BAB IV ANALISA DATA
1. PENDAHULUAN
« •
Dalam analisa data berikut adalah hasil dari perhitungan yang telah dilakukan berdasarkan hasil survei di lapangan. Beberapa analisa berikut terdiri atas :
- Simpang tak bersinyal
Berisi perhitungan yang dilakukan di jalan Ahmad Yani - Brigjen. Katamso pada simpang tiga lengan tersebut berdasarkan data-data pada tahun 2001.
- Panjang antrian
Panjang antrian yang dimaksud adalah jumlah kendaraan yang terhenti akibat kendaraan jenis heavy vehicle yang akan berbelok ke jalan Brigjen. Katamso sehingga menimbulkan panjang amrian yang dapat mengganggu arus lalu lintas bundaran Waru. Pada bagian ini radius belokan yang ada dicoba diperbesar schingga diharapkan dapat mengurangi panjang antrian yang terjadi.
°erhitungan dilakukan berdasarkan data-data survei pada tahun 2001 yang kemudian diprediksi hingga tahun 2016 yang akan datang.
- Bagian jalinan bundaran
Berisi hasil-hasil perhitungan untuk bundaran Waru berdasarkan data-data yang diambil pada tahun 2001 untuk kemudian disimulasikan sehingga dapat
ini diperoleh hasil untuk radius bundaran saat ini dan hasil apabila radius bundaran diperkeeil.
- Simpang bersinyal
Dalam hal ini, .bundaran dihilangkan dan diberi trafjic light lalu dalam perhitungan didapatkan hasil berdasarkan hasil survei pada tahun 2001.
2. SIMPANG IAK BERSINYAL
JALAN AHMAD YANI - JALAN BRIGJEN. KATAMSO
Tahun 2001 ( pada jam puncak pagi hari)
Arus lalu lintas = 4606 smp/jam (Lihat lampiran label 2.1-5. ) , • Kapasitas 5845 smp/jam ( Lihal lampiran tabel 2.1-4. )
Derujat kejenuhan = 0.8 ( Lihal lampiran tabel 2.1-5. ) Tahun 2001 ( pada jam puncaksnre hari)
Arus lalu lintas = 5616 smp/jam ( Lihat lampiran tabel 2.1-2. ) Kapasitas = 6059 smp/jam ( Lihat lampiran tabel 2.1-7. ) Derajat kejenuhan = 0.93 ( Lihat lampiran tabel 2.1-8. )
24
PANJANG ANTRIAN AKIBAT BELOK
JALAN AIIMAD YANI - JALAN BRIGJEN. KATAMSO
Tahun 2001 ( Lampiran tabel 2.2-1.) - Pada jam puncak pagi hari
Rachns belok = 5.7 meter
Jumlah kendaraan heavy vehicle yang berbelok = 25 smp/jam Juinlah kendaraan terhenti = 321 smp
Panjang anirian = 535.248 meier, - Padajam puncak sore hari •
Rathw belok = 5.7 meter
Jumlah kendaraan hcaw whit'lc vang berbelok 38 smp/jam Jumlah kendaraan terhenli 461 smp
Panjang anlrian kendaraan 768.46 meter Tahun 2006 ( Lampiran tahel 2.2-5 ) - Pada jam puncak pagi hari
Radius belok = 15 meter
Jumlah kendaraan heavy vchicle yang berbelok = 35 smp/jam Jumlah kendaraan terhenti = 68 smp
Panjang antrian kendaraan = 113.672 meter
- Padajam puncak sore hari Radius belok = 15 meter
Jumlah kendaraan heavy vehible yang berbelok - 53 smp/jam Jumlah kendaraan terhenti = 134.smp
Panjang anlrian •---• 223.48 meter Tahun 2011 ( Lampiran tabel 2.2-6 ) - Padajain puncak pagi hari
Ikulius belok 15 meier
Jumlah kendaraan heavy vehicle yang berbelok = 49 smp/jam Jumlah kendaraan terhenti = 135 smp
Panjang anlrian kendaraan - 224.659 meter - Padajam puneak sore hari
Raclius belok = 15 meter
Jumlah kendaraan heavy vehicle yang berbelok = 75 smp/jam Jumlah kendaraan terhenti = 265 smp
Panjang antrian = 441.729 meter 1 'ahun 2016 ( Lampiran tabel 2.2-7 ) - Pada jam puncak pagi hari
Raclius belok = 15 meter
Jumlah kendaraan heavy vehicle yarg berbelok = 69 smp/jam Jumlah kendaraan terhenti = 266 smp
Panjang antrian kendaraan = 443.272 meter
26
- Pada jam puncak sore hari Radius belok = 15 meter
Jumlah kendaraan heavy vehicle yang berbelok = 106 smp/jam Jumlah kendaraan terhenti = 524 smp
Panjang antrian = 873.284 meter
. BAGIAN JALINAN BUNDARAN
JALAN AHMAD YANI - BUNDARAN WARU
-
1. Arus I:iIii linlas ( pada jam puncak pagi hari)
- Tahun 2001 = A + B + C = 16906 smp/jain ( Lihat lampiran tabel 2.3-1. ) - Tahun 2006 = A + B + C = 23767 smp/jam ( Lihat lampiran tabel 2.3-5. ) - Tahun 2011 = A + B + O 33413 smp/jam ( Lihat lampiran tabel 2.3-9. ) -Tahun 2016 = A + B + C = 46973 smp/jam ( Lihat lampiran tabel 2.3-13. )
Arus lalu lintas ( pada jam puncak sore hari)
- Tahun 2001 = A + B + C = 19060 smp/jam ( Lihat lampiran tabel 2.3-17. ) - Tahun 2006 = A + B + C = 26796 smp/jam ( Lihat lampiran tabel 2.3-21.) - Tahun 2011=A + B + C = 37670 smp/jam ( Lihat lampiran tabel 2.3-25. ) - Tahun 2016 = A + B + O 52958 smp/jam ( Lihat lainpiran tabel 2.3-29.)
2. Parameter geometrik bagian jalinan Tahun 2001 ( Lampiran tabel 2.3-2.) - Rudius bundaran = 135.28 meter - Keliling bundaran = 850 meter - Bagian jalinan AB
Lcbar masuk rata-rata = 1 1.685 meter Lebar jalinan = 14.7 meter
- Panjang jalinan = 210.5 meter - BagianjalinanBC
Lebar masuk rata-rata =15.7 meter Lebar jalinan = 14.2 meter
Panjang jalinan = 201.3 meter - Bagianjalinan CA
Lebar masuk rata-rata = 10.55 meter Lebar jalinan = 16.8 meter
Panjangjalinan = 213.9 meter
Tahun 2006 s/d Tahun 2016 ( Lampiran tabel 2.3-6 - Radius bundaran = 96.96 meter
- Keliling bundaran = 609.2 meter - Bagianjalinan AB
Lebar masuk rata-rata = 30.845 meter Lebarjalinan = 53.02 meter
Panjangjalinan = 210.5 meter - Bagian jalinan BC
Lebar masuk rata-rata = 34.86 meter Lebar jalinan = 52.52 meter
Panjangjalinan = 201.3 meter - Bagianjalinan CA
Lebar masuk rata-rata = 29.71 rneter Lebar jalinan =55.12 meter
Panjang jalinan = 213.9 meter
Kapasitas
Tahun 2001 ( Lampiran tabel 2.3-3.) - Bagian jalinan AB = 7316 smp/jam - Bagian jalinan BC = 7908 smp/jam - Bagian jalinan CA = 7560 smp/jam
Tahun 2006 s/d 2016 ( Lampiran tabel 2.3-7.) - Bagianjalinan AB = 16573 smp/jam
- Bagian jalinan BC = 16124 smp/jam - Bagian jalinan CA = 17575 smp/jam
4.4.4. . Pcrilaku Lalu Lintas
Tahun 2001 (jam puncak pagi - Lampiran tabel 2.3-4.) - Bagianjalinan AB
Arus bagian jalinan = 4403 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.602
Tundaan lalu lintas total = 13209 det/jam Peluang antrian = 10 s/d 22 %
- Bagian jalinan BC
. . Arus bagian jalinan = 6217 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.786
Tundaan lalu lintas total = 34193.5 det/jam Peluang antrian = 19 s/d 43 %
- Bagian jalinan CA
Arus bagian jalinan = 6916 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.9147
Tundaan lalu lintas total = 69160 det/jam Peluang antrian = 30 s/d 66 %
Tahun 2006 (jam puncak pagi - Lampiran tabcl 2.3-8.) - Bagian jalinan AB
Arus bagian jalinan = 6190 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.373
:M
Tundaan lalu lintas total " 11141.779 det/jam Peluang antrian = 4 s/d 8 %
- Bagianjalinan BC
Arus bagian jalinan = 8740 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.542
- Bagianjalinan CA
Arus bagian jalinan = 9723 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.553
Tahun 2011 (jam puncak pagi - Lampiran tabel 2.3-12.) - Bagianjalinan AB
Arus bagian jalinan = 8702 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.525
- Bagianjalinan BC
Arus bagian jalinan = 12287 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.762
- Bagian jalinan CA
Arus bagian jalinan = 13669 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.778
Tahun 2016 (jam puncak pagi - Lampiran tabel 2.3-16.) - Bagian jalinan AB
Arus bagian jalinan = 12233 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.738
- Bagian jalinan BC
Arus bagian jalinan = 17273 smp/jam Derajat kejenuhan = 1.071
- Bagian jalinan CA
Arus bagian jalinan = 19216 smp/jam Derajat kejenuhan = 1.093
Tahun 2001 (jam puncak sorc - Lampiran tabel 2.3-20.) - Bagianjalinan AB
Arus bagian jalinan = 7214 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.921
- Bagian jalinan BC
Arus bagian jalinan = 5146 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.622
- Bagianjalinan CA
Arus bagian jalinan = 7026 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.877
Tahun 2006 (jam puncak sore - Lampiran tabel 2.3-24.) - Bagian jalinan AB
Arus bagian jalinan = 10141 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.376
- Bagian jalinan BC
Arus bagian jalinan = 7234 smp/jam
32
Derajat kejenuhan = 0.272 - BagianjalinanCA
Arus bagian jalinan = 9877 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.370
Tahun 2011 (jam puncak sore - Lampiran tabel 2.3-28.) -Bagianjalinan AB
Arus bagian jalinan = 14257 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.529 ' - Bagianjalinan BC
Arusbagian jalinan = 10169 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.382
- Bagian jalinan CA
Arus bagian jalinan = 13885 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.520
Tahun 2016 (jam puncak sore - Lampiran tabel 2.3-32.) - Bagian jalinan AB
Arus bagian jalinan = 20042 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.744
- BagianjalinanBC
Arus bagian jalinan = 14297 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.537
- BagianjalinanCA
Arus bagian jalinan - 19520 smp/jam Derajat kejenuhan = 0.731
4.5. SIMPANG BEUSINYAL
JALAN AHMAD YANI - BUNDARAN WARU
Tahun 2001 (Jam Puncak Pagi - Lampiran tabel 2.4-3.) - Bagian A ( arah belok kanan )
•",. . Arus lalu lintas = 2494 smp/jam Waktu hijau = 30.24 detik Kapasitas = 4601 smp/jam Derajat kejenuhan = 2.3 - Bagian B ( arah lurus )
Arus lalu lintas = 7550 smp/jam '• ' VVaktu hijau = 39.2 delik
Kapasitas = 7120 smp/jam Derajat kejenuhan = 3.5 - Bagian C ( arah belok kanan )
Arus lalu lintas = 5963 smp/jam Waktuhijau = 42.56 detik Kapasitas = 3080 smp/jam Derajat kejenuhan = 5.9
i
34
4.6. EVALUASIDATA
4.6.1. Derajat kejenuhan ( DS ) di bundaran Waru
Dari hasil analisa data diperoleh kesimpulan bahwa saat penelitian dilakukan tahun 2001 derajat kejenuhan di Bundaran Waru padajam puncak pagi di arus pendekat AB ( arah Surabaya ke Sidoarjo ) adalah 0.602, arus pendekat BC ( arah Sidoarjo ke Gempol dan Surabaya ) adalah 0.786 dan tertinggi pada arus pendekat CA ( arah Surabaya ) adalah 0.9147. Sedangkan pada jam puncak sore, derajat kejenuhan tertinggi adalah arus pendekat AB ( arah Surabaya ke Sidoarjo ) sebesar 0.921, arus pendekat BC ( arah Sidoarjo ke Gempol dan Surabaya ) adalah 0.622 dan arus pendekat CA ( arah Surabaya ) adalah 0.877.
Hal ini mengindikasikan bahwa dengan tingkat kejenuhan di setiap arus pendekat bagian jalinan tersebut terjadi tingkat kemacetan yang berbeda.
i
4.6.2. Penyebab kcmacetan di bundaran Waru
l.Radius belokan pada simpang tiga lengan jalan Ahmad Yani -jalan Brigjen.
Katamso terlalu kecil. Hal ini mengakibatkan sulitnya kendaraan yang akan berbelok dari jalan Ahmad Yani menuju jalan Brigjen. Katamso khususnya kendaraan jenis heavy vehicle, sehingga menimbulkan antrian panjang bagi kendaraan di belakangnya. Antrian yang panjang ini berekor hingga bundaran, sehingga lebar pendekat pada bagian jalinan AB mengecil karena panjang
antrian tersebut. Hal ini mengakibatkan lebar efektif mengecil sehingga kapasitas jalan menjadi kecil sehingga terjadilah kemacetan yang bertumpuk.
2. Radius bundaran yang terlalu besar, sehingga membuat bbar masuk kecil. Hal ini akan membuat kapasitas jalan kecil sehingga derajat kejenuhan yang terjadi cukup besar dan sesuai dengan perhitungan pada tahun 2006 mendatang arus lalu lintas di bagian jalinan tersebut akan melebihi kapasitas jalan yang tersedia ( Derajat Kejenuhan > 1 ) dimana hal itu berarti bagian jalinan bundaran akan mengalami kemacetan.
3. Kendaraan jenis heavy vehicle yang tidak mematuhi rambu yang melarang kendaraan jenis tersebut untuk masuk ke jalan Brigjen. Katamso pada jam puncak pagi dan sore hari ( pada saat penelitian dilakukan ).
4. Angkulan umum yang sering menaikturunkan penumpang di sekitar belokan m'enuju jalan Brigjen. Katamso sehingga menambah panjang antrian kendaraan , yang dapat semakin menghambat aktivitas lalu lintas di sekitar persimpangan
tersebut.
5. Jumlah kendaraan yang melalui bundaran cukup besar sehingga hampir melebihi kapasitas jalan yang ada.
36
4.7. ALTERNATIF PEMECAHAN
4.7.1. Dcrajat kejenuhan lebih kecil atau sama dengan 1 ( DS < 1 )
1. Penertiban kendaraan jenis heavy vehicle yang akan berbelok masuk dari jalan Ahmad Yani menuju jalan Brigjen. Katamso, terutama pada jam puncak pagi dan sore hari.
2. Penertiban angkutan umum dalam menaikturunkan penumpang agar tidak terlalu dekat dengan belokan persimpangan antara jalan Ahmad Yani dengan jalan Brigjen. Katamso, sehingga tidak menambah panjang antrian kendaraan yang akan berbelok dan tidak menghambat kegiatan lalu lintas di sekitar persimpangan tersebut.
5.2.3. Derajat kejenuhan lebih besar dari 1 ( DS > 1 )
1. Radius bundaran yang semula sebesar 135.28 meter dengan keliling sebesar 850 meter diperkecil hingga 96.96 meter dengan keliling sebesar 609.2 meter.
Dengan demikian hasil yang dicapai diharapkan adalah derajat kejenuhan masing-masing arus pada bagian jalinan akan mengecil dan dapat bertahan hingga tahun 2016 yang akan datang.
2. Radius belokan dari jalan Ahmad Yani masuk ke jalan Brigjen. Katamso yang semula sebesar 5.7 meter diperbesar menjadi 15 meter dengan design spced sebesar 20 km/jam sehingga diperoleh waktu belok yang optimal bagi
• kendaraan heavy vehicle yarig akan memasuki jalan tersebut. Perubahan radius
ini diharapkan akan memperpendek antrian kendaraan sehingga ekor dari antrian tersebut tidak akan mengganggu kegiatan lalu lintas di bagian jalinan bundaran. Solusi ini diharapkan dapat dipakai hingga tahun 2016 mendatang. . 3. Telah dicoba melakukan perubahan dengan menghilangkan bundaran pada
bagian jalinan bundaran dan menggantikannya dengan sistem simpang bersinyal. Namun setelah dilakukan perhitungan ternyata hasil yang didapat kurang baik dimana derajat kejenuhan yang terjadi lebih besar dari 1 ( DS >
I ) pada setiap pendekat.
Dengan demikian maka alternatif ini tidak bisa dipakai, karena apabila dipakai derajat kejenuhan yang terjadi justru semakin tinggi. Hal ini dapat diindikasikan dengan tingkat kemacetan yang tinggi pula.