UPAYA MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL UMAT DI LINGKUNGAN SANTO YOHANES PAULUS PAROKI SANTO ANTONIUS PADUA KOTABARU
TERHADAP KAUM MISKIN
MELALUI KATEKESE ANALISIS SOSIAL
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik
Oleh:
Teofilus Kaleka NIM: 171124035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orangtuaku tercinta Bapak Markus Maka Lodolaleng dan Ibu Thresia Rotan
Yang telah mendukung, dan menyemangati saya selama menempuh pendidikan empat tahun
di Universitas Sanata Dharma, Kampus V
Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Yogyakarta
v MOTTO
“Hidup ini sulit, apa yang kamu inginkan tidak selalu kamu dapatkan,
namun jangan pernah menyerah, terus berusaha, selalu bersyukur,
dan bawalah segala usahamu dalam doa”.
vi
vii
viii ABSTRAK
Judul skripsi “UPAYA MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL UMAT DI LINGKUNGAN SANTO YOHANES PAULUS PAROKI SANTO ANTONIUS PADUA KOTABARU TERHADAP KAUM MISKIN MELALUI KATEKESE ANALISIS SOSIAL”. Judul ini dipilih berdasarkan rasa ingin tahu penulis mengenai katekese analisis sosial sebagai salah satu upaya meningkatkan kepedulian umat terhadap kaum miskin. Kenyataan bahwa di lingkungan St.
Yohanes Paulus, umat belum sepenuhnya terlibat aktif dalam kehidupan masyarakat terutama dalam memberikan rasa empati bagi umat yang kurang mampu. Umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus sudah memiliki kepedulian bagi sesama, tetapi perlu di tingkatkan lagi sehingga umat semakin terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat di Lingkungan St. Yohanes Paulus. Untuk itu perlu adanya upaya untuk membantu umat dalam meningkatkan kepeduliannya bagi sesama di sekitarnya. Salah satu upaya yang dapat di lakukan adalah pendalaman iman atau katekese. Salah satu model katekese yang sesuai dengan usaha itu menggunakan model analisis sosial. Katekese analisis sosial membantu umat untuk semakin sadar dan terlibat dalam kehidupan masyarakat, terutama bagi mereka yang miskin dan menderita. Jenis penelitian ini adalah metode kombinasi (mixed methods) yakni menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif dengan desain penelitian sequential explanatory. Populasi pada penelitian ini adalah umat di lingkungan St. Yohanes Paulus, Paroki St. Antonius Padua Kotabaru. Jumlah sampel yang digunakan adalah 48 responden. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen diperoleh 20 instrumen (seluruh instrumen) yang valid. Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach’s Alpha 0.912. Berdasarkan hasil dari Pearson Correlation diketahui bahwa koefisiensi korelasi antara rasa kepedulian umat terhadap kaum miskin dengan katekese analisis sosial sebesar 0,811 bertanda positif. Berdasarkan hasil hipotesis dan hasil wawancara diperoleh bahwa katekese analisis sosial dapat menjadi suatu upaya untuk meningkatkan rasa kepedulian umat terhadap kaum miskin di lingkungan St. Yohanes Paulus. Hasil ini mengungkapkan bahwa katekese model analisis sosial dapat digunakan sebagai salah satu upaya yang membantu umat semakin meningkatkan rasa kepedulian mereka terhadap kaum miskin.
Kata Kunci: katekese analisis sosial, kepedulian sosial, kesadaran sosial, kaum
miskin, pendalaman iman,
ix
ABSTRACTThe title of this research paper is “EFFORTS TO IMPROVE THE
SOCIAL CARE OF PEOPLE IN THE WARD OF SAINT JHON PAUL SAINT PARISH ANTONIUS PADUA KOTABARU CHOICE OF THE POOR THROUGH SOCIAL ANALYSIS". The title is chosen based on the writer'scuriosity about social analyses as one of the efforts to increase people's concern for the poor the fact that in st. John Paul's environment, people have not been fully actively involved in society's lives particularly in providing empathy for the underprivileged. The people of st John Paul's ward already had concern for others, but it needs to be increased so that the people are more actively involved in community life in the st. John Paul's ward and that it takes effort to assist the people in increasing their concern for their neighbors. One of the best efforts one can make is the depth of faith or catechisms. One of the supply catekese models that suit the effort uses a social analysis model. Social analytics help people become more aware of and more involved in society's lives, especially for the poor and afflicted.
This type of study is the combination (mixeo methods) of combining quantitative and qualitative methods with sequential explanatory research design. The population of this study are people in the neighborhood of st. John Paul, st. antonius padua kotabaru's parish. The number of samples used was 48 respondents on the validity test of the instruments obtained 20 valid (the entire instrument). The results of the dip reliability. The results revealed that catechism a model of social analysis can be used as one of the efforts that help people increase their concern for the poor.
Keywords: social analysis catechesis, social care, social awareness, poor,
deepening of faith
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa atas penyertaan-Nya dan bimbinganNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL UMAT DI LINGKUNGAN SANTO YOHANES PAULUS PAROKI SANTO ANTONIUS PADUA KOTABARU TERHADAP KAUM MISKIN MELALUI KATEKESE ANALISIS SOSIAL.
Skripsi ini dipilih berdasarkan rasa ingin tahu penulis mengenai katekese analisis sosial sebagai salah satu upaya meningkatkan kepedulian umat terhadap kaum miskin. Kenyataan bahwa di lingkungan St. Yohanes Paulus, umat belum sepenuhnya terlibat aktif dalam kehidupan masyarakat terutama dalam memberikan rasa empati bagi umat yang kurang mampu. Umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus sudah memiliki kepedulian bagi sesama, tetapi perlu di tingkatkan lagi sehingga umat semakin terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat di Lingkungan St. Yohanes Paulus. Oleh karena itu, penyusunan karya tulis ini dimaksudkan agar, melalui katekese analisis sosial dapat membantu umat untuk semakin meningkatkan kesadaran dan rasa kepeduliannya terhadap mereka yang miskin dan menderita, terutama orang-orang yang ada di sekitar Lingkungan St.
Yohanes Paulus. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Serjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
xi
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa syukur karena dapat menyelesaikan skripsi ini berkat dukungan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang memberikan semangat tersendiri bagi penulis. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk menghaturkan terimakasih kepada:
1. Romo Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J selaku Kaprodi, yang senantiasa membantu, mendukung penulis pada saat mengalami kesulitan dalam kegiatan perkuliahan maupun di luar kegiatan perkuliahan.
2. P. Banyu Dewa HS, S.Ag, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi utama yang telah memberikan perhatian dan semangat, meluangkan waktu, membimbing dengan kesabaran, memberikan masukan dan kritikan, sehingga penulis lebih termotivasi menyelesaikan skripsi dengan sebaiknya serta tepat pada waktunya.
3. Y.H. Bintang Nusantara, S.F.K., M.Hum selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa mendampingi penulis pada saat mengalami kesulitan, baik kesulitan menyelesaikan skripsi maupun bimbingan rohani yang senantiasa menguatkan.
4. Romo Y.I. Iswarahadi, S.J., M.A selaku dosen penguji ketiga yang memberikan masukan dan kritikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
5. Segenap staf dosen prodi Pendikkat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, yang telah mengajar dan mendidik selama penulis
menempuh pendidikan hingga selesainya skripsi ini.
xii
6. Segenap karyawan-karyawati prodi Pendikkat yang memberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
7. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga besar Lodolaleng yang selalu memberi dukungan baik materi maupun moral, semangat, motivasi dan doa, sehingga penulis dapat menempuh studi Pendikkat dengan baik dan semangat.
8. Romo Paroki Gereja St. Antonius Padua Kotabaru, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitan di Lingkungan St. Yohanes Paulus, sehingga penelitian berjalan dengan lancar.
9. Ketua lingkungan dan seluruh umat di lingkungan St. Yohanes Paulus, yang sudah bersedia membantu penulis dalam melaksanakan penelitian, sehingga penelititan berjalan dengan baik meskipun dalam situasi pandemi covid 19.
10. Serta semua orang yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang selama ini dengan tulus memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih ada keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka menerima kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan skripsi.
Yogyakarta, 12 Agustus 2021 Penulis
Teofilus Kaleka
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTO... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR SINGKATAN ... xvii
DAFTAR TABEL ... xix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penulisan Skripsi ... 1
B. Rumusan Permasalahan ... 6
C. Tujuan Penulisan ... 6
D. Manfaat Penulisan ... 6
E. Metode Penulisan ... 7
F. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II. GAMBARAN UMUM UPAYA MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL UMAT KATOLIK TERHADAP KAUM MISKIN MELALUI KATEKESE ANALISIS SOSIAL ... 11
A. Katekese Analisis Sosial ... 11
1. Katekese ...
a. Pengertian Katekese ... 11
xiv
b. Tujuan Katekese ... 13
c. Unsur-unsur Katekese ... 14
2. Model Analisis Sosial ... 16
a. Pengertian Analisis Sosial ... 16
b. Dimensi Analisis Sosial ... 17
c. Kerangka Berpikir Analisis Sosial ... 20
3. Katekese Analisis Sosial ... 23
a. Pengertian Katekese Analisis Sosial ... 24
b. Langkah-langkah dalam Berkatekese Model Analisis Sosial ... 24
c. Metode Katekese Analisis Sosial ... 25
d. Metode SOTARAE ... 28
e. Kualifikasi Pendamping Katekese Analisis Sosial ... 32
B. Kepedulian Umat terhadap Kaum Miskin ... 33
1. Arti Kepedulian Sosial ... 33
a. Pengertian Kepedulian ... 33
b. Jenis-jenis Kepedulian ... 35
2. Umat Katolik ... 35
3. Pengertian Kaum Miskin ... 37
a. Kaum Miskin menurut Kitab Suci ... 37
b. Kaum Miskin menurut Ajaran Sosial Gereja ... 38
c. Kaum Miskin Jaman Sekarang... 39
4. Kepedulian Umat terhadap Kaum Miskin ... 40
5. Sintesis Katekese Analisis Sosial ... 42
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 43
A. Situasi Umum Lingkungan Yohanes Paulus Paroki Antonius Padua Kotabaru Yogyakarta ... 43
1. Gambaran umum Paroki Santo Antonius Padua Kotabaru ... 43
a. Sejarah Singkat Paroki Santo Antonius Padua Kotabaru .... 43
xv
b. Visi dan Misi Paroki Santo Antonius Padua Kotabaru ... 44
2. Gambaran Umum Umat Lingkungan Santo Yohanes Paulus Paroki Santo Antonius Padua Kotabaru ... 44
a. Letak dan Situasi Geografis ... 44
b. Kondisis Ekonomi dan Sosial Umat Lingkungan Santo Yohanes Paulus Paroki Santo Antonius Padua Kotabaru ... 45
c. Jumlah dan Situasi Umat Umat Lingkungan Santo Yohanes Paulus Paroki Santo Antonius Padua Kotabaru .... 45
B. Penelitian tentang Upaya Meningkatkan Kepedulian Sosial Umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus Paroki St. Antonius Padau Kotabaru, terhadap Kaum Miskin Melalui Katekese Analisis Sosial ... 46
1. Latar Belakang Penelitian ... 46
2. Tujuan Penelitian ... 48
3. Jenis Penelitian ... 48
4. Penelitian Kuantitatif ... 49
a. Variabel Penelitian ... 49
b. Hipotesis ... 50
c. Populasi dan Sampel ... 50
d. Teknik Pengumpulan Data ... 50
5. Penelitian Kualitatif ... 51
a. Jenis Penelitian ... 51
b. Sumber Data ... 51
c. Teknik Pengumpulan Data ... 51
d. Uji Keabsahan Data ... 51
6. Instrumen Penelitian ... 52
7. Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 57
a. Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian ... 57
b. Deskripsi Data Penelitian ... 59
c. Uji Regresi ... 61
d. Uji Signifikansi ... 64
xvi
e. Hasil Wawancara ... 66
f. Pembahasan ... 69
BAB IV. USULAN PROGRAM PENDAMPINGAN UMAT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA KEPEDULIAN UMAT KATOLIK DI LINGKUNGAN SANTO YOHANES PAULUS TERHADAP KAUM MISKIN ... 72
A. Latar Belakang Penyusunan Program ... 72
B. Pemilihan Materi Program ... 75
C. Contoh Program Pendampingan bagi Umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus... 76
D. Contoh Satuan Persiapan Katekese Model Analisis Sosial ... 82
BAB V. PENUTUP ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN ... 99
Lampiran 1: Metode Kombinasi Sequential Eksploratory Design ... (1)
Lampiran 2: Tabel T... (2)
Lampiran 3: r Poduct Moment ... (3)
Lampiran 4: Kusioner Penelitian ... (4)
Lampiran 5: Hasil Pembagian Kuesioner ... (6)
Lampiran 6: Hasil Penelitian dengan Kuesioner ... (10)
Lampiran 7: Hasil Wawancara ... (12)
Lampiran 8: Lagu Pembuka dan Penutup ... (24)
xvii
DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci mengikuti Alkitab Deuterokanonika dengan pengantar dan catatan lengkap:
Perjanjian Lama:
Kel. : Keluaran Gal. : Galatia Maz. : Mazmur Perjanjian Baru Mat. : Matius Luk. : Lukas Yoh. : Yohanes
Kis. : Kisah Para Rasul Kor. : Korintus
B. Singkatan Dokumen Gereja
CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja tanggal 21 November 1964.
SRS : Sollicitudo Rei Socialis, Ensiklik Paus Yohanes Paulus II tentang
keprihatinan sosial, 30 Desember 1987
xviii C. Singkatan-singkatan Lain
Art. : Artikel
Komkep : Komisi Kepemudaan
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia KOMKAT : Komisi Kateketik
DKU : Direktorium Kateketik Umum
Pendikkat : Pendidikan Keagamaan Katolik
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kisi-kisi untuk Pedoman Kusioner ... 53
Tabel 2 : Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 56
Tabel 3 : Validitas Kuesioner Penelitian ... 58
Tabel 4 : Rehabilitas ... 59
Tabel 5 : Deskripsi Data Penelitian ... 60
Tabel 6 : Hasil Uji Correlations ... 62
Tabel 7 : ANOVA ... 63
Tabel 8 : Hasil Uji Coefficientsa ... 63
Tabel 9 : Hasil Uji Signifikansi ... 64
Tabel 10 : Program Pendampingan bagi Umat di
Lingkungan St. Yohanes Paulus ... 76
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk Tuhan yang hidup saling berdampingan satu sama lain atau dengan kata lain manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan dan melengkapi. Begitu juga jemaat Katolik, mereka hidup saling berdampingan satu sama lain dan saling terlibat dalam kehidupan sosial dan masyarakat.
Pada jaman ini banyak terjadi persoalan yang berkaitan dengan masalah
kehidupan sosial. Ketidakadilan dan bencana yang terjadi dimana-mana. Dalam
awal tahun 2021 banyak bencana yang terjadi di negara kita, kecelakaan pesawat,
gunung meletus di Nusa Tenggara Timur, Longsor di Sumedang, dan banjir di
Manado [Tidak Sampai Tiga Pekan di Awal 2021, Bencana Alam Hantui
Indonesia,
https://www.dw.com/id/awal-2021-indonesia-dihantui-bencana-alam(15 Januari 2021)]. Fakta tersebut menunjukkan bahwa saat ini kondisi hidup
masyarakat semakin miskin. Ditambah lagi saat ini kita berada dalam situasi
pandemi Covid 19 yang begitu merambat kesegala aspek kehidupan kita. Banyak
orang yang kehilangan pekerjaan akibat PHK dari perusahaan dan tempat kerja
mereka. Ketika kehilangan pekerjaan, mereka mencari pekerjan lain agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari [Jokowi Sorot Banyak Orang Kehilangan
Pekerjaan Saat Corona, CNN Indonesia (22 Februari 2021)]. Fakta terjadi bahwa
banyak orang mencari pekerjaan lain untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Hal ini sangat miris terutama bagi mereka yang berada di tataran ekonomi kelas menengah ke bawa. Selain itu kita bisa melihat bahwa para tukang becak yang begitu sulit memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Terkadang mereka hanya menunggu ada yang memberikan makan agar bisa dimakan pada hari itu. Tentu hal ini menjadi sesuatu yang memprihatinkan ditambah lagi saat ini sedang dalam masa pandemi Covid 19. Banyak orang miskin mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Dari hasil observasi yang dilaksanakan pada bulan Desember 2020 di Lingkungan St. Yohanes Paulus Paroki St. Antonius Padua Kotabaru, terlihat bahwa di Lingkugan St. Yohanes Paulus belum sepenuhnya umat yang memiliki rasa kepedulian dengan orang di sekitar mereka. Adapun umat yang sudah menunjukkan rasa kepedulian bagi kaum miskin. Wujud konkretnya yang dilakukan oleh sebagian umat yakni dengan memberikan bantuan berupa sembako bagi umat yang membutuhkan, dan memberikan sumbangan bagi kaum miskin.
Akan tetapi masih ada keprihatinan di Lingkunga St. Yohanes Paulus bahwa umat belum sepenuhnya memiliki keprihatinan bagi kaum miskin dan juga masih lemahnya kesadaran umat untuk peduli kepada sesama, terutama dalam situasi masa pandemi Covid 19 ini. Oleh karena itu perlu adanya usaha agar umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus semakin memiliki rasa kepedulian dan kesadaran untuk terlibat langsung membantu umat yang miskin.
Dari realita yang ada, diharapkan adanya suatau usaha yang dapat
membantu umat Katolik untuk semakin membangun rasa kepeduliannya dan
terbuka untuk semakin melayani kaum miskin. Melayani orang miskin bukan
hanya merupakan tindakan saja, tetapi jugu menciptakan perubahan dan mendatangkan berkat dalam hidup mereka (Widharsana & Hartono, 2017:635).
Untuk itu, sebagai umat Katolik diharapkan untuk semakin memberikan kepedulian, pelayanan bagi sesama yang membutuhkan dan menciptakan perubahan dalam kehidupan mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan suatu proses Katekese. Katekese sebagai salah satu upaya untuk mendorong terjadinya perubahan, yakni dengan memberikan penyadaran bagi setiap orang akan pentingnya keterlibatan untuk membangun masyarakat yang lebih manusiawi. Suatu proses katekese seharusnya dapat membantu setiap orang untuk mengalami panggilannya sebagai murid Kristus yang melayani setiap orang dengan sepenuh hati. Katekese diharapkan dapat menjadi suatu proses komunikasi iman yang dapat menciptakan pembaharuan hidup bagi setiap orang. (Yakobus 2:
14-26) Iman seharusnya menjadi iman yang “hidup dan terlibat”. Dengan demikian katekese mampu mendorong umat untuk semakin memiliki kesadaran dan kepedulian bagi kaum miskin dan membangun penyadaran bagi setiap pribadi untuk semakin terlibat dalam kehidupan masyarakat yang ada di sekitarnya.
Dalam Ensiklik Paus Paulus VI, Octogesima Adveniens (Panggilan untuk
bertindak) juga mengajak seluruh anggota Gereja dan seluruh bangsa untuk
bertindak untuk memerangi kemiskinan (Riyanto, 2014:44). Artinya bahwa setiap
orang diajak dan didorong untuk semakin bertindak dan aktif dalam
memperjuangkan nilai-nilai keadilan sosial. Hal ini juga diungkapkan dalam
amanat PKKI IX, yang lebih menekankan katekese terhadap masyarakat yang
tertekan [Kotan, (2008). “Pertemuan Kateketik antar-Keuskupan se-Indonesia Ke
IX” https://komkat-kwi.org]. Artinya bahwa katekese lebih mementingkan martabat manusia dan kemiskinan, sehingga melalui katekese, umat semakin dimampukan untuk meningkatkan rasa kepedulian bagi kaum yang miskin dan lemah. Melalui kegiatan berkatekese, setiap umat saling berbagi pengalaman bersama dan akan berujung pada aksi nyata sebagai bentuk tanggapan dari proses katekese yang telah dilaksanakan. Untuk itu perlu sebuah katekese yang lebih menekankan pada aksi nyata dan tindakan pelayanan. Salah satu katekese yang cocok yang dapat membantu umat untuk semakin meningkatkan rasa kepedulian terhadap kaum miskin, yakni dengan menggunakan Katekese Analisis Sosial.
Katekese Anlisis Sosial mendorong agar terjadinya perubahan dalam masyarakat ke arah yang lebih manusiawi. Artinya bahwa Katekese Analisis Sosial lebih kepada sebuah tindakan perubahan bagi masyarakat. Dalam Katekese Analisis Sosial, membantu umat untuk semakin menaruh kepedulian terhadap masalah masyarakat, belajar dari Sabda Allah, dan memahami masalah masyarakat dalam terang Sabda Tuhan.
Metode yang digunakan dalam Katekese Analisis Sosial adalah metode SOTARAE (Situasi, Obyek, Tema, Analisis, Rangkuman, Aksi dan Evaluasi).
Katekese SOTARAE memiliki 7 bagian penting dalam menganalisis masalah
kemudian diwujudkan dalam aksi nyata (KOMKAT KWI, 1997: 57-72). Metode
SOTARAE dilihat sebagai metode yang memberikan pendidikan penyadaran
rohani yang dapat membantu umat untuk semakin peka dan peduli dengan situasi
sekitar. Untuk itu dalam metode SOTARAE, pemilihan dokumen harus sesuai
dengan permasalahan dan tema yang dibahas. Kemudian peserta diajak untuk
mengutarakan makna dari dokumen tersebut sehingga dapat memilih tema dan menganalisisnya. Dari analisis tersebut kemudian peserta merangkum dan membuat aksi nyata sesuai dengan permasalahan dan keprihatinan sosial yang ada.
Aksi nyata dari katekese ini sebagai bentuk tanggapan dan wujud konkret umat dalam mewujudkan rasa kepedulian sosial bagi mereka yang miskin dan lemah.
Umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus sebagai penggerak dalam pelaksanaan katekese ini. Katekese Analisis Sosial sebagai upaya untuk membantu umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus dalam melayani orang-orang yang miskin dan lemah. Umat lingkungan dimampukan untuk semakin meningkatkan rasa kepedulian sosial untuk berbagi kasih bagi mereka yang membutuhkan terutama yang miskin dan lemah. Pengajaran iman Katolik menjelaskan bahwa iman yang diwujudkan melalui perbuatan, dan perhatian serta kepedulian kepada orang miskin merupakan salah satu perwujudan iman yang paling utama dalam hidup kita sebagai umat beriman (Widharsana & Hartono, 2017:639).
Diharapkan melalui Katekese Analisis Sosial setiap umat didorong untuk menyadari akan situasi sosial yang ada dalam masyarakat dan membantu umat untuk semakin meningkatkan rasa kepedulian sosial terhadap kaum miskin.
Dengan melihat permasalahan yang ada penulis mengajukan skripsi dengan judul
“UPAYA MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL UMAT DI
LINGKUNGAN SANTO YOHANES PAULUS PAROKI SANTO ANTONIUS
PADUA KOTABARU TERHADAP KAUM MISKIN MELALUI KATEKESE
ANALISIS SOSIAL”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksudkan dengan Katekese Analisis Sosial?
2. Bagimana Katekese Analisis Sosial sudah dilaksanakan dan kepedulian umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus, Paroki St. Antonius Padua Kotabaru terhadap kaum miskin.
3. Usaha apa saja yang dapat diupayakan untuk meningkatkan kesadaran dan rasa kepedulian sosial, umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus, Paroki St. Antonius Padua Kotabaru terhadap kaum miskin.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Membantu Umat Katolik di Lingkungan St. Yohanes Paulus dalam memahami dan memberikan pengertian tentang Katekese Analisis Sosial, sehingga umat dapat mengikuti proses katekese dengan baik.
2. Untuk mengetahui, apakah Katekese Analisis Sosial dapat membantu umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus, Paroki St. Antonius Padua Kotabaru dalam meningkatkan kepedulian terhadap kaum miskin.
3. Memberikan sumbangan pemikiran usulan program berupa kegiatan pendampingan pendalaman iman dengan Katekese Analisis Sosial, sehingga umat semakin meningkatkan kesadaran dan rasa kepedulian bagi kaum miskin.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus
Tulisan ini diharapakan mampu membantu umat dalam meningkatkan
kesadaran dan rasa kepedulain sosial dan semakin memampukan umat di
Lingkungan St. Yohanes Paulus untuk semakin melayani sesama, terutama yang miskin dan lemah.
2. Bagi penulis
Hasil tulisan ini dapat memberi masukan dan pengetahuan baru bagi penulis dan membantu penulis untuk mengetahui tentang adanya rasa kepedulian umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus, Paroki St. Antonius Padua Kotabaru terhadap kaum miskin.
E. METODE PENULISAN
Dalam penulisan skripsi, metode yang digunakan adalah deskriptif analisis.
Penulis menggunakan metode ini untuk membantu memberikan gambaran dan data secara komprehensif, sejauh mana katekese Analisis Sosial dapat meningkatkan kesadaran dan rasa kepedulian umat Lingkungan St. Yohanes Paulus, Paroki St.
Antonius Padua Kotabaru terhadap kaum miskin. Penulis juga mencoba memahami apa itu Katekese Analisis Sosial dan kepedulian sosial, serta realita dan teori yang ada serta hambatan yang harus dihadapi. Kemudian penulis mengusulkan program kegiatan pendampingan Katekese bagi umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus.
Untuk memperoleh data, penulis menggunakan instrumen penelitian
melalui wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan secara langsung dengan
umat Lingkungan St. Yohanes Paulus untuk menganalisa dan mengetahui keadaan
umat dan juga memperoleh data sejauh mana Katekese Analisis Sosial dan
membantu umat dalam meningkatkan rasa kepedulian bagi kaum miskin. Selain itu
penulis juga menggunakan kuesioner untuk memperoleh data sejauh mana
Katekese Analisis Sosial dan membantu umat dalam meningkatkan rasa kepedulian bagi kaum miskin. Kuesioner dilakukan secara tertutup dengan membagikan kepada masing-masing peserta, saat selesai melaksanakan kegiatan ketekese yang pertama.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Gambaran umum yang dibahas dari tulisan ini dirincikan secara sitematika penulisan sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan
Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II: Gambaran Umum Upaya Meningkatkan Kepedulian Sosial Umat Katolik Terhadap Kaum Miskin Melalui Katekese Analisis Sosial
Dalam bab II ini bagian pertama membahas Katekese Analisis Sosial. Pada
bagian ini penulis mengurai katekese yang termuat di dalamnya ada pengertian
katekese, tujuan katekese, unsur-unsur katekese dan perkembangan katekese PPKI
IV. Selain itu penulis juga menguraikan Katekese Analisis Sosial yang termuat di
dalamnya ada pengertian dan kerangka berpikir analisis sosial. Berikutnya penulis
menguraikan Katekese Analisis Sosial yang termuat di dalamnya pengertian
Katekese Analisis Sosial, unsur-unsur Katekese Analisis Sosial, langkah-langkah
dalam Katekese Analisis Sosial, Metode Katekese Analisis Sosial dan kualifikasi
pendamping Katekese Analisis Sosial.
Bagian kedua membahas Kepedulian Umat Katolik terhadap Kaum Miskin.
Pada bagian ini penulis menguraikan arti kepedulian sosial, umat katolik, pengertian kaum miskin yang termuat di dalamnya kaum miskin menurut Kitab Suci, kaum miskin menurut Ajaran Sosial Gereja dan kaum miskin zaman sekarang.
Selanjutnya membahas kepedulian umat terhadapa kaum miskin. Bagian terakhir membahas sintesis Katekese Analisis Sosial.
Bab III: Upaya Meningkatkan Kepedulian Sosial, Umat di Lingkungan St.
Yohanes Paulus Paroki St. Antonius Padua Kotabaru Terhadap Kaum Miskin Melalui Katekese Analisis Sosial
Di dalam bab ini penulis membahas penelitian yang dilakukan. Mulai dari pemahaman tentang Katekese Analisis Sosial sampai pada upaya meningkatkan kepedulian sosial umat di Lingkungan St. Yohanes Paulus paroki St. Antonius Padua Kotabaru, terhadap kaum miskin yang meliputi: letak geografis, situasi umum umat paroki, gambaran umum mengenai umat di lingkugan St. Yohanes Paulus. Setelah itu disampaikan proses penelitian tentang Katekese Analisis Sosial sebagai salah satu upaya meningkatkan kepedulian sosial, umat di Lingkungan St.
Yohanes Paulus paroki St. Antonius Padua Kotabaru, terhadap kaum miskin yang terdiri dari: latar belakang penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dengan menggunakan wawancara dan kuesioner.
Kemudian membahas hasil penelitan yang berkaitan dengan identitas responden,
katekese analisis sosial dengan menggunakan metode SOTARAE dan pelaksanaan,
dan penarikan kesimpulan
Bab IV: Usulan Program Pendampingan Umat dalam Upaya Meningkatkan Rasa Kepedulian Umat Katolik di Lingkugan St. Yohanes Paulus terhadap Kaum Miskin melalui Katekese Analisis Sosial
Bab ini berisi latar belakang penyusunan program, pemilihan program, contoh program pendampingan bagi Umat Katolik, contoh satuan persiapan Katekese Analisis Sosial bagi umat Katolik di Lingkungan St. Yohanes Paulus untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap kaum miskin.
BAB V: Penutup
Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.
BAB II
GAMBARAN UMUM UPAYA MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL UMAT KATOLIK TERHADAP KAUM MISKIN
MELALUI KATEKESE ANALISIS SOSIAL
A. Katekese Analisis Sosial
Sebelum kita membicarakan Katekese Analisis Sosial, kita akan melihat terlebih dahulu katekese secara umum dan analisis sosial itu sendiri.
1. Katekese
a. Pengertian Katekese
Katekese pada umunya dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman bagi orang yang sudah dibaptis agar semakin dewasa dalam imannya. Katekese merupakan salah satu bentuk pelayanan sabda, yang bertujuan membuat iman umat hidup, dasar, dan aktif lewat cara pengajaran (DKU. 17).
Pengertian ini diperoleh dari Kitab Suci yaitu dalam Lukas 1:4 (diajarkan), Kisah Para Rasul 18:25 (pengajaran dalam jalan Tuhan), 1Kor 14:19 (untuk mengajar orang lain), Galatia 6:6 (pengajaran). Untuk itu katekese menjadi hal yang penting dalam kedewasaan iman Katolik.
Menurut CT 18, “Katekese sebagai pembinaan iman dari anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa yang dilaksanakan secara organis dan sistematis agar dapat mengantar seluruh umat untuk mencapai kepenuhan hidup imannya”.
Artinya katekese juga dapat diberikan kepada seluruh umat, dengan harapan bahwa katekese dapat membantu setiap umat untuk semakin dewasa dalam imannya.
Katekese kembali ditegaskan oleh Adisusanto (2000:7) mengatakan bahwa,
Katekese dilihat sebagai permulaan perjumpaan antar pribadi, karena sabda Allah bukan sesuatu melainkan Seseorang, sehingga katekese dapat memberikan perjumpaan yang bersifat pribadi antara umat beriman.
PKKI (Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia) I merumuskan bahwa katekese adalah usaha saling menolong terus-menerus dari setiap orang sebagai wujud mendalami hidup pribadi dan bersama menurut pola Kristus menuju kepada hidup Kristiani yang utuh (KOMKAT KWI, 2010: 207). Sedangkan hasil akhir dan rekomendasi PKKI X menegaskan bahwa katekese tetap setia mempertahankan jati dirinya sebagai pelayanan pewartaan sabda di tengah masyarakat yang berbudaya, berpikir dan bertindak secara digital [Kotan, (2008).
“Pertemuan Kateketik antar-Keuskupan se-Indonesia Ke IX” https://komkat- kwi.org]. Hal ini kembali ditegaskan bahwa katekese juga dipandang sebagai perkembangan manusia seutuhnya. Artinya bahwa katekese merupakan sabda Allah yang membebaskan dan menyelamatkan seluruh aspek kehidupan manusia (Adisusanto, 2000: 11). Melalui Katekese setiap peserta menjalin relasi dengan peserta lain dan saling meneguhkan dan menghayati setiap pengalaman hidup mereka, sehingga peserta semakin menyadari kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui komunikasi iman, setiap peserta semakin memperkaya pengalaman
hidup imannya. Komunikasi iman sebagai gambaran bahwa manusia sebagai
makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Karena dalam
berkatekese setiap pengalaman hidup orang lain dapat memperkaya pengalaman
hidupnya sendiri. Katekese membantu setiap umat untuk semakin mengenal setiap
pribadi yang ada di sekitarnya. Mengenal dapat mendorong setiap umat untuk semakin bertanggungjawab, sadar, dan peduli terhadap orang lain. Dengan demikian, komunikasi iman membawa peserta untuk semakin berkembang dalam kehidupan imannya dan merasakan kehadiran Kerajaan Allah di tengah-tengah kehidupan mereka.
b. Tujuan Katekese
KOMISI KATEKETIK KWI (2010: 219) menegaskan tujuan dari katekese (komunikasi iman ) yaitu:
1) Dalam terang Injil, kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman kita sehari-hari.
2) Kita bertobat dan semakin menyadari kehadiranNYA dalam kenyataan hidup Kristiani sehari-hari.
3) Dengan bertobat kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih, dan semakin dikukuhkan hidup Kristiani kita.
4) Kita juga semakin bersatu dengan Kritsus dan semakin kokoh dalam hidup dan tugas menggereja.
5) Kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat.
Pada intinya katekese bertujuan dalam mengembangkan iman, penghayatan
dan pengertian tentang misteri Kristus dalam cahaya firman Allah, sehingga seluruh
pribadi manusia diserapi oleh firman itu (CT 20). Artinya tujuan katekese,
membantu umat untuk semakin mengembangkan dan mendewasakan imannya.
Selain itu, katekese dapat membantu setiap orang saling berkontak, berdialog, dan saling membangun kesatuan dan kemesraan dengan Yesus Kristus.
c. Unsur-unsur Katekese
Berdasarkan hasil Pertemuan Kateketik Keuskupan se-Indonesia (PKKI) III unsur-unsur katekese umat adalah (Lalu, 2007: 17-18):
1) Unsur dan proses menyadari pengalaman hidup
Katekese Umat sebagai komunikasi iman merupakan proses kesaksian dan berpangkal pada apa yang sungguh dialami (Lalu, 2007:17). Oleh karena itu, katekese harus bertolak dari pengalaman konkret peserta, termasuk di dalamnya adalah situasi hidup aktual dalam masyarakat itu.
2) Unsur dan proses menyadari komunikasi pengalaman iman dalam terang Kitab Suci
Pengalaman konkret peserta dipadukan dengan pengalaman iman melalui terang Kitab Suci (Lalu, 2007:18). Yang dimaksud di sini adalah bahwa umat dapat melihat campur tangan Tuhan dalam pengalaman manusiawinya.
3) Unsur dan proses menyadari komunikasi dengan tradisi Iman Kristiani
Iman kita didasari oleh pribadi Yesus Kristus sendiri dan iman para Rasul akan
Dia sebagai Penyelamat (Lalu, 2007:18). Komunikasi iman tidak bisa terlepas
dari kesaksian para Rasul seperti terungkap dalam Kitab Suci dan dihayati oleh
Gereja sepanjang masa. Oleh karena itu, komunikasi iman juga menyangkut
ajaran Kristiani yang dimengerti secara luas sebagai tradisi, spiritualitas, liturgi
dan segala praktik hidup Gereja yang menampakkan Kristus.
4) Unsur dan proses menyadari arah keterlibatan baru
Katekese Umat sebagai komunikasi iman harus menolong para peserta katekese untuk mengalami panggilan mereka dan menjalankan pengutusan mereka (Lalu, 2007: 18). Untuk itu komunikasi iman terarah pada pembaharuan hidup dan keterlibatan kelompok umat dalam pengembangan masyarakat. Hal ini perlu diungkapkan dalam bentuk perencanaan yang konkret sampai pada pelaksanaannya.
Hal ini kembali lagi ditegaskan oleh PKKI IV, di mana PKKI IV menjadi awal dalam membawa suatu wawasan baru yang menantang suatu perubahan strategi dalam berketekese. PKKI IV mau mempelajari kemungkinan bagimana Katekese Umat dapat membina iman umat yang terlibat dalam masyarakat, sehingga dalam katekese terjadi komunikasi iman antara umat baik secara formal maupun informal, dan diharapkan iman umat akan Yesus Kristus semakin mendalam, mantap, dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, terhadap umat, maupun terhadap masyarakat (Lalu, 2007:21). Katekese Umat sebagai komunikasi iman dilaksanakan dalam berbagai bentuk dan metode. Katekese Umat tidak terikat pada satu bentuk atau metode karena metode/bentuk sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi setempat.
Untuk mewujudkan katekese yang membina iman untuk terlibat dalam
masyarakat, maka perlu melihat beberapa pokok-pokok mengenai arti iman yang
terlibat dalam masyarakat itu, antara lain (Lalu, 2007:23):
1) Iman yang ditandai sikap sederhana, misalnya memperhatikan lingkungan sekitar.
2) Iman yang bercorak missioner, yang berarti lebih memberikan perhatian pada mereka yang lemah dan terdesak serta mendampingi mereka untuk mengatasi kesulitan hidup mereka.
3) Iman yang memperjuangkan kelestarian lingkungan dan kekayaan alam.
4) Iman yang mendorong setiap orang untuk melayani setiap orang disekitarnya dan mewujudkan Kerajaan Allah di tengah-tengah mereka.
Penghayatan iman Kristiani atau kesaksian iman terjadi dalam kenyataan sosial konkret. Dalam kenyataan sosial itu muncullah masalah-masalah sosial.
Untuk menangkap kenyataan sosial tersebut secara luas, suatu analisis sosial diperlukan (Lalu, 2007: 24). Dengan demikian, dalam kaitan dengan tujuan katekese: membina iman yang sungguh terlibat dan bertanggung jawab dalam kenyataan sosial, analisis sosial mutlak perlu diusahakan sebagai titik tolak dan mewarnai proses katekese. Sudah waktunya Gereja terlibat langsung dalam kehidupan masyarakat, sehingga Gereja dapat mewujudkan Kerajaan Allah di tengah-tengah umat. Dengan demikian arah katekese akan menjadi semakin memasyarakat iman.
2. Model Analisis Sosial a. Pengertian Analisis Sosial
Analisis Sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau
masalah sosial secara objektif, sehingga dapat diarahkan untuk memperoleh
gambaran lengkap mengenai situasi sosial dan mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama. Melalui analisis sosial akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial [Analisa Sosial (Ansos) Dan Metode Swot. (2010).
http://pmiisyariah-sunanampel.blogspot.com/2010/04/analisis-sosial.html].