• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil pedagogical content knowledge dua guru Fisika SMA kelas XI mengenai pembelajaran usaha.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil pedagogical content knowledge dua guru Fisika SMA kelas XI mengenai pembelajaran usaha."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA SMA KELAS XI DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Dian Putri Hastuti

131424053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PROFIL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA SMA KELAS XI DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Dian Putri Hastuti

131424053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

MOTTO

Never give up on what you really want to do. The person with big dreams is more powerful than one with all the facts.

-Albert Einstein

When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it. -Paulo Coelho, The Alchemist.

[Allah] said, “Fear not. Indeed, I am with you both; I hear and I see.” QS At Taha (40:26)

“So verily, with every difficulty, there is relief. Verily, with every difficulty, there is relief” QS Ash Sharh (94: 5-6)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Orangtuaku Bapak Sukardiyono dan Ibu Suharti atas support dalam bentuk apapun

yang tak pernah terbatas

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

Profil Pedagogical Content Knowledge Dua Guru Fisika SMA Kelas XI Mengenai Pembelajaran Usaha

Dian Putri Hastuti Universitas Sanata Dharma

2017

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil PCK yang dimiliki dua guru fisika kelas XI yang nampak dari (1) Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran; (2) Pengetahuan guru tentang media pembelajaran; (3) pengetahuan guru tentang materi-materi pokok; (4) pengetahuan guru mengenai urutan penyajian yang baik; dan (5) pengetahuan guru tentang miskonsepsi.

Penelitian dilakukan di suatu Sekolah Menengah Atas Negeri di Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan November hingga Desember 2016. Subyek dalam penelitian ini adalah dua guru fisika kelas XI dan objek penelitian ini adalah PCK. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dan instrumen pengumpulan data terdiri dari video rekaman pembelajaran dan wawancara guru.

Video hasil rekaman diubah menjadi transkrip data. Dari analisism video rekaman, peneliti menyusun daftar pertanyaan wawancara. Hasil analisis wawancara kemudian menjadi bukti pendukung data hasil analisis video rekaman.

Hasil penelitian Guru X adalah: (1) Guru X mengetahui metode pembelajaran yang baik untuk digunakan, mengetahui langkah-langkah pembelajaran, hingga evaluasi yang tepat; (2) Guru X mengetahui kriteria media pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam menyampaikan materi serta tujuan penggunaan media pembelajaran yang telah digunakan; (3) Guru X meyakini bahwa materi-materi pokok di dalam materi usaha adalah pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah ubah dan usaha total; (4) Guru X meyakini bahwa urutan penyajian materi usaha adalah dimulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan oleh gaya yang berubah-ubah serta usaha total; (5) Guru X mengetahui apa itu miskonsepsi, mengetahui materi-materi yang rawan miskonsepsi sehingga tahu bagaimana mencegah miskonsepsi. Guru X juga mengetahui miskonsepsi-miskonsepsi yang terjadi pada angkatan-angkatan sebelumnya.

(9)

ABSTRACT

Pedagogical Content Knowledge Profile of Two High School Physics Teachers of Grade XI about the Teaching of Work

Dian Putri Hastuti Universitas Sanata Dharma

2017

The purpose of this research was to identify PCK profile of two physics teachers which can be seen by: (1) Teacher’s knowledge of method of teaching; (2) Teacher’s knowledge of teaching media; (3) teacher’s knowledge of important subjects; (4) Teacher’s knowledge of the order of presentation; (5) Teacher’s knowledge of misconceptions.

The research was done in a State High School in Yogyakarta. The research was done on November-December 2016. The subjects of this research are two grade XI physics teachers and the object of this research is PCK. This research is a qualitative descriptive research and the collective instruments are video recording during the class and teachers interview.

The video was changed into a data transcript. From those transcript, researcher made questions list for the interview. The result of the interviews transformed into supported data of the result of video.

The research results of Teacher X are: (1) Teacher X understood the good method to be used, understood the steps of teaching, and the good method to evaluated his class; (2) Teacher X understood which tools can be used as a good teaching media and the purpose of using it; (3) Teacher X believed that the important subjects of chapter ‘work’ are the meaning of work, the formula of work, work caused by different directions of force, work caused by constant force and work caused by unstable force and total force; (4) Teacher X believed that the good order of presentation is began by the meaning of work, the formula of work, work caused by different directions of force, work caused by constant force and work caused by unstable force and ended by total force (5) Teacher X understood what is misconceptions, understood prone misconceptions subjects so he understood how to prevent misconceptions. Teacher X also understood about misconceptions that happened before.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas karunia-Nya skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul PROFIL PEDAGOGICAL

CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA SMA KELAS XI MENGENAI

PEMBELAJARAN USAHA.

Penyelesaian skripsi ini dapat terwujud atas bantuan berbagai pihak, sehingga dalam

kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan

Dosen Pembimbing Akademik atas kesediaannya meluangkan waktu,

kesabarannya membimbing dengan penuh perhatian, saran dan masukan selama

penulisan skripsi ini.

2. Kepala SMA N 1 Depok yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

3. Bapak Irsyad Riyadi, S. Pd. dan bapak Yudi, S. Pd. selaku guru-guru yang menjadi

responden dalam penelitian ini yang atas kesediaannya meluangkan waktu

berkontribusi dalam penelitian ini.

4. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M. S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika dan segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan

pengalaman, pengetahuan dan bimbingan selama penulis belajar di Universitas

Sanata Dharma.

5. Segenap staff sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala urusan administrasi

(11)

6. Yosephine Novita, Maria Astri, Hana, Alvita, Septiana Ganeshi, Felisia Arum,

Antonius Dian, Hendi, Leonardus Agung, Polyscarpus Febri, atas perhatian, saran,

bantuan dan kesediaannya mendengarkan segala keluhan penulis selama

penyelesaian skripsi ini.

7. Bram, Nilla, Ike, Vinsen, Chindy, Ivana, Yosia, yang selalu menginspirasi dan

memotivasi. Serta Yoggi M, Ricky H, Anggi HG, Oktadevi, Yuliana Sekar, Rini,

Diny, Rizqy Pradani, Dandy yang tidak pernah lelah memberikan semangat kepada

penulis.

8. Tito Aprilianto, sebagai partner diskusi dalam segala hal, perhatian dan kritiknya

yang membantu peneliti untuk berproses.

9. Semua teman Pendidikan Fisika 2013 yang berkontribusi besar dalam kehidupan

kuliah penulis.

Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca dan dalam

bidang ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 28 Februari 2017

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...……….. iii HALAMAN PENGESAHAN………...………….. iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………. vii

ABSTRAK………...….…… viii

ABSTRACT………... ix

KATA PENGANTAR………..…. x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL………..……..….. xv

DAFTAR GAMBAR……….……...………. xvi

DAFTAR LAMPIRAN……….…….…..……... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

(13)

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6

A. Pedagogical Content Knowledge... 6

B. Model-model Pemikiran Pedagogis... 9

C. Kategori-kategori PCK...... 10

D. Materi Usaha... 14

E. PCK dalam Pembelajaran Usaha... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 23

A. Jenis Penelitian... 23

B. Partisipan Penelitian... 23

C. Desain Penelitian... 23

D. Tempat dan Waktu Penelitian... 24

E. Metode Pengumpulan Data... 24

F. Instrumen Pengumpulan Data... 25

G. Metode Analisis Data... 26

H. TahapanPengumpulan Data... 27

BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN………...………….. 28

A. Data………...………...…… 28

B. Analisis……….………... 31

(14)

BAB V PENUTUP………..………... 65

A. Kesimpulan………..………..……… 65

B. Saran………...………...…………... 67

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penjelasan Diagram Venn tentang PCK……….. 8

Tabel 3.1 Pedoman analisis data………...………. 25

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Venn………...………. 8

Gambar 2.2 Pemetaan materi usaha…………..………...……….... 15

Gambar 2.3 Usaha oleh gaya yang searah dengan perpindahan…... 18

Gambar 2.4 Usaha oleh gaya yang tegak lurus dengan arah perpindahan………...…… 19

Gambar 2.5 Usaha oleh gaya yang berlawanan arah dengan arah perpindahan…...…... 19

Gambar 2.6 Usaha oleh gaya tanpa menimbulkan perpindahan………. 19

Gambar 2.7 Contoh grafik gaya yang berubah-ubah terhadap perpindahan……… 20

Gambar 2.8 Contoh grafik gaya konstan terhadap perpindahan...………... 20

Gambar 4.1 Guru menampilkan dua video sebagai bahan analisis oleh siswa………… 34

Gambar 4.2 Guru memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan………... 36

Gambar 4.3 Siswa melakukan diskusi kelompok membahas soal yang diberikan guru.. 38

Gambar 4.4 Guru Y bersama sama siswa membahas hasil diskusi………..……… 38

Gambar 4.5 Guru menampilkan video pertandingan tarik tambang………. 44

Gambar 4.6 Guru menampilkan dua video yang berbeda………...……….. 47

Gambar 4.7 Guru menampilkan slide berisi materi persamaan umum usaha……...…. 47

Gambar 4.8 Guru X menyampaikan materi mengenai usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya………...………. 47

(17)

Gambar 4.10 Guru menampilkan slide berisi materi tentang usaha total………. 49

Gambar 4.11 Guru menampilkan dua video untuk menyampaikan pengertian usaha.… 50

Gambar 4.12 Guru menyampaikan materi mengenai persamaan umum usah.………… 51

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat izin penelitian dari Bappeda Sleman……… 71

Lampiran 2: Surat keterangan telah melakukan penelitian……… 73

Lampiran 3: Dokumentasi pembelajaran dan transkrip wawancara Guru X……….. 75

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dalam Bab I Pasal 1

(1) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara.

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, menyatakan bahwa tugas utama guru adalah: mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, meelatih, menilai, dan mngevaluasi peserta didik.

Menurut Mulyasa (2005:36) guru yang profesional sebaiknya memposisikan

diri sebagai:

1. Orang tua yang penuh kasih sayang kepada peserta didiknya.

2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.

3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik

sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.

4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui

permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.

(20)

6. Membiasakan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan

lingkungannya.

7. Mengembangkan kreativitas.

8. Menjadi sosok yang dapat membantu siswa ketika diperlukan.

Menjadi guru yang profesional dalam pekerjaannya bukanlah hal yang mudah

namun bukan juga hal yang mustahil untuk dilakukan. Menjadi guru yang

profesional adalah tentang mengorganisir kehidupan pribadi guru dan kehidupan

guru di sekolah hingga menjadi suatu bentuk kesinambungan yang positif.

Profesionalitas guru sebaiknya dapat diukur dalam rangka perbaikan dan evaluasi

kinerja guru agar menjadi lebih profesional lagi.

Adapun guru yang profesional menurut Depdikbud minimal memiliki lima ciri:

1. Mempunyai komitmen kepada peserta didik dalam proses belajarnya.

2. Menguasai secara mendalam bahan pelajaran yang akan diajarkan, serta cara

menyampaikannya kepada siswa.

3. Bertanggungjawab memantau belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi.

4. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya. Mengadakan

refleksi dan koreksi, belajar dari pengalaman dan memperhitungkan

dampaknya pada proses belajar mengajar.

5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan

profesinya, sehingga terjadi interaksi yang luas dan profesional.

Mulyasa (2005:169) mengungkapkan bahwa kreativitas peserta didik dalam

belajar sangat bergantung pada kreativitas guru dalam mengembangkan materi

(21)

Dari uraian-uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa guru termasuk guru

fisika, sangat berperan penting terhadap pembelajaran di kelas. Guru yang

profesional seharusnya mempunyai pengetahuan yang kompleks. Guru juga

seharusnya mampu menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa

melakukan proses ilmiah dalam menemukan konsep isi materi. Hal yang paling

penting bagi guru professional adalah tumbuhnya pengetahuan spesifik.

Pengetahuan spesifik yang dimaksud bisa ditandai dari pembelajaran yang menurut

guru paling berhasil. Terhadap isi materi yang spesifik tersebut, guru profesional

memiliki pemahaman yang kokoh. Hasil penggabungan pengetahuan isi materi

spesifik dengan pengetahuan pedagogik sehingga menghasilkan pembelajaran

yang mudah dipahami siswa, oleh Shulman (1986) dinamakan Pedagogical

Content Knowledge (PCK). Kompetensi guru profesional oleh Shulman

digambarkan memiliki tiga pilar pengetahuan yaitu pengetahuan materi (Content

Knowledge/CK), pengetahuan pedagogi (Pedagogical Knowledge) dan bidang

spesifik interaksi antara CK dan PK yang dinamakan Pedagogical Content

Knowledge (PCK).

Materi usaha adalah materi yang abstrak dan sukar dipahami. Padahal materi ini

akan menjadi dasar bagi pengetahuan selanjutnya. Dalam mengajarkan materi ini

guru perlu mempersiapkan secara matang agar pembelajaran yang akan dilakukan

benar-benar membimbing siswa pada pemahaman yang mendalam terhadap materi

(22)

Guru fisika dalam melaksanakan pembelajaran akan lebih baik jika berdasarkan

pada PCK yang dapat membantu guru mendampingi siswa memperoleh

pemahaman yang mendalam mengenai materi-materi dalam pelajaran Fisika. Oleh

sebab itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “PROFIL

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE DUA GURU FISIKA KELAS XI DI

YOGYAKARTA”.

B. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan operasional, maka

penulis membatasi masalah pada kemampuan PCK dua guru fisika SMA kelas XI

dalam mengajarkan materi usaha.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana profil PCK yang dimiliki guru fisika SMA kelas XI dalam

mengajarkan materi usaha?”

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana profil

kemampuan PCK khususnya yang dimiliki guru fisika SMA kelas XI dalam

(23)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan membawa manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi peneliti

a. Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam menganalisis

kompetensi PCK guru yang menjadi responden.

b. Peneliti mendapatkan bekal dan wasawan mengenai bagaimana seharusnya

pembelajaran fisika yang baik itu untuk dapat diaplikasikan di kemudian

hari ketika peneliti menjadi guru.

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi diri bagi guru untuk menjadi

guru yang lebih profesional.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pedagogical Content Knowledge

1. Latar Belakang dan Pengertian Pedagogical Content Knowledge

Gagasan tentang Pedagogical Content Knowledge pertama kali dicetuskan

oleh Lee Shulman pada tahun 1986. Menurut Shuell (1996) dan Shulman (1986)

dalam Paul Eggen (2007:9) Pedagogical Content Knowledge adalah pemahaman

dari metode mengajar yang efektif untuk topik khusus, seperti pemahaman tentang

apa yang membuat topik khusus itu mudah atau sulit untuk dipelajari.

Menurut Loughran and Mulhall (2008) PCK adalah gagasan akademik untuk

menyajikan ide yang membangkitkan minat, yang berkembang terus menerus dan

melalui pengalaman bagaimana mengajarkan isi materi tertentu dengan cara

khusus agar pemahaman siswa tercapai.

Menurut Etkina (2009), Shulman menggambarkan tiga pilar pengetahuan guru

fisika professional yaitu:

a. Content Knowledge (CK)

CK ini mencakup pengetahuan tentang konsep-konsep fisika, hubungan antar

materi dalam fisika dan metode untuk mengembangkan pengetahuan baru.

b. Pedagogical Knowledge (PK)

PK ini mencakup pengetahuan tentang perkembangan daya pikir, pengetahuan

tentang ilmu kognitif, pengetahuan tentang pembelajaran kolaborasi, pengetahuan

tentang kelas dan pengetahuan tentang peraturan sekolah.

(25)

PCK ini merupakan irisan dari bidang-bidang spesifik antara CK dan PK yang

mencakup orientasi terhadap pembelajaran, pengetahuan tentang kurikulum fisika,

pengetahuan tentang ide siswa, pengetahuan tentang metode pembelajaran yang

efektif dan pengetahuan tentang evaluasi pembelajaran.

Menurut Van Driel dan Berry (2012) PCK merupakan pengetahuan pokok

guru yang dapat digunakan secara efektif dan fleksibel dalam proses komunikasi

antara guru dan pesera didik selama pembelajaran di kelas.

Menurut Grossman (1990) beberapa ilmuwan mengemukakan bahwa PCK

dapat di bagi menjadi tiga komponen primer yaitu:

1. Pengetahuan tentang materi pelajaran

2. Pengetahuan tentang pedagogi

3. Pengetahuan tentang konteks yang mencakup pengetahuan tentang siswa

Thompson (2003) menggambarkan PCK ke dalam Diagram Venn seperti

dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1. Diagram Venn tentang PCK

Tabel 2.1. Penjelasan Diagram Venn tentang PCK Pedagogy

Content Context

(26)

Komponen Deskripsi Contoh

Dari pendapat-pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa PCK adalah

(27)

konten pembelajaran yang akan menghasilkan suatu inovasi strategi pembelajaran

untuk membentuk pemahaman yang mendalam bagi siswa.

B. Model-model Pemikiran Pedagogis

Menurut Shulman (1986) aspek-aspek pemikiran dan tindakan pedagogis adalah:

1. Pemahaman

Pemahaman mencakup tujuan pembelajaran, struktur materi, ide-ide yang

terkait dengan materi.

2. Pembelajaran

Pembelajaran mencakup:

a. Persiapan: interpretasi dan analisis yang kritis, penataan, pengembangan

kurikulum dan klarifikasi tujuan.

b. Representasi: penggunaan representasi yang mencakup analogi, metafora,

contoh, demonstrasi, penjelasan dan lain-lain.

c. Adaptasi dan pengaitan terhadap karakteristik siswa, pertimbangan

konsep-konsep, konsepsi awal, miskonsepsi, kesulitan belajar, bahasa,

budaya, motivasi, kelas sosial, gender, usia, kemampuan, bakat,

ketertarikan, konsep diri dan perhatian.

3. Pembelajaran

Pembelajaran mencakup manajemen, presentasi, instruksi, kerja kelompok,

kedisiplinan, rasa humor. Pertanyaan-pertanyaan dan aspek-aspek yang

termasuk dalam pengajaran aktif, metode discovery atau inkuiri, dan

observasi pembelajaran di kelas.

4. Evaluasi

Evaluasi mencakup:

(28)

b. Memberikan tes terhadap pemahaman siswa pada akhir

pembelajaran/bab.

c. Mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan diri sendiri

5. Refleksi

Refleksi mencakup kegiatan-kegiatan berupa mereview, merekonstruksi,

menghidupkan kembali dan menganalisis dengan kritis performa diri

sendiri di kelas.

C. Kategori-kategori PCK

PCK memiliki beberapa kategori yang berbeda menurut para ahli. Di bawah ini

adalah pendapat beberapa ahli tentang kategori-kategori PCK:

1. Shulman

Menurut Shulman (1986) menjabarkan PCK dalam tujuh kategori yaitu:

a. Pengetahuan tentang konten;

b. Pengetahuan pedagogis umum. Dengan referensi khusus pada prinsip dan

strategi dalam manajemen kelas dan manajemen yang berkaitan dengan

materi;

c. Pengetahuan tentang kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran;

d. Pengatahuan tentang pedagogi yang berkaitan dengan konten yang

diajarkan yang di dalamnya mencakup cara khusus guru untuk membentuk

suatu pemahaman bagi siswa.

e. Pengetahuan tentang siswa dan karakteristiknya;

f. Pengetahuan tentang konteks pendidikan, tentang kinerja grup di kelas,

pengelolaan keuangan sekolah hingga karakter komunitas dan budaya

(29)

g. Pengetahuan tentang tujuan pembelajaran, nilai-nilai filosofis dan latar

belakang.

2. Magnuson

Magnuson (1999) memaparkan PCK menjadi 5 kategori:

a. Orientasi terhadap pembelajaran

b. Pengetahuan tentang kurikulum

c. Pengetahuan tentang pemahaman siswa dalam pembelajaran

d. Pengatahuan tentang evaluasi pembelajaran untuk siswa

e. Pengetahuan tentang stategi untuk subject-specific dan topic specific.

3. Lee

Menurut Lee (2008) PCK dapat dibagi menjadi dua kategori penting yaitu:

a. Pengetahuan tentang konsep-konsep siswa

Dalam kategori ini penting bagi guru untuk mengembangkan pengetahuan

siswa dalam mempelajari konten yang spesifik, mempelajari kesulitan

belajar siswa dan perbedaan potensi dan kemampuan siswa dalam

menyerap pelajaran.

b. Pengetahuan tentang metode pembelajaran

Dalam kategori ini guru sebaiknya dapat menggunakan contoh-contoh

representatif, menggunakan metode pembelajaran yang paling baik dalam

membimbing siswa menuju tujuan pembelajaran serta pengembangan

metode pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif.

4. Aydin dkk

Aydin dkk (2013) merumuskan empat komponen inti PCK:

(30)

Pengetahuan tentang strategi pembelajaran ini mencakup pengetahuan

guru tentang strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan materi

yang spesifik dan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan

suatu topik yang besar.

b. Pengetahuan tentang Siswa

Komponen ini mencakup pengetahuan guru tentang kesulitan-kesulitan

belajar siswa dalam materi yang diajarkan, miskonsepsi-miskonsepsi siswa

dalam mempelajari materi, dan pengetahuan prasyarat.

c. Pengetahuan tentang Kurikulum

Komponen ini mencakup pengetahuan tentang tujuan dan standar

pembelajaran, bahan-bahan pelengkap, program-program yang termasuk

dalam kurikulum dan lain-lain.

d. Pengetahuan tentang Evaluasi dan Penilaian

Komponen ini mencakup pengetahuan guru tentang apa yang harus dinilai

dan bagaimana cara menilainya.

Berdasarkan pembagian kategori-kategori PCK yang dikemukakan oleh

beberapa ahli di atas, dalam penelitian ini peneliti merangkum kategori-kategori

tersebut ke dalam lima kategori yang dianggap telah mewakili

komponen-komponen primer PCK yaitu pedagogi, konten dan konteks, yaitu:

a. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran

Pengetahuan tentang metode pembelajaran mencakup pengetahuan guru

(31)

tentang langkah-langkah pembelajaran dan pengetahuan guru tentang

evaluasi pembelajaran.

b. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran

Pengetahuan guru tentang media pembelajaran mencakup pengetahuan guru

tentang tujuan penggunaan media pembelajaran dan kriteria media

pembelajaran yang baik.

c. Pengetahuan guru tentang materi-materi yang termasuk ke dalam materi

pokok

Pengetahuan guru tentang materi-materi yang termasuk ke dalam materi

pokok ini mendeskripsikan bagaimana keyakinan guru tentang materi yang

termasuk materi-materi pokok.

d. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian

Pengetahuan guru tentang urutan penyajian ini mencakup bagaimana

keyakinan guru tentang urutan penyajian materi yang baik.

e. Pengetahuan guru tentang miskonsepsi

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi mencakup pengetahuan guru tentang

pengertian miskonsepsi, pengetahuan guru tentang cara mendeteksi

miskonsepsi, pengetahuan guru tentang materi-materi yang rawan

miskonsepsi dan pengetahuan guru tentang miskonsepsi-miskonsepsi yang

(32)

D. Materi Usaha

1. Standar Kompetensi

Standar kompetensi materi usaha adalah menganalisis gejala alam dan

keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar materi usaha adalah kompetensi dasar 1.5 yaitu

menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum

kekekalan energi mekanik.

3. Indikator

Adapun indikator dalam kegiatan pembelajaran materi usaha yang termasuk ke

dalam BAB Usaha dan Energi adalah:

a. Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan

b. Menghitung besar energi potensial (gravitasi dan pegas) dan energi kinetik

c. Menganalisis hubungan antara usaha kinetik

d. Menganalisis hubungan antara usaha dengan energi potensial

e. Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik

4. Struktur Materi

Adapun struktur dari materi usaha berdasarkan kompetensi dasar 1.5 ditunjukkan

(33)

Gambar 2.2. Pemetaan materi usaha

E. PCK dalam Pembelajaran Usaha

Menurut Janik dkk (2009) pengetahuan mendalam guru tentang materi dapat

dibuktikan dengan terlaksananya pembelajaran yang efektif. Kemampuan PCK

guru ditunjukkan melalui analogi-analogi, ilustrasi, contoh, penjelasan dan

demonstrasi yang menguatkan pemahaman siswa.

Menurut Wu Peng (2013) PCK biasanya dijabarkan sebagai irisan dari beberapa

komponen yang bersatu dan fokus pada transformasi content knowledge menjadi Pengertian usaha

Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya

Usaha yang diakibatkan oleh gaya konstan dan gaya yang

Usaha total Usaha

(34)

strategi pedagogis tapi PCK akan dapat dilihat jika pembelajaran yang

dilaksanakan dengan menggunakan konten yang spesifik. Kemampuan guru untuk

menggabungkan semua komponen-komponen dalam PCK dalam mengajarkan

suatu materi yang spesifik akan menentukan tingkat keefektifan kelas.

Usaha merupakan salah satu materi yang diberikan pada kelas XI. Materi ini

mengandung banyak konsep-konsep fisika. Sehingga miskonsepsi pada materi ini

akan sangat berpengaruh pada pengetahuan siswa.

Menurut Dawkins dkk (2008) Guru seringkali mengabaikan pemahaman

konseptual siswa karena siswa dapat menjawab soal benar walaupun seringkali

siswa mengerjakan soal-soal fisika hanya dengan mengandalkan persamaan/rumus

tanpa benar-benar mengerahui pengertian, konsep dan hubungan besaran-besaran

yang dibandingkan.

Seperti uraian-uraian di atas, dalam pembelajaran materi usaha, bisa saja

siswa mengerjakan soal dengan benar dengan menggunakan persamaan W= F. s

walaupun tidak mengetahui pengertian sebenarnya dari persamaan yang digunakan

tersebut. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memastikan pengetahuan

konseptual siswa.

Dalam materi usaha juga terdapat banyak konsep-konsep lain yang juga perlu

diperhatikan oleh guru. Guru yang berpengalaman akan tahu dalam materi ini

bagian mana yang biasanya sulit untuk dipahami siswa, cara yang terbaik untuk

mngajarkan materi itu atau demonstrasi/eksperimen/latihan soal seperti apa yang

akan membimbing siswa lebih mudah memahami materi tersebut. Oleh karena itu

penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah penelitian yang akan fokus pada

(35)

Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang materi usaha:

1. Pengertian usaha

Pada dasarnya usaha dalam mekanika didefinisikan sebagai kerja yang

dilakukan oleh sebuah gaya pada suatu benda sebagai hasil kali gaya tersebut

dengan perpindahan titik di mana gaya itu bekerja (Tipler, 1998).

2. Persamaan umum usaha

Usaha merupakan besaran skalar walaupun didalamnya terdapat gaya dan

perpindahan yang merupakan besaran-besaran vektor. Usaha merupakan

perkalian titik dari dua besaran vektor yang secara langsung menyebabkan

usaha menjadi besaran skalar.

Perkalian titik atau perkalian skalar dua vektor didefinisikan oleh

A·B = AB cos θ

Dengan θ adalah sudut antara vektor-vektor tersebut. Bila dinyatakan dalam

komponen vektor, perkalian titik adalah

A·B = AxBx + AyBy + AzBz

Usaha yang dilakukan pada sebuah partikel oleh gaya F untuk perpindahan ds

yang kecil dituliskan sebagai

dW=F.ds

Dan usaha yang dilakukan partikel untuk bergerak dari titik 1 ke titik 2 adalah

� = ∫ �. ��

Keterangan:

(36)

F: gaya (N)

s: perpindahan (m)

3. Usaha yang diakibatkan oleh beberapa gaya

Pada uraian berikut diandaikan ada beberapa gaya yang bekerja pada

benda. Pembehasan hanya difokuskan pada salah satu gaya saja. Berikut ini

empat keadaan istimewa tentang usaha yang dilakukan oleh suatu gaya, yaitu:

a. Gaya searah perpindahan (θ = 0°)

Karena cos 0º = 1, maka W = Fs

Gambar 2.3. Usaha yang dilakukan oleh gaya yang searah dengan perpindahan

b. Gaya tegak lurus perpindahan (θ = 90°)

Usaha yang dilakukan oleh gaya F vertikal terhadap benda yang bergerak

horizontal.

Karena cos 90º = 0, maka W = 0

Gambar 2.4 Usaha yang dilakukan oleh gaya yang tegak lurus dengan arah perpindahan.

F

s v

F

s v

(37)

c. Gaya berlawanan arah dengan perpindahan (θ = 180°)

Pada gambar 2.5 digambarkan usaha yang dilakukan oleh gaya yang arahnya

berlawanan dengan arah perpindahan.

Karena cos 180º = -1, maka W = -Fs

Gambar 2.5 Usaha yang dilakukan oleh gaya yang berlawanan arah dengan arah perpindahan.

d. Perpindahan sama dengan nol atau benda tetap diam (s = 0)

Gambar 2.6 Usaha yang dilakukan oleh gaya tanpa menimbulkan perpindahan.

4. Usaha oleh gaya yang berubah-ubah dan usaha oleh gaya konstan

Usaha ada yang mengandung komponen gaya yang berubah-ubah dan

mengandung usaha oleh gaya konstan.

Untuk menjelaskan tentang gaya yang berubah-ubah, dapat menggunakan

grafik gaya terhadap perpindahan seperti gambar 2.7. s

v

(38)

Gambar 2.7 Contoh grafik gaya yang berubah-ubah terhadap perpindahan.

Gambar 2.8 Contoh grafik gaya konstan terhadap perpindahan.

Dari gambar 2.8 terlihat bahwa besarnya usaha sama dengan luas daerah

di bawah grafik gaya sebagai fungsi perpindahan.

5. Usaha Total

Usaha total, yaitu usaha yang dilakukan oleh semua gaya yang bekerja

pada benda, dan dijumlahkan menurut komponen-komponen produk

skalarnya

����= ∫ � ⃗⃗⃗ . d�

F

(39)

= ∫ (� d + � d + � d )

Pada poin C, peneliti telah menyebutkan beberapa kategori PCK yang

merupakan rangkuman dari pendapat beberapa ahli. Dibawah ini merupakan

penjelasan implementasi kategori-kategori PCK tersebut pada pembelajaran

materi usaha menurut peneliti:

1. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran

Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru

tentang metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi usaha,

langkah-langkah pembelajaran hingga pengetahuan guru tentang evaluasi

pembelajaran yang tepat dalam materi usaha.

2. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran

Pengetahuan guru tentang media pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru

tentang media pembelajaran yang baik dan pengetahuan guru tentang tujuan

penggunaan media dalam pembelajaran materi usaha.

3. Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok

Di dalam silabus materi usaha terdapat beberapa bagian materi di antaranya adalah

sebagai berikut:

a. Pengertian usaha

b. Persamaan umum usaha

c. Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya

d. Usaha yang disebabkan oleh gaya konstan dan usaha yang disebabkan oleh

gaya yang berubah-ubah

(40)

Sehingga dalam kategori ini mencakup materi apa saja yang diyakini oleh guru

sebagai materi-materi pokok.

4. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian

Kategori pengetahuan guru tentang urutan penyajian ini menjelaskan bagaimana

pengetahuan guru tentang urutan penyajian materi usaha yang baik serta

alasannya.

Dalam menyajikan materi usaha urutan penyampaian materi sesuai silabus

adalah:

a. Pengertian usaha

b. Persamaan umum usaha

c. Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya

d. Usaha yang disebabkan oleh gaya konstan dan usaha yang disebabkan oleh

gaya yang berubah-ubah

e. Usaha total

5. Pengetahuan guru tentang miskonsepsi

Pengetahuan guru tentang miskonsepsi mencakup pengetahuan guru tentang

pengertian miskonsepsi, pengetahuan guru tentang cara mendeteksi miskonsepsi,

pengetahuan guru tentang materi-materi yang rawan miskonsepsi dan pengetahuan

guru tentang miskonsepsi-miskonsepsi yang pernah terjadi dalam pembelajaran

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut

Moleong (2007:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

B. Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian ini adalah dua guru fisika SMA kelas XI yang berasal dari

suatu SMA. Partisipan penelitian ini dipilih berdasarkan kesediaan guru-guru tersebut

untuk menjadi partisipan penelitian ini.

C. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus. Menurut Suparno

(2014:136) studi kasus adalah suatu penelitian yang mendetail dari suatu subyek,

keadaan, atau kejadian khusus. Jadi bahan yang diteliti hanyalah satu atau kecil

lingkupnya. Studi kasus mudah untuk dilakukan dan juga tidak perlu menggeneralisir

apapun.

(42)

Penelitian ini dilaksanakan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan

November-Desember 2016.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode observasi dan metode wawancara.

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara merekam jalannya seluruh pembelajaran

mengenai materi usaha dengan kamera video. Observasi langsung ini dilakukan

oleh peneliti untuk mendapatkan data keseluruhan proses pembelajaran yang

berlangsung di kelas.

2. Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan

teknik wawancara. Wawancara ini dilakukan dengan mewawancarai guru-guru

fisika yang menjadi partisipan dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan

setelah peneliti menganalisis hasil rekaman observasi. Daftar pertanyaan yang

diajukan saat wawancara ini berdasarkan dari hasil analisis data observasi. Dari

data hasil observasi, bagian-bagian yang kurang jelas, kurang kuat atau kurang

menyakinkan akan menjadi dasar pertanyaan yang akan diajukan kepada guru

saat wawancara.

Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin. Jenis

wawancara bebas ini adalah wawancara di mana pewawancara melakukan

wawancara dengan menggunakan pedoman beberapa garis besar pertanyaan

Wawancara ini bertujuan untuk memperjelas dan menguatkan data yang telah

(43)

F. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini proses pembelajaran dilakukan oleh subjek penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi proses pembelajaran pada kelas XI IPA

yang dilakukan dengan perekaman video. Untuk mendukung data mengenai

pembelajaran, peneliti melakukan wawancara dengan guru.

Dibawah ini merupakan pedoman analisis data.

Tabel 3.1 Pedoman analisis data

No Pembelajaran Materi Usaha Komponen yang akan diteliti 1 Pengetahuan guru tentang

metode pembelajaran

Metode pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru mengenai metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi usaha, langkah-langkah pembelajaran hingga pengetahuan guru mengenai evaluasi pembelajaran yang tepat dalam materi usaha.

2 Pengetahuan guru tentang media pembelajaran

Pengetahuan guru tentang media pembelajaran ini mencakup pengetahuan guru tentang media pembelajaran yang baik dan pengetahuan guru tentang tujuan penggunaan media dalam pembelajaran materi usaha.

3 Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok

Materi-materi dalam usaha yang tidak dianggap materi pokok oleh guru.

4 Pengetahuan guru tentang urutan penyajian yang baik

Pengetahuan guru mengenai urutan penyajian materi dalam

pembelajaran materi usaha yang baik.

(44)

G. Metode Analisis Data

Beberapa hal yang dilakukan untuk menganalisis data adalah:

1. Data Observasi berupa rekaman video

Rekaman video akan disajikan kembali dalam bentuk transkrip data yang berisi

segala sesuatu yang tampak dari hasil rekaman video dan dilengkapi dengan

hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (observer). Transkrip data dalam

bentuk tulisan yang berisi pelaksanaan belajar mengajar. Setelah itu penulis

menganalisis data yang diperoleh sesuai dengan apa yang terjadi, dialami, dan

yang terekam pada saat penelitian dengan pedoman tabel pedoman analisis data

yang disajikan pada poin instrument pengumpulan data. Analisis data ini akan

membantu penulis dalam melakukan pembahasan mengenai topik penelitian.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah peneliti selesai menganalisis rekaman video hasil

observasi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat wawancara adalah

pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah video observasi telah dianalisis.

Wawancara yang terekam dalam recorder kemudian ditranskrip dalam bentuk

rekaman ke dalam bentuk transkrip wawancara. Transkrip wawancara

kemudian dianalisis untuk mengungkapkan elemen-elemen PCK yang dimiliki

guru dalam mengajarkan materi usaha. Hasil dari analisis wawancara ini

digunakan untuk mendukung data yang diperoleh dari metode sebelumnya.

Hasil analisis dari wawancara akan memperjelas dan menguatkan apa yang

(45)

H. Tahapan Pengumpulan Data

Observasi (menggunakan video)

Analisis hasil observasi yang berupa video

Penyusunan daftar perencanaan pertanyaan

wawancara

Wawancara

(46)

BAB IV

DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Data

1. Deskripsi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di suatu Sekolah Menengah Atas Negeri di Sleman.

Penelitian dilaksanakan terhadap dua guru fisika kelas XI yang mengajar di kelas

yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di dua kelas dengan guru yang berbeda yang

mengajarkan materi yang sama yaitu materi usaha yang menjadi bagian dalam BAB

Usaha dan Energi.

Penelitian dilakukan di kelas XI dengan pertimbangan bahwa kelas XI memiliki

dua guru yang berbeda sehingga mudah dilakukan penelitian mengenai dua guru yang

mengajar dengan materi yang sama. Walaupun penelitian ini dilaksanakan di dua

kelas yang berbeda dengan dua guru yang berbeda, peneliti tidak bermaksud

membuat perbandingan namun sebagai tambahan pengetahuan peneliti mengenai

profil PCK yang dimiliki guru-guru tersebut.

Sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

observasi pendahuluan di kelas A pada tanggal 2 November 2016 dan di kelas B pada

tanggal 5 November 2016. Observasi dilakukan pada saat materi yang diajarkan

adalah elastisitas. Observasi pendahuluan ini dilaksanakan untuk mengenalkan diri

peneliti kepada siswa dan suasana kelas. Observasi dilaksanakan tanpa proses

perekaman atau pencatatan apapun namun peneliti membawa kamera untuk

(47)

Kemudian penelitian di kelas A dilakukan pada tanggal 7, 9 dan 10 November

2016. Dan penelitian di kelas B dilakukan pada tanggal 7 dan 12 November 2016.

Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa perekaman keseluruhan proses

pembelajaran dengan kamera.

Setelah proses pegambilan data di kelas, peneliti menonton video rekaman

secara berulang-ulang untuk kemudian dituliskan dalam bentuk transkrip hasil

observasi di kelas. Transkrip ini dalam bentuk langkah-langkah pembelajaran yang

terjadi di kelas. Analisis dilakukan terhadap transkrip hasil observasi di kelas. Dari

data hasil observasi, bagian-bagian yang kurang jelas, kurang kuat atau kurang

menyakinkan akan menjadi dasar pertanyaan yang akan diajukan kepada guru saat

wawancara. Proses wawancara direkam menggunakan audio recorder agar peneliti

mendapatkan informasi secara lengkap. Wawancara dengan Guru X dilakukan

sebanyak 3 kali yaitu dilaksanakan pada tanggal 1 Desember, 5 Desember dan 13

Desember 2016. Wawancara dengan Guru Y dilakukan sebanyak 3 kali yaitu

dilaksanakan pada tanggal 6 Desember, 14 Desember dan 15 Desember 2016.

2. Hasil Penelitian

Berdasarkan pengamatan peneliti selama pengambilan data dan dari rekaman

proses pembelajaran yang telah dilakukan di kelas Guru X dan Guru Y, terlihat bahwa

kedua guru ini memiliki banyak perbedaan dalam melakukan pembelajaran di kelas.

Hasil penelitian disampaikan pada bagian di bawah ini:

(48)

Data penelitian berupa transkrip rekaman video kegiatan pembelajaran dan

transkrip wawancara guru yang menjadi responden.

Dari rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru X dari

dua kali pertemuan yang membahas materi usaha, diperoleh data:

1. Pertemuan I, terpotongnya jam belajar karena kegiatan guru hanya

menginstruksikan siswa untuk membahas materi usaha secara berkelompok.

Pada pertemuan tersebut, diskusi dilanjutkan menjadi pekerjaan rumah.

2. Pertemuan II selama dua jam pelajaran, membahas tentang materi usaha

secara keseluruhan dimulai dari pengertian usaha, konsep usaha, persamaan

umum usaha, konsep gaya dan perpindahan, pengaruh sudut terhadap nilai

usaha, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah-ubah serta

usaha total.

Sedangkan data rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh

Guru Y diperoleh satu kali pertemuan. Pertemuan ini selama dua jam

pembelajaran. Dalam pembelajaran ini guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok untuk melakukan diskusi mengenai materi usaha kemudian di dalam

kelompok menjawab tugas diskusi dari guru, setelah itu guru bersama siswa

membahas hasil diskusi di depan kelas. Materi yang dibahas adalah mengenai

pengertian usaha, persamaan umum usaha, pengaruh sudut terhadap nilai usaha,

usaha oleh gaya konstan, usaha oleh gaya yang berubah-ubah, pengaruh sudut

dalam nilai usaha serta usaha total.

(49)

Transkripsi merupakan salinan rekaman wawancara yang telah dilakukan

peneliti dengan Guru X dan Guru Y. Peneliti menulis transkripsi berdasarkan apa

yang peneliti dapatkan dari mendengar berulang-ulang rekaman audio wawancara.

Transkripsi data wawancara dapat dilihat di lampiran 3 dan 4.

B. Analisis

Data penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Tindakan guru di kelas

serta pernyataan guru selama observasi dan wawancara yang termasuk ke dalam kategori

aspek-aspek PCK akan dijabarkan dan dideskripsikan dengan lengkap. Kegiatan-kegiatan

yang masuk ke dalam aspek-aspek PCK akan di kelompokkan ke dalam tiap-tiap kategori

data, setelah itu dilakukan pembahasan pada tiap kategori data. Pembahasan didasarkan

pada hasil wawancara dengan guru-guru yang menjadi responden dan teori yang ada, serta

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti. Kategori data didasarkan pada

teori-teori yang telah dikumpulkan oleh peneliti menjadi lima kategori data:

1. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran

2. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran

3. Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok

4. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian

5. Pengetahuan guru tentang miskonsepsi

Berikut ini adalah analisis dari kategori-kategori yang merepresentasikan profil

(50)

1. Pengetahuan guru tentang metode pembelajaran

a. Pengetahuan Guru X tentang metode pembelajaran

1) Pengetahuan Guru X tentang metode pembelajaran yang baik untuk

digunakan dalam pembelajaran materi usaha

Dalam penelitian ini peneliti berhasil mengungkap pengetahuan guru

tentang metode pembelajaran. Guru X meyakini bahwa metode

pembelajaran yang baik untuk mengajarkan materi usaha adalah metode

PBL. Menurut Guru X metode pembelajaran PBL adalah metode dimana

siswa mencari dan menemukan sendiri solusi untuk masalah yang ada. PBL

dipilih karena menurut guru metode ini dapat membuat siswa aktif. Hal

tersebut seperti diungkapkan guru pada wawancara di bawah ini:

Peneliti : Dalam pembelajaran usaha kemarin, metode pembelajaran apa yang digunakan oleh bapak?

Guru : Metode PBL mbak, metode Problem Based Learning

Peneliti : Metode PBL itu metode yang seperti apa pak?

Guru : Metode dimana anak mencari dan menemukan sendiri solusi untuk masalah yang ada.

Peneliti : Adakah alasan khusus mengapa metode ini dipilih untuk mengajarkan materi usaha pak?

Guru : Karena menurut saya ya ini metodenya bagus, bisa membuat anak aktif.

2) Pengetahuan Guru X tentang langkah-langkah pembelajaran

Guru X memiliki pengetahuan mengenai langkah-langkah pembelajaran

(51)

metode PBL adalah menemukan masalah, kemudian mencari sumber

belajar yang berkaitan, lalu sumber belajar tersebut untuk menganalisis

masalah yang telah ditemukan.

Guru X juga mengetahui langkah yang sulit dari metode ini sehingga guru

juga tahu cara mengatasinya. Menurut Guru X langkah yang sulit dalam

metode PBL adalah ketika langkah menemukan masalah dan cara untuk

mengatasinya adalah memastikan semua siswa memiliki sumber belajar

agar dapat membaca materi dan menemukan masalah atau bisa juga guru

yang memberikan masalah dan siwa yang menyelesaikannya. Hal tersebut

seperti pernyataan guru dalam wawancara di bawah ini.

Peneliti : Lalu pak, metode PBL ini menurut keyakinan bapak, tahap-tahapnya seperti apa?

Guru : Yang pertama ya menemukan masalah, lalu mencari sumber belajar yang berkaitan, lalu sumber belajar tersebut untuk menganalisis masalah yang telah ditemukan.

Peneliti : Dari langkah-langkah tersebut yang biasanya sulit dilakukan oleh siswa itu yang mana pak?

Guru : Yang pertama, menemukan masalah itu. Bisa menemukan masalah kan karena membaca, lalu bisa tahu yang kurang paham dimana, lalu bisa dicari tapi kalau malas membaca tidak bisa tahu masalahnya dimana lalu ya tidak bisa apa-apa.

Peneliti : Biasanya apa yang bapak lakukan untuk mengatasi hal itu?

(52)

Dalam pembelajaran, guru terlihat melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran tersebut yaitu dengan memberikan masalah kepada siswa

kemudian siswa menganalisis menurut pendapat mereka. Salah satu

peristiwa yang menunjukkan hal tersebut terjadi pada menit ke 5:13. Guru

menampilkan dua video yang berbeda di depan kelas kemudian meminta

siswa untuk menelaah perbedaan antara kedua video dan hubungannya

dengan pengertian usaha.

Gambar 4.1 Guru sedang menampilkan dua video untuk kemudian dijadikan bahan analisis oleh siswa

3) Pengetahuan Guru X tentang evaluasi pembelajaran

Menurut Guru X evaluasi pembelajaran yang tepat untuk materi usaha

adalah dalam bentuk Ulangan Akhir Semester, ulangan harian, PR, tugas

dan evaluasi pada akhir pembelajaran. Guru X meyakini bahwa soal konsep

adalah soal yang sangat bagus untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.

Oleh karena itu jika soal untuk evaluasi pembelajaran dibuat sendiri, maka

Guru X akan lebih mengutamakan untuk membuat soal-soal konseptual.

(53)

Peneliti : Pada metode PBL untuk materi usaha ini, cara evaluasinya seperti apa pak? Bentuk soal-soal yang diberikan seperti apa ya pak?

Guru : Kalau ulangan akhir kan dari Dinas, biasanya pilihan ganda mirip soal UN. Jadi isinya kebanyakan matematis, tapi kalau ulangan harian, PR, tugas itu saya buatkan sendiri saya sengaja perbanyak soal konsep.

Peneliti : Mengapa perlu diperbanyak soal konsep pak?

Guru : Karena kalau anak itu paham konsep pasti bisa mengerjakan soal seperti apapun. Tapi kalau cuma menghafal rumus kalau soalnya bervariasi jadinya bingung nggak bisa ngerjain.

Peneliti : Apakah tidak ada evaluasi pada akhir pelajaran pak?

Guru : Kalau sempat ya ada. Kalau seumpama waktu ditanya mengerti nggak semuanya diem saya yang kasih soal. Untuk ngecek pemahaman materi hari itu.

Pada akhir pembelajaran usaha, peneliti melihat bahwa Guru X

melaksanakan salah satu evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi akhir

pembelajaran. Kegiatan itu dilaksanakan pada menit ke 42:55. Guru X

memberikan soal untuk dikerjakan siswa. Soal diambil dari buku pelajaran

yang dijadikan acuan pembelajaran di kelas. Kegiatan tersebut ditampilkan

pada gambar 4.2.

(54)

b. Pengetahuan Guru Y tentang metode pembelajaran

1) Pengetahuan Guru Y tentang metode pembelajaran yang baik untuk

digunakan dalam pembelajaran materi usaha

Guru Y meyakini bahwa dengan metode pembelajaran yang

mengutamakan siswa aktif akan membuat siswa lebih mengerti dan mudah

mengingat. Oleh karena itu metode yang digunakan guru dalam

pembelajaran materi usaha adalah metode saintifik.

Menurut Guru Y metode saintifik adalah metode pembelajaran dimana

siswa menemukan sendiri pemahamannya melalui diskusi-diskusi. Dalam

metode pembelajaran ini Guru Y meyakini bahwa peran guru hanyalah

sebagai fasilitator, sedangkan yang memegang peran aktif dalam

pembelajaran adalah siswa. Hal itu diungkapkan dalam wawancara di

bawah ini:

Peneliti : Metode yang digunakan ini namanya metode apa ya pak?

Guru : Saintifik mbak

Peneliti : Metode pembelajaran saintifik itu seperti apa pak sebenarnya?

Guru : Ya seperti ini mbak, anak-anak yang menemukan sendiri pemahamannya melalui diskusi-diskusi.

Peneliti : Berarti diskusi itu masuk dalam langkah-langkah pembelajaran saintifik ya pak?

Guru : Iya mbak benar. Jadi siswa harus lebih aktif daripada guru. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja.

Peneliti : Lalu, apakah berdasarkan pengalaman metode ini cocok untuk mengajarkan materi ini?

(55)

membuat siswa lebih ingat tentang materi karena mereka yang mencari sendiri.

2) Pengetahuan Guru Y tentang langkah-langkah pembelajaran

Guru Y memiliki pengetahuan mengenai langkah-langkah pembelajaran

sesuai metode yang dilakukan. Menurut keyakinan guru langkah-langkah

pembelajaran dalam metode saintifik ini adalah terlebih dulu ada materi

yang akan dibahas, kemudian siswa membahas materi tersebut dengan cara

berdiskusi kelompok dan langkah terakhir adalah membahas hasil diskusi

dengan teman-teman lainnya dan didampingi guru.

Peneliti : Metode saintifik ini langkah-langkahnya seperti apa ya pak?

Guru : Ada materi, anak berdiskusi menemukan jawabannya sampai ketemu kalau sudah nanti dibahas bersama-sama. Pendapat yang salah bisa dibenarkan saat pembahasan.

Peneliti : Dari langkah-langkah tersebut yang biasanya sulit dilakukan oleh siswa itu yang mana Pak?

Guru : Nggak ada yang sulit ini semuanya bisa dilakukan kok.

Pada pembelajaran, peneliti melihat aktivitas yang menunjukkan bagaimana

guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran. Kegiatan tersebut

berlangsung pada menit ke 3:12 -46:08. Pada saat itu guru mengintruksikan

siswa untuk membentuk kelompok dengan teman yang duduk di bangku

terdekat. Setelah membuat berkelompok guru membagikan soal diskusi

kepada siswa yang dilaksanakan selama satu jam pelajaran, seperti

ditunjukkan pada gambar 4.3. Setelah itu pada menit ke 46:08 Guru Y dan

(56)

Gambar 4.3 Siswa melakukan diskusi kelompok membahas soal yang

diberikan guru.

Gambar 4.4 Guru Y bersama sama siswa membahas hasil diskusi

3) Pengetahuan Guru Y tentang evaluasi pembelajaran

Menurut Guru Y, evaluasi yang tepat dalam pembelajaran materi usaha ini

adalah ulangan harian, mid semester, dan ulangan akhir semester, serta PR.

Guru juga memiliki keyakinan bahwa dalam acuan dalam pembuatan soal

ataupun acuan dalam penyampaian materi Ujian Nasional. Sehingga dalam

menyampaikan materi, menyampaikan persamaan, jenis soal adalah agar

kelak dapat mengerjakan soal UN. Hal tersebut seperti terungkap dalam

(57)

Peneliti : Dalam metode saintifik ini, evaluasi pembelajaran dilakukan dengan cara apa saja ya pak?

Guru : Ulangan harian, mid, dan ulangan akhir. Kadang juga ada PR.

Peneliti : Soal-soal evaluasi tadi dalam bentuk apa ya pak?

Guru : Pilihan ganda biasanya.

Peneliti : Apakah semuanya pilihan ganda pak? Alasannya?

Guru : Ya mbak. Alasannya karena kan kalau nanti UN pilihan ganda juga, biar anak semakin terbiasa.

Peneliti : Pilihan gandanya berisi hitung-hitungan atau bagaimana pak?

Guru : Ya hitung-hitungan kebanyakan, konsep juga ada.

Peneliti : Perbandingan antara hitung-hitungan dan konsep berapa-berapa pak?

Guru : Ya kayak UN itu. Soalnya kan nanti proyeksinya untuk UN.

2. Pengetahuan guru tentang media pembelajaran

a. Pengetahuan Guru X tentang media pembelajaran

1) Pengetahuan guru tentang media pembelajaran yang baik untuk materi

usaha

Guru X meyakini bahwa media pembelajaran yang baik adalah media

pembelajaran yang membantu siswa membentuk pemahaman, bukannya

justru menimbulkan kebingungan. Media pembelajaran yang baik adalah

media pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Hal

(58)

Peneliti : Menurut bapak, media pembelajaran yang baik yang dapat digunakan dalam pembelajaran itu media yang seperti apa pak?

Guru : Media pembelajaran yang dapat membantu siswa membentuk pemahaman, bukannya justru menimbulkan kebingungan, media yang juga dapat memotivasi siswa untuk belajar.

Selain itu, guru juga berpendapat bahwa daripada media pembelajaran yang

disediakan guru, media akan lebih baik jika dibuat sendiri oleh siswa karena

siswa akan lebih memahami materi tersebut. Hal ini seperti dalam

pernyataan guru di bawah ini.

Peneliti : Pernahkah siswa membuat media pembelajaran sendiri pak?

Guru : Pernah tapi sangat sederhana sekali. Tapi bukan angkatan ini, saya lupa sekitar 2 tahun lalu.

Peneliti : Media yang sederhana tersebut dalam bentuk apa ya pak?

Guru : Media berbentuk mobil-mobilan

Peneliti : Bahan yang digunakan apa ya pak? Apakah disediakan sekolah atau anak membawa sendiri?

Guru : Dari balok kayu yag disusun, iya mbak anak membawa sendiri dari rumah namun ini pekerjaannya kelompok.

Peneliti : Baiklah pak, menurut bapak dalam penggunaan media lebih efektif mana siswa membuat sendiri atau siswa tinggal memanfaatkan media yang disediakan?

Guru : Lebih efektif yang membuat sendiri mbak, kan kalo begitu mereka akan lebih banyak belajar hasilnya lebih paham.

2) Pengetahuan guru tentang tujuan penggunaan media pembelajaran yang

digunakan dalam penyampaian materi usaha

Dalam pembelajaran yang telah dilakukan, Guru X menggunakan beberapa

video sebagai media pembelajaran. Guru X meyakini bahwa tujuan

(59)

lebih mengingat apa yang telah disampaikan. Pengetahuan tersebut

terungkap dalam wawancara di bawah ini.

Peneliti : Dalam pembelajaran kemarin bapak menggunakan beberapa video sebagai media pembelajaran untuk menjelaskan. Alasan dan tujuannya apa pak?

Guru : Tujuannya ya agar anak-anak lebih paham dan lebih tertarik. Biasanya anak akan lebih mengingat apa yang divisualkan.

Selain itu, guru juga meyakini bahwa menggunakan power point yang

ditampilkan di depan kelas akan mempermudah berjalannya pembelajaran

dalam hal presentasi hasil belajar dan sharing antar siswa. Hal tersebut

seperti diungkapkan guru pada wawancara di bawah ini.

Guru : Media yang sering digunakan kayak kemarin itu, power point yang kadang diisi video, gambar lalu ditampilkan di depan kelas.

Peneliti : Tujuan penggunaan LCD tersebut apa pak?

Guru : Agar mempermudah siswa dalam presentasi hasil belajar dan bisa sharing dengan teman-temannya juga.

Peneliti : Apakah kegiatan sharing menggunakan media tersebut efektif dalam pembelajaran pak?

Guru : Tentu saja, kan kalau ditampilkan di depan semua bisa mudah lihat jadi lebih mudah mengerti.

b. Pengetahuan Guru Y tentang media pembelajaran

1) Pengetahuan guru tentang media pembelajaran yang baik untuk materi

usaha

Media pembelajaran yang baik sesuai pengetahuan guru adalah media

pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam membentuk pemahaman

(60)

mudah tersampaikan dan dipahami sehingga akan membuat siswa mudah

mengingatnya. Pemilihan media pembelajaran juga harus sesuai dengan

konteks materi. Seperti yang diungkapkan oleh guru dalam wawancara di

bawah ini.

Peneliti : Media pembelajaran kan banyak jenisnya ya pak. Pemilihan media pembelajaran yang tepat itu berdasarkan apa pak?

Guru : Ya berdasarkan materi yang diajarkan mbak.

Peneliti : Menurut bapak, media pembelajaran yang baik yang dapat digunakan dalam pembelajaran itu media yang seperti apa pak?

Guru : Ya media yang dapat membantu siswa lebih memahami materi.

Peneliti : Kemudian, menurut bapak, apakah penggunaan media dalam pembelajaran ini cukup efektif pak?

Guru : Iya, tentu saja. Karena kalau menggunakan media, maksud dari pembelajaran mudah tersampaikan dan juga anak jadi lebih mudah memahami dan akan diingat oleh siswa.

2) Pengetahuan guru tentang tujuan penggunaan media pembelajaran yang

digunakan dalam penyampaian materi usaha

Dalam pembelajaran yang telah berlangsung, Guru Y menggunakan

beberapa media pembelajaran. Media-media pembelajaran yang digunakan

adalah materi yang disajikan dalam power point, dan beberapa video yang

ditampilkan oleh guru di depan kelas seperti dilihat dalam gambar 10.

Menurut keyakinan Guru Y, penggunaan power point adalah dengan tujuan

mempermudah penyampaian materi oleh guru. Dan penggunaan

video-video adalah bertujuan untuk membuat siswa tertarik untuk mempelajari

materi yang diajarkan. Hal-hal tersebut sesuai dengan pernyataan Guru Y

(61)

Peneliti : Media pembelajaran yang sering digunakan bapak dalam pembelajaran apa saja ya pak?

Guru : Ya LCD itu setiap pembelajaran digunakan.

Peneliti : Tujuan penggunaannya pak?

Guru : Ya agar lebih mudah dalam penyampaian materi.

Peneliti : Penyampaian materi dari guru pak?

Guru : Iya dari guru.

Peneliti : Bapak, dalam pembelajaran ini, bapak menggunakan beberapa video sebagai media pembelajaran. Maksud dan tujuannya apa ya pak?

Guru : Ya tujuannya jelas untuk membuat anak lebih tertarik mbak, kalau anak tertarik dengan pembelajarannya anak akan menyerap banyak informasi dari materi yang diajarkan, kan anak sekarang lebih mudah memahami apapun dalam bentuk visual mbak.

Gambar 4.5 Guru menampilkan video pertandingan tarik tambang.

3. Pengetahuan guru tentang materi-materi pokok

a. Pengetahuan Guru X tentang materi-materi pokok

Menurut pengetahuan Guru X, materi-materi pokok dalam materi usaha adalah

pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang disebabkan oleh

beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang

(62)

tersebutlah yang disampaikan secara mendetail di dalam kelas. Hal itu juga

diperkuat oleh hasil wawancara peneliti dengan guru di bawah ini.

Peneliti : Selanjutnya dalam pembelajaran materi usaha, sebenarnya materi apa saja yang menjadi materi utama atau pokok pak?

Guru : Ya yang di buku itu mbak tentang pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha total.

Peneliti : Menurut hasil pengamatan saya dalam pembelajaran kemarin, materi yang bapak sampaikan itu, mulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha yang disebabkan oleh beberapa arah gaya, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah ubah dan terakhir usaha total. Apakah berarti materi-materi itu memang yang penting pak?

Guru : Iya mbak benar, seperti yang di buku. Itu kan sudah seperti di silabus.

b. Pengetahuan Guru Y tentang materi-materi pokok

Menurut pengetahuan Guru Y, materi-materi pokok dalam materi usaha adalah

mengenai pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha oleh gaya yang

berubah-ubah dan usaha oleh gaya konstan serta usaha total. Hal itu dapat

dilihat dari rekaman video yang menampilkan guru menyampaikan tiga materi

tersebut di kelas. Menurut pengetahuan guru, materi usaha total termasuk

materi yang sangat mudah dipelajari sendiri oleh siswa tanpa harus dijelaskan

oleh guru. Oleh sebab itu materi tersebut tidak disampaikan walaupun termasuk

materi pokok. Hal itu sesuai dengan pernyataan guru dalam wawancara yang di

bawah ini.

Peneliti : Dalam pembelajaran materi usaha, sebenarnya materi apa saja yang menjadi materi utama pak?

(63)

Peneliti : Menurut hasil pengamatan saya dalam pembelajaran kemarin, materi yang bapak sampaikan itu, mulai dari pengertian usaha, persamaan umum usaha, usaha oleh gaya konstan dan usaha oleh gaya yang berubah-ubah. Apakah berarti materi-materi itu memang yang penting pak?

Guru : Ya jelas mbak, kan itu yang memang jadi inti dari materi usaha.

Peneliti : Kemudian saya juga mengamati selama pembelajaran mengenai usaha kemarin, bapak tidak menyampaikan mengenai usaha total. Adakah alasannya pak kenapa seperti itu?

Guru : Kan itu paling mudah, nggak usah dibahas anak pasti bisa baca sendiri pahami sendiri. Yang perlu dibahas itu kalau anak baca sendiri masih ada kemungkinan nggak ngerti. Itu kan materi paling terakhir dari materi usaha dan memang paling mudah.

4. Pengetahuan guru tentang urutan penyajian yang baik

a. Pengetahuan Guru X tentang urutan penyajian

Guru X meyakini bahwa urutan penyajian yang baik dalam penyampaian materi

usaha adalah:

1) Pengertian usaha

2) Persamaan umum usaha

3) Usaha yang diakibatkan oleh beberapa arah gaya

4) Usaha yang disebabkan gaya konstan dan gaya yang berubah-ubah

5) Usaha total

Penyampaian tersebut dikarenakan menurut pengetahuan guru, urutan

penyajian seperti itu akan membantu siswa lebih mudah penyampaian materi

selanjutnya. Hal ini seperti dengan pernyataan guru dalam wawancara di bawah

(64)

Guru : Itu urutannya sudah seperti di buku seperti silabus. Karena yang awal itu akan menjadi dasar yang selanjutnya jadi harus seperti itu.

Dalam pembelajaran, urutan penyajian tersebut dibuktikan oleh kegiatan guru

di bawah ini:

1) Pengertian usaha disampaikan Guru X pada 9 November 2016 menit ke

6:22. Dalam penyampaiannya guru membandingkan dua video yang

ditampilkan. Dari perbedaan tersebut guru mengajak siswa menyimpulkan

apa pengertian usaha. Kegiatan tersebut ditunjukkan oleh Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Guru menampilkan dua video yang berbeda.

2) Persamaan umum usaha disampaikan oleh Guru X pada 9 November 2016

menit ke 10:30. Kegiatan tersebut nampak pada gambar 4.7 di bawah ini.

Gambar

Tabel 4.1 Profil PCK guru …………………………………………………...……...... 62
Gambar 4.13 Guru menggambar dua grafik …………………………………………… 52
Gambar 2.1. Diagram Venn tentang PCK
Gambar 2.2. Pemetaan materi usaha
+7

Referensi

Dokumen terkait

juga belum saatnya dipahami oleh peserta didik karena merupakan materi di tingkat lanjut (SMA). Semua guru cenderung memilih metode pembelajaran yang sama yaitu

 guru menyajikan demonstrasi dengan teknik bertanya yang tepat.  semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada posisi yang baik, hingga semua siswa dapat

1) Salah seorang mahasiswa praktikan bertindak sebagai guru model melaksanakan pembelajaran sesuai rancangan/skenario yang telah dibuat bersama. 2) Sementara guru model

1) Salah seorang mahasiswa praktikan bertindak sebagai guru model melaksanakan pembelajaran sesuai rancangan/skenario yang telah dibuat bersama. 2) Sementara guru model

Hasil Penelitian didapatkan bahwa dari 4 indikator kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran, tiga indicator terlihat menunjukkan guru memiliki pemahaman

Dalam penyusunan media pembelajaran harus memerhatikan beberapa komponen di atas, sehingga media pembelajaran tersebut menjadi tepat sasaran, mudah digunakan, tidak mubajir, memudahkan

praktis untuk digunakan dan termasuk dalam katagori sangat baik sebagai media pembelajaran.10 Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang berfokus pada pengembangan bahan

Technological Pedagogical Content Knowledge TPACK atau pengetahuan teknologi pedagogik dan konten adalah pengetahuan mengenai cara menggunakan teknologi yang tepat sebagai suatu