• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 BANDUNG."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 4295/UN.40.2.6.1/PL/2014 HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN KECERDASAN

SPIRITUAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh Aan Sopian

1001578

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 BANDUNG

Oleh:

Aan Sopian

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

© Aan Sopian

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PAI DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 BANDUNG

Oleh: Aan Sopian

1001578

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I,

Dr.H.Syahidin,M.Pd. NIP. 195706111987031001

Pembimbing II,

Saepul Anwar, S.Pd.I., M.Ag. NIP. 198111092005011001

Mengetahui,

Ketua Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam

(4)

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Hubungan Prestasi Belajar PAI dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung

Oleh : Aan Sopian

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya persoalan-persoalan yang dihadapi siswa ketika memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, tidak setiap masalah bisa diselesaikan dengan menggunakan akal, adakalanya masalah harus diselesaikan dengan pendekatan spiritual, untuk itu perlu dikembangkan kecerdasan spiritual untuk memecahkan masalah yang dihadapi, banyak faktor yang menjadikan tingginya kecerdasan spiritual siswa salah satunya dengan pembelajaran PAI di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik inferensial, yaitu statikstik korelasional untuk mengkorelasikan antara prestasi belajar PAI yang diambil dari rata-rata nilai rapot PAI siswa dalam ranah kognitif praktek dan sikap dengan kecerdasan spiritual siswa yang diambil dari penyebaran angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

sampling purposive yaitu dengan mempertimbangkan sampel yang diambil. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 77 siswa dari kelas XI SMA Negeri 4 Bandung yang sudah menjadi pertimbangan peneliti. Teknik dalam pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan nilai rapot siswa pada mata pelajaran PAI semester ganjil, penyebaran angket yang terdiri dari 50 item dan studi pustaka. Dari hasil penelitian berdasarkan uji statistik dengan menggunakan progam komputer software SPSS versi 20 for window maka diperoleh hasil uji korelasi dengan menggunakan pearson correlation sebesar -0,108 dengan besarnya Sig 0,348>0,05 yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak, jadi dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual. Adapun keterpengaruhan kecerdasan spiritual oleh prestasi belajar PAI sebesar 1,2 %. Berdasarkan hasil penelitian maka direkomendasikan: (1) sekolah diharapkan mampu untuk meningkatkan lagi kegiatan-kegiatan yang berhubungan kecerdasan spiritual siswa, (2) untuk guru agat lebih diperhatikan lagi pembelajaran yang meningkatkan kualitas kecerdasan spiritual siswa disamping meningkatkan kecerdasan intelektual dan emosional siswa.

(5)

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The Correlation between Learning Achievements in Islamic Education and Spiritual Intelligence of the Eleventh Grade Students of State Senior Secondary School (SMA) 4

Bandung By: Aan Sopian

The background to the research is the issues encountered by students in solving their problems, where not each problem can be solved through reasoning, sometimes the problems have to be solved with spiritual approach; therefore, spiritual intelligence has to be developed to

solve the problems they are posed with. There are many factors causing students’ high level of

spiritual intelligence, one of them is the teaching and learning of Islamic Education in schools. The research aimed to find the correlation of learning achievements in Islamic Education and spiritual intelligence of the eleventh grade students of State SMA 4 Bandung. It employed quantitative approach, where the method used was inferential statistic, namely correlational

statistic to correlate learning achievements in Islamic Education taken from students’ average

grades of Islamic Education in their end-of-semester reports in the field of cognitive, practice and attitude to their spiritual intelligences obtained through questionnaire distribution. The population of this research was the whole eleventh grade students of State SMA 4 Bandung. Sample was taken using the technique of purposive sampling, namely by considering the sample taken. The sample in this research consisted of 77 eleventh grade students of State SMA 4 Bandung already taken into consideration by the researcher. Data collection techniques were

done through gathering students’ grades of Islamic Education from their end-of-semester reports of the odd semester, a 50-item questionnaire, and library study. From the research results, based on a statistical test using the software of SPSS version 20 for window, the value of Pearson correlation of -0.108 was obtained with the value of Sig 0.348>0.05, which meant that H0 was

accepted, and Ha was rejected. So, it could be concluded that there was no significant correlation

between learning achievements in Islamic Education and spiritual intelligence. Meanwhile, the influence of learning achievements in Islamic Education on spiritual intelligence was 1,2 %. Based on these research outcomes, it is recommended: (1) Schools can increase activities relating

to students’ spiritual intelligence; and (2) Teachers should pay more attention to the teaching and

learning that is able to improve the quality of students’ spiritual intelligence, in addition to

improving their intellectual and emotional intelligences.

(6)

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH………..iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK………xii

DAFTAR BAGAN………...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PEDOMAN TRANSLITRASI DARI ARAB KE LATIN INDONESIA………..xv

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian………....1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah………8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Kegunaan Hasil Penelitian…………...………....8

1. Manfaat teoritis...9

2. Manfaat Oprasional……….9

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS ... …11

A. Kajian Teori………..…………..……11

(7)

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Prestasi Belajar………...19

3. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotien)………...24

B.. Penelitian Yang Relevan ... 31

C. Kerangka Pemikiran ... 31

D. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 34

1. Lokasi Penelitian………34

2. Populasi Penelitian……….35

3. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel……….36

B. Pendekatan Penelitian ... 37

C. Metode penelitian ... 38

D. Desain Penelitian ... 38

E. Definisi Operasional ... 39

F. Instrumen Penelitian ... 41

G. Proses Pengembangan Instrumen ... 43

H. Prosedur Penelitian ... 45

I. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Angket………....47

2. Studi dokumentasi………..47

J. Analisis Data………...………...48

1. Analisis data statistik deskriptif……….48

2. Analisis data statistik inferensial………....52

3. Analisis Data Hasil Penelitian………58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..….62

(8)

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Data Variabel Prestasi Belajar PAI Semester Ganjil……….63

2. Data Variabel Kecerdasan Spiritual………...68

3. Hubungan Prestasi Belajar PAI dengan Kecerdasan Spiritual Siswa...80

B. Pembahasan………... 89

1. Pembahasan Prestasi belajar PAI siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung……….89

2. Pembahasan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung ………91

3.Pembahasan Hubungan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islām dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung………….96

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 97

A. Simpulan ... 97

B. Rekomendasi ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... xvi

(9)

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SK dan KD PAI Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung

pada semester ganjil 17

Tabel 2.2 SK dan KD PAI Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung

pada semester genap 18

Tabel 2.4 Ukuran prestasi belajar 24

Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penelitian 42

Tabel 3.3 Pemberian skor pada instrument 43

Tabel 3.4 Hasil hasil uji reliabilitas instrument 45

Tabel 3.5 Kriteria penilaian prestasi belajar 49

Tabel 3.6 Skor kecerdasan spiritual siswa 50

Tabel 3.7 Penggolongan tingkat kecerdasan spiritual 51

Tabel 3.8 Kriteria skor kecerdasan spiritual 51

Tabel 3.9 Hasil perhitungan kecerdasan spiritual 38

Tabel 3.10 Interpretasi koefesien korelasi nilai r 60

Tabel 4.1 Kategori prestasi belajar 63

Tabel 4.2 Prestasi belajar PAI siswa semester ganjil 64

Tabel 4.3 Prestasi kognitif dalam mata pelajaran PAI 64

Tabel 4.4 Nilai praktek PAI siswa 65

Tabel 4.5 Prestasi sikap siswa pada mata pelajaran PAI 66

Tabel 4.6 Nilai rata-rata dari nilai kognitif , praktek dan sikap 67

Tabel 4.7 penggolongan skor kecerdasan spiritual 68

Tabel 4.8 penggolongan perhitungan skor kecerdasan spiritual 69

Tabel 4.9 skor keseluruhan kecerdasan spiritual siswa 69

(10)

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 penggolongan skor kecerdasan spiritual siswa berdasarkan

sub-variabel 71

Tabel 4.12 hasil sebaran angket sub-variabel 1 72

Tabel 4.13 hasil sebaran angket sub-variabel 2 73

Tabel 4.14 hasil sebaran angket sub-variabel 3 74

Tabel 4.15 hasil sebaran angket sub-variabel 4 75

Tabel 4.16 hasil sebaran angket sub-variabel 5 75

Tabel 4.17 hasil sebaran angket sub-variabel 6 76

Tabel 4.18 hasil sebaran angket sub-variabel 7 78

Tabel 4.19 hasil sebaran angket sub-variabel 8 79

Tabel 4.20 hasil sebaran angket sub-variabel 9 80

Tabel 4.21 hasil uji normallitas 81

Tabel 4.22 hasil uji heteroskedastisitas 83

Tabel 4.23 hasil uji linearitas 84

Tabel 4.24 hasil uji hipotesis 85

Tabel 4.25 hasil uji koefesien korelasi 86

Tabel 4.26 uji signifikansi persamaan regresi 87

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

(12)

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Prestasi kognitif PAI siswa 65

Grafik 4.2 Prestasi praktek PAI siswa 66

Grafik 4.3 prestasi sikap siswa pada mata pelajaran 67

Grafik 4.4 prestasi rata-rata nilai kognitif , praktek dan sikap siswa 68

Grafik 4.5 hasil kecerdasan spiritual siswa 71

Grafik 4.6 histogram uji normalitas 82

Grafik 4.7 Kurva P-Plot normalitas 82

Grafik 4.8 bentuk kurva untuk model linier 84

(13)

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Paradigma penelitian 32

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

A. Surat-surat Penelitian xix

B. Instrumen Penelitian xx

C. Hasil Pengolahan Data xxi

(15)

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Manusia merupakan makhluk yang memiliki fitrah (potensi) yang harus

dikembangkan untuk melangsungkan hidupnya di alam semesta ini. Tiga potensi

yang dimiliki oleh manusia yang harus dikembangkan adalah jasmani, rohani dan

akal pikirannya. Semua potensi yang ada dalam diri manusia itu akan seimbang

dalam perkembangannya apabila manusia mempunyai pendidikan. Sehingga

dengan pendidikan itulah manusia akan menyejahterakan tiga potensi yang

dimilikinya.

“Pendidikan dalam batasan yang sempit adalah proses pembelajaran yang

dilaksanakan di lembaga pendidikan formal (madrasah/sekolah)”. Sedangkan pendidikan dalam arti luas adalah “segala pengalaman belajar yang dilalui oleh

peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat” (Ramayulis, 2011,

hlm. 14).

Lebih jelas, Redja Mudyahardjo dalam Sub Koodinator MKDP Landasan

Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2010, hlm. 29) bahwa pendidikan

adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah

ataupun di luar sekolah selama ia hidup guna mempersiapkan siswa untuk

memainkan peranan dalam lingkungan hidup di masa yang akan datang.

Sedangkan secara sempitnya merupakan pengajaran yang dilakukan di sekolah

sebagai lembaga pendidikan formal.

Ramayulis (2011, hlm. 14) mengungkapkan bahwa istilah Pendidikan

dalam Islām adalah tarbiyyah, ta’lim dan ta’dib. Dalam Al-Qur`ān tidak di

temukan kata tarbiyyah, menurut Abul A’la Al-Maududi kata tarbiyyah mempunyai pecahan kata yaitu kata (rabb) yang terdiri dari huruf rā`, bā` dan bā`

yang berarti “pendidikan, pengasuh, perlengkapan pertanggung jawaban,

(16)

2

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepemimpinan. Mushtafa Al-Maraghiy membagi kegiatan Al-Tarbiyyah dengan

dua macam. Pertama, tarbiyyah khalqiyyah, yaitu penciptaan, pembinaan dan

pengembangan peserta didik agar dapat menjadikan sarana untuk pengembangan

jiwanya. Kedua, tarbiyyah dῑniyyah tahżῑbiyyah, yaitu pembinaan jiwa manusia

dan kesempurnaannya melalui petunjuk ilahi. Sedangkan Ta’lim menurut Rasyid

Ridha adalah proses tranmisi berbagai ilmu pengetahuan pada ilmu pengetahuan

pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Dan ta’dib

menurut Al-Nauqib Al-Attas, Al-Ta’dῑb adalah pengenalan dan pengakuan

tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu yang didalam tatanan penciptaan

sedemikian rupa, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan

kekuasaan dan keagungan didalm tatanan wujud dan Keberadaannya. Selain

ketiga itu Al-Ghazali menawarkan Istilah Al-Riāḍah. Baginya Al- Riāḍah adalah

proses pelatihan individu pada masa kanak-kanak.

Proses belajar yang merupakan bagian dari pendidikan, dalam prosesnya

peserta didik dituntut untuk secara aktif mengembangkan potensi dirinya,

sehingga bisa tercapai sumber daya manusia yang berkualitas agar bisa

bermanfaat bagi bangsa dan negara. Belajar adalah proses perubahan dari tidak

tahu menjadi tahu yang terjadi dalam jangka waktu tertentu.

Dalam proses belajar orangtua dan guru sering memberikan pelajaran

untuk mengasah kecerdasan intelegensi (IQ), seperti les tambahan, memberikan

privat dan kecerdasan emosionalnya (EQ), untuk menghasilkan siswa yang

diharapkan oleh guru yaitu tercapainya tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Sebagaimana dalam UU Sisdiknas no 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 dinyatakan :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Tugas perkembangan yang harus dikembangkan oleh siswa SMA menurut

(17)

3

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) mencapai kematangan dalam beriman dan Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, 2) mencapai kematangan berprilaku etis, 3) mencapai kematangan emosi, 4) mencapai kematangan intelektual, 5) memiliki kesadaran tanggung jawab sosial, 6) mencapai kematangan perkembangan pribadi, 7) mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya, 8) memiliki kemandirian prilaku ekonomis, …

Senada dengan hal itu Havigurst dalam Sulaeman (1995, hlm. 4)

mengungkapkan tugas-tugas perkembangan bagi para remaja adalah

1) mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebayanya, baik dengan teman sejenis, maupun dengan teman-teman yang beda jenis kelaminnya, 2) dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing, 3) menerima kenyataan (realitas) jasmaniahnya serta menggunakannya seefektif-seefektifnya dengan perasaan puas, 4) mencapai kepuasan emosional dari orangtua atau

orang dewasa lainnya,…

Siswa SMA merupakan remaja yang banyak berhadapan dengan

masalah-masalah yang dihadapinya, adapun masalah-masalah-masalah-masalah yang hangat dalam

kehidupan para remaja adalah masalah keyakinan yang kebanyakan para remaja

menganut suatu keyakinan yang dirumuskan dalam kepercayaan-kepercayaan

yang tidak diutarakan, kemudian masalah pencarian akan makna sesuatu dimana

para remaja ingin sekali mendapatkan kepastian tentang arti atau makna dari

segala sesuatu, begitupun masalah pilihan yang mana para remaja yang sedang

bersiap-siap ingin terjun kedalam kehidupan terus-menerus dihadapkan dengan

keharusan untuk mengambil pilihan dalam segala sesuatu, dan masalah

tujuan-tujuan yang berkaitan dengan usaha untuk mencari makna dari segala sesuatu

serta membuat segala pilihan-pilihan, para remaja menetapkan tujuan-tujuan yang

akan mereka capai. (Sulaeman, 1995, hlm. 7).

Selain dari itu masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan

perilaku, sosial, moralitas dan keagamaan para remaja adalah pertama,

ketertarikan hidup dalam gang (peers group) yang tidak terbimbing yang mudah

menimbulkan kenakalan remaja yang berbentuk perkelahian antar kelompok,

(18)

4

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konflik dengan orangtua yang mungkin berakibat tidak senang dirumah, bahkan

sering minggat dari rumah. Ketiga melakukan kegiatan-kegiatan yang justru

bertentangan dengan nilai dan norma dengan masyarakat atau agamanya seperti,

menghisap ganja, narkotika, dan sebagainya. (Makmun, 2007, hlm. 136).

Dari masalah-masalah remaja yang telah diungkapkan di atas, maka

kewajiban sekolahlah salah satunya untuk mangatasi masalah-masalah yang

dihadapi oleh remaja. Guru yang berperan penting di sekolah dalam membina

siswa menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang

tercantum dalam UU Sisdiknas no 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 yaitu agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, Masyarakat, Bangsa dan

Negara.

Selama ini siswa dalam proses pembelajaran hanya diasah pada aspek

intelektual saja untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. sedangkan

pada kenyataanya siswa belum mencapai pada apa yang diharapkan guru dalam

menempuh pendidikannya hanya sedikit yang menyentuh aspek spiritual yang

akibatnya banyak siswa yang pintar hanya pengetahuannya saja, sedikit yang

pintar dalam aspek moralitas, norma dan nilai yang harusnya dimiliki oleh

manusia untuk hidup dimasyarakat.

Sebagaimana tujuan pendidikan nasional maka penting dalam membina

siswa bukan hanya mengasah kemampuan intelektual dan emosi saja tetapi

penting juga untuk mengasah kecerdasan spiritual (SQ) untuk mencapai tujuan

pendidikan tersebut dan dalam mengatasi masalah-masalah yang ada dalam

kehidupannya.

Zohar & Marshall (2001, hlm. 65) mengungkapkan bahwa Kecerdasan

spiritual merupakan penyatu dari kecerdasan-kecerdasan lain seperti IQ dan EQ,

dimana SQ mempunyai frekwensi osilasi 40 Hz didalam otak, fungsi dari osilasi

(19)

5

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan kata lain osilasi-osilasi ini menempatkan aktivitas neuron teransang

kedalam konteks yang lebih besar dan lebih bermakna.

Penelitian yang dilakukan Zohar dan Marshall terhadap siswa SMA

Swedia, ditemukan para siswa SMA di Swedia banyak mengalami masalah

spiritual yang mengakibatkan kebingungan akan masa depannya, gagap menjalani

hidup secara bermakna dan mereka sudah gelap terhadap diri mereka sendiri. Hal

ini menunjukan bahwa kecerdasan spiritual sangat diperlukan oleh para remaja.

Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan peserta didik dalam

menangkap materi yang disampaikan oleh guru, siswa akan fokus terhadap mata

pelajaran apabila mereka dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam

dirinya, sehingga harapannya dapat menyerap materi yang di ajarkan guru. Dalam

memecahkan suatu masalah, tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan cara

berfikir. Sebagaimana dalam bukunya Ari Ginanjar (2003, hlm. 166) “Albert

Einstein berkata, suatu masalah tidak dapat dipecahkan dengan cara

berfikir/memikirkannya ketika masalah itu terjadi.” Artinya dalam memecahkan

masalah harus dengan paradigma spiritual.

“Prestasi belajar pada umumnya berkenaan pada aspek pengetahuan,

sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik” (Arifin,

2012, hlm. 12). Oleh karena itu guru dalam mendidik siswa harus memperhatikan

kecerdasan spiritual siswa, salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual siswa adalah keberhasilan dalam mata pelajaran PAI dan

kegiatan-kegiatan kesiswaan yang membentuk spiritual siswa.

Dari pemaparan di atas peneliti akan mengungkap upaya apa saja yang

telah dilakukan di SMA Negeri 4 Bandung dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual dan keterampilan dalam memecahkan permasalahan-permasalah spiritual

yang dihadapinya.

Pada penelitian ini peneliti akan mengambil sampel siswa kelas XI di

SMA Negeri 4 Bandung. SMA Negeri 4 Bandung merupakan salah satu SMA

Negeri rintisan yang bertaraf internasional yang banyak diminati oleh masyarakat

(20)

6

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keagamaan yang dilakukan oleh SMA Negeri 4 Bandung ini salah satunya siswa

dituntut untuk menghapalkan Al-Qur’an 1 Juz dalam tiga tahun, kemudian

menghapal ayat-ayat yang sesuai dengan kompetensi pada mata pelajaran PAI.

Begitupun prestasi yang ditorehkan oleh SMA Negeri 4 Bandung ini tidak sedikit,

salah satunya juara satu Graffitty contest di ITB oleh rancang bangun, juara tiga

english debate di Aloysius oleh FEC, dan banyak lagi yang lainnya.

Kecerdasan spiritual tidak terlepas dengan Pendidikan Agama Islām (PAI),

untuk itu peneliti akan mengungkap bagaimana hubungan prestasi belajar PAI

dengan kecerdasan spiritual siswa serta besarnya pengaruh dari prestasi belajar

PAI terhadap kecerdasan spiritual siswa. Dari pemaparan di atas peneliti

berhipotesa bahwa ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar PAI

dengan kecerdasan spiritual siswa, semakin baik prestasi belajar siswa semakin

tinggi kecerdasan spiritual siswa.

Untuk membuktikan hipotesa di atas menurut peneliti perlu dibuktikan

(21)

7

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Identifikasi Masalah

Peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islām

di SMA Negeri 4 Bandung akan terlaksana serta memiliki implikasi yang baik

apabila faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar dan kecerdasan

spiritual dapat diidentifikasi secara ilmiah, menggunakan penelitian dan

pengembangan proses pembelajaran yang berkualitas, berdasarkan uraian di atas

dapat ditemukan beberapa permasalahan yaitu

1. Dalam sistem pembelajaran, terdapat banyak komponen yang mendorong

tercapainya pembelajaran yang efektif yang akan meningkatkan kemampuan

siswa, yaitu : komponen tujuan, guru, siswa, materi pembelajaran, strategi

pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, media

pembelajaran, lingkungan dan evaluasi. Siswa yang merupakan salahsatu

bagian dari komponen sistem pembelajaran, kadang-kadang guru dalam

melakukan kegiatan pembelajaran kurang memperhatikan komponen sistem

pembelajaran dengan secara detail, sehingga pembelajaran yang diberikan

kurang efektif. (Tim pengembangan MKDP kurikulum dan pembelajaran,

2011, hlm. 46)

2. Kecerdasan yang dikembangkan kepada siswa. Dalam proses pembelajaran

seyogyanya siswa diasah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritualnya. Kadang-kadang guru dalam pembelajaran hanya

menitikberatkan pada kecerdasan intelektualnya saja padahal ketiga

kecerdasan tersebut harus di kembangkan kepada siswa.

3. Adanya fenomena Ujian Nasional, sedikit banyak telah mengurangi motivasi

belajar Pendidikan Agama Islām (PAI) pada siswa, hal ini di karenakan

keriteria kelulusan siswa ditentukan malalui nilai Ujian Nasionalnya. Sehingga

(22)

8

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, dapat dirumuskan

permasalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung?

2. Bagaimana kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar PAI dengan

kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung ?

4. Bagaimana pengaruh prestasi belajar PAI terhadap kecerdasan spiritual siswa

kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung ?

D.Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Mengidentifikasi bagaimana prestasi belajar PAI siswa kelas XI di SMAN 4

Bandung.

2. Mengidentifikasi bagaimana kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMAN 4

Bandung.

3. Menganalisis apakah ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar PAI

dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung.

4. Menganalisis apakah ada pengaruh yang signifikan antara prestasi belajar PAI

terhadap kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Bandung.

E.Kegunaan Hasil Penelitian

Secara umum hasil penelitian ini akan berguna untuk mengetahui

hubungan prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMA

(23)

9

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pendidikan,

berupa kesadaran bagi kita bahwa begitu pentingnya kecerdasan spiritual siswa di

sekolah untuk mengembangkan dirinya dalam menjalani kehidupan.

2. Manfaat Oprasional

Adapun kegunaan hasil penelitian, penyusun berharap hasil penelitian ini

dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama pihak-pihak yang

bergelut di dunia pendidikan seperti:

a. Bagi tenaga pendidik, hasil penelitian ini mampu menjadi bahan referensi

tambahan dalam meningkatkan kualitas mengenai faktor kecerdasan spiritual

yang harus dimiliki oleh siswa.

b. Bagi civitas akademik Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian ini

dapat menjadi masukan kepada calon-calon guru bahwa pentingnya

mengetahui faktor yang meningkatkan kecerdasan spiritual siswa di sekolah.

c. Bagi program studi ilmu pendidikan agama islām, hasil penelitian ini mampu

menjadi sumber literatur tambahan dalam meningkatkan kualiatas pendidikan.

d. Bagi peniliti selanjutnya, penelitian ini mampu menjadi bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

e. Bagi para orang tua, penelitian ini dapat memberikan masukan positif tentang

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah.

f. Bagi SMA Negeri 4 Bandung, hasil penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja

pembelajaran di sekolah.

g. Bagi Siswa, penelitian ini dapat memberikan kesadaran bahwa pentingnya

meningkatkan kecerdasan spiritual untuk memecahkan masalah-masalah dalam

(24)

10

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sturktur organisasi skripsi dalam penelitian ini terdiri atas lima bab,

dengan uraian sebagai berikut:

Bab I merupakan bab yang berisikan pendahuluan. Bab ini memberikan

gambaran mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan

manfaat dari penelitian yang dilakukan serta struktur organisasi skripsi.

Bab II berisi tinjauan pustaka yang berisi tentang teori-teori yang

digunakan dalam penyusunan skripsi, kerangka pemikiran, serta hipotesis yang

akan diuji dalam penelitian ini.

Bab III menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan. Bab ini

berisi tentang variabel penlitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis

dan sumber data, dan metode analisis yang akan digunakan.

Bab IV merupakan penjabaran hasil penelitian beserta pembahasan

mengenai prestasi belajar PAI siswa, kecerdasan spiritual siswa serta hubungan

antara prestasi belajar PAI dengan kecerdasan spiritual siswa.

Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari

hasil penelitian ini, keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang berkaitan

dengan kesimpulan yang diperoleh, daftar pustaka, lampiran dan riwayat hidup

(25)

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bandung Jl.Gardujati no 20

Bandung.

Gambar 3.1 Peta lokasi SMA Negeri 4 Bandung

Sumber : Google map (2014)

Peneliti melaksanakan penelitian di SMA Negeri 4 Bandung dengan alasan

sebagai berikut :

a. SMA Negeri 4 Bandung merupakan salah satu SMA Negeri yang banyak

diminati masyarakat.

b. SMA Negeri yang memiliki misi untuk meningkatkan kecerdasan spiritual.

Dalam hal ini peneliti menganggap bahwa SMA Negeri 4 Bandung ini

(26)

35

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (2006, hlm. 130 ) “Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Sedangkan Sugiyono (2012, hlm. 80) mengemukakan bahwa

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4

Bandung tahun ajaran 2013 – 2014, berikut tabel dari populasi penelitian yang

diambil dari studi dokumen dari salah satu guru PAI SMA Negeri 4 Bandung data

lengkap terdapat dalam lampiran.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Bandung

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPA-1 44

2 XI IPA-2 44

3 XI IPA-3 44

4 XI IPA-4 44

5 XI IPA-5 42

6 XI IPA-6 44

7 XI IPA-7 43

8 XI IPA-8 42

9 XI IPS-1 40

10 XI IPS-2 40

11 XI IPS-3 44

12 XI IPS-4 40

Jumlah Keseluruhan 511

(27)

36

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sampel Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel

Menurut Purwanto (2010, hlm. 242) “Sampel adalah sebagian dari

populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi”. Sedangkan Sugiyono (2012, hlm. 81) mengemukakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Senada dengan hal itu Soenarto (Purwanto, 2010, hlm. 242) ‘Sampel adalah suatu bagian yang dipilih

dengan cara tertentu untuk mewakilkan keseluruhan kelompok populasi’.

Pendapat lain dalam Hasan (2002, hlm. 58) menyatakan bahwa “Sampel adalah

bagian dari populasi yang diambil melalui cara – cara tertentu yang juga memiliki

karakteristik, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi”. “Sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2006, hlm. 131).

Adapun teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Menurut

Riduwan (2011, hlm. 11) teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah

suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Dalam

pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh

sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan

populasi tersebut. Terdapat dua macam teknik pengambilan sampling dalam

penelitian yang umum dilakukan yaitu probability sampling dan nonprobability

sampling. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan nonprobability sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

(Sugiyono, 2012, hlm. 84)

Dalam hal ini peneliti menggunakan Sampling Purposive yang merupakan

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012, hlm.

85).

Dari jumlah siswa kelas XI sebanyak 511 siswa maka diambil sampel

kelas XI IPA 2 dan kels XI IPA 8 SMA Negeri 4 Bandung. Yang mana kelas

(28)

37

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah keseluruhan sampel ialah 77 siswa. Untuk lebih jelasnya sampel terdapat

pada lampiran.

B.Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan

kuantitatif. Yang dimaksud pendekatan kuantitatif menurut Arikunto (2006, hlm.

12) :

Sesuai dengan namanya kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai grafik, tabel, bagan atau tampilan lainnya. Selain data yang berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kuantitatif.

Pendapat lain mengenai pendekatan kuantitatif Menurut Sugiyono (2012,

hlm. 7) :

Kuantitatif dinamakan metode tradisonal, karena metode ini sudah cukup lama digunakan, disebut juga metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut dengan metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis menggunakan statistik.

Sifat umum dari penelitian kuantitatif sebagaimana yang diungkapkan

Arikunto (2010, hlm. 20) adalah:

1. Kejelasan unsur : Tujuan, pendekatan, subjek, sumber data sudah mantap dan

dirinci sejak awal.

2. Langkah penelitian : Segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika

persiapan disusun.

3. Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk

populasi.

4. Hipotesis : (jika memang perlu) mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam

(29)

38

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Desain : Dalam desain jelas langkah – langkah penelitian dan hasil yang

diharapkan.

6. Pengumpulan data : Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan utuk

diwakilkan.

7. Analisis data : Dilakukan sesudah semua data terkumpul.

C.Desain Penelitian

Untuk memberikan gambaran penelitian dibuatlah desain sebagai berikut :

Bagan 3.1

Paradigma hubungan antar variabel

Ketererangan :

X : Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islām

Y : Kecerdasan Spiritual

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kausal. Menurut

Hasan (2002, hlm. 33) mengungkapkan bahwa desain kausal berguna untuk

menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Adapun sifat

hubungan yang mungkin terjadi, diantara variabel –variabel ini dibedakan atas

tiga, yaitu :

1. Hubungan Simetris terjadi kedua variabel saling berfluktuasi secara bersamaan

dan dianggap diantara keduanya tidak terdapat hubungan apa – apa

2. Hubungan Asimetris terjadi jika variabel bebas mempengaruhi variabel

terikatnya, hubungan ini disebut juga dengan hubungan kausal, dan dipilih

sebagai sifat mungkin yang mungkin terjadi pada penelitian ini

3. Hubungan timbal balik terjadi jika kedua variabel saling mempengaruhi dan

saling memperkuat atau saling memperlemah X

Prestasi Belajar PAI

Y

(30)

39

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Metode penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang tercantum pada bab I, maka metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional. Metode

korelasional menurut Fraenkel & wallen (2008, hlm. 328) adalah suatu penelitian

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada usaha untuk

mempengaruhi variable tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.

Sedangkan Arikunto (2010, hlm. 4) penelitian korelasional adalah “penelitan

yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatahui tingkat hubungan antara dua

variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi

terhadap data yang sudah ada”.

Tujuan penelitian korelasional yang diungkapkan oleh Suryabrata (2013,

hlm. 82) yaitu “untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor

berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada

koefesien korelasi”.

E.Definisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran dalam penelititan ini,

maka perlu dijelaskan istilah sehingga kesamaan landasan berfikir antara peneliti

dengan pembaca.

1. Hubungan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008, hlm. 557)

Hubungan berarti bertalian atau berikatan, ada sangkut pautnya. Yang dimaksud

hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan antara prestasi belajar PAI

dengan kecerdasan spiritual siswa kelas XI SMA Negeri 4 Bandung.

2. Prestasi Belajar PAI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, hlm. 1213) menyebutkan

bahwa “prestasi belajar yaitu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau

(31)

40

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Senada dengan hal itu menurut Ahmadi (2001, hlm. 62) Prestasi belajar

adalah menunjukkan perubahan, atau penyesuaian ke hal yang lebih sempurna

dari suatu tujuan atau maksud. Sedang perubahan karena belajar itu

sendiri menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikhis

seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah,

ketrampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.

Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Thohirin (2005, hlm. 151)

pencapaian prestasi belajar harus mencakup pada aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.

Gagne dalam bukunya Mohamad Surya (2004:17) menambahkan bahwa hasil belajar adalah berupa kecakapan manusiawi (human capabilities) yang meliputi: (1) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual, ynag terdiri dari : (a) diskriminasi, (b) konsep konkrit, (c) konsep absrak, (d) aturan, dan (e) aturan yang lebih tinggi; (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik.

Prestasi belajar PAI menurut peneliti yaitu nilai siswa pada mata pelajaran

PAI pada semester ganjil kelas XI SMA Negeri 4 Bandung yang diambil dari nilai

rata-rata dalam rapot siswa pada mata pelajaran PAI semester ganjil.

3. Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshal dalam

Ramayulis (2011, hlm. 106) “kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau Value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan

perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas”. Sedangkan Manurut Ary Ginanjar Agustian masih dalam Ramayulis (2011, hlm. 106) mengungkapkan

bahwa :

Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap prilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik) serta berperinsip hanya karena Allah.

Kecerdasan spiritual menurut peneliti adalah kecerdasan spiritual yang

(32)

ciri-41

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ciri kecerdasan spiritual dan dikembangkan oleh Muhammad Idrus (2003)

sebagai berikut :

a. Kemampuan bersikap fleksibel; 1) Kemampuan bergaul

b. Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi 1) Kesadaran adanya tuhan

c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan 1) Cobaan sebagai ujian

2) Kesabaran 3) Ikhlas/rela

d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit; 1) ketabahan

e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai; 1) Hari ini lebih beik dari hari yang lain

f. Keengganan untuk menglami kerugian yang tidak perlu 1) Menggunjing

2) Meninggalkan ibadah 3) Berkorban

g. Kemampuan untuk melihat keterkaitan berbagai hal; 1) keterkaitan antar makhluk atau kejadian

2) tentang nasib manusia

h. Memiliki kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika” dalam rangka mencari jawaban yang benar;

1) Mencari jawaban atas sesuatu 2) Bertanya pada agamawan/buku 3) Mengikuti pengajian

i. Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri. 1) Berbuat/beramal tanpa tergantung orang lain

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Arikunto (2010, hlm. 203) menyebutkan bahwa instrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

agar pekerjaan peneliti lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat,

lengkap dan sistematis sehingga data mudah diolah. Senada dengan hal itu

Sugiyono (2012, hlm. 102) berpendapat “instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati

(33)

42

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini instrumen peneletian yang digunakan diambil dari

instrumen yang sudah ada di buat dan dikembangkan oleh Muhammad Idrus

(34)

43

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-kisi instrumen penelitian yang diambil dari penelitian (Muhammad Idrus : 2003)

Sub-variabel Indikator Item

Positif Negatif

Hari ini lebih baik dari kemarin

Meninggalkan ibadah 49 27,28

Berkorban 38,39,40

Tentang nasib manusia 32,43,44 Memiliki kecenderungan

Mengikuti pengajian 41,45 Memiliki otonomi. Berbuat/beramal tanpa

tergantung orang lain

(35)

44

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun pemberian skor pada instrumen ini terdapat dua bagian sesuai

dengan bentuk item yaitu negatif dan positif.

Tabel 3.3

Sumber : (Azwar, 2003, hlm. 109)

G.Proses Pengembangan Instrumen

Untuk memperoleh butir angket yang baik maka harus dilakukan :

1. Uji validitas butir angket dengan rumus product moment yaitu :

Keputusan uji dengan signifikansi 5%, maka :

(36)

45

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Jika < r tabel maka butir soal tidak valid.

(Arikunto, 2010, hlm. 226)

Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan uji validitas instrumen,

dikarenakan pembuat instrumen sudah melakukan uji validitas. Berikut

pernyataan pembuat instrumen dalam melakukan validitas.

Dengan menggunakan paket Seri Program Statistik (SPS) Edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, Modul Analisis Butir (Item Analysis), program kesahihan butir dilakukan uji validitas dan uji realibilitas instrumen yang telah dibuat tersebut. Uji coba angket dilakukan terhadap 30 orang, dan hasil untuk masing-masing konstruk ternyata semuanya memenuhi syarat validitas. Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa instrumen yang dirancang telah memenuhi persyaratan validitas instrumen. (Idrus, 2003, hlm. 20)

2. Uji realibilitas tes dengan rumus :

Kuder dan Richardson 21 (KR-21),

=

Dengan keterangan :

= realibilitas intsrumen

= Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

= skor rata-rata

= varians total

Interpretasi mengenai besarnya koefesiensi adalah sebagai berikut : Koefesien 0,800 sampai 1,00 adalah sangat tinggi.

Koefesien 0,600 sampai dengan 0,800 adalah tinggi. Koefesiensi 0,400 sampai dengan 0,600 adalah cukup. Koefesiensi 0,200 sampai dengan 0,400 adalah rendah.

Koefesien 0 sampai 0,200 adalah rendah. (Arikunto, 2010, hlm. 232)

Berikut hasil dari uji Reliabilitas yang di lakukan oleh pembuat instrumen

(37)

46

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Konstruk Koefesien Alpha Status

Fleksibel 0,731 Reliabel/andal

Kesadaran tinggi 0,652 Reliabel/andal

Menghadapi penderitaan 0,692 Reliabel/andal

Menghadapi rasa sakit 0,798 Reliabel/andal

Kualitasa hidup 0,671 Reliabel/andal

Keenggenan rugi 0,702 Reliabel/andal

Melihat keterkaitan 0,822 Reliabel/andal

Mencari jawaban 0,824 Reliabel/andal

Memiliki otonomi 0,841 Reliabel/andal

Sumber : (Idrus 2003, hlm. 20)

Hasil ini menunjukan bahwa instrumen telah memenuhi syarat realibilitas,

sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian yang sebenarnya.

Dalam pengembangan instrumen penelitian ini, sebagai acuan akan

mempergunakan konsep kecerdasan spiritual sebagaimana diajukan oleh Zohar &

marshal (2000, hlm. 14), yang memiliki komponen sebagai berikut:

1. kemampuan bersikap fleksibel;

2. memiliki tingkat kesadaran yang tinggi

3. kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan 4. kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit; 5. kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai; 6. keengganan untuk menglami kerugian yang tidak perlu 7. kemampuan untuk melihat keterkaitan berbagai hal;

8. memiliki kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana

jika” dalam rangka mencari jawaban yang benar;

9. memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri.

H.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Prosedur

penelitian merupakan langkah – langkah yang dilakukan peneliti untuk

(38)

47

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Langkah awal dalam penelitian ini yaitu studi pendahuluan dengan

merumuskan masalah pada objek penelitian yang terdiri dari studi pustaka dan

studi empirik. Studi ini terdiri dari merumuskan masalah, yaitu melakukan

pembatasan terhadap masalah yang akan diangkat, menentukan pertanyaan,

menentukan tujuan, serta manfaat penelitian. Langkah selanjutnya yang

dilakukan adalah mengajukan hipotesis yang merupakan dugaan sementara

yang dilakukan peneliti terhadap hasil dari penelitian. Pembuktian dari

duagaan tersebut dengan melakukan penelitian yang disesuaikan dengan

variabel penelitian, sehingga peneliti hanya meriset variabel.

2. Menentukan instrumen, yaitu kegiatan menentukan alat ukur yang akan

digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual. Instrumen yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah nilai PAI siswa yang diambil dari nilai

rapot dan angket. instrumen angket sebanyak 50 item digunakan untuk

mengukur tingkat kecerdasan spiritual siswa. Yang kemudian dianalisis untuk

mencari ada atau tidaknya hubungan antara prestasi belajar PAI dengan

kecerdasan spiritual siswa.

3. Pengujian instrumen berupa soal dan angket dilakukan pada sampel yang

berjumlah 77 siswa kelas XI di SMAN 4 Bandung.

4. Mengumpulkan data dan menganalisis data instrumen yang telah diujikan

sehingga peneliti mengetahui hubungan prestasi belajar PAI dengan

kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMAN 4 Bandung.

5. Menarik kesimpulan mengenai hubungan prestasi belajar PAI dengan

kecerdasan spiritual siswa kelas XI di SMAN 4 Bandung.

Membuat laporan penelitian yang merupakan hasil akhir penelitian.

Penulisan laporan disesuaikan dengan tata tertib penulisan skripsi yang baik.

Laporan penelitian ini berupa hasil data yang diolah kemudian disimpulkan.

Tujuan dari laporan adalah untuk memberikan informasi tentang hasil penelitian.

I. Teknik Pengumpulan Data

(39)

48

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data adalah bentuk jamak dari dantum. Data merupakan keterangan – ketarangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain – lain. Sedangkan pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa – peristiwa atau hal – hal atau keterangan – keterangan atau karakteristik – karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.

1. Angket

Peneliti dalam proses pengumpulan data mempergunakan teknik angket,

adapun penjelasan para ahli mengenai teknik angket adalah:

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 142) “Angket atau kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Pendapat lain Arikunto (2006, hlm. 151) “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui”. Sedangkan Hasan

(2002, hlm. 83) “Angket adalah teknik dalam pengumpulan dengan menyerahkan

atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden”. “Teknik angket

yaitu daftar petanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia

memberikan respons sesuai dengan permintaan penggunaan” (Riduwan, 2012,

hlm. 2).

Melihat kebutuhan dalam penelitian ini yaitu mengukur sikap setiap

responden dan responden sendiri yang harus menjawabnya maka peneliti

membuat angket tertutup yang memiliki sifat langsung. Pendapat para ahli

mengenai angket tertutup dan langsung adalah :

Menurut Arikunto (2006, hlm. 152) “Angket tertutup, yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih”. Menurut Arikunto

(2006, hlm. 152) “Angket langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya”.

Senada dengan penjelasan Arikunto, Hasan berpendapat (2002, hlm. 84) “Angket

tertutup closed questionare merupakan pertanyaan atau pernyataannya tidak

memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan

(40)

49

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Studi dokumentasi

“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger, agenda dan sebagainya”. (Arikunto, 2010, hlm. 274)

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

prestasi belajar siswa dalam mata pelajara PAI di SMA Negeri 4 Bandung.

Dokumentasi yang didapatkan antara lain nilai rapot siswa kelas XI pada semester

ganjil.

Adapun tahapan dalam pengumpulan data ini adalah :

a. Mengumpulkan berkas nilai PAI pada semester ganjil dalam rapot siswa kelas

XI IPA 2 dan XI IPA 8 SMA Negeri 4 Bandung pada semester ganjil.

b. Penyebaran angket kecerdasan spiritual terhadap siswa kelas XI IPA 2 dan XI

IPA 8 SMA Negeri 4 Bandung.

J. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2012, hlm. 207) mengungkapkan bahwa

kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk

menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mana

dalam menganalisis data menggunakan teknik analisis data statistik yang

merupakan kesimpulan fakta berbentuk angka yang disusun dalam bentuk daftar

atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan. Terdapat dua macam teknik

analisis data yang digunakan yaitu analisis data statistik deskriptif dan analisis

data ststistik inferensial. Statistik data inferensial meliputi statistik parametrik dan

statistik nonparametrik (Sugiyono, 2012, hlm 147). Teknik analisis data yang

(41)

50

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Analisis data statistik deskriptif

Analisis data statistik deskriptif merupakan analisis data yang

menggambarkan kegiatan berupa pengumpulan data, penyusunan data,

pengolahan data, dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ataupun diagram

agar memberikan gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu

keadaan atau peristiwa. (Subana dkk., 2005, hlm. 12).

Senada dengan hal itu Sugiyono (2012, hlm. 148) mengemukakan bahwa

yang disebut statistik deskriptif antara lain adalah “penyajian data melalui tabel,

grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean

(penentuan tendensi sentral), perhitungan desil, presentil, perhitungan rata-rata

dan standart deviasi, perhitungan prosentase”.

Analisis data statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

menjawab rumusan masalah no 1 dan no 2.

a. Prestasi Belajar Siswa

Adapun untuk mengklasifikasikan nilai prestasi belajar siswa yang

merupakan nilai rapot mata pelajaran PAI siswa kelas XI SMA Negeri 4

Bandung, maka digunakan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Prestasi Belajar

Angka 100 Keterangan

90 – 100 Baik Sekali

80– 89 Baik

70– 79 Cukup

60-69 Kurang

0-59 Gagal

b. Skor Kecerdasan Spirirual Siswa

Skor kecerdasan spiritual dilakukan pada siswa untuk mengetahui

(42)

51

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini menggunakan skor yang diberikan untuk kriteria pada tabel di

(43)

52

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6

Untuk langkah-langkah menetukan kriteria skor kecerdasan spiritual

sebagai berikut.

1) Menentukan skor minimum berdasarkan bobot terendah dengan rumus : (

jumlah item X bobot terendah), pada penelitian ini jumlah item dari angket

kecerdasan spiritualnya adalah 50 sedangkan jumlah bobot terendahnya 1. Jadi

nilai minimum untuk skor kecerdasan spiritual adalah 50 (jumlah item) x 1

(bobot terendah) = 50

2) Menentukan skor maksimum berdasarkan bobot tertinggi dengan rumus : (

jumlah item X bobot tertinggi), pada penelitian ini jumlah item dari angket

kecerdasan spiritualnya adalah 50 sedangkan jumlah bobot tertingginya 5. Jadi

nilai maksimum untuk skor kecerdasan spiritual adalah 50 (jumlah item) x 5

(bobot tertinggi) = 250

3) Mencari luas jarak sebaran dengan rumus nilai maksimum – nilai minimum.

Jadi luas jarak sebaran pada variabel kecerdasan spirituan adalah 250-50 = 200

4) Menentukan setandar deviasi ( dengan rumus luas jarak sebaran dibagi 6.

Jadi standar deviasi variabel kecerdasan spiritual adalah 200/6 = 33

5) Mentukan mean teoritis dengan rumus nilai terendah x 3. Jadi mean dari

(44)

53

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut penggolongan kriteria dari skor kecerdasan spiritual siswa kelas

XI SMAN 4 Bandung yang dikategorikan kedalam tiga kriteria rendah, sedang

dan tinggi.

Tabel 3.7

Penggolongan Tingkat Kecerdasan Spiritual Siswa

X< { Rendah

( X< Sedang

X Tinggi

Sumber: Azwar (2003, hal. 109)

Keterangan :

X = skor total tiap-tiap item

= Mean teoritis

Standar deviasi

Berikut hasil perhitungan kriteria untuk kecerdasan spiritual siswa kelas

XI SMAN 4 Bandung berdasarkan acuan perhitungan di atas

Tabel 3.8

Kriteria Skor Kecerdasan Spiritual

X< {( Rendah X < 117

( X<

Sedang 117 X < 183

X Tinggi 183 X

Keterangan :

(45)

54

Aan Sopian, 2014

Hubungan Prestasi Belajar Pai Dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas Xi SMA Negeri 4 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = 150

33

Interpretasi di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut

117 183

Rendah Sedang Tinggi

Setelah ditetapkan norma seperti di atas, maka seseorang yang

mendapatkan skor 183 keatas dalam kecerdasan spiritual siswa tersebut dapat

didiagnosis sebagai siswa yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi dan

sebaliknya seseorang yang memiliki skor 117 kebawah dapat didiagnosis sebagai

siswa yang memiliki kecerdasan spiritual rendah dan siswa yang memiliki skor

antara 117 sampai dengan 183 didiagnosis memiliki kecerdasan spiritual sedang.

(Azwar, 2003, hlm. 110)

2. Analisis data statistik inferensial

Analisis data statistik inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk

menjawab rumusan masalah no 3 dan no 4.

Analisis data statistik inferensial merupakan analisis data statistik yang

berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang

telah di susun. Subana dkk. (2005, hlm. 12) dalam menganalisis data statistik

inferensial menggunakan teknik analisis sebagai berikut :

a. Statistik parametrik

Statistik parametrik lebih banyak digunakan untuk menganalisis data yang

berbentuk interval dan ratio, dengan dilandasi beberapa persyaratan tertentu antara

lain misalnya : data variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.

(Sugiyono, 2011, hlm. 8)

b. Statistik nonparametrik

Statistik nonparametrik digunakan untuk menganalisis data yang

berbentuk nominal dan ordinal dan tidak dilandasi persyaratan data harus

Gambar

Gambar 3.1 Peta lokasi SMA Negeri 4 Bandung
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pedoman Observasi Kegiatan Guru Dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran Kemampuan Menyimak Dengan Menggunakan Media Gambar Di TK

Pemberian Tunjangan pemeriksa Merek dihentikan apabila Pegawai Negeri Sipit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, diangkat dalam jabatan struktural atau. jabatan

Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Jakarta.. Pusat Bahasa Departemen

Pengembangan daya tarik kawasan wisata bunga cihideung, kecamatan parongpong, Kabupaten bandung barat.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Probolinggo Tahun Anggaran 2017, dengan ini menetapkan Penyedia Pengadaan Langsung Pengadaan Barang untuk paket tersebut diatas adalah sebagai berikut :.. Badan Usaha :

menjelaskan hubungan tahap implementasi dengan tahapan proses keperawatan

diterima secara luas sebagai suatu yang benar dan tidak perlu diragunakan untuk diterapkan dalam pemerintahan modern... Pengaruh

- Teknologi nano pada industri penyamakan dapat diterapkan pada proses tanning dengan menggantikan bahan penyamak krom dengan bahan penyamak non krom. dengan ukuran nano