EVALUASI KINERJA
RUANG WORKSHOP KAYU DAN PLAMBING
SMKN 5 BANDUNG MENGGUNAKAN METODE
PERFORMANCE METRIC
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Teknik Arsitektur
Oleh :
BRILIANTY WIJAYA
1005404
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSTAS PENDIDIKAN INDONESIA
BRILIANTY WIJAYA
EVALUASI KINERJA RUANG WORKSHOP KAYU DAN PLAMBING
SMKN 5 BANDUNG MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE METRIC
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dra. Rr. Tjahyani Busono, M.T.
NIP. 1962 12 31 1988 03 20 05
Pembimbing II,
Fauzi Rahmanullah, S.Pd., M.T. NIP. 1976 12 07 2005 01 10 10
Mengetahui,
Ketua
Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur
FPTK UPI
Dra. Rr. Tjahyani Busono, M.T.
EVALUASI KINERJA RUANG WORKSHOP KAYU DAN PLAMBING
SMKN 5 BANDUNG MENGGUNAKAN METODE
PERFORMANCE METRIC
Oleh
Brilianty Wijaya
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
©Brilianty Wijaya 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
SMK Negeri 5 Bandung merupakan salah satu SMK di Bandung yang
menyelenggarakan lima program keahlian. Dari kelima program keahlian ini
diharapkan menghasilkan lulusan yang siap bekerja, dalam artian tenaga
profesional yang dapat langsung diserap Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Guna mempersiapkan lulusan tenaga profesional yang siap kerja, peserta
didik harus dipersiapkan sesuai bidang keahliannya yang ditunjang dengan
fasilitas memadai. Salah satu fasilitas yang menunjang pembelajaran adalah ruang
workshop yang digunakan oleh tiga program keahlian (program keahlian Teknik
Konstruksi Batu & Beton, Teknik Gambar Bangunan, dan Teknik Survey &
Pemetaan) di SMKN 5 Bandung ini. Ruang workshop ini yang dapat mewadahi
kegiatan pembelajaran praktik siswa. Pada ruang workshop ini penggunaannya
terbagi menjadi ruang praktik kayu dasar dan ruang praktik plambing dasar.
Pada saat ini kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013, dimana
lebih sedikit melaksanakan pembelajaran praktik. Dalam hal ini peralatan dan
mesin praktik kayu dan ruang praktik plambing dalam keadaan tidak digunakan.
Ruang workshop saat ini hanya digunakan oleh program keahlian teknik
konstruksi batu & beton, yakni melaksanakan perakitan besi di dalam ruang
workshop menggunakan ruang praktik kayu. Sedangkan ruang praktik plambing
sedang tidak digunakan dan luas area kerja yang tidak sebanding jika
pembelajaran dilaksanakan untuk satu kelas. Disamping itu, untuk sementara
ruang workshop ini digunakan sebagai gudang penyimpanan bahan-bahan praktek
maupun bahan bangunan untuk pembangunan bangunan sekolah lainnya sehingga
kurang tertata.
Berdasarkan hal di atas, ruang workshop di SMKN 5 Bandung ini tidak
sesuai dengan fungsinya. Ketidak sesuaian ruang workshop dengan fungsinya ini
menunjukkan adanya masalah sehingga perlu ada perubahan. Kemudian masalah
2
pencahayaan alami yang kurang pada saat pembelajaran berlangsung dan adanya
pembangunan di samping bangunan yang mempengaruhi kebisingan dalam
ruangan.
Guna mengetahui sudah sesuai standar atau belumnya ruang workshop ini,
perlu adanya kegiatan evaluasi untuk meninjau kinerja bangunan. Dalam hal ini
ruang workshop merupakan salah satu wadah untuk menampung kegiatan belajar
mengajar siswa, memiliki kontribusi dan peranan yang besar pada pemahaman
materi yang diajarkan pada siswa. Dengan demikian agar proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung dengan kondusif dan nyaman maka harus sesuai dengan
standar peraturan pemerintah.
Dalam meninjau kinerja suatu bangunan, perlu diketahui syarat yang harus
dipenuhi pada sebuah bangunan. Syarat yang harus terpenuhi dalam sebuah ruang
workshop ini mencakup dari hal-hal yang paling dasar. Yakni berupa kenyamanan
termal maupun mobilitas dan penataan perabot, faktor penunjang tersebut
diantaranya adalah faktor proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengevaluasi terhadap
bangunan SMK, khususnya ruang workshop di SMKN 5 Bandung ditinjau dari
aspek proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik yang berlokasi di Jl.
Bojongkoneng No. 37 A, Cikutra, Bandung, Jawa Barat merupakan objek
penelitian untuk mengetahui seberapa besar tingkat kelayakan ruang workshop
untuk proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi
beberapa masalah yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Identifikasi masalah
yang dikemukakan antara lain sebagai berikut:
1. Ruang workshop yang kurang tertata dan jumlah siswa yang tidak sebanding
dengan luas area kerja.
2. Intensitas pencahayaan alami yang terlalu redup dalam ruang workshop.
3. Pembangunan di dekat gedung workshop yang mempengaruhi kebisingan di
3
C.Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Agar memudahkan penelitian ini, maka penulis membatasi masalah.
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Penelitian dilakukan pada bangunan di SMKN 5 Bandung.
b. Penelitian melingkupi ruang workshop kayu dan plambing.
c. Penelitian dibatasi hanya pada proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik
d. Penelitian ini dilakukan dengan metode performance metric pada tahapan
bangunan pasca huni.
2. Perumusan Masalah
Guna memperjelas arah penelitian, masalah yang ada perlu dirumuskan.
Dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kondisi eksisting ruang workshop kayu dan plambing SMKN 5
Bandung?
b. Bagaimana gambaran hasil evaluasi kinerja ruang workshop kayu dan
plambing SMKN 5 Bandung ditinjau dari aspek proporsi ruang, pencahayaan,
dan akustik menggunakan metode performance metric?
D.Penjelasan Istilah dalam Judul
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja ruang workshop
kayu dan plambing yang ada di SMKN 5 Bandung. Untuk menghindari perbedaan
pemahaman dalam menafsirkan permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis
perlu menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
1. Evaluasi
a. “Evaluasi adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu
kebijakan secara cermat dengan mengetahui efektivitas masing-masing
4
b. “Evaluasi merupakan proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan
yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan
atas obyek yang dievaluasi” ( Djaali dan Pudji , 2008 : 1).
c. “Evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu
(ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek,dan
lain-lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian” (Ahmad : 2007).
2. Kinerja Bangunan
a. Kinerja bangunan merupakan usaha untuk mengurangi pemakaian energi di
dalam bangunan, untuk mencapai biaya bangunan yang rendah, untuk
meningkatkan kenyamanan dan kesehatan pemakai bangunan, dan
meningkatkan kualitas hidup. (Harpurtlugil dan Hensen:2005)
b. Evaluasi kinerja bangunan adalah proses sistematis pembandingan kinerja
bangunan aktual, tempat dan sistem untuk mendokumentasi kriteria dengan
eksplisit untuk kinerja yang mereka harapkan. (Wolfgang & Jacqueline: 2005)
3. Workshop/Bengkel.
Workshop adalah pelatihan kerja, yang meliputi teori dan praktek dalam
satu kegiatan terintegrasi. Definisi lain dari workshop adalah wadah atau tempat
penampungan untuk memodifikasi data dan alat-alat. Dimaknai dari kata dasarnya
workshop sendiri adalah tempat kerja bisa juga disebut bengkel, dimana intinya
workshop adalah tempat tenaga kerja (mekanik, montir dll) melakukan kegiatan
teknis dengan didukung alat-alat kerja. (Z, Faizal : 2010).
4. Metode Performance Metric
Performance metric merupakan metodologi yang digunakan untuk
mencari indikator kinerja bangunan dengan pendekatan kuantitatif dari objek
kinerja berdasarkan kriteria kinerja didalam suatu sistem yang dinamis, dengan
format yang distrukturkan (Hitchock: 2003).
Indikator kinerja menurut Hitchock dapat digunakan lebih jelas dan lebih
kuantitatif untuk mendefenisikan objek kinerja dari bangunan. Dokumentasi dan
komunikasi data kinerja merupakan sesuatu yang bernilai di dalam metodologi
5
mencakup: tahap perencanaan, tahap desain dan konstruksi, masa pemakaian
(occupancy) dan masa operasi bangunan.
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat ditetapkan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran kondisi eksisting ruang workshop kayu dan plambing
SMKN 5 Bandung.
2. Mengetahui gambaran hasil evaluasi kinerja ruang workshop kayu dan
plambing SMKN 5 Bandung ditinjau dari aspek proporsi ruang, pencahayaan,
dan akustik menggunakan metode performance metric.
F.Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan memberi kontribusi berupa manfaat pada
pihak-pihak yang terlibat. Kegunaan dari penelitian ini antara lain:
1. Penelitian ini diharapkan untuk menghasilkan sumbangan pemikiran berupa
prosedur evaluasi kualitas kinerja ruang workshop kayu dan plambing di
SMKN 5 Bandung menggunakan metode performance metric yang memenuhi
indikator/kriteria dari aspek: proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik.
2. Bagi peneliti dapat menambah informasi, wawasan, dan referensi studi tentang
evaluasi kinerja bangunan. Terutama pada standar proporsi ruang,
pencahayaan, dan akustik.
3. Bagi pihak sekolah dapat dijadikan pedoman dan bahan acuan dalam
pelaksanaan perancangan sarana dan prasarana pada tahun pelajaran yang akan
datang.
4. Bagi guru dan siswa dapat menambah referensi studi mengenai workshop kayu
6
G.JUDUL PENELITIAN SEJENIS
Bandung, Kamis 5 Juni 2014
Tabel 1.1. Judul Penelitian Sejenis (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Nama dan NIM
Judul Penelitian
Lokasi
Penelitian Universitas Abstrak
Dendi
-Konsep skylighting pada atrium BTC kurang perhatian dari pengelola. Konsepnya dianggap asal ada tanpa memperhatikan kelayakan persyaratan.
-Penulis mengkaji konsep BTC di Jl. Dr. Djundjung No. 143-149 Bandung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan ekualitatif yaitu metode pembahasan dengan pemaparan, penguraian, penggambaran data dan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan kemudian dianalisa dengan diambil suatu kesimpulan sehingga nantinya dapat dibuat suatu masukan-masukan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
evaluatif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun
data mengenai kondisi eksisting di lapangan, sedangkan metode evaluatif
digunakan untuk mengevaluasi proses pengembangan dan produk yang
dihasilkan.
“Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri)” (Sugiyono, 2010: 56).
Data yang dihasilkan berupa angka-angka hasil pengamatan dilapangan
secara langsung, setelah data terkumpul kemudian dideskriptifkan, dibandingkan
dengan standar yang ada, setelah itu dibuatkan solusi yang konkrit.
B.Paradigma Penelitian
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Kinerja Ruang Workshop/Bengkel: Proporsi Ruang, Pencahayaan, Akustik
Indikator:
Proporsi Ruang : Jumlah Penghuni, Dimensi Ruang, Penataan Ruang & Area Sirkulasi/Ruang Gerak.
Pencahayaan : Luminitas Cahaya Alami, Luas Bukaan, Posisi Bukaan, Luminitas Cahaya Buatan, Titik Ukur, Jenis, dan Jumlah Lampu
Akustik : Tingkat Kebisingan Dalam, Volume Ruang, Luas Bidang Datar &Vertikal,dan Material Penyerap Bunyi.
Analisi dengan Parameter:
PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008; D.K.Ching (1996:63); Jatmiko, S. dan Dayusman, A.:1992; SNI 03-6197-2000 Sistem Pencahayaan Rata-Rata untuk Industri (Umum), Tepatnya Pekerjaan Kasar; DIN 5035 dalam Ernst Neufert, Data
Arsitek: 1996, Tentang Penerangan Buatan; Keputusan Mentri Lingkungan Hidup Nomer 48 Tahun 1996;
Instrumen untuk Mengevaluasi Kinerja Bangunan
67
Aspek kinerja ruang workshop kayu dan plambing yang diteliti meliputi
aspek proporsi ruang, pengcahayaan, dan akustik. Penulis mengambil ketiga aspek
ini dikarenakan ketiga aspek ini yang berperan paling dasar pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Kemudian, untuk mengukur kinerja dari ketiga aspek ini dibatasi dalam
indikator-indikator yang telah ditentukan (dari tiap aspek dijabarkan kriterianya,
kemudian berkembang menjadi penentuan parameter, dan dari parameter secara
detail menjadi indikator). Setelah pengukuran, data yang diperoleh dianalisis dan
dibandingkan menggunakan parameter. Parameter (skala/standar perbandingan)
yang digunakan adalah teori-teori yang berhubungan dengan aspek penelitian.
Tahap selanjutnya adalah dengan membuat kesimpulan.
C.Data dan Sumber Data 1. Data
Data dalam penelitian ini dapat dikategorikan menjadi data primer dan
data sekunder. Antara lain sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer yakni data yang diambil langsung dari sumbernya. Data jenis
ini merupakan data yang paling penting karena data ini digunakan dalam
menganalisa, data ini seperti data geometri ruang, data hasil pengukuran tingkat
pencahayaan dan data hasil pengukuran tingkat kebisingan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pelengkap yang diperlukan dalam analisis. Data
ini seperti kumpulan kajian teoritis.
2. Sumber Data
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data. Maka sangat
penting untuk mengetahui sumber data. Sumber data yang digunakan pada
penelitian ini adalah observasi dan pengukuran serta dokumentasi, yaitu:
a. Observasi dan Pengukuran
Observasi dalam penelitian ini merupakan pengamatan secara langsung
68
diobservasi adalah kriteria untuk penilaian kinerja ruang workshop ini, berupa:
proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik dengan menggunakan metode
performance metric. Sedangkan pengukuran dalam hal ini dilakukan dengan
mengukur intensitas kebisingan (sound level meter), intensitas pencahayaan (light
meter), dan pengukuran dimensi ruang (meteran bangunan).
b. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan guna memperoleh data yang berupa kondisi fisik
ruang workshop kayu dan plambing dalam aspek proporsi ruang, pencahayaan, dan
akustik. Dokumentasi ini berupa pencatatan, pengisian instrumen penelitian
berupa kuisioner dan pemotretan sudut-sudut tertentu ruang workshop kayu dan
plambing ini.
D.Populasi dan Sampel
Objek penelitiannya yang merupakan populasi adalah bangunan SMK
yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar seperti ruang kelas,
laboratorium, workshop, dan studio gambar. Dalam skripsi ini, sampelnya adalah
ruangan yang akan diteliti yaitu ruang workshop/bengkel. Adapun pelaksanaan
penelitian dilakukan pada tanggal 6 November 2013.
Gambar 3.1. Populasi (Bangunan SMKN 5 Bandung) dan
Sampel (Ruang Workshop Kayu dan Plambing)
69
Lokasi wilayah penelitian ini berada di salah satu Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di kota Bandung, yakni SMK Negeri 5 Bandung yang terletak di
Jl. Bojongkoneng No. 37 A, Cikutra, Bandung, Jawa Barat. SMKN 5 Bandung
ini memiliki 5 program keahlian, antara lain Teknik Gambar Bangunan, Teknik
Konstruksi Batu dan Beton, Teknik Survei dan Pemetaan, Teknik Komputer
Jarungan serta Kimia Analis.
E.Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, tugas dalam menganalisis data terdiri dari
mengumpulkan data mentah, memindahkan dan memasukan data, pengolahan
data, merumuskan hasil temuan, menginterpretasi data, serta melengkapi data
akhir. Tahapan-tahapan tersebut dibagi menjadi tiga bagian diantaranya :
1. Persiapan
Persiapan merupakan kegitan pemeriksaan terhadap masing-masing
informasi dengan memilih dan memilahnya menjadi beberapa kategori, yang
bersifat fisik dan nonfisik. Dari hasil yang diperoleh, hanya data yang valid saja
yang akan digunakan pada proses selanjutnya. Menguraikan semua data mengenai
keadaan eksisting lingkungan penelitian yang telah dikumpulkan dari semua
teknik yang digunakan mulai dari studi dokumentasi (pengisian instrumen
penelitian) serta observasi dengan hasil sesuai prosedur observasi yang telah di
buat sebelumnya oleh peneliti. Pengukuran yang dilakukan menggunakan alat
meteran bangunan untuk mengukur panjang, lux atau light meter mengukur
intensitas cahaya, dan sound level meter untuk intensitas suara.
2. Pengolahan
Pengolahan, yaitu menyajikan informasi secara lebih sistematis dan
informatif agar lebih mudah dianalisis. Menginterpretasi data yang telah
diuraikan, kemudian dilakukan penilaian dengan membandingkan parameter
standar sarana dan prasarana untuk ruang workshop kayu dan plambing
70
3. Analisis
Analisis, yakni proses akhir dari keseluruhan rangkaian pemisahan dan
pemeriksaan informasi tentang kinerja ruang workshop kayu dan plambing di
SMKN 5 Bandung, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Menjelaskan hasil
akhir dari analisis data yang telah dilakukan berupa laporan kajian yang telah
membandingkan keadaan eksisting dengan standar perancangan yang sudah ada.
F. KISI-KISI PENELITIAN
Tabel 3.1. Kisi-kisi Penelitian
Komponen: Ruang Workshop/Bengkel
Aspek Kriteria Parameter Indikator
(1a) Proporsi Ruang
-Luas ruang sesuai dengan kapasitas murid
-Tinggi ruang sesuai dengan keperluan
-Berapa jumlah murid dalam 1 sesi pembelajaran? -Berapa lebar ruang workshop/bengkel? -Berapa panjang ruang workshop/bengkel? -Berapa tinggi ruang workshop/bengkel?
(1b) -Area belajar (view
murid)
-Bagaimana penataan ruang workshop/bengkel ini yang sesuai dengan SOP ?
-Berapakah jarak ruang gerak / sirkulasi yang ada di ruang ini?
-Berapa jarak siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran (belajar praktik)?
-Berapa jarak siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran (belajar praktik)?
-Berapa jarak siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran (belajar praktik)?
-Berapa jarak siswa dengan media pada saat proses pembelajaran?
-Media apa saja yang tersedia?
Apakah sesuai dengan SOP yang harus ada pada ruang workshop/bengkel?
Berapa ukuran masing-masing media?
(2)Penca--Berapa besar luminitas cahaya alami (lux) luar ruangan ? -Berapa luminitas cahaya alami dalam ruangan keseluruhan
(lux)?
-Berapa jumlah bukaan jendela (bh) yang ada pada ruang workshop/bengkel ini?
-Berapa tinggi jendela (m) pada ruang workshop/bengkel ini?
-Berapa lebar jendela (m) pada ruang workshop/bengkel? -Berapa tebal jendela (m) pada ruang workshop/bengkel
ini?
-Bagaimana posisi jendela yang terdapat pada ruang workshop/bengkel ini? (utara, selatan, timur, barat) -Berapaj tinggi jendela dari bawah lantai (m) pada ruang
workshop/bengkel ini?
-Berapa jarak jendela dari atas dinding (m) pada ruang workshop/bengkel ini?
-Berapa jarak jendela dengan seluruh posisi meja kiri/kanan/belakang (m) pada ruang workshop/bengkel ini?
71
workshop/bengkel ini?
-Berapa Luminitas cahaya buatan (lux) dalam ruang workshop/bengkel ini?
-Jenis lampu apakah yang digunakan pada ruang workshop/bengkel ini? (bohlam, neon, dll) (3) Akus-
-Pantulan Bunyi di ruang
-Berapa volume (m3) ruangan workshop/bengkel SMKN 5
Bandung?
-Berapa luas permukaan bidang datar lantai (m2)?
Apakah gangguan bunyi/suara yang ditimbulkan tidak melebihi 55 dB saat pembelajaran berlangsung? -Berapa luas bukaan (m2) yang ada di ruang
workshop/bengkel ini?
-Menggunakan material apakah bukaan yang ada pada ruang workshop/bengkel ini? (kaca,glassblock, dll) -Menggunakan material apakah dinding yang ada pada
ruang workshop/bengkel ini? (bata,partisi,dll)
-Menggunakan material apakah lantai yang ada pada ruang workshop/bengkel ini? (keramik, ubin, dll)
-Apakah di ruang workshop/bengkel ini menggunakan plafon? Bila menggunakan, material plafon apa yang digunakan? (gypsum, triplek, dll)
-Menggunakan material apakah penyerap bunyi yang ada pada ruang workshop/bengkel ini? (kayu, busa, dll)
124
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. dan Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Anwar, F. 1998. Sekolah Menengah Kejuruan, Kementrian Teknologi dan
Industri: Kerja Bangku.
Ching, Francis D. K. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Erlangga.
Djaali dan Pudji Muljono. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Frick, Heinz, dan Suskiyatno, B. 2009. Dasar – dasar Eko- Arsitekutr.
Yogyakarta : Kanisus
Harputlugih, Gulsu Ulukayak and Hensen. (2005). The Relation Between Building Assessment Systems and Building Performance Simulation. [Online]. Tersedia:http://eber.ed.ornl.gov/commercialproducts/CW B.htm [2014].
Health and Safety Executive. (2009). The Health and Safety (Safety Signs and
Signals) Regulation 1996.United Kingdom.
Hitchcock, R.J. 2003. Standardized Building Performance Metrics – Final Report. USA: Ernest Orlando Lawrence Berkeley National Laboratory.
Hitchcock, R, Selkowitz, S., Piette, M.A., Papamichael, K., and F. Olken,. 1997.
‘Building Performance Assurance Through Improved Life-Cycle
Information Management and Interoperable Computer Tools,’ Proceedings of the Fifth National Conference on Building Commissioning, April 28-30, 1997. Long Beach, CA.
Jatmiko, S. dan Dayusman. 1992. Pedoman Penyelenggaraan Bengkel Bangunan. Bandung.
Lechner, N. 2007. Heating, Cooling, Lighting : Metode Desain untuk Arsitektur
(Vol.2). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Kementrian Pendidikan dan Budaya. 2011. Pedoman Standarisasi Bangunan dan
Perabot Sekolah Menengah Atas. Halaman 17.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomer 48 Tahun 1996. 1996. Lippsmeir, G. 1994. Bangunan Tropis. Edisi ke-2. Jakarta : Erlangga Lippsmeir, G. 1997. Bangunan Tropis. Jakarta : Erlangga
MacDonald M. 2000. Defining and Rating Commercial Building Performance, Oak Ridge National Laboratory (ORNL) Energy Division white paper, October. [Online]. Tersedia:
http://eber.ed.ornl.gov/commercialproducts/CW B.htm. [2014]. Madewa, H. 2000. Memilih Jenis Armatur Lampu untuk Fungsi Ruang
Berbeda. [ON-LINE]. T e r s e d i a : www_pikiran-rakyat_com,
125
Mediastika, C. E. 2006. Akustika Bangunan: Prinsip-prinsip dan Penerapannya
di Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Michel, L. 1996. Light: The Shape of Space Designing with Space and Light. Toronto: John Wiley & Sons, Inc.
Muhaimin. 2001. Teknologi Pencahayaan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Moore, F. 1991. Concepts and Practice of Architectural Day Lighting. New York : Van Nostrand Reinhold
Neufert, E. 1996. Data Arsitek. Edisi 33. Jilid 1. (Trans. Tjahjadi, I. S.). Jakarta: Erlangga.
NREL. 2012. National Renewable Energy Laboratory High Performance Building. [Online].
Tersedia:http://www.nrel.gov/buildings/highperformance/about.html. [2014].
Parker dalam Christina. 1994. McGraw Hill Dictionary of Scientific and
Technical Terms.
Peratuaran Menteri Pendidikan Nasional. (2008). Standar Sarana dan Prasarana
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.718/MenKes/Pres/XI/87. 1987.
Ramsey dan Sleeper. 1988.Architectural Graphic Standards. America: American Institute of Architects.
Richard D. (Ed). 1986. The Building Systems Integration Handbook. New York: The American Institute of Architects, John Wiley & Sons.
Sanders, M. S. dan McCormick., E. J. 1987. Human Factors in Engineering and
Design. New York: McGraw-hill.
Satwiko, P. 2005. Fisika Bangunan II. Yogyakarta : ANDI
SNI 03-1735- 2000. 2000. Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses
Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung
SNI 03-2396-2001. 2001. Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami
pada Bangunan Gedung.
SNI 03-6197-2000. 2000. Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan.
SNI 03-6575-2001. 2001. Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan
pada Bangunan Gedung.
SNI 03-6572-2001. 2000. Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung
Soegijanto. 1998. Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis Lembab ditinjau
dari Aspek Fisika Bangunan. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan
126
Soegijanto. 1999. Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis Lembab ditinjau
dari Aspek Fisika Bangunan. Jakarta : Direktorat Pendidikan Tinggi
Sugiyono. 2010. Rumusan Masalah Deskriptif. Halaman 56.
Sulistiadji, K. 1982. Manajemen Bengkel. Subdit Mekanisasi, Dit. Bina Produksi, Tan. Pangan, Ditjentan, Deptan.
Torcellini, P., Pless, S., and Deru, M., 2006. ZeroEnergy Buildings: A Critical
Look at the Definition. California: U.S. Departement of Energy.
UU Republik Indonesia Tentang Bangunan Gedung No.28, 2002. 2002. Cahaya
Buatan
William Lam dalam tesis yang disusun oleh Ferry Anderson Sihombing (2008) beberapa kebutuhan biologis manusia terhadap cahaya
Wolfgang, F. E. P & Jacqueline C. V. (2005). Assesing Building Performance. Newyork: Penerbit Elsevier.
Worplace, health, safety, and walfare. 1992. Workplace (Helath, Safety, and
Welfare). Approved Code of Practice L24 HSE Books 1992. England,
UK.
Z, Faizal Alfa (2010). Defenisi Workshop.[Online]. Tersedia: