• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN LOMPAT JONGKOK PADA PEMBELAJARAN SENAM ALAT MEJA LOMPAT DI SMPN 2 LEMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN LOMPAT JONGKOK PADA PEMBELAJARAN SENAM ALAT MEJA LOMPAT DI SMPN 2 LEMBANG."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN

LOMPAT JONGKOK PADA PEMBELAJARAN SENAM ALAT MEJA

LOMPAT DI SMPN 2 LEMBANG

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII di SMPN 2 Lembang)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Oleh

Iwan Setiawan

1000571

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

IWAN SETIAWAN

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN LOMPAT JONGKOK PADA PEMBELAJARAN SENAM ALAT MEJA

LOMPAT DI SMPN 2 LEMBANG

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Hendi Suhendi P

NIP. 19580302 198511 1 002

Pembimbing II

Arif Wahyudi, S. Pd.

NIP. 19740520 200112 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M. Pd.

(3)

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap

Keterampilan Lompat Jongkok Pada

Pembelajaran Senam Alat Meja

Lompat di SMPN 2 Lembang

Oleh

Iwan Setiawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Iwan Setiawan 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(4)

DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPA TERIMAKASIH ...iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH ...1

B. IDENTIFIKASI MASALAH ...6

C. RUMUSAN MASALAH ...6

D. TUJUAN PENELITIAN ...7

E. MANFAAT PENELITIAN ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA ...8

1. Belajar dan Pembelajaran ...8

a. Pengertian Pendidikan Jasmani...8

b. Pengertian Belajar...9

c. Pengertian Proses Pembelajaran...10

d. Pengertian Mengajar...11

(5)

ix

Iwan Setiawan, 2014

a. Pengertian Senam...12

b. Jenis Senam...13

c. Manfaat Senam...15

d. Karakteristik Gerak Dasar Senam...16

e. Senam Alat... 16

f. Senam Lompat Jongkok...18

g. Meja Lompat...21

3. Pendekatan Bermain...21

a. Makna Bermain Dalam Pendidikan Jasmani ...25

b. Fungsi Bermain Dalam Pendidikan ...26

B. KERANGKA PEMIKIRAN ...27

C. HIPOTESIS...30

BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN ...31

B. POPULASI DAN SAMPEL ...32

1. Populasi...32

2. Sampel...32

C. DEFINISI OPERASIONAL ...33

D. DESAIN PENELITIAN DAN LANGKAH - LANGKAH PENELITIAN ...34

E. INSTRUMEN PENELITIAN ...37

F. PROSEDUR PENELITIAN ...42

(6)

BAB IV HASIL PENELIIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGELOLAHAN DAN ANALISIS DATA ...46

1. Hasil Pengamatan Lompat Jongkok...46

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ...50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN ...53

B. SARAN ...53

(7)

xi

Iwan Setiawan, 2014

DAFTAR TABEL

4.1 Hasil Hitungan Rata-Rata Dan Simpangan Baku ...47

4.2 Hasil Pengujian Normalitas Lillefors ...48

4.3 Hasil Pengujian Homogenitas (Kesamaan Dua Varians)...49

4.4 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Kelompok Eksperimen ...49

4.5 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Kelompok Kontrol ...50

(8)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar layangan ke 1 Awalan lompat jongkok ...17

2.2 Gambar layangan ke 2 ...18

2.3 Gambar pembelajaran lompat jongkok ...18

2.4 Gambar meja lompat...21

3.1 Desain penelitian pretest-Post test control group design ...34

3.2 Langkah-langkah Penelitian ...36

3.3 Gambar layangan ke 1 Awalan lompat jongkok ...41

(9)

xiii

Iwan Setiawan, 2014

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bolatangan.

B. Jadwal Penelitian.

C. Rencana Program Penelitian.

D. Hasil Tes Keterampilan Lompat Jongkok Kelas Eksperimen.

E. Hasil Tes Keterampilan Lompat Jongkok Kelas Kontrol.

F. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen.

G. Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol.

H. Uji Homogenitas.

I. Uji Hipotesis Kesamaan Dua Rata-Rata.

J. Uji Hipotesis Rata-Rata.

K. Distribusi nilai F.

L. Normalitas Liliefos.

M. SK Pembimbing Skripsi.

N. Surat Izin Penelitian.

O. Foto-Foto Penelitian.

P. Daftar Riwayat Hidup.

(10)

ABSTRAK

Iwan Setiawan. Judul: Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Keterampilan Lompat Jongkok Pada Pembelajaran Senam Alat Meja Lompat di SMPN 2 Lembang. Program Studi Pendidkan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. FPOK UPI. Pembimbing I: Drs. Hendi Suhendi P. Pembimbing II: Arif Wahyudi, S.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendekatan bermain dapat memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan lompat jongkok pada pembelajaran senam alat meja lompat di SMPN 2 Lembang. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Desain penelitian Pretest-posttest control group

design. Populasi adalah siswa SMPN 2 Lembang kelas VIII, Sampel sebanyak

40 orang siswa yang diambil melalui teknik pengambilan sampel dengan secara acak (Random Sampling). Instrumen yang digunakan adalah menggunakan tes lompat jongkok. Hasil tes lompat jongkok pengujian data-data tersebut diperoleh angka thitung 2,102 lebih besar dari ttabel 2,024 dengan demikian hipotesis nol (Ho)

ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan bermain memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan lompat jongkok pada pembelajaran senam alat meja lompat di SMPN 2 Lembang.

Kata kunci :Pendekatan Bermain, Keterampilan Lompat Jongkok,

(11)

Iwan Setiawan, 2014

ABSTRACT

Iwan Setiawan. Title : Influence Playing Approach To The Jump Squat Skill To The Learning Gymnastics Jump Tool Table In SMPN 2 Lembang. Health Studies Program of Physical Education and Recreation. FPOK UPI. Supervisor I : Drs. Hendi Suhendi P. Supervisor II : Arif Wahyudi, S.Pd.

Purpose this research is to know what playing approach can give positive influence to the skill of jump squat in gymnastics jump tool table learning at SMPN 2 Lembang. Method that use in this research is experimentaly. Design research Pretest-posttest control group design. Population in this research is students of SMPN 2 Lembang class VIII, Sampel in this research as 40 students who take through determination technique sample (random sampling). Instrument that use in this research apply squat jump test. Result of these squat jump test is examination datas get number thitung 2,102 > ttabel 2,024. so the hypothesis is

rejected. Based on processing result and analize data, conclude that playing approach can influence significantly to the skill of jump squat in gymnastics tool table at SMPN 2 Lembang

keyword : playing approach, skill jump squat.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia, baik sebagai individu maupun kelompok, yang meliputi aspek jasmani, rohani, spiritual, material dan kematangan berpikir. Pendidikan yang berkembang di Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga pendidikan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Lembaga pendidikan tersebut adalah pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah dan pendidikan non formal yang dilaksanakan di luar sekolah. Salah satu jenis pendidikan yang dilakukan dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa sebagai sarana bagi siswa agar dapat mengembangkan potensi diri dan untuk merubah tingkah laku.

Pendidikan jasmani menurut Abduljabar (2008, hlm. 27). adalah “Proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”. Lebih lanjut menurut Mahendra (2008, hlm. 15). menjelaskan bahwa pendidikan

jasamani adalah: “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas

jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Pendidikan jasmani yang merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan juga memiliki tujuan yang ingin dicapai, tujuan pendidikan jasmani tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam bidang olahraga atau hanya bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik, akan tetapi pendidikan jasmani memiliki tujuan yang bersifat menyeluruh (holistik).

Menurut Lutan (2000, hlm. 2-3). menyatakan bahwa tujuan pendidikan jasamani adalah:

(13)

2

Iwan Setiawan, 2014

kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani, (3) memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali, (4) mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan, (5) berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang, (6) menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk aktivitas olahraga

Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka seorang guru pendidikan jasmani harus mengetahui keadaan fasilitas olahraga yang ada di sekolah serta harus mengetahui keadaan dan karakteristik peserta didik, sehingga dapat menentukan metode yang tepat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang dirumuskan guru dalam proses belajar mengajar harus mengacu pada tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebalumnya. Tujuan dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada hakekatnya harus mencakup 3 aspek pendidikan yaitu: aspek kognitif (pengetahuan intelektual), afektif (sikap sosial) dan psikomotor (keterampilan gerak). Ketiga aspek tersebut yang menjadi kajian dalam kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah.

Dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka kurikulum pembelajaran yang diterapkan di sekolah memiliki peranan penting untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Kurikulum merupakan landasan dalam melakukan proses pembelajaran, Beauchamp (1975) dalam Sukmadinata (2008, hlm. 39) menjelaskan bahwa :

Kurikulum sebagai seperangkat pernyataan yang saling terkait, yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, dengan cara menegaskan hubungan diantara unsur-unsurnya, memberikan pegangan bagaimana pengembangan, penggunaan dan evaluasinya.

(14)

3

prinsip-prinsip pengembangannya, Sukmadinata (2008, hlm. 39). menjelaskan bahwa:

Praktek kurikulum dikembangkan dari teori kurikulum dan pengembangan teori kurikulum lebih luas dari praktek kurikulum. Pengembangan teori berkenaan dengan pengembangan konsep, prinsip, kaidah, model, prosedur di dalam profesi pendidikan, sebab teori kurikulum merupakan bagian dari teori pendidikan.

Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan di sekolah, ada berbagai jenis pembelajaran yang diajarkan kepada siswa sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan keterampilan peserta didik. Materi pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dan harus diikuti oleh siswa antara lain adalah permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan diri, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar sekolah dan pendidikan kesehatan.

Senam merupakan salah satu bagian dari Pendidikan jasmani. Menurut Mahendra (2007, hlm. 9). menjelaskan bahwa “Senam merupakan kegiatan fisik yang paling kaya struktur geraknya karena diwakili oleh gerakan-gerakan dasar

yang membangun pola gerak lokomotor sekaligus manipulatif.” Terdapat

(15)

4

Iwan Setiawan, 2014

melayang mendarat dengan ujung kaki mengeper, lengan direntangkan keatas. Pendaratan dilakukan dengan urutan ujung kaki, lalu seluruh kaki, kemudian lutut dibengkokkan dan berakhir sendi panggul dibengkokkan, sebelum berdiri tegak. Pandangan ke depan dan jaga keseimbangan.

Pada pembelajaran senam pada alat meja lompat yang biasa diterapkan selama ini menunjukkan minat serta motivasi siswa masih kurang. Proses pembelajaran merupakan salah satu segi yang perlu diperhatikan karena banyak sekali kegiatan yang terjadi dalam proses pembelajaran, diantaranya penyampaian materi dapat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Penyampaian materi akan mudah dipahami dan dilakukan oleh siswa apabila menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat dan menarik bagi siswa.

Lompat jongkok pada meja lompat sangat sulit dilakukan oleh siswa, karena materi ini banyak ditakuti dan tidak diminati. Untuk mendapatkan hasil terbaik dalam pembelajaran senam lompat jongkok pada meja lompat maka dibutuhkan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu cara untuk meningkatkan pembelajaran senam lompat jongkok pada meja lompat adalah dengan menggunakan metode pendekatan bermain.

Menurut Sukintaka (1992, hlm. 11) mengemukakan bahwa :

Pendekatan bermain. Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani oleh sebab itu permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani. Telah dibahas bahwa pendidikan jasmani adalah meningkatkan kualitas manusia atau membentuk manusia seutuhnya. Yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek pribadi manusia.

(16)

5

jongkok melalui metode pendekatan bermain akan menjadikan siswa lebih berani dan tidak ragu-ragu untuk melakukan lompat jongkok, sehingga dapat melakukan lompat jongkok dengan baik dan mencapai kualitas pembelajaran yang diharapkan peneliti.

Dari hasil pengamatan di lapangan untuk kegiatan senam lompat jongkok pada alat meja lompat tidak banyak diminati oleh para siswa di SMPN 2 Lembang. Hal ini disebabkan karena takut, sulit ketika akan melakukan dan kurangnya perhatian para siswa kelas VIII terhadap pembelajaran senam lompat jongkok pada meja lompat. Berdasarkan pengamatan pada saat proses pembelajaran penjas dalam materi lompat jongkok di kelas VIII juga terlihat banyak siswa yang kurang bisa melakukan lompat jongkok dalam proses pembelajaran. Hal itu dapat dilihat dari aktivitas siswa pada saat ingin melakukan lompat jongkok mungkin siswa merasa kesulitan, takut dan tidak percaya diri ketika saat pembelajaran senam lompat jongkok.. Hal ini dapat diartikan bahwa keterampilan siswa terhadap materi senam lompat jongkok rendah. Selain itu terdapat beberapa siswa terutama siswa putri yang lebih sulit untuk melakukan gerakan senam lompat jongkok, karena ada sebagian siswa merasa malu untuk melakukan lompat jongkok, dan merasa takut akan jatuh atau cedera pada saat melakukan lompat jongkok. Kondisi seperti ini jika dibiarkan pasti akan berdampak lebih buruk bagi siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar selanjutnya, terutama penyerapan materi yang diajarkan akan lebih sulit diserap oleh siswa. Menyadari akan keadaan tersebut maka peneliti mencoba menerapkan pembelajaran lompat jongkok dengan menggunakan modifikasi pembelajaran melalui pendekatan bermain yang di dalamnya terdapat unsur gerakan lompat jongkok.

(17)

6

Iwan Setiawan, 2014

suka untuk melakukan gerakan senam lompat jongkok pada meja lompat dengan menggunakan teknik permainan yang bersifat kreatif dan menyenangkan. Sehingga dapat meningkatkan keterampilan para siswa yang mau bersemangat untuk melaksanakan gerakan senam lompat jongkok pada meja lompat dengan benar namun tidak membosankan. Hal ini mendorong peneliti untuk menggali bagaimana cara tersebut dapat diaplikasikan dan diperoleh hasil yang maksimal sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas maka saya merasa perlu untuk meneliti mengenai masalah yang ingin saya ketahui jawabannya ini. Maka dari itu, saya

ingin mengangkat sebuah masalah dengan judul “Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Keterampilan Lompat Jongkok Pada Pembelajaran Senam alat meja lompat di SMPN 2 Lembang.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang terkait adalah maka dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Siswa merasa kesulitan, dan takut pada saat akan melakukan lompat jongkok pada meja lompat ?

2. Apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan siswa melakukan lompat jongkok pada pembelajaran senam alat meja lompat ?

C. Rumusan Masalah

(18)

7

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang penulis kemukakan di atas, maka permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: “Apakah metode pendekatan bermain berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan lompat jongkok pada pembelajaran senam alat meja lompat di SMPN 2 Lembang ? “.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian dan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut: “Ingin mengetahui apakah pendekatan bermain dapat memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan lompat jongkok pada pembelajaran senam alat meja lompat di SMPN 2 Lembang”.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.

1. Dipandang secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang berarti bagi pembaca supaya bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh pendekatan bermain terhadap keterampilan lompat jongkok pada pembelajaran senam alat meja lompat.

2. Dipandang secara praktis dapat menjadi acuan bagi pembaca supaya bisa dipraktikan tentang pengaruh pendekatan bermain terhadap keterampilan lompat jongkok pada pembelajaran senam alat meja lompat.

(19)

31 membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan data dan analisis data. Metode penelitian yang dijelaskan Sugiyono (2013, hlm. 6) yaitu:

Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Ada beberapa metode yang bisa dipergunakan dalam suatu penelitian, diantaranya historis, deskriptif, eksperimen, berkaitan dengan masalah penelitian ini adalah metode eksperimen. tentang metode eksperimen dijelaskan oleh Arikunto (2007, hlm. 207) sebagai berikut:

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek.

Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

(20)

32

lompat jongkok pada pembelajaran senam alat meja lompat di SMP Negeri 2 Lembang.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Untuk merencanakan suatu masalah penelitian perlu adanya data atau informasi dari objek penelitian yang akan diteliti, dalam mendukung tercapainya suatu tujuan penelitian yang akan dilakukan. Peran populasi dalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi yang akan diteliti berdasarkan permasalahan penelitian. Arikunto (2007, hlm. 130). Menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi adalah “keseluruhan objek

penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2013, hlm. 117). Menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Lembang.

2. Sampel

Mengenai sampel menurut Surakhmad (1998, hlm. 3). Yaitu: “Sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi”. Lebih lanjut lagi Sugiyono (2013, hlm. 118). Menjelaskan bahwa:

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

(21)

33

Iwan Setiawan, 2014

diteliti yang diambil dari populasi, maka syarat utama dari sampel tersebut adalah mewakili dari populasi yang ada.

Maka jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 40 siswa. Teknik pengambilan sampelnya adalah acak atau random sampling Sugiyono

(2013, hlm. 120). Menjelaskan bahwa “Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Jadi dalam penelitian ini

penulis memilih siswa kelas VIII (delapan) untuk membandingkan antara kelas

eksperimen merupakan kelas yang mendapatkan pembelajaran senam lompat

jongkok dengan menggunakan pendekatan bermain sementara kelas kontrol merupakan kelas yang tidak diberikan perlakuan pendekatan bermain.

C. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah Unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah suatu cara untuk memberitahukan atau memperjelas suatu variabel. Adapun definisi operasional variabel penelitian pada penelitian ini adalah :

1. Menurut Sukintaka (1992, hlm. 11). mengemukakan bahwa “Permainan adalah salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani, oleh sebab itu permainan atau bermain mempunyai tugas dan tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani ialah meningkatkan kualitas manusia, atau membentuk manusia indonesia seutuhnya. Yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek pribadi manusia”.

(22)

34

3. Senam alat adalah senam yang berisikan gerakan-gerakan yang dapat dipelajari menggunakan alat-alat. Alat tersebut berupa perkakas yang sukar dipindahkan dan alat-alat ringan yang bisa dipindahkan. Salah satu senam yang menggunakan alat adalah senam artistik. Senam artistik adalah berisi rangkaian gerak yang terangkum dalam suatu buku gerak (code of point) yang dibakukan oleh FIG (Federation International Gymnastic).

4. Lompat jongkok (squat vault) merupakan jenis lompatan tidak terbalik. Gerakan lompat jongkok adalah gerakan melompat melewati rintangan, yang dalam hal ini adalah meja lompat atau peti lompat. Pada waktu badan saat melayang diatas meja lompat kedua tangan direntangkan dan kedua tungkai ditekuk, serta kedua lutut ditarik kedada.

D. Desain Penelitian Dan Langkah-Langkah Penelitian

Design penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pretest-posttest control group design. Yaitu kelompok diberi tes awal untuk mengukur

kondisi awal. Selanjutnya kedua kelompok diberi treatment (perlakuan) yang berbeda antara kelompok eksperimen dengan kelompok control. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai tes akhir. Perbedaan antara hasil

pretest dan posttest diasumsikan merupakan dari treatment atau eksperimen. dari

penjelasan tersebut kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Mekanisme penelitian dari dua kelompok tersebut digambarkan dibawah ini:

Pretest-posttest control group design

R

1:

O

1

X

O

2

R

2 :

O

3

O

4

Gambar 3.1

(23)

35

Iwan Setiawan, 2014 Keterangan :

R

1

:

Kelompok eksperimen dengan menggunakan pendekatan bermain.

R

2

:

Kelompok kontrol dengan tidak menggunakan pendekatan bermain.

O

1

:

Test awal yang dilakukan pada kelompok eksperimen.

O

2

:

Test akhir yang dilakukan pada kelompok eksperimen.

X

:

Perlakuan dengan menggunakan Pendekatan Bermain.

O

3

:

Test awal yang dilakukan pada kelompok kontrol.

O

4

:

Test akhir yang dilakukan pada kelompok kontrol.

Adapun langkah-langkah penelitian yang penulis deskripsikan sebagai berikut:

Setelah masalah penelitian, hipotesis dan instrument penelitian ditetapkan, selanjutnya adalah menetapkan populasi sebagai sumber data. Dalam hal ini tidak semua anggota populasi dijadikan sumber data yaitu hanya menggunakan sebagian wakil dari populasi yang disebut sampel. Setelah sampel penelitian ditetapkan, selanjutnya adalah melaksanakan tes awal untuk mengetahui data awal dari masing-masing kelompok. Kelompok R1 diberikan perlakuan berupa

pembelajaran senam lompat jongkok pada meja lompat dengan menggunakan pendekatan bermain. Sedangkan Kelompok R2 diberikan perlakuan berupa

(24)

36

Secara skematis, langkah-langkah penelitian tersebut tersusun dalam gambar berikut:

Gambar 3.2

Langkah – langkah Penelitian

Populasi Kelas VIII SMP Negeri

(25)

37

Iwan Setiawan, 2014

E. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, diperlukan alat ukur untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian. Sugiyono (2013, hlm. 148). menyebutkan “Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan Instrumen Penelitian.” Menurut Arikunto (2010, hlm. 192). “Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan metode.”

Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengukur data. Dalam pelaksanaan penelitian ini, kelompok treatment diberikan latihan sebanyak tiga kali dalam

seminggu yaitu pada hari senin, rabu dan jum’at selama 4 minggu atau sebanyak

12 kali pertemuan. Adapun rentang waktu yang dibutuhkan untuk melihat hasil eksperimen (pengaruh dari suatu pembelajaran) yaitu 2-3 minggu untuk hasil yang menengah dan 8 – 12 minggu untuk hasil yang maksimal. Dalam hal ini

Hebelinck (1978) dalam Dian Santika (2012, hlm. 55). menjelaskan “The effect of training can be observed after two or tree week are convenient to label the

medium term effect.” Bahwa pengaruh dari latihan dapat diteliti setelah 2 atau 3 minggu cukup untuk menandai syarat pengaruh yang menengah.

Pada dasarnya instrument yang dibuat bertujuan untuk mengetahui kemampuan keterampilan lompat jongkok siswa pada masing-masing kelompok, juga untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran senam alat meja lompat yaitu dengan menggunakan metode pendekatan bermain. Adapun instrument yang digunakan untuk memperoleh data selama penelitian diantaranya: 1. Instrument test

Untuk memeperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini perlu digunakan alat ukur sebagai pengumpul data Arikunto (2007, hlm. 12).

Mengemukakan bahwa “dalam proses pengukuran membutuhkan alat pengukur,

dengan alat ini kita akan mendapatkan yang merupakan hasil pengukuran.”

(26)

38

pada Australian Gymnastic Federation INC yang dikemukakan oleh Schembri (1989, hlm. 16). dalam Nurdiansyah (2012) adalah sebagai berikut:

Rating scale

Score Characteristics

5 Performed with complete assurance and control. Excellent tecnique

and from. Fluid movement.

4 Verygood. Minor errors of from and position. No deviation form text.

Good control.

3 Good. Essential features demonstrated, performence looked safe,

eventhough minor error of form were present.

2 Uncontrolled. Poor form and tehnique. Deviation from the

requirements of the written text.

1 Not recognizable due to poor execution or mission. Unsafe

Terjemahan dari maksud uraian tersebut adalah:

5: Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk gerakan sempurna, gerakan lancar.

4: Sangat baik. Kesalahan kecil dari bentuk dan posisi. Tidak ada lagi pelanggaran dari ketentuan. kontrol baik.

3: Baik. Hal yang pokok tertampilkan. Peragaan terlihat baik, walaupun kesalahan-kesalahan bentuk kecil terlihat.

2 : Tidak terkontrol, bentuk-bentuk teknik jelek. Banyak kesalahan dari ketentuan yang menulis.

1: Tidak dapat dikendalikan karena pelaksanaan salah atau hilang. Tidak baik.

Adapun aplikasi criteria penilaian Australian Gymnastic Federation INC (1989, hlm. 16). terhadap lompat jongkok adalah:

(27)

39

Iwan Setiawan, 2014

4: bila penampilan gerakan benar, yaitu awalan benar, pada saat melayang benar, tetapi pada saat mendarat kaki sedikit melangkahkan.

3: bila penampilan teknik gerakan awal benar, tetapi pada saat melayang kedua kaki dibuka lebar dan kaki sedikit melangkah pada saat mendarat.

2: Bila penampilan teknik gerakan mulai dari awalan, pada saat melayang kedua kaki dibuka lebar, kedua tangan tidak menyentuh bagian atas meja, tangan bengkok, dan pada saat mendarat terlalu banyak langkah.

1: bila dalam melakukan teknik gerakan dan bentuk gerakan mulai dari awalan sampai mendarat dilakukan tidak sempurna.

Tes keterampilan dan penilaiannya

Tesnya adalah siswa melakukan gerakan lompat jongkok adapun unsur-unsur yang di nilanya yaitu :

Kesempurnaan melakukan gerakan (penilaian proses), dari mulai sikap awal, gerakan melompat, dan sikap akhir, dengan bobot skor 1-5.

(28)

40

gerakan lompat jongkok

(Pendaratan)

Jumlah 15

Format penilaian

No Nama siswa Aspek Yang Dinilai Jumlah

Sikap Awal

Layangan ke 1

Gerak Melompat

Layangan ke 2

Sikap Akhir

Pendaratan

1 2 3 4

Rata-rata

Keterangan :

1. Layangan ke 1 : Awalan lari cepat badan condong kedepan, kedua kaki

(29)

41

Iwan Setiawan, 2014

Gambar 3.3 layangan ke 1

(Sumber: http://sinauwerno-werno.blogspot.com/2013/07/lompat-jongkok-squat-vault.html)

2. Layangan ke 2 : Pada saat menyentuh bagian ujung meja, badan

membentuk sudut 30 derajat dengan lutut ditarik kedepan kearah dada, segera tangan menolak sekuat-kuatnya, Ayunkan lengan kedepan atas, badan tegak dan melayang mendarat dengan ujung kaki mengeper, lengan direntangkan keatas.

Gambar 3.4 layangan ke 2

(Sumber: http://sinauwerno-werno.blogspot.com/2013/07/lompat-jongkok-squat-vault.html)

3. Pendaratan : Pendaratan dilakukan dengan urutan ujung kaki, lalu seluruh

(30)

42

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan.

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan seperti menyusun rancangan proposal penelitian, mengkaji teori pendukung, penentuan startegi dan desain penelitian, membuat instrument penelitian, melakukan pengujian instrumen dan melakukan perizinan pelaksanaan penelitian.

2. Tahap pelaksanaan.

Pada tahap ini dilakukan pengajaran pada dua kelompok. Satu kelompok mendapatkan pembelajaran senam lompat jongkok melalui pendekatan bermain dan kelompok yang lain tidak. Dilakukan pengujian tes praktek, yakni pretest dan posttest.

3. Tahap penyusunan laporan.

Pada tahap ini, semua data yang didapat dari pelaksanaan penelitian diolah dan dianalisis dengan strategi yang telah ditentukan sebelumnya dan kemudian diujikan, sehingga diketahui hasil dari penelitiannya.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengetesan, merupakan data yang masih mentah. Agar data tersebut mempunyai arti, maka diperlukan pengolahan dan analisis data secara statistik. Prosedur pengolahan data yang dipergunakan pada umumnya bersumber pada buku statistika dari Bambang Abduljabar 2013. Adapun data-data yang ditempuh untuk pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

:

: Skor rata-rata yang dicari ∑ : Jumlah skor yang di dapat

(31)

43

Iwan Setiawan, 2014 2. Simpangan Baku

Langkah-langkah penghitungan dengan rumus :

S =√∑( )

Keterangan :

S : Simpangan baku yang dicari

∑( ) : Jumlah skor dikurangi rata-rata yang dikuadratkan : Jumlah sampel dikurangi satu

3. Uji Normalitas Data

Data Normalitas digunakan melalui pendekatan uji lilliefors ( LO ). Langkah-langkah pengujian normalitas dengan pendekatan uji liliefors adalah sebagai berikut :

a. Menyusun data hasil pengamaatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar ( Xi ). b. Tentukan rata-rata ( mean ) dan simpangan baku.

1. Nilai Rata-rata ( Mean )

2. Simpangan baku ( S )

S = √∑( )

c. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z skor yaitu :

Z = ̅

(32)

44

e. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

f. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya. g. Apabila harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

h. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji lilifors, maka tentukan nilai L.

i. Bandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria :

- Terima Ho jika Lo < Lα = Normal - Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak Normal

4. Pengujian Homogenitas

Rumus yang digunakan untuk menghitung homoginetas adalah sebagai berikut :

F =

- Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

Tolak hipotesis ( ho ) jika F > Fα, dalam hal lain Ho diterima.

- Batas krittis penolakan dan penerimaan hipotesis : dk pembilang = n-1 = 10-1=9

dk penyebut = n-1 = 10-1=9

Dengan α = 0,05.

5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Dua Pihak

Menguji hipotesis, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

(33)

45

Untuk uji t criteria pengujiannya adalah tolak hipotesis jika t > t1-α. Untuk

harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1+n2-2).

6. Bila data hasil pengujian berdistribusi normal, maka langkah pengujiannya menggunakan uji t dengan rumus:

X1 - X2

Kriteria pengujiannya adalah :diterima hipotesis H, jika t < t 1-α, dimana t1-α di dapat dari daftar distribusi dengan dk _ (n1+n2-2) dan peluang (1-α). Untuk

harga-harga t lainnya di tolak.

(34)

46

(35)

53 Iwan Setiawan, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dikemukan pada Bab IV, tentang pengaruh pendekatan bermain terhadap keterampilan lompat jongkok pada pemebelajaran senam alat meja lompat di SMPN 2 Lembang. Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa “Pendekatan bermain memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil keterampilan lompat jongkok pada pembelajaran senam alat meja lompat di SMPN 2 Lembang.”

B. Saran

1. Untuk meningkatkan kemampuan keterampilan lompat jongkok siswa, seyogianya guru penjas menerapkan pendekatan bermain dalam pembelajaran.

2. Melalui model pendekatan bermain siswa lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Abduljabar, Bambang. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung, FPOK UPI Bandung.

Abduljabar, Bambang dan Darajat, Jajat. (2012). PJKR Aplikasi Statistika dalam

Penjas 2012. FPOK UPI Bandung.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta

. (2010). Prosedur penelitian Suatu penelitian pendekatan

praktis. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Balitbang, Depdiknas. (2012). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Rumpun Pelajaran Pendidikan Jasmani.

Dian Santika. (2012). Pengaruh pembelajaran aktivitas ritmik dengan

menggunakan musik dan tidak menggunakan musik terhadap koordinasi gerakan berirama di SMK Negeri 1 Bandung. Bandung :

FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Hendrayana, Yudy. (2003). Pembelajaran permainan dasar. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional.

Hidayat. (1995). Pembelajaran Senam. Jakarta : Pendidikan Nasional.

Husdarta. (2001). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta.

Lutan, Rusli. (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjas. Depdiknas.

. (2000). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdiknas

. (2000). Pengantar Belajar Keterampilan, Pengantar Teori dan

Metode. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti

Mahendra, Agus. (2007). Senam Artistik Teori Dan Metode Pembelajaran

Senam Untuk Mahasiswa FPOK-UPI.

(37)

55

Iwan Setiawan, 2014

Nurdiansyah. (2012). Upaya Meningkatkan Keterampilan Lompat kangkang

Melalui Pendekatan Bermain pada pembelajaran senam lantai di SMK 3 Bandung. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Schembri, Genen (1989). Gym, Skills. Dingley Vic : The Australian Gymnastic Federation Inc.

Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.

Suherman, Adang. (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam

Pendidikan Jasmani. Bandung : Ikip Bandung Press.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sukintaka, (1992). Teori Bermain. Bandung : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.

Syarifudin dan Muhadi. (2002). Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Udung, Supardi. (2008). Kecabangan olahraga senam. Bandung : FPOK-UPI Bandung.

UPI. (2013). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet :

http://journal.umsida.ac.id/files/GitoV2.1.pdf

Http://sinauwerno-werno.blogspot.com/2013/07/lompat-jongkok-squat-vault.html

Gambar

Langkah Gambar 3.2 – langkah Penelitian
Gambar 3.4 layangan ke 2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

- Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien - Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami.

Pengawas pengelolaan lingkungan hidup adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari BRR NAD-Nias, PDCS/SMEC, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup Kota Langsa, Sub Dinas

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN REAKSI DENGAN HASIL SERANGAN LANGSUNG PADA OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FIORET.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Metode yang digunakan pada penelitian yaitu metode kuantitatif dengan.. disain

Implementasi Perangkat Lunak Courselab 2.4 Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Elektronika Analog.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel suku bunga investasi berpengaruh negatif dengan koefisien regresi sebesar 1.493,27 ceteris paribus, produk domestik

Arikunto Suharsimi, (2000), Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta.. Raja