• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tahunan 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Tahunan 2011"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi” Tahun 2011 telah selesai disusun.

Dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2011, maka disusunlah Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011. Laporan Tahunan ini merupakan laporan program dan kegiatan selama tahun 2011, yang berikan program, sasaran, realisasi Sekolah Lapangan – Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), dem area, pelatihan, koordinasi, pembinaan, rapat dan pertemuan, keuangan, ketatausahaan, permasalahan dan strategi pemecahan.

Kami menyadari dalam penulisan laporan ini masih kurang sempurna, maka saran dan masukan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan. Demikian, semoga Laporan Tahunan ini bermanfaat dan dapat menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya dan pengembangan aneka kacang dan umbi dimasa yang akan datang.

Jakarta, Januari 2012 Direktur,

DR. Ir. Maman Suherman, MM Nip. 19600908 198703 1 003

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi mempunyai tujuan meningkatkan produksi komoditi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, ubijalar dan pangan alternatif seperti talas, garut, ganyong, gembili, kimpul, koro pedang; memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani; mengupayakan pengembangan sistem dan usaha agribisnis aneka kacang dan umbi yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi serta mendukung diversifikasi pangan.

Realisasi tanam komoditi aneka kacang dan umbi tahun 2011 (MT. 2010/2011 dan MT. 2011) untuk komoditi kedelai mencapai 933.150 ha (85,77%), kacang tanah 548.847 ha (72,75%), kacang hijau 285.944 ha (85,79%), ubikayu 1.166.998 ha (87,87%) dan ubijalar 174.361 ha (87,62%) dari sasaran tahun 2011. Belum tercapainya sasaran areal tanam tersebut dikarenakan terlambatnya waktu tanam/adanya kemunduran tanam dan persaingan dengan komoditas pertanian lainnya/beralih ke komoditi lain.

Pencapaian produksi aneka kacang dan umbi tahun 2011 (Aram III) bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2011 untuk kedelai mencapai 870.068 ton (55,77%), kacang tanah 676.899 ton (69,78%), kacang hijau 334.733 ton (90,47%), ubikayu 23.464.322 ton (100,27%) dan ubijalar 2.172.437 ton (101,04%). Sedangkan bila produksi 2011 (Aram III) dibandingkan dengan Atap 2010 mengalami peningkatan untuk komoditi kacang hijau 14,75% dan ubijalar 5,92% sedangkan untuk komoditi kedelai mengalami penurunan sebesar 4,08%, kacang tanah 13,13% dan ubikayu 1,90%.

Kegiatan peningkatan produktivitas kedelai terdiri dari carry over BLBU APBN-P (UPSUS) kedelai tahun 2010 sudah terealisasi 131.947 ha (90,37%) dari sasaran seluas 146.000 ha, carry over SL-PTT kacang tanah 2010 realisasi 1.276 ha (65,07%) dari sasaran 1.961 ha, carry over Non SL-PTT kacang tanah 2010 realisasi 1.241 ha (63,54%) dari sasaran 1.953 ha, SL-PTT kedelai tahun 2011 sudah terealisasi 243.577 ha (81,19%) dari sasaran 300.000 ha dengan produktivitas 13,46 ku/ha dan produksi 337.432 ton, kacang tanah realisasi 51.083 ha (51,08%) dari sasaran 100.000 ha dan kacang hijau 4.250 ha (42,50%) dari sasaran 10.000 ha; kegiatan pelatihan Pemandu Lapang (PL) SL-PTT kedelai tahun 2011 untuk PL I realisasi 100%, PL II realisasi 100% sedangkan PL III realisasi 98,43%; PL SL-PTT kacang tanah untuk PL II realisasi 92%

dan PL III 47,19% sedangkan untuk PL SL-PTT kacang hijau untuk PL II realisasi 83,33% dan PL III realisasi 50%.

ii Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(4)

BLBU Non SL-PTT kedelai 2011 realisasi 10.815 ha (35,20%) dari sasaran 30.623 ha, pengembangan dan pemulihan melalui CBN berdasarkan Surat Penugasan Dirjen Tanaman Pangan seluas 45.407 ha sedangkan realisasi tanam 16.239 ha (35,76%) dari sasaran 100.000 ha dan GP3K kedelai realisasi 86.571,5 ha (69,26%) dari sasaran 125.000 ha.

Dem area ubikayu terealisasi 5.440 ha (83,18%) dari sasaran 6.540 ha, dem area ubijalar realisasi 7.760 (77,91%) dari sasaran 9.960 ha, dem area pangan alternatif realisasi 105 ha (84,00%) dari sasaran 125 ha dan dem area ubikayu dan ubijalar melalui CF-SKR realisasi 100%.

Kegiatan pelatihan umbi dan pangan alternatif tahun 2011 realisasi 23 kali (85,19%) dari sasaran 27 kali.

Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi sampai dengan bulan Desember 2011 mencapai Rp.

7.780.525.469,- (94,74%) dari alokasi dana Rp. 8.212.387.000,- dan sisa mati yang dikembalikan ke kas Negara sebesar Rp. 431.861.531,- (5,26%).

Tidak tercapainya sasaran kegiatan SL-PTT kacang tanah, kacang hijau, dem area ubikayu, ubijalar dan pangan alternatif tahun 2011 disebabkan adanya perubahan kebijakan realokasi anggaran bantuan benih kepada kegiatan yang lain serta penundaan sementara kegiatan SL- PTT kacang tanah, kacang hijau, dem area ubikayu, ubijalar dan pangan alternatif. Selanjutnya pada pertengahan tahun anggaran, alokasi dana anggaran dapat dimanfaatkan kembali, terutama untuk bantuan bibit pada dem area ubikayu dan ubijalar, sedangkan kegiatan SL-PTT kacang tanah dan kacang hijau hanya disediakan anggaran untuk saprodi pada LL seluas 1 ha dan penyediaan benih harus disediakan melalui swadaya petani atau sumber dana lain. Keterlambatan persetujuan pemanfaatan anggaran tersebut, berakibat pelaksanaan SL-PTT kacang tanah, kacang hijau, dem area ubikayu, ubijalar, dan pangan alternatif tidak dilaksanakan sesuai rencana, hal ini disebabkan calon petani sudah melaksanakan pertanaman secara mandiri agar tidak melewati musim tanam, dan ketidakmampuan petani/kelompok tani dalam penyediaan benih kacang tanah dan kacang hijau secara swadaya.

Upaya yang telah dilakukan antara lain a) mengoptimalkan pembinaan dan bimbingan, b) meningkatkan koordinasi, sosialisasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait di tingkat pusat maupun daerah, c) merencanakan kegiatan yang baik dari segi teknis maupun keuangan.

(5)

Dalam era otonomi daerah dimana keberhasilan pembangunan Aneka Kacang dan Umbi ditentukan oleh daerah, maka tantangan dimasa depan tentunya akan semakin besar. Untuk itu sebagai langkah antisipasi menghadapi permasalahan/tantangan yang mungkin timbul pada tahun mendatang, Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi akan melakukan perencanaan kegiatan yang lebih baik, melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pelatihan bagi petani dan petugas lapang secara intensif serta mengoptimalkan pemanfaatan hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.

iv Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(6)

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Sasaran ... 2

II. PROGRAM TAHUN 2011 ... 3

A. Program Aneka Kacang dan Umbi ... 3

B. Sasaran dan Realisasi Luas Tanam Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011 ... 4

C. Sasaran dan Realisasi Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011 ... 6

III. KEGIATAN ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN 2011 ... 7

1. Carry Over Kegiatan Tahun 2010 ... 7

2. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu ... 7

3. Pelatihan Pemandu Lapang (PL) SL-PTT Kacang Tanah Tahun 2011 ... 8

4. BLBU Non SL-PTT ... 9

5. Pengembangan dan Pemulihan melalui CBN Kedelai ... 10

6. Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) Kedelai Tahun 2011 ... 10

7. Dem Area ... 10

8. Counterpart Fund Second Kennedy Round (CF – SKR) ... 11

9. Optimalisasi Pembinaan ... 11

10. Pelatuhan Teknis Umbi-umbian dan Pangan Alternatif Tahun 2011 ... 12

IV. KEGIATAN LAINNYA ... 13

V. KEGIATAN PENUNJANG ... 28

Realisasi Keuangan / DIPA TA. 2011 ... 28

VI. KETATAUSAHAAN ... 31

A. Kepegawaian ... 31

B. Persuratan ... 35

C. Rumah Tangga dan Perlengkapan ... 35

VII. PERMASALAHAN DAN STRATEGI PEMECAHAN ... 37

A. Permasalahan ... 37

B. Strategi Pemecahan Masalah ... 39

VIII. PENUTUP ... 41 LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011 ... 3 Tabel 2. Sasaran dan Realisasi Tanam Aneka Kacang dan Umbi

MT. 2010/2011 ... 5 Tabel 3. Sasaran dan Realisasi Tanam Aneka Kacang dan Umbi

MT. 2011 ... 5 Tabel 4. Sasaran dan Realisasi Tanam Aneka Kacang dan Umbi

TA. 2011 (MT.2010/2011 dan MT.2011) ... 6 Tabel 5. Pencapaian Produksi Aneka Kacang dan Umbi

Tahun 2011 ... 6 Tabel 6. Perkembangan Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya

Aneka Kacang dan Umbi Triwulan I Tahun 2011 ... 32 Tabel 7. Perkembangan Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya

Aneka Kacang dan Umbi Triwulan II Tahun 2011 ... 32 Tabel 8. Perkembangan Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya

Aneka Kacang dan Umbi Triwulan III Tahun 2011 ... 33 Tabel 9. Perkembangan Realisasi Anggaran Direktorat Budidaya

Aneka Kacang dan Umbi Triwulan IV Tahun 2011 ... 33 Tabel 10. Penyebaran Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Pada Direktorat Budidaya Aneka Kacang

dan Umbi Tahun 2011 ... 34 Tabel 11. Tenaga Kontrak Direktorat Budidaya Aneka Kacang

dan Umbi ... 34 Tabel 12. Penempatan Calon Pegawai Negeri Sipil direktorat

Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011 ... 35 Tabel 13. Kenaikan Pangkat Periode April dan Oktober 2011

Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi ... 36 Tabel 14. Kenaikan Gaji Berkala Periode Januari s/d Desember 2011 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi ... 36 Tabel 15. Pengurusan Kartu Pegawai, Kartu Suami, Kartu Istri,

Kartu Askes dan Taspen s/d bulan November 2011 ... 37 Tabel 16. Cuti Periode Januari s/d November 2011 Direktorat

Budidaya Aneka Kacang dan Umbi... 37 Tabel 17. Daftar Pegawai Yang Mengikuti Latihan Prajabatan

Tahun 2011 ... 38

vi Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aneka kacang dan umbi (Akabi) memiliki peranan penting sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan bahan bakar dalam negeri yang setiap tahun mengalami peningkatan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan, pakan dan industri bahan bakar (industry bio–ethanol). Disamping itu aneka kacang dan umbi merupakan sumber karbohidrat non beras dan protein nabati yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Untuk itu pengembangan anekakacang dan umbi harus terus diupayakan dan ditingkatkan karena akan berdampak pada peningkatan pendapatan petanidan menggerakkan kegiatan perekonomian di wilayah pedesaan serta pemantapan Ketahanan Pangan Nasional.

Kebutuhan aneka kacang dan umbi meningkat setiap tahun baik untuk konsumsi langsung, bahan baku industri, substitusi bahan bakar minyak (Bio-Ethanol) dan pakan ternak serta ekspor, namun pada sisi lain produksi dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan, sehingga dilakukan import dari luar negeri.

Selama ini peningkatan produksi dalam usahatani melalui peningkatan produktivitas per hektar sering kurang memperhatikan aspek pemasarannya. Karena itu pengembangan budidaya sering tidak berkelanjutan. Hal ini perlu perencanaan yang baik dengan mempertimbangkan seluruh subsistem lainnya dalam sistem agribisnis sehingga usahatani aneka kacang dan umbi dapat berdaya saing dan berkelanjutan.

Pada era otonomi daerah dan globalisasi tingkat keberhasilan pembangunan pertanian lebih banyak ditentukan oleh peranan daerah (Pemda Propinsi/Kabupaten/Kota). Oleh karenanya peranan daerah sangat diharapkan lebih proaktif dan kreatif didalam melakukan upaya pembinaan peningkatan produksi dengan memanfaatkan potensi dan peluang yang ada di daerah masing-masing. Pada saat ini peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah sangat penting untuk ditingkatkan dalam rangka pemberdayaan dan keberpihakan kepada petani/pelaku agribisnis guna mewujudkan produk yang berdaya saing dan berkelanjutan serta ramah lingkungan. Hal ini erat kaitannya dengan usaha mensejahterakan petani/pelaku agribisnis sehingga roda pembangunan perekonomian pedesaan semakin berkembang

(9)

dan akan berdampak terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan produksi komoditi Kabi, karena itu perlu upaya dan langkah yang tepat untuk menggerakkan daerah (Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten/Kota) dan peran aktif seluruh stakeholder terkait terus ditingkatkan untuk mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan. Upaya-upaya tersebut perlu dirumuskan secara konkrit oleh propinsi dan kabupaten/kota dalam mencapai sasaran yang telah direncanakan di setiap daerahnya masing-masing.

B. Tujuan

Sejalan dengan berbagai perkembangan keadaan lingkungan dan pemikiran diatas, maka pelaksanaan pengembangan komoditi aneka kacang dan umbi tahun 2011 dan kedepan, diharapkan akan mampu mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan luas tanam, panen, produktivitas dan produksi komoditi aneka kacang dan umbi.

2. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengembangan komoditi aneka kacang dan umbi tahun 2011.

3. Mendapatkan masukan untuk digunakan sebagai acuan perencanaan pelaksanaan program dan kegiatan komoditi aneka kacang dan umbi di masa mendatang.

C. Sasaran

Sasaran utama pengembangan komoditi aneka kacang dan umbi pada tahun 2011 antara lain :

1. Meningkatnya luas tanam, panen, produktivitas dan produksi komoditi budidaya aneka kacang dan umbi.

2. Terevaluasinya pelaksanaan kegiatan pengembangan komoditi aneka kacang dan umbi tahun 2011.

3. Didapatkannya masukan untuk digunakan sebagai acuan perencanaan pelaksanaan program dan kegiatan komoditi aneka kacang dan umbi di masa mendatang.

2 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(10)

II. PROGRAM TAHUN 2011

A. Program Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011

Program kegiatan 2011 adalah : Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan. Kebijakan yang diterapkan tahun 2011 dalam upaya peningkatan produksi komoditas aneka kacang dan umbi adalah :

1. Meningkatkan produksi kedelai menuju swasembada tahun 2014 2. Meningkatkan produksi kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, ubijalar

serta mengembangkan komoditi kabi lainnya

3. Mengembangkan agribisnis kabi dengan menumbuhkembangkan peran swasta, koperasi dan BUMN

4. Mendorong gerakan diversifikasi pangan

5. Meningkatkan sumber permodalan yang muda diakses petani 6. Merevitalisasi tata niaga yang kondusif bagi petani

Untuk memenuhi kebutuhan tahun 2011 dengan mempertimbangkan terjadinya diversifikasi konsumsi, berkembangnya industri pengolahan, industri pakan ternak dan ekspor impor, maka sasaran produksi, produktivitas, luas panen dan luas tanam komoditas kabi dikemukakan pada Tabel 1.

Tabel 1. Sasaran LuasTanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011

Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi

(Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)

Kedelai 1.088.000 1.036.000 15,05 1.560.000 Kc. Tanah 754.000 718.500 13,50 970.000 Kc. Hijau 333.300 316.700 11,20 370.000 Ubikayu 1.328.100 1.264.900 185,00 23.400.000 Ubi Jalar 199.000 189.100 113,70 2.150.000

Komoditi

Sasaran tersebut dapat dicapai dengan asumsi semua faktor pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Strategi yang dilakukan untuk pencapaian peningkatan produksi komoditas aneka kacang dan umbi adalah :

(11)

1. Peningkatan Produktivitas.

Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui; (a) peningkatan penggunaan benih unggul bermutu dan pergantian varietas (produksi rendah, sedang dan tinggi), (b) pemupukan berimbang, (c) penggunaan pupuk hayati, organik dan kaptan, (d) optimalisasi lahan.

2. Perluasan Areal.

Perluasan areal dilaksanakan melalui; (a) penambahan baku lahan melalui pemanfaatan lahan tidur pada areal Perhutani/Inhutani/Perkebunan/Transmigrasi, dll (b) peningkatan Indeks Pertanaman (IP)

3. Pengamanan Produksi.

Pengamanan produksi dilakukan dalam rangka mengamankan produksi dari (a) pengendalian dan penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), (b) penyebar luasan informasi panen, prakiraan iklim, SL-PHT (Sekolah Lapangan Pengendalian hama Terpadu) dan SLI (Sekolah Lapang Iklim), (c) penanganan alat mesin pertanian panen dan pasca panen.

4. Penguatan Kelembagaan dan Pembiayaan.

Penguatan kelembagaan diprioritaskan pada (a) optimalisasi Kelompok Tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), (b) optimalisasi peran dan peningkatan jumlah penyuluh, pengawas benih, POPT, PPNS Pupuk, (c) sosialisasi dan percepatan realisasi Kredit Ketahanan Pangandan Energi (KKP-E), Kredit Usaha Rakyat (KUR), PUAP, dll, dan (d) kemitraan antar petani dan stakeholder.

B. Sasaran dan Realisasi Luas Tanam Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011

Sasaran dan realisasi tanam aneka kacang dan umbi pada MT.

2010/2011(Oktober 2010 – Maret 2011) dapat dilihat pada Tabel 2.

4 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(12)

Tabel 2. Sasaran dan Realisasi Tanam Aneka Kacang dan Umbi MT.

2010/2011

Sasaran

(Ha) (Ha) %

1. Kedelai 489.369 478.740 97,83

2. Kacang Tanah 490.938 382.835 77,98

3. Kacang Hijau 159.076 129.458 81,38

4. Ubikayu 1.033.049 925.517 89,59

5. Ubijalar 109.472 91.589 83,66

No. Komoditi

MT. 2010/2011

Realisasi

Dari laporan daerah yang masuk, realisasi tanam MT. 2010/2011 (Oktober 2010-Maret 2011) untuk tanaman kedelai mencapai 489.369 ha (97,83%) dari sasaran 489.369 ha, kacang tanah 382.835 ha (77,98%) dari sasaran 490.938 ha, kacang hijau 129.458 ha (81,38%) dari sasaran 159.076 ha, ubikayu 925.517 ha (89,59%) dari sasaran 1.033.049 ha dan ubijalar 91.589 ha (83,66%) dari sasaran 109.472 ha. Sedangkan sasaran dan realisasi tanam aneka kacang dan umbi MT. 2011 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sasaran dan Realisasi Tanam Aneka Kacang dan Umbi MT.2011

Sasaran

(Ha) (Ha) %

1. Kedelai 598.631 454.410 75,91 2. Kacang Tanah 263.466 166.012 63,01 3. Kacang Hijau 174.227 156.486 89,82 4. Ubikayu 295.049 241.481 81,84 5. Ubijalar 89.528 82.772 92,45 No. Komoditi

MT. 2011

Realisasi

Dari laporan daerah yang masuk, realisasi tanam MT. 2011 (April-September 2011) untuk tanaman kedelai mencapai 454.410 ha (75,91%) dari sasaran 598.631 ha, kacang tanah 166.012 ha (63,01%) dari sasaran 263.466 ha, kacang hijau 156.486 ha (89,82%) dari sasaran 174.227 ha, ubikayu 241.481 ha (81,84%) dari sasaran 295.049 ha dan ubijalar 82.772 ha (92,45%) dari sasaran 89.528 ha.

Dari Tabel 1 dan 2 diatas dapat dikemukakan sasaran dan realisasi tanam selama tahun 2011 seperti pada Tabel 4.

(13)

Tabel 4. Sasaran dan Realisasi Tanam Aneka Kacang dan Umbi TA.

2011 (MT. 2010/2011 dan MT. 2011)

Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa realisasi tanam sampai bulan Desember 2011 untuk komoditi kedelai 933.150ha (85,77%), kacang tanah 548.847 ha (72.75%), kacang hijau 285.944 ha (85,79%), ubikayu 1.166.998 ha (87,87%) dan ubijalar 174.361 ha (77,69%). Pencapaian sasaran areal tanam TA. 2011 (MT. 2010/2011 dan MT. 2011) adalah merupakan areal tanam yang akan dipanen untuk produksi tahun 2011.

Belum tercapainya sasaran areal tanam tersebut disebabkan berbagai hal antara lain: terlambatnya pencairan kegiatan, terlambatnya waktu tanam/adanya kemunduran waktu tanam, persaingan dengan komoditi pertanian lainnya atau beralih ke tanaman lainnya seperti jagung, tembakau dan lainnya, baru tanam dan belum panen, serta ada daerah yang belum menyampaikan laporan.

Untuklebih jelasnya rincian sasaran dan realisasi tanam aneka kacang dan umbi dapat dilihat pada Lampiran 1-10.

C. Sasaran dan Realisasi Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011

Pencapaian produksi aneka kacang dan umbi tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pencapaian Produksi Aneka Kacang dan UmbiTahun 2011

Sasaran Atap Aram III Tahun Pencapaian Peningkatan/

Tahun 2011 Tahun 2010 2011 (Ton) 5 thd 3 Penurunan

(Ton) (Ton) (%) 5 thd 4 (%)

1 2 3 4 5 6 7

1 Kedelai 1.560.000 907.031 870.068 55,77 (4,08)

2 Kacang Tanah 970.000 779.228 676.899 69,78 (13,13)

3 Kacang Hijau 370.000 291.705 334.733 90,47 14,75

4 Ubikayu 23.400.000 23.918.118 23.464.322 100,27 (1,90)

5 Ubijalar 2.150.000 2.051.046 2.172.437 101,04 5,92

No Komoditas

Keterangan :

Angka dalam ( ) : produksi mengalami penurunan

Angka tanpa ( ) : produksi mengalami peningkatan

6 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(14)

Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa perkiraan pencapaian produksi tahun 2011 (Aram III) bila dibandingkan dengan sasaran produksi tahun 2011 untuk kedelai telah mencapai 55,77%, kacang tanah 69,78%, kacang hijau 90,47%, ubikayu 100,27% dan ubijalar 101,04%.Sedangkan pencapaian produksi tahun 2011 (Aram III) bila dibandingkan Atap 2010 mengalami peningkatan untuk komoditi kacang hijau 14,75%, dan ubijalar 5,92% sedangkan komoditi kedelai mengalami penurunan 4,08%, kacang tanah 13,13% dan ubikayu 1,90%. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 11.

(15)

III. KEGIATAN ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN 2011

Fokus kegiatan peningkatan produktivitas tanaman pangan tahun 2011, khususnya komoditas aneka kacang dan umbi, dilaksanakan melalui : Carry over BLBU APBN-P (UPSUS) kedelai 2010; carry over SL-PTT dan Non SL-PTT kacang tanah 2010, SL-PTT kedelai, kacang tanah dan kacang hijau; BLBU non SL-PTT kedelai; pengembangan dan pemulihan melaui CBN kedelai; Gerakan Peningkatan Produksi Berbasis Korporasi (GP3K) kedelai; optimalisasi pembinaan/swadaya masyarakat kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar;

kemitraan kacang tanah dan kacang hijau; pelatihan PL SL-PTT kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan pelatihan teknis umbi-umbian dan pangan alternatif; dem area ubikayu, ubijalar dan pangan alternatif serta dem area ubikayu dan ubijalar melalui CF-SKR. Realisasi pelaksanaan adalah sebagai berikut:

1. Carry over Kegiatan Tahun 2010

a. Carry Over BLBU APBN-P (UPSUS) Kedelai Tahun 2010

Carry OverBLBU APBN-P (UPSUS) kedelai dilaksanakan pada areal seluas 146.000 ha di 22 provinsi (157 kabupaten/kota).

Sampai dengan Desember 2011 data laporan realisasi tanam hanya mencapai 131.947 ha (90,37%). Secara rinci sasaran dan realisasi tanam pelaksanaan SL-PTT kedelai tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 12.

b. Carry Over SL-PTT Kacang Tanah Tahun 2010

Carry over BLBU SL-PTT kacang tanah tahun 2010 dilaksanakan pada areal seluas 1.961 ha di 3 provinsi (7kabupaten/kota).

Sampai dengan bulan Desember 2011 data laporan realisasi tanam hanya mencapai 1.276 ha (65,07%). Secara rinci sasaran dan realisasi carry over BLBUSL-PTT kacang tanah tahun 2010 dapat dilihat pada Lampiran 13.

c. Carry Over BLBU Non SL-PTT Kacang Tanah Tahun 2010 Carry over BLBU non SL-PTT kacang tanah tahun 2010 dilaksanakan pada areal seluas 1.953 ha di 3 provinsi (9 kabupaten/kota). Sampai dengan bulan Desember 2011 data laporan realisasi tanam hanya mencapai 1.241 ha (63,54%).

Secara rinci sasaran dan realisasi carry over BLBU non SL-PTT kacang tanah tahun 2010 dapat dilihat pada Lampiran 14.

8 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(16)

2. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) a. SL-PTT Kedelai

Kegiatan SL-PTT Kedelai 2011 dilaksanakan pada areal seluas 300.000 ha di 27 provinsi pada 191 kabupaten/kota. Dengan adanya upaya percepatan tanam kedelai, maka untuk pelaksanaannya percepatan pertanaman bulan Maret dan April menggunakan benih dari Cadangan Benih Nasional (CBN) dengan realisasi mencapai 30.039 ha (10,01%), sedangkan untuk pelaksanaan SL-PTT mulai bulan Mei menggunakan benih dari BLBU. Realisasi pelaksanaan sampai dengan bulan Desember 2011 mencapai 243.577 ha (81,19%) dari rencana 300.000 ha.

Secara rinci sasaran dan realisasi tanam pelaksanaan SL-PTT Kedelai Tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 15.

b. SL-PTT Kacang Tanah

Kegiatan SL-PTT kacang tanah tahun 2011 dilaksanakan pada areal seluas 100.000 ha di 25 provinsi pada 178 kabupaten/kota.

Realisasi pelaksanaan sampai dengan bulan Desember 2011 mencapai 51.083 ha (51,08%). Adapun sasaran dan realisasi pelaksanaan SL-PTT kacang tanah tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 16.

c. SL-PTT Kacang Hijau

Kegiatan SL-PTT kacang hijau tahun 2011 dilaksanakan pada areal seluas 10.000 ha di 6 provinsi pada 20 kabupaten/kota.

Realisasi pelaksanaan sampai dengan bulan Desember 2011 mencapai 4.250 ha (42,50%). Adapun sasaran dan realisasi pelaksanaan SL-PTT kacang hijau tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 17.

3. Pelatihan Pemandu Lapang (PL) SL-PTT Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang Hijau Tahun 2011

Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas kabupaten/kecamatan/desa, instansi terkait, stakeholder dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi kedelai, kacang tanah dan kacang hijau tahun 2011, dilaksanakan pelatihan Pemandu Lapang (PL). Pelaksanaan pelatihan SL-PTT kedelai tahun 2011 dilaksanakan di tingkat Pusat (PL I) sebanyak 1 kali, di tingkat Provinsi (PL II) 27 kali dan 191 kali di tingkat Kabupaten (PL III).

Pelaksanaan pelatihan SL-PTT kacang tanah tahun 2011 dilaksanakan di tingkat pusat sebanyak 1 kali, di tingkat provinsi (PL

(17)

II) 25 kali dan 178 kali di tingkat kabupaten (PL III). Pelaksanaan pelatihan SL-PTT kacang hijau tahun 2011 dilaksanakan di tingkat provinsi (PL II) 6 kali dan 20 kali di tingkat kabupaten (PL III). Adapun realisasi pelaksanaan sebagai berikut:

 Pelatihan Pemandu Lapang (PL I) SL-PTT kedelai dan Pelatihan Teknis Kacang Tanah dan kacang Hijau Tahun 2011

Pelaksanaan (PL I) SL-PTT kedelai sudah selesai 100% yaitu pada tanggal 29 Maret – 2 April 2011 di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu Malang yang dihadiri oleh 26 Provinsi dari 27 Provinsi pelaksana SL-PTT Kedelai Tahun 2011, yang tidak hadir 1 provinsi yaitu Provinsi Papua Barat. Pelaksanaan pelatihan teknis kacang tanah dan kacang hijau tahun 2011 sudah realisasi 100 % yaitu pada tanggal 8 – 12 Mei 2011 di Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) yang dihadiri oleh 24 provinsi pelaksana SL-PTT kacang tanah dan kacang hijau. Diharapkan peserta pelatihan PL I tersebut dapat menjadi pelatih PL II di tingkat provinsi dan mendorong pelaksanaan SL-PTT di daerahnya.

 Pelatihan Pemandu Lapang (PL II)

Pelaksanaan PL II SL-PTT kedelai 2011 sudah terealisasi 100 % dari sasaran 27 kali, PL II SL-PTT kacang tanah realisasi 23 kali (92,00 %) dari sasaran 25 kali dan PL II SL-PTT kacang hijau realisasi 5 kali (83,33 %) dari sasaran 6 kali. Diharapkan peserta pelatihan PL II SL-PTT di tingkat kabupaten dapat menjadi pelatih di PL III di tingkat kecamatan dan mendorong pelaksanaan SL- PTT di daerahnya.

 Pelatihan Pemandu Lapang (PL III)

Pelaksanaan untuk PL III SL-PTT kedelai sampai saat ini baru terealisasi 188 kali (98,43%) dari sasaran sebanyak 191 kali, tidak terealiasasi 100% dikarenakan 3 kabupaten tidak melaksanakan yaitu Kabupaten Berau, Pare-pare dan Serdang Bedagai.

Kabupaten tersebut tidak melaksanakan dikarenakan lewatnya musim tanam dan ada pelakasanaan SL-PTT yang direalokasikan ke kabupaten lainnya. PL III SL-PTT kacang tanah realisasi 84 kali (47,19 %) dari sasaran 178 kali dan PL III SL-PTT kacang hijau realisasi 10 kali (50,00 %) dari sasaran 20 kali.

10 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(18)

Secara rinci rencana dan realisasi pelaksanaan Pelatihan PL SL-PTT kedelai, kacang tanah dan kacang hijau tahun 2011 pada Lampiran 18 – 20.

4. BLBU Non SL-PTT

Kegiatan Non SL-PTT Kedelai 2011 dilaksanakan pada areal seluas 30.623 ha di 8 Provinsi pada 56 Kabupaten. Realisasi kegiatan sampai dengan bulan Desember 2011 seluas 10.815 ha (35,20 %).

Secara rinci sasaran dan realisasi tanam pelaksanaan Non SL-PTT kedelai tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 21.

5. Pengembangan dan Pemulihan melalui CBN Kedelai

Cadangan Benih Nasional (CBN) bertujuan untuk menyediakan kebutuhan benih yang bersifat mendesak untuk pemulihan pertanaman yang rusak berat/puso, mendorong pengembangan penggunaan benih bermutu varietas unggul bagi daerah yang belum menggunakannya, menyediakan kebutuhan benih untuk upaya percepatan pencapaian produksi dalam kondisi tertentu dan meningkatkan ketersediaan benih bermutu varietas unggul. Pada tahun 2011 CBN kedelai disasarkan seluas 100.000 ha yang tersebar di 22 provinsi, sampai dengan akhir bulan Desember 2011 berdasarkan Surat Penugasan dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan terealisasi seluas 45.407 ha (45,40%), sedangkan realisasi tanam baru mencapai 16.239 ha (35,76%). Data selengkapnya terdapat dalam Lampiran 22.

6. Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) Kedelai Tahun 2011

Pelaksanaan kegiatan GP3K kedelai dilaksanakan oleh BUMN yang dalam hal ini PT. Pertani, PT. Sang Hyang Seri, PT. PUSRI dan Perum Perhutani seluas 125.000 ha. Dari luasan tersebut pengembangan kedelai di lahan Perum Perhutani seluas 47.000 ha.

Realisasi sampai dengan bulan Desember 2011 seluas 86.571,5 ha (69,26%). Rincian sasaran dan realisasi GP3K kedelai tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 23.

7. Dem area

a. Dem area Ubikayu

Kegiatan dem area ubikayu tahun 2011 direncanakan di 21 provinsi pada 100 kabupaten/kota dengan sasaran seluas 6.540 ha sebanyak 262 unit. Realisasi pelaksanaan sampai dengan bulan Desember 2011 mencapai 5.440 (83,18%). Adapun sasaran

(19)

dan realisasi pelaksanaan dem area ubikayu tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 24.

b. Dem area Ubijalar

Pelaksanaan kegiatan dem area ubijalar tahun 2011 direncanakan di 22 provinsi pada 120 kabupaten/kota dengan sasaran seluas 9.960 ha. Realisasi pelaksanaan sampai dengan bulan Desember 2011 mencapai 7.760 ha (77,91 %). Adapun sasaran dan realisasi pelaksanaan dem area ubijalar tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 25.

c. Dem area Pangan Alternatif

Pelaksanaan kegiatan dem area pangan alternatif tahun 2011 direncanakan di 10 provinsi pada 22 kabupaten/kota dengan sasaran seluas 125 ha sebanyak 25 unit. Realisasi pelaksanaan sampai dengan bulan Desember mencapai 105 ha (84,00 %).

Adapun sasaran dan realisasi pelaksanaan dem area kacang koro pedang tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 26.

8. Counterpart Fund – Second Kennedy Round (CF-SKR) a. CF-SKR Ubikayu

Pelaksanaan kegiatan dem area ubikayu melalui CF-SKR tahun 2011 direncanakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kabupaten Lombok Timur dengan sasaran seluas 120 ha.

Realisasi pelaksanaan sampai dengan bulan Desember 2011 mencapai 120 ha (100 %). Adapun sasaran dan realisasi pelaksanaan dem area ubikayu melalui CF-SKR tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 27.

b. CF-SKR Ubijalar

Pelaksanaan kegiatan dem area ubijalar melalui CF-SKR tahun 2011 direncanakan di Provinsi Papua pada Kabupaten Jayawijaya dengan sasaran seluas 90 ha untuk 6 kelompok tani.

Realisasi pelaksanaan sampai dengan bulan Desember 2011 mencapai 90 ha (100%). Adapun sasaran dan realisasi pelaksanaan dem area ubijalar melalui CF-SKR tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 28.

9. Optimalisasi Pembinaan a. Kedelai

Kegiatan optimalisasi pembinaan kedelai 2011 atau swadaya masyarakat seluas 142.000 ha. Pengembangan kedelai pada

12 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(20)

kegiatan ini tanpa bantuan pemerintah secara langsung namun memanfaatkan dana pembinaan yang tersedia.

b. Kacang Tanah

Kegiatan optimalisasi pembinaan/swadaya kacang tanah seluas 640.486 ha. Sampai dengan bulan Desember realisasi tanam mencapai 495.247 ha (77,32%). Untuk kegiatan tersebut tidak ada bantuan yang dananya berasal dari pemerintah.

c. Kacang Hijau

Kegiatan optimalisasi pembinaan/swadaya seluas 317.300 ha.

Sampai dengan bulan Desember realisasi tanam mencapai 281.694 ha (88,76%). Untuk kegiatan tersebut tidak ada bantuan yang dananya berasal dari pemerintah.

d. Ubikayu

Kegiatan peningkatan produktivitas berupa optimalisasi pembinaan/swadaya/kemitraan ubikayu dengan luas tanam 1.321.440 ha realisasi sampai dengan bulan Desember seluas 1.161.338 ha (87,88%).

e. Ubijalar

Kegiatan peningkatan produktivitas berupa optimalisasi pembinaan/swadaya/kemitraan ubijalar dengan luas tanam 188.950 ha realisasi sampai dengan bulan Desember seluas 166.511 ha (88,17%).

10. Pelatihan Teknis Umbi-umbian dan Pangan Alternatif Tahun 2011 Pelaksanaan pelatihan teknis umbi-umbian dan pangan alternatif dengan dana yang berasal dari APBN dialokasikan di 27 provinsi (27 kali). Realisasi pelaksanaan sampai dengan bulan Desember sebanyak 23 kali (85,19%) adalah Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Banten, Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Papua dan Papua Barat sedangkan provinsi yang tidak melaksanakan ada 4 provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku. Adapun sasaran dan realisasi pelaksanaan pelatihan umbi dan pangan alternatif tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 29.

(21)

IV. KEGIATAN LAINNYA

A. Rapat Rencana Perluasan Areal Tanam Kedelai di Lahan Perkebunan dan Lahan Perhutani

Rapat dilakukan tanggal 14 Pebruari 2011 bertempat di ruang rapat P2BN - Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta. Rapat dipimpin oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan dihadiri oleh peserta sebanyak 50 orang yang terdiri dari wakil-wakil dari Ditjen PSP, Ditjen Perkebunan, Ditjen P2HP, Kementerian BUMN, Badan Litbang, Badan BPSDMP, Kopti, Puskopti, PT. SHS, PT. Pertani, PT.

Komposindo, Kementerian Perindustrian, Indonesia Bangkit, Dewan Kedelai Nasional, PT. Cargiil Indonesia, Perpadi, PTPN I, II, III, IV, V, VI, IX, XII, dan XIV serta wakil-wakil dari Direktorat lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Resume rapat adalah sebagai berikut :

1. Membahas rencana perluasan areal tanam kedelai di lahan perkebunan dan lahan perhutani, bertujuan untuk mencari solusi apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan produksi kedelai dalam negeri.

2. Kebutuhan biji kedelai dalam negeri cenderung meningkat dengan kebutuhan rata-rata 2,3 juta ton pertahun, sementara itu produksi dalam negeri rata-rata hanya dibawah 1 juta ton, pada Aram III 2010 hanya 905.000 ton, untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri itu diperlukan upaya khusus.

3. Perdagangan kedelai global juga mengalami perubahan dimana permintaan meningkat 9 juta ton sementara produksi menurun 6 juta ton dilain pihak Negara Cina pada tahun ini juga akan mengimpor kedelai sebesar 55 juta ton. Untuk itu diperkirakan kedepan ketersediaan kedelai semakin terbatas di perdagangan internasional.

4. Informasi wakil PTPN (PT. Perkebunan Negara) diperoleh informasi bahwa lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kedelai yaitu lahan replanting dan lahan yang belum dimanfaatkan seluas 75.765 ha. Pertanaman kedelai di lokasi pengembangan ini, dapat memanfaatkan bantuan benih dari CBN (Cadangan Benih Nasional)

14 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(22)

5. Importir kedelai, Kopti maupun PTPN belum bersedia melakukan investasi dalam pengembangan kedelai karena kurang menguntungkan dan takut merugi.

6. Diharapkan pengrajin/industri tahu dan tempe dapat bermitra langsung dengan kelompoktani/petani di setiap daerah, minimal dalam pemasaran hasil kedelai petani untuk memperpendek rantai pemasaran.

7. Pengembangan kedelai di Indonesia secara logika seharusnya bisa dilakukan karena lahan, teknologi, dan sumberdaya manusia tersedia serta pasar besar (2 juta ton lebih per tahun) dan komitmen Presiden SBY untuk mencapai swasembada kedelai.

Untuk itu diperlukan kebijakan yang menyeluruh/komprehensip dari pemerintah dan stakeholder mendorong suasana kondusif untuk berusahatani kedelai yang tidak merugikan petani, konsumen dan pengusaha untuk mencapai swasembada kedelai antara lain : a. Pengaturan tataniaga khususnya impor harus dibatasi sesuai

kebutuhan

b. Penetapan HPP yang wajar pada tingkat petani yang dapat bersaing dengan komoditas lain (Rp. 7.500 per kg), agar petani memperoleh keuntungan yang wajar.

c. Memberlakukan bea masuk tinggi terhadap impor biji kedelai dengan pelaksanaan tarif fleksibel sesuai dengan kondisi harga kedelai internasional.

d. Memberikan bantuan insentif kepada petani sehingga merangsang petani untuk menanam kedelai.

e. Mendorong perluasan areal tanam kedelai di lahan perkebunan dan kehutanan dengan memberikan insentif berupa benih, saprodi dan peralatan pasca panen.

f. Mengarahkan pengrajin tahu tempe (Kopti) mengutamakan produksi kedelai dalam negeri.

B. Sosialisasi Peningkatan Produksi Umbi-umbian (Ubikayu dan Ubijalar) melalui CF-SKR Tahun 2011

Sosialisasi peningkatan produksi umbi-umbian (ubikayu dan ubijalar) melalui CF-SKR tahun 2011 dilaksanakan di Hotel Permata, Bogor, Jawa Barat pada tanggal 29 – 31 Maret 2011. Peserta pertemuan 30 orang, berasal dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB dan Papua, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur, Dinas Pertanian

(23)

Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Jayawijaya, Badan Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Pusat Kerjasama Luar Negeri, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Ketahanan Pangan, Sekretariat SKR Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi serta stakeholders yang terkait.

Tujuan pelaksanaan kegiatan CF-SKR antara lain : mensosialisasikan program CF-SKR baik Petugas Provinsi maupun Kabupaten Pelaksana dalam rangka meningkatkan produksi ubikayu dan ubijalar melalui penggunaan bibit bermutu varietas unggul, meningkatkan produktivitas dan produksi.

Berdasarkan hasil diskusi dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Umbi-umbian mempunyai peranan strategis sebagai food (pangan karbohidrat, bahan baku industri), feed (pakan ternak), fuel (sumber energi alternatif) serta meningkatkan pendapatan petani. Ubikayu dan ubijalar sangat baik untuk dikembangkan dan sangat strategis dalam mendukung pencapaian Diversifikasi Pangan (Perpres No. 22 Tahun 2009 tentang Percepatan Diversifikasi Pangan Berbasis Pangan Lokal).

2. Untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam meningkatkan produksi tanaman pangan tahun 2011 ditempuh melalui strategi: 1) peningkatan produktivitas, 2) perluasan areal tanam, 3) pengamanan produksi, 4) kelembagaan dan pembiayaan.

3. Program Second Kennedy Round (SKR) merupakan hibah Pemerintah Jepang untuk peningkatan produksi pangan di negara- negara berkembang melalui pengadaan sarana produksi pertanian (pupuk, alsintan dan obat-obatan pertanian).

4. Lokasi pelaksanaan CF-SKR ubikayu di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat seluas 120 ha (20 ha per kelompok tani) dengan bantuan bibit 1.200.000 stek, pupuk NPK 30.000 kg, pupuk organik 240.000 kg, pelatihan petani, alat pasca panen 6 paket (penepung dan perajang). Lokasi ubijalar di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua seluas 90 ha (15 ha per kelompok tani) dengan bantuan bibit 2.700.000 stek, pupuk NPK 13.500 kg, pupuk organik 90.000 kg, pelatihan petani, alat pasca panen 6 paket (penepung dan perajang).

5. Setiap kelompok tani pelaksana kegiatan CF-SKR wajib menyediakan minimal 10% pertanaman yang dibina dan diarahkan untuk penyediaan calon benih pada musim tanam berikutnya.

16 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(24)

Diharapkan kegiatan CF-SKR ini dapat meningkatkan produksi ubikayu dan ubijalar minimal 20% dari sebelum pelaksanaan kegiatan CF-SKR.

6. Pencairan dana bantuan CF SKR ini dilakukan atas usulan RUK kelompok sesuai dengan kebutuhan di lapangan, khususnya dalam pengadaan sarana produksi dan alat pasca panen (alat penepung dan perajang), dll.

7. Penggunaan benih ubikayu dan ubijalar dalam pelaksanaan kegiatan CF-SKR tetap memperhatikan spesifikasi teknis benih varietas unggul nasional berproduksi tinggi, dibawah pengawasan BPSB setempat. Varietas di Kabupaten adalah varietas unggul nasional adaptif dataran tinggi seperti varietas Papua Solossa, Papua Pattipi, Sawentar dan Cangkuang ditambah varietas unggul lokal Helaleke Baru, Musan, Musaneken dan Wenabuge. Sedangkan varietas yang digunakan di Kabupaten Lombok Timur adalah varietas Darul Hidayah.

8. Penggunaan varietas sebaiknya jumlahnya sama antara varietas unggul nasional dan unggul lokal di setiap kelompok (50% varietas unggul nasional dan 50% varietas unggul lokal). Sedangkan untuk penanaman menggunakan dua sistem (50% sistem kuming dan 50%

sistem guludan) disetiap kelompok.

9. Pupuk anorganik semuanya diganti dengan pupuk kandang dan kompos karena penggunaan pupuk anorganik tidak boleh digunakan di Kabupaten Jayawijaya. Volume pupuk anorganik disesuaikan dengan pupuk organik dan pupuk kandang.

10. Perlu dilakukan koordinasi, sinkronisasi serta pengawasan dan pengawalan dari berbagai pihak terkait, untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan CF-SKR ini

11. Model pengembangan Klaster Industri antara lain: 1) pengembangan secara klaster industri; 2) melibatkan banyak petani, nilai tambah didistribusikan lebih banyak kepada petani; 3) petani sebagai plasma klaster bermitra dengan inti klaster; 4) inti dari klaster yang mendapat bantuan program merupakan badan usaha yang sebagian sahamnya dimiliki oleh petani/kelompok tani.

(25)

C. Rapat Koordinasi Pengembangan Kedelai di Lahan Hutan Provinsi Jawa Timur

Rapat dilaksanakan pada tanggal 7 April 2011 di UPT Pengembangan Benih Palawija, Bedali – Lawang, Malang. Hasil rapat adalah sebagai berikut :

1. Rapat dibuka oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan dengan kata sambutan seperti terlampir, dihadiri oleh 100 orang peserta terdiri dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur beserta staf, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten se-Jawa Timur, Kepala Kawasan Pemangku Hutan (KPH), Perum Perhutani Unit II se – Provinsi Jawa Timur, PTPN XI, RNI, Direksi PT. Sang Hyang Seri, Direksi PT.

Pertani, Direksi PT. Petrokimia, Direktur Pupuk dan Pestisida Ditjen PSP, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dan staf, Balitkabi Malang, Kepala UPTD Pertanian Provinsi Jawa Timur.

2. Setelah penyampaian materi, langsung workshop untuk mengetahui berapa luas dan jadwal tanam kedelai di lahan hutan dan perkebunan. Hasil workshop diperoleh data dan informasi sebagai berikut:

a. Dari rencana semula seluas 63.602,15 ha, setelah diklarifikasi ulang maka total luas rencana pengembangan kedelai di lahan Perhutani Unit II yang sudah riil pada tahun 2011 seluas 20.293,9 ha yang terdapat di 23 KPH (Kawasan Pemangku Hutan) dan pada 21 Kabupaten dengan jadwal tanam Maret = 1.440 ha (sudah tanam), April = 3.242,1 ha, Mei = 240,8 ha, Juni

= 2.708 ha, Juli = 47 ha, Agustus = 25 ha, September = 5.068,5 ha, Oktober = 7.172,3 ha, November = 716 ha, Desember = 892,2 ha. Tambahan areal diupayakan dengan melakukan penjajagan lokasi Kabupaten Malang, Jember, Bondowoso dan lain-lain.

b. Data dari Perkebunan (PTP XI dan RNI) belum masuk, data sementara dilaporkan seluas 27.500 ha, akan diinventarisasi kemudian.

c. Jadwal pelaksanaan kegiatan pengembangan kedelai di lahan kehutanan disepakati Penugasan Penyaluran Benih paling lambat tanggal 21 April 2011.

18 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(26)

D. Rapat Koordinasi Pengembangan Kedelai di Lahan Hutan Provinsi Jawa Barat

Rapat dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2011 di Hotel Yehezkiel, Bandung.

Adapun hasilnya sebagai berikut :

1. Rapat dipimpin oleh Kabid Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat mewakili Kadis Pertanian, dihadiri 60 orang peserta dari Diperta Provinsi Jawa Barat, Dinas Pertanian Kabupaten se-Jawa Barat, BPSB, BPTPH, Balai Pengembangan Benih Padi, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, KPH, Dinas Perkebunan Jawa Barat, PT. Sang Hyang Seri, Direktorat Pupuk dan Pestisida Ditjen PSP, Direktorat Perbenihan, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dan Litbang Kementan.

2. Pemaparan materi dilakukan oleh: a) Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi ; b) Wakil Direktur Pupuk dan Pestisida ; c) Wakil Direktur Perbenihan ; d) Ketua Unit III Perum Perhutani Jawa Barat;

d) Dinas Perkebunan Jawa Barat ; e) Direksi PT. SHS.

3. Permasalahan dalam perluasan areal tanam kedelai di lahan hutan dan kebun adalah sebagai berikut:

a. Pemasaran hasil kedelai di lahan hutan dan harga jual ± Rp.

6.000,- masih belum merangsang petani, hendaknya ada jaminan pasar dan harga jual kedelai minimal ½ kali harga beras.

b. Jaminan penyediaan benih kedelai, hendaknya benih kedelai dapat tersedia sebelum petani bertanam.

c. Lahan hutan dan kebun adalah lahan baru hendaknya dapat dibantu dengan pupuk rhizobium, karena bila ini gagal/tidak berhasil maka kedepan akan lebih sulit mengembangkan kedelai di lahan hutan/kebun. Untuk penyediaan rhizobium pihak Perhutani III Jawa Barat berjanji akan mempelajari penggunaan dana CSR dan sumber lainnya.

4. Setelah penyampaian materi, dilanjutkan workshop untuk mengetahui berapa luas dan jadwal tanam kedelai di lahan Hutan dan Perkebunan di Provinsi Jawa Barat, dengan hasil :

a. Rencana semula seluas 21.259,74 ha, setelah diklarifikasi ulang maka total luas rencana pengembangan kedelai di lahan Perhutani Unit III yang sudah riil pada tahun 2011 seluas 8.225 ha yang terdapat di 14 KPH (Kawasan Pemangku Hutan) dan pada 14 kabupaten dengan jadwal tanam April = 590 ha (sudah tanam), Mei = 6.395 ha, Juni = 240 ha, Juli = 1.000 ha, dengan

(27)

rincian alokasi per KPH dan Kabupaten seperti pada lampiran.

Disamping itu masih ada potensi perluasan areal tanam kedelai di lahan perkebunan seluas 1.700 ha dan pengembangan lahan kering, Ditjen PSP seluas 250 ha.

b. Jadwal pelaksanaan kegiatan pengembangan kedelai di lahan kehutanan agar disepakati, sehingga Penugasan Penyaluran Benih tepat waktu. Juga dipaparkan prosedur dan tata cara proses penyediaan benih CBN kedelai, agar bisa melakukan pengecekan dan pengawalan hingga benih tersalur.

E. Pelatihan Teknis Kacang Tanah dan Kacang Hijau di Yogyakarta Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 8 - 12 Mei 2011 di Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) Yogyakarta, adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pelatihan diawali laporan pelaksanaan oleh Kasubdit Aneka Kacang, sambutan selamat datang oleh Kepala BPSDMP Provinsi D.I Yogyakarta, kemudian dilanjutkan sambutan dan arahan dari Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, dihadiri Perwakilan dari Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang, Subdin Produksi Provinsi D.I Yogyakarta, Para Widyaiswara, peserta dari 23 Provinsi dan Kabupaten Se Provinsi D.I. Yogyakarta dan instansi terkait yang berjumlah kurang lebih 50 orang.

b. Pelatihan diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas teknis di tingkat Provinsi dan Kabupaten lingkup Provinsi D.I. Yogyakarta untuk mempermudah dan mempelancar pelaksanaan Pola Tanam Terpadu (PTT) kacang tanah dan kacang hijau tahun 2011.

c. Materi yang dibahas adalah : Program Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011; Capaian Produksi dan Sasaran Kacang Tanah & Kacang Hijau Tahun 2011; Motivasi Berprestasi;

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Kacang Tanah & Kacang Hijau;

Penanganan Pasca Panen Primer Kacang Tanah & Kacang Hijau;

Dinamika Kelompok; Peningkatan Produksi Kacang Tanah & Kacang Hijau Melalui PTT; Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau;

Teknologi Budidaya; Berdasar Agroekosistem; Panen dan Pasca Panen Kacang Tanah Dihubungkan dengan Mutu Benih; Penyakit Tanaman Kacang Tanah dan Teknologi Pengendaliannya;

Identifikasi Hama Kacang Tanah dan Pengendaliannya; Varietas Unggul dan Produksi Benih Kacang Tanah;

20 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(28)

d. Kunjungan Lapangan, yang dilaksanakan di 2 tempat yaitu Balai Benih Induk Palawija (BBIP) Provinsi D.I Yogyakarta dan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaaan (P4S) Putri 21 yang terletak di Dusun Sumberejo RT. 26/ RW.07 Desa Ngawu Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul.

F. Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2011

Rapat diselenggarakan di Hotel Sandjaja Palembang pada tanggal 19 – 21 Juli 2011, dihadiri Kepala Dinas Pertanian Provinsi Aceh, Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Banten, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Kepala Bidang yang menangani produksi tanaman pangan dari Dinas Pertanian Provinsi se-Indonesia, Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, serta para undangan lainnya.

Tujuan pertemuan adalah: 1) Koordinasi dan menyamakan persepsi dalam upaya mengevaluasi pencapaian produksi tanaman pangan pada ARAM II 2011 dan pengamanan areal tanam/panen untuk pencapaian sasaran produksi tahun 2011; 2) mengevaluasi kontribusi dari Badan Litbang Pertanian dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian khususnya dalam kegiatan pengawalan kegiatan SL-PTT padi, jagung dan kedelai terhadap pencapaian produksi tanaman pangan tahun 2011.

Narasumber : Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan yang diwakili oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Kepala Badan Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia Pertanian yang diwakili oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Asisten Deputi II Bidang Koordinasi Pertanian Dan Kelautan Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi, Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Primer BUMN, Plt. Direktur Utama Perum Perhutani, Manajer Perencanaan Pemasaran PT. PUSRI, Direktur Produksi PT. Sang Hyang Seri (Persero), dan Direktur Utama PT. Pertani (Persero).

Dua hal utama yang dibahas dalam pertemuan koordinasi ini adalah : a. Analisis penyebab peningkatan dan penurunan luas

tanam/produktivitas/produksi padi, jagung, kedelai berdasarkan ARAM II tahun 2011 dibandingkan dengan ATAP 2010 dan sasaran 2011 serta langkah-langkah yang diambil untuk mencapai sasaran 2011.

(29)

b. Tindak lanjut penyelesaian MoU (Memorandum of Understanding) antara Menteri Pertanian dan Gubernur tentang Pencapaian Target Produksi Padi/ Beras tahun 2011.

Memperhatikan arahan DirJen Tanaman Pangan, narasumber, dan hasil diskusi dapat dirumuskan antara lain :

a. Produksi tujuh komoditas utama tanaman pangan berdasarkan ARAM II tahun 2011 belum mencapai target kecuali ubi kayu. Tiga komoditas utama yaitu padi masih kurang 2,54 juta ton GKG, jagung kurang 4,61 juta ton pipilan kering, dan kedelai 0,74 juta ton biji kering.

b. Sebagian provinsi menyatakan kesanggupan untuk meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai dari ARAM II guna pencapaian target, namun beberapa provinsi menyatakan kesulitan untuk mencapai target. Guna mencapai sasaran beberapa provinsi mengusulkan beberapa dukungan dan fasilitas.

c. Penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antara Menteri Pertanian dan Gubernur tentang Pencapaian Target Produksi Padi/Beras dalam rangka mendukung pencapaian ketahanan pangan berkelanjutan tahun 2011 - 2014 disepakati untuk diselesaikan dan disampaikan pada acara penghargaan ketahanan pangan 2011.

d. Dalam upaya ketepatan waktu tanam periode Juli – Desember 2011, khususnya Juli – September 2011, penyaluran BLBU perlu diupayakan langkah-langkah sebagai berikut: a) menerbitkan surat pendelegasian wewenang Gubernur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Bupati/Walikota kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota; b) BUMN pelaksana segera menyalurkan sesuai dengan CPCL yang telah diusulkan; dan c) meningkatkan pengawasan dan pengawalan pada setiap tingkatan.

e. Berdasarkan evaluasi sampai 21 Juli 2011 dari 31 Provinsi, pelaksana BLBU 24 Provinsi sudah menerbitkan surat pendelegasian wewenang dari Gubernur kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi, dan 285 Kabupaten/Kota sudah menerbitkan surat pendelegasian dan Kabupaten/Kota menerbitkan pendelegasian dari Bupati/Walikota kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam penetapan calon petani calon lokasi (CPCL) penerima BLBU TA. 2011. Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota agar menindaklanjuti surat penugasan penyaluran

22 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(30)

benih CBN dengan memberikan laporan kemajuan penyaluran kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan.

f. Untuk menjamin terlaksananya sinergi target P2BN ditingkat daerah dan pusat disusun peta kebutuhan dukungan dari instansi terkait, dikoordinir oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Terkait optimalisasi penyuluhan, BPPSDMP akan segera menerbitkan dan mensosialisakan pedoman umum tata hubungan kerja antara Bakorluh/Bapeluh dan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.

g. Program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) merupakan tanggungjawab bersama Kementan dan Kemeneg BUMN. Pelaksanaan tanam untuk GP3K tahun 2011 paling lambat September 2011, agar hasilnya dapat berkontribusi terhadap produksi tahun 2011. Pedum dan Juknis GP3K akan segera dikeluarkan dan disosialisasikan oleh Kemeneg BUMN.

h. Setiap program/kegiatan upaya peningkatan produksi termasuk GP3K (lokasi, luasan dan petani pelaksana) agar dikomunikasikan sejak awal dengan BPS setempat dan petugas lapang (KCD) agar terakomodir dalam penghitungan angka produksi (ARAM III BPS sampai dengan ATAP).

i. Kunci keberhasilan pembangunan pertanian di daerah sangat ditentukan oleh komitmen dan peran aktif serta keberpihakan pimpinan di daerah.

G. Gerakan Program Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) di Lahan Perhutani

Sesuai Surat dari Perum Perhutani No. 248/052.1/SDH/Dir tanggal 5 Juli 2011 yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan perihal Program GP3K di areal Perum Perhutani Tahun 2011 dan Surat Keputusan Menteri BUMN No. S 351/MBU/2011 tanggal 20 Juni 2011, Perum Perhutani mendapatkan tugas sebagai salah satu operator pelaksana program GP3K seluas 150.000 Ha untuk komoditi padi, jagung dan kedelai.

Kegiatan yang telah dilakukan sebagai berikut :

 Pertemuan tanggal 1 Juli 2011

Pertemuan Perum Perhutani dengan Dirjen Tanaman Pangan, bertempat di ruang rapat ops.room Dirjen TP, dihadiri oleh Direktur Buakabi, Plh Direktur Serealia, Dirjen PSP, Perum Perhutani,

(31)

Balitkabi dan Pusluhtan. Perum Perhutani meminta dukungan dari Kementerian Pertanian, khususnya benih dan pupuk bersubsidi.

Telah dibuatkan surat Dirjen TP kepada BPS, Penyuluh dan Peneliti Pertanian guna mendukung program tersebut.

 Pertemuan tanggal 4 Juli 2011

Merupakan tindak lanjut dari pertemuan tanggal 1 Juli 2011, bertempat di ruang rapat ops.room Dirjen TP. Hasil rapat adalah:

1. Rapat dipimpin Diretur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, dihadiri oleh Direksi Perum Perhutani Pusat, Perhutani Unit I Jawa Tengah, Unit II Jawa Timur dan Unit III Jawa Barat dan Banten, Kepala Pusat Penyuluhan SDM, Pusat Litbang Tanaman Pangan, Balai Besar Padi, Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP), Balitkabi, Direktorat Jenderal Prasana dan Sarana Pertanian, dan Direktorat lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

2. Tersedia lahan seluas 150.000 Ha di Perum Perhutani untuk program GP3K, dengan komoditi padi 50.000 Ha, jagung 50.000 Ha dan kedelai 50.000 Ha.

3. Dukungan dari Pusat Penyuluhan Pertanian akan mengkaji ulang data CPCL yang disajikan oleh Perum Perhutani dan berencana akan merevisi anggaran guna menambah uang perjalanan bagi penyuluh.

 Pertemuan tanggal 13 Juli 2011

Pertemuan dilaksanakan di Ruang Rapat Direktorat Budidaya Serealia yang membahas pelaksanaan GP3K. Hasil rapat adalah : 1. Rapat dipimpin oleh Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi,

mewakili Dirjen Tanaman Pangan, dihadiri oleh Direksi Perum Perhutani Pusat, Pusat Penyuluhan Pertanian SDM Pusat, Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Bogor, PT.

Pusri, PT.Pertani, PT. SHS, Direktorat Jenderal Prasana dan Sarana Pertanian dan Direktorat lingkup Ditjen Tanaman Pangan.

2. Rencana GP3K disosialisasikan pada saat pertemuan koordinasi pelaksanaan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan tanggal 19 – 21 Juli 2011 di Palembang.

3. Perlu payung hukum antara Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN. Selain juga perlu surat dari Dirjen TP ke

24 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(32)

Pusat Penyuluhan Pertanian Badan SDM, Direktorat Jenderal Prasana dan Sarana Pertanian, Biro Pusat Statistik (BPS) dan Puslitbangtan guna mencari dukungan.

4. Dengan kondisi situasi iklim, penanaman baru dapat dimulai September - Oktober 2011, penanaman I akan di laksanakan di Provinsi Jawa Barat, diharapkan ajuan untuk benih CBN 1 (satu) bulan sebelum tanam.

5. Berdasarkan informasi PT. Pusri ketersediaan pupuk untuk mendukung GP3K cukup, untuk itu diharapkan segera untuk membuat RDKK, sehingga 2 (dua) minggu sebelumnya sudah ada.

6. Badan SDM telah membuat surat ke Bakorluh/Bapeluh seluruh Indonesia untuk mendukung pelaksanaan kegiatan GP3K.

7. CPCL dari Perum Perhutani sudah lengkap untuk semua komoditi (padi, jagung dan kedelai) dan segera direkap sebagai usulan untuk benih CBN dan RDKK pupuk sampai ketitik baginya.

 Pertemuan tanggal 22 Juli 2011

Pertemuan dilaksanakan di Ruang Rapat ops.room Dirjen Tanaman Pangan, membahas persiapan pelaksanaan koordinasi GP3K di 3 wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dengan hasil :

1. Rapat dipimpin oleh Kasubdit Jagung mewakili Direktur Jenderal Tanaman Pangan, dihadiri Direktur Pupuk Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Perum Perhutani Pusat, Pusat Penyuluhan Pertanian, SDM Pusat lingkup Dirjen Tanaman Pangan.

2. Sasaran GP3K seluas 150.000 ha yang semula untuk masing- masing komoditi padi, jagung dan kedelai 50.000 ha terdapat perubahan menjadi padi seluas 60.962 ha, jagung 46.693 ha dan kedelai 47.059 ha. Rencana kerja sebanyak 70 KPH yang di pusatkan di Madiun

3. Untuk mendukung GP3K, saran Direktur Pupuk, Ditjen PSP agar Perum Perhutani membuat surat ke Menteri Pertanian yang tembusannya Kementerian Kehutanan untuk mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi.

(33)

 Pertemuan tanggal 8 Agustus 2011

Pelaksanaan Sosialisasi dan Pendampingan GP3K di 3 wilayah yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Hasil sosialisasi antara lain :

1. Dibentuk tiga Tim pendampingan dan sosialisasi di tiga provinsi yang terdiri dari gabungan staf Direktorat Budidaya Serealia, staf Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, staf Direktorat Perbenihan, staf Pusat Penyuluhan Pertanian dan Badan P2SDMP. Tim pendampingan dan sosialisasi Jawa Timur dikoordinasikan oleh Kasubdit Jagung, Jawa Tengah oleh Kasubdit Kedelai, dan Jawa Barat oleh Kasubdit Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering, dan Kasubdit Jagung sebagai Koordinator.

2. Bersama dengan Tim Perum Perhutani, telah dilaksanakan sosialisasi tanggal 3-4 Agustus 2011 serentak di tiga provinsi.

Sosialisasi dihadiri oleh Perwakilan Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Kehutanan Provinsi, Bakorluh Propinsi, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota serta Administratur Kesatuan Pemangku Hutan Perum Perhutani se-Jawa.

3. Guna mendukung pelaksanaan kegiatan, Sekretariat Pendampingan GP3K bersama dengan tim Perum Perhutani juga telah menyelesaikan konsep Nota Kesepahaman antara Menteri Pertanian dan Direktur Utama Perum Perhutani serta konsep Pedoman Umum GP3K Perum Perhutani. Nota Kesepahaman dimaksudkan sebagai payung hukum kerjasama pendampingan dan pengawalan GP3K Perum Perhutani oleh tim Kementerian Pertanian. Pedoman Umum dimaksudkan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan baik oleh jajaran Kementerian Pertanian maupun jajaran Perum Perhutani.

H. Pelaksanaan Panen Kedelai di Kabupaten Purworejo tanggal 15 – 17 September 2011

Pelaksanaan panen kedelai dilaksanakan tanggal 16 September 2011 di Desa Wironatan, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah :

1) Dihadiri oleh Menteri Pertanian, Gubernur Propinsi Jawa Tengah beserta Ibu, Bupati Kabupaten Purworejo, DPR RI Komisi IV yang diwakili oleh Ir. Rasyid Hidayat, peserta yang hadir berjumlah ± 400

26 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi

(34)

orang terdiri dari Kepala Badan Litbang Pertanian, Direktur Jenderal Tanaman Pangan diwakili oleh Ir. Sarsito Ghaib (Ka.

BBOPT Jatisari), Para Pejabat Provinsi dan Kabupaten, Forum Komunikasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Ketua DPRD Kabupaten Purworejo, Kepala Cabang beberapa Bank di Purworejo, Dinas terkait lingkup Kabupaten Purworejo, stakeholder terkait, penyuluh, kelompok tani dan petani Kabupaten Purworejo.

2) Pencanangan panen kedelai dilaksanakan pada hamparan seluas 100 ha di lokasi Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) kedelai. Panen dilakukan oleh Menteri Pertanian RI, Gubernur Jawa Tengah, DPR RI Komisi IV dan Bupati Purworejo.

3) Dilakukan juga penyerahan bantuan secara simbolik oleh Menteri Pertanian, Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Purworejo sebanyak 36 unit berupa peralatan, benih kedelai dan uang kepada petani/kelompok tani.

4) Kegiatan SL-PTT Kedelai Propinsi Jawa Tengah tahun 2011 seluas 45.000 ha sudah realisasi seluas 23.254 ha (51,68%), sedangkan di Kabupaten Purworejo seluas 3.000 ha dan sudah realisasi 3.000 ha (100%).

5) Hasil ubinan panen kedelai produktivitasnya 21 ku/ha, varietas Grobogan. Diharapkan dari areal SL-PTT kedelai seluas 3.000 ha akan menghasilkan produksi sebesar 5.400 ton. Diharapkan Kabupaten Purworejo mengalami surplus kedelai dan menjadi sentra produksi di Jawa Tengah, karena didukung lahan potensial untuk pengembangan kedelai seluas 20.000 ha yang tersebar di 7 Kecamatan yang saat ini bero.

6) Penanaman kedelai di Kabupaten Purworejo dilaksanakan pada bulan Juli dan awal bulan Agustus. Lewat dari bulan tersebut petani tidak akan menanam lagi karena takut terserang hama dan penyakit. Kebutuhan benih kedelai di Kabupaten Purworejo dipenuhi dari 3 Kabupaten (Brebes, Purworejo, dan Grobogan) bekerja sama dengan BUMN.

7) Hasil temu wicara Menteri Pertanian dengan petani :

a. Rendahnya harga jual kedelaisaat ini berdampak kecilnya minat petani untuk menanam kedelai, untuk itu pemerintah berupaya melakukan perbaikan tata niaga kedelai melalui :

 Memperjuangkan adanya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Kedelai, dengan besaran yang dapat mendorong minat petani melakukan pengembangan budidaya kedelai.

Gambar

Tabel 1. Sasaran LuasTanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi      Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2011
Tabel  2.  Sasaran  dan  Realisasi  Tanam  Aneka  Kacang  dan  Umbi  MT.  2010/2011  Sasaran (Ha) (Ha) % 1
Tabel  4.  Sasaran  dan  Realisasi  Tanam  Aneka  Kacang  dan  Umbi  TA.
Tabel  6.  Perkembangan  Realisasi  Anggaran  Direktorat  Budidaya  Aneka Kacang  dan Umbi Triwulan I Tahun 2011
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Untuk meneliti tari Inai pada upacara perkawinan masyarakat Melayu di Batang Kuis, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

institutional investors and overall, but also positively related to money market in- flows. However, the outflow effect is both larger and more consistently confirmed by the

Guru tetap Bukan Pegawai Negeri Sipil pada Sekolah Negeri adalah guru tetap yang diangkat oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau satuan pendidikan yang telah mendapat

$EVWUDN $QDOLVLV ,PSOLNDWXU SDGD .RORP 0DQJ 8VLO GDODP 6XUDW .DEDU +DULDQ .RPSDV GDQ ,PSOLNDVLQ\D GDODP 3HPEHODMDUDQ %DKDVD ,QGRQHVLD GL 60$ 3HQHOLWLDQ LQL EHUWXMXDQ

IHSG diperkirakan berpeluang menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (16/03), menyusul akumaulasi dari katalis positif bagi pasar BEI sebagai berikut : 1) Neraca perdagangan

Sifat yang diharapkan dalam sediaan gel topikal yaitu memiliki aliran tiksotropik, tidak lengket, tidak berkendir, daya sebar baik, tidak berminyak, mudah dicuci, sebagai emolien,

Anak dengan nefropati-IgA sering menunjukkan gejala hematuria nyata mendadak segera setelah infeksi saluran napas atas seperti glomerulonefritis akut pascastreptokok,

Hasil penelitian menemukan bahwa variabel product, people , dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pemilihan SD Islam Al Azhar 32 Padang. Hal