iv
KEDUDUKAN ANAK DI BAWAH UMUR DALAM PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN YANG BERASAL DARI HIBAH DIHUBUNGKAN
DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT
ABSTRAK
Vera Marina 110110090089
Mengamati perkembangan Hukum Adat dan Hukum Islam di Indonesia saat ini banyak mengalami perkembangan dalam lingkup hukum perdata, khususnya mengenai pengalihan hak milik atas tanah dan bangunan melalui jual beli. Pada saat ini dapat ditemui praktik jual beli tanah dan bangunan yang berasal dari pemberian hibah oleh anak yang masih di bawah umur. Bagi seorang anak yang masih di bawah umur yang mempunyai kehendak untuk melakukan perbuatan hukum pengalihan hak objek hibah tersebut memiliki kedudukan yang berbeda dengan subjek hukum yang cakap melakukan perbuatan hukum. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kepastian mengenai kedudukan anak beserta akibat hukum jual beli atas tanah dan bangunan yang berasal dari hibah yang dilakukan oleh anak di bawah umur dihubungkan dengan Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Hukum Adat, serta merumuskan bentuk-bentuk perlindungan hukum terhadap penerima hasil perolehan pengalihan tanah dan bangunan tersebut.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yang menitikberatkan penelitian terhadap data sekunder sebagai sumber data utama yang didukung oleh data primer. Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, kemudian dikaitkan dengan teori hukum dan praktik pelaksanaan hukum positif sesuai dengan pembahasan penulis. Analisis data yang dilakukan secara yuridis kualitatif
Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan KHI kedudukan anak di bawah umur tidak sah melakukan jual beli tanah dan bangunan. Akibat hukumnya, adalah jual beli tersebut dapat dibatalkan karena syarat kecakapan bertindak tidak terpenuhi. Maka, harus ditunjuk wali untuk mewakili dalam melakukan perbuatan hukum mengalihkan hak milik atas tanah yang menjadi haknya tersebut. Sedangkan berdasarkan Hukum Adat, selama anak tersebut
kuat gawe, maka kedudukannya sah. Akibat hukumnya, jual beli tidak perlu