• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pada penelitian ini sosialisasi terminal baru (T2) Bandara Internasional Juanda Surabaya dilakukan oleh pihak pengelola bandara yaitu PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Juanda Surabaya. Sosialisasi ini ditujukan untuk semua Stakeholders baik internal maupun eksternal, namun dalam penelitian ini strategi komunikasi yang diihat berdasarkan strategi komunikasi dalam menyosialisasikan terminal baru (T2) kepada Stakeholders eksternal. Sosialisasi merupakan dasar bagi setiap subsistem dalam sebuah masyarakat yang berjuang untuk melanjutkan dan mempertahankan sebuah sistem yang stabil (Liliweri, 2011, p.881). Menyosialisasikan dalam penelitian ini merupakan sebuah kegiatan komunikasi yang berupaya mengomunikasian sesuatu. Upaya perusahaan dalam menyosialisasikan terminal baru (T2) Bandara Internasional Juanda Surabaya tentu tidak terlepas dari kegiatan komunikasi.

Dalam melaksanakan sosialisasi guna kepentingan perusahaan dan Stakeholders, maka dubutuhkan peran Public Relations dalam menciptakan strategi komunikasi dalam menyosialisasikan terminal baru (T2) Bandara Internasional Juanda Surabaya. Strategi komunikasi Public Relations tergabung dalam aktivitas utama Public Relations sendiri yang direalisasikan dengan cara menganalisa situasi, masalah dan solusi untuk tujuan lebih lanjut dari organisasi, contohnya adalah penelitian, perencanaan dan implementasi kampanye untuk meningkatkan reputasi organisasi (Theaker, 2001, p.7). Sebagai salah satu aktivitas utama, tentunya strategi komunikasi memegang peranan penting dalam setiap kegiatan sebuah organisasi atau perusahaan seperti kegiatan sosialisasi terminal baru (T2) ini.

Strategi komunikasi secara umum memiliki empat tahap, yaitu

pengembangkan tujuan (baik jangka pendek maupun jangka panjang),

perencanakan program komunikasi, pelaksanaan proram dan evaluasi program

(Cutlip, Center dan Broom, 2006, p.320).

(2)

Dalam penelitian ini strategi komunikasi yang digunakan adalah teori yang diungkapkan oleh Cutlip, Center dan Broom. Penelitian ini juga didukung oleh teori komunikasi yang diungkapkan oleh Harold D. Laswell. Sebuah strategi komunikasi harus didukung oleh teori, karena menurut peneliti teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Laswell menyatakan cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect?” (siapa, mengatakan apa, melaui apa, kepada siapa dan apa efeknya).

3.2. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan menggunakan pendeketan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik (utuh) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah, serta memanfaatkan berbagai metode alamiah yang salah satunya bermanfaat untuk keperluan meneliti dari segi prosesnya (Moleong, 2009, p.6). Sedangkan menurut Sugiyono penelitian dengan pendeketan kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifatinduktif (kualitatif) dan hasil penelitian lebih menekankan makna generalisasi (Sugiyono, 2012, p.13). Lalu dapat dikatakan pula bahwa penelitian kualitatif adalah topik yang menarik, dimana penelitian ini menjabarkan informasi secara rinci dan dapat mengembangkan pengetahuan dalam berbagai bidang, dapat membantu menilai dampak kebijakan terhadap suatu populasi, dapat memberikan wawasan tentang pengalaman masing-masing individu, dapat membantu mengevaluasi penyediaan layanan dan dapat memungkinkan eksplorasi kecil terhadap perilaku sikap dan nilai-nilai yang dianut (Grbich, 2013, p.3).

Penelitian jenis deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel mandiri atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menggabungkan antara variabel satu dengan yang lain (Sugiyono, 2012, p.35). Disamping

itu, menurut Moleong, jenis penelitian deskriptif adalah berupa kata-kata tertulis (lisan) dari

(3)

fenomena sosial yang diamati baik dengan observasi atau wawancara maupun dengan dokumentasi yang relevan (Moleong, 2009, p.3). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian deskriptif berusaha menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta dan data.

Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data lalu dianalisa secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan hasil penelitian secara deskriptif dimana peneliti melakukan pengamatan dan analisa mendalam berdasarkan interpretasi dari para informan. Jenis penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006, p.72). Melalui penelitian ini, peneliti bermaksud memahami fenomena apa yang terjadi dari subjek penelitian.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dianggap tepat untuk mengkaji perilaku pencarian informasi karena:

1. Tujuan penelitiannya yakni mengungkapkan fakta kehidupan sehari- hari informan.

2. Peneliti dapat memahami kebutuhan yang mendorong informan melakukan pencarian informasi dengan mengungkapkan fakta yang ada.

3. Peneliti dapat memahami makna informasi untuk kehidupan informan berdasarkan analisas peneliti dilihat dari kebutuhan informasi informan.

4. Berdasarkan pengetahuan-pengetahuan diatas maka peneliti akan mampu memahami informan sebagai pemakai informasi dengan lebih baik (Wilson, 2000, p.9).

Peneliti telah memiliki konsep dan kerangka konseptual guna penelitian

ini. Furchan menjelaskan bahwa penelitian dengan jenis deskriptif adalah

penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala

saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif

tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis

(4)

sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperimen (Furchan, 2004, p.447).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggambarkan deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sofat populasi atau objek tertentu.

3.3. Metode Penelitian

Menurut Nawawi metode penelitian merupakan ilmu yang memper - bincangkan metode - metode ilmiah dalam menggali pengetahuan. Hal ini menggambar kan bahwa metode penelitian merupakan ilmu yang mengkaji serta membahas mengenai metode-metode untuk menemukan kebenaran pengetahuan secara sistematis , bertujuan dan terencana (Nawawi, 2004, p.25).

Furchan menjelaskan, beberapa metode penelitian berjenis deskriptif , yaitu: (1) Studi Kasus, yaitu, suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti.

Dalam penelitian ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian

dapat digunakan untuk membuat hipotesis, (2) Survei merupakan studi

pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar

jumlahnya, (3) Studi perkembangan merupakan penelitian yang dilakukan untuk

memperoleh informasi yang dapat dipercaya (biasanya dilakukan dengan

metode longitudinal dan metode cross-sectional), (4) Studi Tindak Lanjut yaitu

studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau

kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu. (5) Analisis Dokumenter adalah

studi yang sering juga disebut analisi isi (dapat digunakan untuk menyelidiki

variabel sosiologis dan psikologis), (6) Analisis Kecenderungan merupakan

analisis yang digunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang

dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi, dan (7) Studi

korelasi yaitu jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya

hubungan antar variabel yang diteliti (Furchan, 2004, p.448-465). Dalam

penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus

dengan pendekatan kualitatif. Metode studi kasus berupaya membedah dan

menganalisa suatu kasus tertentu secara holistik (menyeluruh) dan lengkap.

(5)

Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok sebab pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “what (apa)”, “how (bagaimana)” atau “why (mengapa)”, bila peneliti memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa- peristiwa yang akan diselidiki (Yin, 2009:p.1). Studi kasus bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai peristiwa-peristiwa komunikasi kontemporer yang nyata dalam konteksnya (Daymon dan Holloway, 2008, p.252).

Dalam penelitian ini, kasus yang diteliti adalah fenomena strategi komunikasi Public Relations PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Juanda Surabaya dalam menyosialisasikan terminal baru (T2). Metode dari riset ini menggunakan berbagai sumber data yang dapat dipakai untuk menguraikan bidang yang diteliti dengan lebih sistematis.

Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti dapat memilih paradigma mana yang tersedia dan dapat digunakan. Terdapat lima paradigma yaitu Postpositivis (Realisme), Teori Kritikal, Konstruktivis (Interpretif), Postmodernisme dan metode gabungan. Paradigma konstruktivis berpusat pada pengakuan dan penggunaan simbol-simbol dan tanda-tanda dalam kenyataannya secara terkonstruksi (Grbich, 2013, p.5). Penelitian ini menggunakan paradigma Konstruktivis (Interpretif), dimana metode interpretif ini memusatkan pada penyelidikan terhadap cara manusia memaknai kehidupan sosial dan bagaimana manusia mengekspresikan pemahaman mereka melalui bahasa, suara, perumpamaan, gaya pribadi maupun ritual sosial (Kasali, 2008, p.5). Paradigma Konstruktivis (Interpretif) dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan interpretasi dan memahami alasa para pelakunya dalam melakukan tindakan.

3.4. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah strategi komunikasi Public Relations PT.

Angkasa Pura I (Persero) dalam Menyosialisasikan Terminal Baru (T2). Strategi

komunikasi akan diungkapkan berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa

informan yang merupakan karyawan PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara

Internasional Juanda Surabaya. Beberapa karyawan yang mengetahui dan

memahami strategi komunikasi perusahaan dalam menyosialisasikan terminal

baru (T2), yaitu Shared and Service Department Head, Communication and Legal

(6)

Section Head (Public Relations), Communication Officers dan 1 orang Penumpang Pesawat yang berangkat melalui terminal baru (T2) Bandara Internasional Juanda Surabaya.

3.5. Unit Analisis

Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi melainkan dinamakan situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat, pelaku dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2005, p.49-50). Dalam penelitian ini, peneliti mengamati secara mendalam aktivitas dari pelaku yang ada pada suatu tempat serta peneliti melihat situasi sosial dalam objek penelitian.

Pada penelitian kali ini subjek yang digunakan adalah beberapa karyawan PT. Angkasa Pura 1 (Persero) Bandara Internasional Juanda Surabaya yaitu Shared and Service Departmen Head, Communication and Legal Section Head (Public Relations) dan Communication Officers. Bandara Internasional Juanda Surabaya yang semula dibangun sebagai pangkalan udara TNI Angkatan Laut dalam perkembangannya akhirnya juga melayani jalur penerbangan sipil mengalami over capacity dimana akhirnya dibangun Terminal 2 (T2) untuk mengatasi hal tersebut. Tentu hal ini menjadi suatu fenomena komunikasi dimana suatu hal yang baru perlu dipublikasikan mengingat keberadaan terminal ini menyangkut kepentingan masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat di luar Indonesia pada umumnya. Sehingga objek dari penelitian ini adalah Strategi Komunikasi PT. Angkasa Pura 1 Bandara Internasional Juanda Surabaya dalam menyosialisasikan Terminal Baru (T2).

Bandara Internasional Juanda Surabaya sebagai salah satu bandara yang

dikelola oleh PT. Angkasa Pura 1 (Persero) adalah bandar udara internasional

yang melayani kota Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya. Bandara Juanda

terletak di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota

Surabaya. Namanya diambil dari Djuanda Kartawidjaja, Perdana Menteri terakhir

Indonesia yang telah menyarankan pembangunan bandara ini. Bandara

Internasional Juanda adalah bandara terbesar dan tersibuk kedua di Indonesia

setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta berdasarkan pergerakan pesawat

dan penumpang (www.Juanda-Airport.com, 2013).

(7)

Menurut Spradley yang dikutip oleh Sanafiah Faisal (1990) dalam Sugiyono, sampel yang merupakan sumber data atau sebagai informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati.

2. Mereka yang tergolong masih berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.

3. Mereka yang mempunyai waktu memadai untuk dimintai informasi.

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil

“kemasannya” sendiri.

5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau informan (Sugiyono, 2009, p.221).

Oleh karena itu, peneliti akan mewawancarai beberapa pegawai PT.

Angkasa Pura 1 (Persero) Bandara Internasional Juanda Surabaya, yaitu Shared and Service Departmen Head yang mengawasi kinerja Public Relations secara langsung, Communication and Legal Section Head yang merupakan Public Relations, Communication Officers yang menjalankan strategi komunikasi berdasarkan arahan dari Top Management dengan pengawasan Public Relations (kolaborasi) dan 1 penumpang terminal baru (T2) Bandara Internasional Juanda Surabaya untuk mengetahui apakah sosialisasi telah berjalan efektif secara umum.

Keterangan lebih lanjut mengenai pemilihan informan ini akan dijabarkan lebih mendalam pada sub bab 4.2. yaitu Profil Informan.

Dalam penelitian kali ini, unit analisis yang digunakan adalah individu objek. Informan merupakan orang-orang pada latar penelitian (Moleong, 2004, p.132). Informan yang dipilih yaitu individu dari PT. Angkasa Pura 1 (Persero) Bandara Internasional Juanda Surabaya yang mengerti dan terkait dengan sosialisasi terminal baru (T2).

Disini individu yang dipilih sebagai key informan adalah Communication

and Legal Section Head yaitu Andrias Yustinian yang merupakan Public

Relations dari PT. Angkasa Pura 1 (Persero) Bandara Internasional Juanda

(8)

Surabaya. Guna membuka pintu dari penelitian ini maka peneliti mendatangi key informan pertama yaitu Communication and Legal Section Head PT. Angkasa Pura 1 (Persero) Bandara Internasional Juanda Surabaya, Andrias Yustinian.

Selanjutnya untuk mengetahui strategi komunikasi secara lebih mendalam, peneliti juga akan melakukan wawancara dengan Communication Officers untuk mengetahui secara langsung kegiatan sosialisasi di lapangan. Selanjutnya, untuk mengetahui mengenai perancangan strategi komunikasi bersama Top Management, maka peneliti akan melakukan wawancara dengan Shared and Service Department Head. Selanjutnya guna triangulasi, peneliti mewawancarai General Manager, staff divisi komunikasi dan staff Customer Service.

3.6. Jenis Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif sumber data dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumentasi resmi lainnya (Moleong, 2009, p.11). Lofland dan Lofland

menyebutkan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata- kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain- lain. Hal ini mengakibatkan jenis data dalam penelitian kualitatif terbagi menjadi kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik (Moleong, 2009, p.157).

Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam sebuah penelitan yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut Sarwono, sumber data

primer berupa hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan

informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data tersebut dapat

dicatat atau direkam oleh peneliti (Sarwono, 2006, p.209). Peneliti akan

melakukan proses wawancara dengan beberapa karyawan PT. Angkasa Pura 1

(Persero) Bandara Internasional Juanda Surabaya. Selain itu juga akan dilakukan

wawancara terhadap individu yang terkait dengan topik penelitian ini. Sedangkan,

data sekunder adalah data kedua setelah sumber data primer yang diperoleh dari

sumber kedua atau sumber sekunder (Bungin, 2004, p.128). Data sekunder dalam

penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang berisi mengenai perusahaan dan

(9)

strategi komunikasi Public Relations dalam menyosialisasikan terminal baru (T2) Bandara Internasional Juanda Surabaya. Selain itu, data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah dokumentasi perusahaan dan data-data lainnya beserta buku literatur dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini. Guna memperkaya penelitian ini, observasi di lapangan sebagai salah satu sumber data sekunder juga dilakukan oleh peneliti.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data-data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode:

1. In Depth Interview (Wawancara Mendalam)

Moleong menyebutkan bahwa wawancara merupakan alat pengumpulan data yang penting dalam penelitian kualitatif. Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu interviewer (pewawancara) yang mengajukan pertanyaan dan interviewee (terwawancara) yang memberikan jawaban (Moleong, 2009, p.157). Wawancara tatap muka dilakukan sebagai tanya jawab perorangan yaitu pertemuan satu pewawancara dengan responden. Hardjana menyebutkan wawancara tatap muka mengenal dua jenis pedoman wawancara yaitu wawancara penjajakan dan wawancara pendalaman (Hardjana, 2000, p.64-65). Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara mendalam sehingga peneliti dapat menjelaskan hasil observasi lebih jelas guna penelitian.

Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan Public Relations PT.

Angakasa Pura 1 (Persero) Bandara Internasional Juanda Surabaya yang memiliki posisi sebagai Communication and Legal Section Head. Sebagai salah satu key- informan dalam penelitian ini, peneliti menanyakan bagaimana sosialisasi terminal baru (T2) kepada Stakeholders perusahaan dan bagaimana strategi komunikasi guna sosialisasi dapat terbentuk sebagai salah satu cara untuk menyukseskan sosialisasi kali ini.

Dalam wawancara mendalam, biasanya dugunakan wawancara tak

terstruktur karena wawancara dapat berjalan lebih leluasa dan tidak terpaku pada

pertanyaan-pertanyaan baku namun tetap memiliki pedoman wawancara. Mulyana

(10)

menjelaskan bahwa secara garis besar, wawancara terbagi menjadi dua yaitu wawancara tak terstruktur dan wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur mirip dengan percakapan informal, metode ini bertujuan untuk memperoleh bentuk informasi tertentu dari semua responden, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri setiap responden. Wawancara ini bersifat luwes (Mulyana, 2008, p.181-182). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tak terstruktur sehingga dapat menambahkan pertanyaan di sela-sela wawancara namun tetap memperhatikan batasan topik penelitian berdasarkan pedoman wawancara. Pawito menjelaskan bahwa pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi sekedar garis besar mengenai data atau informasi apa yang ingin didapatkan dari informan yang nantinya dapat dikembangkan dengan memperhatikan perkembangan, konteks dan situasi wawancara (Pawito, 2009, p.133).

2. Dokumentasi

Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen eksternal.

Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri, termasuk didalamnya laporan rapat, keputusan pemimpin kantor dan semacamnya.

Dokumen demikian dapat menyajikan informasi mengenai keadaan, aturan, disiplin dan dapat memberikan petunjuk tentang gaya kepemimpinan (Moleong, 2009, p.219). Dokumen internal didapatkan peneliti dari PT. Angkasa Pura 1 (Persero) Bandara Internasional Juanda Surabaya, dimana data-data yang diperoleh seperti Press Release, Laporan Kegiatan dan lain-lain.

Dokumen eksternal adalah dokumen dimana isinya bahan-bahan informasi

yang dihasilkan oleh lembaga sosial misalnya: majalah, buletin, pernyataan dan

berita yang disiarkan oleh media massa. Dokumen eksternal ini dapat

dimanfaatkan untuk menelaah konteks sosial, kepemimpinan dan lain-lain

(Moleong, 2009, p.219). Peneliti mendapatkan dokumen eksternal dari sumber di

luar perusahaan. Peneliti mendapatkan dokumen eksternal dari media massa baik

online maupun cetak serta menggunakan dokumentasi untuk melengkapi data

sembari melihat aktivitas yang telah terjadi dan dilakukan oleh PT. Angkasa Pura

1 (Persero) Bandara Internasional Juanda Surabaya.

(11)

3. Oberservasi

Observasi dilakukan pada tahap awal penelitian, dimana peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Setelah itu peneliti mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan (Sarwono, 2006, p.224).

Menurut Nasution (1988), observasi merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan. Sanafiah Faisal (1990) menyebutkan terdapat beberapa macam observasi yaitu: observasi berpartisipasi, observasi yang secara terang-terangan dan tersamar dan observasi yang tak berstruktur (Sugiyono, 2009, p.226). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non-partisipatif, dimana peneliti tidak ikut melakukan kegiatan sehari-hari orang yang diamati.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data di lapangan model Miles dan Huberman, dimana analisis dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data pada periode tertentu. Miles dan Huberman (1984) mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus hingga tuntas sehingga datanya sudah jenuh (Sugiyono, 2009, p.246).

Komponen yang terdapat dalam teknik analisis data ini terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah sebuah kegiatan dimana peneliti akan merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting

serta mencari tema dan polanya. Tahapan ini akan diawali oleh peneliti

dengan mengelompokkan, mengedit dan meringkas data hasil wawancara

dengan key informan dan informan kemudian dilanjutkan dengan

menyusun kode dan catatan atau memo mengenai berbagai macam hal

yang berkaitan dengan penelitian. Selanjutnya peneliti mulai menyusun

rancangan konsep-konsep serta penjelasan yang berkaitan dengan tema,

pola atau kelompok yang bersangkutan yakni strategi komunikasi dalam

hal sosialisasi terminal baru (T2) Bandara Internasional Juanda Surabaya.

(12)

2. Data Display (Penyajian Data)

Data ini disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman (1984) penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Peneliti akan menyajikan data dalam bentuk lampiran transkrip wawancara, foto-foto (dokumentasi), bagan strategi komunikasi perusahaan dan uraian mengenai hasil temuan data.

3. Conclusion Drawing (Penarikan dan Pengujian Kesimpulan (Verifikasi)) Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada pengambilan data pada tahap berikutnya. Kesimpulan ini sebagai hipotesis dan bila didukung oleh data yang dapat menjadi teori. Peneliti akan menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai media, tujuan serta hambatan dari strategi komunikasi dalam hal sosialisasi terminal baru (T2) Bandara Internasional Juanda Surabaya (Sugiyono, 2009, p.246-253)

3.9 Uji Keabsahan Data

Triangulasi merupakan pengujian kredibiltas yang berarti pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, teknik pengumpulan data dan waktu (Sugiyono, 2009, p.273). Selain itu menurut Wiersma: “Triangulation is qualitative cross- validation. It assesses the sufficiency the data according to convergence of

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Penarikan

Kesimpulan Verifikasi

Bagan 3.1. Analisis Data di Lapangan Model Interaktif Miles dan Huberman

Sumber: Sugiyono, 2009

(13)

multiple data source of multiple data collection procedure” dimana dalam pengujian kredibilitas triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Denzin (1978) membedakan triangulasi menjadi empat macam sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori (Moleong, 2009, p.330).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber dan teori. Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber yang berbeda (Sugiyono, 2009, p.274). Selain itu peneliti juga menggunakan teknik triangulasi teori, hal ini dikarenakan menurut Lincoln dan Guba fakta tidak dapat diperiksa kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Sehingga hal ini dapat dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang mengarahkan pada upaya penemuan penelitian lainnya (Moleong, 2009, p.331-332).

1. Triangulasi Sumber

Tringulasi ini digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dengan berbagai sumber (Sugiyono, 2008, p.274). Penggunaan teknik triangulasi ini dapat dicapai dengan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

Dalam penelitian ini hasil pengamatan akan dibandingkan dengan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap key informan ataupun informan.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

Penelitian ini tidak membandingkan apa yang dikemukakan didepan umum karena keterbatasan peneliti yang tidak mengikuti setiap rangkaian kegiatan sosialisasi terminal baru (T2) Bandara Internasional Juanda Surabaya.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

(14)

Peneliti melakukan wawancara dengan key informan dan informan beberapa kali. Konsistensi dari jawaban key informan maupun informan tersebut yang akan dilihat sebagai triangulasi.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan atau pemerintah.

Peneliti melihat pernyataan dari perspektif Public Relations PT.

Angkasa Pura 1 (Pesero) Bandara Internasional Juanda Surabaya yang menyosialisasikan terminal baru (T2) dengan penumpang terminal baru (T2).

e. Membandingkan hasil wawancara dengan sisi suatu dokumen yang berkaitan

Berdasarkan dokumen yang didapatkan oleh peneliti selanjutnya dibandingkan dengan hasil wawancara baik dengan key informan maupun informan terhadap suatu hal yang dibandingkan (Moleong, 2009, p.330).

2. Triangulasi Teori

Triangulasi ini dikenal pula sebagai penjelasan banding (rival explanation). Apabila analisis telah menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis maka penting sekali untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Hal ini dapat dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainnya guna mengorganisasikan data yang mungkin mengarahkan pada upaya penemuan penelitian lainnya.

Secara logika dapat dilakukan dengan memikirkan kemungkinan logis

lainnya dan kemudian melihat apakah kemungkinan-kemungkinan itu dapat

ditunjang oleh data. Jika peneliti membandingkan hipotesis kerja pembanding

dengan penjelasan pembanding, bukan berarti peneliti menguji atau

meniadakan alternatif itu. Justru peneliti mencari data penunjang alternatif

dari penjelasan tersebut. Melaporkan hasil penelitian disertai penjelasan

sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya, jelas akan menimbulkan derajat

kepercayaan dari data yang diperoleh (Moleong, 2009, p.331-332.)

Referensi

Dokumen terkait

Aktifitas yang dilakukan pengguna sistem adalah mencari layanan informasi kesehatan, melihat daftar dokter, kamar, fasilitas berdasarkan rumah sakit rujukan,

diharuskan untuk menggunakan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Ketika kondisi lingkungan berubah dan persaingan semakin

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan formulasi yang optimal untuk pembuatan margarin dari campuran minyak kedelai, mentega putih (shortening)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam program fasilitasi pemberdayaan masyarakat (PRODAMAS) di RT: 01 RW:05 Kelurahan Bujel

Dari latar belakang atau masalah kenaikan harga yang sering dihadapi oleh setiap Negara baik Negara berkembang maupun Negara maju, bahkan di Kota Manado pun tidak

Tujuan penelitian ini adatujuan penelitian ini adalah untuk menyusun laporan arus kas pada perusahaan Cv Mitra Usahabersama dan akan dibandingkan kedua metode

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Trunojo Madura melalu artikel populernya mencoba untuk menginformasikan pengalaman- pengalamannya, membujuk pembaca buku ini agar

Prokem atau bahasa okem merupakan variasi bahasa slang yang dalam pembentukan katanya biasa menambah satu kata dasar dengan sebuah awalan atau akhiran, membalikkan susunan kata