• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Antara Domain Waktu dan Frekuensi untuk Pengenalan Sinyal EMG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Perbandingan Antara Domain Waktu dan Frekuensi untuk Pengenalan Sinyal EMG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

I. Pendahuluan

Elektromiografi atau dikenal sebagai EMG adalah sinyal yang dihasilkan oleh otot [1]. Sinyal ini bermanfaat untuk berbagai keperluan. Seperti pada bidang kesehatan, EMG berfungsi untuk mengetahui kondisi otot-otot manusia [2], sedangkan dalam bidang robotik aplikasinya adalah untuk mengendalikan pergerakan robot [3]. Salah satu robot yang memanfaatkan sinyal EMG adalah tangan robot [4]. Sistem robot ini dapat digunakan untuk membantu orang cacat yang tidak memiliki lengan dan mengantikan fungsi dari lengan tersebut [5]. Gerakan jari- jari robot ini dikendalikan oleh sinyal otot memanfaatkan klasifikasi otot pada saat tangan digerakkan [4].

Ada tiga metode untuk mengenali pola sinyal EMG yaitu domain waktu, domain frekuensi, dan kombinasi antara domain waktu dan frekuensi. Metode domain waktu

misalnya menggunakan Slope Sign Changes (SSC), Mean Absolute Value (MAV), Wave Length (WL), Root Mean Square (RMS), atau Zero Crossing (ZC) [6-7] Sedangkan metode yang lain adalah memanfaatkan domain frekuensi, misalnya, adalah Mean Power Frequency (MPF) atau Fast Fourier Transforms (FFT) [8] serta octave band [4].

Selain itu, metode terakhir yang menggunakan kombinasi antara waktu dan domain frekuensi adalah Wavelet, dan Wavelets Packet Transforms (WPT) [9]. Metode-metode ini memadai untuk mengenali sinyal otot yang digunakan untuk mengerakkan tangan pengguna.

Sedangkan untuk mengidentifikasi atau mengenali gerakan tangan/jari, algoritma pengenalan pola dapat digunakan. Contohnya adalah algoritma Linear Discrimninant Analysis (LDA) [10] Support Vector Machine (SVM), K-Nearest Neighbor (K-NN) [11], Fuzzy [12], dan Neural Network (NN) [13].

Perbandingan Antara Domain Waktu dan Frekuensi untuk Pengenalan Sinyal EMG

Daniel S Pamungkas, Sumantri R Kurniawan, dan Benrico F Simamora Program Studi Mekatronika, Politeknik Negeri Batam

Jl. Ahmad Yani, Batam 29432 e-mail: Daniel@polibatam.ac.id

Abstrak—Salah satu cara untuk pengenalan gerakan tangan adalah menggunakan sinyal elektromiografi (EMG).

Dimana sinyal yang diolah dapat mengunakan domain waktu, domain frekuensi atau campuran dari kedua domain tersebut. Sedangkan metoda klasifikasi yang banyak digunakan akhir-akhir ini adalah klasifikasi Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Artikel ini menyajikan studi perbandingan antara domain waktu dengan domain frekuensi untuk sinyal EMG menggunakan klasifikasi JST. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui metode yang lebih baik untuk mengendalikan robot tangan. Dimana nilai RMS dari sinyal pada domain waktu dan nilai-nilai octave band dari domain frekuensi yang digunakan sebagai perbandingan. Sinyal EMG dari seorang subjek diperoleh dari delapan gerakan jari manusia. Hasil klasifikasi ini digunakan untuk mengontrol tangan robot. Keberhasilan dari masing-masing metoda dalam mengenali gerakan tangan dihitung. Selain itu kecepatan respon dari robot dalam mengubah posisi diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitur yang menggunakan domain frekuensi memiliki persentase yang berhasil lebih tinggi daripada domain lainnya. Namun kecepatan dan memori yang digunakan, maka sistem dengan menggunakan sinyal dalam domain waktu lebih baik.

Kata kunci: electromyograph, domain frekuensi, domain waktu, klasifikasi, jaringan syaraf tiruan

Abstract—One way to recognize hand gestures is to use signal electromyography (EMG). The processed signal can use the time domain, frequency domain, or a mixture of the two domains. Meanwhile, the classification method that is widely used recently is the classification of Artificial Neural Networks (ANN). This paper presents a comparison study between time domains with frequency domain for EMG signals using ANN classification. This comparison aims to find out a better method for controlling the hand robot. The time domain features are root mean square (RMS) of the signal, while the signal’s octave band becomes a feature of the frequency domain. The EMG signals were obtained from the subject with eight fingers gestures. The results of this classification are used to control the robot’s hand. The success of each method in recognizing hand movements was counted. In addition, the response speed of the robot in changing positions is measured. The results showed that features using the frequency domain had a higher percentage of success than another domain. But the speed and memory used then the system using signals in the time domain is better.

Keywords: classification, electromyography, frequency domain, time domain,neural network

Copyright © 2021 Jurnal Rekayasa Elektrika. All right reserved

Received 06 June 2020; Revised 20 October 2020; Accepted 12 November 2020

(2)

Dalam studi ini, kami membandingkan domain waktu yang menggunakan metode RMS dengan domain frekuensi yaitu dengan memanfaatkan fitur pada sinyal octave band. Untuk mengenali pola gerakan tangan, algoritma NN atau kita kenal dengan istilah Jaringan Syaraf Tiruan (JST) digunakan. Metode-metode tersebut adalah metode yang popular digunakan untuk masing-masing domain.

JST juga merupakan algorithma yang umum dipakai oleh peneliti. Selain itu, sistem akan memeriksa delapan gerakan tangan pengguna, yaitu, rileks, genggam, buka, jari jempol, jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking. Kedua sistem ini akan diuji keandalan dan kecepatan responnya pada sebuah robot tangan. Dimana perbandingan dari kedua metode tersebut belum pernah dilakukan untuk aplikasi menggerakkan robot tangan.

Untuk memberikan penjelasan lengkap, artikel ini disusun sebagai berikut: Bagian II bertujuan untuk menyediakan penjelasan mengenai alat yang digunakan beserta metode-metode yang diusulkan untuk mengendalikan robot dan algoritma JST. Kemudian dilanjutkan dengan bagian III yang menyajikan percobaan pada semua metode yang diusulkan untuk mengidentifikasi gerakan tangan. Diikuti dengan perbandingan antara kedua metode yang dilakukan. Sedangkan di bagian terakhir diberikan kesimpulan yang didapatkan dari percobaan- percobaan yang dilakukan.

II. Metode

Sistem keseluruhan yang digunakan dalam sistem ini terlihat pada Gambar 1. Sistem ini terdiri dari sensor otot yaitu Myo Armband, kemudian komputer sebagai akuisisi data serta pengolahan data untuk mendapatkan sinyal dalam domain waktu atau domain frekuensi, serta algoritma JST yang digunakan untuk pengenalan pola.

Kemudian Arduino Uno menjadi antarmuka antara PC dan tangan robot. Teknik algoritma JST membutuhkan dua fase, yaitu fase pembelajaran dan fase aplikasi.

Untuk percobaan, maka beberapa gesture tangan (gerakan-gerakan tangan) yang sering digunakan ini, digunakan untuk menguji dan membandingkan metode mengunakan domain waktu dan domain frekuensi.

Pengenalan pola-pola gerakan tangan ini menggunakan algoritma yang sama yaitu JST. Pola gerakan tangan yang digunakan pada percobaan dapat dilihat pada Gambar 2.

Untuk sensor digunakan myo arm band yang diletakan pada lengan penguna. Gambar 3 memperlihatkan penguna yang mengunakan sensor otot. Alat ini memiliki delapan buah sensor otot dan sebuah sensor posisi. Kedelapan sensor ini akan digunakan untuk mendapatkan sinyal dari otot penguna pada saat mengerakkan jari-jarinya.

Data-data yang didapatkan pada sensor kemudian difilter dengan mengunakan filter moving average (MAv) pada sebuah komputer. Komputer ini memiliki RAM 8GB DDR 4 dan prosesor AMD Quad Core. Data hasil sinyal akan diolah sesuai dengan data yang dibutuhkan. Pada domain waktu, data yang diambil adalah data RMS dari sinyal dari sensor. Persamaan (1) adalah persamaan untuk mendapatkan data RMS dari suatu sinyal.

2 1

1 N n, (1)

n

RMS x

N =

=

dimana N adalah lebar data dan xn adalah sinyal EMG domain waktu (diskrit).

Sedangkan pada metode yang lain metode frekuensi, diperlukan proses untuk merubah dari sinyal domain waktu menjadi sinyal domain frekuensi. Untuk proses ini maka digunakan proses Fast Fourier Transform (FFT).

Gambar 3. Pemakaian sensor di lengan atas Gambar 1. Diagram blok dari sistem

Gambar 2. Gestur tangan

(3)

Karena data yang masuk adalah data digital maka proses tersebut dapat mengunakan Discrete Fourier Transform (DFT). Persamaan dari sinyal DFT adalah:

2 1

, 0,1,2..., . (2)

k

N ink

n N n

x e k N

X π

=

=

=

Dalam pengolahan sinyal khususnya sinyal domain frekuensi. Octave band dapat didefinisikan sebagai interval antara dua buah rentang frekuensi dimana jarak antara frekuensi ditentukan dengan aturan tertentu. Biasanya frekuensi yang lebih tinggi bernilai dua kali dari frekuensi dibawahnya. Octave band sendiri dapat dibagi menjadi beberapa band yang lebih kecil menjadi 1/3 band (One third Octave band), 1/6 band (one sixth octave band), dan seterusnya.

Algoritma JST yang digunakan adalah JST lapisan yang banyak (multilayer network). Sehingga terdapat beberapa lapisan didalamnya. Lapisan-lapisan tersebut yaitu lapisan masukan (input layer), lapisan tersembunyi (hiden layer) dan lapisan keluaran (output layer). Setiap lapisan memiliki beberapa unit (node). Nilai bobot dari unit di lapisan tersembunyi mempengaruhi pengenalan pola dari suatu sinyal.

Data-data dari pengolahan sinyal sensor yang didapat akan dipelajari dulu oleh algoritma JST. Proses pembelajaran ini diperlukan sebelum algoritma ini mampu mengenali gerakan-gerakan yang dilakukan oleh subjek. Proses pembelajaran dalam JST dikenal sebagai Back propagation/aliran balik, pada artikel ini kami sebut sebagai fase pelatihan. Pada akhir dari fasa ini akan didapat bobot dari tiap-tiap node. Hal ini didapat dari galat yang mencapai nilai yang ditargetkan.

Setelah mendapatkan bobot-bobot dari unit di lapisan tersembunyi dari proses pembelajaran, maka algoritma JST forward propagation/aliran maju dapat diterapkan.

Fase ini dinamakan fase aplikasi/pengambilan data.

Dalam aplikasinya, jumlah node dan jumlah lapisan tersembunyi pada suatu algoritma JST disesuaikan untuk

mendapatkan nilai iterasi (epoch) yang optimal. Selain itu, nilai laju pembelajaran yang dapat diubah untuk menentukan keakuratan JST. Dengan memvariasikan jumlah lapisan tersembunyi, tingkat galat, serta banyaknya unit-unit dari lapisan tersembunyi, optimasi Algoritma JST akan diperoleh. Jumlah unit-unit pada setiap lapisan tiap- tiap algoritma JST yang digunakan pada masing-masing metode akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.

Untuk membuktikan keberhasilan sistem dalam mengenali pola gerakan jari, maka hasil dari JST diteruskan oleh sebuah pengendali untuk mengerakkan sebuah robot tangan. Robot tangan ini memiliki lima buah motor servo.

Masing-masing motor ini dihubungkan dengan sebuah tali. Komponen ini berfungsi untuk mengerakkan masing- masing jari pada robot. Gambar robot diperlihatkan pada Gambar 4.

Diagram alir dari percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 5. Subjek yang digunakan untuk percobaan adalah seorang laki-laki dengan umur 23 tahun. Subjek belum pernah menggunakan sensor myo Arm band sebelumnya.

Untuk percobaan pengambilan data untuk fase pelatihan, subjek melakukan setiap gerakan sebanyak 20 kali. Dari data tersebut akan dicari RMS dan nilai octave band pada setiap percobaan. Setelah dilatihkan dan didapat nilai galat dan jumlah iterasi yang optimal pada masing- masing metode pada fase pelatihan, maka dicobakan untuk mengenali pola gerakan subjek untuk mengerakkan robot pada fasa percobaan. Pada fase percobaan ini dicobakan selama tiga kali untuk tiap-tiap gerakan. Pada bagian selanjutnya akan ditampilkan hasil dan perbandingan dari kedua metode mengunakan algoritma pengenalan pola yang sama.

Gambar 4. Robot tangan Gambar 5. Diagram alir

(4)

III. hasIldan PeMbahasan

A. Domain Waktu

Sinyal-sinyal sensor yang terdiri dari delapan sensor dari setiap pergerakan kemudian disensor oleh filter MAv.

Sinyal yang dihasilkan dari proses tersebut adalah sinyal dalam domain waktu. Gambar 6 menunjukkan salah satu contoh dari sinyal tiap-tiap sensor yang dihasilkan dari filter tersebut. Sinyal-sinyal dari setiap gerakan kemudian dihitung nilai rata-rata setiap detiknya. Sehingga kita mendapatkan nilai RMS dari setiap data per detik.

Persamaan (1) digunakan untuk mendapatkan sinyal dalam domain waktu.

Pada metode ini, JST yang digunakan menggunakan satu lapisan tersembunyi. Pada lapisan masukan terdapat delapan unit. Unit-unit ini dipergunakan untuk masukan nilai RMS dari masing-masing sensor. Sedangkan pada lapisan tersembunyi menggunakan 25 unit. Sedangkan pada lapisan keluaran memiliki delapan unit. Kedelapan unit ini untuk mewakili dari masing-masing gerakan.

Gambar 7 menggambarkan JST masukan maju yang digunakan pada domain waktu.

Dengan menggunakan target galat yaitu 0,000005 didapat iterasi sebanyak 17208 kali. Tabel 1 menunjukkan hasil yang didapat dari fase percobaan untuk metode pertama ini. Rata-rata keberhasilan untuk mengenali pola adalah sebesar 89,4 %. Sedangkan kecepatan rata-rata dari algoritma pada fasa percobaan dari pembacaan sensor sampai dengan menggerakkan robot dengan metode ini adalah 1,07 detik.

B. Domain Frekuensi

Pada domain ini, setiap data diolah lebih lanjut yaitu dengan merubah dari domain waktu menjadi domain frekuensi. Proses tersebut dilakukan dengan menggunakan proses FFT mengunakan persamaan (2). Sinyal dari FFT dari gerakan rileks dapat dilihat pada Gambar 8. Data tersebut kemudian diolah sehingga nilai octave band dari sinyal FFT didapatkan. Sedangkan pada Gambar 9 menunjukkan sinyal octave band dari gerakan rileks.

Pada metode kedua, algoritma JST menggunakan 56 unit masukan. Unit-unit ini digunakan untuk menampung sinyal berdomain frekuensi. Sinyal ini didapat dari kedelapan sensor yang kemudian dipecah kembali kedalam tujuh range octave band di setiap sensornya. Unit yang digunakan pada lapisan keluaran pada penelitian ini berjumlah delapan yaitu sejumlah dengan pose yang dilakukan. Selain dari itu, dua lapisan tersembunyi digunakan. Pada lapisan pertama menggunakan 26 unit,

Gambar 6. Sinyal gerakan rileks dalam domain waktu

Gambar 8. Sinyal FFT dari gerakan rileks

Gambar 7. JST pada domain waktu Gambar 9. Sinyal octave band dari gerakan rileks Tabel 1. Hasil dari Metode RMS dalam domain waktu

Posisi Percobaan 1

(%) Percobaan 2

(%) Percobaan 3

(%) Rata –

rata (%)

Rileks 89,21 91,73 90,46 90,47

Genggam 87,86 93,68 95,24 92,26

Buka 92,86 93,52 96,55 94,31

Jempol 87,11 86,78 87,88 87,26

Telunjuk 87,64 91,42 88,54 89,20

Tengah 85,25 89,44 87,44 87,38

Manis 89,46 84,14 86,89 86,83

Kelingking 88,71 87,21 86,64 87,52

(5)

sedangkan pada lapisan kedua menggunakan 20 unit dimana dapat dilihat pada Gambar 10.

Dengan menggunakan target galat yang sama dengan metode pertama yaitu 0,000005 didapat iterasi sebanyak 15248 kali. Hasil dari percobaan dari pengenalan pola mengunakan octave band dalam domain frekuensi ditunjukkan pada Tabel 2. Rata-rata keberhasilan dari metode kedua adalah 93,1% (lihat Tabel 2). Gambar 11 adalah salah satu contoh dari hasil percobaan. Dimana robot dapat menirukan gerakan tangan dari subjek. Pada

metode menggunakan domain frekuensi, kecepatan untuk memproses data sampai dengan tangan robot rata-rata adalah 1,26 detik.

Algoritma dari metode domain frekuensi lebih panjang dari pada algoritma dari metode domain waktu. Selain dari itu jumlah lapisan tersembunyi beserta jumlah unit yang ada didalamnya lebih banyak dibandingkan metode domain waktu. Hal ini menyebabkan memori yang dibutuhkan untuk melakukan proses pada fasa percobaan metode domain frekuensi lebih banyak dari pada metode yang lain.

IV. KesIMPulan

Artikel ini menunjukkan perbandingan suatu sistem yang mampu meniru gerakan tangan manusia yaitu dari domain waktu dengan domain frekuensi. Sistem ini terdiri dari sensor otot, sebuah komputer, pengontrol, dan robot tangan. Data yang diambil pada domain waktu adalah nilai-nilai RMS dari sinyal sensor-sensor, sedangkan dalam domain frekuensi menggunakan sinyal octave band. Algoritma JST digunakan untuk mengenali pola gerakan-gerakan tangan dari pengguna. Hasil menujukkan bahwa kedua metode mampu mengenali pola dari gerakan tangan subjek. Namun metode domain frekuensi memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan metode yang lain. Namun kecepatan dan memori yang digunakan pada domain waktu lebih cepat dan lebih sedikit. Sehingga untuk penerapannya untuk pemilihan metode tergantung dari fokus yang diinginkan. Jika yang difokuskan adalah pengenalan pola maka dapat memilih metode domain frekuensi. Namun jika kecepatan dan kapasitas memori yang diprioritaskan maka dapat memilih domain waktu.

Gambar 11. Hasil pengenalan pola yang berhasil Gambar 10. JST yang digunakan pada domain frekuensi

Tabel 2. Hasil dari metode octave band dalam domain frekuensi Posisi Percobaan 1

(%) Percobaan 2

(%) Percobaan 3

(%) Rata –

rata (%)

Rileks 100 93,33 93,33 95,55

Genggam 86,66 93,33 95,27 91,75

Buka 96,66 93,33 98,25 96,08

Jempol 100 100 96,66 98,89

Telunjuk 86,66 90 82,32 86,33

Tengah 86,66 86,66 89,23 87,52

Manis 100 92,65 96,66 96,44

Kelingking 90,57 91,35 94,87 92,26

(6)

RefeRensI

[1] G. Eason, B. Noble, and I. N. Sneddon, “On certain integrals of Lipschitz-Hankel type involving products of Bessel functions,”

Phil. Trans. Roy. Soc. London, vol. A247, pp. 529–551, April 1955.

[2] M. Montoya, O. Henao and J. Muñoz, “Muscle fatigue detection through wearable sensors: a comparative study using the myo armband.” Proceedings of the XVIII International Conference on Human Computer Interaction, September 2017.

[3] G. Morais, L. Neves, A Masiero and M.C. Castro, “Application of Myo armband system to control a robot interface.” BIOSTEC 2016: Proceedings of the International Joint Conference on Biomedical Engineering Systems and Technologies, February 2016.

[4] D. Andrean, D. S. Pamungkas, and S. Risandriya, “Controlling robot hand using FFT as input to the NN algorithm.” 2nd International Conference on Mechanical, Electronics, Computer, and Industrial Technology, Medan, Indonesia, 2018

[5] G. Purushothaman, “Myoelectric control of prosthetic hands:

State-of-the-art review” Medical Devices: Evidence and Research Volume 9, 2016.

[6] A. Phinyomark, F. Quaine, S. Charbonnier, C. Serviere, F.

Tarpin-Bernard and Y. Laurillau, “Feature extraction of the first difference of EMG time series for EMG pattern recognition”

Computer Methods and Programs in Biomedicine,Volume 117, Issue 2, 2014

[7] H. P. Huang, Y. H. Liu and C. S. Wong, “Automatic EMG feature evaluation for controlling a prosthetic hand using supervised

feature mining method: an intelligent approach,” 2003 IEEE International Conference on Robotics and Automation, Taipei, Taiwan, 2003, pp. 220-225 vol.1

[8] F. Sadikoglu, C. Kavalcioglu and B. Dagman, “Electromyogram (EMG) signal detection, classification of EMG signals and diagnosis of neuropathy muscle disease.” Procedia Computer Science, Volume 120, 2017.

[9] X. Guo, P. Yang, Y. Li and W. L. Yan, “The SEMG analysis for the lower limb prosthesis using wavelet transformation,” The 26th Annual International Conference of the IEEE Engineering in Medicine and Biology Society, San Francisco, CA, 2004, pp.

341-344

[10] D. Zhang, A. Xiong, X. Zhao and J. Han, “PCA and LDA for EMG-based control of bionic mechanical hand,” 2012 IEEE International Conference on Information and Automation, Shenyang, China, 2012, pp. 960-965

[11] E. Kaya and T. Kumbasar, “Hand gesture recognition systems with the wearable Myo armband,” 2018 6th International Conference on Control Engineering & Information Technology (CEIT), Istanbul, Turkey, 2018, pp. 1-6

[12] A. Gogić and N. Miljkovic and Đ. Đurđević “Electromyography- based gesture recognition: Fuzzy classification evaluation.”

3rd International Conference on Electrical, Electronic and Computing Engineering, IcETRAN, Serbia, 2016.

[13] S.R. Kurniawan and D. Pamungkas, “MYO armband sensors and neural network algorithm for controlling hand robot,” 2018 International Conference on Applied Engineering (ICAE), Batam, 2018, pp. 1-6.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal dengan judul UJI

Penelitian Zulkifi dkk (2009) mengenai fitoplankton pada perairan Sungai Musi bagian hilir menunjukkan dominasi genus Oscillatoria dan Diatoma (Bacillariophyceae)

1 Peserta didik dapat mengabstraksi permasalahan dalam kehidupan sehari – hari yang berkaian dengan translasi dengan percaya diri setelah mengikuti pembelajaran?. 2

Kajian bertujuan untuk mengetahui sejauhmana perbedaan jumlah tesis dan disertasi asing tentang indonesia berdasarkan tahun; universitas; departemen; degree (gelar)

3 sudah bisa merasakan kualitas yang ada pada produk sepeda motoryang mereka beli, dan kualitas yang dirasakan konsumen tentunya tidak lepas dari rasa

Perniagaan dan Perkhidmatan merangkumi 15 klasifkasi yang telah dikelaskan mengikut ciri-ciri persamaan aktiviti yang dijalankan. Ia termasuklah apa-apa aktiviti

KESATU : Membentuk Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid FatahilIah Balaikota Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Masa Bakti Tahun 2016-2019 dengan Susunan Pengurus Masjid

Berdasarkan data penelitian tersebut mendukung diterimanya hipotesis bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan media jarimatika dapat meningkatkan kemampuan