• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dulu harus ditentukan metode yang akan digunakan sehingga tujuan dari penelitian tersebut dapat dicapai. Metode sangat berhubungan dengan prosedur, alat dan desain penelitian yang memudahkan dalam melakukan penelitian.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada program pendampingan anak yang berkonflik dengan hukum di Jl. Jakarta No. 29 Kebon Waru Bandung RUTAN (Rumah Tahanan) Kelas I Bandung. Pendampingan ini diselenggarakan oleh LSM Kalyanamandira yang berada di Jl.

Kliningan 3 No 9B 2. Subjek penelitian

Penelitian yang akan dilakukan harus memiliki populasi dan sampel. Populasi dan sampel adalah hal terpenting ketika seorang peneliti akan mengadakan penelitian karena populasi dan sampel merupakan objek atau subjek yang nanti dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian

Menurut Arikunto (2006:145) menjelaskan bahwa:

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita berbicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatianatau sasaran peneliti. Dalam penelitian ini, responden adalah orang yang dimintai memberikan keterangan suatu fakta atau pendapat.

Responden penelitian adalah orang yang dapat merespon,

memberikan informasi tentang data penelitian. Sedangkan sumber data

adalah benda, hal atau orang dan tempat dimana peneliti mengamati,

membaca, atau bertanya tentang data. Subjek penelitian diambil

dengan maksud dan tujuan untuk dapat meneliti lebih jauh sehingga

(2)

peneliti dapat memperoleh informasi dalam melakukan penelitian evaluatif program pedampingan pada anak konflik hukum di Rutan kebon waru, bandung.

Sebagai sumber informasi yaitu koordinator tim pendamping dan salah satu anggota tim pendamping yang dapat memberikan informasi atau data tentang dirinya serta bagaimana pengalamannya yang berkaitan dengan pelakasanaan pendampingan di Rutan kebon waru Bandung, yang meliputi penyediaan sumber pendukung, implementasi, dan hasil dari pelaksanaan pendampingan di Rutan kebon waru , bandung. Maka yang menjadi subjek penelitiannya terdiri dari 22 anak konflik hukum, koordinator tim pendamping, 1 orang tim pendamping (fasilitator), dan 1 orang praktisi dari LAHA (lembaga advokasi hak anak) yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program pendampingan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan yang dibuat guna memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang terjadi saat ini, dan ciri dari desain penelitian yaitu mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual, dilakukan secara survey, bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara mendetail, mengidentifikasi masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek yang sedang berlangsung, mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu dalam waktu yang bersamaan

1. Menentukan fokus penelitian

Fokus pada penelitian ini adalah mengevaluasi program

pendampingan terhadap anak konflik hukum. Fokus ini di tentukan

berdasarkan permasalahan yang dialami oleh anak konflik hukum

selama berada di rutan Kebon Waru dimana peneliti sebelumnya

melakukan penelitian mengenai proses pelaksanaan pendampingan

terhadap anak konflik hukum, untuk itu fokus penelitian selanjutnya

adalah mengevaluasi program pendampingan setelah penulis

(3)

melakukan observasi di tempat pelaksanaan program pendampingan, penulis juga mendapat informasi ternyata ada anak yang sudah lebih dari dua kali keluar-masuk Rutan Kebon Waru, informasi tersebut yang menguatkan penulis untuk melakukan penelitian evaluatif program pendampingan terhadap anak konflik hukum di Rumah Tahanan Kebon Waru Bandung yang diselenggarakan oleh LSM Kalyanamandira

2. Menentukan teori yang digunakan

Teori yang digunakan oleh penulis yaitu konsep penelitian evaluatif, konsep program, konsep pendampingan, konsep anak konflik hukum, dan konsep pendidikan luar sekolah

3. Menentukan sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah 22 orang anak konflik hukum, koordinator pendampingan, 1 orang fasilitator/tim pendamping, dan 1 orang praktisi dari LAHA (Lembaga Advokasi Hak Anak)

4. Menentukan instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk melakukan penelitian evaluatif program pendampingan terhadap anak konflik hukum yaitu wawancara yang digunakan untuk mewawancarai koordinator tim pendamping, fasilitator/pendamping, dan praktisi dari LAHA. Teknik wawancara digunakan karena dirasa cocok untuk mengetahui penyediaan sumber pendukung dan implementasi dari program pendampingan. Selain itu, untuk mengetahui perkembangan peningkatan kemampuan keterampilan warga belajar sebelum dan setelah mengikuti program pendampingan (pengolahan limbah plastik) digunakan format Pre test dan post test serta lembar observasi.

5. Rencana analisis data

Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan dalam

penelitian mengenai penelitian evaluatif program pendampingan

(4)

terhadap anak konflik hukum, kemudian data tersebut akan disajikan dan dianalisis pada BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

6. Rencana mencapai tingkat kepercayaan dan kebenaran penelitian Agar data yang diperoleh peneliti pada penelitian mengenai penelitian evaluatif program pendampingan terhadap anak konflik hukum valid dengan permasalahan yanng akan diteliti, maka dilakukan pengumpulan data melalui beberapa narasumber seperti yang telah ditentukan di sumber data

7. Mempersiapkan laporan penulisan dan penyelesaian penelitian Laporan yang dikerjakan peneliti dari hasil penelitian di lapangan mengenai penelitian evaluatif program pendampingan terhadap anak konflik hukum di Rumah Tahanan Kebon Waru Bandung sesuai dengan teori-teori yang telah dikemukakan pada BAB II

C. Metode penelitian

Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari metode dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Surakhman (1994: 139) menjelaskan bahwa metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis atau penelitian dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian evaluasi dengan

menggunakan metode studi kasus (case studies). Studi kasus bertujuan

untuk; (1) menghasilkan deskripsi detail dari suatu fenomena; (2)

mengembangkan penjelasan-penjelasan yang dapat diberikan dari studi

kasus itu; dan (3) mengevaluasi fenomena-fenomena (D. Gall & P. Gall,

2003:439). Studi kasus sering digunakan untuk menyelidiki unit sosial

(5)

yang kecil seperti keluarga, klub sekolah dan kelompok remaja atau

“gang” (Jacobs, Razavieh, 1999:416-417). Sedangkan Robert Stake mengemukakan, bahwa sebagai suatu bentuk penelitian, studi kasus diartikan dengan perhatian dalam kasus perorangan bukan dengan metode dari inquari yang digunakan (D. Gall & P. Gall, 2003:435). Beberapa referensi menunjukkan bahwa studi kasus merupakan bagian dari penelitian kualitatif.

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya adalah metode penelitian kualitatif dengan penguatan prosentase. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodelogi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting) peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif disini lebih dispesifikasi lagi dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu lebih menjelaskan, menggambarkan melalui pendeskripsian, pengembangan secara sistematis, faktual, dan akurat.

Hal ini peneliti ingin memperoleh gambaran secara mendalam tentang pelaksanaan pendampingan (penyediaan sumber pendukung, implementasi dan hasil) di Rutan Kebon Waru Bandung. Sebagaimana salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi sehingga sulit untuk dipahami secara memuaskan.

D. Definisi Operasional

Dalam pemahaman yang tepat maka penelitian diperlukan definisi

operasaional yang berisi mengenai judul serta fokus dari penelitian yang

dilaksanakan

(6)

1. Studi Evaluasi

Studi evaluasi difokuskan pada suatu kegiatan dalam suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat atau kegunaan, sumbangan dan kelayakan dari suatu kegiatan dalam satu unit.

2. Program

Program dapat diartikan menjadi dua istilah yaitu program dalam arti khusus dan program dalam arti umum. Pengertian secara umum dapat diartikan bahwa program adalah sebuah bentuk rencana yang akan dilakukan. Program pendidikan luar sekolah dapat diartikan sebagai kegiatan yan disusun secara terencana dan memiliki tujuan, sasaran, isi dan jenis kegiatan, pelaksana kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat-alat, biaya, dan sumber-sumber pendukung lainnya.

3. Pendampingan

Pendampingan bahwa yang didampingi adalah satu pihak yang memiliki kelemahan atau kekurangan sehingga perlu didampingi. Hal ini dapat dikatakan seperti menyertai dan menemani secara dekat, bersahabat dan bersaudara serta hidup bersama dalam suka dan duka, bahu membahu dalam menghadapi kehidupan untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan.

4. Anak Konflik Hukum

Anak Konflik Hukum adalah anak yang disangka, di dakwa maupun dipidana dalam masalah hukum

5. Keterampilan

Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Dalam

penelitian ini keterampilan yang dimaksud adalah kemampuan dalam

mempelajari sesuatu dengan baik.

(7)

6. Pengolahan Limbah Plastik

Pengolahan limbah plastik berarti mengolah sampah berbahan dasar plastik yang tidak berguna lagi menjadi sesuatu yang bermanfaat 7. Rutan

Rumah tahanan atau juga sering disebut Rutan adalah tempat Tempat tersangka/terdakwa ditahan sementara sebelum keluarnya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum

E. Instrumen penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sitematis dan dipermudah olehnya. Dalam setiap penelitian, instrumen merupakan sesuatu yang mempunyai kedudukan sangat penting, karena instrumen akan menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Semakin tinggi kualitas instrumen, semakin tinggi pula hasil evaluasinya (Arikunto dan Jabar, 2008:92). Dengan demikian kualitas suatu penelitian/evaluasi ditentukan oleh paling tidak empat kriteria berikut ini:

1. Sahih (valid), yaitu mengukur apa yang semestinya diukur (measure what it should measure).

2. Keterandalan (reliable), yaitu instrumen tersebut bisa digunakan kapanpun dengan hasil yang kurang lebih sama.

3. Practicable, yaitu instrumen tersebut mudah digunakan, mudah dimengerti, praktis, dan tidak rumit.

4. Ekonomis, yaitu instrumen tersebut tidak banyak membuang uang, waktu, dan tenaga dalam penyusunannya.

Selanjutnya Nasution (1988) menyatakan:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama.

Alasannya adalah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai

bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian,

hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu

semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas

sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang

(8)

penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang dapat membantu untuk memperoleh data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui:

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok.

Berikut penjelasannya:

a. Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.

b. Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.

c. Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh

sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat

menjadi objek penelitian.

(9)

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi partisipan/partisipasi, dimana peneliti ikut terlibat dalam pelaksanaan program pendampingan yang dilaksanakan di Rutan Kebon Waru 2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya dengan yang ditanya atau diwawancara dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari, antara lain:

a. Pewawancara dan responden biasanya belum saling mengenal sebelumnya

b. Responden selalu menjawab pertanyaan c. Pewawancara selalu bertanya

d. Pewawancara tidak selalu menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral

e. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide

Selama penelitian, peneliti melakukan teknik wawancara dengan

pengelola LSM Kalyanamandira dan beberapa praktisi yang ikut

membantu selama pelaksanaan pendampingan dan dapat dipercaya

serta dipertanggungjawabkan. Wawancara dilakukan untuk

memperoleh data mengenai program pendampingan yang

dilaksanakan dilihat dari penyediaan sumber pendukung,

implementasi program, dan hasil pelaksanaan program setelah warga

belajar mengikuti pelaksanaan program pendampingan.

(10)

3. Tes

Suharsimi Arikunto (2010 : 266) mengemukakan pendapat mengenai tes bahwa tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya sesuatu ataupun besarnya kemampuan suatu objek yang diteliti.

Menurut zainal arifin (2009:125) tes di bagi dalam dua bentuk yaitu : a. Bentuk uraian objektif

Tes objektif sering disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Jawaban untuk tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :

1) Benar-salah, merupakan bentuk tes yang mengandung 2 kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.

2) Pilihan-ganda, merupakan tes dengan soal tes bentuk pilihan- ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban.

3) Menjodohkan, bentuk tes menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukan kumpulan jawaban.

4) Jawaban singkat dan melengkapi, merupakan tes yang masing- masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka- angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah.

Pada penelitian evaluatif terhadap program pendampingan ini

instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman

dan aplikasi warga belajar terhadap alat dan bahan yang akan

diberikan dan setelah diberikan, maka instrumen tes yang digunakan

dan dianggap sesuai adalah jenis tes objektif, dalam tes objektif dipilih

tes pilihan ganda, karena menurut penulis tes ini yang paling tepat

untuk digunakan dengan subjek penelitiannya adalah anak konflik

hukum sebagai warga belajar program pendampingan.

(11)

4. Skala sikap

Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitar, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu.

Saifuddin Azwar (2010 : 95) mengungkapkan skala sikap sebagai berikut :

“Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self-report yang hingga kini dianggap sebagai paling dapat diandalkan adalah dengan menggnakan daftar pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut sebagai skala sikap.”

Hamid Darmadi (2011:104) dalam bukunya mengatakan bahwa ada beberapa bentuk skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, antara lain:

a. Skala Likert

Skala Likert ini telah banyak digunakan oleh para peneliti guna mengukur persepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden, kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

b. Skala Thurston

Skala thurston tidak jauh berbeda dengan skala likert hanya saja skala thurston menilai sikap dengan cara mempresentasikan statemen tentang topik yang disusun dari yang tidak favorit, netral, dan sangat tidak disenangi.

c. Skala Guttman

Skala guttman sering pula disebut sebagai teknik komulatif, yang

artinya ketika responden setuju item no2 maka artinya responden

setuju item no1. Jika responden setuju item no3 maka di asumsikan

bahwa responden tersebut setuju item no 1 dan no 2. Skala ini

menunjukan tingkatan.

(12)

d. Skala Rating

Pada skala rating ini, penilai atau rater diasumsikan bahwa mereka adalah orang-orang yang mengetahui benar tentang tingkah laku individual tersebut.

e. Skala Simentis (Semantic Differential Technique)

Skala sikap dengan menggunakan skala simentis ini dikonstruksi dengan memilih kata-kata sifat yang berpasangan contohnya jelek- baik, aktif-pasif, tajam-tumpul, senang-sedih, sulit-mudah dll.

Skala sikap merupakan kumpulan pertanyaan-pertanyaan mengenai tingkah laku, dalam hal ini penulis akan meneliti mengenai sikap warga belajar setelah mengikuti program pendampingan dan yang menjadi subjek penelitian dengan teknik pengumpulan data melalui skala sikap yaitu anak konflik hukum yang mengikuti program pendampingan.

5. Studi Kepustakaan

Menurut Subana (2005:77) studi kepustakaan merupakan salah satu kegiatan penelitian yang mencakup “Memilih teori, mengidentifikasi literatur atau kepustakaan dan menganalisis dokumen, serta menerapkan hasil analisis sebagai landasan teori bagi penyelesaian masalah dalam penelitian yang dilakukan”.

Dalam hal ini studi kepustakaan digunakan sebagai bahan acuan yang membantu peneliti memperkaya teori-teori dan konsep yang berkaitan dengan penelitian.

6. Studi Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006:158) dokumentasi adalah mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Studi

dokumentasi yang dilakukan peneliti sebagai pelengkap dalam

mengumpulkan data yaitu berupa dokumentasi pelaksanaan kegiatan

baik itu berupa foto, agenda kegiatan maupun catatan-catatan yang

bersangkutan dengan pelaksanaan kegiatan.

(13)

7. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada yang artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.

G. Langkah-langkah pengumpulan data

Langkah-langkah pengumpulan data meliputi : (1) tahap pra lapangan atau tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap pelaporan.

Langkah-langkah yang di tempuh sebagai berikut : 1. Tahap persiapan

Tahap persiapan atau juga disebut sebagai tahap pra lapangan yang dilakukan peneliti sebagai berikut :

a. Peneliti melakukan observasi di berbagai tempat baik itu PKBM, LSM maupun organisasi yang menyelenggarakan kegiatan di jalur pendidikan luar sekolah dengan bantuan dan rekomendasi dari berbagai pihak.

b. Peneliti menentukan fokus penelitian yang sekiranya tidak menyulitkan peneliti dalam proses pelaksanaan penelitian

c. Peneliti menentukan strategi supaya dipermudah dalam mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian

d. Mempersiapkan diri dalam beradaptasi dengan lingkungan

pelaksanaan penelitian dan mempersiapakan alat-alat yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian berupa buku catatan,

camera digital, flashdisk dan lain sebagainya

(14)

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap yang dilakukan untuk menggali informasi secara menyeluruh dan lebih mendalam. Pada tahap ini peneliti melakukan:

a. Peneliti mulai menggali informasi data dengan melakukan wawancara sehingga memperoleh informasi serta data yang diperlukan Dalam tahapan ini peneliti melakukan wawancara kepada beberapa pengelola LSM Kalyanamandira selaku petugas yang bertanggung jawab dalam program pendampingan terhadap anak konflik

b. Peneliti melakukan observasi ke lokasi atau tempat kegiatan bersama tim pendamping dari LSM Kalyanamandira maupun praktisi yang ikut berpartisipasi dalam program pendampingan.

c. Peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada responden maupun pelaksana pendampingan terkait pelaksanaan program pendampingan

d. Agar memudahkan peneliti dalam mendapatkan informasi lebih akurat peneliti ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program pendampingan meskipun hanya sesekali

3. Tahap pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahapan terakhir peneliti dalam melakukan penelitian. Pada tahap ini peneliti mengolah data dan informasi secara jelas dan sesuai ketentuan penelitian

H. Analisis Data

Bogdan dalam buku sugiyono (2011:244) menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan dilapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dalam penelitian evaluatif terhadap program pendampingan

pada anak konflik hukum dilakukan dengan mencari data,

mengorganisasikan data, menganisis data yang di dapat melalui

(15)

wawancara, observasi, tes, skala sikap, studi dokumentasi serta triangulasi, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat di pahami oleh orang lain maupun penulis.

Berikut tahapan-tahapan penulis dalam melakukan analisis data 1. Melakukan seleksi data

2. Mengklasifikasikan data sesuai dengan kebutuhan penelitian 3. Mengolah data yang diperoleh melalui wawancara sebagai berikut:

a. Data wawancara yang diperoleh di masukkan kedalam kolom dengan format kolom yaitu: no, pertanyaan, pihak yang diwawancara dan deskripsi jawaban

no Pertanyaan sumber Deskripsi jawaban

b. Mendeskripsikan semua hasil jawaban

4. Mengolah data yang diperoleh melalui test (pre test dan post test), sebagai berikut:

a. Data tes yang diperoleh dimasukan kedalam tabel dengan format kolom yaitu : nomor, nama, hasil pre tes, hasil post tes, selisih hasil yang diperoleh.

No Nama Hasil pre tes Hasil post tes Selisih

Catatan: hasil selisih adalah hasil post tes (–) hasil pre tes

b. Mendeskripsikan hasil dari pre tes dan post tes yang telah diperoleh.

5. Mengolah data yang diperoleh melalui skala sikap (likert) sebagai berikut:

a. Data skala sikap yang diperoleh di masukkan kedalam tabel

dengan format kolom yaitu: nomor, nama, aspek (+) dan (-), skor,

menentukan skala, dan diberi keterangan

(16)

No

Aspek

Skor Skala Ket.

Motivasi Harapan Kerjasama Ketekunan

(+) (-) x (+) (-) x (+) (-) x (+) (-) x

b. Kriteria perhitungan jawaban

Pilihan Jawaban Skor

SS = Sangat Setuju 5

S = Setuju 4

RR = Ragu-Ragu 3

TS = Tidak Setuju 2

STS = Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono

c. Rumus yang digunakan untuk mengetahui prosentase dari data skala likert ini sebagai berikut:

̅

Maka didapatkan nilai untuk batas atas dan batas bawah sebagai berikut:

Kriteria rentang sikap

Tabel 3.2 Rentang Sikap No. Rentang Sikap 1. 0 – 1,5 Negatif 2. 1,5 – 2,5 Netral 3. 2,5 – 4 Positif Sumber: Sugiyono

6. Mengolah data yang diperoleh dari observasi (keterampilan) sebagai berikut:

a. Data yang diperoleh dimasukkan kedalam tabel dengan format

kolom yaitu: nomor, nama, aspek, jumlah ( ∑ ), prosentase (%).

(17)

No Nama

Aspek

Jumlah (∑)

Prosentase Menyiapkan (%)

alat

Menyiapkan

bahan Membuat Desain warna

Catatan: Jumlah (∑) didapat dari jumlah seluruh aspek yang diperoleh (1-4)

Tabel 3.4 Kriteria Observasi

Pilihan Jawaban Skor ST = Sangat Terampil 4

T = Terampil 3

KT = Kurang Terampil 2 STT = Sangat Tidak Terampil 1

Sumber: sugiyono b. Menghitung prosentase (%) pada Observasi

Jumlah Skor individu =

x 100

c. Data observasi lainnya (tanpa dihitung) disajikan berupa deskripsi 7. Melakukan analisis data, data yang telah dideskripsi, diprosentasekan,

dan di jumlahkan kemudian dianalisa untuk menafsirkan jawaban yang diberikan responden.

8. Melakukan penarikan kesimpulan, dari data yang telah dianalisis kemudian disimpulkan.

9. Memberikan saran-saran agar program tersebut kedepannya dapat

lebih baik lagi.

Gambar

Tabel 3.2 Rentang Sikap  No.  Rentang  Sikap  1.  0 – 1,5  Negatif  2.  1,5 – 2,5  Netral  3
Tabel 3.4 Kriteria Observasi

Referensi

Dokumen terkait

Labio/plato skisis adalah merupakan kongenital anomali yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah.Palatoskisi adalah adanya celah pada garis tengah palato

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelummya maka dapat ditarik kesimpulan: kemampuan representasi matematis siswa kels eksperimen lebih baik daripada

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap parameter logam berat Timbal (Pb) pada sampel sedimen pada titik 1 – 5 diperoleh konsentrasi logam berat Timbal

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa total nilai seluruh jawaban 1.441 dengan 1.225 nilai jawaban mengatakan sangat setuju (SS), 204 nilai jawaban mengatakan setuju (S),

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan, kepemilikan modal serta kepemilikan lahan terhadap kemiskinan di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten

Giliran dalam penyajian makanan atau disebut dengan Courses pada masa sekarang dikenal dengan Menu Moderen atau Modern Menu yang terdiri dari 4 giliran makan atau courses

2) Identifikasi kriteria tanaman siap panen dengan mengamati fisik tanaman seperti warna, bentuk, ukuran daun, tinggi dan umurnya, sesuai jenis sayuran. 3)

Dual On tak hanya berhenti di henpon henpon fiture phone saja, saat ini pun henpon henpon smartphone yang menggunakan OS android tetap menghadirkan Dual On walau dari kedua