• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PEMATANGSIANTAR TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1

PEMATANGSIANTAR TAHUN

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

TRI WULANRY OPPUSUNGGU NIM 2113111088

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Menulis Cerpen oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014/2015.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Negeri Medan serta Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III, dan

seluruh Staf Fakultas Bahasa dan Seni,

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

memberikan arahan dan motivasi selama perkuliahan berlangsung,

8. Drs. H. Sigalingging, M.Pd., Dosen Penguji,

9. seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,

10.T. Sirait S.Pd., Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pematangsiantar, yang

telah memberikan izin kepada penulis utuk melakukan penelitian, Ibu Irianna

Simaremare, S.Pd yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian,

11.keluarga terkasih, Bapak Lusman Oppusunggu dan Ibu Marsaulina br. Manik

(7)

kepada penulis saat menjalankan studi sampai selesai, kakak penulis Arneta

Marchiesa Oppusunggu, S.E., yang selalu memberi semangat, doa, dan kesan

indah disetiap suasana,

12.KK Chole (kak Iko, Devi Sihite, Devi Sihombing, Junita, Sariduma, Yusnita,

dan Vricsilya), Veronika, Reni, terimakasih telah menjadi sahabat penulis dan

hal-hal indah yang selalu kita ciptakan ketika kita bertemu, dan terimakasih

buat dukungan, doa, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis,

13.teman-teman seperjuangan Reguler A dan seluruh angkatan 2011 yang saling

membantu dan menyemangati, sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan

lebih dari seorang saudara (Beibh Family: Akdesia Oidiana, Devi Maria, Lita

Sandora, Novri Sitompul, Rita Damayanti, Sariduma Sinaga, dan Vricsilya),

terimakasih buat kenangan indah yang telah kita jalani dan seluruh pihak yang

tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Medan, Agustus 2015

Penulis,

Tri Wulanry Oppusunggu

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 9

A. Kerangka Teoretis ... 9

1. Cara menulis cerpen ... 9

a. Unsur Intrinsik Cerpen... 10

b. Organisasi... 20

c. Penguasaan Bahasa ... 20

d. Kosakata ... 21

(9)

f. Isi ... 24

2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 27

a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 27

b. Deskripsi dan Tujuan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 28

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek .... 29

d. Manfaat Pemilihan Model Pembelajaran Berbasis.... Proyek ... 34

e. Prinsip-prinsip dalam Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 35

B. Kerangka konseptual ... 36

C. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 38

B. Populasi dan Sampel ... 38

C. Metode Penelitian ... 40

D. Definisi Operasinal... 40

E. Desain Penelitian... 41

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Jalannya Eksperimen ... 46

H. Organisasi Analisis Data ... 47

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 52 A. Hasil Penelitian ... 52

1. Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Sebelum

menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

... 52

2. Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Sesudah

Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

... 55

3. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek

terhadap Kemampuan Menulis Cerpen... 59

B. Analisis data ... 61

1. Analisis Data Hasil Kemampuan Siswa dalam

Menulis Cerpen Sebelum menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Proyek ... 61

2. Analisis Data Hasil Kemampuan Siswa dalam

menulis Cerpen Sesudah menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Proyek ... 63

C. Uji Persyaratan Analisis Data ... 65

1. Uji Normalitas Hasil Kemampuan Siswa dalam

Menulis Cerpen Sebelum Menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Proyek ... 65

2. Uji Normalitas Hasil Kemampuan Siswa dalam

(11)

Pembelajaran Berbasis Proyek ... 67

D. Uji Homogenitas Data ... 69

E. Uji Hipotesis ... 70

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Simpulan ... 76

B. Saran ... 76

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I Sampel Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis

Proyek ... 80

II Sampel Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 84

III Silabus ... 88

IV Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 97

V Test Tertulis Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 115

VI Test Tertulis Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 116

VII Contoh Analisis Cerpen ... 117

VIII Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 121

IX Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ... 122

X Nukilan Tabel Nilai “t” untuk berbagai df ... 123

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Distribusi Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2014/2015 ... 39

3.2 Desain Eksperimen ... 42

3.3 Aspek-aspek Penilaian Serta Bobot Penilaian ... 43

3.4 Kategori dan Penilaian ... 45

3.5 Langkah-langkah Pembelajaran ... 46

4.1 Data Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 52

4.2 Data Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 56

4.3 Perbandingan Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Sebelum dan Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 59

4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Sebelum menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 61

4.5 Identifikasi Kecenderungan Hasil Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 63 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Siswa dalam Menulis

(14)

Proyek ... 63 4.7 Identifikasi Kecenderungan Hasil Kemampuan Siswa dalam

Menulis Cerpen Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 64 4.8 Uji Normalitas Data Kemampuan Siswa dalam Menulis

Cerpen Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... 65 4.9 Uji Normalitas Data Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

mengungkapkan buah pikiran melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti

oleh orang lain. Salah satu aktifitas menulis dalam kurikulum 2013 adalah

menulis cerpen. Hal ini terdapat dalam Kompetensi Inti 4 yaitu mencoba,

mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori, dengan

Kompetensi Dasar 4.2 yaitu menyusun teks hasil tanggapan deskriptif, eksposisi,

eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat

baik secara lisan maupun tulisan.

Setiap siswa memiliki kemampuan menulis yang berbeda-beda. Ada

siswa yang mampu menulis dengan baik, namun ada siswa yang kurang mampu

untuk menulis. Pada dasarnya setiap orang jika hendak menulis, harus terlebih

dahulu mengenal objek yang ingin ditulis. Sehubungan dengan itu, peneliti

mencoba menceritakan bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen.

Kurangnya pemahaman siswa mengenai karya fiksi seperti cerpen memberikan

pengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerpen.

Cerpen banyak mengangkat tentang nilai-nilai kehidupan dalam

(16)

penuh konflik. Konflik tersebut bermanfaat untuk menggugah atau menarik

perhatian pembaca untuk membaca cerita tersebut.

Pengajaran sastra seperti cerpen, dapat membawa siswa untuk memahami

suatu cerita secara keseluruhan. Sebuah cerpen dapat terwujud karena disusun

dengan meramukan unsur pembangunnya. Salah satu unsur pembangun cerpen

adalah unsur instrinsik (unsur dalam sebuah cerpen). Unsur instrinsik itu terdiri

dari tema, tokoh, penokohan, plot (alur), latar (tempat, suasana, waktu), gaya

bahasa, dan amanat.

Kenyataannya, pembelajaran menulis cerpen di sekolah belum mencapai

hasil yang memuaskan. Pernyataan ini didasarkan pada penelitian sebelumnya

yang pernah dilakukan oleh Siska Suriyani, dkk dengan judul “Peningkatan

Keterampilan Menulis Cerpen dengan Latihan Terbimbing Siswsa kelas X.2

SMAN 6 Padang.” Hasil penelitian tersebut menunjukkan nilai kemampuan

peserta didik dalam menulis cerpen sebelum diterapkan metode latihan terbimbing

adalah 46,11, sesudah diterapkan pada siklus pertama menjadi 5,29, dan pada

siklus kedua menjadi 88,61 dengan KKM 75. Rendahnya nilai siswa diakibat oleh

tiga permasalahan yang terkait dengan kemampuan menulis cerpen. Pertama,

kurangnya pengetahuan siswa tentang menulis cerpen. Kedua, kurang

menariknya pembelajaran menulis cerpen. Ketiga, kemampuan menulis siswa

masih kurang, khususnya kemampun menulis cerpen.

Penelitian sebelumnya yang juga dilakukan oleh Tukiman, dengan judul

”Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Pendekatan Pembelajaran

(17)

menunjukkan nilai kemampuan peserta didik dalam menulis cerpen sebelum

menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu adalah 57 dan sesudah

menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu menjadi 71.85 dengan KKM 67.

Rendahnya perolehan nilai tersebut disebabkan oleh tiga hal. Pertama, dari segi

proses, yakni masih rendahnya keterampilan siswa dalam menggali ide dan

menjadikannya sebuah cerpen. Kedua dari segi jumlah, hanya sebagian kecil

siswa yang terampil menulis. Ketiga, ditinjau dari segi kualitas karya yang

dihasilkan, masih banyak karya yang belum layak disebut sebagai sebuah cerpen,

baik dari segi struktur cerita maupun dari segi penggunaan bahasa

Sejalan dengan uraian di atas, rendahnya penguasaan keterampilan

menulis juga dibuktikan dengan masih sulitnya siswa memahami cerpen. Pada

observasi awal yang dilaksanakan di sekolah penelitian, peneliti mengadakan

tanya jawab terhadap guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Pematangsiantar

yaitu, Ibu Irianna Simaremare, S.Pd. Hasil tanya jawab tersebut menyatakan

bahwa siswa masih kesulitan dalam menulis cerpen. Hal ini terbukti ketika siswa

diberi tugas menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dan sesuai dengan

struktur cerpen nilai siswa masih tergolong rendah, rendahnya perolehan nilai

siswa dikarenakan kurangnya kosakata yang dimiliki siswa untuk

mengembangkan ide ceritanya, siswa juga belum mampu membuat cerpen sesuai

dengan struktur cerpen dan unsur intrinsik cerpen, faktor lainnya adalah siswa

merasa bosan menulis sehingga ditemukan karya yang asal-asalan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ketidakmampuan

(18)

memahami cara menulis cerpen, 2. siswa tidak tertarik dalam pelajara menulis

cerpen, 3. siswa masih kurang mampu untuk menulis cerpen, 4. guru belum

menggunakan metode pengajaran yang tepat.

Selain faktor di atas, pengajaran sastra di sekolah juga masih bersifat

konvensional, hanya menjelaskan pada teori-teori, tidak pada praktik. Guru

menjelaskan konsep dan siswa mendengarkan sambil mencatat penjelasan guru.

Kondisi yang seperti ini mengakibatkan siswa hanya menerima apa yang

diberikan guru tanpa mengetahui bagaimana memperoleh hal itu dan situasi kelas

menjadi pasif. Sementara dalam kurikulum 2013 yang sedang berlangsung di

beberapa sekolah menyarankan bahwa tidak semua materi pembelajaran cocok

menggunakan metode seperti ini, seperti materi menulis cerpen. Pemilihan dan

penentuan model pembelajaran inilah yang belum dipergunakan guru dengan

baik. Siswa akan kaya dengan teori namun akan kurang mampu untuk membuat

cerpen tersebut secara nyata. Agar siswa dapat memahami dengan mudah suatu

cerpen, maka salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah model pembelajaran

yang digunakan dalam pengajaran sastra oleh guru bahasa Indonesia.

Model pembelajaran merupakan sebuah alat ataupun fasilitas untuk

mengantarkan bahan pembelajaran untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu,

bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan model pembelajaran

yang digunakan akan mempersulit guru dalam mencapai tujuan pembelajarannya.

Dikatakan demikian karena model pembelajaran dapat mempengaruhi jalannya

(19)

satu model pembelajaran yang menurutnya mampu untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas perlu suatu model pembelajaran yang dapat

membantu siswa memahami sebuah karya sastra secara lebih menyenangkan yaitu

model pembelajaran berbasis proyek.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

menggunakan proyek sebagai inti dari pembelajaran. Dalam Pembelajaran

berbasis proyek ini peserta didik ditekankan untuk menghasilkan produk dengan

menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat dan

mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Model

pembelajaran ini memperkenankan peserta didik untuk bekerja secara mandiri

maupun secara kelompok dalam menghasilkan sebuah produk yang benar-benar

nyata. Maka dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek siswa

diharapkan mampu membuat cerpen sesuai dengan objek sekelilingnya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk

menjadikan permasalahan tersebut sebagai topik yang akan diteliti. Adapun judul

yang dipilih sesuai dengan masalah tersebut yaitu “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Menulis Cerpen oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran

(20)

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah penelitian ini,maka masalah yang

dapat diidentifikasi sebagai berikut:

(1) kemampuan menulis cerpen siswa masih tergolong rendah,

(2) kurangnya ide-ide kreatif guru dalam menemukan model pembelajaran yang

tepat untuk pembelajaran menulis cerpen,

(3) metode dan langkah-langkah pembelajaran belum tepat,

(4) model pembelajaran kurang tepat dengan materi menulis cerpen.

C. Pembatasan Masalah

Masalah yang diidentifikasi di atas terlalu luas untuk diteliti serta

keterbatasan dan kemampuan peneliti untuk meneliti keseluruhan permasalahan

yang ada. Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas, maka perlu adanya

pembatasan masalah baik dari segi cakupan maupun dari segi objek dari

penelitian itu agar dapat menghasilkan pembahasan yang lebih dalam. Oleh

karena itu, masalah yang diteliti terbatas pada ide kreatif guru dalam menemukan

model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah menulis cerpen. Peneliti

menyarankan menggunakan model berbasis proyek diterapkan dalam kemampuan

(21)

D. Rumusan Masalah

Setelah membatasi masalah penelitian, maka langkah selanjutnya yang

harus dilakukan peneliti adalah merumuskan masalah yang akan diteliti. Adapun

rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

(1) bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum menggunakan

model pembelajaran berbasis proyek?

(2) bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen sesudah menggunakan

model pembelajaran berbasis proyek?

(3) bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap

kemampuan siswa dalam menulis cerpen?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

(1) untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen

sebelum menggunakan model pembelajaran berbasis proyek oleh siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Pematangsiantar tahun pembelajaran 2014/2015

(2) untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen

sesudah menggunakan model pembelajaran berbasis proyek oleh siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Pematangsiantar tahun pembelajaran 2014/2015

(3) untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap

kemampuan menulis cerpen oleh siswa SMP Negeri 1 Pematangsiantar tahun

(22)

F. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberi manfaat.

(1) Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan, khususnya dalam pembelajaran memahami unsur intrinsik cerpen.

(2) Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Setelah menerapkan model pembelajaran berbasis proyek diharapkan

dapat semakin menumbuhkan minat siswa terhadap keterampilan menulis,

khususnya dalam menulis cerpen berdasarkan struktur dan unsur intrinsiknya.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberi solusi dan masukan

dalam menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif terutama

dalam pembelajaran menulis cerpen.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan perbandingan atau pertimbangan karena penelitian ini

menyajikan beberapa teori yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan

(23)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan analisis data penelitian dan pengujian hipotessis tentang

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Menulis

Cerpen oleh Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran

2014/2015 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

(1) Kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1

Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014/2015 tergolong kategori cukup dengan

dengan nilai rata-rata 64,25.

(2) Kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis proyek oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pematangsiantar Tahun

Pelajaran 2014/2015 tergolong kategori baik dengan nilai rata-rata 70,75.

(3) Penerapan model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh positif terhadap

kemampuan menulis cerpen oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1

.Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014/2015

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas VII SMP Negeri 1

Pematangsiantar, dapat diberikan saran sebagai berikut.

(1) Hasil belajar siswa dalam menulis cerpen meningkat dengan menggunakan

(24)

Bahasa Indonesia disarankan menerapkan model ini untuk menyampaikan

materi tersebut.

(2) Penerapan model pembelajaran berbasis proyek membutuhkan waktu yang

cukup lama. Oleh karena itu, guru bidang studi Bahasa Indonesia disarankan

untuk merencanakan penerapan model ini diawal semester walaupun teks

cerpen akan dibahas diakhir semester.

(3) Penerapan model berbasis proyek meenempatkan guru berperan sebagai

motivator dan pemerhati proses belajar siswa. Oleh karena itu guru tetap

menjaga agar tetap memandirikan siswa dalam proses mengerjakan proyek.

(4) Perlu dirhatikan perkembangan model pembelajaran lain untuk meningkatkan

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimin. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hernanda, Andri dkk.2013. Kontribusi Kemampuan Mengapresiasi Cerpen Terhadap Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMAN 16 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: Vol.1 No.2: seri E318-398.

Husnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad

21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kemendikbud. 2013. Buku Guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.

Kemendikbud. 2013. Buku Siswa Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta : Politeknik Negeri Media Kreatif.

Kemendikbud. 2013. Model Pengembangan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran SMA. Jakarta: Kemendikbud.

Kokasih. 2011. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa

Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Mursini. 2011. Apresiasi dan Pembelajaran Sastra Anak-anak. Bandung: Ciptapustaka.

Pestauli. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Siswa Kelas VII SMP Santo Ignasius Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Universitas Negeri Medan.

Rais. 2010. Project-Based Learning: Inovasi Pembelajaran yang Berorientasi Soft Skills. Skripsi (tidak diterbitkan). Surabaya: Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.

Rianti, dkk. 2013. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Guguak Kabupaten 50 Kota. Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : vol. 1 no. 2 Maret 2013; seri F

477-562

(26)

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suriyani, Siska dkk. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Latihan Terbimbing Siswa Kelas X.2 SMAN 16 Padang. Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol.1 No.2: seri A 1-76.

Tukiman. 2007. Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Pendekatan Pembelajaran Terpadu. Jurnal Pendidikan, jilid 16, nomor 2.

Gambar

Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z .........
Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Pra-Siklus ……….. Hasil Observasi Kegiatan Praktikum Guru Pra-Siklus………... Persentase Rata-rata Capaian KPS Peserta Didik Pra- Siklus………... Hasil Akhir Persentase

[r]

Berdasarkan latar belakang di atas maka, dapat diidentifikasikan masalah yaitu penulis ingin memberikan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Sdr.M dengan Gangguan Persepsi Sensori

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap kepemimpinan visioner dengan ETOS KERJA pada karyawan. Hipotesis yang diajukan adalah ada

[r]

Awalnya pada pertama kali peluncuran Flexi Combo tahun 2004, layanan Flexi Combo diperkenalkan kepada pengguna Flexi dengan mengharuskan pengguna layanan Flexi Combo datang

Memiliki ruang laboratorium IPA, yang dapat menampung minimum satu rombongan belajar, dengan luas sesuai ketentuan tetapi memiliki sarana tidak sesuai ketentuan.. 

[r]