• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

vii

PENGARUH PERCEIVED SOCIAL SUPPORT PADA CAREER ADAPTABILITY MAHASISWA TINGKAT AKHIR

Maximilianus Bimo Hastoprojokusumo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Subjek penelitian adalah 250 mahasiswa tingkat akhir di Daerah Istimewa Yogyakarta. Career adaptability adalah kesiapan individu menghadapi tugas untuk memersiapkan diri dan berperan dalam pekerjaan, sedangkan perceived social support adalah persepsi atau perasaan individu menerima bantuan dari orang lain. Hipotesis penelitian ini adalah perceved social support berpengaruh positif pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Penelitian berjenis kuantitatif kausal Penelitian berjenis kuantitatif kausal untuk menyelidiki pengaruh satu variabel pada variabel lain. Alat pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala career adaptability dan skala perceived social support yang dikonstruksikan dengan model penskalaan Likert. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear dengan program SPSS 22.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perceived social support berpengaruh positif dan signifikan pada career adaptability (r2 = 0,230 dan p = 0,000).

(2)

viii

THE EFFECT OF PERCEIVED SOCIAL SUPPORT ON CAREER ADAPTABILITY FINAL YEAR STUDENTS

Maximilianus Bimo Hastoprojokusumo

ABSTRACT

This study aimed to investigate the effect of perceived social support on career adaptability final level students. Subjects in this study were 250 final year students in Daerah Istimewa Yogyakarta. Career adaptability is the readiness of individuals faced with the task to prepare and participate in the work, while perceived social support is the perception or feelings of individuals receiving help from others. The hypothesis of this study is perceived social support positive effect on career adaptability final level students. This research is quantitative causal research to investigate the effect of one variable on other variables. This research used scale measurement of career adaptability and scale measurement of perceived social support that constructed with Likert model. The analysis technique used in the study is the linear regression analysis using SPSS 22.0. The results of this study showed that perceived social support positive and significant impact on career adaptability (r2 = 0.230 and p = 0.000).

(3)

i

PENGARUH

PERCEIVED

SOCIAL SUPPORT

PADA

CAREER ADAPTABILITY

MAHASISWA TINGKAT AKHIR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Maximilianus Bimo Hastoprojokusumo

129114059

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN MOTTO

“Hidup itu sederhana, tetapi kita sendirilah yang membuat hidup terasa sulit dengan persepsi-persepsi kita.”

“Kekuatan tidak datang dengan sendirinya, kekuatan adalah hasil dari

seberapa besar usaha kita menghadapi dan tidak menyerah terhadap masalah.”

“Sukses bukanlah milik mereka yang pintar dan cerdas. Sukses adalah

milik mereka yang memiliki mimpi dan berjuang mati-matian untuk menggapai mimpi itu.”

Tiga kalimat diatas adalah nilai-nilai yang penulis pelajari dan peroleh selama proses menulis skripsi diluar materi skripsi. Semoga nilai-nilai

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus yang selalu memberikan kekuatan,kesehatan

dan semangat serta rahmat yang berlimpah sepanjan

hidup saya.

Bapak, Ibu, dan Kakak saya terkasih yang selalu

memotivasi saya untuk terus belajar dan memberikan

dukungan doa dan materi bagi saya.

Sahabat, teman-teman, dan orang-orang yang

(8)
(9)

vii

PENGARUH PERCEIVED SOCIAL SUPPORT PADA CAREER ADAPTABILITY MAHASISWA TINGKAT AKHIR

Maximilianus Bimo Hastoprojokusumo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Subjek penelitian adalah 250 mahasiswa tingkat akhir di Daerah Istimewa Yogyakarta. Career adaptability adalah kesiapan individu menghadapi tugas untuk memersiapkan diri dan berperan dalam pekerjaan, sedangkan perceived social support adalah persepsi atau perasaan individu menerima bantuan dari orang lain. Hipotesis penelitian ini adalah perceved social support berpengaruh positif pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Penelitian berjenis kuantitatif kausal Penelitian berjenis kuantitatif kausal untuk menyelidiki pengaruh satu variabel pada variabel lain. Alat pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala career adaptability dan skala perceived social support yang dikonstruksikan dengan model penskalaan Likert. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear dengan program SPSS 22.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perceived social support berpengaruh positif dan signifikan pada career adaptability (r2 = 0,230 dan p = 0,000).

(10)

viii

THE EFFECT OF PERCEIVED SOCIAL SUPPORT ON CAREER ADAPTABILITY FINAL YEAR STUDENTS

Maximilianus Bimo Hastoprojokusumo

ABSTRACT

This study aimed to investigate the effect of perceived social support on career adaptability final level students. Subjects in this study were 250 final year students in Daerah Istimewa Yogyakarta. Career adaptability is the readiness of individuals faced with the task to prepare and participate in the work, while perceived social support is the perception or feelings of individuals receiving help from others. The hypothesis of this study is perceived social support positive effect on career adaptability final level students. This research is quantitative causal research to investigate the effect of one variable on other variables. This research used scale measurement of career adaptability and scale measurement of perceived social support that constructed with Likert model. The analysis technique used in the study is the linear regression analysis using SPSS 22.0. The results of this study showed that perceived social support positive and significant impact on career adaptability (r2 = 0.230 and p = 0.000).

(11)
(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan berkat berlimpah kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Pengaruh Perceived Social

Support pada Career Adaptability Mahasiswa Tingkat Akhir” dapat diselesaikan

dengan baik. Hal tersebut tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak,

sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., Selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu membimbing penulis dalam pengisian KRS di setiap awal semester,

dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

4. Dr. A. Priyono Marwan, S. J., selaku Dosen pembimbing skripsi yang selalu

memberikan arahan, bimbingan, kritik dan saran yang membantu penulis

menyelesaikan skripsi.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

yang telah memberikan pengalaman hidup, pelajaran dan pengetahuan

(13)

xi

6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta

yang telah banyak membantu penulis dalam setiap administrasi.

7. Bapak dan Ibu saya yang selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan

skripsi, doa, kasih sayang, dan dukungan kepada penulis.

8. Kakak, Theresia Diah Kusumaningrum. Terima kasih atas doa dan

dukungan selama penulis kuliah.

9. Teman-teman Gonzaga Big Family Yogyakarta (GBFY) terutama angkatan

23 : Icha, Sandy, Patrick, Nata, Sony, Ari, Eky, Tara, Lusi dan Vian serta

Ius (Gonz 21) yang memberikan dukungan dan bantuan untuk menyebarkan

serta mengisi skala.

10. Teman-teman yang telah membantu dan mendukung saya dalam

menyebarkan skala maupun penulisan skripsi: Yohannes Tua Tambunan

(Cuki), Reka, Pras, Helen, Ananta, Faris, Hardjo, Wilson, dan Sano.

11. Teman-teman satu bimbingan skripsi Risca, Suci, Komang, Romo Yulius,

Aprek, Chopie, Mbak Winda, Flo, Stefani, Sonia, dan Anggi yang

memberikan pengalaman dan dukungan kepada penulis.

12. Teman-teman BEMF 2014-2015 dan teman-teman Radio MASDHA yang

telah memberikan banyak pengalaman dan membuat penulis semakin

(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... .. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN...xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian... 8

1. Manfaat Teoretis... 8

(15)

xiii

BAB II DASAR TEORI... 10

A. Career Adaptability... 10

1. Pengertian Career Adaptability... 10

2. Dimensi Career Adaptability... 11

3. Faktor-faktor Career Adaptability... 14

B. Perceived Social Support... 15

1. Pengertian Perceived Social Support... 15

2. Dimensi Perceived Social Support... 17

3. Dampak Perceived Social Support... 19

C. Pengertian Mahasiswa Tingkat Akhir... 19

D. Dinamika Pengaruh Perceived Social Support pada Career Adaptability... 20

E. Skema Penelitian... 22

F. Hipotesis Penelitian... 22

BAB III METODE... 23

A. Jenis Penelitian... 23

B. Identifikasi Variabel Penelitian... 23

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 23

D. Subjek Penelitian... 25

E. Metode dan Alat Pengambilan Data... 25

1. Metode Pengambilan Data... 25

2. Alat Pengambilan Data... 26

(16)

xiv

1. Uji Asumsi... 29

a. Uji Normalitas Residu... 29

b. Uji Linearitas... 29

c. Uji Homoskedastisitas... 30

2. Uji Hipotesis Regresi Linear... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 32

A. Persiapan Penelitian... 32

1. Uji Coba Skala... 32

a. Uji Validitas Skala... 32

b. Seleksi Aitem... 32

c. Reliabilitas Skala... 36

2. Pelaksanaan Penelitian dan Deskripsi Subjek Penelitian... 37

a. Pelaksanaan Penelitian... 37

b. Deskripsi Subjek Penelitian... 38

B. Hasil Penelitian... 38

1. Deskripsi Data Penelitian... 38

2. Uji Asumsi... 40

a. Uji Normalitas Residu... 40

b. Uji Linearitas... 41

c. Uji Homoskedastisitas... 42

3. Uji Hipotesis Regresi Linear... 44

C. Pembahasan... 45

(17)

xv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 49

A. Kesimpulan... 49

B. Saran... 49

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Career Adaptability Sebelum Uji Coba... 27

Tabel 2. Pemberian Skor Skala Career Adaptability... 27

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Perceived Social Support... 28

Tabel 4. Pemberian Skor Skala Perceived Social Support... 28

Tabel 5. Distribusi Aitem Skala Career Adaptability Setelah Seleksi Aitem... 34

Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Perceived Social Support Setelah Seleksi Aitem... 35

Tabel 7. Uji-t Variabel Career Adaptability... 39

Tabel 8. Uji-t Variabel Perceived Social Support... 39

Tabel 9. Uji Normalitas Residu... 40

Tabel 10. Uji Linearitas... 42

Tabel 11. Uji Glejser... 43

Tabel 12. Hasil Regresi Linear Variabel Career Adaptability dan Perceived Social Support ... 44

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Pengaruh Perceived Social Support pada Career

Adaptability... 22

Gambar 2. Kurva Distribusi Normal Residu... 41

Gambar 3. Scatter Plot Uji Linearitas Variabel Career Adaptability dan

Perceived Social Support... 42

Gambar 4. Scatter Plot Hubungan antara Variabel Career Adaptability dan

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Deskripsi Subjek Penelitian... 57

Lampiran 2. Skala Uji Coba... 59

Lampiran 3. Reliabilitas Skala dan Aitem Uji Coba... 78

Lampiran 4. Skala Penelitian... 85

Lampiran 5. Uji-t Data Penelitian... 97

Lampiran 6. Uji Asumsi... 99

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Adaptasi merupakan proses penting bagi mahasiswa atau lulusan

perguruan tinggi untuk masuk dunia kerja selain kemampuan interpersonal,

kemampuan kognitif dan kemampuan praktis (Jusoh, Simun & Chong, 2011).

Lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang mengalami banyak kesulitan

dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja (Gewati & Latief, 2016). Jusoh,

Simun dan Chong (2011) menyebutkan bahwa proses transisi dan

penyesuaian diri masuk ke dunia kerja menyebabkan perasaan tertekan dan

traumatik bagi lulusan perguruan tinggi. Kristof (1996, dalam Koen, Klehe,

Vianen, Zikic & Nauta, 2012) mengungkapkan bahwa seseorang yang tidak

cocok dengan pekerjaan cenderung merasa tidak sejahtera, burnout, intensi

turnover yang tinggi, dan penurunan produktivitas kerja. Salah satu

contohnya, lulusan tidak mampu mengaplikasikan teori perkuliahan dan

komunikasi di lingkungan pekerjaan sehingga mereka kesulitan dalam

beradaptasi. Hal ini menunjukkan ketidaksiapan lulusan perguruan tinggi

masuk ke dunia kerja.

Abdul Wachid Maktub, Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan dan

Transmigrasi menilai lulusan perguruan tinggi kurang siap masuk ke dunia

(22)

Enhancement Program (Humas UMY, 2011). Lulusan perguruan tinggi

dianggap kesulitan masuk dunia kerja karena kurang memiliki pengalaman

kerja atau relasi dengan profesional (Koen, Klehe, & Vianen, 2012).

Pengalaman kerja dan relasi dengan profesional yang minim berdampak

negatif pada ketidaksiapan lulusan perguruan tinggi memasuki dunia kerja. Di

sisi lain, Suyanto dan Ariadi (2013) mengungkapkan bahwa kualifikasi

lulusan dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan tidak banyak bisa

dipenuhi oleh lulusan perguruan tinggi. Lulusan perguruan tinggi yang tidak

memenuhi kualifikasi untuk masuk dunia kerja dapat menjadi pengangguran

terdidik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2015) jumlah pengangguran

dari lulusan perguruan tinggi di Indonesia tahun 2013 mencapai 434.185

orang. Kemudian, jumlah tersebut meningkat pada tahun 2014 menjadi

495.143 orang. Jumlah pengangguran pada 2015 juga meningkat sebesar

653.586 orang. Ketidaksesuaian kualifikasi lulusan dengan yang dibutuhkan

perusahaan menjadi salah satu penyebab pengangguran (Suyanto & Ariadi,

2013). Selain itu, Sudrajat (2006, dalam Toyibah, Rohmawati, Argentino, &

Eria, 2015) mengungkapkan bahwa pengangguran juga disebabkan oleh sifat

feodalisme, tidak memiliki motivasi bekerja, lapangan kerja yang

memerlukan kerterampilan khusus, pertumbuhan ekonomi dan usaha mencari

pekerjaan menemui jalan buntu. Di sisi lain, pemerintah sudah berusaha

(23)

ekonomi untuk meningkatkan investasi sehingga menambah lapangan

pekerjaan (Ariyanti, 2015).

Kadiyono (2013, dalam Dharmariana & Fajrianthi, 2015)

mengungkapkan bahwa yang hal penting yang menentukan lulusan perguruan

tinggi terserap dunia kerja berasal dari masing-masing individu. Koen, Klehe

dan Vianen (2012) menyatakan bahwa salah satu cara untuk sukses masuk ke

dunia kerja dengan mempersiapkan diri. Lulusan perguruan tinggi yang

mempersiapkan diri mampu bersaing dan menyesuaikan diri di dunia kerja.

Individu yang memiliki kesiapan beradaptasi ke dunia kerja akan menemukan

pekerjaan yang sesuai (Hirschi, Niles & Akos, 2011) dan sukses masuk dalam

pasar tenaga kerja (Koen, Klehe & Vianen, 2012). Menurut Savickas (1997),

kesiapan beradaptasi ke dunia kerja berkaitan erat dengan kemampuan

adaptasi seseorang. Hartung (2008) menyatakan bahwa kemampuan adaptasi

meningkatkan daya saing individu mencapai kesuksesan kerja.

Teori konstruk karier Savickas (1997) mengungkapkan bahwa

kemampuan adaptasi merupakan faktor penting yang memengaruhi

keberhasilan individu beradaptasi di lingkungan pekerjaan. Kemampuan ini

tercemin dalam perilaku individu merencanakan tindakan, mengeksplorasi

situasi lingkungan, dan membuat keputusan dari informasi yang dikumpulkan

(Savickas, 1997). Kemudian, Savickas (1997, 2013) merumuskan

kemampuan adaptasi pada konteks transisi kerja ke dalam konsep career

(24)

Savickas (1997, 2013) melihat career adaptability sebagai kesiapan

individu untuk menghadapi transisi pekerjaan, tugas perkembangan dan

trauma pekerjaan. Konsep ini merefleksikan kesiapan individu dalam

menghadapi dan menyelesaikan tugas yang terprediksi maupun tidak

terprediksi. Career adaptability terdiri dari empat dimensi, yaitu career

concern, career control, career curiousity, dan career confidence (Savickas,

2013). Savickas (2013) mengungkapkan profil seseorang yang memiliki

career adaptability, yaitu fokus pada masa depan, memiliki rasa

pengendalian diri untuk mencapai masa depan, memiliki rasa ingin tahu

untuk mencoba kemampuan diri dan mencari peluang sosial, dan memiliki

rasa percaya diri untuk merealisasikan masa depan mereka. Sebaliknya, jika

seseorang kurang memiliki career adaptability maka orang tersebut menjadi

apatis, tidak mampu memutuskan, tidak realistis, dan menahan diri untuk

mencapai kariernya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsep career adaptability

relevan dengan situasi mahasiswa yang mempersiapkan diri masuk ke dunia

kerja (Dharmariana & Fajrianthi, 2015; Guan et al., 2013; Koen et al., 2012;

Taber & Blankemeyer, 2015; Tian & Fan, 2014). Penelitian-penelitian

menunjukkan bahwa career adaptability berhubungan dengan perilaku

proaktif karier (Taber & Blankemeyer, 2015), kepercayaan diri dalam

mencari kerja (Guan et al., 2013) dan pembelajaran dalam lingkungan kerja

(Tian & Fan, 2014) pada mahasiswa. Koen et al. (2012) mengungkapkan

(25)

perguruan tinggi menghadapi transisi dari sekolah ke dunia kerja dengan

kualitas pekerjaan yang baik.

Santrock (2014) mengatakan bahwa mempersiapkan diri menghadapi

transisi dari sekolah menuju ke dunia kerja merupakan tugas perkembangan

dewasa awal. Berdasarkan teori tersebut, mahasiswa tingkat akhir berada

pada tahap perkembangan dewasa awal. Berdasarkan teori Super (1990)

tentang tahapan karier, seseorang yang berusia antara 20 hingga 24 tahun

termasuk dalam tahap implementasi. Pada tahap ini seseorang mulai

menyelesaikan pendidikan dan mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja.

Tahap implementasi sangat penting bagi seseorang untuk menentukan karier.

Mahasiswa tingkat akhir dalam mempersiapkan diri memasuki dunia

kerja membutuhkan informasi untuk mengambil keputusan memilih

pekerjaan (Super, 1990). Selain itu, fasilitas yang diperoleh juga menjadi

faktor penting untuk mengeksplorasi, membentuk, dan membuat keputusan

pilihan karier yang sesuai. Informasi tentang karier dan sarana pengembangan

karier diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan. Di Indonesia informasi

dan sarana pengembangan karier diperoleh melalui sekolah, keluarga dan

teman sebaya. Sekolah atau perguruan tinggi biasanya memiliki kegiatan,

seminar dan keorganisasian mahasiswa selain kegiatan akademik (Mardiyati

& Yuniawati, 2015). Hal tersebut membantu mahasiswa untuk mendalami

pilihan kariernya. Selain itu, keluarga juga memiliki peran untuk mendorong

dan memberikan informasi dalam memilih karier yang sesuai (Mardiyati &

(26)

Penelitian Palladino Schultheiss, Palma, dan Manzi, (2005, dalam

Hirschi, 2009) menunjukkan bahwa figur-figur penting secara signifikan

dalam memberikan pemahaman tentang dunia kerja. Kemudian, penelitian

Weisnberg dan Aghakhani (2007, dalam Creed, Falon, & Hood, 2008)

menunjukkan bahwa kemampuan untuk memfokuskan karier sangat

bergantung pada lingkungan sosial. Lent, Hackett, dan Brown (1997, dalam

Han dan Rojewski, 2015) mengatakan bahwa keluarga, teman, dan guru

memfasilitasi persiapan karier dan transisi dari sekolah ke dunia kerja.

Penelitian ini melihat bahwa bantuan yang diberikan oleh figur-figur

penting dalam kehidupan seseorang memfasilitasi perkembangan career

adaptability. Konsep yang sesuai untuk menggambarkan bantuan dari

figur-figur penting di sekitar individu adalah social support. Menurut Papalia,

Olds, dan Fieldman (2007) social support adalah dukungan material,

informasi, dan sumber-sumber psikologi yang diperoleh dari hubungan sosial

untuk membantu menenangkan dalam kondisi stres. House (1981, dalam

Thoits, 1982) mengungkapkan bahwa dukungan sosial yang diberikan orang

lain berupa dukungan emosional, informasi, instrumental, dan appraisal.

Individu yang memperoleh social support lebih tenang, diperhatian, memiliki

rasa percaya diri, dan kompeten (Kumala & Ahyani, 2012, dalam Ushfuriyah,

2015).

Penelitian menunjukkan bahwa dukungan instrumental dan emosional

memfasilitasi individu dalam proses perencanaan dan eksplorasi karier yang

(27)

(2011) menyimpulkan bahwa perceived social support terlibat secara aktif

memrediksikan individu dalam mempersiapkan karier. Penelitian Creed,

Fallon dan Hood (2008) menunjukkan bahwa dukungan sosial memengaruhi

career adaptability yang terdiri dari dimensi eksplorasi karier, eksplorasi diri,

pengambilan keputusan, perencanaan karier, dan regulasi diri pada

mahasiswa tahun pertama. Han dan Rojewski (2015) menunjukkan bahwa

perceived social support dari keluarga dan sekolah memengaruhi career

adaptability yang terdiri dari dimensi perencanaan karier dan eksplorasi

karier dalam memfasilitasi keberhasilan remaja menghadapi transisi dari

sekolah ke dunia kerja. Penelitian (Creed, Fallon, & Hood, 2008; Hirschi,

2009; Han & Rojewski, 2015) menunjukkan bahwa pengaruh perceived

social support hanya pada sebagian dimensi dari career adaptability. Hal ini

menjadi keterbatasan pada masing-masing penelitian tersebut.

Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui pengaruh perceived

social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Peneliti

melihat bahwa career adaptability penting untuk mahasiswa tingkat akhir

yang mempersiapkan diri menghadapi transisi karier. Penelitian-penelitian

sebelumnya menunjukkan pengaruh perceived social support pada career

adaptability individu dalam mempersiapkan karier yang berdampak pada

(28)

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh perceived social support pada career adaptability

mahasiswa tingkat akhir?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan adanya pengaruh perceived

social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian menambahkan informasi untuk pengembangan

ilmu Psikologi Perkembangan, Psikologi Sosial, dan juga Psikologi

Sumber Daya Manusia dalam pembahasan tentang pengaruh perceived

social support pada career adaptability.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Memberikan pengetahuan tentang pentingnya perceived social

support pada career adaptability dalam mempersiapkan masuk ke

dunia kerja.

b. Bagi Keluarga, Teman dan Orang-Orang Terdekat Mahasiswa

Manfaat praktis dari penelitian bagi keluarga, teman dan orang-orang

(29)

pertimbangan bahwa pentingnya perceived social support dari mereka

untuk memfasilitasi career adaptability mahasiswa tingkat akhir,

sehingga mereka sebagai calon tenaga kerja mampu mempersiapkan

(30)

10

BAB II

DASAR TEORI

Bab ini menguraikan sub-sub bab career adaptability, perceived social

support, mahasiswa tingkat akhir, dan dinamika pengaruh perceived social

support pada careeradaptability.

A. Career Adaptability

1. Pengertian CareerAdaptability

Konsep career adaptability mendukung seseorang untuk

mengembangkan karier dalam berbagai situasi (Savickas, 1997) pada

usia anak-anak, remaja, maupun dewasa. Selain itu, career adaptability

berhubungan kuat dengan kesejahteraan individu secara umum maupun

dalam konteks profesional pekerjaan (Maggiori, Johnston, Krings,

Massoudi, & Rossier, 2013, dalam Tian & Fan, 2014).

Savickas (1997) menyatakan career adaptability adalah kesiapan

seseorang untuk menyelesaikan tugas yang terprediksi dan berpartisipasi

dalam peran pekerjaan, serta mampu menguasai situasi tidak terduga

yang mungkin terjadi karena perubahan dalam pekerjaan dan kondisi

kerja. Selanjutnya, Savickas (2013) career adaptability memungkinkan

individu siap dan mengatasi tugas perkembangan, transisi pekerjaan, dan

trauma pekerjaan.

Serupa dengan definisi di atas, Savickas dan Porfeli (2012, dalam

Maggiori, Rossier, & Savickas, 2015) mendefinisikan career adaptability

(31)

masalah yang tidak biasa, kompleks, dan tidak jelas dalam tugas

perkembangan, transisi pekerjaan, dan trauma kerja.

Rottinghaus, Day, dan Borgen (2005) menyatakan career

adaptability merupakan kapasitas untuk menguasai serta memanfaatkan

perubahan di masa depan, tingkat kenyamanan dengan tanggungjawab

dari pekerjaan baru, dan kemampuan untuk memulihkan ketika terjadi

peristiwa diluar perencanaan kerja.

Penelitian ini menggunakan definisi career adaptability sebagai

kesiapan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang terprediksi dan

berpartisipasi dalam peran pekerjaan, serta mampu menguasai situasi

tidak terduga yang mungkin terjadi karena perubahan dalam pekerjaan

dan kondisi kerja (Savickas, 1997). Peneliti memilih konsep tersebut

karena sesuai dengan penelitian yang mengangkat masalah kesiapan

beradaptasi mahasiswa tingkat akhir ke dunia kerja.

2. Dimensi-dimensi career adaptability

Savickas (1997, 2009, 2013) merumuskan empat dimensi career

adaptability yang digunakan individu untuk mengelola tugas, transisi,

dan trauma dalam membangun karier. Empat dimensi dari career

adaptability sebagai berikut:

a. Careerconcern

Career concern berfokus pada pertimbangkan kesempatan atau

(32)

Savickas dan Porfeli (2011) mengungkapkan bahwa career concern

menyadarkan seseorang untuk mengembangkan karier, menghadapi

transisi kerja, dan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.

Career concern sebagai orientasi individu pada masa depan dan

mempersiapkan diri untuk mencapai karier (Koen et al., 2012;

Savickas, 2013; Taber & Blankemeyer, 2015). Jika individu kurang

fokus pada kariernya maka mereka kurang perencanaan dan pesimis

terhadap kariernya (Savickas & Porfeli, 2011). Peneliti

menyimpulkan career concern merujuk pada kecenderungan

seseorang untuk memiliki kesadaran, mempersiapkan, merencanakan

dan mengembangkan karier yang sesuai.

b. Careercontrol

Career control adalah cara individu meregulasi diri untuk

menyesuaikan dengan kebutuhan pada situasi yang berbeda, tetapi

juga dapat memengaruhi dan mengontrol lingkungan (Savickas et

al., 2009). Career control diindikasikan melalui perilaku disiplin dan

mampu bertanggung jawab atas pilihan karier (Maggiori, Rossier,

Savickas, 2015; Taber dan Blankemeyer, 2015). Jika individu yang

kurang memiliki career control maka sering melakukan

prokrastinasi, menjadi perfeksionis, atau tidak mampu memutuskan

pilihan dan kebingunan (Savickas & Porfeli, 2011). Dimensi ini

terlihat dari perilaku menentukan pilihan, ketegasan, kedisiplinan,

(33)

c. Careercuriousity

Careercuriousity adalah perilaku aktif seseorang untuk mencari tahu

informasi dan cara mengembangkan karier untuk meningkatkan

peluang sosial (Savickas et al., 2009). Hirschi (2009) menambahkan

bahwa career curiousity menentukan bobot informasi yang mereka

telah terima dari sumber yang sama. Dimensi ini ditunjukkan dalam

beberapa perilaku seperti mencoba hal baru, mengambil risiko,

mencari informasi, dan perasaan ingin tahu. Savickas dan Porfeli

(2011) mengungkapkan bahwa individu yang kurang memiliki career

curiousity menyebabkan mereka tidak realistis dan memungkinkan

individu tersebut menjadi naif pada dunia kerja serta memiliki

gambaran diri yang buruk.

d. Careerconfidence

Career confidence adalah kemampuan individu untuk berpedoman

pada pendapat dan tujuan sendiri untuk memecahkan masalah ketika

menghadapi hambatan dan rintangan (Savickas et al., 2009). Koen et

al. (2012) menyatakan bahwa career confidence sebagai rasa

kepercayaan diri pada keberhasilan dalam melakukan kegiatan yang

dibutuhkan untuk mencapai karier yang di pilih. Career confidence

merefleksikan perilaku gigih, berusaha keras, dan tekun dalam

mencapai karier. Seseorang yang memiliki career confidence kurang

baik cenderung terhambat untuk mencapai kariernya (Savickas &

(34)

3. Faktor-faktor yang memengaruhi Career Adaptability

a. Lingkungan belajar atau institusi pendidikan

Lingkungan belajar memengaruhi career adaptability karena situasi

dilingkungan belajar membantu mahasiswa mengambil keputusan dan

memerlakukan mereka berbeda sesuai dengan kemampuannya (Tian

& Fan, 2012). Tian dan Fan (2012) mengatakan bahwa lingkungan

belajar terdiri dari karyawan, guru atau dosen, teman-teman

mahasiswa dan orang-orang yang terlibat dalam proses belajar. Selain

itu, institusi pendidikan menyediakan kegiatan-kegiatan diluar

kegiatan akademik yang terkait dengan alternatif karier.

Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi bekal pelajar mengenai karier yang diminati

dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai karier yang

diinginkan (Mardiyati & Yuniawati, 2015).

b. Perceived Social Support

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived social support

merupakan salah satu faktor yang signifikan memengaruhi career

adaptability (Hirschi, 2009; Tian & Fan, 2012). Dukungan sosial yang

dirasakan dari orang-orang terdekat memengaruhi individu yang

dalam tahap perkembangan dewasa awal untuk mengeksplorasi karier

(Creed, Fallon, & Hood, 2009). Dukungan dari keluarga dan teman

berupa motivasi dan informasi terkait dengan karier membantu

(35)

c. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja yang dimiliki individu menambah informasi dan

membantu individu tersebut mendalami karier yang diinginkannya

(Hirschi, 2009). Bertambahnya informasi dan eksplorasi karier yang

individu miliki akan sangat membantu dalam merencanakan dan

membuat keputusan kariernya (Mardiyati & Yuniawati, 2015).

d. Rasa Pengendalian

Duffy (2010) rasa pengendalian cenderung membuat seorang

meningkatkan career adaptability. Lebih lanjut Duffy (2009)

menjelaskan bahwa rasa pengendalian membantu seseorang untuk

lebih proaktif dalam beradaptasi sesuai dengan harapan lingkungan.

B. Perceived social support

1. Pengertian Perceived social support

Cobb (1976, dalam Nurullah, 2012) menyatakan bahwa social

support merupakan informasi yang mengarahkan subjek untuk percaya

bahwa dirinya diperhatikan dan dicintai, dihargai, dan ditolong oleh

anggota dalam kelompok. Lin (1986) mengatakan bahwa social support

merupakan instrumen yang dirasakan atau aktual dan penyediaan yang

mendukung dari komunitas, jaringan sosial, dan teman sebaya.

Sarafino (1990, dalam Afiatin dan Andayani, 1998) menyatakan

bahwa social support adalah pemberian informasi baik verbal maupun

(36)

sosial yang akrab atau hanya disimpulkan dari keberadaan mereka yang

membuat individu merasa diperhatikan, bernilai dan dicintai. Berbeda

dengan Sarafino, Cutrona (1996) mendefinisikan social support sebagai

pemenuhan kebutuhan dasar oleh orang lain untuk kesejahteraan diri.

Sedangkan Gottlieb (2000) menyatakan social support sebagai interaksi

hubungan antarindividu yang meningkatkan coping, harga diri, rasa

kepemilikan, dan kompetensi melalui pertukaran aktual atau yang

dirasakan dari sumber daya fisik atau psikososial. Social support

mengacu pada perasaan nyaman, dipedulikan, dihargai, atau menerima

bantuan dari orang lain (Wallston et al., 1983; Wills & Fegan, 2001,

dalam Sarafino, 2008).

Nurullah (2012) mengatakan bahwa penelitian-penelitian terkait

social support terkini cenderung fokus pada perceived social support.

Hal tersebut dikarenakan perceived social support lebih meningkatkan

kesejahteraan individu dibandingkan received social support (Yap &

Devilly, 2007 dalam Pfeifer, 2011). Pfeifer (2011) mendefinisikan

perceived social support adalah persepsi bahwa individu merasa

diperhatikan, dihargai, dan dianggap bagian dari suatu kelompok.

Perceived social support adalah dukungan yang dirasakan atau

dipersepsikan oleh penerima dukungan dari sumber-sumber pemberi

dukungan sosial (Lopez & Cooper, 2011).

House dan Khan (1985, dalam House 1987) menyatakan bahwa

(37)

dan rekan kerja menyediakan dukungan informasi, instrumen, dan

emosional untuk individu. Zimet, Dahlem, Zimet, dan Farley (1988)

mengungkapkan bahwa sumber-sumber pemberi dukungan sosial

memengaruhi kualitas dukungan sosial yang dirasakan seseorang. Lebih

lanjut Zimet et al. (1988) membagi tiga kelompok sumber-sumber

pemberi dukungan sosial yaitu, keluarga, teman-teman, dan orang-orang

yang spesial. Orang-orang spesial adalah orang-orang yang berpengaruh

atau sangat penting bagi individu yang tidak termasuk dalam lingkup

keluarga atau teman.

Penelitian ini menggunakan definisi perceived social support

sebagai persepsi atau perasaan seseorang menerima bantuan dari

keluarga, teman-teman, dan orang yang spesial.

2. Dimensi-dimensi Social support

Schaefer, Coyne, dan Lazarus (1981, dalam Mattson & Hall, 2011)

mendeskripsikan lima dimensi social support yaitu, dukungan emosional,

dukungan penghargaan, dukungan relasi, dukungan informasi, dan

dukungan materi. Taylor, Peplau, dan Sears (2006) merumuskan social

support dalam empat dimensi sebagai berikut dukungan emosional,

dukungan intrumental, dukungan, dukungan informasi, dan dukungan

penilaian diri. Sarafino (2008) menganalisis dan merumuskan dimensi

social support beberapa sumber. Social support terdiri dari empat

(38)

Wills & Fegan, 2001, dalam Sarafino, 2008) sebagai berikut dukungan

emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dan dukungan

pendampingan.

Peneliti memilih menggunakan empat dimensi social support dari

Sarafino (2008). Empat dimensi social support sebagai berikut:

a. Dukungan Emosional (Emotional support)

Dukungan ini ditunjukkan dengan berempati sebagai bentuk

dukungan kepada orang lain. Perilaku yang mencerminkan dukungan

emosional seperti, mencintai, memberi perhatian, dan peduli.

b. Dukungan Informasi (Informational support)

Dukungan ini berbentuk pemberian bantuan berupa informasi yang

bermanfaat bagi orang lain ketika dalam kondisi tertekan. Pemberian

informasi lebih relevan bila diberikan sesuai dengan kebutuhan

orang.

c. Dukungan Instrumental/Tangible (Instrumental/tangible support)

Bantuan ini diberikan dalam bentuk barang atau jasa kepada orang

lain membutuhkan terutama untuk orang-orang yang mengalami

tekanan.

d. Dukungan Pendampingan (Companionship support)

Dukungan yang berbentuk kesediaan seseorang meluangkan

waktunya untuk mendampingi individu. Dukungan ini memberikan

perasaan diterima sehingga seseorang tidak sendirian ketika

(39)

3. Dampak PerceivedSocial support

Uchino (2009) mengungkapkan bahwa perceived social support

lebih baik dalam meningkatkan kesehatan individu dibandingkan

received social support. Perceived social support membantu

meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup individu (Eom, Shin,

Kim & Park, 2013). Penelitian Otani, Kimura, dan Fujiu (2013)

menunjukkan bahwa perceived social support merupakan faktor penting

yang memengaruhi individu dalam memilih karier dan membuat

keputusan karier yang dipilih. Peceived social support menjadi faktor

yang signifikan untuk memerediksi career adaptability (Hirschi, 2009;

Tian dan Fan, 2012).

C. Pengertian Mahasiswa Tingkat Akhir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan

Nasional, 2011) mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.

Menurut Sugiyono (dalam Scarfi, 2014) tugas akhir atau skripsi adalah karya

ilmiah dalam struktur kurikulum program pendidikan sarjana dalam upaya

penerapan terpadu ilmu yang telah di peroleh sesuai dengan peminatan

mahasiswa. Mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir atau skripsi harus

berdasarkan hasil penelitian dan diharapkan hasilnya bermanfaat bagi

masyarakat. Karya ilmiah juga merupakan syarat untuk mendapatkan gelar

(40)

seseorang yang sedang dalam proses mengerjakan karya ilmiah di perguruan

tinggi untuk memperoleh gelar sarjana.

Selain itu, mahasiswa tingkat akhir memiliki tugas untuk

mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia kerja. Super (1990)

mengungkapkan bahwa seseorang yang berusia antara 20 hingga 24 tahun

termasuk dalam tahap implementasi. Pada tahap ini seseorang mulai

menyelesaikan pendidikan dan mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja.

Masuk ke dunia kerja merupakan tugas perkembangan dewasa awal

(Santrock, 2014). Salah satu cara untuk sukses masuk ke dunia kerja dengan

mempersiapkan karier (Koen, Klehe, & Vianen, 2012).

D. Dinamika Pengaruh Perceived social support pada Career adaptability

Mahasiwa tingkat akhir perlu memiliki career adaptability yang tinggi

untuk berhasil mempersiapkan diri dalam transisi dari sekolah ke dunia kerja.

Koen et al. (2012) menunjukkan bahwa pelatihan career adaptability

meningkatkan keberhasilan lulusan perguruan tinggi menghadapi transisi dari

sekolah ke dunia kerja dengan kualitas pekerjaan yang baik.

Mahasiswa tingkat akhir membutuhkan dukungan berupa informasi dan

instrumen dari lingkungan untuk meningkatkan kesiapan beradaptasi dengan

lingkungan kerja. Mahasiswa harus memiliki perilaku aktif untuk

memperoleh dukungan informasi dan instrumen. Perilaku mencari informasi

tentang karier yang dipilih yang termasuk dalam dimensi career curiousity

(41)

mengeksplorasi, membentuk, dan mencari pilihan karier yang cocok. Selain

itu, Han dan Rojewski (2015) mengungkapkan bahwa dukungan emosional

memfasilitasi individu dalam membentuk karier dan memilih karier yang

sesuai dengan diri. Penelitian Hirschi (2009) menunjukkan bahwa dukungan

sosial yang dirasakan berupa dukungan instrumental dan emosional

dimanfaatkan individu dalam proses perencaan dan eksplorasi karier.

Seseorang butuh dukungan berupa instrumental, informasi dan

emosional dalam mengembangkan career adaptability. Dukungan tersebut

diperoleh dari figur-figur penting dalam kehidupan mahasiswa. Hal ini sesuai

dengan penelitian Palladino Schultheiss, Palma, dan Manzi, (2005, dalam

Hirschi, 2009) menunjukkan bahwa figur-figur penting secara signifikan

dalam memberikan pemahaman tentang dunia kerja pada anak.

Konsep yang mencakup dukungan yang diberikan oleh figur-figur

penting mahasiswa adalah konsep social support. Social support

memfasilitasi seseorang untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Informasi tentang karier membantu seseorang mempersiapkan diri untuk

transisi dari sekolah ke dunia kerja. Hal serupa juga ditemukan oleh Hirschi

(2009) bahwa dukungan dari lingkungan sosial melalui career adaptability

mendukung seseorang menghadapi transisi dari sekolah ke dunia kerja.

Creed, Fallon, dan Hood (2009) mengungkapkan bahwa social support

dari orang-orang terdekat memengaruhi orang di usia dewasa awal dalam

mengeksplorasi karier. Hirschi (2009) menyatakan bahwa social support

(42)

Tian dan Fan (2014) menyatakan bahwa social support dari keluarga menjadi

faktor penting yang memengaruhi career adaptability mahasiswa

keperawatan.

[image:42.595.85.543.137.610.2]

E.Skema Penelitian

Gambar 1. Pengaruh Perceived Social Support pada Career adaptability

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah perceived social support berpengaruh

positif pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir.

(43)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, variabel penelitian, definisi

operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode dan alat pengumpulan

data, dan metode analisis data.

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

menekankan pada data-data angka yang diolah menggunakan metode statistik

(Sugiyono, 2014). Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif kausal

(sebab-akibat). Penelitian kuantitatif kausal bertujuan untuk meneliti ada

hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel lain.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

1. Variabel independen : Perceived social support

2. Variabel dependen : CareerAdaptability

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. CareerAdaptability

Career adaptability merupakan kemampuan mahasiswa tingkat

akhir untuk mempersiapkan diri dan mengatasi perubahan situasi tidak

terduga sehingga mampu menyesuaikan diri untuk mencapai

(44)

career adaptability yang dibuat oleh peneliti berdasarkan empat dimensi

yang meliputi: career concern, career control, career curiousity, dan

career confidence. Career adaptability mahasiswa ditentukan skor skala

career adaptability. Semakin tinggi perolehan skor menunjukkan

semakin tinggi kemampuan career adaptability, sebaliknya bila

perolehan skor semakin rendah menunjukkan bahwa semakin rendah

kemampuan careeradaptability.

2. Perceived social support

Perceived social support adalah persepsi atau perasaan kecukupan

terhadap dukungan emosional, informasi, instrumental dan

pendampingan yang diperoleh dari keluarga, teman-teman dan

orang-orang yang spesial dalam hidup. Pengukuran dilakukan dengan

menggunakan skala perceived social support yang dibuat oleh peneliti

berdasarkan lima dimensi yang meliputi: emosional, informasi,

instrumental dan pendampingan. Perceived social support yang diterima

mahasiswa ditentukan perolehan skor skala perceived social support.

Semakin tinggi perolehan skor menunjukkan semakin tinggi perceived

social support, sebaliknya bila perolehan skor semakin rendah

(45)

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan adalah mahasiswa tingkat akhir di

wilayah Yogyakarta. Mahasiswa tingkat akhir adalah mahasiswa yang sedang

mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Pengambilan sampel pada penelitian

menggunakan teknik convenience sampling. Teknik convenience sampling

adalah teknik sampling dengan cara mencari subjek berdasarkan

ketersediaannya dan memiliki karakteristik yang sesuai dapat dijadikan

sampel penelitian (Noor, 2011). Teknik sampling ini digunakan pada

penelitian dengan cara peneliti menanyakan terlebih dahulu apakah mereka

masuk dalam kriteria mahasiswa tingkat akhir. Jika mereka masuk dalam

kriteria penelitian maka peneliti menanyakan kesediaan subjek untuk mengisi

skala. Peneliti meminta bantuan beberapa teman untuk menyebarkan skala

penelitian dan memberikan instruksi yang jelas mengenai subjek penelitian.

E. Metode dan Alat Pengambilan Data 1. Metode Pengambilan Data

Metode yang digunakan adalah metode survei dengan

menggunakan skala penelitian. Metode survei pada penelitian ini dengan

menyebarkan skala pada mahasiswa tingkat akhir di Daerah Istimewa

Yogyakarta. Skala yang digunakan oleh peneliti adalah skala career

(46)

2. Alat Pengambilan Data

Alat yang digunakan peneliti dalam mengambil data adalah skala.

Skala ini merupakan alat pengumpulan data dengan memakai

sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang mengungkapkan indikator

dari atribut yang diukur (Azwar, 2016). Skala yang digunakan dalam

penelitian ini adalah skala career adaptability dan skala perceived social

support.

a. Skala career adaptability

Skala career adaptability disusun berdasarkan teori dari

Savickas (1997) yang terdiri dari empat dimensi, yaitu career

concern, career control, career curiousity, dan career confidence.

Skala career adaptability menggunakan bentuk skala likert.

Masing-masing aitem terdiri dari empat kategori jawaban sebagai berikut;

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak

Setuju (STS). Peneliti menghilangkan kategori jawaban netral untuk

mengurangi response set of middle category. response set of middle

category adalah kecenderungan subjek untuk memilih jawaban

kategori tengah. Kecenderungan ini mencerminkan ketidakpastian

atau netralitas yang berdampak menurunkan validitas aitem

(Supratiknya, 2014).

Berikut merupakan tabel distribusi aitem dan pemberian skor

(47)

Tabel 1.

Distribusi Aitem Skala Career Adaptability Sebelum Uji Coba

No Dimensi Career Adaptability Indikator Aitem

Jumlah % Favorable Unfavorable

1 Career

concern

Kesadaran mempersiapkan karier

12 12 24 25%

Merencanakan karier Persiapan karier Orientasi masa depan

2 Career

control

Menentukan pilihan

12 12 24 25%

Ketegasan

Kemauan

Tanggung jawab

3 Career

curiousity

Perasaan ingin tahu

12 12 24 25%

Mencari Informasi

Mencoba hal baru

4 Career

confidence

Gigih

12 12 24 25%

Berusaha keras

Tekun

[image:47.595.87.549.142.627.2]

Total : 48 48 96 100%

Tabel 2.

Pemberian Skor Skala Career Adaptability

Respon Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

b. Skala perceived social support

Perceived social support didefinisikan sebagai persepsi atau

perasaan seseorang menerima bantuan dari keluarga, teman-teman,

dan orang yang spesial (Lopez & Cooper, 2011). Empat dimensi

(48)

emosional, dukungan instrumental, dan dukungan pendampingan.

Skala perceived social support menggunakan bentuk skala likert.

Masing-masing aitem terdiri dari empat kategori jawaban sebagai

berikut; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat

Tidak Setuju (STS). Peneliti menghilangkan kategori jawaban netral

untuk mengurangi response set of middle category. response set of

middle category adalah kecenderungan subjek untuk memilih jawaban

kategori tengah. Kecenderungan ini mencerminkan ketidakpastian

atau netralitas yang berdampak menurunkan validitas aitem

(Supratiknya, 2014).

Berikut merupakan tabel distribusi aitem dan pemberian skor

[image:48.595.83.547.208.721.2]

skala perceived social support :

Tabel 3.

Distribusi Aitem Skala Perceived Social Support Sebelum Uji Coba

No Dimensi Perceived Social Support Indikator Aitem

Jumlah % Favorable Unfavorable

1 Dukungan

Emosional

Merasa dicintai

12 12 24 26%

Merasa diperhatikan

Merasa dipedulikan

2 Dukungan

Informasi

Diberikan pemahaman/penjelasan

12 12 24 26%

Diberikan saran yang berguna

3 Dukungan

Instrumental

Diberikan materi yang

cukup 12 12 24 26%

Diberikan bantuan jasa

4 Dukungan

Pendampingan

Kehadiran orang terdekat

10 10 20 22%

Orang-orang terdekat meluangkan waktu

(49)
[image:49.595.86.514.145.626.2]

Tabel 4.

Pemberian Skor Skala Perceived social support

Respon Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

F. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas Residu

Normalitas Residu digunakan untuk mengetahui distribusi

normal data residu variabel Perceived social support (independen

variabel). Normalitas data residu terpenuhi jika taraf signifikansi

(p) ≥ 0,05. Jika taraf signifikansi ≤ 0,05, maka sebaran data tidak

berdistribusi normal. Uji normalitas residu dilakukan dengan teknik

Kolmogorov-Smirnov menggunakan program SPSS for windows

versi 22.0.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan kedua

variabel dalam penelitian. Linearitas ditunjukkan dengan hubungan

kedua variabel satu garis lurus (Santoso, 2010). Bila peningkatan

(50)

pada peningkatan atau penurunan variabel lainnya. Linearitas dapat

dilihat dari garis regresi linear dan taraf signifikansi korelasi

product moment. Taraf signifikansi product moment ≤ 0,05, maka

pola hubungan linear. Uji Lineraritas dilakukan dengan test of

linerarity melalui program SPSS for windows versi 22.0.

c. Uji Homoskedastisitas

Uji Homoskedastisitas adalah variasi dari residu untuk setiap

nilai dari dari variabel independen bersifat konstan (Santoso, 2010).

Uji homoskedastisitas dapat dilihat melalui data grafik (scatter plot)

dan perhitungan (uji glejser). Uji homoskedastisitas dilakukan dengan

scatter plot untuk melihat grafik variasi data residu. Uji

homoskedastisitas terpenuhi jika variasi error menyebar secara acak

sehingga tidak membentuk suatu pola tertentu (Yamin, Rachmach, &

Kurniawan, 2011). Sebaliknya, uji homoskedastisitas tidak terpenuhi

jika terjadi megaphone effect maka hasil ini menunjukkan bahwa

error prediksi bersifat tidak konstan sehingga ketepatan prediksi pada

satu nilai independen berbeda dengan ketepatan prediksi pada nilai

yang berbeda (Santoso, 2010). Megaphone effect akan terlihat dari

semakin besar nilai variabel independen, rentang nilai variabel

dependen juga semakin besar. Scatter plot dilakukan dengan

menggunakan program SPSS for windows versi 22.0. Berdasarkan

(51)

scatter plot sifatnya subjektif. Oleh karena itu, peneliti juga

menggunakan uji lain yaitu, uji glejser untuk memperkuat tafsir hasil

scatter plot.

Uji Glejser adalah uji yang meregresikan nilai mutlak residual

unstandardized dan nilai variabel independen atau variabel

independen yang telah ditransformasikan (Yamin, Rachmach, &

Kurniawan, 2011). Bila taraf signifikansi p>0,05 maka asumsi

homogenitas diterima. Sebaliknya, jika taraf signifikansi p<0,05 maka

asumsi homogenitas ditolak (Yamin, Rachmach, & Kurniawan, 2011).

Hasil ini dapat dilihat dari taraf signifikansi tabel koefisien pada

output SPSS. Uji ini dilakukan dengan menggunakan SPSS for

windows versi 22.0.

2. Uji Hipotesis Regresi Linear

Penelitian ini menggunakan metode statistik regresi linear

sederhana. Regresi linear sederhana digunakan untuk menguji pengaruh

antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen

(Santoso, 2014). Analisis regresi linear sederhana menunjukkan

kenaikan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada

(52)

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan persiapan penelitian yang terdiri dari uji coba skala

dan deskripsi subjek penelitian, dan hasil penelitian yang terdiri dari hasil

penelitian dan pembahasan.

A. Persiapan Penelitian 1. Uji Coba Skala

a. Uji Validitas Skala

Validitas merupakan taraf sejauh mana bukti-bukti empiris

maupun teoretis mendukung untuk membenarkan cara penafsiran

skor tes sesuai dengan penggunaan tes (AERA, APA, & NCME,

1999, dalam Supratiknya, 2014). Validitas yang digunakan dalam

penelitian adalah validitas isi. Azwar (2015) mengatakan bahwa

validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian

terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional

oleh panel yang berkompeten atau melalui expert judgement.

Pengujian validitas isi alat tes dilakukan oleh dosen pembimbing

skripsi sebagai expert judgement.

b. Seleksi Aitem

Seleksi aitem dilakukan untuk mengetahui daya diskriminasi

aitem pada alat ukur skala career adaptability dan perceived social

(53)

membedakan antara individu yang memiliki dan tidak memiliki

atribut yang diukur. Seleksi aitem dilakukan dengan uji coba skala

penelitian dan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor

aitem dengan distribusi skor skala dengan program SPSS for

windows versi 22.0 yang menghasilkan koefisien korelasi aitem total

(rit) (Azwar, 2016). Kriteria pemilihan aitem berdasarkan pada

korelasi aitem total dengan batasan rit ≥ 0,3. Jika jumlah aitem yang

lolos tidak sesuai dengan yang diinginkan maka batasan kriteria

diturunkan menjadi rit ≥ 0,25 (Azwar, 2016).

Uji coba skala dilakukan pada hari Jumat, 3 Juni 2016 sampai

dengan Kamis, 9 Juni 2016. Peneliti menyebarkan skala uji coba

kepada 123 mahasiswa tingkat akhir Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Berikut ini merupakan hasil seleksi aitem dari dua

variabel.

1) Skala Career Adaptability

Pada skala career adaptability aitem yang digugurkan

(54)
[image:54.595.83.513.143.629.2]

Tabel 5.

Distribusi Aitem Skala Career adaptability Setelah Seleksi Aitem

No. Dimensi

Nomor Aitem

Jumlah Favorable Unfavorable

1 Career

concern

4, 5, 21, 25*, 28, 29, 35, 42, 52, 53, 58,

86

8, 12*, 13, 23, 39, 40*, 60, 72, 84, 92,

93, 94

10

2 Career

control

6, 7, 18, 27, 32, 50, 69, 75, 81 85, 90, 91

1, 2, 9, 22, 24, 38, 41,

62, 70, 74, 79, 80, 83* 10

3 Career

curiousity

30, 34, 57*, 63*, 64, 66, 67, 71, 73,

76*, 78

10, 14*, 17, 19*, 44*, 46*, 48*, 55*, 56*,

77, 87

10

4 Career

confidence

11*, 15*, 16*, 36, 43, 45, 47*, 51, 54,

68, 95, 96

3, 20, 26, 31, 33*, 37,

49, 61, 65, 82, 88, 89 10

Total : 21 19 40

Keterangan:

* : aitem yang gugur

Bold : aitem yang digugurkan

Berdasarkan hasil seleksi aitem, aitem gugur sebanyak 19

aitem berdasarkan keriteria rit < 0,3 (Azwar, 2016). Berdasarkan

pertimbangan dari hasil observasi peneliti bahwa banyak subjek

yang mengerjakan uji coba skala career adaptability merasa

kelelahan karena jumlah soal yang banyak. Oleh karena itu,

peneliti melakukan pengguran aitem secara manual dilakukan

dengan cara melihat rit dan menyeimbangkan aitem valid antara

jumlah aitem favorable dengan jumlah aitem unfavorable dalam

satu aspek yang sama. Selain itu, peneliti menyamakan bobot

(55)

dimensi. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti memilih 40

aitem yang digunakan dalam skala untuk mengambil data.

2) Skala Perceived social support

Pada skala Perceived social support aitem yang digugurkan

[image:55.595.85.511.212.625.2]

dengan kriteria rit ≤ 0,3 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 6.

Distribusi Aitem Skala Perceived social support Setelah Seleksi Aitem

No. Dimensi Nomor Aitem Jumlah Favorable Unfavorable

1 Dukungan Informasi

1, 4, 6, 45, 48, 50, 55, 75*, 83, 86, 88,

90,

10, 12, 16, 18, 20, 26, 28, 43, 46, 47, 57, 85

12

2 Dukungan Emosional

9, 11, 32, 34, 36, 51, 59, 61, 63, 80,

82, 84

5, 22, 24, 31, 41, 49, 52, 68,

77, 87, 89, 91,

12

3 Dukungan Instrumental

7, 13, 15, 17, 25, 27, 29, 44, 56, 53, 64,

78,

3, 37, 39, 54, 67, 71, 73, 74, 76, 79, 81, 92,

12

4 Dukungan Pendampingan

2, 19, 21, 23, 38, 40, 58, 66, 70, 72

8, 14, 30, 33, 35, 42, 60, 62,

65, 69

12

Total : 24 24 48

Keterangan:

* : aitem yang gugur

Bold : aitem yang digugurkan

Berdasarkan hasil seleksi aitem, aitem gugur sebanyak 1

aitem berdasarkan keriteria rit < 0,3 (Azwar, 2016). Berdasarkan

pertimbangan dari hasil observasi peneliti bahwa banyak subjek

(56)

kelelahan karena jumlah soal yang banyak. Oleh karena itu,

peneliti melakukan pengguran aitem secara manual dilakukan

dengan cara melihat rit dan menyeimbangkan aitem valid antara

jumlah aitem favorable dengan jumlah aitem unfavorable dalam

satu aspek yang sama. Selain itu, peneliti menyamakan bobot atau

persentase jumlah aitem yang dipakai pada masing-masing

dimensi. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti memilih 48

aitem yang digunakan dalam skala untuk mengambil data.

c. Reliabilitas Alat Ukur Setelah Setelah Seleksi Aitem

Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu

populasi individu atau kelompok (AERA, APA, & NCME, 1999;

dalam Supratiknya, 2014). Reliabilitas dinyatakan dalam suatu

koefisien korelasi antara 0 sampai dengan 1. Menurut Guilford

(1956, dalam Klein, 1986, dalam Supratinya, 2014), koefisien

minimum yang dipandang memuaskan untuk reliabilitas tes adalah

0,70. Angka koefisien α < 0,70 dianggap kurang memadai untuk

digunakan karena meragukan. Pengujian reliabilitas skala penelitian

ini dengan menggunakan Alpha Cronbach dari program SPSS for

(57)

1.) Skala Career Adaptability

Koefisien Alpha Cronbach skala career adaptability

setelah seleksi aitem dilakukan melalui SPSS for windows versi

22.0 menghasilkan α = 0,935. Hasil ini menunjukkan bahwa

aitem pada skala career adaptability tergolong reliabel.

2.) Skala Perceived social support

Koefisien Alpha Cronbach skala perceived social support

setelah seleksi aitem dilakukan melalui SPSS for windows versi

22.0 menghasilkan α = 0,965. Hasil ini menunjukkan bahwa

aitem pada skala perceived social support tergolong reliabel.

2. Pelaksanaan Penelitian dan Deskripsi Subjek Penelitian

a. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2016

sampai dengan 29 Juni 2016. Subjek pada penelitian ini adalah

mahasiswa tingkat akhir di Yogyakarta. Peneliti meminta bantuan

kepada beberapa teman untuk melakukan pengambilan data. Peneliti

meminta bantuan teman-teman karena kondisi subjek dan waktu

pengambilan pada saat liburan tahun ajaran menyebabkan peneliti

kesulitan untuk menemui subjek secara langsung.

Peneliti menyebarkan 275 eksemplar skala kepada mahasiswa

(58)

14 eksemplar skala tidak kembali. Dari 261 skala yang kembali,

hanya 250 yang dapat dianalisis karena 11 subjek tidak mengisi

seluruh pernyataan di dalam skala. Peneliti sudah berusaha

meminimalkan terjadinya kesalahan penelitian dengan membuat

instruksi di dalam skala dengan lengkap.

b. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan

tugas akhir atau skripsi di Yogyakarta. Subjek penelitian 131

mahasiswa dan 119 mahasiswi berusia 20-25 tahun dari 12

perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (lihat lampiran

halaman 48)

B. Hasil Penelitian

Peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu sebelum melakukan uji

analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas residu, uji

linearitas, dan uji Homoscedasticity (Santoso, 2010).

1. Deskripsi Data Penelitian

Peneliti mendeskripsikan data penelitian dengan rerata, median,

modus dan standar deviasi. Deskripsi penelitian menggunakan analisis

statistik dari program SPSS for windows versi 22.0. Analisis data

deskripsi dilakukan untuk mengetahui kecenderungan skor variabel

(59)

membandingkan nilai rata-rata empiris dan nilai rata-rata teoretis dari

masing-masing variabel. Kemudian, data tersebut dianalisis dengan uji t

untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata empiris dan teoretis

masing-masing variabel. Analisis ini bertujuan untuk menunjukkan signifikansi

[image:59.595.84.515.218.746.2]

perbedaan nilai.

Tabel 7.

Uji-t Variabel Career Adaptability

One-Sample Test

Test Value = 100

T Df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Career_Adaptability 29,308 249 ,000 23,136 21,58 24,69

Berdasarkan tabel di atas, career adaptability memiliki mean

empiris sebesar 123,14 lebih besar dibandingkan dengan mean teoretis

sebesar 100. Hasil uji-t variabel career adaptability dan menunjukkan

perbedaan mean empiris dan mean teoretis yang signifikan yakni 0,000

(p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat akhir di

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tingkat ca

Gambar

Gambar 2. Kurva Distribusi Normal Residu......................................................
Gambar 1. Pengaruh Perceived Social Support pada Career adaptability
Tabel 2. Pemberian Skor Skala Career Adaptability
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Perceived Social Support Sebelum Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi pengembangan multimedia pembelajaran interaktif mata kuliah computer akuntansi dengan program (MYOB Accounting 13 pada materi Inventory Journal sangat tepat

Dari hasil uji polinominal orthogonal (Ilustrasi 1) dapat dilihat bahwa semakin besar dosis vitamin E yang diberikan motilitas sper- matozoa semakin tinggi, dengan persamaan

Pada Hasil Pemantauan bulan lalu, telah dilaporkan bahwa pada tanggal 3 Juli 2007 terjadi demonstrasi oleh ribuan warga Aceh Timur yang menuduh PT Bumi Flora

KERETA API INDONESIA DIVISI REGIONAL II DI SUMATERA BARAT TAHUN 2016” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak

bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka untuk kelancaran tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Flores Timur

Dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8, terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan, atau

Goal In Context Pharmacist can manage drug Preconditions The data doesn’t update Successful End Condition drug data updated Failed End Condition can’t update drug data Primary

Permohonan pembukaan deposito dapat dilakukan melalui DAC, apabila Nasabah (pemberi instruksi) merupakan existing customer dan rekening dalam keadaan aktif dengan tetap