• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR."

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

FITRI YULIANI

K 100040229

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

di Surakarta

Oleh:

FITRI YULIANI

K 100040229

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(3)

gendarussa

Burm. F

) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

Oleh :

FITRI YULIANI

K100040229

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada tanggal : 27 juni 2008

Mengetahui,

Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dekan,

Dra. Nurul Mutmainah, M,Si., Apt

Pembimbing Utama PembimbingPendamping

dr. EM Sutrisna, M. Kes Tanti Azizah, S,Si.,Apt

Penguji :

1.

Nurcahyanti W., S.Si., M. Biomed, Apt 1. ………..

2.

Ratna Yuliani, M. Biotech. St 2…………

(4)

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong mu dan yang

sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang

yang khusyu’ (QS. AL-BAQARAH: 45)

Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah di

segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezkinya. Dan hanya

kepada-Nyalah kamu dibangkitkan (QS. Al-MULK: 15).

Kupersembahkan untuk :

Allah SWT

Bapak dan ibu tercinta, terima kasih atas seluruh curahan kasih sayang,

dorongan dan do’anya selama ini.

(5)

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 27 Juni 2008

Peneliti

(Fitri Yuliani)

(6)

dengan judul “ EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70 % DAUN

GANDARUSA (Justicia gendarussa Burm.f ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN

GALUR WISTAR”.

Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi salah-satu syarat mencapai derajat

sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, baik mengenai materi, bahasa dan penulisannya. Hal ini disebabkan

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Dalam kesempatan

ini dengan kerendahan hati dan penghargaan yang setulus-tulusnya penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1.

Ibu Dra. Nurul Mutmainah, Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

2.

Ibu Nurcahyanti W., S.Si., M. Biomed., Apt., dan Ibu Ratna Yuliani, M.

Biotech. St., selaku penguji I dan penguji II yang telah memberikan

pengarahan, bimbingan dan saran sehingga terselesainya skripsi ini.

(7)

5.

Bapak Broto Santoso, S. F., Apt., selaku pembimbing akademik yang telah

memberi bimbingan dan motivasi selama studi.

6.

Bapak dan Ibu dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

yang telah memberi ilmunya selama penulis menempuh studi, dan seluruh staf

laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

7.

Mbak Nur dan mas Awang selaku laboran yang telah banyak membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kerja samanya.

8.

Angga Permana dan Sulastri teman seperjuangan selama penelitian dan

penyelesaian skripsi ini.

9.

Sahabat-sahabatku Nia, Nita, Fahmi, Yanto, Niken, Ari terima kasih atas

kasih sayangnya semoga kebersamaan kita tetap teringat sepanjang masa.

10.

Pihak-pihak lain yang telah membantu sampai terselesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan, baik moril maupun spiritual yang

diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini akan mendapat balasan yang

setimpal dari Allah SWT.

Surakarta, 27 Juni 2008

(8)

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PENGESAHAN ...

ii

PERSEMBAHAN ... iii

DEKLARASI ... iv

KATA PENGANTAR ...

v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ...

x

DAFTAR TABEL ...

xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

INTISARI ... xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Perumusan

Masalah

...

3

C.

Tujuan

Penelitian

...

3

D.

Tinjauan

Pustaka

...

4

1.

Tanaman

Gandarusa

(Justicia gendarussa Burm.F ) ...

4

2.

Diuretik

... 6

3.

Furosemid

...

10

(9)

A. Kategori Penelitian dan Perancangan Percobaan ... 13

B. Metode Pengumpulan Data ... 13

C. Bahan dan Alat ... 14

1.

Bahan

...

14

2.

Alat

...

14

C.

Jalannya

Penelitian

...

15

1.

Determinasi

tanaman

...

15

2. Pengumpulan Bahan Uji ... 15

3. Pengeringan Bahan Uji ... 15

4.

Pembuatan

Serbuk

...

15

5. Pembuatan Ekstrak Etanol ... 16

6. Pemilihan Hewan Uji ... 17

7. Perhitungan Dosis Furosemid ... 17

8. Uji Efek Diuretik ... 18

D. Cara Analisis ... 21

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Determinasi

justicia gendarussa Burm. f . ... 23

B. Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Gandarusa ... 23

(10)
(11)

Gambar 2. Skema Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa ... 17

Gambar 3. Skema Uji Aktivitas Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa

pada Tikus Putih Jantan Wistar ... 20

Gambar 4. Kurva Hubungan Waktu Pengamatan (Jam) terhadap Volume

Urin Kumulatif (ml) Setelah Perlakuan pada Tikus Putih Jantan

(12)

Kelompok Perlakuan... . 27

Tabel 2. Volume Urin Kumulatif 1-12, Urin Kumulatif 12-24, Urin Kumulatif

1-24, Tiap Waktu Pengamatan (ml) ... 28

Tabel 3.

AUC

1-12

, AUC

12-24

, AUC

1-24

Urin tiap Waktu Pengamatan dan Persen

Daya

Diuretik ... ..

30

Tabel 4.

Data Nilai Signifikansi AUC

1-12

, AUC

12-24

, Dan AUC

1-24

Antar

Kelompok Perlakuan Dari Uji LSD ... 31

(13)

Lampiran 2. Foto Metabolic Cage

... 39

Lampiran 3. Foto Ekstrak Cair dan Ekstrak Kental Daun Gandarusa ... 39

Lampiran 4. Surat Keterangan Pengambilan Simplisia Daun Gandarusa …… 41

Lampiran 5. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Gandarusa ... 42

Lampiran 6. Surat Keterangan Bahan Baku Furosemid ………... 43

Lampiran 7. Surat Keterangan Pembelian Tikus Putih Jantan Galur Wistar…. 44

Lampiran 8. Data AUC

1-12

, AUC

12-24

, AUC

1-24

Urin Tiap Waktu Pengamatan,

% Daya Diuretik... . 49

Lampiran 9. Data Volume Urin Tiap Waktu Pengamatan (ml) pada Masing –

masing Kelompok Perlakuan ... 50

Lampiran 10. Data Volume Urin Kumulatif (ml) Tiap Waktu Pengamatan... 51

Lampiran 11. Volume Urin Kumulatif 1-12, Urin Kumulatif 12-24, Urin

Kumulatif 1-24 ………. 52

Lampiran 12. Berat Badan Tikus dengan Volume Pemberian... 53

Lampiran 13. Perhitungan Rendemen dan Contoh Perhitungan AUC... 54

Lampiran 14. Perhitungan % Daya Diuretik ... 55

(14)

daun gandarusa (justicia gendarussa Burm.F). Tujuan penelitian ini untuk meneliti

efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa pada tikus putih jantan galur Wistar.

Hewan uji sebanyak 25 ekor tikus jantan galur wistar dipuasakan selama

12-18 jam, kelompok I kontrol negatif diberi suspensi PVP 5%, kelompok II kontrol

positif diberi furosemid dosis 21,6 mg/ kg BB, kelompok III diberi suspensi ekstrak

etanol dosis 0,18 g/ kg BB, kelompok IV dosis 0,36 g/ kg BB, kelompok V dosis 0,72

g/ kg BB. Ekstrak etanol diberikan pada hewan uji secara per oral dengan volume

pemberian 2,5 ml/ 200 g BB. Hewan uji dimasukkan dalam metabolic cage, diberi

2,5 ml air minum secara per oral pada jam ke- 3, 6, 9 dan diberi 5 ml pada jam ke-12.

Volume urin diukur pada jam ke- 1, 2, 3, 6, 9, 12, dan 24. Data dianalisis dengan

analisis varian (ANAVA) satu jalan, apabila terdapat perbedaan yang bermakna

dilanjutkan uji LSD (Least Significant Difference) dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil AUC

1-12

(Area Under the Curve) menunjukkan bahwa kontrol positif,

ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB dan dosis 0,72g/ kg BB berbeda

bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Hal ini berarti, kontrol positif dan kedua

dosis tersebut mempunyai efek diuretik. Hasil AUC

12-24

menunjukkan bahwa kontol

positif dan ketiga dosis tersebut tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan kontrol

negatif (berarti tidak mempunyai efek diuretik). Hasil AUC

1-24

menunjukkan bahwa

ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB, dosis 0,36 g/ kg BB, dan dosis

0,72 g/ kg BB berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol negatif. Sehingga dapat

dikatakan ekstrak etanol tersebut berkhasiat sebagai diuretik.

Kata kunci: Ekstrak etanol, daun Gandarusa (justicia gendarussa Burm.F),

diuretik

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sudah menjadi budaya bangsa Indonesia untuk lebih banyak memanfaatkan tumbuhan guna memelihara kesehatan dan mengobati penyakit. Bahan baku yang berasal dari binatang dan batu-batuan (mineral) tidak banyak digunakan. Tumbuhan obat yang dinilai aman untuk digunakan tetap dilestarikan, sedangkan tumbuhan yang menyembuhkan tetapi dapat menimbulkan gangguan pada tubuh (efek samping) pada umumnya tidak digunakan (Dalimartha, 2003)

Dewasa ini, penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di dalam maupun di luar negeri berkembang pesat. Penelitian yang berkembang terutama pada farmakologi maupun fitokimianya berdasarkan indikasi tumbuhan obat yang digunakan oleh sebagian masyarakat dengan khasiat yang teruji secara empiris hasil penelitian tersebut, tentunya lebih memantapkan para pengguna tumbuhan obat akan khasiat, maupun penggunaannya (Dalimartha, 2003).

(16)

berbagai macam penyakit, tetapi khasiat dan keamanannya belum terbukti secara klinis, selain itu belum banyak diketahui senyawa apa yang bertanggung jawab terhadap khasiat obat tradisional tersebut.

Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat tradisional adalah tanaman gandarusa yang biasa digunakan dalam pengobatan adalah daun dan akarnya. Di masyarakat tanaman ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah, antirematik, peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar (Dalimartha, 2003).

Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal (Tjay dan Rahardja, 2002). Pengeluaran urin terutama digunakan untuk mengurangi sembab yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah cairan luar sel, pada keadaan yang berhubungan dengan kegagalan jantung kongestif, kegagalan ginjal, oligourik, sirosis hepatik, keracunan kehamilan, glaukoma, hiperkalsemia, diabetes insipidus dan sembab yang disebabkan oleh penggunaan jangka panjang kortikosteroid (Siswandono dan Soekardjo, 2000).

(17)

tersebut perlu diteliti apakah senyawa yang bersifat polar, semi polar, dan non polar dari daun gandarusa yang disari menggunakan etanol juga mempunyai efek diuretik. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian secara ilmiah tentang efek diuretik dari ekstrak etanol 70% daun gandarusa (Justicia gendarussa

Burm. F) pada tikus putih jantan galur Wistar. Penelitian tentang efek diuretik ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan kesehatan dalam masyarakat.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ekstrak etanol daun gandarusa mempunyai efek diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar?

2. Pada dosis berapa ekstrak etanol daun gandarusa menunjukkan efek diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah:

(18)

2. Mengetahui dosis ekstrak etanol 70% daun gandarusa yang dapat memberikan efek diuretik pada tikus putih jantan galur Wistar.

D. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tanaman Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) a. Sinonim

Justicia dahona buch-ham, Justicia nigricans lour, Justicia salicina

vahl, Gendarussa vulgaris Nees (Dalimartha, 2001). b. Sistematika tanaman

Devisi : Spermatophyta Sub Devisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae Sub kelas : Sympetalae

Bangsa : Tubeflorae/ Sulanaeas (Tjitrosoepomo, 1991) Suku : Acanthaceae

Marga : Justicia

Jenis : Justicia gendarussa Burm. F (Van Steenis, 1997).

c. Nama daerah

(19)

d. Kandungan kimia

Daun Justicia gendarussa Burm. F mengandung kalium, flavonoid, justisin, steroid/triterpenoid, tanin 0,4% (Anonimb, 1995). selain itu juga mengandung minyak atsiri, kalium, kalsium oksalat, tanin, dan alkaloid yang agak beracun (Dalimartha, 2001).

e. Sifat dan kegunaan

Daun bersifat rasa pedas, sedikit asam dan netral. Daun gandarusa berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah, anti-rematik, peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar (Dalimartha, 2001).

f. Deskripsi tanaman

(20)

g. Penggunaan secara empirik

Penggunaan dalam masyarakat yaitu 15-30 gram daun gandarusa kering yang direbus dalam segelas air digunakan sebagai obat tetes pada telinga yang sakit (Dalimartha, 2001).

2. Diuretik

Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih. Obat-obat ini bekerja khusus terhadap tubuli, tetapi juga ditempat lain, yaitu:

1. Tubuli proksimal

Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang disini direabsorpsi secara aktif untuk lebih kurang 70%, antara lain ion Na+ dan air, begitu pula glukosa dan ureum. Karena reabsorpsi berlangsung secara proporsional, maka susunan filtrat tidak berubah dan tetap isotonis terhadap plasma. Diuretika osmotis (manitol, sorbitol) bekerja disini dengan menghambat reabsorpsi air dan juga natrium (Tjay dan Rahardja, 2002).

2. Lengkungan Henle

(21)

Diuretik lengkungan, seperti furosemida, bumetanida, dan etakrinat, bekerja terutama di lengkungan Henle dengan merintangi transport Cl -dan Na+. Pengeluaran K+ dan air juga diperbanyak (Tjay dan Rahardja, 2002).

3. Tubuli distal

Di bagian pertama segmen tubuli distal direabsorpsi secara aktif pula tanpa air hingga filtrat menjadi lebih cair dan lebih hipotonis. Senyawa thiazida dan klortalidon bekerja di tempat ini dengan memperbanyak ekskresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%. Di bagian kedua segmen tubuli distal, ion Na+ ditukarkan dengan ion K+ atau NH4+, proses ini dikendalikan oleh proses anak ginjal aldosteron (Tjay dan Rahardja, 2002).

4. Saluran pengumpul

Hormon antidiuretik ADH (vasopresin) dari hipofise bertitik kerja disini dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air dan sel-sel saluran ini (Tjay dan Rahardja, 2002).

Pada umumnya, diuretik dibagi dalam beberapa kelompok yaitu: a. Diuretik lengkungan

(22)

hiperkalemia. Efek samping dapat berupa hipotensi atau syok, hipokalemi, hiperurikemi, dan pembesaran prostat (Anonim, 1994). b. Derivat thiazid

Efeknya lebih lemah dan lambat (6-48 jam) dan terutama digunakan pada terapi hipertensi dan kelemahan jantung (Tjay dan Rahardja, 2002). Efek samping berupa hipokalemia, hiperkolesterolemia, hiperurikemi, hiperglikemi, kecepatan filtrasi glomerulus berkurang, impotensi seksual, serta efek diuretik pada penderita diabetes insipidus (Anonim, 1994).

c. Diuretik hemat Kalium

Efek obat ini lemah dan khusus digunakan kombinasi dengan diuretik lainnya untuk menghemat ekskresi kalium. Aldosteron menstimulasi reabsorpsi Na+ dan K+, proses ini dihambat secara kompetitif oleh antagonis aldosteron (Tjay dan Rahardja, 2002). Efek samping berupa hiperkalemia (Anonim, 1994).

d. Diuretik osmotik

(23)

peningkatan tekanan intrakranial atau intraokuler yang kuat (pada udema otak dan glaukoma) (Anonim, 1994).

e. Inhibitor karbonik anhidrase

Zat ini berfungsi menghambat enzim karbonik anhidrase di tubuli proksimal, sehingga disamping karbonat, Na+ dan K+ diekresikan lebih banyak bersamaan dengan air. Khasiat diuretik lemah sehingga digunakan secara selang-seling (Tjay dan Rahardja, 2002). Efek diuresis yang terjadi disertai dengan hilangnya ion kalium, karena lebih banyak ion natrium yang memasuki tubuli distal dan meningkatnya pertukaran Na-K (Anonim, 1994).

f. Golongan xantin

Diuresis dihasilkan dari bertambahnya aliran darah ginjal dan kecepatan filtrasi glomerulus, sebagai hasil stimulasi terhadap jantung. Namun juga ada efek langsung pada ginjal yang mengurangi reabsorpsi ion natrium, klorida dan air. Golongan ini digunakan pada kegagalan jantung, yang biasa dipakai aminofilin (Anonim, 1994).

3. Furosemida

O

O

COOH

H2NS

NHCH2

Cl

(24)

Furosemid merupakan turunan yang merupakan diuretik kuat dan bertitik kerja dilengkungan Henle bagian menaik. Sangat efektif pada keadaan udema diotak dan paru-paru yang akut. Mulai kerjanya pesat, oral dalam 0,5-1 jam dan bertahan 4-6 jam, intravena dalam beberapa menit dan 2,5 jam lamanya. Reabsorpsinya dari usus hanya lebih kurang 50%, t1/2 30-60 menit, eksresinya melalui kemih secara utuh, pada dosis tinggi

juga lewat empedu. Efek samping yang umum berupa hiponatremia, gejalanya berupa gelisah, kejang otot, haus, letargi (selalu mengantuk) dan kolaps. Pada injeksi intravena terlalu cepat dan jarang terjadi ketulian (reversibel) dan hipotensi. Hipokalemia reversibel dapat pula terjadi (Tjay dan Rahardja, 2002).

Masa kerja furosemida biasanya 2-3 jam, sedang waktu paruhnya tergantung pada fungsi ginjal. Karena agen ansa bekerja pada sisi luminal tubulus, respon diuretik berkaitan secara positif dengan ekskresi urin. Sebagai efek diuretiknya agen ansa mempunyai efek langsung pada peredaran darah melalui tatanan beberapa vaskuler. Furosemida meningkatkan aliran darah di dalam korteks ginjal (Katzung, 2001).

4. Penyarian

(25)

Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata simple berarti satu atau sederhana. Istilah simplisia dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk, kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan (Anonim, 1979)

Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil diaduk. Setelah 5 hari sari diserkai, kemudian ampas diperas. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari, kemudian endapan dipisahkan (Anonim, 1986).

E. LANDASAN TEORI

Daun gandarusa mengandung kalium, flavonoid, justisin, steroid/triterpenoid, tanin 0,4% (Anonimb, 1995) dan berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah, antirematik, peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar (Dalimartha, 2001), alkaloid dan saponin (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

(26)

diuretik (73,53 ± 10,45) % pada tikus putih jantan galur Wistar. Dalam penelitian tersebut, zat aktif yang diduga berkhasiat sebagai diuretik pada infusa tersebut adalah senyawa yang bersifat polar. Pada penelitian ini digunakan ekstrak yang didapat dari maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Etanol merupakan pelarut yang universal yang dapat menyari senyawa yang bersifat polar, semi polar, maupun non polar, sehingga memungkinkan zat aktif yang tersari dengan infusa juga dapat tersari dengan penyari etanol ini. Dengan demikian kemungkinan ekstrak etanol tersebut juga mempunyai efek diuretik pada tikus jantan Wistar.

F. HIPOTESIS

(27)

BAB II

METODE PENELITIAN

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Jenis penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental semu dengan rancangan acak lengkap pola searah.

b. Variabel penelitian

Variabel bebas : dosis ekstrak etanol 70% daungandarusa Variabel tergantung : volume urin tiap waktu pengamatan Variabel kendali :

a) Hewan uji : umur, berat badan, jenis kelamin, galur b) Tanaman : asal tanaman, waktu panen, bagian yang

diambil.

c) Volume pemberian air minum d) Lingkungan laboratorium.

2. Metode pengumpulan data

(28)

3. Bahan dan alat

a. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen adalah :

1) Daun gandarussa (Justicia gendarussa Burm. F) yang diperoleh dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu.

2) Tikus putih jantan Wistar umur 2-3 bulan dengan berat 130-200 gram. 3) Akuades

4) Furosemid (PT. IFARS)

5) Polivinil Pirolidon (PVP) (E-Merck) 6) Etanol 70% (Teknis)

b. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam eksperimen adalah : 1) Panci maserasi

2) Kompor listrik 3) Wajan stainless steel

4) Timbangan hewan uji (Ohaus) kepekaan 0,1 gram

5) Timbangan analitik (Satorius) kepekaan 0,1 mg dan 0,01 mg 6) Metabolic cage

(29)

4. Jalannya Penelitian

a. Determinasi tanaman

Kebenaran dan deskripsi morfologi daun gandarusa di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu, dengan menggunakan buku Flora ofJava (Backer and Van den Brink, 1965), buku Flora (Van Steenis, 2003) dan buku Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta (Tjitrosoepomo, 1988).

b. Pengumpulan bahan uji

Daun gandarusa yang digunakan diambil dan dikumpulkan dari tanaman Justicia gendarussa Burm. F yang terdapat di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu pada bulan Februari 2008.

c. Pengeringan bahan uji

Daun Justicia gendarussa Burm. F dikumpulkan, dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel dengan cara dicuci di bawah air mengalir, kemudian dipotong kecil-kecil agar mempermudah pengeringan. Pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari tidak langsung dengan ditutup kain hitam.

d. Pembuatan serbuk

(30)

e. Pembuatan ekstrak etanol 1. Maserasi

Maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia daun gandarusa (100 g) dengan derajat halus yang cocok dimasukkan dalam panci maserasi, kemudian dituangi dengan 75 bagian pelarut etanol 70 % (750 ml) dan dibiarkan selama lima hari sambil sekali-kali dilakukan pengadukan, untuk mencegah terjadinya kejenuhan. Setelah lima hari disaring sehingga diperoleh ampas dan filtrat (ekstrak cair). Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Panci ditutup, dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya, diendapkan selama dua hari untuk menghindari kemungkinan masih adanya serbuk ikutan hasil penyarian, setelah diendapkan filtrat dipisahkan dari endapan ikutan, selanjutnya dilakukan penguapan menggunakan evaporator.

2. Penguapan

(31)

Daun Gandarusa

Dicuci air mengalir

Dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam

Diserbuk

Diayak ( ayakan no. 100)

Dimaserasi

Dengan etanol 70 % Filtrat ekstrak etanol 70 % daun gandarusa

Diuapkan dan dipekatkan menggunakan evaporator

[image:31.612.175.464.95.360.2]

Ekstrak kental

Gambar 2. Skema Cara Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa

f. Pemilihan hewan uji

Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan, berat 130-200 gram.

g. Perhitungan dosis furosemida

Dosis furosemida yang diberikan adalah dosis yang meliputi dosis terapi manusia yaitu 80 mg (Katzung, 2001) dengan faktor konversi dari manusia (70 kg) ke tikus (200 g) sebesar 0,018 (Ngatidjan, 1990). Dosis terapi manusia = 80 mg

(32)

Maka dosis terapi pada tikus = 80 mg × 0,018 = 1,44 mg /200 g BB

= 7,2 mg /kg BB

Hasil orientasi Arsyi (2007), uji diuretik didapatkan perbedaan yang tidak berbeda bermakna terhadap kontrol negatif maka dosis yang digunakan pada hewan uji adalah tiga kalinya yaitu:

Dosis yang diberikan pada tikus = 3 x 1,44 mg/200g BB

= 4,32 mg/200g BB

= 21,6 mg/kg BB

Furosemid tidak larut dalam air, maka sediaan dibuat dengan melarutkan furosemida pada larutan PVP 5% sebagai suspending agent.

Pembuatan larutan stok = 4,32 mg/2,5 ml

= 43,2 mg/25ml

Furosemida 43,2 mg disuspensikan dalam PVP 5% 15 tetes kemudian ditambah akuades hingga volume 25 ml.

h. Uji efek diuretik

Hewan uji di adaptasikan di laboratorium dan dipuasakan selama 5-6 jam namun tetap diberi minum. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus

Kelompok 1 (kontrol negatif) : diberi suspensi PVP 5%

(33)

Kelompok 3 : diberi suspensi ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/ kg BB.

Kelompok 4 : diberi suspensi ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/ kg BB.

Kelompok 5 : diberi suspensi ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/ kg BB.

Setelah diberi perlakuan, hewan uji dimasukkan dalam metabolic cage

(34)

25 ekor tikus putih jantan wistar

dipuasakan selama 12-18 jam

Diberikan kepada hewan uji secara peroral dengan volume pemberian 2,5 ml / 200 g BB

Hewan uji di masukkan dalam metabolic cage

Diberi 2,5 ml air minum secara per oral pada jam ke- 3, 6, 9, dan diberi 5 ml air minum secara per oral pada jam ke- 12

Volume urin diukur pada jam ke 1, 2, 3, 6, 9, 12 dan 24 setelah perlakuan

[image:34.612.115.508.104.549.2]

Dianalisis hasilnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov, homogenitas varian, ANAVA satu jalan dan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%

Gambar 3. Skema Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar

Kelompok III 5 ekor

Kelompok IV 5 ekor

Kelompok V 5 ekor Kelompok II

Kontrol positif 5 ekor Kelompok I

Kontrol negatif 5 ekor

Suspensi PVP 5%

Suspensi Furosemida 21,6 mg/kg BB

Suspensi Ekstrak

etanol Dosis 0,18 g/

kg BB

Suspensi Ekstrak

etanol Dosis 0,36 g/

kg BB

Suspensi Ekstrak

etanol Dosis 0,72 g/

(35)

5. Cara analisis

Data volume urin hewan uji yang didapat setelah 1, 2, 3, 6, 9, 12, 24 jam dikumpulkan, berdasarkan hasil tersebut dilakukan uji statistik. Data yang diperoleh kemudian dicari luas daerah di bawah kurva (Area Under the Curve).

[

]

tn tn

AUC 1= 2

V

Vn1+ n

(

)

1 n n t

t − (1) AUC = Area di bawah kurva

Vn = Volume urin pada jam ke-n

Vn-1 = Volume urin pada jam ke (n-1)

Dari perhitungan AUC juga dapat dihitung % daya diuretik dengan rumus: % daya diuretik = = − ×100%

k k p

AUC AUC AUC

(2)

AUCP = AUC tiap konsentrasi perlakuan

AUCk = AUC kontrol negatif

Kemudian data AUC diuji distribusi normalnya dengan uji Kolmogorov- Smirnov, sedang keseragaman variannya diuji dengan uji Levene menggunakan taraf kepercayaan 95%. Apabila data terdistribusi normal dan homogen dilakukan ANAVA (analisis Varian) satu jalan dan jika berbeda bermakna, dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference

(36)
(37)

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Justicia gendarussaBurm. F

Determinasi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa tumbuhan yang akan digunakan benar-benar merupakan tumbuhan yang dimaksud (Justicia gendarussa Burm. F) dan menghindari terjadinya kesalahan pengambilan sempel. Determinasi dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu, dengan menggunakan buku Flora of Java (Backer and Van den Brink, 1965), buku Flora (Van Steenis, 1997) dan buku Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta (Tjitrosoepomo, 1991), diketahui bahwa sampel tumbuhan yang diteliti adalah Justicia gendarussa

Burm.F. Hasil determinasinya adalah sebagai berikut:

1b, 2b, 3b, 4b, 12b, 13b, 14b, 17b, 18b, 19b, 20b, 21b, 22b, 23b, 24b, 25a………99………Euphorbiaceae. 1b, 36b, 39b, 40b, 42b, 54b, 61b, 63b, 66b, 67a,

68a………Justicia.

1……… Justicia gendarussa Burm. F.

B. Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Gandarusa.

(38)

maupun muda. Kemudian daun dicuci dengan air mengalir, hal ini bertujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran yang menempel di daun. Setelah itu, daun gandarusa dijemur di bawah sinar matahari ditutup dengan kain hitam. Tujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan kadar air yang terdapat dalam daun dan untuk keefektifan penyarian, sehingga dalam proses ekstraksi bahan telah kering dan lebih muda berinteraksi dengan cairan penyari. Pengeringan daun gandarusa ditutup dengan kain hitam karena jika dijemur di bawah sinar matahari secara langsung dapat merusak senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam daun gandarusa.

Simplisia yang akan dibuat diserbuk halus. Bahan dihaluskan dengan tujuan untuk memperbesar permukaan yang akan bersentuhan dengan cairan penyari. Selain itu dapat mengakibatkan dinding-dinding sel dalam serbuk tersebut menjadi pecah, sehingga cairan penyari dapat masuk ke dalam sel-sel untuk kemudian terjadi perpindahan massa zat aktif dari dalam serbuk ke luar atau ke dalam cairan penyari.

Larutan penyari yang digunakan adalah etanol 70% karena merupakan larutan yang universal yang dapat menyari senyawa bersifat polar, semi polar dan non polar.

(39)

C. Uji Diuretik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) pada tikus putih jantan Wistar dengan pembanding furosemid dosis 21,6 mg/kg BB sebagai kontrol positif dan suspensi PVP 5% sebagai kontol negatif. Untuk memperkecil variabilitas antar hewan uji, maka hewan yang digunakan harus mempunyai keseragaman, yaitu memiliki berat badan antara 130-200 gram, umur 2-3 bulan, diberi makanan dan minuman yang sama dan dalam kondisi sehat. Pengelompokan hewan uji dilakukan secara random (acak), masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor.

Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus galur Wistar karena tikus merupakan hewan dengan model yang sesuai untuk evaluasi obat-obat yang mempengaruhi ginjal (Kusumawati, 2004) dan digunakan tikus jantan karena kondisi biologisnya lebih stabil bila dibandingkan dengan tikus betina.

Hewan uji harus diadaptasikan terlebih dahulu dengan kondisi laboratorium selama 7 hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari stres pada saat perlakuan. Sebelum hewan uji mengalami perlakuan, pada hari terakhir hewan uji dipuasakan terlebih dahulu selama 12-18 jam dengan hanya diberi minum ad libitum. Tujuan dipuasakan agar kondisi hewan uji sama dan mengurangi pengaruh makanan yang dikonsumsi terhadap absorpsi sampel yang diberikan.

(40)

Volume air minum yang dikonsumsi oleh hewan uji dari jam ke-1 sampai 12 tidak dilakukan uji ANAVA satu jalan karena air minum diberikan secara per oral dengan volume pemberian 2,5 ml/ 200 g tiap 3 jam. Begitu juga volume air minum yang dikonsumsi dari jam ke-12 sampai 24 diberikan secara peroral sebanyak 5 ml/ 200 g. Hal ini dilakukan untuk menyeragamkan kondisi dari hewan uji, karena dikhawatirkan dengan masuknya air minum yang tidak seragam kemungkinan berpengaruh pada efek diuretik yang dihasilkan baik pada kontrol positif maupun perlakuan tiap dosis ekstrak etanol daun gandarusa.

(41)
[image:41.612.91.567.110.517.2]

Tabel 1. Data Volume Urin Tiap Waktu Pengamatan (ml) pada Masing-masing Kelompok Perlakuan (mean+SD) (n=5)

Volume Urin tiap jam ke- (ml) No.

HU Perlakuan 1 2 3 6 9 12 24

1 2,47 0,98 0,00 2,10 1,94 1,76 4,35

2 4,40 0,03 0,00 1,70 1,12 1,23 3,20

3 2,70 0,79 0,00 1,82 1,60 1,30 2,16

4 2,91 0,68 0,00 1,64 1,54 1,85 2,31

5 Kontrol Positif Furosemid 21,6 mg/kg BB

4,50 0,05 0,70 1,40 1,72 2,30 2,26

(mean+SD) 3,40+0,97 0,50+0,43 0,14+0,31 1,73,+0,25 1,58+0,30 1,68+0,43 2,85+0,93

1 0,65 0,06 0,92 0,54 1,25 1,06 1,61

2 0,98 0,04 0,22 0,60 1,36 1,98 2,73

3 0,95 0,91 0,00 0,74 1,14 1,35 1,50

4 0,47 0,00 0,33 0,95 1,56 1,09 1,94

5

Kontrol Negatif PVP 5 % 2,5 ml / 200 g BB

0,68 0,00 0,81 1,13 0,97 1,24 1,97

(mean+SD) 0,75+0,21 0,20+0,40 0,45+0,40 0,79+0,24 1,25+0,22 1,34+0,37 1,95+0,48

1 0,00 095 0,00 2,27 1,21 1,10 2,23

2 0,00 0,56 0,00 1,48 1,38 1,95 3,43

3 0,00 0,60 0,00 1,08 1,30 2,50 2,00

4 0,70 0,74 0,00 2,55 2,40 1,93 3,05

5

Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18

g/kg BB 0,00 0,80 0,00 2,40 0,73 2,00 5,05

(mean+SD) 0,14+0,31 0,73+0,15 0,00+0,00 1,95+0,64 1,40+0,61 1,89+0,50 3,15+1,21

1 0,00 1,61 000 0,75 1,20 2,55 2,43

2 0,01 0,20 0,00 1,30 2,15 3,01 1,20

3 0,12 0,82 0,00 0,60 1,11 2,51 1,30

4 0,51 0,40 0,00 0,15 1,30 1,41 1,82

5

Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/

kg BB 0,00 0,20 0,00 0,81 2,60 1,55 2,78

(mean+SD) 0,12+0,21 0,64+0,60 0,00+0,00 0,72+0,41 1,67+0,66 2,20+0,69 1,90+0,69

1 0,70 0,55 0,00 1,05 1,82 1,78 2,95

2 0,85 0,65 0,00 1,72 1,95 2,75 2,64

3 0,40 1,10 0,15 1,10 1,90 1,35 3,70

4 0,55 0,15 0,00 1,90 1,15 2,38 2,15

5

Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72

g/kg BB 0,25 0,20 0,00 1,30 1,35 3,40 1,80

(mean+SD) 0,55+0,23 0,53+0,38 0,03+0,06 1,41+0,37 1,63+0,36 2,33+0,80 2,65+0,73

(42)

0 2 4 6 8 10 12

0 5 10 15 20 25

Waktu pengamatan (jam ke-)

V o lu me ur in k u mu la ti f (m l)

[image:42.612.126.510.142.318.2]

kontrol positif (furosemid 21,6 mg/kg BB) kontrol negatif (suspensi PVP 5% 2,5 ml/200 g BB) ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg BB

Tabel 2. Volume Urin Kumulatif1-12, Urin Kumulatif12-24,Urin Kumulatif1-24 (ml) tiap Waktu Pengamatan (ml) (mean+SD) (n=5)

No Perlakuan Urin Kum 1-12 (ml)

Urin Kum 12-24 (ml)

Urin kum 1-24 (ml)

1 Kontrol Positif 21,6mg/ kg BB

8,90+0,70 2,85+0,93 11,75+1,24

2 Kontrol Negatif 2,5 ml/ 200g BB

4,79+0,35 1,95+0,48 6,74±0,70

3 Ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18g/ kg BB

6,26+1,55 3,15+1,21 9,41+2,02

4 Ekstrak etanol daun gandarasa dosis 0,36g/ kg BB

4,45+0,77 1,90+0,69 6,36+1,41

5 Ekstrak etanol daun gandarasa dosis 0,72,g/ kg BB

5,69+0,91 2,64+0,73 8,33+1,49

[image:42.612.156.492.348.563.2]

Urin kum = urin kumulatif

(43)

.Urin kumulatif 1-12 menggambarkan kenaikan volume urin pada jam ke 1-12. Hasil ANAVA satu jalan menunjukan perbedaan yang bermakna (p=0,000). Hasil uji LSD, kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif dan ekstrak etanol daun gandarusa 0,18 g/kg BB. Ini menunjukkan bahwa kontrol positif dan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB mampu meningkatkan volume urin secara bermakna pada jam ke 1-12.

Urin kumulatif 12-24 menggambarkan kenaikan volume urin pada jam ke 12-24. Hasil ANAVA satu jalan menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif (p=0,113). Hal ini berarti pada jam 12-24 sudah tidak ada kenaikan volume urin lagi (kemungkinan karena pada jam ke 12-24 furosemid maupun ekstrak etanol daun gandarusa sudah terekskresi).

Urin kumulatif 1-24 menggambarkan kenaikan volume urin secara keseluruhan yaitu pada jam ke 1-24. Hasil uji statistik data terdistribusi normal, sedangkan homogenitas varian tidak sama. Kemudian data ditransform ke dalam bentuk Lag (penurunan) sehingga dihasilkan data yang homogenitasnya sama. Dari hasil ANAVA satu jalan menunjukan perbedaan yang bermakna (p=0,000). Hasil uji LSD, kontrol negatif berbeda bermakna dengan kontrol positif. Hal ini berarti furosemid mempunyai efek diuretik pada jam ke 1-24 karena mampu meningkatkan volume urin. Sedangkan ekstrak etanol daun gandarusa tidak memiliki efek diuretik secara keseluruhan karena tidak ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol negatif, sehingga tidak mampu menaikkan volume urin.

(44)

waktu pengamatan dari tiap kelompok perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dengan AUC kontrol negatif. Semakin besar AUCnya berarti semakin besar volume urin yang dihasilkan. Dari hasil ini dapat diketahui apakah ekstrak etanol daun gandarusa mempunyai kemampuan menaikkan volume urin atau tidak. Data AUC1-12, AUC12-24 dan AUC1-24 urin tiap waktu pengamatan dari masing-masing

[image:44.612.134.512.325.493.2]

perlakuan (mean+SD) dapat dilihat pada Tabel 3 dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

Tabel 3. AUC1-12, AUC12-24 dan AUC1-24 Urin tiap Waktu Pengamatan dan Persen daya Diuretik (mean+SD) (n=5)

No Perlakuan AUC1-12

(ml.jam)

AUC12-24 (ml.jam)

AUC1-24 (ml.jam)

% Daya Diuretik 1 Kontrol Positif

21,6 mg/kg BB

16,76+1,69 26,30+6,65 44,02+6,95 47,67+23,4 2 Kontrol Negatif

2,5 ml/ 200g BB 9,82+0,81 19,76+4,90 29,78+5,17

-

3 Ekstrak etanol daun gandarusa

dosis 0,18 g/kg BB

13,79+3,09 30,28+8,14 44,08+8,78 47,98+29,4 4 Ekstrak Etanol daun

gandarusa dosis 0,36 g/kg BB

12,45+2,00 25,99+2,52 38,45+3,35 29,06+11,2 5 Ekstrak Etanol daun

gandarusa dosis 0,72 g/kg BB

(45)
[image:45.612.135.501.139.402.2]

Tabel 4. Data Nilai Signifikan AUC1-12, AUC12-24, dan AUC1-24 antar Kelompok Perlakuan dari Uji LSD

Nilai Signifikansi AUC Kelompok

I II III IV V

I 0,000* 0,049* 0,006* 0,151 II 0,011 0,077 0,003* III 0,355 0,554

IV 0,137

1-12

V

I 0,069 0,256 0,928 0,494 II 0,006* 0,083 0,017 III 0,222 0,642

IV 0,440

12-24

V

I 0,001* 0,988 0,158 0,856 II 0,001* 0,034* 0,002* III 0,154 0,845

IV 0,214

1-24

V

* = berbeda signifikan p < 0,05

Kelompok I = kontrol positif (furosemid 21,6 mg/kg BB) II =kontrol negatif (suspensi PVP 2,5 ml/200g BB) III =ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB IV =ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB V =ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,72 g/kg B

Harga AUC1-12 dapat digunakan untuk melihat efek diuretik pada jam ke

(46)

AUC12-24 dapat digunakan untuk melihat efek diuretik pada jam ke 12-24.

hasil ANAVA satu jalan diperoleh data tidak berbeda bermakna (p = 0,056). Hal ini berarti, pemberian ekstrak etanol daun gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F) pada jam ke 12-24 tidak berpengaruh terhadap kenaikan volume urin pada hewan uji. Hasil uji LSD yang diperoleh menunjukkan bahwa kontrol negatif berbeda bermakna dengan ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB dan dosis 0,72 g/Kg BB yang berarti pada dosis tersebut mempunyai efek diuretik secara bermakna pada jam ke 12-24 dan tidak ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif, ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,36 g/kg BB. Hal ini mungkin dikarenakan pada jam ke 12-24 furosemid dan ekstrak etanol pada dosis tersebut sudah terekskresi (tidak menghasilkan efek diuretik lagi). Dengan

kata lain, ekskresi urin pada jam 12-24 sudah normal kembali. Efek diuretik ekstrak etanol daun gandarusa pada jam ke 1-24 dapat dilihat

dengan membandingkan AUC kelompok perlakuan ekstrak etanol daun gandarusa dengan AUC kontrol negatif pada jam ke 1-24. Hasil ANAVA terhadap AUC1-24

menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p = 0,005). Hasil uji LSD menunjukkan bahwa kelompok yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif adalah kelompok perlakuan dengan pemberian furosemid (kontrol positif) dan pemberian ekstrak etanol daun gandarusa dosis 0,18 g/kg BB, dosis 0,36 g/kg BB dan dosis 0,72 g/Kg BB. Hal ini berarti, kontrol positif dan ketiga dosis tersebut mempunyai efek diuretik secara bermakna pada jam ke 1-24.

Dari data AUC1-24 yang diperoleh, dapat dilakukan perhitungan persen

(47)

yang terdapat pada Tabel 3. Dari tabel tersebut, dapat dilihat persen daya diuretik yang dihasilkan oleh ekstrak etanol daun gandarusa. Hasil uji statistik data terdistribusi normal, sedangkan homogenitas varian tidak sama. Kemudian data ditransform kedalam bentuk logaritma sehingga dihasilkan data yang homogenitasnya sama. Hasil ANAVA terhadap persen daya diuretik menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang bermakna (p = 0,002). Hal ini berarti daya diuretik yang dihasilkan ketiga dosis ekstrak etanol daun gandarusa tidak sama secara statistik dengan daya diuretik kontrol positif (furosemid). Contoh perhitungan persen daya diuretik dapat dilihat pada Lampiran 14. Hasil ANAVA dan uji Least Significant Difference LSD selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.

Untuk melihat pengaruh dosis terhadap efek diuretik yang dihasilkan dengan membandingkan nilai AUC antar dosis. Pada AUC1-12 perbandingan antar

dosis ada perbedaan yang bermakna pada dosis 0,18 g/ kg BB dengan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,001). Hal ini menunjukkan bahwa efek diuretik yang dihasilkan pada jam ke 1-12 dipengaruhi oleh kenaikan dosis. Pada AUC12-24 perbandingan

antar dosis tidak berbeda bermakna pada dosis 0,18 g/ kg BB dengan dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,056). Hal ini menunjukkan bahwa efek diuretik yang dihasilkan pada jam ke 12-24 tidak dipengaruhi oleh kenaikan dosis. Pada AUC1-24 ada perbedaan yang bermakna pada dosis 018, g/ kg BB dengan

dosis 0,36 g/ kg BB dan dosis 0,72 g/ kg BB (p=0,005). Hal ini berarti efek diuretik yang dihasilkan pada jam ke 1-24 dipengaruhi oleh kenaikan dosis.

(48)
(49)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan:

1. Ekstrak etanol daun gandarusa berkhasiat sebagai diuretik pada tikus putih jantan Wistar.

2. Berdasarkan AUC1-24, dosis ekstrak etanol daun gandarusa yang dapat

menimbulkan efek diuretik pada tikus putih jantan Wistar berturut-turut adalah 0,18 g/ kg BB, 0,36 g/ kg BB dan 0,72 g/ kg BB.

B. Saran

1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, sebaiknya dalam uji diuretik volume air minum yang dikonsumsi hewan uji dikontrol selama 24 jam. 2. Perlu dilakukan uji kandungan senyawa yang bertanggung jawab terhadap

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi Ш, ХХХ, 262, Departemen Kesehatan RI.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-10, Departemen Kesehatan RI.

Anonim, 1994, Catatan Kuliah Farmakologi, Cetakan II, 121-128, Laboratorium Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Anonima, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi keempat. II, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonimb, 1995, Materia Medika Indonesia, Edisi VI, 113, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Arsyi, K., 2007, Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Markisah (Passiflora quadrangularis L) Pada Tikus Putih Jantan Wistar, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Backer, C. A. D., and van den Brink, R. C., 1968, Flora of Java, Vol. I. N. V. P. Noorddh off Groningen The Netherland.

Dalimartha, S, 2001, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Cetakan III, 61-62, Trubus Ariwidya, Jakarta.

Dalimartha, S, 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Cetakan III, Trubus Ariwidya, Jakarta.

Katzung, B. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, 433-444, Diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Salemba Medika, Jakarta.

Kusumawati, D., 2004, Bersahabat dengan Hewan Coba, 77-78, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Mangkoewidjoyo, S., dan Smith, J. B., 1988, Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis, 38, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

(51)

Sari, S. Y., 2006, Uji Efek Diuretik Infusa Daun Gandarusa (Gendarussa vulgaris Nees) pada Tikus Putih Jantan Wistar, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Siswandono dan Soekardjo, 2000, Kimia Medisinal, Jilid II, Edisi II, 209-221, Airlangga University Press, Surabaya.

Syamsuhidayat, S. S., dan Hutapea, J. R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid 1, 274-276, Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting (Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Samping), Edisi V 372-381 Ditjen PCM RI, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G., 1991, Taksonomi Tumbuhan, Cetakan II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Van Steenis C. G. G. J., 1997, Flora, diterjemahkan oleh Moeso Surjowinoto, dkk, Cetakan III, 391, Pradnya Paramita, Jakarta.

(52)
(53)

Lampiran 2. Foto Metabolic Cage

(54)

Lampiran 3. Foto Ekstrak Cair Dan Ekstrak Kental Daun Gandarusa

Ekstrak cair daun Gandarusa

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

Lampiran 8. Data AUC1-12, AUC12–24, AUC1-24 Urin tiap Waktu Pengamatan, %

Daya Diuretik (mean + SD) (n = 5)

No. Perlakuan AUC 1 – 12

(ml– jam)

AUC 12 –24

(ml – jam)

AUC 1 – 24

(ml – jam)

% Daya Diuretik

1. 18,21 36,66 54,98 84,19

2. 14,74 26,58 41,32 38,70

3. 15,70 20,76 36,46 22,39

4. 16,41 20,16 41,37 38,27

5.

Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6 mg/kg BB)

18,76 27,36 46,12 54,82

(mean+SD) 16,76+1,69 26,30+6,65 44,02+6,95 47,67+23,41

1. 9,51 16,02 25,53 -

2. 10,31 28,26 38,57 -

3. 8,53 17,10 26,63 -

4. 10,30 18,18 28,48 -

5.

Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5 ml/200 g BB)

10,46 19,26 29,72 -

(mean+SD) 9,82+0,81 19,76+4,90 29,78+5,17 -

1. 13,04 19,98 33,02 10,84

2. 12,065 32,28 44,34 48,84

3. 11,49 27,00 38,49 29,20

4. 19,20 29,88 49,08 64,75

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

13,19 42,30 55,49 86,27

(mean+SD) 13,79+3,09 30,28+8,14 44,08+8,78 47,98+29,49

1. 11,28 29,88 41,16 38,16

2. 15,07 25,26 40,33 35,38

3. 9,83 22,86 32,69 9,73

4. 13,36 25,98 39,34 32,05

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

12,75 25,98 38,73 30,01

(mean+SD) 12,45+2,00 25,99+2,52 38,45+3,35 29,06+11,24

1. 12,53 28,38 40,91 37,32

2. 15,13 26,34 41,47 39,20

3. 12,82 30,30 43,12 44,74

4. 13,42 27,18 40,60 36,28

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

19,35 31,20 50,55 69,68

(61)

Lampiran 9. Data Volume Urin (ml) tiap Waktu Pengamatan pada masing- masing Perlakuan Hewan Uji.

Volume Urin Tiap Jam ke (ml)

No. Perlakuan

1 2 3 6 9 12 24

1. 2,47 0,98 0,00 2,10 1,94 1,76 4,35

2. 4,40 0,03 0,00 1,70 1,12 1,23 3,20

3. 2,70 0,79 0,00 1,82 1,60 1,30 2,16

4. 2,91 0,68 0,00 1,64 1,54 1,85 2,31

5.

Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6

mg/kg BB)

4,50 0,05 0,70 1,40 1,72 2,30 2,26

1. 0,65 0,06 0,92 0,54 1,25 1,06 1,61

2. 0,98 0,04 0,22 0,60 1,36 1,98 2,73

3. 0,95 0,91 0,00 0,74 1,14 1,35 1,50

4. 0,47 0,00 0,33 0,95 1,56 1,09 1,94

5.

Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5

ml/200 g BB)

0,68 0,00 0,81 1,13 0,97 1,24 1,97

1. 0,00 0,95 0,00 2,27 1,21 1,10 2,23

2. 0,00 0,56 0,00 1,48 1,38 1,95 3,34

3. 0,00 0,60 0,00 1,08 1,30 2,50 2,00

4. 0,70 0,74 0,00 2,55 2,40 1,93 3,05

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa 0,18 g/kg BB

0,00 0,80 0,00 2,40 0,73 2,00 5,05

1. 0,00 1,61 0,00 0,75 1,20 2,55 2,43

2. 0,01 0,29 0,00 1,30 2,15 3,01 1,20

3. 0,12 0,82 0,00 0,60 1,11 2,51 1,30

4. 0,51 0,40 0,00 0,15 1,30 1,41 1,82

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa 0,36 g/kg BB

0,00 0,20 0,00 0,81 2,60 1,55 2,78

1. 0,70 0,55 0,00 1,05 1,82 1,78 2,95

2. 0,85 0,65 0,00 1,72 1,95 2,75 2,64

3. 0,40 1,10 0,15 1,10 1,90 1,35 3,70

4. 0,55 0,15 0,00 1,90 1,15 2,38 2,15

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

(62)

Lampiran 10. Data Volume Urin Kumulatif (ml) tiap Waktu Pengamatan

Volume Urin Tiap Jam ke (ml)

No. Perlakuan

1 2 3 6 9 12 24

1. 2,47 3,45 3,45 5,55 7,49 9,25 13,60

2. 4,40 4,43 4,43 6,13 7,25 8,48 11,66

3. 2,70 3,49 3,49 5,31 6,91 8,21 10,37

4. 2,91 3,59 3,59 4,23 5,77 8,62 9,13

5.

Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6 mg/kg BB)

4,50 4,55 4,55 5,95 7,67 9,97 12,23

(mean+SD) 3,40+0,97 3,90+0,54 3,90+0,54 5,43+0,74 7,01+0,75 8,90+0,70 11,40+1,71

1. 0,65 0,71 1,63 2,17 3,42 4,48 6,09

2. 0,98 1,02 1,24 1,84 3,20 5,18 7,91

3. 0,95 1,86 1,86 2,60 3,74 5,09 6,59

4. 0,47 0,47 0,80 1,75 3,31 4,40 6,34

5.

Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5 ml/200 g BB)

0,68 0,68 1,49 2,62 3,59 4,83 6,80

(mean+SD) 0,75+0,21 0,95+0,54 1,40+0,40 2,20+0,40 3,45+0,21 4,80+0,35 6,74+0,70

1. 0,00 0,95 0,95 3,22 4,43 5,53 7,76

2. 0,00 056 0,56 2,04 3,42 5,37 8,80

3. 0,00 0,60 0,60 1,68 2,98 5,48 7,48

4. 0,70 1,44 2,14 4,69 7,09 9,02 12,07

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun

Gandarusa 0,18 g/kg BB

0,00 0,80 0,80 3,20 3,93 5,93 10,98

(mean+SD) 0,14+0,31 0,70+0,16 1,01+0,65 2,96+1,18 4,37+1,61 6.26+1,55 9,41+2,02

1. 0,00 1,81 1,81 1,56 2,76 5,31 7,74

2. 0,01 0,35 0,35 1,65 2,76 3,77 4,97

3. 0,12 0,94 0,94 1,54 2,65 4,16 5,46

4. 0,51 0,91 0,91 1,06 2,36 3,77 5,59

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun

Gandarusa 0,36 g/kg BB

0,00 0,30 0,30 1,11 3,71 5,26 8,04

(mean+SD) 0,12+0,21 0,86+0,61 0,86+0,61 1,38+0,27 2,85+0,51 4,45+50,77 6,36+1,41

1. 0,70 1,25 1,25 2,30 4,12 5,90 8,85

2. 0,85 1,50 1,50 3,22 5,17 6,92 9,56

3. 0,40 1,50 1,65 2,75 4,65 6,00 9,70

4. 0,55 0,70 0,70 2,60 3,75 5,13 7,28

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

0,25 0,45 0,45 1,75 3,10 4,50 6,30

(63)

Lampiran 11. Volume Urin Kumulatif 1- 12, Urin Kumulatif12–24, urin kumulatif1- 24.

No. Perlakuan Urin Kumulatif

1 – 12

Urin Kumulatif 12 – 24

Urin Kumulatif 1 – 24

1. 9,25 4,35 13,60

2. 8,48 3,20 11,66

3. 8,21 2,16 10,37

4. 8,62 2,31 10,93

5.

Kontrol Positif (Furosemid Dosis 21,6 mg/kg BB)

9,97 2,26 12,23

(mean+SD) 8,90+0,70 2,85+0,93 11,76+1,24

1. 4,48 1,61 6,09

2. 5,18 2,73 7,91

3. 5,09 1,50 6,59

4. 4,40 1,94 6,34

5.

Kontrol Negatif (Suspensi PVP 5 % 2,5 ml) 200 g BB

4,83 1,97 6,80

(mean+SD) 4,79+0,35 1,95+0,48 6,75+0,70

1. 5,53 2,23 7,76

2. 5,37 3,43 8,80

3. 5,48 2,00 7,48

4. 9,02 3,05 12,07

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

5,93 5,05 10,98

(mean+SD) 6,26+1,55 3,15+1,21 9,42+2,02

1. 5,31 2,43 7,74

2. 3,77 1,20 4,97

3. 4,16 1,30 5,46

4. 3,77 1,82 5,59

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

5,26 2,78 8,04

(mean+SD) 4,45+0,77 1,90+0,69 6,36+1,41

1. 5,90 2,95 8,85

2. 6,92 2,64 9,56

3. 6,00 3,70 9,70

4. 5,13 2,15 7,28

5.

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

4,50 1,80 6,30

(64)

Lampiran 12. Berat Badan Tikus dengan Volume pemberian.

No HU

PERLAKUAN Berat Badan

(gram)

Volume Pemberian (ml)

1 198 2,47

2 201 2,51

3 186 2,32

4 190 2,37

5

Kontrol Positif 21,6 mg/kg BB

193 2,41

1 160 2,00

2 190 2,40

3 157 1,96

4 167 2,08

5

Kontrol Negatif 2,5 ml/200 g BB

156 1,95

1 167 2,09

2 201 2,51

3 150 1,90

4 205 2,56

5

Suspensi Ekstrak Etanol daun Gandarusa Dosis 0,18

g/kg BB

198 2,50

1 182 2,30

2 185 2,31

3 142 1,78

4 171 2,14

5

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa dosis 0,36

g/kg BB

194 2,45

1 180 2,25

2 158 1,97

3 168 2,10

4 175 2,18

5

Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa Dosis 0,72

g/kg BB

(65)

Lampiran 13. Perhitungan Rendemen dan contoh Perhitungan AUC. A. Perhitungan Rendemen

Berat Serbuk Daun Gandarusa = 300 gram

Berat Ekstrak Etanol Daun Gandarusa = 43,15 gram Rendemen = 100% 14,38%

300 15 , 43 = x gram gram

B. Contoh Perhitungan AUC

AUC kontrol positif hewan uji no.1

[

]

(

t t 1

)

2 v v

AUC n 1 n n n

1 tn

tnt = − + − − −

AUC0-1 = x 1 1,235

2 2,47

=

AUC1-2 = x 1 1,725

2 0,98 2,47

= +

AUC2-3 = x 1 0,49

2 0,00 0,98+ =

AUC3-6 = x 3 3,15

2 2,10 0,00+ =

AUC6-9 = x 3 6,06

2 1,94 2,90

= +

AUC9-12= x 3 5,55

2 1,76 1,94

= +

AUC12-24= x 12 36,66

2 4,35 1,76

(66)

Lampiran 14. Perhitungan % Daya Diuretik Mean AUC1–24 Kontrol Negatif = 29,79

% Daya diuretik = − ×100%

k k p AUC AUC AUC

a. Kotrol Positif

1. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 54,87− ×

=

= 84,19 %

2. % Daya Diuretik 100% 29,79 29,79 41,32 × − =

= 38,70 %

3. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 36,46− ×

=

= 22,39 %

4. % Daya Diuretik 100% 29,79 29,79 41,37 × − =

= 38,27 %

5. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 46,12− ×

=

= 54,82 %

b. Suspensi Ekstrak Etanol Dosis 0,18 g/kg BB 1. % Daya Diuretik 100%

29,79 29,79 33,02 × − =

= 10,84 %

2. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 44,34− ×

=

= 48,84 %

3. % Daya Diuretik 100% 29,79 29,79 38,49 × − =

(67)

4. % Daya Diuretik 100% 29,79 29,79 49,08 × − =

= 64,75 %

5. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 55,49− ×

=

= 86,27 %

c. Suspensi Ekstrak Etanol Dosis 0,36 g/kg BB 1. % Daya Diuretik 100%

29,79 29,79 41,16− ×

=

= 38,16 %

2. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 40,33− ×

=

= 35,38 %

3. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 32,69− ×

=

= 9,73 %

4. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 39,34− ×

=

= 32,05 %

5. % Daya Diuretik 100% 29,79 29,79 38,73 × − =

= 30,01 %

d. Suspensi Ekstrak Etanol Dosis 0,72g/kg BB 1. % Daya Diuretik 100%

29,79 29,79 40,91 × − =

= 37,32 %

2. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 41,47− ×

=

(68)

3. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 43,12

× −

=

= 44,74 %

4. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 40,60− ×

=

= 36,28 %

5. % Daya Diuretik 100% 29,79

29,79 50,55

× −

=

(69)

Lampiran 15. Perhitungan Konsentrasi Stok dan Pembuatan Sediaan Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gandarusa

Volume pemberian = 2,5 ml / 200 g BB

a. Dosis ekstrak etanol daun Gandarusa 0,18 g/ kg BB 10 % = 10 g/ 100 ml

= 2,5 g/ 25 ml = 0,25 g/ 2,5 ml

= 0,25 g/ 200 g BB x rendemen = 0,25 g/ 200 g BB x 14,38 % = 0,036 g/ 200 g BB

= 0,18 g/ kg BB

Konsentrasi stok = 0,036 g/ 200 g BB = 0,036 g/ 2,5 ml = 0,36 g/ 25 ml Larutan stok = 0,36 g/ 25 ml

Penimbangan ekstrak etanol 0,36 g disuspensikan dalam PVP 5% 15 tetes kemudian ditambah akuades hingga volume 25 ml.

b. Dosis ekstrak etanol daun Gandarusa 0,36 g/ kg BB 20 % = 20 g/ 100 ml

= 5 g/ 25 ml = 0,5 g/ 2,5 ml

= 0,5 g/ 200 g BB x rendemen = 0,5 g/ 200 g BB x 14,38 % = 0,072 g/ 200 g BB

= 0,36 g/ kg BB

Konsentrasi stok = 0,072 g/ 200 g BB = 0,072 g/ 2,5 ml = 0,72 g/ 25 ml Larutan stok = 0,72 g/ 25 ml

(70)

c. Dosis ekstrak etanol daun Gandarusa 0,72 g/ kg BB 40 % = 40 g/ 100 ml

= 10 g/ 25 ml = 1 g/ 2,5 ml

= 1 g/ 200 g BB x rendemen = 1 g/ 200 g BB x 14,38 % = 0,1438 g/ 200 g BB = 0,72 g/ kg BB

Konsentrasi stok = 0,1438 g/ 200 g BB = 0,1438 g/ 2,5 ml = 1,43 g/ 25 ml Larutan stok = 1,43 g/ 25 ml

(71)

1.

Urin Kumulatif 1-12

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

25 6.0224 1.82781 .225 .225 -.124 1.124 .159 N

Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Urin Kumulatif 1-12

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Test of Homogeneity of Variances

Urin Kumulatif 1-12

1.661 4 20 .198

Levene

(72)

62.245 4 15.561 17.351 .000

17.937 20 .897

80.181 24

Between Groups Within Groups Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Urin Kumulatif 1-12 LSD

4.1100* .5989 .000 2.8606 5.3594

2.6400* .5989 .000 1.3906 3.8894

4.4520* .5989 .000 3.2026 5.7014

3.2160* .5989 .000 1.9666 4.4654

-4.1100* .5989 .000 -5.3594 -2.8606

-1.4700* .5989 .023 -2.7194 -.2206

.3420 .5989 .574 -.9074 1.5914

-.8940 .5989 .151 -2.1434 .3554

-2.6400* .5989 .000 -3.8894 -1.3906

1.4700* .5989 .023 .2206 2.7194

1.8120* .5989 .007 .5626 3.0614

.5760 .5989 .348 -.6734 1.8254

-4.4520* .5989 .000 -5.7014 -3.2026

-.3420 .5989 .574 -1.5914 .9074

-1.8120* .5989 .007 -3.0614 -.5626

-1.2360 .5989 .052 -2.4854 1.338E-02

-3.2160* .5989 .000 -4.4654 -1.9666

.8940 .5989 .151 -.3554 2.1434

-.5760 .5989 .348 -1.8254 .6734

1.2360 .5989 .052 -1.3382E-02 2.4854

(J) Perlakuan

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB (I) Perlakuan

Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

(73)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

25 2.5024 .92431 .142 .142 -.079 .712 .691 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Urin Kumulatif 12-24

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Test of Homogeneity of Variances

Urin Kumulatif 12-24

1.010 4 20 .426

Levene

(74)

Urin Kumulatif 12-24

6.145 4 1.536 2.140 .113

14.359 20 .718

20.504 24

Between Groups Within Groups Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Urin Kumulatif 12-24 LSD

.9060 .5359 .106 -.2119 2.0239

-.2960 .5359 .587 -1.4139 .8219

.9500 .5359 .092 -.1679 2.0679

.2080 .5359 .702 -.9099 1.3259

-.9060 .5359 .106 -2.0239 .2119

-1.2020* .5359 .036 -2.3199 -8.4149E-02

4.400E-02 .5359 .935 -1.0739 1.1619

-.6980 .5359 .208 -1.8159 .4199

.2960 .5359 .587 -.8219 1.4139

1.2020* .5359 .036 8.415E-02 2.3199

1.2460* .5359 .031 .1281 2.3639

.5040 .5359 .358 -.6139 1.6219

-.9500 .5359 .092 -2.0679 .1679

-4.4000E-02 .5359 .935 -1.1619 1.0739

-1.2460* .5359 .031 -2.3639 -.1281

-.7420 .5359 .181 -1.8599 .3759

-.2080 .5359 .702 -1.3259 .9099

.6980 .5359 .208 -.4199 1.8159

-.5040 .5359 .358 -1.6219 .6139

.7420 .5359 .181 -.3759 1.8599

(J) Perlakuan

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB (I) Perlakuan

Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.

(75)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

25 8.5240 2.39098 .140 .140 -.083 .701 .709 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Urin Kumulatif 1-24

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Test of Homogeneity of Variances

Urin Kumulatif 1-24

2.927 4 20 .047

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

(76)

Urin Kumulatif 1-24

95.684 4 23.921 11.523 .000

41.520 20 2.076

137.203 24

Between Groups Within Groups Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Urin Kumulatif 1-24 LSD

5.0120* .9113 .000 3.1111 6.9129

2.3400* .9113 .018 .4391 4.2409

5.3980* .9113 .000 3.4971 7.2989

3.4200* .9113 .001 1.5191 5.3209

-5.0120* .9113 .000 -6.9129 -3.1111

-2.6720* .9113 .008 -4.5729 -.7711

.3860 .9113 .676 -1.5149 2.2869

-1.5920 .9113 .096 -3.4929 .3089

-2.3400* .9113 .018 -4.2409 -.4391

2.6720* .9113 .008 .7711 4.5729

3.0580* .9113 .003 1.1571 4.9589

1.0800 .9113 .250 -.8209 2.9809

-5.3980* .9113 .000 -7.2989 -3.4971

-.3860 .9113 .676 -2.2869 1.5149

-3.0580* .9113 .003 -4.9589 -1.1571

-1.9780* .9113 .042 -3.8789 -7.7149E-02

-3.4200* .9113 .001 -5.3209 -1.5191

1.5920 .9113 .096 -.3089 3.4929

-1.0800 .9113 .250 -2.9809 .8209

1.9780* .9113 .042 7.715E-02 3.8789

(J) Perlakuan

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

Furosemid 21,6 Mg/Kg BB Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB (I) Perlakuan

Furosemid 21,6 Mg/Kg BB

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB

Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,36 g/kg BB

Daun Gandarusa Dosis 0,72 g/kg BB

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Hasil Transform Urin Kumulatif 1-24

Test of Homogeneity of Variances

lagk1_24

.844 4 19 .514

Levene

(77)

3.80800* 1.36317 .012 .9549 6.6611

3.05800* 1.36317 .037 .2049 5.9111

4.69200* 1.36317 .003 1.8389 7.5451

2.95400* 1.36317 .043 .1009 5.8071

-3.80800* 1.36317 .012 -6.6611 -.9549

-.75000 1.28520 .566 -3.4400 1.9400

.88400 1.28520 .500 -1.8060 3.5740

-.85400 1.28520 .514 -3.5440 1.8360

-3.05800* 1.36317 .037 -5.9111 -.2049

.75000 1.28520 .566 -1.9400 3.4400

1.63400 1.28520 .219 -1.0560 4.3240

-.10400 1.28520 .936 -2.7940 2.5860

-4.69200* 1.36317 .003 -7.5451 -1.8389

-.88400 1.28520 .500 -3.5740 1.8060

-1.63400 1.28520 .219 -4.3240 1.0560

-1.73800 1.28520 .192 -4.4280 .9520

-2.95400* 1.36317 .043 -5.8071 -.1009

.85400 1.28520 .514 -1.8360 3.5440

.10400 1.28520 .936 -2.5860 2.7940

1.73800 1.28520 .192 -.9520 4.4280

(J) Perlakuan

Suspensi 5 % 2,5 ml/200 g BB Daun Gandarusa Dosis 0,18 g/kg BB Daun Ga

Gambar

Gambar 1. Struktur Kimia Furosemid (Katzung, 2001)
Gambar 2. Skema Cara Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa
Gambar 3. Skema Uji Efek Diuretik Ekstrak Etanol 70% Daun Gandarusa
Tabel 1. Data Volume Urin Tiap Waktu Pengamatan (ml) pada Masing-masing
+6

Referensi

Dokumen terkait

Every school and school committee develop the education unit level curriculum and syllabus based on curriculum planning and standard of graduate competence, under the supervision

Untuk itu saya mengambil penelitian yang berjudul “Studi Potensi Reduksi Sampah dengan Analisis Komposisi Sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recyling) adapun lokasi

Definisani problem istraživanja prožima sve elemente konceptualnog okvira i predstavlja sagledavanje uticaja stepena ekonomskog razvoja na motive preduzetni č kog ponašanja i

percaya, ketika melakukan ritual-ritual tertentu, arwah nenek moyang masuk ke dalam wayang sehingga mereka bisa berkomunikasi dengan arwah-arwah nenek moyang mereka.

The second thing is the theories of personality and child development, these theories will help the writer to relate and show the influence of childhood experience upon

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan-Nya, peneliti bisa menyelesaikan skripsi dengan judul Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Pada Toko

Tujuan : Memformulasikan ekstrak buah terong belanda dalam bentuk sediaan masker peel-off sebagai anti aging serta uji efektivitasnya terhadap kulit wajah sukarelawan.. Metode

[r]