perilaku konsumtif yang ditimbulkan oleh pemakaian dompet digital, namun belum melakukan tindakan untuk mengurangi

Probability Sampling Techniques merupakan teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sample tetapi semua orang mendapatkan peluang yang sama dalam proses

– Menjelaskan isu atau situasi problematik dan inti permasalahan yang ada pada pelaksanaan tugas instansi peserta serta mengapa diperlukan suatu perubahan terobosan atau

Hari ini kita lihat perkara-perkara yang berkaitan dengan penganiayaan seksual misalnya kepada kanak-kanak, kepada wanita begitu berleluasa dan juga perkara-perkara

Pada konsep ini, siswa dengan kelompok gaya kognitif Field Dependence (FD) sebagian besar mengalami miskonsepsi. Siswa FD miskonsepsi dalam memberikan definisi

Rerata populasi larva yang paling tinggi terdapat pada daun jeruk purut dengan lama pengeringan selama 15 jam yaitu 44,75 ekor, dimana hal ini tidak berbeda nyata