ABSTRAK
Maria Sri Dian Pratama. 2016. Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bangun Ruang Sisi Datar pada Siswa Kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk (1) mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, (2) mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Pengambilan data ini dilaksanakan di kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta pada bulan Mei-Juni 2016.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 24 siswa.Bentuk data dalam penelitian ini berupa hasi tes soal cerita dan hasil wawancara.Hasil tes soal cerita digunakan untuk mengetahui siswa yang melakukan kekeliruan saat menyelesaikan soal yang diberikan dan menjadi acuan dalam wawancara.Hasil wawancara digunakan dalam menarik kesimpulan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa beserta faktor penyebabnya.Penelitian ini menggunakan analisis kesalahan Newman dalam pengklasifikasian jenis kesalahan yang dilakukan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, yaitu: (a) reading error atau kesalahan membaca soal, (b) transformation error atau kesalahan mentransformasi (c) encoding error atau kesalahan menuliskan jawaban, (d) careless atau kecerobohan,dan (2) faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut yaitu: (a) belum memahami konsep prisma dan limas, (b) belum memahami konsep luas permukaan dan volume kubus, (c) belum memahami konsep luas permukaan dan volume balok, (d) belum memahami konsep luas permukaan dan volume limas, (e) belum menguasai materi prasyarat berupa perkalian dan luas segitiga, (f) tidak berkonsentrasi,dan (g) tidak memeriksa pekerjaan kembali.
ABSTRACT
Maria Sri Dian Pratama. 2016. The Error Analysis in Doing Word Problem Solid Geometry With Flat Side Exercise of Grade VIII B in SMP Institut Indonesia Yogyakarta in the Academic Year of 2015/2016. Mathematics Education Department, Department Mathematics and Science Education.Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This qualitative descriptive research aimed to (1) find out types of error made by students grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in finishing the narrative space geometry with flat side exercise, (2) find out factors that causing the error of student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in finishing the narrative space geometry with flat side exercise. This research was conducted on grade VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta on May – June 2016.
The subject of this research was student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in the academic year of 2015/2016 that consist of 24 students. Method of collecting data is word problem exersice result and interview result. The result of word problem exersice was used for finding out all of student who made a mistake and reference interview. The result of interview was used for finding out the type of error and factors that causing the students error in finishing the exercise. This research using error analyzing by Newman for classify types of errors.
This research result showed (1) types of error made by student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in doing space geometry with flat side exercise, were : (a) reading error, (b) transformation error, (c) encoding error, (d) careless and (2) factors that causing the student made mistake, were (a) student had understanding yet about prism and pyramid, (b) student had understanding yet about base surface area concept and volume concept of a cube, (c) student had understanding yet about base surface area concept and volume concept of a block, (d) students had understanding yet about base surface area concept and volume of a pyramid, (e) student had understanding yet about material prerequisites, (f) student had not concentration, (g) student had not re-check .
ANALISIS KESALAHAN
DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP INSTITUT INDONESIA
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Maria Sri Dian Pratama NIM : 121414087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
i
ANALISIS KESALAHAN
DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP INSTITUT INDONESIA
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Maria Sri Dian Pratama NIM : 121414087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto :
“Berilah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
( Matius 22: 21)
vii ABSTRAK
Maria Sri Dian Pratama. 2016. Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bangun Ruang Sisi Datar pada Siswa Kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk (1) mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, (2) mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar. Pengambilan data ini dilaksanakan di kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta pada bulan Mei-Juni 2016.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 24 siswa. Bentuk data dalam penelitian ini berupa hasi tes soal cerita dan hasil wawancara. Hasil tes soal cerita digunakan untuk mengetahui siswa yang melakukan kekeliruan saat menyelesaikan soal yang diberikan dan menjadi acuan dalam wawancara. Hasil wawancara digunakan dalam menarik kesimpulan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa beserta faktor penyebabnya. Penelitian ini menggunakan analisis kesalahan Newman dalam pengklasifikasian jenis kesalahan yang dilakukan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, yaitu: (a) reading error atau kesalahan membaca soal, (b) transformation error atau kesalahan mentransformasi (c) encoding error atau kesalahan menuliskan jawaban, (d) careless atau kecerobohan, dan (2) faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut yaitu: (a) belum memahami konsep prisma dan limas, (b) belum memahami konsep luas permukaan dan volume kubus, (c) belum memahami konsep luas permukaan dan volume balok, (d) belum memahami konsep luas permukaan dan volume limas, (e) belum menguasai materi prasyarat berupa perkalian dan luas segitiga, (f) tidak berkonsentrasi, dan (g) tidak memeriksa pekerjaan kembali.
viii ABSTRACT
Maria Sri Dian Pratama. 2016. The Error Analysis in Doing Word Problem Solid Geometry With Flat Side Exercise of Grade VIII B in SMP Institut Indonesia Yogyakarta in the Academic Year of 2015/2016. Mathematics Education Department, Department Mathematics and Science Education. Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This qualitative descriptive research aimed to (1) find out types of error made by students grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in finishing the narrative space geometry with flat side exercise, (2) find out factors that causing the error of student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in finishing the narrative space geometry with flat side exercise. This research was conducted on grade VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta on May – June 2016.
The subject of this research was student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in the academic year of 2015/2016 that consist of 24 students. Method of collecting data is word problem exersice result and interview result. The result of word problem exersice was used for finding out all of student who made a mistake and reference interview. The result of interview was used for finding out the type of error and factors that causing the students error in finishing the exercise. This research using error analyzing by Newman for classify types of errors.
This research result showed (1) types of error made by student grade VIII B of SMP Institut Indonesia Yogyakarta in doing space geometry with flat side exercise, were : (a) reading error, (b) transformation error, (c) encoding error, (d) careless and (2) factors that causing the student made mistake, were (a) student had understanding yet about prism and pyramid, (b) student had understanding yet about base surface area concept and volume concept of a cube, (c) student had understanding yet about base surface area concept and volume concept of a block, (d) students had understanding yet about base surface area concept and volume of a pyramid, (e) student had understanding yet about material prerequisites, (f) student had not concentration, (g) student had not re-check .
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG SISI DATAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP INSTITUT INDONESIA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, serta kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis. Penulis mengucapkan terima kasih atas segala motivasi, saran, dan kritik yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Hongki Julie, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
x
5. Bapak Martanto Adi, S.Pd., selaku guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Institut Indonesia Yogyakarta yang telah bersedia membantu penulis dalam melakukan penelitian.
6. Siswa-siswi kelas VIII A dan VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.
7. Segenap dosen dan seluruh staff sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA yang telah membantu dalam proses administrasi.
8. Bapa Mikael Meo, Mama Floriana Diani, Adik Melkior Rexadat Nago dan Adik Lusia Tirta Bernis selaku keluarga penulis yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat.
9. Teman Lusia Christin Setiawati, Fransiskus Lima, Eman Senda, Ridho, Rian Pango, pasukan Kos Luna dan teman-teman Rejoice Choir yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
10. Teman-teman Pendidikan Matematika 2012 yang telah memberikan dukungan dan semangat.
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan agar dapat lebih baik lagi di kemudian hari. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berhubungan atau bekerja dalam dunia pendidikan maupun kalangan umum.
Penulis
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...vi
ABSTRAK...vii
ABSTRACT...viii
KATA PENGANTAR...ix
DAFTAR ISI ...xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Pembatasan Masalah... 4
E. Penjelasan Istilah... 4
F. Manfaat Penelitian... 6
G. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 8
B. Kerangka Berpikir ... 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 28
D. Bentuk Data... 29
xiii
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 30
G. Metode atau Teknik Analisis Data ... 31
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ... 36
I. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian... 37
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian... 39
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Siswa 1 ... 41
2. Deskripsi Siswa 2 ... 47
3. Deskripsi Siswa 3 ... 50
4. Deskripsi Siswa 4 ... 51
5. Deskripsi Siswa 5 ... 53
6. Deskripsi Siswa 6 ... 55
7. Deskripsi Siswa 7 ... 57
8. Deskripsi Siswa 8 ... 59
9. Deskripsi Siswa 9 ... 62
10. Deskripsi Siswa 10 ... 64
11. Deskripsi Siswa 12 ... 66
12. Deskripsi Siswa 13 ... 71
13. Deskripsi Siswa 17 ... 74
14. Deskripsi Siswa 22 ... 80
15. Deskripsi Siswa 23 ... 83
16. Deskripsi Siswa 24 ... 85
C. Analisis Jenis Kesalahan dan Faktor Penyebab ... 90
D. Pembahasan... 94
E. Keterbatasan Penelitian ... 97
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA... 101
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator Pencapaian Hasil Belajar ... 30
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 33
Tabel 3.3 Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 38
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas ... 40
Tabel 4.2 Jenis Kesalahan Berdasarkan Hasil Deskripsi ... 88
Tabel 4.3 Rekapitulasi Jenis Kesalahan dan Faktor Penyebab ... 90
Tabel 4.4 Kesalahan Membaca oleh Siswa ... 91
Tabel 4.5 Kesalahan Mentransformasi oleh Siswa ... 91
Tabel 4.6 Kesalahan Menulis Jawaban oleh Siswa ... 93
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Balok ... 15
Gambar 2.2 Jaring-jaring Balok ... 15
Gambar 2.3 Volume Balok... 16
Gambar 2.4 Kubus ... 17
Gambar 2.5 Jaring-jaring kubus ... 18
Gambar 2.6 Volume Kubus... 19
Gambar 2.7 Prisma ... 20
Gambar 2.8 Jaring-jaring prisma ... 21
Gambar 2.9 Volume prisma ... 22
Gambar 2.10 Limas... 23
Gambar 2.11 Jaring-jaring Limas ... 23
Gambar 2.12 Volume Limas ... 24
Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 1 ... 41
Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 1 ... 42
Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan Nomor 4 Siswa 1 ... 44
Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan Nomor 6 Siswa 1 ... 45
Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 2 ... 47
Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan Nomor 7 Siswa 2 ... 48
Gambar 4.7 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 3 ... 50
Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 4 ... 52
Gambar 4.9 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 5 ... 54
Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 6 ... 56
Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 7 ... 58
Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 8 ... 59
Gambar 4.13 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 8 ... 61
Gambar 4.14 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 9 ... 63
Gambar 4.15 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 10 ... 64
Gambar 4.16 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 12 ... 66
xvi
Gambar 4.18 Hasil Pekerjaan Nomor 3 Siswa 12 ... 70
Gambar 4.19 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 13 ... 71
Gambar 4.20 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 13 ... 73
Gambar 4.21 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 17 ... 74
Gambar 4.22 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 17 ... 76
Gambar 4.23 Hasil Pekerjaan Nomor 6 Siswa 17 ... 78
Gambar 4.24 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 22 ... 80
Gambar 4.25 Hasil Pekerjaan Nomor 5 Siswa 22 ... 81
Gambar 4.26 Hasil Pekerjaan Nomor 2 Siswa 23 ... 84
Gambar 4.27 Hasil Pekerjaan Nomor 1 Siswa 24 ... 85
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lampiran A.1 Surat Ijin Penelitian dari Program Studi... 104
Lampiran A.2 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ... 105
Lampiran A.3 Validasi Instrumen Soal Uji Coba Oleh Guru ... 106
LAMPIRAN B Lampiran B.1 Soal Uji Coba ... 108
Lampiran B.2 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Uji Coba ... 110
Lampiran B.3 Soal Cerita... 113
Lampiran B.4 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Cerita ... 116
LAMPIRAN C Lampiran C.1 Foto Pelaksanaan Tes Soal Cerita ... 119
LAMPIRAN D Lampiran D.1 Daftar Nilai Siswa Kelas VIII A Pada Tes Uji Coba ... 120
Lampiran D.2 Daftar Nilai Siswa Kelas VIII B Pada Tes Soal Cerita .... 121
Lampiran D.3 Hasil Uji Validitas... 122
Lampiran D.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 123
Lampiran D.5 Hasil Pekerjaan Siswa pada Tes Soal Cerita ... 124
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sering disebut sebagai ibu dari segala ilmu, yang
digunakan hampir dalam semua ilmu pengetahuan lainnya. Mengikuti
perkembangan jaman, pembelajaran matematika di sekolah diharapkan dapat
memfasilitasi kebutuhan siswa dalam mempelajari matematika. Pembelajaran
di sekolah diharapkan dapat benar-benar membantu siswa untuk mengeluar
kemampuan terbaik yang tercermin lewat nilai matematika yang didapat.
Dengan adanya tuntutan tersebut kualitas pembelajaran matematika di
sekolah dari waktu ke waktu semakin ditingkatkan. Peningkatan kualitas
dilakukan dari berbagai segi antara lain kualitas guru, dan sarana prasarana.
Peningkatan dalam berbagai segi tersebut diharapkan dapat diikuti dengan
meningkatnya kualitas pembelajaran.
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan memfasilitasi siswa dalam
mempelajari matematika dapat dilihat dari kemampuan siswa memahami
konsep-konsep dasar dari materi yang diajarkan. Selain itu siswa diharapkan
mampu menggunakan konsep-konsep dasar tersebut untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semua siswa yang memahami
konsep dasar dapat menggunakannya saat menyelesaikan masalah sehari-hari.
Padahal tujuan dari pemahaman konsep dasar tersebut adalah dapat
Saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang
dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan di sekolah, peneliti menemukan
bahwa siswa kesulitan mengerjakan soal cerita pada materi statistika.
Kesulitan yang ditemukan saat PPL tersebut terjadi meskipun sebenarnya
siswa paham dengan konsep dasar dari materi tersebut. Berdasarkan
pengalaman PPL tersebut peneliti tertarik untuk meneliti apakah masalah
tersebut juga terjadi di sekolah lain. Peneliti lalu mendapatkan kesempatan
untuk bertemu dengan guru mata pelajaran matematika SMP Institut
Indonesia. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika
SMP Institut Indonesia Yogyakarta, peneliti mendapatkan informasi bahwa
dari tahun ke tahun siswa kelas VIII selalu kesulitan saat menyelesaikan soal
cerita pada materi bangun ruang sisi datar.
Analisis kesalahan siswa memberikan alasan mendasar tentang
kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal matematika dan
proses yang membantu guru untuk menemukan dimana letak kesulitan
tersebut terjadi. Hal tersebut memberikan petunjuk bagi guru tentang kemana
guru mengarahkan strategi pengajaran yang efektif untuk mengatasinya.
Berdasarkan masalah yang selalu dialami siswa kelas VIII B SMP
Institut Indonesia pada materi bangun ruang sisi datar, peneliti bermaksud
berdasarkan kesulitan siswa, dengan memberikan tes soal cerita dan
wawancara.
Penelitian ini akan dilakukan dengan metode analisis kesalahan
Newman. Metode analisis kesalahan Newman (dalam Clements, 1980: 3)
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1977 oleh Anne Newman, seorang
guru bidang studi matematika di Australia. Menurut Newman (dalam
Clements, 1980: 3) dalam menyelesaikan masalah seseorang harus melalui
tahap membaca masalah atau soal, memahami apa yang dibaca,
mentransformasikan kedalam model matematika, menentukan
langkah-langkah dan menuliskan jawaban. Newman mengklasifikasikan jenis
kesalahan sebagai (1) reading error atau kesalahan membaca, (2)
comprehension error atau kesalahan memahami, (3) transformation error atau
kesalahan mentransformasi, (4) process skill error atau kesalahan proses, (5)
encoding error atau kesalahan menulis jawaban, (6) careless. Penggunaan
metode analisis kesalahan Newman dalam penelitian ini, dikarenakan analisis
kesalahan Newman sesuai dengan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal
cerita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, peneliti membuat rumusan masalah yang
selanjutnya akan dikaji dalam penelitian.
1. Apa saja jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP Institut
Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan-kesalahan tersebut
muncul saat siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia Yogyakarta
menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah
1. Untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIII
B SMP Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita
pada materi bangun ruang sisi datar dengan metode analisis kesalahan
Newman.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan-kesalahan
tersebut muncul saat siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia
Yogyakarta menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi
datar.
D. Pembatasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, keterbatasan tenaga, dana dan waktu,
maka penelitian ini terkhusus pada analisis kesalahan siswa kelas VIII B SMP
Institut Indonesia Yogyakarta dalam menyelesaikan soal cerita pada materi
bangun ruang sisi datar dengan metode analisis kesalahan Newman.
E. Penjelasan Istilah
Untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman akibat perbedaan
pandangan dan pemikiran, maka perlu adanya penegasan beberapa istilah
1. Analisis
Analisis adalah penyeledikan terhadap kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi
datar.
2. Kesalahan
Kesalahan adalah kekeliruan siswa yang dapat dilihat dari
pekerjaan tertulis dan wawancara dengan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar dengan metode analisis
kesalahan Newman.
3. Analisis Kesalahan
Analisis kesalahan adalah penyelidikan terhadap kekeliruan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar
berdasarkan pekerjaan tertulis dan wawancara dengan metode analisis
kesalahan Newman.
4. Analisis Kesalahan Newman
Analisis kesalahan Newman adalah analisis kesalahan yang
digunakan untuk mengklasifikasikan jenis kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi
datar.
5. Soal Cerita
Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek
6. Bangun Ruang Sisi Datar
Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang yang memiliki sisi
berbentuk datar (bukan sisi lengkung).
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa mengetahui jenis
kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dan faktor penyebabnya
dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar.
Diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan pembelajaran bagi
siswa agar kesalahan tersebut tidak terulang lagi.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guru dalam
menyusun strategi kegiatan pembelajaran pada materi bangun ruang sisi
datar dikemudian hari, sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukan
siswa dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan dengan melihat
jenis kesalahan dan faktor penyebabnya. Dengan begitu guru dapat
meningkatkan prestasi siswa.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat membantu penulis dalam
memahami jenis kesalahan dan faktor penyebab siswa melakukan
kesalahan saat menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi
masalah-masalah yang terkait dengan materi bangun ruang sisi datar saat peneliti
menjadi seorang guru.
G. Sistematika Penulisan
Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, penjelasan istilah,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi landasan teori dan
kerangka berpikir. Teori – teori yang digunakan adalah analisis kesalahan, soal cerita, metode analisis kesalahan Newman, faktor penyebab kesalahan
dan tinjauan materi bangun ruang sisi datar.
Bab III merupakan metode penelitian yang berisi jenis penelitian,
tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, bentuk data,
metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, metode atau teknik
analisis data, prosedur pelaksanaan penelitian dan penjadwalan waktu
pelaksanaan penelitian.
Bab IV merupakan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang
berisi pelaksanaan penelitian, pembahasan, hasil analisis jenis kesalahan dan
faktor penyebab serta keterbatasan penelitian.
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan hasil penelitian dan
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Analisis Kesalahan
Analisis adalah proses pencarian jalan keluar (pemecahan
masalah) yang berangkat dari dugaan akan kebenarannya; penyelidikan
terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya;
penyelidikan kimia yang menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat-zat
yang menjadi bagiannya; penguraian suatu pokok atas berbagai bagian
dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dan pemahaman makna keseluruhan
(dalam Tim Reality, 2008: 47). Analisis adalah suatu upaya penyelidikan
untuk melihat, mengamati, mengetahui, menemukan, memahami,
menelaah, mengklasifikasi, dan mendalami serta menginterpretasikan
fenomena yang ada (dalam Wijaya dan Marsiyah, 2013: 1) .
Kesalahan adalah kekhilafan, kekeliruan (dalam Tim Reality,
2008: 566). Menurut Kurniasari (dalam Wijaya dan Marsiyah, 2013: 3)
kesalahan merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap hal yang
benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya, atau penyimpangan
terhadap suatu yang diharapkan. Jadi analisis kesalahan dapat diartikan
sebagai penyelidikan serta proses terhadap kekeliruan atau bentuk
penyimpangan terhadap hal yang benar ataupun prosedur yang ditetapkan
2. Soal Cerita
Menurut Abidia (dalam Setiari, 2012: 24) soal cerita adalah soal
yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan
dapat merupakan masalah kehidupan sehari-hari atau masalah lainnya.
Bobot masalah yang diungkapkan akan mempengaruhi panjang
pendeknya cerita tersebut. Makin besar bobot masalah yang
diungkapkan, memungkinkan semakin panjang cerita yang disajikan.
Menurut Haji (dalam Setiari, 2012: 24), soal yang dapat digunakan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam bidang matematika dapat berbentuk
cerita dan soal bukan cerita atau soal hitungan. Dalam hal ini, soal cerita
merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan yang berkaitan dengan
kenyataan yang ada di lingkungan siswa.
Berdasarkan hal-hal diatas, seorang siswa yang akan
menyelesaikan soal cerita memerlukan kemampuan agar dapat mengubah
soal tersebut kedalam bentuk matematika. Menurut Newman (dalam
Clements, 1980: 3) ketika seseorang dihadapkan dengan satu masalah
yang harus dilakukan adalah (1) membaca masalah (soal yang diberikan),
(2) memahami apa yang dibaca, (3) mengubah masalah dalam bentuk
kata-kata ke dalam bentuk matematis yang bisa diterima, (4) memproses
bentuk matematika yang telah dipilih, (5) menuliskan jawaban dalam
bentuk yang bisa diterima. Kegagalan pada setiap tingkat mencegah
kebetulan, yaitu siswa tersebut mendapat jawaban „benar‟ dengan cara
yang salah.
3. Analisis Kesalahan Newman
Pada tahun 1976 Newman memberikan tes yang terdiri dari 40
soal yang berisi pertanyaan numerik, spasial, dan logis, kepada 917 siswa
kelas 6 dari 31 kelas di 19 sekolah di Mealbourne (dalam Clements,
1980: 9). Dengan segera tes tersebut diselesaikan dan dalam dua minggu
ditentukan empat dari lima anak dengan nilai terendah dari
masing-masing 31 kelas tersebut. Wawancara kemudian dilakukan oleh Newman
maupun asistennya yang merupakan diploma di pendidikan matematika
Monash University yang sebelumnya telah diberikan empat jam pelatihan
mengenai teknik wawancara dari Newman. Ada 124 siswa yang
diwawancara sesuai pedoman analisis kesalahan dari Newman (dalam
Clements, 1980: 9). Analisis kesalahan ini kemudian diperkenalkan pada
tahun 1977.
Menurut pedoman analisis kesalahan Newman (dalam Clements,
1980: 9), pewawancara dalam hal ini peneliti akan meminta siswa yang
awalnya memberi jawaban yang salah mengerjakan soal sekali lagi.
Newman mengatakan bahwa siswa akan mengerjakan soal tanpa bantuan
dan menanggapi pertanyaan dari peneliti. Newman menyarankan
pertanyaan-pertanyaan berikut digunakan saat wawancara dalam rangka
mengklasifikasikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
a. Silahkan baca soalnya. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui,
katakan!
b. Katakan, apa yang diinginkan oleh soal!
c. Katakan, bagaimana cara menemukan jawabannya!
d. Perlihatkan, apa yang akan kamu lakukan untuk mendapatkan
jawabannya.
e. Bicara yang keras selama kamu mengerjakannya dengan begitu saya
bisa mengerti apa yang kamu pikirkan.
f. Sekarang, tuliskan jawabanmu.
Masing-masing pertanyaan Newman tersebut memilki maksud
dan tujuan berikut (dalam White, 2005: 17):
a. Untuk mengidentifikasi kesalahan membaca: ”Silahkan baca soalnya. Jika ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan!”
b. Untuk mengidentifikasi kesalahan pemahaman: ”Katakan, apa yang diinginkan oleh soal!”
c. Untuk mengidentifikasi kesalahan transformasi: ”Katakan, bagaimana cara menemukan jawabannya!”
d. Untuk mengidentifikasi kesalahan keterampilan proses:” Perlihatkan, apa yang dilakukan untuk mendapatkan jawabannya.”
e. Untuk mengidentifikasi kesalahan menuliskan jawaban
mengerjakannya dengan begitu saya bisa mengerti apa yang kamu fikirkan.”
Seperti dalam White (2005: 17), pengklasifikasian kesalahan
menurut Newman adalah sebagai berikut :
a. Reading Errors atau kesalahan membaca
Siswa tidak bisa membaca kata kunci atau simbol yang
disampaikan dalam soal cerita yang menghalanginya untuk
memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat.
b. Comprehension Error atau kesalahan memahami
Siswa bisa membaca semua kata dalam soal cerita, tetapi
tidak bisa memahami semua arti kata, selain itu tidak bisa
memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat.
c. Transformation Error atau kesalahan mentransformasi
Siswa mengerti apa yang ditanyakan oleh soal tapi tidak bisa
mengidentifikasi operasi, atau deretan operasi yang tepat yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
d. Process Skill Error atau kesalahan keterampilan proses
Siswa mampu mengidentifikasi operasi yang tepat, atau
deretan operasi yang tepat, tetapi tidak tahu langkah-langkah yang
e. Encoding Error atau kesalahan menuliskan jawaban
Siswa mengerjakan secara tepat dan mendapatkan solusi dari
masalah namun tidak bisa menuliskannya dalam bentuk kata-kata
yang bisa diterima.
f. Careless
Siswa menjawab salah pada kesempatan pertama dalam hal
ini saat tes soal cerita tetapi mengerjakan secara tepat pada
kesempatan kedua dalam hal ini wawancara.
4. Faktor Penyebab Terjadinya Kesalahan
Soewarsono mengklasifikasikan faktor penyebab kesulitas siswa
belajar matematika dari faktor kognitif dan nonkognitif (dalam Wijaya,
2013: 3). Faktor kognitif, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual dan cara siswa memproses dan mencerna materi
matematika dalam pikirannya. Faktor nonkognitif, meliputi sikap,
kepribadian, emosional, cara belajar, suasana rumah dan lain-lain.
Menurut Malau (dalam Agustiawan, 2013: 3) penyebab kesalahan
yang sering dilakukan siswa dalam memecahkan soal-soal matematika
dapat dilihat dari beberapa hal antara lain disebabkan kurangnya
pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari,
kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan atau
menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti dan lupa konsep.
Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti akan melihat faktor penyebab
ruang sisi datar seperti yang telah disampaikan Malau yaitu berupa
kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang
dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa matematika, keliru menafsirkan
atau menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti dan lupa konsep.
5. Bangun Ruang Sisi Datar
Bangun ruang memiliki unsur-unsur yaitu bidang atau sisi, rusuk
dan titik sudut. Bidang atau sisi adalah bidang yang membatasi bagian
dalam dan bagian luar bangun ruang. Rusuk adalah perpotongan
bidang-bidang yang bertemu pada suatu garis. Titik sudut adalah perpotongan
rusuk-rusuk yang bertemu pada suatu titik sudut.
a. Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam persegi
panjang (dalam Wono, 2008: 55). Perhatikan balok ABCD.EFGH
pada gambar 2.1. Pada balok terdapat 6 bidang atau 6 sisi yaitu
ABCD, EFGH, ABFE, CDHG, ADHE dan BCGF. Pada balok
terdapat 12 rusuk yaitu ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ Pada balok terdapat delapan titik sudut yaitu
A, B, C, D, E, F, G dan H.
1) Luas Permukaan Balok
Luas permukaan balok adalah jumlah luas permukaan
(bidang atau sisi) pada balok. Jika sisi balok dibuat dari karton, maka
kita dapat membuka balok tersebut sehingga diperoleh bentuk seperti
[image:34.595.85.515.207.634.2]Bentuk ini disebut dengan jaring-jaring balok. Luas
jaring-jaring inilah yang disebut sebagai luas permukaan balok.
Perhatikan, berdasarkan berdasarkan gambar 2.1 dapat
dikatakan bahwa ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ .
[image:35.595.85.509.107.635.2]Karena luas permukaan balok adalah luas jaring-jaring maka Gambar 2.1 Balok
[ ] [ ] [ ]
Keterangan:
2) Volume Balok
Volume digunakan untuk menyatakan ukuran besar
suatu bangun ruang. Volume suatu bangun ruang ditentukan
dengan membanding besar bangun ruang tersebut terhadap
satuan pokok volume, misalnya 1 cm3 (dalam Adinawan dan
Sugijono, 2014: 133).
Perhatikan gambar 2.3, terdapat kubus satuan yang akan
disusun kedalam suatu balok. Kubus satuan adalah kubus
[image:36.595.84.512.204.657.2]kita memiliki balok berukuran panjang 6cm, lebar 4cm, dan
tinggi 2cm, maka kita dapat menyusun kubus berukuran 1 cm
sepanjang 4 baris, masing-masing baris berisi 6 buah sebanyak 2
lapis. Jadi banyaknya kubus satuan yang dapat dimuat adalah . Bilangan inilah yang disebut volume kotak dan
ditulis sebagai.
b. Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah
persegi. Kubus juga dapat disebut sebagai balok yang dibentuk oleh
enam persegi (dalam Wono, 2008: 56). Perhatikan kubus
ABCD.EFGH pada gambar 2.4 dibawah ini.
Kubus juga memiliki 6 bidang sisi yaitu
dan . Kubus memiliki 12
[image:37.595.85.514.208.688.2]
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ Kubus memiliki 8 titik sudut yaitu dan .
1) Luas Permukaan Kubus
Luas pemukaan kubus adalah jumlah luas permukaan
(bidang) pada kubus. Perhatikan gambar 2.5.
Perhatikan gambar 2.5 yang merupakan jaring-jaring kubus.
Terdapat 6 buah bidang dan tiap bidang berbentuk persegi yang
sama dan sebangun, sehingga ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
Maka
[image:38.595.85.513.221.633.2]
2) Volume Kubus
Seperti volume pada balok, volume kubus juga didapat
dengan melihat berapa banyak kubus satuan yang dapat mengisi
kubus tersebut.
Perhatikan bahwa kubus pada gambar 2.6 memiliki
panjang tiap sisi 4 satuan, maka untuk mengisinya diperlukan 4
kubus satuan ke kanan, 4 kubus satuan ke belakang dan 4 kubus
satuan ke atas. Maka volume kubus
Dapat ditulis sebagai
c. Prisma
Prisma tegak adalah bangun ruang yang alas dan tutupnya
[image:39.595.86.514.197.644.2]bidang sejajar, dan bidang sisi yang lain berbentuk persegi panjang
(dalam Wono, 2008: 76).
Perhatikan gambar 2.7, terdapat prisma segi tiga ,
prisma segi empat dan prisma segi lima . Perhatikan bahwa suatu prisma jika dipotong sejajar
dengan bidang alas atau bidang tutup selalu mempunyai bentuk yang
sama dengan alas atau tutup. Suatu prisma disebut bersegi n jika
alasnya berbentuk segi-n. Balok tegak merupakan prisma segi empat.
Selain prisma segi empat, kita juga mengenal prisma segi 3, 5, 6,…, n tergantung dari bentuk alasnya.
1) Luas Permukaan Prisma
Perhatikan gambar 2.8 yang merupakan jaring-jaring
prisma segitiga.
Luas permukaan prisma adalah luas seluruh daerah
jaring-jaring pada gambar 2.8.
[ ]
atau
2) Volume Prisma
Perhatikan prisma tegak segi empat pada gambar 2.9.
yang dapat dimasukkan ke dalam prisma tegak segi empat
tersebut.
Volume prisma tegak segi empat tersebut adalah atau . Karena rumus ini harus
berlaku untuk semua prisma tegak segi-n maka .
Sehingga rumus volume prisma tegak segi-n adalah
Harus diingat bahwa luas alas mengikuti bentuk alas dari prisma
segi-n yang dimaksud.
d. Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah
segitiga atau segi banyak sebagai alas, dan beberapa buah bidang
berbentuk segitiga sebagai bidang tegak yang bertemu pada satu titik
Nama suatu limas tergantung dari bentuk alasnya. Suatu
limas disebut limas segi-n jika alasnya segi-n. Gambar 2.10(a)
merupakan limas segi-3 , (b)limas segi-5 dan (c)
limas segi-6 . Ada pula limas segi empat disebut juga
sebagai piramida.
1) Luas Permukaan Limas
Luas permukaan limas adalah jumlah luas permukaan
(bidang) pada bangun ruang limas. Perhatikan jaring-jaring
limas segi-4 pada gambar 2.11(b). Gambar 2.10 Limas
2) Volume Limas
Seperti pada balok, kubus, dan prisma, volume limas
merupakan banyaknya kubus satuan yang dapat dimasukan ke
dalam limas tersebut.
Limas dapat juga dibuat dari kubus seperti pada gambar
2.12. Dengan memotong kubus maka terdapat 3
limas segi empat, yaitu
Untuk menghitung volume limas, perhatikan bahwa ketiga
lima situ mempunyai bentuk yang sama. Jadi
Karena dan
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di SMP
Institut Indonesia Yogyakarta, dari tahun ke tahun siswa kelas VIII selalu
mengalami kesulitan belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar,
khusus saat menyelesaikan soal cerita. Kesulitan belajar tersebut disebabkan
oleh kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa saat menyelesaikan soal cerita.
Analisis kesalahan ini bertujuan untuk menemukan jenis-jenis
kesalahan yang dibuat oleh siswa dan faktor penyebab munculnya kesalahan
tersebut. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis
kesalahan Newman. Newman mengklasifikan jenis kesalahan sebagai: (1)
kesalahan membaca atau reading error, (2) kesalahan memahami atau
comprehension error , (3) kesalahan mentransformasi atau transformation
error, (4) kesalahan proses atau process skill error, (5) kesalahan menuliskan
jawaban atau encoding error, dan (6) careless atau kecerobohan.
Proses analisis ini diawali dengan melakukan observasi pembelajaran
di kelas. Pada tahap selanjutnya siswa akan diberikan tes yang bertujuan
untuk menentukan siswa yang akan diwawancara serta mengidentifikasi
kesalahan yang dilakukan siswa. Peneliti lalu melakukan dugaan awal
terhadap kesalahan yang dilakukan siswa. Selanjutnya peneliti akan
melakukan wawancara pada siswa yang melakukan kesalahan saat
diketahui sesuai pengklasifiksian jenis kesalahan menurut Newman.
Wawancara juga bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan
tersebut. Untuk itu pada tahap wawancara, peneliti akan menggunakan
pertanyaan Newman dan beberapa pertanyaan sesuai kondisi untuk
mengetahui faktor penyebab kesalahan tersebut.
Dengan menemukan jenis kesalahan dan faktor penyebabnya guru
dapat melakukan beberapa perubahan pada proses pembelajaran dalam
rangka mengurangi kesulitan belajar akibat kesalahan-kesalahan dalam
27 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang
dilakukan oleh siswa-siswa kelas VIII B SMP Institut Indonesia dalam
menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang sisi datar, serta faktor
penyebabnya. Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian deskriptif
kualitatif dengan studi kasus. Menurut Moleong (2008: 6) penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll., serta holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Menurut Prastowo (2014a: 203)
metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses, dan manusia secara “ apa adanya” pada waktu sekarang atau jangka waktu yang masih
memungkinkan dalam ingatan responden.
Jenis kesalahan siswa diklasifikasikan menggunakan analisis
kesalahan Newman. Faktor penyebab munculnya kesalahan yang dilakukan
siswa diketahui melalui wawancara dengan pertanyaan Newman sebagai
pedoman serta beberapa pertanyaan tambahan sesuai kondisi untuk
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat pengambilan data
Pengambilan data dilakukan di SMP Institut Indonesia
Yogyakarta yang terletak di Jl. Urip Sumoharjo Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2016
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Institut
Indonesia Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang
berjumlah 24 siswa. Objek yang diteliti adalah kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi bangun ruang
sisi datar.
Pemilihan subjek yang akan diwawancara mengikuti prosedur analisis
kesalahan Newman, yaitu semua siswa yang salah dalam menyelesaikan soal
cerita yang diberikan. Pemilihan subjek wawancara berdasarkan purpose
sampling atau berdasarkan tujuan (dalam Sukmadinata, 2008: 254)
pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Wawancara
berdasarkan prosedur analisis kesalahan Newman harus dilakukan pada
semua siswa yang melakukan kesalahan. Untuk itu peneliti kemudian
mewawancarai 16 siswa yang salah dalam menyelesaikan soal cerita dari 24
D. Bentuk Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu data kuantitatif
berupa hasil tes soal cerita dan data kualitatif berupa hasil wawancara.
1. Hasil Tes Soal Cerita
Hasil tes soal cerita digunakan untuk memilih siswa yang akan
diwawancarai, yang selanjutnya digunakan untuk mengetahui jenis-jenis
kesalahan yang dibuat siswa. Data ini juga digunakan sebagai bahan
acuan untuk wawancara.
2. Hasil Wawancara
Hasil wawancara ini digunakan untuk menarik kesimpulan
tentang jenis kesalahan yang dilakukan dan faktor penyebabnya
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah ketepatan cara-cara yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data ini,
penulis menggunakan metode sebagai berikut.
1. Tes Soal Cerita
Tes yang digunakan dalam pendidikan biasa dibedakan antara tes
hasil belajar (achievement test) dan tes psikologis (psychological test)
(dalam Sukmadinata, 2008: 223). Penelitian ini menggunakan tes hasil
belajar (achievement test) berupa tes soal cerita. Penelitian ini
menggunakan tes soal cerita untuk mengetahui siswa-siswa yang
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi
pekerjaan tes soal cerita juga menjadi salah satu acuan dalam melakukan
wawancara.
2. Wawancara
Wawancara atau interviu (interview) seperti dalam Sukmadinata
(2008: 216) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang
banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif
kuantitatif. Wawancara merupakan salah satu metode komunikasi
langsung peneliti dengan siswa. Wawancara ini digunakan untuk
mengetahu jenis kesalahan yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal
cerita yang diberikan.
F. Instrumen Pengumpulan Data 1. Soal Cerita
Soal cerita yang dimaksud adalah soal cerita dengan jawaban
dalam bentuk uraian. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat melihat dan
menemukan dengan tepat jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh
siswa. Soal cerita ini dibuat sesuai indikator pencapaian hasil belajar
sesuai kurikulum yang berlaku di SMP Institut Indonesia yaitu KTSP.
Kompetensi Dasar Indikator Soal Soal
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
Menghitung luas
permukaan kubus, balok, prisma dan limas
1, 2, 3 dan 4
Menghitung volume
kubus, balok, prisma dan limas
[image:50.595.83.535.233.723.2]5, 6, 7 dan 8
2. Pedoman Wawancara
Pedoman utama pada wawancara ini adalah
pertanyaan-pertanyaan analisis kesalahan Newman dan pertanyaan-pertanyaan tambahan yang
dikondisikan agar faktor penyebab kesalahan dapat diidentifikasi dengan
baik.
G. Metode atau Teknik Analisis Data 1. Analisis Instrumen
a. Validitas Isi
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (dalam Arikunto, 2002:
80). Menurut Sukmadinata (2008: 229) validitas isi berkenaan
dengan isi dan format dari instrumen. Sebuah tes dikatakan memiliki
validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar
dengan materi atau isis pelajaran yang diberikan (dalam Arikunto,
2002: 82). Penyelidikan mengenai validitas alat ukur dapat dilakukan
dengan menggunakan pendapat pakar atau disebut sebagai validasi
pakar. Validasi pakar bertujuan untuk mengetahui kelayakan soal
yang diberikan kepada siswa. Validasi pakar yang dimaksud pada
penelitian ini adalah validasi oleh guru pembimbing dan dosen
pembimbing terhadap soal cerita yang telah dirancang.
Selain menggunakan validasi pakar, penelitian ini
menggunakan validitas butir soal. Soal yang telah divalidasi pakar
pada siswa kelas VIII A kemudian dihitung menggunakan rumus
korelasi product moment angka kasar untuk melihat validitas butir
soal yang dibuat. Rumus korelasi product moment angka kasar
adalah sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Keterangan :
koefisien validitas
hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan
validitasnya
kriteria yang dipakai
Perhitungan validitas menggunakan taraf siginifikansi . Berdasarkan tabel r untuk N=19 maka . Soal
dikatakan valid apabila . Sebaliknya jika
artinya soal tes diagnostik tersebut tidak valid,
maka soal tersebut harus direvisi atau ada nomor soal yang
harus dihilangkan agar digunakan.
b. Reliabilitas
Reliabilitas (dalam Arikunto, 2002: 100) terkait dengan
pemotretan data tersebut dengan benar, maka konsep reliabilitas
terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah
instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai
Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil
yang relatif sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subjek
memang belum berubah.
Seperti dalam Arikunto (2002: 122) reliabilitas soal bentuk
uraian tidak dapat dihitung dengan sembarang rumus. Setiap butir
soal uraian menghendaki penilaian bertahap. Barangkali butir soal
nomor 1 penilaian terendah 0 tertinggi 8, tetapi butir soal nomor 2
nilai tertinggi hanya 5, dan butir soal nomor 3 sampai 10, dan
sebagainya. Untuk keperluan mencari reliabilitas soal keseluruhan
perlu juga dilakukan analisis butir soal seperti halnya soal bentuk
objektif. Skor untuk masing-masing butir soal dicantumkan pada
kolom item menurut apa adanya. Rumus yang digunakan adalah
rumus Alpha sebagai berikut.
Formula Alpha :
∑
Keterangan :
reliabilitas yang dicari n = banyaknya aitem
∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total
Dengan nilai koefisien reliabilitas sebagai berikut :
Rentang nilai Kategori
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah
2. Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (dalam Emzir, 2012: 129) ada tiga
macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu :
a. Reduksi Data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah”
yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis (dalam Emzir,
2012: 129). Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang relevan, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang mengelompokkan dan
membuang data yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data yang
sejenis. Kegiatan ini mengarah kepada menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, dan mengabstraksikan serta mentransformasikan
data mentah yang didapat di lapangan dengan perekaman tape
recorder. Tahap reduksi data dalam penelitian ini meliputi :
1) Mengkoreksi hasil pekerjaan siswa, kemudian dilakukan dugaan
awal kesalahan yang dilakukan siswa yang akan diwawancarai.
Dugaan yang dimaksud adalah mencatat jenis kesalahan yang
dapat dilihat pertama kali dari hasil pekerjaan siswa.
2) Hasil pekerjaan siswa pada tes soal cerita merupakan bahan
untuk wawancara.
3) Hasil wawancara disederhanakan menjadi susunan bahasa yang
b. Penyajian Data (Data Display)
Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah
model data atau Data Display (dalam Emzir, 2012: 131). Penyajian
data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang berasal dari
data yang telah direduksi sebelumnya. Dalam penyajian data yang
berupa hasil pekerjaan siswa disusun menurut urutan objek
penelitian. Penyajian data ini akan memaparkan kumpulan data atau
informasi yang telah didapat supaya mudah dilihat, mudah dicari
pola-polanya dan mudah dibanding-bandingkan, sehingga
memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau tindakan. Tahap
penyajian data dalam penelitian ini meliputi:
1) Menyajikan hasil pekerjaan siswa yang dijadikan bahan untuk
wawancara.
2) Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam pada alat
perekam seperti tape recorder atau sejenisnya yang selanjutnya
telah ditranskripsi.
Dari hasil penyajian data (pekerjaan siswa dan hasil
wawancara) dilakukan analisis. Kemudian disimpulkan data temuan,
sehingga mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
c. Verifikasi
Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan atau
verifikasi kesimpulan (dalam Emzir, 2012: 133). Pada tahap
kemudian dicermati untuk ditarik kesimpulan-kesimpulan yang ada,
sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan
penelitian.
Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara maka
dapat ditarik kesimpulan jenis dan penyebab terjadinya kesalahan,
yang disebut dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang
digunakan pada penelitian ini triangulasi waktu, atau dilakukan
dengan subjek serta pertanyaan atau soal yang sama namun pada
waktu yang berbeda.
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan 1. Tahap Persiapan
Peneliti mengajukan surat ijin penelitian yang diserahkan
langsung kepada Kepala Sekolah. Setelah mendapat ijin, peneliti lalu
menemui guru bidang studi matematika untuk berdiskusi lebih lanjut.
2. Tahap Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan agar peneliti mengetahui keadaan
siswa. Pengamatan juga dilakukan agar peneliti mengetahui bagaimana
siswa dan guru beraktivitas di kelas. Pengamatan ini dilakukan di kelas
3. Tahap Persiapan Tes soal cerita
a. Peneliti membuat tes soal cerita sesuai dengan tujuan pembelajaran
dengan bantuan dan arahan dari guru bidang studi matematika di
SMP Institut Indonesia Yogyakarta dan bimbingan dari dosen
pembimbing.
b. Melakukan validasi pakar untuk soal tes soal cerita tersebut.
c. Menguji validitas dan reliabilitas dengan mengujikan soal cerita
pada kelas VIII A SMP Institut Indonesia Yogyakarta.
4. Tahap Tes dan Wawancara
a. Pada tahap pertama dilakukan tes soal cerita. Tes ini dilakukan
setelah guru menyelesaikan materi bangun ruang sisi datar. Setelah
soal tes soal cerita dikerjakan, peneliti memeriksa lalu memilih siswa
yang akan diwawancarai. Selanjutnya sebelum wawancara peneliti
terlebih dahulu melakukan dugaan awal kesalahan berdasarkan hasil
pekerjaan siswa.
b. Tahap kedua yaitu wawancara. Wawancara dilakukan dengan
berpedoman pada pertanyaan analisis kesalahan Newman dan hasil
pekerjaan siswa serta beberapa pertanyaan yang dikondisikan guna
menemukan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan tersebut.
I. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan
hasil penelitian akan dilakukan dalam 5 bulan. Penelitian dimulai pada akhir
No Uraian
Maret April Mei Juni Juli
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap
Persiapan
2 Tahap
Pengamatan
3 Tahap
Persiapan Tes Soal Cerita
4 Tahap Tes dan
Wawancara
5 Tahap
Penulisan Laporan
39 BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII B SMP Institut Indonesia
Yogyakarta pada materi bangun ruang sisi datar. Jumlah siswa di kelas VIII B
adalah 24 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis
kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal cerita pada
materi bangun ruang sisi datar. Tes yang diberikan berupa tes uji coba dan tes
soal cerita. Tes uji coba dilakukan pada kelas VIII A dengan tujuan untuk
menguji validitas dan reliabilitas soal cerita yang dibuat. Soal yang digunakan
pada tes uji coba sebelumnya telah didiskusikan dengan guru matematika
SMP Institut Indonesia dan dosen pembimbing. Peneliti juga melakukan
observasi di kelas VIII A dan VIII B. Setelah uji coba dilaksanakan soal-soal
yang belum valid kemudian diperbaiki dengan bimbingan guru dan dosen
pembimbing. Soal tes uji coba yang telah diperbaiki tidak uji kembali. Setelah
diperbaiki, dilakukan tes soal cerita di kelas VIII B.
Tes uji coba dilaksanakan pada Sabtu, 14 Mei 2016 di kelas VIII A.
Setelah tes uji coba soal dilaksanakan, selanjutnya dianalisis terkait validitas
dan reliabilitas. Dari 8 soal tes uji coba yang diberikan 2 soal valid, 4 soal
tidak valid dan 2 soal lainnya belum di ketahui. Soal-soal yang tidak valid
dan belum diketahui kemudian diperbaiki dengan bimbingan dosen
rumus korelasi product moment angka kasar. Sedangkan untuk perhitungan
reliabilitas dengan Formula Alpha adalah 0,2277 dengan kategori rendah.
Nomor soal Koefisien validitas Kategori
2 0.361215006 Tidak valid
3 0.301998619 Tidak valid
4 0.356504654 Tidak valid
5 0.779422402 Valid
6 0.563332813 Valid
8 0.389902407 Tidak valid
Tes soal cerita dilaksanakan pada Selasa, 17 Mei 2016 di kelas VIII B
yang merupakan subjek pada penelitian ini. Setelah tes soal cerita
dilaksanakan peneliti lalu memeriksa pekerjaan siswa. Hasil pekerjaan siswa
kelas VIII B terlampir.
Setelah tes soal cerita dilaksanakan peneliti lalu memilih subjek
wawancara yaitu semua siswa yang menjawab pertanyaan atau soal tes
diagnostik dengan keliru. Pengambilan sampel dalam penelitian ini merujuk
pada purposive sampling atau berdasarkan tujuan (dalam Sukmadinata, 2008:
254). Hal ini sesuai dengan metode analisis kesalahan Newman yang
mengharuskan peneliti mewawancarai kembali semua siswa yang melakukan
kekeliruan. Setelah itu dilakukan wawancara dengan semua subjek yang telah
dipilih. Wawancara ini dilakukan kepada 16 subjek dengan waktu wawancara
banyaknya subjek yang diwawancarai dan wawancara yang hanya dapat
dilakukan pada jam istirahat dan sepulang sekolah.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Berpedoman pada analisis kesalahan Newman, peneliti lalu
mewawancarai 16 orang siswa yang salah mengerjakan tes soal cerita.
Wawancara ini merupakan wawancara bebas terstruktur. Wawancara utama
dilakukan dengan berpedoman pada pertanyaan dari Newman. Faktor
penyebab diketahui menggunakan pertanyaan yang dikondisikan. Berikut
deskripsi hasil penelitian berdasarkan hasil tes tes soal cerita dan hasil
wawancara. P yang dimaksud dalam transkrip wawancara adalah peneliti, dan
S adalah siswa.
1. Deskripsi Siswa 1
Berdasarkan hasil tes soal cerita, Siswa 1 mengerjakan soal
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan menjawab salah pada soal nomor 1, 2, 4 6.
Sebelum melakukan wawancara, berdasarkan hasil pekerjaan, peneliti
menentukan kesalahan pertama yang dapat dilihat dari pekerjaan siswa 1.
a. Nomor 1
Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.1,
menggunakan rumus. Berikut sebagian transkripsi wawancara
peneliti dengan siswa 1.
P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 1. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan !
S1 : Suatu kemasan teh kotak berbentuk seperti gambar (1) ! Jika jaring-jaring kemasan tersebut berbentuk seperti gambar (2) , berapakah luas permukaan kemasan teh kotak ini?
P : Adakah kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S1 : Saya tahu semua mbak, cuman karena keliru itunya
rumusnya.
P : Memangnya apa yang diinginkan soal. S1 : Mencari luas permukaan semuanya ini. P : Bagaimana cara mendapatkan hasilnya? S1 : Pakai rumus luas permukaan balok mbak. P : Bagaimana rumusnya?
S1 : Dua kali panjang kali lebar tambah panjang kali tinggi tambah lebar kali tinggi
P : Nah benar, tetapi saat mengerjakan tes kamu salah rumusnya.
S1 : Waktu itu saya lupa mbak.
Berdasarkan wawancara terlihat adanya perbedaan dengan hasil pekerjaan pada tes soal cerita, karena tes soal cerita merupakan hal yang diteliti maka peneliti kemudian mencari tahu mengapa perbedaan tersebut terjadi. Setelah melakukan wawancara lanjutan peneliti menemukan bahwa siswa 1 melakukan kesalahan yang diklasifikasikan sebagai Careless. Saat wawancara siswa 1 mampu menjawab dengan benar rumus luas permukaan balok. Akan tetapi pada pekerjaan tes soal cerita siswa 1 menjawab luas permukaan sebagai . Faktor penyebab dari kesalahan tersebut adalah saat mengerjakan tes soal cerita siswa 1 tidak tahu rumus. Peneliti lalu menuntun siswa 1 untuk menemukan jawaban yang tepat.
b. Nomor 2
Berdasarkan hasil pekerjaan seperti pada gambar 4.2 ,
kesalahan pertama yang dapat dilihat adalah siswa 1 salah
menggunakan atau tidak lengkap menuliskan rumus. Berikut
sebagian transkripsi wawancara peneliti dengan siswa 1.
P : Silahkan kamu baca lagi soal nomor 2. Kalau ada kata yang tidak kamu ketahui, katakan !
S1 : Ani akan membuat sebuah model kubus dari kertas karton dengan panjang rusuk 5 cm seperti pada gambar di samping. Berapakah luas kertas karton yang dibutuhkan untuk membuat model kubus tersebut? (abaikan kertas yang digunakan untuk merekatkan )
P : Adakah kata-kata dari soal yang tidak kamu ketahui? S1 : Tidak ada mbak, saya tahu kata-katanya.
P : Apa yang diinginkan soal?
S1 : Mencari luas kertas, luas permukaan kubus mbak. P : Bagaimana cara mendapatkannya.
S1 : Sisi kali sisi
Berdasarkan wawancara tersebut jenis kesalahan yang
dilakukan siswa 1 pada soal nomor 2 diklasifikasikan sebagai
Transformation Error atau kesalahan mentransformasi. Berdasarkan
wawancara siswa 1 benar dalam membaca soal dan memahami
bahwa yang harus dikerjakan adalah mencari luas kertas. Akan tetapi
siswa 1 salah dalam mentransformasi rumus atau operasi mana yang
harus digunakan, siswa 1 menyebutkan bahwa untuk menemukan
luas kertas dicari menggunakan rumus luas permukaan kubus . Berdasarkan wawancara lanjutan yang dilakukan peneliti,
penyebab dari kesalahan tersebut adalah siswa 1 tidak benar-benar
memahami konsep luas pemukaan. Siswa 1 mengatakan bahwa
benar-benar memahami konsep luas permukaan siswa 1 pasti bisa
memahami bahwa hanya bisa menghitung satu sisi saja.
Peneliti lalu menyampaikan bahwa pekerjaannya kurang tepat dan
menuntun siswa 1 untuk menemukan jawaban yang tepat.
c. Nomor 4
Berdasarkan hasil p