PENGARUH PENETAPAN RISIKO KECURANGAN DAN TIPE
KEPRIBADIAN AUDITOR TERHADAP SKEPTISISME
PROFESIONAL AUDITOR
(Studi pada Auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
GHINA LUTHFY NURUTAMI NIM. 1002947
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PROFESIONAL AUDITOR
(Studi pada Auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung)
Oleh
Ghina Luthfy Nurutami
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Ghina Luthfy Nurutami 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENETAPAN RISIKO KECURANGAN DAN TIPE KEPRIBADIAN AUDITOR TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL
AUDITOR
(Studi pada Auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung)
SKRIPSI
Oleh :
Ghina Luthfy Nurutami
NIM. 1002947
i
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 9
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Kegunaan Penelitian ... 10
1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 10
1.4.2. Kegunaan Praktis ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 12
2.1. Kajian Pustaka ... 12
2.1.1. Auditing ... 12
2.1.1.1. Pengertian Auditing ... 12
2.1.1.2. Jenis-jenis Audit ... 13
2.1.2. Auditor ... 14
2.1.2.1. Pengertian Auditor ... 14
2.1.2.2. Jenis-jenis Auditor ... 15
2.1.3. Penetapan Risiko Kecurangan ... 16
2.1.4. Kemampuan Mendeteksi Kecurangan ... 18
2.1.5. Kecurangan dan Jenis Kecurangan ... 19
2.1.6. Tipe Kepribadian... 20
ii
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.6.2. Faktor Penentu Kepribadian ... 21
2.1.6.3. Teori Tipe Kepribadian Jung ... 22
2.1.6.4. Tipe Kepribadian Menurut MBTI (Myers Briggs Type Indicator) ... 24
2.1.7 Skeptisisme Profesional ... 29
2.1.7.1 Pengertian Skeptisisme ... 29
2.1.7.2 Pengertian Profesional ... 30
2.1.7.3 Pengertian Skeptisisme Profesional Auditor ... 30
2.1.8 Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor.... ... 32
2.1.9 Pengaruh Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor.... ... 34
2.2. Penelitian Terdahulu ... 35
2.3. Kerangka Pemikiran ... 36
2.4. Hipotesis ... 40
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 41
3.1. Objek Penelitian ... 41
3.2. Metode Penelitian ... 41
3.2.1. Desain Penelitian... 41
3.2.2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 42
3.2.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45
3.2.3.1. Populasi Penelitian ... 45
3.2.3.2. Sampel Penelitian ... 46
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 47
3.2.4.1. Jenis dan Skala Pengukuran Data ... 47
3.2.5. Teknik Analisis Data ... 49
3.2.5.1. Uji Validitas ... 49
3.2.5.2. Uji Reliabilitas ... 50
3.2.5.3. Uji Asumsi Klasik ... 51
3.2.5.4. Teknik Analisis Regresi Berganda dengan Variable Dummy ... 53
3.2.5.5. Uji Hipotesis ... 54
iii
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.5.2. Uji Hipotesis ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1. Hasil Penelitian ... 57
4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57
4.1.2. Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 68
4.1.3. Data Responden ... 70
4.1.4. Deskripsi dan Data Variabel Penelitian ... 71
4.1.4.1. Pengujian Validitas Instrumen ... 71
4.1.4.2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 74
4.1.4.3. Gambaran Hasil Penelitian ... 75
4.1.4.3.1. Variabel Penetapan Risiko Kecurangan ... 75
4.1.4.3.2. Variabel Tipe Kepribadian Auditor ... 78
4.1.4.3.3. Variabel Skeptisisme Profesional Auditor ... 80
4.1.4.4. Uji Asumsi Klasik ... 82
4.1.4.4.1. Uji Normalitas Data ... 82
4.1.4.4.2. Uji Linearitas... 83
4.1.4.4.3. Uji Heteroskedastisitas ... 84
4.1.4.5. Analisis Regresi Berganda dengan Variabel Dummy ... 85
4.1.4.6. Uji Hipotesis ... 87
4.1.4.6.1. Uji t ... 87
4.1.4.6.2. Uji F ... 88
4.1.4.6.3. Uji Koefisien Determinasi... 90
4.2. Pembahasan ... 90
4.2.1. Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan terhadap Skeptisisme Profesional Auditor.... ... 91
4.2.2. Pengaruh Tipe Kepribadian Auditor terhadap Skeptisisme Profesional Auditor… ... 93
4.2.3. Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor terhadap Skeptisisme Profesional Auditor ... 96
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 98
iv
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2. Saran ... 99 DAFTAR PUSTAKA ... 101 LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kasus yang melibatkan Akuntan Publik di Indonesia ... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 35
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 43
Tabel 3.2 Daftar KAP di Kota Bandung ... 45
Tabel 3.3 Skor Jawaban ... 48
Tabel 3.4 Interpretasi Skor ... 48
Tabel 4.1 Daftar KAP di Kota Bandung ... 59
Tabel 4.2 Daftar Kuesioner yang Disebar dan Diterima ... 61
Tabel 4.3 Demografi Responden ... 70
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Penetapan Risiko Kecurangan ... 72
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Skeptisisme Profesional Auditor ... 73
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 74
Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Penetapan Risiko Kecurangan ... 76
Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Tipe Kepribadian Auditor ... 78
Tabel 4.9 Frekuensi Jawaban Skeptisisme Profesional Auditor ... 80
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas ... 83
Tabel 4.11 Hasil Uji Linearitas ... 84
Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisistas ... 85
Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi ... 86
Tabel 4.14 Hasil Uji t ... 87
Tabel 4.15 Hasil Uji F ... 89
vi
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Studi pada Auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung) Abstrak
Oleh:
Ghina Luthfy Nurutami
Pembimbing: R. Nelly Nur Apandi, SE., M.Si., Ak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional auditor. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional auditor. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif. Populasi pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Kota Bandung, pengambilan sampel menggunakan teknik
convinient/judgement sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang didapat melalui penyebaran kuesioner. Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan pengujian statistik analisis regresi berganda dengan variabel dummy. Berdasarkan perhitungan analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS 20 for windows terhadap kuesioner yang disebar kepada 51 auditor di KAP di Kota Bandung, menghasilkan bahwa penetapan risiko kecurangan berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor sebesar 0,671 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05, sedangkan tipe kepribadian auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor sebesar 0,001 dengan nilai signifikansi 0,984>0,05, dan penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor berpengaruh signifikan secara simultan terhadap skeptisisme profesional auditor sebesar 0,717 atau sebesar 71,7% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE EFFECT OF FRAUD RISK ASSESSMENT AND TYPES OF AUDITORS’ PERSONALITY TOWARD AUDITORS’ PROFESSIONAL SKEPTICISM
(The Study on Auditors in Public Accountant Firms in Bandung)
Abstract
By:
Ghina Luthfy Nurutami
Supervisor: R. Nelly Nur Apandi, SE., M.Si., Ak.
This study is aimed at investigating the effect of fraud risk assessment and types of
auditors’ personality toward auditors’ professional skepticism. The hypothesis of this study is
that fraud risk assessment and types of auditors’ personality give an effect to auditors’
professional skepticism. Associative method is employed in this study. The population of this study is the auditors who work in some public accountant firms in Bandung. The type of sampling method used in this study is convenient/judgment sampling. The data used in this study is primary data which are collected through questionnaire. The data are then analyzed using statistical test namely multiple regression statistical with dummy variable. Based on the multiple regression statistical test with the use of SPSS 20 for windows toward the questionnaire given to 51 auditors in public accountant firms in Bandung, fraud risk assessment gives a significant
effect to auditors’ professional skepticism, as much as 0.671 with the significant value of 0.000<0.05, while the types of auditors’ personality do not give a significant effect to auditors’
professional skepticism since they give an effect as much as 0.001 with the significant value of
0.984>0.05, and fraud risk assessment and types of auditors’ personality simultaneously give a significant effect toward auditors’ professional skepticism as much as 0.717 or 71.7% and the
rest is affected by other factors which are not analyzed in this study.
Keywords: fraud risk assessment, types of auditors’ personality, auditors’ professional
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Meningkatnya persaingan di bidang bisnis, merupakan suatu tantangan yang
harus dihadapi oleh setiap perusahaan di era globalisasi ini. Sehubungan dengan
usaha perbaikan perekonomian di Indonesia, pemerintah telah menggalakkan
suatu prinsip tata kelola good corporate governance (GCG). Salah satu bentuk
penerapan prinsip GCG ini adalah transparasi laporan keuangan.
Dalam penyusunan laporan keuangan setiap perusahaan tidak luput dari
kesalahan ataupun kecurangan yang terjadi disetiap proses penyusunannya.
Tingkat kehandalan laporan keuangan sangatlah penting bagi para pelaku bisnis,
baik untuk kepentingan pihak eksternal maupun pihak internal.
Berdasarkan ketentuan Bapepam dan LK (Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan), laporan keuangan yang disampaikan baik untuk
penawaran umum maupun untuk laporan berkala, wajib diaudit oleh akuntan
publik yang terdaftar di Bapepam dan LK. Kewajiban audit tersebut berlaku bagi
emiten dan perusahaan publik yang merupakan entitas tunggal maupun sebagai
induk perusahaan dari anak perusahaan yang dimilikinya (Buletin Akuntansi Staf
No. 9). Oleh karena itu proses audit sangatlah penting untuk dilakukan. Audit
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
laporan keuangan oleh akuntan publik ini menjadi sebuah kebutuhan yang penting
sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan.
Akuntan publik atau seringkali kita sebut dengan auditor merupakan suatu
profesi yang ada dengan kepercayaan masyarakat sebagai suatu landasan bahwa
akuntan publik itu ada dan dibutuhkan, dengan adanya kepercayaan masyarakat
ini maka seorang akuntan publik harus bertindak independen dan profesional.
Akuntan publik menjadi suatu profesi yang dipercaya oleh masyarakat dalam
suatu pemeriksaan dan diharapkan dapat menggunakan kepercayaan yang
diberikan dengan baik dan mampu bertanggung jawab atas pendapat yang
diberikan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi seorang auditor untuk
memperhatikan sikap profesionalnya, salah satunya ialah sikap skeptis yang
dimiliki oleh auditor.
Di dalam setiap penugasan audit, seorang auditor dituntut untuk
melaksanakan skeptisisme profesionalnya, sehingga auditor dapat menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama dan terhindar dari
kegagalan audit. Didalam SPAP 2011:SA seksi 230, menyatakan skeptisisme
profesional auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran yang selalu
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit.
Dalam pengumpulan bukti-bukti audit, auditor harus mampu menggunakan
skeptisisme professionalnya seperti menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada
klien. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa auditor tidak menganggap bahwa
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi dalam hal ini auditor harus memiliki sikap skeptis yaitu mempercayai klien
namun semua itu perlu dipertanyakan kembali.
Skeptisisme profesional diperlukan oleh seorang auditor untuk menilai
kembali kemungkinan kecurangan material (Maghfirah dan Syahril, 2008).
Dengan sikap skeptisisme yang rendah dari seorang auditor dapat menimbulkan
kegagalan auditor dalam mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh klien,
dimana dari informasi dan bukti-bukti yang auditor dapat dari klien hanya
kekeliruan yang akan auditor temukan, bukan kecurangan. Karena kecurangan
yang dilakukan tidak mungkin klien berikan informasinya, melainkan kecurangan
pasti ditutupi oleh klien. Oleh karena itu diperlukanlah sikap skeptis yang dimiliki
oleh auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. Rendahnya sikap
skeptis yang dimiliki auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit
dapat menurunkan kualitas auditor dalam memberikan opini yang dikeluarkannya.
Hal itu dapat dilihat dengan adanya beberapa kasus yang membuktikan
bahwa auditor kurang memiliki sikap skeptis dan mengabaikan sikap
profesionalnya. Seperti contoh kasus pada perusahaan Satyam yang dipimpin oleh
Ramalinga Raju pada tahun 2009 silam. Berdasarkan DetikFinance, pada kasus
ini dimana tanggal 7 Januari 2009, pimpinan Satyam, Ramalinga Raju secara
tiba-tiba mengumumkan bahwa sekitar 1,04 milyar dolar saldo kas dan bank Satyam
adalah palsu. Di dalam suratnya yang dikirimkan pada jajaran direksi Satyam,
beliau mengakui telah memalsukan nilai pendapatan bunga diterima dimuka,
mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya dan menggelembungkan
4
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terakhir mengaudit Satyam, yaitu Pricewaterhouse Coopers India mengumumkan
bahwa laporan auditnya berpotensi tidak akurat dan tidak reliabel karena
dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen Satyam. Dengan
adanya kasus ini terbukti bahwa pentingnya sikap skeptisisme profesional yang
dimiliki oleh auditor. Kecurangan yang dilakukan oleh pimpinan Satyam tidak
akan terjadi lebih besar apabila auditor menanyakan pertanyaan yang dapat
mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh pimpinan Satyam. Hal tersebut tentu
disebabkan karena auditor tidak melakukan tindakan yang semestinya dalam
menunjukan sikap skeptis pada saat melakukan audit.
Di Indonesia juga terdapat beberapa skandal audit yang dilakukan oleh
auditor yang kurang memperhatikan sikap skeptisisme profesionalnya.
Diantaranya adalah kasus PT. KAI yang terjadi beberapa tahun silam dimana pada
saat itu, hasil auditnya tidak mau ditandatangani oleh dewan komisaris
dikarenakan terdapat kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dan tidak
diketahui serta tidak terdeteksi oleh auditor. Pada KAP diwilayah Bandung juga
terdapat beberapa kasus diantaranya adalah pembekuan izin KAP dan AP Sugiono
Poulus melalui KMK No. 704/KM.1/2008 selama enam bulan karena melakukan
pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA)-SPAP dalam pelaksanaan audit.
Dalam hal ini, penulis menganalogikan bahwa ketika seorang auditor melanggar
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) berarti auditor tersebut telah
melakukan pelanggaran diantara standar umum, pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan, hal tersebut menggambarkan ketidak profesionalan yang dimiliki oleh
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dimiliki auditor, maka KAP dan AP Sugiono Poulus dibekukan selama 6 bulan
karena melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA)-SPAP dan
mengabaikan sikap profesionalnya. Adapun beberapa kasus yang melibatkan
Akuntan Publik yang terjadi di Indonesia sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kasus yang melibatkan Akuntan Publik di Indonesia
Tahun/No KAP KASUS
Melakukan pelanggaran terhadap SPAP yaitu
pembatasan penugasan audit dengan melakukan audit umum laporan keuangan PT Muzatek Jaya & PT Luhur Artha Kencana tahun buku berakhir 31 Desember 2004
Belum sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SA)-Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian PT. Datascrip dan Anak Perusahaan tahun buku 2007, yang dinilai berpotensi
berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan auditor independen
Melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA)-SPAP dalam pelaksanaan audit laporan keuangan PT. Sampaga Raya untuk periode yang berakhir tanggal 30 Juni 2005 dan PT. Hasil Bumi Persada untuk periode yang berakhir tanggal 23 April 2004
Belum sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SA)-Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Samcon tahun buku 2008, yang dinilai berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap Laporan Auditor Independen
Melak ukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA)-SPAP dalam pelaksanaan audit laporan
keuangan PT. Pura Binaka Mandiri tahun buku 2007 yang berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan auditor independen
6
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari beberapa kasus yang melibatkan Akuntan Publik diatas dapat terlihat
dengan jelas betapa pentingnya sikap skeptisisme yang dimiliki auditor. Menurut
Tuanakotta dalam bukunya yang berjudul “Berpikir Kritis dalam Auditing”
(2011:83), berdasarkan teori pembentukan sikap dari Siegel dan Marconi (1989)
menyatakan bahwa sikap dipegaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ialah faktor
psikologikal dan faktor personal. Dalam penelitian ini beberapa faktor yang paling
mempengaruhi sikap skeptis diantaranya adalah penetapan risiko kecurangan dan
tipe kepribadian auditor. Penetapan risiko kecurangan mempengaruhi skeptisisme
profesional auditor sebagai faktor psikologis dimana atasan auditor yang
memberikan penetapan risiko kecurangan akan memberikan motivasi pada auditor
dalam melakukan audit di lapangan, sedangkan tipe kepribadian sebagai faktor
personal yang dimiliki oleh auditor dimana tipe kepribadian ini akan menciptakan
predisposisi pada pengembangan sikap tertentu (Tuanakotta, 2011:83-84).
Penetapan risiko kecurangan merupakan hal penting bagi auditor dalam
melakukan audit. Hal ini dikarenakan dengan penetapan risiko kecurangan yang
dilakukan auditor sebelum melaksanakan audit dilapangan dapat membantu
auditor dalam menemukan kecurangan atau potensi klien untuk melakukan
kecurangan. Penetapan risiko kecurangan merupakan metodologi yang bertujuan
untuk mengidentifikasi risiko-risiko kecurangan yang ada pada suatu organisasi
(Vona Leonard, 2008:40). Dengan diberikannya penetapan risiko kecurangan
dapat memberikan motivasi pada auditor yang bertugas dilapangan untuk lebih
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan SPAP 316, penaksiran risiko kecurangan merupakan tindakan
yang harus dilakukan auditor dalam melakukan audit atas pelaporan keuangan
(general). Penelitian sebelumnya dari Payne dan Ramsay (2005), mengatakan
bahwa skeptisisme profesional dipengaruhi oleh penetapan risiko kecurangan
yang diberikan oleh atasan auditor sebagai pedoman dalam melakukan audit di
lapangan. Seorang auditor yang di berikan penaksiran risiko kecurangan yang
rendah maka dia akan menjadi kurang skeptis dibandingkan dengan auditor yang
menerima penaksiran risiko kecurangan yang tinggi.
Tipe kepribadian merupakan suatu hal yang sering dilupakan oleh
kebanyakan orang, bahwa tipe kepribadian ini sebenarnya mempengaruhi auditor
dalam melakukan audit, karena tidak semua individu cocok atau mampu menjadi
seorang auditor. Hal ini dikarenakan auditor yang selalu dihadapkan pada situasi
dan kondisi yang berbeda-beda ketika melakukan audit dilapangan. Dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit dibutuhkan professional judgement
yang dimiliki oleh auditor untuk memberikan keyakinan yang memadai, orang
yang mampu untuk selalu berusaha melihat sesuatu sebagai sebuah bukti dan
mampu memberikan keyakinan yang memadai itu adalah orang yang memiliki
tipe kepribadian tertentu. Menurut Dashiell, dalam Yusuf dan Juntika (2007)
mengatakan bahwa kepribadian merupakan gambaran total mengenai tingkah laku
individu yang terorganisasi. Kepribadian seseorang terbentuk oleh dua faktor
utama, yaitu (1) faktor keturunan atau faktor genetik adalah merupakan faktor
8
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang berdasarkan dimana
seseorang tumbuh dan dibesarkan.
Dalam penelitian Suzy (2008), menyatakan bahwa tipe kepribadian
seseorang menjadi salah satu faktor yang menentukan sikap yang dimiliki oleh
individu tersebut, termasuk sikap skeptisme yang terdapat pada diri individu
tersebut. Auditor dengan tipe kepribadian NT dan ST berdasarkan teori
Myers-Briggs cenderung lebih memiliki sikap skeptis. Akuntan publik yang memiliki
sikap skeptis yang tinggi biasanya memiliki ciri-ciri kepribadian yang selalu
berpikiran masuk akal dan dalam membuat keputusan berdasarkan pada fakta
yang ada.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis berkesimpulan bahwa
pentingnya penetapan risiko kecurangan sebagai faktor psikologis dan tipe
kepribadian sebagai faktor personal dari auditor dalam mempengaruhi sikap
skeptis profesional seorang auditor. Dalam penelitian ini penulis ingin
mengembangkan penelitian dari penelitian terdahulu dari Suzy (2008), dimana
dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan variabel penetapan risiko
kecurangan dan tipe kepribadian sebagai variabel independen karena menurut
penulis faktor psikologis dan faktor personal merupakan faktor yang paling
mempengaruhi sikap skeptis yang terbentuk dalam diri seorang auditor dan
adanya ketidak konsistenan hasil dari penelitian terdahulu yang mengatakan
bahwa penetapan risiko kecurangan tidak berpengaruh terhadap skeptisisme
profesional auditor, namun penelitian lain mengatakan bahwa penetapan risiko
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penulis memilih KAP
di Bandung sebagai objek penelitian karena memiliki karakteristik dan tingkat
risiko yang dihadapi berbeda dibandingkan KAP di Jakarta. Maka, penulis tertarik
untuk menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh Penetapan Risiko
Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor terhadap Skeptisisme Profesional Auditor”. Penelitian ini dilakukan kepada auditor di Kantor Akuntan
Publik di Kota Bandung.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penetapan risiko kecurangan terhadap skeptisisme
profesional auditor di Kantor Akuntan Publik di kota Bandung?
2. Bagaimana pengaruh tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme
profesional auditor di Kantor Akuntan Publik di kota Bandung?
3. Bagaimana pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian
auditor terhadap skeptisisme profesional auditor?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diutarakan diatas maka maksud dan
tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor terhadap
skeptisisme profesional auditor.
10
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh penetapan risiko
kecurangan terhadap skeptisisme profesional auditor.
2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh tipe kepribadian
auditor terhadap skeptisisme profesional auditor.
3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh penetapan risiko
kecurangan dan tipe kepribadian terhadap skeptisisme profesional
auditor.
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Dari segi keilmuan, hasil dan informasi yang diperoleh dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya
dan pengembangan lebih lanjut khususnya dalam bidang auditing dan akuntansi
keperilakuan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penulis berharap, informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya adalah:
1. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis
dalam menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam
bidang ilmu pengetahuan khususnya mengenai penetapan risiko
kecurangan, tipe kepribadian auditor dan skeptisisme profesional
auditor.
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran mengenai
penetapan risiko kecurangan, tipe kepribadian auditor dan
12
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Bagi pihak lain
Hasil penilaian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
maupun bahan kajian bagi penelitian selanjutnya khususnya
mengenai penetapan risiko kecurangan, tipe kepribadian auditor
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu OBYEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek
penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi
suatu konsep atau variabel. Obyek penelitian ditemukan melekat pada subyek
penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 118). Obyek penelitian merupakan sasaran
dengan tujuan dan kegunaan untuk mendapatkan data tertentu.
Adapun obyek penelitian dalam penelitian ini adalah penetapan risiko
kecurangan, tipe kepribadian auditor dan skeptisisme profesional auditor.
Penelitian ini dilakukan pada kantor akuntan publik di kota Bandung. Responden
dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP)
yang berada di kota Bandung.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Penulis menggunakan metode penelitian asosiatif dalam melakukan
penelitian ini. Menurut Sugiyono (2013:55) menjelaskan bahwa penelitian
asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambaran mengenai pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian
auditor terhadap skeptisisme profesional auditor.
Pendekatan yang digunakan dalam mengangkat data yang menjadi fokus
dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode survey yang bertujuan untuk
mendapatkan data primer dengan cara mengambil sampel dari populasi yang
tersedia. Data primer ini diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
telah disusun dengan instrumen berupa kuesioner yang disebar pada kantor
akuntan publik di Kota Bandung dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi
dari auditor yang bekerja di KAP sebagai responden pada penelitian ini.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variabel dengan variabel lainnya. Tanpa opersionalisasi
variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran
hubungan antar variabel yang masih bersifat konseptual. Menurut Sugiyono
(2013:59) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Di dalam penelitian ini variabel-variabel yang terkait harus memiliki
hubungan dengan topik yang dibahas. Oleh karena itu, operasionalisasi variabel
sangat diperlukan dalam penelitian ini agar di dapat hipotesis dan kesimpulan
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
auditor terhadap skeptisisme profesional auditor. Berikut penjelasan mengenai
44
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a) Variabel Independen (X)
Menurut Sugiyono (2013:59) mendefinisikan variabel independen sebagai
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun variabel independen (variabel X)
pada penelitian ini yaitu Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian
Auditor.
b) Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:59). Adapun
variabel dependen (Variabel Y) pada penelitian ini yaitu Skeptisisme Profesional
Auditor.
Operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Nomor
Item
Skala
Penetapan Risiko Kecurangan (X1)
Penetapan risiko kecurangan adalah suatu bentuk cara yang yang dilakukan oleh auditor untuk menilai dan memperoleh bukti audit yang memadai dan nantinya digunakan sebagai acuan untuk mengetahui bagian-bagian apa saja yang memiliki tingkat risiko kecurangan yang tinggi
Arens (2008:437)
1. Komunikasi di antara tim audit
2. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen
3. Faktor-faktor risiko
4. Prosedur analitis
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tipe Kepribadian Auditor (X2) bagaimana ia membuat keputusan. Tipe kepribadian dengan kombinasi ST dan NT cenderung lebih memiliki sikap skeptis dibanding dengan tipe kombinasi lainnya.
Tuanakotta (2011:98)
1. Extroversion - Introversion
2. Sensing – Intuiting
3. Thinking – Feeling
4. Judging - Perceiving
Nominal
Skeptisisme Profesional Auditor
(Y)
Skeptisme adalah sifat yang ada dalam diri individu auditor, sama dengan sikap keperilakuan lainnya seperti rasa ingin tahu, kehati-hatian, dan extrovert.
3. Pencarian pengetahuan (Search for knowledge)
4.Pemahaman interpersonal (Interpersonal understanding)
5. Percaya Diri (Self confidence)
6. Penentuan sendiri (Self
46
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:115).
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.
Tabel 3.2 Daftar KAP di Kota Bandung
No. Nama
1 KAP. AF. RACHMAN & SOETJIPTO WS. 2 KAP. DRS. ATANG DJAELANI
3 KAP. DRS. BAMBANG BUDI TRESNO 4 KAP. DRS. DADI MUCHIDIN
5 KAP. DJOEMARMA, WAHYUDIN & REKAN
6 KAP. DRS. GUNAWAN SUDRADJAT
7 KAP. DR. H.E.R. SUHARDJADINATA & REKAN 8 KAP. DRS. JAJAT MARJAT
9 KAP. DRS. JOSEPH MUNTHE, MS. Ak. 10 KAP. KAREL, WIDYARTA
11 KAP. KOESBANDIJAH, BEDDY SAMSI & SETIASIH 12 KAP. DRS. LA MIDJAN & REKAN
13 KAP. DR. MOH. MANSUR SE. MM, Ak 14 KAP. PEDDY HF. DASUKI
15 KAP. RISMAN & ARIFIN 16 KAP. ROEBIANDINI &REKAN 17 KAP. DRS. RONALD HARYANTO 18 KAP. SABAR, CPA
19 KAP. SANUSI, SUPARDI & SOEGIHARTO 20 KAP. SUGIONO POULUS. SE., Ak., MBA
21 KAP. PROF. DR. H. TB HASANUDDIN, MSc &REKAN 22 KAP. DRA. YATI RUHIYATI
23 KAP. ABUBAKAR USMAN & REKAN (CAB)
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 26 KAP. HELIANTONO & REKAN (CAB)
27 KAP. JOJO SUNARJO, RUCHIAT & ARIFIN (CAB) 28 KAP. MOCH. ZAINUDDIN & SUKMADI (CAB) 29 KAP. WISNU B. SOEWITO & REKAN (CAB)
Sumber: PPAJP per 2013
3.2.3.2 Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah
junior dan senior auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di kota Bandung.
Adapun jenis sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
convinient/judgement sampling. Convinient/judgement sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan kemauan peneliti tidak ditentukan ataupun diacak tetapi
menentukan sampel secara tidak sengaja (Sugiyono, 2013:122). Sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah junior dan senior auditor yang bekerja pada
Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung dengan justifikasi bahwa senior auditor
memiliki pengalaman yang lebih dalam melakukan audit sehingga mampu untuk
membuat suatu assessment dan junior auditor dipilih sebagai responden dalam
penelitian ini untuk mengetahui sebenarnya tipe kepribadian yang dimiliki junior
auditor itu cocok atau tidak untuk menjadi seorang auditor yang sikap skeptisnya
48
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
3.2.4.1 Jenis dan Skala Pengukuran Data
Untuk mendukung penelitian ini dan memperoleh data yang dibutuhkan,
maka jenis data yang dikumpulan dalam penelitian ini terdiri dari jenis data
primer. Data primer yang didapat dengan teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner yang dibuat
oleh peneliti dan disebarkan langsung kepada auditor di Kantor Akuntan Publik di
kota Bandung.
Kuesioner ini diperoleh dari beberapa sumber referensi, yang kemudian
dimodifikasi dalam bentuk pertanyaan/pernyataan. Pertanyaan/pernyataan
berkaitan dengan data demografi responden serta tanggapan atau opini terhadap
skeptisisme profesional auditor, penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian
auditor. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
skala numerik (numerical scale). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil
pengisian kuesioner oleh responden adalah menggunakan skala numerik dan
dummy. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala numerik memiliki
gradasi yang dapat berupa kata-kata. Adapun bobot penilaian kuisioner sebagai
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Skor Jawaban
Jawaban Nilai
Selalu 5
Sering 4
Kadang-kadang 3
Hampir tidak pernah 2
Tidak pernah 1
Sumber: data diolah
Menurut Sugiyono (2013:141) kriteria interpretasi skor berdasarkan
jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikut, “skor maksimum setiap
kuesioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar antara 20% sampai
100%, maka jarak antara skor yang berdekatan adalah 16%. ((100%-20%)/5).”
Sehingga dapat diperoleh kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Skor
Hasil Kategori
20%-35,99% Tidak Baik / Tidak Efektif
36%-51,99% Kurang Baik/Efektif
52%-67,99% Cukup Baik/Efektif
68%-83,99% Baik/Efektif
84%-100% Sangat Baik/Sangat Efektif
50
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Interpretasi skor ini diperoleh dengan cara membandingkan skor item yang
diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor tertinggi jawaban
kemudian dikalikan 100%.
Skor item diperoleh dari hasil perkalian antara nilai skala pertanyaan
dengan jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut. Sementara skor
tertinggi diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan
dengan jumlah responden secara keseluruhan.
3.2.5 Teknik Analisis Data
3.2.5.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu konsep yang seharusnya
diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada kuesioner
tersebut.
Pengujian validitas dengan menggunakan teknik korelasi. Analisis korelasi
pearson product moment digunakan untuk menentukan bagaimana kuatnya
hubungan suatu variabel dengan variabel lain yang dalam penelitian ini adalah
hubungan antara Penetapan risiko kecurangan (X1) dan Tipe kepribadian auditor
(X2) terhadap Skeptisisme profesional auditor (Y). Adapun rumus pearson
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Kriteria keputusan:
rh> rtmaka instrumen tersebut valid
rh<rt maka instrumen tersebut tidak valid
Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap
butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi
yang dihasilkan, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari
sama dengan 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki
validitas konstruksi yang baik. (Sugiyono, 2013: 178).
3.2.5.2 Uji Reliabilitas
Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat ukur yang sama. Mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013). Reliabilitas instrumen diperlukan
untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal
tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode cronbach
52
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Rumus:
[ ∑ ]
Keterangan
∑
Kriteria keputusan:
rh> rt maka instrumen tersebut reliabel
rh<rt maka instrumen tersebut tidak reliabel
3.2.5.3 Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji normalitas, linearitas, multikolonieritas dan heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel independen dan
variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati
normal. Jika datanya tidak berdistribusi normal maka analisis non-parametrik
yang digunakan, jika datanya berdistribusi normal maka analisis parametrik yang
dapat digunakan. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan
titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik
data searah mengikuti garis diagonal (Sugiyono, 2013).
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov. Konsep
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku.
Penerapan pada uji kolmogorov smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah
0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan
data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.
b. Uji Linearitas
Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan
sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS
dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikan 0,05. Dua
variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity)
lebih dari 0,05.
c. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat
dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2013). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas (multiko).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Deteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi
dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi
bebas dari multikolinearitas jika nilai VIF<10 dan nilai tolerance >0,10 (Ghozali,
54
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2013). Deteksi ada atau
tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu yang
teratur, seperti bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Analisis dengan grafik plots
memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan
mempengaruhi hasil ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih
dapat menjamin keakuratan hasil. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan
untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Salah satunya dengan
menggunakan uji Gletser. Dasar pengambilan keputusan:
Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas
Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas
3.2.5.4 Teknik Analisis Regresi Berganda dengan Variabel Dummy
Dummy variabel merupakan sebuah variabel nominal yang digunakan di
dalam regresi berganda dan diberi kode 0 dan 1. Nilai 0 biasanya menunjukan
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang mendapat perlakuan. Dalam penelitian ini digunakan regresi berganda
dengan variabel dummy dengan rumus sebagai berikut:
3.2.5.5 Uji Hipotesis
3.2.5.5.1 Hipotesis Statistik
Ho1: = 0 : Penetapan risiko kecurangan (X1) tidak ada pengaruh terhadap
skeptisisme profesional auditor (Y).
H11: ≠ 0: Penetapan risiko kecurangan (X1) ada pengaruh terhadap skeptisisme
profesional auditor (Y).
Ho2: =0 : Tipe kepribadian auditor (X2) tidak ada pengaruh terhadap
skeptisisme profesional auditor (Y)
H12: ≠ 0 : Tipe kepribadian auditor (X2) ada pengaruh terhadap skeptisisme
profesional auditor (Y)
Ho: =0 : Penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian (X1,X2) tidak ada
pengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor (Y)
H1: ≠ 0 : Penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian (X1,X2) ada
56
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.5.5.2 Uji Hipotesis
1. Uji t
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual, untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh
signifikan dari variabel masing -masing independen terhadap variabel dependen,
maka nilai signifikannya dibandingkan dengan derajat kepercayaannya.
Menurut Sugiyono (2013:250) rumusnya adalah:
√
Keterangan:
t = nilai t hitung
r = Koefisien korelasi Pearson Product Moment
n = Banyaknya responden
Kriteria keputusan:
Jika thitung <t tabel ; maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada
pengaruh signifikan)
Jika thitung > t tabel ; maka Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh
signifkan)
2. Uji F
Uji statistik F dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda
dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2013):
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
R = koefisen korelasi ganda
k = jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel
Kriteria keputusan:
Jika Fhitung < Ftabel ; maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada
pengaruh signifikan)
Jika Fhitung > Ftabel ; maka Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh
signifikan)
3. Analisis Koefisien Determinan
Untuk mengetahui besar atau kecilnya persentase pengaruh variabel bebas
(X) terhadap variabel dependen (Y) dipergunakan koefisien determinan dengan
rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinan
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada auditor senior dan junior
yang bekerja pada KAP di Kota Bandung dan pembahasan mengenai penetapan
risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional
auditor pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini
menunjukan hasil sebagai berikut:
1. Penetapan risiko kecurangan berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme
profesional auditor. Hal tersebut membuktikan bahwa ketika penetapan
risiko kecurangan dilakukan dalam setiap pelaksanaan audit di lapangan
maka dapat berpengaruh terhadap sikap skeptisisme yang dimiliki oleh
auditor.
2. Tipe kepribadian auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
skeptisisme profesional auditor. Hal ini disebabkan bahwa ternyata tipe
kepribadian ST (Sensing; Thinking) dan NT (Intuition; Thinking) maupun
SF (Sensing; Feeling) dan NF (Intuition; Feeling) memiliki sikap yang
skeptis dalam melakukan audit di lapangan. Hal tersebut dikarenakan
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
audit yang mana seorang auditor itu bekerja berdasarkan prosedur audit
yang ada, sehingga baik auditor tersebut memiliki tipe kepribadian ST
(Sensing; Thinking) dan NT (Intuition; Thinking) maupun SF (Sensing;
Feeling) dan NF (Intuition; Feeling) akan tetap memiliki sikap skeptis
dalam melakukan audit di lapangan.
3. Penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap skeptisisme profesional auditor.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Auditor, berdasarkan gambaran variabel yang telah dibahas pada bab
4 sebaiknya auditor lebih memperhatikan faktor-faktor risiko yang dimiliki
klien agar lebih tepat dalam menetapkan risiko kecurangan dalam setiap
penugasan audit. Selain itu, untuk meningkatkan kinerja auditor dalam
menggunakan sikap skeptisisme profesionalnya diperlukan peningkatan
terkait pemahaman interpersonal dengan tujuan membantu auditor agar
lebih mampu dalam memahami bagaimana seseorang berperilaku dan
alasan dari seseorang berperilaku.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk dapat mengembangkan
penelitian yang telah dilakukan ini, yaitu dengan menambahkan
100
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diyakini memiliki pengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor
seperti variabel prosedur audit yang berbasis ISA (International Standards
on Auditing), pendeteksian kecurangan atau beban kerja. Dengan adanya
keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dalam penelitian ini, ada baiknya
bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan lebih banyak responden dengan
pengalaman yang dimiliki lebih dari dua tahun dimana auditor yang
menjadi responden itu mampu untuk memberikan partisipasi yang dapat
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agoes S., (2008). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Arens, A. Alvin, Randal J. Elder & Mark S. Beasley., (2008). Auditing dan Jasa Assurance pendekatan terintegrasi, Buku Satu, Edisi Indonesia, Alih Bahasa: Herman Wibowo, Jakarta: Salemba Empat.
Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto. (2008). Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. Jurnal.
Hafifah Nasution dan Fitriany. (2012). Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit dan Tipe Kepribadian Terhadap Skeptisme Profesional dan Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat. Jakarta.
Imam Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Khalida Sofia. (2011). Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Auditor. Publikasi Jurusan Pendidikan FPEB Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Luluk Masruroh. (2010). Makalah Logika Saintifik Skeptisisme. Institut Agama Islam Sunan Ampel Fakultas Dakwah Prodi Psikologi, Surabaya.
Maghfirah dan Syahril, (2008). Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Mulyadi. (2009). Auditing. Cetakan ke-6. Jakarta: Salemba Empat.
Payne, Elizabeth A. and Ramsay, Robert J. (2005). “Fraud Risk Assessment and
Auditors’ Professional Skepticsm.” Managerial Auditing Journal 20 no. 3:321-330.
Rosihan Yunsri Galaxy. (2013). Fraud Risk Assessment terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Implikasinya Terhadap Prosedur Audit yang Efektif Berbasis Risiko. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Ghina Luthfy Nurutami, 2014
Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. (2011). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Suzy Noviyanti. (2008). Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.5, No.1, 102-125.
Tuanakotta, Theodorus M., (2011). Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Vona Leonard W. (2008). Fraud Risk Assessment: Building A Fraud Audit Program. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc'
Yunieta Anisma dkk., (2011). Faktor yang Mempengaruhi Sikap Skeptisme Profesional Seorang Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera.
Pekbis Jurnal, Vol.3, No.2:490-497.
Yusuf SLN dan Juntika N. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda. www.bapepam.go.id
www.finance.detik.com