• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KINERJA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWA SMK PADA PEMBELAJARAN ELASTISITAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KINERJA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWA SMK PADA PEMBELAJARAN ELASTISITAS."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KINERJA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

PADA PEMBELAJARAN ELASTISITAS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

oleh

KI AGUS MAR EFENDI

0800251

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Hubungan Kinerja dan Prestasi Belajar

Siswa Siswa SMK pada Pembelajaran

Elastisitas

Oleh

Ki Agus Mar Efendi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ki Agus Mar Efendi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN KINERJA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA

PEMBELAJARAN ELASTISITAS

Oleh:

Ki Agus Mar Efendi NIM. 0800251

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing 1,

Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si. NIP. 19700908 199702 1 001

Pembimbing 2,

Ridwan Efendi,S.Pd, M.Pd NIP. 19770110 200801 0011

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

(4)

Hubungan Kinerja dan Prestasi Belajar Siswa Siswa SMK pada Pembelajaran Elastisitas

Ki Agus Mar Efendi

0800251

Pembimbing 1 : Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si

Pembimbing 2 : Ridwan Efendi, S.Pd, M.Pd

Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kinerja dan prestasi belajar siswa SMK pada pembelajaran elastisitas. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 12 Bandung dengan melibatkan subjek penelitian 31 siswa kelas X yang sudah diberikan materi pembelajaran elastisitas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian korelasi. Penelitian korelasi merupakan penelitian yang mendeteksi sejauh mana hubungan variabel-variabel berdasarkan koefisien korelasi. Korelasi yang digambarkan pada penelitian ini adalah hubungan kinerja dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pembelajaran kepada siswa di kelas kemudian melakukan penilaian kepada mereka dengan performance-assessment dan tes prestasi belajar, kemudian kedua hasil tersebut di olah untuk mengetahui hubungan antara kinerja dan prestasi belajar. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif (searah) yang signifikan (berarti) antara kinerja dengan prestasi belajar siswa ditandai nilai korelasi hasil perhitungan sebesar r = 0,7353. Kemudian kinerja siswa memiliki kecenderungan kuat terhadap berubahnya prestasi belajar siswa sebesar 54 %. Secara umum, hasil penilaian kinerja yang dimiliki siswa yang telah mengikuti pembelajaran fisika dengan penilaian kinerja termasuk dalam kategori sedang dengan persentase kategori baik sebanyak 12,91 %, kategori sedang sebanyak 67,74 % dan kategori kurang sebanyak 19,35 %. Dan prestasi belajar yang dicapai siswa secara umum termasuk dalam kategori sedang, dengan persentase baik sebanyak 9,70 %, kategori sedang sebanyak 70,90 % dan kategori sedang sebesar 19,40 %.

Kata kunci: Kinerja, Prestasi Belajar, Elastisitas

(5)

on Elasticity Learning

Ki Agus Mar Efendi

0800251

Pembimbing 1 : Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si

Pembimbing 2 : Ridwan Efendi, S.Pd, M.Pd

Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

ABSTRACT

This study was to determine the relationship of performance and achievement in the vocational students in elasticity concept. The research was conducted at SMK Negeri 12 Bandung involving research subjects with 31 students of grade 10 who has given learning material elasticity. The method used is descriptive method of research the type of correlation. Research is a correlation study to detect the extent of the relationship variables based on correlation coefficients. Correlations described in this study is the relationship of performance and student achievement. The research was conducted by means of learning to students in the classroom and to assess them with performance-assessment and achievement tests, then the two results are in though to determine the relationship between performance and achievement. From the results of the study found that there is a positive relationship (unidirectional) significantly (mean) between the performance with student achievement marked correlation value calculation of r = 0.7353. Then the performance of the students have a strong tendency to change in student achievement by 54%. In general, the results of the performance assessment of the students who have followed the physics learning with performance appraisals are categorized by the percentage of both categories as much as 12.91%, 67.74% medium category and the category as much less as much as 19.35%. And achievement of learning achieved by students in general are included in the medium category, with a good percentage as much as 9.70%, 70.90% medium category and the category as being at 19.40%.

(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ………... i

Abstrak ………... ii

Kata Pengantar ………... iii

Ucapan Terima Kasih ………... iv

Daftar Isi ………... v

Daftar Tabel ………... vi

Daftar Gambar ………... vii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B.Rumusan Masalah ………... 4

C.Batasan Masalah ………... 5

D. Definisi Operasional ………... 5

E.Tujuan Penelitian ………... 5

F.Manfaat Penelitian ………... 6

BAB II PERFORMANCE ASSESSMENT, PRESTASI BELAJAR, DAN KEGIATAN PRAKTIKUM A. Pengertian Asesmen………... 8

B. Prinsip Asesmen dalam kegiatan pembelajaran...…..………... .10

C. Performance Assessment………... 14

D. Prestasi Belajar...………... 26

E. Praktikum...………... 28

F. Performance Assessment dalam kegiatan praktikum………... 29

G. Hubungan Antara Kinerja Dan Prestasi Belajar...…………... 29

(7)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian ………... 35

B. Subyek Penelitian ………... 35

C.Lokasi dan Waktu Penelitian………... 36

D.Instrumen Penelitian…...………... 36

1. Tes Prestasi Belajar…...………... 36

2. Tes Kinerja…...………... 37

3. Angket...…...………... 38

4. Wawancara ...…...………... 38

E. Teknik Analisis Uji Instrumen………... 38

F. Teknik Pengolahan Data ………... 41

G.Langkah-langkah penelitian………... 45

H.Alur Penelitian...………... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penggunaan Performance assessment Dalam Praktikum Elastisitas...……… 48

2. Hasil Tes Prestasi Belajar ………... 51

3. Perbandingan Skor Kinerja siswa dengan Skor prestasi belajar……… 53

4. Hasil Tanggapan Siswa ………. 55

5. Hasil Wawancara ………... 56

B. Pembahasan ………... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 73

B. Saran ………... 74

Daftar Pustaka ………... 75

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran fisika merupakan aktivitas untuk mencapai tujuan-tujuan

pengajaran mata pelajaran fisika yang tidak hanya menekankan pada ranah

kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. Melalui kegiatan belajar

mengajar fisika, siswa diharapkan dapat mengembangkan pengalaman untuk

dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui

percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan,

mengolah, dan menafsirkan data serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara

lisan dan tertulis (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006). Dengan

mencermati berbagai kemampuan, keterampilan, dan kompetensi dasar yang

diharapkan dalam mata pelajaran seperti yang dicirikan di atas, maka nampaknya

sistem penilaian yang digunakan pun harus menggunakan sistem penilaian yang

dapat mengungkap kemampuan, keterampilan, dan kompetensi siswa secara

menyeluruh seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

Salah satu penilaian yang dapat memenuhi tuntutan tersebut adalah

penilaian yang dilakukan dalam sistem penilaian kelas Kurikulum Satuan

Pendidikan yaitu berupa penilaian Kinerja (Performance Assessment). Dengan

menggunakan penilaian kinerja, siswa dinilai baik untuk proses yang mereka

lakukan maupun hasil kerja mereka. Penilaian ini berlaku bagi siswa yang bekerja

secara individu maupun kelompok dan dirasakan lebih otentik daripada hasil tes

tertulis (Paper test and Pencil) karena apa yang dinilai lebih mencerminkan

keterampilan siswa yang sebenarnya (Depdiknas, 2004). Lebih khusus mengenai

penilaian kinerja pemerintah dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan

nomor 66 tahun 2013 tentang standar penilaian Pendidik menilai kompetensi

keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta

didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes

praktik, dimana tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa

keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan

(9)

2

Pada kenyataannya penilaian yang digunakan guru dalam praktikum

biasanya menggunakan tes tradisional yang tidak dapat mengungkap dampak

pendidikan yang kompleks. Fakta tersebut didukung oleh hasil penelitian

Deborah, L et al, (2007) menyatakan tes tradisional seperti ini dikritik karena

mengabaikan kekritisan siswa, yang memainkan peran utama dalam proses

pembelajaran. Akibat dari penggunaan penilaian yang tidak tepat memungkinkan

rendahnya kontribusi pembelajaran sains terhadap kelulushidupan warga Negara

sehingga warga Negara hanya dipersiapkan untuk menguasai pengetahuan

(National Research Council / NRC,1996 dalam Wulan, 2007). Selain itu, tes

tradisional juga sulit mengukur pemahaman tentang hakekat sains dan proses

bagaimana saintis bekerja (Marzano, 1994; NRC, 2000 dalam Wulan, 2007).

Standar penilaian pembelajaran sains harus mengalami pergeseran

penekanan dari “yang mudah dinilai” menjadi “yang penting dinilai” (National

Research Council/NRC, 1996 dalam wulan, 2007). Resnick & Resnick,1992

(Mestre, L.P., 1999), menyatakan bahwa reformasi pemberian evaluasi perlu

dilakukan yang berkaitan dengan kinerja. Penilaian kinerja direkomendasikan

sebagai penilaian yang sesuai dengan hakikat sains yang mengutamakan proses

dan produk (NSTA, 1998; NRC, 2000 dalam Wulan,2007). Beberapa sumber

(Gabel, 1993; NSTA & AETS, 1998; NRC, 2008 dalam Wulan, 2007) telah

merekomendasikan Performance Assessment dalam penilaian pembelajaran sains.

Selain itu Stiggins (1994) alasan mengapa guru harus melakukan penilaian kinerja

yaitu pertama ada beberapa segi dari kemampuan siswa yang tidak dapat dideteksi

dengan cara tertulis yaitu keterampilan dan kreativitas, kedua penilaian kinerja

member peluang yang lebih banyak kepada guru untuk menganalisis siswa secara

total, ketiga penilaian kinerja untuk melihat kemampuan siswa pada saat proses

pembelajaran tanpa menunggu proses akhir.

Hal ini telah didukung oleh beberapa penelitian tentang manfaat yang

didapatkan dari penerapan penilaian kinerja siswa yaitu, pertama : penilaian

kinerja dapat menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan siswa karena

siswa mendapat kesempatan untuk terlibat aktif. Penilaian kinerja juga mampu

(10)

motivasi dalam memahami dan mengaplikasikan konsep IPA (Winahyu,1997).

Kedua : Proses pembelajaran menjadi lebih kondusif karena guru dan siswa

sama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran (Iskandar, 2000). Ketiga : Siswa

merasa senang karena aktivitasnya dinilai dan dihargai (Mahmudah, 2000).

Keempat : penilaian kinerja dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat

memotivasi siswa untuk tampil sebaik mungkin dalam kegiatan pembelajaran

karena mereka tahu semua hal yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajaran

akan dinilai (Ismawati, 2005: Sukmana, 2007).

Beberapa penelitian pernah dilakukan berhubungan dengan penilaian

kinerja Iskandar (2000), Erwin (2005), Farida (2006), Mulyadi (2006), Nazarudin

(2009). Penelitian-penelitian tersebut banyak mengungkap penggunaan penilaian

kinerja sebagai alternatif penilaian. Penilaian kinerja merupakan salah satu

alternatif penilaian yang difokuskan pada dua aktivitas pokok, yaitu proses saat

berlangsungnya unjuk keterampilan dan evaluasi hasil atau produk. Proses

penilaian kinerja dilakukan dengan mengamati saat siswa melakukan aktivitas

dikelas atau laboratorium serta melihat hasil karya sesuai dengan tujuan

pembelajarannya. Kecakapan yang ditampilkan siswa adalah yang dinilai.

Penilaian terhadap kecakapan siswa didasarkan pada perbandingan antara kinerja

siswa dengan target yang telah ditetapkan Stiggins (1994). Pada penilaian kinerja

kegiatan praktikum yang dilaksanakan dapat digunakan sebagai metode dalam

pembelajaran fisika, penilaian proses dalam pembelajaran fisika dapat dilakukan

dengan mengamati kegiatan praktikum yang dilakukan siswa, sedangkan

penilaian produk dapat dilakukan dengan menilai hasil praktikum siswa atau

dengan melakukan penilaian tes sesuai praktikum.

Kegiatan praktikum tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran fisika, hal

ini dikarenakan praktikum dapat menguatkan penguasaan konsep dan

pengetahuan yang didapat dari pembelajaran didalam kelas dapat diuji dengan

praktikum sehingga siswa lebih memahami konsep fisika tersebut. Menurut

Rustaman (2002) terdapat beberapa alasan dilakukannya kegiatan praktikum,

yaitu: pertama, praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar. Kedua,

(11)

4

eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Dan

keempat, praktikum dapat menunjang pemahaman belajar siswa.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Viyanti (2009) dan

Windarwati (2010) yang meneliti pengaruh penggunaan penilaian kinerja pada

praktikum fisika terhadap pengusaan konsep siswa. Kaitan kinerja dengan

penguasaan konsep, kemampuan kinerja yang ditunjukan oleh siswa diyakini

berdampak pada hasil belajar yang akan diraih siswa khususnya hasil belajar pada

ranah kognitif yang dikenal dengan prestasi belajar. Untuk itu penelitian ini, akan

diteliti mengenai capaian kinerja siswa, prestasi belajar yang dimiliki siswa dan

hubungan antara kinerja yang dicapai oleh siswa dengan prestasi belajar yang

dimilikinya .

Hal ini juga ditemui peneliti dilapangan, yaitu berdasarkan hasil

wawancara terhadap guru fisika di SMK Negeri 12 Bandung, pengalaman peneliti

ketika melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) disekolah tersebut,

dimana terdapat siswa yang mendapat hasil yang baik ketika melakukan

praktikum tetapi mendapatkan hasil yang kurang ketika ulangan harian, ujian

tengah semester dan ujian akhir semester. Begitu juga sebaliknya terdapat siswa

yang mendapat hasil ulangan yang baik tetapi ketika melakukan praktikum

mendapat hasil yang kurang. Hasil wawancara kepada guru yang sekolah tersebut

adalah guru jarang menggunakan penilaian autentik dalam hal ini penilaian

kinerja sehingga dalam hal ini peneliti perlu melakukan penelitian lebih lanjut

tentang penilaian kinerja.

Berdasarkan uraian di atas, saya tertarik untuk mengambil judul

“Hubungan Kinerja Dan Prestasi Belajar Siswa SMK Pada Praktikum Elastisitas”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan

pokok yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah hubungan

Kinerja dan Prestasi Belajar Siswa SMK pada Pembelajaran Elastisitas?.

Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah di

(12)

1. Bagaimana profil kinerja siswa pada praktikum elastisitas?

2. Bagaimana profil prestasi belajar yang diperoleh siswa?

3. Bagaimanakah hubungan kinerja dengan prestasi belajar siswa SMK?

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan penilaian kinerja dalam

praktikum elastisitas?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini menjadi lebih terarah, ruang lingkup masalah yang

akan diteliti dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Aspek penilaian kinerja (Performance Assessment) yang diukur adalah aspek

proses dan produk.

2. Prestasi belajar merupakan hasil belajar ranah kognitif. Ranah kognitif prestasi

belajar pada penelitian ini hanya ditinjau dari 3 (tiga) aspek ranah kognitif, yaitu:

aspek pemahaman (C2), aplikasi/penerapan (C3), dan analisis (C4).

3. Hubungan antara kinerja dan prestasi belajar. Hubungan antara kinerja dan

prestasi belajar bisa bernilai positif (searah) ataupun negatif (berlawanan).

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan persepsi, maka akan dijelaskan beberapa

pengertian sebagai berikut:

1. Kinerja(Performance) merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau kelompok orang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan

2. Penilaian kinerja adalah penilaian pada proses berlangsungnya kegiatan

praktikum dan penilaian produk berupa hasil pengamatan.Pengukuran kinerja

siswa berupa rubrik yang digunakan untuk mengungkap kinerja siswa.

3. Praktikum merupakan kegiatan yang dilakukan siswa dengan melibatkan fisik dan

mental dalam usahanya mengkonstruksi pengetahuan baru.

4. Prestasi Belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh

proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan kognitif

(13)

6

skor. Aspek kognitif yang dibatasi pada tingkat kemampuan kognitif tingkat C2

sampai C4 yang meliputi aspek mengingat (knowledge) dinyatakan sebagai C2,

mengaplikasikan (application) dinyatakan sebagai C3, dan menganalisis

(analysis) dinyatakan sebagai C4. Pengukuran prestasi belajar pada ranah

kognitif. Pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan melalui tes prestasi belajar

berupa soal objektif berbentuk pilihan ganda.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari peneltian ini

adalah untuk:

1. Mengetahui profil kinerja dan prestasi belajar siswa melalui kegiatan praktikum

dengan Performance Assessment. Kinerja siswa diukur dengan Rubrik kinerja dan

prestasi belajar siswa diukur dengan tes prestasi belajar siswa.

2. Memperoleh informasi tentang respon siswa terhadap penggunaan Performance

Assessment. Informasi respon siswa ini dipeoleh dari angket yang diberikan ke

semua siswa.

3. Mengetahui hubungan antara hasil tes performance assessment dengan hasi tes

prestasi belajar pada siswa SMK.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah:

1. Bagi siswa

- Memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran karena setiap

aktivitas siswa akan dinilai dan dihargai dengan menggunakan penilaian kinerja

(Performance Assessment).

- Siswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan belajarnya secara langsung

baik saat proses pembelajaran berlangsung ataupun setelah proses pembelajaran

(14)

- Merasakan sebuah penilaian yang terintegrasi dengan proses pembelajaran

- Memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa

2. Bagi guru

- Dapat menjadi asesmen alternatif dalam pembelajaran untuk menilai kemampuan

siswa

- Guru dapat mendiagnosisi kekurangan guru dalam mengajar sehingga dapat

diperbaiki di pertemuan selanjutnya sebelum menghadapi ujian akhir.

- Dapat mengevaluasi program pembelajaran guru.

3. Bagi Peneliti sendiri

- Memberikan pengalaman langsung untuk meningkatkan dan menambah wawasan

tentang pelaksanaan penilaian pada pembelajaran yang dapat dilaksanakan dan

dikembangkan.

- Memeberikan bekal untuk peneliti sebagai calon guru fisika untuk siap

melaksanakan tugas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

4. Bagi peneliti lain

- Memberikan referensi penelitian selanjutnya untuk pengembangan performance

assessment

- Memberikan wawasan yang baru bagi pengembangan ilmu keguruan.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

pengumpulan data penelitiannya (Arikunto, 2009). Dalam penelitian ini, metode

penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif. Metode peneltian deskriptif

yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti dilapangan hal-hal yang

terjadi (Panggabean,1996:19). Lebih lanjut, Arikunto (2010:3) menjelaskan bahwa

metode penelitian deskriptif sekurang-kurangnya ada 5 (lima) jenis, yaitu : penelitian

deskriptif murni atau survei, penelitian korelasi, penelitian komparasi, penelitian

penelusuran, dan penelitian evaluasi.

Secara khusus, penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode penelitian

deskriptif dengan jenis penelitian korelasi. Penelitian korelasi merupakan penelitian

yang mendeteksi sejauh mana variansi-variansi pada suatu atau lebih faktor lain

berdasarkan koefisien korelasi (Panggabean, 1996:21). Aspek utama dalam penelitian

ini adalah mengetahui sejauh mana hubungan antara kinerja siswa dengan prestasi

belajar yang diperoleh siswa. untuk desain penelitian, gambar 3.1 merupakan desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian

rxy

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan : rxy = koefisien korelasi

Penelitian dilaksanakan secara kolaborasi dengan rekan mahasiswa.Hal

tersebut dilaksanakan karena sampel yang digunakan cukup banyak, yaitu satu

kelas.Tugas dari rekan mahasiswa disini adalah sebagai observer, yang bertugas

mengamati siswa saat melaksanakan praktikum sekaligus menilainya. Kinerja Siswa

(X)

(16)

B. Subyek Penelitian

Menurut Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Di dalam Encyclopedia of Educational Evaluation (Arikunto, 2006 : 130) tertulis : “A population is a set (or collection) of all elements processing one or more attributes of interest.”

Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X SMKN 12 Bandung

semester 2 tahun ajaran 2012/2013.Dari populasi tersebut diambil sampel sebagai

subjek penelitian.Menurut Arikunto (2006:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Dengan kata lain sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap menggambarkan polulasinya”.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh

sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan

keadaan populasi yang sebenarnya. Pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan stratayang ada dalam populasi itu

(Sugiyono,2012). Sampel yang diambil sebanyak satu kelas yaitu kelas X EPU 1

dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang, namun jumlah siswa yang dijadikan objek

hanya sebanyak 31 orang. Hal tersebut disebabkan karena hanya 31 orang siswa yang

data kehadirannya lengkap.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 12 Bandung

yang beralamat diJalan Padjajaran No 92 Kota Bandung.Waktu penelitian dilakukan

pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013.

D. Instrumen Penelitian.

Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap mengenai

hal-hal yang ingin dikaji melalui penelitian ini, maka dibuatlah seperangkat

instrumen. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

(17)

37

1. Tes Prestasi Belajar

Arikunto (2006:150) menjelaskan bahwa : “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Dalam penelitian ini tes yang digunakan termasuk tes prestasi belajar berbentuk

objektif pilihan ganda, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian

seseorang setelah mempelajari tertentu. Tes ini terdiri dari 15 soal pilihan ganda

dengan lima pilihan. Tes prestasi belajar ini dibatasi hanya pada aspek kemampuan

kognitif yaitu aspek pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4) yang

disesuaikan dengan kompetensi dasar.

2. Pedoman dan KriteriaPenilaian Kinerja

Kisi-kisipenilaian kinerja disusun dan disederhanakan untuk indikator esensial

atau penting bertujuan memperoleh gambaran secara langsung kemampuan kinerja

masing-masing siswa. Kisi-kisi penilaian kinerja dirumuskan berdasarkan

langkah-langkah dan aspek pada pelaksanaan praktikum, dirumuskan dengan berkonsultasi

dengan guru fisika dan para pakar atau dosen.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penilaian Kinerja pada Kegiatan Praktikum Elastisitas

NO Aspek Kriteria 1 Persiapan Memilih alat dan bahan

Merangkai alat Mempelajari LKS 2 Pelaksanaan Pengambilan data

Pencatatan data

Kecepatan waktu pengamatan Membaca skala alat ukur 3 Pelaporan Mengorganisasi data

Menjawab LKS

Mempresentasikan data

4 Tugas Hasil catatan dicatat dengan rapi Tulisan dalam LKS jelas

(18)

Pedoman penilaian kinerja merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk

menilai kinerja siswa selama kegiatan praktikum berlangsung. Pedoman ini berisi

beberapa kegiatan yang dilakukan siswa saat melakukan praktikum kalor. Di dalam

pedoman tersebut terdapat tugas (task) dan kriteria penilaian. Bentuk penilaian

kinerja yang akan digunakan berupa daftar checklist dengan menggunakan skala nilai

(skor). Kriteria penilaian dalam pemberian skor kinerja siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Rujukan Kriteria Penilaian Kinerja

Skor Kriteria

3

Baik, Jika siswa menampilkan dan melakukan semua kriteria

yang ada dalam lembar observasi dengan cara yang baik dan

benar

2

Sedang, Jika siswa hanya menampilkan atau melakukan

sebagian kriteria yang ada dalam lembar observasi atau tidak

melakukan kesalahan yang besar

1

Kurang, Jika siswa hanya menampilkan dan melakukan

sangat sedikit kriteria yang ada dalam lembar observasi atau

banyak melakukan kesalahan

3. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang

diketahui (Arikunto, 2006:151). Angket digunanakan dalam penelitian untuk

mendapatkan data mengenai sikap atau respon siswa terhadap pembelajaran penilaian

kinerja. Angket ini akan diberikan kepada seluruh siswa yang terlibat dalam

penelitian ini. Hasil angket ini akan diolah dan dilibatkan dalam pembahasan data

(19)

39

digunakan akan dibuat dalam bentuk daftar cocok (check list). Yang dimaksud daftar

cocok adalah deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi hanya

membubuhkan tanda cocok ditempat yang telah disediakan (Arikunto,2009:29).

Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan praktikum

dan terhadap asesmen kinerja dalam pembelajaran.

4. Wawancara

Metode wawancara yang diambil adalah metode interview bebas, responden

diberi kebebasan untuk mengutarakan pendapat-pendapatnya (Arikunto,2009:30).

Pedoman wawancara digunakan untuk menentukan kriteria-kriteria penilaian kinerja,

mengetahui tanggapan guru mengenai pelaksanaan penilaian kinerja, kegiatan

praktikum dan pendapat guru mengenai kendala-kendala yang dihadapi selama

melakukan penilaian kinerja. Alat bantu yang digunakan berupa format wawancara

tertulis

E. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan sebagai instrumen, perangkat soal diujikan kepada siswa

di sekolah yang telah mendapat pembelajaran kalor. Hasil uji coba tersebut kemudian

diolah untuk diketahui validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda

setiap butir soalnya, sehingga diharapkan setelah melalui mekanisme ini, didapatkan

instrumen tes yang baik dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian.

1. Validitas

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan sejauh mana tes telah mengukur

apa yang seharusnya diukur (Supranata, 2005:50). Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang akan diukur dan dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan

menentukan koefisien produk momen.

(20)

……… (Pers 3.1)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Skor total hasil tes tiap butir soal

Y = Skor total yang diperoleh siswa

N = Jumlah siswa

Nilai rxy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas

butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3. Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

“Realibilitas adalah ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa yang diukurnya, artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama” (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001). Pengujian reliabilitas ini dimaksudkan untuk menentukan suatu instrumen apakah sudah dapat dipercaya untuk

(21)

41

Untuk pengujian reliabilitas instrumen dari satu kali pengukuran, digunakan

metode Belah dua (split–half method). Pada saat pemberian skor, tes dibelah menjadi

dua sehingga tiap siswamemperoleh dua macam skor yaitu: skor awal, skor yang

diperoleh dari setengah soal awal dan skor akhir, skor yang diperoleh dari setengah

soal akhir. Selanjutnya kedua skor dikorelasikan sehingga hasilnya adalah koefesien

korelasi rxy. Koefisien tersebut dikoreksi sehingga menjadi koefesien reliabilitas tes,

dengan menggunakan rumus Spearman-Brown (Munaf, 2001 : 60):

……… (Pers 3.2)

Untuk menentukan koefisien korelasi x dan y digunakan teknik korelasi “Pearson’s

Product Moment” yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

……… (Pers 3.3)

Keterangan :

rxy = koefesien korelasi

N = jumlah peserta tes

X = Skor siswa yang menjawab benar setengah soal bagian awal

(22)

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen digunakan

kriteria seperti pada tabel 3.4. berikut ini.

Tabel 3.4. Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

11

3. Uji Daya Pembeda Butir Soal

“Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswayang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswayang tidak pandai (berkemampuan rendah)” (Suharsimi Arikunto, 2007). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:

J = Banyaknya peserta kelompok atas

B

J = Banyaknya peserta kelompok bawah

A

(23)

43

B

P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya

pembeda butir soal dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai DP Kriteria

Negatif Soal Dibuang 0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2007)

4. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal

“Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswayang menjawab benar pada butir soal tersebut” (Syambasri Munaf, 2001).Soal

yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.Tingkat

kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :

B P

JS

………(Pers 3.5)

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswayang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswapeserta tes

Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat

(24)

Tabel 3.6. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Kriteria

0,00 Terlalu Sukar 0,00 <P 0,30 Sukar 0,31 P 0,70 Sedang

0,71 P< 1,00 Mudah 1,00 Terlalu Mudah

(Arikunto, 2007)

F. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikumpulkan berdasarkan

kelompoknya untuk kemudian diolah dan dianalisis. Data yang bersifat

kuantitatif diperoleh dari tes prestasi belajar, pedoman asesmen kinerja dan

angket, sedangkan data yang bersifat kualitatif diperoleh dari pedoman

wawancara.

1. Analisis Data Kuantitatif

a. Analisis Data Prestasi Belajar.

Skor setiap siswa ditentukan oleh jumlah jawaban yang benar, dengan metode

penskoran berdasarkan metode right only, yaitu jumlah jawaban yang benar diberi

skor satu dan jawaban yang salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol.

Sedangkan penkategorian dihitung dengan:

1. Mencari nilai rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi

X = ... (Pers 3.6)

SD = ... (Pers 3.7)

Dengan :

X = nilai rata-rata

X = nilai siswa

N = jumlah siswa

(25)

45

2. Menentukan kategori skor prestasi belajar dengan kategori berikut:

Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Prestasi Belajar

Presentase Kemampuan

Skor < Rata-rata – SD Rendah

Rata-rata –SD ≥ Skor < Rata-rata + SD Sedang

Skor > Rata-rata + SD Tinggi

(Arikunto, 2009)

b. Pedoman Penilaian Kinerja

Data yang diperoleh dari pedoman asesmen kinerja merupakan skor yang

diperoleh siswa dalam unjuk kerja selama kegiatan praktikum elastisitas

berlangsung.Data hasil siswa dari asesmen kinerja ini kemudian diolah hingga

didapat skor total yang diperoleh siswa.

1. Mencari nilai rata-rata (Mean) dan Standar Deviasi

X = ... (Pers 3.8)

SD = ... (Pers 3.9)

Dengan :

X = nilai rata-rata

X = nilai siswa

N = jumlah siswa

SD= standar deviasi

2. Menentukan kategori skor asesmen kinerja dengan kategori berikut:

Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Penilaian Kinerja

Presentase Kemampuan

Skor < Rata-rata – SD Rendah

Rata-rata –SD ≥ Skor < Rata-rata + SD Sedang

Skor > Rata-rata + SD Tinggi

(26)

3. Hubungan antara Kinerja dan Prestasi Belajar

Untuk mengetahui hubungan antara kinerja dan prestasi belajar siswa, maka

perlu dihitung nilai koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi menunjukan tingkat

hubungan antar dua variabel atau lebih yang dikorelasikan, korelasi merupakan angka

yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah

dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan

dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasir(Sugiyono, 2012).

Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara

dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat simetris, kausal, dan resiprokal,

sedangkan analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan

nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dirubah-rubah atau

dinaik-turunkan. Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah

naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan

variabel independen atau tidak. Menurut Panggabean (1996:121), terdapat

beberapateknik untuk menghitung nilai koefisien korelasi, diantaranya: korelasi

product moment, korelasi tata jenjang, Phi Coeficient, dan lain sebainya. Lebih lanjut,

Panggabean (1996:121) menjelaskan pemilihan koefisien korelasi disesuaikan dengan

data dari variabel-variabel yang akan dikorelasikan.

Berikut langkah-langkah penentuan teknik perhitungan nilai koefisien korelasi

pada penelitian ini (Panggabean,2001:133) :

1. Menguji Normalitas data yang akan dikorelasikan

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas distribusi skor kinerja

dan prestasi belajar. Menurut Panggabean (2001:129). Uji normalitas dapat

dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menggunakan probabilitas normal dan tes

distribusi normal. Pada penelitian ini, uji normalitas distribusi skor kinerja dan

prestasi belajar dilakukan dengan cara tes distrubusi normal. Berikut adalah

langkah-langkah tes distribusi normalitas (Panggabean, 2001:133) :

(27)

47

b. Menghitung standar deviasi : SD

c. Membuat daftar Frekuensi Observasi (fo) dan Frekuensi Harapan (fh)

d. Menentukan derajat kebebasan : v = k – 3

e. Menentukan nilai χ2pada tabel chi kuadrat.

f. Penentuan Normalitas

Dari hasil pengolahan data, jika nilai chi kuadrat (χ2hitung) lebih kecil

dibandingkan nilai chi kuadrat (χ2 tabel), maka data terdistribusi normal.

Namun sebaliknya, jika nilai chi kuadrat (χ2hitung) lebih besar dibandingkan

nilai (χ2tabel), maka data tidak terdistribusi normal.

Jika data kedua variabel (kinerja dan prestasi belajar) terdistribusi

normal, maka langkah selanjutnya adalah menguji kelinearan antar dua

variabel tersebut melalui uji linearitas regresi. Namun apabila data pada

kedua atau salah satu variabel tidak terdistribusi normal, maka langkah

selanjutnya adalah menggunakan statik nonparametrik(Panggabean.2001).

2. Uji Linieritas Regresi

Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal

satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Berikut merupakan langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk menguji

linearitas regresi (Sugiyono, 2012:265)

3. Uji Linieritas Regresi

a. Menghitung jumlah Kuadrat Total

... (Pers 3.10)

b. Menghitung jumlah kuadrat Koefisien a

... (Pers 3.11)

(28)

| { }...(Pers 3.12)

d. Menghitung jumlah kuadrat sisa

| ...(Pers 3.13)

e. Menghitung jumlah kuadrat Galat

{ } ...(Pers 3.14)

f. Menghitung jumlah kuadrat ketidak-cocokan.

...(Pers 3.15)

g. Menghitung nilai F Uji Linearitas

Statistik (Fhitung) dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang

(k-2) dan dk penyebut (n-k).: apabila nilai Fhitung< Ftabel, berarti regresi

tersebut linear. Namun, apabila nilai Fhitung> Ftabel, berarti regresi tersebut

tidak linear. Jika regresinya linier maka dilanjutkan dengan uji korelasi

Product Moment yang termasuk statik parametrik. Jika regresinya tidak

linier maka digunakan statik nonparametrik.

4. Uji korelasi hubungan antara dua variabel

Menghitung korelasinya dengan Korelasi Pearson Product Moment. Menurut

Sugiyono (2012:228) teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan

membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk

interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah

sama.

Berikut ini dikemukakan rumus yang paling sederhana yang dapat digunakan

untuk menghitung koefisien korelasi, yaitu rumus 3.17 dan 3.18. Rumus 3.18

digunakan bila sekaligus akan menghitung persamaan regresi.

... (Pers 3.16)

(29)

49

Nilai korelasi r hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan nilai

korelasi r yang terdapat pada tabel dengan taraf signifikansi tertentu. Jika

rhitunglebih besar rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif (searah) antara kinerja dan prestasi belajar siswa. Namun sebaliknya, jika

rhitung lebih kecil dibandingkan rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang negatif (terbalik) antara kinerja dan prestasi belajar siswa.

Untuk mengetahui kriteria nilai koefisien korelasi, nilaia koefisien

korelasi hasil perhitungan dapat diinterpretasikan dengan tabel 3.8

Tabel 3.8 Interpretasi Hubungan Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00-0.199 Sangat Rendah

0.20-0.399 Rendah

0.40-0.599 Sedang

0.60-0.799 Tinggi

0.80-1.00 Sangat Tinggi

(Sugiono, 2012:231)

5. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu

garis regresi. Koefisien determinasi dapat memperlihatkan berapa persen variasi

variabel X akan menjelaskan variasi variabel Y. Adapun rumus koefisien

determinasi menurut Sugiyono (2009:215) adalah sebagai berikut : ... (Pers 3.18) Dimana :

Kd = Koefisien Determinasi

r = Nilai Koefisien Korealasi

Nilai Kd berada antara 0 samapai 1 (0 ≤ Kd≤ 1) :

- Jika Kd= 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen (X) terhadap

(30)

- Jika nilai Kd = 1, berarti variasi (naik-turunnya) variabel dependen (Y) adalah

100% dipengaruhi oleh variabel independen (X).

- Jika nilai Kd berada antara 0 sampai 1 (0 ≤ Kd ≤ 1), maka besarnya pengaruh

variabel independen adalah sesuai dengan nilai Kd itu sendiri, dan selebihnya

berasal dari faktor-faktor lain.

2. Analisis Data Kualitatif

a. Analisis Data Angket

Data yang diperoleh dari angket berbentuk “Ya” dan “Tidak”. Data tersebut dijumlah, berapa banyak jawaban “Ya” dan “Tidak”. Setelah itu, jawaban tiap item dianalisis atau dikaitkan dengan latar belakang responden serta keterangan yang ada.

Untuk menambah kekayaan informasi pada kuisioner, maka peneliti menambahkan

kolom keterangan/alasan diharapkan dapat menggali kelemahan, hambatan, atau

mungkin hal positif, yang berguna untuk mendukung penelitian.

Jawaban atas tanggapan dari seluruh siswa tersebut kemudian ditabulasikan

dan dihitung persentase jawaban siswa untuk masing-masing kriteria yang ditanyakan

dengan perhitungan sebagai berikut:

Kemudian persentase jawaban angket tersebut dikategorikan untuk setiap

kriteria berdasarkan tabel sebagai berikut:

(31)

51

Tabel 3.9 Kategori Angket

Persentase Kategori

0 % Tidak Ada

1 % - 25 % Sebagian Kecil

26 % - 49 % Hampir Separuhnya

50 % Separuhnya

51 % - 75 % Sebagian besar

76 % - 99 % Hampir seluruhnya

100 % Seluruhnya

(Arikunto,2009)

4. Analisis Data Hasil Wawancara guru

Data yang terkumpul dari hasil wawancara dengan guru fisika ditulis dan

diringkas berdasarkan jawaban guru memgenai pertanyaan seputar pembelajaran

yang telah dilakukan, data yang diperoleh dari pedoman wawancara merupakan

tanggapan guru mengenai pelaksanaan kinerja dalam kegiatan praktikum dan

kendala-kendala yang dihadapi selama melakukan penilaian kinerja. Data ini

merupakan data yang bersifat kualitatif. Jawaban dari hasil wawancara dengan guru

dianalisis secara langsung dari catatan selama wawancara.

G. Hasil Uji Coba Tes

Sebelum instrumen tes pemahaman konsep dijadikan alat ukur penelitian,

instrumen ini diujikan di kelas yang sudah mendapat pembelajaran elastisitas

sebelumnya yaitu kelas XI PPU1 pada sekolah SMK Negeri 12.Harapannya setelah

dilakukan uji instrumen, soal-soal yang kurang bagus dapat diperbaiki, diganti

ataupun dibuang.

Dari hasil uji instrumen diperoleh realibitass alat ukur secara keseluruhuan,

validitas butir soal, daya pembeda butir soal dan tingkat kesukaran soal.Perhitungan

lengkap hasil uji instrumen (realibitass alat ukur secara keseluruhuan, validitas butir

(32)

lampiran. Adapun rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen ditunjukan oleh tabel

berikut :

Tabel 3.10. Rekapitulasi hasil uji coba instrumentes prestasi belajar

No

Setelah melakukan analisis terhadap hasil uji instrumen, keterwakilan soal

untuk setiap indikator ketercapaian kompetensi, maka soal-soal yang dipakai dalam

penelitian jumlahnya adalah 15 soal dari 19 soal yang diujikan. lima soal yang

kemudian tidak dipakai dalam penelitian adalah soal no 7, 10, 13 dan 16. Sedangkan

15 soal yang lain mengalami perbaikan baik dari segi konten, no urut ataupun

penulisan bahasa. Soal-soal ini yang kemudian akan dijadikan sebagai tes prestasi

belajar siswa.

Sedangkan untuk lembar performance assesssment setelah dikonsultasikan

(33)

53

Tabel 3.11. Rekapitulasi hasil uji coba instrumen lembar penilaian kinerja

No

Setelah melalui proses konsultasi dan uji coba lembar penilaian kinerjatidak

mengalami perubahan yang berarti hanya mengalami perbaikan kata-kata.

H. Langkah-langkah Penelitian

Sedangkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Tahapan perencanaan

Perencanaan dilaksanakan yaitu untuk menyusun prosedur penelitian yang hendak

dilakukan dalam pembelajaran. Tahap perencanaan tindakan dalam penelitian ini

adalah meliputi:

a. Persiapan penelitian yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian meliputiL: studi

pustaka mengenai asesmen kinerja melalui berbagai dukungan literature ilmiah bagi

penelitian ini. Literatur didapat dari studi kepustakaan, jurnal, atau melalui

pemanfaatan mesin pencari diinternet.

b. Merumuskan masalah

(34)

d. Membuat instrumen penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing

skripsi dan guru (pedoman penilaian kinerja, format wawancara guru, dan angket

siswa)

e. Melakukan Judgement instrument penelitian untuk pedoman asesmen kinerja kepada

dua orang dosen dari prodi pendidikan fisika dan satu orang guru.

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian

g. Merivisi instrumen penelitian apabila terdapat kekurangan atau ada hal-hal yang perlu

ditambahkan untuk melengkapi.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Pada pertemuan pertama guru menerangkan materi pembelajaran yang akan dinilai

menggunakan asesmen kinerja. Kemudian guru memberikan kisi-kisi penilaian

kinerja kepada siswa.

b. Pada pertemuan kedua siswa dan guru melakukan pembelajaran sesuai dengan

skenario pembelajaran yang telah dibuat dimana peneliti bertindak sebagai guru

sekaligus memantau pelaksanaan penilaian kinerja.

c. Pada saat bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dilakukan, para observer

mengamati kinerja siswa pada saat kegiatan praktikum berlangsung sekaligus

menilainya.

d. Selanjutnya siswa diberi angket yang berkaitan dengan pelaksanaan asesmen kinerja

dan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan. Pengisian angket ini dilakukan

diluar jam pelajaran setelah rangkaian pembelajaran selesai

e. Melakukan wawancara dengan guru fisika sesuai dengan kelas yang dijadikan subjek

penelitian.

f. Menganalisis hasil wawancara dengan guru

g. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data yang diperoleh sesuai dengan kondisi

yang terjadi selama pelaksanaan penelitian mengenai asesmen kinerja. Hasil analisis

tersebut dibuat suatu kesimpulan dan rekomendasi.

(35)

55

Pertemuan 2 : praktikum dan pelaksanaan asesmen kinerja

Analisis Data Studi Kepustakaan

Penyusunan RPP Perumusan Masalah

Penyusunan Instrumen Penelitian (Pedoman Penilaian,

format wawancara guru, dan angket siswa)

Penyusunan Laporan Judgement Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen Penelitian I. Alur Penelitian

Gambar 3.2. Alur Penelitian

Revisi instrument penelitian

Rubrik Asesmen Kinerja Pertemuan 1 : materi praktikum dan kisi-kisi asesmen kinerja

Angket siswa

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dari penelitian yang dilakukan, mengenai profil

kinerja, prestasi belajar siswa melalui kegiatan praktikum dengan penilaian

kinerja serta hubungan antara kinerja dan prestasi belajar maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum, hasil tes kinerja yang dimiliki siswa yang telah mengikuti

pembelajaran fisika dengan penilaian kinerja termasuk dalam kategori

sedang, dengan persentase kategori baik sebanyak 12,91 %, kategori

sedang sebanyak 67,74 % dan kategori kurang sebanyak 19,35 %.

2. Secara umum, prestasi belajar siswa yang diraih siswa termasuk dalam

kategori sedang, dengan persentase baik sebanyak 9,70 %, kategori sedang

sebanyak 70,90 % dan kategori sedang sebesar 19,40 %.

3. Terdapat hubungan yang positif (searah) yang signifikan (berarti) antara

kinerja siswa dengan prestasi belajar siswa ditandai nilai korelasi hasil

perhitungan sebesar r = 0,7353. Kemudian kinerja siswa memiliki

kecenderungan kuat terhadap berubahnya prestasi belajar siswa sebesar

54 %.

4. Pelaksanaa penilaian kinerja memberikan tanggapan yang positif dari

siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk tampil sebaik mungkin

dalam kegiatan pembelajaran. Dari data-data angket menunjukkan bahwa

siswa sangat antusias mengikuti kegiatan praktikum fisika dengan

(37)

80

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah:

1. Guru

Kesulitan yang ditemukan pada saat penyusunan rubrik dapat diatasi

dengan mencari referensi melalui buku atau internet kemudian

dimodifikasi oleh guru disesuaikan dengan konsep atau materi yang

diajarkan.

2. Peneliti

a. Penambahan waktu penerapan penilaian kinerja.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Airasian, P.W. (1991). Classroom Assessment. New York: McGraw-hill Inc

Anwar, C. (2005). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

Dalam Membentuk Habits of Mind Siswa Pada Pembelajaran Konsep

Lingkungan. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Aneka

Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Penerbit Aneka Cipta.

Cartono. (2007). Assessmen dalam Pembelajaran Sains. Bandung: Sekolah

Pascasarjana UPI

Deborah, L.et.al (2007). Collaborative Action Research To Improve Classroom

Assessment In An Introductory Physics Course For Teacher Journal

Physics Teacher. Education Online, 4 (2). Winter 2007

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. (2006). Pedoman Khusus

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Fisika. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. (2004). Sistem Penilaian

Kurikulum. 2004. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Endarko dkk. (2008). Fisika SMK Teknologi Jilid I. Jakarta : Ditjen Pembinaan

SMK Depdiknas

Erwin. (2005). Asesmen Kinerja Praktikum Penemuan dan Hubungannya dengan

Pemahaman Siswa tentang Konsep Rangkaian Hambatan Listrik dan

Hukum Kirchoof. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak

(39)

98

Herdiana, Dian. (2008). Implementasi Penilaian Kinerja (Performance

Assessment) dalam Meningkatkan Aplikasi Pengetahuan Fisika. Skripsi

Sarjana Strata 1 pada FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Mestere, J.P. et al. (1997). Promoting Active Learning in Large Class Using A

Classroom Comunication System, University Massachussets,

Departement of physics.

Marzano, R.J., Pickering, D, Mctighe, J. (1994). Assessing Student Outcomes:

Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model.

Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

Munaf, S. (2001). Individual Textbook Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung:

JICA

Nazaruddin, Mohamad Riza (2009). Penggunaan asesmen kinerja dalam

praktikum TIK pada kompetensi perangkat lunak pengolah data. Skripsi.

Tidak diterbitkan. UPI bandung

Panggabean, L P. (1996). Individual Textbook Statistika Dasar. Bandung: JICA

Permendikbud. (2013). Standar Penilaian Pendidikan.Jakarta: Kemendikbud

Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need it Know.

Oxford: Pergamon Press

Reichel, A.G (1994). Performnace Assessment: Five Pratical Approach. Journal

Science of Children

Rustaman. (2000). Asesmen Keterampilan Proses. Diktat Kuliah Program Studi

Pendidikan IPA PPs UPI Bandung.

Saefullah, Asep. (2012). Hubungan antara sikap kemandirian belajar dengan

prestasi belajar siswa kelas X pada pembelajaran fisika berbasis

(40)

Setiadi, H. (2006). Penilaian Kinerja. Jakarta : Pusat Penilaian Pendidikan

Balitbang Depdiknas

Shohibah, Ummu. (2007). Penerapan Asesmen Kinerja Pada Kegiatan Praktikum

Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar

Siswa Kelas II SMA Bahrul Ulum Sekapuk Ujung Pangkah

Gresik.Malang : Skripsi pada FKIP UMM Malang: Tidak diterbitkan.

Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York:

Macmillan College Publishing Company.

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :

PT.Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Sukmana, H. (2007). Penilaian Kinerja (Performance Assessment) pada

pembelajaran Fisika SMP melalui kegiatan laboratorium. Bandung:

Tesis pada PPs UPI: Tidak diterbitkan

Surya, M. 1986. Pengembangan alat untuk mendeteksi prestasi belajar siswa

SMA dalam rangka Pra Seleksi ke Perguruan Tinggi Bandung, Laporan

Penelitian IKIP Bandung: Tidak diterbitkan

Tipler, Paul A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Edisi 3. Jakarta:

Penerbit Erlangga

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI Press

Viyanti, (2009), Penerapan Asesmen Kinerja pada Praktikum Fluida berbasis

Inkuiri untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa dan

penguasaan konsep. Tesis PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Winahyu, S.E. (1997). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

(41)

100

Hasil Karya Berdasarkan Konsep Udara Pada Pembelajaran IPA.

Bandung: Tesis pada PPs UPI: Tidak diterbitkan

Windarwati, Retno (2010), Penerapan Asesmen Kinerja Pada Pembelajaran

Inkuiri Berbasis Laboratorium Untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Materi Cahaya Siswa SMP. Tesis

PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Wulan, A.R.(2007). Pembekalan Kemampuan Performance Assessment Kepada

Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inkuiri. Disertasi pada

PPS UPI: tidak diterbitkan.

Wulan, A.R.(2008). Skenario Baru bagi Implementasi Asesmen Kinerja pada

Pembelajaran Sains di Indonesia,Jurnal Kependidikan No.3, Vo.

XXXII,4-12.

Wulan, A.R. (2010). Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran

Biologi. [Online]. Tersedia: file.upi.edu/fpmipa/anaratnawulan [4 Januari

2013]

Zainul, A.(2008). Asesmen Sumatif dan Formatif, Bandung : SPs UPI Bandung.

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Penilaian Kinerja pada Kegiatan Praktikum Elastisitas
Tabel 3.2 Rujukan Kriteria Penilaian Kinerja
Tabel 3.3. Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai r Kriteria
Tabel 3.4. Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas rInterpretasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan kadar ofloksasin dalam sediaan tablet dilakukan dengan metode spektrofotometri ultraviolet menggunakan pelarut metanol pada panjang gelombang 297,5 nm dan diuji

Berdasarkan rasio nilai tambah dari minyak kelapa dapat disimpulkan pada penelitian ini, untuk usaha pengolahan minyak kelapa dengan kapasitas produksi yang lebih besar

Sosok pahlawan dalam film ini tidak ditampilkan dengan seseorang yang berkostum, memiliki kekuatan super, buatan mesin, melainkan sebuah negara dan juga seluruh warga

STAF AHLI BIDANG HUKUM DAN POLITIK STAF AHLI BIDANG PEMERINTAHAN STAF AHLI BIDANG PEMBANGUNAN. STAF AHLI BIDANG KEMASYARAKATAN DAN SDM STAF AHLI BIDANG EKONOMI

Populasi pada penelitian ini adalah auditor junior dan auditor senior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung.. Pengambilan sampel menggunakan

A jumlah penerima raskin tahun ini turun guru

dari tempat penyimpanan ke tempat penjemuran, pada saat malam hari bahan yang.. telah selesai dijemur kemudian dipindahkan ke tempat

KEPADA TUHAN YANG TELAH MEMBERIKAN KEKAYAAN ALAM YANG MELIMPAH / DENGAN MENGGELAR BUDAYA NGGUYANG JARAN DAN KEMBUL SEWU SEDULUR ///.. NEWS READER : SEMINAR HIDUP SEHAT DAN