• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN MENERAPKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SISWA KELAS V SDN 7 PANARUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN MENERAPKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SISWA KELAS V SDN 7 PANARUNG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

253 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

DENGAN MENERAPKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SISWA KELAS V SDN 7 PANARUNG

Siti Mustalifah

Pendidikan Profesi Guru IAIN Palangka Raya

1Email sitimustalifah123@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi perlu dilakukannya perbaikan guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Ketuntasan hasil belajar siswa hanya 45% yang mencapai KKM 70. Ketidaktuntasan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tingkat keaktifan siswa yang rendah. Rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PAI dan Budi Pekerti pada siswa kelas V SDN 7 Panarung pada materi Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru.

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SDN 7 Panarung. Penelitian ini difokuskan pada hasil belajar siswa kelas V yang berjumlah 20 orang. Data yang telah didapat dari Penelitin Tindakan Kelas (PTK) ini kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mengetahui hasil belajar siswa. Indikator keberhasilan penelitian ini dilihat hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan belajar > 70.

Proses penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Pelaksanaan siklus 1 sudah dirancang sebelumnya. Pelaksanaan siklus 2 merupakan hasil refleksi dari siklus 1. Pengelolaan data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari pengolahan data digunakan untuk menggambarkan ketercapaian tindakan terhadap peningkatan hasil belajar. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian siklus 1 ketuntasan belajar mencapai 60% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70. Pada siklus 2 ketuntasan belajar mencapai 90% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 87,5 dan hasil penelitian yang diperoleh berarti terdapat peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 dengan ketuntasan 30%.

Kata Kunci : Hasil Belajar, khlak Terpuji, Model, Cooperative Learning, Jigsaw

(2)

254 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENDAHULUAN

Pendidikan pada umumnya dijadikan sebagai tolok ukur bagi kualitas setiap orang. Bakat dan keahlian seseorang akan terbentuk dan terarah melalui pendidikan. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh guru terhadap perkembangan jasmani dan rohani siswa menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Pendidikan juga merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan siswa dengan kewibawaan guru.

Pendidikan merupakan usaha penyiapan siswa menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat yang berlangsung seumur hidup.

Pendidikan Agama Islam adalah salah satu usaha pembinaan dan pengasuhan para siswa supaya memahami ajaran Islam secara menyeluruh

“kafah” yang pada akhirnya adalah agar para siswa dapat mengamalkan agama dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai panduan hidup (Daradjat, 2001).

Guru merupakan orang yang paling berperan dalam pembelajaran di kelas. Pada dasarnya guru telah membuat dan merencanakan pendekatan, model, metode dan strategi yang akan digunakan dalam mengajar, namun kenyataannya di lapangan sangat berbeda dengan yang diharapkan. Banyak kemungkinan yang bisa terjadi, mungkin model, metode dan strategi yang diterapkan belumlah maksimal, atau justru model, metode dan strategi yang direncanakan tidak sesuai dengan kondisi kelas yang dihadapi. Seperti yang terjadi pada hasil observasi sebelum dilakukan penelitian yakni rendahnya hasil belajar, hal ini terlihat dari hasil postest siswa setelah proses pembelajaran yang nilai rata-rata kelasnya masih dibawah KKM. Salah satu faktor penyebabnya diduga karena pembelajaran yang monoton atau strategi yang digunakan kurang tepat hal itu terlihat ketika saat pembelajaran, siswa sepertinya bosan atau kurang tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan.

Untuk KKM mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah 70, namun pada hasil belajar siswa masih terdapat beberapa siswa yang nilainya dibawah KKM sehingga rata-rata ketuntasan siswa 60% sehingga perlu adanya tindak lanjut agar ketuntasan rata-rata siswa menjadi meningkat.

Seiring berkembangnya zaman yang semakin maju, model dan strategi pembelajaran terus dikembangkan, banyak bermunculan teori-teori baru yang dibuat dengan tujuan mengefektifkan kegiatan belajar mengajar yang saat ini sering disebut dengan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).

Pembelajaran Kooperatif memiliki banyak tipe, salah satunya adalah tipe jigsaw. Jigsaw adalah sebuah metode pembelajaran aktif yang melibatkan semua siswa dalam belajar.

(3)

255 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

penulis untuk melakukan penelitian dengan bentuk Penelitian Tindakan Kelas untuk menggali lebih dalam lagi dan mencari sebuah hasil apabila kita mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dengan mengangkat sebuah judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI AKHLAK TERPUJI DENGAN MENERAPKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SISWA KELAS V SDN 7 PANARUNG”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maksud dari penelitian ini adalah merupakan salah satu cara yang strategis yang bertujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas pada proses belajar mengajar yang terjadi, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertujuan atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, penelitian + tindakan + kelas (Arikunto, 2008:58)

Penelitian Tindakan Kelas ini difokuskan pada hasil belajar siswa kelas V yang berjumlah 20 orang. Data yang telah didapat dari Penelitin Tindakan Kelas (PTK) ini kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mengetahui hasil belajar siswa. Indikator keberhasilan penelitian ini dilihat dari hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan belajar.

Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas V SDN 7 Panarung tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa 20 orang, terdiri dari 11 laki-laki dan 9 perempuan.

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum menerapkan model Coopertive Learning tipe jigsaw, dan setelah menerapkan model Cooperative Learning tipe jigsaw, dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara/teknik pengumpulan data selama proses penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada siklus 1 dan 2 adalah sama yaitu dengan cara observasi aktivitas siswa, tes dan dokumentasi.

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis data kualitatif, baik yang bersifat linier (mengalir) maupun Siklus (Arikunto, 2006:34).

yaitu menggambarkan data sesuai dengan kenyataan atau fakta mengenai hasil belajar siswa yang telah dicapai serta untuk memperoleh tanggapan siswa pada proses pembelajaran. Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, sebagaimana yang telah dikembangkan (Sugiyono 2009:244).

(4)

256 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Selain itu data kuantitatif juga diperoleh pada penelitian ini yakni diperoleh dari tes hasil belajar siswa yang dilaksanakan setiap akhir putaran pembelajaran berupa soal yang dinyatakan dalam bentuk persentase atau tingkat keberhasilan yang dapat dihitung menggunakan rumus :

Daya Serap Individu DSI = X x 100 %

Y Keterangan:

X : Skor yang diperoleh siswa Y : Skor Maksimal Soal

DSI : Daya Serap Individu

Individu siswa dikatakan tuntas belajar apabila persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 70% atau dengan nilai 70.

Ketuntasan Belajar Klasikal.

Persentase Nilai Rata-rata

Keterangan :

NR = Nilai Rata-rata

Kriteria tingkat keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut:

Nilai Rata-rata 80% - 100% : Sangat Baik Nilai Rata-rata 60% - 80% : Baik Nilai Rata-rata 40% - 60% : Cukup Nilai Rata-rata 0% - 40% : Kurang

Penelitian ini dilaksanakan dengan memberikan tahap-tahap tindakan berupa : (1) Perencanaan, agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar serta perubahan akibat tindakan dapat direkam dengan baik maka dalam perencanaan ini harus disiapkan dengan lengkap. (2) Pelaksanaan, pada tahapan ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan RPP yang telah disusun. (3) Pengamatan, tahapan ini terkait dengan pelaksanaan tindakan kelas. Kegiatan ini dengan menggunakan lembar pengamatan penggunaan media pembelajaran serta tes untuk mengukur hasil belajar dan (4) Refleksi,

KBK = ∑ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

x 100 %

NR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 %

(5)

257 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

yang telah dilakukan pada setiap siklus, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Kegiatan yang dilakukan adalah analisis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk dasar perbaikan dalam menyusun perencanaan pada siklus berikutnya.

Untuk model penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah dari Kemmis dan Mc Taggart. Dalam penelitian ini menggunakan 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 karena rata-rata hasil tes siswa sudah mencapai batas tuntas yang telah di tetapkan dan juga tujuan yang di harapkan sudah sesuai yakni dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas PerSiklus

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunanaan model Cooperative Learning tipe Jigsaw untuk peningkatan hasil belajar bagi siswa kelas V SDN 7 Panarung materi Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru pada pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Setelah peneliti melihat dan membandingkan hasil dari, Pree Test, Post Test 1 dan Post Test 2, berbeda. Dengan demikian, siswa harus benar-benar menguasai materi yang diajarkan.

Dalam peningkatan hasil belajar siswa, guru memberikan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Karena dengan memberikan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw secara berulang, dengan sendirinya siswa akan menguasai materi karena siswa terbiasa untuk mengemukakan pendapat dan terbiasa bertanggung jawab dengan tugas dalam kelompok.

(6)

258 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Melalui model Cooperative Learning tipe Jigsaw ini, siswa dapat saling berinteraksi, berkomunikasi dan saling ketergantungan dengan latar belakang siswa yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama dengan cara bekerja sama.

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga mengajarkan kepada siswa saling berkolaborasi yang dapat mengembangkan sikap solidaritas sosial dikalangan siswa dan mengurangi sikap apatis diantara siswa sehingga penerimaan terhadap individu lebih besar karena mereka saling ketergantungan satu sama lain. Selain itu model Cooperative Learning tipe Jigsaw juga dapat meningkatkan rasa percaya diri yang tinggi dan melatih bertanggung jawab.

Pada proses pembelajaran siklus 1, setelah proses belajar berakhir, guru memberikan soal post test pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal untuk mengetahui hasil belajar siswa, dan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang ditetapkan di SDN 7 Panarung yaitu 70.

Adapun hasil pembelajaran (Pre test dan Post test) pada siklus 1 materi Hormat dan Patuh kepada Orang Tua dan Guru dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test Siklus 1

NO NAMA SISWA KKM NILAI

Pretest Post Tes 1

1 Amad Juliannor 70 60 / 100 70 / 100

2 Ahmad Zacky M. 70 70 / 100 100 / 100

3 Ahmad Ridani Putra 70 70 / 100 80 / 100

4 Aulia Tusiffa 70 70 / 100 80 / 100

5 Deby Aulia Sari 70 30 / 100 50 / 100

6 Dennis Putra Wardana 70 30 / 100 40 / 100 7 Dina Khoirul Marlina 70 70 / 100 80 / 100 8 Dita Khoirul Marlita 70 70 / 100 80 / 100

9 Isyani Syawalia 70 50 / 100 60 / 100

10 Maulana Adi Saputra 70 70 / 100 80/ 100

11 M. Salfiansyah 70 70 / 100 80 / 100

12 M. Rizqi 70 30 / 100 60 / 100

13 M. Alfath Sacio 70 60 / 100 60 / 100

14 M. Daffa Kamil 70 70 / 100 90 / 100

15 M. Naufal Fauzi 70 40 / 100 40 / 100

(7)

259 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

17 Natasya Putri 70 70 / 100 80 / 100

18 Putra Pratama 70 40 / 100 60 / 100

19 Julia Nia Ramadani 70 50 / 100 80 / 100

20 M. Ihram Badawi 70 50 / 100 80 / 100

Jumlah 1.130 1.400

Tabel 2 Analisis Hasil Belajar Siklus 1

NO Hasil Belajar Pretest Post Test 1

1 Nilai rata- rata 56,5 70

2 Nilai Terendah 30 40

3 Nilai Tertinggi 70 100

4 Jumlah Peserta Didik Tuntas 9 12

5 Persentase Ketuntasan 45 % 60%

Dari data pada table di atas, diperoleh fakta bahwa nilai rata-rata pretest siklus 1 adalah 56,5 dengan nilai terendah 30, nilai tertinggi 70, serta persentase ketuntasan klasikal pretest mencapai 45% dari 20 siswa dan terjadi peningkatan kemampuan peserta didik berupa kenaikan nilai rata-rata menjadi 70 dengan nilai terendah 40, nilai tertinggi 100, serta ketuntasan klasikal post test mencapai 60%, atau sebanyak 12 dari 20 siswa yang mengikuti siklus 1 sudah tuntas belajar dengan mendapatkan nilai di atas KKM.

Sementara itu, hasil pembelajaran pada siklus 2 adalah sebagai berikut : Tabel 3 Perbandingan Nilai Post Test Siklus 1 dan Post Test Siklus 2

NO NAMA SISWA KKM NILAI

Post Test 1 Post Tes 2

1 Amad Juliannor 70 70 / 100 80 / 100

2 Ahmad Zacky M. 70 100 / 100 100 / 100

3 Ahmad Ridani Putra 70 80 / 100 90 / 100

4 Aulia Tusiffa 70 80 / 100 100 / 100

5 Deby Aulia Sari 70 50 / 100 80 / 100

6 Dennis Putra Wardana 70 40 / 100 60 / 100 7 Dina Khoirul Marlina 70 90 / 100 100 / 100

(8)

260 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

8 Dita Khoirul Marlita 70 80 / 100 100 / 100

9 Isyani Syawalia 70 60 / 100 80 / 100

10 Maulana Adi Saputra 70 80/ 100 90 / 100

11 M. Salfiansyah 70 80 / 100 90 / 100

12 M. Rizqi 70 60 / 100 80 / 100

13 M. Alfath Sacio 70 60 / 100 80 / 100

14 M. Daffa Kamil 70 80 / 100 100 / 100

15 M. Naufal Fauzi 70 40 / 100 70 / 100

16 Naseela Octiqasyah 70 60 / 100 80 / 100

17 Natasya Putri 70 80 / 100 100 / 100

18 Putra Pratama 70 60 / 100 80 / 100

19 Julia Nia Ramadani 70 80 / 100 100 / 100

20 M. Ihram Badawi 70 80 / 100 100 / 100

Jumlah 1.400 1.750

Tabel 4 Analisis Hasil Belajar Siklus 2

NO Hasil Belajar Postest 1 Post Test 2

1 Nilai rata- rata 70 87,5

2 Nilai Terendah 40 60

3 Nilai Tertinggi 100 100

4 Jumlah Peserta Didik Tuntas 12 18

5 Persentase Ketuntasan 60 % 90 %

Dari data pada tabel 4, diperoleh fakta bahwa nilai rata-rata Test siklus 1 adalah 70 dengan nilai terendah 40, nilai tertinggi 100, serta persentase ketuntasan klasikal Test Siklus 1 mencapai 60 % sebanyak 12 sisw yang mendapatkan nilai di atas KKM. Setelah dilaksanakan tindakan siklus 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diikuti oleh 20 siswa kelas V SDN 7 Panarung terjadi peningkatan kemampuan siswa berupa kenaikan nilai rata-rata menjadi 87,5 dengan nilai terendah 60, nilai tertinggi 100, serta ketuntasan klasikal Tes Siklus 2 mencapai 90 %, atau sebanyak 18 dari 20 siswa yang mengikuti siklus 2 sudah tuntas belajar dengan mendapatkan nilai di atas KKM, hasil penelitian yang diperoleh berarti terdapat peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 dengan ketuntasan 30%.

(9)

261 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

yang secara kontinyu memperbaiki kemampuannya dalam menerapkan model Cooperative Learning tipe Jigsaw yang memiliki beberapa keunggulan yakni dapat mengembangkan hubungan antar siswa. Melalui model Cooperative Learning tipe Jigsaw ini, siswa dapat saling berinteraksi, berkomunikasi dan saling ketergantungan dengan latar belakang siswa yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama dengan cara bekerja sama. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga mengajarkan kepada siswa saling berkolaborasi yang dapat mengembangkan sikap solidaritas sosial dikalangan siswa dan mengurangi sikap apatis diantara siswa sehingga penerimaan terhadap individu lebih besar karena mereka saling ketergantungan satu sama lain.

Selain itu model Cooperative Learning tipe Jigsaw juga dapat meningkatkan rasa percaya diri yang tinggi dan melatih bertanggung jawab.

KESIMPULAN

Penerapan model Cooperative Learning tipe jigsaw dilakukan dengan cara kerja kelompok dimana masing-masing siswa mendapatkan materi yang berbeda dalam kelompok awal (asal) yang kemudian siswa dengan materi yang sama berkumpul untuk membentuk kelompok baru (tim ahli), setelah siswa selesai melaksnakan tugasnya pada kelompok ahli, kemudian kembali kepada kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusinya dikelompok ahli secara bergiliran tentang materi Hormat dan Patuh Kepada Orang Tua dan Guru. Hal ini memungkinkan siswa lebih aktif dan bertanggung jawab serta percaya diri untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan akademik siswa dalam berbagai macam tatanan baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Pelaksanaan model Cooperative Learning tipe jigsaw memberikan dampak positif bagi siswa, antara lain siswa dapat mudah menerima materi yang disampaikan secara mendalam, melatih siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat, melatih bertanggung jawab, mengembangkan harga rasa percaya diri dan hubungan interpersonal yang positif. Sehingga secara tidak langsung penerapan model Cooperative Learning tipe jigsaw dapat meningkatkan mutu pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 7 Panarung Kota Palangka Raya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dilihat dari hasil pembelajaran siklus 1 dan siklus 2, yakni pada siklus 1 persentase ketuntasan sebesar 60% dan pada siklus 2 persentase ketuntasan sebesar 90%, atau meningkat sebesar 30%.

(10)

262 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

DAFTAR PUSTAKA

A, Ibrahim, M. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.

Asdi Mahasatya.

Daradjat, Zakiah 2001 Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta. Bumi Aksara

Djamarah, Syaeful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Anak Didik.

Jakarta, Rineka Cipta.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Bandung, Pustaka Pelajar.

Istarani & Muhammad Ridwan. 2014. 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif, Medan, Media Pustaka

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.

Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Leraning. Jogjakarta, Pustaka Pelajar.

Sulistio Andi & Haryanti Nik. 2022. Model Pembelajaran Cooperative Learning. Ikapi Jawa Tengah, CV. Eurika Media Aksara.

Syar’i Ahmad. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta, Pustaka Firdaus

Wibiwo, B. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Tenaga Kependidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

Uang harian perjalanan dinas tidak diberikan lagi kepada PNS yang telah diberi tugas untuk menyelenggarakan kegiatan sidang/konferensi yang dihadiri pejabat setingkat Menteri

Implementations shall support graph patterns involving terms from an RDFS/OWL class hierarchy of geometry types consistent with the one in the specified version of Simple

Oleh karena itu, dalam merencanakan bangunan di daerah gempa, gaya gempa yang terjadi harus diperhitungkan dan digunakan dalam mendesain supaya struktur tetap memiliki kekakuan

KAMPUS JAKARTA PANDUAN PENGAMBILAN MATA KULIAH PROGRAM SARJANA TERAPAN.

He knew a bit about sentient weapons, artifacts of great power and great ego, and he understood that Entreri, after decades of enslavement, could not begin to control Charon’s

lndikator atau aspek-aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah: gagasan, ide atau tema, organisasi, kosa kata atau pilihan kata, penggunaan bahasa, dan mekanik

Dengan kebangkitan organisasi mahasiswa FDIK ini diharapkan akan mampu lebih menyempurnakan organisasi internal kampus emas Esa Unggul dalam suasana demokarasi yang