• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN MARTIKULASI UNTUK PENGUATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 TANJUNG MORAWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEGIATAN MARTIKULASI UNTUK PENGUATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 TANJUNG MORAWA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

97 KEGIATANMARTIKULASI

UNTUKPENGUATAN KEMAMPUAN

MATEMATIKASISWA SMPNEGERI2TANJUNG MORAWA

Antonius KAP Simbolon1

1Universitas Prima Indonesia

*Antonius KAP Simbolon

Email : antoniussimbolon8@gmail.com

Abstract

The purpose of the matriculation activity is to improve the basic math skills of junior high school students so that when the learning process in the next material does not experience difficulties. The method used in this activity is through a pretest, providing material and practice questions, a posttest, and the final evaluation of the activity. The results of this activity are the basic understanding of students by 46.87%, and the final result of students who pass the minimum criteria of 53.13%.

Keywords: Basic Mathematics; Matriculation.

Abstrak

Tujuan kegiatan matrikulasi adalah untuk meningkatkan kemampuan matematika dasar siswa SMP agar ketika proses belajar mengajar di materi berikutnya tidak mengalami kesulitan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini melalui pretest, pemberian materi dan latihan soal, postest dan terakhir evaluasi kegiatan. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pemahaman matematika dasar siswa sebesar 46,87 %, serta hasil akhir menunjukan siswa yang lulus kriteria ketuntasan minimal sebesar 53,13%.

Kata Kunci: Matematika Dasar; Matrikulasi.

Received: April 28, 2022 / Accepted: April 28, 2022 / Published Online: April 30, 2022

(2)

PENDAHULUAN

Sekolah SMP Negeri 2 Tanjung Morawa merupakan salah satu sekolah Negeri di Kabupaten Deli Serdang, permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut dari hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 2 Tanjung Morawa masih terdapat 64% siswa SMP Negeri 2 Tanjung Morawa kurang memahami materi dasar matematika. Akibat dari kurangnya pengetahuan siswa pada matematika dasar SMP mengakibatkan siswa kesulitan dalam mengikuti materi matematika berikutnya. Matematika merupakan cabang ilmu yang dipelajari di semua tingkat satuan pendidikan.

Metematika merupakan ilmu hitung yang banyak melibatkan angka-angka. Susunan ilmu yang ada dalam matematika sangat sistematis mulai dari matematika tingkat dasar (hitungan) sampai pada matematika terapan atau aplikasi terhadap ilmu yang lain serta pengembangannya.

Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubunganhubungan yang ada dalam matematika untuk memudahkan kehidupan (Abdurrahman, 1999).

Selanjutnya menurut Armianti (2016) Matematika merupakan pelajaran yang penting karena merupakan ratu dan sekaligus pelayan dari segala ilmu. Selajutnya menurut Jana (2017) Matematika juga salah satu ilmu pengetahuan dasar atau basic science berperan dalam meningkatkan kemampuan generasi penerus bangsa melalui pengembangan pola pikir dan daya nalar, hal ini menunjukkan pentingnya matematika dalam kehidupan.

Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi. Oleh karena itu, penguasaan materi dalam pembelajaran matematika tidak menjadi tujuan akhir dari pembelajaran matematika, akan tetapi menurut Ekawati (2011) penguasaan materi matematika adalah salah satu cara untuk mencapai penguasaan kompetensi. Standar kompetensi matematika yang dikeluarkan Depdiknas (2008) secara khusus menyebutkan bahwa fungsi pembelajaran matematika adalah sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan rumus dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran, geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dan trigonometri. Metamatika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram, grafik, atau tabel.

Operasi hitung atau pengerjaan hitung dasar dalam matematika merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mempelajari matematika. Mengajarkan operasi hitung dasar adalah salah

(3)

satu usaha untuk mengembangkan kemampuan berhitung pada siswa. Operasi hitung dasar dalam matematika dapat dibedakan menjadi empat operasi hitung dasar yaitu: (1) Penjumlahan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh jumlah dua bilangan bulat atau lebih; (2) Pengurangan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh selisih dari dua bilangan atau lebih; (3) Perkalian, yaitu penjumlahan berulang dengan penjumlahan tetap; dan (4) Pembagian, yaitu kebalikan dari perkalian, sehingga untuk mempelajari pembagian siswa harus mampu melakukan perkalian.

Kecakapan melakukan operasi hitung dasar dalam matematika termuat dalam salah satu standar kompetensi bahan kajian matematika sekolah (Ekawati, 2011) yaitu dalam materi bilangan dengan kompetensi dasar menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Dengan kecakapan yang diharapkan dimiliki siswa adalah: (i) Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah, dan (ii) Menafsirkan hasil operasi hitung.

Kurangnya kemampuan siswa melakukan operasi hitung dasar matematika akan memberi pengaruh pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurangnya kemampuan siswa melakukan operasi dasar matematika disebabkan kesulitan yang dialami siswa dalam melakukan operasi hitung dasar tesebut. Hasil penelitian Arnidha (2015) terhadap kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung bilangan cacah menyimpulkan bahwa kesalahan siswa dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan disebabkan siswa kurang menguasai dan memahami menyelesaikan soal cerita, kesulitan dominan yang dialami siswa adalah pada operasi hitung dasar terutama pada perkalian dan pembagian. Kesulitan melakukan operasi hitung dasar juga ditemukan pada siswa SMK berdasarkan hasil penelitian Muthmainah (2013) yang menyimpulkan bahwa penguasaan siswa melakukan operasi hitung dasar masih rendah. Hal tersebut dapat dilhat berdasarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung.

Kesalahan dalam melakukan operasi (dalam matematika) adalah kesalahan dalam pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan matematika yang lain, seperti kesalahan dalam menjumlahkan, mengurangkan, dan kesalahan dalam operasi matematika lainnya (Elbrink, 2008).

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam melakukan operasi hitung pada umumnya adalah kesalahan yang berkaitan dengan proses (prosedural) dan kesalahan konsep (konseptual).

Kesalahan konseptual adalah kesalahan yang dilakukan siswa dalam menafsirkan suatu konsep atau salah dalam menggunakan konsep. Kesalahan prosedural adalah kesalahan dalam menyusun langkah-langkah yang sistematis dalam menyelesaikan suatu masalah (Kastolan, 1992). David dan

(4)

Lou (2007) juga menyatakan bahwa: “Procedural errors occur when a student computes or applies a procedure incorrectly. These types of errors suggest that students do not understand the concept related to the procedure. Calculation errors can be generalized as mistakes in addition, subtraction, multiplication, and division of numbers. Carelessness and lack of attention can result in calculation errors”.

Kesalahan yang dilakukan siswa dalam melakukan operasi hitung dasar matematika jika tidak diperbaiki maka akan mempengaruhi hasil belajar matematika secara langsung. Kondisi tersebut memaksa guru harus mencari solusi pembelajaran, bagaimana cara meningkatkan kemampuan peserta didik pada tahun ajaran baru dengan tujuan ketika proses belajar mengajar dimulai peserta didik sudah memiliki kemampuan matematika dasar secara merata sehingga akan mempermudah pemahaman matematika pada tingkatan sekolah menengah pertama. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan kegiatan matrikulasi mata pelajaran matematika. Menurut Ali (2014) Kegiatan matrikulasi mata pelajaran matematika bagi kelas VII sebagai upaya program terobosan yang mempunyai sisi positif bagi siswa-siswi dalam peningkatan mutu pembelajaran. Kegiatan matrikulasi penting dilaksanakan sebagai respon atas fakta-fakta yang ada demi terwujudnya proses pembelajaran yang mudah dan tujuan akhirnya siswa menguasai dan memahami (penguatan) secara utuh matematika dasar sehingga dapat meningkatan prestasi peserta didik.

Beberapa publikasi yang telah menerapkan kegiatan matrikulasi diantaranya menurut Susiaty (2016) hasilnya Rata-rata nilai matrikulasi mahasiswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi, kecerdasan interpersonal sedang maupun kecerdasan interpersonal rendah tergolong gagal.

Selanjutnya menurut Syahputra (2016) kegiatan matrikulasi juga mampu meningkatkan hasil belajar kimia mahasiswa secara signifikan meningkat 76%. Hal ini diperkuat oleh penelitian Rosliana (2014) bahwa kegiatan matrikulasi penting untuk peserta didik dengan latar belakang kemampuan yang berbeda. Hal yang sama juga disimpulkan dari hasil laporan pelaksanaan matrikulasi pada SMAK. St. Louis (2012) menyimpulkan bahwa program matrikulasi membantu siswa memahami materi matematika dengan baik, terutama pada kemampuan berhitung dalam matematika.

METODE PENGABDIAN

Metode yang digunakan pada kegiatan matrikulasi adalah sosialisasi kepada guru dan peserta didik mengenai alasan kegiatan, tujuan kegiatan dan manfaat kegiatan, pemberian pretest untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik baru dalam menguasai konsep matematika

(5)

dasar. Selanjutnya pemberian materi tambahan pada mata pelajaran matematika dasar secara intensif dan latihan soal sesuai topik yang disampaikan. Materi tambahan ini adalah materi dasar seperti operasi dasar bilangan bulat dan pecahan. Pemberian postest untuk melihat sejauh mana kemajuan yang telah dicapai pada kegiatan matrikulasi ini. Terakhir adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan matrikulasi lebih jelas dilihat pada Gambar 1: Diagram alir kegiatan matrikulasi.

Gambar 1: Diagram alir kegiatan matrikulasi

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan matrikulasi yang dikemas dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat di diawali dengan pelaksanaan pretest tentunya setelah diadakannya sosialisasi. Pretest dilakukan untuk semua peserta didik kelas VII, untuk mengetahui kemampuan matematika dasar siswa dan siswi tersebut. Table di bawah ini hasil pretest soal operasi bilangan bulat dan pecahan.

Tabel 1. Hasil pre-test

Rata-rata hasil pretest menunjukan bahwa kemampuan matematika dasar siswa kelas VII masih rendah. Hal ini sebetulnya sudah dikonfirmasi dari rerata nilai tugas siswa yang rendah, fakta ini menjadi salah satu hal diperlukannya penguatan kemampuan matematika dasar siswa kelas VII melalui kegiatan matrikulasi.

Sosialisasi kepada guru dan siswa

Pretest

Pelaksanaan martikulasi Posttest

Evaluasi

(6)

Gambar 2: Pemberian pretes

Pelaksanaan pemberian materi matematika dasar pada kegiatan matrikulasi dilaksanakan sebanyak 2 pertemuan, waktunya setelah pulang sekolah selama 1 jam pelajaran per sesi. Pada kegiatan martikulasi materinya adalah operasi mengenai bilangan bulat, pembahasan mengenai operasi bilangan bulat sangat penting untuk menunjang kemampuan dasar matematika.

Pertemuan kedua mengenai operasi bilangan pecahan, siswa SMP Negeri 2 Tanjung Morawa memiliki latar belakang kemampuan yang sangat variative sehingga masih banyak dijumpai siswa kelas VII yang belum lancar dalam operasi bilangan pecahan baik penjumlahan, pengurangan, pembagian maupun perkalian.

(7)

Gambar 3: Pemberian materi dan latihan soal

Hasil dari pertemuan pertama sampai terakhir diperoleh temuan yaitu masih banyak siswa kelas VII yang masih rendah dalam penguasaan matematika dasar, dan ternyata dengan diadakannya kegiatan matrikulasi membuat mereka semangat mempelajari matematika dasar.

Temuan lain, siswa terlihat antusias karena materi matematika dasar ini sangat mudah namun sebelumnya mereka belum kuasai. Pengabdi, mencoba mengkonfirmasi hasil kegiatan tersebut dengan melakukan postest dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana efek dari kegiatan matrikulasi dari sisi pemahaman matematika dasar. Hasil postest disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2. Hasil postest

Dilihat dari hasil pretest dengan postest pemahaman matematika dasar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Morawa secara ratarata meningkat dari 51,38 menjadi 75,40. Nilai siswa yang di atas batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) ada 15 siswa masih berada di bawah KKM dibandingkan dengan pretes kondisi ini jauh lebih baik. Persentase kenaikan siswa di atas KKM antara pretes dan postest sebesar 46,5%, sedangkan persentase penurunan siswa yang berada di bawah KKM sebesar 46,63,7 % seperti di sajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3. Persentase kenaikan berdasar KKM

Terakhir dari rangkaian kegiatan ini adalah evaluasi. Dari hasil evaluasi pretest dan post test telah terjadi peningkatan pemahaman matematika dasar siswa SMP Negeri 2 Tanjung Morawa setelah dilakukannya martikulasi selama 2 pertemuan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan matematika dasar siswa SMP Negeri 2 Tanjung Morawa. Hal ini didasari oleh fakta bahwa kemampuan matematika dasar siswa di sekolah ini tergolong rendah dilihat dari nilai Nilai tugas harian siswa, juga melihat dari kemampuan siswa-siswi yang sangat beragam. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan matrikulasi ini adalah meningkatnya kemampuan matematika dasar siswa dilihat dari

(8)

hasil pretest dan postest yaitu naik sebesar 46,87%. Kegiatan matrikulasi sangat pentig dilaksanakan terutama pada sekolah dengan kemampuan dasar matematika siswa yang beragam, sehingga kegiatan martikulasi menjadi solusi untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan matematika dasar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, M. (2014). Strategi Manajemen Mutu Pelajaran Bahasa Arab Melalui Program Matrikulasi di Madrasah Aliyah Darut Taqwa Sengonagung Pasuruan. Jurnal Review Pendidikan Islam, 1(1), 41–53.

Armianti, Yani, I., Widuri, K., & Sulistiawati. (2016). Pengaruh Matematika GASING (Gampang , ASyIk , dan menyenaNGkan) pada Materi Perkalian Bilangan Bulat Terhadap Hasil Belajar Peserta Matrikulasi STKIP Surya. Kreano, 7(1), 74–81. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.15294/k reano.v7i1.5012

Arnidha, Y. (2015). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Bilangan Cacah. E-DuMath, 1(1), 52-63.

Ekawati, E.(2011). Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Matematika Sekolah.Yogyakarta: P4TK Matematika.

Elbrik, M. (2008). Analyzing and Addressing Common Mathematical Errors in Secondary Education.B.S. Undergraduate Mathematics Exchange, 5 (1), 1-4.

David, M., & Lou, A. (2007). Teaching Mathematics Meaningfully. Baltimore: Brokes Publishing.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Jakarta:

Direktorat Pendidikan.

Jana, P. (2017). Pembinaan Olimpiade Matematika Kelas VA CI SD Negeri Ungaran I Yogyakarta. J- Dinamika, 2(2), 125–128.

Kastolan. (1992). Identifikasi Jenis–JenisKesalahan Menyelesaikan Soal–Soal Matematika yang Dilakukan Peserta Didik kelas II Program IPASMA Negeri SeKota madya Malang. Diakses pada tanggal 30 Maret 2015 pada http://journal.um.ac.id.

Mutmainnah, (2013). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Bilangan Berpangkat SMK Diponegoro Salatiga. Diakses tanggal 2 Maret 2015 pada http://Repository.Uksw.Edu.

Rosliana, N., Permanasari, A., & Sudargo, F. (2014). Gambaran Hasil Belajar Matrikulasi Kimia Kesehatan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Dharma Husada Bandung. Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 2(2), 187–194.

SMAK St. Louis (2012). Laporan Matrikulasi. Surabaya

Susiaty, U. D. (2016). Eksperimentasi Matrikulasi Ditinjau dari Kecerdasan Interpersonal Mahasiswa Semester I Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Pontianak. Jurnal Pendidikan Informatika Dan Sains, 5(1), 130–141.

Syahputra, R. A., Daulay, A. S., & Ridwanto. (2016). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Pada Mahasiswa Baru Prodi Farmasi 2015/2016 UMN Al-Washliyah. Jurnal Penelitian Pendidikan MIPA, 1(1), 27–33.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil-hasil yang dicapai selama dan setelah selesainya kegiatan IbW ini adalah: (1) di bidang revitalisasi sektor pertanian telah terjadi perbaikan cara berkebun

Berbeda dengan hasil yang diperoleh peneliti pada kelas XI IPA dimana minat tidak mempengaruhi hasil belajar siswa, dalam observasi siswa yang mempunyai minat

pengembangan pendidikan di daerahnya, serta sekolah juga harus lebih aktif dan kreatif sehing- ga tidak hanya menunggu petunjuk dari atas. Pemberlakuan sistem desentralisasi akibat

PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG : Studi di Kelas XI Akuntansi SMK Bina Warga Bandung

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas layanan kesehatan peserta BPJS di Rumah Sakit UNHAS belum optimal karena masih ada keluhan dari pasien yakni: menunggu lebih

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, Sesuai dengan rumusan masalah serta tujuan dan kegunaan penelitian, maka dalam penelitian

(b) menggali pengetahuan siswa untuk mengidentifikasi gambar, (c) membuat tulisan berdasarkan gambar, (d) menanyakan alasan rangkaian urutan tulisan yang telah dibuat,