• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sutarno 1, Dwi Setiyawati 2, Mika Tri Kumala Swandari 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sutarno 1, Dwi Setiyawati 2, Mika Tri Kumala Swandari 3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pelatihan Kader CERDIK Sebagai Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Peningkatan Tekanan Darah” di Dusun Tembok Desa Menganti Kabupaten

Cilacap

Sutarno1, Dwi Setiyawati2, Mika Tri Kumala Swandari3

1Prodi S1 Keperawatan, 2Prodi D3 Fisioterapi, 3Prodi D3 Farmasi STIKES Irsyad Al-Islamiyyah Jl. Cerme No. 24 Cilacap 53223 Email korespondensi

myacunsutarno@gmail.com

ABSTRAK

Hipertensi merupakan masalah yang serius mengancam kesehatan, hingga disebut sebagai “The Silent Killer”. Tingkat keganasan penyakit komplikasi akibat hipertensi sangat tinggi sehingga dapat mengantarkan kematian. Penyakit jantung koroner merupakan komplikasi hipertensi yang ternyata secara perlahan-lahan tapi pasti telah merangkak naik sebagai penyebab kematian utama di Indonesia. Jumlah penderita hipertensi mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Penderita hipertensi sering mengalami kesulitan mengontrol naiknya tekanan darah. Untuk mengontrol tekanan darah, penderita hipertensi diharapkan secara berkala melakukan pengukuran tekanan darah. Peranan kader kesehatan menjadi sangat strategis. Kader kesehatan dalam hal ini kader kesehatan dusun Tembok kecamatan Kesugihan kabupaten Cilacap mempunyai kesiapan untuk berperan serta dalam mengontrol tekanan darah penderita hipertensi, namun demikian baru satu kader dari tujuh kader yang sudah dapat melakukan pengukuran tekanan darah. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pelatihan “Cek tekanan darah - Enyahkan penyebabnya – Rajin olah raga – Diet yang sehat – Istirahat yang cukup – Kelola stress” (CERDIK) terhadap tujuh orang kader. Metode pelatihan adalah ceramah, tanya-jawab dan demosntrasi. Hasil kegiatan ceramah didapatkan pengetahuan kader sebelum pelatihan rata-rata 51 dan setelah ceramah meningkat menjadi 100. Hasil kegiatan pelatihan keterampilan mengukur tekanan darah diketahui sebelum pelatihan hanya satu kader yang dapat mengukur tekanan darah, setelah pelatihan tujuh kader dapat mengukur tekanan darah.

Keywords: Pelatihan, mengontrol, hipertensi, tekanan darah Abstract

Hypertension is a problem that seriously threatens health, so called "The Silent Killer". The level of malignancy due to hypertension is very high so that it can deliver death. Coronary heart disease is a complication of hypertension which turns out slowly but surely has crept up as the leading cause of death in Indonesia. The number of people with hypertension has increased from year to year. People with hypertension often have difficulty controlling the rise in blood pressure. To control blood pressure, hypertensive patients are expected to regularly take blood pressure measurements. The role of health cadres is very strategic. Health cadres in this case the health cadres of the Tembok hamlet, Kesugihan sub-district, Cilacap district, were prepared to participate in controlling blood pressure in hypertensive patients, however, only one cadre of seven cadres had been able to take blood pressure measurements. Based on this, a "CERDIK" cadre training was conducted on seven cadres. The training methods are lectures, questions and answers and demonstrations. The results of the activity: an average cadre's knowledge before training was 51 and after the lecture increased to 100. Before the training only one cadre could measure blood pressure, after training seven cadres could measure blood pressure.

Keywords: Training, controlling, hypertension, blood pressure

1. PENDAHULUAN

Hari Hipertensi sedunia yang jatuh pada tanggal 17 Mei (Hartono B, 2011). Adanya hari Hepertensi sedunia menunjukan bahwa hipertensi merupakan

82 Jurnal Pengabdian Masyarakat Al-Irsyad Vol I, No. 2. Oktober 2019

(2)

masalah yang menjadi perhatian dunia, masalah kesehatan yang dirasakan oleh banyak orang diseluruh dunia dan masalah yang perlu perhatian yang serius untuk diselesaikan. Hipertensi merupakan masalah yang serius mengancam kesehatan hingga disebut sebagai “The Silent Killer”. Tingkat keganasan penyakit yang diakibatkannya sangat tinggi seperti stroke, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Muhammadun, 2010).

Hartono B (2011) menerangkan bahwa, the silent killer ini benar-benar seperti teroris, bertahun-tahun menyerang tubuh penderita secara diam-diam, dan tiba-tiba dalam sekejap dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar penderita tidak merasakan gejala namun sebenarnya mengalami hipertensi, hal ini dapat berlangsung bertahun- tahun, sampai akhirnya penderita jatuh ke dalam kondisi darurat, dan bahkan terkena komplikasi penyakit jantung, stroke atau kerusakan ginjal. Komplikasi tersebut yang kemudian banyak berujung pada kematian. Penyakit jantung koroner misalnya, merupakan komplikasi hipertensi yang ternyata secara perlahan-lahan tapi pasti telah merangkak naik sebagai penyebab kematian utama di Indonesia. Jumlah penderita hipertensi mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Susilo dan Wulandari (2011) mengungkapkan bahwa Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang dirasakan oleh hamapir semua golongan dan jumlah penderitanya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. WHO memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus bertambah hingga pada tahun 2025 jumlahnya akan menjadi sekitar 29,2% (Apriany, Afrida RE & Tatik, 2012).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi pada penduduk umur >18 tahun secara nasional adalah sebesar 31,7% (Depkes RI, 2008). Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Propinsi Jawa Tengah, prevalensi hipertensi di Jawa Tengah sebesar 37% (Depkes RI, 2008). Di Kabupaten Cilacap penderita hipertensi esensial baru pada tahun 2017 sebanyak 10.234 dan 2.930 hepertensi lainnya (Dias Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2018). Desa menganti kabupaten Cilacap merupakan salah satu desa mitra Unit Pelaksana Teknis Penelitian dan Pengabdian Kepada Maasyarakat (UPT PPM) STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Didusun Tembok Desa Menganti pada tahun 2018 telah dilakukan83

(3)

pengabdian penyuluhan hipertensi dan dilakukan pengukuran tekanan darah. Hasil pengukuran dijumpai 10 dari 22 (45%) lansia menunjukan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Tekanan darah pada penderita hipertensi sering kali naik dan turun. Naiknya tekanan darah yang tidak terkontrol dapat berakibat pada kondisi yang berbahaya seperti Stroke ataupun serangan jantung. Ada beberapa faktor yang dapat sebagai media memicu meningkatnya tekanan darah. Beberapa gaya hidup yang dapat meningkatkan tekanan darah antara lain: jarang mengecek tekanan darah, merokok, suka mengkonsumsi makanan yang asin, kurang istirahat dan ketidak mampuan mengelola stress. Salah satu metode pencegahan dan pengendalian peningkatan tekanan darah adalah melalui program “CERDIK” yang merupakan singkatan dari: Cek tekanan darah secara rutin-Enyahkan faktor penyebab-Rajin berolah raga-Istirahat yang cukup-Kelola stress. Program CERDIK akan lebih berhasil jika dilakukan oleh kelompok kader kesehatan.

Berdasarkan survey pendahuluan diperoleh informasi bahwa dusun Tembok terdapat 6 kader kesehatan yang aktif namun belum pernah mendapatkan pelatihan pengelolaan program CERDIK untuk pencegahan dan pengendalian peningkatan tekana darah. Dusun Tembok merupakan salah satu di wilayah desa Menganti yang merupakan salah satu desa binaan sasaran pengabdian dari UPT PPM STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap dengan tema Penyakit Degeneratif.

2. MASALAH

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang menonjol di Desa Menganti. Salah satu upaya yang dapat bermanfaat untuk pencegahan dan pengendalian peningkatan tekanan darah adalah program CERDIK. Program CERDIK akan dapat berlangsung dengan baik jika dikelola oleh kader kesehatan yang terlatih sehingga dibutuhkan pelatihan pengelolaan program CERDIK dengan sasaran kader kesehatan (Kader pos yandu lansia). Masalah yang dijumpai adalah: Belum adanya kader kesehatan yang mengikuti pelatihan pengelolaan program CERDIK.

(4)

3. METODE PELAKSANAAN

Berdasarkan analisis situasi maka prioritas permasalahan yang ditetapkan adalah Belum adanya kader kesehatan yang mengikuti pelatihan pengelolaan program CERDIK. Maka solusi yang ditawarkan dan disepakati oleh Mitra adalah ”Pelatihan kader CERDIK sebagai upaya pencegahan dan pengendalian peningkatan tekanan darah” di Dusun Tembok Desa Menganti. Kegiatan Pelatihan pengukuran tekanan darah diawali dengan ceramah dan diskusi tentang hipertensi dan cara pencegahan serta cara pengendalian peningkatan tekanan darah. Setalah ceramah, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi pengukuran tekanan darah. Narasumber kegiatan ini adalah Sutarno, S.ST.,M.Kes dosen mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan di program studi S 1 Keperawatan STIKES AIAIC. Kegiatan Ceramah dilakukan satu hari langsung di evaluasi hasil kegiatan. Sedangkan kegiatan pelatihan pengukuran tekanan darah dilakukan satu hari dan dimonitor serta dievaluasi sampai satu bulan berikutnya. Kegiatan dilakukan bulan Maret dan dievaluasi serta dimonitor sampai bulan April 2019. Metode pelaksanaan terlihat pada gambar berikut:

Koordinasi dengan mitra

Pre test Materi CERDIK

Ceramah Materi CERDIK

Post test Materi CERDIK

Pre test keterampilan mengukur tekana darah

Latihan keterampilan mengukur tekana darah

Post test keterampilan mengukur tekana darah

Monitoring dan evaluasi keterampilan mengukur tekana darah Bagan 1. Metode Pelaksanaan Pelatihan kader CERDIK

85 Jurnal Pengabdian Masyarakat Al-Irsyad Vol I, No. 2. Oktober 2019

(5)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Pelaksanaan Pretest Materi CERDIK (Selasa 26 Maret 2019). Pretest diikuti oleh 6 kader kesehatan. Rata-rata nilai yang diperoleh adalah 51. Rata-rata perolehan nilai pretest masih dalam tingkat kurang hal ini sesuai dengan Nursalam dalam Suparyanto (2012) yang menuliskan bahwa pengetahuan dibagi menjadi tiga tingkat yaitu : Tingkat pengetahuan baik jika nilai 76-100%, tingkat pengetahuan cukup jika nilai 56-75% dan tingkat pengetahuan kurang jika nilai ≤ 55%.

b. Ceramah materi CERDIK dilakukan pada hari Selasa 26 Maret 2019. Ceramah diikuti oleh 7 kader. Selama kegiatan ceramah kader tampak aktif memperhatikan dan saat diberi kesempatan untuk berdiskusi, kader juga aktif berdiskusi. Media yang digunakan dalam ceramah adalah power point. Peserta pelatihan memperhatikan tayangan powerpoint dan sesekali melihat print out materi yang sama dengan tampilan power point. Materi yang diberikan meliputi: Pengertian hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, faktor risiko hipertensi. Materi dalam powerpoint dibuat dengan memperhatikan keterbacaan dan perpaduan tulisan dan gambar yang sesuai. Berikut salah satu materi yang digunakan dalam ceramah:

Gambar 1. Slide power point

Setelah meteri tentang hipertensi, materi berikutnya adalah pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan formula CERDIK yang merupakan singkatan

dari: 86

(6)

Cek tekanan darah secara berkala,

Enyahkan penyebab meningkatnya tekanan darah, Rajin berolah raga,

Diet yang sehat dan Kelola stress

c. Post test materi CERDIK dilakukan pada hari Selasa 26 Maret 2019 setelah selesai ceramah. Posttest diikuti oleh 7 kader kesehatan, nilai rata-rata posttest 100 atau dalam kategori baik. Hal ini berarti mengalami peningkatan pengetahuan. Sebelum ceramah, pengetahuan peserta 51 atau dalam kategori kurang dan setelah ceramah nilai rata-rata pengetahuan 100 atau dalam kategori baik. Peningkatan pengetahuan setelah diberi ceramah sangat wajar terjadi karena berbagai penelitian telah membuktikan bahwa ceramah efektif meningkatkan pengetahuan. Beberapa hal yang dapat berkontribusi dalam peningkatan pengetahuan pada kegiatan ini antaralain: perhatian kader terhadap panyampaian materi, keaktifan kader dalam tanya jawab, kejalasan penyampaian pesan dan kejelasan pesan.

d. Pretest keterampilan mengukur tekanan darah dengan alat pengukur tekanan darah digital dilakukan pada hari Selasa 26 Maret 2019. Kegiatan dilakukan dengan pengkajian data awal tentang keterampilan mengukur tekanan darah dengan alat pengukur tekanan darah digital. Diketahui satu orang kader sudah terbiasa menggunakannya. Lima orang kader belum pernah menggunakan hal ini jelas menunjukan saat pretest kelima kader belum terampil mengoperasionalkan tensimeter digital.

e. Kegiatan selanjutnya adalah latihan keterampilan mengukur tekanan darah dengan alat pengukur tekanan darah digital (Selasa 26 Maret 2019).

(7)

Gambar 2. Latihan keterampilan mengukur tekanan darah

f. Post test keterampilan mengukur tekanan darah dengan alat pengukur tekanan darah digital (Selasa 26 Maret 2019). Semua kader kesehatan telah meredemonstrasikan keterampilan mengukur tekanan darah dengan alat pengukur tekanan darah digital. Semua kader saling bergantian mengukur dan diukur tekanan darahnya. Semua kader telah dapat menggunakan alat untuk mengukur tekanan darah. Kegiatan ini wajar dapat meningkatkan keterampilan kader dari belum pernah melakukan pengukuran tekanan darah menjadi dapat melakukan pengukuran tekanan darah. Dalam berbagai penelitian metode demonstrasi terbukti meningkatkan keterampilan. Berikut ini adalah foto dokumentasi hasil pengukuran tekanan darah oleh kader pada bulan Maret 2019.

Gambar 3. Hasil pengukuran tekanan darah oleh kader, Maret 2019 Kegiatan pelatihan pengukuran tekanan darah selanjutnya dilakukan pada bulan April 2019, kegiatannya berupa latihan mengukur tekanan darah.

(8)

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka untuk memperlancar keterampilan mengukur tekanan darah yang telah ditunjukan pada bulan Maret 2019. Hasil kegiatan terdokumentasi sebagaimana Gambar 4 dan 5 berikut:

Gambar 4. Latihan keterampilan mengukur tekanan darah

Gambar 4. Hasil pengukuran tekanan darah oleh kader, April 2019

5. SIMPULAN

Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah: a. Pelatihan dikuti oleh tujuh kader

b. Pengetahuan kader tentang hipertensi sebelum pelatihan kurang c. Pengetahuan kader tentang hipertensi setelah pelatihan baik d. Pengetahuan kader tentang hipertensi mengalami peningkatan

e. Sebelum pelatihan, hanya satu kader yang dapat mengukur tekanan darah

89 Jurnal Pengabdian Masyarakat Al-Irsyad Vol I, No. 2. Oktober 2019

(9)

f. Setelah pelatihan tujuh kader dapat mengukur tekanan darah

DAFTAR PUSTAKA

Apriany, Afrida RE & Tatik. 2012. Asupan protein, lemak jenuh, natrium, serat dan IMT terkait dengan tekanan darah pasien hipertensi di RSUD Telogorejo Semarang. http://eprints.undip.ac.id/38392/. Dilihat 04 april 2013.

Depkes RI. 2008. Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok Teh per Hari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/263-hindari-hipertensi-konsumsi-garam-1sendok-teh-per-hari.html .

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah . 2018. Profil Kesehatan Provisnsi Jawa

Tengah Tahun 2017. Tersedia pada:

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI NSI_2017/13_Jateng_2017.pdf

Hartono B . 011. Hipertensi: The Silent Killer

http://www.inash.or.id/upload/news_pdf/news_DR._Drs._Bambang_Hartono,_SE 26.pdf

Hastuti RT dan Insiyah (2015) Penurunan Tekanan darah dengan Menggunakan Tehnik Nafas Dalam Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Terpadu Ilmiah Kesehatan, Volume 4, No. 2, November 2015, hlm 130-135

Lestari D.2015. Pengaruh Do’a Dan Bimbingan Berdo’a Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Mayor Di Bangsal Bedah Rsud Cilacap Tahun 2015. Skripsi tidak dipublikasikan.

Muhammadun. 2010. Hidup Bersama hipertensi. iN-Books. Yogjakarta

Samuel J. 2012. Psychosomatic Research in Hypertension: The Lack of Impact of Decades of Research and New Directions to Consider. The Journal of Clinical Hypertension. October 2012 Volume 14, Issue 10.Pages 657–735

Sari H F dan Murtini. 2015. Relaksasi Untuk Mengurangi Stress Pada Penderita Hipertensi Esensial. HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia) Vol 12, No 1: Februari 2015 page 12-28

Suparyanto. 2012. Konsep Pengetahuan. dr-suparyanto.blogspot.com diakses tgl. 19 Juni 2019

Susilo dan Wulandari .2011. Cara jitu mengatasi hipertensi. Andi. Yogyakarta

Gambar

Gambar 1. Slide power point
Gambar 2. Latihan keterampilan mengukur tekanan darah
Gambar 4. Latihan keterampilan mengukur tekanan darah

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi tingkat pengetahuan Ibu Hamil di Rumah Sakit Bersalin Ibu dan Anak Avisena Jakarta tentang program “inisiasi dini” Depkes

Pertambahan bobot badan harian pada perlakuan 6 jam (T2) dan cahaya berselang (T3) menunjukkan pertambahan bobot badan harian lebih tinggi karena pencahayaan yang

 Hidrogeologi Daerah Kubah Kulonprogo disusun oleh sistem akifer retakan yang dibangun oleh batuan vulkanik terdiri dari tubuh intrusi, endapan lava, dan breksi

Pengaruh Pelayanan Prima Terhadap Loyalitas Dan Kepuasan Sebagai Variabel Moderating Pada PT.. Ayu

Haythami, Hadith ini diriwayat oleh at-Tabarani, terdapat padanya Zayd Abu Hawa al-A'ma, beliau seorang yang lemah. Baki rijal hadith yang lain adalah

suatu unit konseptual. 13 Dimana struktur kognitif berhubungan dengan struktur ingatan yang secara tetap terbentuk dari apa yang sudah dibentuk sebelumnya.

Frekuensi Tingkat Kematangan Gonad berdasarkan selang kelas ukuran panjang ikan tetet (Johnius belangerii) di Perairan Gebang pada bulan pengamatan (April-September)..

Hal ini bisa dikatakan demikian karena hasil dari keempat rasio yang mengukur aspek kualitas aktiva produktif yaitu rasio volume pinjaman pada anggota terhadap