• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PT. PROVIDENT AGRO TBK TAHUN OLEH: LILY AULIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PT. PROVIDENT AGRO TBK TAHUN OLEH: LILY AULIA"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PADA PT. PROVIDENT AGRO TBK TAHUN 2017 - 2019

OLEH:

LILY AULIA 172101009

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena Rahmat dan KaruniaNya-lah sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini yang berjudul “Analisis Kebutuhan Modal Kerja Pada PT. Provident Agro Tbk Tahun 2017 - 2019”. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Diploma III. Selain itu peneliti juga dapat mencoba menerapkan dan membandingkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada dilingkungan kerja.

Selama mengikuti pendidikan pada Program Studi DIII Keuangan sampai dengan proses penyelesaian Tugas Akhir, tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah membantu, membina, memberikan fasilitas dan membimbing peneliti untuk itu peneliti ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Bongsu Hutagalung, MSi, selaku Ketua Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA selaku Sekretaris Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberi dukungan serta ide-ide kepada Peneliti untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Jadwal Kegiatan ... 5

1.6. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II PROFIL PT. PROVIDENT AGRO TBK 2.1. Sejarah Singkat PT. Provident Agro Tbk ... 7

2.2. Visi dan Misi PT. Provident Agro Tbk ... 8

2.1.1. Visi PT. Provident Agro Tbk ... 8

2.1.2. Misi PT. Provident Agro Tbk ... 8

2.3. Kode Etik PT. Provident Agro Tbk ... 8

2.4. Logo PT. Provident Agro Tbk ... 10

2.5. Struktur Organisasi PT. Provident Agro Tbk ... 10

2.6. Job Description ... 11

2.7. Kegiatan Usaha Terkini ... 16

2.8. Jaringan Kegiatan ... 16

2.9. Kinerja Terkini ... 17

2.10. Rencana Kegiatan ... 17

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Laporan Keuangan ... 18

3.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 18

3.1.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 25

3.2. Modal Kerja ... 26

3.2.1. Jenis Jenis Modal Kerja ... 27

3.2.2. Konsep Modal Kerja ... 28

3.2.3. Pentingnya Modal Kerja ... 29

3.3. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ... 30

3.3.1 Sumber Modal Kerja ... 30

3.3.2. Penggunaan Modal Kerja ... 33

3.4. Rasio Modal Kerja ... 36

3.5. Metode Penentuan Kebutuhan Modal Kerja ... 40

3.6. Analisis dan Pembahasan ... 43

3.6.1. Analisis Rasio Modal Kerja ... 43

(7)

3.6.2. Analisis Kebutuhan Modal Kerja ... 48

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ... 62

4.2. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 65

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Halaman

1.1. Jadwal Kegiatan ... 5

3.1. Neraca PT. Provident Agro Tbk ... 24

3.2. Laba Rugi PT. Provident Agro Tbk ... 25

3.3. Standar Industri Kebutuhan Modal Kerja ... 57

3.4. Data Rekapan Kebutuhan Modal Kerja ... 57 3.5. Data Kebutuhan Modal Kerja PT. Provident Agro Tbk . 60

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Halaman

2.1 Logo PT. Provident Agro Tbk... 10 2.2 StrukturPT. Provident Agro Tbk ... 11

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Bealakang

Dalam era globalisasi ini merupakan suatu era dimana kalangan dunia usaha bisa lebih efektif dalam menjalankan usahanya, hal ini dikarenakan tidak ada lagi batasan batasan yang timbul antarnegara termasuk dalam bisnis dan persaingan usaha. Setiap perusahaan harus bisa mengelola perusahaannya dengan baik agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain baik perusahaan domestik maupun perusahaan asing. Salah satu indikator yang digunakan untuk mencapai perusahaan terkelola dengan baik adalah bagaimana perusahaan tersebut mengelola modal kerjanya.

Secara umum tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perusahaan semestinya memanfaatkan modal kerja secara efektif dan efisien serta mencegah terjadinya pemborosan. Setiap perusahaan memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka perusahaan memerlukan modal kerja yang merupakan salah saru faktor pendukung dalam upaya kelancaran kegiatan operasional perusahaan.

Banyak perusahaan yang gagal menjalankan usahanya disebabkan kurang efektifnya dalam pembelanjaan modal yang ada (Sawir, 2017).

Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, peningkatan kegiatan usaha sering berhadapan dengan masalah–masalah yang kerap kali menjadi hambatan dalam pengembangannya. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh setiap

(11)

perusahaan adalah menyediakan modal kerja yang diperlukan untuk menunjang seluruh kegiatan perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan harus mengusahakan ketercukupan modal kerjanya, sehingga dapat menjalankannya secara efektif dan efisien.

Setiap kegiatan perusahaan membutuhkan modal kerja guna mencapai tujuan yang telah direncanakan. Modal kerja tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan bahan baku, barang dalam proses, persediaan barang jadi maupun biaya operasional. Modal kerja harus mempunyai kegiatan operasional perusahaan guna menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Oleh karena itu, kebutuhan modal kerja harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan untuk menghindari kelebihan ataupun kekurangan modal kerja (Syamsuddin, 2011).

Dalam menangani keuangan perusahaan, masalah kelebihan dan kekurangan dalam modal kerja sangat mempengaruhi tingkat laba yang diperoleh, terutama perusahaan dituntut untuk beroperasi secara produktif dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada seefektif dan seefisien mungkin.

Maka, kebutuhan modal kerja berguna untuk mengembangkan keuangan perusahaan, yang mana harus dipersiapkan sejak dini karena dalam pengambilan keputusan akan bersifat jangka panjang.

PT Provident Agro Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan yang kesehariannya mengelola perkebunan untuk menghasilkan produk yang berkualitas seperti minyak sawit, inti sawit, dan memperdagangkan hasil – hasil perkebunan. Perseroan fokus pada strategi efisiensi di semua proses bisnis, serta memaksimalkan produktivitas dengan memacu produksi tandan buah

(12)

segar melalui melalui peremajaan dan pemeliharaan kebun secara efektif dan tepat guna sebagai bagian dari upaya meningkatkan nilai bagi para Pemegang Saham dan pemangku kepentingan.

PT Provident Agro Tbk merupakan perusahaan perkebunan yang besar maka analisis kebutuhan modal kerja ini dapat digunakan tidak hanya keperluan penyediaan lahan, bibit dan tenaga kerja tetapi juga dalam upaya meningkatkan pengetahuan sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan perkebunan ini dapat berkembang dan mempunyai hasil yang dapat meningkatkan pendapatan.

Kebutuhan modal awal bagi perusahaan terhadap produksi sangat berpengaruh, dimana semakin besar modal yang dikeluarkan untuk perusahaan maka akan semakin besar pula hasil produksi yang akan diterima, ditinjau dari keuntungan hasil produksi yang didapat perseroan per hektarnya dalam setahun.

Namun PT Provident Agro Tbk belum menjalankan strategi keuangannya dengan tepat dan belum mampu mengefisienkan biaya, sehingga mengakibatkan pendapatan yang terus-menerus menurun setiap tahunnya. Seharusnya perseroan dapat mengoptimalkan setiap sumber daya yang dimiliki untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat yang optimal bagi Pemegang Saham.

Kemampuan pihak perusahaan dalam mengoptimalkan kebutuhan modal kerja diharapkan mampu memenangkan persaingan usaha maupun meningkatkan laba usahanya. Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi perusahaan pada karena dengan begitu memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan

(13)

seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan ataupun resiko yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan.

Tanpa adanya modal kerja berarti perusahaan tidak akan dapat memaksimalkan kegiatannya. Oleh sebab itu, untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki kelebihan atau kekurangan modal kerja serta menilai berapakah modal kerja yang dibutuhkan pada PT Provident Agro Tbk, sehingga perlu dilakukan suatu analisis terhadap modal kerja. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul “Analisis Kebutuhan Modal Kerja Pada PT Provident Agro Tbk Tahun 2017 – 2019”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penggunaan modal kerja PT Provident Agro Tbk Tahun 2017 – 2019” ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan modal kerja PT Provident Agro Tbk Tahun 2017 – 2019.

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Untuk memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan pada program diploma III Fakultas Ekonomi USU dan juga untuk memperluas wawasan dan pengetahuan dan keterampilan dalam menganalisis penggunaan modal kerja.

(14)

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan untuk perusahaan dalam membuat perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan terkait modal kerja untuk masa yang akan mendatang.

c. Bagi Investor

Dapat memberikan masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan oleh para investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan PT Provident Agro Tbk.

d. Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama.

1.5. Jadwal Kegiatan

Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada PT Provident Agro Tbk.

Penelitian berlangsung mulai tanggal 15 April 2020 sampai 25 Juni 2020, dapat dilihat dari Tabel 1.2. berikut.

Tabel 1.1.

Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Mei Juni Juli Agustus

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1. Persiapan

2. Pengumpulan Data

3. Penulisan

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

(15)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian ,manfaat penilitian, jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang sejarah ringkas, visi mis perusahaan, kode etik, logo perusahaan, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kegiatan, kinerja usaha terkini,

dan rencana kegiatan pada PT Provident Agro Tbk.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti memaparkan dan menganalisis data sesuai dengan topik dan hasil pengujian.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran yang akan diajukan untuk pengembangan proses pengolahan data di PT Provident Agro Tbk.

(16)

BAB II

PROFIL PT. PROVIDENT AGRO TBK 2.1. Sejarah Singkat PT. Provident Agro Tbk

PT Provident Agro Tbk adalah perusahaan terbatas yang berdomisili di Jakarta dan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.4 tanggal 2 November 2006 yang dibuat di hadapan Notaris Darmawan Tjoa, SH, SE di Jakarta.Perseroan bersama-sama dimiliki oleh PT Saratoga Sentra Business dan PT Provident Capital Indonesia. Sejak awal pendirian, Perseroan bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dengan tiga kegiatan pokok operasional, yaitu: 1. Pengembangan perkebunan melalui pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tandan buah segar (TBS), 2. Pengolahan TBS menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK), 3.Menjual dan memperdagangkan hasil-hasil perkebunan.

Pada tanggal 8 oktober 2012, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham PALM, setelah sebelumnya melakukan penawaran perdana saham (initial public offering - IPO). Pada tahun 2019, Perseroan melakukan divestasi atas kepemilikan sahamnya di PT Inti Global Laksana dan PT Banyan Tumbuh Lestari yang berlokasi di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Saat ini, Perseroan memiliki 1 perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Sumatera dan memiliki 1 pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 30 ton tandan buah segar (TBS)/Jam dengan total produksi CPO sebesar 25.883 ton dan PK sebesar 4.775 ton.

(17)

2.2. Visi dan Misi PT. Provident Agro Tbk 2.2.1. Visi PT. Provident Agro Tbk

Menjadi perusahaan perkebunan yang memiliki tata kelola terbaik dalam hal produktivitas, biaya, dan best practice.

2.2.2. Misi PT. Provident Agro Tbk

a. Menciptakan nilai tambah bagi para Pemegang Saham dan pemangku kepentingan.

b. Manajemen kami terdiri dari para profesional terbaik di industri ini.

c. Kami juga memperhatikan kesejahteraan karyawan.

d. Dalam menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit yang bersifat labor intensif, kami berkomitmen penuh untuk menyediakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya, berkontribusi dalam menyejahterakan masyarakat, terutama di sekitar lingkungan perkebunan.

2.3. Kode Etik PT. Provident Agro Tbk

Perseroan menyusun Kode Etik (Code of Conduct) yang berfungsi sebagai pedoman bagi individu perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha agar sejalan dengan prinsipprinsip GCG.Penerapan Kode Etik juga diharapkan dapat menjaga citra dan reputasi Perseroan.

Pedoman perilaku berisi pedoman etika bisnis, etika kerja dan etika terhadap pihak luar. Etika bisnis adalah nilai dan norma yang menjadi acuan berperilaku bagi setiap individu Perseroan. Etika bisnis mengatur hal-hal yang mencakup:

1. Benturan kepentingan

(18)

2. Pemberian dan penerimaan hadiah, suap, dan donasi 3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan 4. Kerahasiaan informasi

5. Tanggung jawab sosial dan lingkungan

Etika Kerja adalah nilai norma yang menjadi acuan bagi setiap individu Perseroan untuk berperilaku sesuai dengan etika yang baik dalam menjalankan segala aktivitasnya baik di dalam maupun di luar lingkungan Perseroan. Etika Kerja mengatur:

1. Hubungan dengan sesama karyawan dan atasan 2. Menjaga kerahasiaan informasi Perseroan 3. Menjaga dan menggunakan aset Perseroan 4. Keluhan kerja

5. Diskriminasi dan pelecehan seksual

6. Berbicara di publik dan permintaan informasi

Kode Etik diberikan sebagai panduan setiap Individu Perusahaan dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan.Jika ada keraguan mengenai pelaksanaan ketentuan Kode Etik, setiap Individu Perusahaan dapat berkonsultasi dengan atasannya atau unit kerja yang ditunjuk oleh Perseroan.

Kode Etik berlaku sama bagi Individu Perusahaan di berbagai tingkatan Perseroan mulai dari anggota Dewan Komisaris hingga ke karyawan operasional.

Melalui penegakan Kode Etik diharapkan semua karyawan dapat menjaga kredibilitas Perseroan dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Perseroan yang sejauh ini telah dikenal memiliki reputasi baik dan terpercaya.

(19)

2.4. Logo PT. Provident Agro Tbk

Sumber : PT. Provident Agro Tbk (2019)

Gambar 2.1

Logo PT. Provident Agro Tbk 2.5. Struktur Organisasi PT. Provident Agro Tbk

Struktur organisasi adalah susunan yang stabil dari jabatan-jabatan dan hubungannya dengan jabatan yang lain. Merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi orang-orang yang bergabung dari organisasi itu sendiri.Struktur organisasi yang baik adalah yang menunjukkan kerangka dan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi suatu perusahaan tentu berbeda dengan struktur organisasi perusahaan lainnya, hal ini tergantung pada besar kecilnya perusahaan PT Provident Agro Tbk membutuhkan suatu struktur organisasi yang tepat agar dapat secara efektif dan efisien mengatur dan menjelaskan tugas-tugas anggotanya, hubungan dan wewenang setiap anggota organisasinya. Struktur organisasi yang diterapkan PT Provident Agro Tbk adalah struktur organisasi garis, yang mana tugas wewenang berjalan dari pimpinan tertinggi sampai kepada karyawan.

(20)

Sumber : PT. Provident Agro Tbk (2019)

Gambar 2.2.

Struktur organisasi PT. Provident Agro Tbk 2.6. Job Description

Berikut ini uraian tugas dari masing-masing jabatan sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris

Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat dan arahan kepada Direksi. Dewan Komisaris turut memastikan prinsip-prinsip GCG telah diimplementasikan dalam seluruh aktivitas bisnis Perseroan.Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan dibantu oleh Komite Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi (Komite NR).

Dewan Komisaris berpendapat bahwa komite-komite Dewan Komisaris telah bekerja dengan memuaskan, Komite bekerja aktif menganalisis dan

Direksi

Keuangan

Pemasaran Operasional & SDM

SDM &

Pengelolaan Aset Keuangan,

Akuntansi & Pajak

Teknologi Informasi

Operasional Wilayah

Teknik & Pabrik

Teknik Infrastruktur &

Teknik Pabrik Kelapa Sawit Dewan Komisaris

Komite Audit

Audit Internal & Manajemen Risiko

(21)

merespons perubahan lingkungan bisnis yang berpengaruh terhadap kinerja Perseroan.Sesuai fungsinya, Dewan Komisaris selalu memberi pandangan mengenai arah pertumbuhan bisnis Perseroan di masa mendatang termasuk memanfaatkan peluang dan mengantisipasi fluktuasi pasar yang dinamis.

2. Direksi

Organ Perseroan yang berperan sebagai pihak yang menjalankan segala tindakan mengenai pengurusan perusahaan. Direksi juga dianggap sebagai organ yang bertanggung jawab dalam menghasilkan nilai tambah dan memastikan kesinambungan usaha Perseroan. Tugas dan tanggung jawab Direksi, antara lain:

1. Memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta Anggaran Dasar Perseroan.

2. Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan untuk kepentingan Perseroan.

3. Melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

4. Menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP).

5. Menyelenggarakan RUPS Tahunan atau RUPS lainnya.

6. Menyusun Laporan Tahunan untuk disampaikan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS.

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi memiliki wewenang untuk:

(22)

1. Mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan pembatasan bahwa:

a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk pengambilan uang Perseroan di bank-bank) yang jumlah melebihi jumlah yang dari waktu ke waktu ditentukan oleh Dewan Komisaris.

b. Mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain, baik di dalam maupun di luar negeri dengan persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Komisaris.

2. Presiden Direktur berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan. Dalam hal Presiden Direktur tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

3. Audit Internal dan Manajemen Risiko

Audit Internal & Manajemen Risiko merupakan organ pendukung yang berfungsi untuk memberikan assurance dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, serta sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan melalui pendekatan

(23)

yang sistematis dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan.

Tugas dan tanggung jawab Audit Internal dan Manajemen Risiko antara lain:

1. Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan.

2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai kebijakan Perseroan.

3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.

4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.

5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur dan Dewan Komisaris.

6. Memantau, menganalisis, dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan.

7. Bekerja sama dengan Komite Audit.

8. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Audit Internal yang dilakukan.

9. Melakukan pemerikasaan khusus apabila diperlukan.

4. Komite Audit

Komite Audit berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian internal, audit

(24)

internal, dan proses pelaporan keuangan. Komite Audit berperan dalam mendukung Perseroan mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG secara penuh.

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit antara lain:

1. Menelaah informasi keuangan, seperti Laporan Keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya yang akan dipublikasikan Perseroan.

2. Melakukan seleksi, penunjukan, dan pengawasan pekerjaan auditor independen.

3. Menelaah desain dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur di seluruh proses bisnis Perseroan untuk memperoleh keyakinan yang memadai terhadap efektivitas pengendalian internal untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam penyajian material Laporan Keuangan, penyalahgunaan aset, dan perbuatan yang melanggar aturan hukum.

4. Meninjau proses identifikasi risiko dan pelaksanaan manajemen risiko oleh manajemen.

5. Memastikan bahwa rencana kegiatan audit telah memperhatikan aktivitas Perseroan yang memiliki risiko tinggi.

6. Melaksanakan tugas khusus dari Dewan Komisaris.

7. Melakukan self-assessment terhadap efektivitas pelaksanaan tugasnya dan secara berkala memutakhirkan Piagam Komite Audit.

2.7. Kegiatan Usaha Terkini

1. Melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan, hasil alam, sumber daya alam dan energi,

(25)

pertambangan, perdagangan, industri, transportasi, dan jasa (kecuali jasa di bidang hukum dan pajak).

2. Perseroan memiliki 1 perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Sumatera dan memiliki 1 pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 30 ton TBS/jam yang menghasilkan tandan buah segar.

3. Perseroan juga menghasilkan minyak sawit dan inti sawit.

2.8. Jaringan Kegiatan 1. PT Mutiara Agam

Desa Tiku V Jorong Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat

2. PT Suwarna Arta Mandiri

Generali Tower, Gran Rubina Bussiness Park Lt.17 D,G,H, Kawasan Rasuna Epicentrum JL.HR Rasuna Said Jakarta Selatan 12940

3. PT Sarana Investasi Nusantara

Generali Tower, Gran Rubina Bussiness Park Lt.17 D,G,H, Kawasan Rasuna Epicentrum JL.HR Rasuna Said Jakarta Selatan 12940

4. PT Alam Permai

Generali Tower, Gran Rubina Bussiness Park Lt.17 D,G,H, Kawasan Rasuna Epicentrum JL.HR Rasuna Said Jakarta Selatan 12940

2.9. Kinerja Terkini

Hingga akhir tahun 2019, total luas lahan tertanam inti Perseroan adalah 6.295 hektare, naik 2,83% dari 6.122 hektare pada tahun 2018. Luas lahan tertanam dengan tanaman menghasilkan sebesar 5.164 hektare, sedangkan

(26)

tanaman yang belum menghasilkan seluas 1.131 hektare, tanaman yang belum menghasilkan naik 19,56% dari 946 hektare pada akhir 2018 karena adanya pelaksanaan kegiatan peremajaan/penanaman kelapa sawit kembali (replanting).

Pada tahun 2019, produksi tandan buah segar (TBS) adalah sebanyak 86.337 ton, turun 48,59% dari 167.952 ton pada tahun 2018. Produksi CPO tercatat sebesar 25,883 ton, turun 43,93% dari 46.159 ton pada tahun 2018. Pada tahun 2019 Perseroan membukukan pendapat usaha sebesar Rp189,16 miliar, turun 57,65% dari Rp446.65 miliar pada tahun 2018. Perseroan membukukan kerugian sebesar Rp70,72 miliar.

2.10. Rencana Kegiatan

Beberapa langkah yang akan ditempuh Perseroan dan Entitas Anak untuk menjaga konsistensi penerapan komitmen untuk tahun selanjutnya meliputi:

1. Konsisten melaksanakan Prinsip dan Kriteria yang tertuang dalam Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO).

2. MAG berkomitmen mengembalikan fungsi sempadan sungai sebagai area konservasi dalam rangka kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit.

(27)

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Laporan Keuangan

3.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan diluar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis (Syahyunan,2015).

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubugan dengan posisi keuangan dari suatu perusahaan.Pada intinyanya laporan keuangan ditujukan pada pihak diluar perusahaan, sehingga yang bersangkutan dapat menggunakan sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai perusahaan tersebut.

Perkembangan dari posisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari penyajian data yang dibandingkan untuk dua periode atau lebih, sehingga dapat diperoleh data yang diambil.Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan tersebut perlu melakukan analisa-analisa tertentu terhadap laporan keuangan agar memperoleh informasi yang digunakan.Untuk pihak penganalisa

(28)

harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk maupun prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan, serta masalah-masalah yang mungkin timbul dalam penyusunan laporan keuangan tersebut.

Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan, karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang yang pasti misalnya reputasi dan prestasi perusahaan ( Syahyunan, 2015).

Pada umumnya ada 2 (dua) laporan keuangan yang utama yaitu : a. Neraca ( Balance Sheet )

b. Perhitungan Laba Rugi ( Income Statement ) A. Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku itu ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut juga dengan balance sheet (Fahmi, 2016).

Agar neraca perusahaan dapat berfungsi memberikan innformasi yang berguna bagi yang berkepentingan, maka penyajiannya tidaklah terkelompok dan dalam urutan yang logis serta menggunakan istilah yang sederhana, sehingga memudahkan untuk dianalisa lebih lanjut antara lain sebagai dasar untuk menganalisa modal kerja perusahaan. Demikian pula sebaliknya pula pengelompokan perkiraan dalam neraca dilakukan secara

(29)

tepat, hal ini dapat mengakibatkan laporan keuangan tersebut menyesatkan bagi yang menggunakannya.Dengan demikian menurut Fahmi (2016) neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan ekuitas pemilik.

1. Aktiva

Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi perusahaan termasuk biaya- biaya yang telah terjadi yang diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.

a. Aktiva Lancar

Aktiva lancar adalah kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dan dijual dalam perode berik utnya (Paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).

b. Aktiva tidak lancar

Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan).

2. Hutang

Hutang adalah semua kewajiban keuangan pihak perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau moda l perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang atau

(30)

kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.

a. Hutang Jangka Pendek

Hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca yang dimiliki perusahaan).

b. Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pe mbayarannya (jatuh temponya) lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca.

3. Ekuitas Pemilik

Ekuitas pemilik adalah selisih antara sumber-sumber ekonomi dengan pengorbanan-pengorbanan ekonomis perusahaan, atau selisih antara jumlah aktiva dan kewajiban perusahaan yang merupakan bagian dari hak pemilik.Namun hal tersebut bukan merupakan ukuran nilai perusahaan.

B. Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.Perusahaan dapat mengklasifikasikan pendapatan dan beban atas dasar sifat atau fungsi dalam perusahaan. Berdasarkan sifat, berarti pendapatan dan beban dinamai dengan peruntukannya, misalnya pengeluaran untuk bahan baku dinamakan beban bahan baku, untuk gaji

(31)

dan upah dinamakan beban pegawai dan seterusnya. Sedangkan fungsi pokok perusahaan biasanya terdiri dari fungsi produksi, penelitian dan pengembangan, pemasaran dan administrasi, maka beban tersbut dinamakan beban produksi, beban penelitian dan pengembanan, beban pemasaran serta beban administrasi dan umum (Fahmi, 2018).

Dalam pembuatan laporan laba rugi harus pula diperhatikan prinsip akuntansi yang berlaku, yaitu prinsip akrual dalam mencatat pendapatan dan beban. Menurut prinsip akrual, pendapatan dan beban akan dicatat pada saat terjadinya transaksi bukan pada saat diterimanya pendapatan atau dibayarkannya biaya dalam bentuk uang kas. Oleh kaena itu, pada saat uang diterima dan dibayar guna menindaklanjuti transaksi yang sudah terjadi maka hal itu tidak akan mempengaruhi pendapatan dan beban sebab penerimaan dan pembayaran uang kas tersebut akan dicatat pada rekening kas di neraca (Syahyunan,2015).

Laporan laba rugi terdiri dari dua bagian utama yaitu pendapatan dan beban.

1. Pendapatan

Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban perusahaan yang timbul dari transaksi penyerahan barang atau jasa, atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode yang diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Pendapatan yang diperoleh dari transaksi penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya itu adalah yang berhubungan

(32)

secara langsung dengan kegiatan untuk memperoleh laba usaha yang dapat mempengaruhi terhadap jumlah ekuitas pemilik.

2. Beban

Beban adalah penurunan jumlah aktiva atau kenaikan jumlah kewajiban perusahaan yang timbul dari konsekuensi transaksi pembelian atau jasa, atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode.

Beban yang ditimbulkan dari transaksi pembelian barang atau jasa atau aktivitas lainnya itu sebagaimana halnya dengan pendapatan adalah yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan untuk memperoleh laba usaha yang dapat mempengaruhi jumlah ekuitas pemilik.

Semua biaya yang digunakan melakukan operasional dan menghasilkan laba disebut juga dengan beban. Sama halnya dengan pendapatan, beban juga dibagi dalam dua kategori yaitu beban kegiatan utama dan beban aktivitas sekunder. Beban kegiatan utama adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis utama dalam suatu perusahaan. Sementara biaya aktivitas sekunder berkaitan dengan kegiatan bisnis non – utama seperti bunga pinjaman dan lain sebagainya.

Dengan demikian penurunan jumlah aktiva sebagai akibat adanya transaksi penyerahan barang atau jasa sekalipun jumlah aktiva berupa persediaan berkurang, namun bukan merupakan beban, karena hal tersebut adalah murni transaksi penjualan yang merupakan pendapatan.

(33)

Tabel 3.1.

PT. Provident Agro Tbk Neraca

Tahun 2017 – 2019

(Dalam Ribuan Rupiah)

2019 2018 2017

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 54.697.298 98.438.402 117.908.238

Total Piutang 17.840.545 25.969.441 15.924.786

Persediaan 7.226.466 11.531.770 32.256.049

Aset biologis 8.424.000 10.524.000

Uang muka dan Biaya dibayar

di muka 1.729.249 2.633.444 4.257.746

Pajak dibayar di muka 5.115.416 5.343.050 6.169.562 Jumlah Aset Lancar 95.032.974 154.440.107 176.516.381 ASET TIDAK LANCAR

Investasi 1.679.274.799 1.026.532.150 -

Bibitan 190.257 1.890.643 5.370.798

Aset Tetap 554.764.481 808.538.076 2.626.749.237

Aset pajak tangguhan 330.510 863.218 991.061

Aset tidak lancar lainnya 722.720 280.220 608.220

TOTAL ASET TIDAK

LANCAR 2.235.282.767 1.838.104.307 2.672.577.699 TOTAL ASET 2.330.315.741 1.992.544.414 2.849.094.080 LIABILITAS DAN

EKUITAS

Total Liabilitas Jangka Pendek 99.844.021 102.794.199 324.526.289 Total Liabilitas Jangka

Panjang 163.055.758 277.003.135 984.258.273

TOTAL LIABILITAS EKUITAS

Total Ekuitas 2.067.415.962 1.612.747.080 1.563.097.336 Total Liabilitas dan Ekuitas 2.330.315.741 1.992.544.414 2.871.881.898

Sumber : PT Provident Agro Tbk (2107 - 2019)

(34)

Tabel 3.2.

PT. Provident Agro Tbk Laba Rugi

Tahun 2017 – 2019

(Dalam Ribuan Rupiah)

2019 2018 2017

Pendapatan 189.158.260 446.646.667 759.994.916 Biaya Pokok Pendapatan (146.919.044) ( 332.520.353) ( 507.181.001) Laba Bruto 42.239.216 114.126.314 252.813.915 Beban Usaha ( 66.992.481) ( 137.479.661) ( 96.751.976) Beban Lain-Lain Bersih ( 46.842.143) ( 63.333.824) ( 80.576.110) Rugi / Laba Sebelum Pajak ( 71.595.408) ( 86.687.171) 75.485.829 Total Pajak Penghasilan 869.392 ( 24.811.597) ( 7.270.138) Rugi / Laba Tahun Berjalan ( 70.726.016) ( 111.498.768) 68.215.691

Sumber : PT Provident Agro Tbk (2017 – 2019).

3.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu.Disamping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Berikut ini menurut Kasmir (2017) beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

(35)

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.

3.2. Modal Kerja

Modal untuk keperluan investasi biasanya dibutuhkan pada saat tertentu saja dalam arti tidak setiap saat.Begitu investasi jadi dilakukan, maka butuh beberapa waktu lagi untuk melakukan investasi sampai umur ekonomi habis.Sementara itu modal untuk modal kerja diperlukan berulang-ulang untuk membiayai operasional perusahaan.Artinya, kebutuhan modal kerja justru menjdi rutin untuk dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan modal kerja perusahaan. Oleh karena itu, pengelolaan modal untuk investasi dengan modal kerja tentu saja sangat berbeda .modal kerja membutuhkan penanganan dan perhatian setiap saat, sehingga operasional perusahaan berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek.Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar. Atau dengan kata lain modal kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva

(36)

lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat berharga, piutang, sediaan dan aktiva lancar lainnya. Biasanya modal kerja digunakan untuk beberapa kali kegiatan dalam suatu periode (Kasmir, 2017).

Modal Kerja memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan.

Modal Kerja adalah merupakan aktiva dengan umur yang terbatas yaitu kurang dari satu tahun. Hal inilah yang membedakan modal kerja (work capital) dengan aktiva tetap. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan suatu konsep modal kerja yang sesuai dengan pengharapan pihak perusahaan, maka harus diterapkannya suatu ilmu yang bisa memberikan arah konsep sesuai dengan konsep modal kerja.

3.2.1. Jenis – Jenis Modal Kerja

Modal kerja yang cukup memang sangat penting bagi suatu perusahaan.

Maka dari pada itu untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan bukanlah hal yang mudah, karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa jenis menurut Sawir (2017) sebagai berikut:

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)

Modal kerja permanen adalah modal kerja harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan atas:

a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk dapat menjamin kontin uitas usahanya.

(37)

b. Modal Kerja Normal (Normal WorkingCapital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

2. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital)

Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan atas:

a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musiman.

b. Modal Kerja Siklus (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjuktor.

c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya ada pemogokan buruh, banjir, perubahan ekonomi yang mendadak).

3.2.2. Konsep Modal Kerja

Menurut Sawir (2017) mengemukakan beberapa konsep modal kerja yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semual atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurur konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (Gross Working Capital).

(38)

2. Konsep Kualitatif

Apabila pada konsep kuantitatif modal kerja itu hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar saja, maka pada konsep kualitatif ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar dan utang yang harus segera dibayar. Dengan demikian, sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilakukan, dimana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karena itu, modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bersih (Net Working Capital).

3. Konsep Fungsional

Konsep ini didasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam suatu periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut.

3.2.3. Pentingnya Modal Kerja

Modal kerja sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan yang tidak memiliki kecukupan modal kerja akan sulit untuk menjalankan kegiatannya atau macet operasinya. Tanpa modal kerja yang cukup, suatu perusahaan akan

(39)

kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Akhirnya akan ditinggalkan pelanggannya dan akan menderita kerugian. Oleh karena itu, sebagian besar pekerjaan manajer keuangan dicurahkan pada kegiatan operasi perusahaan sehari-hari (Utari:dkk,2014).

Begitu pun sebaliknya jika perusahaan memiliki kelebihan atas modal kerja akan mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahaan, yang menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu menggunakan modal kerja secara efisien. Jika modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga.

Adanya hubungan yang langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar. Peningktan penjualan akan membutuhkan tambahan persediaan dan mungkin juga tambahan kas. Investasi aktiva lancar hanya memiliki waktu yang relative singkat dalam pengambilan keputusan.

3.3. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 3.3.1. Sumber Modal Kerja

Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahan dalam berbagai bentuk. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang ada. Namun dalam pemilihan sumber modal harus memerhatikan untung ruginya pemilihan sumber modal tersebut.

Pertimbangan ini perlu dilakukan agar tidak menjadi beban perusahaan kedepn atau akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.

(40)

Sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan menurut Kasmir (2017), yaitu :

1. Hasil operasi perusahaan

Hasil operasi perusahaan, maksudnya ialah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu.Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan. Seperti misalnya cadangan laba atau laba yang belum dibagi. Selama laba yang belum dibagi perusahaan dan belum atau tidak diambil pemegang saham, maka akan menambah modal kerja perusahaan. Namun, modal kerja ini sifatnya hanya sementara waktu saja dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama.

2. Keuntungan penjualan surat berharga

Keuntungan penjualan surat berharga, juga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja. Besarnya selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut. Namun sebaliknya jika terpaksa harus menjual surat berharga dalam kondisi rugi, maka otomatis akan mengurangi modal kerja.

3. Penjualan saham

Penjualan sahm, artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak.Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja, sekalipun kebiasaan (prioritas) dalam manajemen keuangan hasil penjualan saham lebih ditekankan untuk kebutuhan investasi jangka panjang.

(41)

4. Penjualan aktiva tetap

Penjualan aktiva tetap, maksudnya yang dijual disini adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.

5. Penjualan obligasi

Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang sama seperti halnya dengan penjualan saham.

6. Memperoleh pinjaman

Memperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain), terutama pinjaman jangka pendek. Khusus unutk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi.Dalam praktiknya pinjaman, terutama dari dunia perbankan ada yang dikhususkan untuk digunakan sebagai modal kerja, walaupun tidak menambah aktiva lancar.

7. Dana hibah

Memperoleh dana hibah dari berbagai lembaga. Dana hibah ini juga dapat digunakan sebagai modal kerja. Dana hibah ini biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.

(42)

3.3.2. Penggunaan Modal Kerja

Setelah memperoleh modal kerja yang diinginkan, maka tugas selanjutnya bagaimana menggunakan modal kerja tersebut. Penggunaan dana yang efisien dan efektif juga sangat penting guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Dalam praktiknya hubungan antara sumber dan penggunaan modal kerja sangat erat. Artinya, penggunaan modal kerja akan dapat mempengaruhi jumlah modal kerja itu sendiri.

Penggunaan dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari kenaikan aktiva dan menurunnya pasiva. Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk tujuan menurut Kasmir (2017) :

1. Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasi perusahaan lainnya.

Pngeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji, upah, dan biaya operasi lainnya yang digunakan untuk menunjang penjualan.

2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan

Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan, artinya ada sejumlah bahan baku yang dibeli yang akan digunakan untuk proses produksi dan pembelian barang dagangan yang digunakan untuk dijual kembali.

3. Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga

Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga atau kerugian lainnya, artinya pada saat perusahaan menjual surat berharga namun

(43)

mengalami kerugian dan ini akan mengurangi modal kerja dan segera ditutupi.

4. Pembentukan dana

Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang. Misalnya pembentukan dana pensiun, dana ekspansi, atau dana pelunasan obligasi. Pembentukan dana ini akan mengubah bentuk aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap.

5. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan lain-lain) Pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang, seperti pembelian tanah, bangunan, kendaraan dan mesin. Pembelian ini akan mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar dan timbulnya utang lancar.

6. Pembayaran utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank jangka panjang)

Pembayaran utang jangka panjang, artinya adanya pembayaran utang jangka panjang yang sudah jatuh tempo seperti pelunasan obligasi, hipotek dan utang bank jangka panjang. Perusahaan menarik kembali saham- saham yang sudah beredar dengan alasan tertentu dengan cara membeli kembali baik untuk sementara waktu maupun selamanya.

7. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi

Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi, artinya pemilik perusahaan mengambil barang atau uang yang digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk dalam hal ini adanya pengambilan keuntungan atau pembayaran dividen oleh perusahaan.

(44)

Pengunaan modal kerja tersebut dijelaskan akan mengakibatkan perubahan modal kerja, namun perubahan modal kerja tergantung dari penggunaan modal kerja itu sendiri. Dalm modal kerja suatau perusahaan tidak akan berubah apabila terjadi :

1. Pembelian barang dagangan dan bahan lainnya secara tunai.

2. Pembelian surat berharga secara tunai.

3. Perubahan bentuk piutang misalnya dari piutang dagang kepiutang wesel.

Dikatakan modal kerja tidak mengalami perubahan disebabkan, pembelian barang secara tunai, posisinya tetap berada di aktiva lancar, hanya berubah komponennya saja. Demikian pula dengan pembelian surat berharga secara tunai tetap tidak mengubah aktiva lancar. Sedangkan perubahan bentuk piutang, misalnya dari piutang dagang ke piutang wesel juga tidak mengubah posisi utang lancar.

Penggunaan modal kerja diharapkan dilakukan secara efektif dan efisien, hal ini dikarenakan untuk mengurangi perubahan bentuk dan penurunan aktiva yang berlebihan oleh perusahaan. Penggunaan dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari kenaikan aktiva dan menurunnya passive. Munawir (2010) bahwa penggunaan modal kerja bisa dilakukan untuk :

a. Perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji, upah dan biaya operasioanl lainnya yang digunakan untuk menunjang penjualan.

b. Perusahaan membeli bahan baku atau barang dagangan yang digunakan untuk proses produksi dan pembelian barang dagangan untuk dijual.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang kesehatan indera di Untuk meningkatkan pengetahuan kader posyandu tentang kesehatan indera di Lingkup wilayah

Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah kajian data yang memuat tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh UPT Puskesmas Barimba

Keamanan dari pesan yang menggunakan algoritma ini tergantung pada kunci, jika kunci tersebut diketahui oleh orang lain maka, orang tersebut bisa melakukan enkripsi dan

Bila menggunakan timbangan analitik digital maka dapat langsung diketahui berat sampelnya dengan menset zero balans, yaitu setelah berat alumunium diketahui beratnya

Hal tersebut sesuai dengan penelitian pendahuluan bahwa kadar gula total sari buah naga merah (13,21%) lebih tinggi dibandingkan dengan sari buah salak Bongkok

Unit analisis yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu tari Jaipong karya Rumingkang yang dijadikan sebagai media industri kreatif berbasis seni tradisi. Unit

Mencari estimasi kerugian maksimum pada tingkat kepercayaan ( yaitu sebagai nilai kuantil ke- dari distribusi empiris return portofolio yang diperoleh pada

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan asumsi tidak berjalannya kompetisi sepakbola di Pengcab PSSI Sleman dan belum diketahuinya tingkat pemahaman peraturan permainan sepakbola