iv ABSTRAK
EFEK INFUSA DAUN PEPAYA(Carica papaya L.) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp
Michael Valiant, 2010, Pembimbing I : Dr. dr. Susy Tjahjani, M.Kes Pembimbing II : dr. Sylvia Soeng, M.kes
Angka kejadian penyakit kaki gajah (elephantiasis) di Indonesia terus meningkat dan banyak menyebabkan gangguan pada masyarakat. Salah satu cara untuk menurunkan insidensi penyakit tersebut adalah dengan memutus siklus hidup dengan membunuh larva nyamuk. Larvisida yang ada di pasaran kebanyakan mengandung temephos yang merupakan bahan kimiawi sehingga perlu dicari larvisida alami yang aman dan efektif, misalnya Infusa Daun Pepaya (IDP).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek IDP terhadap larva Culex sp dan membandingkannya dengan bubuk Temephos.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan ruang lingkup penelitian eksperimental laboratorik yang bersifat komparatif. Larva nyamuk Culex sp sebanyak 720 ekor dibagi dalam 6 perlakuan dengan pengulangan 4 kali, yaitu diberikan IDP 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, akuades (kontrol negatif), dan bubuk temephos 1% (kontrol positif). Data yang diamati adalah jumlah larva yang mati dalam waktu 24 jam. Analisis data menggunakan uji ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α= 0,05.
Hasil penelitian menunjukan bahwa IDP 1%, 1.5%, 2%, dan 2.5% dengan control negative memiliki perbedaan yang sangat signifikan, yaitu dengan keseluruhan nilai p= 0.000, serta IDP 2% memiliki perbedaan yang tidak signifikan dengan temephos 1%
Kesimpulan penelitian adalah infusa daun Pepaya 2% memiliki potensi sebagai larvisida.
Kata kunci :
v
ABSTRACT
THE EFFECT OF PAPAYA LEAVES (Carica papaya L.) INFUSION AS LARVICIDE TOWARD Culex sp
Michael Valiant, 2010, 1st Tutor : Dr. dr. Susy Tjahjani, M.Kes 2rd Tutor : dr. Sylvia Soeng, M.kes
Insidence of elephantiasis in Indonesia is still increasing and causes many disability. Larvicide can stop mosquito’s life cycle, to prevent the spread. Most larvicide are sold in the market contains temephos which are chemical material, so it is necessary to find natural larvicide which are safer and effective, such as Papaya’s Leaves Infusion (PLI).
The aimed of this research was to find out yhe effectivity of papaya’s leaves infusion as larvicide towards Culex sp. And compare them with temephos powder.
The method of this research real comparative experimental laboratory study using Randomized Trial Design ( RAL ), as much as 720 larvae were used as sample. Which were divided into 6 treatment with 3 times replication. i.e. given infusion leaves of Papaya 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, aquadest (negative control), and temephos 1% (positive control) which is filled into the bottle. Observed data is number of dead larvae which is counted after 24 hours. Data analysis is using variant analysis ( one way ANOVA ) then continued with different test mean of Tukey with α = 0,05.
The result shoed that PLI 1%, 1.5%, 2%, and 2.5% had very significant differences compared to the negative control (p=0.000). whereas PLI 2% were not significant different compared to temephos 1%.
The conclusion of this experiment is that papaya leaves infusion ( Carica papaya) with 2% has a larvicide effect.
Keyword :
viii
DAFTAR GAMBAR dan GRAFIK ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.3.1 Maksud penelitian ... 3
1.3.2 Tujuan penelitian ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.4.1 Manfaat akademis ... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4
1.6 Metodologi Penelitian ... 4
1.7 Lokasi dan Waktu ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamuk Secara Umum ... 6
2.1.1Nyamuk Culex ... 8
2.1.1.2 Taksonomi Nyamuk Culex ... 8
2.1.2 Penyakit Dengan Vektor Culex ... 11
ix
2.1.2.2 West Nile Virus ... 13
2.1.2.3 Filariasis. ... 14
2.2 Temephos (Abate) ... 20
2.3 Pepaya (Carica papaya L.) ... 20
2.3.1 Taksonomi Carica papaya L. ... 21
2.3.2 Nama Daerah ... 21
2.3.3 Manfaat Tanaman... 22
2.3.4 Kandungan Kimia ... 22
2.4 Daun Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Larvasida ... 23
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 24
3.2 Metode Penelitian... 24
3.2.1 Desain Penelitian ... 24
3.2.2 Metode Penarikan Replikasi dan Bahan Penelitian ... 25
3.2.3 Variabel Penelitian ... 25
3.2.3.1 Definisi konsepsional ... 25
3.2.3.2 Variabel Perlakuan dan Variabel respon ... 25
3.2.4 Pembuatan Infusa Daun Pepaya ... 26
3.2.5 Prosedur Kerja ... 26
3.2.6 Metode Analisis ... 27
3.2.7 Hipotesis Statistik ... 27
3.2.8 Kriteria Uji ... 27
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENELITIAN 4.1 Hasil dan Pembahasan ... 28
4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 31
4.2.1 Hal-hal Yang Mendukung ... 32
4.2.2 Hal-hal Yang Tidak Mendukung ... 32
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 33
5.2 Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
LAMPIRAN ... 36
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah larva yang mati setelah diberikan perlakuan dengan berbagai konsentrasi Infusa Daun Pepaya (IDP) 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, abate (kontrol positif), dan aquades (kontrol negatif)
... 28 Tabel 4.2ANAVA Satu Arah Rata-rata Jumlah larva nyamuk yang mati
... 29 Tabel 4.3 Uji Beda Rata-rata Tukey HSD Jumlah Larva yang Mati Dalam Persen Antar
Kelompok Perlakuan
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambaran diagramatik nyamuk dewasa ... 7
Gambar 2.2 Perbedaan plumose dan pilose antara nyamuk Culex jantan dan betina ... 8
Gambar 2.3 Culex quinquefasciatus ... 9
Gambar 2.4 Morfologi nyamuk Culex ... 9
Gambar 2.5 Telur Culex ... 9
Gambar 2.6 Larva Culex ... 10
Gambar 2.7 Pupa Culex... 10
Gambar 2.8 Siklus hidup ... 10
Gambar 2.9 Siklus Filariasis ... 16
Gambar 2.10 Siklus hidup Wuchereria bancrofti ... 17
Gambar 2.11 Siklus hidup Filariasis Limfatik ... 19
Gambar 2.12 Pohon Pepaya ... 21
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Foto-foto Penelitian ... 36
LAMPIRAN 2 Perhitungan Konsentrasi dan Pengenceran ... 38
LAMPIRAN 3 Uji ANAVA satu arah ... 39
LAMPIRAN 4 Uji komparasi multiple Tukey HSD... 40
36 LAMPIRAN 1
FOTO-FOTO PENELITIAN
Larva Culex sp.
37
Alat Memeras Hasil Infusa
38
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN KONSENTRASI & PENGENCERAN
Perhitungan Konsentrasi
Konsentrasi IDP 1% = 1 gr serbuk daun pepaya didalam 100 ml akuades Konsentrasi IDP 1.5% = 1.5 gr serbuk daun pepaya didalam 100 ml akuades Konsentrasi IDP 2% = 2 gr serbuk daun pepaya didalam 100 ml akuades Konsentrasi IDP 2.5% = 2.5 gr serbuk daun pepaya didalam 100 ml akuades
Konsentrasi Temephos 1% = 1 gr bubuk Temephos didalam 100 ml akuades
Perhitungan Pengenceran Untuk 4 kali pengulangan
Akuades IDP 10 % Hasil
300 ml 100 ml 400 ml IDP 2.5%
320 ml 80 ml 400 ml IDP 2%
340 ml 60 ml 400 ml IDP 1.5%
360 ml 40 ml 400 ml IDP 1%
Total IDP 10% : 280 ml
Pembulatan pembuatan IDP 10 % adalah 300 ml.
Total serbuk daun pepaya yang dibutuhkan adalah 30 gr.
39
LAMPIRAN 3 Uji ANAVA satu arah
ANAVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2253.208 5 450.642 41.438 .000
Within Groups 195.750 18 10.875
40
Lampiran 4
Uji komparasi multiple Tukey HSD
Multiple Comparison
Dependent Variable : Larva nyamuk Culex sp.
Tukey HSD
(I) Perlakuan (J) Perlakuan
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Kontrol Negatif IDP 1% -13.50000* 2.33184 .000 -22.7382 -4.2618
IDP1.5% -21.25000* 2.33184 .000 -30.4882 -12.0118
IDP2% -26.00000* 2.33184 .000 -35.2382 -16.7618
IIDP 2.5% -19.00000* 2.33184 .000 -28.2382 -9.7618
Kontrol Positif -30.00000* 2.33184 .000 -39.2382 -20.7618
IDP 1% Kontrol Negatif 13.50000* 2.33184 .000 4.2618 22.7382
IDP1.5% -7.75000 2.33184 .037 -16.9882 1.4882
IDP2% -12.50000* 2.33184 .001 -21.7382 -3.2618
IIDP 2.5% -5.50000 2.33184 .222 -14.7382 3.7382
41
IDP1.5% Kontrol Negatif 21.25000* 2.33184 .000 12.0118 30.4882
IDP 1% 7.75000 2.33184 .037 -1.4882 16.9882
IDP2% -4.75000 2.33184 .361 -13.9882 4.4882
IIDP 2.5% 2.25000 2.33184 .923 -6.9882 11.4882
Kontrol Positif -8.75000 2.33184 .016 -17.9882 .4882
IDP2% Kontrol Negatif 26.00000* 2.33184 .000 16.7618 35.2382
IDP 1% 12.50000* 2.33184 .001 3.2618 21.7382
IDP1.5% 4.75000 2.33184 .361 -4.4882 13.9882
IIDP 2.5% 7.00000 2.33184 .070 -2.2382 16.2382
Kontrol Positif -4.00000 2.33184 .540 -13.2382 5.2382
IIDP 2.5% Kontrol Negatif 19.00000* 2.33184 .000 9.7618 28.2382
IDP 1% 5.50000 2.33184 .222 -3.7382 14.7382
IDP1.5% -2.25000 2.33184 .923 -11.4882 6.9882
IDP2% -7.00000 2.33184 .070 -16.2382 2.2382
Kontrol Positif -11.00000* 2.33184 .002 -20.2382 -1.7618
Kontrol Positif Kontrol Negatif 30.00000* 2.33184 .000 20.7618 39.2382
IDP 1% 16.50000* 2.33184 .000 7.2618 25.7382
IDP1.5% 8.75000 2.33184 .016 -.4882 17.9882
IDP2% 4.00000 2.33184 .540 -5.2382 13.2382
IIDP 2.5% 11.00000* 2.33184 .002 1.7618 20.2382
42
LAMPIRAN 5
Homogeneous Subsets
Rerata jumlah larva mati selama 24 jam Tukey HSDa
Zat N
Subset for alpha = 0.01
1 2 3 4
Kontrol Negatif 4 .0000
IDP 1% 4 13.5000
IIDP 2.5% 4 19.0000 19.0000
IDP1.5% 4 21.2500 21.2500 21.2500
IDP2% 4 26.0000 26.0000
Kontrol Positif 4 30.0000
Sig. 1.000 .037 .070 .016
43
RIWAYAT HIDUP
Nama : Michael Valiant
Nomor Pokok Mahasiswa : 0410152
Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 2 Agustus 1984
Alamat : Jl. Mangga no 16, Bandung
Riwayat Pendidikan :
1. 1997 lulus SD Santo Yusuf I Trunojoyo, Bandung 2. 2000 lulus SLTP St. Aloysius 2, Bandung
3. 2003 lulus SMU Sumatra 40, Bandung
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Data Departemen Kesehatan, sampai Oktober 2009 penderita filariasis kronis tersebar di 386 kabupaten/kota di Indonesia. Menurut hasil pemetaan nasional prevalensi mikrofilaria sebesar 19%, artinya kurang lebih 40 juta orang di dalam tubuhnya mengandung mikrofilaria (cacing filaria) yang mudah ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Bila tidak dilakukan pengobatan, mereka akan menjadi cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara, dan kelamin wanita. Selain itu, mereka menjadi sumber penularan bagi 125 juta penduduk yang tinggal di daerah sekitarnya. Penyakit filariasis memiliki salah satu vektor yaitu nyamuk Culex sp (Depkes,2010).
Culex sp memiliki kebiasaan yang berbeda dengan Aedes sp, yaitu Aedes sp. suka hidup dalam air bersih, Culex sp menyukai air yang kotor seperti genangan air, limbah pembuangan mandi, got (selokan) dan sungai yang penuh sampah. Nyamuk Culex sp yang memiliki ciri fisik coklat keabu-abuan, mampu berkembang biak di segala musim. Tapi jumlahnya menurun saat musim hujan karena jentik-jentiknya terbawa arus. Culex sp melakukan kegiatannya dimalam hari (Maria.2008).
2
Larvisida alami yang menjadi subjek penelitian ilmiah di Indonesia masih sangat sedikit dibandingkan dengan jenis tumbuhan di Indonesia, padahal Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan ragam hayati terbesar di dunia dengan kurang lebih 30.000 jenis tumbuh-tumbuhan dan biota laut (DepKes, 2005). Sehingga jika kekayaan alam tersebut dikembangkan dengan lebih maksimal dapat meningkatkan nilai jual yang dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Indonesia. Disamping itu kandungan zat-zat yang terdapat dalam tanaman yang digunakan sebagai insektisida dan larvisida alami relatif lebih aman dan mempunyai efek samping yang jauh lebih kecil bagi manusia (Susiani Purbaningsih, 2007).
Salah satu larvisida alami yang pernah diteliti adalah dengan menggunakan biji pepaya seperti yang pernah diteliti oleh Wahyu Hananto dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Serbuk Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap jumlah kematian larva Aedes aegypti. Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. Daun pepaya dimanfaatkan sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya muda dimakan sebagai lalap (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan pembungkus buntil. Orang Manado, biasa memakan bunga pepaya sebagai urap . Getah pepaya (dapat ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam protease, yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi secara massal dan menjadi komoditas dagang (Wikipedia,2009).
3
1.2Identifikasi Masalah
Apakah infusa daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki efek membunuh larva nyamuk Culex sp.
Apakah potensi infusa daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki efek yang setara dengan bubuk temephos.
1.3Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penelitian
Meneliti efek salah satu tanaman sebagai larvisida alami. 1.3.2 Tujuan Penelitian
Mengetahui efek infusa daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai larvisida nyamuk Culex sp. dan membandingkannya dengan bubuk temephos.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat akademis
Menambah pengetahuan tentang efek larvisida alami infusa daun pepaya (Carica papaya L.).
1.4.2 Manfaat praktis
4
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Infusa daun pepaya (Carica papaya L.) yang memiliki kandungan aktif papain dapat berfungsi sebagai larvisida Culex sp dengan cara menghidrolisis protein tubuh
larva. Pada daun pepaya terkandung alkaloid, dehidrokarpain, pesedokarpain, flavonol, benzilglukosinolat, papain dan tannin. Kandungan alkaloid telah banyak digunakan sebagai larvisida alami karena diyakini mempunyai daya racun yang dapat menghambat sistem respirasi dan mempengaruhi sistem saraf larva.
Hipotesis penelitian
Infusa daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki efek membunuh terhadap larva nyamuk Culex sp.
Infusa daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki potensi yang setara dengan bubuk temephos.
1.6 Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan ruang lingkup penelitian prospektif laboratorik eksperimental yang bersifat komparatif.
Bahan yang digunakan adalah infusa daun pepaya (Carica papaya L.) dengan berbagai konsentrasi. Pengamatan larva yang mati dilakukan pada 24 jam pertama.
5
1.7Lokasi dan Waktu Penelitian
1.7.1 Lokasi
Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
1.7.2 Waktu
33 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Infusa daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki efek membunuh larva nyamuk Culex sp.
2. Infusa daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki potensi yang setara dengan bubuk temephos.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian tentang efek samping penggunaan infusa daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai larvisida.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan infusa daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai larvisida terhadap spesies nyamuk yang lain.
3. Pelu dilakukan penelitian tentang durasi dari efek infusa daun pepaya 4. Perlu dilakukan peneliian tentang biji buah pepaya dan menggunakan
34
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Infeksi Filariasis,
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=32., 23 Oktober 2009
Anonim. 2009. Aplikasi Enzim.
http://orybun.blogspot.com/2008/12/aplikasi-enzim.html., 24 Oktober 2009
Bascom. 2009. Encephalitis. http://bascommetro.blogspot.com/., 28 Oktober 2009
Bruneton J. 1999. Alkaloids.In H.K.Caroline: Pharmacognosy: phytochemistry and medicinal plants. 2nd ed. Paris : Lavoisier publishing. p. 217-220
Brunhes. 2000. Mosquito. http://en.wikipedia.org/wiki/Mosquito. 8 Agustus 2009., 20 Oktober 2009
Carol.A.T. 2002. Filariasis, http://www.healthline.com/galecontent/filariasis/3., 28 Oktober 2009
Departemen Kesehatan. 2010. Penderita Filariasis Tersebar di 386 Kabupaten/Kota http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3652., 4 Januari 2010
Departemen Kesehatan. 2005. Tumpas jentik penyebab demam berdarah.
http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2560& Itemid=2., 25 Agustus 2009
Duke J.A., 1983. Handbook of Energy Crops (Unpublished). www.hord.purdue.edu/newcrop/duke. 30 Agustus 2009
Herms W.B. James M.T. 1989. Medical Entomology. New York : Macmillan Publisher, p: 167, 174
Jangkung Samidjo Onggowaluyo. 2002. Parasitologi Medik I (Helmintologi). Edisi 1. Jakarta: EGC. p. 35-48
Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya.Rancangan percobaan Aplikatif; Aplikasi Kondisional Bidang Pertamanan,Peternakan,
35
Maria.2008. Culex Quinquefasciatus , Penyebar Penyakit Kaki Gajah.
http://kesehatankeluarga.wordpress.com/2008/09/23/culex-quinquefasciatus-penyebar-penyakit-kaki-gajah/., 18 september 2009
Mortimer R., 1998., Aedes aegypti and Dengue fever.,
http://www.microscopy-uk.org.uk/mag/indexmag.html?http://www.microscopy-uk.org.uk/mag/art98/aedrol.html., 5September 2009
Rampengan, T.H. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta : EGC. Hal. 232-243
Service M.W. 2002. Medical Entomology for Students. 2nd ed. Cambridge (UK) : Cambridge Publisher. P. 6 -12, 19
Soedarto. 1995. Entomologi Kedokteran. Jakarta : EGC. h: 59-62
Susiani Purbaningsih. 2007. Hati-Hati Dengan Dosis Ekstrak Herbal. http://kompas.com/ver1/Kesehatan/0704/04/193209.htm., 2 agustus 2009
US Department of Labor.Temephos.
http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/temephos/recognition.html., 5 December 2009
Van Steenis,C.G.G.J. 1992. Flora. Penerjemah : M Soeryowinoto,dkk. Cetakan 5. PT.Pradnya Paramita.Jakarta.
Wardiono. 2009. Carica papaya. http://www.proseanet.org., 31 Agustus 2009