• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tahun 2021-2024

(Reviu dan Rambu-rambu Penyusunan Renstra)

Disampaikan pada: Bimbingan Teknis Pengelolaan Kinerja Lingkup Ditjen PRL Bogor, 3 Juni 2021

Biro Perencanaan-Setjen KKP

(2)

MISI PRESIDEN ARAHAN PRESIDEN 7 AGENDA PEMBANGUNAN 1

Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia

2

Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing

3

Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan

4

Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

5

Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa

6

Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya

7

Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada

Seluruh Warga

8

Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya

9

Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan

1 Pembangunan SDM

2 Pembangunan Infrastruktur

3 Penyederhanaan Regulasi

5 Transformasi Ekonomi

4 Penyederhanaan Birokrasi

Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan

Pengembangan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing

Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan

Infrastruktur untuk Ekonomi dan Pelayanan Dasar

Lingkungan Hidup, Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim

Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik

Sumber : Bappenas, Des 2019

Agenda Pembangunan Nasional

1

(3)

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Economic growth KESEJAHTERAAN

2

U U D 1945

Pasal 33 ayat (3)

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat”

Ecological sustainability

KEBERLANJUTAN

Sovereignty KEDAULATAN

PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN

PERIKANAN

Pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan ada ditengah-tengah untuk menjaga kesimbangan antara keberlanjutan

(ecological sustainability) dan kesejahteraan (economic growth), dengan menjunjung tinggi kedaulatan (sovereignty).

(4)

REVIU RENCANA

STRATEGIS Pembangunan KP 2021-2024

VISI

Terwujudnya Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang Sejahtera dan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan untuk mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong

MISI

1. Peningkatan Kontribusi Ekonomi Sektor Kelautan dan Perikanan terhadap Perekonomian Nasional 2. Peningkatan Kelestarian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

3. Peningkatan Kualitas RB di KKP

TUJUAN

1. Optimalnya pengelolaan ruang laut, pengelolaan sumber daya perikanan tangkap, budidaya, yang terintegrasi dan berkelanjutan serta meningkatnya daya saing, pengendalian mutu hasil KP, keamanan hayati ikan dan meningkatnya pengawasan pengelolaan SDKP

2. Optimalnya pengelolaan kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan 3. Meningkatnya tata kelola pemerintahan KKP

SASARAN STRATEGIS 1. Kesejahteraan masyarakat dan pendapatan negara sektor KP

meningkat

2. Ekonomi sektor kelautan dan perikanan meningkat 3. Sumber daya kelautan dan perikanan berkelanjutan 4. Kapasitas dan kompetensi SDM KP meningkat

5. Rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan

6. Tata kelola sumber daya kelautan dan perikanan bertanggung jawab 7. Industrialisasi kelautan dan perikanan berdaya saing

8. Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan integratif

9. Reformasi Birokrasi Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berkualitas PROGRAM

1. Program Dukungan Manajemen

2. Program Pengelolaan Perikanan dan Kelautan 3. Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

4. Program Kualitas Lingkungan Hidup

5. Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri

6. Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 3

(5)

4

RENCANA STRATEGIS

Pengarusutamaan pembangunan

01 SDG’s 02 Gender 03 Modal Sosial 04

Budaya

Transformasi Digital

diarahkan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender

di berbagai sektor dalam pembangunan, dengan strategi

meningkatkan peran, akses, kontrol dan manfaat gender dalam pembangunan kelautan

dan perikanan.

bertujuan dan berorientasi pada penghargaan atas khazanah budaya masyarakat, sekaligus

upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan bangsa.

merupakan upaya untuk mengoptimalkan peranan

teknologi digital dalam meningkatkan daya saing bangsa dan sebagai salah satu sumber pertumbuhan

ekonomi Indonesia ke depan.

KKP akan memperkuat komitmen pelaksanaan target TPB nomor 14, yakni Ekosistem

Lautan (Life Below Water).

KKP juga mendukung pencapaian target TPB nomor 2, yaitu Tanpa Kelaparan (Zero

Hunger), dan TPB nomor 13, yaitu Penanganan Perubahan

Iklim (Climate Action).

(6)

SS.

1

Kesejahteraan Masyarakat dan Pendapatan Negara

Sektor KP Meningkat

SS.

2

Ekonomi Sektor KP Meningkat

SS.

3

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan

SS.

Kapasitas dan 4 Kompetensi SDM

Kelautan dan Perikanan Meningkat

Rekomendasi Kebijakan Dimanfaatkan

SS.

5

Tatakelola Sumber Daya Kelautan dan

Perikanan Bertanggung jawab

SS.

6 Industrialisasi

Kelautan dan Perikanan Berdaya Saing

SS.

7

RB KKP yang berkualitas SS.

9

Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Integratif

SS.

8

Learn and Growth PerspectiveInternal Process PerspectiveCustomer PerspectiveStakeholders Perspective

RENCANA STRATEGIS

Peta Strategi KKP 2021-2024

SDM dan Kebijakan KP Pengelolaan SDKP Pengawasan KP

5

(7)

IKU KKP 2020-2024

6

SASARAN STRATEGIS (SS) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET

2020 2021 2022 2023 2024

SS.1. Kesejahteraan Masyarakat dan Pendapatan Negara Sektor KP Meningkat (PT, PB, PDS, PRL)

1. Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP 59,16 60,31 61,47 62,66 63,87

SS.2. Ekonomi sektor KP meningkat (PT,PB,PDS,PRL,PSDKP,BKIPM,BRS DM)

2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,90 2,81 2,79 2,78 3,32

3. Nilai ekspor hasil perikanan (USD miliar) 5,30 6,05 7,95 10,62 15,00

4. Konsumsi ikan (kg/kap/thn) 56,39 58,08 59,53 61,02 62,05

5. Persentase peningkatan PNBP dari sektor KP (trilyun) 1,36 11,96 21,68 25,81

6. Tenaga kerja yang terlibat (orang) 1.183.748 1.571.901 1.835.203 2.018.629

SS.3. Sumber daya KP berkelanjutan (PT,PSDKP,PRL,BRSDM)

7. Proporsi tangkapan jenis ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman

(%) ≤64 ≤67 ≤72 ≤76 ≤80

8. Luas kawasan konservasi perairan (juta ha) 23,8 24,6 25,5 26,0 26,9

SS.4. Kapasitas dan kompetensi SDM KP meningkat (BSRDM)

9. Persentase serapan lulusan pendidikan dan pelatihan pada dunia usaha dan

dunia industri / DUDI (%) 60 62 67,30 70 75

10. Kelompok pelaku utama/usaha yang ditingkatkan kelasnya (kelompok) 1500 1500 1500 1500

SS.5. Rekomendasi Kebijakan

dimanfaatkan (BRSDM) 11. Hasil riset kelautan dan perikanan yang diadopsi/diterapkan (hasil riset) 2 8 11 13 15

SS.6. Tatakelola sumber daya KP bertanggung jawab (PT,BRSDM,PRL, BKIPM,PSDKP)

12. WPP yang menjadi model percontohan penguatan tata kelola (WPP) 3 5 7 11 11

13.Penyelesaian penataan ruang laut dan zonasi pesisir (Rencana Zonasi) 14 22 26 26 102

14.Persentase Kepatuhan (compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (%) 94 95 97 98 98

SS.7. Industrialisasi KP berdaya saing (PT,PB,PDS,PRL,SETJEN)

15. Produksi perikanan (juta ton) 26,14 26,8 28,52 31,248 33,349

- Ikan tangkap (juta ton) 7,70 8,08 8,32 9,43 10,1

- Ikan budidaya (juta ton) 7,45 7,92 8,89 9,87 10,79

- Rumput Laut (juta ton) 10,99 10,80 11,31 11,94 12,45

16. Produksi garam (juta ton) 2,0 3,1 3,2 3,3 3,4

17. Dana yang disalurkan untuk pelaku usaha kelautan dan perikanan skala kecil

(trilyun) 2,8 5 5,5 5,94 6,8

SS.8. Pengawasan sumber daya KP integrative (PSDKP,BKIPM)

18. Persentase cakupan WPPNRI yang dipantau dari kegiatan illegal fishing (%) 54 60 65 70 75

19.Persentase Penanganan Pelanggaran bidang Kelautan dan Perikanan (%) 93 93 93 93 93

20. tingkat keberhasilan pengawasan di wilayah perbatasan (%) 77 80 81 82 82

SS 9. RB KKP yang berkualitas (SETJEN, ITJEN)

21. Nilai Reformasi Birokrasi (RB) KKP 71 72 73 74 75

22. Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) KKP 88 89 89 90 90

(8)

Proyek Prioritas Strategis (Major Project)

1

2

3

Revitalisasi Tambak di Kawasan Sentra Produksi Udang dan Bandeng

Integrasi Pelabuhan Perikanan dan Fish Market Bertaraf Internasional

Penguatan Jaminan Usaha Serta 350 Korporasi Petani dan Nelayan

Meningkatkan produksi perikanan budidaya (ikan menjadi 10,32 juta ton, dan pertumbuhan ekspor udang 8% per tahun

Meningkatkan produksi perikanan tangkap menjadi 10,10 juta ton, dan nilai ekspor hasil perikanan menjadi USD 8 miliar pada 2024

Meningkatkan pendapatan petani dan nelayan rata-rata 5% dan 10% per tahun (target SDGs), serta produktivitas komoditas 5% per tahun.

Selain itu KKP juga mendukung Major Project pengembanan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas/Unggulan (Lombok-Mandalika, Labuan Bajo, Manado-Likupang, Wakatobi, Raja Ampat, Bromo-Tengger-Semeru, Bangka-Belitung, dan Morotai)

RENCANA STRATEGIS

7

(9)

Strategi Agenda Pembangunan Nasional

1 2 3

4 6 7

yang terkait dengan tugas KKP (KKP mendukung 6 dari 7 Agenda Pembangunan Nasional)

Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas

& berkeadilan

• Peningkatan pengelolaan kemaritiman, perikanan dan kelautan;

• Memperkuat komitmen pelaksanaan target SDGs ke-14 yakni Ekosistem Lautan (Life Below Water);

• Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil;

• Industrialisasi;

• Penguatan riset dan inovasi.

Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan

Penguatan basis produksi dan pengolahan komoditas unggulan daerah yang tersebar pada sentra-sentra hilirisasi pertanian dan perikanan di Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN), kawasan transmigrasi, Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), dan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT)/Wilayah

Pengelolaan Perikanan (WPP). Pada tahun 2020 terdapat 13 SKPT yaitu Natuna, Sebatik, Merauke, Saumlaki, Sabang, Sumba Timur, Rote Ndao, Mentawai, Morotai, Talaud, Moa, Biak, dan Timika.

Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing

• Pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi bidang kelautan dan perikanan;

• Percepatan perbaikan gizi masyarakat melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan.

Revolusi mental dan

pembangunan kebudayaan

Perlindungan dan penguatan kelembagaan masyarakat hukum adat, tradisional, dan lokal di pesisir dan pulau- pulau kecil.

Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim

• Konservasi kawasan dan perlindungan

keanekaragaman hayati di daratan maupun pesisir;

• Perlindungan kerentanan pesisir dan sektor kelautan;

• Pengembangan rendah karbon pesisir dan laut.

Memperkuat Stabilitas Polhuk- hankam dan Transformasi Pelayanan Publik

• Penguatan keamanan laut;

• Pembangunan dan operasional armada PSDKP.

8

(10)

1. Mengoptimalkan dan memperkuat industrialisasi perikanan budidaya untuk penyerapan lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan nilai tambah, serta penyediaan sumber protein hewan untuk konsumsi masyarakat.

2. Memperbaiki komunikasi dengan nelayan, evaluasi kebijakan, penyederhanaan perizinan,

pengembangan pelabuhan perikanan, pengaturan penangkapan ikan sampai ZEEI dan laut lepas, perlindungan dan pemberdayaan nelayan untuk peningkatan pendapatan.

3. Membangkitkan industri kelautan dan perikanan melalui pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, peningkatan kualitas mutu produk dan nilai tambah untuk peningkatan investasi dan ekspor hasil

perikanan dan kelautan.

4. Pengelolaan wilayah laut, pesisir dan pulau – pulau kecil, penguatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dan karantina ikan melalui koordinasi dengan instansi terkait.

5. Penguatan SDM dan inovasi riset kelautan dan Perikanan.

Arah Kebijakan Sektor Kelautan & Perikanan

9

1. Peningkatan PNBP dari sumberdaya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan rakyat;

2. Pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor dan pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal

3. Membangkitkan industri kelautan dan perikanan melalui pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, peningkatan kualitas mutu produk dan nilai tambah untuk peningkatan investasi dan ekspor hasil kelautan dan perikanan

4. Pengelolaan ruang laut, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, penguatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan, dan karantina ikan melalui koordinasi dengan instansi terkait

5. Penguatan SDM dan kebijakan kelautan dan perikanan

SEMU LA USULAN

REVISI

(11)

Strategi Pelaksanaan Arah Kebijakan

Peningkatan PNBP dari sumberdaya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan rakyat

No 1

1. Pembenahan sistem pungutan PNBP sumberdaya alam perikanan tangkap dari pra produksi menjadi pasca produksi serta skema bagi hasil;

2. Perlindungan dan pemberdayaan nelayan antara lain melaui asuransi jiwa, kecelakaan, kesehatan dan jaminan hari tua, bantuan saran usaha perikanan tangkap skala kecil, korporasi nelayan, Perjanjian Kerja Laut, diversifikasi usaha, akses permodalan, dll;

3. Penguatan kelompok usaha bersama melalui pembentukan korporasi nelayan (Major Project RPJMN 2020-2024), berkoordinasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, BUMN, pemerintah daerah, dan swasta;

4. Pengembangan sarana dan prasarana perikanan tangkap antara lain

pembangunan kampung nelayan maju, pembangunan pelabuhan perikanan pusat, pengembangan pelabuhan perikanan prioritas di daerah, pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan (eco fishing port), dan pelabuhan perikanan yang terintegrasi dengan pasar ikan bertaraf internasional (Major Project RPJMN 2020-2024), dengan berkoordinasi dengan K/L terkait, pemerintah daerah, dan badan usaha;

5. Optimalisasi pengelolaan sumber daya ikan berbasis WPPNRI, termasuk

optimalisasi kelembagaannya, baik WPPNRI di laut maupun perairan darat; serta modelling pengelolaan WPP dalam rangka Lumbung Ikan Nasional;

6. Penguatan penyediaan dan pemanfaatan data stok sumber daya ikan sebagai basis pengelolaan sumber daya ikan yang maju dan berkelanjutan;

7. Perbaikan, penataan, dan penyederhanaan perizinan usaha di pusat dan daerah, termasuk sinergi dengan instansi lain yang terkait;

8. Eksplorasi perikanan di ZEEI dan laut lepas;

9. Peningkatan kesejahteraan, pemberdayaan nelayan termasuk kelompok nelayan perempuan, diversifikasi usaha nelayan, perlindungan usaha kelautan dan perikanan skala kecil, penguatan kelembagaan nelayan, pengembangan kampung nelayan maju, perluasan skema asuransi mandiri, sertifikasi hak atas tanah nelayan, dan perlindungan HAM

Perikanan, ;

10. Pengelolaan perikanan di perairan umum;

11. Pengembangan armada perikanan, alat penangkapan ikan, dan alat bantu penangkapan ikan yang ramah lingkungan;

12. Partisipasi dalam organisasi pengelolaan perikanan regional yang melingkupi perairan indonesia (RFMOs);

13. Pengaturan akses nelayan terhadap pengelolaan sumber daya, kemudahan fasilitasi usaha dan investasi, dan pengembangan perikanan berbasis digital;

14. Pengembangan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT); dan 15. Penguatan Unit Pelaksana Teknis perikanan tangkap.

10

(12)

Pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor dan pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal

No 2

1. Peningkatan produksi perikanan budidaya utamanya pada komoditas ekonomis penting antara lain udang, lobster dan rumput laut melalui kluster kawasan budidaya dan percontohan pengelolaan shrimp estate);

2. Pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya air tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal antara lain melalui pembangunan kampung lobster, nila, lele, patin, kakap putih, kerapu, rumput laut, dan ikan hias menuju Corporate Farmining;

3. Budidaya ikan lokal/endemik seperti gabus, belidan, semah, dll.

4. akselerasi peningkatan produksi aquaculture/perikanan budidaya melalui intensifikasi dan ektensifikasi lahan budidaya;

5. Pembangunan/revitalisasi tambak udang dan bandeng (Major Project RPJMN 2020-2024), berkoordinasi dengan K/L terkait, pemerintah daerah, dan badan usaha/swasta;

6. Pengembangan komoditas perikanan budidaya yang memiliki nilai ekonomis penting di semua tipologi ekosistem yaitu laut, payau, dan tawar untuk pemenuhan konsumsi domestik, sumber devisa negara dan keberlanjutan lingkungan.

Komoditas utama antara lain udang, nila, lele/patin, bandeng, dan rumput laut;

7. Pengembangan pakan ikan mandiri yang terdiri dari pakan buatan dan pakan alami;

8. Pengembangan sistem perbenihan ikan nasional melalui penguatan jejaring atau sistem logistik perbenihan nasional, pembangunan, rehabilitasi sarana dan prasarana balai benih ikan, unit perbenihan ikan di masyarakat, dan broodstock center, serta modernisasi teknologi;

9. Pengembangan kawasan kluster usaha budidaya ikan yang berkelanjutan termasuk di kawasan minapolitan dan SKPT didukung dengan manajemen pengelolaan yang terintegrasi dan modern;

10. Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan kawasan perikanan budidaya yang dilakukan antara lain melalui surveillance hama dan penyakit ikan, pengujian residu produk perikanan budidaya, modernisasi sarana laboratorium, dan pembangunan pusat kesehatan ikan terpadu;

11. Pengembangan dan pelaksanaan sertifikasi perikanan budidaya di bidang pembesaran, pembenihan, dan pakan;

12. Pembangunan dan penguatan infrastruktur perikanan budidaya air payau, air tawar, dan air laut antara lain meliputi tambak, kolam, saluran irigasi tambak, jalan produksi,

instalasi listrik, dan keramba jaring apung;

13. Peningkatan kerja sama dan sinergisitas kebijakan, program, anggaran, dan data perikanan budidaya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta lintas sektoral di tingkat nasional maupun internasional;

14. Penguatan kelembagaan dan pemberdayaan pembudi daya ikan melalui pemberian stimulus usaha, fasilitasi skema pembiayaan yang murah dan mudah, sertifikasi lahan, asuransi usaha perikanan budidaya, serta pendampingan teknis;

15. Pengaturan akses perizinan dan investasi usaha perikanan budidaya yang mudah dan murah bagi pelaku usaha serta didukung dengan regulasi yang kondusif;

16. Pengembangan SKPT; dan

17. Penguatan Unit Pelaksana Teknis perikanan budidaya.

11

Strategi Pelaksanaan Arah Kebijakan

(13)

Membangkitkan industri kelautan dan perikanan melalui pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, peningkatan kualitas mutu produk dan nilai tambah untuk peningkatan investasi dan ekspor hasil kelautan dan perikanan

No 3

1. Peningkatan kualitas, kapasitas, dan produktivitas industri pengolahan ikan/udang, dan rumput laut;

2. Peningkatan standardisasi, ketelusuran (traceability) dan analisis produk ekspor, jaminan mutu, dan keamanan produk kelautan dan perikanan;

3. Penataan rantai pasok hasil perikanan dalam koridor logistik, penguatan sistem logistik ikan yang efisien, pemetaan, dan pemantauan logistik hasil perikanan;

4. Pembinaan pelaku usaha perikanan dalam rangka pengadaan dan penyimpanan hasil perikanan dan penguatan daya saing Unit Pengolahan Ikan (UPI);

5. Pembinaan pelaku usaha perikanan dan penyedia layanan jasa logistik dalam rangka distribusi dan transportasi hasil perikanan;

6. Peningkatan sarana prasarana pengadaan dan penyimpanan ikan;

7. Pelaksanaan kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan untuk peningkatan konsumsi ikan masyarakat dalam rangka mengatasi stunting;

8. Perluasan akses pasar dalam dan luar negeri, penurunan tarif bea masuk di negara tujuan ekspor, pengembangan sistem pemasaran produk berbasis digital, peningkatan promosi produk kelautan dan perikanan untuk skala internasional, penguatan branding produk kelautan dan perikanan Indonesia, pemetaan dan strategi akses pasar negara tujuan ekspor; pembukaan pasar ekspor baru dan mengusulkan pembentukan atase perikanan di Eropa, Amerika, dan Jepang.

9. Pembinaan dan pengelolaan pasar ikan, pengembangan kawasan pengolahan, pembangunan fasilitas pemasaran perikanan skala internasional (Major Project RPJMN 2020-2024) dengan berkoordinasi dengan K/L terkait, pemerintah daerah, dan badan usaha;

10.Pemetaan preferensi, konsumsi, dan kebutuhan ikan konsumen dalam negeri;

11.Pembentukan bursa pasar ikan dan ikan ikan hias internasional di Indonesia serta peningkatan partisipasi daerah dalam mendukung pemasaran produk kelautan dan perikanan dan optimalisasi Sistem Resi Gudang (SRG);

12.Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) produk hasil kelautan dan perikanan, Sertifikasi Kelayakan Pengolahan (SKP), sertifikasi SNI produk kelautan dan perikanan;

13.Peningkatan unit penanganan dan unit pengolahan produk hasil kelautan dan perikanan;

14.Pemenuhan kebutuhan bahan baku serta peningkatan nilai tambah UPI menuju zero waste;

15.Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana sistem rantai dingin, penanganan pasca panen, dan peralatan pengolahan;

16.Peningkatan ragam baru (diversifikasi) produk hasil kelautan dan perikanan, hilirisasi industri rumput laut, dan sumber daya alam laut bernilai tambah;

17.Fasilitasi kemudahan pelaku usaha untuk berinvestasi, mengakses pembiayaan, teknologi dan pasar, serta didukung regulasi yang kondusif;

18.Pelaksanaan uji terap produk inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan;

19.Penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan melalui pengembangan kawasan usaha;

20.Peningkatan dan harmonisasi sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan serta penanganan kasus mutu ekspor impor produk perikanan, penerapan

standardisasi mutu, sertifikasi, dan ketelusuran produk (traceability);

21.Pemenuhan sarana dan prasarana laboratorium pengujian dan lembaga inspeksi;

22.Penguatan laboratorium acuan penyakit ikan karantina dan mutu hasil perikanan, serta jejaring laboratorium keamanan pangan hasil perikanan;

23.Peningkatan layanan sertifikasi ekspor/impor/domestik berbasis elektronik (termasuk sertifikasi lobster), penyederhanaan layanan, serta pengembangan inovasi pelayanan publik;

24.Pengembangan SKPT; dan

25.Penguatan Unit Pelaksana Teknis mutu hasil perikanan dan peningkatan daya saing produk kelautan dan perikanan.

12

Strategi Pelaksanaan Arah Kebijakan

(14)

Pengelolaan ruang laut, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, penguatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan, dan karantina ikan melalui koordinasi dengan instansi terkait

No 4

1. Kajian dan implementasi peningkatan PNBP dari pengelolaan ruang laut;

2. peningkatan pengelolaan wilayah pesisir berkelanjutan melalui upaya mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim dan pembangunan rendah karbon pesisir dan laut;

3. perbaikan dan peningkatan kualitas eksosistem pesisir yang rusak melalui kegiatan rehabilitasi ekosistem di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;

4. penanganan pencemaran laut dan sampah plastik;

5. peningkatan manajemen dan pemanfaatan kawasan konservasi perairan secara berkelanjutan, rehabilitasi mangrove, dan terumbu karang (termasuk penghitungan besaran carbon credit);

6. peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati perairan yang dilindungi, dilestarikan, dan/atau dimanfaatkan;

7. Pemanfaatan kawasan konservasi perairan, penguatan jejaring, kemitraan/kerja sama, dan peran KKP dalam konvensi konservasi keanekaragaman hayati laut;

8. peningkatan pengelolaan pulau-pulau kecil/terluar, sertifikasi pulau-pulau kecil terluar dan toponimi pulau;

9. peningkatan produktivitas dan kualitas garam nasional disertai dengan

pengelolaan garam dari hulu ke hilir di sentra ekonomi garam, pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR), peningkatan kualitas garam rakyat,

penyediaan gudang garam nasional, dan gudang garam rakyat;

10.pengelolaan kawasan wisata bahari dan Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT);

11. peningkatan pemanfaatan jasa kelautan yang dikelola untuk pengembangan ekonomi antara lain pipa dan kabel bawah laut, pemanfaatan pasir laut, perizinan reklamasi, farmakologi, dll;

12. pengakuan dan penguatan masyarakat hukum adat, lokal, dan tradisional di pesisir dan pulau-pulau kecil;

13. pemanfaatan air laut, pengelolaan biofarmakologi, dan peningkatan pemanfaatan marine bioproduct dan bioteknologi;

14. Penataan ruang laut (termasuk izin lokasi), penguatan sistem perizinan pemanfaatan ruang laut;

15.Penyelesaian perencanaan ruang laut meliputi rencana zonasi kawasan laut, rencana zonasi wilayah pesisir, dan pulau-pulau kecil, rencana aksi dan peninjauan kembali, serta

penyelarasannya dengan rencana tata ruang;

16.Akselerasi pengendalian pemanfaatan ruang laut dan pulau-pulau kecil serta perairan di sekitarnya antara lain melalui pelaksanaan perizinan lokasi perairan dan penyelenggaraan kadaster laut;

17.Peningkatan kapasitas teknologi pemantauan, sarana, prasarana, dan kelembagaan pengawasan SDKP;

18.Pengawasan pemanfaatan SDKP dengan sistem pengawasan terpadu berbasis IoT;

19.Penguatan armada dan peningkatan operasional armada pengawasan SDKP;

20.Penurunan pelanggaran di wilayah penangkapan dan penurunan kegiatan illegal fishing;

21.Penguatan sinergi dengan penegak hukum (TNI AL, POLRI, Bakamla, Kejaksaan Agung, dan instansi terkait lainnya);

22.Peningkatan kesadartahuan dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan SDKP;

23.Pengembangan SDM aparatur pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkualitas dan berdaya saing;

24.Peningkatan komunikasi dengan stakeholder dan pelaku usaha kelautan dan perikanan;

25.Operasional pengawasan ekspor, impor, dan domestik;

26.Harmonisasi sistem perkarantinaan dan keamanan hayati ikan dalam dan luar negeri, sinergi pengawasan lalu lintas ikan, penguatan pengawasan karantina ikan di lintas batas negara (darat/laut), dan bandara/pelabuhan;

27.Peningkatan pengawasan di sentra penangkapan dan mitigasi risiko penyakit di exit-entry poin dan lokasi budidaya;

28.Penguatan operasional pengawasan dan penindakan pelanggaran dibidang karantina ikan dan keamanan hayati ikan;

29.Peningkatan sarana dan prasarana dan kelembagaan pengawasan SDKP, karantina ikan, dan laboratorium uji (reference dan destructive fishing);

30.Pengembangan SKPT;

31.Peningkatan Unit Pelaksana Teknis pengelolaan ruang laut, Unit Pelaksana Teknis pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan, dan Unit Pelaksana Teknis karantina ikan.

13

Strategi Pelaksanaan Arah Kebijakan

(15)

Penguatan SDM dan kebijakan kelautan dan perikanan No 5

1. Peningkatan riset untuk menyediakan data dan/atau informasi stok sumber daya perikanan (stock assessment) di WPPNRI dan

Perairan Umum Daratan (PUD);

2. Peningkatan hilirisasi dan komersialisasi hasil riset dan Hak

Kekayaan Intelektual (KHI)/paten dengan pemerintah daerah, UKM, dan dunia usaha dan industri;

3. Peningkatan dukungan inovasi, riset, dan teknologi dalam

pengambilan kebijakan science based policy untuk menjawab isu dan masalah sektor kelautan dan perikanan, dan untuk mendukung program dan kegiatan unit kerja KKP;

4. Peningkatan hasil riset dan inovasi teknologi yang mendukung industrialisasi kelautan dan perikanan, serta peningkatan adopsi teknologi untuk meningkatkan produktivitas kelautan dan perikanan;

5. Pengembangan pusat unggulan riset sehingga menjadi center of excellence dalam riset dan inovasi teknologi kelautan dan perikanan;

6. Pengembangan kurikulum pendidikan vokasi kelautan dan perikanan dengan pendekatan teaching factory dan memperkuat link and match berbasis kebutuhan dunia usaha dan industri, serta

menumbuhkan wirausaha baru di bidang kelautan dan perikanan;

7. Peningkatan kualitas pelatihan, pengembanan sistem pelatihan berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan standar internasional melalui penerapan Konvensi STCW-F 1995;

8. Pengembangan sertifikasi kompetensi sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri berkerja sama dengan lembaga sertifikasi profesi bidang kelautan dan perikanan;

9. Peningkatan serapan lulusan pendidikan dan pelatihan pada dunia usaha dan dunia industri;

10.Perluasan jangkauan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan yang berbasis digital (e-learning, e-training, e-extension);

11.Pengembangan kelembagaan pendidikan vokasi, pelatihan, dan riset kelautan dan perikanan;

12.Peningkatan pendampingan oleh penyuluh perikanan, penguatan sistem penyuluhan berbasis hasil riset Research Extension Linked (REL) untuk mendukung program kementerian dan kebijakan peningkatan produktivitas kelautan dan perikanan, serta penguatan kelembagaan pelaku usaha kelautan dan perikanan;

13.Peningkatan sarana dan prasarana riset, pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kelautan dan perikanan sesuai standar nasional dan internasional, termasuk peningkatan kapasitas tenaga peneliti, pendidik, pelatih, dan penyuluh;

14.Peningkatan kerja sama dan sinergitas riset, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan dengan lembaga nasional dan internasional;

15.Peningkatan kapasitas UPT riset, pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kelautan dan perikanan.

14

Strategi Pelaksanaan Arah Kebijakan

(16)

Peningkatan Produksi Udang untuk Kesejahteraan

Pengembangan Kampung Budidaya untuk Pemulihan Ekonomi

Masyarakat dan Penyerapan Tenaga Kerja

Peningkatan PNBP dari Sumber Daya Alam Perikanan Tangkap

Program Terobosan

KKP 2021-2024

1. Kajian dan analisis dampak, penyusunan regulasi

2. Analisis dan penetapan perhitungan potensi PNBP (Harga Patokan Ikan, tarif baru, dll)

3. Penyiapan sistem informasi dan teknologi PNBP

• Sistem pendataan produksi ikan di atas kapal (camera, dll)

• Sistem pendataan di pelabuhan 4. Penyiapan SDM pusat dan daerah

5. Analisis pemberian insentif (nakhoda dan awak kapal, pelaku usaha, observer di atas kapal professional, dll)

6. Penyiapan sistem pengawasan terpadu 7. Sosialisasi dan uji publik

8. Ujicoba (bertahap)

9. Penertiban pelabuhan tangkahan

1. Pengembangan kluster budidaya udang vaname dengan beberapa modul seusai kriteria teknis lokasi:

• Modul I : produktivitas 80 ton/ha/tahun

• Modul II : produktivitas 40 ton/ha/tahun

• Milenial Shrimp Farming

2. Penyedaiaan lahan, Pengembangan pusat induk dan benih udang (vaname, windu, dan marguensis)

3. Riset dan inovasi budidaya udang (produktivitas, benih unggul, pakan, dll) 4. Pelatihan dan penyuluhan

5. Akses pasar DN dan LN

6. Inovasi pendanaan melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) 1. Pengembangan kampung budidaya perikanan (di luar udang)

dengan beberapa modul Bantuan Pemerintah sesuai skala ekonomi melalui Modul kampung lele, nila, patin, kakap, kerapu rumput laut dll.

2. Pengembangan ragam pengolahan produk hasil budidaya dan akses pasar

3. Pelatihan dan penyuluhan

4. Peningkatan akses permodalan usaha (BUMDES, KUR dan BLU LPMUKP)

15

(17)

Kelembagaan KKP

Dasar Hukum Kelembagaan KKP

Perpres No. 63 Tahun 2015 jo. No. 2 Tahun 2017

tentang KKP;

Permen KP No.

7/PERMEN-KP/2018 tentang Perubahan Atas Menteri KP No. 6/PERMEN- KP/2017 tentang Organisasi

dan Tata Kerja KKP.

16 Permen KP nomor

48/PERMEN-KP/2020

(18)

17

Acuan Penyusunan Rencana Strategis Tahun 2020-2024 Unit Organisasi di Lingkungan KKP

A. Dasar hukum penyusunan renstra unit organisasi eselon I, eselon II dan UPT mengacu pada:

1. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

2. Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

3. Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020- 4. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala 2024

Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) K/L Tahun 2020 – 2024

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 57 Tahun 2020 tentang Renstra KKP

6. Surat Edaran Bersama Menteri Keuangan Nomor 375/MK.02/2020 dan Menteri PPN Nomor

B.308/M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020 tanggal 8 Mei 2020 tentang Daftar Program K/L TA 2021

7. Surat Direktur Sistem dan Prosedur Pendanaan Pembangunan Bappenas Nomor 0519/Dt.8.5/5/2020 tanggal 6 Mei 2020 tentang Penyampaian Rancangan Final Daftar Restrukturisasi Program K/L.

8. ND Sekjen KKP Nomor 114.6/SJ/VI/6/2020 tanggal 18 Juni 2020 tentang Penyusunan Renstra Tahun 2020-2024 di Lingkungan KKP

B. Menjadi Perhatian:

1. Unit Eselon I dan UPT (Unit Pelaksana Teknis) di lingkungan KKP wajib menyusun Renstra Tahun 2020-2024.

2. Unit organisasi eselon II wajib menyusun (1) Matriks Kinerja dan Pendanaan Tahun 2020-2024 dan (2) Matriks Kerangka Regulasi Tahun 2020-2024.

Waktu penetapan:

1. Renstra Unit Eselon I ditetapkan oleh Pimpinan Unit Eselon I paling lambat 1 (satu) bulan setelah Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2020-2024 ditetapkan;

2. Renstra Unit Pelaksana Teknis (UPT) ditetapkan oleh Pimpinan UPT paling lambat 1 (satu) bulan setelah Renstra Organisasi Eselon I tahun 2020-2024 ditetapkan;

3. Matriks Kinerja dan Pendanaan dan Matriks Kerangka Regulasi Unit Organisasi Eselon II ditetapkan oleh Pimpinan Unit Eselon II paling lambat 2 (dua) minggu setelah Renstra Organisasi Eselon I tahun 2020-2024 ditetapkan;

4. Dalam menyusun rencana strategis unit eselon I, unit organisasi dapat berkoordinasi dengan Sekretariat Jenderal c.q. Biro

Perencanaan.

(19)

18

Acuan Penyusunan Rencana Strategis Tahun 2020-2024 Unit Organisasi di Lingkungan KKP

C. Sistematika Penulisan Renstra Unit Kerja Eselon I Lingkup KKP BAB 1 Pendahuluan

A. Kondisi Umum

B. Potensi dan Permasalahan C. Lingkungan Strategis

BAB 2. Visi, Misi, dan Sasaran Strategis A. Visi Unit Organisasi

B. Misi Unit Organisasi C. Tujuan Unit organisasi, D. Sasaran Unit Organisasi

BAB 3. Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

A. Arah kebijakan dan strategi KKP

B. Arah Kebijakan dan Strategi Unit Organisasi C. Kerangka regulasi

D. Kerangka kelembagaan

BAB 4. Indikator Kinerja dan Kerangka Pendanaan A. Target Kinerja

B. Kerangka Pendanaan BAB 5. Penutup

Lampiran

1. Matriks Kerangka Regulasi 2020-2024

2. Matriks Kinerja dan Pendanaan 2020-2024

Referensi

Dokumen terkait

Hanya siswa internasional yang belajar dari luar negeri atau sedang belajar di Australia dengan visa selain visa pelajar yang diizinkan untuk mendaftar di UNE dalam moda

Kendala lain yang dihadapi dalam pembenihan kelapa adalah buah yang memiliki sifat rekalsitran, yaitu tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dikarenakan biji

Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa kandungan tanah lempung Karawang didominasi oleh mineral smectite, pengaruh waktu kontak terhadap Sorpsi Sr oleh tanah

Efektifitas periklanan dapat diukur dari seberapa besar dampak komunikasi yang disampaikan melalui iklan yang tujuannya untuk mengetahui potensi iklan pada

Selain dijadikan campuran abon, menurut Prof Dr Ir Imas Siti Setiasih SU dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, koro pedang

Berdasarkan penelitian Andayani (2005), permasalahan yang berkaitan dengan kejadian Skabies dipondok pesantren,penyakit Skabies merupakan penyakit kulit yang banyak

Hasil penelitian ini menujukan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa akan tetapi gender , usia, kemampuan akademis

Berdasarkan faktor risiko kadar kolesterol, sebagian besar responden memiliki kadar antara 200 – 239 mg/dl, dimana responden laki – laki memiliki kecenderungan