• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KURS RUPIAH, SUKU BUNGA SBI DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SEKTOR PERTANIAN DI BURSA EFEK INDONESIA //: %.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KURS RUPIAH, SUKU BUNGA SBI DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SEKTOR PERTANIAN DI BURSA EFEK INDONESIA //: %."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

(2) PENGARUH KURS RUPIAH, SUKU BUNGA SBI DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SEKTOR PERTANIAN DI BURSA EFEK INDONESIA. //: %. .» I—*. (. O. Skripsi Oleh: AGUS JUMAD1L AKBAR. 01101402038 Ekocomi Pembangunan. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS EKONOMI. 2014.

(3) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS EKONOMI PALEMBANG TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI NAMA. : Agus Jumadil Akbar. NIM. : 01101402038. JURUSAN. : Ekonomi Pembangunan. JUDUL SKRIPSI. : Pengaruh Kurs Rupiah, Suku Bunga SBI dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia.. Telah diuji dalam ujian komprehensif pada tanggal 30 Oktober 2014 dan telah memenuhi syarat untuk diterima. Panitia Ujian Komprehensif Palembang, Ketua. Prof. Dr. Taufio. S.E. M.SI V. NIP: 196812241993031002. Anggota. Al.. November 2014 Anggota. imri YusufM.Si. Dr. Hi. Saadah Yuliana. M.Si. NIP:195310241980031001. NIP: 196407271990032003. Mengetahui,. Dr. Azwardi.S.E.M.Si NIP: 196805181993031003. I.

(4) PERNYATAAN KEASLIAN SKRJPSl/ITDAK PLAGIAT Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama. : Agus Jumadil Akbar. NIM. : 01101402038. Jurusan. : Ekonomi Pembangunan. Fakultas. : Ekonomi. Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul Pengaruh Kurs Rupiah, Suku Bunga SB1, dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Sektor Pertanian Di Bursa Efek Indonesia. Pembimbing: Ketua. : Prof.Dr. Taufiq, S.E, M.Si. Anggota. : Drs. H. M. Komri Yusuf, M.Si. Tanggal Ujian. :. November 2014. Adalah benar hasil karya saya di bawah bimbingan tim pembimbing. Dalam skripsi ini tidak ada hasil karya orang lain yang saya salin keseluruhan atau sebagian tanpa menyebut sumber aslinya. Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan, termasuk pembatalan gelar seijana saya. Palembang, November 2014 Yang memberi pernyataan T' 'iL'. *'. I'. 157. mm JriA». Agus Jumadil Akbar NIM. 01101402038. II.

(5) DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Agus Jumadil Akbar NIM. .01101402038. Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 14 Agustus 1992. Alamat: JL. Gagak Raya komp. Pusri Borang blok D.10 No.2698 Handphone. :081958037692. Agama. Islam. Jenis Kelamin. Laki-laki. Status. Belum menikah. Kewarganegaraan. Indonesia. Tinggi. 180 cm. Berat. 75 kg. Kegemaran. Olahraga. Email. Akbaragus86@vahoo.com. PENDIDIKAN 1998-2004. SDNegri 143 Palembang. 2004-2007. SMP YSP PUSRI. 2007-2010. SMAN 5 Palembang Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan. 2010-2014. Universitas Sriwijaya. iii.

(6) KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul Pengaruh Kurs Rupiah, Suku Bunga SBI dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia. Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat sarjana Ekonomi program Strata Satu (S-l) Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya. Skripsi ini membahas mengenai seberapa besar Pengaruh Kurs Rupiah, Suku Bunga SBI dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia. Selama penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai kendala. Kendala tersebut dapat diatasi berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1. Dosen pembimbing yang telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini 2. Ketua Jurusan 3. Sekretaris Jurusan 4. Para dosen penguji yang telah membantu memberikan kritik dan saran 5. Orang tua. Palembang, November 2014. Agus Jumadil Akbar. IV.

(7) ABSTRAK PENGARUH KURS RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SEKTOR PERTANIAN DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Agus Jumadil Akbar Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kurs Rupiah, Suku Bunga SBI, dan Inflasi terhadap Indeks harga saham gabungan (IHSG) sektor Pertanian dengan periode pengamatan selama Januari 2009 - Desember 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersifat kuantitatif yang terdiri dari data bulanan variabel IHSG sektor Pertanian dan Variabel ekonomi Makro yang meliputi Kurs Rupiah, suku bunga SBI dan tingkat Inflasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, dengan metode estimasi Ordinary Least Square atau OLS. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kurs Rupiah dan suku bunga SBI signifikan mempengaruhi Indeks harga saham gabungan (IHSG) sektor pertanian bentuk pengaruhnya adalah negatif. Sedangkan tingkat Inflasi tidak signifikan mempengaruhi Indeks harga saham gabungan (IHSG) sektor pertanian. Kata kunci: IHSG sektor pertanian, Kurs Rupiah, SBI, Inflasi. v.

(8) ABSTRACT THE INFLUENCE OF RUPIAH EXCHANGE RATES, SBIINTEREST RATES, AND INFLATION ON THE COMPOSITE STOCK PRICEINDEX (CSPI) OF AGRICULTURAL SECTORIN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) by Agus Jumadil Akbar The objective of this research was to analyze the influence of Rupiah Exchange Rates, Bank Indonesia Certificates (SBI) Rates, and Inflation on the Composite Stock Price Index (CSPI) of the agricultural sector during the observation period of January 2009 December 2013. The data used in this research were the quantitative secondary data consisting of agricultural sector’s CSPI monthly data and macroeconomic data which include Rupiah exchange rates, SBI interest rates and inflation rates. The data were analyzed by using the multiple linear regression with the Ordinary Least Squares (OLS) method. The research results showed that Rupiah exchange rates and SBI interest rates had a negative significant influence on the Composite Stock Price Index (CSPI) of the agricultural sector, whereas the inflation rates had no effect on the Composite Stock Price Index (CSPI) of the agricultural sector. Keywords: agricultural sector’s CSPI, Rupiah exchange rates, SBI, inflation. Acknowledged by, Uyvv/|rs. Ismail'Petrus Instructor at the English Language Laboratory Graduate Programs of SriwijayaUniversity Email: ismailpetrus@yahoo.com.

(9) DAFTAR ISI. TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI................... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. ii —---- iii. DAFTAR RIWAYAT HIDUP KATA PENGANTAR.. __ iv. • •••••••••••••••••••MM. V. ABSTRAKS............... DAFTAR ISI-----------. ___ vi. DAFTAR TABEL-----. ____ x. DAFTAR GAMBAR... XI. DAFTAR LAMPIRAN.... xii. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang........... 1. 1.2. Perumusan Masalah. 8. 1.3.Tujuan Penelitian. 9. 1 AManfaat Penelitian. 9. BAB H STUDI PUSTAKA 2.1. Landasan Teori.............................................. 10. 2.1.1. Kurs Rupiah................................................ 10. 2.1.2. Inflasi......................................................... 11. 2.1.3. Suku Bunga SBI.......................................... 23. 2.1.4. Indeks Harga Saham gabungan................... 25. 2.1.5. Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap IHSG....... 27. 2.1.6. Pengaruh Inflasi Terhadap IHSG................. 30. 2.2.7. Pengaruh Suku Bunga SBI Terhadap IHSG. 32. 2.2. PenelitihanTerdahulu...................................... 34. 2.3. Kerangka Pemikiran..................................... .. 37. 2.4. Hipotesis....................................................... 39. vi.

(10) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian......... 40. 3.2. Rencana penelitian.................... 40. 3.3. Sumber dan Jenis Data............... 40. 3.4. Teknik Pengumpulan Data......... .41. 3.4. Metode Analisis...................... .. 41. 3.5. Operasional Variabel Penelitian.. 44. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Variabel Penelitian. 46. 4.2. Pembahasan dan Hasil. 57. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan..................................... 67. 5.2. Saran............................................ .. 67. Daftar Pustaka..................................... 69. Lampiran. 73. Vll.

(11) DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Uji Statistik F. 58. Tabel 4.1. Uji Statistik t. 58. Tabel 4.2. Uji Multikoleniaritas. 59. Tabel 4.3. Uji Autokorelasi. 61. x.

(12) DAFTAR GAMBAR. Grafik 4.1. Pergerakan IHSG Sektor Pertanian.. 47. Grafik 4.2. Pergerakan Inflasi. 50. Grafik 4.3. Pergerakan Suku Bunga SBI. 53. Grafik 4.4. Pergerakan Kurs Rupiah. 55. xi.

(13) DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Uji Statistik F.. 73. Lampiran 2 Uji Statistik t.. 73. Lampiran 3 Uji Uji Multikoleniaritas. 74. Lampiran 4 Uji Autokorelasi. 74. Lampiran 5 Data Variabel. 75. i. xii.

(14) BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Penelitian. Peran aktif lembaga pasar modal sangat diperlukan dalam membangun perekonomian suatu negara. Demikian halnya yang terjadi di Indonesia pasar modal memiliki peranan yang strategis dalam perekonomian. Secara umum pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk mendanai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan menanamkan ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolahannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan atau emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri (Triono, 2012). Indeks harga saham merupakam salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi. Salah satu indeks harga saham yang terdapat di bursa efek indonesia (BEI) ialah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sektor Pertanian yang mencerminkan harga saham dari keseluruhan perusahaan di sektor pertanian yang «c*. ^.. Cv"*. 1. t-- /. \.

(15) tercatat. Adapun pergerakan IHSG sektor pertanian sepanjang periode 2009-2013 ditunjukan pada gambar 1.1 sebagai berikut. Gambar 1.1 Pergerakan IHSG Sektor Pertanian. IHSG sektor pertanian. i. 3.000.00 2.000.00 •. 1.000.00. s IHSG sektor pertanian. 0.00. I. 2009. ;l:SG A-.-Hor porta:i;.ir 2010. 2011. 2012. 2013. Sumber: www.duniainvestasi.com/bei/price/stock/AGRI (data diolah) Gambar 1.1 menunjukan pada tahun 2009 Indeks harga saham sektor Pertanian sebesar 1,499.04 dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi 1,908.48 pada tahun 2011 IHSG sektor Pertanian meningkat menjadi 2,187.41 dan 2012 meningkat lagi menjadi 2,202.82. Indeks harga saham sektor Pertanian mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu menadi 1,911.53. Kurs sangat penting dalam pasar valuta asing (foreign excahange markef). Walaupun perdagangan valuta asing berlangsung di berbagai pusat keuangan yang tersebar di seluruh dunia, teknologi telekomunikasi modem telah mempertemukan mereka menjadi sebuah rangkaian pasar tunggal yang beroperasi 24 Jam setiap 2.

(16) hari. Salah satu kategori penting dalam perdagangan valuta asing adalah perdagangan beijangka (forward trading)y di mana beberapa pihak sepakat mempertukarkan mata uang di waktu mendatang atas dasar kurs yang mereka sepakati. Perdagangan spot (spot Irading) langsung melaksanakan pertukaran tersebut. Kurs dapat pula disebut sebagai perbandingan nilai. Dalam pertukaran dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang disebut dengan kurs. Secara umum, mata uang yang lemah akan merangsang ekspor dan membuat impor lebih mahal, sehingga mengurangi defisit perdagangan suatu negara (atau meningkatkan surplus) dari waktu ke waktu. Sementara itu, nilai kurs Rupiah terhadap Dollar AS menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi pergerakan indeks saham di pasar modal Indonesia. Kestabilan pergerakan nilai kurs menjadi sangat penting, terlebih bagi perusahaan yang aktif dalam kegiatan ekspor impor yang tidak dapat terlepas dari penggunaan mata uang asing yaitu dollar Amerika Serikat sebagai alat transaksi atau mata uang yang sering digunakan dalam perdagangan (Kewal, 2012). Fluktuasi nilai kurs yang tidak terkendali dapat mempengaruhi kineija perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Pada saat nilai Rupiah terdespresiasi dengan Dollar Amerika Serikat, harga barang-barang impor menjadi lebih mahal, khususnya bagi perusahaan yang sebagaian besar bahan bakunya menggunakan produk-produk impor. Peningkatan bahan-bahan impor tersebut secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi dan pada akhirnya terindikasi Z.

(17) berpengaruh pada penurunan tingkat keuntungan perusahaan, sehingga hal ini akan berdampak pula pada pergerakan harga saham perusahaan yang kemudian memacu melemahnya pergerakan indeks harga saham (Witcaksono, 2010). Adapun tingkat nilai kurs Rupiah pada periode 2009 sampai dengan 2013 pada Gambar 1.2 sebagai berikut. Gambar 1.2 Pergerakan Kurs Rupiah. Kurs Rupiah IIOOO lOOOO 9000. «e*,. - Kurs Rupiah. 8000 f' 7000 2009. _/ 2010. 2011. 7012. Kurs Rupiah. 2013. Sumber: www.bi.go.id (data diolah) Gambar 1.2 menunjukkan nilai kurs Rupiah periode 2009 sampai dengan 2013. Pada tahun 2009 nilai kurs Rupiah sebesar Rp 10.400,00 dan kurs Rupiah terapresiasi pada tahun 2010 yaitu menjadi Rp 9.086 dan pada tahun 2011 mengalami apresiasi lagi menjadi Rp 8.775. akan tetapi pada tahun 2012 dan 2013 kurs Rupiah mengalami terdepresiasi yaitu pada tahun 2012 menjadi Rp 9.383 dan 2013 menjadi Rp 10.458.. 4.

(18) Dampak internal yang mempengaruhi IHSG yaitu. inflasi akan. memberikan dampak positif maupun negatif terhadap IHSG, tingginya Inflasi berdampak negatif dimana bila inflasi mengurangi pendapatan investor, sedangkan berpengaruh positif bila inflasi akan meningkatkan pendapatan investor dikarenakan kenaikan pendapatan yang diperoleh investor dari efek inflasi, sehingga dapat diartikan kenaikan Inflasi akan berpengaruh positif terhadap IHSG (Kemal, 2012). Selain itu dampak positif dari inflasi menyebabkan peredaran dan perputaran barang lebih cepat di masyarakat sehingga produksi barang-barang bertambah, dan keuntungan pengusaha bertambah. Kesempatan keija bertambah, karena teijadi tambahan investasi yang tercipta berarti membuka banyak lapangan keija baru sehingga masalah pengangguran dapat berkurang. Ketika inflasinya terkendali dan diikuti dengan pendapatan nominal yang bertambah, maka pendapatan riil masyarakat meningkat. Gambar 13 Pergerakan Inflasi Inflasi. i. i 8. I. 4 J 2. I. ■. o. L. * -nftasa. i 2009. 2010. 2011. Infusi. 2G12. 5. 25013. *.

(19) Pada tahun 2009 inflasi sebesar. 4,8% dan mengalami peningkatan. menjadi 5,1% pada tahun 2010 kemudian meningkat kembali pada tahun 2011 menjadi 5,3% pada tahun 2012 inflasi mengalami penurunan menjadi 4,2% dan inflasi mengalami peningkatan kembali pada tahun 2013 menjadi 6,4%. Tingkat suku bunga SBI mungkin juga salah satu variabel yang dapat mempengaruhi harga saham. Secara umum, mekanismenya adalah bahwa suku bunga SBI bisa mempengaruhi suku bunga deposito yang merupakan salah satu I. alternatif bagi investor untuk mengambil keputusan dalam menanamkan modalnya. Jika suku bunga SBI yang ditetapkan meningkat, investor akan mendapat hasil yang lebih besar atas suku bunga deposito yang ditanamkan sehingga investor akan cenderung untuk mendepositokan modalnya dibandingkan menginvestasikan dalam saham. Hal ini mengakibatkan investasi di pasar modal akan semakin turun dan pada akhirnya berakibat pada melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan. Gambar 1.4 Pergerakan SBI. SBI t 8.00% fc.OO'V 4.00*%, 2.00*N, • 0.00**» -. « SBI 2000. 2010. SB* 2011. 6. 2012. 2013.

(20) I. Pada gambar 1.4 menunjukan pergerakan tingkat suku bunga SBI dari tahun 2009-2013. Pada tahun 2009 tingkat suku bunga SBI sebesar 7,1% dan mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 6,5% Pada tahun 2011 tingkat suku bunga SBI tetap 6,5% dan menglami penurunan tingat suku bunga SBI menjadi 5,7% pada tahun 2012 akan tetapi suku bunga SBI kembali meningkat Pada tahun 2013 menjadi 6,4% Data Indeks harga saham gabungan sektor Pertanian, kurs Rupiah, Inflasi, dan tingkat bunga SBI dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut. Tebel 1.1 IHSG Sektor Pertanian, Inflasi, kurs Rupiah, SBI Tahun. IHSG sektor Pertanian. Kurs Rupiah. Inflasi. SBI. 2009. 1,499.04. Rp 10.400. 4.8%. 7.1%. 2010. 1,908.48. Rp 9.086. 5.1%. 6.5%. 2011. 2,187.41. Rp 8.775. 5.3%. 6.5%. 2012. 2,202.82. Rp 9.383. 4.2%. 5.7%. 2013. 1,911.53. Rp 10.458. 6.4%. 6.4%. Sumt>er:. www.duniainvestasi.com/bei/price/stock/AGRI.www.bi.go.id. diolah). 7. (data.

(21) Pada Tabel 1.1 menunjukan data-data untuk Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Pertanian, Kurs Rupiah, Inflasi, dan tingkat Suku Bunga SBI. Peningkatan Inflasi dan penurunan Tingkat Bunga SBI pada tahun 2010 yang mungkin membuat Indeks Harga Saham Gabungan sektor Pertanian meningkat dari tahun 2009 ke tahun 2010. Tahun 2011 pun inflasi kembali meningkat tetapi tidak terlalu besar peningkatannya dan untuk Kurs Rupiah mengalami penguatan di tahun itu. Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Pertanian kembali meningkat di tahun 2011 pada tahun 2012 adanya penurunan dari tingkat Inflasi dan Suku Bunga SBI akan tetapi untuk Kurs Rupiah mengalami pengutan dan begitu juga Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Pertanian yang menguat di tahun tersebut sedangakan pada tahun 2013. Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Pertanian mengalami penurunan yang mungkin diakibatkan oleh dari terdepresiasinya Kurs Rupiah, atau pun oleh meningkatnya Inflasi dan Suku Bunga SBI. Dari informasi dan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan sektor Pertanian yang berfluktuasi sesuai faktor pendorongnya maka penulis tertarik untuk membuat skripsi yang berjudul “Pengaruh Kurs Rupiah, Suku Bunga SBI dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. 1.2. Perumusan Masalah. Berdasaran uraian latar belakang tersebut, permasalahan yang ditelitih adalah “bagaimana pengaruh tingkat Kurs Rupiah, Suku Bunga SBI dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia”.. 8.

(22) 1.3. Tujuan Penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ”untuk menganalisis pengaruh tingkat Kurs Rupiah, Suku Bunga SBI dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia”. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh tingkat nilai kurs Rupiah, tingkat Inflasi dan suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Pertanian. 2. Untuk pelaku bisnis dan praktisi keuangan penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi yang berguna dan menjadi masukan dalam pertimbangan kegiatan investasi. 3. Untuk peneliti selanjutnya penelitian ini diharapan bisa melengkapi temuan-temuan empiris yang sudah ada.. 9.

(23) DAFTAR PUSTAKA Aditya,. novianto .2001. Analisis pengauh Nilai Tuan (Kurs) Dollar Amerika/Rupiah, Tingkat Suku Bunga SBJ, dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode 19992006. Universitas Diponegoro.. Amin, muhammad Zuhdi. 2012. Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar, dam Indeks Dow Jones (DJIA) Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Universitas Bandung. Bandung. Benny,W., dan Doddy Budi, 1998, Peranan Kebijakan Nilai Tukar dalam Era Deregulasi dan Globalisasi, Bulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol I, No,I. Boediono, 1996, Ekonomi Moneter, Edisi Ketiga, Yogyakarta : BPFE. Choi, Frederick, D,S, 1997, Akuntansi Internasional, Edisi Kedua, Buku I, Salemba Empat, Jakarta. Data Indeks harga saham gabungan (IHSG) sektor pertanian. Diambil pada tanggal 2 april 2014vwww.duniainvestasi.com/bei/price/stock/AGRI Data Kurs Rupiah. Diambil pada tanggal 2 April 2014 www.bi.go.id Data Inflasi. Diambil pada tanggal 2 April 2014 www.bi.go.id Data Suku Bunga SBI. Diambil pada tanggal 2 April 2014 www.bi.go.id Darmawi. 2006. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Suku Bunga. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Desmond, Wira. (2011). Analisis Fundamental Saham. Exceed Djohanputro, Bramantyo. 2006. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro. Jakarta: Penerbit PPM. Fauzi, AJFA. 2007. Analisis Komparatif Keterkaitan Inflasi dengan Nilai Tukar Riil di Kawasan Asia (ASEAN+3) dan Non Asia (Uni Eropa, Amerika Utara). Skripsi, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manejemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hasibuan, Sp Malayu, 2005, Dasar-Dasar Perbankan, Bumi Aksara Jakarta.. 69. i.

(24) Ishomudin. 2010. Analisis pengaruh variabel makroekonomi dalam dan luar negri terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI periode 1999.12009.12 (Analisis seleksi model OLS-ARCH/GARCH). Skripsi, universitas Diponegoro. Ismawati Lina, Beni Hermawan. 2013. Pengaruh Kurs Mata Uang Rupiah Atas Dollar AS, Tingkat Suku Bunga SBI dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi insentif Kopwil4. Volume 4 nomor 7. Universitas Kompurter Indonesia, Bandung. Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi ke-7 Yogyakarta: BPFE. Kewal, Suramaya Suci, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan*'Jurnal, 2012. Kemal, Suramaya S. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Dan Pertumbuhan Pdb Terhadap Indek Harga Saham Gabungan. Jurnal Economica, Vol 8, No 1, April 2012. Lipsey. 1993. Pengantar Ekonomi makro. Erlangga: Jakarta M. Bayuandika. (2008). Pengaruh Laba/Rugi Selisih Kurs Terhadap Laba Bersih Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ45(2006-2008). Mankiw, Gregory N. 2005. Makroekonomi. Penerbit: Erlangga, Jakarta. Mishkin, F. S. 2001. The Economics of Money, Banking and Financial Markets. Sixth Edition. The Addison-Wesley: New York. Murtianingsih. 2012. Variabel Ekonomi Makro dan Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Volume 1 nomor 3. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Asia Malang, Malang. Vol 23. No.2 Murwaningsih, Etty. 2008. Pengaruh volume perdagangan saham, deposito dan kurs terhadap IHSG Beserta Pediksi IHSG (Model GARCH dan ARIMA)” Jurnal Eonomi dan Bisnis Ekonom. Nanga, Muana, 2005, Teori, Masalah & Kebijakan, Edisi Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Nopirin, 1993, Ekonomi Moneter, Jilid I, Edisi Ketiga, Yogyakarta : BPFE. Raharja, Prathama dan Mandala Manurung, 2008, Teori Ekonomi Makro; Suatu Pengantar, Edisi keempat, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta. 70. i.

(25) Rusbariandi, Septian Prima. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia. Program Studi Manajemen. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Samuelson, P. A., W. D. Nordhaus. 2001. Economics. New York: McGraw-Hill. Simat, Dahlan. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan; kebijakan moneter dan perbankan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sinungan, M., 1998, Teori Manajemen Keuangan, Jakarta : LPFE UI. Sri Handaru Yuliati, Handoyo Prasetyo. (2005). Manajemen Keuangan Internasional, Penerbit Andi: Yogyakarta. Sri Martini. (2009). Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Produk Donestik Bruto Terhadap IHSG. Jurnal Administrasi dan Bisnis, Vol.3 No. 1, Juli 2009 Hal. 15- 26 Sunariyah, 2000, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta: YKPN. Sunariyah, 2006, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima, UPP STIM YKPN, Yogyakarta Susanto, Budi. 2013. Analisis Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow Jones, dan Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI periode 2007-2011. Volume 2, nomor 1. Surabaya 2001. Analisis Tandelin, Eduardus. Portofolio. Yogyakarta : BPFE UGM.. Investasi. dan. Manajemen. Thobarry, Achmad Ath. 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008). Universitas Diponegoro. Semarang. Triono, Hermawan. 2011. Pengaruh Nilai Tingkat Suku Bunga SBI, Nilat Kurs Dollar US, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Wahyuni, Dwi. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia dari Sisi Penawaran Tahun 1998-2010. Skripsi, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manejemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 71. i.

(26) Witjaksono, Adrian A. 2010, Analisis Pengaruh Tingkay Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indes Nikei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG (studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 2000-2009), tesis, program studi magister managemen, Universitas Diponegoro. Wijaya, Renny. 2013. Pengaruh Fundamental Ekonomi Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia. Volume 2 nomor 1. Universitas Surabaya. Surabaya. Yanuar, Adhi Yunanto. 2013. Dampak Variabel Internal dan Eksternal Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia. Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya, malang.. 72. i.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan pencatatan program pemberian makanan tambahan pemulihan di wilayah kerja Puskesmas Oepoi belum sesuai karena ibu balita tidak melakukan pencatatan harian

Uji lanjut berganda duncan menunjukkan perendaman auksin selama 60 menit memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain pada parameter tinggi tunas

1) Berusaha memberikan kepuasan kepada wisatawan kedaerahannya dengan segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya. 2) Melakukan koordinasi di antara bermacam-macam

FORMULASI TEPUNG JAGUNG, TEPUNG PISANG NANGKA DAN OATMEAL PADA PRODUK FLAKES DITINJAU DARI.. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIAWI

Karakteristik sistem ini adalah: (1) simetris (-P), yakni, para peserta tutur melihat diri mereka pada posisi yang sama dalam tingkat sosial yang sama; (2) jarak (+D),

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penelitian serta menyusun skripsi ini

30 (Revisi 2007) klasifikasi sewa didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, dan pada

Meskipun secara individu tidak terlalu banyak jumlahnya untuk masing-masing famili pohon, namun dengan formula indeks Shannon (Tabel 5) ternyata hutan ini masih memiliki nilai