PERHITUNGAN STRUKTUR
[Type the document subtitle]
YOGYAKARTA
BANGUNAN 2 LANTAI
PENDAHULUAN
A. Umum
Rumah kayu adalah bangunan rumah dengan menggunakan sistem struktur rangka pemikul dari bahan kayu. Biasa disebut sebagai rumah kayu, ciri-cirinya yaitu seluruh komponen struktur atap, balok dan kolom serta dinding yang digunakan adalah kayu.
Perencanaan konstruksi diperhitungkan penggunaan kayu yang sesuai dengan kebutuhan beban yang bekerja seperti beban hidup, beban mati, dan beban angin yang terlihat pada dimensi kuda – kuda, balok dan kolom yang merupakan hasil perhitungan beban yang bekerja pada kontruksi atap. Dengan jarak antar kuda – kuda 3 meter, serta jenis kayu yang digunakan adalah kayu jati dengan lasifikasi kuat kayu kelas II, perhitungan dilakukan dari konstruksi atap dengan sudut kemiringan atap 30o dan penutup atap genteng dengan melakukan analisis rangka batang menggunakan cara analitis dengan metode keseimbangan titik buhul dan cara grafis dengan menggunakan metode cremona.
Berdasarkan hasil analisis tersebut didapat dimensi gording dengan ukuran 8/10 cm, balok tarik 6/12 cm, kaki kuda - kuda 6/12 cm, sekur 6/12.
tiang kuda – kuda 6/12 cm, balok lantai 8/12 cm, dan kolom 15/15 cm, sehingga dengan demikian perencanaan rumah kayu dapat diminimalisir penggunaan material kayu yang efisien.
Beton bertulang adalah material komposit yang terdiri dari baja tulangan dan beton ( pasir, koral, dan semen) digunakan untuk fooplat menyangga tiang kayu.
B. Peraturan Yang Digunakan
Tata Cara Perhitungan Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung
Peraturan Bahan Bangunan Indonesia PUBI
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002)
Tata Cara Perhitungan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI-03-1626-2002)
C. Data bangunan:
01. Nama pekerjaan : BANGUNAN 2 LANTAI 02. Spesifikasi bangunan :
2.1. Lokasi : BANTUL YOGYAKARTA 2.2. Kondisi tanah : lunak / sedang / keras 03. Spesifikasi struktur
3.1. Utama : baja / beton / kayu 3.2. Pendukung : baja / beton / kayu 3.3. Lainnya : baja / beton / kayu 04. Ketentuan Umum Perencanaan :
4.1. Bangunan : Tertutup seluruhnya 4.2. Dinding : Papan kayu
4.3. Penutup atap : Genteng 05. Mutu bahan :
5.1. Beton : fc’ = 21.0 Mpa, 22.5 Mpa
5.2. Baja tulangan : fy = 240 Mpa, 281 Mpa, 400 Mpa 5.3. Baja Profil : SS41 atau BJ37 (fy = 240 Mpa)
06. Analisis Struktur menggunakan combinasi pembebanan : 6.1. Combo 1 = 1,4 DL
6.2. Combo 2 = 1,2 DL + 1,4 LL
6.3. Combo 3a = 1,2 DL + 1,1 Ex + 0,3 Ey 6.4. Combo 3b = 1,2 DL + 0,3 Ex + 1,1 Ey Dengan :
DL = Dead Load (beban mati) LL = Life Load (beban hidup) Ex = Beban gempa arah x Ey = Beban gempa arah y
Tinggi pengikat struktur bangunan (H) = 8.15 Waktu getar (T)
T = ξ H ^ 0.75 ξ = 0.063
T = 0.30 detik ξ
sedang & ringan; rangka baja 0.119
sedang & ringan; rangka beton dan RBE 0.102 sedang & ringan; bangunan lainnya 0.068
berat; rangka baja 0.111
berat; rangka beton dan RBE 0.095
berat; bangunan lainnya 0.063
Lokasi pekerjaan = BANTUL YOGYAKARTA
Wilayah gempa = 3
Tipe tanah = SEDANG
Peta Wilayah Gempa SNI 03-1726-2002
Respons spektrum gempa
C = 0.55
PERHITUNGAN BEBAN GEMPA
Wilayah Gempa & Jenis Struktur
Faktor keutamaan I untuk berbagai kategori gedung atau bangunan
( I )
Gedung umum seperti untuk hunian, perniagaan dan perkantoran 1
Monumen dan bangunan monumental 1
Cerobong, tangki di atas menara 1.25
Fungsi gedung = Gedung umum seperti untuk hunian, perniagaan dan perkantoran
Faktor keutamaan = 1
Parameter daktilitas struktur gedung
μ R
Elastik penuh 1 1.6
Daktail parsial 1.5 2.4
2 3.2
2.5 4
3 4.8
3.5 5.6
4 6.4
4.5 7.2
5 8
Daktail penuh 5.3 8.5
Struktur gedung = SRPMM
Kinerja struktur ( R ) = 5.5
Koefisien Gempa Dasar ( Cb )
Cb = C I / R = 0.100
Response Spektrum Functions
T C I / R
0 0.0051 0.2 0.1000 0.4 0.1000 0.6 0.1000 0.8 0.0955 1 0.0764 1.2 0.0636 1.3 0.0587 1.4 0.0545 1.6 0.0477 1.8 0.0424 2 0.0382 2.2 0.0347 2.4 0.0318 2.6 0.0294 2.8 0.0273 3 0.0255
Kategori Gedung atau bangunan
Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi
1.5
Taraf kinerja struktur gedung
1.5 Faktor Keutamaan
Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun
,0.00 ,0.02 ,0.04 ,0.06 ,0.08 ,0.10 ,0.12
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.3 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3
C I / R
T RESPONSE SPEKTRUM
PERENCANAAN ATAP
Dalam perencanaan konstruksi kap atap digunakan konstruksi kayu dengan bentuk atap pelana.
Adapun data perencanaa atap rumah panggung sebagai berikut : a. Bentang kuda – kuda = 7 meter
b. Jarak antar kuda – kuda = 3 meter
c. Penutup atap (Genteng) = 50 kg/m2 = 500 N/m2 (PPURG 1987)
d. Kayu jati Sumbawa (Berat jenis) = 700 kg/m3 = 7000 N/m3 setara dengan kelas Kuat kayu Kelas II
e. Tiupan angin pada atap (qw) = 40 kg/m2= 400 N/m2 f. Sudut kemiringan atap = 30 derajat
g. Tritisan = 0,8 meter Menghitung panjang batang
Rangka kuda – kuda
a. Panjang batang 1,2,3,4 ( ACD dan DEB)
= 2 = 2 = 2,31 m
cos 0.866
b. Panjang batang 5,6,7,8 ( AHG dan GFB ) = 2 m
c. Panjang batang 9,13 (HC & HF) = 2 x tgn = 2 x 0.577 = 1,15 m d. Panjang batang 10,12 ( CG & GE)
= 2 = 2 = 2,31 m
cos 0.866
e. Panjang batang 11 ( GD ) = 4 x tgn
= 4 x 0.577 = 2,31 m
Daftar panjang batang
Nama batang
Panjang batang
(m)
1 2,31
2 2,31
3 2,31
4 2,31
5 2,00
6 2,00
7 2,00
8 2,00
9 1,15
10 2,31
11 2,31
12 2,31
13 1,15
a 0,80
b 0,80
Perencanaan gording
Gording merupakan balok atap yang berfungsi sebagai pengikat dan penghubung antar kuda-kuda. Gording juga menjadi dudukan untuk kasau. Didalam konstruksi kuda-kuda gording tergolong ke dalam jenis beban mati (dead load).
Menetapkan mutu kayu berdasarkan persamaan (2.2) Ew = 16000 G 0,71
= 16000 x 0,70 0,71 = 12421 Mpa Dimana :
Ew = Elastisitas lentur terkoreksi (Mpa) G = Berat jenis kayu
Berdasarkan hasil diatas bahwa mutu kayu jati Sumbawa dapat digolongkan ke dalam kode mutu E14 dengan nilai Ew = 13000 Mpa (SNI 03 – xxx – 2000).
Jarak gording
= AD = 4,62 = 1,54 m
3 3
Rencana Gording
Adapun beban – beban yang bekerja pada atap : a. Beban mati gording
Dicoba menggunakan kelas kuat kayu kelas II dengan ukuran 8/10 cm dengan berat jenis = 700 kg/m3 = 7000 N3 (Dinas Kehutanan Kab.Sumbawa)
Berat sendiri = 0,08 x 0,10 x 7000
= 56,00 N/m
Berat atap ( genteng + reng + usuk )
= 500 N/m2 (PPURG 1987)
=500xjarak gording
= 500 x 1,54
= 769,800 N/m qd = 56,00 + 769,800 qd = 825,800 N/m dimana : qd = beban mati gording (N/m)
Beban kerja gording qx = qd x sin
= 825,800 x sin 30
= 825,800 x 0,5
= 412,900 N/m qy = qd x cos
= 825,800 x cos 30
= 825,800 x 0,866
= 715,164 N/m
b. Perhitungan momen akibat beban mati gording.
Adapun gaya momen yamg bekerja pada gording adalah :
Momen lentur akibat beban mati Mx1 = 1/8 x qx x L2
= 1/8 x 412,900 x 32
= 464,513 Nm My1 = 1/8 x qy x L2
= 1/8 x 715,164 x 32
= 804,560 Nm dimana :
L = Jarak antar kuda – kuda (m)
c. Beban hidup pada gording
Untuk beban pada kuda – kuda diperhitungka suatu beban terpusan P = 100 kg = 1000 N (PPURG 1987)
Beban hidup gording
Px = P x sin = 1000 x sin 30
= 1000 x 0,5
= 500 N/m Py = P x cos
= 1000 x cos 30
= 1000 x 0,866
= 866,025 N/m
d. Perhitungan momen akibat beban hidup
Adapun gaya momen yamg bekerja pada gording adalah :
Angin bekerja tegak lurus bidang atap dengan koefisien tiup dan hisap sudut atap C = 0,02 () – 0.4 (persamaan 2.21)
= 0,02 x 30 – 0.4= 0,2 qx = 0
qy= C x x L
= 0,2 x 400 x 1,54
=123,168 N/m dimana :
L = jarak antar gording (m)
Mx3 = 1/8 x qy x L2 Mx 3 = 1/8 x 123,168
= 138,564 Nm, My3 = 0 Nm
Mx2 = 1/4 x Px x L
2= 1/4 x 500 x 3
2= 1125,000 Nm
My2 = 1/4 x Py x L2= 1/4 x 866,025 x 32
= 1948,557 N/m dimana :
L = Jarak antar kuda – kuda Beban angin diperhitungkan
dengan menganggap adanya tekanan positif dan negatif (hisap). Tekanan angin yang bekerja tegak lurus pada bidang atap, dengan demikian tekanan angin hanya bekerja pada sumbu Y sedangkan X = 0.
Ada dua jenis beban angin yang harus ditinjau, yaitu : 1). Angin tekan
Untuk tekanan angin hisap sesuai dengan pasal 4.2 ayat 2 yaitu = 40 kg/m2 = 400 N/m2. Tekanan angin dengan sudut kemiringan < 60 (PPURG 1987).
Beban angin 2). Angin hisap
Angin yang bekerja keluar tegak lurus bidang atap dengan koefisien angin hisap CH = -0,4 (PPURG 1987 )
qx = 0
qy = CH x x L
= - 0,4 x 400 x 1,54
= -246,3363 N/m dimana :
L = jarak antar gording (m) e. Perhitungan momen akibat beban angin
Mx3 = 1/8 x qy x L2 Mx 3 = 1/8 x -246,33 x 32
= -217,128 Nm My3 = 0 Nm
dimana :
L = Jarak antar kuda - kuda Didalam perhitungan hanya angin tekan saja yang diperhitungkan karena angin hisap hanya akan memperkecil tegangan f. Momen terfaktor
Momen terfaktor merupakan momen yang bekerja pada struktur yang menggunakan kombinasi beban menurut SNI 03 – xxx - 2000 1).
Kombinasi momen akibat sementara (DL + LL + Wtekan) Mux = 1,2 Mx(D) + 1,6 Mx(L) + 0,8
(Wtekan)
Mux=1,2(464,513)+1,6(112,00)+0,8 (138,564)
= 2468,27 Nm
Muy = 1,2 My(D) + 1,6 My(L) + 0,8 (Wtekan)
Muy=1,2(804,560)+1.6(1948,56)+0,8 (0.000)
= 4083,16 Nm
1). Kombinasi momen akibat sementara (DL + LL + Wisap) Mux = 1,2 Mx(D) + 1,6 Mx(L) + 0,8
(Wisap)
Mux = 1,2 (464,513)+1.6(1125,00)+ 0,8 (-277.128) = 2135,71 Nm Muy = 1,2 My(D) + 1,6 My(L) + 0,8
(Wisap)
Muy =1.2(804,560)+1,6(1948.56)+ 0,8(0.000) = 4083,16 Nm
2). Menghitung tegangan pada gording Tegangan pada gording diperhitungkan menggunakan tegangan acuan sebagai berikut :
Ew = 13000(SNI03–xxx– 2000) Fb = 30Mpa(SNI03–xxx– 2000) dimana :
Ew = Elastisitas lentur (Mpa) Fb = Kuat lentur (Mpa) 3). Momen inersia penampang Merupakan momen
lembam gording yang bekerja pada poros gording.
Ix = 1/12 x b x h3
= 1/12 x 80 x 1003
= 6666666,67 mm4
Inersia penampang searah sumbu x Iy = 1/12 x b3 x h
= 1/12 x 803x 100
= 4266666,67 mm4
Inersia penampang searah sumbu y 4). Momen statis penampang (S)
Momen statis penampang momen yang bekerja pada gording : Sx = 1/6 x b x h2
= 1/6 x 80 x 1002
= 133333,33 mm3
Momen statis penampang searah sumbu x
Sy = 1/6 x b2 x h
= 1/6 x 802 x 100
= 106666,67 mm3
Momen statis penampang searah sumbu y
Karena nilai banding penampang d/b (100/80) = 1,250 < 2,00, maka balok tidak diperlukan pengekang lateral (SNI 03 – xxx – 2000), CI = 1.00. nilai Ct diambil dalam kadar air kering dengan suhu T < 38o < oC maka nilai Ct =1.00. Untuk kayu dengan mutunya ditetapkan secara maksimal , Cf = 1.00 (SNI 03 – xxx – 2000 butir 5.6.2), faktor koreksi pengawetan kayu, Nilai Cpt = 1.00 (SNI 03 – xxx– 2000 butir 5.6.1). Faktor koreksi layan basah, untuk memperhitungkan kadar air masa layan pada balok kayu besar 125 mm x 125 mm, Fb = 1.00 nilai CM = Fb/Cf = 1.00/1.00 = 1.00 < 8 Mpa maka CM = 1.00. factor reduksi tegangan untuk batang lentur, b = 0.85 dan factor waktu () pada kombinasi pembebanan 1.2(D) + 1.6(L) + 0.8(W) maka = 0,8
Fbx’ = Cm x Ct x Cpt x Fbx
= 1 x 1 x 1 x 30 = 30 Mpa Lendutan pada gording
Berdasarkan SNI 03 – xxx – 2000 lendutan yang diizinkan untuk konstruksi terlindung seperti gording, kasau, kusen adalah :
maks = 1/200 x L berdasarkan persamaan (2.8) = 1/200 x 3000 = 15 mm Akibat beban mati gording (D) berdasarkan persamaan (2.9)
Lendutanakibat beban hidup pada gording diperhitung dengan menggunakan persamaan 2.9 f x = 5 x qy x L4
384 x E x Ix Mx‘ = Sx x Fbx
f x = 5x 417,06 x 3000 4 x 10 -3 = 133333,33 x 30 = 4000000 Mpa Fby’ = Cm x Ct x Cpt x Fby
= 1 x 1 x 1 x 30 = 30 Mpa My‘ = Sx x Fby
= 106666,67 x 30
= 3200000 Mpa
Menghitung rangka kuda – kuda
a. Beban mati
P1=P5 (Beban mati)
Berat penutup atap = 500 x Jarak AH x cos 30
=500x2,0 x 0,866
= 2598,076 N
Berat gording =0,08x0,10x7000 x 3
= 168,000 N
Berat alat sambung = 25 % x 168,000
= 42,00 N
Berat plafon + rangka = 2 x 3 x 180
= 1080 N
qd = 2598.876 + 192.96 + 42,000 + 1080
= 3888,876 N Beban Tritisan Berat penutup atap
= 500 x 3,00 x cos 30 x Tritisan
= 500 x 3,00 x 0,866 x 0,8
q tritisan= 1039,230 N Beban total (qd)
= qd + qt
= 3888,876 + 1039,230
= 4927,307 N
P2 = P4 (Beban mati) Berat penutup atap
= 500 x Jarak AH x cos 30 x 3
= 500 x 2,0 x 0,866 x 3
= 2598,076 N
Berat gording = 0.08 x 0,10 x 7000 x 3 = 168,00 N
Berat alat sambung = 25 % x 168,00 = 42,00 N Berat plafon + rangka = 2 x 3 x 180 = 1080 N
qd = 2598,876 + 168,00 + 42,00 + 1080
= 3888,076 N
P3 (Beban mati)
Berat penutup atap = 500 x Jarak HG x cos 30 = 500 x 2,0 x 0,866 = 2598,876 N Berat gording `= 0,08 x 0,10 x 7000 x 3
= 168,00 N
Berat alat sambung = 25 % x 168,00
= 42,00 N
Skema beban mati
Berat plafon + rangka = 2,00 x 3,00 x 180 = 1080 N qd = 2598,076 + 168,00 + 42,00 + 1080
= 3888,076 N dengan :
P1 = 4927,307 N P2 = 3888,076 N P3 = 3888,076 N
1. Menghitung gaya batang masing – masing simpul dengan cara Analitis
Reaksi tumpuan RA= RB
= 1/2 x P1 + P2 + P3 + P4 + P5
= 1/2 x 4927,307 + 3888,076 + 3888,076 + 3888,076 + 4927,307
= 10759,42 N
Simpul A
V = 0
RA – P1 – S1 . sin 30 = 0 10759,421 – 4927,307– S1.0.5 = 0
5832,114 – S1 0.5 = 0 S1 = 11664,229 N
H = 0
S8 – S1 cos 30 = 0
S8 – 11664,229 x 0,866 = 0 S8 – 10101,518 = 0
S8 = 10101,518 N
Simpul H
V = 0 S9 = 0
H = 0
S7 – S8 = 0 S7 = S8
S7 = 10101,518 N
Simpul C
V = 0
S10 sin 60 – P2 sin 60 = 0
S10 0,866 – 3888,076 x 0,866 = 0 S10 0,866 – 3367,173= 0
S10 = 3888,076 N
H = 0
S1 – S10cos 60 – P2 cos60–S2 = 0 11664,23 – 3888,076 x 0.5 – 3888,076 x 0.5 – S2 = 0 S2 = 7776,152 N
Simpul D
H = 0
S3 cos 60 – S2 cos 60 = 0 S3 0,5 – 7766,152 x 0,5
= 0 S3 = 7776,152 N
V = 0
-P3 – S3 sin 60 – S11 – S2 sin 60 = 0 -3888,076 – 7766,152 x 0.866 – S11 –
7766,152 x 0.866 = 0
-3919.276 – 6734,346– 6734,346–
S11 = 0
S11 = 3888,076 N
Menghitung gaya batang masing – masing simpul dengan cara Grafis.
Beban hidup ( P ) = 100 kg = 1000 N ( PPURG 1987 )
P1 = P5 (beban hidup yang bekerja pada atap dapat dilihat pada gambar 4.23)
Beban tritisan pada atap ditinjau
= 200 kg = 2000 N (PPURG 1987) P total = 1000 + 2000
= 3000 N
P2 = P3 = 1000 N ((beban hidup yang bekerja pada atap dapat dilihat pada gambar 4.23)
Beban yang diakibatkan oleh pekerja dan oleh pemadam kebakaran beserta peralatannya (La) = 100 kg
= 1000 N (PPURG 1987) Skema beban hidup dengan :
P1 = 3000 P2 = 1000 P3 = 1000
1. Menghitung gaya batang masing – masing simpul dengan cara analiti dengan menggunakan metode kestimbangan titik buhul.
Reaksi tumpuan RA = RB
= 1/2 x P1 + P2 + P3 + P4 + P5
= 1/2 x 3000+ 1000 + 1000 + 1000 + 3000
= 4500 N
Simpul A
V = 0
RA – P1 – S1 . sin 30 = 0 4500 – 3000 – S1 . 0,5 = 0
1500 – S1 0,5 = 0 S1 = 3000 N
H = 0
S8 – S1 cos 30 = 0 S8 – 3000 x 0,866 = 0 S8 –
2598,076 = 0 S8 =
2598,076 N
Simpul H S9
S8 S7
V = 0 S9 = 0
H = 0 S7 – S8 = 0 S7
= S8
S7 = 2598,076 N
Simpul C
V = 0
S10 sin 60 – P2 sin 60 = 0 S10 0,866 – 1000 x 0,866 = 0 S10 0,866 – 866,025 = 0 S10 = 1000 N
H = 0
S1 – S10 cos 60 – P2 cos 60 – S2
= 0
3000 – 1000 x 0,5 – 1000 x 0,5 – S2 = 0 S2 = 2000 N
Simpul D
H = 0
S3 cos 60 – S2 cos 60 = 0 S3 0,5 – 2000 x 0,5 = 0 S3 = 2000 N
V = 0
-P3 – S3 sin 60 – S11 – S2 sin 60 = 0
-1000 – 2000 x 0,866 – S11 – 2000 x 0,866 = 0
-1000 – 1732,051 – 1732,051 – S11 = 0
S11 = 1000 N
Menghitung gaya batang masing – masing simpul dengan cara Grafis.
Beban angin
Beban angin merupakan beban yang diakibatkan oleh pergerakan angin yang mengenai atau melalui bagian dari struktur bangunan.
Adapun beban angin yang bekerja pada atap = 40 kg/m2 = 400 N/m2.
a. Angin tekan berdasarkan persamaan
C = 0.02 - 0.4
= 0.02 x 30 – 0.4
= 0.2 b. Angin hisap
Kooefisien angin hisap = - 0.4 ( PPURG 1987)
Adapun beban angin yang bekerja pada rangka atap adalah sebagai berikut :
W1 = 0.2 x 1.54 x 3 x 400 cos 30
= 0.2 x 1.54 x 3 x 400 0.866
qw = 426,667 N
W tritisan = 0.2 x 0,80 x 3 x 400 cos 30
= 0.2 x 0,8 x 3 x 400 0.866 Wt = 221,703 N
W total = qw + W tritisan
= 426,667 + 221,703
= 648,369 N
W2 = 0.2 x 1,54 x 3 x 400 cos 30
= 0.2 x 1,54 x 3 x 400 0.866
= 426,667 N
W3 = 0,2 x 1.54 x 3 x 400 cos 30
= 0.2 x 1.54 x 3 x 400 0.866
= 426.667 N
W4 = -0.4 x 1.54 x 3 x 400 cos 30
= -0.4 x 1.54 x 3 x 400 0.866
= 853.333 N (-)
W5 = -0.4 x 1.54 x 3 x 400 cos 30
= -0.4 x 1.54 x 3 x 400 0.866
= 853.333 N (-)
W6 = -0.4 x 1.54 x 3 x 400 cos 30
= -0.4 x 1.54 x 3 x 400 0,866
= 853,133 N (-)
W tritisan = -0,4 x 0,80 x 3 x 400 cos 30
= -0.4 x 0,80 x 3 x 400 0,866
= 443,405 N (-)
Wtotal = 853,133 + 443,405
= 1296,738 N
Skema beban angina dengan : WI = 648,369 N
W2 = 426,667 N
W3 = 426,667 N W4 = 853,333 N W5 = 853,333 N W6 = 1296,738 N
1. Menghitung gaya batang masing – masing simpul dengan cara analitis dengan menggunakan metode kesetimbangan titik buhul.
Reaksi tumpuan
MB = 0
VA x 8 – W1 sin 60 x 8 – W2 sin 60 x 6 + W2 cos 60 x 1.155 – W3 sin 60 x 4 + W3 cos 60 x 2,31 + W4 sin 60 x 4 + W4 cos 60 x 2.31 + W5 sin 60 x 2 + W5 cos 60 x 1.15
VA x 8 – 648,369 x 0,866 x 8 – 426,667 x 0,866 x 6 + 426,667 x 0,5 x 1,15 – 426,667 x 0,866 x 4 + 426,667 x 0,5 x 2,31 + 853,333 x 0,866 x 4 + 853,333 x 0,5 x 2,31 + 853,333 x 0,866 x 2,00 + 853,333 x 0,5 x 1,15 = 0
VA = -1536,000 = -192,000 N 8
MA = 0
-VB x 8 – W6 sin 60 x 8 – W5 sin 60 x 6 + W2 sin 60 x 6 + W5 cos 60 1,15 – W4 sin 60 x 4 + W4 cos 60 x 2,31 + W3 sin 60 x 4 + W3 cos 60 x 2,31 + W2 sin 60 x 2,00 + W2 cos 60 x 1,15 = 0
- VB x 8 – 1296,738 x 0,866 x 8 – 853,333 x 0,866 x 6 + 853,333 x 0,5 x 1,15 – 853,333 x 0,866 x 4 + 853,333 x 0,5 x 2,31 + 426,667 x 0,866 x 4 + 426,667 x 0.5 x 2,31 + 426,667 x 0,866 x 2 + 426,667 x 0,5 x 1,15 = 0
VB = -11940,100 = 1492,513 N -8
Kontrol hasil perhitungan
VA + VB = W1 sin 60 + W2 sin 60 + W3 sin 60 + W4 sin 60 + W5 sin 60 + W6 sin 60
1071,562 = -648,369 x 0,866 + (- 426,667) x 0,866 + (-426,667) x 0,866 + 853,333 x 0,866 + + 853,333 x 0.866 + 1296,738 x 0.866
1300,513 = 1300,513 OK
MH = 0
HA + W1 cos 60 + W2 cos 60 + W3 cos 60 + W4 cos 60 + W5 cos 60 + W6 cos 60
HA = 647,369 x 0,5 + 426,667 x 0,5 + 426,667 x 0,5 + 853,333 x 0,5 + 853,333 x 0,5 + 1296,738 x 0,5
HA = 324,185 + 213,333 + 213,33 + 426,667 + 426,667 + 648,369 HA = 2253 N
Simpul A
V = 0
S1 sin 30 – VA – W1 sin 60 S1 = -192,000 + 648,39 x 0.866
0,866 S1 = 339,802 N
H = 0
S8 – HA + W1 cos 60 + S1 cos 30
= 0
S8 = HA - W1 cos 60 - S1 cos 30 S8 = 2253 – 324,185 – 294,277 S8 = 1634,092 N
Simpul H
S9
S8 S7
V = 0 S9 = 0
H = 0 S7 – S8 = 0 S7 = S8
S7 = 1634,092 N
Simpul C
V = 0
W2 sin 60 – S2 sin 60 – S1 sin 60 – S10 sin 60 = 0
426,667 x 0,866 – S2 x 0,866 – S10 x 0,866 = 0
369,504 – S2 x 0,866 – S10 x 0,866 = 0
S10 x 0,866 – S2x 0,866 = - 369,50
S10 + S2 = 426,667 Pers I
H = 0
W2 cos 60 – S2 cos 60 – S1 cos 60 – S10 cos 60 = 0 426,667 x 0,50 – S2 x 0,5 – 339,802 x 0,5 – S10 x 0,5 = 0 213,333 – S2 x 0,5 – 169,901 – S10 x 0,5 = 0
S2 x 0,5 – S10 x 0,5 = 213,333 + 169,901
S10 – S2 = 383,324 0,5
S10 – S2 = 766,468 N ….Pers II Dari persamaan I dan II S10 + S2 = 426,667 S10 – S2 = 766,468 +
2 S10 = 1193,193 S10 = 1193,193
2 S10 = 596,968 N Dari persamaan I S10 + S2 = 426,667 596,968 + S2 = 426,667 S2 = 596,968 – 426,667 S2 = 169,901 N
Simpul D
H = 0
-W3 cos 60 – S3 cos 60 – S2 cos 60 + W4 cos 60 = 0
-426,667 x 0,5 – S3 x 0,5 – 187,61 x 0,5 + 169,901 x 0,5 = 0
-213,333 – S3 x 0,5 – 84,950 + 426,667 = 0
S3 x 0,5 = 298,284 S3 = 298,284
0,5 S3 = 596,568 N
V = 0
-W3 sin 60 – S3 sin 60 + S11 + S2 sin 60 + W4 sin 60 = 0 -426,667 x 0,866 – 596,568 x 0,866 + S11 + 187,610 x 0,866 + 853,33 x 0,866 = 0
-369,504 – 516,643 + S11 + 147,643 + 739,008 = 0 S11 = 739,008 N
Simpul G
V = 0
S11 – S12 sin 30 – S10 sin 30 = 0 739,008 – S12 x 0,5 – 596,568 x 0,5 = 0
S12 = 440,725 0,5 S12 = 881,449 N
H = 0
S6 + S12 cos 30 – S10 cos 30 = 0 S6 + 881,449 x 0,866 –
596,568 x 0,866 = 0
S6 = 763,357 + 516,643 S6 = 1280,00 N
Simpul F
V = 0 S13 = 0
H = 0 S5 – S6 = 0 S5 = S6
S5 = 1280,00 N
Simpul E
V = 0
W5 sin 60 – S4 sin 60 – S13 – S12 sin 60 = 0
853,333 x 0,866 – S4 x 0,866 – 0 – 881,449 x 0,866 = 0
739,008 – S4 x 0,866 – 763,357
= 0
S4 x 0,866 = 739,008 + 763,357 S4 = 1502,366
0,866 S4 = 1734,783 N
2. Menghitung gaya batang masing – masing simpul dengan cara Grafis.
Hasil perhitungan gaya batang beban angin
Tabel 5. Kombinasi hasil pembebanan gaya batangberdasarkan
SK SNI – 03 – xxx2002
( Tata Cara Perencanaan Struktur Kayu Untuk Bangunan Gedung )
Menghitung dimensi batang
Pada konstruksi kuda – kuda di bagi menjadi dua kriteria batang struktur yaitu : Merencanakan batang tekan (Batang 1,
2, 3, 4, 10, 12)
Batang tekan merupakan batang dari suatu rangka batang pada bangunan yang menerima tekan searah panjang batang.
Data kayu yang digunakan yaitu dengan kode mutu kayu = E14 (SNI 03 – xxx – 2000)
Dicoba menggunakan kayu dengan kuat kayu kelas II dengan ukuran 60/120 mm.
b
b = 60 mm h = 120 mm
kuat tekan sejajar serat h
(Fc) = 30 Mpa Ew = 13000 Mpa Faktor reduksi () = 0.9 Ct = 1.00
Cf = 1.00 Cpt = 1.00 Fb = 1.00
CM = Fb/Cf = 1/1 = 1.00 < 8 Mpa, maka Cm = 1.00
Faktor tahanan stabilitas (s) = 0.85 Faktor tahanan tekan (c) = 0.90 Faktor waktu () = 0.80
c = 0.80
Kuat tekan sejajar serat (Fc) Fc = 30 x 0,9 = 27 Mpa Ew = 13000 Mpa
1. Menghitung faktor beban berdasarkan persamaan (2.13)
Fc’ = Fc x CM x Ct x Cpt x Cf
= 27 x 1 x 1 x 1 x 1
= 27 Mpa Pc’ = A bruto x Fc’
= 60 x 120 x 27
= 194400 Mpa E05 = 0,69 x Ew
= 0,69 x 13000
= 8970 Mpa
Pe = p 2 x E x A
Cp = 1 + 0,721 - 1 + 0,746 2 - 0,746
1,6 1,6 0,8
= 0,151 P’ = Cp x Pc
= 0,151 x 194400
= 29451,463 N Pu x c x P’
20690,900 0.80 x 0.90 x 29451,463 20184,,900 21205,053 N
Berdasarkan perhitungan diatas bahwa dimensi kayu 6/12 cm dengan klasifikasi kuat kayu kelas II dapat digunakan sebagai batang tekan pada konstruksi kuda – kuda rumah panggung.
Dimensi batang tarik (Batang 5, 6, 7, 8, 11, 13)
Batang tarik merupakan batang dari struktur yang dapat menahan pembebanan tarik yang bekerja searah dengan sumbunya.
1. Menghitung kuat tarik sejajar (Ft//)
r = 0.289 x b
= 0.289 x 60
= 17,34
Ke x L r
Faktor tahanan serat = 0.80
Faktor kuat tarik sejajar serat (Ft//)
= 28 Mpa
Ft = 0.80 x 28 = 22 Mpa
2. Menghitung tahanan tarik Pe = 3.14 2 x 8970 x 7200
1 x 3000 17,34
= 122908,185 N ac = j s x Pe
l x j c x Pc' ac = 0,85 x 122908,185 = 0,746
0,8 x 0,9 x 194400
Cp = + ac - 1 + ac
2- ac
2c 2c c
terkoreksi Ct = 1.00
Cf = 1.00 Cpt = 1.00 Fb = 1.00
CM = Fb/Cf = 1/1 = 1.00 < 8 Mpa, maka Cm = 1.00
Faktor koreksi tahan api (Crt) = 1.00 T’ = F’t x An
T’ = Cm x Ct x Cpt x Cf x Crt x Ft x An T’ = 1 x 1 x 1 x 1 x 1 x 22 x An 3. Menghitung kebutuhan luas
Kebutuhan luas neto (An) Tu x t x T’
20184,,900 0.80 x 0.80 x 1 x 1 x 1 x 1 x 1 x 22 x An
20184,,900 14,34 x An An=20690,65=1443,654mm2
14,34
Kebutuhan luas bruto (Ag) Ag = 1.25 x An = 1.25 x 1443,654
= 1804,082 mm2
4. Kontrol tahanan tarik
Dicoba menggunakan kayu dengan kuat kayu kelas II dengan ukuran 60/120 mm. b b = 60 mm
h = 120 mm h
Ag = 60 x 120 = 7200
Tu x t x F’t x An (persamaan 2.15) Tu 0.80 x 0.80 x 22 x (75% x 7200) 20184,,900 58060,800 N.
Berdasarkan perhitungan diatas bahwa dengan kelas kuat kayu kelas II dengan ukuran 6/12 cm dapat digunakan sebagai batang tarik pada kontruksi kuda – kuda rumah panggung.
Tabel 6. Rekapitulasi dimensi batang dari hasil perhitungan kontruksi
No Batang
Mutu Kayu
Kelas kuat
Kayu Dimensi
1 E14 Kelas II 6/12
2 E14 Kelas II 6/12
3 E14 Kelas II 6/12
4 E14 Kelas II 6/12
5 E14 Kelas II 6/12
6 E14 Kelas II 6/12
7 E14 Kelas II 6/12
8 E14 Kelas II 6/12
9 E14 Kelas II 6/12
10 E14 Kelas II 6/12
11 E14 Kelas II 6/12
12 E14 Kelas II 6/12
13 E14 Kelas II 6/12
MENGHITUNG BEBAN BALOK
Balok lantai merupakan konsruksi kayu terbawah untuk menopang lantai.
1 Perhitungan beban lantai a.Beban mati
Berat papan lantai kayu sederhana = 40 kg/m2
= 400 N/m2 Berat papan dinding kayu = 40 kg/m2 = 400 N/m2
q total = 400 + 400
= 800 N/m2 a. Beban hidup
Beban hidup untuk lantai dan rumah sederhana (ql) = 125 kg/m2 = 1250 N/m2 Beban berfaktor = 1.2 D + 1.6 L
= 1,2 (800) + 1,6 (1250)
= 2960 N/m
Perhitungan beban hidup pada lantai dengan melihat skema lantai Analisa pembebanan yang bekerja
a. Beban Segitiga
Perhitungan Heq untuk portal melintang berdasarkan persamaan (2.22) Heq = 1/3 . Lx
= 1/3 x 2,67 = 0,889 m
Perhitungan Heq untuk portal memanjang berdasarkan persamaan (2.22) Heq = 1/3 . Lx
= 1/3 x 2,00 = 0,667 m
Beban merata lantai akibat beban segitiga q total = 0,667x 2960+ 0,889x 2960
= 4604 N/m b. Beban Trapesium
Perhitungan Heq untuk portal memanjang (persamaan 2.23) Untuk bentang 3,00 meter Heq = 1/6. Lx. (3-4 ( lx/2.Ly) 2
= 1/6 x 2,67 (3-4 ( 2,67/2 x 3,0) 2
= 0,543 meter
Perhitungan Heq untuk portal melintang (persamaan 2.23) Untuk bentang 2,67 meter Heq = 1/6. Lx. (3-4 ( lx/2.Ly) 2
= 1/6 x 3,00 (3-4 ( 3,00/2 x 2,67) 2
= 0,234 meter
q ekivalen = 0,543 x 2960 + 0,234 x 2960 = 2302 N/m q total beban lantai = 4604 + 2302 = 6906 N
c. Analisis dimensi balok
Analisi balok lantai diperhitung dari beban total lantai (q ekivalen) yang bekerja pada lantai rumah panggung. 1). Menghitung tegangan lentur balok
Momen lentur maksimum
= wl2 = 6906 x 32 = 7769 Nm 8
Kontrol tahanan lentur berdasarkan persamaan (2.28) F’bx = Fb x CM x Ct x Cpt x Cf
= 30 x 1 x 1 x 1 x 1
= 30 Mpa
Modulus panampang (Sx) Dicoba ukuran kayu 8/12 b = 80 mm h = 120 mm
h
b
Sx = bd2 = 80 x 1202 =
192000
6 6
Tahanan momen lentur terkoreksi (Mx’) Mx’ = Sx.Fbx’
= 192000 x 30 = 5760000 Nm
Momen lentur terfaktor berdasarkan persamaan (2.24) Mu < . b . Mx’
7769 < 0,6 x 0,85 x 5760000 7769 < 2937600 Nm
2). Gaya geser maksimum
= wl = 7769 x 3 = 2590 Nm 8
Kontrol tahanan geser (F’v) F’v = Fv x CM x Ct x Cpt
= 4,9 x 1 x 1 x 1
= 4,9 Mpa
Tahanan geser terkoreksi (V’) berdasarkan persamaan (2.29) V’ = 2/3 x F’v x b x d
V ‘= 2/3 x 4,9 x 80 x 120
= 31360 N
Gaya geser terfaktor (Vu) berdasarkan persamaan (2.28) Vu < x v x V’
2590 < 0,6 x 0,75 x 31360 2590 < 14112 N
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diatas bahwa balok dengan ukuran 8/12 cm dengan klasifikasi kuat kayu kelas II aman terhadap gaya geser.
3). Menghitung lendutan balok Berdasarkan SNI 03 – xxx – 2000 lendutan yang diizinkan untuk balok – balok pada struktur bangunan yang terlindung adalah : Lendutan ijin =
1/ 300 x L berdasarkan persamaan (2.31)
= 1/300 x 3000 = 10 mm
Kontrol Lendutan berdasarkan persamaan (2.32) E’ = Ew x CM x Ct x Cpt
= 13000 x 1 x 1 x 1
= 13000 Mpa
I = bd3 = 80 x 120 3 = 73728 x 106 12
= 5 x WL4 = 5 x 6906 x 30004 384 x EI 384 x 13000 x 73728 x 106
= 7,60 mm < 10 mm
Dari perhitungan diatas dengan melihat hasil lendutan,tegangan lentur dan tegangan geser bahwa dimensi kayu 8/12 dengan klasifikasi kuat kayu kelas II dapat digunakan sebagai balok pada kontruksi rumah KAYU.
MENGHITUNG BEBAN KOLOM
Kolom merupaka kontruksi utama yang menopang seluruh beban dari atap, dinding, lantai dan balok 1. Merencanakan kolom struktur
Mutu kayu = E14 (SNI 03 – xxx – 2000)
Dicoba menggunakan ukuran kayu 100/100 mm dengan klasifikasi kuat kayu kelas II.
b = 100 mm
h = 100 mm
Reaksi tumpuan terbesar (RA = RB)
= 10759,42 N
Berat sendiri kuda – kuda = 0,06 x 0,12 x 7000 x 13,24 = 667 N
Beban total dinding + lantai = 6906 N
Berat sendiri balok = 0,08 x 0,12 x 7000 x 3 + 2,67 = 381 N
Berat sendiri kolom = 0,10 x 0,10 x 7000 x 4 = 280 N +
q total = 18994 N
2. Menghitung jari – jari girasi (r)
Jari – jari girasi searah sumbu x
r
min=
r
x= 28,87 mm
4 Jari – jari girasi searah sumbu y
r min =
r
y == 28,87 mm4
rx ry = maka, rmin = 37,528 mm4 , Maka Ke = 1.00 sendi – sendi Angka kelangsingan (KeL)/r = (1 x 4000)/28,87 = 138,56 < 175 kuat tekan sejajar serat (Fc) = 30 Mpa Ew =13000 Mpa Faktor reduksi () = 0.9 Ct = 1.00
Cf = 1.00 Cpt = 1.00 Fb = 1.00
Cm = Fb/Cf = 1/1 = 1.00 < 8 Mpa, maka Cm = 1.00
Faktor tahanan stabilitas (s) = 0.85 Faktor tahanan tekan (c) = 0.90 Faktor waktu ()= 0.80
Kuat tekan sejajar serat (Fc) Fc = 30 x 0.9 = 27 Mpa Ew = 13000 Mpa
3. Menghitung faktor beban berdasarkan persamaan Fc’ = Fc x Cm x Ct x Cpt x Cf
= 27 x 1 x 1 x 1 x 1
= 27 Mpa Pc’ = A bruto x Fc’
= 100 x 100 x 27
= 270000 Mpa
E05 = 0,69 x Ew (persamaan 2.26)
= 0,69 x 13000
= 8970 Mpa
Pe = p 2 x E x A
r = 0.289 x b
Ke x L r
= 0.289 x 100
= 28,900
Pe = 3.1 4
2
x 8970 x 16900
1 x 4000 28,900
= 16003,670 N ac = 0,85 x 16,003,670 =
0.8 x 0.9 x 270000 0,07 0
Cp = 1 + ac - 1 + ac
2- ac
2c 2c c
Cp = 1 + 0,070 - 1 + 0,070
2- 0,070 1,6 1,6 0,8
= 0,026
4.
Menghitung
tahanan tekan terkoreksiP’ = Cp x Pc
= 0,026 x
270000 = 7034,545 NDari hasil perhitungan beban yang bekerja pada kolom dapat di lihat padatabel 7 bahwa dimensi 15/15 dapat digunakan sebagai kolom dengan klasifikasi kuat kayu kelas II pada kontruksi rumah kayu
Dimensi Pu (N) < (N)
10/10 18993.58 < 5064.872 11/11 19052.38 < 6709.226 12/12 19116.78 < 8668.941 13/13 19186.78 < 12969.386 14/14 19186.78 < 16635.420 15/15 19343.58 < 20691.394 16/16 19430.38 < 22161.160 17/17 19522.78 < 24068.082 18/18 19620.78 < 28435.043 19/19 19724.38 < 33284.452 20/20 19833.58 < 38638.253
PERHITUNGAN FONDASI FOOTPLAT
A. DATA FONDASI FOOT PLAT
DATA TANAH
Kedalaman fondasi, D
f=
1.80m
Berat volume tanah, g =
9.70kN/m
3Sudut gesek dalam, f =
35.00 Kohesi, c =
10.00kPa
DIMENSI FONDASI
Lebar fondasi arah x, B
x=
0.90m
Lebar fondasi arah y, B
y=
0.90m
Tebal fondasi, h =
0.25m
Lebar kolom arah x, b
x=
0.15m
Lebar kolom arah y, b
y=
0.35m
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) a
s=
30 BAHAN KONSTRUKSIKuat tekan beton, f
c' =
21.0MPa
Kuat leleh baja tulangan, f
y=
300MPa
Berat beton bertulang, g
c=
24kN/m
3BEBAN RENCANA FONDASI