HUBUNGAN KINERJA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK
PADA PEMBELAJARAN ELASTISITAS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Fisika
oleh
KI AGUS MAR EFENDI
0800251
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hubungan Kinerja dan Prestasi Belajar
Siswa Siswa SMK pada Pembelajaran
Elastisitas
Oleh
Ki Agus Mar Efendi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ki Agus Mar Efendi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
HUBUNGAN KINERJA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA
PEMBELAJARAN ELASTISITAS
Oleh:
Ki Agus Mar Efendi NIM. 0800251
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing 1,
Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si. NIP. 19700908 199702 1 001
Pembimbing 2,
Ridwan Efendi,S.Pd, M.Pd NIP. 19770110 200801 0011
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Fisika
Hubungan Kinerja dan Prestasi Belajar Siswa Siswa SMK pada Pembelajaran Elastisitas
Ki Agus Mar Efendi
0800251
Pembimbing 1 : Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si
Pembimbing 2 : Ridwan Efendi, S.Pd, M.Pd
Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kinerja dan prestasi belajar siswa SMK pada pembelajaran elastisitas. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 12 Bandung dengan melibatkan subjek penelitian 31 siswa kelas X yang sudah diberikan materi pembelajaran elastisitas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian korelasi. Penelitian korelasi merupakan penelitian yang mendeteksi sejauh mana hubungan variabel-variabel berdasarkan koefisien korelasi. Korelasi yang digambarkan pada penelitian ini adalah hubungan kinerja dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pembelajaran kepada siswa di kelas kemudian melakukan penilaian kepada mereka dengan performance-assessment dan tes prestasi belajar, kemudian kedua hasil tersebut di olah untuk mengetahui hubungan antara kinerja dan prestasi belajar. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif (searah) yang signifikan (berarti) antara kinerja dengan prestasi belajar siswa ditandai nilai korelasi hasil perhitungan sebesar r = 0,7353. Kemudian kinerja siswa memiliki kecenderungan kuat terhadap berubahnya prestasi belajar siswa sebesar 54 %. Secara umum, hasil penilaian kinerja yang dimiliki siswa yang telah mengikuti pembelajaran fisika dengan penilaian kinerja termasuk dalam kategori sedang dengan persentase kategori baik sebanyak 12,91 %, kategori sedang sebanyak 67,74 % dan kategori kurang sebanyak 19,35 %. Dan prestasi belajar yang dicapai siswa secara umum termasuk dalam kategori sedang, dengan persentase baik sebanyak 9,70 %, kategori sedang sebanyak 70,90 % dan kategori sedang sebesar 19,40 %.
Kata kunci: Kinerja, Prestasi Belajar, Elastisitas
on Elasticity Learning
Ki Agus Mar Efendi
0800251
Pembimbing 1 : Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si
Pembimbing 2 : Ridwan Efendi, S.Pd, M.Pd
Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
ABSTRACT
This study was to determine the relationship of performance and achievement in the vocational students in elasticity concept. The research was conducted at SMK Negeri 12 Bandung involving research subjects with 31 students of grade 10 who has given learning material elasticity. The method used is descriptive method of research the type of correlation. Research is a correlation study to detect the extent of the relationship variables based on correlation coefficients. Correlations described in this study is the relationship of performance and student achievement. The research was conducted by means of learning to students in the classroom and to assess them with performance-assessment and achievement tests, then the two results are in though to determine the relationship between performance and achievement. From the results of the study found that there is a positive relationship (unidirectional) significantly (mean) between the performance with student achievement marked correlation value calculation of r = 0.7353. Then the performance of the students have a strong tendency to change in student achievement by 54%. In general, the results of the performance assessment of the students who have followed the physics learning with performance appraisals are categorized by the percentage of both categories as much as 12.91%, 67.74% medium category and the category as much less as much as 19.35%. And achievement of learning achieved by students in general are included in the medium category, with a good percentage as much as 9.70%, 70.90% medium category and the category as being at 19.40%.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ………... i
Abstrak ………... ii
Kata Pengantar ………... iii
Ucapan Terima Kasih ………... iv
Daftar Isi ………... v
Daftar Tabel ………... vi
Daftar Gambar ………... vii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1
B.Rumusan Masalah ………... 4
C.Batasan Masalah ………... 5
D. Definisi Operasional ………... 5
E.Tujuan Penelitian ………... 5
F.Manfaat Penelitian ………... 6
BAB II PERFORMANCE ASSESSMENT, PRESTASI BELAJAR, DAN KEGIATAN PRAKTIKUM A. Pengertian Asesmen………... 8
B. Prinsip Asesmen dalam kegiatan pembelajaran...…..………... .10
C. Performance Assessment………... 14
D. Prestasi Belajar...………... 26
E. Praktikum...………... 28
F. Performance Assessment dalam kegiatan praktikum………... 29
G. Hubungan Antara Kinerja Dan Prestasi Belajar...…………... 29
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian ………... 35
B. Subyek Penelitian ………... 35
C.Lokasi dan Waktu Penelitian………... 36
D.Instrumen Penelitian…...………... 36
1. Tes Prestasi Belajar…...………... 36
2. Tes Kinerja…...………... 37
3. Angket...…...………... 38
4. Wawancara ...…...………... 38
E. Teknik Analisis Uji Instrumen………... 38
F. Teknik Pengolahan Data ………... 41
G.Langkah-langkah penelitian………... 45
H.Alur Penelitian...………... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penggunaan Performance assessment Dalam Praktikum Elastisitas...……… 48
2. Hasil Tes Prestasi Belajar ………... 51
3. Perbandingan Skor Kinerja siswa dengan Skor prestasi belajar……… 53
4. Hasil Tanggapan Siswa ………. 55
5. Hasil Wawancara ………... 56
B. Pembahasan ………... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 73
B. Saran ………... 74
Daftar Pustaka ………... 75
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran fisika merupakan aktivitas untuk mencapai tujuan-tujuan
pengajaran mata pelajaran fisika yang tidak hanya menekankan pada ranah
kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. Melalui kegiatan belajar
mengajar fisika, siswa diharapkan dapat mengembangkan pengalaman untuk
dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui
percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,
mengolah, dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara
lisan dan tertulis (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006). Dengan
mencermati berbagai kemampuan, keterampilan, dan kompetensi dasar yang
diharapkan dalam mata pelajaran seperti yang dicirikan di atas, maka nampaknya
sistem penilaian yang digunakan pun harus menggunakan sistem penilaian yang
dapat mengungkap kemampuan, keterampilan, dan kompetensi siswa secara
menyeluruh seperti yang diharapkan dalam kurikulum.
Salah satu penilaian yang dapat memenuhi tuntutan tersebut adalah
penilaian yang dilakukan dalam sistem penilaian kelas Kurikulum Satuan
Pendidikan yaitu berupa penilaian Kinerja (Performance Assessment). Dengan
menggunakan penilaian kinerja, siswa dinilai baik untuk proses yang mereka
lakukan maupun hasil kerja mereka. Penilaian ini berlaku bagi siswa yang bekerja
secara individu maupun kelompok dan dirasakan lebih otentik daripada hasil tes
tertulis (Paper test and Pencil) karena apa yang dinilai lebih mencerminkan
keterampilan siswa yang sebenarnya (Depdiknas, 2004). Lebih khusus mengenai
penilaian kinerja pemerintah dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
nomor 66 tahun 2013 tentang standar penilaian Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta
didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes
praktik, dimana tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
2
Pada kenyataannya penilaian yang digunakan guru dalam praktikum
biasanya menggunakan tes tradisional yang tidak dapat mengungkap dampak
pendidikan yang kompleks. Fakta tersebut didukung oleh hasil penelitian
Deborah, L et al, (2007) menyatakan tes tradisional seperti ini dikritik karena
mengabaikan kekritisan siswa, yang memainkan peran utama dalam proses
pembelajaran. Akibat dari penggunaan penilaian yang tidak tepat memungkinkan
rendahnya kontribusi pembelajaran sains terhadap kelulushidupan warga Negara
sehingga warga Negara hanya dipersiapkan untuk menguasai pengetahuan
(National Research Council / NRC,1996 dalam Wulan, 2007). Selain itu, tes
tradisional juga sulit mengukur pemahaman tentang hakekat sains dan proses
bagaimana saintis bekerja (Marzano, 1994; NRC, 2000 dalam Wulan, 2007).
Standar penilaian pembelajaran sains harus mengalami pergeseran
penekanan dari “yang mudah dinilai” menjadi “yang penting dinilai” (National
Research Council/NRC, 1996 dalam wulan, 2007). Resnick & Resnick,1992
(Mestre, L.P., 1999), menyatakan bahwa reformasi pemberian evaluasi perlu
dilakukan yang berkaitan dengan kinerja. Penilaian kinerja direkomendasikan
sebagai penilaian yang sesuai dengan hakikat sains yang mengutamakan proses
dan produk (NSTA, 1998; NRC, 2000 dalam Wulan,2007). Beberapa sumber
(Gabel, 1993; NSTA & AETS, 1998; NRC, 2008 dalam Wulan, 2007) telah
merekomendasikan Performance Assessment dalam penilaian pembelajaran sains.
Selain itu Stiggins (1994) alasan mengapa guru harus melakukan penilaian kinerja
yaitu pertama ada beberapa segi dari kemampuan siswa yang tidak dapat dideteksi
dengan cara tertulis yaitu keterampilan dan kreativitas, kedua penilaian kinerja
member peluang yang lebih banyak kepada guru untuk menganalisis siswa secara
total, ketiga penilaian kinerja untuk melihat kemampuan siswa pada saat proses
pembelajaran tanpa menunggu proses akhir.
Hal ini telah didukung oleh beberapa penelitian tentang manfaat yang
didapatkan dari penerapan penilaian kinerja siswa yaitu, pertama : penilaian
kinerja dapat menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan siswa karena
siswa mendapat kesempatan untuk terlibat aktif. Penilaian kinerja juga mampu
motivasi dalam memahami dan mengaplikasikan konsep IPA (Winahyu,1997).
Kedua : Proses pembelajaran menjadi lebih kondusif karena guru dan siswa
sama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran (Iskandar, 2000). Ketiga : Siswa
merasa senang karena aktivitasnya dinilai dan dihargai (Mahmudah, 2000).
Keempat : penilaian kinerja dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat
memotivasi siswa untuk tampil sebaik mungkin dalam kegiatan pembelajaran
karena mereka tahu semua hal yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajaran
akan dinilai (Ismawati, 2005: Sukmana, 2007).
Beberapa penelitian pernah dilakukan berhubungan dengan penilaian
kinerja Iskandar (2000), Erwin (2005), Farida (2006), Mulyadi (2006), Nazarudin
(2009). Penelitian-penelitian tersebut banyak mengungkap penggunaan penilaian
kinerja sebagai alternatif penilaian. Penilaian kinerja merupakan salah satu
alternatif penilaian yang difokuskan pada dua aktivitas pokok, yaitu proses saat
berlangsungnya unjuk keterampilan dan evaluasi hasil atau produk. Proses
penilaian kinerja dilakukan dengan mengamati saat siswa melakukan aktivitas
dikelas atau laboratorium serta melihat hasil karya sesuai dengan tujuan
pembelajarannya. Kecakapan yang ditampilkan siswa adalah yang dinilai.
Penilaian terhadap kecakapan siswa didasarkan pada perbandingan antara kinerja
siswa dengan target yang telah ditetapkan Stiggins (1994). Pada penilaian kinerja
kegiatan praktikum yang dilaksanakan dapat digunakan sebagai metode dalam
pembelajaran fisika, penilaian proses dalam pembelajaran fisika dapat dilakukan
dengan mengamati kegiatan praktikum yang dilakukan siswa, sedangkan
penilaian produk dapat dilakukan dengan menilai hasil praktikum siswa atau
dengan melakukan penilaian tes sesuai praktikum.
Kegiatan praktikum tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran fisika, hal
ini dikarenakan praktikum dapat menguatkan penguasaan konsep dan
pengetahuan yang didapat dari pembelajaran didalam kelas dapat diuji dengan
praktikum sehingga siswa lebih memahami konsep fisika tersebut. Menurut
Rustaman (2002) terdapat beberapa alasan dilakukannya kegiatan praktikum,
yaitu: pertama, praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar. Kedua,
4
eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Dan
keempat, praktikum dapat menunjang pemahaman belajar siswa.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Viyanti (2009) dan
Windarwati (2010) yang meneliti pengaruh penggunaan penilaian kinerja pada
praktikum fisika terhadap pengusaan konsep siswa. Kaitan kinerja dengan
penguasaan konsep, kemampuan kinerja yang ditunjukan oleh siswa diyakini
berdampak pada hasil belajar yang akan diraih siswa khususnya hasil belajar pada
ranah kognitif yang dikenal dengan prestasi belajar. Untuk itu penelitian ini, akan
diteliti mengenai capaian kinerja siswa, prestasi belajar yang dimiliki siswa dan
hubungan antara kinerja yang dicapai oleh siswa dengan prestasi belajar yang
dimilikinya .
Hal ini juga ditemui peneliti dilapangan, yaitu berdasarkan hasil
wawancara terhadap guru fisika di SMK Negeri 12 Bandung, pengalaman peneliti
ketika melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) disekolah tersebut,
dimana terdapat siswa yang mendapat hasil yang baik ketika melakukan
praktikum tetapi mendapatkan hasil yang kurang ketika ulangan harian, ujian
tengah semester dan ujian akhir semester. Begitu juga sebaliknya terdapat siswa
yang mendapat hasil ulangan yang baik tetapi ketika melakukan praktikum
mendapat hasil yang kurang. Hasil wawancara kepada guru yang sekolah tersebut
adalah guru jarang menggunakan penilaian autentik dalam hal ini penilaian
kinerja sehingga dalam hal ini peneliti perlu melakukan penelitian lebih lanjut
tentang penilaian kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, saya tertarik untuk mengambil judul
“Hubungan Kinerja Dan Prestasi Belajar Siswa SMK Pada Praktikum Elastisitas”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan
pokok yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah hubungan
Kinerja dan Prestasi Belajar Siswa SMK pada Pembelajaran Elastisitas?.
Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah di
1. Bagaimana profil kinerja siswa pada praktikum elastisitas?
2. Bagaimana profil prestasi belajar yang diperoleh siswa?
3. Bagaimanakah hubungan kinerja dengan prestasi belajar siswa SMK?
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan penilaian kinerja dalam
praktikum elastisitas?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini menjadi lebih terarah, ruang lingkup masalah yang
akan diteliti dibatasi pada hal-hal berikut :
1. Aspek penilaian kinerja (Performance Assessment) yang diukur adalah aspek
proses dan produk.
2. Prestasi belajar merupakan hasil belajar ranah kognitif. Ranah kognitif prestasi
belajar pada penelitian ini hanya ditinjau dari 3 (tiga) aspek ranah kognitif, yaitu:
aspek pemahaman (C2), aplikasi/penerapan (C3), dan analisis (C4).
3. Hubungan antara kinerja dan prestasi belajar. Hubungan antara kinerja dan
prestasi belajar bisa bernilai positif (searah) ataupun negatif (berlawanan).
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan persepsi, maka akan dijelaskan beberapa
pengertian sebagai berikut:
1. Kinerja(Performance) merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau kelompok orang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan
2. Penilaian kinerja adalah penilaian pada proses berlangsungnya kegiatan
praktikum dan penilaian produk berupa hasil pengamatan.Pengukuran kinerja
siswa berupa rubrik yang digunakan untuk mengungkap kinerja siswa.
3. Praktikum merupakan kegiatan yang dilakukan siswa dengan melibatkan fisik dan
mental dalam usahanya mengkonstruksi pengetahuan baru.
4. Prestasi Belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh
proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan kognitif
6
skor. Aspek kognitif yang dibatasi pada tingkat kemampuan kognitif tingkat C2
sampai C4 yang meliputi aspek mengingat (knowledge) dinyatakan sebagai C2,
mengaplikasikan (application) dinyatakan sebagai C3, dan menganalisis
(analysis) dinyatakan sebagai C4. Pengukuran prestasi belajar pada ranah
kognitif. Pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan melalui tes prestasi belajar
berupa soal objektif berbentuk pilihan ganda.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari peneltian ini
adalah untuk:
1. Mengetahui profil kinerja dan prestasi belajar siswa melalui kegiatan praktikum
dengan Performance Assessment. Kinerja siswa diukur dengan Rubrik kinerja dan
prestasi belajar siswa diukur dengan tes prestasi belajar siswa.
2. Memperoleh informasi tentang respon siswa terhadap penggunaan Performance
Assessment. Informasi respon siswa ini dipeoleh dari angket yang diberikan ke
semua siswa.
3. Mengetahui hubungan antara hasil tes performance assessment dengan hasi tes
prestasi belajar pada siswa SMK.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah:
1. Bagi siswa
- Memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran karena setiap
aktivitas siswa akan dinilai dan dihargai dengan menggunakan penilaian kinerja
(Performance Assessment).
- Siswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan belajarnya secara langsung
baik saat proses pembelajaran berlangsung ataupun setelah proses pembelajaran
- Merasakan sebuah penilaian yang terintegrasi dengan proses pembelajaran
- Memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa
2. Bagi guru
- Dapat menjadi asesmen alternatif dalam pembelajaran untuk menilai kemampuan
siswa
- Guru dapat mendiagnosisi kekurangan guru dalam mengajar sehingga dapat
diperbaiki di pertemuan selanjutnya sebelum menghadapi ujian akhir.
- Dapat mengevaluasi program pembelajaran guru.
3. Bagi Peneliti sendiri
- Memberikan pengalaman langsung untuk meningkatkan dan menambah wawasan
tentang pelaksanaan penilaian pada pembelajaran yang dapat dilaksanakan dan
dikembangkan.
- Memeberikan bekal untuk peneliti sebagai calon guru fisika untuk siap
melaksanakan tugas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
4. Bagi peneliti lain
- Memberikan referensi penelitian selanjutnya untuk pengembangan performance
assessment
- Memberikan wawasan yang baru bagi pengembangan ilmu keguruan.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data penelitiannya (Arikunto, 2009). Dalam penelitian ini, metode
penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif. Metode peneltian deskriptif
yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti dilapangan hal-hal yang
terjadi (Panggabean,1996:19). Lebih lanjut, Arikunto (2010:3) menjelaskan bahwa
metode penelitian deskriptif sekurang-kurangnya ada 5 (lima) jenis, yaitu : penelitian
deskriptif murni atau survei, penelitian korelasi, penelitian komparasi, penelitian
penelusuran, dan penelitian evaluasi.
Secara khusus, penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan jenis penelitian korelasi. Penelitian korelasi merupakan penelitian
yang mendeteksi sejauh mana variansi-variansi pada suatu atau lebih faktor lain
berdasarkan koefisien korelasi (Panggabean, 1996:21). Aspek utama dalam penelitian
ini adalah mengetahui sejauh mana hubungan antara kinerja siswa dengan prestasi
belajar yang diperoleh siswa. untuk desain penelitian, gambar 3.1 merupakan desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian
rxy
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan : rxy = koefisien korelasi
Penelitian dilaksanakan secara kolaborasi dengan rekan mahasiswa.Hal
tersebut dilaksanakan karena sampel yang digunakan cukup banyak, yaitu satu
kelas.Tugas dari rekan mahasiswa disini adalah sebagai observer, yang bertugas
mengamati siswa saat melaksanakan praktikum sekaligus menilainya. Kinerja Siswa
(X)
B. Subyek Penelitian
Menurut Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Di dalam Encyclopedia of Educational Evaluation (Arikunto, 2006 : 130) tertulis : “A population is a set (or collection) of all elements processing one or more attributes of interest.”
Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X SMKN 12 Bandung
semester 2 tahun ajaran 2012/2013.Dari populasi tersebut diambil sampel sebagai
subjek penelitian.Menurut Arikunto (2006:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Dengan kata lain sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap menggambarkan polulasinya”.
Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan
keadaan populasi yang sebenarnya. Pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan stratayang ada dalam populasi itu
(Sugiyono,2012). Sampel yang diambil sebanyak satu kelas yaitu kelas X EPU 1
dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang, namun jumlah siswa yang dijadikan objek
hanya sebanyak 31 orang. Hal tersebut disebabkan karena hanya 31 orang siswa yang
data kehadirannya lengkap.
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung
yang beralamat diJalan Padjajaran No 92 Kota Bandung.Waktu penelitian dilakukan
pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013.
D. Instrumen Penelitian.
Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap mengenai
hal-hal yang ingin dikaji melalui penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat
instrumen. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
37
1. Tes Prestasi Belajar
Arikunto (2006:150) menjelaskan bahwa : “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Dalam penelitian ini tes yang digunakan termasuk tes prestasi belajar berbentuk
objektif pilihan ganda, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari tertentu. Tes ini terdiri dari 15 soal pilihan ganda
dengan lima pilihan. Tes prestasi belajar ini dibatasi hanya pada aspek kemampuan
kognitif yaitu aspek pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4) yang
disesuaikan dengan kompetensi dasar.
2. Pedoman dan KriteriaPenilaian Kinerja
Kisi-kisipenilaian kinerja disusun dan disederhanakan untuk indikator esensial
atau penting bertujuan memperoleh gambaran secara langsung kemampuan kinerja
masing-masing siswa. Kisi-kisi penilaian kinerja dirumuskan berdasarkan
langkah-langkah dan aspek pada pelaksanaan praktikum, dirumuskan dengan berkonsultasi
dengan guru fisika dan para pakar atau dosen.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penilaian Kinerja pada Kegiatan Praktikum Elastisitas
NO Aspek Kriteria 1 Persiapan Memilih alat dan bahan
Merangkai alat Mempelajari LKS 2 Pelaksanaan Pengambilan data
Pencatatan data
Kecepatan waktu pengamatan Membaca skala alat ukur 3 Pelaporan Mengorganisasi data
Menjawab LKS
Mempresentasikan data
4 Tugas Hasil catatan dicatat dengan rapi Tulisan dalam LKS jelas
Pedoman penilaian kinerja merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk
menilai kinerja siswa selama kegiatan praktikum berlangsung. Pedoman ini berisi
beberapa kegiatan yang dilakukan siswa saat melakukan praktikum kalor. Di dalam
pedoman tersebut terdapat tugas (task) dan kriteria penilaian. Bentuk penilaian
kinerja yang akan digunakan berupa daftar checklist dengan menggunakan skala nilai
(skor). Kriteria penilaian dalam pemberian skor kinerja siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Rujukan Kriteria Penilaian Kinerja
Skor Kriteria
3
Baik, Jika siswa menampilkan dan melakukan semua kriteria
yang ada dalam lembar observasi dengan cara yang baik dan
benar
2
Sedang, Jika siswa hanya menampilkan atau melakukan
sebagian kriteria yang ada dalam lembar observasi atau tidak
melakukan kesalahan yang besar
1
Kurang, Jika siswa hanya menampilkan dan melakukan
sangat sedikit kriteria yang ada dalam lembar observasi atau
banyak melakukan kesalahan
3. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang
diketahui (Arikunto, 2006:151). Angket digunanakan dalam penelitian untuk
mendapatkan data mengenai sikap atau respon siswa terhadap pembelajaran penilaian
kinerja. Angket ini akan diberikan kepada seluruh siswa yang terlibat dalam
penelitian ini. Hasil angket ini akan diolah dan dilibatkan dalam pembahasan data
39
digunakan akan dibuat dalam bentuk daftar cocok (check list). Yang dimaksud daftar
cocok adalah deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi hanya
membubuhkan tanda cocok ditempat yang telah disediakan (Arikunto,2009:29).
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan praktikum
dan terhadap asesmen kinerja dalam pembelajaran.
4. Wawancara
Metode wawancara yang diambil adalah metode interview bebas, responden
diberi kebebasan untuk mengutarakan pendapat-pendapatnya (Arikunto,2009:30).
Pedoman wawancara digunakan untuk menentukan kriteria-kriteria penilaian kinerja,
mengetahui tanggapan guru mengenai pelaksanaan penilaian kinerja, kegiatan
praktikum dan pendapat guru mengenai kendala-kendala yang dihadapi selama
melakukan penilaian kinerja. Alat bantu yang digunakan berupa format wawancara
tertulis
E. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen
Sebelum digunakan sebagai instrumen, perangkat soal diujikan kepada siswa
di sekolah yang telah mendapat pembelajaran kalor. Hasil uji coba tersebut kemudian
diolah untuk diketahui validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda
setiap butir soalnya, sehingga diharapkan setelah melalui mekanisme ini, didapatkan
instrumen tes yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
1. Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan sejauh mana tes telah mengukur
apa yang seharusnya diukur (Supranata, 2005:50). Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang akan diukur dan dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan
menentukan koefisien produk momen.
……… (Pers 3.1)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X = Skor total hasil tes tiap butir soal
Y = Skor total yang diperoleh siswa
N = Jumlah siswa
Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas
butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.3 di bawah ini:
Tabel 3.3. Klasifikasi Validitas Butir Soal
Nilai rxy Kriteria
“Realibilitas adalah ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa yang diukurnya, artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama” (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001). Pengujian reliabilitas ini dimaksudkan untuk menentukan suatu instrumen apakah sudah dapat dipercaya untuk
41
Untuk pengujian reliabilitas instrumen dari satu kali pengukuran, digunakan
metode Belah dua (split–half method). Pada saat pemberian skor, tes dibelah menjadi
dua sehingga tiap siswamemperoleh dua macam skor yaitu: skor awal, skor yang
diperoleh dari setengah soal awal dan skor akhir, skor yang diperoleh dari setengah
soal akhir. Selanjutnya kedua skor dikorelasikan sehingga hasilnya adalah koefesien
korelasi rxy. Koefisien tersebut dikoreksi sehingga menjadi koefesien reliabilitas tes,
dengan menggunakan rumus Spearman-Brown (Munaf, 2001 : 60):
……… (Pers 3.2)
Untuk menentukan koefisien korelasi x dan y digunakan teknik korelasi “Pearson’s
Product Moment” yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:
……… (Pers 3.3)
Keterangan :
rxy = koefesien korelasi
N = jumlah peserta tes
X = Skor siswa yang menjawab benar setengah soal bagian awal
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan
kriteria seperti pada tabel 3.4. berikut ini.
Tabel 3.4. Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
11
3. Uji Daya Pembeda Butir Soal
“Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswayang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswayang tidak pandai (berkemampuan rendah)” (Suharsimi Arikunto, 2007). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:
J = Banyaknya peserta kelompok atas
B
J = Banyaknya peserta kelompok bawah
A
43
B
P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya
pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Nilai DP Kriteria
Negatif Soal Dibuang 0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali
(Arikunto, 2007)
4. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
“Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswayang menjawab benar pada butir soal tersebut” (Syambasri Munaf, 2001).Soal
yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.Tingkat
kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :
B P
JS
………(Pers 3.5)
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswayang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswapeserta tes
Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat
Tabel 3.6. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Nilai P Kriteria
0,00 Terlalu Sukar 0,00 <P 0,30 Sukar 0,31 P 0,70 Sedang
0,71 P< 1,00 Mudah 1,00 Terlalu Mudah
(Arikunto, 2007)
F. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan berdasarkan
kelompoknya untuk kemudian diolah dan dianalisis. Data yang bersifat
kuantitatif diperoleh dari tes prestasi belajar, pedoman asesmen kinerja dan
angket, sedangkan data yang bersifat kualitatif diperoleh dari pedoman
wawancara.
1. Analisis Data Kuantitatif
a. Analisis Data Prestasi Belajar.
Skor setiap siswa ditentukan oleh jumlah jawaban yang benar, dengan metode
penskoran berdasarkan metode right only, yaitu jumlah jawaban yang benar diberi
skor satu dan jawaban yang salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol.
Sedangkan penkategorian dihitung dengan:
1. Mencari nilai rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi
X = ... (Pers 3.6)
SD = √ ... (Pers 3.7)
Dengan :
X = nilai rata-rata
X = nilai siswa
N = jumlah siswa
45
2. Menentukan kategori skor prestasi belajar dengan kategori berikut:
Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Prestasi Belajar
Presentase Kemampuan
Skor < Rata-rata – SD Rendah
Rata-rata –SD ≥ Skor < Rata-rata + SD Sedang
Skor > Rata-rata + SD Tinggi
(Arikunto, 2009)
b. Pedoman Penilaian Kinerja
Data yang diperoleh dari pedoman asesmen kinerja merupakan skor yang
diperoleh siswa dalam unjuk kerja selama kegiatan praktikum elastisitas
berlangsung.Data hasil siswa dari asesmen kinerja ini kemudian diolah hingga
didapat skor total yang diperoleh siswa.
1. Mencari nilai rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi
X = ... (Pers 3.8)
SD = √ ... (Pers 3.9)
Dengan :
X = nilai rata-rata
X = nilai siswa
N = jumlah siswa
SD= standar deviasi
2. Menentukan kategori skor asesmen kinerja dengan kategori berikut:
Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Penilaian Kinerja
Presentase Kemampuan
Skor < Rata-rata – SD Rendah
Rata-rata –SD ≥ Skor < Rata-rata + SD Sedang
Skor > Rata-rata + SD Tinggi
3. Hubungan antara Kinerja dan Prestasi Belajar
Untuk mengetahui hubungan antara kinerja dan prestasi belajar siswa, maka
perlu dihitung nilai koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi menunjukan tingkat
hubungan antar dua variabel atau lebih yang dikorelasikan, korelasi merupakan angka
yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah
dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan
dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasir(Sugiyono, 2012).
Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara
dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat simetris, kausal, dan resiprokal,
sedangkan analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan
nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dirubah-rubah atau
dinaik-turunkan. Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah
naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan
variabel independen atau tidak. Menurut Panggabean (1996:121), terdapat
beberapateknik untuk menghitung nilai koefisien korelasi, diantaranya: korelasi
product moment, korelasi tata jenjang, Phi Coeficient, dan lain sebainya. Lebih lanjut,
Panggabean (1996:121) menjelaskan pemilihan koefisien korelasi disesuaikan dengan
data dari variabel-variabel yang akan dikorelasikan.
Berikut langkah-langkah penentuan teknik perhitungan nilai koefisien korelasi
pada penelitian ini (Panggabean,2001:133) :
1. Menguji Normalitas data yang akan dikorelasikan
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas distribusi skor kinerja
dan prestasi belajar. Menurut Panggabean (2001:129). Uji normalitas dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menggunakan probabilitas normal dan tes
distribusi normal. Pada penelitian ini, uji normalitas distribusi skor kinerja dan
prestasi belajar dilakukan dengan cara tes distrubusi normal. Berikut adalah
langkah-langkah tes distribusi normalitas (Panggabean, 2001:133) :
47
b. Menghitung standar deviasi : SD
c. Membuat daftar Frekuensi Observasi (fo) dan Frekuensi Harapan (fh)
d. Menentukan derajat kebebasan : v = k – 3
e. Menentukan nilai χ2pada tabel chi kuadrat.
f. Penentuan Normalitas
Dari hasil pengolahan data, jika nilai chi kuadrat (χ2hitung) lebih kecil
dibandingkan nilai chi kuadrat (χ2 tabel), maka data terdistribusi normal.
Namun sebaliknya, jika nilai chi kuadrat (χ2hitung) lebih besar dibandingkan
nilai (χ2tabel), maka data tidak terdistribusi normal.
Jika data kedua variabel (kinerja dan prestasi belajar) terdistribusi
normal, maka langkah selanjutnya adalah menguji kelinearan antar dua
variabel tersebut melalui uji linearitas regresi. Namun apabila data pada
kedua atau salah satu variabel tidak terdistribusi normal, maka langkah
selanjutnya adalah menggunakan statik nonparametrik(Panggabean.2001).
2. Uji Linieritas Regresi
Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal
satu variabel independen dengan satu variabel dependen.
Berikut merupakan langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk menguji
linearitas regresi (Sugiyono, 2012:265)
3. Uji Linieritas Regresi
a. Menghitung jumlah Kuadrat Total
... (Pers 3.10)
b. Menghitung jumlah kuadrat Koefisien a
... (Pers 3.11)
| { }...(Pers 3.12)
d. Menghitung jumlah kuadrat sisa
| ...(Pers 3.13)
e. Menghitung jumlah kuadrat Galat
{ } ...(Pers 3.14)
f. Menghitung jumlah kuadrat ketidak-cocokan.
...(Pers 3.15)
g. Menghitung nilai F Uji Linearitas
Statistik (Fhitung) dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang
(k-2) dan dk penyebut (n-k).: apabila nilai Fhitung< Ftabel, berarti regresi
tersebut linear. Namun, apabila nilai Fhitung> Ftabel, berarti regresi tersebut
tidak linear. Jika regresinya linier maka dilanjutkan dengan uji korelasi
Product Moment yang termasuk statik parametrik. Jika regresinya tidak
linier maka digunakan statik nonparametrik.
4. Uji korelasi hubungan antara dua variabel
Menghitung korelasinya dengan Korelasi Pearson Product Moment. Menurut
Sugiyono (2012:228) teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk
interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah
sama.
Berikut ini dikemukakan rumus yang paling sederhana yang dapat digunakan
untuk menghitung koefisien korelasi, yaitu rumus 3.17 dan 3.18. Rumus 3.18
digunakan bila sekaligus akan menghitung persamaan regresi.
√ ... (Pers 3.16)
49
Nilai korelasi r hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan nilai
korelasi r yang terdapat pada tabel dengan taraf signifikansi tertentu. Jika
rhitunglebih besar rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
positif (searah) antara kinerja dan prestasi belajar siswa. Namun sebaliknya, jika
rhitung lebih kecil dibandingkan rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang negatif (terbalik) antara kinerja dan prestasi belajar siswa.
Untuk mengetahui kriteria nilai koefisien korelasi, nilaia koefisien
korelasi hasil perhitungan dapat diinterpretasikan dengan tabel 3.8
Tabel 3.8 Interpretasi Hubungan Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00-0.199 Sangat Rendah
0.20-0.399 Rendah
0.40-0.599 Sedang
0.60-0.799 Tinggi
0.80-1.00 Sangat Tinggi
(Sugiono, 2012:231)
5. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu
garis regresi. Koefisien determinasi dapat memperlihatkan berapa persen variasi
variabel X akan menjelaskan variasi variabel Y. Adapun rumus koefisien
determinasi menurut Sugiyono (2009:215) adalah sebagai berikut : ... (Pers 3.18) Dimana :
Kd = Koefisien Determinasi
r = Nilai Koefisien Korealasi
Nilai Kd berada antara 0 samapai 1 (0 ≤ Kd≤ 1) :
- Jika Kd= 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen (X) terhadap
- Jika nilai Kd = 1, berarti variasi (naik-turunnya) variabel dependen (Y) adalah
100% dipengaruhi oleh variabel independen (X).
- Jika nilai Kd berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ Kd ≤ 1), maka besarnya pengaruh
variabel independen adalah sesuai dengan nilai Kd itu sendiri, dan selebihnya
berasal dari faktor-faktor lain.
2. Analisis Data Kualitatif
a. Analisis Data Angket
Data yang diperoleh dari angket berbentuk “Ya” dan “Tidak”. Data tersebut dijumlah, berapa banyak jawaban “Ya” dan “Tidak”. Setelah itu, jawaban tiap item dianalisis atau dikaitkan dengan latar belakang responden serta keterangan yang ada.
Untuk menambah kekayaan informasi pada kuisioner, maka peneliti menambahkan
kolom keterangan/alasan diharapkan dapat menggali kelemahan, hambatan, atau
mungkin hal positif, yang berguna untuk mendukung penelitian.
Jawaban atas tanggapan dari seluruh siswa tersebut kemudian ditabulasikan
dan dihitung persentase jawaban siswa untuk masing-masing kriteria yang ditanyakan
dengan perhitungan sebagai berikut:
Kemudian persentase jawaban angket tersebut dikategorikan untuk setiap
kriteria berdasarkan tabel sebagai berikut:
51
Tabel 3.9 Kategori Angket
Persentase Kategori
0 % Tidak Ada
1 % - 25 % Sebagian Kecil
26 % - 49 % Hampir Separuhnya
50 % Separuhnya
51 % - 75 % Sebagian besar
76 % - 99 % Hampir seluruhnya
100 % Seluruhnya
(Arikunto,2009)
4. Analisis Data Hasil Wawancara guru
Data yang terkumpul dari hasil wawancara dengan guru fisika ditulis dan
diringkas berdasarkan jawaban guru memgenai pertanyaan seputar pembelajaran
yang telah dilakukan, data yang diperoleh dari pedoman wawancara merupakan
tanggapan guru mengenai pelaksanaan kinerja dalam kegiatan praktikum dan
kendala-kendala yang dihadapi selama melakukan penilaian kinerja. Data ini
merupakan data yang bersifat kualitatif. Jawaban dari hasil wawancara dengan guru
dianalisis secara langsung dari catatan selama wawancara.
G. Hasil Uji Coba Tes
Sebelum instrumen tes pemahaman konsep dijadikan alat ukur penelitian,
instrumen ini diujikan di kelas yang sudah mendapat pembelajaran elastisitas
sebelumnya yaitu kelas XI PPU1 pada sekolah SMK Negeri 12.Harapannya setelah
dilakukan uji instrumen, soal-soal yang kurang bagus dapat diperbaiki, diganti
ataupun dibuang.
Dari hasil uji instrumen diperoleh realibitass alat ukur secara keseluruhuan,
validitas butir soal, daya pembeda butir soal dan tingkat kesukaran soal.Perhitungan
lengkap hasil uji instrumen (realibitass alat ukur secara keseluruhuan, validitas butir
lampiran. Adapun rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen ditunjukan oleh tabel
berikut :
Tabel 3.10. Rekapitulasi hasil uji coba instrumentes prestasi belajar
No
Setelah melakukan analisis terhadap hasil uji instrumen, keterwakilan soal
untuk setiap indikator ketercapaian kompetensi, maka soal-soal yang dipakai dalam
penelitian jumlahnya adalah 15 soal dari 19 soal yang diujikan. lima soal yang
kemudian tidak dipakai dalam penelitian adalah soal no 7, 10, 13 dan 16. Sedangkan
15 soal yang lain mengalami perbaikan baik dari segi konten, no urut ataupun
penulisan bahasa. Soal-soal ini yang kemudian akan dijadikan sebagai tes prestasi
belajar siswa.
Sedangkan untuk lembar performance assesssment setelah dikonsultasikan
53
Tabel 3.11. Rekapitulasi hasil uji coba instrumen lembar penilaian kinerja
No
Setelah melalui proses konsultasi dan uji coba lembar penilaian kinerjatidak
mengalami perubahan yang berarti hanya mengalami perbaikan kata-kata.
H. Langkah-langkah Penelitian
Sedangkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Tahapan perencanaan
Perencanaan dilaksanakan yaitu untuk menyusun prosedur penelitian yang hendak
dilakukan dalam pembelajaran. Tahap perencanaan tindakan dalam penelitian ini
adalah meliputi:
a. Persiapan penelitian yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian meliputiL: studi
pustaka mengenai asesmen kinerja melalui berbagai dukungan literature ilmiah bagi
penelitian ini. Literatur didapat dari studi kepustakaan, jurnal, atau melalui
pemanfaatan mesin pencari diinternet.
b. Merumuskan masalah
d. Membuat instrumen penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing
skripsi dan guru (pedoman penilaian kinerja, format wawancara guru, dan angket
siswa)
e. Melakukan Judgement instrument penelitian untuk pedoman asesmen kinerja kepada
dua orang dosen dari prodi pendidikan fisika dan satu orang guru.
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian
g. Merivisi instrumen penelitian apabila terdapat kekurangan atau ada hal-hal yang perlu
ditambahkan untuk melengkapi.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Pada pertemuan pertama guru menerangkan materi pembelajaran yang akan dinilai
menggunakan asesmen kinerja. Kemudian guru memberikan kisi-kisi penilaian
kinerja kepada siswa.
b. Pada pertemuan kedua siswa dan guru melakukan pembelajaran sesuai dengan
skenario pembelajaran yang telah dibuat dimana peneliti bertindak sebagai guru
sekaligus memantau pelaksanaan penilaian kinerja.
c. Pada saat bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dilakukan, para observer
mengamati kinerja siswa pada saat kegiatan praktikum berlangsung sekaligus
menilainya.
d. Selanjutnya siswa diberi angket yang berkaitan dengan pelaksanaan asesmen kinerja
dan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan. Pengisian angket ini dilakukan
diluar jam pelajaran setelah rangkaian pembelajaran selesai
e. Melakukan wawancara dengan guru fisika sesuai dengan kelas yang dijadikan subjek
penelitian.
f. Menganalisis hasil wawancara dengan guru
g. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data yang diperoleh sesuai dengan kondisi
yang terjadi selama pelaksanaan penelitian mengenai asesmen kinerja. Hasil analisis
tersebut dibuat suatu kesimpulan dan rekomendasi.
55
Pertemuan 2 : praktikum dan pelaksanaan asesmen kinerja
Analisis Data Studi Kepustakaan
Penyusunan RPP Perumusan Masalah
Penyusunan Instrumen Penelitian (Pedoman Penilaian,
format wawancara guru, dan angket siswa)
Penyusunan Laporan Judgement Instrumen Penelitian
Uji Coba Instrumen Penelitian I. Alur Penelitian
Gambar 3.2. Alur Penelitian
Revisi instrument penelitian
Rubrik Asesmen Kinerja Pertemuan 1 : materi praktikum dan kisi-kisi asesmen kinerja
Angket siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dari penelitian yang dilakukan, mengenai profil
kinerja, prestasi belajar siswa melalui kegiatan praktikum dengan penilaian
kinerja serta hubungan antara kinerja dan prestasi belajar maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum, hasil tes kinerja yang dimiliki siswa yang telah mengikuti
pembelajaran fisika dengan penilaian kinerja termasuk dalam kategori
sedang, dengan persentase kategori baik sebanyak 12,91 %, kategori
sedang sebanyak 67,74 % dan kategori kurang sebanyak 19,35 %.
2. Secara umum, prestasi belajar siswa yang diraih siswa termasuk dalam
kategori sedang, dengan persentase baik sebanyak 9,70 %, kategori sedang
sebanyak 70,90 % dan kategori sedang sebesar 19,40 %.
3. Terdapat hubungan yang positif (searah) yang signifikan (berarti) antara
kinerja siswa dengan prestasi belajar siswa ditandai nilai korelasi hasil
perhitungan sebesar r = 0,7353. Kemudian kinerja siswa memiliki
kecenderungan kuat terhadap berubahnya prestasi belajar siswa sebesar
54 %.
4. Pelaksanaa penilaian kinerja memberikan tanggapan yang positif dari
siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk tampil sebaik mungkin
dalam kegiatan pembelajaran. Dari data-data angket menunjukkan bahwa
siswa sangat antusias mengikuti kegiatan praktikum fisika dengan
80
B. Saran
Saran yang dapat peneliti berikan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah:
1. Guru
Kesulitan yang ditemukan pada saat penyusunan rubrik dapat diatasi
dengan mencari referensi melalui buku atau internet kemudian
dimodifikasi oleh guru disesuaikan dengan konsep atau materi yang
diajarkan.
2. Peneliti
a. Penambahan waktu penerapan penilaian kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
Airasian, P.W. (1991). Classroom Assessment. New York: McGraw-hill Inc
Anwar, C. (2005). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
Dalam Membentuk Habits of Mind Siswa Pada Pembelajaran Konsep
Lingkungan. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Aneka
Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Penerbit Aneka Cipta.
Cartono. (2007). Assessmen dalam Pembelajaran Sains. Bandung: Sekolah
Pascasarjana UPI
Deborah, L.et.al (2007). Collaborative Action Research To Improve Classroom
Assessment In An Introductory Physics Course For Teacher Journal
Physics Teacher. Education Online, 4 (2). Winter 2007
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. (2006). Pedoman Khusus
Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Fisika. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. (2004). Sistem Penilaian
Kurikulum. 2004. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Endarko dkk. (2008). Fisika SMK Teknologi Jilid I. Jakarta : Ditjen Pembinaan
SMK Depdiknas
Erwin. (2005). Asesmen Kinerja Praktikum Penemuan dan Hubungannya dengan
Pemahaman Siswa tentang Konsep Rangkaian Hambatan Listrik dan
Hukum Kirchoof. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak
98
Herdiana, Dian. (2008). Implementasi Penilaian Kinerja (Performance
Assessment) dalam Meningkatkan Aplikasi Pengetahuan Fisika. Skripsi
Sarjana Strata 1 pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Mestere, J.P. et al. (1997). Promoting Active Learning in Large Class Using A
Classroom Comunication System, University Massachussets,
Departement of physics.
Marzano, R.J., Pickering, D, Mctighe, J. (1994). Assessing Student Outcomes:
Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model.
Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.
Munaf, S. (2001). Individual Textbook Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung:
JICA
Nazaruddin, Mohamad Riza (2009). Penggunaan asesmen kinerja dalam
praktikum TIK pada kompetensi perangkat lunak pengolah data. Skripsi.
Tidak diterbitkan. UPI bandung
Panggabean, L P. (1996). Individual Textbook Statistika Dasar. Bandung: JICA
Permendikbud. (2013). Standar Penilaian Pendidikan.Jakarta: Kemendikbud
Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need it Know.
Oxford: Pergamon Press
Reichel, A.G (1994). Performnace Assessment: Five Pratical Approach. Journal
Science of Children
Rustaman. (2000). Asesmen Keterampilan Proses. Diktat Kuliah Program Studi
Pendidikan IPA PPs UPI Bandung.
Saefullah, Asep. (2012). Hubungan antara sikap kemandirian belajar dengan
prestasi belajar siswa kelas X pada pembelajaran fisika berbasis
Setiadi, H. (2006). Penilaian Kinerja. Jakarta : Pusat Penilaian Pendidikan
Balitbang Depdiknas
Shohibah, Ummu. (2007). Penerapan Asesmen Kinerja Pada Kegiatan Praktikum
Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Siswa Kelas II SMA Bahrul Ulum Sekapuk Ujung Pangkah
Gresik.Malang : Skripsi pada FKIP UMM Malang: Tidak diterbitkan.
Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York:
Macmillan College Publishing Company.
Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta
Sukmana, H. (2007). Penilaian Kinerja (Performance Assessment) pada
pembelajaran Fisika SMP melalui kegiatan laboratorium. Bandung:
Tesis pada PPs UPI: Tidak diterbitkan
Surya, M. 1986. Pengembangan alat untuk mendeteksi prestasi belajar siswa
SMA dalam rangka Pra Seleksi ke Perguruan Tinggi Bandung, Laporan
Penelitian IKIP Bandung: Tidak diterbitkan
Tipler, Paul A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Edisi 3. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI Press
Viyanti, (2009), Penerapan Asesmen Kinerja pada Praktikum Fluida berbasis
Inkuiri untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa dan
penguasaan konsep. Tesis PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Winahyu, S.E. (1997). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment)
100
Hasil Karya Berdasarkan Konsep Udara Pada Pembelajaran IPA.
Bandung: Tesis pada PPs UPI: Tidak diterbitkan
Windarwati, Retno (2010), Penerapan Asesmen Kinerja Pada Pembelajaran
Inkuiri Berbasis Laboratorium Untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Materi Cahaya Siswa SMP. Tesis
PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Wulan, A.R.(2007). Pembekalan Kemampuan Performance Assessment Kepada
Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inkuiri. Disertasi pada
PPS UPI: tidak diterbitkan.
Wulan, A.R.(2008). Skenario Baru bagi Implementasi Asesmen Kinerja pada
Pembelajaran Sains di Indonesia,Jurnal Kependidikan No.3, Vo.
XXXII,4-12.
Wulan, A.R. (2010). Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran
Biologi. [Online]. Tersedia: file.upi.edu/fpmipa/anaratnawulan [4 Januari
2013]
Zainul, A.(2008). Asesmen Sumatif dan Formatif, Bandung : SPs UPI Bandung.