SKRIPSI
Diajukan oleh :
Ayu Kartikaningrum 0913010069/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
Disusun Oleh :
Ayu Kartikaningrum 0913010069/FE/AK
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh
Tim Penguji Skr ipsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
pada tanggal 31 Mei 2013
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Rr. Dyah Ratnawati, MM Dr. Hero Pr iono, M.Si, Ak
NIP. 19670213 199103 2001 NIP. 19611011 199203 1001
Sekr etaris
Dra. Ec. Sr i Hastuti, M.si NIP. 19560318 198803 2001
Anggota
Dra. Ec. Rr. Dyah Ratnawati, MM NIP. 19670213 199103 2001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Dekan Fakultas Ekonomi
Puji syukur ke Hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahNya yang
diberikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “PENERAPAN
APLIKASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERKOMPUTERISASI
ATAS HUTANG DAN PIUTANG PADA PT GRAHA SARANA GRESIK”
dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam menulis skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran, serta dorongan
baik secara moril maupun materiil. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Ec. H. Rahman A. Suwaidi, MS selaku Wakil Dekan I Fakultas
ii
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Dra. Ec. Dyah Ratnawati, MM selaku Dosen Pembimbing Utama Skripsi
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan motivasi, dorongan, dan
bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Dra. Ec. Hj. Sri Hastuti, M.Si selaku Dosen Wali yang telah memberikan
waktu dan motivasi selama masa perkuliahan di Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
8. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Pengajar, dan Karyawan Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan yang tak terhingga.
9. Staf Perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
yang telah memberikan bantuan dalam proses peminjaman dan pencarian buku
untuk dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini.
10.Ibu Yuli dan Staf Karyawan PT Graha Sarana Gresik yang telah membantu dalam
proses perolehan data sehubungan dengan penelitian ini.
11.Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan dukungan, perhatian, dan kasih
sayang yang tiada hentinya. Terima kasih atas doa dan segala jerih payah dalam
Ayu W, Citra, Weni, Vindy, Ervan, Icha, Febri, Arinda, Dyah, Nurul, Iis, Wahyu,
Dita, Elin, Ricardo, Anna, Windi, Danny, Devy, Setyaningsih terima kasih atas
waktu yang indah selama berada di bangku perkuliahan dan telah menjadi bagian
dari hidup penulis.
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala
dukungan dan inspirasinya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan penulis terima
dengan senang hati. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak. Amin Ya Rabbal Alamin.
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah... 6
1.3. Fokus Penelitian ... 6
1.4. Tujuan Penelitian ... 7
1.5. Manfaat penelitian ... 7
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA………..………..9
2.1. Review Penelitian Terdahulu ... 9
2.2.1.2. Pengertian Informasi ... 14
2.2.1.3. Pengertian Akuntansi ... 15
2.2.1.4. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 16
2.2.2. Simbol Pembuatan Bagan Alir Dokumen ... 17
2.2.3. Penggunaan Komputer dan Sistem Informasi Akuntansi . 23 2.2.4. Penyusunan Sistem Informasi ... 29
2.2.5. Konsep Dasar Piutang... 30
2.2.6. Konsep Dasar Hutang ... 33
2.2.7. Sistem Akuntansi Piutang ... 35
2.2.8. Sistem Akuntansi Utang ... 39
BAB III METODE PENELITIAN………...42
3.1. Jenis Penelitian ... 42
3.2. Alasan Ketertarikan Peneliti ... 43
3.7. Prosedur Pengumpulan Data ... 47
3.7.1. Survey Pendahuluan ... 47
3.7.2. Survey Lapangan ... 47
3.7.2.1. Wawancara ... 47
3.7.2.2. Dokumentasi ... 48
3.7.2.3. Studi Kepustakaan ... 49
3.8. Metode Analisis Data ... 49
3.9. Pengujian Kredibilitas Data ... 50
BAB IV DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN ... 52
4.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 52
4.2. Lokasi Perusahaan ... 53
4.3. Visi dan Misi Perusahaan ... 54
4.3.1. Visi PT Graha Sarana Gresik ... 54
4.3.2. Misi PT Graha Sarana Gresik ... 54
4.7. Uraian Pekerjaan ... 57
BAB V PEMBAHASAN….. ... 59
5.1. Analisis Dokumen Flow dan Pembahasan ... 59
5.1.1. Analisis Dokumen Flow ... 59
5.1.2. Pembahasan Hasil Wawancara... 62
5.2. Analisis Prosedur Pembelian dan Penjualan ... 79
5.2.1. Prosedur Pembelian (Pengadaan Barang dan Jasa) ... 79
5.2.2. Prosedur Penjualan (Pemasaran) ... 85
5.3. Penerapan Program Aplikasi ... 88
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 92
6.2. Saran ... 93
1.1. Grafik Piutang Usaha Tahun 2005 s/d Tahun 2008 PT Graha
Sarana Gresik 4
2.1. Dokumen 17
2.2. Dokumen dan Tembusannya 17
2.3. Berbagai Dokumen 17
2.4. Catatan 18
2.5. On-Page Connector 18
2.6. Off-Page Connector 18
2.7. Kegiatan Manual 19
2.8. Keterangan, Komentar 19
2.9. Arsip Sementara 19
2.10.Arsip Permanen 20
2.11.On-Line Computer Process 20
2.12.Keying (Typing, Verifying) 20
2.13.Pita Magnetik (Magnetic Tape) 21
2.14.On-Line Storage 21
2.15.Keputusan 21
2.16.Garis Alir (Flowline) 21
2.17.Persimpangan Garis Alir 22
2.18.Pertemuan Garis Alir 22
2.19.Terminal 22
2.20.Hubungan Data dan Informasi 23
2.21.Siklus Pengolahan Data secara Manual 25
2.22.Siklus Pengolahan Data dengan Komputer 26
2.23.Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang 37
2.24.Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang (Lanjutan) 38
2.25.Prosedur Pencatatan Utang dengan Account Payable Procedure 39
4.1. Struktur Organisasi PT Graha Sarana Gresik 56
5.1. Terminal 59
5.2. Punched Tape 59
5.3. File Ditindaklanjuti 60
5.4. Decision 60
5.5. Dokumen 60
5.6. Dokumen dan Tembusannya 61
5.12.Prosedur Penjualan 86
5.13.Aplikasi Transaksi Keluar (Bank) 89
5.14.Aplikasi Invoice 89
5.15.Aplikasi Jurnal Memo 90
5.16.Aplikasi Transaksi Masuk (Bank) 90
5.17.Aplikasi Transaksi Masuk (Kas) 91
1. Surat Rekomendasi I
2. Surat Rekomendasi II
3. Surat Tembusan
4. Gambar 1. Gedung PT Graha Sarana Gresik
5. Gambar 2. Proses Wawancara dengan Kepala Urusan Pengadaan Barang dan
Jasa
6. Gambar 3. Ruang Majapahit
7. Gambar 4. Ruang Kendedes
8. Gambar 5. Graha Resto (Kantin)
9. Gambar 6. Gedung PT Petrokimia Gresik
10.Gambar 7. Faktur/Invoice
11.Gambar 8. Bukti Masuk
12.Gambar 9. Bukti Keluar
13.Gambar 10. Bukti Transfer
14.Tabel 1.1. Main Research Question
15.Tabel 1.2. Transkripsi Bagian Personalia
16.Tabel 1.3. Transkripsi Sie Pengawasan Internal
17.Tabel 1.4. Transkripsi Bagian Pengadaan Barang dan Jasa
18.Tabel 1.5. Transkripsi Bagian Gudang
19.Tabel 1.6. Transkripsi Bagian Pemasaran
20.Tabel 1.7. Transkripsi Bagian Perdagangan Umum
21.Tabel 1.8. Transkripsi Bagian Penagihan
22.Tabel 1.9. Transkripsi Bagian Akuntansi dan Keuangan
23.Form Permintaan Pengadaan Barang
24.Form Permintaan Pengadaan Jasa/Perbaikan
25.Form Order Kerja
26.Form Order Pembelian
27.Form Order Pemesanan Convention Hall
28.Form Order Pemesanan Non Hall
29.Form Order Paket Wedding untuk Karyawan PG
30.Form Order Paket Wedding untuk Konsumen Umum
Oleh:
Ayu Kar tikaningr um
ABSTRAKSI
Sistem Informasi Akuntansi terkomputerisasi sekarang ini sangat dibutuhkan guna membantu kelancaran kegiatan usaha oleh banyak bidang usaha. Sistem Informasi Akuntansi tidak hanya sekedar membantu untuk mengotomatisasi proses sistem pada usaha tersebut, tetapi juga digunakan sebagai pelaporan keuangan dan analisa pelaporan.
PT Graha Sarana Gresik merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Petrokimia Gresik yang bergerak dalam bidang jasa dan perdagangan umum, seperti: distributor pupuk, bahan kimia, gas industry, barang teknik, jasa angkutan, jasa sewa gedung, pergudangan, dan lain-lain. Dengan demikian, hutang dan piutang sangat berpengaruh pada pelaporan keuangan, sehingga kedua akun tersebut merupakan penentu tingkat perkembangan perusahaan.
Dengan perkembangan yang telah dijabarkan di atas, penulis meneliti penerapan aplikasi sistem informasi akuntansi terkomputerisasi pada PT Graha Sarana Gresik, khususnya atas Hutang dan Piutang dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini diperlukan interaksi antara peneliti dengan objek penelitian yang sifatnya interaktif untuk memahami realita objek penelitian. Teknik pertama yang digunakan penulis adalah melakukan wawancara mendalam terhadap informan. Teknik kedua yang digunakan adalah observasi terhadap tindakan di dalam penerapan sistem akuntansi. Teknik ketiga yang digunakan yaitu dokumentasi untuk mendapatkan bukti-bukti penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode waktu tertentu.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan aplikasi sistem informasi akuntansi terkomputerisasi atas hutang dan piutang pada PT Graha Sarana Gresik masih kurang berkembang dengan baik. Karena PT Graha Sarana Gresik hanya memakai Microsoft Access dan Microsoft Visual Basic sebagai bahasa pemrograman dalam kaitannya dengan akun hutang dan piutang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini sudah tidak
diragukan lagi. Lingkungan di sekitar perusahaan semakin kompleks dan
bergejolak akibat kemajuan di bidang komunikasi, transportasi dan
teknologi. Teknologi informasi merupakan salah satu bidang teknologi yang
cukup pesat perkembangannya.
Dengan itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu
menangkap, menciptakan dan memanipulasi informasi internal dan eksternal
secara efektif dan efisien, Lau (2004: 24).
Informasi sangat berperan penting bagi perusahaan untuk mengetahui
kegiatan-kegiatan yang telah terjadi pada perusahaannya dan kemudian
melakukan evaluasi apakah kegiatan tersebut telah dilakukan sesuai dengan
rencana dan peraturan yang berlaku serta menjamin agar data tersebut dapat
diolah secara efisien menjadi informasi yang akurat, dapat dipercaya dan
tepat waktu, maka dalam pengolahan data tersebut diperlukan suatu alat yang
James A. Hall (2001: 7) mengungkapkan bahwa, sistem informasi
adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses
menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai.
Barry E. Cushing (1983: 6) menggolongkan pemakai informasi
akuntansi yaitu: pihak luar (ekstern) organisasi perusahaan dan pihak intern
organisasi perusahaan (manajemen).
Suatu keterandalan sistem informasi yang ada mempunyai pengaruh
yang sangat penting dalam sebuah lingkungan bisnis, karena dengan hal itu
sangat membantu manajemen untuk menyediakan informasi dalam
mengambil keputusan–keputusan strategis yang dibutuhkan. Karena
pentingnya kebutuhan sebuah sistem informasi, maka perusahaan perlu
mempertimbangkan sistem yang telah digunakan dan yang akan
dikembangkan agar ke depannya menjadi sebuah sistem yang efektif dalam
mendukung apa yang menjadi visi dan misi perusahaan. Sedangkan pemakai
informasi ekstern membutuhkan publikasi laporan keuangan atau ikhtisar
keuangan seperti neraca dan perhitungan rugi/laba.
Dengan adanya sistem informasi, data yang telah dikumpulkan dapat
diolah menjadi suatu informasi yang berguna untuk kemudian digunakan
bagai pemakai informasi, baik pemakai informasi intern, maupun pemakai
informasi eksternal.
Di sinilah peranan komputer sangat diperlukan bagi suatu organisasi
Pada bidang akuntansi, perkembangan teknologi informasi telah
banyak membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi (SIA).
Peningkatan penggunaan teknologi komputer sebagai salah satu bentuk
teknologi informasi telah mengubah pemprosesan data akuntansi dari secara
manual menjadi secara terkomputerisasi.
Selain itu, sistem akuntansi terkomputerisasi memiliki tiga keuntungan
utama dibandingkan dengan sistem manual, antara lain: sistem yang
terkomputerisasi menyederhanakan proses pencatatan dan penyimpanan data,
sistem yang dikomputerisasi biasanya lebih akurat dibandingkan dengan
sistem manual, sistem yang terkomputerisasi menyediakan manajemen
dengan informasi saldo akun yang terakhir (up-date) untuk mendukung
pengambilan keputusan, Warren Reeve Fess (2005: 250).
Di dalam dunia usaha, penjualan, pembelian, penerimaan kas, dan
pengeluaran kas pada perusahaan dagang / jasa atau bahkan produksi pada
perusahaan manufaktur merupakan perangkat dasar transaksi dalam
menunjang kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa semua dasar transaksi di atas kembali ke bentuk sistem transaksi yang
diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan sebuah informasi sehingga
dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan.
Berdasarkan perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat
serta sistem informasi akuntansi yang dapat dibantu penerapannya dengan
disandingkan dengan teknologi komputer yang ada pada saat ini dengan
cukup baik.
PT Graha Sarana Gresik merupakan salah satu anak perusahaan dari PT
Petrokimia Gresik yang bergerak dalam bidang distributor pupuk, bahan
kimia, gas industry, barang teknik, jasa angkutan, jasa sewa gedung,
pergudangan dan lain-lain.
Di bawah ini adalah grafik piutang usaha dari tahun 2005 s/d tahun
2008 pada PT Graha Sarana Gresik.
Gambar 1.1. Grafik Piutang Usaha tahun 2005 s/d tahun 2008 PT
Graha Sarana Gresik
Rp0,00 Rp1.000.000.000,00 Rp2.000.000.000,00 Rp3.000.000.000,00 Rp4.000.000.000,00 Rp5.000.000.000,00 Rp6.000.000.000,00 Rp7.000.000.000,00
Grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat piutang usaha atas penjualan
kredit pada tahun 2005 s/d tahun 2008 yang dicatat oleh PT Graha Sarana
Gresik mengalami peningkatan di tiap tahunnya.
Pada tahun 2005, perhitungan piutang usaha berada di nominal Rp
2.027.692.685,72. Sedangkan pada tahun 2006 perhitungan piutang usaha
mengalami peningkatan yang cukup pesat dan berada di nominal Rp
4.873.627.748,90. Untuk tahun 2007 perhitungan piutang usaha hanya
mengalami sedikit kenaikan yaitu menjadi sebesar Rp 5.251.132.765,24.
Kemudian pada tahun 2008 piutang usaha meningkat menjadi Rp
6.254.559.075,24.
Peningkatan piutang usaha atas akun penjualan kredit mengalami
peningkatan yang kurang begitu pesat. Hal ini didukung dengan peningkatan
piutang usaha yang ditunjukkan pada tahun 2006 dan tahun 2007..
Seiring dengan penjualan jasa yang semakin lama semakin meningkat,
maka semakin meningkat pula jumlah nilai piutang sehingga dapat
menghambat cash flow perusahaan apabila proses pencatatannya kurang
begitu maksimal. Demikian pula pada pembelian yang diakibatkan atas
pemenuhan permintaan customer yang juga semakin meningkat,
menimbulkan peningkatan pesat atas jumlah nilai hutang.
Dalam membebani operasi dan investasinya, suatu perusahaan tidak
selalu memiliki dana yang cukup untuk merealisasikan rencananya. Untuk
memenuhi kegiatan operasional perusahaan, dana yang berasal dari pemilik
perusahaan. Sumber dana perusahaan selain dari pemilik adalah hutang.
Hutang perusahaan dapat berupa hutang usaha maupun hutang bank, Rudianto
(2009: 292)
Pada awal berdirinya perusahaan, PT Graha Sarana Gresik
menggunakan pencatatan secara manual atas semua transaksi yang terjadi di
dalam perusahaan. Sehingga hal ini sangat tidak efisien bagi pihak
perusahaan. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa dari transaksi yang
terjadi, dilakukan secara terkomputerisasi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
penulis merumuskan permasalahan pada PT Graha Sarana sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk diagram flow dan sample form yang digunakan dalam
pencatatan hutang dan piutang?
2. Bagaimana penerapan sistem aplikasi untuk sistem informasi akuntansi
atas hutang dan piutang yang terkomputerisasi pada PT Graha Sarana
Gresik?
1.3. Fokus Penelitian
1. Proses hutang dan piutang dari sistem manual menjadi sistem
komputerisasi meskipun masih belum secara keseluruhan.
2. Perencanaan, diagram flow, dan bentuk form hutang dan piutang yang
berhubungan dengan permasalahan perusahaan.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penerapan aplikasi sistem informasi akuntansi terkomputerisasi atas hutang
dan piutang pada PT Graha Sarana Gresik.
1.5. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan
dapat mengambil manfaat, antara lain :
a. Bagi Peneliti
Sebagai langkah konkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori
yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang
kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat
diambil suatu kesimpulan yang tepat.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pedoman untuk
akuntansi, sehingga aplikasi sistem informasi akuntansi yang
terkomputerisasi dapat diterapkan dengan baik di dalam perusahaan.
Dengan adanya penerapan sistem informasi akuntansi yang
terkomputerisasi yang baik pada PT Graha Sarana Gresik, maka sistem
bisnis proses akan menjadi semakin baik, terkontrol, termonitor, dan
terkendali.
Perpaduan antara pembenahan sistem dengan komputerisasi
akuntansi yang digunakan dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang
dihadapi oleh perusahaan.
c. Bagi Universitas
Sebagai tambahan koleksi perpustakaan, bahan referensi, dan bahan
masukan bagi penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan masalah
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Review Penelitian Ter dahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain yang
dapat digunakan sebagai acuan yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti, antara lain pernah dilakukan oleh :
A. Amelia Setiawan (2006)
1. Judul :
“Penerapan Sistem Informasi untuk Mendukung Pengambilan
Keputusan pada Bagian Produksi : Studi Kasus di BUMN yang
Menyediakan Layanan Berupa Produksi Billing / Account Statement”.
2. Rumusan Masalah :
Bagaimana peranan sistem informasi pada siklus produksi di
BUMN sehingga sistem informasi tersebut dapat menyediakan
informasi keuangan dan nonkeuangan (seperti misalnya kinerja mesin
dan lain-lain) yang dapat mendukung pengambilan keputusan oleh
manajemen?
3. Kesimpulan : Belum adanya sistem informasi yang memadai namun
aktivitas produksi dapat berjalan lancar dikarenakan adanya
pemisahan fungsi yang memadai, lokasi kantor dan produksi yang
manajemen dalam proses produksi membuat proses produksi berjalan
lancar meskipun belum didukung oleh sistem informasi manajemen
terstruktur. Selain itu juga terdapat beberapa kelemahan atas sistem
informasi produksi yang kurang memadai menyebabkan kesulitan
dalam perencanaan produksi dan pengamatan satus produksi.
B. Febby Maretta (2009)
1. Judul :
“Aplikasi Perhitungan Piutang Dagang dan Hutang Dagang
Berbasis Visual Basic (Studi Kasus: PT System Indonesia)”
2. Rumusan Msalah :
Bagaimana sistem perhitungan piutang dan hutang dagang yang
dihitung secara manual pada PT System Indonesia dan penerapan
aplikasi perhitungan piutang dan hutang dagang yang berperan untuk
mendukung aktivitas bisnis perusahaan dalam mengelola, memproses
piutang dan hutang secara efektif dan efisien?
3. Kesimpulan :
1. Aplikasi yang telah dibuat dapat menangani pencatatan piutang
dagang dan hutang dagang yang dilakukan dalam proses penjualan
dan pembelian.
2. Aplikasi yang telah dibuat dapat menghitung laporan laba/rugi
C. Arfeny Oktantia Mariena (2011)
1. Judul :
“Sistem Informasi Akuntansi Penjualan pada PT Afixkogyo
Indonesia (Studi Kasus pada PT Afixkogyo Indonesia)”
2. Rumusan Masalah :
a. Bagaimana membuat sistem informasi akuntansi yang mampu
mencatat transaksi penjualan?
b. Bagaimana membuat sistem informasi laporan penjualan pada
periode tertentu?
3. Kesimpulan :
a. Sistem informasi akuntansi yang dibangun sudah mampu mencatat
transaksi penjualan.
b. Sistem informasi yang dibangun dapat menampilkan laporan
penjualan untuk jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
D. Bagus Hari Sugiharto (2011)
1. Judul :
“Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi
Terkomputerisasi atas Hutang dan Piutang pada PT Katrins
Surabaya”.
2. Rumusan Masalah :
a. Bagaimana bentuk diagram flow dan sample form yang akan
digunakan dalam pelaksanaan penerapan sistem informasi
b. Penataan ulang internal control perusaahan dari sistem manual ke
sistem komputerisasi untuk hutang dan piutang
c. Bagaimana bentuk sistem aplikasi untuk penerapan sistem
informasi akuntansi hutang dan piutang dengan komputerisasi
akuntansi pada perusaahan Forwarding tersebut?
d. Berapa besar tingkat keberhasilan konversi sistem hutang dan
piutang tersebut dari sistem manual ke sistem komputerisasi?
3. Kesimpulan :
PT Katrins melakukan pengembangan sistem manual menjadi
sistem otomatis untuk mengurangi kapasitas kecurangan transaksi
yang dapat dilakukan karyawannya. Selain itu, PT Katrins juga
melakukan efisiensi pencatatan transaksi keuangan khususnya
perlakuan hutang dan piutang dengan sistem tukar giling, dimana
pengakuan hutang dicatat hanya sebesar nilai hutang yang telah
dikurang dengan nilai piutang.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelum-sebelumnya
adalah sama-sama membahas tentang penerapan sistem informasi akuntansi
di dalam perusahaan, serta kesamaan dalam bentuk metodologinya, yaitu
penelitian-penelitian tersebut memakai sudut pandang nonpositivisme atau
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Sistem Infor masi Akuntansi
2.2.1.1. Pengertian Sistem
Menurut James A. Hall (2001: 5), sistem adalah
sekelompok dua atau lebih komponen yang saling berkaitan
atau subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang
sama. Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood (2006: 3),
sistem adalah sekumpulan sumber daya yang saling terkait
untuk mencapai suatu tujuan.
Dari kedua definisi tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok
komponen-komponen yang saling terkait dan saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan di dalam perusahaan, organisasi, maupun
individu. Dengan adanya sistem, suatu tujuan dapat tercapai.
Sistem merupakan sebuah obyek yang
dikaji/dipelajari, dimana memiliki karakteristik tertentu atau
spesifikasi tersendiri, diantaranya secara umum obyek
dibangun atas :
a. Elemen (unsur pembentuk)
b. Interface (penghubung antar elemen)
c. Boundary (batasan aktivitas atau lingkup)
e. Activity (aktivitas pada setiap elemen atau pada obyek itu
sendiri)
f. Goal (tujuan yang ingin dicapai)
2.2.1.2. Pengertian Infor masi
Informasi merupakan data yang berasal dari fakta yang
tercatat dan selanjutnya dilakukan pengolahan (proses)
menjadi bentuk yang berguna atau bermanfaat bagi
pemakainya. Bentuk informasi yang kompleks dan
terintegrasi dari hasil pengolahan sebuah database yang akan
digunakan untuk proses pengambilan keputusan pada
manajemen akan membentuk sistem informasi manajemen.
Menurut Cushing (1996: 11), suatu perbedaan
biasanya ditarik antara data dan informasi. Data merupakan
fakta atau nilai (value) yang tercatat atau mempresentasikan
deskripsi dari suatu objek. Data merupakan suatu sumber
yang sangat berguna bagi hampir di semua organisasi.
Jadi, informasi adalah sekumpulan hasil data yang
telah diolah menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi
penerimanya untuk digunakan sebagai pengambilan
keputusan. Dengan adanya informasi, data yang telah diolah
menjadi bentuk yang bermanfaat bagi penerimanya dapat
2.2.1.3. Pengertian Akuntansi
Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa
ahli dan beberapa lembaga terkait, antara lain, Al Haryono
Jusuf (2001: 4), menurutnya, akuntansi dapat dirumuskan
dari dua sudut pandang yaitu dari sudut pandang
pemakainya, akuntansi adalah suatu disiplin yang
menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
suatu organisasi (biasanya berupa organisasi perusahaan),
sedangkan dilihat dari sudut proses kegiatan akuntansi adalah
proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan
penganalisisan data keuangan suatu organisasi.
Menurut Belkaoni (1987: 7), akuntansi senantiasa
dipandang sebagai suatu sistem informasi. Akuntansi
dianggap sebagai suatu proses yang menjalin sumber
informasi atau pemancar/transmitter (biasanya adalah
akuntan), saluran komunikasi, dan seperangkat
penerima/receivers (pemakai eksternal). Keunggulan citra
akuntansi sebagai suatu sistem informasi adalah sistem
akuntansi alternatif tidak perlu lagi dinilai dalam hal
kemampuannya untuk menghasilkan laba yang sebenarnya
pemakai yang berbeda mendapati bahwa informasi itu
berguna, maka kegunaan sistem itu dapat ditentukan.
2.2.1.4. Tujuan Sistem Infor masi Akuntansi
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan
usaha baru.
b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh
sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, Ketepatan
penyajian maupun struktur informasi.
c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi &
pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat
keandalan (realibility) informasi akuntansi dan untuk
menyediakan catatan lengkap mengenai
pertanggungjawaban dan perlindungan perusahaan.
d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam
penyeleng-garaan catatan akuntansi.
George H. Bodnar (1980: 2) mendefinisikan sistem informasi
akuntansi sebagai kumpulan dari sumber-sumber daya semacam
orang-orang dan peralatan, dirancang untuk mengubah data ekonomi
ke dalam informasi yang berguna.
Dengan adanya sistem informasi akuntansi, pencatatan data
2.2.2. Simbol Pembuatan Bagan Alir Dokumen
Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan
alir dokumen, Mulyadi (1993: 60).
1. Dokumen
Digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen
yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data
terjadinya suatu transaksi.
Gambar 2.1. Dokumen
2. Dokumen dan tembusannya
Digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan
tembusannya, nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut
kanan atas.
Gambar 2.2. Dokumen dan tembusannya
3. Berbagai dokumen
Digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis dokumen
yang digabungkan bersama di dalam satu paket.
Gambar 2.3. Berbagai dokumen
2 1 Fakt ur
Surat muat 2 SOP 1
3
4. Catatan
Digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang
digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di
dalam dokumen atau formulir.
Gambar 2.4. Catatan
5. Penghubung pada halaman yang sama (on-page connector)
Simbol penghubung untuk memungkinkan aliran dokumen
berhenti di suatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali
berjalan di lokasi lain pada halaman yang sama
Gambar 2.5. On-page connector
6. Penghubung pada halaman yang berbeda (off-page connector)
Digunakan untuk menunjukkan kemana dan bagaimana
bagan alir terkait satu dengan lainnya pada bagan alir yang
memerlukan lebih dari satu halaman
7. Kegiatan manual
Digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual seperti:
menerima order dari pembeli, mengisi formulir, membandingkan,
memeriksa, dan berbagai jenis kegiatan manual lainnya.
Gambar 2.7. Kegiatan manual
8. Keterangan, komentar
Memungkinkan ahli sistem menambahkan keterangan
untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir.
Gambar 2.8. Keterangan, komentar
9. Arsip sementara
Digunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan
dokumen yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip
tersebut di masa yang akan datang untuk keperluan pengolahan
lebih lanjut terhadap dokumen tersebut.
10.Arsip permanen
Digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang
merupakan tempat dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam
sistem akuntansi yang bersangkutan.
Gambar 2.10. Arsip permanen
11.On-line computer process
Menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara
on-line
Gambar 2.11. On-line computer process
12.Keying (typing, verifying)
Menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer
melalui on-line terminal.
Gambar 2.12. Keying (typing, verifying)
13.Pita magnetik (magnetic tape)
Menggambarkan arsip komputer yang berbentuk pita
Gambar 2.13. Pita magnetic (magnetic tape)
14.On-line storage
Menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line
(di dalam memori komputer)
Gambar 2.14. On-line storage
15.Keputusan
Menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam
proses pengolahan data.
Gambar 2.15. Keputusan
Ya
Tidak
16.Garis alir (flowline)
Menggambarkan arah proses pengolahan data. Anak panah
digambarkan jika arus dokumen mengalir ke atas atau ke kiri.
17.Persimpangan garis alir
Jika dua garis alir bersimpangan, untuk menunjukkan arah
masing-masing garis, salah satu garis dibuat sedikit melengkung
tepat pada persimpangan kedua garis tersebut.
Gambar 2.17. Persimpangan garis alir
18.Pertemuan garis alir
Digunakan jika duga garis alir bertemu dan salah satu garis
mengikuti arus garis lainnya.
Gambar 2.18. Pertemuan garis alir
19.Mulai/berakhir (terminal)
Menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi.
2.2.3. Penggunaan Komputer dalam Sistem Infor masi Akuntansi
Teknologi informasi yang meliputi komputer dan
telekomunikasi memampukan suatu entitas untuk mengumpulkan
data, menyimpan, mengolah, dan melaporkan serta mendistribusikan
informasi kepada para pemakai dengan biaya yang relatif rendah atau
biasa disebut dengan ekonomis.
Data dapat diartikan sebagai kumpulan karakter, fakta atau
jumlah-jumlah yang merupakan masukan (input) bagi suatu sistem
informasi. Informasi merupakan keluaran (output) dari suatu proses
pengolahan data, Zaki Baridwan (1994: 4).
Gambar berikut ini menunjukkan perbedaan dan hubungan
antara data dengan informasi:
Gambar 2.20. Hubungan data dan informasi
Sumber: Zaki Baridwan. 1994. Sistem Informasi Akuntansi. BPFE,
Yogyakarta, hal. 4
Dari gambar hubungan data dan informasi di atas, dapat
disimpulkan bahwa data berbeda dengan informasi. Data ada karena
manusia membutuhkan informasi. Sedangkan untuk memperoleh
informasi tersebut diperlukan suatu proses yang mengharuskan data
diolah sedemikian rupa sehingga berbentuk informasi yang berguna
bagi pemakai informasi.
Proses pengolahan data akuntansi dapat diselesaikan secara
manual maupun melalui komputer, namun seiring meningkatnya
perkembangan teknologi, pengolahan data akuntansi akan dapat
dilakukan dengan lebih cepat dan tepat bila menggunakan komputer.
Hal ini dapat terjadi karena kemampuan komputer untuk mengolah
data yang cepat melebihi kecepatan manusia.
Zaki Baridwan (1994: 4) mengungkapkan, apabila sistem
informasi akuntansi diproses secara manual, maka proses pengolahan
Gambar 2.21. Siklus Pengolahan data secara manual
Sumber: Zaki Baridwan. 1994. Sistem Informasi Akuntansi. BPFE,
Yogyakarta, hal. 4
Pengolahan data akuntansi yang diproses secara manual
diawali dari bukti transaksi. Bukti transaksi dapat berupa faktur,
kuitansi, nota kontan, nota kredit, memo, cek, maupun bilyet giro.
Kemudian dari bukti-bukti transaksi tersebut, akuntan membuat
jurnal berdasarkan pencatatan bukti transaksi yang telah dibuat.
Selain itu, bukti transaksi juga menjadi dasar seorang akuntan
untuk membuat buku pembantu. Buku pembantu dapat
mempermudah akuntan untuk membuat buku besar setelah
melakukan proses penjurnalan. Karena di dalam buku pembantu
berisi rincian tentang transaksi yang dibutuhkan oleh buku besar.
Setelah melalui buku besar, pengolahan data akuntansi berakhir pada
Bukti Transaksi
Laporan Keuangan
Laporan
Jurnal Buku Besar
laporan keuangan yang menunjukkan besar kecilnya laba/rugi sebuah
perusahaan.
Namun, lain halnya dengan siklus pengolahan data yang
prosesnya dilakukan dengan komputer. Dalam proses pengolahan
data dengan menggunakan mesin komputer, siklus pengolahan data
dipisahkan menjadi tiga, yaitu: masukan (input), pengolahan (proses),
dan keluaran (output).
Gambar di bawah ini adalah gambar siklus pengolahan data
akuntansi yang dilakukan dengan komputer:
Gambar 2.22. Siklus Pengolahan Data dengan Komputer
INPUT PENGOLAHAN OUTPUT
Sumber: Zaki Baridwan. 1994. Sistem Informasi Akuntansi. BPFE,
Bukti
Transaksi Jurnal
Buku Besar
File Transaksi
Bukti transaksi di dalam pengolahan data akuntansi dengan
komputer merupakan input (masukan) yang dijadikan dasar dalam
pembuatan jurnal dan dijadikan file transaksi di dalam komputer.
Pembuatan jurnal dan file transaksi masuk ke dalam pengolahan,
karena di bagian inilah sistem komputer mulai bekerja mengolah data
yang telah diterima. Sama halnya dengan pengolahan data akuntansi
secara manual, setelah pembuatan jurnal, akuntan membuat buku
besar. Setelah pembuatan buku besar, terbentuklah laporan keuangan
yang dikategorikan sebagai keluaran (input).
Beberapa tahapan dalam proses pengolahan data dari
penggunaan komputer berikut ini memiliki fungsi, antara lain :
a. Verifikasi
Komputer dapat mengecek kebenaran maupun kelayakan
angka-angka yang menjadi input dalam suatu proses. Misalnya
pengecekan kebenaran kode yang digunakan, pengecekan jumlah
rupiah dari transaksi, dan lain-lain.
b. Sortir
Komputer memungkinkan untuk dilakukannya pensortiran
data ke dalam beberapa klasifikasi yang berbeda dengan cepat.
Misalnya kumpulan faktur penjualan dapat disortir ke dalam
c. Transmission
Komputer dapat memindahkan lokasi data dari suatu tempat
ke tempat lainnya dengan cepat. Misalnya data dari suatu file
dipindahkan ke file lainnya.
d. Perhitungan
Dengan komputer, perhitungan-perhitungan dapat dilakukan
dengan cepat. Misalnya menghitung saldo rekening sesudah
adanya posting, menghitung jumlah sekelompok transaksi.
Selain fungsi-fungsi tersebut, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan komputer sebagai alat pengolah
data, yaitu resiko-resiko yang khas dalam suatu lingkungan akuntansi
berbasis komputer. Resiko-resiko tersebut antara lain :
1. Teknologi komputer memberi para analis sistem (system analyst)
dan pemrogram (programmer) berbagai kemampuan pemrosesan.
Kekeliruan dalam penandingan antara teknologi dengan
kebutuhan pemakai kebutuhan dapat mengakibatkan pengeluaran
yang tidak perlu atas sumberdaya organisasi.
2. Salah satu penyalahgunaan teknologi adalah penggunaan
teknologi baru sebelum adanya kepastian yang jelas mengenai
kebutuhannya. Banyak organisasi memperkenalkan teknologi
database tanpa menetapkan dengan jelas kebutuhan akan
3. Dalam sistem yang terotomatisasi, aturan-aturan diterapkan
secara konsisten. Jadi, jika aturan-aturannya benar,
pemrosesannya akan selalu benar, begitu pula sebaliknya.
4. Resiko yang timbul selain itu juga meliputi kegagalan untuk
mengimplementasikan kebutuhan karena para pemakai tidak
memiliki kemampuan teknis.
5. Aplikasi yang dikomputerisasi seringkali memusatkan data dalam
suatu format yang mudah diakses. Seseorang yang tak berwenang
dapat melihat-lihat dengan menggunakan program komputer. Hal
ini akan sulit dideteksi tanpa adanya pengamanan yang memadai.
2.2.4. Penyusunan Sistem Infor masi
Sistem informasi sangat diperlukan untuk kemudahan di dalam
aktivitas bisnis. Untuk mendapatkan sistem informasi yang baik, harus
diawali dengan penyusunan sistem yang baik pula. Maka, untuk
mendapatkan sistem informasi yang tersusun dengan baik, diperlukan
pendekatan dalam penyusunan sistem. Zaki Baridwan (1994: 7)
mengklasifikasikan pendekatan-pendekatan tersebut sebagai berikut:
1. System Development Life Cycle (SDLC)
Pendekatan ini didasarkan pada siklus kehidupan sistem yang
dilakukan dalam empat tahap, yaitu: analisis, perancangan
(design), implementasi, dan follow-up. Pendekatan ini melibatkan
2. Prototyping
Pendekatan ini berguna untuk penyusunan sistem aplikasi
yang pemakainya relatif sedikit. Dalam pendekatan ini, perancang
sistem bekerja sama dengan pemakai dalam perancangan sistem.
3. End User Computing
Pendekatan ini mengkondisikan pemakai menyusun
sistemnya sendiri dikarenakan kemampun bagian pengolahan data
dalam menyusun sistem terbatas sedangkan teknologi informasi
dalam perusahaan sendiri sudah tersedia dengan baik.
2.2.5. Konsep Dasar Piutang
Tidak sedikit perusahaan menjual produk dan jasanya secara
kredit agar dapat menjual lebih banyak produk dan jasa yang
ditawarkan terhadap pelanggan.
Warren (2005: 392) menjelaskan bahwa piutang meliputi semua
klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,
perusahaan, atau organisasi lainnya.
Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total
aktiva lancar perusahaan. Piutang terdiri dari:
1. Piutang Usaha
Piutang dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang
2. Wesel Tagih
Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di
saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Wesel tagih
biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari enam puluh
hari. Bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi
penjualan, maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang.
3. Piutang Lain-lain
Piutang lain-lain meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan
piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.
Penjualan barang-barang dan jasa-jasa dari perusahaan pada
saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehinga ada tenggang waktu
sejak penyerahan barang atau jasa sampai saat diterimanya uang, Zaki
Baridwan (2000: 123).
Al Haryono Jusuf (2001: 52) mengartikan piutang adalah hak
untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang
timbul menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang
timbul karena adanya suatu transaksi. Piutang dapat timbul dari
penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan, Zaki
Baridwan (2000: 124).
Piutang usaha diakui pada saat perusahaan menjual barang atau
jasa secara kredit kepada konsumen sebesar harga tunai barang atau
jasa ketika penjualan terjadi, Slamet Sugiri (2005: 164). Piutang
penyajian piutang dalam neraca digunakan dasar pengukuran nilai
realisasi/penyelesaian (realizable/settlement value).
Menurut Hery Harjono Mulyo (2007: 54), kadang kala
perusahaan membutuhkan cash dalam waktu dekat dengan tidak dapat
menunggu selesainya siklus operasi normal. Di lain sisi, mungkin
perusahaan tidak menghadapi kesulitan keuangan tapi menginginkan
proses penagihannya dipercepat atau memindahkan risiko kredit (risk
of credit) dan usaha penagihan kepada pihak lain. Dalam hal ini
piutang atas customer dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan
(source of financing). Piutang dapat diubah menjadi cash dalam satu
dari cara yaitu :
a. Penggadaian Piutang Usaha (Assignment of Accounts Receivable)
Perjanjian pinjaman dengan menggadaikan piutang sebagai
jaminan atas pinjaman.
b. Pemaktoran Piutang Usaha (Factoring of Accounts Receivable)
Sale of Receivable tanpa tanggung jawab atas pelunasannya
(Recourse of Cash) di kemudian hari kepada pihak ketiga yang
biasanya adalah bank atas lembaga keuangan lainnya.
c. Transfer Piutang dengan tetap Bertanggung Jawab atas
Pelunasannya (Transfer of Accounts Receivable with Recourse)
Merupakan campuran dari bentuk pembiayaan piutang
2.2.6. Konsep Dasar Hutang
Hutang merupakan kewajiban perusahaan yang timbul kepada
pihak ketiga yang harus dibayar oleh perusahaan di masa yang akan
datang pada saat hutang tersebut jatuh tempo.
Menurut Riyanto (2001: 227), pengertian hutang adalah modal
yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja
dalam perusahaan yang pada saatnya harus dibayar kembali. Jadi
hutang adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang diakui
dan diukur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
Pencatatan/pengakuan hutang usaha, secara teoritis adalah ketika
hak atas barang yang dibeli secara kredit telah berpindah ke tangan
pembeli dimana tergantung dari syarat free on board yang telah
disepakati, Slamet Sugiri (2005: 265).
Rudianto (2009: 292), mengelompokkan hutang berdasarkan
kategori yang diciptakan, seperti:
1. Berdasarkan jenis aktivitas transaksi yang menjadi penyebab
munculnya hutang :
a. Hutang Usaha
Hutang usaha adalah hutang yang berasal dari transaksi
pembelian barang dan jasa dalam rangka memperoleh
b. Hutang Bank
Hutang yang timbul dari transaksi pemberi pinjaman bank
kepada perusahaan.
c. Wesel Bayar
Hutang yang disertai dengan janji tertulis kepada pihak
kreditor untuk membayar sejumlah uang di masa mendatang
dalam jumlah yang telah disepakati beserta bunga yang telah
ditentukan.
d. Obligasi
Surat hutang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang
berisi kesediaan untuk membayar sejumlah uang di masa
mendatang beserta sejumlah bunga sesuai dengan yang
dijanjikan.
e. Hutang Dividen
Kewajiban perusahaan kepada para pemegang sahamnya
untuk membayar di masa mendatang dalam berbagai bentuknya,
baik kas, surat berharga atau saham.
f. Hutang Pajak
Kewajiban yang timbul akibat perusahaan belum
membayar pajak yang dikenakan sesuai dengan perundangan
yang berlaku, misalnya pajak pertambahan nilai, pajak
2. Berdasarkan jangka waktu jatuh temponya :
a. Hutang Jangka Pendek
Hutang yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun,
termasuk hutang dagang, hutang dividen, hutang jangka
panjang yang segera jatuh tempo.
b. Hutang Jangka Panjang
Hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun atau
satu periode akuntansi. Misalnya wesel bayar dan obligasi.
2.2.7. Sistem Akuntansi Piutang
Prosedur pencatatan utang bertujuan untuk mencatat mutasi
piutang perusahaan yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit,
penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang
kepada debitur, Mulyadi (2001: 259).
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke
dalam kartu piutang, antara lain:
1. Faktur penjualan
Faktur penjualan digunakan sebagai dasar pencatatan
timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit yang dilampiri
dengan surat muat dan surat order pengiriman sebagai dokumen
2. Bukti kas masuk
Bukti kas masuk digunakan sebagai dasar pencatatan
berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh
debitur.
3. Memo kredit
Memo kredit digunakan sebagai dasar pencatatan retur
penjualan yang dikeluarkan oleh bagian order penjualan. Apabila
dilampiri dengan laporan penerimaan barang yang dibuat oleh
bagian penerimaan, maka dokumen ini berfungsi sebagai sumber
untuk mencatat transaksi retur penjualan.
4. Bukti memorial
Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar
pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum dan berfungsi sebagai
dasar pencatatan penghapusan piutang di dalam pencatatan
piutang.
Gambar di bawah ini menunjukkan prosedur penerimaan kas dari
1 1
3
Gambar 2.23. Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang
Bagian Sekretariat Bagian Kasa
Sumber: Mulyadi. 1993. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Cetakan ke-1. STIE
YKPN, Yogyakarta. hal. 265
Keterangan:
SP: Surat Pemberitahuan DSP: Daftar Surat Pemberitahuan
Cek DSP Mulai Menerima cek & surat pemberita-huan dari debitur Cek SP Membuat daftar surat pemberitahuan Cek SP DSP 1 1 Cek SP DSP Meminta tandatangan endorsement atas cek Membuat bukti kas masuk SP 2
BKM 1
Menyetor cek ke bank
Bukti Setor
3
Gambar 2.24. Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang (Lanjutan)
Bagian J ur nal Bagian Piutang
Sumber: Mulyadi. 1993. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Cetakan ke-1. STIE
YKPN, Yogyakarta. hal. 266
2
Bukti Setor DSP
SP BKM 2
Jurnal Penerimaan
Kas N
Kartu Piutang
N
2.2.8. Sistem Akuntansi Utang
Mulyadi (2001: 345) membagi prosedur pencatatan utang
menjadi dua bagian, yaitu:
1. Account payable procedure
Dalam account payable procedure, catatan utang adalah
berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk tiap kreditur, yang
memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok,
jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang.
Gambar 2.25. Prosedur Pencatatan Utang dengan Account Payable Procedure
Sumber: Mulyadi. 1993. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Cetakan ke-1. STIE
YKPN, Yogyakarta. hal. 348
Faktur dari pemasok
Kuitansi dari pemasok
Jurnal Pembelian
Jurnal Pengeluaran
Kas
Kartu Piutang
Pencatatan transaksi timbulnya utang
2. Voucher payable procedure.
Sedangkan dalam voucher payable procedure, tidak
diselenggarakan kartu utang, namun digunakan arsip voucher
(bukti kas keluar) yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau
menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini
berfungsi sebagai catatan utang.
Dalam voucher payable procedure, pencatatan utang hanya
melalui dua tahap, yaitu: pencatatan utang dalam register bukti kas
keluar (voucher register) dan jurnal pengeluaran kas.
Bukti kas keluar merupakan formulir pokok dalam voucher
payable procedure yang memiliki 3 fungsi, antara lain:
a. Sebagai surat perintah kepada bagian kasa untuk melakukan
pengeluaran kas sejumlah yang tercantum di dalamnya
b. Sebagai pemberitahuan kepada kreditor mengenai tujuan
pembayarannya
c. Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan
atau distribusi lain.
Gambar berikut ini adalah bagan alir prosedur built-up
Gambar 2.26. Prosedur pencatatan piutang dengan Built-up Voucher Procedure
X
Sumber: Mulyadi. 1993. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Cetakan ke-1. STIE
YKPN, Yogyakarta. hal. 348
Keterangan:
X : Dikirim ke Bagian Kasa pada saat bukti kas keluar jatuh tempo
Faktur dari pemasok
Faktur dari pemasok
Mencatat faktur dalam bukti kas
keluar
3
2 Bukti Kas 1 Keluar
A
3
2 Bukti Kas 1 Keluar
Register Bukti Kas Keluar
Arsip bukti kas keluar yang belum dibayar merupakan catatan utang yang diselenggarakan atas dasar waktu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. J enis Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana penerapan aplikasi sistem informasi
akuntansi atas hutang dan piutang pada PT Graha Sarana Gresik, dengan
unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan
masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, maka digunakan metode penelitian
kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih
menekankan makna daripada generalisasi.
Menurut Sugiyono (2005:1), metode penelitian kualitatif sering disebut
metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang
alamiah (natural setting). Menekankan makna adalah mengutamakan data
yang didapatkan harus data yang pasti.
Penggunaan metode kualitatif sangat tepat digunakan dalam penelitian
diharapkan peneliti. Dengan metode kuantitatif, hanya bisa diteliti beberapa
variabel saja, sehingga seluruh permasalahan yang telah dirumuskan tidak
akan terjawab dengan metode kuantitatif. Selain itu, dengan metode
kuantitatif hanya dapat digali fakta-fakta yang bersifat empirik dan terukur.
Fakta-fakta yang tidak tampak oleh indera akan sulit diungkapkan. Dengan
metode kualitatif, maka akan dapat diperoleh data yang lebih tuntas, pasti,
dan secara mendalam, sehingga memiliki kredibilitas yang tinggi.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori,
tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di
lapangan, Sugiyono (2005: 3)
3.2. Alasan Ketertar ikan Peneliti
Alasan ketertarikan peneliti menggunakan metode kualitatif secara
umum adalah untuk mendapatkan data yang mendalam, yaitu suatu data yang
mengandung makna dan pasti. Sedangkan secara khusus adalah peneliti ingin
mengetahui bagaimana penerapan aplikasi sistem informasi akuntansi
terkomputerisasi atas hutang dan piutang pada PT Graha Sarana Gresik.
Sedangkan hutang dan piutang sendiri adalah komponen utama yang harus
diperhatikan oleh PT Graha Sarana Gresik. Hutang dan piutang digolongkan
menjadi komponen utama yang perlu diperhatikan di dalam perusahaan
karena dari flow hutang dan piutang tersebut terdapat banyak transaksi yang
sangat bervariasi, sehingga dipastikan akan ada permasalahan yang timbul
Dengan ketertarikan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti sistem
informasi hutang dan piutang yang ada di PT Graha Sarana Gresik.
3.3. Lokasi Penelitian
Perusahaan yang diteliti adalah PT Graha Sarana Gresik. PT Graha
Sarana Gresik merupakan anak perusahaan dari PT Petrokimia Gresik,
sehingga PT Graha Sarana Gresik berkantor pusat di Gedung PT Petrokimia
Gresik Lantai 2, Jl. Jenderal Ahmad Yani Gresik.
3.4. Instrumen Penelitian
Informasi tentang pencatatan hutang dan piutang secara
terkomputerisasi pada PT Graha Sarana Gresik sangat dibutuhkan peneliti
untuk menunjang keberhasilan dan kelancaran penelitian dan akan digali
sedemikian rupa. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau
alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, oleh karena itu peneliti sebagai
instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian selanjutnya untuk terjun ke lapangan.
Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi
terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan terhadap
3.5. Sumber Data dan J enis Data Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Sumber data utama (primer)
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara
langsung yaitu dengan mengamati dan mencatat data yang didapat dari
perusahaan karena data tersebut merupakan bahan utama penelitian.
2. Sumber data kedua (sekunder)
Sumber data kedua merupakan data yang diperoleh dari
sumber-sumber lain yang terkait dengan penelitian, yang diperoleh dari studi
kepustakaan, dengan menggunakan dokumentasi dan literatur-literatur
yang berkaitan dengan permasalahan. Sumber sekunder ini bersifat
penunjang dan melengkapi data primer.
Sumber data yang diperoleh didapatkan melalui dua cara, yaitu :
a. Sumber literer (field literature) yaitu sumber data yang digunakan
untuk mencari landasan teori tentang permasalahan yang diteliti
dengan menggunakan buku-buku kepustakaan.
b. Field Research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan
penelitian, yaitu mencari data dengan cara terjun langsung ke obyek
penelitian untuk memperoleh data yang lebih konkrit yang berkaitan
3.6. Penentuan Infor man
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah nonprobability sampling. Teknik nonpropability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Kemudian dipilihlah teknik snowball sampling, dimana teknik ini pada
mulanya hanya memiliki sedikit informan, namun sesuai berjalannya
penelitian, maka lama-lama jumlah informan menjadi banyak.
Pada mulanya informan yang dipilih peneliti untuk menjadi informan
hanyalah karyawan bagian keuangan dan personalia saja, namun setelah
menyesuaikan dengan profil perusahaan, peneliti memutuskan untuk
menambah jumlah informan seiring berjalannya waktu penelitian. Berikut ini
adalah daftar informan yang dipilih oleh peneliti:
1. Bpk. Zainal (SPI)
2. Bpk. Anto (Bag. Keuangan)
3. Bpk. Misbah (Bag. Keuangan)
4. Ibu Ani (Bag. Penagihan)
5. Bpk. Eka Riadi (Kabag Pengadaan)
6. Bpk. Suprianto (Kaur. Perdagangan Umum)
7. Bpk. Tono (Bag. Pemasaran/Penjualan)
8. Bpk Edi (Kabag Gudang)
Data yang dikumpulkan oleh peneliti berupa beberapa bentuk contoh
transaksi yang berhubungan dengan fokus permasalahan. Bentuk
transaksi-transaksi tersebut mulai dari transaksi-transaksi pembelian/pengadaan hingga
penjualan/pemasaran. Selain itu data yang dikumpulkan oleh peneliti yang
didapat dari informan juga berupa informasi hasil dari wawancara yang telah
dilakukan peneliti selama melakukan penelitian di PT Graha Sarana Gresik.
3.7. Prosedur Pengumpulan Data
3.7.1. Sur vey Pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan dengan cara mengadakan
peninjauan dan penelitian secara umum pada unit usaha tersebut untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan sehingga masalah menjadi
jelas.
3.7.2. Sur vey Lapangan
Survey lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data-data
pendukung yang akurat dan relevan, dilakukan dengan :
3.7.2.1. Wawancara
Wawancara dilakukan secara formal dan informal
dengan pihak-pihak yang terkait dengan unit usaha tersebut.
Wawancara yang mendalam yang dilakukan oleh peneliti,
terperinci dan mendasar untuk terciptanya tujuan penelitian,
yaitu mengetahui penerapan aplikasi sistem informasi
akuntansi terkomputerisasi atas hutang dan piutang pada PT
Graha Sarana Gresik.
Wawancara atau interview adalah merupakan cara
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang
dilakukan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan
penelitian, Sutrisno (1992: 103).
3.7.2.2. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan
dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian.
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti setiap
bahan tulis, ataupun film yang tidak dipersiapkan karena
adanya permintaan seorang penyidik, Guba dan Lincoln dalam
Moleong (2004: 161).
Dokumentasi diperlukan sebagai data atas penjelasan
dari wawancara yang telah dilakukan sebelumnya. Semua
hasil pengumpulan data didokumentasi dengan baik dan
disusun dengan benar, dengan cara menyimpan hasil
wawancara dalam bentuk rekaman audio dan mengarsip
dokumen-dokumen yang mereka berikan sebagai dasar bukti
3.7.2.3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan berupa pengumpulan data-data dari
literature yang relevan dengan permasalahan ini dan
digunakan sebagai landasan teori. Studi kepustakaan
dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk
memperoleh data sekunder, membaca dan mempelajari secara
mendalam literature-literature yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti.
3.8. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk memahami
informasi yang terkait dengan segala permasalahan yang terjadi di PT Graha
Sarana Gresik. Analisis kualitatif deskriptif tidak dapat dipisahkan dengan
proses pengumpulan data. Data yang dianalisis berupa kata-kata yang
dikumpulkan dalam berbagai cara, yaitu wawancara dan dokumentasi,
kemudian itu dianalisis dengan tahapan secara berurutan dan interaksional.
Analisis kualitatif secara interaksional dapat dikerjakan dalam tiga
tahap, yaitu : pertama, pengumpulan data sekaligus reduksi data, yaitu
dengan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
pengorganisasian sehingga data menjadi terpilih. Kedua, melakukan display
disajikan, dicatat sesuai dengan kronologinya baik secara narasi atau matrik.
Ketiga, verifikasi data atau penarikan kesimpulan, yaitu menarik kesimpulan
dari data yang disajikan dengan mengambil kesimpulan pada tiap-tiap
rumusan. Ketiga langkah tersebut sebagai suatu yang saling berkaitan pada
saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang
sejajar untuk membangun wawasan yang umum dan analisis, Milles dan
Huberman (1992: 16)
3.9. Pengujian Kredibilitas Data
Pengujian kredibilitas atau kepercayaan terhadap data penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
meningkatkan ketekunan, dan triangulasi, Sugiyono (2005: 122-125).
a. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah
ditemui maupun sumber data yang baru. Dengan perpanjangan
pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan
semakin terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka, saling
mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila
telah terbentuk rapport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian.
Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas, Sugiyono
b. Meningkatkan Ketekunan
Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini
dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian
dengan cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya.
Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka, peneliti dapat
memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah
dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian
atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
Dengan menambah porsi dalam membaca, maka wawasan peneliti akan
lebih luas dan tajam, sehingga data yang ditemukan dapat diperiksa akan
kebenarannya.
c. Triangulasi
Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data
dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal
yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Triangulasi sumber, dilakukan dengan
menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda. Sedangkan
triangulasi waktu artinya pengumpulan data dilakukan pada berbagai
BAB IV
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
4.1. Sejar ah Berdirinya Perusahaan
PT Graha Sarana Gresik semula bernama PT Petrograha Sarana,
berkedudukan di Gresik, Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik, Provinsi Jawa
Timur. Didirikan berdasarkan Akta Notaris Nurlaily Adam, SH, Gresik No.
10 tanggal 8 Agustus 1991 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara
RI No. 62 tanggal 3 Agustus 1993 dan telah didaftarkan dalam daftar untuk
keperluan itu di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Gresik di bawah nomor
49/BH/PT/1993/PN.Gs.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham pada hari Selasa tanggal
30 Desember 1997 yang telah disahkan dengan Akta Perubahan Notaris Ny.
Hj. Netty Arni, SH No. 7 tanggal 28 Januari 1998, telah disetujui Perubahan
Anggaran Dasar PT Graha Sarana Gresik.
Diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI tanggal 24 April 1998
No. 33 tahun 1998 dan telah didaftarkan dalam daftar Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Gresik tanggal 26 Februari 1998 No. C2-HT.01.04-A-486.
Dan Akta ini didaftarkan dalam daftar Perusahaan sesuai Undang-Undang
13021600238 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kabupaten Gresik No.
36/BH/13-2/IV/98.
PT Graha Sarana Gresik terletak di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa
Timur yang di masa mendatang akan dikembangkan di daerah potensial
lainnya, serta sejumlah kantor pemasaran di Kabupaten wilayah Pengadaan
Jasa di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Sumatera Utara dan Lampung.
4.2. Lokasi Per usahaan
Pemilihan lokasi perusahaan yang baik dan benar diharapkan dapat
memberikan keuntungan yang layak atas aktivitas perusahaan. Begitu pula
sebaliknya, pemilihan lokasi perusahaan yang tidak tepat dan kurang strategis
dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan mempengaruhi aktivitas
usaha.
PT Graha Sarana Gresik merupakan anak perusahaan dari PT
Petrokimia Gresik. Maka pemilihan lokasi perusahaan berdekatan dengan
perusahaan induk, yaitu PT Petrokimia Gresik yang berkantor pusat di