• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC SKILL) (Studi Deskriptif di SMP Yos Sudarso Purwakrata).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC SKILL) (Studi Deskriptif di SMP Yos Sudarso Purwakrata)."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

No Daftar FPIPS : 2059/UN.40.2.2/PL/2014

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL UNTUK

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

(CIVIC SKILL)

(Studi deskriptif di SMP Yos Sudarso Kabupaten Purwakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Iim Wahyudin

1001478

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL UNTUK

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

(CIVIC SKILL)

(Studi deskriptif di SMP Yos Sudarso Kabupaten Purwakarta)

Oleh

IIM WAHYUDIN

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Iim Wahyudin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

IIM WAHYUDIN (1001478)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

(CIVIC SKILL)

(Studi deskriptif di SMP Yos Sudarso Kabupaten Purwakarta)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Hj. Kokom Komalasari, S.Pd., M.Pd NIP. 197210012 001122 001

Pembimbing II

Syaifullah, S.Pd.,M.Si NIP. 19721112 199903 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

Skripsi ini diuji pada tanggal 30 Juni 2014

Panitia Ujian Sidang Terdiri Atas:

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji :

3.1. Prof. Dr. H. A. Azis Wahab, MA.

NIP. 19430410 196709 1 001

3.2. Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M,Pd. NIP. 19590714 198601 1 001

(5)

v Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

1. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan PKn... 10

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 10

b. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ... 13

c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 15

2. Aspek-aspek Kompetensi Kewarganegaraan ... 18

a. Pengertian Kompetensi Kewarganegaraan ... 18

b. Fungsi Kompetensi Kewarganegaraan ... 20

c. Tujuan Kompetensi kewarganegaraan ... 21

d. Kompetensi-Kompetensi Kewarganegaraan ... 23

1) Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge) ... 23

2) Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill) ... 24

3) Watak Kewarganegaraan (Civic Disposition) ... 25

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Pembelajarn Pkn .... 27

(6)

vi Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Multikultural ... 28

a. Pengertian Pendidikan Multikultural ... 28

b. Fungsi Pendidikan Multikultural ... 31

c. Tujuan Pendidikan Multikultural ... 33

2. Pendidikan Multikultural di Sekolah ... 35

3. Model-model Pendidikan Multikultural ... 36

C. Tinjauan Tentang Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill) .... 38

1. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Keterampilan Kewarganegaraan ... 38

a. Pengertian Keterampilan Kewarganegaraan ... 38

b. Fungsi Keterampilan kewarganegaraan ... 40

c. Tujuan keterampilan Kewarganegaraan ... 41

2. Strategi dalam Pengembangan Keterampilan Kewarganegaraan ... 43

D. Penelitian Terdahulu ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 47

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 48

C. Definisi Operasional ... 50

D. Instrumen penelitian ... 52

E. Teknik Pengumpulan Data ... 53

F. Pengolahan dan Analisi Data ... 58

G. Pengujian Keabsahan Data ... 60

H. Tahap-tahap Penelitian ... 63

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN ... 65

A. Deskrifsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 65

1. Gambaran Umum SMP Yos Sudarso Purwakarta ... 65

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Yos Sudarso Purwakarta ... 66

3. Keadaan, Kepala Sekolah, Guru, TU, dan Karyawan Sekolah SMP Yos Sudaro ... 67

(7)

vii Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa SMP Yos Sudarso

Purwakarta ... 71

6. Logo Sekolah SMP Yos Sudarso Purwakarta ... 72

B. Hasil Penelitian ... 73

1. Integrasi Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran PKn untuk Mengembangkan Kerampilan Kewarganegaraan siswa . 74 2. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Multikultural untuk Mengembangkan Keterampilan Kewarganegaraan ... 80

a. Kegiatan Hari Besar Keagamaan ... 80

b. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka ... 81

c. Kegiatan Bakti Sosial ... 82

d. Kegiatan Hari Kartini ... 82

e. Penyambutan Murid Oleh Guru ... 83

f. Kegiatan Outbound ... 83

3. Kendala-kendala Yang Dihadapi Proses Implementasi Pendidikan Multikultural untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan ... 84

4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan Implementasi Pendidikan Multikultural untuk Mengembangkan Keterampilan Kewarganegaraan ... 85

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 87

1. Integrasi Pendidikan Multikultural dalam Pembelajaran PKn untuk Mengembangkan Kerampilan Kewarganegaraan siswa ... 87

2. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Multikultural untuk Mengembangkan Keterampilan Kewarganegaraan ... 98

a. Kegiatan Hari Besar Keagamaan ... 100

b. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka ... 101

c. Kegiatan Bakti Sosial ... 102

d. Kegiatan Hari Kartini ... 102

(8)

viii Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Kegiatan Outbound ... 104

3. Kendala-kendala Yang Dihadapi Proses Implementasi Pendidikan Multikultural untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan ... 105

4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan Implementasi Pnedidikan Multikultural untuk Mengembangkan Keterampilan Kewarganegaraan ... 109

BAB V SIMPILAN DAN SARAN ... 114

A. Simpulan ... 114

1. Kesimpulan Umum ... 114

2. Kesimpulan Khusus ... 114

B. Saran-Saran / Rekomendasi ... 115

1. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta ... 115

2. Bagi Pihak Sekolah (SMP Yos Sudarso Purwakarta ... 115

3. Bagi Guru ... 116

4. Bagi Siswa ... 116

5. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117

(9)

ix Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1.1 Peta Persebaran Kobflik yang Terjadi di Indonisia... 1 2.1 Keterampilan Kewarganegaraan ... 43 4.1 Keadaan Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68 4.1 Diagram Keadaas Siswa SMP Yos Sudarso Purwakarta

Berdasarkan agama ... 69 4.2 Diagram Keadaan Siswa Yos Sudarso Berdasarkan Purwakarta

berdasakan etnis ... 70 4.2 Ekstrakurikuler di SMP Yos Sudarso Purwakarta ... 71 4.3 Diagram Keadaan Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler

(10)

x Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(11)

xi Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Surat-surat Penelitian

LAMPIRAN II Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

LAMPIRAN III Hasil Penelitian Penelitian

LAMPIRAN IV Hasil Studi Dokumentasi Penelitian

(12)

i Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

IIM WAHYUDIN (1001478), “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN

MULTIKULTURAL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN (CIVIC SKILL) (Studi Deskriptif di SMP Yos Sudarso Purwakrata)

Multikultural adalah sebuah keadaan dimana dalam masyarakat terdapat pluralitas budaya, ras, etnik, bahasa, agama, dan setatus sosial. Pluralitas merupakan suatu anugerah, dengan memelihara pluralitas akan tercapai kehidupan yang damai. Namun di sisi lain pluralitas atau perbedaan ini sering menimbulkan konflik. Untuk menghindari permasalahan tersebut maka perlu diterapkan pendidikan multikultural sejak dini atau sejak di bangku sekolah, untuk membentuk masyarakat Indonesia memiliki keterampilan kewarganegaraan (civic skill) agar mampu hidup dengan penuh rasa kebersamaan, toleransi, dan tenggang rasa, serta memiliki rasa Nasionalisme yang tinggi. Implementasi pendidikan multilutural ini, telah diterapkan di SMP Yos Sudarso Purwakarta.

(13)

ii Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Abstract

Iim Wahyudin (1001478), “The Implementation of Multicultural Education

for Developing Civic Skill (Descriptive Study at Yos Sudarso Purwakarta Junior High School)

Multicultural is a condition in which the pluralities of culture, race, ethnic, language, religion, and social status exist in society. Plurality is truly a gift where by maintaining it, life-peace will be achieved. Yet on the other side, the plurality or these differences often cause conflicts. In order to avoid those conflicts, then it is needed to apply multicultural education much earlier or since in elementary school. It is important to create Indonesian people with civic skill so that they are able to live fully with togetherness, tolerance, and high Nationalism. This implementation of multicultural education has been applied at Yos Sudarso Purwakarta Junior High School.

Generally, this research aims to obtain a representation about the implementation of multicultural education. The method used in this research is qualitative method by using descriptive study. Data accumulation technique is collected by doing interview, observation, documentation, study of literature, and field research. The results of this research reveal that: 1) The integration of multicultural education in civic skill learning (PKn) at Yos Sudarso Purwakarta Junior High School is done through learning stages; Introduction, Core, Closing

and by developing normative effect aims to develop students’ civic skill as if the

ability to appreciate, respect, and tolerant. 2) As following below are supportive factors in the implementation of multicultural education for improving civic skill at Yos Sudarso Purwakarta Junior High School: (a)Students’ background varieties either ethnic, race, or religion. (b) Teachers who apply this multicultural education. (c) The principal who supports school implementation program. (d) Sphere of school that supports the implementation of multicultural education. And. (e) School programs and activities that support the implantation of multicultural education such as the activity of religious day. Pramuka

extracurricular, the admonition of Kartini’s Day, social devote, student’s

welcoming by teachers in front of the class, and outbond. 2) These are several obstacles in the implementation of multicultural education (a) Society’s responces that Yos Sudarso Purwakarta Junior High School is an expensive elite private school. (b) Students are not participate enough in non-academic activity. (c) The lack of ability of teachers in managing class. 3) Some efforts done to overcome the problems of the implementation of multicultural education and to

develop students’ civic skill at Yos Sudarso Purwakarta Junior High School, as

(14)

1 Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Bangsa Indonesia adalahsalahsatubangsamultikulturterbesar di dunia, yang terdiri dari banyak suku bangsa, lebih tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus

BPS tahun 2010. kemudian

Kenyataaninidapatdilihatdarikondisisosiokulturalmaupungeografis yang begitukompleks, beragam, danluas.

Multikultural adalah sebuah keadaan dimana dalam masyarakat terdapat pluralitas budaya, ras, etnik, bahasa, agama, dan setatus sosial. Pluralitas merupakan suatu anugerah, dengan memelihara pluralitas akan tercapai kehidupan yang damai. Namun di sisi lain pluralitas atau perbedaan ini sering menimbulkan konflik.

Konflik di Indonesia masih sangat sering terjadi, databerikutakanmemberikangambaranpetapersebarankonflik yang terjadi di Indonesia. Data dariInstitut Titian Perdamaianselamatahun 2009-2010 menunjukkanvariasi, jumlahdanpersentasekonflik di Indonesia.

Tabel 1: Peta persebarankonflik yang terjadi di Indonesia

JenisKonflik Tahun 2009 Tahun 2010

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Konflikberbasis agama 6 1% 10 1,3%

Konflikberbasisetnik 5 1% 15 2%

Konflikpolitik 74 12% 117 16%

KonflikAntaraparatnegara 5 1% 4 0,7% Konfliksumberdayaalam 54 9% 74 10% Konfliksumberdayaekonomi 30 5% 59 8%

Tawuran 182 30% 231 30%

Penghakimanmassa 158 26% 171 23%

Pengeroyokan 53 9% 40 5%

Lain-lain 33 6% 31 4%

Total 600 100% 752 100%

(15)

2

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data tersebutmenggambarkanbanyaknyavariasikonflik yang terjadidalammasyarakat.SelainpermasalahanmasyarakatIndonesia yang

memilikibudaya yang

pluralsitiksehinggamenyebabkanmasyarakatIndonesiasusahuntukberbaur, karena munculnya sikap primordialismedanetnosentrismeadapula masalahdegradasiNasiolismedimanamasyarakatIndonesiakinimulaitidakmengenal

betapa kaya budayanyasendiri,

tradisimulaibergantidenganwesternisasidimanabudayaasinglah yang berkembang dikalanganmasyarakatkhususnyaanak-anakdanremaja,

akibatnyabanyakbudayaasliIndonesia yang di klaimoleh Negara lain. SepertiAngklung, Batik, danReogPonorogo yang cobadiklaimoleh Malaysia. Melalui pendidikan multikultural akan dikuatkan kembali nasionalisme pesertadidik, dengan cara menjadikan keaneka ragaman budaya yang ada pada mereka dijadikan suatu topik dan media dalam pembelajaran.

Untuk

menghindaripermasalahantersebutmakaperludilakukanpersiapanlangkah-langkahpreventifseperti dengan penerapan pendidikan multikultural sejak dini atau sejak di bangku sekolah, penyuluhan terhadap masyarakat tentang kemajemukan bangsa Indoseia, dan langkah-langkahyang sekiranya mampumembentuk masyarakatIndonesiamemilikiketerampilankewarganegaraan(civic skill) agar mampuhidupdenganpenuh rasa kebersamaan, toleransi, dantenggang rasa, sertamemiliki rasa Nasionalisme yang tinggi.

Pendidikan multikultural sebagai salah satu langkahpreventif dalam menhadapai masalah tersebut memiliki pengertian sebagai pendidikan yang bertuajuan menciptakan masyarakat yang menghargai perbedaan, menurut Banks (dalamMahfud, 2011, hlm. 175) mendefinisikan:

(16)

3

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Senada dengan pendapat diatas pendidikan multikultural menurut Andersen danCusher (dalamMahfud, 2011, hlm. 175), dapatdartikansebagai:

pendidikanmengenaikeragamankebudayaan. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan multikultural merupakan suatu proses pendidikan yang menekankan pada tercapainya kesederajatan keragaman budaya dalam kehidupan, dimana dengan pendidikan multikultural akan mampu mewujudkan masyarakat yang mampu hidup didalam perbedaan dan menghargai perbedaan.

Multikulturalisme dikembangkan dari konsep pluralisme budaya (cultural plularism) yang menekankan kesederajatan-kebudayaan yang ada dalam

msyarakat (Suparlan, 2005, hlm. 98). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan pendidikan multikultural menekankan pada terciptanya kesederajatan kebudayaan dalam suatu masyarakat atau lingkungan tertentu . Begitu pula dengan lingkungan sekolah, melihat banyaknya sekolah yang memiliki keberagaman dikalangan siswa dan guru, hal ini menjadi dasar bahwa pendidikanmultikulturaldapat di integrasikanmelaluiberbagaimatapelajaran,

terutamapendidikanmultikulturalinisangatrelevan

denganpendidikankewarganegaraan (PKn),

karenadalampendidikankewarganegaraanbertujuanuntukmengembangkanCivic Competence atauKompetensikewarganegaraan.

Integrasi pendidikan multikultural dengan Pendidikan Kearganegaraan dapat di mplementasikan di sekolah, terbukti dengan hasil penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Anggraeni (2009, hlm. 338) yang meneliti “Proses pendidikan kewarganegaraan berbasis pendidikan multikultural di SMA St. Aloysius Bandung”menemukan Bahwa:

1. Pendidikan multikultural di SMA St. Aloysius Bandung mendorong suasana yang harmonis dalam kehidupan yang bercorak keberagaman. 2. Melaui proses pendidikan kewarganegaraan berbasis multikultural maka

kompetensi-kompetensi dasar dari warganegara untuk dapat berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warganegara dapat di kembangkan.

(17)

4

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal pada mahasiswa di perguruan tinggi”menemukan bahwa:

1. Dapat meningkatkankompetensikewarganegaraanmultikulturalmahasiswa di lingkunganperguruantinggi.

2. Mampumemberikan modal sosial (social capital) mahasiswayang sangatbergunabagikehidupanya di masyarakatkelak.

3. Meningkatkanaktivitasdanmotivasibelajarkewarganegaraanmahasiswa,jika pembelajarandilandasikerangkaberpikirkonstruktivismemaka akan berpengaruh positif terhadapseluruhhasilbelajarnya.

4. PerubahanparadigmapengajarnPKnkepembelajaranPKn yang mensintesiskansecaraharmonispendekatan“content-related”dan“proces -led”serta“value bared”dalamsistemperkuliahanya.

5. PKn MBKL merupakanbentukperubahanparadigmaPKnindonesia yang “minimal (thin)kemaksimal(thick)”denganberbagaikonsekuensinya.

KeterampilanKewarganegaraan (Civic Skills) adalahkecakapankewarganegaraan yang terdiriataskecakapanintelektual (kecakapanberpikirkritis) dankecakapanpartisipasi yang bertanggungjawab, efektif, danilmiahdalam proses politikdandalamcivil society (Branson, 1999: 17-20).KemudianBranson (dalam Budimansyah dan Suryadi, 2008, hlm. 59)menjelaskan bahwa:

kemampuankewarganegaraandapatdikategorikansebagaiinteracting, monitoring, and influencing.

a. Interaksi (interacting) berkaitandengankecakapan-kecakapanwarganegaradalamberkomunikasidanbekerjasamadengan orang lain.Berinteraksiadalahmenjaditanggapterhadapwarganegara yang lain. Interaksiberartibertanya, menjawab, danberundingdengansantun, demikianjugamembangunkoalisi-koalisidanmengelolakonflikdengancara yang damaidanjujur.

b. Memonitor (monitoring) sistempolitikdanpemerintahan,

mengisyaratkanpadakemampuan yang

dibutuhkanwarganegarauntukterlibatdalam proses

politikdanpemerintahan. Monitoring

jugaberartipengawasanatauwatchdogwarganegara. Akhirnya, kecakapanpartisipatorisdalamhalmempengaruhi,

mengisyaratkanpadakemampuan proses-proses politikdanpemerintahan, baik proses-proses formal maupun informal dalammasyarakat.

c. Mempengaruhi (influencing),

adalahkecakapanpartisipatorisdalammempengaruhi,

(18)

5

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMP YosSudarsoadalahsekolahswastaKatolik yang berada di Purwakartadanbernaung di bawahYayasanSalibSuci Bandung yang beralamatkan di JalanJenderalSudirman No 45 Purwakarta, Sekolah iniberdirisejak tanggal 22 April 1989. Di sekolahinimurid-muridnyaberasaldariberbagaietnisseperti, sunda, batak, tionghoa, danjugaagama yang dianut mereka pun berbeda-beda, murid-murid di SMP inipada umumnyaberagamaKatolik(35,5 %) kristen lain (57,9%) namunada pula yang beragama Islam (2,4 %), dan Budha (4,2%). Makadariitusekolahinisangatcocokdisebutdengansekolahmultikultural.

Dari hasil pra-penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP YosSudarso, menemukan bahwa sekolah ini memilikimurid yang berasaldariberbagaibudaya,

etnis, dan agama yang

berbeda,Sekolahinimenjadiminiaturbagaimanakehidupanmasyarakatmultikultural. Selain itu di sekolah ini pula ditanamkan toleransi dan sikap saling menghargai melalui berbagai kegiatan rutin seperti guru menyambut siswa, ucapan selamat kepada siswa dan guru yang merayakan hari raya agamanya dengan cara dipanggil ke depan dan diberikan ucapan selamat saat upacara, menyajikan berbagai kebudayaan bangsa dalam pagelaran seni yang diadakan oleh OSIS dan Organisasi Ekstrakulikuler di sekolah.

Dari latar belakang masalah di atas maka PendidikanMultikultural sangat pentingdiintegrasikandenganpendidikankewarganegaraan di sekolahuntukmengembangkancivic skilloleh karena itupenelitianinimengambiljudul

“ImplementasiPendidikanMultikulturalUntukMengembangkanKeterampilanKewa rganegaraan(Civic Skill). (studideskriptif di SMP YosSudarsoKabupatenPurwakarta)”.

B. RumusanMasalah

(19)

6

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar penelitianinilebihterarahdanterfokuspadapokokpermasalahan, makamasalahpokoktersebutpenulisjabarkandalambeberapa sub-sub masalahsebagaiberikut:

1. Bagaimana integrasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran PKn untuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan siswa? 2. Apa saja faktor pendukungimplementasi pendidikan

multikulturaluntuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan? 3. Apa kendala-kendala yang dihadapi proses implementasi pendidikan

multikulturaluntuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan? 4. Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatanimplementasi pendidikan

multikultural untuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan ?

C. TujuanPenelitian

Tujuan umum

Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalahmengetahuiimplementasipendidikanmultikulturaluntukmengembangk anketerampilankewarganegaraansiswa di SMP YosSudarsoPurwakarta.

Tujuan khusus

Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan proses integrasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran PKn untuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan siswa.

2. Mengidentifikasi faktor pendukung proses implementasi pendidikan multikulturaluntuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan. 3. Mengidentifikasikendala-kendala yang dihadapi proses implementasi

pendidikan multikulturaluntuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan.

(20)

7

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Kegunaan Penelitian

Manfaatpenilitanpadadasarnyadapatdiperolehsetelahmelaluikegiatanpenelitian, penilitianinimemilikikegunaansebagaiberikut :

1. Teoritis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan teoridalamusaha pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk meningkatkan civic skill melalui pengintegrasian pendidikan multikultural. sehinggahasilpenelitianinidapatmemberikanpemahamandalampenerapan pendidikan kewarganegaraan yang berbasis multikultural, guna menambahkan variasi pembelajaran dalam pendidikan kewarganegaraan. 2. Praktis

Disamping kegunaan teoritis, hasil penelitian ini diharpakan memiliki kegunaan secara praktis kepada:

a. Bagi Guru

1. Memberikan masukan inovasi kepada guru dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk meningkatkan ketertarikan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Membantu guru dalam menerapkan pendidikan multikultural untuk meningkatkan keterampilan kewarganegaraan (civic skill) sisiwa. 3. Guru dapat memanfaatkan keanekaragaman siswa untuk

mengembakangkan/meningkatkan pendidikan keaweraganegaraan yang berkualitas.

b. BagiSiswa

1. Meningkatkansikap toleransidiantarasiswabaik di sekolahataumasyarakat.

2. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn)

(21)

8

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. BagiSekolah

1. Sekolah dapat mengembangkan model pendidikan multikultural yang adaptif.

2. Menerapkan pendidikan multikultural di lingkungan sekolah dan dalam pembelajaran di dalam kelas.

3. Menjadi acuanuntuk mempersiapkanlulusan yang mampu hidupdidalammasyarakatyang multikultural.

d. BagiJurusan Pendidikan Kewarganegaraan

1. Menambahreferensikepustakaanuntuk jurusanPKn mengenaiimplementasipendidikankewarganegaraanberbasispendidi kanmultikultural.

2. Menjadi rujukan referensi untuk mahasiswaPKnapabila akanmelakukanpenelitian yang topiknyasama.

3. Segi Kebijakan

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan akan menyadarkan betapa pentingnya pendidikan multukultural diterapkan di sekolah, sehingga pemerintah memasukan pendidikan multikultural kedalam kurikulum pendidikan nasional, sepertihalnya dengan penerapan pendidikan karakter. kemudian dengan penelitian ini diharapkan sekolah akan menerapkan pendidikan multikultural baik di lingkungan sekolah atau dalam pembelajaran di dalam kelas.

4. Segi Isu

(22)

9

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Struktur Organisasi Skripsi

A. BAB I Pendahuluan

Bab I pendahuluan, dalam bab ini membahas latar belakang masalah yang akan diteliti, mengidentifikasi rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian.

B. BAB II Kajian Teori

Bab II Kajian Teori, melalui bab ini ditunjukan “the state of the art” dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Kajian teori berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian.

C. BAB III Metodologi

Bab III Metodologi, bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, tehnik pengumpulan dan dan analisis data.

D. BAB IV Hasil Peneltian dan Pembahasan

BAB IV hasil peneltian dan pembahasan, dalam bab ini ada dua hal utama, yakni pengolahan atau analisi data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitan, dan pembahasan atau analisis temuan. Hasil pembahasan temuan dalam penelitian kualitatif merupakan bahasan yang terkait dengan teori dalam bab kajian pustaka.

E. BAB V Kesimpulan dan Saran

(23)

47 Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMP Yos Sudarso Purwakarata,yang beralamatkan di Jalan Jenderal Sudirman No 45 Purwakarta. Sekolah ini adalah sekolah swasta Katolik yang berada di Purwakarta dan bernaung di bawah Yayasan Salib Suci Bandung, Sekolah ini berdiri sejak tanggal 22 April 1989. Di sekolah ini murid-muridnya berasal dari berbagai etnis seperti, sunda, batak, tionghoa, dan juga agama yang dianut mereka pun berbeda-beda, murid-murid di SMP ini pada umumnya beragama Katolik (35,5 %) kristen lain (57,9%) namun ada pula yang beragama Islam (2,4 %), dan Budha (4,2%). Maka dari itu sekolah ini sangat cocok disebut dengan sekolah multikultural.

Penerapan pendidikan multikultural di sekolah ini bukan hanya dalam proses pembelajaran di dalam kelas, tapi juga di implementasikan dalam program-program dan kegiatan rutin sekolah. Dengan penerapan pendidikan multikultural ini diharapkan akan tercipta suasana yang kondusif untuk belajar, interaksi yang harmonis, penuh toleransi, dan saling menghargai. Kemudian dengan penerapan pendidikan multikultural juga akan membantu mengembangkan keterampilan kewarganegaraan pada diri siswa.

2. Subjek Penelitian

Penelitian kualitatif, harus mencari sumber yang dapat memberikan informasi yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk itu harus ditentukan subjek penelitian dipilih secara purpossive berkaitan dengan tujuan tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purposive sample).

Adapun yang menjadi subjek penelitian untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(24)

48

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Satu orang Wakasek Kesiswaan SMP Yos Sudarso Purwakarta c. Satu orang Pembina OSIS SMP Yos Sudarso Purwakarta

d. Satu orang perwakilan Komite Sekolah SMP Yos Sudarso Purwakarta e. Duaorang Guru PKn SMP Yos Sudarso Purwakarta

f. Tiga orang Siswa yang mewakili setiap angkatan di SMP Yos Sudarso Purwakarta

g. Tigaorang tua siswa yang mewakili setiap agkatan di SMP Yos Sudarso

Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan data yang di perlukan dari setiap responden tentang implementasi pendidikan multikultural untuk menngembangkan keterampilan kewarganegaraan siswa. Dengan data tersebut diharapkanakan mempermudah peneliti dalam melakukan pengolahandata hasil penelitian tersebut.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Pendekatankualitatif menurut Creswell (2010, hlm. 4).merupakanmetode-metodeuntukmengekplorasidanmemahamimaknadari

kejadian-kejadian yang dilakukan olehsejumlahindividuataukelompok orang, kejadian atau kegiatan tersebutberasaldarimasalah social ataukemanusiaan.

Berdasarkan pendapat di atas penelitian kualitatif adalah penelitian yang menjadikan penelitinya sebagai alat peneliti utama, hal ini memungkinkan peneliti untuk terjun langsung ke dalam objek penelitian, sehingga penelitian dapat dilakukan secara mendalam dan memperoleh data secara akurat.

(25)

49

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kedua, dengan pendekatan kualitatif penulis akan menjadi key instrument sehingga peneliti menjadi alat peneliti utama, dengan demikian peneliti akan mendapatkan data sesuai dengan yang di butuhkan tergantungpadakondisidanbanyaknyagejala-gejala yang ditemukan saat peneliti melakukan penelitian di lingkungan sekolah, jadi penelitian kualitatif ini sangat bersifat pleksibel.

Ketiga, pendekatan kualitatif memiliki fleksibelitas yang tinggi, sehingga memudahkan peneliti untuk menyesuaikan penelitian dengan situasi yang berubah-ubah dalam penelitian ini. Karena dalam penelitian ini adalah mengamati implementasi pendidikan multikultur untuk megembangkan civic skill siswa, sehingga penelitian ini akan mengamati gejala-gejala yang kompleks di lingkungan sekolah.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berharap dapat melakukan penelitian secara maksimal dan mendalam sehingga peneliti dapat memperoleh data tentang implementasi pendidikan multikultural di SMP Yos Sudarso Purwakarta.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moleong (2009, hlm. 11) menjelaskanbahwa:

dalammetodedeskriptif, data yang dikumpulkanadalah berupa kata-kata,

gambardanbukanangka-angkahalinidisebabkanolehadanyapenerapanmetodekualitatif,

selainitusemua yang dikumpulkanberkemungkinanmenjadikunciterhadapapa yang sudah di teliti.

(26)

50

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitidalam penelitian ini memerlukan data yang sistematis, faktual, dan akurat mengenai implementasi pendidikan multikultural di SMP Yos Sudarso. Dari uraian di atas, maka metode yang paling cocok untuk penelitian ini mengguanakan metode penelitian deskriptif.

C. Definisi Operasional

1. Pendidikan Kewarganegaraan

Penididikan kewaragenegaraan atau civic education merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di terapkan di dalam semua jenjang pendidikan, menurut Cogan (dalam Ganeswara dan Wilodati, 2008, hlm. 1) civic education adalah ”...the foundational course work in school desingned to prepare young citizens for an active role their communities in their adult lives.” Artinya pendidikan kewarganegaraan atau civic education adalah suatu mata pelajaran disekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.

Idikator Pendidikan Kewarganegaraan di dalam penelitian ini adalah kompetensi-kompetensi pendidikan kewarganegaraan. Tiga kompentnsi tersebuat sebagaimana yang di ungkapkan oleh Branson (1999: 8) adalah sebagai berikut: (1) Pengetahuan Kewarganegaraan (civic knowledge); (2) Kecakapan Kewarganegraan (civic skill); (3) dan watak-watak kewarganegaraan (civic skiil).

2. Pendidikan Multikultural

Menurut pendapat Andersen dan Cusher (dalam Mahfud, 2011, hlm. 175) bahwa pendidikan multikultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan. Jadi pendidikan multikultural merupan pendidikan untuk memberikan pemahaman terhadap peserta didik dengan demikian peserta didik akan mengerti bahwa mereka beragam danberbeda, dengan menyadari perbedaan tersebut diharapkan mereka mampu saling menerima dan saling toleransi.

(27)

51

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa perbedaan adalah anugrah dari tuhan dan menjadi ciri dari setiap individu, sehingga walau setiap individu berbeda mereka harus saling menerima dan menghargai satu sama lain, karena perbedaan tersebut merupakan suatu anugerah. Indikator pendidikan multikultural dalam penelitian ini adalah toleran, saling menghargai, dan saling menghormati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indikator ini sesuai dengan pendapat Clive Black (dalam Naim & Sauqi, 2010: 2-53) yang, menyatakan bahwa:

1) Teaching ethnic” student about their own ethnic culture, including perhaps, heritage language instruction; and

2) Teaching all student about various tradisional cultures,at home and abroad. While such studies can be pursuit in a variety of ways, what is unsually missing is systematic treatment of fundamental issues of cultur and ethnicity;

3) Promoting acceptance of ethnic diversity in society

4) Showing that people of differents religions, races,national background and so on are equel worth

5) Fostering full acceptance and equitable treatment of the etnic sub-cultures associated with different religions, race, national background,etc.in one’s own country and in other parts of the world; 6) Helping student to works toward more adequate cultural form, for

themselves and for society

Dari uraian di atas pada hakikatnya pendidikan multikultural adalah pendidikan mengenai keberagaman baik itu budaya dan keragaman individu atau manusia, dengan pendidikan multikultural diharapkan peserta didik akan mampu menghargai perbedaan dan bisa hidup didalam perbedaan.

3. Keterampilan Kewarganegaraan

Keterampilan kewarganegaraan merupakan keterampilan yang harus dimilik sebagai warga negara, menurut pendapat Winataputra (2001, hlm. 317) bahwa:

(28)

52

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indikator dari keterampilan kewarganegaraan adalah intelektual (intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (Participation Skills). Menurut Rahmat

(2010: 34) bahwa:

Civic Skill meliputi keterampilan intelektual (intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (Participation Skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh keterampilan intelektual adalah keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik, misalnya merangcang dialog dengan DPRD. Contoh keterampilan berpartisipasi adalah keterampilan mengunakan hak dan kewajibannya di bidang hukum, misalnya segera melapor kepada polisi atas terjadinya kejahatan yang di ketahui.

Berdasrkan pendapat di atas, Keterampilan Kewarganegaraan (civic skills) merupakan salah satu inti yang membangun tatanan yang koheren dari semua subsistem Pendidikan Kewarganegaraan. Keterampilan Kewarganegaraan (civic skills) sendiri diartikan sebagai perangkat keterampilan intelektual, sosial, dan

personal kewarganegaraan yang seyogyanya dikuasai oleh setiap individu warga negara.

D. Instrumen Penelitian

Dalam setiap penelitian, akan menggunakan instrumen dalam proses pengumpulan data. Begitu pula dengan penelitian kualitatif, Sugiyono (2012 hlm. 306) mengemukakan bahwa:

penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

(29)

53

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penggunaan wawancara sebagai instrumen untuk menggali apa yang tidak nampak dalam pengamatan,karena jika hanya menggunakan pengamatan maka yang terlihat adalah bagian luar saja atau yang tampak saja. Wawancara dapat menggali infomrasi langsung dari pelaku atau yang terlibat dalam situasi dalam populasi (tempat) penelitian itu dilakukan. 2. Penggunaan Observasi dalam penelitian ini, adalah agar peneliti dapat

melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegiatan implementasi pendidikan multikultural untuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan (civic skill) siswa di SMP Yos Sudarso Purwakarta. Dari observasi tersebut peneliti akan memperoleh gambaran umum mengenai hal tersebut. Dengan observasi juga peneliti akan memperoleh gambaran bagai mana situasi sosial di SMP Yos Sudarso Purwakarta.

3. Penggunaan Dokumentasi dalam penelitian ini, adalah untuk melakukan pengamatan terhadap dokumen-dokumen, foto-foto, dan semua data tertulis yang berkaitan dengan implementasi pendidikan multikultural untuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan (civic skill) siswa di SMP Yos Sudarso Purwakarta. Dari dokumentasi tersebut peneliti akan memperoleh berbagai dokumen, baik berupa tulisan dan gambar atau foto yang mendukung penelitian ini.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam kualitatif harus secara mendalam dan bersifat menyeluruhhinggakeakarpermasalahan, sehingga diperoleh data yang akurat dan menyeluruhdari pernyataan yang disampaikan sumber.Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif mengunakan instrumen berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman studi dokumentasi, pedomanstudiliteratursertapedomancatatanlapangan, serta angket.Untuk memperoleh data maka teknik pengumpulannya adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

(30)

54

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang kita buat. Penelitian ini menggunakan wawancara dalam pengumpulan data, karena dengan mawancara dapat memenuhi semua data yang kita inginkan dari nara sumber yang tepat secara akurat dan mendalam, nara sumber dalam proses penelitian ini terdiri atas siswa, guru, dan perwakilan orang tua siswa.

Menurut Sugiyono (2012, hlm 188), berpendapat bahwa:

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpullan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responennya sedikit/kecil.”

Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada pihak sekolah, komite sekolah, guru pendidikan kewarganegaraan, siswa dan orang tua siswa. Wawancara kepada pihak sekolah dilakukan kepada Kepala sekolah untuk menanyakan kebijakan yang berhubungan dengan pendidikan multikultural, kemudian kepada pembina osis untuk menanyakan kegiatan ekstrakulikuler yang dilakukan oleh osis yang berhubungan dengan pendidikan multikultural, berikutnya kepada kominte sekolah untuk menanyakan bagaimana pengawasan komite terhadap kegitan sekolah yang berhubungan dengan pendidikan multikultural, dan terakhir kepada guru untuk mengetahui bagaimana penerakan pendidikan multikultural di lingkungan sekolah dan dalam pembelajaran PKn dalam kelas

Selain kepada pihak sekolah wawancara juga dilakukan kepada orang tua siswa untuk mengetahui latar belakang keluarga siswa tersebut, dan untuk mengetahui proses dan hasil dari implementasi pendidikan multikultural melalui wawancara kepada siswa.

(31)

55

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Observasi

Observasimenurut Sugiyono (2010, hlm.145) merupakanteknikpengumpulan data yang mempunyaicirispesifikberkenaandenganperilakumanusia, proses kerja, gejala-gejalaalam, danresponden yang diamatitidakterlalubesar.

Senada dengan pendapat diatas menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2010, hlm. 196) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi ini dilakukan peneliti untuk mengamati bagaimana implementasi pendidikan multikultural di SMP Yos Sudarso Purwakarta.

Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui observasi adalah peneliti dapat secara langsung mengamati gejala-gejala dan kejadian yang ada dilapangan dengan mencatat segala sesuatu yang dianggap penting dan menunjang terhadap tujuan penelitian. Selain itu peneliti jugaakan mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan nyata mengenai proses imlpementasi pendidikan multikultural untuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan (civic skill) siswa melalui kegiatan-kegiatan rutin sekolah, ekstrakulikuler dan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn)di dalam kelas, dan dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran umum mengenai objek yang akan diteliti.

Jadi observasi dibutuhkan untuk memperoleh data yang faktual mengenai implementasi pendidikan multikultural dalam kegiatan-kegiatan sekolah, ekstrakulikuler dan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) di SMP Yos Sudarso Purwakartadalam mengembangkan keterampilan kearganegaraan (civic skill).Dalam penelitian ini yang diobservasi yaitu:

a. Program atau Kegiatan-kegiatan rutin Sekolah SMP Yos Sudarso Purwakarta

(32)

56

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. KegiatanPembelajarn PKn dan interaksi sosial siswa dalam kelas e. Kegiatan ekstrakulikuler

Observasi dilakukan pada saat kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung, hal ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung bagaimana proses implementasi pendidikan multikultural dalam bebrbagai kegiatan yang terjadi di SMP Yos Sudarso Purwakarta. Penulis sebelumnya mempersiapkan dahulu pedoman observasi, kemudian menceklis dan mendeskripsikan setiap kejadian yang terjadi guna terkumpulnya data untuk tujuan penelitan.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan meneliti dokumen yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti dan diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap data yang diperoleh seperti catatan harian, absen harian dan foto-foto kegiatan.Melalui studi dokumentasi ini diperoleh data tertulis tentang objek yang diteliti secara akurat.

Menurut Arikunto (2006, hlm. 236) menjelaskan bahwa metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Oleh karena itu maka dalam penelitian implementasi pendidikan multikultural untuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan (civic skill) yang berlokasi di SMP Yos Sudarso Purwakarta ini akan mempelajari dokumen-dokumen sebagai berikut:

a. Visi, Misi dan Profil SMP Yos Sudarso Purwakarta b. Buku pedoman untuk orang tua siswa

c. Data rinci siswa dan guru SMP Yos Sudarso Purwakarta d. Peraturan sekolah SMP Yos Sudarso Purwakarta

e. Data Ekstrakulikuler dan Prestasi siswa SMP Yos Sudarso Purwakarta f. RPP yang dikembangkan oleh guru SMP Yos Sudarso Purwakarta

(33)

57

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Studi Literatur

Studi kepustakaan (literature) menurut Danial (2009, hlm.80) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Kemudian menurut Arikunto (2006, hlm. 202) Studi literatur, yaitu pencarian data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrif, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya.

Studi literatur dalam penelitian ini, dilakukan untuk mempelajari jurnal, artikel, buku, hasil peneliti terdahulu, dan dan sumber bacaan lainya yang berhubungan dengan implementasi pendidikan multikultural serta keterampilan kewarganegaraan (civic skill). Alasan studi literatur digunakan dalam penelitian ini adalah agar memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan menunjang pada kenyataan yang berlaku pada penelitian.

Studi literatur yang digunakan oleh peneliti, yaitu:

a. Mengkaji buku-buku mengenai implementasipendidikan multikultural dan pengembangan keterampilan kewarganegaraan (civic skill).

b. Mengkaji jurnal-jurnal, artikel, penelitian sebelumnua (tesis, desertasi, skripsi) yang berkaitan dengan implementasipendidikan multikultural dan pengembangan keterampilan kewarganegaraan (civic skill).

c. Mengkaji buku panduan untuk orang tua siswa SMP Yos Sudarso Purwakarta.

5. Catatan (Field Note)

(34)

58

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

catatanpengamatan tentang segala peristiwa yang terjadi selama penelitian berlangsung, sebelum diubah kedalam catatan yang lebih lengkap. Catatan yang dipakai peneliti adalah catatan-catatan harian yang dibuat selama peneliti melakukan penelitian.

Alasan peneliti menggunakan catatan lapangan dalam penelitin implementasi pendidikan multikultural untuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan (civic skill) di SMP Yos Sudarso ini adalah untuk mendeskripsikan secara tertulis seluruh data yang menunjang dalam penelitian dan merefleksikan di lapangan.

F. Pengolahan dan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberi makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun, mengkatagorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian, menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mendetail. Data yang diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung oleh hasil observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan.

(35)

59

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kulaitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1. Data Reduction (reduksi data)

Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dalam hal ini peniliti akan mengumpulkan data-data baik beruapa hasil wawancara, catatan lapangan, observasi, kemudian merangkum data tersebut dan memilih data-data yang diperlukan untuk penelitian, Dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

2. Data Display (penyajian data)

Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya. Peneliti akan melakukan penyajian data dari hasil reduksi data dengan cara menyusunya sesuai dengan instrumen yang telah dibuat kemudian mencari pola hubungannya. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai denga data hasil penelitian yang diperoleh.

3. Conclusion drawing verification

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti,

(36)

data-60

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data tersebut dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

Demikian prosedur yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini. Dengan melakukan tahapan-tahapn ini diharapkan penelitian yang dilakukan ini dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria suatau penelitian yaitu derajat kepercayaan, maksudnya data yang diperoleh dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan kebenarannya

G. Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data hasil penelitian dilapangandilakukan untuk membuktikan kesesuaian data yang telah diamati penelitian dengan kenyataan yang sesungguhnya terjadi dalam dunia nyata, peneliti mengguanakan pengujian validitas dan realiabilitas penelitian kualitatif. Pengujian tersebut adalah uji credibility (validitas internal). dependability, dan confirmability (obyektivitas).

Sugiyono (2012, hlm. 265-378) Menguraikan masih-masing dari tahap pengujian tersebut dibawah ini:

1. Pengujian Kredibilitas

Pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perpanjangan pengamatan

(37)

61

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.Lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan tergantung pada kedalaman, keluasan, dan kepastian data. Setelah peneliti memperpanjang pengamatan, apakah data akan menambah fokus penelitian, sehingga memerlukan tambahan informasi baru lagi. Data yang pasti adalah data yang valid yang sesuai dengan apa yang terjadi.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan teliti. Peningkatan ketekunan ini akan memdapatkan kepastian data dan urutan peristiwa akan terekam secara sistematis dan pasti. Cara pengujian ini ibarat mencek pengerjaan soal-soal ujian, atau meneliti kembali tulisan dalam makalah yang telah dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Jadi dengan meningkatkan ketekunan ini, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak,dan dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

c. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini, merupakan pengujian denganmengecek atau membandingkan datadarinberbagai hal, sebagaimana yang di paparkan oleh Sugiyono (2012, hlm. 372-374) bahwa:

1) Triangulasi Sumber

(38)

62

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Triangulasi Teknik

Triagulasi teknik merupakan pengujian kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 3) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu merupakan cara pengujian kredibilitas dengan mengulang kembali teknik penelitiandalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan sacara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

d. Menggunakan member check

Member checksebagaimana yang dipaparkan oleh Sugiyono (2010, hlm.

275-376) adalah:

proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberidata. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya.

Apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Member check dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan. Setelah data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk menandatangani, supaya lebih otentik.

2. Pengujian Dependability

(39)

63

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukan oleh peneliti.

3. Pengujian Confirmability

Pengujian confirmability pada umumnya mirip dengan uji dependability, pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji confirmability berbarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka peneliti tersebut telah memnuhi standar confirmability.

H. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian merupakan proses tahapan penelitian dari mulai penentuan masalah/fokus penelitian, penelitian dilapangan, pengolahan data, sampai kepada pembuatan kesimpulan. Tahapan tersebut terbagi dalam dua tahapan umum yaitu:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian ini merupakan tahap dimana peneliti menentukan masalah yang akan diteliti, kemudian peneliti menentukan judul penelitian dari maslah tersebut, setelah itu peneliti menentukan lokasi yang sesuai untuk proses penelitian yang sesuai dengan masalah penelitian. Jika masalah, judul dan lokasi telah ditentukan maka penulis harus menyusun rancangan penelitian dalam bentuk proposal penelitian. Kemudian dalam tahap pra penelitian peneliti akan melkukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Studi pendahuluan, yaitu untuk memperoleh gambaran secara umum tentang masalah yang akan diteliti.

b. Membuat instrument penelitian

(40)

64

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah tahap pra penelitian selesaidansudah mendapatkan surat izin penelitian, maka peneliti mulai melakukan penelitian. Proses penelitian menggunakan wawancara dan observasi, tahapan wawancara addalah sebagai berikut:

a. Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah SMP Yos Sudarso Purwakarta.

b. Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Wakasek Bidang kesiswaanSMP Yos Sudarso Purwakarta.

c. Menghubungi dan melakukan wawancara guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Yos Sudarso Purwakarta.

d. Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Ketua Komite sekolah SMP Yos Sudarso Purwakarta.

e. Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Pembina OSIS SMP Yos Sudarso Purwakarta.

f. Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Siwa sekolah SMP Yos Sudarso Purwakarta.

g. Menghubungi dan melakukan wawancara kepada Orang Tua Siswa sekolah SMP Yos Sudarso Purwakarta.

Selain wawancara peneliti juga melakukan observasi SMP Yos Sudarso Purwakarta. Tahapan observasi dilakukan sebagai berikut:

a. Melakukan observasi terhadap kegiatan dan program sekolah SMP Yos Sudarso Purwakarta, peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan sekolah, baik yang berasal dari program sekolah atau kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler. Selain itu peneliti mengamati proses interaksi sosial di lingkungan sekolah SMP Yos Sudarso Purwakarta.

b. Melakukan observasi dalam kelas pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) di SMP Yos Sudarso Purwakarta.

(41)

65

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(42)

114 Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam Bab IV dapat dirumuskan kesimpulan umum yaitu, implementasi pendidikan multikultural untuk meningkatkan keterampilan kewarganegaraan (civic skill) siswa di SMP Yos Sudarso Purwakarta diimplementasikan melalui integrasi dengan mata pelajaran PKn dan mata pelajaran lain, kegiatan ekstrakurikuler, serta didalam program dan kegiatan sekolah.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian, yakni:

a. Integrasi pendidikan multikultural dalam pembelajaranpendidikan kewarganegaraan (PKn) di SMP Yos Sudarso Purwakarta dilakukan melaluitahap-tahap pembelajaran; pendahuluan, inti, dan penutup. Serta dengan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan positif (normative effect) dengan tujuan untuk ngembangkan civic skill siswa, berupa kemampuan menghargai, menghormati, dan toleransi.

(43)

115

Iim Wahyudin, 2014

Implementasi Pendidikan Multikultural Untuk Mengembankan Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skill). (Studi Deskriptif di SMP YosSudarso Purwakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keagamaan, ekstrakulikuler Pramuka, peringatanhariKartini, Bakti Sosial, penyambutan siswa oleh guru di depankelas, dan Outbond.

c. Kendala-kendala dalam implementasi pendidikan multikultural sebagai berikut:(1)tanggapan dari masyarakat bahwa SMP Yos Sudarso Purwakarta adalah sekolah swasta elite yang mahal (2) kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan non-akademik(3) kurangnya kemampuan guru mengelola kelas.

d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan Implementasi pendidikan multikultural untuk mengembangkan civic skill siswa di SMP Yos Sudarso Purwakarta, sebagai berikut:(1) mempromosikan sekolah dengan mengikuti berbagai perlombaan dan kegiatan sosial (2) merancang kegiatan yang menarik dan kompetitif(3) meningkatkan kemampuan mengajar guru.

B. Saran-saran /Rekomendasi

1. BagiDinasPendidikan Kota Purwakarta

HendaknyaDinasPendidikan Kota Purwakarta melakukan pembinaan kepada SMP Yos Sudarso Purwakartamelaluisajianbest practices sekolah model yang telahberhasildalam implementasi pendidikan multikultutal.

2. Bagi Pihak Sekolah (SMP Yos Sudarso Purwakarta)

a. Sekolah diharapkan mengintensipkankegiatan pelatihan terhadap guru untuk mengembangkan kemampuan implementasi pendidikan multikultural. b. Sekolah hendaknyamembuat panduan tentang implementasi pendidikan

Gambar

Tabel 1: Peta persebarankonflik yang terjadi di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Hukum Adat, pertunangan tidaklah sama dengan perkawinan, tujuannya tidaklah melegalkan hubungan suami istri, melainkan perjanjian awal untuk melakukan perkawinan.

Supervisi keperawatan merupakan suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

VALIDITAS PREDIKTIF SKOR TES MOTIF BERPRESTASI DAN TES KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

Maka pejabat pengadaan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bone Bolango Tahun Anggaran 2013 menyampaikanb. Pengumuman Pemenang pada pakettersebut diatas sebagai berikut

Berdasarkan dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,852 dan nilai t hitung sebesar 16,875 dengan taraf signifikansi hasil

Terdapat hubungan antara keeratan hubungan antara orang tua dan anak dengan masalah perilaku remaja di Kota Sorong, dan faktor yang paling berhubungan dengan masalah

In this study, multiple sources of remote sensing and GIS data are utilized to estimate the spatial distribution of PM2.5 concentration in Shijiazhuang, China, by