• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI PENGUKUR TEGANGAN ARUS LISTRIK RTU (REMOTE TERMINAL UNIT) PADA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM INFORMASI PENGUKUR TEGANGAN ARUS LISTRIK RTU (REMOTE TERMINAL UNIT) PADA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI PENGUKUR TEGANGAN ARUS LISTRIK RTU (REMOTE TERMINAL UNIT) PADA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Laporan Penelitian

Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Metode Penelitian Program Studi Sistem Informasi Informasi Jenjang S1 (Strata Satu)

Oleh :

Agil Gumelar Satyagraha NIM. 10514233

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

2017

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini kemajuan di dunia informasi dan teknologi sangat pesat dikalangan masyarakat. Kemajuan itu ditandai dengan adanya banyak penemuan- penemuan baru dalam hal teknologi salah satunya internet. Internet adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan dapat menghubungkan jutaan bahkan milyaran jaringan komputer dengan berbagai jenis dan merk, dan terhubung langsung ke satelit. Jaringan internet juga merupakan pelopor terjadinya revolusi teknologi.

Dengan adanya internet juga manusia dapat mengetahui perkembangan- perkembangan teknologi yang lain dari berbagai negara.

Aplikasi adalah program yang dibuat untuk memudahkan penggunanya sesaui dengan kebutuhan pengguna tersebut. Aplikasi merupakan bagian dari sistem pakar yang kini banyak digunakan untuk membantu pekerjaan manusia yang mencakup di segala bidang. Aplikasi yang baik adalah aplikasi yang dapat digunakan secara terus menerus dan dapat dimanfaatkan secara efisien pada bidang tertentu.

Salah satu aplikasi yang digunakan pada sebuat Instansi pemerintahan yaitu Aplikasi Pengukur Tegangan Arus Listrik RTU (Remote Terminal Unit) yang merupakan aplikasi berbasis web yang dirancang untuk memudahkan user mengontrol atau memonitor tegangan arus listrik. Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan

(3)

dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik.

Aplikasi ini dibuat supaya user dapat mengetahui seberapa besar daya listrik yang sedang digunakan. Dengan adanya aplikasi pengukur tegangan arus listrik ini user menjadi lebih mudah melakukan pekerjaannya dan lebih menghemat waktu yang digunakan. Sayangnya sistem ini masih memiliki kekurangan yaitu belum auto refresh. User harus merefresh secara manual untuk dapat melihat grafik arus listrik yang sedang berjalan.

Dengan analisis diatas, penulis akan membuat sebuah penelitian dengan judul

“Sitem Informasi Pengukur Tegangan Arus Listrik RTU (Remote Terminal Unit) Pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Masih ada user yang tidak mengerti cara menggunakan sistem pengukur tegangan arus listrik RTU (Remote Terminal Unit) ini.

2. Sistem belum tersedia auto refresh

3. Fungsi dari sistem pengukur tegangan arus listrik RTU (Remote Terminal Unit) ini hanya untuk memantau tegangan arus listrik.

4. Tindakan atau penanganan terjadinya kelebihan daya arus listrik masih dilakukan dengan cara manual.

(4)

1.2.2. Rumusan Masalah

Dalam hal ini penulis hanya akan membahas tentang:

1. Bagaimana cara mengembangkan sistem pengukur tegangan arus listrik RTU (Remote Terminal Unit) menggunakan auto refresh.

2. Bagaimana cara mengoprasikan sistem pengukur tegangan arus listrik RTU (Remote Terminal Unit) menggunakan auto refresh.

2.3. Maksud dan Tujuan 2.3.1. Maksud

Maksud dari penelitian yang ingin dicapai secara penuh sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Selain itu penulis juga bermaksud untuk mengimplementasikan pengetahuan penulis yang didapat saat perkuliahan dengan cara melakukan pengembangan sistem pengukur tegangan arus listrik RTU (Remote Terminal Unit) menggunakan auto refresh.

2.3.2. Tujuan

Tujuan penelitian yang diharapkan tercapai oleh penulis dan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat adalah:

1. Dapat membantu memudahkan pekerjaan operator sistem pengukur tegangan arus listrik RTU (Remote Terminal Unit).

2. Membuat sistem yang mudah dioperasikan

3. Dapat memberikan dan mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain.

2.4. Batasan Masalah

(5)

1. Sistem ini hanya menampilkan grafik tegangan arus listrik.

2. Sistem ini belum tersedia fasilitas auto refresh sehingga harus dilakukan dengan cara manual untuk dapat melihat perkembangan arus listrik.

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem

Dikutip dari buku Bambang Hartono (2013:10). Menurut Bonita J. Campbel (1979) dalam buku Understanding Information System: Foundations for control menegaskan bahwa sistem adalah “any group of interrelated components or parts which function together to achieve goal” (Sehimpunan bagian-bagian atau komponen yang saling berkaitan dan secara bersama-sama berfungsi atau bergerak untuk mencapai suatu tujuan).

Dikutip dari buku Bambang Hartono (2013:10). Theo Lippeveveld, Rainer Saurborn, dan Claude Bodart (2000) dalam buku Design and Implementation of Health Information System mendefinisikan sistem sebagai “any collection of componnet that work togenther to achieve a common objective” (Sekumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja untuk mencapai suatu tujuan bersama)

2.1.1. Karakteristik Sistem

Menurut Kusrini dan Koniyo (2007:6) sistem mempunyai karakteristik atau sifat- sifat tertentu, diantaranya:

(7)

1. Komponen Sistem (Component) : Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batas Sistem (Boundary) : Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan kerjanya.

3. Subsistem : Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.

4. Lingkungan Luar Sistem (Environment) : Suatu sistem yang ada diluar dari atas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem.

5. Penghubung Sistem (Interface) : Media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem lain. Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya.

6. Masukan Sistem (Input) : Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukkan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berinteraksi.

7. Keluaran Sistem (Output) : Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

8. Pengolahan Sistem (Proces) : Suatu sistem yang mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.

9. Sasaran Sistem (Objective) : Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan.

2.1.2. Klasifikasi Sistem

(8)

Menurut Kusrini dan Koniyo (2007:7) mengatakan bahwa suatu sistem dapat diklasifikasikan sistem sebagai berikut:

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik : Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau gagasan yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada secar fisik.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia : Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancangan oleh manusia.

3. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu : Sistem tertentu adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat. Sedangkan sistem tak tertentu adalah sistem dengan perilaku kedepan yang tidak dapat diprediksi.

4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka : Sistem Tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luar atau otomatis. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dapat terpengaruh dengan keadaan lingkungan luarnya.

2.2. Data

Data adalah deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi yang direkam, di kelompokkan, dan disimpan tetapi belum terorganisir untuk menyampaikan arti tertentu.

Sumber: Turban (2010)

(9)

Data adalah kumpulan dari fakta, konsep, atau instruksi pada penyimpanan yang digunakan untuk komunikasi, perbaikan dan diproses secara otomatis yang mempresentasikan informasi yang dapat di mengerti oleh manusia.

Sumber: Inmon (2005)

Data adalah hasil pengukuran dan pencatatan terhadap fakta tentang sesuatu, keadaan, tindakan atau kejadian.

Sumber: Thompson & Handelman dalam bukunya Bambang Hartono (2013:15)

2.3. Klasifikasi Data

Data dapat diklasifikasikan menurut jenis, sifat, dan sumber.

2.3.1. Klasifikasi data menurut Jenis Data a) Data Hitung

Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu. Yang termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.

b) Data Ukur

Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai sesuatu.

2.3.2. Klasifikasi data menurut Sifat Data a) Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data mengenai pergolongan dalam hubugan dengan penjumlahan.

b) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data mengenai pergolongan dalam hubungannya dengan kualitas atau sifat sesuatu.

(10)

2.3.3. Klasifikasi data menurut Sumber Data : a) Data Internal

Data internal adalah data yang asli, artinya data sebagai hasil observasi yang dilakukan sendiri, bukan data hasil karya orang lain.

b) Data Eksternal

Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Data eksternal terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

 Data Eksternal Primer

Data eksternal primer adalah data dalam bentuk ucapan lisan atau tulisan dari pemiliknya, yakni orang yang melakukan observasi sendiri.

 Data Eksternal Sekunder

Data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan observasi melainkan melalui seseorang atau sejumlah orang.

2.4. Informasi

Informasi adalah suatu data yang telah diproses sehingga dapat mengurangi ketidakjelasan tentang keadaan atau suatu kejadian. Sedangkan kata data itu sendiri adalah fakta atau kenyataan yang sebenarnya.

Menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Bambang Hartono (2013:15), information is data has been processed into a form that is meaningful to the recipient and is of real or perceived value in current or prospective decision.

(Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berguna bagi

(11)

penerimanya dan memiliki nilai bagi pengambilan keputusan saat ini atau di masa yang akan datang)

2.4.1. Ciri-ciri Informasi

Dalam lingkup sistem informasi, informasi memiliki ciri-ciri seperti yang dijelaskan di bawah ini : (Davis, Gordon B., 1989)

1. Benar atau salah, ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.

2. Baru. Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.

3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah ada.

4. Korektif. Informasi data menjadi suatu korektif atas salah satu informasi sebelumnya.

5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya atas kebenaran informasi tersebut.

2.4.2. Kualitas Informasi

Penjelasan tentang kualitas informasi dipaparkan di bawah ini menurut Lippeveld, Sauborn, dan Bodart di dalam bukunya Bambang Hartono (2013:17- 18).

1. Relevansi

(12)

Informasi disediakan atau disajikan untuk digunakan. Oleh karena itu, informasi yang bernilai tinggi adalah yang relevan dengan kebutuhan, yaitu untuk apa informasi itu akan digunakan

2. Kelengkapan dan Keluasan

Informasi akan bernilai semakin tinggi, jika tersaji secara lengkap dalam cakupan yang luas. Informasi yang sepotong-sepotong, apalagi tidak tersusun sistematis, tentu tidak akan banyak artinya. Demikian pun bila informasi itu hanya mencangkup area yang sempit dari suatu permasalahan.

3. Kebenaran

Kebenaran informasi ditentukan oleh validitas atau dapatnya dibuktikan.

Informmasi berasal dari data, dan data fakta. Informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang benar-benar berasal dari fakta, bukan opini atau ilusi.

4. Terukur

Informasi berasal dari data arau hasil pengukuran dan pencacatan terhadap fakta. Jadi, informasi yang bernilai tinggi adalah informasi yang jika dilacak kembali kepada datanya, data tersebut dapat diukur sesuai dengan faktanya.

5. Keakuratan

(13)

Informasi berasal dari data arau hasil pengukuran dan pencacatan terhadap fakta. Oleh karena itu kecermatan dalam mengukur dan mencatat fakta akan menentukan keakuratan data dan nilai dari informasi yang dihasilkan.

6. Kejelasan

Informasi dapat disajikan dalam berbagai bentuk teks, tabel, grafik, chart, dan lain-lain. Namun, apa pun bentuk yang dipilih, yang penting adalah menjadikan pemakai mudah memahami maknanya. Oleh sebab itu, selain bentuk penyajiannya harus benar, juga harus diperhatikan kemampuan pemakai dalam memahaminya.

7. Keluwesan

Informasi yang baik adalah yang mudah diubah-ubah bentuk penyajiannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi.

8. Ketepatan Waktu

Informasi yang baik adalah informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan. Informasi yang terlambat datang menjadi informasi basi yang tidak ada lagi nilainya (misalnya untuk pengambilan keputusan).

2.5. Sistem Informasi

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima informasi kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan

(14)

melakukan tindakan, sehingga menghasilkan suatu tindakan yang lain yang membuat sejumlah data kembali. Data tersebut diinput, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya hingga membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan nama siklus informasi (information cycle).

Gambar: 2.1 Siklus Informasi (Sumber: widuri.raharja.info)

2.6. Arus Listrik

2.6.1. Definisi Arus Listrik

Arus listrik adalah aliran dari muatan listrik dari satu titik ke titik yang lain.

Arus listrik terjadi karena adanya media penghantar antara dua titik yang mempunyai beda potensial. Semakin besar beda potensial listrik antara dua titik tersebut maka semakin besar pula arus yang mengalir. Dari aliran arus listrik inilah diperoleh tenaga listrik yang disebut dengan daya.

Dalam aplikasinya, arus listrik terjadi saat muatan pada tegangan listrik dialirkan melalui beban. Contohnya saat kita menyalakan televisi maka arus listrik

(15)

rumah kita mengalir dari titik phase ke titik netral. Dalam hal ini televisi dianggap sebagai beban yang dialiri oleh arus listrik dan tenaga atau daya yang ditimbulkan karena aliran listrik inilah yang menyebabkan televisi bisa menyala.

2.6.2. Simbol dan Satuan Kuat Arus

Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian disebut dengan kuat arus. Dan karena mengalir maka arus listrik merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang mempunyai arah. Arah yang dimaksud adalah arah aliran muatan listrik.

Simbol dari besaran kuat arus dinyatakan dengan huruf I besar berasal dari kata dalam bahasa perancis, Intensite yang berarti intensitas. Kuat arus merupakan muatan listrik yang mengalir dalam waktu tertentu. Dalam hal ini dapat dirumuskan bahwa besarnya kuat arus merupakan jumlah muatan (Q) dibagi dengan waktu (t).

2.6.3. Rumus Arus Listrik

Satuan kuat arus dinyatakan dalam Ampere atau disingkat dengan huruf A besar. Nilai kuat arus sebesar 1 Ampere adalah aliran muatan listrik sejumlah 1 Coloumb dalam waktu 1 detik. Muatan listrik adalah satuan terkecil dari atom.

Dalam inti atom terdapat muatan positif yang disebut proton dan muatan netral yang disebut neutron. Sedangkan pada kulit atom terdapat muatan negatif yang disebut elektron.

Satuan kuat arus yang lebih besar bisa dinyatakan dalam kiloAmpere disingkat kA (1kA=1000A) dan untuk satuan yang lebih kecil bisa dinyatakan dalam miliAmpere disingkat mA (1mA=1/1000A). Pada kenyataannya kuat arus

(16)

sebesar 1kA sangat jarang ditemui dalam rangkaian elektronika namun sebaliknya kuat arus sebesar miliAmpere dan mikro Ampere lebih sering dijumpai.

2.6.4. Jenis Arus Listrik

Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibedakan menjadi dua jenis yaitu arus searah dan arus bolak-balik. Arus searah sering disebut dengan DC yang merupakan singkatan dari Direct Current. Sedangkan arus bolak-balik sering disebut dengan AC singkatan dari Alternating Current.

2.6.5. Arus Searah (DC)

Arus searah mengalir secara searah dari titik yang memiliki potensial tinggi ke titik yang memiliki potensial lebih rendah. Meskipun sebenarnya yang mengalir adalah elektron (muatan negatif) namun disepakati bahwa yang mengalir adalah arus positif, dari kutub positif ke kutub negatif. Jika dilihat bentuk gelombangnya dengan oscilloscope, arus searah terlihat sebagai garis lurus.

Gambar: 2.1 Tegangan Listrik DC (searah) (Sumber: teknikelektronika.com)

(17)

2.6.6. Arus Bolak-balik (AC)

Sedangkan arus bolak-balik memiliki aliran arus yang berubah-ubah arahnya.

Perubahan arah arus bolak-balik ini mengikuti garis waktu sehingga jika dilihat dengan oscilloscope, arus bolak-balik membentuk sebuah gelombang dengan frekuensi tertentu. Bentuk gelombang arus bolak-balik ada yang beraturan dan tidak beraturan. Contoh bentuk gelombang arus bolak-balik yang beraturan adalah sinus, kotak dan gigi gergaji.

Gambar: 2.2 Tegangan Listrik AC (bolak-balik) (Sumber: teknikelektronika.com)

2.7. Tegangan Listrik

2.7.1. Definisi Tegangan Listrik

Tegangan listrik adalah beda potensial listrik antara dua titik. Tegangan listrik terjadi karena adanya perbedaan muatan listrik diantara kedua titik tersebut.

Tegangan listrik tidak bisa dilihat namun bisa dirasakan dan diukur besarnya. Pada nilai tertentu, tegangan listrik bisa berbahaya bagi manusia. Kejadian terkena tegangan listrik pada manusia seing kita sebut dengan kesetrum.

(18)

Tegangan listrik merupakan perwujudan dari energi listrik. Tegangan listrik bisa dihasilkan melalui pembangkit-pembangkit listrik. Namun dalam skala kecil tidak disebut pembangkit tapi lebih umum dengan penghasil listrik saja. Contoh tegangan listrik yang sering kita temui adalah 220V pada listrik rumah tangga, 1.5V pada battery dan 12V pada aki.

2.7.2. Fungsi Tegangan

Tegangan listrik berfungsi sebagai tenaga (power). Untuk bisa bekerja, sebuah rangkaian elektronika membutuhkan tegangan listrik sebagai tenaga

"penggeraknya". Oleh karena itu dalam rangkaian, bagian yang menghasilkan tegangan listrik biasanya disebut Power Supply atau Penyuplai tenaga.

2.7.3. Satuan Tegangan

Besarnya tegangan listrik dinyatakan dalam satuan Volt dan sering disingkat dengan V saja. Untuk ukuran yang lebih besar bisa menggunakan satuan kiloVolt disingkat kV (1kV=1000Volt) dan MegaVolt disingkat MV (1MV=1.000.000Volt). Sedangkan untuk satuan yang lebih kecil biasanya menggunakan miliVolt disingkat mV (1mV=1/1000Volt) dan mikroVolt disingkat uV (1uV=1/1000000Volt).

2.7.4. Simbol Tegangan

Simbol tegangan listrik dinyatakan dalam V ditulis dengan huruf besar. Pada beberapa kasus juga ditemui penggunaan simbol E, tujuannya agar tidak bingung antara V sebagai simbol dan V sebagai satuan (Volt). Khusus untuk tegangan DC juga bisa ditulis dengan simbol B, yaitu singkatan dari Battery.

(19)

2.7.5. Jenis Tegangan

Berdasarkan aliran arusnya, tegangan listrik dibagi menjadi dua, yaitu Tegangan DC dan Tegangan AC. Tegangan DC adalah tegangan dengan aliran arus searah, sedangkan tegangan AC adalah tegangan dengan aliran arus bolak-balik.

Masing-masing tegangan ini memiliki fungsi dan aplikasi yang berbeda-beda tergantung kondisi dan kebutuhan.

2.7.6. Tegangan DC

Adalah tegangan dengan aliran arus searah. Tegangan DC memiliki notasi/tanda positif pada satu titiknya dan negatif pada titik yang lain. Sumber- sumber tagangan DC diantaranya adalah elemen volta, battery, aki, solar cell dan adaptor/power supply DC. Pemasangan tegangan DC pada rangkaian harus benar sesuai kutubnya karena jika terbalik bisa berakibat kerusakan pada kedua bagian.

Aplikasi tegangan DC banyak kita jumpai pada peralatan elektronik portabel seperti handphone, remote, sepeda motor, mainan dan pemutar musik portabel.

Sekarang ini sudah banyak dipakai sumber tegangan DC berupa battery yang bisa diisi ulang (recharge) jadi jika tegangan listrik pada battery habis bisa dibangkitkan lagi dengan mengisinya.

2.7.7. Tegangan AC

Adalah tegangan dengan aliran arus bolak-balik. Tegangan AC tidak memiliki notasi/tanda seperti tegangan DC. Oleh karena itu pemasangan tegangan

(20)

AC pada rangkaian boleh terbalik kecuali untuk aplikasi tegangan AC 3 phase pada motor listrik. Sumber-sumber tegangan AC diantaranya adalah listrik rumah tangga (dari PLN), genset, dinamo sepeda dan altenator pada mobil atau sepeda motor.

Ada dua jenis tegangan AC yaitu single phase dan triple phase atau 3 phase.

Tegangan listrik AC yang kita pakai sehari-hari merupakan jenis tegangan AC single phase, artinya hanya ada satu phase dan ground/netral. Oleh karena itu tegangan AC single phase hanya membutuhkan dua titik kabel koneksi.

Tegangan AC 3 phase membuthkan tiga kabel untuk bekerja, yaitu dikenal dengan istilah R, S dan T. Tegangan listrik 3 phase banyak dipakai pada dunia industri khususnya untuk menggerakkan motor listrik. Jika kita membutuhkan tegangan AC 3 phase namun hanya memiliki sumber tegangan AC single phase maka kita memerlukan sebuah inverter untuk membuat listrik single phase menjadi 3 phase.

2.7.8. Mengukur Tegangan

Untuk mengetahui besarnya tegangan antara dua titik kita membutuhkan sebuah alat ukur. Ada dua alat ukur yang lazim dipakai untuk mengukur tegangan listrik yaitu Voltmeter (bagian dari Multimeter) dan Oscilloscope. Khusus untuk tegangan AC, dengan Voltmeter/Multimeter kita hanya bisa mengetahui nilai tegangannya saja, sedangkan dengan oscilloscope kita bisa melihat bentuk gelombang sekaligus menghitung frekuensinya.

2.8. Remote Terminal Unit (RTU)

(21)

Remote Terminal Unit adalah salah satu komponen/perangkat sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) yang terletak pada gardu induk, gardu distribusi dan gardu hubung yang bertugas mengeksekusi semua perintah dari master station. RTU digunakan agar semua kejadian yang terjadi di gardu PLN, baik Gardu Induk (GI), Gardu Hubung (GH) dan Gardu Tengah (CDS) dapat di pantau dan dikontrol dari Pusat Kontrol, maka disetiap gardu tersebut harus dipasang RTU yang dapat melaksanakan fungsi Tele Status (TS), Remote Control (RC) dan Tele Meter (TM). RTU sebenarnya sama saja dengan sebuah komputer, hanya saja tidak dilengkapi dengan monitor.

2.8.1. Fungsi utama dari suatu RTU

 Mendeteksi perubahan posisi saklar (Open/Close/Invalid)

 Mengetahui besaran tegangan, arus dan frekuensi (di Gardu Induk)

 Manajemen database, pengguna RTU dapat melakukan konfigurasi sesuai dengan kebutuhan. Konfigurasi tersebut dilakukan dengan menggunakan sistem database. Database tersebut kemudian diloading ke RTU dan disimpan pada RAM

 Komunikasi dengan Master Station, untuk RTU generasi baru komunikasi dapat dilakukan dengan lebih dari satu master station dengan menggunakan database yang dipartisi dan protokol komunikasi yang berbeda-beda.

 Mengolah input/output, peralatan yang ada di Gardu Induk dihubungkan dengan RTU melalui modul input/output digital dan analog.

 Menerima perintah Remote Control dari Pusat Kontrol untuk membuka atau menutup.

(22)

 Mengirim data dan informasi ke Pusat Kontrol yang terdiri atas :

 Status saklar (Open/Close/Invalid)

 Hasil eksekusi Remote Control

 Nilai besar tegangan, arus dan frekuensi 2.8.2. Jenis – jenis RTU

 RTU Simple

RTU yang hanya mengumpulkan data dari Gardu Induk kemudian data tersebut dikirim ke Master Station.

 RTU Concentrator

RTU yang berfungsi mengumpulkan data dari RTU satelit (simple) dibawahnya dan mengumpulkan data langsung dari Gardu Induk lewat modul I/O yang dimilikinya untuk dikirimkan ke Master Station.

 Data Concentrator

RTU yang berfungsi mengumpulkan data dari RTU satelit (simple) dibawahnya tetapi RTU tersebut tidak memiliki I/O yang tersambung ke peralatan Gardu Induk.

 RTU Automation

RTU yang memiliki fungsi automation seperti Programable Logic Control dimana RTU ini tersambung ke peralatan IED yang memiliki program autotamis jika dipenuhi kondisi tertentu maka RTU tersebut akan melakukan perintah control secara automatis misalnya untuk fungsi load shading ataupun interlock.

(23)

BAB III

OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian di Gedung Sate yang berlokasi di jalan Diponegoro No.22 Bandung, Jawa Barat.

3.1.1. Sejarah Gedung Sate

Gedung Sate didirikan pada 27 Juli 1920, gedung ini awalnya memang dibangun sebagai pusat pemerintahan pada saat itu dimana Pemerintahan Belanda menetapkan Kota Bandung sebagai Ibukota negeri jajahannya di Indonesia.

Pemilihan Kota Bandung didasarkan pada pertimbangan iklim yang cocok karena Kota Bandung begitu sejuknya ditambah pemandangan alam yang indah. Konon, iklim Kota Bandung saat ini senyaman Prancis Selatan di Musim panas.

Dengan penetapan pusat pemerintah itu, maka dibangunlah Gedung Sate atau Gouvernements Bedrijven sebutannya di masa itu dengan perencanaan yang dibuat secara matang oleh suatu tim yang diketuai Kolonel Purnawirawan V.L.

Slors, beranggotakan antara lain Ir. J. Berger, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo dan In G. Hendriks serta pihak

"Gemeete van Bandoeng".

Tim bertugas merencanakan dan membangun berbagai gedung perkantoran yang merupakan pindahan dari keseluruhan departemen dan instansi lainnya yang berjumlah 14 dari Batavia (Jakarta) ke Bandung, termasuk pembangunan komplek perumahan untuk menampung sekitar 1500 pegawai pemerintahan. Setelah berhasil disusun perancanaan pembangunan GB, dilakukan

(24)

peletakan batu pertama gedung "GB" pada tanggal 27 Juli 1920 oleh Johana Catherina Coops, putri sulung Walikota Bandung B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia.

Pembangunan Gedung Sate melibatkan sekitar 2000 pekerja, 150 orang diantaranya pemahat atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton. Selebihnya adalah tukang batu, kuli aduk, dan peladen yang merupakan pekerja bangunan yang berpengalaman menggarap Gedong sirap (Kampus ITB) dan Gedong papak (Balai Kota). Mereka adalah pendudukan dari kampung Sekeloa, Coblong, Dago, Gandok, dan Cibarengkok.

Selama kurun waktu empat tahun lamanya, di awal tahun 1924 berhasil diselesaikan Kantor Pusat PTT kemudian dilanjutkan dengan pembangunan induk bangunan utama GB yang tuntas dikerjakan pada September 1924 termasuk bangunan perpustakaan.

3.1.2. Visi dan Misi

Visi Provinsi Jawa Barat 2005-2025

Berdasarkan kondisi sampai dengan saat ini dan tantangan yang akan dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta dengan mempertimbangkan modal dasar yang dimiliki, maka Visi Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 - 2025 adalah :

“DENGAN IMAN DAN TAKWA, PROVINSI JAWA BARAT TERMAJU DI INDONESIA”

Pernyataan Visi Pembangunan Provinsi Jawa Barat di atas, memiliki makna:

(25)

1. Iman dan Takwa

Sebagai landasan dalam melaksanakan aktivitas guna pencapaian visi dan misi yang ditetapkan melalui pengamalan ajaran agama. Pengamalan ajaran agama secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat akan mewujudkan situasi yang kondusif untuk melaksanakan pembangunan daerah;

2. Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia

Ini dimaksudkan sebagai provinsi yang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Keunggulan tersebut ditunjukkan dalam semua aspek kehidupan terutama aspek sumberdaya manusia, ekonomi, pemerintahan, sosial, budaya dan lingkungan hidup.

Indikasi terwujudnya pencapaian Visi Pembangunan Provinsi Jawa Barat. Tahun 2005 – 2025, ditandai dengan :

1. Provinsi termaju dalam aspek sumberdaya manusia

Ditunjukkan dengan masyarakat yang berakhlak mulia, sehat, cerdas dan produktif, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu memainkan peran dan fungsi sebagai subjek dan objek dalam pembangunan yang berkelanjutan. Masyarakat Jawa Barat juga merupakan masyarakat yang memiliki jatidiri yang kuat dan mandiri serta mampu bersaing dalam kehidupan sehingga menjadi potensi yang memiliki kapabilitas untuk memenuhi pasar kerja lokal, nasional, dan internasional.

2. Provinsi termaju dalam aspek ekonomi

Ditunjukkan dengan penciptaan struktur ekonomi yang tangguh, pertumbuhan ekonomi yang bernilai tambah tinggi, pemerataan hasil-hasil pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Jawa Barat, serta mampu bersaing

(26)

dalam percaturan global. Kemajuan dalam pembangunan ekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan daerah untuk memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki, keberadaan sumberdaya manusia pengelola yang berkualitas, kemitraan yang saling menguntungkan dalam lingkup regional, nasional dan internasional yang difokuskan pada 4 (empat) bisnis utama yaitu industri manufaktur, pertanian, pariwisata, dan energi. Perekonomian yang maju didukung oleh penyediaan infrastruktur yang memadai dan berkualitas serta pemanfaatan ruang dan pengelolaan sumberdaya alam secara rasional, efisien dan berkelanjutan.

3. Provinsi termaju dalam aspek pemerintahan

Ditunjukkan dengan kondisi demokrasi yang berkualitas, yaitu penerimaan seluruh masyarakat terhadap demokrasi dalam berbangsa dan bernegara, didukung oleh tertib sosial, penegakan hukum yang konsisten dan peraturan daerah yang mendorong peningkatan kinerja pemerintahan, profesionalisme aparatur, pelayanan publik, akuntabilitas dan transparansi sehingga terwujud pemerintahan yang telah mampu menerapkan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government).

4. Provinsi termaju dalam aspek sosial dan budaya

Ditunjukkan dengan kestabilan politik, meningkatnya derajat kehidupan sosial masyarakat, terjaminnya keamanan dan ketertiban, pengamalan ajaran agama secara konsisten, terwujudnya kerukunan hidup antar umat beragama serta pelestarian dan pengamalan nilai-nilai luhur budaya daerah yang mampu menjawab tantangan masa depan yang sangat dinamis. 5. Provinsi termaju dalam aspek lingkungan hidup ditunjukkan dengan diterapkannya pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang

(27)

ditandai oleh tingginya daya dukung lingkungan, rendahnya tingkat kerusakan dan pencemaran lingkungan, lestarinya pemanfaatan sumberdaya alam yang terbarukan maupun tak terbarukan serta tingginya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup sehingga terjadi keadilan inter dan antar generasi.

Visi Pembangunan Provinsi Jawa Barat jangka panjang dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip stabilitas yang mantap, pertumbuhan yang tinggi, pemerataan yang berkeadilan serta pembangunan yang berkelanjutan. Prinsip stabilitas yang mantap ditunjukkan dengan terciptanya ketentraman dan ketertiban masyarakat di seluruh wilayah Jawa Barat, konsistennya penegakan hukum serta rendahnya gejolak di masyarakat yang berpotensi menghambat laju pembangunan daerah.

Prinsip pertumbuhan yang bernilai tambah tinggi menekankan pada tingginya produktivitas seluruh faktor produksi (total factor productivity) masyarakat Jawa Barat. Prinsip ini tidak menghilangkan pentingnya pertumbuhan tinggi yang ditunjukkan dengan tingginya produk domestik regional bruto, tingginya laju pertumbuhan ekonomi, tingginya produktivitas masyarakat Jawa Barat, tingginya investasi dalam pembangunan daerah baik investasi dalam negeri, investasi asing maupun investasi masyarakat, tingginya nilai ekspor Jawa Barat serta terkendalinya inflasi, tetapi juga menekankan pentingnya peningkatan peran sumberdaya manusia berkualitas serta kemandirian teknologi.

Prinsip pemerataan yang berkeadilan ditunjukan dengan pemerataan pembangunan dalam setiap sektor pembangunan, seluruh wilayah Jawa Barat serta seluruh kelompok dan lapisan masyarakat. Pemerataan pembangunan juga dimaksudkan dengan meningkatkan pembangunan di wilayah tertinggal dan wilayah perbatasan untuk mengurangi disparitas pembangunan antarwilayah. Prinsip pembangunan berkelanjutan ditunjukan dengan terciptanya orientasi pembangunan daerah yang mempertimbangkan kebutuhan hidup generasi yang akan datang, pendayagunaan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan

(28)

secara bijaksana serta terwujudnya pola konsumsi masyarakat yang hemat dan proporsional.

Misi Provinsi Jawa Barat

Upaya perwujudan visi pembangunan jangka panjang Provinsi Jawa Barat tersebut akan dicapai melalui 5 (lima) misi pembangunan jangka panjang Jawa Barat tahun 2005-2025 sebagai berikut:

Misi Satu : Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang berbudaya ilmu dan teknologi, produktif dan berdaya saing; adalah membangun sumber daya manusia yang sehat jasmani, rohani dan sosial, memiliki tingkat pendidikan dan kompetensi yang tinggi, memiliki daya saing, memiliki akhlak mulia, dan menjunjung nilai-nilai luhur agama dan budaya, serta memiliki akses terhadap pendidikan dan pelayanan masyarakat yang berkualitas, terpadu, adil dan merata di seluruh lapisan masyarakat;

Misi Dua : Meningkatkan perekonomian yang berdaya saing dan berbasis potensi daerah; adalah mengembangkan dan memperkuat perekonomian regional yang berdaya saing global dan berorientasi pada keunggulan komparatif, kompetitif dan kooperatif dengan berbasis pada segenap potensi yang ada di daerah, untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, pertumbuhan yang tinggi, dan pemerataan yang berkeadilan. Perkembangan ekonomi regional didukung oleh penyediaan infrastruktur yang memadai, tenaga kerja yang berkualitas dan produktif, serta regulasi yang mendukung penciptaan iklim investasi yang kondusif.

Misi Tiga : Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan lestari; adalah mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan, menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan, serta menjaga keseimbangan pemanfaatan ruang yang serasi antara kawasan lindung dan budidaya, dan antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

Misi Empat : Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik; adalah meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban, meningkatkan partisipasi

(29)

masyarakat, membangun akuntabilitas kepemerintahan yang bertanggung jawab, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), peningkatan efisiensi birokrasi, kemitraan yang serasi antarlegislatif dengan eksekutif, dan penciptaan stabilitas politik dan konsistensi dalam penegakan hukum.

Misi Lima : Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan;

adalah mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, meningkatkan keberpihakan kepada daerah tertinggal, menanggulangi kemiskinan dan pengangguran, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana dasar, serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek.

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar: 3.1. Struktur Organisasi Biro Humas Protokol

ASISTEN ADMINISTRASI

BIRO HUMAS DAN PROTOKOL

BAGIAN KEPROTOKOLAN BAGIAN PUBLIKASI

PELIPUTAN DAN DOKUMENTASI BAGIAN PELALYANAN

MEDIA DAN INFORMASI

SUB BAGIAN ANTAR LEMBAGA

SUB BAKGIAN PELAYANAN MEDIA

SUB BAGIAN PELAYANAN INFORMASI

SUB BAGIAN PUBLIKASI SUB BAGIAN PENATA ACARA KEPROTOKOLAN

SUB BAGIAN PELIPUTAN DAN DOKUMENTASI

SUB BAGIAN PERENCANAAN DAN

KETATAUSAHAAN

SUB BAGIAN FASILITASI TAMU DAN UNDANGAN

SUB BAGIAN KETATAUSAHAAN

PIMPINAN SEKERTARIS

DAERAH

(30)

Gambar: 3.2. Struktur Organisasi PUSKODAL (CV. Tunas Mandiri)

3.1.4. Deskripsi Tugas Pimpinan

 Memantau pekerjaan dan yang mewakili urusan kepentingan dari pihak luar

Operator

 Memantau CCTV

 Memantau tegangan arus listrik di Gedung Sate pada Sistem Remote Terminal Unit (RTU)

 Mengoprasikan dan merawat perangkat yang ada di Puskodal

 Memberikan laporan kerja pada pimpinan Teknisi

 Pemeliharaan CCTV

 Pemeliharaan jaringan

 Pemeliharaan komputer dan perangkat lainnya

 Pemeliharaan sistem pemantau arus listrik Remote Terminal Unit (RTU)

 Memberikan laporan kerja pada pimpinan Programer

 Membuat, memelihara, dan mengembangkan sistem

(31)

3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Jenis Penelitian

Dalam melakukan suatu kegiatan selalu diperlukan suatu cara/metode dengan maksud agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam menyusun laporan penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian eksploratori dalam mencari, mengumpulkan dan menganalisis data.

3.2.2. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain dalam perencanaan penelitian bertujuan untuk melaksanakan penelitian, sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik dalam pengujian hipotesis maupun dalam membuat kesimpulan. Desain rencana penelitian yang baik akan dapat menterjemahkan model-model ilmiah, ke dalam operasional penelitian secara praktis. Sedangkan desain pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukurn-pengukuran variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan data kemudian membuat coding, editing dan memproses data yang dikumpulkan termasuk proses analisa data serta membuat laporan.

(32)

Gambar: 3.3 Desain Penelitian

3.2.2.1. Pengumpulan Data a. Primer

Data Primer ini adalah data yang diperoleh oleh penulis tentang Sistem Pengukur Tegangan Arus Listrik RTU (Remote Terminal Unit) melalui observasi dan wawancara secara langsung kepada pimpinan PUSKODAL dan kepada pihak yang masih berkaitan dengan sistem tersebut.

b. Skunder

(33)

Data Sekunder ini adalah data yang penulis dapatkan dari hasil dokumentasi selama melakukan observasi pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.

3.2.2.2. Metode Pendekatan Sistem

Dalam hal ini penulis mengunakan metode pendekatan sistem secara terstruktur untuk memecahkan masalah yang ada pada penelitian ini.

3.2.2.3. Metode Pengembangan Sistem

Beradasarkan metode pendekatan diatas maka penulis memilih untuk menggunakan pengembangan sistem dengan metode waterfall, diharapkan dengan memilih metode ini hasil yang akan dicapai lebih maksimal dan terperinci.

3.2.2.4. Alat Bantu Pengembangan 1. Alat Bantu Perancangan:

b. Flowmap, untuk mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses (manual/berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan).

c. Diagram Konteks, untuk menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat mewakili seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem

d. Data Flow Diagram, untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi.

3.3. Sistem Yang Diusulkan

3.3.1. Perubahan / Penambahan Pada Sistem Baru 3.3.2. Gambaran Sistem Baru

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari buku Bambang Hartono (2013:10). Menurut Bonita J. Campbel (1979) dalam buku Understanding Information System: Foundations for control

Dikutip dari buku Bambang Hartono (2013:10). Theo Lippeveveld, Rainer Saurborn, dan Claude Bodart (2000) dalam buku Design and Implementation of Health Information System

Gordon B. Davis dalam bukunya Bambang Hartono (2013:15) Inmon, 2005

Jabarprov.co.id

Kusrini dan Koniyo, 2007

Lippeveld, Sauborn, dan Bodart di dalam bukunya Bambang Hartono (2013:17-18) Rifqi Imanti & Engenering Notes, 2010

Turban, 2010

Thompson & Handelman dalam bukunya Bambang Hartono (2013:15) widuri.raharja.info

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian menunjukkan secara keseluruhannya responden memberi maklum balas positif terhadap sumber dan koleksi perpustakaan dengan purata keseluruhan melebihi

kesehatan Puskesmas Kelurahan Pondok Bambu II Januari  –  Desember Penanggung  jawab upaya KIA 7. Kunjungan ibu nifas

Rata-rata nilai ujian siswa kelas XII adalah 88 dengan jangkauan nilai siswa adalah 40. Jika setiap nilai ujian siswa dikalikan 2 p kemudian dikurangi 2q sehingga diperoleh rata-rata

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayangatas limpahan rahmat kekuatan, kesabaran dan kemudahan sehingga penulis dapat

Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik

Anggun Cipta Sasmi mempunyai pengalaman yang memadai berkaitan dengan shampo pantene pro-v sehingga layak menjadi model iklan shampo pantene pro-v.. 1 2 3 4

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa program pendidikan bahasa arab semester 7 (tujuh) UPI mampu mengetahui, memahami hadits-hadits nabi tentang tujuan pendidikan3.