• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1 ISSN RANCANG BANGUN ALAT BENDING PELAT MANUAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1 ISSN RANCANG BANGUN ALAT BENDING PELAT MANUAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Volume 04, Nomor 1 ISSN 2443-1109

Halaman 69 dari 451 RANCANG BANGUN ALAT BENDING PELAT MANUAL

Ishak Pammu1, Israkwaty2 Ak ademi Tek nik Soroak o1,2

ishak pammu1@gmail.com1, ijranggo@gmail.com2

Abstrak

Mesin bending manual yang dimiliki Akademi Teknik Sorowako saat ini masih memiliki kelemahan saat digunakan pada praktik kerja pelat (sheet metal work ). Mesin bending tersebut hanya mampu menekuk dua sisi pelat sehingga tidak mampu membentuk kotak. Selain itu hasil penekukan pelat memiliki radius yang relatif besar (R10). Penelitian ini bertujuan merancang dan membuat alat bending pelat manual untuk menekuk material pelat galvanis dengan tebal 1,2 mm dan panjang 600 mm dan pelat aluminium dengan tebal 2 mm dan panjang 400 mm. Alat bending ini diharapkan mampu menekuk empat sisi pelat dan mampu membentuk kotak yang sesuai dengan dimensi sepatu penekuknya yang berukuran 10, 20, dan 30 cm yang dapat dilepas dan dipasang. Metode penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimental yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap perancangan, tahap pembuatan dan pengujian. Tahap penelitian diawali dengan perencanaan konsep disain, membuat gambar kerja, pembuatan model produk kerja pelat yang akan dibentuk, perakitan rancangan dan pengujian. Pada tahap perencanaan, rancangan dibuat secara detail dan dihitung pada bagian -bagian penting/kritikal dari alat bending yang akan dirancang dan dibuat. Rancangan kemudian dinilai berdasarkan beberapa aspek penilaian yang penting dilakukan yaitu penilaian terhadap pembuatan, konstruksi, perakitan, perawatan, pengoperasian, bahan/material, keamanan, dan harga. Tahap pengujian kemudial dilakukan setelah semua tahap awal hingga perakitan selesai. Hasil dari beberapa pengujian (running test) menunjukkan bahwa hasil rancang bangun alat bending pelat mampu menekuk pelat galvanis dengan ketebalan 1.2 mm dan panjang 600 mm dan pelat aluminium dengan ketebalan 2 mm dan panjang 400 mm dengan radius yang lebih kecil dibanding mesin bending sebelumnya (R2).

Alat bending ini juga mampu menekuk empat sisi dan membentuk kotak sesuai dengan ukuran sepatu penekuknya yaitu 10, 20, dan 30 cm.

Kata kunci: bending, pelat, manual, galvanis, aluminium.

1. Pendahuluan

Proses praktikum di Akademi Teknik Sorowako (ATS) memiliki sarana mesin yang cukup. Setiap jenis praktik tersebut kemudian harus ditunjang dengan alat atau mesin yang memadai. Namun, mesin bending manual yang dimiliki ATS saat ini masih memiliki kelemahan saat digunakan pada praktik kerja pelat (sheet metal work).

Mesin bending tersebut hanya mampu menekuk dua sisi pelat sehingga tidak mampu membentuk kotak. Kelemahan lainnya adalah hasil penekukan pelat memiliki radius yang relatif besar (R10).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk merancang dan membuat alat bending pelat manual untuk menekuk material pelat galvanis dan aluminium yang akan mampu menekuk empat sisi pelat, sehingga mampu membentuk kotak dengan dimensi yang sesuai dengan sepatu penekuknya yaitu 10, 20, dan 30 cm yang kemudian dapat dilepas dan dipasang dengan kemampuan maksimum alat penekuk untuk pelat galvanis dengan tebal 1,2 mm dan panjang 600 mm dan pelat aluminium dengan tebal 2 mm dan panjang 400 mm.

(2)

Halaman 70 dari 451 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka

Ada 2 penelitian sebelumnya yang menggunakan mesin yang sama. Penelitian pertama menitikberatkan pada kemampuan penekukan pelat galvanis dengan ketebalan 0.6 mm x 600 mm dan pelat aluminium 1.2 mm x 400 mm dengan sistem penekan menggunakan eksentrik (Ayu, K. dkk, 2017). Penelitian kedua dengan titik fokus penelitian pada optimalisasi hasil penekukan pelat dengan ketebalan pelat yang berbeda. Pada penelitian ini, titik fokus penelitan adalah tidak lagi pada penguatan konstruksi eksentrik yang merupakan kelemahan dari penelitian sebelumnya, tetapi merubah konstruksinya menjadi konstruksi roda gigi sehingga mampu melakukan penekukan pelat dengan ketebalan dan panjang yang lebih besar dan tidak lagi terjadi bending pada poros penekannya (Abdul, L, dkk, 2018). Penelitian lainnya yaitu mesin bending dengan kemampuan menekuk plat dengan tebal 2mm dan panjang 100mm tetapi hanya dapat menekut 2 sisi plat (Edy Sumarno, dkk, 2003)

2.2. Landasan Teori

Bending secara sederhana adalah jenis pengerjaan dengan cara memberikan tekanan/pressure pada bagian tertentu material atau pelat sehingga kemudian terjadi perubahan bentuk (deformasi plastis) pada bagian yang diberi tekanan tersebut.

Sedang proses bending adalah proses penekukan atau pembengkokan dengan menggunakan alat bending, manual atau mesin. Pengerjaan bending biasanya dilakukan menggunakan material atau bahan pelat baja karbon rendah untuk menghasilkan suatu produk dari bahan pelat.

Bending adalah penekukan atau pembengkokan pada suatu alat/material. Proses bending pada lembaran logam atau pelat (sheet metal forming) adalah proses penekanan pelat datar sampai tahap deformasi plastis pelat, hingga akhirnya menjadi komponen baru yang sesuai dengan permukaan dies (Siswanto, W.A, 2006).

(3)

Halaman 71 dari 451 2.2.1. Bagian-Bagian Mesin Bending Pelat Manual

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian eksperimental dipilih sebagai metode penelitian untuk rancang bangun mesin bending manual ini. Tahap penelitian diawali dengan perencanaan konsep disain, kemudian membuat gambar kerja, membuat model produk praktik kerja pelat yang akan dibentuk, merakit rancangan dan tahap akhir mesin rancangan akan melalui beberapa pengujian (running test). Pada tahap perencanaan, gambar rancangan dibuat secara detail dan bagian-bagian yang penting/kritikal akan dihitung.

Rancangan kemudian akan lanjut ketahap penilaian berdasarkan beberapa aspek penilaian yang penting dalam tahapan perancangan yaitu penilaian terhadap pembuatan, konstruksi, perakitan, perawatan, pengoperasian, bahan/material, keamanan, dan harga. Tahap penilaian ini sangat krusial dilakukan sebelum rancang bangun mesin bending ini diuji. Tahap akhir adalah pengujian setelah semua tahap awal hingga perakitan selesai.

Gambar 2.1 Mesin Bending Pelat Manual

(4)

Halaman 72 dari 451 3.1. Diagram Alir

(5)

Halaman 73 dari 451 3.2. Penilaian Alternatif

Penilaian terhadap suatu rancangan merupakan hal sangat penting agar didapatkan suatu konstruksi yang optimal. Seperti yang tertera pada tabel berikut :

Tabel 3. 1 Aspek Penilaian

Untuk memperoleh alternatif rancangan yang mendekati daftar tuntutan rancangan, maka dilakukan penilaian terhadap setiap alternatif – alternatif rancangan yang telah ditentukan dengan berdasarkan pada aspek penilaian.

No. Aspek Penilaian Penjelasan Penilaian

1. Pembuatan

Tingkat kesulitan yang dihadapi dalam proses pembuatan alat tersebut khususnya dalam pembuatan fungsi bagian utama mesin. Semakin mudah dibuat bagian mesin maka nilai yang diberikan semakin tinggi.

2. Konstruksi

Semakin mudah komponen dirakit dengan tidak terlalu banyak menggunakan variasi maka nilai yang diberikan semakin tinggi.

3. Perakitan

Semakin mudah dilakukan perakitan maka nilai yang diberikan terhadap alternatif tersebut akan semakin tinggi.

4. Perawatan

Semakin mudah proses perawatan mesin untuk jangka waktu yang panjang, maka semakin tinggi pula nilainya.

5. Pengoperasian

Tingkat kesulitan yang dihadapi pada proses pengoperasian. Semakin sulit pengoperasiannya, semakin rendah nilai yang diberikan.

6. Bahan/Material Semakin mudah material didapatkan, semakin tinggi nilai yang diberikan.

7. Keamanan

Tingkat keamanan pada proses pengoperasian mesin. Semakin sedikit resiko yang ditimbulkan, semakin besar nilai yang diberikan.

8. Harga Semakin terjangkau harga yang diberikan maka nilai yang diberikan semakin tinggi.

(6)

Halaman 74 dari 451 Konstruksi Mesin/Alat

(7)

Halaman 75 dari 451 3. Hasil dan Pembahasan

Hasil rancang bangun dan bagian-bagian alat/mesin seperti gambar 4.1

Perhitungan gaya untuk menekuk pelat

Hasil uji kekerasan pada material aluminium diperoleh Diketahui:

Beban (P) = 0,3 kg.

D = 300 mm Gravitasi (G) = 10 mm/s Ditanyakan:

Vickers Hard Number (VHN)

(8)

Halaman 76 dari 451 Penyelesaian:

VHN = 1,854 𝑥 𝑃 (

𝑑 10002 )2

= 1,854 𝑥 0,3 (

300 10002 )2

= 24,72 kg/𝑚𝑚2 → 25 kg/𝑚𝑚2

𝜏𝑏𝑖𝑗𝑖𝑛 = 25 x G

= 25 x 10

= 250 N/𝑚𝑚2

Gambar 4.2 Proses Bending

𝜏𝑏= 𝑀𝑏

𝑊𝑏 = 𝑏 𝑥 ℎ2𝐹 𝑥 𝐿

6

=

400 𝑥2²𝐹 𝑥 10

6

𝜏bijin = 𝐹 𝑥 10 266,667 F = 𝜏bijin 𝑥 266,667

10 = 250 𝑥 266,667

10 = 6666,667 N

MP = F x dt/2 = 6666,667 x 90/2 = 6666,667 x 45 = 300000 N/𝑚𝑚2

MP = Ftangan x L2  L2 = panjang tuas penekan Ftangan = 𝑀𝑃

𝐿2

= 300000

1000 = 300 N = 30 kg

(9)

Halaman 77 dari 451 4. Kesimpulan

Setelah semua tahap perencanaan hingga perakitan rancangan maka mesin bending manual ini melalui tahap akhir yaitu pengujian. Hasil dari beberapa pengujian (running test) menunjukkan bahwa hasil rancang bangun alat bending pelat mampu menekuk pelat galvanis dengan ketebalan 1.2 mm dan panjang 600 mm dan pelat aluminium dengan ketebalan 2 mm dan panjang 400 mm dengan radius yang lebih kecil dibanding mesin bending sebelumnya (R2). Alat bending ini juga mampu menekuk empat sisi dan membentuk kotak sesuai dengan ukuran sepatu penekuknya yaitu 10, 20, dan 30 cm.

Daftar Pustaka

[1] Ayu, K., E, Miswar, D., & Kasim, Fatimasari, 2016, Rancang Bangun Mesin BendingManual Pelat Galvanis Dengan Ukuran 0.6 mm x 600 mm Dan Pelat Aluminium Ukuran 1.2 mm x 400 mm, Akademi Teknik Soroako, Sorowako.

[2] Abdul, L., A, Diswan., Kaharuddin., & Syahruddin, 2018, Optimalisasi Mesin Bending Manual Pelat Galvanis Dengan Ukuran 1,2 MM X 600 Dan Pelat Aluminium Ukuran 3 MM X 400 MM, Akademi Teknik Soroako, Sorowako.

[3] Callister Jr.,W.D., 2007,”Fundamentals of Materials Science and Engineering”, Interactive e Text, John Wiley & Sons, Seventh Edition, New York, United States of America.

[4] Edy S., Abdul H., Ismu, Joko P. W., Bambang H., Rancang Bangun Mesin Tekuk Plat, 2003, Batan.

[5] ISTC-ATS. (1992). Mekanika Kekuatan Material. Soroako: Akademi Teknik Soroako, Sorowako

[6] Siswanto, W.A., 2006, Simulasi Springback Benchmark Problem Cross Member Numisheet 2005, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

[7] Tyas Ari Wibowo, Wahyu Purwo Raharjo & Bambang Kusharjanta, Perancangan dan Analisis Kekuatan Konstruksi Mesin Tekuk Plat Hidrolik

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam model linier deterioration of deterministic demand dengan strategi pemasaran dua versi produk, terdapat beberapa langkah dalam membentuk model tersebut, yang pertama

Dalam menghitung komposisi gizi suatu makanan dengan menggunakan pemrograman Visual Basic 6.0 pengguna dapat dengan mudah menjalankan aplikasi ini, seperti tampilan yang secara

Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa bahasa memiliki peranan penting bagi perkembangan kehidupan anak di masa mendatangnya dan salah satu upaya yang dapat

Margono Soekardjo Purwokerto menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada kualitas hidup pasien kanker serviks yang menerima pengobatan kemoterapi dibandingkan

Salah satu yang menjadi fokus integrasi gender dalam program ICCTF adalah peran, akses dan kontrol perempuan dalam pengelolaan lahan gambut yang didorong melalui

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pemangku kepentingan yang telah berproses bersama dan mendukung tersusunnya Rencana Aksi Daerah-Pengurangan

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan