PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR DAN GCG TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS
SEBAGAI MODERATING VARIABEL STUDI
EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ45
YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2007-2010
TESIS
Oleh
Roza Thohiri
097017067 / Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR DAN GCG TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS
SEBAGAI MODERATING VARIABEL STUDI
EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ45
YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2007-2010
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
Roza Thohiri
097017067 / Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Penelitian : PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR DAN GCG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI MODERATING VARIABEL STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2010
Nama Mahasiswa : Roza Thohiri Nomor Pokok : 097017067 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA)
Ketua Anggota
Dra.Tapi Anda Sari Lubis M.Si, Ak)
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE)
Telah Diuji pada
Tanggal : 04 November 2011
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
2. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :
“Pengaruh Pengungkapan CSR Dan GCG Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Profitabilitas Sebagai Moderating Variabel Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45
Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2010”, adalah benar hasil kerja saya sendiri
dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan
informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, November 2011
Yang membuat pernyataan:
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai moderating pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian sebab akibat dengan menggunakan teknik purposive sampling. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kedalam kelompok LQ45 selama tahun 2007-2010 yang berjumlah 83 dan sampel penelitian sebanyak 17 perusahaan selama 4 tahun, sehingga total observasi dalam penelitian ini menjadi 68 perusahaan yang dianalisis dengan model analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan berkelanjutan. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F.
Hasil penelitian secara simultan dan parsial diperoleh bahwa pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas bukan merupakan moderating antara pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan.
ABSTRACT
This research aims to examine the influence of disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance on the firm value to profitability as a moderating variable of LQ45 companies listed on the Indonesia Stock Exchange
This type of research is a causal research using purposive sampling technique. The population in this study are the companies listed in Indonesia Stock Exchange that entered into the group LQ45 during the years 2007-2010, as many as 83 companies and the sample as many as 17 companies for 4 years, so the total observations in this study to 68 companies that were analyzed with analysis model multiple linear regression. The data used from financial statements and sustainable report. Hypothesis testing using t test and F test.
the period 2007-2010.
The results obtained simultaneously and that partial disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance effect firm value, while profitability is not a moderating variable between the disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance on firm value.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas berkah dan karunia dari Allah SWT
yang telah memberikan rahmat, hidayah, kesehatan dan kesempatan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Shalawat dan salam atas
junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan
menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan kepada penulis dan seluruh
umatnya.
Penulisan tesis ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan
Program Magister Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala yang dilakukan dalam
penyusunan tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H.,M.Sc (CTM), Sp.A(K),
selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program
Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
bimbingan dan arahan di sela-sela kesibukannya dari awal penulisan hingga
selesainya penulisan tesis ini.
4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi
Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
yang juga selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberi
bimbingan dan mengarahkan penulis di sela-sela kesibukannya dari awal
penulisan hingga selesainya penulisan tesis ini.
5. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, Bapak Drs. Rasdianto, MA, Ak, dan Bapak
Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah
memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan tesis ini.
6. Seluruh staf pengajar Program Studi Magister Ilmu Akuntansi Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas segala ilmu dan pengetahuan
yang telah diberikan dan Staf akademik yang telah memberikan bantuan
selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Kedua orang tuaku Babah (alm) H.Anwar Gani dan Umi Hj.Elisyah, yang
selalu mendoakan dan memberikan dorongan moril serta bantuan yang tak
ternilai dalam bentuk apapun juga, sehingga penulis dapat menyelesaikan
kuliah dan tesis ini.
8. Istri dan anakku tercinta Sari Sando, SE dan Tsaqif Abercio Zandro yang telah
menjadi inspirasi bagi penulis dan selalu memberikan kasih sayang, semangat
9. Seluruh keluarga besarku, yang telah memberi dukungan dan motivasi yang
tak pernah henti.
10.Bapak Ignasius Sago dan Ibu Eveline selaku pimpinan PT.Sago Nauli yang
telah memberikan dana dan kesempatan kepada penulis untuk bisa
melanjutkan pendidikan ini.
11.Teman-teman di Program Magister Ilmu Akuntansi, yang penuh dengan rasa
kekeluargaan dan persahabatan dalam memberi sumbangan pikiran selama
perkuliahan.
Akhirnya, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan
hidayah-Nya, dan apa yang penulis lakukan ini mendapatkan ridho-Nya serta
berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umum. Amin.
Medan, Nov 2011 Penulis,
(Roza Thohiri)
RIWAYAT HIDUP
1. NAMA : ROZA THOHIRI
2. TEMPAT/TGL LAHIR : MEDAN/ 15 NOVEMBER 1982
3. AGAMA : ISLAM
4. PEKERJAAN : STAF PAJAK DI PT.SAGO NAULI
STAF PENGAJAR DI STIE IBBI
5. ALAMAT : JL.GARU II A NO.77 MEDAN 20147
6. NO TELEPON : 081361138958
7. PENDIDIKAN
a. SD : NEGERI NOMOR 060947
b. SMP : SWASTA PERTIWI MEDAN
c. SMU : NEGERI 3 MEDAN
d. S1 : UNIVERSITAS DHARMAWANGSA
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 10
1.3.Tujuan Penelitian ... 10
1.4.Manfaat Penelitian ... 11
1.5.Originalitas ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 14
2.1.1. Corporate Social Responsibility ... 14
2.1.2. Good Corporate Governance ... 19
2.1.3. Profitabilitas ... 24
2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping) ... 29
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konsep ... 33
3.2. Hipotesis Penelitian ... 36
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 37
4.2. Lokasi Penelitian ... 37
4.3. Populasi dan Sampel ... 38
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 40
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 40
4.5.1. Corporate Social Responsibility (X1) ... 40
4.5.2. Good Corporate Governance (X2) ... 42
4.5.3. Profitabilitas (X3) ... 44
4.5.4. Nilai Perusahaan (Y) ... 44
4.6. Metode Analisis Data ... 47
4.7. Uji Asumsi Klasik ... 48
4.7.1. Uji Normalitas ... 48
4.7.2. Uji Multikolinieritas ... 49
4.7.3. Uji Autokorelasi ... 49
4.7.4. Uji Heteroskedastisitas ... 50
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Statistik Deskripsi ... 53
5.2. Analisis Faktor ... 56
5.3. Uji Asumsi Klasik ... 58
5.3.1. Uji Normalitas ... 58
5.3.2. Uji Multikolinieritas ... 61
5.3.3. Uji Autokorelasi ... 62
5.3.4. Uji Heteroskedastisitas ... 63
5.4. Pengujian Hipotesis ... 64
5.4.1. Analisis Regresi Variabel Moderating ... 62
5.4.2. Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 65
5.4.3. Uji F ... 66
5.4.4. Uji t ... 67
5.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
5.5.1. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan ... 73
5.5.1. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dimoderasi Profitabilitas ... 75
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 77
6.2.1. Keterbatasan Penelitian ... 78
6.2.2. Saran untuk Penelitian Selanjutnya ... .. 79
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Rumus Rasio-Rasio Profitabilitas ... 26
2.2 Review Peneliti Terdahulu ... 32
4.1 Sampel Perusahaan LQ45 Tahun 2007-2010 ... 39
4.2 Defenisi Operasional ... 46
5.1 Statistik Deskripsi ... 54
5.2 Analisis Faktor Anti-image Matrices ... 57
5.3 Analisis Faktor KMO and Bartlett’s Test ... 58
5.4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 1 ... 59
5.5 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 2 ... 61
5.6 Uji Multikolinieritas Collinearity Statistic ... 62
5.7 Uji Autokorelasi Model Summary ... 63
5.8 Koefisien Korelasi dan Determinasi Model Summary ... 66
5.9 Uji F ANOVA ... 67
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.1 Nilai Perusahaan ... 7
3.1 Kerangka Konseptual ... 33
5.1 Histogram X1 dan X3 ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Daftar Populasi Perusahaan LQ45 Tahun 2007-2010 ... 86
2. Daftar Sampel Perusahaan LQ45 Tahun 2007-2010 ... 88
3. Indeks Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI Indikator ... 89
4. Hasil Perhitungan Variabel Penelitian ... 94
5. Hasil Pengolahan Statistik ... 96
6. Seleksi Sampel Kriteria 1 ... 101
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai moderating pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian sebab akibat dengan menggunakan teknik purposive sampling. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kedalam kelompok LQ45 selama tahun 2007-2010 yang berjumlah 83 dan sampel penelitian sebanyak 17 perusahaan selama 4 tahun, sehingga total observasi dalam penelitian ini menjadi 68 perusahaan yang dianalisis dengan model analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan berkelanjutan. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F.
Hasil penelitian secara simultan dan parsial diperoleh bahwa pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas bukan merupakan moderating antara pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan.
ABSTRACT
This research aims to examine the influence of disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance on the firm value to profitability as a moderating variable of LQ45 companies listed on the Indonesia Stock Exchange
This type of research is a causal research using purposive sampling technique. The population in this study are the companies listed in Indonesia Stock Exchange that entered into the group LQ45 during the years 2007-2010, as many as 83 companies and the sample as many as 17 companies for 4 years, so the total observations in this study to 68 companies that were analyzed with analysis model multiple linear regression. The data used from financial statements and sustainable report. Hypothesis testing using t test and F test.
the period 2007-2010.
The results obtained simultaneously and that partial disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance effect firm value, while profitability is not a moderating variable between the disclosure of corporate social responsibility and good corporate governance on firm value.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa
hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan
perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba
yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin
memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).
Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai
perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan
tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja
penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya (Martono dan Harjito, 2005).
Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai asset yang dimiliki perusahaan
seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat berharga yang
dikeluarkan oleh perusahaan, tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi
oleh kondisi emiten.
Pada umumnya, faktor keuangan merupakan kunci utama yang akan
mempengaruhi nilai perusahaan. Faktor keuangan berbicara tentang bagaimana
perusahaan mencari dana, mendapatkan dana dan mengalokasikan dana tersebut
Namun dewasa ini, didalam menilai kinerja sebuah perusahaan tidak
hanya menilai dari faktor keuangannya saja, namun dari faktor non keuangan juga
sangat berpengaruh besar terhadap kinerja perusahaan yang berdampak terhadap
nilai perusahaan di mata investor.
Corporate social responsibility dan good corporate governance
merupakan faktor non keuangan yang sekarang ini perlu dipertimbangan oleh
perusahaan.
Daniri (2008b) menyatakan bahwa pelaksanaan corporate social
responsibility di Indonesia sangat tergantung pada pimpinan puncak korporasi,
artinya kebijkan corporate social responsibility tidak selalu dijamin selaras
dengan visi dan misi korporasi. Jika pimpinan perusahaan memiliki kesadaran
moral yang tinggi, besar kemungkinan korporasi tersebut menerapkan kebijakan
corporate social responsibility yang benar. Sebaliknya, jika orientasi pimpinannya
hanya berpusat kepada kepentingan kepuasan pemegang saham (produktifitas
tinggi, profit besar, nilai saham tinggi) serta pencapaian prestasi pribadi, boleh
jadi kebijakan corporate social responsibility hanya sekedar kosmetik. Daniri
(2008c) menyebutkan bahwa pemahaman perusahaan tentang konsep corporate
social responsibility masih beragam yang salah satunya disebabkan minimnya
literatur yang ada. Sampai saat ini, pemahaman mengenai corporate social
responsibility masih belum merata. Banyak perusahaan yang menjadikan caritas
corporate social responsibility seyogyanya merupakan kebijakan strategis dengan
tujuan jangka panjang dan dilaksanakan secara berkesinambungan.
Simon dan Fredrik (2009) mengemukakan bahwa corporate social
responsibility menghasilkan sesuatu yang positif bagi semua orang yang terlibat,
jika dijalankan dengan pertimbangan. Corporate social responsibility telah
menciptakan kesadaran yang lebih besar di Indonesia pada isu-isu lingkungan dan
isu sosial. Bisnis dapat terhubung dengan lingkungan setempat dan memperoleh
reputasi yang baik dan legitimasi untuk menjalankan bisnis mereka. Melalui
corporate social responsibility perusahaan memperoleh keamanan dan lebih
menarik sebagai perusahaan, dan di pasar dunia. Apa yang mungkin dianggap
sebagai efek negatif, adalah hukum yang mengharuskan perusahaan untuk
melakukan corporate social responsibility. Akibatnya, beberapa perusahaan
melakukan corporate social responsibility dengan memberikan amal dan kegiatan
sembrono yang menciptakan lingkungan bisnis yang tidak sehat dan masyarakat
lokal menjadi tergantung pada perusahaan. Seperti biasa tidak ada definisi yang
jelas tentang konsep corporate social responsibility, keliru dan kesalahpahaman
dengan mudah bisa timbul. Karena itu beberapa komunitas lokal mengharapkan
perusahaan untuk meningkatkan standar hidup mereka, karena dianggap sebagai
kewajiban pemerintah.
Corporate social responsibility di Indonesia sudah menjadi suatu
kewajiban karena dinyatakan dengan tegas dalam Undang-Undang Republik
perseroan yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan
sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan
(Pasal 74 ayat 1). Peraturan lain yang menyebutkan corporate social
responsibility adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”Setiap penanam
modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”.
Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang kurang menyukai
pendekatan karitatif seperti pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi
lokal dan masyarakat miskin di negara-negara berkembang, karena tidak mampu
meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan
community development kemudian semakin banyak diterapkan karena lebih
mendekati konsep empowerment dan sustainable development. Prinsip-prinsip
good corporate governance, seperti fairness, transparency, accountability, dan
responsibility kemudian menjadi pijakan untuk mengukur keberhasilan program
corporate social responsibility.
Praktik dan pengungkapan corporate social responsibility merupakan
konsekuensi logis dari implementasi konsep good corporate governance, yang
prinsipnya antara lain menyatakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan
kepentingan stakeholders-nya, sesuai dengan aturan yang ada dan menjalin kerja
sama yang aktif dengan stakeholders demi kelangsungan hidup jangka panjang
dijadikan sebagai infrastruktur pendukung terhadap praktik dan pengungkapan
corporate social responsibility di Indonesia. Dengan adanya mekanisme good
corporate governance akan dapat mengurangi asimetri informasi.
Konsep dari good corporate governance dilatar belakangi oleh masalah
pemisahan antara kepemilikan dengan pengelolaan didalam perusahaan, yang
selanjutnya dimodelkan dengan agency theory. Dalam mekanisme good corporate
governance, pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan
merupakan upaya yang sangat penting untuk mewujudkan tata kelola perusahaan
yang baik.
Riyanto dan Toolsema (2007) yang meneliti corporate social
responsibility didalam framework good corporate governance menggambarkan
bagaimana tanggung jawab sosial dari pemegang saham dan ancaman tekanan
oleh aktivis mempengaruhi tingkat stres direktur dan pemegang saham, mengingat
bahwa corporate social responsibility dapat memungkinkan pemegang saham
berkomitmen untuk mengurangi upaya pengawasan dan dapat menyebabkan
manajer untuk bekerja dan berusaha meningkatkan profit setinggi-tingginya
sehingga dapat membantu memecahkan masalah keagenan.
Corporate social responsibility mempunyai keterkaitan erat dengan good
corporate governance. Seperti dua sisi mata uang, keduanya memiliki kedudukan
yang kuat dalam dunia bisnis namun berhubungan satu sama lain. Corporate
social responsibility berorientasi kepada para stakeholders hal ini sejalan dengan
responsibility. Masalah etika bisnis dan akuntabilitas bisnis makin mendapat
perhatian masyarakat di beberapa negara maju, yang biasanya sangat liberal dalam
menghadapi perusahaan mulai terdengar suara bahwa karena “self-regulation”
terlihat gagal, maka diperlukan peraturan baru yang akan memberikan “higher
standards for corporate pratice” dan “tougher penalties for executive
misconduct”. Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek social, ethical,
environmental dan sustainability sekarang ini menjadi suatu cara bagi perusahaan
untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada para stakeholder.
Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan oleh Global
Reporting Initiative terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi, lingkungan
dan sosial. Ketiga aspek ini dikenal dengan TripleBottom Line. Bentuk pelaporan
ini diharapkan mempunyai hubungan yang positif antara corporate social
responsibility, good corporate governance dan nilai dari perusahaan.
Perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan informasi
corporate social responsibility sebagai keunggulan kompetitif perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon
positif oleh investor melalui peningkatan harga saham. Apabila perusahaan
memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang buruk maka akan muncul keraguan
dari investor sehingga direspon negatif melalui penurunan harga saham (Almilia
Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar
perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai
penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya
dimasa depan. Rasio Tobin’s Q dinilai bisa memberikan informasi paling baik
dalam mengetahui nilai perusahaan, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua
unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan
tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset
perusahaan.
Gambar 1.1 dibawah ini merupakan grafik perhitungan nilai perusahaan
dengan menggunakan Tobin’s Q terhadap beberapa perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.
Dari gambar diatas nilai perusahaan dihitung dengan Tobin’s Q.
Perhitungan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan perubahan
yang bervariasi dan perubahan tiap tahun menunjukkan gejala yang sama di
semua perusahaan.
Hasil penelitian Harjoto dan Jo (2007) menemukan bahwa pengungkapan
corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Dahlia dan Siregar (2008) menemukan bahwa aktivitas corporate social
responsibility terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan tapi
tidak berpengaruh pada kinerja pasar perusahaan. Namun demikian, hasil
penelitian diatas bertentangan dengan penelitian Alexander dan Buchloz (1978)
yang tidak menemukan adanya pengaruh antara pengungkapan sosial dengan
harga saham. Selain itu, hasil penelitian Nurlela dan Islahuddin (2008) juga tidak
menemukan adanya pengaruh corporate social responsibility dengan nilai
perusahaan. Rustiarini (2010) mengungkapkan bahwa corporate social
responsibility dan good corporate governance mempunyai pengaruh yang positif
terhadap nilai perusahaan.
Menurut Nurkhin (2009) perusahaan yang mempunyai tingkat
profitabilitas yang diproksikan dengan ROE yang tinggi akan mengungkapkan
informasi corporate social responsibility yang telah dilakukan. Hal ini mungkin
dikarenakan persepsi atau anggapan bahwa aktivitas corporate social
responsibility bukanlah aktivitas yang merugikan dan tidak bermanfaat bagi
langkah strategis jangka panjang yang akan memberikan efek positif bagi
perusahaan.
Seperti yang dinyatakan oleh Alexander dan Bucholdz (1978) dalam
Belkaoui dan Karpik (1989) bahwa manajemen yang sadar dan memperhatikan
masalah sosial juga akan mengajukan kemampuan yang diperlukan untuk
menggerakkan kinerja keuangan perusahaan (Sembiring, 2003).
Pengungkapan corporate social responsibility dan pengungkapan good
corporate governance di Indonesia bukan lagi pengungkapan yang bersifat
sukarela, tetapi sudah menjadi kewajiban karena sudah ada dasar hukumnya.
Namun hukum yang ada belum disertai dengan standar yang baku untuk semua
perusahaan yang ada di Indonesia karena itu masih sering terjadinya salah tafsir
terhadap pelaksanaan corporate social responsibility. Good corporate governance
didalam pengungkapan oleh perusahaan juga masih belum ada standar yang baik,
karena itu tingkat pengungkapan good corporate governance perusahaan di
Indonesia masih rendah serta banyaknya perbedaan-perbedaan penelitian
terdahulu, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good
Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas
sebagai Moderating Variabel Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan
Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris
pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2007-2010?.
2. Apakah Profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara Pengungkapan
Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010 ?.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang:
Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate
Governance terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris pada Perusahaan LQ45
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010 dan Pengaruh
Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Studi
Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai
berikut:
1. Bagi pihak manajemen keuangan perusahaan, hasil penelitian ini sebagai
bahan acuan perusahaan untuk melaksanakan pengungkapan corporate
social responsibility dan good corporate governance serta melihat
pengaruhnya terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai
variabel moderating.
2. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi untuk kajian akademik tentang pengaruh
pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate
governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai
moderating variabel.
3. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam
penelitian tentang pengaruh pengungkapan corporate social responsibility
dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan
profitabilitas sebagai moderating variabel.
1.5. Originalitas
Penelitian tentang pengaruh pengungkapan corporate social responsibility
dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan
baik untuk diteliti karena masih beragamnya interpretasi terhadap pengungkapan
corporate social responsibility dan good corporate governance. Rustiarini (2010)
yang meneliti tentang pengaruh corporate governance pada hubungan corporate
social responsibility dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2008.
Penelitian ini mereplikasi penelitian Rustiarini (2010). Adapun perbedaan
penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah pada penelitian ini tahun
penelitian adalah dari tahun 2007 sampai dengan 2010 pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk kedalam kelompok LQ45 (liquid
45). Pada penelitian Rustiarini (2010) menggunakan corporate social
responsibility sebagai variabel independen dan corporate governance sebagai
variabel moderatingnya, sedangkan penelitian ini menggunakan corporate social
responsibility dan good corporate governance sebagai variabel independen dan
profitabiliatas sebagai variabel moderating.
Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas
kepada manajemen untuk melakukan praktek good corporate governance dan
mengungkapkan kepada pemegang saham program corporate social responsibility
secara lebih luas. Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan
pengungkapan corporate social responsibility telah menjadi postulat (anggapan
dasar) untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya
manajerial. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka
informasi corporate social responsibility dan good corporate governance.
Profitabilitas digunakan sebagai variabel moderating dalam penelitian ini karena
secara teoritis semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan maka
semakin tinggi pula pengungkapan corporate social responsibility dan good
corporate governance yang dilakukan.
Keterbatasan pada penelitian sebelumnya adalah data corporate social
responsibility yang digunakan dalam penelitian sebagian besar berasal dari
laporan tahunan perusahaan sehingga tidak semua item diungkapkan secara jelas.
Item pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang digunakan penelitian
terdahulu juga masih mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring
pada tahun 2005. Berdasarkan keterbatasan di atas, maka penelitian ini
menganalisis aktivitas corporate social responsibility perusahaan berdasarkan
indikator global reporting initiatives (GRI) yang merupakan aturan internasional
yang telah diakui perusahaan di dunia dan diambil dari laporan tambahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Corporate Social Responsibility
Dalam konteks global, istilah corporate social responsibility pertama
sekali dikemukakan tahun 1953 oleh Howard Botton dalam bukunya yang
berjudul ”The Social Responsibilities of A Businessman” yang menjelaskan
tentang tanggung jawab apa yang dapat diharapkan dalam sebuah perusahaan
(Garriga & Mele, 2004 dalam Simon & Fredrik, 2009) dan mulai digunakan sejak
tahun 1970an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals
With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John
Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development,
yakni economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas
The World Commission on Environment and Development (WCED) dalam
Brundtland Report (1987), Elkington mengemas corporate social responsibility
ke dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari profit, planet dan people. Perusahaan yang
baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula
memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan
masyarakat (people) (Edi, 2008).
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut
(Mathews,1995) atau corporate social responsibility (Hackston dan Milne, 1996)
merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan
ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab
organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk
menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang
saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai
tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang
saham (Gray dkk, 1987 dalam Sembiring 2005).
Definisi mengenai corporate social responsibility sekarang ini sangatlah
beragam. Menurut The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD), corporate social responsibility adalah sebagai komitmen bisnis untuk
memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja
sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka,
komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas
kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk
pembangunan.
Anggraini (2006) menyatakan bahwa tuntutan terhadap perusahaan untuk
memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata
kelola perusahaan yang baik memaksa perusahaan untuk memberikan informasi
sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak
masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan
keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi.
Faktor yang mempengaruhi implementasi dan pengungkapan corporate
social responsibility adalah diantaranya political economy theory, legitimacy
theory, dan stakeholder theory (Deegan 2002). Sedangkan menurut Roberts
(1992), bahwa political theory dan social contexts merupakan faktor penting yang
mempengaruhi keputusan untuk mengungkapkan informasi corporate social
responsibility. Haigh dan Jones (2006) mengungkapkan bahwa terdapat 6 faktor
yang mempengaruhi praktik corporate social responsibility oleh perusahaan.
Keenam faktor tersebut adalah internal pressures on business managers,
pressures from business competitors, investors and consumers, and regulatory
pressures coming from governments and non-governmental organizations. Gray
dkk (1995) dalam Henny dan Murtanto (2001) menyebutkan bahwa terdapat tiga
studi terkait dengan praktik dan pengungkapan corporate social responsibility,
diantaranya adalah decision usefullness studies, economic theory studies, dan
social and political theorystudies. Economic theory studies menggunakan agency
theory dan positive accounting theory, dimana teori tersebut menganalogikan
manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Dalam penggunaan agency theory,
prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun
pengertian prinsipal tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan
perusahaan sesuai dengan keinginan publik (stakeholder). Guthrie dan Parker
(1990) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan bahwa dalam
pengungkapan informasi corporate social responsibility dalam laporan tahunan
merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan
melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis.
Sen dan Bhattacharya (2001) dalam Dewi (2007) menjelaskan bahwa
terdapat enam hal pokok yang termasuk dalam corporate social responsibility
yaitu ;
1. Community support, yaitu dukungan pada program pendidikan, kesehatan,
kesenian, dan sebagainya.
2. Diversity, merupakan kebijakan perusahaan untuk tidak membedakan
konsumen dan calon pekerja dalam hal gender, fisik, atau ras tertentu.
3. Employee support, berupa perlindungan kepada tenaga kerja, insentif dan
penghargaan serta jaminan keselamatan kerja.
4. Environment, menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola
limbah dengan baik, menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan.
5. Non-US operations, perusahaan bertanggung jawab untuk memberikan
hak yang sama bagi masyarakat dunia untuk mendapat kesempatan
bekerja, antara lain dengan membuka pabrik di luar negeri (abroad
6. Product. Perusahaan berkewajiban untuk membuat produk yang aman bagi
kesehatan, tidak menipu, melakukan riset dan pengembangan produk, dan
menggunakan kemasan yang bisa didaur ulang (recycled).
Areal tanggung jawab sosial perusahaan dalam Januarti (2005) terdiri
dalam tiga level, yaitu:
1. Basic responsibility merupakan tanggung jawab yang muncul karena
keberadaan perusahaan tersebut, misalnya kewajiban membayar pajak,
mematuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan
pemegang saham.
2. Organizational responsibility, menunjukkan tanggung jawab perusahaan
untuk memenuhi perubahan kebutuhan stakeholder seperti: pekerja,
konsumen, pemegang saham, dan masyarakat di sekitarnya.
3. Societal responsibility, menjelaskan tahapan ketika interaksi antara bisnis
dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga
perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.
Hasil penelitian Anggraini (2006) menunjukkan bahwa perusahaan yang
mengungkapkan informasi sosial (1) menunjukkan keikutsertaaanya dalam
kegiatan sosial, (2) memiliki risiko sistematis dan tingkat leverage yang rendah,
dan (3) cenderung merupakan perusahaan yang berskala besar. Jadi pengungkapan
informasi sosial berhubungan positif dengan kinerja sosial dan visibilitas politis
2.1.2. Good Corporate Governance
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan
good corporate governance sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan. Good corporate governance dalam penelitian ini merupakan
mekanisme corporate governance seperti kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, ukuran dewan komisaris, dan ukuran komite audit.
Pada tanggal 16 Agustus 2007, pemerintah telah mengesahkan peraturan
yang mengatur tentang Perseroan Terbatas yaitu Undang-undang No. 40 Tahun
2007. Keberadaan Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut diharapkan
mampu menjamin terselenggaranya iklim usaha yang kondusif, dimana Perseroan
Terbatas sebagai suatu pilar pembangunan perekonomian perlu diberikan landasan
hukum untuk lebih memacu pembangunan nasional. Pembaharuan
Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 ini salah satunya adalah untuk
mendukung implementasi dari good corporate governance.
Tujuan good corporate governance pada intinya adalah menciptakaan nilai
tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (Arifin, 2005). Pihak-pihak
tersebut adalah pihak internal yang meliputi dewan komisaris, direksi, karyawan,
dan pihak eksternal yang meliputi investor, kreditur, pemerintah, masyarakat dan
pihak pihak lain yang berkepentingan (stakeholders). Dalam praktiknya good
corporate governance ini berbeda di setiap negara dan perusahaan karena
berkaitan dengan sistem ekonomi, hukum, struktur kepemilikan, sosial dan
prinsip-prinsip good corporate governance, namun demikian pada dasarnya
adalah mempunyai banyak kesamaan.
Menurut Organization for Economic Corporation and Development
(OECD), prinsip dasar good corporate governance adalah: kewajaran (fairness),
akuntabilitas (accountability), transparansi (transparency), dan responsibilitas
(responsibility). Prinsip-prinsip tersebut digunakan untuk mengukur seberapa jauh
good corporate governance telah diterapkan dalam perusahaan. Adapun,
penjelasan untuk ke empat prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kewajaran (fairness). Prinsip kewajaran menekankan pada adanya
perlakuan dan jaminan hak-hak yang sama kepada pemegang saham
minoritas maupun mayoritas, termasuk hak-hak pemegang saham asing
serta investor lainnya. Praktik kewajaran juga mencakup adanya sistem
hukum dan peraturan serta penegakannya yang jelas dan berlaku bagi
semua pihak. Prinsip kewajaran ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah
yang timbul dari adanya hubungan kontrak antara pemilik dan manajer
karena diantara kedua pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda
(conflict of interest) salah satu cara mengatasinya adalah dengan
memberikan saham kepada manager.
2. Akuntabilitas (accountability). Prinsip akuntabilitas berhubungan dengan
adanya sistem yang mengendalikan hubungan antara unit-unit pengawasan
yang ada di perusahaan. Akuntabilitas dilaksanakan dengan adanya dewan
diperlukan sebagai salah satu solusi mengatasi agency problem yang
timbul antara pemegang saham dan direksi serta pengendaliannya oleh
komisaris.
3. Transparansi (transparency). Prinsip dasar transparansi berhubungan
dengan kualitas informasi yang disajikan oleh perusahaan. Kepercayaan
investor akan sangat tergantung dengan kualitas informasi yang
disampaikan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk
menyediakan informasi yang jelas, akurat, tepat waktu dan dapat
dibandingkan dengan indikator-indikator yang sama. Dengan kata lain
prinsip transparansi ini menghendaki adanya keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
penyajian (disclosure) informasi yang dimiliki perusahaan. Transparansi
dilaksanakan dengan adanya kepemilikan institusi.
4. Responsibilitas (responsibility). Responsibilitas diartikan sebagai
tanggung jawab perusahaan untuk mematuhi peraturan dan hukum yang
berlaku serta pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan sosial.
Responsibilitas menekankan pada adanya sistem yang jelas untuk
mengatur mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang
saham dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Hal tersebut untuk
merealisasikan tujuan yang hendak dicapai yaitu mengakomodasi
kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti
responsibility ini penekanannya diberikan kepada kepentingan
stakeholders perusahaan.
Sebagian penelitian yang bersifat akademis telah membuktikan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara struktur dan mekanisme corporate governance
dan kinerja keuangan perusahaan atau nilai perusahaan (Black dkk 2002, Garay
dan Gonzales 2008, Dharmapala dan Khana 2008, Silveira dan Barros 2007).
Menurut Downes dan Goodman (1999) dalam Murwaningsari, (2009)
kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal
ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut
dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Dalam
teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan
pemegang saham mungkin bertentangan. Hal tersebut disebabkan manajer
mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai
kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan
menambah biaya perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan
perusahaan dan penurunan deviden yang akan diterima. Dengan peningkatan
kepemilikan managerial yang lebih baik dapat menyelaraskan kepentingan
manajer dan pemegang saham, sehingga dapat meningkatkatkan nilai perusahaan.
Kepemilikan manajerial berpengaruh pada nilai perusahaan (Nurlela dan
Islahuddin, 2008).
Kepemilikan institusional dalam proporsi yang besar juga mempengaruhi
menjadi alat pemonitoran yang efektif. Hasil penelitian Bjuggren et al. (2007)
menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal
perusahaan memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Komisaris
independen mempunyai akuntabilitas yang tinggi didalam melakukan
pengawasan, semakin baik pengawasan sebuah perusahaan semakin baik kualitas
pengungkapan informasi yang disampaikan. Penelitian Rustiarini (2010)
menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif pada nilai
perusahaan.
Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan
keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian
internal dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen dengan cara mengawasi
laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal. Komite audit
meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui: (1)
pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan
penggunaan prinsip akuntansi berterima umum, dan (2) mengawasi proses audit
secara keseluruhan. Hasilnya mengindikasikan bahwa adanya komite audit
memiliki konsekuensi pada laporan keuangan yaitu: (1) berkurangnya pengukuran
akuntansi yang tidak tepat, (2) berkurangnya pengungkapan akuntansi yang tidak
Komite audit juga berpengaruh pada nilai perusahaan (Black et al. 2002; Siallagan
dan Machfoedz, 2006).
2.1.3. Profitabilitas
Hubungan antara kinerja keuangan suatu perusahaan dengan
pengungkapan tanggung jawab sosial menurut Belkaoui dan Karpik (1989) paling
baik diekspresikan dengan pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari
manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu
perusahaan memperoleh laba. Seperti yang dinyatakan oleh Alexander dan
Bucholdz (1978) dalam Belkaoui dan Karpik (1989) bahwa manajemen yang
sadar dan memperhatikan masalah sosial juga akan mengajukan kemampuan yang
diperlukan untuk menggerakkan kinerja keuangan perusahaan. Konsekuensinya,
perusahaan yang mempunyai respon sosial dalam hubungannya dengan
pengungkapan tanggung jawab sosial seharusnya menyingkirkan seseorang yang
tidak merespon hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan variabel
akuntansi seperti tingkat pengembalian investasi dan variabel pasar seperti
differensial return harga saham (Sembiring, 2003).
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas
dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang
saham (Heinze, 1976 dalam Hackston dan Milne, 1996). Sehingga semakin tinggi
tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi
1996). Hackston dan Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang
signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial.
Belkaoui dan Karpik (1989) mengatakan bahwa dengan kepeduliannya terhadap
masyarakat (sosial) menghendaki manajemen untuk membuat perusahaan menjadi
profitable. (Anggraini, 2006).
Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan
pengaruh dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi
(Brigham & Houston, 2010). Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan
membandingkan kinerja profitabilitas adalah gross profit margin, operating profit
margin, net profit margin, return on equity dan return on assets (Syamsudin,
1985:55, dalam Ahmar dan Kurniawan, 2007).
Gross profit margin merupakan rasio profitabilitas yang menghitung
sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Gross profit
margin merupakan presentase dari laba kotor dibandingkan dengan sales.
Operating profit margin adalah rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum adanya pajak dan bunga dari
penjualan yang dilakukan. Rasio ini menggambarkan apa yang biasanya disebut
"pure profit" yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan.
Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebut
yang benar-benar diperoleh dari hasil operasional perusahaan dengan
mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban
profitabilitas yang menghitung sejauh mana perusahaan dalam menghasilkan laba
setelah dipotong pajak dan bunga dari penjualan yang dilakukan. Semakin tinggi
net profit margin, maka makin baik profitabilitas suatu perusahaan. Return on
equity (ROE) menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola
modal yang tersedia untuk mendapatkan net income yang tersedia bagi pemegang
saham. Semakin tinggi return adalah semakin baik karena berarti dividen yang
dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai retained earning juga akan makin
besar. Return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan
dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Rasio ini menunjukkan seberapa besar efektivitas perusahaan
dalam menggunakan asetnya. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin efektif
penggunaan aktiva tersebut. Kelima rumus rasio untuk menghitung profitabilitas
ini dicantumkan pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
Rumus Rasio - Rasio Profitabilitas
2.1.4. Nilai Perusahaan
Dalam penilaian perusahaan terkandung unsur proyeksi, asuransi,
perkiraan, dan judgment. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu : nilai
ditentukan untuk suatu waktu atau periode tertentu; nilai harus ditentukan pada
harga yang wajar; penilaian tidak dipengaruhi oleh kelompok pembeli tertentu.
Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam
penilaian perusahaan, di antaranya adalah : a) pendekatan laba antara lain metode
rasio tingkat laba atau price earning ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba; b)
pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c) pendekatan dividen
antara lain metode pertumbuhan dividen; d) pendekatan aktiva antara lain metode
penilaian aktiva; e) pendekatan harga saham; f) pendekatan economic value added
(Suharli, 2006).
Samuel (2000) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008) menjelaskan bahwa
enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan)
merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar
menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) menyebutkan
bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli andai perusahaan tersebut di jual.
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja
perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Jika
nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik. Karena tujuan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Gapensi, 1996 dalam
Wahidahwati, 2002).
Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar
perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai
penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya
dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah
satunya Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik,
karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham
perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan
yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh
asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor
saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber
pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga
dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004).
Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin
besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset
perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan
pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004).
Menurut Klepper dan Love (2002) dalam Murwaningsari (2009) nilai
perusahaan (Tobin’s Q) adalah adalah perbandingan antara market value of equity
2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping)
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk melihat hubungan antara
pengaruh good corporate governance terhadap nilai perusahaan, begitu juga
penelitian antara pengungkapan corporate social responsibility dan nilai
perusahaan, salah satunya adalah penelitian oleh Rustiarini (2010) yang meneliti:
Pengaruh corporate governance pada hubungan corporate social responsibility
dan nilai perusahaan, dimana nilai perusahaan merupakan variabel dependen
diproksikan dengan Tobin’s Q dan corporate social responsibility sebagai
variabel independen yang dihitung berdasarkan item pengungkapan sesuai dengan
Sembiring (2005) dan corporate governance yang diproksikan dengan
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen
dan jumlah anggota komite audit sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI sampai tahun 2008. Dengan menggunakan
analisis regresi berganda menunjukkan hasil bahwa corporate social
responsibility dan corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan
dan penerapan corporate governance telah menuntun perusahaan untuk
melakukan corporate social responsibility sehingga meningkatkan nilai
perusahaan.
Nurlela dan Islahudin (2008) meneliti tentang pengaruh corporate social
responsibility terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajemen sebagai
hasilnya adalah corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dan kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap nilai perusahaan
sedangkan kepemilikan manajemen dan interaksinya dengan corporate social
responsibility juga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Murwaningsari (2009) tentang hubungan
corporate governance, corporate social responsibility dan corporate financial
performance pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2006, dengan analisis
jalur, menujukkan corporate governance yaitu kepemilikan managerial dan
institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan yang dinilai
dengan Tobin’s Q. Selanjutnya juga ditemukan hubungan antara corporate
governance dan corporate social responsibility dengan nilai perusahaan.
Penelitian dari Andayani dkk (2008) yang meneliti tentang corporate
social responsibility, corporate governance and the intellectual property:An
External Strategy Of The Management to Increase The Company’s Value pada
persuahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2004-2005. Hasil dari penelitiannya
adalah bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate social responsibility sedangkan kepemilikan institusional, market value,
komite audit, dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap corporate social
responsibility. Kepemilikan institusi dan corporate social responsibility
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROE dan
Harjoto dan Jo (2007) meneliti tentang Corporate Governance and Firm
Value The Impact of Corporate Social Responsibility dari perusahaan yang
terdaftar di Kinder, Lydenberg, and Domini’s (KLD) Socrates database, the Investor
Responsibility Research Center’s (IRRC) governance and director database, dan the
I/B/E/S database selama periode 1993 – 2004. Mereka meneliti efek dari internal dan
eksternal corporate governance dan memantau mekanisme terhadap pilihan
corporate social responsibility dan keterlibatan nilai perusahaan dalam aktifitas
corporate social responsibility. Menemukan bahwa pilihan corporate social
responsibility terkait dengan karakteristik perusahaan seperti, ukuran perusahaan,
leverage, R&D, Profitabilitas serta karakteristik corporate governance termasuk
kepemimpinan komisaris, komisaris independen, kepemilikan institusional. Hasil
penelitian mereka menunjukkan bahwa corporate social responsibility, kepemilikan
institusi dan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Tabel 2.2
Review Peneliti Terdahulu
Nama Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Ni Wayan diungkapkan diberi nilai 1, 0 untuk yang tidak. diungkapkan diberi nilai 1, 0 untuk yang tidak. diungkapkan diberi nilai 1, 0 untuk yang tidak.
3.Kepemilikan Manajemen: diukur dengan natural logaritma dari % saham yang dimiliki manajer,direksi dan
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Untuk menggambarkan konsep pengungkapan corporate social
responsibility dan good corporate governance dikaitkan dengan nilai perusahaan
dan profitabilitas sebagai variabel yang menguatkan atau melemahkan hubungan
corporate social responsibility dan good corporate governance terhadap nilai
perusahaan dapat dibuat dalam kerangka konseptual. Bentuk kerangka konseptual
Perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan informasi
pengungkapan corporate social responsibility sebagai keunggulan kompetitif
perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik
akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham. Apabila
perusahaan memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang buruk maka akan muncul
keraguan dari investor sehingga direspon negative melalui penurunan harga saham
(Almilia dan wijayanto, 2007). Hasil penelitian dari Harjoto dan Jo (2007),
Andayani dkk (2008), Murwaningsari (2009) dan Rustiarini (2010) menemukan
bahwa pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan dengan Tobin’s Q sebagai proksi dari nilai perusahaan.
Sedangkan hasil penelitian menurut Nurlela dan Islahuddin (2008) serta Dahlia
dan Siregar (2008) tidak ada pengaruh antara corporate social responsibility
terhadap nilai perusahaan.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2001) merumuskan
good corporate governance sebagai suatu sistem tata kelola perusahaan yang
menjelaskan hubungan berbagai partisipan dalam menentukan arah dan kinerja
perusahaan. Good corporate governance yang efektif dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Ada banyak proksi dalam menerangkan good corporate governance,
Dari banyaknya proksi yang menerangkan good corporate governance, penelitian
ini menggunakan proksi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
Menurut Andayani dkk (2008) dan Rustiarini (2010) bahwa corporate
governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan, begitu juga menurut
Murwaningsari (2009) melalui pendekatan analisis jalur (path analysis)
menunjukkan good corporate governance dengan proksi kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan
yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Sedangkan menurut penelitian Gupta dkk
(2009) menyatakan tidak ada hubungan yang kuat antara good corporate
governance dengan nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di pasar
modal Kanada.
Penelitian dampak komisaris independen terhadap nilai perusahaan
menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Rustiarini (2010) menunjukkan bahwa
komisaris independen berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Menurut
Carningsih (2009) bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Keberadaan komite audit juga berpengaruh pada nilai perusahaan
(Siallagan dan Machfoedz, 2006), sedangkan menurut Andayani dkk (2009)
komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Menurut Bowman & Haire (1976) dan Preston (1978) dalam Hackston &
Milne (1996) dalam Anggraini (2006) semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan
perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, corporate social responsibility
akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan
bahwa perilaku etis perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan
sekitarnya memberikan dampak positif, yang dalam jangka panjang akan
tercermin pada keuntungan perusahaan (profit) dan peningkatan kinerja keuangan.
Semakin tinggi penerapan good corporate governance semakin tinggi pula
tingkat ketaatan perusahaan dan akan menghasilkan kinerja perusahaan yang baik.
Dengan kinerja yang baik biasanya juga akan diikuti dengan meningkatnya
profitabilitas dan naiknya nilai perusahaan di mata para investor.
3.2. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap masalah yang akan diuji
kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan
diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan
kerangka konseptual, hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
H1
H
: Ada pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good
corporate governance terhadap nilai perusahaan.
2: Ada pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan good
corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan dalam tahapan penelitian yang terstruktur
dengan melalui tahapan penelitian yang baik. Tahap awal dimulai dari populasi,
identifikasi variabel, definisi operasional, sumber dan teknik pengumpulan data
serta selanjutnya penentuan model analisis. Model analisis ini akan digunakan
sebagai alat dalam pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian untuk
menarik kesimpulan penelitian.
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh
pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance
terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai moderating variabel,maka
jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitiansebab
akibat (causal research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis
dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan
antar variabel dan mengidentifikasi sebab akibat antara berbagai variabel (Erlina,
2008).
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap seluruh