• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Snow Ball ( PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP N 3 Sr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Snow Ball ( PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP N 3 Sr"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI

PEMBELAJARAN SNOW BALL

( PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP N 3 Sragen )

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Disusun Oleh : DWI LARASATI

A 410 070 104

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

Pendahuluan

Pendidikan mempunyai peranan sangat penting bagi perkembangan dan peningkatan sumber daya manusia di Indonesia. Pendidikan merupakan wadah (kegiatan) sebagai pencetak sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar untuk peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan.

Keberhasilan siswa mencapai prestasi yang baik pada pembelajaran matematika merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar matematika. Belajar matematika bukan hanya sekedar menghafal, bukan pula sekedar mengingat rumus-rumus tanpa mengetahui kapan pemakaiannya, tetapi membutuhkan pengertian, pemahaman terhadap suatu persoalan matematika serta kreatifitas siswa dalam mengkaitkan informasi baru dengan konsep yang telah dimilikinya. Pokok-pokok pemikiran inilah yang harus dikembangkan dalam penyelesaian kegiatan belajar matematika, supaya proses belajar bermakna dapat terjadi dengan baik. Dalam pembelajaran matematika kita harus berusaha agar siswa lebih banyak memahami dan mengikuti pelajaran matematika dengan gembira. Jika pembelajaran dilakukan dengan baik dan menarik maka akan membantu meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran matematika.

Sampai saat ini pembelajaran yang dikembangkan guru matematika adalah metode pembelajaran konvensional yang lebih banyak mengandalkan ceramah. Guru lebih memfokuskan diri dalam upaya pemindahan pengetahuan ke dalam diri siswa tanpa memperhatikan bahwa ketika siswa memasuki kelas, siswa mempunyai bekal kemampuan dan pengetahuan yang tidak sama.

(5)

Hal serupa juga terjadi pada pembelajaram matematika di SMP Negeri 3 Sragen.  Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang dilakukan di ditemukan permasalahan sebagai berikut: 1) Kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran matematika, 2) Rendahnya siswa memperhatikan penjelasan guru, 3) Rendahnya siswa dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan guru.

Namun dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa prestasi belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah. Suatu pendekatan mempunyai peranan penting karena pendekatan dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan cara yang teratur dan terpikir secara sempurna untuk mencapai suatu tujuan pengajaran. Pendekatan ini merupakan peran yang penting untuk menentukan berhasil dan tidaknya pembelajaran yang diinginkan.

Untuk mengatasi permasalahan ini akan dicoba dengan menerapkan pembelajaran aktif tipe snow ball. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan agar motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika meningkat dengan menerapkan model pembelajaran aktif tipe snow ball. Model pembelajaran aktif tipe snow ball ini dipusatkan pada cara siswa menyelesaikan persoalan dengan langkah sistematis yaitu dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan dengan kelompok lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan beberapa jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara berkelompok. Penerapan model pembelajaran aktif tipe snow ball diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar.

(6)

Kajian Teori

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya upaya untuk mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya pengggerak dari dalam dan di dalam subte untuk maealakukan aktivitasa- aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahakan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif itu”, maka motivasi dapat diaratika sebagai daya penggerak untuk menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu , terutama bila kebutuhan untuk menjadi tujuan sangat dirasakan atau mendesak. (Sardiman, 2009:79).

dalam proses belajar mengajar, peranan guru sebagai pengajar mempunyai tanggung jawab yang besar pada proses belajar siswa, terutama dalam memilih prosedur, metode dan teknik pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam memahami perhatian dan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah.

strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara kelompok. Strategi ini akan berjalan dngan baik jika materi yang dipelajari menurut pemikiran yang mendalam atau menurut siswa untuk berpikir analisis bahkan mungkin sintesis. Materi yang bersifat factual, yang jawabannya sudah ada di dalam buku teks mungkin tidak tepat diajarkan dengan strategi ini.

Metode peneliti

(7)

antara kepala sekolah, guru matematika dan peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 3). PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang langkah-langkah yang tepat dalam meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dikelas melalui penerapan strategi pembelajaran Snow Ball.

Menurut Iskandar dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas (2009), PTK setidaknya memiliki karakteristik antara lain: (1) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional, (2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya, (3) penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi, (4) bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional, dan (5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. Prosedur penelitian tindakan kelas difokuskan pada kegiatan pokok yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengawasan (observing), (4) refleksi (reflecting), dan (5) evaluasi. Dengan adanya PTK diharapkan dapat menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

(8)

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1) Metode observasi untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan prosedur yang terstandar, 2) Wawancara digunakan untuk menggali informasi guna memperoleh data terkait dengan aspek-aspek, 3) Metode dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu melalui buku-buku, arsip, yang berhubungan dengan yang akan diteliti, dan 4) Teknik evaluasi digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

Pada penelitian tindakan kelas ini, analisis data dilakukan secara diskriptif kualitatif. Analisis diskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis interaktif. Data yang dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan analisis interaktif terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dilakukan dalam bentuk interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

Menurut M. B. Miles (1992 : 20) proses analisis interaktif dapat tiga jalur kegiatan yang terjadi secara bersama, yaitu:1) Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncu dari catatan tertulis di lapangan.2) Penyajian Data Kegiatan memilah-milahkan/ mengelompok-kelompokkan data sesuai dengan permasalahannya masing-masing yang disusun, diatur diringkas dalam bentuk kategori-kategori sehingga mudah dipahami maknanya, 3) Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap dari kumpulan makna tiap kategori disimpulkan sementara, kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara berdiskusi mitra kolaborasi. Verifikasi adalah sebagai pemikiran kembali yang dilakukan oleh penganalis tentang apa yang ditulis dan juga tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Data-data yang telah diseleksi dapat diambil kesimpulan.

(9)

Penerapan strategi pembelajaran Snow Ball mendapat tanggapan yang positif dari guru matematika, hal ini terbukti dari adanya peningkatan indikator-indikator motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika yang meliputi siswa yang memiliki kesiapan untuk mengikuti pelajaran, siswa yang serius dalam memperhatikan penjelasan guru, dan siswa yang rajin mengerjakan soal latihan, dan prestasi belajar matematika siswa

[image:9.612.138.476.360.559.2]

Hasil penelitiaan tindakan kelas yang dilakukan dapat dituliskan pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1

Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII B SMP N SRAGEN Sebelum dan Sesudah Penelitian

Tindakan Kesiapan Mengikuti pelajararan Memperhatikan penjelasan guru Mengerjakan latihan soal Sebelum

tindakan 10 siswa (31,25 %)

8 siswa (25 %)

8 siswa (25%) Putaran I 15 siswa

(46,87 %)

12 siswa ( 37,50 %)

11 siswa ( 34,37 %) Putaran II 19 siswa

( 59,37 %)

17 siswa ( 53,12 %)

16 siswa ( 50 %) Putaran III 24 siswa

(75 %)

23 siswa (71,87 %)

(10)

Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui strategi pembelajaran Snow ball

Sebelum tindakan Putaran I Putaran II Putaran III

12 siswa (37,50 % )

17 siswa (53,12 %)

22 siswa (68,75 %)

27 siswa ( 84,37%)

Adapun grafik peningkatan prestasi belajar sebagai berikut :  

(11)

dilaksanakan tindakan kelas masih rendah, hal ini dapat diketahui dari jumlah siswa yang benar-benar siap untuk mengikuti pelajaran hanya sebanyak 10 orang, sedangkan siswa yang serius dalam memperhatikan penjelasan guru hanya 8 orang, dan yang memiliki semangat untuk mengerjakan soal latihan adalah 8 orang. Kondisi ini mengharuskan adanya evalusi pembelajaran, dialog yang dilakukan antara peneliti dengan guru mitra menghasilkan kesepakatan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Sebagai solusinya digunakanlah pendekatan snow ball dalam pembelajaran berikutnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan dari pada sebelum diberikan tindakan kelas. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran semula hanya 10 orang meningkat setelah dilaksanakan putaran I menjadi 15 orang, sedangkan perhatian siswa pada penjelasan guru yang semula hanya 8 orang menjadi 12 orang, dan siswa yang mengerjakan latihan soal semula hanya 8 orang menjadi 11 orang. Peningkatan ini pada dasarnya telah menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan telah cukup efektif.

(12)

menjadi 16 orang pada putaran II. Peningkatan menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil cukup tepat, akan tetapi untuk sekolah yang berstandar nasional maka hal ini belum bisa dikatakan maksimal, maka perlu ada penyempurnaan pada proses pembelajarannya. Kesepakatan yang diambil adalah perlu ditingkatkan lagi keramahan guru dalam mengajar, serta ditingkatkannya lagi peran guru dalam memotivasi siswa.

Perbaikan yang disepakati pada putaran III memberikan hasil yang cukup memuaskan, terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada indikator-indikator yang diamati. Pada putaran II siswa yang memiliki kesiapan untuk mengikuti pelajaran adalah 19 orang, meningkata pada putaran III menjadi 24 orang, sedangkan siswa yang memperhatikan penjelasan guru pada putaran II sebanyak 17 orang meningkat pada putaran III menjadi 23 orang, dan siswa yang mengerjakan soal latihan pada putaran II adalah 16 orang, meningkat pada putaran III menjadi 22 orang. Peningkatan pada putaran III ini memperlihatkan bahwa perbaikan proses pembelajaran dari putaran II menunjukkan hasil yang memuaskan.

(13)

kelas putaran I, data menunjukan adanya penigkatan prestasi belajar siswa. Sebelum dilakukan tindakan, siswa yang mendapatkan nilai lebih besar sama dengan 65 adalah 12 orang, meningkat menjadi 17 siswa setelah dilaksakan tindakan kelas putaran I. Peningkatatan tersebut mengindikasikan bahwa tindakan yang diambil sudah tepat, akan tetapi kurang maksimal. Sehingga diperlukan perbaikan pada kualitas pembelajaran.

Tindakan kelas putaran II dilaksanakan setelah mendiskusikan kekuarangan pada putaran I, dan hasilnya sebagai acuan pada tindakan kelas putaran II. Solusi yang disepakati pada putaran II adalah meningkatkan perhatian dan bimbingan serta menciptakan suasana belajar yang lebih terbuka dan demokratis. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perubahan yang cukup signifikan, siswa yang mencapai target sebanyak 22 orang, yang sebelumnya hanya 17 siswa saja. Hasil yang dicapai pada putaran II masih harus ditingkatkan, harapan dari penelitian ini adalah mencapai hasil semaksimal mungkin. Maka utnuk putaran III dilakukan penyempurnan pada proses pembelajaran yang kurang di putaran II. Solusi yang disepakati adalah dengan memotivasi siswa lebih mendalam serta meningkatkan keramahan guru dalam mengajar.

Hasil tes setelah dilakukan tindakan kelas putaran III menunjukkan peningkatan yang memuaskan, pada tindakan sebelumnya jumlah siswa mencapai target adalah 22 orang, setelah dilakukan tindakan kelas putaran III meningkat menjadi 27 siswa. Jumlah yang memuaskan, dari 32 siswa yang nilainya lebih dari sama dengan 65 sebanyak 27 siswa atau 84,37 %.

(14)

putaran I sampai dengan putaran III. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengamati peningkatan motivasi juga mengalami perubahan yang positif, sehingga pada putaran terakhir hasil yang dicapai sangat memuaskan. Solusi-solusi yang diambil dan disepakati telah efektf terapkan proses pembelajaran. Sehingga kondisi motivasi siswa dalam belajar matematika sampai pada putaran III menunjukkan hasil yang maksimal.

Data prestasi belajar siswa menunjukkan tingkatan penguasaan materi pelajaran sudah cukup tinggi. Kenaikan rata-rata prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa pembelajaran melalui snow ball dapat memudahkan siswa memahami materi ajar sehingga mampu meningkatkan rata-rata prestasi belajar siswa.

Kesimpulan

Penerapan strategi pembelajaran Snow Ball dalam pembelajaran matematika dengan materi Persegi dan persegi panjang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilaksanakan selama tiga kali putaran. Selain itu, peningkatan motivasi belajar siswa juga didukung oleh pendapat dari guru kelas yang terlibat dalam penelitian.

(15)

Daftar pustaka

Arikunto, Suharsimi Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bina Aksara.

Miles, Mathew B & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode – metode baru. Jakarta. UI Press

Gambar

Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (1) Instrumen tes diagnostik model teslet dapat dikembangkan untuk mendeteksi kesulitan siswa SMA kelas XI semester

Bernaldo Angga Pribadi, D1513012, Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah di BAPPEDA Sragen, Tugas Akhir, Program Studi Manajemen Admininstrasi, Program

Penelitian ini bertujuan menerangkan pengaruh penambahan hormon testosteron dengan konsentrasi bertingkat pada ayam broiler terhadap persentase kecernaan pakan (kadar

Penelitian kali ini menggunakan algoritme C4.5 yaitu salah satu metode klasifikasi data mining yang juga digunakan untuk mengidentifikasi variatas unggul dari tanaman kunyit

Setelah penulis menjalankan Kuliah Kerja Media di sebuah Instansi, maka penulis harus menyusun Laporan Tugas Akhir yang bertujuan untuk memperoleh gelar Ahli

Penyaluran dana untuk sektor UMKM dari perbankan dapat diklasifikasikan ke jalur bank lending channel karena bank memiliki peran yang penting dalam sistem keuangan,

Preferensi dapat dipengaruhi oleh anggaran yang disediakan konsumen untuk membeli produk rumah tangga merek tupperware dan atribut produk yang ada dalam produk

kuisioner orientasi masa depan di bidang pekerjaan yang dibuat oleh peneliti sendiri dari karakteristik dukungan sosial Weiss dan karakteristik orientasi masa depan yang