Pengembangan Variasi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Pukulan Push Forehand Tenis Meja Pada
Siswa Kelas VIII SMP Swasta Tunas Harapan
Kec. Ujung Padang Kab.Simalungun
Tahun Ajaran 2014/2015
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh
ADRIAN SETIADI
Nim. 608112100
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
4. Hakikat Variasi Pembelajaran ... 18
B. Kerangka Berfikir ... 22
C.Hipotesis ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24
v
C.Jenis Penelitian ... 25
D.Desain Penelitian ... 26
E. Instrumen Penelitian ... 31
F. Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 38
A.Deskripsi Data Penelitian ... 38
B. Hasil Penelitian ... 40
C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 60
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Meja (Tenis Meja) ... 14
2. Bola Tenis Meja ... 14
3. Net Tenis Meja ... 15
4. Pemukul Tenis Meja ... 16
5. Rangkaian Pukulan Forehand Tenis Meja ... 17
6. Rangkaian Gerakan Push Forehand Tenis Meja ... 18
7. Rangkaian Gerakan Latihan Berpasangan ... 22
8. Skema Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas ... 27
9. Melakukan Push Forehand Secara Berpasangan ... 29
10. Ketercapaian KKM siklus I ... 48
11. Ketercapaian KKM siklus II ... 57
12. Perbandingan siklus I dan Siklus II ... 62
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Aspek Penilaian Siswa ... 31
2. Aspek Penilaian Guru ... 31
3. Lembar Portofolio ... 34
4. Kriteria Ketuntasan Minimal ... 36
5. Deskripsi Hasil Observasi ... 39
6. Hasil Belajar Push Forehand Tenis Meja ... 40
7. Hasil Belajar Siklus I ... 45
8. Frekuensi Nilai Tes Push forehand Siklus I ... 46
9. Hasil Belajar Push Forehand siklus II ... 55
10. Frekuensi Nilai Tes Push Forehand Siklus II ... 56
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 66
2. Lembar Observasi Guru ... 76
3. Lembar Observasi Siswa ... 78
4. Portofolio Penilaian Proses Belajar ... 79
5. Deskripsi Nilai Pre-test ... 80
6. Deskripsi Nilai Hasil Belajar Siklus I ... 83
7. Deskripsi Nilai Hasil Belajar Siklus II ... 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap
bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal
maupun informal, sampai dengan suatu taraf kedewasaan tertentu, sedangkan
secara terbatas, pendidikan diartikan sebagai proses interaksi belajar mengajar
dalam bentuk formal yang dikenalkan sebagai pengajaran.
Di dalam Diktat Filsafat Pendidikan Unimed (2010:10) ”pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu proses, dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan
penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan
mengarahkan peserta didik dengan problema atau persoalan dan pertanyaan yang
mungkin timbul dalam pelaksanaannya, dan pendidikan juga merupakan wahana
untuk membawa peserta didik mencapai tingkat perkembangan optimal sesuai
dengan potensi pribadinya sehingga menjadi manusia yang sadar dan bertanggung
jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan hakiki dan
ciri-ciri kemanusiannya.”
2
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu
maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui
berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan
jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak.
Penyelenggaraan pendidikan jasmani selama ini berorientasi pada suatu titik
pusat yaitu guru. Kenyataan ini bisa dilihat di lapangan melalui
pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh penulis. Hal ini tentu saja mempengaruhi pola
pikir dan persepsi guru pendidikan jasmani itu sendiri, bahwa gurulah yang
mempunyai kuasa penuh dalam proses belajar mengajar tanpa mempertimbangkan
perkembangan motorik peserta didiknya.
Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak
penggemarnya di masyarakat dan telah masuk sekolah lewat kegiatan kurikulum,
karena cabang olahraga tenis meja selain cabang olahraga prestasi juga
merupakan olahraga rekreasi yaitu hanya untuk mengisi waktu luang.
Dalam permainan tenis meja seseorang dapat bermain tenis meja dengan baik
apabila pemain menguasai teknik dasar yang bagus sesuai dengan peraturannya.
Damiri dan kusmaedi (1991:30) mengemukakan bahwa “teknik dasar permainan
tenis meja meliputi pegangan (grip), sikap berdiri (stance), stroke, service dan
olah kaki (foot work)”. Untuk menguasai teknik dasar itu perlu adanya pembinaan
sejak dini oleh guru olahraganya, pembina dan pelatih tenis meja melalui latihan
dan berkesinambungan.
Dalam pelaksanaan tenis meja tentunya pada saat penerapan dilapangan
3
teknik memukul push forehand dapat dikarenakan anak kurang menguasai materi
pada saat penyampaian materi dalam teori tenis meja di kelas dan ada anak kurang
berperan aktif pada saat praktek berlangsung.
Ditinjau dari Sarana dan Prasarana SMP Swasta Tunas Harapan, memiliki
beberapa sarana diantaranya lapangan bola voli 1 Unit, lapangan bulu tangkis 1
Unit, dan tenis meja 2 Unit, dan prasarananya yaitu tolak peluru, cakram dan bed
tenis meja.
Peneliti melaksanakan obsevasi di SMP Swasta Tunas Harapan Kabupaten
Simalungun, peneliti datang kesekolah untuk meminta izin melaksanakan
observasi kepada Kepala Sekolah SMP Swasta Tunas Harapan Kabupaten
Simalungun bapak Saipul Bahri, SE. Setelah itu peneliti melaksanakan
pengamatan serta konsultasi dengan Guru Penjas SMP Swasta Tunas Harapan
Kabupaten Simalungun bapak Misdi, S.Pd mengatakan bahwa memang minat
belajar siswa untuk mengikuti pelajaran materi tenis meja sangat rendah, hal ini
berbanding terbalik dengan materi penjas olahraga seperti sepak bola dan bola
voli, yang siswa antusias untuk mengikuti mata pelajaran tersebut.
Dari hasil survey kegiatan proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMP
Swasta Tunas Harapan Kabupaten Simalungun, untuk teori di kelas guru
menerapkan pembelajaran konvensional dengan gaya mengajar ceramah,
sedangkan untuk praktek di lapangan guru penjas menggunakan gaya mengajar
komando. Proses belajar mengajar di kelas tidak seperti yang diharapkan, terlihat
dari hasil tenis meja siswa untuk praktek di lapangan tidak mencapai hasil yang
4
ceramah lebih mengutamakan hapalan dari pada pengertian, menekankan kepada
keterampilan, mengutamakan hasil dari pada proses, dan pengajaran berpusat pada
guru. Jadi kegiatan guru yang utama adalah menerangkan dan siswa
mendengarkan atau mencatat apa yang disampaikan guru.. Dari 32 Siswa yang
sudah mencapai ketuntasan pukulan push forehand ada 8 siswa (20%), dan yang
belum mencapai ketuntasan push forehand ada 24 siswa (80%), besar rata-rata
nilai siswa yang mendapat nilai dibawah 70 menjadi bukti konkrit bahwa hasil
belajar siswa-siswi di kelas VIII SMP Swasta Tunas Harapan Kabupaten
Simalungun belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
Salah satu penyebab kurangnya kompetensi hasil belajar pendidikan jasmani
pada materi tenis meja menurut penulis terletak pada variasi gaya mengajar,
dimana siswa merasa cepat bosan dan jenuh ditambah lagi pembelajaran yang
kurang menarik menurut siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di lapangan
atau ruang praktek. Hal ini berimbas pada kurangnya pemahaman materi pelajaran
pada siswa dan akibatnya kompetensi pendidikan jasmani materi tenis meja
menjadi rendah.
Dalam hal ini, peneliti harus cerdas dalam mengelola lingkungan belajar serta
memilih atau menggunakan metode atau gaya yang paling tepat pada saat proses
belajar pendidikan jasmani berlangsung. Hal ini bertujuan agar dalam belajar
siswa aktif sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya sehingga potensi dan
kemampuan yang dimiliki siswa akan berkembang secara maksimal serta tujuan
5
Terkait dengan hal tersebut, peneliti menggunakan variasi pembelajaran yang
menurut peneliti merupakan salah satu metode yang tepat untuk mengatasi hal ini.
Karena ada umpan balik antara guru dengan siswa dan siswa dengan guru dan
siswa dengan siswa itu sendiri, dan memberikan kebebasan pada siswa untuk
mendemonstrasikan penjelasan yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan pemaparan teori dan fakta yang terjadi dilapangan. Penulis
tertarik untuk meneliti “Pengembangan Variasi Pembelajaran Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Push Forehand Tenis Meja Pada Siswa
Kelas VIII SMP Swasta Tunas Harapan Kec. Ujung Padang Kab. Simalungun
Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari uraian diatas yang telah dikemukakan dalam latar belakang
masalah, maka penulis dapat mengidentifikasi masalahnya adalah :
a) Kurangnya variasi dalam pembelajaran tenis meja khususnya pukulan
push forehand
b) Rendahnya nilai belajar siswa terutama dalam pembelajaran pukulan
push forehand tenis meja
c) Kurangnya minat siswa dalam melakukan pukulan push forehand tenis
meja
d) Kesulitan guru dalam melakukan evaluasi kepada setiap siswa
e) Kurangnya keberanian siswa dalam melakukan pukulan push forehand
6
C. Pembatasan Masalah
Untuk lebih mempertegas sasaran masalah dan meningkatkan luasnya ruang
lingkup masalah serta keterbatasan waktu,dana dan kemampuan penulis, maka
perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dibahas
dalam penelitian ini adalah “Pengembangan Variasi Pembelajaran Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Push Forehand Tenis Meja Pada Siswa
kelas VIII SMP Sw. Tunas Harapan Kec. Ujung Padang Kab. Simalungun Tahun
Ajaran 2014/2015”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan diatas, telah diuraikan pada identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai
berikut :“ Bagaimanakah peningkatan hasil belajar pukulan push forehand dengan
menggunakan variasi pembelajaran media dinding dan berpasangan pada
permainan tenis meja siswa untuk kelas VIII SMP Sw. Tunas Harapan Kec.
Ujung Padang Kab. Simalungun Tahun Ajaran 2014/2015”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ”melalui variasi
pembelajaran media dinding dan berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar
pukulan push forehand tenis meja pada siswa kelas VIII SMP Swasta Tunas
7
F. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang variasi
pembelajaran dengan menggunakan media dinding dan berpasangan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani agar dapat memilih
media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran pendidikan jasmani
disekolah khususnya kemampuan teknik dasar pukulan push forehand
pada cabang olahraga tenis meja.
3. Informasi bagi kepala sekolah, sebagai bahan rujukan yang relevan dalam
pemilihan media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa
khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
4. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian
ini lebih luas lagi.
5. Untuk guru bidang studi pendidikan jasmani dapat memperkaya
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, pada tes siklus I terjadi peningkatan yang
mencapai 53,12% (Tidak Tuntas) dan pada siklus II mencapai nilai ketuntasan
klasikal yaitu dengan persentase 87,5% (Tuntas). Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pembelajaran dengan pengembangan variasi dalam proses pembelajaran
pukulan push forehand dalam permainan tenis meja dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII B SMP Swasta Tunas Harapan tahun ajaran 2014/2015.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Disarankan kepada guru pendidikan jasmani SMP Swasta Tunas Harapan
untuk mempertimbangkan penerapan variasi pembelajaran dengan materi
yang disesuaikan karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar
siswa.
2. Melalui variasi pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih menarik.
3. Agar guru memberi perhatian khusus dalam proses pembelajaran kepada
siswa-siswi yang belum tuntas.
61
4. Kepada para pembaca yang mungkin akan melakukan penelitian dengan
penembangan variasi pembelajaran kiranya dapat mencoba dengan
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Ateng (1992) .Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Adang Suherman (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Agus Kristiyanto (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan
Jasmani dan Kepelatihan Olahraga. Sebelas Maret University Press.
Ahmad dan Nurlan Kusmaedi, (1991). Olahraga PilihanTenis Meja Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Bandung.
Arikunto.S.Suhardjono, Supriadi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
Agus Salim, (2007). Buku Pintar Tenis Meja. Bandung: Jember
Rozi, (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga, Jakarta.
http://webster.com diakses pada pukul 12.30 WIB oleh Adrian Setiadi.
Sutarmin (2007). Terampil Berolahraga Tenis Meja. Surakarta. Era Intermedia.
Muhajir, (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga, Jakarta.
RusliLutan (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Rusli Lutan (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Suryosubroto B. (2009). Proses BelajarMengajar di Sekolah. Rinekacipta, Jakarta