PROFIL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA SMA KELAS XI DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Dian Putri Hastuti
131424053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PROFIL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA SMA KELAS XI DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Dian Putri Hastuti
131424053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
MOTTO
Never give up on what you really want to do. The person with big dreams is more powerful than one with all the facts.
-Albert Einstein
When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it. -Paulo Coelho, The Alchemist.
[Allah] said, “Fear not. Indeed, I am with you both; I hear and I see.” QS At Taha (40:26)
“So verily, with every difficulty, there is relief. Verily, with every difficulty, there is relief” QS Ash Sharh (94: 5-6)
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Orangtuaku Bapak Sukardiyono dan Ibu Suharti atas support dalam bentuk apapun
yang tak pernah terbatas
ABSTRAK
Profil Pedagogical Content Knowledge Dua Guru Fisika SMA Kelas XI Mengenai Pembelajaran Usaha
Dian Putri Hastuti Universitas Sanata Dharma
2017
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil PCK yang dimiliki dua guru fisika kelas XI yang nampak dari (1) Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran; (2) Pengetahuan guru tentang media pembelajaran; (3) pengetahuan guru tentang materi-materi pokok; (4) pengetahuan guru mengenai urutan penyajian yang baik; dan (5) pengetahuan guru tentang miskonsepsi.
Penelitian dilakukan di suatu Sekolah Menengah Atas Negeri di Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan November hingga Desember 2016. Subyek dalam penelitian ini adalah dua guru fisika kelas XI dan objek penelitian ini adalah PCK. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dan instrumen pengumpulan data terdiri dari video rekaman pembelajaran dan wawancara guru.
Video hasil rekaman diubah menjadi transkrip data. Dari analisism video rekaman, peneliti menyusun daftar pertanyaan wawancara. Hasil analisis wawancara kemudian menjadi bukti pendukung data hasil analisis video rekaman.
Hasil penelitian Guru X adalah: (1) Guru X mengetahui metode pembelajaran yang baik untuk digunakan, mengetahui langkah-langkah pembelajaran, hingga evaluasi yang tepat; (2) Guru X mengetahui kriteria media pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam menyampaikan materi serta tujuan penggunaan media pembelajaran yang telah digunakan; (3) Guru X meyakini bahwa materi-materi pokok di dalam materi usaha adalah pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah ubah dan usaha total; (4) Guru X meyakini bahwa urutan penyajian materi usaha adalah dimulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan oleh gaya yang berubah-ubah serta usaha total; (5) Guru X mengetahui apa itu miskonsepsi, mengetahui materi-materi yang rawan miskonsepsi sehingga tahu bagaimana mencegah miskonsepsi. Guru X juga mengetahui miskonsepsi-miskonsepsi yang terjadi pada angkatan-angkatan sebelumnya.
ABSTRACT
Pedagogical Content Knowledge Profile of Two High School Physics Teachers of Grade XI about the Teaching of Work
Dian Putri Hastuti Universitas Sanata Dharma
2017
The purpose of this research was to identify PCK profile of two physics teachers which can be seen by: (1) Teacher’s knowledge of method of teaching; (2) Teacher’s knowledge of teaching media; (3) teacher’s knowledge of important subjects; (4) Teacher’s knowledge of the order of presentation; (5) Teacher’s knowledge of misconceptions.
The research was done in a State High School in Yogyakarta. The research was done on November-December 2016. The subjects of this research are two grade XI physics teachers and the object of this research is PCK. This research is a qualitative descriptive research and the collective instruments are video recording during the class and teachers interview.
The video was changed into a data transcript. From those transcript, researcher made questions list for the interview. The result of the interviews transformed into supported data of the result of video.
The research results of Teacher X are: (1) Teacher X understood the good method to be used, understood the steps of teaching, and the good method to evaluated his class; (2) Teacher X understood which tools can be used as a good teaching media and the purpose of using it; (3) Teacher X believed that the important subjects of chapter ‘work’ are the meaning of work, the formula of work, work caused by different directions of force, work caused by constant force and work caused by unstable force and total force; (4) Teacher X believed that the good order of presentation is began by the meaning of work, the formula of work, work caused by different directions of force, work caused by constant force and work caused by unstable force and ended by total force (5) Teacher X understood what is misconceptions, understood prone misconceptions subjects so he understood how to prevent misconceptions. Teacher X also understood about misconceptions that happened before.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas karunia-Nya skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul PROFIL PEDAGOGICAL
CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA SMA KELAS XI MENGENAI
PEMBELAJARAN USAHA.
Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud atas bantuan berbagai pihak, sehingga dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan
Dosen Pembimbing Akademik atas kesediaannya meluangkan waktu,
kesabarannya membimbing dengan penuh perhatian, saran dan masukan selama
penulisan skripsi ini.
2. Kepala SMA N 1 Depok yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di
sekolah tersebut.
3. Bapak Irsyad Riyadi, S. Pd. dan bapak Yudi, S. Pd. selaku guru-guru yang menjadi
responden dalam penelitian ini yang atas kesediaannya meluangkan waktu
berkontribusi dalam penelitian ini.
4. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M. S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika dan segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan
pengalaman, pengetahuan dan bimbingan selama penulis belajar di Universitas
Sanata Dharma.
5. Segenap staff sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala urusan administrasi
6. Yosephine Novita, Maria Astri, Hana, Alvita, Septiana Ganeshi, Felisia Arum,
Antonius Dian, Hendi, Leonardus Agung, Polyscarpus Febri, atas perhatian, saran,
bantuan dan kesediaannya mendengarkan segala keluhan penulis selama
penyelesaian skripsi ini.
7. Bram, Nilla, Ike, Vinsen, Chindy, Ivana, Yosia, yang selalu menginspirasi dan
memotivasi. Serta Yoggi M, Ricky H, Anggi HG, Oktadevi, Yuliana Sekar, Rini,
Diny, Rizqy Pradani, Dandy yang tidak pernah lelah memberikan semangat kepada
penulis.
8. Tito Aprilianto, sebagai partner diskusi dalam segala hal, perhatian dan kritiknya
yang membantu peneliti untuk berproses.
9. Semua teman Pendidikan Fisika 2013 yang berkontribusi besar dalam kehidupan
kuliah penulis.
Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca dan dalam
bidang ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 28 Februari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...……….. iii HALAMAN PENGESAHAN………...………….. iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………. vii
ABSTRAK………...….…… viii
ABSTRACT………... ix
KATA PENGANTAR………..…. x
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL………..……..….. xv
DAFTAR GAMBAR……….……...………. xvi
DAFTAR LAMPIRAN……….…….…..……... xviii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
C. Rumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian... 4
E. Manfaat Penelitian... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6
A. Pedagogical Content Knowledge... 6
B. Model-model Pemikiran Pedagogis... 9
C. Kategori-kategori PCK...... 10
D. Materi Usaha... 14
E. PCK dalam Pembelajaran Usaha... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 23
A. Jenis Penelitian... 23
B. Partisipan Penelitian... 23
C. Desain Penelitian... 23
D. Tempat dan Waktu Penelitian... 24
E. Metode Pengumpulan Data... 24
F. Instrumen Pengumpulan Data... 25
G. Metode Analisis Data... 26
H. TahapanPengumpulan Data... 27
BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN………...………….. 28
A. Data………...………...…… 28
B. Analisis……….………... 31
BAB V PENUTUP………..………... 65
A. Kesimpulan………..………..……… 65
B. Saran………...………...…………... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penjelasan Diagram Venn tentang PCK……….. 8
Tabel 3.1 Pedoman analisis data………...………. 25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Venn………...………. 8
Gambar 2.2 Pemetaan materi usaha…………..………...……….... 15
Gambar 2.3 Usaha oleh gaya yang searah dengan perpindahan…... 18
Gambar 2.4 Usaha oleh gaya yang tegak lurus dengan arah perpindahan………...…… 19
Gambar 2.5 Usaha oleh gaya yang berlawanan arah dengan arah perpindahan…...…... 19
Gambar 2.6 Usaha oleh gaya tanpa menimbulkan perpindahan………. 19
Gambar 2.7 Contoh grafik gaya yang berubah-ubah terhadap perpindahan……… 20
Gambar 2.8 Contoh grafik gaya konstan terhadap perpindahan...………... 20
Gambar 4.1 Guru menampilkan dua video sebagai bahan analisis oleh siswa………… 34
Gambar 4.2 Guru memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan………... 36
Gambar 4.3 Siswa melakukan diskusi kelompok membahas soal yang diberikan guru.. 38
Gambar 4.4 Guru Y bersama sama siswa membahas hasil diskusi………..……… 38
Gambar 4.5 Guru menampilkan video pertandingan tarik tambang………. 44
Gambar 4.6 Guru menampilkan dua video yang berbeda………...……….. 47
Gambar 4.7 Guru menampilkan slide berisi materi persamaan umum usaha……...…. 47
Gambar 4.8 Guru X menyampaikan materi mengenai usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya………...………. 47
Gambar 4.10 Guru menampilkan slide berisi materi tentang usaha total………. 49
Gambar 4.11 Guru menampilkan dua video untuk menyampaikan pengertian usaha.… 50
Gambar 4.12 Guru menyampaikan materi mengenai persamaan umum usah.………… 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat izin penelitian dari Bappeda Sleman……… 71
Lampiran 2: Surat keterangan telah melakukan penelitian……… 73
Lampiran 3: Dokumentasi pembelajaran dan transkrip wawancara Guru X……….. 75
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dalam Bab I Pasal 1
(1) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, menyatakan bahwa tugas utama guru adalah: mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, meelatih, menilai, dan mngevaluasi peserta didik.
Menurut Mulyasa (2005:36) guru yang profesional sebaiknya memposisikan
diri sebagai:
1. Orang tua yang penuh kasih sayang kepada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik
sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
6. Membiasakan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan
lingkungannya.
7. Mengembangkan kreativitas.
8. Menjadi sosok yang dapat membantu siswa ketika diperlukan.
Menjadi guru yang profesional dalam pekerjaannya bukanlah hal yang mudah
namun bukan juga hal yang mustahil untuk dilakukan. Menjadi guru yang
profesional adalah tentang mengorganisir kehidupan pribadi guru dan kehidupan
guru di sekolah hingga menjadi suatu bentuk kesinambungan yang positif.
Profesionalitas guru sebaiknya dapat diukur dalam rangka perbaikan dan evaluasi
kinerja guru agar menjadi lebih profesional lagi.
Adapun guru yang profesional menurut Depdikbud minimal memiliki lima ciri:
1. Mempunyai komitmen kepada peserta didik dalam proses belajarnya.
2. Menguasai secara mendalam bahan pelajaran yang akan diajarkan, serta cara
menyampaikannya kepada siswa.
3. Bertanggungjawab memantau belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi.
4. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya. Mengadakan
refleksi dan koreksi, belajar dari pengalaman dan memperhitungkan
dampaknya pada proses belajar mengajar.
5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya, sehingga terjadi interaksi yang luas dan profesional.
Mulyasa (2005:169) mengungkapkan bahwa kreativitas peserta didik dalam
belajar sangat bergantung pada kreativitas guru dalam mengembangkan materi
Dari uraian-uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa guru termasuk guru
fisika, sangat berperan penting terhadap pembelajaran di kelas. Guru yang
profesional seharusnya mempunyai pengetahuan yang kompleks. Guru juga
seharusnya mampu menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa
melakukan proses ilmiah dalam menemukan konsep isi materi. Hal yang paling
penting bagi guru professional adalah tumbuhnya pengetahuan spesifik.
Pengetahuan spesifik yang dimaksud bisa ditandai dari pembelajaran yang menurut
guru paling berhasil. Terhadap isi materi yang spesifik tersebut, guru profesional
memiliki pemahaman yang kokoh. Hasil penggabungan pengetahuan isi materi
spesifik dengan pengetahuan pedagogik sehingga menghasilkan pembelajaran
yang mudah dipahami siswa, oleh Shulman (1986) dinamakan Pedagogical
Content Knowledge (PCK). Kompetensi guru profesional oleh Shulman
digambarkan memiliki tiga pilar pengetahuan yaitu pengetahuan materi (Content
Knowledge/CK), pengetahuan pedagogi (Pedagogical Knowledge) dan bidang
spesifik interaksi antara CK dan PK yang dinamakan Pedagogical Content
Knowledge (PCK).
Materi usaha adalah materi yang abstrak dan sukar dipahami. Padahal materi ini
akan menjadi dasar bagi pengetahuan selanjutnya. Dalam mengajarkan materi ini
guru perlu mempersiapkan secara matang agar pembelajaran yang akan dilakukan
benar-benar membimbing siswa pada pemahaman yang mendalam terhadap materi
Guru fisika dalam melaksanakan pembelajaran akan lebih baik jika berdasarkan
pada PCK yang dapat membantu guru mendampingi siswa memperoleh
pemahaman yang mendalam mengenai materi-materi dalam pelajaran Fisika. Oleh
sebab itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “PROFIL
PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA KELAS XI DI
YOGYAKARTA”.
B. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan operasional, maka
penulis membatasi masalah pada kemampuan PCK dua guru fisika SMA kelas XI
dalam mengajarkan materi usaha.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana profil PCK yang dimiliki guru fisika SMA kelas XI dalam
mengajarkan materi usaha?”
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana profil
kemampuan PCK khususnya yang dimiliki guru fisika SMA kelas XI dalam
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan membawa manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi peneliti
a. Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam menganalisis
kompetensi PCK guru yang menjadi responden.
b. Peneliti mendapatkan bekal dan wasawan mengenai bagaimana seharusnya
pembelajaran fisika yang baik itu untuk dapat diaplikasikan di kemudian
hari ketika peneliti menjadi guru.
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi diri bagi guru untuk menjadi
guru yang lebih profesional.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pedagogical Content Knowledge
1. Latar Belakang dan Pengertian Pedagogical Content Knowledge
Gagasan tentang Pedagogical Content Knowledge pertama kali dicetuskan
oleh Lee Shulman pada tahun 1986. Menurut Shuell (1996) dan Shulman (1986)
dalam Paul Eggen (2007:9) Pedagogical Content Knowledge adalah pemahaman
dari metode mengajar yang efektif untuk topik khusus, seperti pemahaman tentang
apa yang membuat topik khusus itu mudah atau sulit untuk dipelajari.
Menurut Loughran and Mulhall (2008) PCK adalah gagasan akademik untuk
menyajikan ide yang membangkitkan minat, yang berkembang terus menerus dan
melalui pengalaman bagaimana mengajarkan isi materi tertentu dengan cara
khusus agar pemahaman siswa tercapai.
Menurut Etkina (2009), Shulman menggambarkan tiga pilar pengetahuan guru
fisika professional yaitu:
a. Content Knowledge (CK)
CK ini mencakup pengetahuan tentang konsep-konsep fisika, hubungan antar
materi dalam fisika dan metode untuk mengembangkan pengetahuan baru.
b. Pedagogical Knowledge (PK)
PK ini mencakup pengetahuan tentang perkembangan daya pikir, pengetahuan
tentang ilmu kognitif, pengetahuan tentang pembelajaran kolaborasi, pengetahuan
tentang kelas dan pengetahuan tentang peraturan sekolah.
PCK ini merupakan irisan dari bidang-bidang spesifik antara CK dan PK yang
mencakup orientasi terhadap pembelajaran, pengetahuan tentang kurikulum fisika,
pengetahuan tentang ide siswa, pengetahuan tentang metode pembelajaran yang
efektif dan pengetahuan tentang evaluasi pembelajaran.
Menurut Van Driel dan Berry (2012) PCK merupakan pengetahuan pokok
guru yang dapat digunakan secara efektif dan fleksibel dalam proses komunikasi
antara guru dan pesera didik selama pembelajaran di kelas.
Menurut Grossman (1990) beberapa ilmuwan mengemukakan bahwa PCK
dapat di bagi menjadi tiga komponen primer yaitu:
1. Pengetahuan tentang materi pelajaran
2. Pengetahuan tentang pedagogi
3. Pengetahuan tentang konteks yang mencakup pengetahuan tentang siswa
Thompson (2003) menggambarkan PCK ke dalam Diagram Venn seperti
dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1. Diagram Venn tentang PCK
Tabel 2.1. Penjelasan Diagram Venn tentang PCK Pedagogy
Content Context
Komponen Deskripsi Contoh
Dari pendapat-pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa PCK adalah
konten pembelajaran yang akan menghasilkan suatu inovasi strategi pembelajaran
untuk membentuk pemahaman yang mendalam bagi siswa.
B. Model-model Pemikiran Pedagogis
Menurut Shulman (1986) aspek-aspek pemikiran dan tindakan pedagogis adalah:
1. Pemahaman
Pemahaman mencakup tujuan pembelajaran, struktur materi, ide-ide yang
terkait dengan materi.
2. Pembelajaran
Pembelajaran mencakup:
a. Persiapan: interpretasi dan analisis yang kritis, penataan, pengembangan
kurikulum dan klarifikasi tujuan.
b. Representasi: penggunaan representasi yang mencakup analogi, metafora,
contoh, demonstrasi, penjelasan dan lain-lain.
c. Adaptasi dan pengaitan terhadap karakteristik siswa, pertimbangan
konsep-konsep, konsepsi awal, miskonsepsi, kesulitan belajar, bahasa,
budaya, motivasi, kelas sosial, gender, usia, kemampuan, bakat,
ketertarikan, konsep diri dan perhatian.
3. Pembelajaran
Pembelajaran mencakup manajemen, presentasi, instruksi, kerja kelompok,
kedisiplinan, rasa humor. Pertanyaan-pertanyaan dan aspek-aspek yang
termasuk dalam pengajaran aktif, metode discovery atau inkuiri, dan
observasi pembelajaran di kelas.
4. Evaluasi
Evaluasi mencakup:
b. Memberikan tes terhadap pemahaman siswa pada akhir
pembelajaran/bab.
c. Mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan diri sendiri
5. Refleksi
Refleksi mencakup kegiatan-kegiatan berupa mereview, merekonstruksi,
menghidupkan kembali dan menganalisis dengan kritis performa diri
sendiri di kelas.
C. Kategori-kategori PCK
PCK memiliki beberapa kategori yang berbeda menurut para ahli. Di bawah ini
adalah pendapat beberapa ahli tentang kategori-kategori PCK:
1. Shulman
Menurut Shulman (1986) menjabarkan PCK dalam tujuh kategori yaitu:
a. Pengetahuan tentang konten;
b. Pengetahuan pedagogis umum. Dengan referensi khusus pada prinsip dan
strategi dalam manajemen kelas dan manajemen yang berkaitan dengan
materi;
c. Pengetahuan tentang kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran;
d. Pengatahuan tentang pedagogi yang berkaitan dengan konten yang
diajarkan yang di dalamnya mencakup cara khusus guru untuk membentuk
suatu pemahaman bagi siswa.
e. Pengetahuan tentang siswa dan karakteristiknya;
f. Pengetahuan tentang konteks pendidikan, tentang kinerja grup di kelas,
pengelolaan keuangan sekolah hingga karakter komunitas dan budaya
g. Pengetahuan tentang tujuan pembelajaran, nilai-nilai filosofis dan latar
belakang.
2. Magnuson
Magnuson (1999) memaparkan PCK menjadi 5 kategori:
a. Orientasi terhadap pembelajaran
b. Pengetahuan tentang kurikulum
c. Pengetahuan tentang pemahaman siswa dalam pembelajaran
d. Pengatahuan tentang evaluasi pembelajaran untuk siswa
e. Pengetahuan tentang stategi untuk subject-specific dan topic specific.
3. Lee
Menurut Lee (2008) PCK dapat dibagi menjadi dua kategori penting yaitu:
a. Pengetahuan tentang konsep-konsep siswa
Dalam kategori ini penting bagi guru untuk mengembangkan pengetahuan
siswa dalam mempelajari konten yang spesifik, mempelajari kesulitan
belajar siswa dan perbedaan potensi dan kemampuan siswa dalam
menyerap pelajaran.
b. Pengetahuan tentang metode pembelajaran
Dalam kategori ini guru sebaiknya dapat menggunakan contoh-contoh
representatif, menggunakan metode pembelajaran yang paling baik dalam
membimbing siswa menuju tujuan pembelajaran serta pengembangan
metode pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif.
4. Aydin dkk
Aydin dkk (2013) merumuskan empat komponen inti PCK:
Pengetahuan tentang strategi pembelajaran ini mencakup pengetahuan
guru tentang strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan materi
yang spesifik dan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan
suatu topik yang besar.
b. Pengetahuan tentang Siswa
Komponen ini mencakup pengetahuan guru tentang kesulitan-kesulitan
belajar siswa dalam materi yang diajarkan, miskonsepsi-miskonsepsi siswa
dalam mempelajari materi, dan pengetahuan prasyarat.
c. Pengetahuan tentang Kurikulum
Komponen ini mencakup pengetahuan tentang tujuan dan standar
pembelajaran, bahan-bahan pelengkap, program-program yang termasuk
dalam kurikulum dan lain-lain.
d. Pengetahuan tentang Evaluasi dan Penilaian
Komponen ini mencakup pengetahuan guru tentang apa yang harus dinilai
dan bagaimana cara menilainya.
Berdasarkan pembagian kategori-kategori PCK yang dikemukakan oleh
beberapa ahli di atas, dalam penelitian ini peneliti merangkum kategori-kategori
tersebut ke dalam lima kategori yang dianggap telah mewakili
komponen-komponen primer PCK yaitu pedagogi, konten dan konteks, yaitu:
a. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran
Pengetahuan tentang metode pembelajaran mencakup pengetahuan guru
tentang langkah-langkah pembelajaran dan pengetahuan guru tentang
evaluasi pembelajaran.
b. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran
Pengetahuan guru tentang media pembelajaran mencakup pengetahuan guru
tentang tujuan penggunaan media pembelajaran dan kriteria media
pembelajaran yang baik.
c. Pengetahuan guru tentang materi-materi yang termasuk ke dalam materi
pokok
Pengetahuan guru tentang materi-materi yang termasuk ke dalam materi
pokok ini mendeskripsikan bagaimana keyakinan guru tentang materi yang
termasuk materi-materi pokok.
d. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian
Pengetahuan guru tentang urutan penyajian ini mencakup bagaimana
keyakinan guru tentang urutan penyajian materi yang baik.
e. Pengetahuan guru tentang miskonsepsi
Pengetahuan guru tentang miskonsepsi mencakup pengetahuan guru tentang
pengertian miskonsepsi, pengetahuan guru tentang cara mendeteksi
miskonsepsi, pengetahuan guru tentang materi-materi yang rawan
miskonsepsi dan pengetahuan guru tentang miskonsepsi-miskonsepsi yang
D. Materi Usaha
1. Standar Kompetensi
Standar kompetensi materi usaha adalah menganalisis gejala alam dan
keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar materi usaha adalah kompetensi dasar 1.5 yaitu
menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum
kekekalan energi mekanik.
3. Indikator
Adapun indikator dalam kegiatan pembelajaran materi usaha yang termasuk ke
dalam BAB Usaha dan Energi adalah:
a. Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan
b. Menghitung besar energi potensial (gravitasi dan pegas) dan energi kinetik
c. Menganalisis hubungan antara usaha kinetik
d. Menganalisis hubungan antara usaha dengan energi potensial
e. Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik
4. Struktur Materi
Adapun struktur dari materi usaha berdasarkan kompetensi dasar 1.5 ditunjukkan
Gambar 2.2. Pemetaan materi usaha
E. PCK dalam Pembelajaran Usaha
Menurut Janik dkk (2009) pengetahuan mendalam guru tentang materi dapat
dibuktikan dengan terlaksananya pembelajaran yang efektif. Kemampuan PCK
guru ditunjukkan melalui analogi-analogi, ilustrasi, contoh, penjelasan dan
demonstrasi yang menguatkan pemahaman siswa.
Menurut Wu Peng (2013) PCK biasanya dijabarkan sebagai irisan dari beberapa
komponen yang bersatu dan fokus pada transformasi content knowledge menjadi Pengertian usaha
Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya
Usaha yang diakibatkan oleh gaya konstan dan gaya yang
Usaha total Usaha
strategi pedagogis tapi PCK akan dapat dilihat jika pembelajaran yang
dilaksanakan dengan menggunakan konten yang spesifik. Kemampuan guru untuk
menggabungkan semua komponen-komponen dalam PCK dalam mengajarkan
suatu materi yang spesifik akan menentukan tingkat keefektifan kelas.
Usaha merupakan salah satu materi yang diberikan pada kelas XI. Materi ini
mengandung banyak konsep-konsep fisika. Sehingga miskonsepsi pada materi ini
akan sangat berpengaruh pada pengetahuan siswa.
Menurut Dawkins dkk (2008) Guru seringkali mengabaikan pemahaman
konseptual siswa karena siswa dapat menjawab soal benar walaupun seringkali
siswa mengerjakan soal-soal fisika hanya dengan mengandalkan persamaan/rumus
tanpa benar-benar mengerahui pengertian, konsep dan hubungan besaran-besaran
yang dibandingkan.
Seperti uraian-uraian di atas, dalam pembelajaran materi usaha, bisa saja
siswa mengerjakan soal dengan benar dengan menggunakan persamaan W= F. s
walaupun tidak mengetahui pengertian sebenarnya dari persamaan yang digunakan
tersebut. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memastikan pengetahuan
konseptual siswa.
Dalam materi usaha juga terdapat banyak konsep-konsep lain yang juga perlu
diperhatikan oleh guru. Guru yang berpengalaman akan tahu dalam materi ini
bagian mana yang biasanya sulit untuk dipahami siswa, cara yang terbaik untuk
mngajarkan materi itu atau demonstrasi/eksperimen/latihan soal seperti apa yang
akan membimbing siswa lebih mudah memahami materi tersebut. Oleh karena itu
penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah penelitian yang akan fokus pada
Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang materi usaha:
1. Pengertian usaha
Pada dasarnya usaha dalam mekanika didefinisikan sebagai kerja yang
dilakukan oleh sebuah gaya pada suatu benda sebagai hasil kali gaya tersebut
dengan perpindahan titik di mana gaya itu bekerja (Tipler, 1998).
2. Persamaan umum usaha
Usaha merupakan besaran skalar walaupun didalamnya terdapat gaya dan
perpindahan yang merupakan besaran-besaran vektor. Usaha merupakan
perkalian titik dari dua besaran vektor yang secara langsung menyebabkan
usaha menjadi besaran skalar.
Perkalian titik atau perkalian skalar dua vektor didefinisikan oleh
A·B = AB cos θ
Dengan θ adalah sudut antara vektor-vektor tersebut. Bila dinyatakan dalam
komponen vektor, perkalian titik adalah
A·B = AxBx + AyBy + AzBz
Usaha yang dilakukan pada sebuah partikel oleh gaya F untuk perpindahan ds
yang kecil dituliskan sebagai
dW=F.ds
Dan usaha yang dilakukan partikel untuk bergerak dari titik 1 ke titik 2 adalah
� = ∫ �. ��
Keterangan:
F: gaya (N)
s: perpindahan (m)
3. Usaha yang diakibatkan oleh beberapa gaya
Pada uraian berikut diandaikan ada beberapa gaya yang bekerja pada
benda. Pembehasan hanya difokuskan pada salah satu gaya saja. Berikut ini
empat keadaan istimewa tentang usaha yang dilakukan oleh suatu gaya, yaitu:
a. Gaya searah perpindahan (θ = 0°)
Karena cos 0º = 1, maka W = Fs
Gambar 2.3. Usaha yang dilakukan oleh gaya yang searah dengan perpindahan
b. Gaya tegak lurus perpindahan (θ = 90°)
Usaha yang dilakukan oleh gaya F vertikal terhadap benda yang bergerak
horizontal.
Karena cos 90º = 0, maka W = 0
Gambar 2.4 Usaha yang dilakukan oleh gaya yang tegak lurus dengan arah perpindahan.
F
s v
F
s v
c. Gaya berlawanan arah dengan perpindahan (θ = 180°)
Pada gambar 2.5 digambarkan usaha yang dilakukan oleh gaya yang arahnya
berlawanan dengan arah perpindahan.
Karena cos 180º = -1, maka W = -Fs
Gambar 2.5 Usaha yang dilakukan oleh gaya yang berlawanan arah dengan arah perpindahan.
d. Perpindahan sama dengan nol atau benda tetap diam (s = 0)
Gambar 2.6 Usaha yang dilakukan oleh gaya tanpa menimbulkan perpindahan.
4. Usaha oleh gaya yang berubah-ubah dan usaha oleh gaya konstan
Usaha ada yang mengandung komponen gaya yang berubah-ubah dan
mengandung usaha oleh gaya konstan.
Untuk menjelaskan tentang gaya yang berubah-ubah, dapat menggunakan
grafik gaya terhadap perpindahan seperti gambar 2.7. s
v
Gambar 2.7 Contoh grafik gaya yang berubah-ubah terhadap perpindahan.
Gambar 2.8 Contoh grafik gaya konstan terhadap perpindahan.
Dari gambar 2.8 terlihat bahwa besarnya usaha sama dengan luas daerah
di bawah grafik gaya sebagai fungsi perpindahan.
5. Usaha Total
Usaha total, yaitu usaha yang dilakukan oleh semua gaya yang bekerja
pada benda, dan dijumlahkan menurut komponen-komponen produk
skalarnya
����= ∫ � ⃗⃗⃗ . d�
F
= ∫ (� d + � d + � d )
Pada poin C, peneliti telah menyebutkan beberapa kategori PCK yang
merupakan rangkuman dari pendapat beberapa ahli. Dibawah ini merupakan
penjelasan implementasi kategori-kategori PCK tersebut pada pembelajaran
materi usaha menurut peneliti:
1. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran
Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru
tentang metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi usaha,
langkah-langkah pembelajaran hingga pengetahuan guru tentang evaluasi
pembelajaran yang tepat dalam materi usaha.
2. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran
Pengetahuan guru tentang media pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru
tentang media pembelajaran yang baik dan pengetahuan guru tentang tujuan
penggunaan media dalam pembelajaran materi usaha.
3. Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok
Di dalam silabus materi usaha terdapat beberapa bagian materi di antaranya adalah
sebagai berikut:
a. Pengertian usaha
b. Persamaan umum usaha
c. Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya
d. Usaha yang disebabkan oleh gaya konstan dan usaha yang disebabkan oleh
gaya yang berubah-ubah
Sehingga dalam kategori ini mencakup materi apa saja yang diyakini oleh guru
sebagai materi-materi pokok.
4. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian
Kategori pengetahuan guru tentang urutan penyajian ini menjelaskan bagaimana
pengetahuan guru tentang urutan penyajian materi usaha yang baik serta
alasannya.
Dalam menyajikan materi usaha urutan penyampaian materi sesuai silabus
adalah:
a. Pengertian usaha
b. Persamaan umum usaha
c. Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya
d. Usaha yang disebabkan oleh gaya konstan dan usaha yang disebabkan oleh
gaya yang berubah-ubah
e. Usaha total
5. Pengetahuan guru tentang miskonsepsi
Pengetahuan guru tentang miskonsepsi mencakup pengetahuan guru tentang
pengertian miskonsepsi, pengetahuan guru tentang cara mendeteksi miskonsepsi,
pengetahuan guru tentang materi-materi yang rawan miskonsepsi dan pengetahuan
guru tentang miskonsepsi-miskonsepsi yang pernah terjadi dalam pembelajaran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut
Moleong (2007:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
B. Partisipan Penelitian
Partisipan penelitian ini adalah dua guru fisika SMA kelas XI yang berasal dari
suatu SMA. Partisipan penelitian ini dipilih berdasarkan kesediaan guru-guru tersebut
untuk menjadi partisipan penelitian ini.
C. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus. Menurut Suparno
(2014:136) studi kasus adalah suatu penelitian yang mendetail dari suatu subyek,
keadaan, atau kejadian khusus. Jadi bahan yang diteliti hanyalah satu atau kecil
lingkupnya. Studi kasus mudah untuk dilakukan dan juga tidak perlu menggeneralisir
apapun.
Penelitian ini dilaksanakan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan
November-Desember 2016.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode observasi dan metode wawancara.
1. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara merekam jalannya seluruh pembelajaran
mengenai materi usaha dengan kamera video. Observasi langsung ini dilakukan
oleh peneliti untuk mendapatkan data keseluruhan proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas.
2. Wawancara
Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik wawancara. Wawancara ini dilakukan dengan mewawancarai guru-guru
fisika yang menjadi partisipan dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan
setelah peneliti menganalisis hasil rekaman observasi. Daftar pertanyaan yang
diajukan saat wawancara ini berdasarkan dari hasil analisis data observasi. Dari
data hasil observasi, bagian-bagian yang kurang jelas, kurang kuat atau kurang
menyakinkan akan menjadi dasar pertanyaan yang akan diajukan kepada guru
saat wawancara.
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin. Jenis
wawancara bebas ini adalah wawancara di mana pewawancara melakukan
wawancara dengan menggunakan pedoman beberapa garis besar pertanyaan
Wawancara ini bertujuan untuk memperjelas dan menguatkan data yang telah
F. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini proses pembelajaran dilakukan oleh subjek penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi proses pembelajaran pada kelas XI IPA
yang dilakukan dengan perekaman video. Untuk mendukung data mengenai
pembelajaran, peneliti melakukan wawancara dengan guru.
Dibawah ini merupakan pedoman analisis data.
Tabel 3.1 Pedoman analisis data
No Pembelajaran Materi Usaha Komponen yang akan diteliti 1 Pengetahuan guru tentang
metode pembelajaran
Metode pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru mengenai metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi usaha, langkah-langkah pembelajaran hingga pengetahuan guru mengenai evaluasi pembelajaran yang tepat dalam materi usaha.
2 Pengetahuan guru tentang media pembelajaran
Pengetahuan guru tentang media pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru tentang media pembelajaran yang baik dan pengetahuan guru tentang tujuan penggunaan media dalam pembelajaran materi usaha.
3 Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok
Materi-materi dalam usaha yang tidak dianggap materi pokok oleh guru.
4 Pengetahuan guru tentang urutan penyajian yang baik
Pengetahuan guru mengenai urutan penyajian materi dalam
pembelajaran materi usaha yang baik.
G. Metode Analisis Data
Beberapa hal yang dilakukan untuk menganalisis data adalah:
1. Data Observasi berupa rekaman video
Rekaman video akan disajikan kembali dalam bentuk transkrip data yang berisi
segala sesuatu yang tampak dari hasil rekaman video dan dilengkapi dengan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (observer). Transkrip data dalam
bentuk tulisan yang berisi pelaksanaan belajar mengajar. Setelah itu penulis
menganalisis data yang diperoleh sesuai dengan apa yang terjadi, dialami, dan
yang terekam pada saat penelitian dengan pedoman tabel pedoman analisis data
yang disajikan pada poin instrument pengumpulan data. Analisis data ini akan
membantu penulis dalam melakukan pembahasan mengenai topik penelitian.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan setelah peneliti selesai menganalisis rekaman video hasil
observasi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat wawancara adalah
pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah video observasi telah dianalisis.
Wawancara yang terekam dalam recorder kemudian ditranskrip dalam bentuk
rekaman ke dalam bentuk transkrip wawancara. Transkrip wawancara
kemudian dianalisis untuk mengungkapkan elemen-elemen PCK yang dimiliki
guru dalam mengajarkan materi usaha. Hasil dari analisis wawancara ini
digunakan untuk mendukung data yang diperoleh dari metode sebelumnya.
Hasil analisis dari wawancara akan memperjelas dan menguatkan apa yang
H. Tahapan Pengumpulan Data
Observasi (menggunakan video)
Analisis hasil observasi yang berupa video
Penyusunan daftar perencanaan pertanyaan
wawancara
Wawancara
BAB IV
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Data
1. Deskripsi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di suatu Sekolah Menengah Atas Negeri di Sleman.
Penelitian dilaksanakan terhadap dua guru fisika kelas XI yang mengajar di kelas
yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di dua kelas dengan guru yang berbeda yang
mengajarkan materi yang sama yaitu materi usaha yang menjadi bagian dalam BAB
Usaha dan Energi.
Penelitian dilakukan di kelas XI dengan pertimbangan bahwa kelas XI memiliki
dua guru yang berbeda sehingga mudah dilakukan penelitian mengenai dua guru yang
mengajar dengan materi yang sama. Walaupun penelitian ini dilaksanakan di dua
kelas yang berbeda dengan dua guru yang berbeda, peneliti tidak bermaksud
membuat perbandingan namun sebagai tambahan pengetahuan peneliti mengenai
profil PCK yang dimiliki guru-guru tersebut.
Sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
observasi pendahuluan di kelas A pada tanggal 2 November 2016 dan di kelas B pada
tanggal 5 November 2016. Observasi dilakukan pada saat materi yang diajarkan
adalah elastisitas. Observasi pendahuluan ini dilaksanakan untuk mengenalkan diri
peneliti kepada siswa dan suasana kelas. Observasi dilaksanakan tanpa proses
perekaman atau pencatatan apapun namun peneliti membawa kamera untuk
Kemudian penelitian di kelas A dilakukan pada tanggal 7, 9 dan 10 November
2016. Dan penelitian di kelas B dilakukan pada tanggal 7 dan 12 November 2016.
Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa perekaman keseluruhan proses
pembelajaran dengan kamera.
Setelah proses pegambilan data di kelas, peneliti menonton video rekaman
secara berulang-ulang untuk kemudian dituliskan dalam bentuk transkrip hasil
observasi di kelas. Transkrip ini dalam bentuk langkah-langkah pembelajaran yang
terjadi di kelas. Analisis dilakukan terhadap transkrip hasil observasi di kelas. Dari
data hasil observasi, bagian-bagian yang kurang jelas, kurang kuat atau kurang
menyakinkan akan menjadi dasar pertanyaan yang akan diajukan kepada guru saat
wawancara. Proses wawancara direkam menggunakan audio recorder agar peneliti
mendapatkan informasi secara lengkap. Wawancara dengan Guru X dilakukan
sebanyak 3 kali yaitu dilaksanakan pada tanggal 1 Desember, 5 Desember dan 13
Desember 2016. Wawancara dengan Guru Y dilakukan sebanyak 3 kali yaitu
dilaksanakan pada tanggal 6 Desember, 14 Desember dan 15 Desember 2016.
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan pengamatan peneliti selama pengambilan data dan dari rekaman
proses pembelajaran yang telah dilakukan di kelas Guru X dan Guru Y, terlihat bahwa
kedua guru ini memiliki banyak perbedaan dalam melakukan pembelajaran di kelas.
Hasil penelitian disampaikan pada bagian di bawah ini:
Data penelitian berupa transkrip rekaman video kegiatan pembelajaran dan
transkrip wawancara guru yang menjadi responden.
Dari rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru X dari
dua kali pertemuan yang membahas materi usaha, diperoleh data:
1. Pertemuan I, terpotongnya jam belajar karena kegiatan guru hanya
menginstruksikan siswa untuk membahas materi usaha secara berkelompok.
Pada pertemuan tersebut, diskusi dilanjutkan menjadi pekerjaan rumah.
2. Pertemuan II selama dua jam pelajaran, membahas tentang materi usaha
secara keseluruhan dimulai dari pengertian usaha, konsep usaha, persamaan
umum usaha, konsep gaya dan perpindahan, pengaruh sudut terhadap nilai
usaha, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah-ubah serta
usaha total.
Sedangkan data rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh
Guru Y diperoleh satu kali pertemuan. Pertemuan ini selama dua jam
pembelajaran. Dalam pembelajaran ini guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok untuk melakukan diskusi mengenai materi usaha kemudian di dalam
kelompok menjawab tugas diskusi dari guru, setelah itu guru bersama siswa
membahas hasil diskusi di depan kelas. Materi yang dibahas adalah mengenai
pengertian usaha, persamaan umum usaha, pengaruh sudut terhadap nilai usaha,
usaha oleh gaya konstan, usaha oleh gaya yang berubah-ubah, pengaruh sudut
dalam nilai usaha serta usaha total.
Transkripsi merupakan salinan rekaman wawancara yang telah dilakukan
peneliti dengan Guru X dan Guru Y. Peneliti menulis transkripsi berdasarkan apa
yang peneliti dapatkan dari mendengar berulang-ulang rekaman audio wawancara.
Transkripsi data wawancara dapat dilihat di lampiran 3 dan 4.
B. Analisis
Data penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Tindakan guru di kelas
serta pernyataan guru selama observasi dan wawancara yang termasuk ke dalam kategori
aspek-aspek PCK akan dijabarkan dan dideskripsikan dengan lengkap. Kegiatan-kegiatan
yang masuk ke dalam aspek-aspek PCK akan di kelompokkan ke dalam tiap-tiap kategori
data, setelah itu dilakukan pembahasan pada tiap kategori data. Pembahasan didasarkan
pada hasil wawancara dengan guru-guru yang menjadi responden dan teori yang ada, serta
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti. Kategori data didasarkan pada
teori-teori yang telah dikumpulkan oleh peneliti menjadi lima kategori data:
1. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran
2. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran
3. Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok
4. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian
5. Pengetahuan guru tentang miskonsepsi
Berikut ini adalah analisis dari kategori-kategori yang merepresentasikan profil
1. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran
a. Pengetahuan Guru X tentang metode pembelajaran
1) Pengetahuan Guru X tentang metode pembelajaran yang baik untuk
digunakan dalam pembelajaran materi usaha
Dalam penelitian ini peneliti berhasil mengungkap pengetahuan guru
tentang metode pembelajaran. Guru X meyakini bahwa metode
pembelajaran yang baik untuk mengajarkan materi usaha adalah metode
PBL. Menurut Guru X metode pembelajaran PBL adalah metode dimana
siswa mencari dan menemukan sendiri solusi untuk masalah yang ada. PBL
dipilih karena menurut guru metode ini dapat membuat siswa aktif. Hal
tersebut seperti diungkapkan guru pada wawancara di bawah ini:
Peneliti : Dalam pembelajaran usaha kemarin, metode pembelajaran apa yang digunakan oleh bapak?
Guru : Metode PBL mbak, metode Problem Based Learning
Peneliti : Metode PBL itu metode yang seperti apa pak?
Guru : Metode dimana anak mencari dan menemukan sendiri solusi untuk masalah yang ada.
Peneliti : Adakah alasan khusus mengapa metode ini dipilih untuk mengajarkan materi usaha pak?
Guru : Karena menurut saya ya ini metodenya bagus, bisa membuat anak aktif.
2) Pengetahuan Guru X tentang langkah-langkah pembelajaran
Guru X memiliki pengetahuan mengenai langkah-langkah pembelajaran
metode PBL adalah menemukan masalah, kemudian mencari sumber
belajar yang berkaitan, lalu sumber belajar tersebut untuk menganalisis
masalah yang telah ditemukan.
Guru X juga mengetahui langkah yang sulit dari metode ini sehingga guru
juga tahu cara mengatasinya. Menurut Guru X langkah yang sulit dalam
metode PBL adalah ketika langkah menemukan masalah dan cara untuk
mengatasinya adalah memastikan semua siswa memiliki sumber belajar
agar dapat membaca materi dan menemukan masalah atau bisa juga guru
yang memberikan masalah dan siwa yang menyelesaikannya. Hal tersebut
seperti pernyataan guru dalam wawancara di bawah ini.
Peneliti : Lalu pak, metode PBL ini menurut keyakinan bapak, tahap-tahapnya seperti apa?
Guru : Yang pertama ya menemukan masalah, lalu mencari sumber belajar yang berkaitan, lalu sumber belajar tersebut untuk menganalisis masalah yang telah ditemukan.
Peneliti : Dari langkah-langkah tersebut yang biasanya sulit dilakukan oleh siswa itu yang mana pak?
Guru : Yang pertama, menemukan masalah itu. Bisa menemukan masalah kan karena membaca, lalu bisa tahu yang kurang paham dimana, lalu bisa dicari tapi kalau malas membaca tidak bisa tahu masalahnya dimana lalu ya tidak bisa apa-apa.
Peneliti : Biasanya apa yang bapak lakukan untuk mengatasi hal itu?
Dalam pembelajaran, guru terlihat melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran tersebut yaitu dengan memberikan masalah kepada siswa
kemudian siswa menganalisis menurut pendapat mereka. Salah satu
peristiwa yang menunjukkan hal tersebut terjadi pada menit ke 5:13. Guru
menampilkan dua video yang berbeda di depan kelas kemudian meminta
siswa untuk menelaah perbedaan antara kedua video dan hubungannya
dengan pengertian usaha.
Gambar 4.1 Guru sedang menampilkan dua video untuk kemudian dijadikan bahan analisis oleh siswa
3) Pengetahuan Guru X tentang evaluasi pembelajaran
Menurut Guru X evaluasi pembelajaran yang tepat untuk materi usaha
adalah dalam bentuk Ulangan Akhir Semester, ulangan harian, PR, tugas
dan evaluasi pada akhir pembelajaran. Guru X meyakini bahwa soal konsep
adalah soal yang sangat bagus untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
Oleh karena itu jika soal untuk evaluasi pembelajaran dibuat sendiri, maka
Guru X akan lebih mengutamakan untuk membuat soal-soal konseptual.
Peneliti : Pada metode PBL untuk materi usaha ini, cara evaluasinya seperti apa pak? Bentuk soal-soal yang diberikan seperti apa ya pak?
Guru : Kalau ulangan akhir kan dari Dinas, biasanya pilihan ganda mirip soal UN. Jadi isinya kebanyakan matematis, tapi kalau ulangan harian, PR, tugas itu saya buatkan sendiri saya sengaja perbanyak soal konsep.
Peneliti : Mengapa perlu diperbanyak soal konsep pak?
Guru : Karena kalau anak itu paham konsep pasti bisa mengerjakan soal seperti apapun. Tapi kalau cuma menghafal rumus kalau soalnya bervariasi jadinya bingung nggak bisa ngerjain.
Peneliti : Apakah tidak ada evaluasi pada akhir pelajaran pak?
Guru : Kalau sempat ya ada. Kalau seumpama waktu ditanya mengerti nggak semuanya diem saya yang kasih soal. Untuk ngecek pemahaman materi hari itu.
Pada akhir pembelajaran usaha, peneliti melihat bahwa Guru X
melaksanakan salah satu evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi akhir
pembelajaran. Kegiatan itu dilaksanakan pada menit ke 42:55. Guru X
memberikan soal untuk dikerjakan siswa. Soal diambil dari buku pelajaran
yang dijadikan acuan pembelajaran di kelas. Kegiatan tersebut ditampilkan
pada gambar 4.2.
b. Pengetahuan Guru Y tentang metode pembelajaran
1) Pengetahuan Guru Y tentang metode pembelajaran yang baik untuk
digunakan dalam pembelajaran materi usaha
Guru Y meyakini bahwa dengan metode pembelajaran yang
mengutamakan siswa aktif akan membuat siswa lebih mengerti dan mudah
mengingat. Oleh karena itu metode yang digunakan guru dalam
pembelajaran materi usaha adalah metode saintifik.
Menurut Guru Y metode saintifik adalah metode pembelajaran dimana
siswa menemukan sendiri pemahamannya melalui diskusi-diskusi. Dalam
metode pembelajaran ini Guru Y meyakini bahwa peran guru hanyalah
sebagai fasilitator, sedangkan yang memegang peran aktif dalam
pembelajaran adalah siswa. Hal itu diungkapkan dalam wawancara di
bawah ini:
Peneliti : Metode yang digunakan ini namanya metode apa ya pak?
Guru : Saintifik mbak
Peneliti : Metode pembelajaran saintifik itu seperti apa pak sebenarnya?
Guru : Ya seperti ini mbak, anak-anak yang menemukan sendiri pemahamannya melalui diskusi-diskusi.
Peneliti : Berarti diskusi itu masuk dalam langkah-langkah pembelajaran saintifik ya pak?
Guru : Iya mbak benar. Jadi siswa harus lebih aktif daripada guru. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja.
Peneliti : Lalu, apakah berdasarkan pengalaman metode ini cocok untuk mengajarkan materi ini?
membuat siswa lebih ingat tentang materi karena mereka yang mencari sendiri.
2) Pengetahuan Guru Y tentang langkah-langkah pembelajaran
Guru Y memiliki pengetahuan mengenai langkah-langkah pembelajaran
sesuai metode yang dilakukan. Menurut keyakinan guru langkah-langkah
pembelajaran dalam metode saintifik ini adalah terlebih dulu ada materi
yang akan dibahas, kemudian siswa membahas materi tersebut dengan cara
berdiskusi kelompok dan langkah terakhir adalah membahas hasil diskusi
dengan teman-teman lainnya dan didampingi guru.
Peneliti : Metode saintifik ini langkah-langkahnya seperti apa ya pak?
Guru : Ada materi, anak berdiskusi menemukan jawabannya sampai ketemu kalau sudah nanti dibahas bersama-sama. Pendapat yang salah bisa dibenarkan saat pembahasan.
Peneliti : Dari langkah-langkah tersebut yang biasanya sulit dilakukan oleh siswa itu yang mana Pak?
Guru : Nggak ada yang sulit ini semuanya bisa dilakukan kok.
Pada pembelajaran, peneliti melihat aktivitas yang menunjukkan bagaimana
guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran. Kegiatan tersebut
berlangsung pada menit ke 3:12 -46:08. Pada saat itu guru mengintruksikan
siswa untuk membentuk kelompok dengan teman yang duduk di bangku
terdekat. Setelah membuat berkelompok guru membagikan soal diskusi
kepada siswa yang dilaksanakan selama satu jam pelajaran, seperti
ditunjukkan pada gambar 4.3. Setelah itu pada menit ke 46:08 Guru Y dan
Gambar 4.3 Siswa melakukan diskusi kelompok membahas soal yang
diberikan guru.
Gambar 4.4 Guru Y bersama sama siswa membahas hasil diskusi
3) Pengetahuan Guru Y tentang evaluasi pembelajaran
Menurut Guru Y, evaluasi yang tepat dalam pembelajaran materi usaha ini
adalah ulangan harian, mid semester, dan ulangan akhir semester, serta PR.
Guru juga memiliki keyakinan bahwa dalam acuan dalam pembuatan soal
ataupun acuan dalam penyampaian materi Ujian Nasional. Sehingga dalam
menyampaikan materi, menyampaikan persamaan, jenis soal adalah agar
kelak dapat mengerjakan soal UN. Hal tersebut seperti terungkap dalam
Peneliti : Dalam metode saintifik ini, evaluasi pembelajaran dilakukan dengan cara apa saja ya pak?
Guru : Ulangan harian, mid, dan ulangan akhir. Kadang juga ada PR.
Peneliti : Soal-soal evaluasi tadi dalam bentuk apa ya pak?
Guru : Pilihan ganda biasanya.
Peneliti : Apakah semuanya pilihan ganda pak? Alasannya?
Guru : Ya mbak. Alasannya karena kan kalau nanti UN pilihan ganda juga, biar anak semakin terbiasa.
Peneliti : Pilihan gandanya berisi hitung-hitungan atau bagaimana pak?
Guru : Ya hitung-hitungan kebanyakan, konsep juga ada.
Peneliti : Perbandingan antara hitung-hitungan dan konsep berapa-berapa pak?
Guru : Ya kayak UN itu. Soalnya kan nanti proyeksinya untuk UN.
2. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran
a. Pengetahuan Guru X tentang media pembelajaran
1) Pengetahuan guru tentang media pembelajaran yang baik untuk materi
usaha
Guru X meyakini bahwa media pembelajaran yang baik adalah media
pembelajaran yang membantu siswa membentuk pemahaman, bukannya
justru menimbulkan kebingungan. Media pembelajaran yang baik adalah
media pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Hal
Peneliti : Menurut bapak, media pembelajaran yang baik yang dapat digunakan dalam pembelajaran itu media yang seperti apa pak?
Guru : Media pembelajaran yang dapat membantu siswa membentuk pemahaman, bukannya justru menimbulkan kebingungan, media yang juga dapat memotivasi siswa untuk belajar.
Selain itu, guru juga berpendapat bahwa daripada media pembelajaran yang
disediakan guru, media akan lebih baik jika dibuat sendiri oleh siswa karena
siswa akan lebih memahami materi tersebut. Hal ini seperti dalam
pernyataan guru di bawah ini.
Peneliti : Pernahkah siswa membuat media pembelajaran sendiri pak?
Guru : Pernah tapi sangat sederhana sekali. Tapi bukan angkatan ini, saya lupa sekitar 2 tahun lalu.
Peneliti : Media yang sederhana tersebut dalam bentuk apa ya pak?
Guru : Media berbentuk mobil-mobilan
Peneliti : Bahan yang digunakan apa ya pak? Apakah disediakan sekolah atau anak membawa sendiri?
Guru : Dari balok kayu yag disusun, iya mbak anak membawa sendiri dari rumah namun ini pekerjaannya kelompok.
Peneliti : Baiklah pak, menurut bapak dalam penggunaan media lebih efektif mana siswa membuat sendiri atau siswa tinggal memanfaatkan media yang disediakan?
Guru : Lebih efektif yang membuat sendiri mbak, kan kalo begitu mereka akan lebih banyak belajar hasilnya lebih paham.
2) Pengetahuan guru tentang tujuan penggunaan media pembelajaran yang
digunakan dalam penyampaian materi usaha
Dalam pembelajaran yang telah dilakukan, Guru X menggunakan beberapa
video sebagai media pembelajaran. Guru X meyakini bahwa tujuan
lebih mengingat apa yang telah disampaikan. Pengetahuan tersebut
terungkap dalam wawancara di bawah ini.
Peneliti : Dalam pembelajaran kemarin bapak menggunakan beberapa video sebagai media pembelajaran untuk menjelaskan. Alasan dan tujuannya apa pak?
Guru : Tujuannya ya agar anak-anak lebih paham dan lebih tertarik. Biasanya anak akan lebih mengingat apa yang divisualkan.
Selain itu, guru juga meyakini bahwa menggunakan power point yang
ditampilkan di depan kelas akan mempermudah berjalannya pembelajaran
dalam hal presentasi hasil belajar dan sharing antar siswa. Hal tersebut
seperti diungkapkan guru pada wawancara di bawah ini.
Guru : Media yang sering digunakan kayak kemarin itu, power point yang kadang diisi video, gambar lalu ditampilkan di depan kelas.
Peneliti : Tujuan penggunaan LCD tersebut apa pak?
Guru : Agar mempermudah siswa dalam presentasi hasil belajar dan bisa sharing dengan teman-temannya juga.
Peneliti : Apakah kegiatan sharing menggunakan media tersebut efektif dalam pembelajaran pak?
Guru : Tentu saja, kan kalau ditampilkan di depan semua bisa mudah lihat jadi lebih mudah mengerti.
b. Pengetahuan Guru Y tentang media pembelajaran
1) Pengetahuan guru tentang media pembelajaran yang baik untuk materi
usaha
Media pembelajaran yang baik sesuai pengetahuan guru adalah media
pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam membentuk pemahaman
mudah tersampaikan dan dipahami sehingga akan membuat siswa mudah
mengingatnya. Pemilihan media pembelajaran juga harus sesuai dengan
konteks materi. Seperti yang diungkapkan oleh guru dalam wawancara di
bawah ini.
Peneliti : Media pembelajaran kan banyak jenisnya ya pak. Pemilihan media pembelajaran yang tepat itu berdasarkan apa pak?
Guru : Ya berdasarkan materi yang diajarkan mbak.
Peneliti : Menurut bapak, media pembelajaran yang baik yang dapat digunakan dalam pembelajaran itu media yang seperti apa pak?
Guru : Ya media yang dapat membantu siswa lebih memahami materi.
Peneliti : Kemudian, menurut bapak, apakah penggunaan media dalam pembelajaran ini cukup efektif pak?
Guru : Iya, tentu saja. Karena kalau menggunakan media, maksud dari pembelajaran mudah tersampaikan dan juga anak jadi lebih mudah memahami dan akan diingat oleh siswa.
2) Pengetahuan guru tentang tujuan penggunaan media pembelajaran yang
digunakan dalam penyampaian materi usaha
Dalam pembelajaran yang telah berlangsung, Guru Y menggunakan
beberapa media pembelajaran. Media-media pembelajaran yang digunakan
adalah materi yang disajikan dalam power point, dan beberapa video yang
ditampilkan oleh guru di depan kelas seperti dilihat dalam gambar 10.
Menurut keyakinan Guru Y, penggunaan power point adalah dengan tujuan
mempermudah penyampaian materi oleh guru. Dan penggunaan
video-video adalah bertujuan untuk membuat siswa tertarik untuk mempelajari
materi yang diajarkan. Hal-hal tersebut sesuai dengan pernyataan Guru Y
Peneliti : Media pembelajaran yang sering digunakan bapak dalam pembelajaran apa saja ya pak?
Guru : Ya LCD itu setiap pembelajaran digunakan.
Peneliti : Tujuan penggunaannya pak?
Guru : Ya agar lebih mudah dalam penyampaian materi.
Peneliti : Penyampaian materi dari guru pak?
Guru : Iya dari guru.
Peneliti : Bapak, dalam pembelajaran ini, bapak menggunakan beberapa video sebagai media pembelajaran. Maksud dan tujuannya apa ya pak?
Guru : Ya tujuannya jelas untuk membuat anak lebih tertarik mbak, kalau anak tertarik dengan pembelajarannya anak akan menyerap banyak informasi dari materi yang diajarkan, kan anak sekarang lebih mudah memahami apapun dalam bentuk visual mbak.
Gambar 4.5 Guru menampilkan video pertandingan tarik tambang.
3. Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok
a. Pengetahuan Guru X tentang materi-materi pokok
Menurut pengetahuan Guru X, materi-materi pokok dalam materi usaha adalah
pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang disebabkan oleh
beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang
tersebutlah yang disampaikan secara mendetail di dalam kelas. Hal itu juga
diperkuat oleh hasil wawancara peneliti dengan guru di bawah ini.
Peneliti : Selanjutnya dalam pembelajaran materi usaha, sebenarnya materi apa saja yang menjadi materi utama atau pokok pak?
Guru : Ya yang di buku itu mbak tentang pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha total.
Peneliti : Menurut hasil pengamatan saya dalam pembelajaran kemarin, materi yang bapak sampaikan itu, mulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah ubah dan terakhir usaha total. Apakah berarti materi-materi itu memang yang penting pak?
Guru : Iya mbak benar, seperti yang di buku. Itu kan sudah seperti di silabus.
b. Pengetahuan Guru Y tentang materi-materi pokok
Menurut pengetahuan Guru Y, materi-materi pokok dalam materi usaha adalah
mengenai pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha oleh gaya yang
berubah-ubah dan usaha oleh gaya konstan serta usaha total. Hal itu dapat
dilihat dari rekaman video yang menampilkan guru menyampaikan tiga materi
tersebut di kelas. Menurut pengetahuan guru, materi usaha total termasuk
materi yang sangat mudah dipelajari sendiri oleh siswa tanpa harus dijelaskan
oleh guru. Oleh sebab itu materi tersebut tidak disampaikan walaupun termasuk
materi pokok. Hal itu sesuai dengan pernyataan guru dalam wawancara yang di
bawah ini.
Peneliti : Dalam pembelajaran materi usaha, sebenarnya materi apa saja yang menjadi materi utama pak?
Peneliti : Menurut hasil pengamatan saya dalam pembelajaran kemarin, materi yang bapak sampaikan itu, mulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah-ubah. Apakah berarti materi-materi itu memang yang penting pak?
Guru : Ya jelas mbak, kan itu yang memang jadi inti dari materi usaha.
Peneliti : Kemudian saya juga mengamati selama pembelajaran mengenai usaha kemarin, bapak tidak menyampaikan mengenai usaha total. Adakah alasannya pak kenapa seperti itu?
Guru : Kan itu paling mudah, nggak usah dibahas anak pasti bisa baca sendiri pahami sendiri. Yang perlu dibahas itu kalau anak baca sendiri masih ada kemungkinan nggak ngerti. Itu kan materi paling terakhir dari materi usaha dan memang paling mudah.
4. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian yang baik
a. Pengetahuan Guru X tentang urutan penyajian
Guru X meyakini bahwa urutan penyajian yang baik dalam penyampaian materi
usaha adalah:
1) Pengertian usaha
2) Persamaan umum usaha
3) Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya
4) Usaha yang disebabkan gaya konstan dan gaya yang berubah-ubah
5) Usaha total
Penyampaian tersebut dikarenakan menurut pengetahuan guru, urutan
penyajian seperti itu akan membantu siswa lebih mudah penyampaian materi
selanjutnya. Hal ini seperti dengan pernyataan guru dalam wawancara di bawah
Guru : Itu urutannya sudah seperti di buku seperti silabus. Karena yang awal itu akan menjadi dasar yang selanjutnya jadi harus seperti itu.
Dalam pembelajaran, urutan penyajian tersebut dibuktikan oleh kegiatan guru
di bawah ini:
1) Pengertian usaha disampaikan Guru X pada 9 November 2016 menit ke
6:22. Dalam penyampaiannya guru membandingkan dua video yang
ditampilkan. Dari perbedaan tersebut guru mengajak siswa menyimpulkan
apa pengertian usaha. Kegiatan tersebut ditunjukkan oleh Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Guru menampilkan dua video yang berbeda.
2) Persamaan umum usaha disampaikan oleh Guru X pada 9 November 2016
menit ke 10:30. Kegiatan tersebut nampak pada gambar 4.7 di bawah ini.