• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anak Indonesia. Atmarita, PERSAGI, Endang L. Achadi, FKUM UI, PDGMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Anak Indonesia. Atmarita, PERSAGI, Endang L. Achadi, FKUM UI, PDGMI"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Quo Vadis : MPASI Anak Indonesia”

Atmarita, PERSAGI,

Endang L. Achadi, FKUM UI, PDGMI

KONGRES NASIONAL PERHIMPUNAN DOKTER GIZI MEDIK INDONESIA (PDGMI) KE VII

Manado, 6 Oktober 2017

(2)

Sistematika

Masalah gizi pada kelompok 1000 HPK di Indonesia

Faktor penyebab Malnutrition pada anak

Standar Makanan Bayi dan Anak, WHO/UNICEF

Pola makan Ibu hamil, ibu Menyusui dan Bayi/anak di Indonesia: Tantangan untuk Indonesia

MDD, MMF dan MAD: SDKI 2012 dan DKI 2017

Hasil SKMI, Riskesdas, dll

Hasil penelitian S3

Kesimpulan

(3)

Masalah Gizi

di Indonesia

(4)

Berat Badan lahir dan

Panjang Badan lahir: Riskesdas 2010&2013

BBLR: 11.1% pd thn 2010

dan 10.2% tahun 2013 PBL < 48 cm: 20.2%

(tahun 2013)

4 11.1%

82.5%

6.4%

10.2%

85.0%

4.8%

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

<= 2.500 gr >2500 - 3999

gr > 4.000 gr 2010 2013

20.2

76.4

3.3 0.0

20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

<48 cm 48 - 52 cm > 52 cm

(5)

Growth Faltering 2013

-2.00 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58

Mean Z-Scores

Umur (Bulan)

WAZ HAZ WHZ

Stunting merupakan masalah paling besar

(6)

Stunting antara 2007 dan 2013 (Riskesdas)

Tidak turun

Variasi antar Provinsi yang besar

(7)

Proporsi Balita Pendek, Kurus, dan Gemuk*) menurut Umur & Jenis kelamin 2013

27.6 29.8 41.2 43.0 39.4 37.8

14.6 16.0 15.3 12.7 10.9 10.4

22.3 16.4 10.0 10.0 10.9 11.4

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0

0-5 bl 6-11 bl 12-23 bl 24-35 bl 36-47 bl 48-59 bl

Laki-laki

Pendek Kurus Gemuk

22.4 27.3 36.1 40.9 39.9 38.7

11.5 12.2 12.1 11.0 11.4 11.0

21.4 15.6 11.1 9.6 10.0 10.0

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0

0-5 bl 6-11 bl 12-23 bl 24-35 bl 36-47 bl 48-59 bl

Perempuan

Pendek Kurus Gemuk

*) Pendek (TB/U) dan Kurus (BB/TBà<-2SD;

Gemuk (BB/TB)à>2SD

7

Prevalensi Stunting lebih tinggi pada anak usia => 1 thn

Laki-laki danPerempuan hampir sama

(8)

MENGAPA?

(9)

Pathway terjadinya Prevalensi pendek/sangat pendek (stunting) dan kurus (wasting) pd anak 0-2 tahun

Penghasilan, Pengangguran Kemiskinan, dll

P’ Infeksi

Pendek, Kurus

Keamanan pangan di RT

Asupan tak adekuat

Imunisasi;

yankes;

Lingkungan rumah tdk sehat

Pola Asuh Anak:

pemberian makan, pencegahan P, pencarian Yankes, dll

Konteks soial, ekonomi & politik

Penyebab langsung

Penyb tdk langsung

Penyebab mendasar

Ibu: KEK, Anemia, Pendek;

PBBH rendah

Risiko BBLR

Pendek/

sangat pendek:

Kurang gizi berulang dankhronis

Sumber: Modifikasi E.

Achadi, Maternal and Child undernutrition:

global and regional exposures and health consequences. RE Black et al, for the Maternal and Child Undernutrition Study. The Lancet 2008

(10)

Asupan 6-23 bulan:

1. Meneruskan ASI

2. MPASI adekuat

(11)

Standar Makanan Bayi dan Anak, WHO/UNICEF

Optimal Infant and Young Child Feeding (IYCF) is

presented in the WHO/UNICEF Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (2012) as follows:

As a global public health recommendation, infants should be exclusively breastfed for the first six months of life to achieve optimal growth, development and health. Thereafter, to meet their evolving nutritional needs, infants should receive safe and nutritionally adequate complementary foods while

breastfeeding continues for up to two years of age or beyond.

Exclusive breastfeeding from birth is possible except for a few rare medical conditions as specified by WHO and UNICEF, and virtually every mother can breastfeed.

In addition, a growing body of recent evidence underscores the important global recommendation that breastfeeding be initiated within the first hour of birth.

(12)

8 Indikator inti

1. IMD

2. ASI eksklusif 6 bulan

3. Meneruskan ASI sp 1 tahun 4. Pengenalan makanan padat,

semi-padat atau makanan lunak 5. Minimum dietary diversity/MDD 6. Minimum meal frequency/MMF 7. Minimum acceptable diet/MAD 8. Konsumsi makanan kaya besi

atau makanan difortifikasi besi

7 indikator opsional

1. Pernah diberi ASI

2. Meneruskan ASI sd 2 thn 3. Pemberian ASI sesuai

umur

4. Predominan ASI pd bayi <

6 bln

5. Lama menyusui 6. Susu botol

7. Frekuensi pemberian

susu pd yg tidak diberi ASI

Indikator untuk menentukan bayi/anak mendapat makanan yg adekuat

(WHO/UNICEF 2012)

(13)

Minimum Dietary Diversity/MDD

Proporsi anak 6-23 bulan yang menerima 4 atau lebih dari 7 kelompok makanan dibawah ini:

1. Serealia dan umbi-umbian 2. Legum dan kacang-kacangan

3. Dairy products (susu, yoghurt & keju) 4. Flesh foods (daging, ikan, unggas dan

hati/organ meats) 5. Telur

6. Buah dan sayuran kaya Pro Vitamin A 7. Buah dan sayuran lainnya

(14)

Minimum Meal Frequency/MMF:

(Proporsi anak 6-23 bulan yang diberi atau tidak diberi ASI), yang menerima makanan padat, semi - padat atau makanan lunak (termasuk pemberian susu untuk yang tidak diberi ASI) dengan frekuensi yang

dianjurkan, sbb:

Untuk bayi yang diberi ASI:

Umur 6-8 bulan : 2 X/hari atau lebih

Umur 9-23 bulan : 3 X/hari atau lebih

Untuk bayi 6-23 bulan yang tidak diberi ASI:

4 X/hari atau lebih

Minimum Acceptable Diet/MAD:

Proporsi anak 6-23 bulan yang memenuhi MDD dan MMF

(15)

FAKTA

(16)

The ENERGY needs of infants and young children up to 2 years of age, and how much can be provided by breast milk

200 kcal per day

Sumber: Infant and Young Child Feeding: Model Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied Health Professionals. WHO. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK148957/

550 kcal per day 300 kcal

per day

Kebutuhan Energi bayi sd umur 2 tahun, dan jumlah yang bisa dipenuhi dari ASI

Energi dari ASI

Jumlah kalori yg didapatkan dari ASI saja tidak

mencukupi

kebutuhan bayi

(17)

Nutrient Gaps: Energy, Protein, Vitamin A dan Besi

àHarus dipenuhi dari MPASI

Sumber: Infant and Young Child Feeding: Model Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied Health Professionals. WHO. https://www.ncbi.:

Gap zat gizi yg tidak terpenuhi pada anak 12-23

bulan yg diberi ASI rata-rata 550

ml per hari

+ 60%

energi

+ 40%

protein

+ 90%

besi

+ 20%

vit A

(18)

Kondisi

Indikator Pemberian Makan Bayi di Indonesia :

1. MDD/Minimum Dietary Diversity

2. MMF/Minimum Meal Frequency

3. MAD/Minimum Acceptable Diet

(19)

Capaian Indikator Pemberian Makan Bayi dan Anak 6-23 bulan: MDD, MMF dan MAD (SDKI 2012)

51.8

75.5 61.4 58.2

78.7

66.1

34.2

43.1

36.6

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

Among breastfed

children Among non-breastfed

children Among all children 6- 23 months

Percent

IYCF 5: Minimum dietary diversity IYCF 6: Minimum meal frequency IYCF 7: Minimum acceptable diet

Kurang dari 40%

anak Indonesia umur 6-23 bulan memenuhi minimum

acceptable diet (MAD)

Diversity lebih bermasalah

Non ASI lebih baik dlm diversity dan frekuensi

(20)

Hanya 2/3 yg memenuhi

MMF: 60.4% pada kelompok ASI dan 55.8% pada

kelompok non-ASI

60.4 55.8

36.4 63.8 55.5

90.7

70.1

82.3

MMF_ASI MMF non-ASI MDD-ASI MDD non-ASI

MMF dan MDD pd kelompok ASI vs non-ASI berdasarkan kuintil kekayaan

Q1 Q5

MMF dan MDD lebih rendah pada

kuintil 1 dibanding kuintil 5, terutama MDD pada kelompok termiskin yang diberi ASI, hanya separo dari

kelompok terkaya

(21)

Minimum Dietary Diversity:

1. Grains, roots and tubers 2. Legumes and nuts

3. Dairy products (milk, yoghurt & Cheese) 4. Flesh foods (MFP and

liver/organ meats) 5. Eggs

6. Vitamin A rich fruits and vegetables

7. Other fruit and vegetables

Bayi non-ASI 6-23 bulan (N:1342) Bayi ASI 6-23 bulan (N: 3657)

SDKI - 2012

80.8 71.5 50.3

45.5 32.5 32.1 27.6 26.3 10.5

7.6

90.0 82.0 64.8

55.8 39.4

24.4 34.6

67.7 18.3

12.1

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 Padi2-an

Buah & sayur kaya vit A Daging, ikan, unggas Telur Kacang2-an Makanan terfortifikasi Buah & sayur lainnya Susu Formula Susu lainnya Yoghurt, produk susu, keju

Persen Bayi Non-ASI Bayi ASI

(22)

Pola Konsumsi yg Memenuhi MMF pd kelompok non-ASI lebih tinggi, terutama kelompok masy lebih kaya & Urban

60.4 62.5 61.1 59.7 63.8 64.2

59 61.4

55.8

77.1 81.2 81.2

90.7 85.2

70.3

78.7

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Urban Rural Total

Pola Konsumsi Memenuhi MMF pada Bayi 6-23 bulan yg diberi dan tidak diberi ASI, berdasarkan kuintil dan U/R, SDKI 2012

MMF_ASI MMF non-ASI

(23)

36.4 44.8

54.9 58.9

70.1

58.4

46.1 51.8

55.5

81.1 74.8 77.9 82.3 80.1

69.6 75.5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Urban Rural Total

Pola Konsumsi Memenuhi MDD

pd Bayi 6-23 bulan yg diberi dan tidak diberi ASI, berdasarkan kuintil dan U/R, SDKI 2012

MDD-ASI MDD non-ASI

Pada kelompok yg diberi ASI, MDD lebih tinggi pada kelompok yg lebih

kaya dan yg tinggal di Urban Pola Konsumsi yg

Memenuhi MDD lebih tinggi pd kelompok non-

ASI dan Urban

(24)

Capaian Indikator Pemberian

Makan Bayi dan Anak 6-23 bulan:

MDD, MMF dan MAD di Jakarta Selatan.

Stunting pd anak 6-23 bulan: 13.1%

ASI eksklusif sp 6 bulan: 30.8%

Sumber: Willy Wildan, 2017

(25)

Sumber: Willy Wildan, 2017

66 % anak umur 6-23 bulan memenuhi minimum diet

diversity, 8%

lebih tinggi dibandingkan angka nasional

thn 2012 Keragaman terbaik pada kelompok anak usia 12-17 bulan, terutama anak yg

tidak diberi ASI

(26)

Sumber: Willy Wildan, 2017

(27)

Sumber: Willy Wildan, 2017

Hampir seluruh anak

umur 6-23 bulan memenuhi

minimum meal frequency

(28)

Sumber: Willy Wildan, 2017

Hanya sekitar separo anak umur 6-23 bulan

memenuhi minimum acceptable diet, hampir

20% lebih tinggi

dibandingkan angka nasional

thn 2012.

MAD lebih tinggi pada anak yang

mendapatkan ASI

(29)

Capaian Indikator Pemberian

Makan Bayi dan Anak 6-23 bulan:

MDD, MMF dan MAD di Jakarta Utara

Stunting pd anak 6-23 bulan: 20%

ASI eksklusif sp 6 bulan: 24.3%

Sumber: Rininta Enggartiasti, 2017

(30)

Konsumsi Kelompok Bahan Makanan Anak Usia 6-23 bulan di Jakarta Utara, tahun 2017

(Rininta Enggartiasti, 2017)

Hampir semua mengonsumsi padi-padian;

76% Buah dan Sayur kaya vit A; 61.4%

kelompok daging; dan 53% mengonsumsi produk ternak sapi

(31)

Rininta Enggartiasti, 2017

*) Kelompok makanan: 1) serealia; 2) Kacang2an; 3) Produk Susu; 4) Daging; 5) Telur; 6) Buah dan sayur

kaya vit A; 7) Buah dan sayur lainnnya

Anak yg masih diberi ASI persen konsumsi produk susu dan

Daging lebih tinggi

Anak yg sdh tidak diberi ASI konsumsi buah dan syur

lebih banyak

(32)

39.7

22.2

66.7

45

57.1 56.2

49

ASI 6-11 bln Non-ASI 6-11

bln ASI 12-17 bln Non-ASI 12-

17 bln ASI 18-23 bln Non-ASI 18-

23 bln Total

Capaian MAD pada anak 6-23 bulan, yang sesuai rekomendasi, pada bayi yang diberi dan

tidak diberi ASI, Jakarta Utara (Sumber: Rininta Enggartiasti, 2017)

Rininta Enggartiasti, 2017

(33)

Masalah asupan makanan Ibu dan Anak di

Indonesia:

Riskesdas 2013

SKMI 2014

Sirkesnas 2016

(34)

Persen asupan Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat terhadap AKG pada

Ibu hamil, SKMI 2014

Umur Ibu

hamil Energi

(Kkal) %

AKG Protein

(g) %

AKG Lemak

(g) %

AKG CHO

(g) % AKG 16 - 18

tahun 1498.8 61.8 52.5 66.5 47.0 58.0 223.2 67.2 19 - 29

tahun 1697.9 66.6 61.3 80.6 55.5 65.3 246.7 70.7

30 - 49

tahun 1698.7 69.3 63.6 82.5 57.2 81.7 241.2 66.4

(35)

Proses Mulai Menyusu: 2013 & 2016 à Lebih dari separo belum IMD

Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016

41.3

31.5

3.3

11.6 12.2

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0

< 1 Jam

(IMD) 1-6 Jam 7-23

Jam 24-47

jam ≥ 48 jam

Persen

42.7

28.3

5.0 5.4

18.6

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0

<1 Jam

(IMD) 1-6

Jam 7-23

Jam 24-47

Jam ≥ 48 Jam

Persen

(36)

44.3 66.7

Ya Tidak

79.8 1.6

14.3 4.1 1.6 0.9 0.9 1.2

13.3 2.7

4.1 2.3

0 50 100

Susu formula Susu non-formula Madu/Madu+air Air gula Air tajin Air kelapa Kopi Teh manis Air putih Bubur tepung/bubur saring Pisang dihaluskan Nasi dihaluskan

Persen

Jenis yang diberikan

Bayi yang diberi Makanan Prelakteal, 2013

(37)

Inisiasi Menusu Dini lebih rendah di Perdesaan, Kuintil 1 dan 2, Pendidikan rendah, dan pada

Petani/Buruh/Nelayan

Riskesdas 2013

42.4

40.2

39.1 40.4

42.4 41.1

42.9

39.1

40.8 40.8 41.9

41.3

43.7

41.6 42.8

40 41.9

36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Axis Title

IMD berdasarkan berbagai Karakteristik

(38)

Pola Pemberian ASI dan MP-ASI, Riskesdas 2013 Umur - bulan Menyusui

Eksklusif

0 52.7

1 48.7

2 46.0

3 42.2

4 41.9

5 36.6

6 30.2

Indonesia 26.5

(39)

SDKI-2012

Umur -

bulan ASI

eksklusif

0-1 50.8

2-3 48.9

4-5 27.1

6-8 3.4

Umur-

bulan ASI eksklusif

0 48.8

1 44.4

2 47.5

3 37.7

4 32.1

5 22.8

Sirkesnas 2016

(40)

Persen asupan Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat terhadap AKG pada

bayi dan Anak, SKMI 2014

Umur Energi

(Kkal) %

AKG Protein

(g) %

AKG Lemak

(g) %

AKG CHO

(g) % AKG bulan0-6 550 25.8 12 34.7 34 15.5 58 34.4

7-11

bulan 725 57.1 18 75.4 36 35.6 82 76.9 tahun1-3 1125 102.9 26 151.7 44 93.0 155 103.3

(41)

Pola Pemberian Makan Bayi berdasarkan Umur, SDKI 2012

50.8 48.9

27.1

4.4 1.0 1.3 0.7 1.8 0.4 0.5 0.8 1.0

4.2 9.0

7.9

2.1

2.4 0.9 0.8 0.4 0.8 0.5 0.0 0.2

0.1 0.9

0.8

0.7 0.2 0.6 0.4 0.0 0.0 0.3 0.0 0.7

31.5 18.0

7.9

2.8

0.3 0.5 0.1 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0

9.6

16.7

43.9

79.5

78.9 75.1 74.9 75.4

67.5 67.2

54.5 53.3

3.9 6.4

12.5 10.6

17.3 21.7 23.1 22.4

31.2 31.5

44.7 44.7

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

<2 2-3 4-5 6-7 8-9 10-11 12-13 14-15 16-17 18-19 20-21 22-23

Kelompok UmurdlmBulan

Exclusively breastfed Plain water only Non-milk liquids/juice

Other milk Complementary foods Not breastfeeding

(42)

Asupan Makanan Bayi & Anak 0-35 bulan, SKMI 2014

Umur Kelompok

Pangan % Umur Kelompok

Pangan % Umur Kelompok

Pangan %

0-6

bln Serealia 23.57-11

bln Serealia 95.81-3

thn Serealia 98.5

Umbi2-an 0.3 Umbi2-an 0.6 Umbi2-an 0.5

Kacang2-an 1.4 Kacang2-an 0.9 Kacang2-an 0.1

Buah &

Olahan 1.8 Buah &

Olahan 0.6 Daging &

olahan 0.1

Susu &

olahan (ASI

:70%) 73.0 Telur & olahan 0.1 Susu &

olahan 0.9

Total 100.0 Susu &

olahan 1.9 Total 100.0

Total 100.0

(43)

Rasio Asupan Makanan Ibu Hamil, SKMI 2014

11.0 1.3

3.1

9.0 2.5

1.4 0.2

3.4 1.7 1.5

11.7 4.0

29.0 1.9

0.0

17.9 0.4

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0

Serealia Umbi2-an Kacang2-an Sayur dan olahan Buah dan Olahan Daging dan olahan Jerohan Ikan dan olahan Telur dan olahan Susu dan olahan Lemak, minyak dan olahan Gula, sirup, dan confectionary Bumbu Minuman Makanan komposit Air Suplemen

Persen

Bahan/Kelompok Pangan

(44)

Lama menyusui bukan masalah besar di Indonesia:

Rata-rata 21.5 bulan à lebih tinggi pada yang berpendidikan tidak tamat SD dan kuintil termiskin

21.5 21.7 21.7 22.2

17.7

21.7

19.3

Rata-rata Urban Rural SD tidak tamat SLTA+ Q1 Q5

Lama Menyusui (bulan) berdasarkan Urban- Rural, Pendidikan dan Kuintil Kekayaaan,

data SDKI 2012

(45)

Masalah dengan Pemberian ASI di Indonesia?

Cuti melahirkan 3 bulan Sebanyak 54.4%

angkatan kerja (usia >15 thn) perempuan

Indonesia bekerja à

seberapa banyak ASI yg bisa ibu berikan kepada bayinya?

Apakah jumlah ASI yang

diberikan kepada bayi mencukupi?

Apakah MPASI dapat memenuhi kekurangan zat gizi yg dibutuhkan bayi?

(46)

Hasil Penelitian

(Disertasi Mhs FK dan FKM UI)

à 4 peneiltian: Frekuensi pemberian ASI yang rendah merupakan faktor

risiko terjadinya Stuting

(47)

1. Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa pada kelompok bayi 0-11 bulan dari

keluarga 10% termiskin mempunyai

status gizi tidak stunting 1.9 kali lebih banyak bila diberi ASI >= 8 kali sehari, dibandingkan dengan yg diberi ASI < 8 kali

(Disertasi Entos 2017)

2. Data kohor Kemkes tahun 2016

menunjukkan bahwa Bayi > 6 bulan yg

tidak stunting diberi ASI > 10 kali/hari

(Disertasi Asih Setiarini, 2016)

(48)

3. Bayi dari kelompok sangat miskin di Kota Pekanbaru mengalami deviasi positif dalam pertumbuhannya, dan salah satu faktor

signifikan adalah diberi ASI > 12 X/24jam

(Disertasi Mitra, 2016)

4. Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa pada anak >= 6 bulan dari kuintil 1 dan 2 yang masih diberi ASI mempunyai risiko stunting lebih tinggi dibanding yg sudah tidak menerima ASI. Temuan ini tidak

terjadi pada kuntil 3, 4 dan 5 (Disertasi Luh Ade Wiradnyani, 2010)

(49)

5. Disertasi Trini Sudiarti, 2017

• Kandungan energi dan zat gizi Fe dan Zn cenderung lebih tinggi pada bayi yang

mendapat MPASI dini

• Gangguan pertumbuhan linier (PB/U) terjadi pada usia yang lebih muda (7 bulan) pada bayi yg menerima MPASI tepat waktu, sedangkan pada bayi yang diberi MPASI dini terjadi

pada usia 9 bulan

(50)

Kesimpulan dan Saran

1. Masalah gizi di Indonesia dimulai sejak periode 1000 HPK à a.l.tingginya BBLR dan PBLR. Satu dari 5 Bayi lahir dengan Panjang Badan <48 cm 2. Pola konsumsi Bayi dan Ibu masih belum sesuai

dg seharusnya:

Bayi yg mendapat ASI eksklusif: 22-30%

Pencapaian Indikator Pola pemberian makan Bayi Adekuat berdasarkan Standar Makanan Bayi dan Anak (WHO/UNICEF) ternyata masih rendah, hanya 37% anak 6-23 bulan yang intakenya

mencapai pola konsumsi yang memenuhi diet yang dapat diterima (minimal acceptable diet/MAD)

(51)

Kesimpulan dan Saran

3. Pemberian ASI setelah usia bayi 6 bulan perlu memperhatikan tidak hanya frekuensi pemberiannya tetapi juga komposisi makanan pendamping ASI, karena:

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI 8 kali atau kurang per hari berisiko lebih besar menderita stunting

Dipihak lain, Kandungan zat gizi ASI pada payi 12-23 bulan yg diberi 550 ml ASI per hari

defisit energi sebesar + 60%, protein + 40%, besi + 90% dan + vitamin A 10%

(52)

Kesimpulan dan Saran

4. Oleh karena itu MPASI harus

mempertimbangkan kebutuhan Bayi terhadap kecukupan asam amino esensial yang

sumbernya adalah makanan hewani, sehingga sumber makanan hewani harus merupakan

bagian dari kelengkapan MPASI

5. Separo dari perempuan angkatan usia kerja di Indonesia bekerja, sementara cuti hamil

hanya 3 bulan

à risiko ibu tak dapat memberikan ASI >

8X/hari

à risiko asupan zat gizi bayi kurang

(53)

6. Sektor kesehatan menyediakan materi penyuluhan tentang pemberian makan bayi/anak termasuk komposisi MPASI yang adekuat sesuai kebutuhan bayi, terutama untuk memenuhi kebutuhan

akan zat besi, dan protein (asam amino esensial)

7. Tempat bekerja harus kondusif untuk Ibu menyusui:

penyediaan tempat yang adekuat untuk memerah dan menyimpan ASI

Penyediaan materi ttg MPASI adekuat

(54)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

sehat; memberikan kelayakan peralatan kerja agar pekerja dapat terjamin. keselamatannya; serta dapat mencegah penyakit yang bisa

The schedule data received from the SUA data feed contains reservation schedules for a wide range of special activity airspace, not all of which were applicable to the Pilot

1) Musyawarah Gugus Depan (Mugus) adalah bentuk kegiatan musyawarah yang dilakukan anggota gugus depan untuk menentukan kelangsungan hidup gugus depan. 2) Dalam

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2011

Bagi akademisi diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai formula yang optimum untuk formulasi sediaan krim w/o dari ekstrak etanolik

Dalam bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem dari aplikasi yang akan dibuat dan analisa sistem yang terdiri dari identifikasi masalah yang sedang dialamai

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Ini berarti hubungan korelasi dari putaran 1 sampai putaran 30 dengan beberapa pengujian dengan plainteks dan kunci yang berbeda sangat lemah seperti yang sudah