“ Quo Vadis : MPASI Anak Indonesia”
Atmarita, PERSAGI,
Endang L. Achadi, FKUM UI, PDGMI
KONGRES NASIONAL PERHIMPUNAN DOKTER GIZI MEDIK INDONESIA (PDGMI) KE VII
Manado, 6 Oktober 2017
Sistematika
• Masalah gizi pada kelompok 1000 HPK di Indonesia
• Faktor penyebab Malnutrition pada anak
• Standar Makanan Bayi dan Anak, WHO/UNICEF
• Pola makan Ibu hamil, ibu Menyusui dan Bayi/anak di Indonesia: Tantangan untuk Indonesia
• MDD, MMF dan MAD: SDKI 2012 dan DKI 2017
• Hasil SKMI, Riskesdas, dll
• Hasil penelitian S3
• Kesimpulan
Masalah Gizi
di Indonesia
Berat Badan lahir dan
Panjang Badan lahir: Riskesdas 2010&2013
BBLR: 11.1% pd thn 2010
dan 10.2% tahun 2013 PBL < 48 cm: 20.2%
(tahun 2013)
4 11.1%
82.5%
6.4%
10.2%
85.0%
4.8%
0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
100.0%
<= 2.500 gr >2500 - 3999
gr > 4.000 gr 2010 2013
20.2
76.4
3.3 0.0
20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
<48 cm 48 - 52 cm > 52 cm
Growth Faltering 2013
-2.00 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58
Mean Z-Scores
Umur (Bulan)
WAZ HAZ WHZ
Stunting merupakan masalah paling besar
Stunting antara 2007 dan 2013 (Riskesdas)
Tidak turun
Variasi antar Provinsi yang besar
Proporsi Balita Pendek, Kurus, dan Gemuk*) menurut Umur & Jenis kelamin 2013
27.6 29.8 41.2 43.0 39.4 37.8
14.6 16.0 15.3 12.7 10.9 10.4
22.3 16.4 10.0 10.0 10.9 11.4
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0
0-5 bl 6-11 bl 12-23 bl 24-35 bl 36-47 bl 48-59 bl
Laki-laki
Pendek Kurus Gemuk
22.4 27.3 36.1 40.9 39.9 38.7
11.5 12.2 12.1 11.0 11.4 11.0
21.4 15.6 11.1 9.6 10.0 10.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0
0-5 bl 6-11 bl 12-23 bl 24-35 bl 36-47 bl 48-59 bl
Perempuan
Pendek Kurus Gemuk
*) Pendek (TB/U) dan Kurus (BB/TBà<-2SD;
Gemuk (BB/TB)à>2SD
7
•Prevalensi Stunting lebih tinggi pada anak usia => 1 thn
•Laki-laki danPerempuan hampir sama
MENGAPA?
Pathway terjadinya Prevalensi pendek/sangat pendek (stunting) dan kurus (wasting) pd anak 0-2 tahun
Penghasilan, Pengangguran Kemiskinan, dll
P’ Infeksi
Pendek, Kurus
Keamanan pangan di RT
Asupan tak adekuat
Imunisasi;
yankes;
Lingkungan rumah tdk sehat
Pola Asuh Anak:
pemberian makan, pencegahan P, pencarian Yankes, dll
Konteks soial, ekonomi & politik
Penyebab langsung
Penyb tdk langsung
Penyebab mendasar
Ibu: KEK, Anemia, Pendek;
PBBH rendah
Risiko BBLR
Pendek/
sangat pendek:
Kurang gizi berulang dankhronis
Sumber: Modifikasi E.
Achadi, Maternal and Child undernutrition:
global and regional exposures and health consequences. RE Black et al, for the Maternal and Child Undernutrition Study. The Lancet 2008
Asupan 6-23 bulan:
1. Meneruskan ASI
2. MPASI adekuat
Standar Makanan Bayi dan Anak, WHO/UNICEF
Optimal Infant and Young Child Feeding (IYCF) is
presented in the WHO/UNICEF Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (2012) as follows:
• As a global public health recommendation, infants should be exclusively breastfed for the first six months of life to achieve optimal growth, development and health. Thereafter, to meet their evolving nutritional needs, infants should receive safe and nutritionally adequate complementary foods while
breastfeeding continues for up to two years of age or beyond.
Exclusive breastfeeding from birth is possible except for a few rare medical conditions as specified by WHO and UNICEF, and virtually every mother can breastfeed.
• In addition, a growing body of recent evidence underscores the important global recommendation that breastfeeding be initiated within the first hour of birth.
8 Indikator inti
1. IMD
2. ASI eksklusif 6 bulan
3. Meneruskan ASI sp 1 tahun 4. Pengenalan makanan padat,
semi-padat atau makanan lunak 5. Minimum dietary diversity/MDD 6. Minimum meal frequency/MMF 7. Minimum acceptable diet/MAD 8. Konsumsi makanan kaya besi
atau makanan difortifikasi besi
7 indikator opsional
1. Pernah diberi ASI
2. Meneruskan ASI sd 2 thn 3. Pemberian ASI sesuai
umur
4. Predominan ASI pd bayi <
6 bln
5. Lama menyusui 6. Susu botol
7. Frekuensi pemberian
susu pd yg tidak diberi ASI
Indikator untuk menentukan bayi/anak mendapat makanan yg adekuat
(WHO/UNICEF 2012)
Minimum Dietary Diversity/MDD
Proporsi anak 6-23 bulan yang menerima 4 atau lebih dari 7 kelompok makanan dibawah ini:
1. Serealia dan umbi-umbian 2. Legum dan kacang-kacangan
3. Dairy products (susu, yoghurt & keju) 4. Flesh foods (daging, ikan, unggas dan
hati/organ meats) 5. Telur
6. Buah dan sayuran kaya Pro Vitamin A 7. Buah dan sayuran lainnya
Minimum Meal Frequency/MMF:
• (Proporsi anak 6-23 bulan yang diberi atau tidak diberi ASI), yang menerima makanan padat, semi - padat atau makanan lunak (termasuk pemberian susu untuk yang tidak diberi ASI) dengan frekuensi yang
dianjurkan, sbb:
• Untuk bayi yang diberi ASI:
• Umur 6-8 bulan : 2 X/hari atau lebih
• Umur 9-23 bulan : 3 X/hari atau lebih
• Untuk bayi 6-23 bulan yang tidak diberi ASI:
• 4 X/hari atau lebih
Minimum Acceptable Diet/MAD:
Proporsi anak 6-23 bulan yang memenuhi MDD dan MMF
FAKTA
The ENERGY needs of infants and young children up to 2 years of age, and how much can be provided by breast milk
200 kcal per day
Sumber: Infant and Young Child Feeding: Model Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied Health Professionals. WHO. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK148957/
550 kcal per day 300 kcal
per day
Kebutuhan Energi bayi sd umur 2 tahun, dan jumlah yang bisa dipenuhi dari ASI
Energi dari ASI
Jumlah kalori yg didapatkan dari ASI saja tidak
mencukupi
kebutuhan bayi
Nutrient Gaps: Energy, Protein, Vitamin A dan Besi
àHarus dipenuhi dari MPASI
Sumber: Infant and Young Child Feeding: Model Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied Health Professionals. WHO. https://www.ncbi.:
Gap zat gizi yg tidak terpenuhi pada anak 12-23
bulan yg diberi ASI rata-rata 550
ml per hari
+ 60%
energi
+ 40%
protein
+ 90%
besi
+ 20%
vit A
Kondisi
Indikator Pemberian Makan Bayi di Indonesia :
1. MDD/Minimum Dietary Diversity
2. MMF/Minimum Meal Frequency
3. MAD/Minimum Acceptable Diet
Capaian Indikator Pemberian Makan Bayi dan Anak 6-23 bulan: MDD, MMF dan MAD (SDKI 2012)
51.8
75.5 61.4 58.2
78.7
66.1
34.2
43.1
36.6
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
Among breastfed
children Among non-breastfed
children Among all children 6- 23 months
Percent
IYCF 5: Minimum dietary diversity IYCF 6: Minimum meal frequency IYCF 7: Minimum acceptable diet
Kurang dari 40%
anak Indonesia umur 6-23 bulan memenuhi minimum
acceptable diet (MAD)
Diversity lebih bermasalah
Non ASI lebih baik dlm diversity dan frekuensi
Hanya 2/3 yg memenuhi
MMF: 60.4% pada kelompok ASI dan 55.8% pada
kelompok non-ASI
60.4 55.8
36.4 63.8 55.5
90.7
70.1
82.3
MMF_ASI MMF non-ASI MDD-ASI MDD non-ASI
MMF dan MDD pd kelompok ASI vs non-ASI berdasarkan kuintil kekayaan
Q1 Q5
MMF dan MDD lebih rendah pada
kuintil 1 dibanding kuintil 5, terutama MDD pada kelompok termiskin yang diberi ASI, hanya separo dari
kelompok terkaya
Minimum Dietary Diversity:
1. Grains, roots and tubers 2. Legumes and nuts
3. Dairy products (milk, yoghurt & Cheese) 4. Flesh foods (MFP and
liver/organ meats) 5. Eggs
6. Vitamin A rich fruits and vegetables
7. Other fruit and vegetables
Bayi non-ASI 6-23 bulan (N:1342) Bayi ASI 6-23 bulan (N: 3657)
SDKI - 2012
80.8 71.5 50.3
45.5 32.5 32.1 27.6 26.3 10.5
7.6
90.0 82.0 64.8
55.8 39.4
24.4 34.6
67.7 18.3
12.1
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 Padi2-an
Buah & sayur kaya vit A Daging, ikan, unggas Telur Kacang2-an Makanan terfortifikasi Buah & sayur lainnya Susu Formula Susu lainnya Yoghurt, produk susu, keju
Persen Bayi Non-ASI Bayi ASI
Pola Konsumsi yg Memenuhi MMF pd kelompok non-ASI lebih tinggi, terutama kelompok masy lebih kaya & Urban
60.4 62.5 61.1 59.7 63.8 64.2
59 61.4
55.8
77.1 81.2 81.2
90.7 85.2
70.3
78.7
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Urban Rural Total
Pola Konsumsi Memenuhi MMF pada Bayi 6-23 bulan yg diberi dan tidak diberi ASI, berdasarkan kuintil dan U/R, SDKI 2012
MMF_ASI MMF non-ASI
36.4 44.8
54.9 58.9
70.1
58.4
46.1 51.8
55.5
81.1 74.8 77.9 82.3 80.1
69.6 75.5
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Urban Rural Total
Pola Konsumsi Memenuhi MDD
pd Bayi 6-23 bulan yg diberi dan tidak diberi ASI, berdasarkan kuintil dan U/R, SDKI 2012
MDD-ASI MDD non-ASI
Pada kelompok yg diberi ASI, MDD lebih tinggi pada kelompok yg lebih
kaya dan yg tinggal di Urban Pola Konsumsi yg
Memenuhi MDD lebih tinggi pd kelompok non-
ASI dan Urban
Capaian Indikator Pemberian
Makan Bayi dan Anak 6-23 bulan:
MDD, MMF dan MAD di Jakarta Selatan.
Stunting pd anak 6-23 bulan: 13.1%
ASI eksklusif sp 6 bulan: 30.8%
Sumber: Willy Wildan, 2017
Sumber: Willy Wildan, 2017
66 % anak umur 6-23 bulan memenuhi minimum diet
diversity, 8%
lebih tinggi dibandingkan angka nasional
thn 2012 Keragaman terbaik pada kelompok anak usia 12-17 bulan, terutama anak yg
tidak diberi ASI
Sumber: Willy Wildan, 2017
Sumber: Willy Wildan, 2017
Hampir seluruh anak
umur 6-23 bulan memenuhi
minimum meal frequency
Sumber: Willy Wildan, 2017
Hanya sekitar separo anak umur 6-23 bulan
memenuhi minimum acceptable diet, hampir
20% lebih tinggi
dibandingkan angka nasional
thn 2012.
MAD lebih tinggi pada anak yang
mendapatkan ASI
Capaian Indikator Pemberian
Makan Bayi dan Anak 6-23 bulan:
MDD, MMF dan MAD di Jakarta Utara
Stunting pd anak 6-23 bulan: 20%
ASI eksklusif sp 6 bulan: 24.3%
Sumber: Rininta Enggartiasti, 2017
Konsumsi Kelompok Bahan Makanan Anak Usia 6-23 bulan di Jakarta Utara, tahun 2017
(Rininta Enggartiasti, 2017)
Hampir semua mengonsumsi padi-padian;
76% Buah dan Sayur kaya vit A; 61.4%
kelompok daging; dan 53% mengonsumsi produk ternak sapi
Rininta Enggartiasti, 2017
*) Kelompok makanan: 1) serealia; 2) Kacang2an; 3) Produk Susu; 4) Daging; 5) Telur; 6) Buah dan sayur
kaya vit A; 7) Buah dan sayur lainnnya
Anak yg masih diberi ASI persen konsumsi produk susu dan
Daging lebih tinggi
Anak yg sdh tidak diberi ASI konsumsi buah dan syur
lebih banyak
39.7
22.2
66.7
45
57.1 56.2
49
ASI 6-11 bln Non-ASI 6-11
bln ASI 12-17 bln Non-ASI 12-
17 bln ASI 18-23 bln Non-ASI 18-
23 bln Total
Capaian MAD pada anak 6-23 bulan, yang sesuai rekomendasi, pada bayi yang diberi dan
tidak diberi ASI, Jakarta Utara (Sumber: Rininta Enggartiasti, 2017)
Rininta Enggartiasti, 2017
Masalah asupan makanan Ibu dan Anak di
Indonesia:
Riskesdas 2013
SKMI 2014
Sirkesnas 2016
Persen asupan Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat terhadap AKG pada
Ibu hamil, SKMI 2014
Umur Ibu
hamil Energi
(Kkal) %
AKG Protein
(g) %
AKG Lemak
(g) %
AKG CHO
(g) % AKG 16 - 18
tahun 1498.8 61.8 52.5 66.5 47.0 58.0 223.2 67.2 19 - 29
tahun 1697.9 66.6 61.3 80.6 55.5 65.3 246.7 70.7
30 - 49
tahun 1698.7 69.3 63.6 82.5 57.2 81.7 241.2 66.4
Proses Mulai Menyusu: 2013 & 2016 à Lebih dari separo belum IMD
Riskesdas 2013 Sirkesnas 2016
41.3
31.5
3.3
11.6 12.2
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0
< 1 Jam
(IMD) 1-6 Jam 7-23
Jam 24-47
jam ≥ 48 jam
Persen
42.7
28.3
5.0 5.4
18.6
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0
<1 Jam
(IMD) 1-6
Jam 7-23
Jam 24-47
Jam ≥ 48 Jam
Persen
44.3 66.7
Ya Tidak
79.8 1.6
14.3 4.1 1.6 0.9 0.9 1.2
13.3 2.7
4.1 2.3
0 50 100
Susu formula Susu non-formula Madu/Madu+air Air gula Air tajin Air kelapa Kopi Teh manis Air putih Bubur tepung/bubur saring Pisang dihaluskan Nasi dihaluskan
Persen
Jenis yang diberikan
Bayi yang diberi Makanan Prelakteal, 2013
Inisiasi Menusu Dini lebih rendah di Perdesaan, Kuintil 1 dan 2, Pendidikan rendah, dan pada
Petani/Buruh/Nelayan
Riskesdas 2013
42.4
40.2
39.1 40.4
42.4 41.1
42.9
39.1
40.8 40.8 41.9
41.3
43.7
41.6 42.8
40 41.9
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Axis Title
IMD berdasarkan berbagai Karakteristik
Pola Pemberian ASI dan MP-ASI, Riskesdas 2013 Umur - bulan Menyusui
Eksklusif
0 52.7
1 48.7
2 46.0
3 42.2
4 41.9
5 36.6
6 30.2
Indonesia 26.5
SDKI-2012
Umur -
bulan ASI
eksklusif
0-1 50.8
2-3 48.9
4-5 27.1
6-8 3.4
Umur-
bulan ASI eksklusif
0 48.8
1 44.4
2 47.5
3 37.7
4 32.1
5 22.8
Sirkesnas 2016
Persen asupan Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat terhadap AKG pada
bayi dan Anak, SKMI 2014
Umur Energi
(Kkal) %
AKG Protein
(g) %
AKG Lemak
(g) %
AKG CHO
(g) % AKG bulan0-6 550 25.8 12 34.7 34 15.5 58 34.4
7-11
bulan 725 57.1 18 75.4 36 35.6 82 76.9 tahun1-3 1125 102.9 26 151.7 44 93.0 155 103.3
Pola Pemberian Makan Bayi berdasarkan Umur, SDKI 2012
50.8 48.9
27.1
4.4 1.0 1.3 0.7 1.8 0.4 0.5 0.8 1.0
4.2 9.0
7.9
2.1
2.4 0.9 0.8 0.4 0.8 0.5 0.0 0.2
0.1 0.9
0.8
0.7 0.2 0.6 0.4 0.0 0.0 0.3 0.0 0.7
31.5 18.0
7.9
2.8
0.3 0.5 0.1 0.0 0.1 0.0 0.0 0.0
9.6
16.7
43.9
79.5
78.9 75.1 74.9 75.4
67.5 67.2
54.5 53.3
3.9 6.4
12.5 10.6
17.3 21.7 23.1 22.4
31.2 31.5
44.7 44.7
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
<2 2-3 4-5 6-7 8-9 10-11 12-13 14-15 16-17 18-19 20-21 22-23
Kelompok UmurdlmBulan
Exclusively breastfed Plain water only Non-milk liquids/juice
Other milk Complementary foods Not breastfeeding
Asupan Makanan Bayi & Anak 0-35 bulan, SKMI 2014
Umur Kelompok
Pangan % Umur Kelompok
Pangan % Umur Kelompok
Pangan %
0-6
bln Serealia 23.57-11
bln Serealia 95.81-3
thn Serealia 98.5
Umbi2-an 0.3 Umbi2-an 0.6 Umbi2-an 0.5
Kacang2-an 1.4 Kacang2-an 0.9 Kacang2-an 0.1
Buah &
Olahan 1.8 Buah &
Olahan 0.6 Daging &
olahan 0.1
Susu &
olahan (ASI
:70%) 73.0 Telur & olahan 0.1 Susu &
olahan 0.9
Total 100.0 Susu &
olahan 1.9 Total 100.0
Total 100.0
Rasio Asupan Makanan Ibu Hamil, SKMI 2014
11.0 1.3
3.1
9.0 2.5
1.4 0.2
3.4 1.7 1.5
11.7 4.0
29.0 1.9
0.0
17.9 0.4
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0
Serealia Umbi2-an Kacang2-an Sayur dan olahan Buah dan Olahan Daging dan olahan Jerohan Ikan dan olahan Telur dan olahan Susu dan olahan Lemak, minyak dan olahan Gula, sirup, dan confectionary Bumbu Minuman Makanan komposit Air Suplemen
Persen
Bahan/Kelompok Pangan
Lama menyusui bukan masalah besar di Indonesia:
Rata-rata 21.5 bulan à lebih tinggi pada yang berpendidikan tidak tamat SD dan kuintil termiskin
21.5 21.7 21.7 22.2
17.7
21.7
19.3
Rata-rata Urban Rural SD tidak tamat SLTA+ Q1 Q5
Lama Menyusui (bulan) berdasarkan Urban- Rural, Pendidikan dan Kuintil Kekayaaan,
data SDKI 2012
Masalah dengan Pemberian ASI di Indonesia?
Cuti melahirkan 3 bulan Sebanyak 54.4%
angkatan kerja (usia >15 thn) perempuan
Indonesia bekerja à
seberapa banyak ASI yg bisa ibu berikan kepada bayinya?
Apakah jumlah ASI yang
diberikan kepada bayi mencukupi?
Apakah MPASI dapat memenuhi kekurangan zat gizi yg dibutuhkan bayi?
Hasil Penelitian
(Disertasi Mhs FK dan FKM UI)
à 4 peneiltian: Frekuensi pemberian ASI yang rendah merupakan faktor
risiko terjadinya Stuting
1. Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa pada kelompok bayi 0-11 bulan dari
keluarga 10% termiskin mempunyai
status gizi tidak stunting 1.9 kali lebih banyak bila diberi ASI >= 8 kali sehari, dibandingkan dengan yg diberi ASI < 8 kali
(Disertasi Entos 2017)2. Data kohor Kemkes tahun 2016
menunjukkan bahwa Bayi > 6 bulan yg
tidak stunting diberi ASI > 10 kali/hari
(Disertasi Asih Setiarini, 2016)
3. Bayi dari kelompok sangat miskin di Kota Pekanbaru mengalami deviasi positif dalam pertumbuhannya, dan salah satu faktor
signifikan adalah diberi ASI > 12 X/24jam
(Disertasi Mitra, 2016)
4. Data Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa pada anak >= 6 bulan dari kuintil 1 dan 2 yang masih diberi ASI mempunyai risiko stunting lebih tinggi dibanding yg sudah tidak menerima ASI. Temuan ini tidak
terjadi pada kuntil 3, 4 dan 5 (Disertasi Luh Ade Wiradnyani, 2010)
5. Disertasi Trini Sudiarti, 2017
• Kandungan energi dan zat gizi Fe dan Zn cenderung lebih tinggi pada bayi yang
mendapat MPASI dini
• Gangguan pertumbuhan linier (PB/U) terjadi pada usia yang lebih muda (7 bulan) pada bayi yg menerima MPASI tepat waktu, sedangkan pada bayi yang diberi MPASI dini terjadi
pada usia 9 bulan
Kesimpulan dan Saran
1. Masalah gizi di Indonesia dimulai sejak periode 1000 HPK à a.l.tingginya BBLR dan PBLR. Satu dari 5 Bayi lahir dengan Panjang Badan <48 cm 2. Pola konsumsi Bayi dan Ibu masih belum sesuai
dg seharusnya:
• Bayi yg mendapat ASI eksklusif: 22-30%
• Pencapaian Indikator Pola pemberian makan Bayi Adekuat berdasarkan Standar Makanan Bayi dan Anak (WHO/UNICEF) ternyata masih rendah, hanya 37% anak 6-23 bulan yang intakenya
mencapai pola konsumsi yang memenuhi diet yang dapat diterima (minimal acceptable diet/MAD)
Kesimpulan dan Saran
3. Pemberian ASI setelah usia bayi 6 bulan perlu memperhatikan tidak hanya frekuensi pemberiannya tetapi juga komposisi makanan pendamping ASI, karena:
• Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI 8 kali atau kurang per hari berisiko lebih besar menderita stunting
• Dipihak lain, Kandungan zat gizi ASI pada payi 12-23 bulan yg diberi 550 ml ASI per hari
defisit energi sebesar + 60%, protein + 40%, besi + 90% dan + vitamin A 10%
Kesimpulan dan Saran
4. Oleh karena itu MPASI harus
mempertimbangkan kebutuhan Bayi terhadap kecukupan asam amino esensial yang
sumbernya adalah makanan hewani, sehingga sumber makanan hewani harus merupakan
bagian dari kelengkapan MPASI
5. Separo dari perempuan angkatan usia kerja di Indonesia bekerja, sementara cuti hamil
hanya 3 bulan
à risiko ibu tak dapat memberikan ASI >
8X/hari
à risiko asupan zat gizi bayi kurang
6. Sektor kesehatan menyediakan materi penyuluhan tentang pemberian makan bayi/anak termasuk komposisi MPASI yang adekuat sesuai kebutuhan bayi, terutama untuk memenuhi kebutuhan
akan zat besi, dan protein (asam amino esensial)
7. Tempat bekerja harus kondusif untuk Ibu menyusui:
• penyediaan tempat yang adekuat untuk memerah dan menyimpan ASI
• Penyediaan materi ttg MPASI adekuat