Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
PENGARUH GENIUS LEARNING METHOD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GEOGRAFI
(Studi Quasi Eksperimen pada Materi Hakikat Geografi di Kelas X SMAN 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Geografi
Oleh :
SITI AFIFAH NUR FAJRIAH NIM: 1101640
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENGARUH GENIUS LEARNING METHOD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GEOGRAFI
(Studi Quasi Eksperimen pada Materi Hakikat Geografi di Kelas X SMAN 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)
Oleh
Siti Afifah Nur Fajriah, S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2007
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Geografi
© Siti Afifah Nur Fajriah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Nopember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I,
PROF. DR. HJ. ENOK MARYANI, M.S NIP. 19600121 198503 2 001
Pembimbing II
DR. EPON NINGRUM, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001
Mengetahui Ketua Program Studi,
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul: PENGARUH GENIUS
LEARNING METHOD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GEOGRAFI
(Studi Quasi Eksperimen pada Materi Hakikat Geografidi Kelas X SMAN 1
Kasokandel Kabupaten Majalengka)ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar
karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Bandung, Nopember 2013
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
Abstrak
PENGARUH GENIUS LEARNING METHOD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GEOGRAFI
(Studi Quasi Eksperimen Pada Materi Hakikat Geografidi Kelas X SMAN 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)
Oleh :
Siti Afifah Nur Fajriah
Pembimbing I : Prof. Dr. Enok Maryani, MS Pembimbing II : Dr Epon Ningrum, M.Pd
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lemahnya pemahaman konsep geografi peserta didik di SMA Negeri 1 Kasokandel. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep adalah genius learning Method. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh genius learning methods terhadap pemahaman konsep. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain non
equivalent pretest postest design. Subjek pada penelitian ini terdiri dari tiga kelas yang
berbeda: Kelas eksperimen pertama menggunakan perlakuan genius learning method teknk rotasi refleksi, kelas eksperimen kedua menggunakan genius learning method teknik operan kertas ide dan satu kelas kontrol yang menggunakan expository learning method. Instrumen penelitian menggunakan tes, observasi, dan lembar tugas. Analisis data menggunkan statistik, yaitu uji validitas, uji realibilitas, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat perbedaan pemahaman konsep dari peserta didik sebelum dan setelah pembelajaran di kelas eksperimen pertama, 2) terdapat perbedaan pemahaman konsep dari peserta didik sebelum dan setelah pembelajaran di kelas eksperimen kedua, 3) terdapat perbedaan pemahaman konsep dari peserta didik sebelum dan setelah pembelajaran pada kelas kontrol. 4) tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep setelah pembelajaran antara kelas eksperimen pertama dan kedua. 5) terdapat perbedaan pemahaman konsep pseserta didik antara kelas eksperimen pertama dan kelas kontrol, dan 6) terdapat perbedaan pemahaman konsep peserta didik antara kelas eksperimen pertama dan kelas kontrol. Kesimpulannya, genius learning method berpengaruh terhadap pemahaman konsep geografi peserta didik. Rekomendasi genius learning method ini dapat digunakan pada kondisi pemahaman konsep geografi peserta didik yang memiliki kecenderungan rendahnya minat membaca, baru mengenal kata yang ada dalam konsep geografi (lemahnya pemahaman konsep geografi), dan kurang memahami adanya keterkaitan antara pemahaman konsep di dalam buku dengan kondisi faktual di lapangan atau bahkan yang biasa dipakai untuk bahasa informasi pada kalimat berita. Seperti, media cetak, media elektronik, dan media online.
THE INFLUENCE OF GENIUS LEARNING METHOD FOR UNDERSTANDING OF THE CONCEPT OF GEOGRAPHY (Quasi-Experimental Studies in Material Natur of Geography in Grade X
SMAN 1 Kasokandel Majalengka)
By :
Siti Afifah Nur Fajriah
Supervisor I: Prof. Dr. Enok Maryani, MS Supervisor II: Dr. Epon Ningrum, M.Pd
This research was based on the lack of understanding of the concept of geography students at SMA Negeri 1 Kasokandel. One of the methods wich can improve the understanding of concept is genius learning method. The research methods in this research are the experimental method and the use of a non equivalent pretest-postets design. The subjects of the research are students from three different classes:one class treated with thereflection rotation technique of genius learning method,one class treated with the paper operand idea technique, and one control class wich was treated expository learning method. The instruments of the research were tests, observations, and worksheets. The data went through the following tests: the validity test, reliability test,test of normality, test of homogenity, and hypothetical test. The results showed that: 1) there are differences in understanding the concept of learners before and after the first experimental learning in the classroom, 2) there are differences in understanding the concept of learners before and after classroom second experiment, 3) there are differences in understanding the concept of the learner before and after learning to control class. 4) there is no understanding of the concept after learning the difference between first and second class experiment. 5) there is a difference between the students' understanding of concepts pseserta first experimental class and the control class, and 6) there is a difference between understanding the concept of learners first experimental class and control class. In conclusion, the genius learning method has influence on the students’ understanding of concepts. Recommendations in this study is that genius learning this method can be used in understanding the concept of geographic conditions learners who have a tendency to low interest in reading, words that are new to the concept of geography (lack of understanding of the concept of geography), and lack of understanding of the relationship between the understanding of the concepts in the book with factual conditions in the field or even the language that is commonly used for information on news sentences. Like, print media, electronic media, and online media.
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
UCAPAN TERIMAKASIH ... viii
DAFTAR ISI ... x
1. Pengertian Genius Learning Method ... 33
2. Prinsip Genius Learning Method ... 34
3. Keunggulan Genius Learning Method ... 35
4. Implikasi dalam Proses Pembelajaran ... 36
5. Langkah Genius Learning Method ... 37
G. Expository Learning Method ... 48
1. Pengertian Expository Learning Method ... 48
3. Keunggulan dan Kelemahan Expository Learning Methood 49
4. Langkah Expository Learning Method ... 51
H. Hipotesis Penelitian ... 51
G. Pengolahan Data Pemahaman Konsep Sebelum dan Setelah Pembelajaran ... 73
H. Tehnik Pengumpulan Data ... 74
I. Prosedur dan Alur Penelitian ... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 138
B. Rekomendasi ... 140
DAFTAR PUSTAKA ... 142
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kompetensi Pendidikan sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun
2005tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang
Undang Nomor14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ...
2.2 Pemasukan Informasi untuk Masing-masing Gaya Belajar ...
2.3 Menu Kecerdasan Jamak ... 44
3.1. Daftar Nilai Rata-rata Ulangan Harian (UH) Tahun Pelajaran 2010 – 2011sampai dengan 2012 – 2013 ... 55
3.2. Jumlah dan Nilai Rata-rata Pengetahuan Awal Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Kasokandel Tahun Ajaran 2012 – 2013 ... 58
3.3 Nama Kelas dan Waktu Jam Pelajaran Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Kasokandel Tahun Ajaran 2012 – 2013 ... 59
3.4. Operasionalisasi Pemahaman Konsep ... 59
3.5. Kisi-kisi Soal Tes Obyektif Pemahaman Konsep ... 65
3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Pemahaman Konsep ... 68
3.7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda Soal Pemahaman Konsep ... 69
3.8. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Soal Pemahaman Konsep 70 3.9. Hasil Uji Daya Beda Instrumen Pemahaman Konsep... . 3.10. Deskripsi Kualitas Soal Tes Pemahaman Konsep ... 72
4.1. Jumlah Tenaga Pendidik ... 80
4.2 Jumlah Kelas dan Peserta Didik ... 81
4.3. Hasil Uji Normalitas Pemahaman Konsep Pada Kelas Eksperimen
Pertama ...
4.4 Hasil Uji Normalitas Pemahaman Konsep Pada Kelas Eksperimen Kedua ...
4.5 Hasil Uji Normalitas Pemahaman Konsep Pada Kelas Kontrol ... .
4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Sebelum dan Setelah Pembelajaran
4.7. Hasil Uji Perbedaan Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada
Kelas Eksperimen Pertama ...
4.8. Hasil Uji Perbedaan Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada
Kelas Eksperimen Kedua ...
4.9. Hasil Uji Perbedaan Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada
Kelas Kontrol...
4.10. Hasil Uji Perbedaan Pemahaman konsep Setelah Pembelajaran
Antara Kelas Eksperimen Pertama dengan Kedua ...
4.11. Hasil Uji Perbedaan Pemahaman konsep Setelah Pembelajaran
Antara Kelas Eksperimen Pertama dengan Kontrol ...
4.12 Hasil Uji Perbedaan Pemahaman konsep Setelah Pembelajaran
Antara Kelas Eksperimen Kedua dengan Kontrol ...
4.13 Desain Pembelajaran Genius Learning Method Teknik Rotasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Bagan Alur Perlakuan Penelitian ... 56
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1. Persentase Kenaikan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran
Pada Kelas Eksperimen Pertama... 90
4.2. Linier Regresi N-Gain Peserta Didik secara Individu Kelas
Eksperimen Pertama ... 92
4.3. Persentase Kenaikan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran
Pada Kelas Eksperimen Kedua... 98
4.4. Linier Regresi N-Gain Peserta Didik secara Individu Kelas
Eksperimen Kedua ... 100
4.5. Persentase Kenaikan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran
Pada Kelas Kontrol... 104
4.6. Linier Regresi N-Gain Peserta Didik secara Individu Kelas
Eksperimen Kontrol ... 106
4.7. Perbedaan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran antara Kelas
Eksperimen Pertama dengan Kedua ... 107
4.8. N-Gain Individu antara Kelas Eksperimen Pertama dan Kedua ... 108
4.9. Perbedaan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran antara Kelas
Eksperimen Pertama dengan Kontrol ... 109
4.10. N-Gain Individu antara Kelas Eksperimen Pertama dan Kontrol .... 111
4.11. Perbedaan Pemahaman Konsep Setelah Pembelajaran antara Kelas
Eksperimen Kedua dengan Kontrol ... 113
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Bahan Ajar ... 147
2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 149
3. Kisi-kisi Pretest dan Posttes Pemahaman Konsep ... 152
4. Kisi-kisi tugas Pemahaman Konsep ... 169
5. Soal Pre dan Pos test ... 171
6.` Perangkat Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 176
A. Perangkat Kelas Eksperimen Pertama ... 177
B. Perangkat Kelas Eksperimen Kedua ... 189
C. Perangkat Kelas Kontrol ... 201
7. Perangkat Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 212
A. Perangkat Kelas Eksperimen Pertama ... 213
B. Perangkat Kelas Eksperimen Kedua ... 228
C.Perangkat Kelas Kontrol ... 243
8. Pedoman Observasi ... 256
9. Skor Uji Coba InstrumenPerhitungan Anates 4.0.2 ... 259
10. Analisis Validitas dan Reliabilitas... ... 267
11. Data Pemahamaham Konsep Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen Pertama ... 271
1. Data Pemahamaham Konsep Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen Kedua ... 272
2. Data Pemahamaham Konsep Sebelum dan Setelah Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen Kontrol ... 273
3. Pemahamaham Konsep Geografi antara Eksperimen Pertama dan Kedua ... 274
4. Pemahaman Konsep Geografi antara Kelas Eksperimen Pertama dan Kontrol... ... 275
5. Gain Pemahaman Konsep antara Kelas Eksperimen Kedua dan Kontrol ... 276
6. Daftar Nama Pembagian Tugas Kelompok ... 277
7. Nilai Hasil Tugas Kelompok ... 278
8. Nilai Gain Post Test+Kelompok dan Individu Pada Kelas Eksperimen Pertama ... 279
20. Nilai Gain Post Test+Kelompok dan Individu Pada Kelas Eksperimen Kedua ... 280
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 SISDIKNAS,
pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sekolah
sebagai suatu wadah yang berperan dalam penyampaian ilmu pengetahuan pada
umumnya, dan permasalahan pendidikan pada khususnya.Sekolah memiliki andil
yang sangat besar dalam ketercapaian tujuan pendidikan. Berbagai macam upaya
bagi masalah pendidikan secara umum telah diciptakan dan bahkan direalisasikan,
salah satu contohnya yaitu perbaikan kurikulum yang terus mengalami perubahan.
Dalam hal ini guru memiliki kewajiban untuk berlangsungnya efektivitas dan
efisiensipembelajaran sebagai bagian dari pendidikan itu sendiri. Seperti yang
dikemukaka oleh Sumarmi (2012:3).
Ada tiga faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan yaitu: (1) perangkat keras (hardware) yang meliputi ruang belajar, peralatan praktik, laboratorium, dan perpustakaan; (2) perangkat lunak
(software) yang meliputi kuriklum,program pembelajaran, manajemen
sekolah, sistem pembelajaran, dan lan-lain; (3) perangkat pikir (brainware) yaitu guru, kepala sekolah, peserta didik, dan orang-orang yang terkait dalam proses tersebut.
Pembelajaran merupakan proses mendidik yang paling mendasar bagi para
guru, untuk mencapai tujuan yang akan dicapai, terutama dalam hal transfer
(memberikan pengetahuan) kepada peserta didik. Tahapan ini tertuang dalam
program pembelajaran yang disusun oleh guru dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 20
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar dan penilaian hasil belajar”.
Berdasar pada standar kompetensi dan kompetensi dasar jenjang sekolah
menengah atas (SMA) pelajaran geografi merupakan ilmu untuk menunjang
kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan kehidupan. Lingkup
bidang kajiannya memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan
dunia sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari
eksistensi manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek, dan proses
pembentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungannya,
serta interaksi manusia dengan lokasi tempat tinggalnya. Sebagai suatu disiplin
integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia
dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan lingkungannya
(interelasi dan interdependensi).
Maryani (2006:30) menyatakan saat ini, di persekolahan ilmu geografi seringkali dianggap tidak menarik untuk dipelajari. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor (1) pelajaran geografi seringkali terjebak pada aspek kognitif tingkat rendah yaitu menghafal nama-nama tempat, sungai dan gunung, atau sejumlah fakta lainnya; (2) Ilmu geografi seringkali dikaitkan ilmu yang hanya pembuatan peta; (3) Geografi hanya menggambarkan tentang perjalanan manusia di permukaan bumi; (4) proses pembelajaran ilmu geografi cenderung bersifat verbal; kurang melibatkan fakta-fakta aktual, tidak menggunakan media konkrit dan teknologi mutakhir; (5) kurang aplikabel dalam memecahkan masalah-masalah yang berkembang saat ini.
Untuk itu diperlukan adanya guru yang kompeten. Karena dengan
terbentuknya kompetensi guru, maka dapat mewujudkan tujuan Pendidikan
Nasional yang mengacu pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang terurai
ke dalam empat komponen, yaitu (1) kompetensi pedagogis, (2) kompetensi
profesional, (3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi kepribadian.
Selanjutnya, setelah terbentuk adanya empat komponen kompetensi guru
dalam diri pendidik (guru). Diharapkan muncul adanya guru-guru profesional
yang ahli dalam bidangnya. Salah satunya yaitu pelajaran geografi diajarkan oleh
3
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
hakikat geografi berdasarpada SK dan KD yang berlaku. Guru tersebut mampu
membangun dan mengembangkan pemahaman konsep geografi peserta didik.
Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah bahwa
kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan
wilayah. Sedangkan yang terjadi di persekolahan berbeda, kendati pun Kurikulum
Nasional mengalami perubahan dan pergantian dari masa ke masa. Kegiatan
belajar mengajar geografi tetap diberlakukan secara konvensional berdasar pada
hafalan (rote learning). Padahal tuntutan dari Undang-undang Sisdiknas beracuan
pada belajar kognitif yang lebih menekankan proses dibandingkan hasil.
Rendahnya pemahaman tersebut menurut Sumarmi (2012: 5), disebabkan oleh:
(1) banyak peserta didik mampu menghapal dengan baik terhadap konsep-konsep Geografi, baik konkret maupun konsep-konsep abstrak yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahami maknanya. (2) sebagian besar peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari di sekolah dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan di masyarakat. Padahal, mereka sebetulnya sangat membutuhkan pemahaman konsep-konsep yang berhubungan dengan pekerjaan dan yang diperlukan masyarakat pada umumnya, di mana mereka akan hidup dan bekerja.
Pasya (2006: 95-96) mengatakan “pemahaman geografi dimulai dari yang
konkrit secara bertahap akan menuju kepada hal yang abstrak.” Hal ini selaras
dengan pernyataan Ningrum (2009: 59) “Penguasaan konsep-konsep yang
terkandung di dalam suatu materi pembelajaran oleh peserta didik sangat penting
bahkan merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki peserta didik”.
Dalam National Geography Standards(1994. P.18)Geography is an integrative discipline that brings together the physical and human dimensions of the world in the study of people, places, and environments. Its subject matter is earth’s surface and the processes that shape it, the relationships between people and evironments, and the connections between people and places.
Untuk mempelajari geografi diperlukan pemahaman konsep geografi. Hal
ini berarti memahami pengertian istilah-istilah yang digunakan disiplin ilmu
geografi. Karena geografi merupakan integrasi disiplin ilmu dari dimensi fisik
(alam) dan manusia (sosial). Dengan mempelajari geografi peserta didik dan guru
antara orang-orang, tempat dan lingkungan; dan keterkaitan dari terapan/aplikasi
spasial (ruang dan tempat) dengan ekologi (manusia/interaksi lingkungan)
perspektif untuk situasi kehidupan. Maryani (2010: 6) menyatakan “Geografi
senantiasa mengembangkan asas, konsep, metode dan pendekatan untuk
mengembangkan teori-teori yang relevan dengan kebutuhan manusia sehingga
memiliki nilai praktis, bukan hanya membuat manusia semakin cerdas memilih
ruang tetapi juga mengembangkan mata pencaharian secara profesional. Image
manusia tentang ruang dan bagaimana manusia memanfaatkan ruang sangat
tergantung pada pengalaman, pengetahuan, sikap dan nilai-nilai yang dianutnya,
semua itu ditransformasikan melalui pendidikan”.
Cher (2013: 20) mengatakan banyak peserta didik berpendapat bahwa pengetahuan itu setara dengan pengertian. Mereka berpikir bahwa bila mereka mengetahui banyak hal, mereka menjadi pintar dan mengerti segalanya. Namun peserta didik yang mengaku mengetahui banyak hal, tidak selalu mendapatkan hasil yang lebih baik dalam tugas dan ujian, dibanding peserta didik yang memahami apa yang telah mereka pelajari.
Pada ranah pemahaman konsep, peserta didik tidak hanya sekedar menginggat
informasi terkait pembelajaran, sementara itu pembelajaran geografi di kelas X
SMAN 1 Kasokandel masih bersifat hafalan (rote learning). Salah satunya terlihat
pada saat memahami konsep geografi. Banyak istilah-istilah baru yang sulit
dipahami oleh peserta didik. sehingga apabila dilakukan tes pada akhir
pembelajaran rata-rata nilai mereka bagus tapi pada saat dilakukan UTS/UAS
(Ulangan Tengah Semester/Ujian Akhir Semester) nilai peserta didik, sebagian
masih ada yang di bawah standar KKM. begitupun pada saat peserta didik
mengikuti UN (Ujian Nasional). Karena soal tentang hakikat geografi yang
didalamnya mengupas konsep geografi selalu muncul padasaat UN.
Kekhawatiran guru pun muncul terutama pada saat transisi kurikulum
seperti saat ini (peralihan dari KTSP ke Kurikulum 2013). Pada tahun pelajaran
2013/2014 SMAN 1 Kasokandel masih menggunakan KTSP, untuk penjurusan
program studi dilakukan pada kelas XI, yaitu program IPS dan IPA.Peserta didik
yang naik ke kelas XI IPA sesuai dengan acuan pada KTSP tidak diberikan
5
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
berhenti dan selesai padahal informasi tentang geografi tidak bisa lepas begitu
saja, apalagi bila melihat kondisi geografis negara Indonesia. Diharapkan
keberlangsungan pembelajaran geografi dapat melecut pemahaman konsep
geografi peserta didik.
Hal itu jelas dibutuhkan suatu metode sehingga kegiatan belajar mengajar
(KBM) menjadi bermakna yang dapat menyimpan informasi geografi lebih lama
dalam memori tiap peserta didik, setidaknya ada beberapa konsep dalam
pembelajaran geografi yang dapat membentuk pola pikir peserta didik. Jika
melihat kondisi peserta didik saat ini, pada umumnya peserta didik kurang
memiliki rasa percaya diri (self confidence) akan kemampuan dalam dirinya.
Salah satu buktinya, yaitu saat mengikuti UTS/UAS. Ada sebagian peserta didik
yang langsung mengisikan jawaban yang diperoleh dari temannya walaupun
temannya juga dapat dari temannya, tanpa disensor terlebih dahulu. Jelas hasil
yang dicapai tidak akan optimal, meskipun bisa jadi jawaban yang mereka
dapatkan benar tapi pada prinsipnya tidak menambah pengetahuan dan
pemahaman geografi. Karena target peserta didik bukan bisa atau paham, tapi
hasil berupa nilai yang diperoleh secara praktis. Seharusnya kemampuan dalam
diri peserta didiklah yang paling penting dan berharga. Bukan berpatok pada nilai
yang mereka hasilkan secara instan.
Santrock (2007: 351) mengatakan pemahaman konseptual adalah aspek kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan pengajaran yang penting adalah membantu murid memahami konsep utama dalam suatu subjek, bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Dalam banyak kasus, pemahaman konsep akan berkembang apabila guru dapat membantu peserta didik mengeksplorasi topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep. Konsep adalah bagian utama dari pemikiran.
Bila dikaitkan dengan pemahaman konsep pada pelajaran geografi, maka terdapat
10 konsep esensial geografi yang harus diketahui oleh masing-masing peserta
didik. Diantaranya yaitu konsep lokasi, jarak, keterjangkauan, pola, morfologi,
aglomerasi, nilai kegunaan, interaksi dan interdependensi, diferensiasi area, dan
keterkaitan keruangan. Hal ini dalam KTSP tertuang pada standar kompetensi
kompetensi dasar (KD) 1.1 menjelaskan konsep geografi (pada KTSP).
Sedangkan pada kurikulum 2013 terdapat kompetensi inti (KI), 3. Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah; dan kompetensi dasar (KD), 3.1
memahami pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Metode pembelajaran yang ditawarkan oleh genius learning
Methodadalah suatu sistem yang terancang dengan proses yang sangat efisien
meliputi diri peserta didik, guru, proses pembelajaran dan lingkungan
pembelajaran. Dalam Genius Learning. guru menempatkan peserta didik sebagai
pusat dari proses pembelajaran, sebagai subjek pendidikan bukan hanya objek
semata. Kedua proses ini memang diusahakan untuk bisa dicapai secara
bersamaan. Untuk itulah genius learning dirancang, yakni untuk menjembatani
jurang yang memisahkan antara proses mengajar dan proses belajar. Gunawan
(2012: 96) menyatakan “Satu cara yang efektif untuk membantu peserta didik
mempelajari dan mengingat materi pelajaran yang banyak adalah dengan
mengatur informasi ke dalam satu konsep atau tema. Dengan melakukan hal ini,
peserta didik dapat melihat gambaran besar dari apa yang sedang ia pelajari dan
mampu memahami materi secara lebih mendalam. Dengan demikian peserta didik
akan lebih mengingat kembali, fakta, data, informasi, pikiran, gambar, ingatan,
perasaan, dan emosi yang berhubungan dengan konsep tersebut”.
Rose and Nicholl (2009: 95) menyatakan “menanamkan informasi pada
memori menetap mensyaratkan untuk menyelidiki implikasi dan
signifikansi-makna seutuhnya-dengan secara seksama mengeksplorasi bahan subjek yang
bersangkutan. Ada perbedaan besar antara mengetahui dan memahami
benar-benar sesuatu. Semata mengubah fakta ke dalam makna pribadinya adalah unsur
7
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
Accelerated Learning (cara belajar dipercepat), beragam nama lainnya yaitu
Quantum learning, Quantum Teaching, Super Learning, Efficient and Effective
Learning. Meier (2012: 36) menyatakan “Praktisi A.L menginginkan agar
pembelajar mengalami kegembiraan belajar sebab mereka tahu betapa pentingnya
itu. “Kegembiraan” bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Ini tidak ada hubungannya dengan kesenangan yang sembrono dan kemeriahan yang
dangkal. Namun “kegembiraan ini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan
penuh, dan terciptanya makna pemahaman, nilai yang membahagiakan pada diri
peserta didik. Itu adalah kegembiraan melahirkan sesuatu yang baru. Dan
kegembiraan ini jauh lebih penting untuk pembelajaran daripada segala teknik
atau metode atau medium yang mungkin dipilih untuk digunakan”. Menurut
Jensen (2011: 250) cara pemahaman pada otak itu lebih melalui diskriminasi pola
ketimbang melalui fakta tunggal atau daftar tunggal. Tahap-tahap awal dari
pengolahan umumnya paralel dan bukannya serial, dan tahap-tahap tersebut
menonjolkan hasil analisis dari pencocokan pola dan bukannya mendeteksi
hal-hal yang menonjol (features). Dalam mengidentifikasi sebuah objek, misalnya,
dengan mengumpulkan informasi – sering dalam waktu kurang dari satu detik –
berdasarkan ukuran, warna, bentuk, tekstur permukaan, bobot bau dan gerakan”.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memaknai arti dari
“pemahaman” dalam pembelajaran, peserta didik harus mulai terbiasa dengan
penerimaan diri, harga diri, dan kepercayaan diri, tujuan dan penetapan tujuan.
Peran guru sebagai fasilitator dan katalisator. Selama proses pembelajaran
untuk membantu pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran geografi
yaitu guru memiliki peran dalam memfasilitasi proses pembelajaran di kelas,
karena pada dasarnya geografi tidak hanya dapat dipahami melalui buku semata.
Selanjutnya pada saat proses pembelajaran, sebaiknya guru tidak langsung
memvonis KD dalam SK ini sulit dan KD dalam SK itu mudah. Sehingga dalam
memberikan materi dan soal-soal pembelajaran guru cenderung mengikuti apa
yang tertera dalam buku paket atau pun LKS yang disediakan oleh penerbit karena
pada prinsipnya guru sebagai katalisator guru dapat membantu peserta didik
permasalahan tentang rendah atau kurangnya rasa percaya diri peserta didik dalam
menjawab UTS/UAS/UN dikarenakan pada proses pembelajaran peserta didik
tidak menemukan relevansi dengan kehidupan nyatanya. Peserta didik hanya
berpikir sekolah itu untuk menyeleseikan UTS/UAS/UN. Maka diperlukanlah
metode pembelajaran yang dapat mengasah pemahaman konsep, metode yang
tidak hanya melihat peserta didik sebagai objek dari pendidikan yang berlaku di
sekolah tapi peserta didik sebagai subjek pendidikan (student oriented). Untuk itu
maka judul penelitian ini adalah: “Pengaruh Genius Learning Method Terhadap
Pemahaman Konsep (Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di
Kelas X SMAN 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh
penggunaan Genius Learning Method terhadap pemahaman konsep peserta didik
pada mata pelajaran geografi?” Permasalahan tersebut dijabarkan dalam
pernyataan:
1. Bagaimana perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas
yang menggunakan Genius Learning Method teknik rotasi refleksi sebelum
dan setelahpembelajaran pada kelas eksperimen pertama?
2. Bagaimana perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas
yang menggunakan Genius Learning Method teknik operan kertas ide
sebelum dan setelah pembelajaran pada kelas eksperimen kedua?
3. Bagaimana perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas
yang menggunakan Expository Learning Method sebelum dan setelah
pembelajaran pada kelas kontrol?
4. Bagaimana perbedaanpemahaman konsep geografi peserta didik antara kelas
yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi dan
kelas yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Operan Kertas
9
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
5. Bagaimana perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik pada kelas
yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi dan
kelas yang menggunakan Expository Learning Method?
6. Bagaimana perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik antara kelas
yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Operan Kertas Ide dan
kelas yang menggunakan Expository Learning Method?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas
yang menggunakan Genius Learning Method teknik rotasi refleksi sebelum
dan setelah pembelajaran.
2. Menganalisis perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas
yang menggunakan Genius Learning Method teknik operan kertas ide
sebelum dan setelah pembelajaran.
3. Menganalisis perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik di kelas
yang menggunakan Expository Learning Method sebelum dan setelah
pembelajaran.
4. Mengkaji perbedaanpemahaman konsep geografi peserta didik antara kelas
yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi dan
kelas yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Operan Kertas
Ide.
5. Mengkajipemahaman konsep geografi peserta didik pada kelas yang
menggunakan Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi dan kelas
yang menggunakan Expository Learning Method.
6. Mengkaji perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik antara kelas
yang menggunakan Genius Learning Method Teknik Operan Kertas Ide dan
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi guru tentang penerapan pemahaman konsep
Genius Learning Method teknik rotasi refleksi dan teknik operan kertas ide
sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran.
2. Sebagai informasi bagi guru mengenai perbedaan pemahaman konseppeserta
didik sebelum dan setelah pembelajaran, dilihat dari nilai tes, tugas
(LKS)maupun hasil observasi antara kelas eksperimen pertama yang
menerapkan Genius Learning Method teknik rotasi refleksi dan kelas
eksperimen kedua yang menerapkan Genius Learning Method teknik operan
kertas ide.
3. Sebagai informasi bagi guru mengenai perbedaan pemahaman konseppeserta
didik sebelum dan setelah pembelajaran, baik dari nilai tes, tugas (LKS)
maupun hasil obsevasi antara kelas eksperimen pertama yang menerapkan
Genius Learning Method teknik rotasi refleksi dan kelas kontrol yang
menerapkan Expository Learning Method.
4. Sebagai informasi bagi guru mengenai perbedaan pemahaman konseppeserta
didik sebelum dan setelah pembelajaran, baik dari nilai tes, tugas (LKS)
maupun hasil obsevasi antara kelas eksperimen kedua yang menerapkan
Genius Learning Method teknik operan kertas ide dan kelas kontrol yang
menerapkan Expository Learning Method.
5. Memberikan pengalaman baru bagi peserta didik dengan Genius Learning
Methoddan diharapkan dapat memberikan kesadaran akan adanya perbedaan
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Kasokandel. Alamat dari SMAN 1 Kasokandel di Jalan Desa Kasokandel Timur
No. 65 Kode pos 45453, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka. Jumlah
peserta didik pada tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 274, terdiri dari kelas
X-1 sampai dengan X-8. Alasan dilakukanya penelitian ini di SMAN X-1 Kasokandel
untuk standar kompetensi (SK), 1. menafsirkan konsep, pendekatan, prinsip dan
aspek geografi; dan kompetensi dasar (KD) 1.1 menjelaskan konsep geografi
hampir setiap tahunnya di bawah standar KKM, bisa dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Daftar Nilai Rata-rata Ulangan Harian (UH)
Tahun Pelajaran 2010-2011 samapai dengan 2012 - 2013
Tahun Ajaran Nilai Rata-rata UH
SK KD semester 1 kelas X
Persentase mencapai KKM
(%)
2012 – 2013 6,37 63
2011 – 2012 6,64 50
2010 – 2011 6,42 68
Sumber : Buku Legger Peserta Didik
Untuk mengantisipasi hal diatas diperlukan adanya upaya antisipasi oleh
guru yaitu menentukan metode yang tepat dalam proses pembelajaran agar
pemahaman konsep geografi peserta didik pada tahun ajaran 2013 – 2014 tidak
mengalami nilai di bawah standar KKM yaitu 75.
B. Metode dan Desain Penelitian
Pengertian dan tujuan metode eksperimen dikemukakan Surakhmad
Kelas Pre test Perlakuan Post test
A O X1 O
B O X2 O
C O O
waktu
mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu untuk
menegaskan bagaimana kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel
yang diselidiki. Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan data dan
deskripsi data melainkan pada penemuan-penemuan faktor-faktor akibat, karena
itu di dalam eksperimen orang itu bertemu dengan dinamik dalam interaksi
variabel-variabel.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimen. Metode ini dapat diartikan bukan merupakan eksperimen murni tetapi
seperti murni sehingga disebut juga eksperimen semu. Metode ini digunakan jika
ada beberapa hal yang sulit dilakukan, terutama dalam pengontrolan variable.
Menurut Sukmadinata (2012:207) bahwa “eksperimen quasi bisa digunakan
minimal kalau dapat mengontrol satu variable meskipun dalam bentuk
memasangkan beberapa karakteristik, kalau bisa random lebih baik”. Bentuk
penelitian ini berupa adanya pre test dan post test terhadap kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol untuk mengetahui pemahaman konsep geografi peserta
didik.Desain yang digunakan yaitu Nonequivalent Groups Pretest – Posttest
Design. McMillan dan Sally (2001: 467) mengatakan “desain ini sangat lazim dan
berguna dalam pendidikan, karena tidak mungkin menempatkan subjek secara
acak. Peneliti menggunakannya secara utuh, kelompok subjek yang telah
ditentukan, memberi pretest, mengelola kondisi perlakuan pada satu kelompok,
dan memberinya posttest. Perbedaan desain ini hanyalah pada penempatan acak,
seperti pada desain pretest – posttest control group”.
56
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
Keterangan:
Kelas A = Kelas Eksperimen pertama, dengan Genius Learning Methodteknik
rotasi refleksi.
Kelas B = Kelas Eksperimen kedua, dengan Genius Learning Methodteknik
operan kertas ide.
Kelas C = Kelas kontrol, penerapan metode pembelajaran ekspository
O = Pre Test dan Posttest
X1 = Perlakuan menggunakan Genius Learning Methodteknik rotasi
Refleksi.
X2 = Perlakuan menggunakan Genius Learning Methodteknik operan kertas
ide.
Penelitian ini terbagi ke dalam tiga kelas penelitian, yaitu kelas eksperimen
pertama yang menggunakan genius learning method teknik rotasi refleksi, kelas
eksperimen dua mengggunakan genius learning method teknik operan kertas ide
dan kelas kontrol dengan expository learning method. Proses penelitian ini
dijelaskan pada gambar bagan 3.1 analisa alur perlakuan penelitian, sebagai
berikut:
Kelas A Kelas B Kelas C
(KE1) (KE2) (KK)
O1 X1 O2 O1 X2 O2 O1 O2
H1 H2 H3
H4 H6
H5
Keterangan :
(KE1) : Kelas Eksperimen 1
(KE2) : Kelas Eksperimen 2
(KK) : Kelas Kontrol
O1 : Observasi 1 (Pre test)
O2 : Observasi 2 (Post test + Tugas kelompok)
H1, H2, H3, H4, H5, H6 : Hipotesis 1, Hippotesi 2, Hipotesis3, Hipotesis 4,
Hipotesis 5, Hipotesis 6
Berdasarkan gambar 3.1 bagan alur perlakuan penelitian, tiap kelas penelitian
mendapatkan observasi kesatu berupa pre test. Kelas Eksperimen pertama yaitu
kelas X.6 akan mendapatkan perlakuan genius learning method teknik rotasi
refleksi. Selanjutnya kelas eksperimen kedua yaitu kelas X.8 akan mendapatkan
perlakuan genius learning method teknik rotasi refleksi dan kelas kontrol yaitu
kelas X.4 tidak mendapatkan perlakuan, tapi menngunakan expository learning
method yang biasa digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah
mendapatkan perlakuan, ketiga kelas penelitian mendapatkan observasi kedua
yaitu post test ditambah nilai tugas kelompok. Hasil pre test dan post test
ditambah dengan nilai tugas kelompok pada tiap kelas penelitian akan diuji
dengan menggunakan uji t guna menjawab hipotesis 1, hipotesi 2, hipotesi 3,
hipotesis 4, hipotesis 5, dan hipotesis 6.
C. Subjek Penelitian
Sugiyono (2013: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Selanjutnya menurut Sugiyono (2013: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada di populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
58
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X tahun
Jumlah dan Nilai Rata-rata Pengetahuan Awal Peserta Didik Kelas X
SMAN 1 Kasokandel Tahun Ajaran 2012 – 2013
Kelas Jumlah Peserta didik
kelas X
Nilai Rata – rata
Pengetahuan Awal Peserta didik Kelas X
X-1 36 74,7
Sumber: Buku Legger Peserta Didik
Berdasarkan tabel 3.2 maka diperoleh subyek penelitian terdiri dari dua
kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen pertama yaitu kelas
X-6 dengan genius learning Method teknik rotasi refleksi dan eksperimen kedua
dengan genius learning Method teknik operan kertas ide yaitu kelas X-8 juga
kelas kontrol dengan expository learning Method yaitu kelas X-4. Alasan
pemilihan kelas ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1. Ketiga kelas tersebut berjumlah 34 orang.
2. Ketiga kelas tersebut belum memperoleh Kompetensi Dasar 1.1
Menjelaskan Konsep Geografi.
3. Guru Geografi yang mengajar adalah sama.
4. Ketiga kelas tersebut mempunyai nilai akademik yang hampir sama untuk
pelajaran geografi setelah dilakukan tes pengetahuan awal geografi.
5. Waktu pelaksanaan jam pelajaran sama, yaitu pada jam ke-1 dan 2.
Tabel 3.3
Nama Kelas dan Waktu Jam Pelajaran Peserta Didik Kelas X
SMAN 1 Kasokandel Tahun Ajaran 2012 – 2013
Nama Kelas Waktu Jam Pelajaran
Hari Jam Ke
dari tiga kategori, yaitu menterjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi”.
Pemahaman konsep peserta didik akan diukur menggunakan instrumen berupa pre
test dan pos tes pilihan ganda dan tugas yang terdapat dalam LKS (Lembar Kerja
Siswa) yang mencakup indikator-indikator pemahaman konsep yang tertuang
dalam tabel 3.4:
Tabel 3.4
Operasionalisasi Pemahaman Konsep Geografi
Variabel Dimensi Indikator
Pemahaman Konsep
Translasi: a) Mengidentifikasi pengertian geografi berdasarkan
periode waktu.
b) Mengidentifikasipertanyaan geoggrafi dari where,
when dan how.
c) Mengidentifikasi cabang ilmu geografi manusia.
d) Mengidentifikasi pengaruh garis lintang dan bujur
dalam kehidupan sehari-hari.
e) Mengidentifikasi ruang lingkup geografi.
Interpretasi: a) Membedakan aliran fisis determinis dan posibilis dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Membedakan 5 dari 10 konsep geografi.
Ekstrapolasi: a) Menjelaskan 5 dari 10 konsep geografi dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Memprediksi luas pulau di Indonesia.
c) Memprediksi perbedaan waktu di Indonesia.
60
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
2. Genius Learning Method
Genius Learning Method adalah suatu rangkaian pendekatan praktis
dalam meningkatkan hasil pembelajaran yang memiliki delapan tahap
pembelajaran yaitu menciptakan suasana kondusif, menghubungkan, gambaran
besar, tetapkan tujuan, pemasukan informasi, aktivasi, demonstrasi, serta ulangi
dan jangkarkan. Pada tahap ulangi dan jangkarkan dilakukan teknik pada tiap
kelas eksperimen (kelas eksperimen pertama dengan menggunakan teknik rotasi
refleksi dan kelas eksperimen kedua dengan menggunakan teknik oprean kertas
ide). Genius Learning membantu anak didik untuk bisa mengembangkan
kelebihan mereka sesuai dengan gaya belajar masing-masing karena proses
pembelajaran yang terbaik yang dapat diberikan kepada para peserta didik adalah
suatu proses yang diawali dengan menggali dan mengerti kebutuhan anak didik.
1. Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi (Eksperimen pertama)
Apersepsi.
1) Suasana Kondusif.
a) Di pimpin oleh satu orang, peserta didik mempersiapkan dirinya untuk
mengikuti KBM dilanjutkan dengan mengucapkan salam, peserta
didik bersama guru berdoa dilanjutkan dengan membaca salah satu
Surat dalam Al-Qur’an.
b) Mengecek presensi kehadiran peserta didik.
Motivasi.
2) Hubungkan.
c) Guru mengingatkan kembali materi minggu lalu dengan memberikan
3 hal penting terkait materi pelajaran. Melakukan pre test.
Eksplorasi.
3) Gambaran besar.
d) Guru menayangkan infokus, pada tayangan pertama terdapat kata
kunci yang akan dipelajari terkait materi pelajaran.
4) Tetapkan tujuan
e) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran untuk
5) Pemasukan Informasi.
f) Guru membagikan bahan ajar, selanjutnya menampilkan slide
berkenaan dengan materi pelajaran.
6) Aktivasi.
g) Coba buat ringkasan cerita dalam pikiran anda apa yang paling
penting berkenaan dengan materi pelajaran. Kerja Kelompok.
7) Demonstrasi.
p) Peserta didik menyampaikan kembali ringkasan cerita.Melakukan post
test.
Elaborasi.
8) Ulangi dan jangkarkan.
i) Menempelkan di dinding beberapa lembar kosong (A4) yang diberi
judul materi pelajaran hari ini.
j) Meminta kelompok yang pertama mengelilingi kertas tersebut dan
memberikan ide/pandangan terhadap topik yang diberikan dengan
waktu 1 menit.
k) Setelah itu lanjutkan dengan kelompok berikutnya.
l) Kelompok terakhir ditugaskan untuk merangkum informasi yang telah
terkumpul dan menjelaskannya kepada seluruh kelas.
Konfirmasi.
m) Guru mengulas kembali kertas-kertas yang dibuat peserta didik
dengan menggunakan teknik rotasi refleksi.
n) Guru memberi pujian atau penghargaan kepada seluruh kelompok
yang telah menerapkan teknik rotasi refleksi dan
mempresentasikannya dengan baik
o) Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
Penutup.
q) Guru memberikan tugas dan menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
62
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
2. Genius Learning Strategy Teknik Operan Kertas Ide (Eksperimen kedua)
Apersepsi.
1) Suasana Kondusif.
a) Di pimpin oleh satu orang, peserta didik mempersiapkan dirinya untuk
mengikuti KBM dilanjutkan dengan mengucapkan salam, peserta
didik bersama guru berdoa dilanjutkan dengan membaca salah satu
Surat dalam Al-Qur’an.
b) Mengecek presensi kehadiran peserta didik.
Motivasi.
2) Hubungkan.
c) Guru mengingatkan kembali materi minggu lalu dengan memberikan
3 hal penting terkait materi pelajaran. Melakukan pre test.
Eksplorasi.
3) Gambaran besar.
d) Guru menayangkan infokus, pada tayangan pertama terdapat kata
kunci yang akan dipelajari terkait materi pelajaran.
4) Tetapkan tujuan
e) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran untuk
dipelajari peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
5) Pemasukan Informasi.
f) Guru membagikan bahan ajar, selanjutnya menampilkan slide
berkenaan dengan materi pelajaran.
6) Aktivasi.
g) Coba buat ringkasan cerita dalam pikiran anda apa yang paling
penting berkenaan dengan materi pelajaran. Kerja Kelompok
7) Demonstrasi.
r) Peserta didik menyampaikan kembali ringkasan cerita. Melakukan
posttest
Elaborasi.
8) Ulangi dan jangkarkan.
j) Setiap kelompok menuliskan apa yang mereka ketahui tentang topik
topik tersebut dalam waktu 1 menit.
k) Setelah waktu yang ditentukan habis, kelompok 1 menyerahkan kertas
tersebut pada kelompok 2, setelah membaca hasil kelompok 1,
menambahkan apa yang dianggap kurang,selanjutnya kelompok 2
menyerahkan pada kelompok 3 dan seterusnya.
l) Kelompok terakhir mencari referensi dari pernyataan yang telah
dituliskan ke atas kertas.
m) Menuliskan nomor dan sumber yang digunakan sebagai referensi.
n) Menunjukkan hasilnya kepada seluruh kelas dan menempelkan di
dinding.
Konfirmasi.
o) Guru mengulas kembali kertas-kertas yang dibuat peserta didik
dengan menggunakan teknik operan kertas ide.
p) Guru memberi pujian atau penghargaan kepada seluruh kelompok
yang telah menerapkan teknik operan kertas ide dan
mempresentasikannya dengan baik
q) Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas.
Penutup.
s) Guru memberikan tugas dan menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
t) Guru mengucapkan salam
3. Expository Learning Methode
Apersepsi.
1) Persiapan (Preparation).
a) Di pimpin oleh satu orang, peserta didik mempersiapkan dirinya untuk
mengikuti KBM dilanjutkan dengan mengucapkan salam, peserta
didik bersama guru berdoa dilanjutkan dengan membaca salah satu
Surat dalam Al-Qur’an.
64
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
Motivasi.
2) Penyajian (Presentation).
c) penggunaan bahasa, intonasi suara, menjaga kontak mata dengan
peserta didik, dan menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
Melakukan pre test.
Eksplorasi.
3) Menghubungkan (correlation).
d) Mengorelasikan bahan menjadi lebih bermakna.
4) Menyimpulkan (generalization)
e) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran untuk
dipelajari peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
Melakukan posttest
Elaborasi.
5) Penerapan (Aplication).
f) Langkah unjuk kemampuan peserta didik setelah mereka menyimak
penjelasan guru.
Konfirmasi.
g) Guru bertanya ulang apa yang telah dipelajari.
Penutup.
h) Guru memberikan tugas dan menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
i) Guru mengucapkan salam
E. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perangkat Tes,
LKS yang di dalamnya terdapat tugas dan observasi.
1. Soal tes dilakukan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep geografi
peserta didik setelah pembelajaran antara kelas eksperimen pertama dan kelas
eksperimen kedua berupa pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan awal dan ketercapaian hasil belajar peserta didik setelah
dan kompetensi dasar pada mata pelajaran geografi yang dibuat juga berdasar
pada indikator pemahaman konsep dari Taksonomi Bloom. Selanjutnya secara
kuantitatif akan dilihat proses dari pemahaman konsep geografi serta hasil
pembelajaran peserta didik sebelum dan setelah perlakuan.
Berdasarkan tabel 3.5 untuk pemahaman konsep terdapat tiga indikator yaitu:
1) translaasi (mengidentifikasi pengertian geografi berdasarkan periode waktu,
mengidentifikasipertanyaan geoggrafi dari where, when dan how,
mengidentifikasi cabang ilmu geografi manusia, mengidentifikasi pengaruh
garis lintang dan bujur dalam kehidupan sehari-hari, mengidentifikasi ruang
lingkup geografi), 2) interpretasi (membedakan aliran fisis determinis dan
posibilis dalam kehidupan sehari-hari, membedakan 5 dari 10 konsep
geografi.), dan ekstrapolasi (menjelaskan 5 dari 10 konsep geografi dalam
kehidupan sehari-hari, memprediksi luas pulau di Indonesia, memprediksi
perbedaan waktu di Indonesia.).
Tabel 3.5
Kisi-kisi Soal Tes Objektif Pemahaman Konsep Geografi
Variabel Indikator Penjabaran No Soal
Pemahaman Konsep
Translasi: a) Mengidentifikasi pengertian geografi
berdasarkan periode waktu.
b) Mengidentifikasi pertanyaan geoggrafi
dari where, when dan how.
c) Mengidentifikasi cabang ilmu geografi
manusia.
d) Mengidentifikasi pengaruh garis
lintang dan bujur dalam kehidupan sehari-hari.
e) Mengidentifikasi ruang lingkup
geografi.
Interpretasi: a) Membedakan aliran fisis determinis
dan posibilis dalam kehidupan sehari-hari.
b) Membedakan 5 dari 10 konsep
geografi.
12,13
14,15,16,17, 18
Ekstrapolasi: a) Menjelaskan 5 dari 10 konsep geografi
dalam kehidupan sehari-hari.
b) Memprediksi luas pulau di Indonesia.
c) Memprediksi perbedaan waktu di
Indonesia.
19,20,21,22, 23
24 25
66
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
2. Tugas (LKS)
Tugas yang terdapat dalam LKS (Lembar Kerja Siswa) digunakan untuk
mengukur pemahaman konsep geografi dalam bentuk uraian.
3. Lembar Observasi
Format observasi digunakan untuk memantau keterlaksanaan pembelajaran
dengan Genius Learning Method Teknik Rotasi Refleksi (Kelas Esperimen
Pertama), Genius Learning MethodTeknik Operan Kertas Ide (Kelas
Eksperimen Kedua), dan epository learning Method (Kelas Kontrol).
Dalam penelitian diperlukan instrumen yang telah memenuhi persyaratan,
Sukmadinata (2012: 228) menyatakan “validitas menunjukkan hasil dari suatu
pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur”. Selanjunya Widayoko
(2009: 144) menyatakan instrumen tes dilakukan reliable jika memberikan hasil
yang tetap apabila diteskan berkali-kali.
F. Validasi Instrumen
1. Uji validitas
Sugiyono (2013 :173) mengatakan “Instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Pengujian validitas ini menggunakan formula Product Moment Pearson dengan
bantuan program SPSS 16,0 for window, bila nilai korelasi dibawah 0,30 maka
butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang
(Sugiyono, 2013 : 179). Formula korelasi Product Moment Pearson yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut : (Arikunto, 2005 : 72)
Uji validitas soal pemahaman konsep pada KD menjelaskan pemahaman
konsep dapat dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi dari tiap item
yang terkoreksi dengan menggunakan software anates ver 4.0.2 oktober
2003dan SPSS 16 for window. Adapun interpretasi dari koefisien korelasinya
adalah sebagai berikut:
>0,4 = Butir soal sangat baik
0,3 - 0,39 = Butir soal baik
0,2 - 0,29 = Butir soal harus direvisi/ diperbaiki
< 0,19 = Butir soal jelek / jangan digunakan
Validitas butir soal hasil uji coba instrumen pada soal pilihan ganda untuk
peserta didik SMAN 1 Jatiwangi kelas X-2 berdasarkan tabel 3.6. Soal yang
validitasnya baik/sangat baik berdasar Corrected Item-Total Correlation di atas
0,3 dengan demikian bila merujuk pada pernyataan sugiyono maka soal-soal yang
jelek tidak dipakai. Hal ini dikarenakan soal-soal yang valid dan reliabel dapat
mewakili indikator/tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai SKKD yang
berlaku. Soal-soal telah dibuat dalam beberapa soal kloning yang setara, sehingga
ketika salah satu soal dikategorikan jelek dan dibuang, maka masih terdapat soal
yang mewakili indikator/tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hasil uji validitas soal pilihan ganda pada tabel 3.6, dari 30
soal yang diujicobakan, terdapat 25 soal yang valid untuk dijadikan alat ukur
pemahaman konsep pada kelas eksperimen pertama, kedua dan kelas kontrol,
yang mewakili indikator pemahaman konsep sesuai dengan adaptasi
Taksonomi Bloom (translasi, interpretasi dan ektrapolasi) juga mewakili
indikator yang telah ditetapkan sesuai SKKD kelas X semester 1 pada
68
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Pemahaman Konsep Geografi
2. Uji Reliabilitas
Sugiyono (2013 : 173) mengatakan “Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
akan menghasilkan data yang sama”. Kriteria yang digunakan untuk mengetahui
tingkat reliabel tidaknya soal, yaitu kriteria dari Guilford 1956 (Rosnenty, 2010:
72) sebagai berikut:
>0,20 = sangat tidak reliabel
0,20 - <0,40 = tidak reliabel
0,40 - <0,70 = cukup reliabel
0,70 - <0,90 = reliable
0,90 - < 1,00 = sangat reliabel
1,00 = sangat sempurna
Setelah dilakukan pengolahan data melalui SPSS 16,0 for window, maka
didapat nilai cronbach’s Alpha sesuai dengan tabel 3.7 yaitu reliabel karena
menunjukkan nilai 0,8.
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Pemahaman Konsep Geografi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items
.806 .804 30
Sumber: Hasil Penelitian 2013
3. Uji Tingkat Kesukaran
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan anates versi 4.0.9 sesuai
dengan tabel 3.8 maka diperoleh soal mudah sebanyak 12 soal dan soal sedang
70
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
Tabel 3.8
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Soal Pilihan Ganda Pemahaman Konsep Geografi
No Butir Jumlah Betul Tingkat Kesukaran (%) Tafsiran
1 28 84.85 Mudah
membedakan antara warga belajar atau peserta didik yang telah menguasai materi
yang ditanyakan dan warga belajar yang kurang atau belum menguasai materi
yang ditanyakan (Depdiknas, 2008).Untuk mengetahui daya pembeda soal rumus
Tabel 3.9
Hasil Uji Daya Beda Instrumen Pemahaman Konsep Geografi
No Butir Kelompok Atas Butir Kelompok
Bawah
Adapun kriteria kategori daya pembeda adalah sebagai berikut:
0,00 < D < 0,20 = Jelek
0,20 < D < 0,40 = Cukup
0,40 < D < 0,70 = Baik
72
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
Berdasarkan tabel 3.9 Soal hasil ujicoba yang jumlahnya 30 butir tersebut,
setelah hasilnya diolah melalui daya beda, maka diperoleh kategori baik sekali,
baik, cukup dan jelek. Terdapat dua klasifikasi soal, yaitu butir kelompok atas dan
butir kelompok bawah dengan beda indeks.
Tabel 3.10
Deskripsi Kualitas Soal Tes Pemahaman Konsep Geografi
Nomor Soal
Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda
No. Uji konsep
Berdasarkan tabel 3.10 menunjukan bahwa dari 30 soal pilihan ganda yang
telah diujicobakan, didapat 25 soal yang validitas soalnya baik sebanyak 16 (64%)
dan sangat baik sebanyak 9 soal (36%). Tingkat kesukaran soal untuk menguji
pemahaman konsep geografi yang terdapat soal mudah berjumlah 10 (40%), soal
sedang 15 (60%). Untuk daya pembeda terdapat soal berkategori cukup sebanyak
didapat dari hasil uji coba, maka 25 soal pemahaman konsep geografi memenuhi
syarat untuk digunakan sebagai soal pre test dan pos test pada kelas penelitian.
G. Pengolahan Data Pemahaman KonsepGeografi Sebelum dan Setelah Pembelajaran
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan mengetahui alpha sebuah data berdistribusi
mendekati normal dengan symbol bell shaped menceng kekiri atau ke kanan.
Diantara syarat untuk menggunakan uji komparatif (uji t) adalah data harus
berdistribusi normal,apabila tidak berdistribusi normal maka pengujian dengan uji
t tidak bisa dilakukan.Perhitungan uji normalitas dapat juga dilakukan dengan
bantuan program SPSS, yakni dengan menggunakan uji Kolmogrov-smirnov,
yaitu dengan membandingkan Probabilitas (sig) dengan nilai Alpha (α). Dengan
kriteria pengujian, jika probabilitas (sig) > Alpha (α), maka hasil tes berdistribusi
normal. Kaidah hipotesis uji Kolmogrov-smirnov berbunyi :
Hο : angka signifikan (sig) < 0,05 , maka data tidak berdistribusi normal
H1: angka siginifikan (sig) > 0,05 , maka data berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui distribusi data homogeny
atau tidak. Jika menggunakan program SPSS, maka dapat dilakukan dengan
analisis parametric untuk data normal dan non parametric jika data tidak normal
yaitu dengan menggunakan Two Related Sample Test yaitu dengan
membandingkan angka siginifikan (sig) dengan nilai Alpha (α). Dengan criteria :
Jika probabilitas (sig) > Alpha (α), maka hasil tes berdistribusi homogen
Jika probabilitas (sig) < Alpha (α), maka hasil tes berdistribusi tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Adapun teknik statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji t.
74
Siti Afifah Nur Fajriah, 2013
dimana:
Untuk pengujian hipotesis ini menggunakan bantuan program SPSS 16
yaitu Paired t test jika data berasal dari subyek yang sama dan Independen t test
jika data berasal dari subyek yang berbeda.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1) studi literatur, 2)
observasi, 3) studi dokumentasi, dan 4) tes tertulis berupa LKS.
a. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep geografi dilakukan
pengolahan data terhadap tugas yang diberikan pada peserta didik, skor pretes dan
posttesditambah dengan nilai tugas, nilai mean difference analisis hasil observasi
dalam setiap perlakuan pada kelas eksperimen pertama dan kedua. Pengolahan
data tehadap test dan tugas setelah pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui
perbedaan pemahaman konsep geografi. Perhituangan mean difference
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap
perbedaan pemahaman konsep geografi peserta didik.
Untuk pengambilan data pemahaman konsep setelah pembelajaran pada
kelas eksperimen pertama, kedua dan kontrol, yaitu dengan cara menggabungkan
antara nilai pos tes dan tugas, dengan menggunakan rumus:
Selanjutnya analisis hasil observasi dimaksudkan untuk mengamati
secara sistematis nilai perbedaan pemahaman konsep geografi dalam metode
pembelajaran setiap pertemuan (genius learning Method setelah perlakuan pada
kelas eksperimen pertama yang menggunakan Genius Learning Method teknik
rotasi refleksi dan kelas eksperimen kedua yang menggunakan Genius Learning
Method teknik operan kertas ide) diterapkan. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan cara statistik dan deskriptif kuantitatif. Langkah-langkah yang
digunakan untuk mengolah data hasil penelitian ini terdiri dari 1) penskoran, 2) uji
normalitas, 3) homogenitas, 4) uji hipotesis, dan 5) analisis hasil observasi.
I. Prosedur dan Alur Penelitian
Sesuai dengan bagan 3.1penelitian ini berdasarkan pada studi pustaka dan
studi empiris, selanjutnya peneliti mulai melakukan identifikasi masalah terkait
dengan kejadian empiris yang terjadi pada proses pembelajaran geografi, setelah
identifikasi permasalahan terkumpul maka peneliti mulai merumuskan beberapa
masalah penelitian berdasar studi pustaka dan studi empiris. Landasan konseptual
merupakan kunci dari peneliatian, dimana peneliti mulai merencanakan “goal”
yang telah di setting berdasar kurikulum nasional yang berlaku, untuk sementara
di kelas X SMAN 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka masih menggunakan
Kurikulum SMAN 1 Kasokandel (KTSP), begitupun dengan perangkat
pembelajaran yang disesuaikan dengan KD 1.1 Menjelaskan Konsep geografi.
Selanjutnya pembuatan instrumen yang uji validasi soalnya dilakukan di SMAN 1
Jatiwangi. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan acuan perangkat
pembelajaran berdasar pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
instrumen penelitian yang terdiri dari bahan ajar, LKS, dan lembar observasi.
Kemudian baru dilakukan proses pembelajaran (penelitian eksperimen) dan
dilakukan pengumpulan data. Kesimpulan dan rekomendasi merupakan tahapan
akhir setelah sebelumnya dilakukan pembelajaran (penelitian eksperimen). Proses
pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui