• Tidak ada hasil yang ditemukan

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP ANAK-ANAK REMAJA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA) SANTO THOMAS

NGAWEN, GUNUNGKIDUL, DIY

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Kristina Santa Marta 121124011

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan dengan tulus kepada

Tuhan yang Maha Esa yang selalu memberkati dan mendampingi penulis, Keluarga besar LKSA Santo Thomas yang sangat mendukung dan

membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini Keluarga penulis yang sangat penulis sayangi

Para dosen yang setia membimbing dan mendampingi penulis Prodi PAK-USD yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman, dan kepada semua pihak yang telah mendukung serta membantu penulis melalui

doa maupun usaha yang sangat tulus dalam penyusunan skripsi ini.

(5)

v MOTTO

Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri

(Ibu Kartini)

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa

(Roma 12:12)

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP ANAK-ANAK REMAJA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA) SANTO THOMAS NGAWEN, GUNUNGKIDUL, DIY”. Judul ini dipilih bertitik tolak pada realita kehidupan pada zaman milenial ini. Anak-anak muda dihadapkan pada tawaran-tawaran yang begitu banyak tantangan dalam menjalani kehidupan. Tantangan untuk hidup bersama dalam mencapai tujuan bersama dalam suatu komunitas. Sebagian besar anak milenial yang tinggal bersama di komunitas LKSA Santo Thomas memiliki tantangan dalam membangun kebersamaan. Mereka telah hidup bersama di LKSA sebagai komunitas anak-anak remaja yang memiliki kesamaman tujuan, tanggung jawab dan hak. Mereka belum menyadari akan pentingnya membangun relasi yang baik sebagai anggota komunitas, sedangkan LKSA telah menyediakan wadah sebgai tempat untuk mengembangkan sikap serta kepekaan diri mereka untuk saling peduli. Anggota komunitas cukup banyak namun hanya sedikit yang mau mengembangkan diri menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Kurangnya rasa peka dan bertanggung jawab ini tentu juga ada faktor lain yang membuat anak muda tidak peduli dantidak bertanggung jawab, teman membawa pengaruh besar dalam pergaulan, orang tua yang kurang peduli dengan keadaan anak, sikap malas dan perasaan yang merasa terbebani dengan tugas-tugas di komunitas.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat gambaran umum mengenai kehidupan anak-anak remaja di LKSA Santo Thomas dalam menjalin relasi di dalam komunitas, bagaimana anak-anak dalam memahami serta menghayati hidup mereka sebagai anak yang tinggal dalam satu komunitas, dan mengetahui kebutuhan anak dalam mengembangkan hidup mereka di dalam komunitas sehingga LKSA mampu untuk mengupayakan sebagai jawaban atas kebutuhan mereka.

Bertolak dari tujuan penulisan, penulis memperoleh data dengan mengadakan penelitian. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara serta informasi yang didapat selama penulis ikut berdinamika di tempat penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sikap kebersamaan, saling menghargai, dan menerima satu sama lain memberi pengaruh pada peningkatan kualitas hidup di dalam komunitas, selain itu pemenuhan fasilitas dan kerja sama yang baik antara anak dengan pengurus LKSA juga memiliki pengaruh yang besar.

Melihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak

remaja LKSA Santo Thomas masih kurang bertanggung jawab terhadap

kepentingan bersama maka anak-anak remaja di LKSA Santo Thomas

Ngawen masih perlu pendampingan. Untuk pendampingan tersebut penulis

mengusulkan program rekoeksi. Dengan kegiatan rekoleksi ini diharapkan

bisa membantu anak-anak remaja semakin bertanggung jawab terhadap

anggota komunitasnya.

(9)

ix ABSTRACT

The title of this undergraduate thesis is "IMPROVING CHILDREN'S INVOLVEMENT IN COMMUNITY LIVING IN CHILDREN'S SOCIAL WELFARE INSTITUTION (LKSA) SAINT THOMAS NGAWEN, GUNUNGKIDUL, DIY". This title was chosen starting from the reality of life in this millennial era. Young people are faced with offers that have so many challenges in life, the challenge to live together in achieving a common goal in a community. Most of the millennial children who live together in the LKSA Santo Thomas community have challenges in building togetherness. They have lived together in LKSA as a community of teenagers who have shared goals, responsibilities and rights. They have not yet realized the importance of building good relationships as members of the community, while LKSA has provided a place to develop their attitudes and sensitivity to care for one another. There are quite a lot of community members but only a few want to develop themselves into responsible individuals. Lack of sensitivity and responsibility is certainly also another factor that makes young people indifferent and irresponsible, influence of friends, parents who are less concerned with the children, laziness and feelings burdened by the tasks in the community.

The purpose of this undergraduate of thesis is to look at the general picture of the lives of teenagers in LKSA Santo Thomas in establishing relationships in the community, how children understand and live their lives as children who live in one community, and knowing the needs of children in developing life in the community so that LKSA is able to work in response to their needs.

Starting from the purpose of the writing, the author obtained data by conducting research, by conducting interviews and getting information during the author’s dynamics at the research site. The results of the study showed that the attitude of togetherness, mutual respect, and acceptance of each other had an influence on improving the quality of life in the community, besides that the fulfillment of facilities and good cooperation between children and LKSA management also had a great influence.

Seeing from the results of the research that St. Thomas LKSA

teenagers are still less responsible for the common interest, the teenagers in

St. Thomas Ngawen LKSA still need assistance. For this assistance the

author propose a recollection program. It is hoped that this recollection

activity can help teenagers become more responsible for members of their

community.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP ANAK-ANAK REMAJA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA) SANTO THOMAS NGAWEN, GUNUNGKIDUL, DIY. Skripsi ini ditulis atas dasar keinginan penulis sebagai salah satu pengasuh di LKSA Santo Thomas untuk menciptakan LKSA Santo Thomas sebagai tempat keluarga pengganti bagi berkembangnya anak-anak yang tinggal. Disamping ini, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat doa, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ selaku dosen pembimbing utama, yang

telah mendampingi penulis dengan penuh kesabaran dan tulus hati

selalu memberikan motivasi, dan masukan-masukan, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(11)

xi

2. F.X. Dapiyanta, SKF, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen pembimbing II yang telah dengan sabar membimbing penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. P. Banyu Dewa HS., S.Ag., M. Si, selaku dosen penguji ke tiga, yang telah menguji dan memberi masukan demi penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. Segenap staf dosen dan karyawan Prodi Pendidikan Agama Katolik, Yogyakarta yang telah membantu, mendidik dan mendukung selama menempuh studi.

5. Sr. M. Magda, AK, selaku pimpinan LKSA Santo Thomas Ngawen yang telah memberi izin serta dukungan kepada penulis untuk melakukan observasi dan pengambilan data sebagai penyusunan skripsi ini.

6. SR. M. Rosalia, AK dan Bp. Stifen selaku donator yang telah memberi dukungan dan membantu mewujudkan impian saya untuk kuliah.

7. Para suster AK khususnya komunitas Ngawen yang selalu memberi dukungan, nasihat serta doa.

8. Bapak, kakak, ponakan yang sangat penulis cintai yang selalu

mendoakan dan memberi dukungan, motivasi serta nasihat-nasihat

yang sangat membantu dalam meningkatkan semangat juang penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

(12)

xii

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB I. PENDAHULIAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Permasalahan ... 2

C. Tujuan Penulisan ... 3

D. Manfaat penulisan ... 3

E. Metode Penulisan ... 3

F. Sistematika Penulisan... 4

BAB II. HIDUP BERKOMUNITAS ANAK-ANAK REMAJA LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK SANTO THOMAS NGAWEN ... 6

A. Hidup Berkomunitas Anak Remaja ... 7

1. Pengertian Komunitas Secara Umum ... 7

2. Ciri-ciri Komunitas Sacara Umum... 8

3. Komunitas dalam LKSA Santo Thomas Ngawen ... 9

(14)

xiv

a. Gambaran umum LKSA Santo Thomas Ngawen ... 10

b. Pengertian LKSA ... 11

c. Sejarah Singkat LKSA Santo Thomas Ngawen ... 12

d. Data Administrasi... 13

e. Kehidupan Anak Remaja LKSA Santo Thomas Ngawen... 16

f. Situasi Anak di LKSA Santo Thomas Ngawen ... 17

g. Kegiatan Anak-anak LKSA Santo Thomas Ngawen dalam Hidup Berkomunitas... 17

h. Kekhasan Anak-anak LKSA Santo Thomas Ngawen ... 20

B. Kehidupan Anak Remaja ... 21

1. Pengertian Remaja ... 21

2. Masa Penting Anak Remaja ... 22

a. Masa Remaja sebagai Periode yang Penting ... 22

b. Masa Remaja sebagai Periode Peralihan... 23

c. Masa Remaja sebagai Periode Perubahan ... 23

d. Masa Remaja sebagai masa Mencari Identitas... 24

e. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa ... 24

3. Ciri-ciri Perkembangan Anak Remaja ... 25

a. Perkembangan Fisisk ... 25

b. Perkembangan Mental ... 26

c. Perkembangan Emosional ... 26

d. Perkembangan Sosial ... 27

e. Perkembangan Moral ... 27

f. Perkembangan Religius ... 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN DAN LAPORAN HASIL PENELITIAN ... 29

A. Metodologi Penelitian ... 29

1. Latar Belakang Penelitian ... 29

(15)

xv

2. Tujuan Penelitian ... 30

3. Rumusan Permasalahan ... 31

4. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

5. Responden Penelitian ... 31

6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 32

a. Teknik Pengumpulan Data ... 32

b. Instrumen Pengumpulan Data ... 32

7. Keabsahan Data ... 33

8. Teknik Analisis Data ... 33

B. Hasil Laporan Penelitian ... 34

1. Profil Responden ... 34

2. Hasil Wawancara ... 36

BAB IV. USAHA MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP BERKOMUNITAS DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK SANTO THOMAS NGAWEN ... 43

A. Latar Belakang Pemilihan Program ... 43

B. Alasan Memilih Program ... 44

C. Penjabaran Program ... 45

D. Susunan kegiatan Outbond ... 47

E. Petunjuk Pelaksanaan Program ... 48

F. Matriks Kegiatan ... 53

G. Rencana Pelaksanaan Program ... 62

BAB V. PENUTUP ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

1. Bagi Anak-anak LKSA Santo Thomas Ngawen ... 75

2. Bagi LKSA Santo Thomas Ngawen ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(16)

xvi

LAMPIRAN ... 78

Lampiran 1: Surat Izin Penelitian ... (1)

Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara ... (2)

Lampiran 3: Data Pengurus LKSA Santo Thomas Ngawen ... (3)

Lampiran 4: Data Anak LKSA Santo Thomas Ngawen ... (4)

Lampiran 5: Daftar Pertanyaan Wawancara ... (9)

Lampiran 6: Hasil Wawancara ... (10)

Lampiran 7: Jadwal LKSA Santo Thomas Ngawen ... (20)

Lampiran 8: Teks Cerita... (23)

Lampiran 9:Foto Kegiatan Wawancara dan kegiatan anak-anak

LKSA Santo Thomas ... (24)

(17)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan pengantar dan catatan singkat.

(Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal.8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

GS :Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Gereja dalam Dunia Dewasa ini, diresmikan oleh Paus Paulus VI 7 Desember 7965.

C. Singkatan Lain

LKSA : Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

No : Nomor

SMP : Sekolah Menengah Pertama SMK : Sekolah Menengah Kejurusan KWI : Komisi Waligereja Indonesia

Hal : Halaman

Ospan : Organisasi Panti Asuhan

OSIS : Organisasi Siswa Intra Sekolah

(18)

xviii

DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta Jateng : Jawa Tengah

PA : Panti Asuhan

St : Santo

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMTA :Sekolah Menengah Tingkat Atas

(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam hidup berkomunitas pada zaman sekarang, orang dihadapkan pada tawaran-tawaran yang begitu banyak tantangan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya arus global dan post modernisme yang turut mempengaruhi hidup berkomunitas.

Maka tidaklah heran jika dalam suatu komunitas terbentuk suatu perangkat yang berfungsi sebagi pembatas ruang gerak anggota komunitas tersebut. Dengan adanya perangkat tersebut anggota komunitas dapat menghayati peranannya sebagai anggota komunitas tersebut. Suatu komunitas akan berkembang tergantung pada bentuk dan corak hidup persekutuan yang ingin dicapai. bentuk dan corak inilah yang merupakan ikatan praktis dan kongkrit untuk membentuk hidup komunitas (Darminta, 1981: 9).

Dalam hidup berkomunitas tidak kalah penting untuk selalu memperhatikan perbedaan sikap setiap anggota serta tujuan anggota tersebut dalam membentuk komunitas. Kesadaran dan perasaan semilik dari pihak yang bersangkutan untuk saling memahami satu sama lain menjadi titik tolak kehidupan komunitas. Oleh sebab itu perlulah orang merenungkan kenyataan ini sebab hidup komunitas sendiri tergantung pula dari sikap dan kemauan orang menjadi anggota dan milik komunitas. Realita hidup berkomunitas merupakan kehidupan yang perlu dipahami oleh orang yang ingin menyerahkan dirinya untuk hidup di dalamnya.

Karenanya hidup berkomunitas bukan semata hidup bersama namun kebersamaan

yang dibina atas dasar tujuan yang ingin dicapai (Darminta, 1981: 10).

(20)

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Santo Thomas merupakan lembaga yang dibentuk derdasarkan tujuan pelayanan sosial. Dengan tujuan tersebut anak-anak yang tinggal di LKSA Santo Thomas merupakan anak yang secara khusus membutuhkan pendampingan sosial. Dalam mendampingi anak-anak sebgai klien LKSA selalu berusaha untuk selalu mencari inovasi baru dalam mengembangkan hidup sosial klien. Meskipun LKSA telah menyediakan pendampingan secara khusus, namun hal ini LKSA masih merasakan banyak kendala yang membuat anak merasa tidak nyaman tinggal di LKSA dan cenderung mementingkan kepentingan pribadi. Sehingga terkesan anak-anak LKSA kurang menyadari pentingnya hidup didalam dalam satu keluarga komunitas LKSA Santo Thomas dengan tujuan yang sama. Dengan melihat kondisi dan keprihatinan dari sikap anak-anak LKSA Santo Thomas Ngawen saat ini, maka penulis mengambil judul

“MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP ANAK-ANAK REMAJA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA) SANTO THOMAS NGAWEN, GUNUNGKIDUL, DIY”

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan pemaparan di atas, permasalahan yang akan dibahas dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan hidup berkomunitas?

2. Sejauh mana anak-anak LKSA Santo Thomas terlibat dalam hidup

berkomunitas?

(21)

3. Usaha apa yang dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan anak-anak LKSA Santo Thomas dalam hidup berkomunitas?

C. Tujuan Penulisan

1. Agar anak-anak LKSA Santo Thomas mengetahui arti hidup berkomunitas 2. Agar anak-anak LKSA Santo Thomas menyadari sebagai anak yang hidup di

dalam komunitas

3. Memapakan usaha-usaha yang dapat meningkatkan hidup bersama dalam komunitas LKSA Santo Thomas.

D. Manfaat Penulisan

1. Anak-anak LKSA Santo Thomas mulai mengetahui hidup berkomunitas 2. Bagi penulis akan menambah informasi tentang hidup berkomunitas LKSA

Santo Thomas

3. LKSA Santo Thomas semakin meningkatkan pengelolaan lembaganya.

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah metode deskriptif

analisis yaitu metode yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi

gambaran terhadap objek yang di teliti melalui data atau sample yang telah

terkumpul sebagaimana adanya. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara di

(22)

LKSA Santo Thomas, dan studi pustaka dari buku-buku dan situasi kongkret keterlibatan anak-anak LKSA dalam kehidupan sehari-hari.

F. Sistematika Penulisan

Judul skripsi ini ialah “MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP ANAK-ANAK REMAJA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA) SANTO THOMAS NGAWEN, GUNUNGKIDUL, DIY” Judul tersebut dikembangkan menjadi lima Bab:

Bab I menguraikan pendahuluan, bab ini menguraikan tentang latar belakang penulisan, rumusan permaslahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II menguraikan tentang Hidup berkomunitas di LKSA Santo Thomas pada bagian A mendiskripsikan tentang hidup berkomunitas anak remaja baik secara umum maupun berdasarkan gereja katolik dan kehidupan anak remaja yang meliputi pengertian, ciri-ciri, maupun perkembangan bagi anak-anak remaja. Pada bagian B akan mendiskripsikan mengenai kekhasan anak-anak LKSA Santo Thomas yang diuraikan dalam gambaran umum LKSA santo Thomas dan kehidupan anak remaja LKSA Santo Thomas.

Bab III metodologi penelitian, bab ini meliputi latar belakang penelitian, tujuan

penelitian, pembahasan, rumusan penelitian, tujuan penelitian, jenis penelitian,

waktu dan tempat penelitian, dan hasil wawancara.

(23)

Bab IV berisikan tentang usulan program yaitu rekoleksi sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup berkomunitas di LKSA Santo Thomas Nawen.

Bab V: Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran

(24)

BAB II

HIDUP BERKOMUNITAS ANAK-ANAK REMAJA LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK SANTO THOMAS NGAWEN

Hidup berkomunitas merupakan salah satu ciri bagi sekelompok orang

yang berada dalam lingkup kebersamaan. Bagi anak remaja yang merupakan masa

peralihan dari masa anak-anak, hidup berkomunitas menjadi salah satu tempat

dalam menentukan tujuan hidupnya. Pada umumnya dalam hidup berkomunitas

anak remaja akan mencari teman yang memiliki tujuan, hoby, atau pandangan

yang sama. Para remaja sebagai generasi baru yang memiliki peran penting bagi

perkembangan bangsa, senantiasa diajak untuk terus mengasah kepekaan hidup,

bukan hanya dengan mengutamakan kecerdasan intelektual namun kecerdasan

dalam hidup bersama dalam menjalin suatu relasi dengan sesama. Demikian pula

digambarkan dalam kehidupan di LKSA Santo Thomas Ngawen, anak-anak

remaja harus memiliki semangat mengasihi satu sama lain sebagai wujud nyata

hidup dalam satu keluarga di komunitas. Meskipun masih ada hambatan dan

permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak LKSA Santo Thomas dalam

menerima situasi, keadaan dan hal lain yang terjadi dalam kehidupannya. Sebagai

anak yang tinggal di LKSA, anggota komunitas dilatih untuk bersikap mengasihi

dan mendampingi teman-temannya sebagai ungkapan kasih mereka sebagai

saudara dan keluarga. Kehidupan berkomunitas di LKSA Santo Thomas

diwujudkan dalam setiap kebersamaan dalam kegiatan-kegiatan yang telah

disepakati bersama dengan konsekuensi yang berlaku di LKSA Santo Thomas.

(25)

A. Hidup Berkomunitas Anak Remaja

Remaja yang sedang bertumbuh dan berkembang berada dalam situasi hidup yang berbeda-beda. Hal ini ditentukan dengan berbagai sebab yang dialami setiap remaja. Salah satu penyebab yang terjadi ialah pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh setiap remaja. Situasi hidup ini membuat mereka tidak selalu mudah. Oleh sebab itu anak-anak remaja kerap muncul dalam kelompok-kelompok tertentu dengan pemikiran dan selera yang sama.

Kelompok yang berfungsi sebagai tempat mereka untuk menumbuhkan kepuasan diri yang selanjutnya dibentuk menjadi komunitas dengan berbagai nama sesuai dengan tujuan ataupun pemikiran dari setiap anggota.

1. Pengertian Komunitas Secara Umum

“Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada satu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengarui satu sama lain”. Komunitas dalm hal ini memiliki pengaruh terhadap anggotanya, mereka memiliki tempat etrsendiri untuk melakukan interaksi di dalam kelompok mereka.

yantoawalaludinhttps://www.google.com/amp/s/selalucintaindonesia.wordpress.c om/2013/05/24/2131/amp. accesed on august 2019.

Secara umum komunitas didefinisikan sebagai

Perkumpulan dari beberapa orang untuk membentuk satu organisasi

yang memiliki kepentingan bersama. Komunitas merupakan sarana

berkumpulnya orang-orang yang memiliki kepentingan bersama,

komunitas yang dibentuk oleh empat faktor. Pertama keinginan untuk

berbagi dan berkomunikasi diantara anggota sesuai dengan

kepentingan bersama. Yang kedua bascame atau wilayah dimana

(26)

mereka biasanya berkumpul. Ketiga berdasarkan kebiasaan diantara anggota yang selalu hadir, dan yang keepat adanya orang yang mengambil dan menentukan keputusan. Menurut George Hillery komunitas merupakan sekumpulan orang yang hidup di satu wilayah dan memiliki ikatan untuk melakukan interaksi satu sama lain.

(https://www.duniapelajar.com/2014/07/30/pengertian-komunitas-menurut-para- ahli/) diakses pada hari kamis 27 juni 2019 pukul 09.03 WIB

Menurut pernyataan di atas, secara umum komunitas dapat diartikan sebagai organisasai yang terdiri dari sekumpilan orang-orang yang memiliki pengaruh antara satu dengan lain dan tinggal dalam suatu wilayah untuk melakukan suatu kegiatan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.

2. Ciri-ciri Komunitas secara umum

Berdasarkan dari definisi komunitas diatas, maka suatu komuitas secara umum memiliki ciri-ciri sebgai berikut:

a. Kesatuan hidup tetap dan teratur.masing-masing anggota komunitas memiliki kesatuan hidup yang teratur dan tetap dalam menjalin hubungan sosial antar anggotanya. Hubungan antar anggota komunitas bainya berlangsung secara intim, akrab kekluargaan, saling menolong, saling membantu dan saling menghargai satu sama lain.

b. Benar-benar ada dan nyata. Komunitas harus dapat dikenali dan diketahui oleh pihak lain. Keberadaan komunitas dapat ditunjukan dan dapat dipertanggungjawabkan oleh organisasi secara formal maupun informal.

Dengan demikian komunitas dapat diakui keberadaannya.

c. Setiap anggota komunitas harus sadar bahwa mereka adalah bagian dari

komunitas tersebut. Setiapa anggota memiliki kewajiban dan hak yang

(27)

harus mereka lukan dan terima. Dalam komunitas masing-masing anggota disadarkan untuk ikut andil dalam komunitas, sehingga sebagai anggota mereka memiliki peranan bagian dari komunitas.

d. Adanya hubungan timbal balik. Hubungan ini terjadi relatif tinggi yang berlangsung secara akrab karena para anggota saling mengenal dengan baik. Faktor ini juga dipengaruhi oleh hasrat dan kemauan tinggi dari para anggota di komunitas tersebu.

e. Faktor bersama, atau kepentingan bersama. Adanya faktor yang dimiliki bersama membuat hubungan anatar anggota komunitas bertamabah erat.

Faktor bersama ini meliputi: Nasib, kepentingan, tujuan serta ideologi atau pandangan dan pemikiran yang sama.

f. Struktur, aturan dan pola perilaku. Setiap anggota kelompok dari komunitas tersebut mempunyai status yang berbeda-beda. Misalnya status sosial yang dimiliki baik itu sederajat maupun tidak sederajat saling berkaitan erat dan membentuk sebuah struktur yang diatur oleh aturan mengikat yang berfungsi sebagai pedoman tentang peranan sesuai dengan statusnya, hak dan kewajibannya, cara bersikap dan bertindak dimana hal ini dijelaskan kepada setiap anggota komunitas.

3. Komunitas LKSA Santo Thomas Nawen

Komunitas LKSA Santo Thomas merupakan komunitas yang terdiri dari anak-

anak remaja yang tinggal bersama dalam LKSA. komunitas tersebut didirikan

dengan pertimbangan dan tujuan dari berbagai pihak umat Allah yang terpanggil

(28)

untuk melayani orang-orang yang membutuhkan pelayanan khusus. Maka dari itu LKSA Santo Thomas membuka diri terhadap masyarakat maupun umat Allah untuk terus berjuang melayani saudara-saudari yang memang membutuhkan pelayanan.

Berjuang dalam kelemahan, berusaha dalam keterbatasan dengan semangat penuh pengharapan untuk terus hidup berkembang. PA Santo Thomas menjadi berkat cinta kasih Allah pada yang lemah, dengan semangat kasih melayani membentuk pribadi yang mandiri. Jadi manusia semakain dewasa dalam suka duka tetap ceria, kami putra-putri PA santo Thomas ingin jadi yang berkwalitas. (Mars PA St.Thomas, 2012)

Mars di atas merupakan semangat harapan anggota komunitas LKSA Santo Thomas. Anak-anak datang dan tinggal bersama, merelakan diri untuk tinggal dengan orang lain. Belajar menyesuaikan diri untuk hidup bersama-sama, menghadapi berbagai dinamika hidup bersama di komunitas dengan membawa harapan bagi masa depan. Maka dari itu komunitas ini berpegang pada tujuan pelayanan sebagai lembaga yang ikut memikirkan pengentasan dan pemulihan hak anak.

a. Gambaran umum LKSA Santo Thomas Ngawen

Gambaran umum LKSA Santo Thomas Ngawen berdasarkan informasi dan

hasil observasi LKSA Santo Thomas Ngawen merupakan cabang dari Panti

Asuhan Santo Thomas Ungaran yang merupakan salah satu karya suster Abdi

Kristus dibidang sosial. LKSA ini didirikan di desa Jambu, kecamatan Ngawen,

Gunungkidul. Berdasarkan data Dinas Sosial Kabupaten Gunungkidul tahun 2018

terdapat 12 LKSA terdaftar aktif. Salah satu LKSA tersebut ialah LKSA Santo

Thomas.

(29)

Meskipun LKSA ini terletak di desa, perkembangan LKSA Santo Thomas cukup berjalan dengan baik. Perkembangan ini dapat dilihat dari perubahan- perubahan fisik LKSA baik fasilitas maupun SDM Pengasuh atau pendamping serta anak-anak yang menjadi klien atau dampingan. Namun tidak dipungkiri dalam perkembangannya LKSA Santo Thomas juga mengalami pasang surut.

LKSA Santo Thomas masih memiliki kelemahan dalam mendampingi klien, sehingga sering terjadi permasalahan-permasalahan yang membuat situasi LKSA kurang kondusif.

b. Pengertian LKSA

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor:30/HUK/2011 tentang Standar Nasional Pengasuhan Anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Save the Children mengenai rekomendasi komite hak-hak anak PBB dari hasil penelitian tersebut dirancang menjadi salah satu kebijakan untuk memperbaiki kualitas pelayanan panti asuhan. Untuk memposisikan panti secara tepat sebagai institusi yang melaksanakan fungsi tersebut, nama Panti Sosial Asuhan Anak diubah menjadi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Dengan adanya standar ini semua lembaga yang menjalnkan fungsi pengasuhan anak disebut dengan Lembaga Kesejahteraaan Soial Anak yang disingkat dengan LKSA (Standar Nasional Pengasuhan untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.

(Kementrian sosial Republik Indonesia, 2011:6)

(30)

c. Sejarah singkat LKSA Santo Thomas Ngawen

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Santo Thomas ialah lembaga sosial yang dikelola oleh para suster-suster Abdi Kristus yang berpusat di Ungaran. Pada mulanya LKSA ini dibangun sebagai perluasan pelayanaan suster- suster Abdi Kristus sebagai tugas pelayanan untuk mengajar di SMP Sanjaya Ngawen pada tahun 1987. (Yayasan Santa Maria Abdi Kristus, 2104: 13)

Awalnya suster AK hanya melayani murid SMP Sanjaya yang pada waktu itu berjumlah sekitar 11 anak (Yayasan Santa Maria Abdi Kristus, 2014: 5) Karena sedikitnya jumlah murid yang belajar di SMP Sanjaya maka para suster mengambil kebijakan memindahkan sebagian anak panti asuhan Santo Thomas Ungaran yang telah menyelesaikan Sekolah Dasar untuk melanjutkan pendidikan di SMP Sanjaya Ngawen. Keputusan ini menimbulkan pemikiran baru bagi para suster untuk tempat tinggal bagi anak-anak yang rumahnya jauh dari SMP Sanjaya.

Pada 15 Juli 1989 Panti asuhan Santo Thomas Ngawen mulai dibangun yang diprakarsai oleh Sr. Maria Boromea, AK dan Bruder Pius Kirjo Utomo,SJ.

Pada waktu itu anak yang tinggal di panti asuhan hanya berjumlah enam anak.

Mereka menempati rumah sederhana yang dibuat oleh bruder Kirjo, SJ sebagai gudang penyimpanan material dan didampingi oleh Sr. M. Boromea, AK. Karena semakin bertambahnya jumlah anak yang tinggal di panti asuhan, maka para suster terus mencari solusi dalam memberikan pelayanan bagi anak asuhnya.

Perkembangan panti terus dilakukan baik dari segi fisik gedung, kualitas

pendampingan maupun pelayanan para suster terhadap anak asuh.

(31)

Tahun 2011 dengan bantuan dari donatou Panti Asuhan melakukan renovasi bangunan pada ruang tidur, kamar mandi anak-anak, jemuran dan beberapa runngan lainnya. Pada 2012 pimpinan panti asuhan, suster Maria Rosalia, AK mendapat bantuan dari donatur dan digunakan untuk membangun aula Santo Thomas. Aula ini mejadi pusat tempat kegiatan anak-anak dan berbagai kegiatan umum bagi umat di wilayah Ngawen khususnya dan bagi paroki Santo Petrus dan Paulus Kelor pada umumnya. Ini dikarenakan bangunan aula Santo Thomas yang begitu luas. Tahun 2013 suster Maria Magda,AK yang pada saat itu menjadi kepala panti asuhan membangun panti laki-laki dengan menempati lahan milik Yayasan Santa Maria Abdi Kristus yang jaraknya sekitar 20 meter dari panti asuhan putri.

LKSA Santo Thomas lebih dikenal sebagai Panti Asuhan. Letak geografi LKSA Santo Thomas.

d. Data Administrasi

Data administrasi LKSA merupakan kelengkapan data penting yang harus dimiliki oleh suatu lembaga. Data yang dimiliki oleh lembaga berfungsi sebagai salah satu alat untuk pertanggung jawaban lembaga dalam pelaporan perkembangan lembaga yang bersangkutan.

1) Visi, Misi, Tujuan LKSA Santo Thomas Ngawen

Visi dan misi menjadi arah dan pedoman bagi suatu lembaga dalam

menjalankan program yang akan dilaksanakan di dalam lembaga tersebut. Vsi dan

(32)

misi LKSA selalu mengalami perubahan. Perubahan ini dikarenakan para pengurus selalu mencari dan mengusahakan agar visi dan misi LKSA sesuai dengan landasan tujuan para suster untuk mewujud nyatakan perjuangan serta kesiap sediaan para suster untuk rakyat kecil dalam melayani dan berpihak pada kaum yang lemah, miskin dan terlantar.

Pada 26 sampai dengan 28 September 2017, LKSA Santo Thomas mengikuti Bimbingan Teknis Persiapan Akreditasi yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Provinsi Yogyakarta. Dalam pertemuan tersebut dijelaskan mengenai kriteria penyusunan data administrasi yang meliputi visi misi tujuan dari lembaga.

Dalam pertemuan tersebut dijelaskan bahwa kriteria visi misi yang diberlakukan di lembaga harus bersifat umum dan sesuai dengan tujuan didirikannya lembaga tersebut.

Berdasarkan hasil rapat bersama pengurus LKSA maka visi LKSA berubah rumusan sebagai berikut “Menjadi tempat yang nyaman dan saluran berkat, belas kasih Allah kepada yang kecil, lemah dan terlantar. Visi ini mengungkapkan harapan dari LKSA Santo Thomas agar menjadi satu lembaga sosial yang mampu mewujudkan situasi damai, aman, dan nyaman bagi mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu, terlantar, kecil, dan lemah.

LKSA Santo Thomas memiliki rencana pelaksanaan untuk mewujudkan

visinya. Membangun suatu komunitas yang dilandasi oleh situasi kekeluargaan

dan penuh kasih. Maka untuk menciptakan situasi itu pihak komunitas

memberikan pelayanan, pengasuhan dan pendampingan bagi anak-anak supaya

(33)

mereka dapat berkembang secara utuh baik dari segi rohani maupun psikologi mereka.

LKSA Santo Thomas didirikan dengan tujuan menjadi tempat bagi masyarakat yang kecil, lemah terlantar agar mereka dapat mersakan suasana yang layak dan memenuhi hak mereka untuk tumbuh berkembang dengan mendapatkan pelayanan pendidikan, pendampingan dan fasilitas tinggal yang nyaman, sehingga anak dapat tumbuh berkembang dan memiliki keutamaan hidup yang lebih baik bagi masa depan mereka.

2) Data anak-anak LKSA Santo Thomas Ngawen

Secara keseluruhan anak asuh yang menjadi dampingan LKSA Santo Thomas berjumlah 85 anak. 85 anak tersebut terdiri dari 68 anak dalam LKSA dan 18 anak dalam keluarga. anak dalam LKSA berasal dari berbagai daerah luar Gunungkidul, sedangkan anak yang tinggal dalam keluarga merupakan anak yang tinggal di daerah sekitar LKSA.

3) Data Karyawan LKSA Santo Thomas Ngawen

Karyawan LKSA Santo Thomas merupakan orang yang memiliki tanggung

jawab atas kelangsungan hidup di LKSA Santo Thomas. masing-masing

karyawan memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda sesuai dengan

bidangnuya. Karyawan LKSA Santo Thomas dibedakan dalam 2 fungsi yaitu

pengasuh dan staf. Pengasuh merupakan karyawan yang bertugas melakukan

interaksi secara langsung dengan anak-anak. mereka mengahibskan waktu

bersama anak-anak, mengurus dan memenuhi kebutuhan serta mengatasi

(34)

permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak. Pengasuh merupakan alumni SMK yang memiliki ikatan dinas selama satu tahun dengan LKSA. Pada tahun ini LKSA memiliki 4 pengasuh. Sedangkan staf merupakan karyawan yang bertanggung jawab atas kelancaran operasional LKSA. staf terdiri dari pimpinan, wakil pimpinan, sekrtaris, bendahara, dan penanggung jawab bidang. [Lampiran 3: (3)]

4) Pembiayaan LKSA Santo Thomas Ngawen

Pembiayaan LKSA Santo Thomas bersumber pada donatur yang mengulurkan kasihnya bagi LKSA. selain dari para donatur pembiayaan LKSA juga bersumber dari orang tua yang turut berkontribusi. Segala transaksi yang terjadi di LKSA setiap bulannya dicatat dalam buku kas yang dilaporkan ke yayasan Santa Maria Abdi Kristus.

e. Kehidupan anak remaja LKSA Santo Thomas Ngawen

Anak-anak LKSA Santo Thomas merupakan anak-anak yang terdiri dari

berbagai macam dan bentuk golongan, dari berbagai daerah, latar belakang dan

situasi keluarga yang berbeda. Mereka hidup bersama dalam LKSA untuk tumbuh

berkembang dalam mencapai tujuan hidup mereka. Anak-anak LKSA terikat

dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku di LKSA sebagai wadah untuk

mempermudah dalam hidup bersama.

(35)

f. Situasi anak di LKSA Santo Thomas Ngawen

Anak-anak yang menjadi dampingan LKSA Santo Thomas pada tahun ini sebanyak 68 anak dalam LKSA dan 17 anak tinggal dalam keluarga. Anak-anak yang tinggal di LKSA maupun yang menjadi dampingan LKSA terdiri dari berbagai macam suku, budaya dan agama. Meskipun LKSA Santo Thomas merupakan Yayasan Katolik dan dipimpin oleh suster, LKSA tidak menutup diri bagi umat yang memiliki perbedaan kepercayaan. Dengan perbedaan tersebut anak-anak merasa bersyukur dapat berbaur dan belajar satu dengan yang lain.

Sebagian besar anak-anak yang menjadi klien masih memiliki orang tua.

Anak-anak LKSA meliputi anak-anak yang sangat membutuhkan pendampingan secara khusus, tujuan anak-anak tinggal di LKSA ialah mendapatkan hak mereka sebagai seorang anak. Hak mereka diantaranya ialah pengasuhan dan pendidikan.

Pada tahun 2018 permasalahan terbesar yang dihadapi oleh keluarga maupun anak ialah ekonomi keluarga dan hilangnya fungsi orang tua sebagai pengasuh.

g. Kegiatan anak-anak LKSA Santo Thomas Ngawen dalam hidup berkomunitas

Kegiatan yang dilakukan di LKSA merupaka satu alat pengelola LKSA untuk mengasah kemandirian anak serta mengembangkan potensi diri yang dimiliki anak. Kegiatan tersebut ditata dalam jadwal yang telah disepakati bersama antara anggota dan pengurus LKSA.

1) Doa bersama

(36)

Doa bersama merupakan doa yang dilakukan secara bersama-sama. Secara terstruktur doa bersama dilakuan pada waktu pagi hari dan malam hari, namun tidak dihindari, doa bersama juga dilakukan saat akan memulai dan mengakhiri kegiatan yang dilakukan saat bersama, seperti pada saat makan bersama, pertemuan bersama, dan kegiatan bersama lainnya.

2) Piket

Piket merupakan kewajiban anak sebagai ungkapan syukur atas fasilitas yang boleh mereka pergunakan. Sehingga anak akan merawat dan membersihkan agar fasilitas tersebut tetap terawat. Selain itu tujuan piket diberlakukan sebagai sarana anak untuk berlatih bekerja. Anak dilatih untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sehingga anak terbiasa bekerja dan peka terhadap lingkungan sekitar. Piket dilakukan dua kali dalam satu hari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Piket dilaksanakan dalam pembagian kelompok sehingga masing-masing anggota kelompok dituntut untuk dapat bekerja sama satu sama lain. Jenis piket yang dilakukan yaitu menyangkut kebersihan lingkungan, melayani anggota LKSA dan merawat ternak dan kebun seperti:

Menyapu, mengepel, mencuci peralatan dapur, mencuci alat makan,

membersihkan kamar madi, memasak, menyiapkan makan, mencari rumput

untuk ternak, membersihkan kandang, menyiram tanaman baik di kebun

maupun di taman. Jadwal piket tersebut berlaku dalam minggu yang nantinya

akan berubah dan diseuaikan oleh petugas pembagi piket. Sehingga pada

(37)

minggu berikutnya petugas akan membuat jadwal baru yang akan dilaksanakan.

3) Makan bersama

Makan bersama dilakukan pada pagi dan malam hari. Pada pagi hari makan bersama dimulai pada pukul 05:45 dan pada malam hari pada pukul 17:45. Pada kegiatan makan bersama, anak-anak dibagi dalam kelompok meja makan yang terdiri dari 8 anak di setiap meja makan. Dengan bergiliran anak diberi kebebasan untuk mengambil makan sendiri sesuai dengan porsi mereka.

4) Pengembangan kepribadian

Pengembangan kepribadian bagi anak LKSA diberikan dalam bentuk kegiatan anak-anak yaitu berkebun, berternak, olah raga, koor, menari, ziarah, rekreasi, rekoleksi, dan refleksi. Untuk pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi dua program yaitu program harian dan program berkala. Program harian merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari dengan jadwal tetap. Sedang untuk program berkala ialah program yang dilakukan pada waktu tertentu.

Yang termasuk program harian meliputi: berkebun, koor, olahraga, menari,

berternak. Anak akan memilih sesuai dengan minat masing-masing untuk

mengembangkan potensi mereka. Sedangkan untuk program berkala meliputi

ziarah, rekreasi, rekoleksi, kegiatan tersebut dilakukan setiap tahun pada bulan

tertentu sesuai situasi dan keadaan anak-anak. Kegiatan tersebut bertujuan

(38)

sebagai penyegaran serta penyadaran diri bagi warga LKSA agar tetap bersemangat dan selalu menyadari hidup sebagai pribadi yang dikasihi Tuhan.

h. Kekhasan anak-anak LKSA Santo Thomas Ngawen

Anak-anak LKSA Santo Thomas merupakan anak remaja yang berusia 12

hingga 19 tahun, atau anak remaja usia SMP dan SLTA. Yang digolongkan

sebagai anak-anak LKSA Santo Thomas ialah mereka yang mendapatkan

beasiswa dari LKSA Santo Thomas. Mereka mendapatkan biaya pendidikan serta

hidup dari LKSA Santo Thomas. Ada dua jenis anak LKSA, yaitu anak dalam

LKSA dan anak luar LKSA, anak dalam LKSA ialah mereka yang tinggal berada

di LKSA sedangkan anak luar LKSA ialah yang mendapatkan pendampingan dan

biasiswa pendidikan dari LKSA namun mereka tetap inggal bersama dengan

keluarga. Anak luar LKSA ialah anak yang tinggal bersama keluarganya dan

mendapatkan pendampingan dari LKSA, mereka merupakan anak-anak dari

keluarga yang rumahnya dekat sekitar LKSA. Untuk anak dalam LKSA secara

khusus menjadi tanggung jawab penuh, baik dalam segi pendidikan,

perkembangan, dan pendampingan. Untuk anak-anak dalam LKSA mereka adalah

anak yang keluarga atau kerabatnya jauh dar LKSA, atau mereka yang berasal

dari luar daerah Gunungkidul. Adapun kriteria dan ketentuan anak yang dapat

tinggal di LKSA berdasarkan undang-undang standar pengasuhan anak dalam

LKSA, anak yang tinggal di LKSA merupakan anak yang berasal dari keluarga

yang mengalami disfungsi kepengasuhan. Oleh sebab itu anak-anak yang tinggal

(39)

di LKSA Santo Thomas merupakan anak yang benar-benar membutuhkan pengasuhan dan pemenuhan hak mereka sebagai anak. Anak-anak LKSA yang menjadi klien terikat pada tugas dan tanggung jawab sebagai anak asuh. Mereka wajib mengikuti dan mentaati tata tertib yang berlaku di LKSA. Mereka belajar mengenai kehidupan sosial dan karekter sebagai anak-anak yang bertanggung jawab atas hidup mereka.

Anak-anak LKSA memiliki kekhasan sendiri, mereka terikat oleh suatu peraturan bersama dan juga kebiasaan yang berbedang dengan anak-anak pada umumnya.

B. Kehidupan Anak Remaja 1. Pengertian remaja

Remaja merupakan istilah dari kata latin yaitu adolescence yang berarti

“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” (Hurlock, 1990: 206) Hurlock juga menguangkapakan bahwa masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang sama. Dalam buku Pendampingan Kaum Muda yang ditulis oleh Mangunhardjana (1986:12) remaja lebih dikenal sebagai kaum muda yang berusia 15 sampai dengan 21 tahun. Para remaja ini merupakan anak-anak dalam usia Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) dan studi Perguruan Tinggi.

Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa remaja merupakan anak yang

sedang mengalami pertumbuhan menjadi dewasa yang melakukan integrasi

(40)

dengan masyarakat. Hal semacam ini biasanya dialami oleh remaja berusia 15 hingga 21 tahun atau remaja yang sedang duduk di bangku SMA atau Perguruan Tinggi.

2. Masa Penting Anak remaja

Anak remaja dapat dilihat dari pada saat anak menjadi matang secara seksual dan berakhir pada masa usia matang secara hukum. Pada masa ini remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode subelum dan sesudah menginjak masa remaja. Ciri-ciri tersebut meliputi:

a. Masa remaja sebagai Periode yang Penting.

Menurut Hurlock (1990 :207) meskipun semua periode dalam rentan kehidupan anak remaja penting, namun kadar kepentingan tersebut berbeda-beda.

Kadar perbedan tersebut dilihat karena akibat yang terjadi secara langsung maupun karena akibat jangka panjang. Ada juga periode penting karena akibat fisik maupun Psikologis.

Bagi sebagian besar anak muda, usia antara dua belas dan enam belas tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan. Takdapat disangkal, selama kehidupan janin dan tahun pertama atau kedua setelah kelahiran, perkembangan berlangsung semakin cepat, dan lingkungan yang baik semakin lebih menentukan, tetapi yang bersangkutan sendiri bukanlah remaja yang memperhatikan perkembangan atau kurangnya perkembangan dengan kagum, senang atau takut.

Dalam periode ini remaja mengalami perubahan secara fisik yang cepat serta

perkembangan mental sehingga perlu membutuhkan pendampingan dalam

pembentukan sikap, nilai, serta minat.

(41)

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Masa peralihan bukan bearti memutus atau terputus dengan keadaan sebelumnya, namun keadaan ini merupakan sebuah peralihan dari perkembangan dari tahap yang satu ke tahap berikutnya. Dalam masa peralihan ini, orang akan meningkalkan bekas pada keadaan yang telah terjadi sekarang dan yang akan dating. Hurlock (1990 :207) menjelaskan bahwa “setiap periode perlaihan status individu tidak jelas dan terdapat keraguan dan peran yang harus dilakukan”.

Pada masa ini remaja bukan lagi sebagai anak-anak dan juga bukan sebagai seorang dewasa. Waktu ini member kesempatan bagi remaja untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dalam menentukan pola perilaku, nilai maupun sifat yang sesuai dengan dirinya, maka pendampingan orang dewasa sangat dibutuhkan agar remaja dapat mengarahkan hidupnya sesaui dengan norma, nilai yang berlaku didalam kehidupan masyarakat.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Masa remaja mengalai perubahan berbanding sejajar antara sikap dan perilaku dengan tingkat perubahan fisik. Seoarang remaja akan mengalami perubahan yang pesat pada pertubanahn fisik begitu juga dengan perubahan yang pesat pada sikap dan perilaku, dan akan terjadi sebaliknya jika perubahan fisik pada remana jengalami penurunan.

Menurut Hurlock (1990 :207) ada empat perubahan yang terjadi pada remaja,

yang pertama ialah meningkatnya emosi yang intensitasnya tergantung pada

(42)

tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Yang kedua perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru. Remaja akan merasa masalah-masalah hadir dalam hidupnyan. Ketiga ialah berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai juga akan berubah. Dan keempat ialah remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja menginginkan kebebasan namun takut akan tanggung jawab yang harus dihadapi.

d. Masa remaja sebagai masa menacari identitas

Penyesuaian diri remaja pada suatu kelompok masih menjadi hal yang penting baik bagi seorang laki-laki maupun perempuan. Beriringanya waktu remaja mulai mendambakan identitas dirinya dan tidak lagi pusa dengan kesamaan dari teman- temannya. Keadaan ini menjadikan remaja mengalami dilema yang menyebabkan krisis identitas atau masalah identitas-ego pada remaja. “identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelasakan siapa dirinya dan apa peranan mereka dalam masyarakat”. (Hurlock: 1990) Dalam pencarian ini remaja menggunakan symbol-simbol status dalam bentuk apapun untuk memperlihatkan cara mengangkat diri sendiri.

e. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Seiring dengan perkembangan-perkembangan yang dialami oleh remaja, maka

remaja semakin mendekati dengan usia kematangan yang sah. Masa ini remaja

akan semakin menojolkan sikap perilaku yang akan mencerminkan sebagai

(43)

seorang dewasa. Remaja akana mulai mencari-cari kesesuaian diri sebagai seorang dewasa dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan orang dewasa seprti fashion, trend, relasi, dan kelompok-kelompok lain yang dianggap memberi pengaruh pada dirinya Hurlock (1990 :209). Masa ini menjadi masa rawan sebab remaja mulai menginginkan dirinya sebagai orang yang yang ingin dilihat dan diakui sebagai seorang dewasa. Remaja akan melkaukan hal apa saja agar mereka dapat diterima dan diakui.

3. Ciri-ciri perkembangan anak remaja

Sebagai mahluk hidup manusia mengalami pertumbuhan dan juga perkembangan. Menurut Mangunhardjana Masa perkembangan bagi para remaja yang juga mendekati masa dewasa, mereka mengalami proses pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial, moral, dan religius dengan segala permasalahannya.

a. Pertumbuhan fisik.

Perubahan fisik pada remaja merupakan gejala yang pling nampak. Dengan demikian seorang pria akan semakin menunjukkan dirinya sebagi seorang laki- laki dan remaja perempuan akan menapakkan sebagai seorang wanita. Mereka akan mempersoalkan mengenai pertumbuhan pada diri mereka. Kecemasan mulai dirasakan oleh remaja laki-laki maupun perempuan akibat dari pertumbuhan yang tidak sesaui dengan keinginan diri mereka, entah telalu cepat atau pun sebaliknya.

Selain kecemasan tersebut remaja akan mengalami masalah-masalah yang

(44)

berhubungan dengan seks dan pergaulan dengan lawan jenis. Pada usia ini mereka tergolong sudah cukup matang secara biologis namun belum sanggup bertanggung jawab atas hidup perkawinan (Mangunhardjana, 1986 :12-13).

b. Perkembangan mental

Menurut Mnagunharjana (1986: 13) perkembangan mental nampak pada gejala perubahan dalam perkembangan intelektual dalam berpikir. Remaja mulai meninggalkan cara berpikir sebagai anak-anak. Pada umumnya remaja mulai berpikir dengan konsep-konsep abstrak. Hal demikian nampak pada kata-kata dan kosa kata yang mereka gunakan. Dengan cara berpikir dan kata-kata itu, mereka mulai menggali jati diri masing-masing. Sehingga remaja kerap nampak geisha, suka menyendiri, dan melamun.

c. Perkembangan emosional

Secara tradisional remaja dianggap sebagai badai dan tekanan, di mana pada

masa ini ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik Hurlock

(1990: 212). Perkembangan emosi remaja saling berhubungan dengan

perkembangan fisik, karena dengan perkembangan fisik terjadilah perubahan pada

keseimbangan hormon-hormon dalam tubuh mereka (Mangunharjana, 1986: 13-

14). Pada perkembangan ini mereka mulai menangkap berbagai emosi dan

memahami arti kata-kata yang berhubungan dengan perasaan positif maupun

negatif.

(45)

d. Perkembangan sosial

Dalam bukunya Hurlock, (1990: 213) mengatakan bahwa salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit ialah berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan permasalahan yang ada di sekitar. Untuk mencapai tujuan pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat penyesuaian-penyesuaian baru. Dalam hal ini remaja akan mengalami kesulitan dalam penyesuaiana diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok teman sebaya, perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai- nilai baru dalam seleksi pertemanan, dukungan dan seleksi dalam kepemimpinan.

e. Perkembangan moral

Salah satu tugas pada masa ini ialah perkembangan moral membawa para remaja untuk berfikir lebih luas. Dengan bertambahnya umur pada remaja mengalami perluasan dalam pergaulan mengenai pandangan apa yang baik dan apa yang buruk, oleh sebab itu remaja mulai mencari patokan yang dapat mereka pergunakan sebagai alat untuk menentukan baik dan buruknya sesuatu sebagi pedoman hidup. Dalam hal ini remaja sering mengalami permasalahan dalam mengatasi kenyataan hidup untuk mengambil keputusan dan ketegangan batin (Mangunharjana, 1986: 14-15).

f. Perkembangan religius

(46)

Hurlock memiliki pandangan yang berbeda dengan pandangan popular yang menyangkutkan minat pada peran agama pada kehidupan remaja. Ia mengatakan bahwa agama memiliki peranan peting dalam kehidupan.

Banyak remaja menyelidiki agama sebagai suatu sumber dari rangsangan

emosional dan intelektual. Para remaja ingin mempelajari agama

berdasarkan pengertian intelektual dan tidak ingin menerimanya secara

begitu saja. Mereka meragukan agama bukan karena ingin menjadi

agnostic atau ateis, melainkan karena mereka ingin menerima agama

sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan keinginan mereka untuk

mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri.

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN DAN LAPORAN HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan sebagai bentuk usaha dalam memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai hidup berkomunitas anak-anak remaja di LKSA Santo Thomas Ngawen. Pada bagian ini penulis akan menjelaskan mengenai Metodologi penelitian dan laporan hasil dari penelitian yang mencakup latar belakang penelitian, tujuan penelitian, pembatasan permasalahan,rumusan permasalahan, jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, responden, teknik dan istrumen pengumpulan data dan tekhnik alnalisis data. Sedangkan pada bagian Hasil laporan Penelitian menyangkut profil dan hasil wawancara kepada responden.

A. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut para ahli penelitian kualitatif didefiniksikan sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya (Moleong, 2012: 6). Dalam metode ini menggunakan wawancara sebagai pengumpulan data yang diperlukan.

Wawancara ditujukan kepada beberapa anak LKSA Santo Thomas.

1. Latar Belakang Penelitian

Hidup berkomunitas merupakan hidup bersama dalam satu tempat tempat,

dimana dalam tempat tersebut terdapat kesamaan unsur antara individu yang satu

(48)

dengan yang lain. Oleh Karen itu untuk menjadi anggota dalam suatu komunitas jugaharus merelakan diri memupuk perasaan dan kesadaran dalam dirinya sebagai anggota komunitas (Darminta, 1981: 22). Sebagian besar anak muda atau remaja umumnya lebih memilih untuk hidup bersama dengan teman sebaya yang pada akhirnya membentuk suatu komunitas. Banyak orang menganggap bahwa komunitas anak remaja sebagai kelompok anak-anak nakal yang sering membuat keributan karena adanya asosiasi yang popular mengenai kenakalan anak remaja (Hurlock, 1990: 156).

Peranan komunitas remaja yang terorganisasi dalam suatu lembaga menjadi tempat untuk membangun, mengarahkan dan menyalurkan kemampuan remaja dalam membangun serta membentuk kehidupan para remaja. Dengan demikian para remaja dapat berkembang menjadi manusia yang bertanggung jawab pada diri maupun komunitas. Namun hal tersebut masih mengalami kendala yang dikarenakan adanya sikap individual yang kuat dari masing-masing pribadi.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan-permasalahan yang dialami komunitas dalam meningkatkan hidup berkomunitas dalam suatu lembaga agar tercipta komunitas yang berkualitas.

Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Mengetahui permasalahan yang dihadapi dikomunitas serta mengetahui

usaha-usaha yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas hidup

berkomunitas.

(49)

b. Mengetahui keterlibatan anak-anak remaja dalam hidup berkomunitas.

c. Mengetahui dampak atau pengaruh hidup berkomunitas bagi anak-anak remaja.

3. Rumusan Permasalahan

Rumusan permasalahan yang diangkat ialah:

a. Bagaimana anak-anak remaja memahami hidup berkomunitas selama ini serta mengetahui kendala-kendala yang dialami selama hidup berkomunitas?

b. Sejauh mana anak-anak remaja terlibat dalam hidup berkomunitas?

c. Seberapa besar pengaruh hidup berkomunitas bagi anak-anak remaja?

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 1-5 Juni 2019, di LKSA Santo Thomas Ngawen, Gunungkidul.

5. Responden Penelitian

Responden penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak-anak

remaja LKSA Santo Thomas Ngawen. Anak remaja yang tinggal di LKSA Santo

Thomas Ngawen yang berjumlah 63 anak. Dalam penelitian ini penulis tidak

mewawancarai semua anak yang tinggal di LKSA sebagai sampel. Penulis hanya

mengambil 10 anak yang mewakili anak-anak yang tinggal di LKSA. Pemilihan

(50)

responden berdasarkan tingkat kemampuan berkomunikasi serta lamanya anak tinggal di LKSA.

6. Teknik dan Istrumen Pengumpulan Data a. Teknik pengumpulan data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara.

Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan terwawancara (Moleong, 2012: 186).

Wawancara ini dilaksanakan dengan adanya daftar pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti sehingga hasil wawancara terarah dan sesuai dengan hasil yang ingin dicapai. Dalam pelaksanaan wawancara peneleiti menggunakan wawancara terstruktur dimana pewawancara menggunakan menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan (Moleong, 2012: 190).

b. Instrumen Pengumpulan Data

Instumen penelitian menurut Moleong (2012 :168) dimaksudkan sebagai alat pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini ialah pedoman wawancara. Pendoman tersebut membantu penulis dalam mengajukan pertnayaan-pertanyaan yang mendukung pengambilan dan pengumpulan data.

Penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara dimaksudkan

memperoleh data sesuai dengan yang diharapkan. Dalam penelitian ini wawancara

dirasa menguntungkan karena pewawancara dapat bertatap muka langsung dengan

pewawancara sehingga pewawancara dengan mudah mengetahui jenis jawaban

(51)

terwawancara. Jenis jawaban terwawancara dapat dilihat dari persoalan gerak- gerik tertentu, misal dengan diam, ekspresi muka, gerakan tubuh dan lain sebagainya (Moleong, 2012: 202).

7. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini diperoleh melalui uji validitasi yaitu sudah dipahami oleh responden yang dibuktikan melalui jawaban dari responden dengan data hasil penelitian melalui wawancara. Selain itu penulis juga menggunakan uji realibitas sebagai pengecekan antara data yang diperoleh kepada pemberi data. Proses ini dimulai dari penentuan masalah atau pokok peneliti yang ada di LKSA Santo Thomas Ngawen. Kemudian dengan observasi di LKSA Santo Thomas dengan melakukan analisis data dan membuat kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di LKSA Santo Thomas Ngawen.

8. Tekhnik Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menganalisis data lapangan dengan reduksi data

merupakan (dari data2 yang ada disimpulkan), penyajian data, dan verifikasi data

dengan kroscek dengan pembimbing dan pendamping serta observasi dan

pengamatan yang dilakukan. Analisis diperoleh dari hasil wawancara, dan catatan

lapangan yang ditemui. Pada tahap pertama penulis akan mereduksi data yaitu

penulis melakukan pemilihan, penyederhanaan, dan transformasi terhadap data

yang diperoleh. Selanjutnya penulis akan mengembangkan dalam diskripsi

informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dalam bentuk teks naratif. Dan

(52)

yang terakhir ialah penarikan kesimpulan dan verivikasi, pada tahap ini penulis berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperoleh dari lapangan.

B. Hasil Laporan Penelitian 1. Profil responden

Responden I : Seorang anak Laki-laki yang duduk di kelas XI dengan inisial KA. Berasal dari Sumatra Barat tepatnya di Kepulauan Mentawai. Lahir pada tanggal 10 Febuari 2000. KA merupakan anak yang berpresta dalam segi akademis, ia juga memiliki bakat dalam bermain musik terutama gitar. Dalam kehidupan sehari-hari dia rajin mengikuti kegiatan yang ada di LKSA.

Responden II: Seorang anak laki-laki dengan inisial YRAS. Ia lahir di Sumatera Selatan pada 22 April 2003. Beragama katolik dan rajin mengikuti kegiatan kerohanian. sekarang ia dudik di kelas XI. Sebelum melanjutkan penidikan SLTA di SMK Sanjaya, ia tinggal di Panti Asuhan Santo Thomas Jimbaran. Dalam kehidupan sehari-hari ia rajin belajar, sehingga nilai akademiknya sangat bagus.

Responden III: Seorang anak laki-laki yang berasala dari Kepulauan Mentawai, dengan inisial HES. ia memiliki nilai akademis yang sangat baik sehingga ia menjadi jura kelas secara berturut-turut. HES lahir pada 24 Juni 2001, beragama katolik dan rajin membatu teman saat belajar.

Responden IV: Seorang anak perempuan, duduk di kelas XI. Ia merupakan

salah satu anak yang mengikuti seleksi siswa Kalimantan yang akan melanjutkan

(53)

sekolah di Jawa. Anak tersebut dengan inisial MK. MK merupakan anak pekerja keras. Sebelum berangkat sekolah ke Jawa ia menghabiska waktu jeda sekolah untuk bekerja mengumpulkan unag sebagai biaya transportasi. Anaknya pandai dalam bidang akademis dan juga pandai dalam bidang menari.

Responden V: Seorang anak perempuan masih duduk di bangku SMP. Anak tersebut berinisial FEL. FEL berasala dari Kalimantan, ia dilahirkan di Ketapang pada 9 Maret 2006. Anaknya periang, penuh semangat dan pandai dalam bidang akademik.

Responden VI: Seorang anak perempuan dengan inisial VB. Ia merupakan anak pekerja keras dan penuh semangat. Ibunya telah meninggal sejak ia kelas 5 SD dan ayahnya baru saja meninggal satu tahun yang lalu. Keinginan VB untuk berkembang sangat besar sehingga ia lolos seleksi dan dapat bersekolah di Jawa.

Responden VII: Seorang anak perempuan dengan Inisial VH, lahir pada 05 november 2003. Beragama katolik, sekarang ia menempuh pendidikan dibangku SMK. VH memiliki multi talen dia snagat pandai dalam bidang akademik maupun akademik, dia memiliki potensi dalam bidang music, tarik suara, tari dan lukis.

Sebelum tinggal di LKSA Santo Thomas Ngawen dia tinggal di panti asuhan Santo Thomas Ungaran.

Responden VIII: seorang anak laki-laki dengan inisial EDT. Lahir di Semarang pada 4 Mei 2004. Beragama Kristen, memiliki semangat juang tinggi, pekerja keras dan mau belajar. Dia memiliki 2 adik dan 2 kakak,

Responden IX: Seorang anak perempuan. Lahir di Magelang pada 18 mei

2005. Saat ini ia duduk di bangku SMP. Anak tersebut berinisial MRI, MRI

Referensi

Dokumen terkait

“Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan sesuai

Teknik ini dapat memberikan klasifikasi pada data baru dengan memanipulasi data yang ada yang telah diklasifikasi dan dengan menggunakan hasilnya untuk memberikan

Pada dasarnya karya seni merupakan perwujudan nilai seniman penciptanya yang ditujukan kepada orang lain. Dari satu sisi, karya seni adalah wujud seperangkat nilai

Penelitian ini terdapat banyak kelemahan dalam penilaian tingkat kehalusan yang sebaiknya kehalusan kulit harus diamati secara cermat dengan menggunakan alat ukur yang

Selain itu katekese Analisis Sosial ini juga mampu meningkatkan rasa keprihatinan umat kepada orang-orang yang miskin, selain itu juga katekese analisis ini, saya rasa dapat

Uraian Pernyataan spiritual dalam hidup saya Pembinaan Mental Rohani Katolik mempertinggi moral dan akhlak yang luhur Pembinaan Mental Rohani Katolik bermakna bagi hubungan

Pembaptisan dapat dilaksanakan secara lancar dan sah apabila pelaksanaan dilaksanakan oleh beberapa orang yang memiliki peranan penting dalam pembaptisan. 3)

Segala puji dan syukur saya haturkan kepada Allah Tritunggal Maha kasih yang telah menyelenggarakan segala berkat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi