• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh permodalan, pendidikan, dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha : studi kasus sentra industri Genteng Desa Berjo Godean Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh permodalan, pendidikan, dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha : studi kasus sentra industri Genteng Desa Berjo Godean Yogyakarta."

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

Studi Kasus: Sentra Industri Genteng Godean Yogyakarta

Lusia Dian Ratnaningrum Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektifitas mengelola usaha. (2) pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektifitas mengelola usaha dan (3) pengaruh kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektifitas mengelola usaha.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada Sentra Industri Genteng Godean Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data regresi yang dikembangkan oleh Chow.

(2)

vii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CAPITAL, EDUCATION, AND THE CULTURE OF WORKING INVIRONMENT TOWARD THE RELATIONSHIP

BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT AND THE EFFECTIVENESS OF BUSINESS MANAGEMENT

A Case Study: At Roof Industrial Central Berjo Godean Yogyakarta

Lusia Dian Ratnaningrum Sanata Dharma University

2007

The aims of this research are to know: (1) the influence of capital towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management. (2) the influence of education towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management. (3) the influence of the culture of working invironment towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management, in some aspects of : a. power distance, b. individualism vs. collectivism, c. femininity vs. masculinity, d. uncertainty avoidance.

The research is a case study done at roof industrial central at Berjo Godean. The technique of gathering data was questionnaire and the data analysis technique used was regression model developed by Chow.

(3)

i

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA

JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS

MENGELOLA USAHA

Studi Kasus: Sentra Industri Genteng Desa Berjo Godean Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: Lusia Dian Ratnaningrum

NIM: 021334113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Bapa di Surga dan Bunda Maria, Santo Yudas Tadeus,

Santo Peregrinus, Santo Yosef, Santa Lusia dan para

malaikat di surga. tiada kata selain puji syukur.

Bapak dan Ibu atas kasih yang diberikan untuk

keberhasilanku.

MO TTO

Buka n ha sil, na m un ka sihNya , ke pa la n

ta ng a n, wa ktu da n pe luh ya ng ta k pe rna h

(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

(8)

vi

ABSTRAK

PENGARUH PERMODALAN, PENDIDIKAN, DAN KULTUR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA

Studi Kasus: Sentra Industri Genteng Godean Yogyakarta

Lusia Dian Ratnaningrum Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektifitas mengelola usaha. (2) pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektifitas mengelola usaha dan (3) pengaruh kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektifitas mengelola usaha.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada Sentra Industri Genteng Godean Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data regresi yang dikembangkan oleh Chow.

(9)

vii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CAPITAL, EDUCATION, AND THE CULTURE OF WORKING INVIRONMENT TOWARD THE RELATIONSHIP

BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT AND THE EFFECTIVENESS OF BUSINESS MANAGEMENT

A Case Study: At Roof Industrial Central Berjo Godean Yogyakarta

Lusia Dian Ratnaningrum Sanata Dharma University

2007

The aims of this research are to know: (1) the influence of capital towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management. (2) the influence of education towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management. (3) the influence of the culture of working invironment towards the relationship between the entrepreneurship spirit and the effectiveness of business management, in some aspects of : a. power distance, b. individualism vs. collectivism, c. femininity vs. masculinity, d. uncertainty avoidance.

The research is a case study done at roof industrial central at Berjo Godean. The technique of gathering data was questionnaire and the data analysis technique used was regression model developed by Chow.

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kasih, karunia dan rahmat yang berlimpah dari Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Permodalan, Pendidikan dan Kultur Lingkungan Kerja terhdap hubungan antara Jiwa kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha”. Studi Kasus sentra industri genteng Berjo Godean Yogyakarta. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan, semangat, dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, denga n kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria serta para Rasulnya di Surga atas

limpahan rahmat dan karuniaNya. Sungguh besar kasihMu.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak, Y. Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakata.

5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar dan meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran, serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.

6. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, serta saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(11)

ix

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati sehingga berguna untuk masa yang akan datang.

9. Mba’ Aris, Pak Wawi, Pak Waluyo, Pak Kemis, Pak Bambang, Mas Heri serta seluruh staf dan karyawan yang telah melayani dan membantu selama menjalankan pendidikan di Univeritas Sanata Dharma Yogyakarta.

10.Para responden yang ada di sent ra industri genteng desa Berjo Godean yang telah mengisi kuesioner.

11.Bapak Paulus Suko Riyadi dan Ibu Anna Budini Ismiyati terimakasih untuk semua dukungan, doa, dan cinta yang besar untukku.

12.Mbakku Cicillia Diana dan Mas Alfons thanks atas dukungan dan doanya, kerepotan kalian yang menyusahkan telah mendewasakanku.

13.Kedua tuyulku Yozsimus Prabakti dan Yohanes Bagaskara, (Mama Cici kangen… )

14.Mas’ku Emanuel Kristiantoro terimakasih untuk kasih dan nasehatnya, ya semua adalah proses yang akan indah tepat pada waktunya, cepat pulang untukku…

15.Mbah kakung, mbah putri dan emak yang ada di surga terimakasih untuk doa restunya., damai surga menyertai kalian semua. Amin.

16.Keluarga besar Mbah kakung Sukardi, Om Wawan dan bulek Sri, Om Yanto dan Bulek Titik, Om Slamet dan Bulek Rini, serta adek-adekku sayang Arum, Nuke, Pius, Thomas, Si Krebo Ayon dan Siska. Terimakasih untuk dukungan dan cintanya.

17.Keluarga besar Mbah kakung Thomas Suwarso, terimakasih.

(12)

x

Dewi K, Risa, Esti, Dika, TM Brendaku (dengan 10 ribu kita bisa tampil glamour, he3..), Ivon, Ucie and Adi, Lia, Dewi cilik, Sigit, Wulan. Tuhan memberkati.

19.Teman-teman PAK dan PDU, Sangkuriang (thx kerjasama angkringannya, kapan bikin event bareng lagi?), Bu De Yuni, DP, Yo2k, Dwi Cilik (yang rajin ya dek..), Vanya, Lamdos dan yang lainnya, terimakasih untuk kebersamaannya.

20.Teman-teman GRCku, Mendez, Koko, Yanu, Jep, Gatir, Bembenk, Ponyep, Meenk dan Nia, Andika, kostan mbah Djoyo (Gabug, Tukul, Kentang, Wahyu, Pak Tua, de Ito) dan temen-temen Management lainnya, (kapan touring lagi? he3).

21.Teman-teman Bodaku Risna, Kitink, Nadya dan Ka Ya2k, Nyu2n, Yuli, Ninik dan Teddy, Ajikku, dan semuanya terimakasih telah ada dimasa itu, ingat janji kita untuk jadi sesuatu yang diingini.

22.Teman – teman mudikaku Gestano, si We, Ivan, Intan, Ira, Wati dan semua-muanya, (Kapan parkir lagi?)

23.Ang dan And ika, terimakasih udah belajar bareng.

24.Pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih untuk doa, dukungan, dan perhatiannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

ABSTRAK... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Rumusan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Kajian Teoretik... 6

1. Efektivitas Mengelola Usaha ... 6

2. Jiwa Berwirausaha ... 8

3. Permodalan... 10

4. Pendidikan... 12

5. Kultur Lingkungan Kerja ... 14

(14)

xii

C. Hubungan Diantara Variabel Penelitian... 20

D. Kerangka Berfikir/Rasionalitas Penelitian... 25

E. Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 29

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 30

D. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Pengukuran ... 30

1.Variabel Penelitian... 37

2.Definisi Operasional ... 32

3.Pengukuran Variabel... 33

E. Teknik Pengumpulan Data... 33

F. Kisi-kisi kuesioner... 34

G. Pengujian Instrumen Penelitian... 39

H. Uji Prasyarat Analisis Korelasi ... 39

I. Analisis Data ... 40

1.Analisis Deskriptif... 40

2.Pengujian Hipotesis Penelitian... 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 48

A. Deskripsi Data... 48

B. Analisis Data ... 61

C. Pembahasan... 72

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN... 83

A. Kesimpulan... 83

B. Keterbatasan Penelitian... 84

C. Saran... 85

DAFTAR PUSTAKA... ..86

(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel.3.1 Skala Likert ... 33

Tabel.3.2 Operasionalisasi variabel Efektivits Mengelola Usaha ... 34

Tabel 3.3 Operasionalisasi variabel Jiwa Kewirausahaan... 35

Tabel 3.4 Operasionalisasi variabel Kultur Lingkungan Kerja ... 35

Tabel.3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivits Mengelola Usaha ... 37

Tabel.3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan... 37

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Lingkungan Kerja... 38

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian ... 39

Tabel.4.1 Deskripsi responden dilihat dari umur perusahaan... 48

Tabel.4.2 Deskripsi responden dilihat dari umur pemilik ... 48

Tabel.4.3 Deskripsi responden dilihat dari nilai aset ... 49

Tabel.4.4 Deskripsi responden dilihat dari modal... 50

Tabel.4.5 Deskripsi responden dilihat dari pendidikan... 50

Tabel 4.6 Penilaian efektivitas mengelola usaha ditinjau dari modal sendiri ... 51

Tabel 4.7 Penilaian jiwa kewirausahaan ditinjau dari modal sendiri... 52

Tabel 4.8 Penilaian efektivitas mengelola usaha ditinjau dari modal sendiri dan modal asing ... 53

Tabel 4.9 Penilaian jiwa kewirausahaan ditinjau dari modal sendiri dan modal asing ... 54

Tabel 4.10 Penilaian efektivitas mengelola usaha ditinjau dari pendidikan rendah 55 Tabel 4.11 Penilaian jiwa kewirausahaan ditinjau dari pendidikan rendah... 56

Tabel.4.12 Penilaian efektivitas mengelola usaha ditinjau dari pendidikan tinggi .. 57

Tabel.4.13 Penilaian jiwa kewirausahaan ditinjau dari pendidikan tinggi... 58

(16)

xiv

Tabel 4.15 Penilaian ditinjau dari Collectivsm and Individualism... 59

Tabel 4.16 Penilaian ditinjau dari Femininity vs Masculinity... 60

Tabel 4.17 Penilaian ditinjau dari Uncertainty Avoidance... 61

(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 88

Lampiran 2 Data Induk Penelitian... 97

Lampiran 3 Data Uji Validitas dan Rabilitas Penelitian... 105

Lampiran 3 Uji Validitas dan Rabilitas ... 108

Lampiran 4 Uji Normalitas... 112

Lampiran 5 Mean, Median, Modus, Standar Deviasi... 113

Lampiran 6 PAP II ... 117

Lampiran 7 Regresi... 124

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kebutuhan manusia tidak pernah ada habisnya untuk diperbincangkan. Kebutuhan manusia merupakan masalah pelik yang tidak ada ujung tombaknya jika tidak ada kesadaran dari pihak terkait untuk mengatasinya.

Kemakmuran suatu negara bisa dinilai dari kemampuan negara tersebut menghasilkan barang dan jasa yang berguna serta mampu mendistribusikannya keseluruh penduduk. Beberapa negara telah membangun perekonomian yang makmur, sementara yang lain tidak bisa mendapatkan hal yang sama. Hal yang lebih penting sebenarnya adalah kelompok individu yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang biasa kita sebut wirausahawan.

Banyak hal yang dapat dilalui untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik melalui lembaga formal maupun non normal (swasta). Namun pada kenyataannya para pekerja dituntut berpendidikan tinggi. Apabila tingkat pendidikan dapat dijadikan sebagai penilaian yang cukup representative bagi kualitas tenaga kerja maka semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan tenaga kerja akan semakin tinggi tingkat produktivitasnya.

(19)

industri langkah tersebut akan sangat tepat untuk ikut serta mema jukan

perekonomian bangsa. Karena dengan berwirausaha mampu mengubah nilai sumber daya, tenaga kerja dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar dari pada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan inovasi dan cara–cara baru. Mereka yang berhasil mendirikan usaha adalah mereka yang mempunyai kemampuan dalam mengelola usaha yang didasari modal, pendidikan, kultur lingkungan kerja, jiwa kewirausahaan.

Banyaknya wirausahawan gagal ditengah jalan dikarenakan faktor modal yang dirasa kurang. Keinginan mengembangkan usaha yang tidak dapat terwujud dan lain sebagainya. Bagi para wirausahawan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif. Modal tidak hanya berasal dari kebendaan yang bersifat materi, namun kesempatan atau peluang juga dapat kita jadikan sebagai modal.

Kultur Lingkungan kerja juga merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan keefektifan mengelola usaha. Karena di dalam kultur terdapat beberapa dimensi sebagai patokan pola sikap, asumsi dan harapan yang dimiliki bersama dan membentuk cara bagaimana orang-orang bertindak dan berinteraksi dalam suatu organisasi.

(20)

tujuan utama. Keberhasilan memberi arti dan kebanggaan pada usaha yang dilakukan.

Dengan adanya modal yang cukup, pendidikan, kultur lingkungan kerja yang baik dan jiwa wirausaha akan terciptanya wirausahawan sukses. Wirausaha berperan ganda yakni sebagai inovator dan planer. Sehingga jika usahanya berhasil dia dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang lain yang membutuhkan pekerjaan. Dengan melihat hal tersebut penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Permodalan, Pendidikan dan Kultur Lingkungan Kerja terhadap hubungan antara Jiwa

Kewirausahaan dengan Efektifitas Mengelola Usaha “.

B. Identifikasi Masalah

Mengingat terbatasnya waktu dan dana yang tersedia pada penulis, maka dalam penelitian ini penulis membatasi mengenai faktor- faktor permodalan, pendidikan, kultur lingkungan kerja dan hubungan antara jiwa kewirausahaan yang diduga berhubungan dengan keefektifan mengelola usaha.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut .

(21)

2. Apakah ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektifitas mengelola usaha ?

3. Apakah ada pengaruh kultur lingkungan kerja terhadap hubunga n antara jiwa kewirausahaan dan efektifitas mengelola usaha ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah .

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah .

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan-kebijakan dalam hal kewirausahaan.

(22)

3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperdalam pengetahuan yang diperoleh melalui bangku kuliah dan memperoleh pengalaman dari hasil penelitian terhadap praktek yang terjadi dalam dunia usaha.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

5. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya dan dapat menambah perbendaharaan bacaan khususnya mengenai kewirausahaan.

(23)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Efektivitas Mengelola Usaha

Efektivitas adalah kemampuan seseorang untuk mengusahakan sesuatu yang diinginkan yang berefek pada ketercapaian tujuan.

Mengelola berarti memimpin, mengendalikan, mengatur dan mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju, dan sebagainya serta bertanggung jawab penuh atas pekerjaan tertentu. (Kamus Indonesia Kontemporer, 1984; 695).

Seorang pengusaha harus memiliki beberapa dasar yang kuat agar bisa menghadapi tantangan dalam bisnisnya.

a. Semangat kerja, mencintai apa yang dikerjakannya sehingga membuat terus berkarya menghasilkan prestasi-prestasi baru tiada henti. Ketika menghadapi halangan atau kegagalan, tidak putus asa dan justru belajar dari kegagalan.

b. Seorang pengusaha harus memiliki impian. Impian merupakan wujud dari visi dan misi seseorang dalam berkarya. Dengan mimpi pikiran akan terfokus dan memudahkan mencapai apa yang diinginkan.

(24)

diterapkan secara konsisten agar hasil yang diharapkan bisa segera terwujud.

d. Dedikasikan seluruh tenaga, waktu dan pikiran untuk pekerjaan. Kadang kala seseorang harus bekerja sedikitnya 13 jam sehari dan tujuh hari seminggu agar impian terwujud.

e. Rinci. Pengusaha harus bisa memperhatikan hal yang detail dari proses produksi usahanya dan tidak bersikap masa bodoh. Dengan demikian ia mengetahui kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya. Ia juga tidak mau dibohongi bawahannya.

f. Tidak menggantungkan hidup pada nasib. Yang menentukan apa yang ingin Anda kerjakan dan hidup Anda tidak ditentukan oleh status yang merealisasikan diri sendiri adalah anda sendiri.

g. Dana. Menjadi kaya bukan tujuan utama seorang wirausahawan uang hanya untuk ukuran keberhasilan. Bila sukses uang akan datang dengan sendirinya.

h. Bagi-bagi. Kepemilikan usaha dibagikan kepada karyawan karena tanpa mereka bisnis tidak akan jalan. Karena itu, karyawan harus harus diperhatikan agar ada rasa memiliki terhadap perusahaan.

(25)

j. Mampu belajar dan mendengarkan. Pengusaha harus terus belajar dan mendengarkan masukan dari orang lain, tidak tergantung pada bakat alam, berbagai ajang diskusi seminar, sekolah, konferensi menjadi tempat baginya untuk terus mengasah pengetahun dibidangnya.

k. Rencana bisnis. Seseorang pengusaha selalu memilki rencana bisnis yang akan dikembangkan. Penyusunan rencana bisnis ini penting sebagai arahan dalam mencapai tujuan perusahaan

l. Hasil terbaik. Pengusaha sukses ingin mencapai prestasi terbaikdan prestasi itu akan menjadi kepuasan tersendiri yang sulit diganti apapun. (www.republika.co.id).

Efektivitas mengelola usaha merupakan usaha mencapai tujuan organisasi yang didukung dengan kemampuan memimpin, mengendalikan, mengatur dan mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju, dan sebagainya serta bertanggung jawab penuh atas pekerjaan tertentu. Jadi efektivitas mengelola usaha adalah kemampuan seseorang untuk berusaha menciptakan nilai tambah dan berani mengambil resiko yang mengarah pada terwujudnya usaha menjadi kenyataan ssehingga memberikan hasil yang diidamkan.

2. Jiwa Ke wirausahaan

(26)

Memiliki jiwa kewirausahaan dapat dilatih dengan kemauan untuk mempertahankan usaha yang dijalaninya.

Dalam konteks bisnis, menurut Zimmerer (1996) menyatakan bahwa: Entrepreneurship is the result of a disciplined systemic prosesof applying creativity and innovation too need and opportunities in the

market place.

Yang artinya, kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematik penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan peluang di pasar.

Jiwa kewirausahaan dapat terlihat melalui gejala-gejala seperti cipta rasa, kehendak dan kombinasi. Gejala tersebut apabila sampai ketaraf yang tinggi akan menghasilkan suatu kerangka berpikir untuk membuat keputusan, menyatakan pendapat, perasaan sosial, perasaan diri sendiri, perasaan intelektual, menimbulkan kemauan sugesti dan lain- lain (Susanta, 1967).

(27)

pertumbuhan usaha dan keuntungan serta mampu mengendalikan diri dengan baik.

Jadi jiwa kewirausahaan adalah ilmu jiwa penggerak manusia yang diterapkan dalam menjalankan sebuah usaha sehingga dengan jiwa yang terbentuk mampu membawa hasil yang maksimal walaupun dengan kerja yang sedikit dan waktu yang sedikit pula

3. Permodalan

Modal menurut Schwiedland (Riyanto. 1995: 12) modal dapat berbentuk uang (geldkapital), maupun dalam bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin barang-barang dagangan dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini penulis mengarah pada modal sendiri dan modal asing, Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. (Riyanto, 1995: 175). Sedangkan modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan “hutang” yang pada saatnya harus dibayar kembali. (Riyanto,1995: 186).

Untuk memulai suatu usaha dapat menggunakan modal sendiri maupun modal asing. Modal dapat berasal dari tabungan pribadi, mencoba akses pada teman, investor atau sumber pendanan lain.

(28)

a. Investor perorangan 1) Tabungan pribadi

Tabungan Pribadi adalah sumber pendanan ekuitas yang paling sering digunakan dalam memulai bisnis baru. Sebuah bisnis baru memerlukan ekuitas untuk memperhitungkan margin atau kesalahan.

2) Teman dan saudara

Kadang-kadang, pinjaman dari teman atau saudara dapat menjadi satu-satunya sember yang tersedia bagi pendanaan baru. Jenis pendanaan ini lebih didasarkan pada hubungan pribadi daripada analisis keuangan. Untuk meminimalkan kesempatan terjadinya kehancuran hubungan pribadi yang penting, wirausaha harus merencanakan pembayaran sesegera mungkin.

3) Investor perorangan lain

Sejumlah orang besar orang secara pribadi berinvestasi dalam kegiatan kewirausahaan milik orang lain. Mereka terutama adalah orang yang dengan pengalaman bisnis moderat sampai dengan yang signifikan, tapi juga professional dan kaya.

b. Bank

(29)

c. Program yang didukung pemerintah

Beberapa program pemerintah memberikan pendanaan bagi bisnis berskala kecil. Pemerintah telah mengalokasikan sejumlah uang yang meningkat untuk mendanai bisnis baru. Program pemerintah yang mendukung dengan didirikan beberapa saran untuk membangun tempat bisnis baru.

d. Sumber pendanaan lain

1) Lembaga keuangan berdasarkan komunitas

Lembaga keuangan berdasarkan komunitas adalah pemberi pinjaman yang melayani komunitas yang berpenghasilan rendah dan menerima dana dari pemerintah. Pemberi pinjaman berdasarkan komunitas ini memberikan modal pada bisnis yang tidak mempunyai atau bahkan sedikit akses untuk pendanaan pendirian perusahaan.

2) Perusahaan besar

Perusahan besar memberikan jumlah dana terbatas bagi investasi dalam perusahaan yang kecil.

4. Pendidikan

(30)

hidup dan sebagainya, yang nantinya akan membentuk kepribadian dan karakter seseorang.

Di dalam penelitian ini penulis hanya terbatas pada pengaruh pendidikan formal yang mengarah pada jenjang pendidikan tinggi yaitu SMA dan perguruan tinggi dan pendidikan rendah yaitu SD dan SMP. Sedangkan pengertian pendidikan formal menurut Idris Zahara (Keban, 2002: 15) adalah: Pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung di TK sampai Perguruan Tinggi.

Berkait dengan jenjang atau tingkatan-tingkatan yang ada dalam pendidikan formal, maka sikap atau kepribadian yang terbentuk pada seseorang pada setiap jenjang pendidikan akan berbeda pula. Menurut Ekram Prawirosaputro (Atmoko, 2003: 12), sikap atau kepribadian yang terbentuk pada lulusan tiap jenjang adalah sebagai berikut.

1. Lulusan SD, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah statis, monolostik dan cenderung dogmatis (sangat menjunjung tinggi peraturan-peraturan yang ada).

2. Lulusan SLTP, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah sedikit punya inisiatif, kritis, tetapi cenderung skeptis dan birokratis.

3. Lulusan SLTA, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah kritis, kreatif, rasional, memiliki inisiatif dan cenderung otonom.

4. Lulusan Perguruan Tinggi, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah terbuka terhadap kritik, kritis, dinamis, kosmopolitan, tidak fanatik, cenderung bersifat demokratis.

(31)

hal ini akan mempengaruhi pula dalam kondisi lingkungan kerja, dalam lingkungan pekerjaan antara tingkat pendidikan yang berbeda tentu juga dipengaruhi oleh daya tangkap, kreativitas serta dasar pengetahuan yang dimiliki oleh pekerja (tenaga kerja) itu sendiri. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat jenjang pendidikan maka produktivitasnya juga semakin tinggi.

5. Kultur Lingkungan Kerja

Menurut Michael Amstrong (Wibowo, 2004: 37), kultur perusahaan didefinisikan sebagai pola sikap, asumsi, keyakinan dan harapan yang dimiliki bersama, yang mungkin tidak dicatat, tetapi membentuk cara bagaimana orang-orang bertidak dan berinteraksi dalam organisasi dan mendukung bagaimana hal- hal tersebut dilakukan.

Sementara itu menurut Richard L. Daft (Wibowo, 2004: 37) kultur perusahaan merupakan penetapan nilai- nilai dalam suatu masyarakat yang terikat bekerja dibawah naungan suatu perusahaan

Hofstede (1980: 35-93) menyebutkan empat dimensi yang mempengaruhi kultur lingkungan kerja yaitu dimensi power distance, indivudualism versus collectivism, masculinity versus femininity, dan uncertainty avoidance.

(32)

mengambil keputusan manajer diharapkan seminimal mungkin berkonsultasi dengan bawahannya, agar bawahannya tidak kehilangan rasa hormat padanya. Sedangkan lingkungan kerja yang memiliki power distance rendah berusaha meminimalkan perbedaan status atau

mengutamakan kesejajaran (equality), sehingga struktur organisasi kurang ketat hirarkinya dan lebih terdesentralisir. Manajer diharapkan lebih banyak berkonsultasi dengan bawahannya dalam mengambil keputusan. Jadi power distance menurut Ndraha (1999: 244)) menjelaskan bahwa semakin dekat jarak kekuasaan, semakin akrab hubungan antara bawahan dengan atasan, dan semakin rendah tingkat ketergantungan bawahan pada atasan yang bersangkutan.

Dimensi yang kedua adalah individualism versus collectivsm. Budaya individualism mengarah pada kepentingan pribadi, cenderung menganggap perbedaan yang jelas antara kepentingan pribadi dan perusahaan, mendorong anggota-anggotanya agar mandiri, menekankan tanggung jawab dan hak-hak pribadinya, sehingga mampu menumbuhkan kemandirian emosional pada instansi tempat seseorang bekerja. Budaya collectivism menekankan kewajiban kepada instansi (kelompok) tempat

seseorang bekerja dari pada hak-hak pribadinya, serta berusaha memaksimalkan skills yang dimiliki dengan beragam cara seperti pelatihan.

(33)

Instrumen sisi individualism.

a) Personal time, yaitu pekerjaan (job) yang memberikan waktu luang yang cukup untuk diri sendiri dan keluarga.

b) Freedom, yaitu kebebasan untuk menggunakan cara pendekatan sendiri terhadap pekerjaan.

c) Challenge, yaitu pekerjaan yang menantang, yang memberikan kebanggan dan kepuasan dalam melaksanakan (sense of accomplishement).

Instrumen sisi collektivism.

a) Training, yaitu kesempatan untuk mengalami pelatihan guna meningkatkan job performance.

b) Physical conditions, yaitu adanya lingkungan kerja yang baik (ventilasi, cahaya, ruangan, warna, dsb).

c) Use of skill, yaitu penggunaan keterampilan sepenuhnya dalam melakukan pekerjaan.

Usaha tersebut juga didukung dengan kondisi fisik lingkungan kerja. Lingkungan kerja fisik adalah lingkungan kerja berupa kebendaan yang dapat mempengaruhi secara langsung dari pekerja saat bekerja. (Nitisemito, 1996; 112).

Dimensi yang ketiga adalah masculinity versus femininity. Dimensi ini lebih mengarah pada permasalahan gender pada lingkungan kerja. Masculinity lebih mengarah pada asertifitas, kompensasi, prestasi dan

(34)

dianggap penting. Sementara femininity lebih mengutamakan hubungan antar personal, keha rmonisan dan kinerja kelompok yang didukung kenyamanan dan kelayakan lingkungan kerja.

Berikut instrumen untuk mengukur sisi masculinity dan femininity (Ndraha, 1999: 246).

Instrument sisi Masculinity.

a) Earning, yaitu pendapatan: kesempatan mendapat job yang menjanjikan pendapatan yang tinggi

b) Recognition, yaitu pengakuan atau penghargaan masyarakat terhadapat pekerjaan.

c) Advancement, yaitu kesempatan untuk maju dan mendapat kedudukan tinggi.

Instrumen sisi femininity.

a) Manager, yaitu adanya hubungan baik atasan dan bawahannya.

b) Cooperation, yaitu kerjasama antar karyawan di dalam perusahaan yang bersangkutan.

c) Living area, yaitu bertempat tinggal di pemukuman yang layak bagi karyawan dan keluarganya.

d) Employment security, yaitu ketenagan bekerja selama karyawan suka, tanpa dihantui oleh pemutusan hubungan kerja.

(35)

terancam dengan ketidakpastian sehingga berusaha menciptakan mekanisme untuk mengurangi resiko. Di dalam situasi kerja dengan cara menciptakan aktivitas-aktivitas yang lebih terstruktur, aturan-aturan tertulis atau pengaturan yang baik cenderung crule oriented dan lebih banyak spesialisasi pekerjaan. Sementara pada perusahaan yang memiliki budaya UA rendah bisanya bersifat lebih relaks dan sedikit aturan dalam penyampaian instruksi pada bawahannya, sehingga membuat karyawan betah lebih lama bekerja pada perusahaan yang bersangkutan.

Organisasi dalam budaya UA tinggi juga cenderung memiliki kejadian turn over (keluar-masuk karyawan) yang sedikit, dan karyawan yang rendah ambisinya, perilaku yang kurang berani mengambil resiko dan petualangan, dan perilakunya lebih ritual. Masyarakat yang memiliki orientasi UA yang rendah, toleransi terhadap situasi yang samar-samar atau tidak pasti. Dalam situasi ini orang akan lebih banyak diberi kesempatan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam menyelesaikan tugas. (Kisni Daya dan Tri Sulis Y, 2003: 277-283).

Instrumen untuk mengukur penghindaran ketidakpastian (Ndraha, 1999: 247) dalam ma syarakat adalah sebagai berikut.

a) Job stress, yaitu frekuensi meregang atau nervous di tempat kerja atau sewaktu bekerja

(36)

c) Intent to stay with company for a long-term career, yaitu seberapa banyak karyawan yang ingin bekerja untuk jangka waktu lama di perusahaan yang bersangkutan.

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian R. Grace Amalia Tri Andika Sari mengenai

Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2005) meneliti tentang: pengaruh kreativitas terhadap minat berwiraswasta, pengaruh harga diri terhadap minat berwiraswasta, pengaruh pengetahuan kewiraswastaan terhadap minat berwiraswasta, pengaruh kreativitas, harga diri dan pengetahuan kewiraswastaan secara bersama-sama terhadap minat berwiraswasta

Alat analisis dengen menggunakan regresi dengan tingkat signifikan 5 %, diperoleh kesimpulan. 1) ada pengaruh positif dan signifikan kreativitas terhadap minat berwirswasta. 2) ada pengaruh positif dan signifikan harga diri terhadap minat berwraswasta. 4) ada pengaruh positif dan signifikan kreatifitas, harga diri dan pengetahuan kewiraswastaan terhadap minat berwiraswasta.

2. Penelitian oleh Victorianus Kiswantoro

(37)

sikap mental kreativitas seseorang dengan tingkat keberhasilan pengusaha kecil, hubungan antara sikap tertib hukum seseorang dengan tingkat keberhasilan pengusaha kecil.

Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1). Ada hubungan yang positif antara kemampuan bekerja sama seseorang dengan orang lain dengan tingkat keberhasilan berusaha pengusaha kecil kulit di kabupaten Bantul 2). Ada hubungan yang posiif antara sikap keuletan seseorang dengan tingkat keberhasilan berusaha pengusaha kecil kulit di Kabupaten Bantul. 3). Ada hubungan yang positif antara sikap mental kreatif dengan tingkat keberhasilan berusaha pengusaha kecil kulit di Kabupaten Bantul. 4). Ada hubungan yang postif antara sikap tertib hukum dengan tingkat keberhasilan berusaha pengusaha kecil kulit di Kabupaten Bantul

C. Hubungan Diantara Variabel Penelitian

1. Pengaruh Permodalan dalam Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha

(38)

pemenuhan kebutuhan maupun peluang dalam menjalankan usahanya sehingga akan mengarah pada tercapainya efektivitas mengelola usaha.

Di dalam pencapaian efektivitas mengelola usaha diduga tidak cukup dengan dimilikinya jiwa kewirausahaan saja. Karena efektivitas mengelola usaha hanya akan dapat tercapai jika kondisi lingkungan kerja kondusif. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan pendanaan untuk pembiayaan setiap aspek kegiatan usaha seperti pemasaran, kegiatan manajerial, teknologi dan lain sebagainya. Untuk membiayai kegiatan-kegiatan tersebut maka diperlukan modal sebagai sumber pendanaan. Modal dapat berasal dari modal sendiri maupun modal asing. Dengan menambahkan modal asing terhadap modal sendiri menjadikan modal bertambah besar, dapat diduga bahwa dengan dimilikinya modal sendiri ditambah modal asing dengan jiwa kewirausahaan yang sama, akan menghasilkan efektivitas mengelola usaha yang lebih tinggi dari pada hanya menggunakan modal sendiri. Dengan kata lain, dapat diduga semakin tinggi modal derajat hubungan jiwa kewirausahaan dan efektifitas mengelola usaha juga semakin tinggi. Sebaliknya jika semakin rendah modal derajat hubungan jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha juga semakin rendah.

2. Pengaruh Pendidikan dalam Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha

(39)

menyatakan pendapat, pengembangan ide dan manfaat lainnya dalam rangka menciptakan bagian lingkungan kerja yang kodusif untuk menciptakan efektivitas mengelola usaha.

Daya dalam jiwa kewirausahaan yang berefek pada kemampuan mencip takan efektivitas mengelola usaha tersebut, akan lebih efektiv jika didukung dengan pendidikan yang tinggi. Karena pendidikan mampu merangsang perasaan intelektual dan keterampilan seseorang melalui usaha belajar dan pengalaman-pengalamannya yang didapat dari usaha belajar tersebut. Sikap dan kepribadian yang terbentuk dari setiap jenjang pendidikan berbeda. Jenjang pendidikan tinggi (SMA dan Perguruan Tinggi) akan lebih kreatif dan inovatif dari pada yang berjenjang pendidikan rendah (SD dan SMP). Dapat diduga bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan dengan jiwa kewirausahaan yang sama, akan menghasilkan efektivitas mengelola usaha yang lebih tinggi dari pada yang berjenjang pendidikan rendah. Dengan kata lain, dapat diduga semakin tinggi jenjang pendidikan derajat hubunga n jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha juga semakin tinggi. Sebaliknya, jika semakin rendah jenjang pendidikan derajat hubungan jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha juga semakin rendah.

3. Pengaruh Kultur Lingkungan Kerja dalam hubungan antara Jiwa kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha.

(40)

kepemimpinan yang mendukung dalm menyelenggarakan pekerjaan, memusatkan perhatian pencapaian usaha dan keuntungan serta mampu mengendalikan diri dengan baik. Dengan dimilikinya ciri jiwa kewirausahaan tersebut memaksimalkan keefektifan dalam mengelola usaha sehingga tercipta lingkunga n kerja kondusif yang didukung kultur lingkungan kerja. Dimensi kultur lingkungan kerja adalah power distance, uncertainty avoidance, individualism vs collectivism, dan femininity vs

masculinity.

Power Distance merupakan jarak kekuasaan antara atasan dan bawahan. Power distance yang rendah terdapat hubungan antara atasan dan bawahan tanpa memandang status namun tetap dapat saling mengharga i dengan peran dan tanggung jawab masing- masing. Atasan dapat berkonsultasi kepada bawahan dan bawahan berani menyampaikan ide atau kreativitasnya sehingga secara tidak langsung hubungan tersebut mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada karyawan dan bagi atasan sendiri power distance yang rendah mampu meningkatkan efektifitas mengelola usaha begitu pula sebaliknya. Dapat diduga, semakin rendah power distance derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha semakin tinggi. Sebaliknya jika semakin tinggi power distance derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha semakin rendah.

(41)

juga mengutamakan hak-hak dan kepentingan perusahaan. Perlu pula didukung budaya individualism yang menekankan kemandirian, berani menghadapi tantangan dan kreativitas yang mampu meningkatkan efektivitas mengelola usaha. Dengan demikian dapat diduga, adanya pengaruh budaya collectivsm dengan budaya individualism memperkuat derajat hubungan jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.

Di dalam perusahaan juga diperlukan sikap tegas pimpinan (masculinity) yang harus diseimbangkan dengan hubungan harmonis antara karyawan dan atasan (femininity) sehingga terciptalah lingkungan kerja yang kondusif ya itu adanya sikap tegas namun tetap memperhatikan nilai- nilai keharnonisan dalam efektivitas mengelola usaha. Dapat diduga adanya pengaruh budaya masculinity dengan femininity memperkuat derajat hubunga n jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.

(42)

D. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh permodalan dalam hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha

Jiwa kewirausahaan merupakan daya penggerak jiwa seseorang dalam menjalankan usahanya. Efektivitas merupakan kemampuan mengelola seseorang untuk mengusahakan sesuatu yang diinginkan bertujuan pada ketercapaian tujuannya yang diduga berhubungan kuat dengan jiwa kewirausahaan. Modal adalah sejumlah nilai materiil yang dimiliki baik berupa uang maupun barang sebagai sarana menjalankan kegiatan usaha yang diduga berpengaruh terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan efektivitas mengelola usaha.

2 Pengaruh Pendidikan dalam Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha

(43)

3. Pengaruh Kultur Lingkungan Kerja dalam hubungan antara Jiwa kewirausahaan dengan Efektivitas Mengelola Usaha.

Jiwa kewirausahaan adalah kekuatan yang menjadi penggerak manusia untuk mampu menjalankan usaha dengan hasil yang maksimal. Efektivitas merupakan kemampuan mengelola seseorang untuk mengusahakan sesuatu yang diinginkan berefek pada ketercapaian tujuannya yang diduga berhubungan kuat dengan jiwa kewirausahaan. Kultur lingkungan kerja adalah kondisi atau situasi lingkungan kerja yang ada di sekitar pekerja yang keberadaannya telah lama sehingga mampu mempengaruhi sikap maupun asumsi pekerja yang berpengaruh terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan efektivitas mengelola usaha

Dari uraian diatas penelitian ini diga mbarkan model penelitian.

E. Hipotesis

Berdasarkan pada latar belakang penelitian, perumusan masalah dan landasan teori di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan

dengan efektivitas mengelola usaha. Jiwa

Kewirausah

Efektivitas Mengelola

usaha

Kultur Lingkungan

Kerja Pendidikan

(44)

2. Ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

(45)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang penulis gunakan meliputi: 1. Deskriptif - Assosiatif

Peneliti berusaha menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi) antar variabel, serta seberapa jauh kondisi ya ng ada diantara variabel yang diteliti dengan cara mengumpulkan data.

Dalam penelitian ini penulis terbatas pada variabel sebagai konsep yang dapat diasumsikan sebagai kisaran nilai yaitu efektivitas mengelolausaha, permodalan, pendid ikan, kultur lingkunga n kerja dan jiwa kewirausahaan.

2. Studi Kasus

Peneliti mencoba meneliti secara rinci mengenai suatu industri tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap pengaruh permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola ussaha pada sentra industri di daerah tertentu.

3. Ex Post Facto

(46)

kebelakang untuk mengetahui faktor- faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2001: 7).

Dalam penelitian ini akan menjawab faktor-faktor penyebab peristiwa mengapa permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja dapat mempengaruhi hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektifitas mengelola usaha.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di sentra industri desa Godean yang berada pada kabupaten Sleman.

Adapun alasan memilih lokasi itu adalah:

- merupakan sentra industri kerajinan genteng yang besar di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

- sentra industri kerajinan genteng yang letaknya sangat strategis sehingga transportasinya mudah dijangkau

2. Waktu Penelitian

(47)

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pengusaha kerajinan genteng di sentra industri desa Berjo Godean.

2. Sampel penelitian

Sampel merupakan sebagian dari populasi untuk mewakili populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang akan digunakan adalah + 100 pengusaha.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas kriteria

tertentu. Kriteria pengambilan sampel penelitian ini adalah responden memiliki modal sendiri maupun modal asing dan yang berpendidikan formal.

D. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Pengukuran

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariatif atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1998; 99). Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah:

(48)

c. kultur lingkungan kerja; d. jiwa kewirausahaan;

e. efektivitas mengelola usaha.

Adapun pengelompokkan variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Variabel independen (bebas)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2001: 33). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jiwa kewirausahaan.

2) Variabel dependen (terikat)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2001: 33) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah efektivitas dalam mengelola usaha.

3) Variabel moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independent dengan dependen. Variabel Moderator dalam penelitian ini adalah:

a. permodalan b. pendidikan

(49)

2. Definisi Operasional

a Efektivitas Mengelola Usaha

Efektivitas merupakan kemampuan mengelola seseorang untuk mengusahakan sesuatu yang diinginkan berefek pada ketercapaian tujuannya. Yang didukung kemampuan memimpin, mengarahkan kea rah yang lebih baik dengan bertanggung jawab terhadap usahanya. b. Jiwa kewirausahaan

Jiwa kewirausahaan adalah kekuatan yang menjadi penggerak manusia untuk mampu menjalankan usaha dengan hasil yang maksimal.

c. Permodalan

Modal adalah sejumlah nilai materiil yang dimiliki baik berupa uang maupun barang sebagai sarana menjalankan kegiatan usaha.

d. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar guna mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai- nilai moral yang akan membentuk pribadi atau karakter seseorang.

e. Kultur Lingkungan Kerja

(50)

3. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel- variabel penelitian di dasarkan pada indikator – indikatornya. Masing- masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam 5 (lima) skala sikap.

Masing- masing pernyataan dibuat dengan 5 (lima) pilihan jawaban dan masing- masing diberi skor (Sugiyono, 2001: 87) dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Skala Likert

Skor untuk pernyataan

No Keterangan

Positif Negatif

1 Sangat setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Ragu-ragu 3 3

4 Tidak setuju 2 4

5 Sangat tidak setuju 1 5

Catatan : Lima skala sikap di atas diberlakukan untuk kuesioner no II, III, dan IV

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner / Angket

Kuesioner / angket yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

(51)

Kuesioner II : Berupa pertanyaan yang terdiri dari 21 item untuk mendapatkan data mengenai persepsi usahawan tentang efektivitas dalam mengelola usaha.

Kuesioner III : Berupa pertanyaan mengenai pengaruh jiwa berwirausaha yang dimiliki usahawan dalam mengelola usahanya.

Kuesioner IV : Berupa pertanyaan mengenai pengaruh kultur lingkungan kerja dalam mengelola usaha.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara menyalin data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

F. Kisi-Kisi Kuesioner

1. Efektivitas mengelola usaha

Tabel 3.2

Operasionalisasi variabel efektivitas mengelola usaha

No Dimensi Indikator No. Pertanyaan

1. Kreativ itas Rencana bisnis 1.2.3

2. Manajerial Impian hidup 4,5

3. Interpersonal Hasil terbaik Pengendalian

Pembagian tanggung jawab Semangat kerja

Totalitas Kepercayaan diri Etika moral

(52)

2. Jiwa kewirausahaan

Tabel 3.3

Operasionalisasi variabel jiwa kewirausahaan

No. Dimensi Indikator No. Pertanyaan

1. Resiko

Inovasi pengembangan ide Kerja kelompok Kepercayaan diri Peraturan Penyesuaian diri Ilmu pengetahuan Cekatan Orientasi karir/pekerjaan Kemampuan manajerial Bentuk kepribadian Gaya kepemimpinan

Pencapaian pertumbuhan usaha Pencapaian keuntungan Kondisi perasaan Pengendalian diri

6, 7 1, 2, 3, 4 10 11, 12 13, 17, 19 14, 18 21, 22 20 24 8, 23 26, 27 28, 29, 30 9

32 15, 16, 33 33, 34

3. Kultur lingkungan kerja

Tabel 3.4

Operasionalisasi variabel kultur lingkungan kerja

No Dimensi Indikator No. Pertanyaan

Hubungan atasan dan bawahan

1, 2, 3

Struktur organisasi yang menyamakan kesetaraan dalam perbedaan tugas

4 1 Power distance

Adanya Kesetaraan dalam perbedaan tanggungjawab 5, 6 Kebebasan dalam menyelesaikan pekerjaan 7 Berani menghadapi tantangan 8 Pelatihan untuk meningkatkan kinerja karyawan 9

Kondisi fisik lingkungan kerja

10 2 Individualism and

collectivism Meningkatkan keterampilan kerja 11 Kesempatan untuk memperoleh laba 12 3 Femininity and

masculinity

(53)

Kesejahteraan karyawan 14, 15, 16 Penghargaan masyarakat

terhadap produk

17

Keluar masuknya karyawan 18, 19 4 Uncertainty

avoidance Adanya aturan/ pedoman dalam melaksanakan tugas

20, 21

.

G. Pengujian Instrument Penelitian

a. Uji Validitas

Validitas adalah kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. (Sugiyono, 1997).

Pengujian validitas ini menggunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2002:146).

{

( )

}{

( )

}

) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan:

r

xy = koefisien korelasi

N = jumlah responden

X = nilai skor masing- masing item Y = nilai skor seluruh item

Kemudian nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai korelasi pada tabel. Jika

r

xy lebih besar dari rtabel pada taraf siginifikansi
(54)

dari rtabel berarti menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan tidak

valid (Arikunto, 2002:147). Rangkuman dari hasil pengukuran validitas tampak dalam tabel-tabel berikut ini.

Tabel 3.5

Hasil pengujian validitas Variabel efektivitas mengelola usaha

No item r hitung r tabel Ket

1 .343 0,239 Valid

2 .503 0,239 Valid

3 .467 0,239 Valid

4 .352 0,239 Valid

5 .639 0,239 Valid

6 .399 0,239 Valid

7 .419 0,239 Valid

8 .435 0,239 Valid

9 .351 0,239 Valid

10 .501 0,239 Valid

11 .282 0,239 Valid

12 .448 0,239 Valid

13 .276 0,239 Valid

14 .326 0,239 Valid

15 .336 0,239 Valid

16 .459 0,239 Valid

17 .342 0,239 Valid

18 .474 0,239 Valid

19 .301 0,239 Valid

20 .390 0,239 Valid

21 .474 0,239 Valid

Sumber: data penelitian diolah

Tabel 3.6

Hasil pengujian validitas Variabel jiwa kewirausahaan

No item r hitung r tabel Ket

1 .433 0,239 Valid

2 .568 0,239 Valid

3 .425 0,239 Valid

4 .269 0,239 Valid

5 .529 0,239 Valid

6 .400 0,239 Valid

7 .673 0,239 Valid

8 .571 0,239 Valid

9 .310 0,239 Valid

10 .450 0,239 Valid

(55)

12 .514 0,239 Valid

13 .486 0,239 Valid

14 .494 0,239 Valid

15 .575 0,239 Valid

16 .570 0,239 Valid

17 .588 0,239 Valid

18 .433 0,239 Valid

19 .568 0,239 Valid

20 .425 0,239 Valid

21 .269 0,239 Valid

22 .529 0,239 Valid

23 .400 0,239 Valid

24 .673 0,239 Valid

25 .571 0,239 Valid

26 .310 0,239 Valid

27 .450 0,239 Valid

28 .501 0,239 Valid

29 .514 0,239 Valid

30 .486 0,239 Valid

31 .494 0,239 Valid

32 .575 0,239 Valid

33 .570 0,239 Valid

34 .588 0,239 Valid

Sumber: data penelitian diolah.

Tabel 3.7

Hasil pengujian validitas Variabel kultur lingkungan kerja

No item r hitung (X4) r tabel Ket

1 .397 0,239 Valid

2 .409 0,239 Valid

3 .464 0,239 Valid

4 .716 0,239 Valid

5 .502 0,239 Valid

6 .477 0,239 Valid

7 .395 0,239 Valid

8 .461 0,239 Valid

9 .583 0,239 Valid

10 .650 0,239 Valid

11 .359 0,239 Valid

12 .477 0,239 Valid

13 .728 0,239 Valid

14 .580 0,239 Valid

15 .662 0,239 Valid

16 .678 0,239 Valid

17 .377 0,239 Valid

18 .548 0,239 Valid

19 .468 0,239 Valid

20 .723 0,239 Valid

21 .487 0,239 Valid

(56)

b. Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian yang adalah instrumen bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono,1997). Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan tingkat keandalan kuesioner dalam penelitian. Yang dicari dengan persamaan Alpha Cronbach:

r

i= 

     Σ       − 2 2 1 ) 1 ( t b k k σ σ Keterangan:

r

i : Reabilitas Instrument

k : Jumlah butir pertanyaan

2

b

σ

Σ : Jumlah Varians butir

2

t

σ : Total Varians

Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika

r

hitung lebih besar

dari rtabel pada taraf siginifikansi 5%. Sebaliknya suatu instrumen

penelitian dikatakan tidak reliabel jika r hitung lebih kecil dari r tabel Tabe l 3.8

Hasil pengujian reliabilitas variabel penelitian

(57)

H. Uji Prasyarat Analisis Korelasi

Uji Normalitas

Uji norma litas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan program SPSS. Uji normalitas menggunakan tes satu sample Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah (Siegel,1997:59) dengan rumus:

( )

( )

[

Fo x Sn x

]

D= −

keterangan:

D = Deviasi Maksimum

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditemukan Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai asymp. Sig. (2 tailed) > 0,05, maka distribusi data dikatakan normal Atau menggunakan rumus chi kuadrat (Sugiyono, 2001 : 226) yaitu :

(

)

fh fh fo 2

2 =Σ −

χ

keterangan :

2

χ = Chi kuadrat

fo = Frekuensi observasi fh = frekuensi harapan

(58)

I. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memaparkan harga rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi dan menghitung % dari masing-masing variabel.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ingin menyatakan bahwa ada hubungan antara jiwa kewirausahaan, dengan efektivitas mengelola usaha apabila ditinjau dari permodalan, pendidikan dan kultur lingkungan kerja. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel–variabel tersebut digunakan model persamaan regresi.

a. Hipotesis 1

1) Rumusan Hipotesis

Ho : tidak ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Ha : ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa

kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

2) Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati, 1995:512) dengan rumus sebagai berikut:

(

)

i

i

=

α

+

β

Χ

+

β

Χ

+

β

Χ

Χ

+

µ

Υ

0 1 1 2 2 3 1 2

Keterangan:

i

(59)

0

α = Konstanta

1

Χ = Variabel jiwa kewirausahaan

2

Χ = Variabel permodalan

2 1Χ

Χ = Nilai interaksi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel permodalan

3 2 1,β ,β

β = Koefisien regresi (besaran pengaruh) i

µ = Pengganggu regresi

Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi variabel X1X2 terhadap Yi maka dilakukan pembandingan nilai

signifikansi koefisien regresi (β3) dengan taraf signifikansi (α) yang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Ho ditolak bila nilai signifikansi koefisien regresi (β3) lebih rendah dari taraf signifikansi (α) 0,05.

b. Hipotesis 2

1) Rumusan Hipotesis

Ho: tidak ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

Ha: ada pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

2) Rumus

(

)

i

i

=

α

+

β

Χ

+

β

Χ

+

β

Χ

Χ

+

µ

Υ

0 1 1 2 2 3 1 2

Keterangan:

i

Υ = Variabel efektivitas mengelola usaha

0

α = Konstanta

1

Χ = Variabel jiwa kewirausahaan

2

(60)

2 1Χ

Χ = Nilai interaksi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel pendidikan

3 2 1,β ,β

β = Koefisien regresi (besaran pengaruh) i

µ = Pengganggu regresi

Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi variabel X1X2 terhadap Yi maka dilakukan pembandingan nilai

signifikansi koefisien regresi (β3) dengan taraf signifikansi (α) yang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Ho ditolak bila nilai signifikansi koefisien regresi (β3) lebih rendah dari taraf signifikansi (α) 0,05.

c. Hipotesis 3

1) Kultur lingkungan kerja pada dimensi power distance a) Rumusan Hipotesis

Ho: tidak ada pengaruh power distance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Ha: ada pengaruh power distance terhadap hubungan antara jiwa

kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. b) Rumus :

(

)

i

i

=

α

+

β

Χ

+

β

Χ

+

β

Χ

Χ

+

µ

Υ

0 1 1 2 2 3 1 2

Keterangan:

i

Υ = Variabel efektivitas mengelola usaha

0

α = Konstanta

1

Χ = Variabel jiwa kewirausahaan

2

Χ = Variabel power distance

2 1Χ

(61)

3 2 1,β ,β

β = Koefisien regresi (besaran pengaruh) i

µ = Pengganggu regresi

Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi variabel X1X2 terhadap Yi maka dilakukan

pembandingan nilai signifikansi koefisien regresi (β3) dengan taraf signifikansi (α) yang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Ho ditolak bila nilai signifikansi koefisien regresi (β3) lebih rendah dari taraf signifikans i (α) 0,05.

2) Kultur lingkungan kerja pada dimensi individualism vs collectivsm a) Rumusan Hipotesis

Ho: tidak ada pengaruh individualism vs collectivsm terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

Ha: ada pengaruh individualism vs collectivsm terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

b)Rumus :

(

)

i

i

=

α

+

β

Χ

+

β

Χ

+

β

Χ

Χ

+

µ

Υ

0 1 1 2 2 3 1 2

Keterangan:

i

Υ = Variabel efektivitas mengelola usaha

0

α = Konstanta

1

Χ = Variabel jiwa kewirausahaan

2

Χ = Variabel individualism vs collectivsm

2 1Χ

(62)

3 2 1,β ,β

β = Koefisien regresi (besaran pengaruh) i

µ = Pengganggu regresi

Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi variabel X1X2 terhadap Yi maka dilakukan

pembandingan nilai signifikansi koefisien regresi (β3) dengan taraf signifikansi (α) yang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Ho ditolak bila nilai signifikansi koefisien regresi (β3) lebih rendah dari taraf signifikansi (α) 0,05.

3) Kultur lingkungan kerja pada dimensi femininity vs maculinity a) Rumusan Hipotesis

Ho: tidak ada pengaruh femininity vs maculinity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

Ha: ada pengaruh femininity vs maculinity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

b)Rumus :

(

)

i

i

=

α

+

β

Χ

+

β

Χ

+

β

Χ

Χ

+

µ

Υ

0 1 1 2 2 3 1 2

Keterangan:

i

Υ = Variabel efektivitas mengelola usaha

0

α = Konstanta

1

Χ = Variabel jiwa kewirausahaan

2

Χ = Variabel femininity vs maculinity

2 1Χ

(63)

3 2 1,β ,β

β = Koefisien regresi (besaran pengaruh) i

µ = Pengganggu regresi

Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi variabel X1X2 terhadap Yi maka dilakukan

pembandingan nilai signifikansi koefisien regresi (β3) dengan taraf signifikansi (α) yang digunakan dalam penelitian ini yakni 0,05. Ho ditolak bila nilai signifikansi koefisien regresi (β3) lebih rendah dari taraf signifikansi (α) 0,05.

4) Kultur lingkungan kerja pada dimensi uncertainty avoidance a) Rumusan Hipotesis

Ho: tidak ada pengaruh uncertainty avoidance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

Ha: ada pengaruh uncertainty avoidance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.

b)Rumus :

(

)

i

i

=

α

+

β

Χ

+

β

Χ

+

β

Χ

Χ

+

µ

Υ

0 1 1 2 2 3 1 2

Keterangan:

i

Υ = Variabel efektivitas mengelola usaha

0

α = Konstanta

1

Χ = Variabel jiwa kewirausahaan

2

Χ = Variabel uncertainty avoidance

2 1Χ

(64)

3 2 1,β ,β

β = Koefisien regresi (besaran pengaruh) i

µ = Pengganggu regresi

Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi variabel X1X2 terhadap Yi maka dilakukan

(65)

48

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data

1. Deskripsi Responden

a Umur perusahaan

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data umur perusahaan responden sentra industri genteng Berjo Godean.

Tabe l 4.1

Deskripsi responden dilihat dari umur perusahaan

Umur perusahaan frekuensi Frekuensi kumulatif (%)

10 – 11 3 6,67 %

12 – 21 27 60 %

22 – 31 12 26,67 %

32 - 41 3 6,67 %

Jumlah 45 100 %

Sumber: data penelitian diolah.

Dari data responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden umur perusahaanya berkisar antara 12 – 21 tahun sebanyak 12 perusahaan dengan frekuensi kumulatif 26,67 %.

b Umur pemilik

(66)

Tabel 4.2

Deskripsi responden dilihat dari umur pemilik

Umur pemilik frekuensi Frekuensi kumulatif (%)

30 – 41 4 8,89 %

42 - 51 25 55,55 %

52 – 61 11 24,44 %

62 - 71 5 11,11 %

jumlah 45 100 %

Sumber: data penelitian diolah.

Dari data responden menunjukkan bahwa sebagian besar umur responden berkisar antara 42 – 51 tahun sebanyak 25 perusahaan dengan frekuensi kumulatif 55,55 %.

c Nilai aset

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data umur pemilik responden sentra industri genteng Berjo Godean.

Tabel 4.3

Deskripsi responden dilihat dari nilai aset

Nilai aset frekuensi Frekuensi kumulatif(%)

10.000.000 – 21.000.000 13 28,89 % 22.000.000 – 31.000.000 13 28,89 % 32.000.000 – 41.000.000 6 13,33 % 42.000.000 – 51.000.000 4 8,89 %

52.000.000 – 61.000.000 0 0

62.000.000 – 71.000.000 3 6,67 %

72.000.000 – 81.000.000 0 0

82.000.000 – 91.000.000 1 2,22 % 92.000.000 – 101.000.000 4 8,89 % 102.000.000 – 121.000.000 1 2,22 %

jumlah 45 100 %

Sumber: data penelitian diolah.

(67)

d Modal

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data modal responden sentra industri genteng Berjo Godean.

Tabel 4.4

Deskripsi responden dilihat dari modal

modal frekuensi Frekuensi kumulatif(%)

Modal sendiri 31 68,89 %

Modal sendiri dan modal asing 14 31,11 %

jumlah 45 100 %

Sumber: data penelitian diolah.

Dari data responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden menggunakan modal sendiri sebanyak 31 responden dengan frekuensi kumulatif 58,89 %.

e Pendidikan

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data pendidikan responden sentra industri genteng Berjo Godean.

Tabel 4.5

Deskripsi responden dilihat dari pendidikan

modal frekuensi Frekuensi kumulatif(%)

Pendidikan rendah 20 44,44 %

Pendidikan tinggi 25 55,56 %

jumlah 45 100 %

Sumber: data penelitian diolah.

(68)

2. Deskripsi variabel penelitian

Deskripsi data dalam penelitian ini memaparkan tentang harga rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi dari masing- masing variabel penelitian. Dalam memberikan penilaian masing- masing variabel digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II (Masidjo, 1995:157).

a. Efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang hanya menggunakan modal sendiri

Banyaknya butir kuesioner yang sahih untuk variabel ini berjumlah 21 item. Dari data diketahui bahwa skor tertinggi 98 dan skor terendah 68. Dengan perhitungan mean = 82,48, median = 82, modus = 77 dan standar deviasi = 6,99 (lihat lampiran 5).

Berikut ini disajikan tabel penilaian efektivitas mengelola usaha ditinjau dari responden yang hanya menggunakan modal sendiri dengan menggunakan PAP tipe II.

Tabel4.6

Penilaian Efektivitas Mengelola Usaha Ditinjau dari Responden yang Hanya Menggunakan Modal Sendiri

Kategori f fr Interpretasi

>

Gambar

Tabel 4.18 Hasil Pengujian Normalitas...................................................................
Tabel 3.1 Skala Likert
Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel efektivitas mengelola usaha
Tabel 3.4 Operasionalisasi variabel kultur lingkungan kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

2. Setelah itu akan tampil kotak dialog Print. Anda dapat memilih jenis pinter yang akan digunakan serta jumlah dan halaman yang akan di print pada select

Manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya, dari zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan

(2) Kodiklatad dipimpin oleh Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat disingkat Dankodiklatad yang berkedudukan di bawah dan bertanggung

Makanya ketika saya menerima itu saya kirimlah nota dinas kepada saudara Zulkifli, saya kirim nota dinas, tolong dicek 038 apakah sudah benar, tolong itu, dan salah satu hal

Apabila dengan adanya dua faktor hukum ini dan ketika Mendagri melantik paket MDT-DT, apakah para komentator yang ada dapat menjamin bahwa situasi akan tetap kondisuif.. Bagi

T\-rjuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh shot peening terhadap korosi retak tegang baja karbon rendah dalam lingkungan air laut yang mengandung 3,5 7a

Parameter merupakan data yang dapat ditambahkan dari luar metode, misal jika kita membuat sebuah metode untuk mengubah nama pada kelas Manusia, maka pasti kita memerlukan nama

Telah dilakukan penelitian uji penurunan kadar glukosa darah ekstrak daun kubis (Brassica oleracea var. Capitata) terhadap tikus putih hiperglikemia dengan metode uji toleransi