• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 3 Cawas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 3 Cawas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw."

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW Yoga Dharmawan

Universitas Sanata Dharma 2016

ABSTRAK

Masalah yang ditemukan di kelas IV SDN 3 Cawas adalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Tujuan dari penelitian ini adalah a) mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; b) meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS; c) meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SDN 3 Cawas tahun pelajaran 2015/2016. Objek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kelas IV kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan tes. Instrumen yang digunakan berupa teknik non tes dengan lembar pengamatan dan teknik tes dengan soal pilihan ganda. Analisis data menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan 1) upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dengan langkah-langkah a) pembagian kelompok; b) penyampaian materi; c) diskusi di kelompok ahli; d) sharing di kelompok asal; e) evaluasi individual; 2) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan persentase jumlah siswa yang berkeaktifan tinggi dari kondisi awal 0%, menjadi 48% pada siklus 1, dan menjadi 70% pada siklus 2; 3) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan siswa, dari kondisi awal nilai rata-rata kelas 63,82 dengan persentase ketuntasan 41,18%, menjadi 66,52 dengan persentase ketuntasan 52,17% pada siklus 1, dan menjadi 76,96 dengan persentase ketuntasan 86,96 % pada siklus 2.

(2)

INCREASED ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF IPS IN 4 GRADE CAWAS 3 KLATEN ELEMENTARY SCHOOL USING COOPERATIVE LEARNING

JIGSAW MODEL Yoga Dharmawan Sanata Dharma University

2016 ABSTRACT

The problems found in 4th grade at SDN 3 Cawas were the low activity and student achievement in social studies learning. The purpose of this study were: a) describe the efforts to increase the students activity danthe students achievement using cooperative learning model jigsaw; b) enhance the activity of students in social studies learning; c) improve the student achievement in social studies learning.

This research was a classroom action research conducted by two cycles. The subjects of this research was the students of 4th grade at SDN 3 Cawas with the school year 2015/2016. The object of this study was the activity and learning achievement of students in social studies of 4th grade at SDN 3 Cawas with the basis of competence "Knowing the importance of cooperatives in improving the welfare of the community". The data collection was done by interview, observation and tests. This research use the form of non-test techniques with observation sheets and technical tests with multiple choice questions as the instruments. And analysis of data used qualitative and quantitative techniques.

The results showed that 1) the efforts to enhance the activity and student achievement in social studies was used the cooperative learning model jigsaw with steps a) division of the group; b) delivery of material; c) expert group of discussions; d) sharing in the home group; e) individual evaluation; 2) the used of cooperative learning model jigsaw can improve students learning activeness. This was showed by the increase in the percentage of students activity was higher than the initial conditions, it from 0% to 48% in cycle 1, and to 70% in cycle 2; 3) the use of cooperative learning model jigsaw can improve the student achievement. This was showed by the increase of the average mark of the class and the percentage of completeness of students, from the initial conditions of the class average mark was 63.82 with the percentage of completeness 41.18%, to 66.52 with the percentage of completeness 52.17% in cycle 1, and be a percentage of completeness 76.96 with 86.96% in cycle 2.

(3)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Yoga Dharmawan

NIM: 091134010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Yoga Dharmawan

NIM: 091134010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)

ii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Oleh:

Yoga Dharmawan

NIM: 091134010

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Drs. YB. Adimassana, M.A. Tanggal, 11 Agustus 2016

(6)

iii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Yoga Dharmawan

NIM: 091134010

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 31 Agustus 2016

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ...

Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ...

Anggota 1 : Drs. YB. Adimassana, M.A. ...

Anggota 2 : Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum. ...

Anggota 3 : Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. ...

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Hasil karyaku ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya padaku

2. Bapak, ibu dan adikku tercinta yang sudah memberikan semangat dan doa

3. Teman-teman PGSD USD kelas A angkatan 2009 yang selalu memberikan

semangat dan dukungan

(8)

v

MOTTO

“Jangan menunggu hingga hari esok karena itu masih misteri”

(Anonim)

“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya

didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya”

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Penulis

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yoga Dharmawan NIM : 091134010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 31 Agustus 2016

Yang Menyatakan

(11)

viii

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Yoga Dharmawan

Universitas Sanata Dharma 2016

ABSTRAK

Masalah yang ditemukan di kelas IV SDN 3 Cawas adalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Tujuan dari penelitian ini adalah a) mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; b) meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS; c) meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SDN 3 Cawas tahun pelajaran 2015/2016. Objek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS kelas IV kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan tes. Instrumen yang digunakan berupa teknik non tes dengan lembar pengamatan dan teknik tes dengan soal pilihan ganda. Analisis data menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan 1) upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan langkah-langkah a) pembagian kelompok; b) penyampaian materi; c) diskusi di kelompok ahli; d) sharing di kelompok asal; e) evaluasi individual; 2) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan persentase jumlah siswa yang berkeaktifan tinggi dari kondisi awal 0%, menjadi 48% pada siklus 1, dan menjadi 70% pada siklus 2; 3) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan siswa, dari kondisi awal nilai rata-rata kelas 63,82 dengan persentase ketuntasan 41,18%, menjadi 66,52 dengan persentase ketuntasan 52,17% pada siklus 1, dan menjadi 76,96 dengan persentase ketuntasan 86,96 % pada siklus 2.

(12)

ix

INCREASED ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT OF IPS IN 4th GRADE CAWAS 3 KLATEN ELEMENTARY SCHOOL USING

COOPERATIVE LEARNING JIGSAW MODEL Yoga Dharmawan

Sanata Dharma University 2016

ABSTRACT

The problems found in 4th grade at SDN 3 Cawas were the low activity and student achievement in social studies learning. The purpose of this study were: a) describe the efforts to increase the students activity danthe students achievement using cooperative learning model jigsaw; b) enhance the activity of students in social studies learning; c) improve the student achievement in social studies learning.

This research was a classroom action research conducted by two cycles. The subjects of this research was the students of 4th grade at SDN 3 Cawas with the school year 2015/2016. The object of this study was the activity and learning achievement of students in social studies of 4th grade at SDN 3 Cawas with the basis of competence "Knowing the importance of cooperatives in improving the welfare of the community". The data collection was done by interview, observation and tests. This research use the form of non-test techniques with observation sheets and technical tests with multiple choice questions as the instruments. And analysis of data used qualitative and quantitative techniques.

The results showed that 1) the efforts to enhance the activity and student achievement in social studies was used the cooperative learning model jigsaw with steps a) division of the group; b) delivery of material; c) expert group of discussions; d) sharing in the home group; e) individual evaluation; 2) the used of cooperative learning model jigsaw can improve students learning activeness. This was showed by the increase in the percentage of students activity was higher than the initial conditions, it from 0% to 48% in cycle 1, and to 70% in cycle 2; 3) the use of cooperative learning model jigsaw can improve the student achievement. This was showed by the increase of the average mark of the class and the percentage of completeness of students, from the initial conditions of the class average mark was 63.82 with the percentage of completeness 41.18%, to 66.52 with the percentage of completeness 52.17% in cycle 1, and be a percentage of completeness 76.96 with 86.96% in cycle 2.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 3 CAWAS

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 4. Drs. YB. Adimassana, M.A., dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, masukan yang sangat bermanfaat dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

5. Eny Riyanti, S.Pd., Kepala Sekolah SDN 3 Cawas yang telah memberikan dukungan serta ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SDN 3 Cawas.

6. Jumadi, S.Pd.SD., guru mata pelajaran IPS kelas IV SDN 3 Cawas yang telah bekerja sama serta memberikan waktu dan tenaganya

(14)

xi

10.Teman-teman PGSD USD kelas A angkatan 2009 yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

11.Sekretariat PGSD yang selalu membantu dalam hal administrasi dan segala keperluan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.

(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Definisi Operasional ... 5

BAB IILANDASAN TEORI ... 7

A. Kajian Pustaka... 7

1. Keaktifan Belajar ... 7

2. Prestasi Belajar ... 10

3. Pembelajaran Kooperatif ... 13

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 17

5. Hakikat IPS ... 20

B. Materi yang Diteliti ... 22

C. Penelitian Relevan ... 23

(16)

xiii

E. Hipotesis Tindakan ... 26

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Setting Penelitian ... 28

C. Desain Penelitan ... 30

D. Instrumen Penelitian ... 37

E. Analisis Data ... 44

F. Indikator Keberhasilan ... 45

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

1. Pra Siklus ... 47

2. Siklus 1 ... 49

3. Siklus 2 ... 54

B. Pembahasan ... 59

1. Upaya Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa ... 59

2. Peningkatan Keaktifan ... 60

3. Peningkatan Prestasi Belajar ... 61

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Keterbatasan Penelitian ... 66

C. Saran ... 67

DAFTAR REFERENSI ... 68

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Jadwal Penelitian ... 29

Tabel 2 : Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ... 39

Tabel 3 : Kriteria Penilaian Keaktifan siswa ... 39

Tabel 4 : Kisi-kisi Soal Siklus 1 ... 41

Tabel 5 : Kisi-kisi Soal Siklus 2 ... 41

Tabel 6 : Hasil Validasi Soal... 43

Tabel 7 : Kriteria Reliabilitas Item Tes ... 43

Tabel 8 : Kriteria Keberhasilan Penelitian ... 46

Tabel 9 : Nilai Keaktifan Belajar Siswa pada Pra Siklus ... 48

Tabel 10 : Daftar Nilai Ulangan IPS Kelas IV Semester 2 SDN 3 Cawas ... 49

Tabel 11 : Peningkatan Keaktifan Siswa pada Siklus 1 ... 52

Tabel 12 : Data Nilai Tes Tertulis pada Siklus 1 ... 53

Tabel 13 : Peningkatan Keaktifan Siswa pada Siklus 2 ... 57

Tabel 14 : Data Nilai Tes Tertulis pada Siklus 2 ... 58

Tabel 15 : Persentase Jumlah Siswa yang Berkeaktifan Tinggi ... 60

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1Silabus Pembelajaran ... 71

Lampiran 2RPP Siklus 1 ... 73

Lampiran 3RPP Siklus 2 ... 78

Lampiran 4Materi Pembelajaran Siklus 1 ... 83

Lampiran 5Soal Diskusi dan Kunci Jawaban ... 89

Lampiran 6Hasil Diskusi Siswa Siklus 1 dan 2 ... 96

Lampiran 7Kisi-Kisi Soal Siklus 1 ... 98

Lampiran 8Soal Pilihan Ganda dan Kunci Jawaban Siklus 1 ... 99

Lampiran 9Hasil Jawaban Siswa Siklus 1 ... 104

Lampiran 10Materi Pembelajaran Siklus 2 ... 108

Lampiran 11Kisi-Kisi Soal Siklus 2 ... 115

Lampiran 12Soal Pilihan Ganda dan Kunci Jawaban Siklus 2 ... 116

Lampiran 13Hasil Jawaban Siswa Siklus 2 ... 122

Lampiran 14Lembar Pengamatan Penilaian Keaktifan Siswa ... 127

Lampiran 15Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa ... 128

Lampiran 16Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa... 129

Lampiran 17Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Instrumen Tes ... 134

Lampiran 18Hasil Analisis SPSS Uji Reliabiltas Instrumen Tes ... 138

Lampiran 19Foto Penelitian ... 139

Lampiran 20Surat Ijin Penelitian ... 141

Lampiran 21Surat Keterangan Penelitian... 142

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu dari lima mata pelajaran pokok

yang dipelajari oleh siswa. Pembelajaran IPS identik dengan materi sosial dan

bersifat hafalan. Konsep IPS yang dipelajari oleh siswa merupakan ragam

fenomena sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari IPS

siswa belajar tentang kepekaan terhadap suatu masalah sosial di lingkungannya,

diantaranya siswa mampu menumbuhkembangkan cara berfikir, berperilaku dan

bersikap aktif dalam individu, masyarakat dan negara. IPS juga mengajarkan

kepada siswa tentang kepekaan terhadap sesuatu masalah sosial yang terjadi di

lingkungannya. Melihat tuntutan tersebut maka seorang pendidik sebaiknya

memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan, penggunaan alat peraga

yang sesuai dengan materi, serta mampu memotivasi siswa untuk terlibat aktif

dalam kegiatan pembelajaran IPS sehingga hasil yang diperoleh dapat optimal.

Kenyataan yang terjadi di lapangan berbeda dengan apa yang diharapkan

peneliti yaitu siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dan hasil prestasi siswa

yang baik. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap guru

kelas IV SDN 3 Cawas ditemukan bahwa siswa tidak terlibat aktif dalam

pembelajaran. Hal ini terbukti ketika guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok. Terdapat sebagian siswa yang bermain dan tidak ikut mengerjakan soal

yang diberikan oleh guru sehingga kondisi kelas menjadi tidak kondusif untuk

(21)

menyulitkan guru untuk membuat kelompok yang heterogen. Siswa juga memiliki

sikap yang pasif ketika guru menjelaskan materi ajar. Hal ini berdampak pada

tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sedang diajarkan terutama pada

pembelajaran IPS.

Sekolah telah menyediakan beberapa media pembelajaran IPS yang bertujuan

meningkatkan keaktifan siswa, di antaranya gambar-gambar fenomena sosial, bola

dunia dan peta namun media tersebut tidak digunakan secara optimal oleh guru.

Pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi salah satu penyebab kurangnya keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Berdasarkan

dari hasil observasi di kelas, pembelajaran masih cenderung dengan metode

ceramah dan penugasan sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran.

Selain itu, guru lebih fokus terhadap siswa yang terlihat aktif dalam merespon

dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran

seringkali didominasi dengan kegiatan siswa mencatat materi bukan diisi dengan

kegiatan yang melibatkan peran aktif siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Selain keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS, peneliti juga melakukan studi

dokumen terkait nilai siswa pada mata pelajaran IPS tahun ajaran 2014/2015 pada

kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat”, yaitu terdapat 58,82% siswa memperoleh nilai di

bawah KKM dan 41,18% siswa memperoleh nilai di atas KKM, dengan standar

KKM 70. Melihat kondisi tersebut, nampak jelas bahwa rendahnya keaktifan

siswa dan prestasi belajar dalam pembelajaran IPS.

Guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal maka perlu dilakukan

(22)

siswa salah satu diantaranya dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dapat mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam berkomunikasi dan berdiskusi di dalam kelas.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dengan membagi siswa menjadi kelompok asal dan kelompok

ahli, yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan heterogen dari setiap

anggota kelompok, setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk

mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan

materi kepada anggota kelompok lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat

Aronson, Wilson, dan Akert (dalam Jacobsen, 2009:236) bahwa pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu jenis pembelajaran koperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelidiki suatu

topik pada hakikatnya merupakan metode pembelajaran kooperatif yang berpusat

pada siswa.

Berdasarkan masalah yang ditemukan oleh peneliti, peneliti menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dibatasi pada mata pelajaran IPS dengan

standar kompetensi “Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan

kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi” dan kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

(23)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas

IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016 menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran

2015/2016?

3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kompetensi

dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran IPS Kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3

Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran

(24)

3. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kompetensi

dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman dan wawasan baru dalam menerapkan

pembelajaran yang inovatif bagi siswa, khususnya menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Bagi Siswa

Siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran IPS.

3. Bagi Guru

Guru dapat meningkatkan dan menambah daya kreatifitas serta

pengalaman dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

4. Bagi Sekolah

Penelitian tindakan kelas ini dapat digunakan untuk menambah satu

bacaan bagi guru-guru sebagai contoh penelitian tindakan kelas yang dapat

meningkatkan kekatifan dan prestasi belajar siswa.

E. Definisi Operasional

1. Keaktifan belajar adalah dorongan dari dalam diri siswa untuk melakukan

segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran atas inisiatif

(25)

2. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dan didapat oleh seseorang

setelah melakukan kegiatan tertentu dengan usahanya sendiri.

3. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajaran dalam kelompok kecil (asal dan ahli) dengan memberikan tanggung jawab pada setiap anak.

4. Siswa SD adalah siswa SDN 3 Cawas kelas IV semester genap tahun

pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 23 siswa.

5. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu yang

mempelajari gejala masalah sosial, ragam fenomena, kehidupan sosial

dalam lingkungan masyarakat luas yang memuat aspek-aspek budaya,

(26)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan Belajar

Keaktifan berasal dari kata dasar aktif dan mendapat imbuhan ke dan

-an. Aktif sendiri berarti giat (bekerja, berusaha), sedangkan keaktifan berarti

kegiatan, kesibukan (Poerwadarminta, 1984:26). Dalam penelitian ini yang

dimaksudkan dengan keaktifan ialah keaktifan belajar siswa. Dimyati dan

Mudjiono (1999:44-51) menyatakan bahwa keaktifan adalah “Dimana anak

mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan

aspirasinya sendiri”. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak

bisa dilimpahkan kepada orang lain, belajar hanya mungkin terjadi apabila anak

aktif mengalami sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa keaktifan

adalah melakukan segala sesuatu dengan inisiatif sendiri tanpa perintah dari orang

lain.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dirangsang dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk berfikir

kritis dan serta dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan

(27)

siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Martinis,

2007:84) faktor-faktor tersebut diantaranya:

1) Memberikan dorongan atau menarik perhatian siswa, sehingga

mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa).

3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.

4) Memberikan stimulus (masalah topik dan konsep yang akan

dipelajari).

5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

7) Memberi umpan balik (feed back)

8) Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga

kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran.

c. Indikator Keaktifan Belajar Siswa

Menurut Erna (2009), keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari:

1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

2) Kerjasamanya dalam kelompok

3) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok

ahli

4) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok

asal

(28)

kelompok

6) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat

7) Memberi gagasan yang cemerlang

8) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang

9) Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain

10)Memanfaatkan potensi anggota kelompok

11)Saling membantu dan menyelesaikan masalah

Sedangkan Dierich (dalam Hamalik, 2008:172) menyatakan bahwa

aktivitas siswa berdasarkan jenis aktivitasnya dalam proses pembelajaran adalah

sebagai berikut:

1) Kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca, memperhatikan gambar, mengamati demonstrasi atau mengamati pekerjaan orang

lain.

2) Kegiatan lisan (oral activities), yaitu kemampuan menyatakan, merumuskan, diskusi, bertanya atau interupsi.

3) Kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu mendengarkan penyajian bahan, diskusi atau mendengarkan percakapan.

4) Kegiatan menulis (writing activities), yaitu menulis cerita, mengerjakan soal, menyusun laporan atau mengisi angket.

5) Kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu melukis, membuat grafik, pola, atau gambar.

6) Kegiatan emosional (emotional activities), yaitu menaruh minat, memiliki kesenangan atau berani.

(29)

memilih alat-alat atau membuat model.

8) Kegiatan mental (mental activities), yaitu mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan atau membuat

keputusan.

Berdasar pendapat ahli di atas, peneliti mengambil 4 poin ringkasan

yang dapat dijadikan sebagai indikator keaktifan belajar siswa, yaitu:

1) Fokus siswa terhadap materi pembelajaran: Indikator ini mencakup

kegiatan visual, mendengarkan, dan emosional.

2) Kerjasama kelompok: Indikator ini mencakup kegiatan lisan,

menulis, motorik, dan mental.

3) Kemampuan menyampaikan pendapat: mencakup kegiatan lisan,

emosional, dan mental.

4) Menghargai pendapat teman: Indikator ini mencakup kegiatan

emosional dan mental.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar

Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2009:2), belajar adalah perubahan

disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan

disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang

secara ilmiah. Suprijono (2009:3) menjelaskan bahwa belajar dalam idealism

berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.

Reber (dalam Suprijono, 2009:3) mendeskripsikan bahwa belajar adalah “the process of acquiring knowledge”, belajar adalah proses mendapatkan

(30)

hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya kepribadian

seutuhnya. Imron (1996:3) menjelaskan belajar adalah suatu perubahan tingkah

laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah

pengalaman. Belajar menurut Hintzman (dalam Syah, 1995:89) merupakan a change in organism due to experience which can affect the organism's behavior.

Yang artinya belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri

organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jika Hintzman dalam

penjelasannya mengenai belajar masih menggunakan kata perubahan dan tingkah

laku, berbeda dengan Biggs. Biggs (dalam Syah, 1995:90-91) mendefinisikan

belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan

institusional; dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut

jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan

kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.

Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi

yang dikuasai siswa. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar

dipandang sebagai proses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa

atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan

siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya,

semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa

yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. Adapun pengertian belajar secara

kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan

(31)

Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir

dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan

nanti dihadapi siswa. Berdasarkan uraian para ahli di atas mengenai belajar, maka

belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah laku seseorang sebagai

hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses

kognitif.

Berdasarkan uraian di atas mengenai prestasi dan belajar, maka dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari penguasaan pengetahuan

atau keterampilan yang diperoleh seseorang atau individu yang dapat diukur dan

dinilai yang mana hasilnya berupa angka atau pernyataan. Angka atau pernyataan

itulah yang dapat dijadikan pengukur prestasi belajar siswa.

b. Prestasi Belajar

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008:895), prestasi merupakan

hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Sedangkan

Winkel (1984:162) mengemukakan prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan

usaha yang telah dicapai. Mahmud (1990:84-87) berpendapat bahwa prestasi

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) Faktor Internal, seperti motivasi dan keyakinan.

a) N. Ach (Need for Achievement) adalah suatu dorongan atau motif untuk berprestasi dalam hal tertentu.

b) Takut gagal, perasaan ini muncul ketika siswa akan

menghadapi ujian. Perasaan yang cemas dan gugup akan

(32)

sulit. Dengan demikian perasaan seperti ini sebaiknya dihindari

agar dapat memperoleh hasil yang maksimal.

c) Takut sukses, Seseorang yang mempunyai perasaan takut

sukses akan menyebabkan orang itu tidak mau berusaha untuk

melakukan hal terbaik demi keberhasilannya

2) Faktor Eksternal seperti kesempatan

Kesempatan ini dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan

yang mendukung dapat memotivasi seseorang untuk

mengembangkan apa yang ada dalam dirinya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

hasil yang telah dicapai dan didapat oleh seseorang setelah melakukan kegiatan

tertentu dengan usahanya sendiri. Pencapaian prestasi belajar dipengaruhi oleh

motivasi dari dalam diri seseorang dan lingkungan di sekitarnya.

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Sugiyanto (2010:37) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif

adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil

siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai

tujuan belajar. Suprijono (2009:54) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif

adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk

bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Slavin

(dalam Solihatin, 2007:4) berpendapat bahwa Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

(33)

struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Rusman (2010:202) menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Secara umum dalam

pembelajaran kooperatif guru dianggap sebagai fasilitator, dimana guru yang

menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan informasi dan

bahan panduan yang dapat mengarahkan dan membantu siswa dalam

menyelesaikan masalah yang dikaji.

b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Roger dan Johnson (dalam Suprijono, 2009:58-61) berpendapat bahwa

ada lima unsur model pembelajaran kooperatif adalah:

1) Saling ketergantungan positif

Unsur ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada

dua pertanggungjawaban kelompok, yaitu mempelajari materi ajar

yang ditugaskan kepada kelompok, menjamin semua anggota

kelompok mempelajari bahan yang ditugaskan oleh guru.

2) Tanggung jawab perseorangan

Tanggung jawab perseorangan dapat dinilai setelah mengikuti

kelompok belajar bersama, yaitu setiap anggota kelompok harus

dapat menyelesaikan tugas yang sama.

3) Interaksi promotif

Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling

(34)

membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan

sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih

efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam

merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta

meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang

dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk keberhasilan

bersama.

4) Komunikasi antar anggota

Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam mencapai

tujuan, peserta didik harus saling mengenal dan mempercayai,

mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling

menerima dan saling mendukung, dan mampu menyelesaikan

konflik secara konstruktif.

5) Pemrosesan kelompok

Pemrosesan diartikan sebagi kegiatan menilai. Melalui pemrosesan

kelompok, dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan

kelompok dan kegiatan dari setiap anggota kelompok. Tujuan

pemrosesan kelompok yaitu meningkatkan efektivitas anggota

dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk

mencapai tujuan kelompok. Terdapat dua tingkat pemrosesan, yaitu

pemrosesan kelompok kecil dan pemrosesan kelas secara

(35)

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Johnson dan Johnson (dalam Trianto, 2009:57) menyatakan bahwa

tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk

meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun

kelompok. Suprijono (2009:59) berpendapat bahwa tujuan pembelajaran

kooperatif adalah membentuk suatu kelompok menjadi pribadi yang kuat.

Berdasarkan dari teori yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang dimana siswa dibagi menjadi kelompok

kecil, yang saling bekerja sama dalam berdiskusi untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

d. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rumini dkk (1995:12) menyatakan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan,

yaitu diantaranya:

1) Team Game Tournament (TGT)

Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk saling membantu

dalam memahami materi dan mengerjakan tugas sebagai sebuah

kelompok dan dipadu dengan kompetensi antar anggota dalam

bentuk permainan.

2) Student Team Achievement Division (STAD)

Siswa berada dalam kelompok kecil dan menggunakan lembaran

kerja untuk menguasai suatu materi pelajaran. Mereka saling

(36)

3) Jigsaw

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang bersifat

heterogen. Bahan pelajaran dibagi-bagi dalam setiap anggota

kelompok dan mereka mempelajari materi yang sama berkumpul

untuk berdiskusi materi yang sama, berkumpul untuk berdiskusi

dan kembali ke kelompok semula untuk mempelajari materi yang

telah mereka kuasai kepada anggota kelompoknya.

4) Group investigation (GI)

Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menanggapi berbagai

macam proyek kelas. Setiap kelompok membagi topic menjadi sub

topic- sub topic, kemudian setiap anggota kelompok menggunakan

kegiatan meneliti untuk mencapai tujuan kelompoknya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok

kecil. Setiap kelompok terdiri atas 4-6 siswa dan guru sebagai fasilitator untuk

mengarahkan siswa serta memaksimalkan proses belajar demi mencapai tujuan

belajar.

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Aronson, Wilson, dan Akert (dalam Jacobsen, 2009:236) berpendapat

bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu jenis pembelajaran koperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok

kecil untuk menyelidiki suatu topik pada hakikatnya merupakan metode

(37)

tanggung jawab besar dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator dan

motivator.

Suyatno (2009:53) menyatakan bahwa tipe jigsaw termasuk pembelajaran kooperatif dengan sintak seperti berikut 1) pengarahan; 2) informasi

bahan ajar; 3) buat kelompok heterogen; 4) berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri

dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok; 5) tiap

anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, bahan belajar tiap

kelompok adalah sama; 6) buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama

sehingga terjadi kerjasama dan diskusi; 7) kembali ke kelompok asal, pelaksana

tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli; 8) penyimpulan dan

evaluasi, refleksi.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Tipe jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Aroson dan diadopsi oleh Slavin. Slavin (dalam Trianto, 2009:73) menjelaskan bahwa

langkah-langkah pembelajaran jigsaw sebagai berikut:

1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok, masing-masing anggota

kelompok 5-6 orang.

2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang

telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.

3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya.

4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang

sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk

(38)

5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya

bertugas mengajar teman-temannya.

6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai

tagihan berupa kuis individu.

Berdasarkan dari beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran dimana 5-6 siswa dikumpulkan dalam beberapa kelompok (asal). Kemudian setiap siswa akan

bertanggungjawab pada satu pokok bahasan dan berkumpul dengan anggota dari

kelompok lain yang mendapatkan pokok bahasan yang sama. Kelompok tersebut

disebut kelompok ahli. Dalam kelompok ahli, siswa akan mendiskusikan pokok

bahasan yang sudah diperolehnya. Setelah selesai bekerja dalam kelompok ahli,

setiap siswa akan kembali pada kelompok asal. Di kelompok asal, siswa akan

berbagi hasil diskusi yang diperolehnya dari kelompok ahli.

Gambar 1. Model Jigsaw (Trianto, 2009:74) Kelompok Asal

5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan

Kelompok Ahli

(39)

5. Hakikat IPS a. Pengertian IPS

Solihatin (2007:14) menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan sosial

merupakan hubungan antara manusia dengan lingkungannya, lingkungan dimana

anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat.

Sumaatmadja (1980:9) berpendapat bahwa pembelajaran IPS tidak hanya terbatas

di Perguruan Tinggi, melainkan diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar.

Pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan sampai saat ini pada pendidikan dasar

tidak menekankan kepada aspek teoritis keilmuannya, melainkan lebih ditekankan

kepada segi praktis mempelajari, menelaah-mengkaji gejala dan masalah sosial,

yang tentu saja bobotnya sesuai dengan jenjang pendidikan.

Trianto (2010:171) menjabarkan bahwa ilmu pengetahuan sosial

merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Pada tingkatan SD/MI

mata pelajaran IPS memuat materi-materi ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi.

Konsep dalam IPS yang diajarkan kepada siswa mengenai ragam fenomena sosial

yang ada dalam realita kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari IPS, siswa

diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran di

sekolah dalam lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, masyarakat.

b. Tujuan IPS

Gross (dalam Solihatin, 2007:14-15) menyebutkan bahwa tujuan

Pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

(40)

(2010:174) menjelaskan bahwa pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah

untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

mengembangkan diri sesuai bakat, motivasi dan prestasi belajar, kemampuan dan

lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi. IPS juga mengajarkan kepada siswa untuk berpikir

sistematis (problem solving) secara logis, supaya siswa dapat menghormati, menghargai lingkungan serta mengajarkan kepada anak tentang kepekaan

terhadap sesuatu yang terjadi di lingkungannya.

Mulyasa (2007:125-126) mengemukakan bahwa mata pelajaran IPS

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional, dan global.

Berdasarkan pengertian IPS dan penjelasan-penjelasan di atas, dapat

disimpulkan bahwa IPS merupakan ilmu yang mempelajari gejala masalah sosial,

ragam fenomena, kehidupan sosial dalam lingkungan masyarakat luas yang

(41)

menyangkut hubungan antara manusia dan lingkungannya. Dalam mempelajari

IPS siswa dapat mempersiapkan diri menjadi warga negara yang baik serta dapat

bekerjasama, berkomunikasi, serta berkompetisi dalam lingkungan masyarakat

yang majemuk.

B. Materi yang Diteliti

Kompetensi dasar yang diteliti oleh peneliti yaitu “Mengenal pentingnya

koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. Materi ajar tersebut meliputi sebagai berikut:

1) Menjelaskan pengertian koperasi

2) Menceritakan sejarah koperasi

3) Menyebutkan prinsip-prinsip koperasi

4) Menjelaskan lambang koperasi

5) Menyebutkan beberapa jenis barang yang diperjualbelikan dalam

koperasi

6) Menyebutkan tujuan koperasi

7) Menyebutkan manfaat koperasi

8) Menjelaskan struktur organisasi koperasi

9) Menjelaskan modal koperasi

10)Mengidentifikasi jenis-jenis koperasi

11)Membedakan antara koperasi dengan badan usaha lain

(42)

C. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan peningkatan dan prestasi belajar

siswa dalam pembelajaran di SD diantaranya adalah penelitian oleh Utami (2010),

Setyaningrum (2013), dan Susanto (2010).

Utami (2010) meneliti peningkatan keaktifan siswa kelas IV A dalam

pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw di SD Negeri Ringinanom 2 Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian tersebut berhasil dengan ditunjukkan

adanya peningkatan keaktifan siswa secara keseluruhan sebesar 75%, apabila

dibandingkan kondisi awal sebesar 20,8% terjadi peningkatan sebesar 54,2%.

Setyaningrum (2013) meneliti penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Tegalsari 08 kota Tegal. Hasil yang diperoleh mengalami

peningkatan dengan ditunjukkan siklus 1 rata-rata nilai hasil belajar siswa 73,95

dengan ketuntasan belajar klasikal 73,69%, keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran sebesar 74,60% dengan kriteria tinggi, dan nilai performansi guru

85,21 (A). Pada siklus 2 rata-rata nilai hasil belajar siswa 81,84 dengan ketuntasan

belajar klasikal 78,95%, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran 81,47%

dengan kriteria sangat tinggi, dan nilai performansi guru 92,86 (A).

Susanto (2010) meneliti peningkatan prestasi belajar dalam mengenal

perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan menggunakan model

(43)

peningkatan nilai pada kondisi awal sebesar 53,05, kemudian pada siklus 1

mencapai 61,05 dan pada siklus 2 mencapai 72,22.

Secara garis besar ketiga penelitian di atas meneliti efektivitas penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran dengan tujuan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Hasil dari ketiga penelitian di

atas menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa setelah

mengalami pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw.

Gambar 2. Literatur Map Penelitian Relevan

D. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran

pokok dan wajib bagi siswa SD. Dengan mempelajari ilmu pengetahuan sosial

siswa diharapkan dapat menelaah-mengkaji gejala permasalahan sosial,

beragamnya fenomena-fenomena sosial yang ada di lingkungannya, selanjutnya

anak dapat memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan permasalahan

sosial tersebut. Berdasarkan karakteristik dari materi ilmu pengetahuan sosial

tersebut, keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat diperlukan. Keaktifan belajar

Utami (2010) Peningkatan keaktifan siswa kelas IV A dalam pembelajaran IPS

jigsaw terhadap keaktifan dan prestasi belajar teknik jigsaw pada siswa

(44)

siswa di kelas akan mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Hal

tersebut tentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SDN 3

Cawas terhadap guru kelas dan siswa kelas IV didapatkan permasalahan

rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS sehingga

mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa. Pembelajaran yang berpusat pada guru

(teacher centered) menjadi salah satu penyebab kurangnya keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Proses pembelajaran seringkali didominasi dengan

kegiatan siswa mencatat materi bukan diisi dengan kegiatan yang melibatkan

peran aktif siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti berasumsi jika pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw diterapkan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV semester genap SDN 3 Cawas tahun ajaran 2015/2016 pada kompetensi dasar

“Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat”

dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

Menurut Slavin (Trianto, 2009:73) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

merupakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompok

kecil yang disebut kelompok asal setiap anggota akan mendapatkan materi

pembelajaran yang telah dibagi ke dalam beberapa sub bab. Setiap anggota akan

bertanggungjawab terhadap satu sub bab. Anggota-anggota kelompok akan

berkumpul dengan anggota dari kelompok lain yang mendapatkan materi sub bab

yang sama. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Setelah anggota selesai

berdiskusi dalam kelompok ahli, setiap anggota kembali ke dalam kelompok asal

(45)

E. Hipotesis Tindakan

1. Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Siswa dibagi

atas beberapa kelompok, masing-masing anggota kelompok 5-6 orang; b)

Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab; c) Setiap anggota kelompok

membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk

mempelajarinya; d) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari

sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk

mendiskusikannya; e) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke

kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya; f) Pada pertemuan dan

diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individual.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar

“Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat” kelas IV SDN 3 Cawas Tahun Pelajaran 2015/2016.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kompetensi dasar

“Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

(46)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada metode penelitian ini diuraikan sebagai berikut 1) jenis penelitian, 2)

setting penelitian, 3) desain penelitian, 4) instrumen penelitian, 5) analisis data,

dan 6) indikator keberhasilan.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam meningkatkan keaktifan

dan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Kasbolah (2001:8) menyatakan bahwa PTK adalah penelitian praktis yang

dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas

dan upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari

jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas.

Dalam hal ini, peneliti menemukan permasalahan dalam kelas yaitu rendahnya

keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi

dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat”, sehingga peneliti bermaksud untuk meningkatkan keaktifan dan

prestasi belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SDN 3 Cawas.

Peneliti menggunakan model penelitian tindakan kelas berbentuk siklus.

Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2002:84) menyatakan bahwa model

penelitian berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus

(47)

reflection (refleksi). Bagan tentang penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart adalah sebagai berikut:

Siklus 1

Siklus 2

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Taggart

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah SDN 3 Cawas

UPTD Pendidikan Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 3 Cawas dengan

jumlah 23 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Pelaksanaan

Observasi Refleksi

Perencanaan Observasi

Refleksi Pelaksanaan

(48)

3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS kelas IV semester genap tentang kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” semester genap tahun ajaran 2015/2016.

4. Waktu Penelitian

Seluruh kegiatan dalam penelitian dilaksanakan berdasarkan jadwal yang

sudah ditentukan peneliti. Penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2016 sampai

bulan Agustus 2016, jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

Tabel 1 : Jadwal Penelitian

No Uraian Kegiatan

Bulan (Tahun)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016

1. Proses perijinan ke sekolah

2. Observasi (kondisi awal)

3. Persiapan perangkat pembelajaran

4. Pelaksanaan siklus 1

5. Pelaksanaan siklus 2

6. Pengolahan data hasil penelitian

7. Penyusunan laporan

8. Ujian skripsi

(49)

C. Desain Penelitan

Desain dari penelitian ini adalah sesuai dengan alur pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Persiapan

Pada tahap ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan diantaranya adalah:

a. Peneliti mempersiapkan surat ijin dari pihak Universitas guna

melakukan penelitian tindakan tersebut.

b. Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah SDN 3 Cawas guna

melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.

c. Peneliti melakukan observasi pada siswa kelas IV guna

memperoleh gambaran tentang kesulitan belajar yang dialami

siswa dalam pembelajaran IPS.

d. Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas IV untuk

mengetahui gambaran mengenai kesulitan dalam pembelajaran IPS

yang dialami siswa di kelas.

e. Peneliti menentukan alternatif pemecahan masalah.

2. Rancangan Setiap Siklus a. Siklus 1

1) Perencanaan

a) Peneliti mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar

pada mata pelajaran IPS kelas IV semester genap

b) Peniliti menyusun perangkat pembelajaran yang mencakup

silabus, RPP, materi ajar pada kompetensi dasar “Mengenal

(50)

masyarakat”.

c) Terdapat 12 materi yang perlu dipahami oleh siswa

d) Siklus 1 berisi 2 kali pertemuan, pertemuan I membahas materi

1 s/d 4, pertemuan II 5 s/d 8.

e) Pembuatan media pembelajaran IPS

f) Penyusunan lembar kerja, evaluasi, dan prosedur penilaian

2) Pelaksanaan a) Pertemuan I

- Guru memberikan pengarahan tentang materi 1 s/d 4 yaitu

pengertian koperasi, sejarah koperasi, prinsip-prinsip koperasi,

dan lambang koperasi

- Guru memberikan informasi tentang pengertian koperasi,

sejarah koperasi, prinsip-prinsip koperasi, dan lambang

koperasi

- Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing anggota

kelompok terdiri dari 5-6 orang

- Keempat materi tersebut dibagikan kepada setiap kelompok

untuk dipelajari secara mandiri

- Setiap anggota kelompok membaca materi pelajaran yang

ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya

- Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari materi

pelajaran yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli

untuk mendiskusikannya

(51)

 Kelompok ahli 2 : membahas sejarah koperasi

 Kelompok ahli 3 : membahas prinsip-prinsip koperasi

 Kelompok ahli 4 : membahas lambang koperasi

- Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya

bertugas menyampaikan hasil diskusinya kepada

teman-temannya dikelompok asal

- Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa diberikan

soal untuk dikerjakan

b) Pertemuan II

- Guru memberikan pengarahan tentang materi 5 s/d 8 yaitu

barang yang diperjualbelikan di koperasi, tujuan koperasi,

manfaat koperasi, dan struktur organisasi koperasi

- Guru memberikan informasi tentang barang yang

diperjualbelikan di koperasi, tujuan koperasi, manfaat koperasi,

dan struktur organisasi koperasi

- Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing anggota

kelompok terdiri dari 5-6 orang

- Keempat materi tersebut dibagikan kepada setiap kelompok

untuk dipelajari secara mandiri

- Setiap anggota kelompok membaca materi pelajaran yang

ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya

- Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari materi

pelajaran yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli

(52)

 Kelompok ahli 1 : membahas barang yang diperjualbelikan

di koperasi

 Kelompok ahli 2 : membahas tujuan koperasi

 Kelompok ahli 3 : membahas manfaat koperasi

 Kelompok ahli 4 : membahas struktur organisasi koperasi

- Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya

bertugas menyampaikan hasil diskusinya kepada

teman-temannya dikelompok asal

- Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa diberikan

soal untuk dikerjakan

- Di akhir pertemuan II ini, guru melakukan tes tertulis untuk

menguji keterserapan materi pelajaran

3) Observasi

Peneliti melakukan observasi tentang keaktifan siswa sesuai

dengan indikator keaktifan yaitu 1). Fokus siswa terhadap materi pembelajaran,

2). Kerjasama kelompok, 3). Kemampuan menyampaikan pendapat, 4).

Menghargai pendapat teman. Peneliti kemudian merekap hasil keaktifan siswa

pada siklus 1 tersebut, baik pada pertemuan satu maupun kedua. Selain itu,

Peneliti pada akhir siklus 1 juga memberikan tes tertulis berupa pilihan ganda

untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa.

4) Refleksi

Peneliti merefleksikan hasil observasi siklus 1 kemudian

(53)

kondisi pada akhir siklus 1, serta target ketuntasan siklus. Apabila hasil yang

diinginkan tidak tercapai, maka akan diperbaiki pada siklus 2.

b. Siklus 2

1) Perencanaan

a) Peneliti mengkaji hasil pembelajaran pada pelaksanaan siklus 1

b) Peneliti mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar

pada mata pelajaran IPS kelas IV semester genap

c) Penulis menyusun perangkat pembelajaran yang mencakup

silabus, RPP, materi ajar pada kompetensi dasar “Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat”

d) Terdapat 12 materi yang perlu dipahami oleh siswa

e) Siklus 2 berisi 2 kali pertemuan, pertemuan I membahas materi

9 dan 10, kemudian pertemuan II 11 dan 12

f) Pembuatan media pembelajaran IPS

g) Penyusunan lembar kerja, evaluasi, dan prosedur penilaian

2) Pelaksanaan a) Pertemuan I

- Guru memberikan pengarahan tentang materi 9 dan 10 yaitu

modal koperasi dan jenis-jenis koperasi

- Guru memberikan informasi tentang modal koperasi dan

jenis-jenis koperasi

- Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing anggota

(54)

- Keempat materi tersebut dibagikan kepada setiap kelompok

untuk dipelajari secara mandiri

- Setiap anggota kelompok membaca materi pelajaran yang

ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya

- Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari materi

pelajaran yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli

untuk mendiskusikannya

 Kelompok ahli 1 : membahas modal koperasi bagian 1

 Kelompok ahli 2 : membahas modal koperasi bagian 2

 Kelompok ahli 3 : membahas jenis-jenis koperasi bagian 1

 Kelompok ahli 4 : membahas jenis-jenis koperasi bagian 2

- Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya

bertugas mengajar teman-temannya

- Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa diberikan

soal untuk dikerjakan

b) Pertemuan II

- Guru memberikan pengarahan tentang materi 11 dan 12 yaitu

perbedaan antara koperasi dan badan usaha lain dan peran

koperasi dalam menyejahterakan masyarakat

- Guru memberikan informasi tentang perbedaan antara koperasi

dan badan usaha lain dan peran koperasi dalam

menyejahterakan masyarakat

- Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing anggota

Gambar

Gambar 5. Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa .................................................
Gambar 1. Model Jigsaw  (Trianto, 2009:74)
Gambar 2. Literatur Map Penelitian Relevan
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Taggart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menguji penerbitan Surat Keputusan penetapan tanah terlantar telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan Asas-Asas Umum Pemerin- tahan

Karya Kabupaten Sijunjung Tahun 2009 – 2013 adalah sebagai acuan/ pedoman dalam pelaksanaan program/ kegiatan Bidang Cipta Karya dalam. kurun waktu 5 (lima) tahun

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk menjawab soal ini kita harus mencari berapa panjang kawat yang diperlukan untuk membuat sebuah model. kerangka kubus, yaitu r =

Pengujian kuat geser balok dilakukan pada balok berukuran 20 cm x 25 cm x 160 cm dengan dua buah konfigurasi pemasangan tulangan geser, yaitu pemasangan tulangan geser vertikal

Metode pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan

Jadi, berdasarkan teori ini, kurikulum PERMATA menekankan bahawa perkembangan kognitif kanak-kanak pada peringkat ini bukan pada penguasaan mereka terhadap

Namun tidak berarti bahwa dengan rasionalitasnya , suara hati dan segenap pandangan moralnya harus dibuktikan terlebih dahulu, melainkan kita harus terbuka bagi setiap argumen