• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERGESERAN TERJEMAHAN BAHASA MANDARIN-INDONESIA PADA FILM AFTERSHOCK SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERGESERAN TERJEMAHAN BAHASA MANDARIN-INDONESIA PADA FILM AFTERSHOCK SKRIPSI"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERGESERAN TERJEMAHAN BAHASA MANDARIN-INDONESIA PADA FILM AFTERSHOCK

《唐山大地震》电影翻电电电分析

“Tángsh ān dà dìzhèn” diànyǐng fānyì zhuǎnhuàn fēnxī

SKRIPSI

OLEH:

REJA APRILLA BRAHMANA 140710043

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

(2)

Lembar Pengesahan

ANALISIS PERGESERAN TERJEMAHAN BAHASA MANDARIN- INDONESIA PADA FILM AFTERSHOCK

《唐山大地震》电影翻电电电分析

“Tángsh ān dà dìzhèn” diànyǐng fānyì zhuǎnhuàn fēnxī

SKRIPSI SARJANA OLEH:

REJA APRILLA BRAHMANA 140710043

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana ilmu budaya dan telah disetujui:

Medan, 5 juni 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rudy Sofyan, S.S.,M.Hum T. Kasa Rullah Adha,S.S.,MTCSOL NIP197211132005011010 NIP 199006252018031001

PROGRAM STUDI SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PENGESAHAN

Diterima Oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Sastra Dalam Bidang Ilmu Sastra Cina Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Pada

Tanggal : 05 Juni 2018

Hari : Selasa

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.S NIP 196008051987031001

Panitia Ujian

No. Penguji Tanda Tangan

1. Dr. Rudy Sofyan,S.S.,M.Hum ...

2. T. Kasa Rullah Adha,S.S.,MTCSOL ...

3. Mhd. Pujiono,M.Hum.,Ph.D ...

4. Niza Ayuningtias,S.S.,MTCSOL ...

(4)

Disetujui Oleh

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

(5)

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahun saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

(6)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Analisis Pergeseran Terjemahan Bahasa Mandarin-

Indonesia pada Film Aftershock《唐山大地震 Tángsh ān Dàdìzhèn》. Tujuan

penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis pergeseran terjemahan

subtitle film Aftershock dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia. Metode yang

digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data berupa satuan lingual kata, frasa, klausa dalam bentuk narasi. Data dianalisis berdasarkan pergeseran terjemahan menurut Catford yakni category shift.Dari 40 data terdiri atas unit shift sebanyak 16 data (40%), structure shift sebanyak 10 data (25%), class

shiftsebanyak 8 data (20%), dan intra system shift sebanyak 6 data (15%). Bentuk

pergeseran terjemahan paling dominan pada film Aftrershock adalah unit shift dengan bentuk frasa ke kata yang disebut dengan down rank

shift(40%).Pergeseran itu terjadi disebabkan karena adanya pengaruh teknik

dalam penerjemahan. Teknik penerjemahan yang dimaksudkan ialah seperti pengurangan. Sehingga mengakibatkan pergeseran peringkat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.Meskipun demikian, penggunaan teknik pengurangan pada proses penerjemahan subtitle ini tidak mengubah makna bahasa sumber.

Pengurangan justru dilakukan untuk menjaga kealamiahan (naturalisasi) pada bahasa sasaran.

Kata kunci: pergeseran terjemahan, bahasa Mandarin, bahasa Indonesia, film

(7)

ABSTRACT

The title of this research is An Analysis Translation Shift of The Subtitle of

Aftershock Film. It is aimed to describe and analyze translation shift of the

subtitle of aftershock film from mandarin to indonesia. This research used the translation shift theory of Catford. This study used descriptive qualitative method.

The data are linguistic units in the form of words, phrases, and sentences. The data were analyzed by usingcategory of translation shift of Catford. Based on the result, this study obtained 40 data. These data involved 16 (40%) data of unit shift, 10 (25%) data of structure shift, 8 (20%) data of class shift, and 6 (15%) data of intra system shift. the most dominant of translation shift form in aftershock film was unit shift with phrase formation become words which is called by down rank shift (40%). The shift was caused by the effect of translation technique, such as reducing. Thus, it caused the change of translation level from source language into target language. Nevertheless, the used of reducing technique did not change the meaning of source language in subtitle translation process. The reducing precisely was done in order to keep the naturalness of the target language.

Keyword: translation shift, mandarin, indonesia, film

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya Saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Analisis Pergeseran Terjemahan Bahasa Mandarin-Indonesia pada Film Aftershock”. Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Departemen Sastra Cina

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam bidang Sastra Cina.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan, dan sumbang saran. Oleh karena itu pada kesempatan ini Saya dengan segenap hati ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Mhd Pujiono, M. Hum., PhD. selaku Ketua Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara, yang mana selama ini memberikan banyak saran, nasehat dan arahan selama proses penelitian ini.

3. Ibu Niza Ayuningtias, SS., MTCSOL selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara Medan sekaligus Dosen Penguji yang telah memberikan saran serta kritikan terhadap penelitian ini agar lebih baik.

(9)

4. Bapak Dr.Rudy Sofyan, SS., M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya dalam mendukung dan membimbing Sayadari awal hingga tahap akhir penyelesaian penelitian ini.Tidak ada kata yang dapat mewakili rasa terima kasih kepada beliau karena memberikan keluangan waktu serta masukan dan arahan dalam penelitian ini agar layak dijadikan penelitian skripsi.

5. BapakT. Kasa Rullah Adha, SS., MTCSOL selaku Dosen Pembimbing II yang selama ini banyak membantu penulis dalam belajar Bahasa Mandarin dan membimbing Saya dengan keluangan waktunya dalam penyusunan skripsi dalam Bahasa Mandarin, serta nasehat dan pengalaman yang diberikan sangat memacu semangat dalam menyelesaikan penelitian ini hingga akhir.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.

7. Dosen Tiongkok Bapak Cheng Hao Bing, M. A., Bapak Yu Hao Ming, M.

A., Ibu Ye Fang Ting, M. A, dan Ibu Wang Tian Tian yang telah membantu Saya dalam mengenalkan budaya Tiongkok yang merupakan suatu pengetahuan yang berguna.

8. Ayahanda Eddy Brahmana dan Ibunda Suriati Br Kaban yang telah mendidik Saya dari kecil hingga sekarang serta tiada henti-hentinya mendukung dan menasehati agar menjadi anak yang berguna bagi sesama.

Ucapan terima kasih juga Saya hanturkan untuk kakak tertua Dini Sri

(10)

Ninta Brahmana, S.Pd dan adik-adik Harkat Surana Brahmana, Hanasta Putri Brahmana yang senantiasa memberikan nasihat serta semangat kepada Saya.

9. Kepada sahabat dan teman-teman terdekat Saya Meyrani, Venezia, Ester Anzelina, Lela Ferida, adik stambuk Dwi Adyla, Mayura, Yolanda Febrina.

Kepada seluruh teman-teman Stambuk 2014 dan adik-adik Stambuk 2015, 2016, 2017 yang selama ini menjadi keluarga Saya di Program Studi Sastra Cina.

Dengan segala kerendahan hati, Saya menyadari bahwa skripsi yang disajikan masih sangat mendasar. Oleh sebab itu, Saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dalam meningkatkan kedalaman materi kajian dan analisisnya.

Akhirnya Saya mengharapkan agar nantinya skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak di kemudian hari.

(11)

This work is dedicated to my beloved parents.

Thank you for giving me so much love all these years.

I love you both, always.

(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

LEMBAR PERNYATAAN...iii

ABSTRAK...iv

PRAKATA...vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTARSINGKATAN...xii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...11

1.3 Batasan Masalah...11

1.4 Tujuan Penelitian...12

1.5 Manfaat Penelitian...12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...14

2.1 Konsep...14

2.1.1 Pergeseran...14

2.1.2 Terjemahan...14

2.1.3 Subtitle...15

2.1.3.1 Intralinguistik...16

(13)

2.1.4 Film Aftershock...18

2.2 Landasan Teori...20

2.2.1 Pergeseran Tingkat (Level Shift)...20

2.2.2 Pergeseran Kategori (Category Shift)...21

2.3 Tinjauan Pustaka...25

2.3.1 Kajian Terdahulu...25

BAB III METODE PENELITIAN...30

3.1 Jenis Penelitian...30

3.2 Data dan Sumber Data...30

3.2.1 Data...30

3.2.2 Sumber Data...31

3.3 Metode Pengumpulan Data...31

3.4 Instrumen Penelitian...31

3.5 Metode Analisis Data...32

3.6 Uji Keabsahan Data...34

3.6.1 Pemilihan Teks/Subtitle...35

3.6.2 Objek Penelitian...36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...37

4.1 Hasil...37

4.2 Pembahasan...40

4.2.1 Bentuk Pergeseran Terjemahan pada Subtitle Film Aftershock...40

4.2.1.1 Unit Shift...40

4.2.1.2Structure Shift...46

(14)

4.2.1.3Class Shift... 50

4.2.1.4 Intra System Shift...55

4.2.2 Bentuk Pergeseran Terjemahan yang Dominan pada Subtitle Film

Aftershock...60

BAB V PENUTUP...64

5.1 Kesimpulan...64

5.2 Saran...65

DAFTAR PUSTAKA...67

LAMPIRAN...70

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Data serta Persentase Jenis Pergeseran Terjemahan Tabel 4.2 Pergeseran Unit Shift

Tabel 4.3 Pergeseran Structure Shift Tabel 4.4 Pergeseran Class Shift Tabel 4.5 Pergeseran Intra System Shift

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1Unit Shift (Down Rank Shift) Gambar 4.2Unit Shift (Up Rank Shift) Gambar 4.3Structure Shift

Gambar 4.4Structure Shift Gambar 4.5Class Shift Gambar 4.6Class Shift

Gambar 4.7 Intra System Shift

(17)

DAFTAR SINGKATAN

Bsu : Bahasa Sumber Bsa : Bahasa Sasaran

SPOK : Subjek Predikat Objek Keterangan KSPO : Keterangan Subjek Predikat Objek MD : Menerangkan Diterangkan

DM : Diterangkan Menerangkan

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah buah tangan karya manusia. Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Tanpa bahasa kita tidak akan dapat berkomunikasi dengan mudah. Bahasa juga mempermudah kita untuk menyampaikan maksud dan tujuan kita. Fungsi bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia. Oleh karena itu, bahasa tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa. Menurut Kridalaksana (2008:24) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Sejalan dengan definisi bahasa di atas, bahasa memiliki beberapa ciri atau sifat antara lain adalah 1) bahasa adalah sebuah sistem, 2) bahasa itu berwujud lambang, 3) bahasa itu berupa bunyi, 4) bahasa itu bersifat arbitrer, 5) bahasa itu bermakna, 6) bahasa itu bersifat konvensional, 7) bahasa itu bersifat unik, 8) bahasa itu bersifat universal, 9) bahasa itu bersifat produktif, 10) bahasa itu bervariasi, 11) bahasa itu bersifat dinamis, 12) bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, dan 13) bahasa itu merupakan identitas penuturnya.

Karena bahasa itu bersifat produktif dan dinamis sebagai alat interaksi, maka bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti setiap aktifitas manusia. Mulai saat bangun pagi sampai jauh malam waktu beristirahat, manusia

(19)

hakikatnya ia masih juga memakai bahasa, karena bahasa ialah alat yang dipakainya untuk membentuk pikiran dan perasaannya, keinginan dan perbuatan- perbuatan; alat yang dipakainya untuk mempengaruhi dan dipengaruhi, dan bahasa menjadi dasar yang menyatakan bahwa manusia adalah mahluk Tuhan yang berbahasa, yang membedakannya dengan mahluk hidup lainnya. Menurut Samsuri (1981:4) bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian, yang baik maupun yang buruk; tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa; tanda yang jelas dari budi kemanusiaan yang menunjukkan identitas penuturnya.

Bahasa memberikan warisan biologis kepada manusia serta memberikan pula garis kelangsungan lain, yang menyebabkan timbulnya kebudayaan dan akumulasi ilmu pengetahuan. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, tidak hanya dari segi fisik, yang mampu berpikir dengan baik. Manusia memiliki akal yang bisa menciptakan serta meniru sesuatu. Bahasa diangggap sebagai sesuatu yang umum dan biasa saja, namun memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Bahasa menjadi tempat pelarian ketika kesunyian, bila hati bertempur melawan kehidupan ini, dan bila rasa pikiran menjelajahi soal-soal kehidupan, bahkan kehidupan yang hanya tampak di dalam angan-angan saja; dan pertarungan atau penjelajahan itu diselesaikan dan dituangkan di dalam monolog seorang penyair atau di dalam buku harian seorang pemikir.

Selain itu, pengertian bahasa juga diungkapkan oleh Keraf (1971:1) bahwa bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang mengatakan bahwa

(20)

bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Ada yang mengatakan bahwa dua orang atau pihak tertentu dapat mengadakan komunikasi dengan menggunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks dari yang dapat diperoleh dengan menggunakan media tersebut. Dewasa ini sangat sulit bagi kita untuk membayangkan asal dan perkembangan kebudayaan manusia yang begitu kompleks tanpa bahasa.

Di dunia ini terdapat berbagai jenis bahasa. Setiap kelompok masyarakat pasti memiliki bahasa sendiri. Besarnya ragam bahasa juga menimbulkan besarnya ragam budaya. Ada bahasa yang lebih menonjol dan ada budaya yang lebih popular dan mempengaruhi budaya dan bahasa lainnya. Dengan demikian, minat masyarakat terhadap bahasa yang menonjol tersebut meningkat setiap tahunnya, sehingga masyarakat mempelajari bahasa tersebut. Bahasa Mandarin adalah salah satu bahasa yang populer dan diakui sebagai bahasa resmi PBB setelah bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Arab dan bahasa lainnya. Bahasa Mandarin adalah bahasa nasional atau bahasa resmi Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Bahasa Mandarin adalah bahasa internasional dengan jumlah penutur nomor dua setelah bahasa Inggris. Bahasa Mandarin termasuk dalam kategori bahasa dengan tingkat kesulitan tinggi, karena bahasa Mandarin memiliki banyak komponen struktur. Hal tersebut membuat pembelajar bahasa Mandarin harus berusaha keras untuk menguasai bahasa tersebut.

Dalam bahasa tulisan (written language), bahasa Mandarin memiliki dua

(21)

(simplified). Aksara kuno biasa disebut traditional Chinese yang masih digunakan di negara-negara seperti Taiwan dan Hong Kong. Sedangkan aksara sederhana atau simplified Chinese sudah lebih banyak digunakan sejak dikembangkan oleh pemerintah RRT pada tahun 1950. Setiap bahasa memiliki tingkat kesulitan tersendiri, seperti yang disebutkan sebelumnya, sehingga ada sebagian orang yang mudah mempelajarinya dan ada juga yang sulit mempelajarinya. Manusia memiliki keterbatasan kemampuan berbahasa sehingga tidak mungkin mampu menguasai seluruh bahasa yang ada.

Tingginya ragam bahasa tentu menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi antar bahasa. Untuk menjembatani komunikasi antar dua bahasa yang berbeda dibutuhkanperanan terjemahan. Terjemahan adalah kegiatan menulis ulang teks sumber (ST) dalam bahasa lain dan setiap aktivitas menulis berkaitan dengan ide.

Setiap ide mengandung pesan diwujudkan dalam bentuk klausa, dan setiap klausa mempunyai suatu pesan (Sofyan & Bahagia, 2017:46). Selain itu, Larson (1984:7) menyebutkan bahwa terjemahan adalah mengubah suatu bentuk bahasa (bahasa sumber) menjadi bentuk bahasa lain (bahasa sasaran). Bentuk lain yang dimaksudkan yaitu bentuk bahasa sasaran. Bahasa sumber (Bsu) adalah bahasa asal terjemahan. Bahasa sasaran (Bsa) adalah bahasa yang dijadikan target atau bahasa luaran produk penerjemahan. Terjemahan pada hakikatnya adalah perubahan bentuk bahasa. Bentuk bahasa yang dimaksudkan mengacu pada kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan seterusnya. Larson (1984) selanjutnya menambahkan bahwa dalam memperoleh terjemahan yang terbaik, terjemahan haruslah (a) memakai bentuk-bentuk bahasa sasaran yang wajar, (b)

(22)

mengkomunikasikan sebanyak mungkin makna bahasa sumber, sebagaimana yang dimaksudkan oleh penulis bahasa sumber tersebut, dan (c) mempertahankan dinamika teks bahasa sumber, yaitu kesan yang diperoleh penutur asli bahasa sumber atau respon yang diberikannya harus sama dengan kesan dan respon penutur bahasa sasaran ketika membaca atau mendengar teks terjemahan.

Terjemahan berperan penting dalamhubungan ekonomi, politik, dan budaya antar bangsa. Melalui terjemahan, perbedaan budaya dan pandangan dapat dimaklumi dan diketahui.

Perbedaan budaya sering menjadi masalah dalam penerjemahan ketika budaya penerjemah mempengaruhi hasil terjemahannya. Dengan demikian, seorang penerjemah memerlukan pengetahuan dan wawasan yang luas yang tidak hanya mencakup aspek pengetahuan linguistik Bsu dan Bsa tetapi juga harus memahami budaya penutur kedua bahasa tersebut. Jika penerjemah menguasai kedua budaya dengan baik maka pengalihan isi pesan dan makna dari Bsu ke Bsa dapat dilakukan secara tepat, wajar, dan luwes. Pemahaman konten budaya dengan baik akan membantu penerjemah menemukan solusi terbaik atas kesulitan penerjemahan yang dihadapinya. Adanya kesulitan dalam menemukan padanan budaya ataupun padanan lainnya dalam penerjemahan menyebabkan terjadinya pergeseran terjemahan yaitu adanya peralihan atau perubahan bentuk maupun makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Pergeseran terjemahan terjadi dikarenakan tidak ditemukannya kata yang sepadan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Hal ini dapat dipahami karena perbedaan budaya atau perbedaan

(23)

Di era kehidupan teknologi ini, budaya dan bahasa menjadi tidak terbatas

(borderless). Bidang kajian terjemahan juga meluas dan produknya bukan hanya

buku dan/atau dokumen seperti sertifikat, surat kontrak, artikel jurnal, berita dan lainnya, namun juga sudah memasuki ranah media elektronik sepertigame, iklan, sinetron, berita daring (online) dan film. Penerjemahan media elektronik juga tidak terlepas dari budaya. Penerjemahan film misalnya, sarat dengan konteks budaya. Agar makna dan budaya bahasa sumber dapat tersampaikan dengan baik dan benar dalam budaya bahasa sasaran, maka penerjemahan film menghadapi kendala tersendiri. Disamping itu, penerjemahan film sangat dibatasi oleh durasi waktu dan panjangnya kalimat. Karena keterbatasannya penerjemahan film dibagi dalam kategorisubtitling dan dubbing. Subtitling berhubungan dengan terjemahan berupa teks yang ditempatkan pada bagian bawah layar sepanjang maksimal dua baris sedangkan dubbing adalah hasil terjemahan suara (audio) yakni suara dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yang biasa juga disebut sulih suara.

Film merupakan media hiburan yang banyak diminati sehingga penyebaran film juga menjadi tidak terbatas.Mudahnya menonton/mendapatkan film berbahasa asing menjadi pemicu meningkatnya penerjemahan film. Seiring dengan perkembangan teknologi, proses penerjemahan film dapat dilakukan dengan mudah menggunakan mesin penerjemah. Namun demikian, penerjemahan mesin hasilnya kurang baik karena penerjemahan mesin hanya mencari padanan leksikal tanpa memperhatikan konteks dan budaya. Meskipun hasilnya belum optimal, banyak kalangan menggunakan mesin penerjemah dalam menerjemahkan

(24)

film karena durasi tayang film yang sangat singkat. Penerjemahan film yang lama akan membuat film tersebut usang dan tidak ditonton lagi.

Penerjemahan film (subtitling) sangat populer meski bukan pekerjaan yang mudah.Hidayatullah (2011 dalam Ikhwan, 2017) menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat subtitle seperti (1) memperhatikan waktupemunculan subtitle yang didasarkan pada time code (ukuran waktu dalam hh:mm:ss,ms) h=hour/jam; m=minute/menit; s=second/detik;

ms=millisecond/milidetik,(2) waktu pemunculan subtitleyang singkat berkisar antara 2-7 detik, (3) subtitle maksimal terdiri dari dua baris, (4) posisi penayangan

subtitle berada dibagian tengah dibawah layar, (5) satu baris subtitleterdiri dari

maksimum 35 karakter, termasuk spasi dan tanda baca. Dengan demikian penerjemahan film membutuhkan kemampuan yang lebih tinggi dengan teknik terjemahan yang khusus untuk menghasilkan terjemahan yang sepadan sesuai dengan konteks budaya kepada penonton.

Penerjemahan film menjadi kajian yang menarik, Penulis mencermati penerjemahan film Mandarin yang sarat dengan konten budaya. Menurut penulis terdapat banyak pergeseran dalam penerjemahan film khususnya penerjemahan film berbahasa Mandarin. Penulis mengamati terjemahan beberapa film Mandarin.

Film Aftershock merupakan film bahasa Mandarinyang banyak mengalami pergeseran dalam penerjemahan bahkan terdapat kesalahan dalam penerjemahan.

Hal tersebut mungkin terjadi karena penerjemah menggunakan mesin terjemahan sejenis google yang berbasis makna leksikal tanpa mempertimbangkan struktur dan budaya pada bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran.

(25)

Aftershock atau Aftershocks adalah sebuah film drama-sejarahRepublik

Rakyat Tiongkok yang berjudul asli《唐山大地震 Tángsh

ān Dàdìzhèn》. Dirilis

pada 22 Juli2010 sebagai kontribusi ulang tahun ke-32 di gempa bumi Tangshan 1976. Film ini disutradarai oleh Feng Xiaogang dan pemainnya antara lain adalah

Xu Fan, Zhang Guoqiang, Zhang Jingchu,

danLi Chen.

FilmAftershocksmenceritakan tentang sebuah keluarga yang hidup di Tangshan, China. Da Qiang, Yuan Ni, Fang Deng, dan Fang Da. Sebelum terjadi gempa besar di Tangshan terdapat beberapa kejadian aneh di kota tersebut. Pada siang hari sangat banyak capung terbang-terbang seakan capung itu ingin pergi dari kota

Tangshan. Gempa bumi terjadi pada malam hari ketika masyarakat ingin istirahat

(tidur) di rumah. Pada saat itulah kota Tangshan menjadi hancur dalam sekejap.

Semua gedung hancur akibat gempa dan banyak menelan korban. Setelah evakuasi, Da Qiang pun meninggal. Yuan Ni yang masih hidup mencari kedua anaknya, Fang Deng dan Fang Da.

Beberapa saat mencari, anaknya ditemukan di bawah tumpukan beton yang hancur akibat gempa besar itu. Pada saat itu kedua anaknya berada ditempat yang berbeda sisi, yang mana Yuan Ni harus memilih salah satu anaknya yang akan diselamatkan. Dengan berat hati Yuan Ni memilih Fang Da yang akan diselamatkan. Namun, tanpa sepengetahuan Yuan Ni,Fang Deng anak perempuannya ternyata masih hidup. Lalu Fang Deng diadopsi oleh salah satu tentara Cina. Seiring berjalan waktu, 32 tahun kemudian secara tak terduga Fang

Deng bertemu kembali dengan ibu dan adik laki-lakinya. Mereka bertemu

(26)

laki-lakinya, Fang Da.Kemudian Fang Da membawa Fang Deng ke rumah untuk bertemu ibunya. Ketika sampai di rumah, ibunya terdiam. Dia bersedih, Fang

Deng tidak memikirkan dirinya. Karena selama 32 tahun Fang Deng tidak penah

sekali pun berniat untuk menjenguk ibunya ke Tangshan. Ketika bertemu, Yuan

Ni memeluk Fang Deng sebagai tanda kerinduannya dan kemudian ia meminta

maaf kepada anaknya, karena ia harus memilih Fang Da untuk diselamatkan saat kejadian itu. Setelah mereka bertemu dan mengetahui bahwa anaknya masih hidup, Yuan Ni mengajak Fang Deng mengunjungi makam ayah dan makam dirinya untuk dibuka. Tetapi karena rasa bersalah Fang Deng, ia tidak ingin makamnya dibuka. Karena kemana pun ia pergi, Tangshan ialah tempatnya kembali. Ia sadar bahwa selama ini ia sangat tidak memikirkan hati ibunya yang selalu mengkhawatirkannya selama 32 tahun.

Berdasarkan survei IMDb (Internet Movie Database), film Aftershock ini mendapat rating skor 7,6/10 pada penilaian ratting film. Film Aftershock mendapat skor 7,6 dari 10 vote rating tertinggi atau sekitar 7.778 vote. Dalam

subtitle film Aftershock penulis melihat beberapa terjemahannya mengalami

kesalahan dalam penerjemahan serta pergeseran, seperti pada contoh berikut ini:

1a (Bsu): 电你电电的新电包。

( Gěi nǐmen mài de xīn shūbāo)

1b (Bsa): aku membeli dua tas buku baru untuk mu.

Sumber data : Aftershock (00:08:21,49200:08:22,693)

(27)

Pada contoh kalimat 1a di atas terdapat kesalahan dalam menerjemahkan 新 电包

xīn shūbāo. Secara leksikal, 新xīn artinya baru, sedangkan 电包shūbāo

artinya tas. Namun pada kalimat 1b bahasa sasaran, 电包

shūbāo diterjemahkan

menjadi tas buku. 电

shū memang memiliki arti buku, tetapi apabila kata 电shū

digabung dengan 包

bāo menjadi 电包shūbāo maka artinya bukan lagi buku

melainkan tas. Secara harfiah makna 电sh

ū (buku)dan包bāo (bungkus) dapat

diartikan sebagai “bungkus buku”, namun jika kata 电

shū digabung dengan kata

bāo menjadi 电包shūbāo maka artinya adalah tas (satu kata), bukan tas buku

(dua kata). Dari terjemahan kalimat 1a terlihat bahwa ada kesalahan penerjemahan kata bahasa sumber ke bahasa sasaran. Pada terjemahan kalimat 1a, pemisahan kata 电包

shūbāo menjadi dua kata yaitu 电shū dan 包bāo. Penerjemah kemudian

menerjemahkan kata电

shū menjadi “buku” dan kata 包bāo menjadi bungkus. Jika

kedua kata tersebut digabung menjadi 电包shūbāo maka artinya adalah “tas”. Hal ini mungkin terjadi karena penerjemah menggunakan mesin terjemahan sejenis

google yang berbasis makna leksikal. Selain itu, contoh kalimat 1a di atas terdapat

pergeseran terjemahan, yakni structure shift.Structure shift terdapat pada kata 新 电包

xīn shūbāo yang artinya tas baru. 新xīn artinya baru dan 电包shūbāo artinya

tas.

(28)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk pergeseran terjemahan pada Film Aftershock《唐山大 地震Tángsh

ān Dàdìzhèn

2. Bentuk pergeseran manakah yang paling dominan pada Film Aftershock《唐 山大地震

》.

Tángsh ān Dàdìzhèn

1.3 Batasan Masalah

》.

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas maka perlu pembatasan masalah. Catford (1965:20) menegaskan bahwa dalam penerjemahan terjadi pergeseran. Konsep pergeseran dalam penerjemahan dapat dilihat dari dua perspektif yang berbeda; 1) terjemahan sebagai produk dan 2) terjemahan sebagai suatu proses. Catford (1965:73-82) membedakan pergeseran dalam dua jenis sebagai berikut:

1. Level Shift adalah pergeseran level linguistik dari satu struktur kepada

struktur lain, misalnya suatu unsur gramatika yang tidak termasuk kata, diterjemahkan sebagai unsur kata pada bahasa sasaran.

Contoh :

2a (Bsu): John has stopped smoking.

2b (Bsa): John sudah berhenti merokok.

(29)

Penanda gramatika “present perfect tense” yakni “has” dalam bahasa Inggris yang tidak memiliki makna tersendiri bergeser menjadi kata (leksis) dan diterjemahkan menjadi “sudah” dalam bahasa Indonesia.

2. Category Shift adalahsuatu istilah yang mengacu pada pergeseran yang

mencakup (1) structure shift, (2)class shift, (3) unit shift, dan (4) intra-system shift.

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah hanya pada category shift.

1.4. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang dijabarkan, maka penelitian ini akan menjelaskan dan mendeskripikan uraian tentang:

1. Bentuk pergeseran terjemahan pada subtitle Film Aftershock 《 唐 山 大 地 震Tángsh

ān Dàdìzhèn

2. Bentuk pergeseran yang paling dominan pada subtitle Film Aftershock《唐山 大地震

》.

Tángshān Dàdìzhèn

1.5. Manfaat Penelitian

》.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis:

1. Menambah pengetahuan bidang linguistik, khususnya kajian penerjemahansubtitle film bahasa Mandarin.

2. Agar penerjemah mempertimbangkan terjemahan subtitle dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran khususnya dari kata ke frasa atau

(30)

sebaliknya, frasa ke klausa atau sebaliknya, klausa ke kalimat atau sebaliknya.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini agar penerjemah dapat menghasilkan produk terjemahan berupa subtitle yang baik khususnya dalam film bahasa Mandarin.

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

2.1.1 Pergeseran

Pergeseran berasal dari kata dasar geser yang berarti berpindah atau bergerak dari tempat satu ke tempat yang lain. Maka arti dari pergeseran adalah perubahan, pergerakan atau perpindahan pada suatu tatanan dan struktur.Dengan adanya perbedaan aturan dan bentuk untuk mengungkapkan makna di antara berbagai bahasa, maka terlihat adanya pergeseran yang terjadi dalam terjemahan.

2.1.2 Terjemahan

Bahasa dan penerjemahan memiliki keterkaitan yang erat dan tak terpisahkan. Penguasaan bahasa dalam menerjemahkan merupakan syarat mutlak, perlu sekali penerjemah memahami aspek-aspek kebahasaan yang paling dasar yaitu, bahasa sumber, bahasa sasaran, dan ragam bahasa. Hal yang sama juga di kemukakan oleh Catford (1965:26) mendefinisikan terjemahan sebagai penggantian bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran. Tetapi, sangat tidak mudah untuk memindahkan makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran tanpa ditambah atau dikurangi karena adanya perbedaan budaya dan struktur di dalam setiap bahasa. Oleh karena itu, Vinay (1995 dalam Simatupang, 1999:3) dalam menerjemahkan selalu saja ada sesuatu yang hilang, yang berarti suatu penerjemahan tidak selalu bisa sama persis

(32)

dengan bahasa sumber. Dengan kata lain, akan selalu terjadi pergeseran. Setiap bahasa memiliki aturan-aturan yang berlaku dan belum tentu dapat berlaku pada bahasa lain. Dengan adanya perbedaan dalam tata bahasa tersebut, penerjemah perlu mencari padanan yang paling tepat dan dekat untuk mengungkapkan makna kata dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Selain itu, hal penting yang harus disesuaikan ialah agar kalimat yang dihasilkan dapat berterima dalam bahasa sasaran.

2.1.3 Subtitle

Subtitle adalah suatu produk terjemahan yang terdapat dalam film asing.

Sebelum masuk kepada subtitle, menurut Catford (1965:21-26), translation dapat dibagi menjadi beberapa jenis atau kategori yakni berdasarkan extent, levels, dan

ranks.

1. Berdasarkan extent, translation dapat dibagi menjadi 2 jenis yakni full

translation dan partial translation. Full translation adalah jenis

terjemahan dimana seluruh teks Bsu direproduksi oleh bahan teks Bsa.

Partial translation adalah hanya ada beberapa bagian dari teks Bsu yang

akan diterjemahkan ke dalam teks Bsa.

2. Berdasarkan levels, translation dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yakni

total translation dan restrectid translation.Total translation adalah materi

Bsa menggantikan semua tingkat teks Bsu. Restricted translation adalah

(33)

penggantian materi teks Bsu yang setara dengan Bsa hanya di satu tingkat;

baik di tingkat fonologi atau pada tingkat tata bahasa dan leksis.

3. Berdasarkan ranks, translation dibagi menjadi beberapa jenis, yakni rank-

bound translation dan unbounded translation.Rank-bound translation

adalah

berarti bahwa pemilihan teks Bsa setara dibatasi hanya pada satu peringkat, seperti kesetaraan kata demi kata, kesetaraan di antara morfem, dan lain-lain.Unbounded translation adalah dapat bergerak bebas naik dan turun pada skala peringkat.

Penerjemahan dalam perfilman dikenal dengan dua jenis penerjemahan yaitu subtitle dan dubbing. Subtitle adalah hasil terjemahan teks yang diterjemahkan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran yang terletak dibagian bawah layar. Dubbing adalah hasil terjemahan yang berupa suara (audio) yang ditampilkan bersamaan dengan cuplikan film. Subtitle juga dapat diartikan sebagai teks terjemahan suatu film dan video yang ditampilkan pada film asing agar para penonton memahami apa yang dibicarakan tokoh-tokoh di film tersebut.

Jenis subtitle dibagi menjadi dua yakni:

2.1.3.1 Intralinguistik

Intralinguistik merupakan jenis subtitle yang ditampilkan dalam layar televisi yang berguna untuk membantu para pemirsa yang memiliki gangguan pendengaran dan sejenisnya.

(34)

2.1.3.2 Interlinguistik

Interlinguistik merupakan jenis subtitle dengan melibatkan dua bahasa yakni bahasa sumber dan bahasa sasaran. Hidayatullah (2011 dalam Ikhwan, 2017) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat subtitle:

1. Bahasa Indonesia yang dipergunakan adalah bahasa Indonesia luwes yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik dan benar bukanlah berarti menggunakan bahasa Indonesia yang formal, tetapi menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi, kondisi, konteks film dan jenis film dengan tetap mengacu kepada kaidah yang berlaku.

2. Memperhatikan time code pemunculan subtitle yang didasarkan pada time

code (ukuran waktu hh:mm:ss,ms). h=hour/jam; m=minute/menit;

s=second/detik; ms=millisecond/milidetik. Jadi, jika time code tertulis 01:34:14,107 maka itu berarti 1 hour, 34 minutes, 14 second, 107

3. Pemunculan subtitle amat ditentukan oleh penentuan in-point dan out-

point time code.

milliseconds.

4. Waktu pemunculan subtitle adalah 2-7 detik.

5. Satu subtitle maksimal terdiri dari 2 baris, dan 1 baris maksimal 35 karakter.

6. Pemenggalan kalimat perlu diperhatikan, dengan memperhatikan tata bahasa dan logika dalam satu kalimat.

7. Nama sutradara, produser, aktor dan tim crew yang muncul di opening dan

(35)

8. Lirik lagu hanya diterjemahkan jika merupakan bagian dari isi film, kalau sekedar bagian dari ilustrasi, tidak perlu diterjemahkan.

9. Jika terdapat repetisi kata, cukup satu yang diterjemahkan.

10. Kalau kalimat tidak jelas, cukup menerjemahkan kalimat yang jelas.

11. Tulisan di papan nama, surat, e-mail, dan lainnya. Hal yang ada kaitannya dengan isi cerita harus diterjemahkan.

12. Ungkapan dan peribahasa jangan diterjemahkan secara harafiah, namun dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.

13. Tidak perlu menerjemahkan semua detail. Kalimat boleh disederhanakan.

Detail-detail yang tidak penting dapat dihilangkan. Walaupun demikian bukan berarti menerjemahkan dengan hanya merangkum dan mengambil intinya.

2.1.4 Film Aftershock

Aftershock atau Aftershocks adalah sebuah film drama-sejarahRepublik

Rakyat Tiongkok yang berjudul asli 《唐山大地震 Tángsh

ān Dàdìzhèn》. Dirilis

pada 22 Juli2010 sebagai kontribusi ulang tahun ke-32 di gempa bumi Tangshan 1976. Film yang disutradarai oleh Feng Xiaogang dan pemainnya antara lain adalah Xu Fan, Zhang Guoqiang, Zhang Jingchu, dan Li Chen.

Film Aftershocks menceritakan tentang sebuah keluarga yang hidup di Tangshan, China. Da Qiang, Yuan Ni, Fang Deng, dan Fang Da. Sebelum terjadi gempa besar di Tangshan terjadi hal-hal aneh di kota tersebut. Pada siang hari sangat banyak capung terbang-terbang seakan capung itu ingin pergi dari kota

(36)

Tangshan. Gempa bumi terjadi pada malam hari saat masyarakat sedang

beristirahat di rumah. Gempa terjadi sekitar pukul 03:42:53.8 waktu lokal (27 Juli 1976 19:42:53.8 UTC) berlangsung 23 detik. Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter. Hal ini diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 7,8 sekitar 16 jam kemudian, gempa susulan meningkatkan jumlah korban kematian. Pada saat itulah kota Tangshan menjadi hancur dalam sekejap. Semua gedung hancur akibat gempa dan banyak menelan korban. Setelah evakuasi, Da Qiang pun meninggal.

Yuan Ni yang masih hidup mencari kedua anaknya, Fang Deng dan Fang Da.

Ketika proses evakuasi, anaknya ditemukan di bawah tumpukan beton yang hancur akibat gempa besar itu. Kedua anaknya ditemukan berada ditempat yang berbeda sisi beton itu.Yuan Ni harus memilih salah satu anaknya untuk diselamatkan. Dengan berat hati Yuan Ni memilih Fang Da yang diselamatkan.

Namun, tanpa sepengetahuan Yuan Ni, Fang Deng anak perempuannya ternyata masih hidup. Lalu Fang Deng diadopsi oleh salah satu tentara Cina. Seiring berjalan waktu, 32 tahun kemudian Fang Deng bertemu kembali dengan ibu dan adik laki-lakinya. Mereka bertemu kembali pada saat Fang Deng berkunjung ke

Tangshan. Kemudian Fang Da membawa Fang Deng ke rumah untuk bertemu

ibunya. Ketika sampai di rumah, ibunya sangat terkejut, terdiam dan bersedih atas kedatangan Fang Deng. Karena selama 32 tahun Fang Deng tidak penah sekali pun berniat untuk menjenguk ibunya ke Tangshan walaupun ia mengetahui bahwa ibu dan adiknya masih hidup. Yuan Ni memeluk Fang Deng sebagai tanda kerinduan yang sangat dalam, ia meminta maaf kepada anaknya karena ia harus

(37)

dan mengetahui bahwa anaknya masih hidup, Yuan Ni mengajak Fang Deng mengunjungi makam ayahnya sekaligus makam dirinya untuk dibuka. Tetapi karena rasa bersalah Fang Deng, ia tidak ingin makamnya dibuka. Karena kemana pun ia pergi, Tangshan ialah tempatnya kembali. Ia sadar bahwa selama ini ia sangat tidak memikirkan hati ibunya yang selalu mengkhawatirkan dan memikirkannya dirinya selama 32 tahun.

2.2 Landasan Teori

Catford (1965:73) menyatakan bahwa “shifts in translation” atau pergeseran dalam terjemahan artinya berpindah atau bergeser dari korespondensi formal (formalcorrespondence) dalam proses pemindahan teks dari bahasa sumber (Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa) agar hasil terjemahannya berterima. Menurut Catford, ada dua jenis shift yang mungkin terjadi, yaitu pergeseran tingkat (level shifts) dan pergeseran kategori (category shifts).

2.2.1 Pergeseran Tingkat (Level Shift)

Pergeseran tingkatan (Level shift) yaitu pergeseran yang terjadi apabila tataran linguistik dari bahasa sumber bergeser pada tataran linguistik bahasa sasaran.

Contoh:

3a (Bsu): John is smoking.

3b (Bsa): John sedang merokok.

(38)

Penanda gramatika pada kalimat 3a (Bsu) “continuous tense” akhiran “-ing”

dalam bahasa Inggris yang tidak memiliki makna tersendiri bergeser menjadi kata (leksis) dan diterjemahkan menjadi “sedang” dalam bahasa Indonesia.

2.2.2 Pergeseran Kategori (Category Shift)

Menurut Catford (1965), Pergeseran Kategori dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis: (1) structure shift, (2)class shift, (3) unit shift, dan (4) intra-

system shift.

1. Structure Shift (Pergeseran Struktur)

Pergeseran struktur dapat terjadi dalam berbagai tataran seperti kata, frasa, klausa atau kalimat yang tingkatannya sama. Pergeseran struktur merupakan perubahan yang terjadi dalam urutan struktur fungsional.

Contoh :

4a (Bsu): 电 就是 爸爸 电电 的 家。

Zhè jiùshì bàba māmā de jiā

Ini adalah ayah ibu kepunyaan rumah

4b (Bsa): Ini adalah tempat tinggal (rumah) ayah ibu.

Sumber data : Aftershock (00:31:38,39000:31:39,858)

Pada contoh kalimat 4a (Bsu), dapat kita lihat bahwa pergeseran struktur terjadi pada bagian 爸爸电电的家bàba m

āmā de jiā, yang memiliki arti tempat

tinggal ayah dan ibu. 爸爸bàba ialah ayah, 电电

māmā ialah ibu, 的de ialah

penanda untuk kepunyaan, 家

jiā ialah rumah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia

(39)

爸爸 电电

Bàba māmā de jiā

Ayah ibu

kepunyaan

rumah (tempat tinggal)

Rumah (tempat tinggal) ayah ibu.

2. Class Shift (Pergeseran Kelas Kata)

Pergeseran kelas kata akan terjadi jika terdapat perbedaan antara kelas kata bahasa sumber dengan bahasa sasaran.

Contoh:

5a (Bsu): 他 爸 已电 没了。没mei (Tidak)  Negasi

Tā bà yǐjīng méi le.

Dia ayah sudah belum/tidak partikel 5b (Bsa): Ayah mereka sudah pergi

3. Unit Shift/Rank Changes (Pergeseran Unit)

.  Kata Kerja Sumber data : Aftershock (00:21:16,24200:21:18,077)

Pada kalimat 5a (Bsa) terjadi pergeseran kelas kata (class shift). Pergeseran

class shift terjadi pada kata 没 méi. 没 méi memiliki arti tidak atau belum.

Sedangkan dalam 5b (Bsa) terjadi pergeseran pada 没méi yang artinya menjadi

“pergi” dalam bahasa sasaran yang termasuk kata kerja.

Pergeseran unit hampir mirip dengan pergeseran struktur, tetapi tingkatannya berbeda atau terjadi perubahan peringkat. Perubahan peringkat di bahasa sumber berbeda dengan peringkat di bahasa sasaran. Unit shift dibagi menjadi 2 jenis yakni, down rank shift dan up rank shift.

(40)

a. Down Rank Shift

Down rank shift adalah pergeseran dalam terjemahan dari peringkat tinggi

ke rendah. Misalnya, frasa ke kata.

Contoh:

6a (Bsu):老天电。 Frasa

L ǎotiānyé

Tua langit kakek 6b (Bsa): Tuhan. Kata

Sumber data : Aftershock (00:18:38,27000:18:40,772)

Pada kalimat 6a (Bsu) diatas, frasa dalam Bsu berubah menjadi kata dalam 6b (Bsa). Dalam hal ini terjadi down rank shift dalam penerjemahan yang dilakukan. Perhatikan uraian dibawah ini apabila diartikan perkata:

6a (Bsu): 电。

L ǎo tiān yé

tua langit kakek 6b (Bsa): Tuhan.

b. Up Rank Shift

Up rank shift adalah pergeseran dalam terjemahan dari peringkat rendah ke

tinggi. Misalnya, kata ke frasa.

Contoh:

7a (Bsu): 凉。 Kata

(41)

Dingin

7b (Bsa):Ya, itu lebih dingin. Frasa

Sumber data : Aftershock (00:07:38,73100:07:39,731)

Pada kalimat 7a (Bsu), kata dalam 7a (Bsu) berubah menjadi frasa dalam 7b (Bsa). Dalam hal ini terjadi up rank shift dalam penerjemahan yang dilakukan.

Perhatikan dibawah ini:

7a (Bsu):

4. Intra-System Shift (Pergeseran Intra-Sistem)

Liáng

Sejuk/dingin 7b (Bsa): ya, itu lebih dingin

Terjadi pergeseran karena disebabkan oleh tata bahasa yang berbeda darikedua bahasa yang terlibat. Dalam hal ini, sebenarnya Bsu dan Bsa memilikisistem yang sepadan secara formal satu sama lain, namun penerjemahan yangdilakukan mengharuskan terjadinya pergeseran karena kelaziman ekspresi yangberkorespondensi itu menjadi tidak berterima. Ketidakberterimaan itu disebabkan oleh ketentuan tata bahasa dalam Bsa itu sendiri.

Contoh:

8a (Bsu): 我电把放大电回去吧。

Wǒmen bǎFàngDà dài huíqù ba

Kami pembentuk Fang Dabawa kembali partikel kalimat aktif

8b (Bsa): Kami akan membawa Fang Da kembali bersama kami.

(42)

Sumber data : Aftershock (00:34:16,56200:34:18,564)

Pada kalimat 8a (Bsu), kalimat aktif dalam bahasa Mandarin memiliki sedikit perbedaan dalam tata bahasa. Kalimat aktif bahasa Mandarin memiliki pola, yakni subjek+ 把 b

ǎ+objek+kata kerja (S-O-P), sedangkan dalam bahasa

Indonesia memiliki pola, yakni subjek+kata kerja+objek (S-P-O). Bisa dikatakan 把 b

ǎ adalah penanda kalimat aktif (pembentuk kalimat aktif) dalam bahasa

Mandarin. Kalimat 把b

ǎ adalah sebuah kalimat dimana objek dari kalimat (kata

benda yang memiliki beberapa tindakan dilakukan padanya) muncul setelah subjek dan sebelum kata kerja. 把b

ǎ berfungsi untuk menggambarkan apa yang

terjadi dengan objek.

2.3 Tinjauan Pustaka

2.3.1 Kajian Terdahulu

Widyagani (2013) menulis penelitian berjudul “Analisis Pergeseran Makna

Penerjemahan Komik Bleach dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia”.

Penelitian ini membahas fenomena pergeseran makna yang terjadi dalam proses penerjemahan dalam manga bleach. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berbasis pada studi pustaka. Hasil penelitian menyatakan bahwa pergeseran makna benar terjadi dalam proses penerjemahan atas dasar beberapa alasan dari pihak penerjemah. Hasil penerjemahan yang ada pada kedua versi hanyalah satu dari banyaknya kemungkinan hasil penerjemahan yang lain, sehingga penerjemah yang berbeda dapat menghasilkan penerjemahan yang berbeda. Pada penelitian

(43)

diksi/pilihan kata yang melalui proses pergeseran makna sesuai dengan kategori masing-masing, alasan-alasan yang mendasari penerjemah melakukan atau tidak melakukan proses penerjemahan, dan pengurutan kasus pegeseran makna sesuai dengan jumlahnya. Data dalam penelitian ini adalah komik bleach karya Tite Kubo. Penelitian ini menganalisis dengan membandingkan dua buah komik dengan hasil terjemahan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penulis membandingkan komik terjemahan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan beberapa teori, yakni teori ilmu terjemahan, teori komik, dan teori ilmu semantik. Penelitian ini memberikan kontribusi kepada peneliti ialah memberikan pemahaman mengenai ilmu semantik (makna) yang memiliki hubungan dengan suatu kegiatan terjemahan.

Herman (2014) melakukan penelitian berjudul Category Shifts in the

English Translation of Harry Potter and the Philosopher’s Stone Movie Subtitle

into Indonesia (an Applied Linguistics Study).Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pergeseran subtitle judul film Harry Potter. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1) jenis pergeseran yang ditemukan dalam subtitle film Harry Potterand the Philosopher Stone 2) Kategori pergeseran yang dominan ditemukan di film Harry Potter. Data dari penelitian ini diambil dari subtitle film

Harry Potter dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Penelitian ini membantu

penulis dalam menganalisis, serta membantu penulis dalammemahami pengertian terjemahan, pergeseran terjemahan serta jenis-jenis pergeseran terjemahan.

(44)

Penelitian pergeseran terjemahan juga sudah pernah dilakukan oleh Napitupulu (2014) dengan judulAnalisis Pergeseran Terjemahan dalam Brosur

bahasa Mandarin-Indonesia. Penulis menguraikan pergeseran terjemahan pada

brosur bahasa Mandarin. Penelitian ini juga menggunakan teori pergeseran terjemahan dari Catford (1965). Data dalam penelitian ini adalah informasi yang berkaitan dengan analisis pergeseran tingkatan, pergeseran kategori dan pergeseran pada tataran semantik pada terjemahan bahasa Mandarin-Indonesia dalam brosur kampus National Taiwan Normal University dan Brosur Tourism

Malaysia. Berdasarkan data yang dianalisis, pergeseran yang terjadi pada brosur

terjemahan bahasa Mandarin-Indonesia mengalami banyak pergeseran pada pergeseran tingkatan, kategori, dan semantik. Pergeseran terjadi karena Bsu dan Bsa memiliki tata bahasa yang berbeda sehingga dilakukan penyesuaian terhadap konteks Bsu yang dapat dimengerti pada konteks Bsa dimana pengertian maupun makna yang tercantum dalam brosur tidak melenceng dari teks Bsu. Penelitian ini membantu penulis dalam menyusun tinjauan pustaka dimana referensi penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan sumber referensi.

Gunanda (2016) telah melakukan penelitian dengan judul Pergeseran

Bentuk dan Makna dalam Terjemahan Komik Les Aventures De Tintin. Penelitian

ini menggunakan teori pergeseran terjemahan yang diperkenalkan oleh J.C.

Catford (1965). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat ditemukan sebanyak 138 data. Ditemukan sebanyak 94 merupakan pergeseran bentuk tunggal, 5 pergeseran bentuk double, 28 pergeseran makna tunggal, 11 pergeseran bentuk dan makna. Pergeseran bentuk terdiri dari 11 pergeseran level, 20 pergeseran

(45)

struktur, 8 pergeseran kelas kata, 58 pergeseran unit dan 16 pergeseran intra- sistem. Pergeseran makna terdiri dari 8 pergeseran generik ke spesifik, 9 spesifik ke generik, dan 22 pergeseran akibat perbedaan sudut pandang budaya. Penelitian ini menjelaskan penyebab dari pergeseran yang terjadi dalam terjemahan komik

Les Aventures De Tintin ada lima faktor, perbedaan budaya, penambahan,

pengurangan, transposisi, dan modulasi. Faktor-faktor tersebut membuat adanya tambahan atau pengurangan kata, makna yang meluas atau menyempit, pencarian padanan yang sesuai dalam budaya bahasa sasaran yang akhirnya menyebabkan teks terjemahan tidak sama persis dengan teks aslinya. Penelitian ini membantu penulis dalam memahami pergeseran terjemahan sehingga penulis dapat melakukan penelitian yang sejenis.

Kartikaratri (2016) telah melakukan penelitian dengan judul Pergeseran

Terjemahan Grup Nominal bahasa Perancis dalam Novel La Dame Aux Camélias.

Penelitian ini berfokus kepada GN dengan artikel sebagai determinannya pada novel La Dame Aux Camelias yang diterjemahkan ke bentuk gramatikal selain nomina/frasa nominal dalam novel terjemahannya, yaitu The Lady Of The

Camellias. Data dalam penelitian yang diterjemahkan menjadi bentuk gramatikal

lain selain nomina/frasa nominal ditemukan sebanyak 83 buah. Dari 83 data tersebut diantaranya diterjemahkan ke adjektiva, 12 ke verba, 12 ke verba berperluas, 7 berupa frasa adjektiva, 5 berupa frasa verba, 1 ke frasa preposisional, 29 ke klausa dan 1 ke kalimat. Hal tersebut terjadi disebabkan karena adanya pergeseran terjemahan yang terjadi, yaitu pergeseran kategori yang meliputi pergeseran kelas dan pergeseran unit. Pergeseran unit menyebabkan sebanyak 70

(46)

GN dari La Dame Aux Camelias bergeser ke adjektiva, verba, verba berpeluas, klausa dan kalimat di dalam The Lady of The Camellias. Pergeseran kelas menyebabkan 13 GN bergeser ke frasa adjektiva, frasa verbal, dan frasa preposisional. Ada dua teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori pergeseran terjemahan dari J.C. Catford (1965) dan teori GN dalam Bsa.

Penelitian ini juga membantu penulis mampu memahami bentuk pergeseran terjemahan sehingga penulis dapat melakukan penelitian sejenis.

Seluruh kajian penelitian di atas sangat membantu penulis dalam merancang, melakukan, dan menulis hasil penelitian ini. Terutama tentangpemilihan data, pemahaman teori, klasifikasi pergeseran, menganalisis data serta memahami hubungan pergeseran dengan kesepadanan makna.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian merupakan upaya yang dilakukan untuk menguak identitas objek penelitian (Mahsun,2007:30).Metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 2008:41). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pergeseran terjemahan bahasa Mandarin-Indonesia pada film Aftershockdengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Data

Data adalah segala sesuatu yang diketahui, dilihat dan diamati yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan yang dikaitkan dengan waktu dan tempat. Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka yang diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara atau bahan tertulis.Data dalam penelitian ini adalah seluruh kata, frasa, dan klausa yang mengalami pergeseran penerjemahan yang diklasifikasikan ke dalam bentuk atau jenis pergeseran terjemahan.

(48)

3.2.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subtitlebahasa Indonesia film

Aftershock. Subtitle terjemahan film ini diunduh dari situs subsceneyang berasal

dari subscene Mahsunmax.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 1988:211). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak, yaitu menyimak (membaca) secara teliti semua kata, frasa, dan klausa yang ada pada sumber data. Peneliti hanya berpartisipasi ketika menyimak dan tidak terlibat dalam dialog maupun proses pembicaraan. Kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Peneliti membaca berulang-ulang sumber data sampai menemukan pergeseran bentuk dari bahasa Mandarin ke dalam terjemahan bahasa Indonesia. Kemudian data tersebut diberi kode untuk memudahkan pengelompokan data. Cara pengkodeannya adalah dengan menulis nama film yang diteliti kemudian dengan mencantumkan time

code perscene. Misalnya, “Film Aftershock (00:05:40,35200:05:41,452)”.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah manusia, yaitu peneliti sendiri dengan kemampuan dan pengetahuan peneliti tentang bentuk pergeseran terjemahan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Di samping itu, peneliti juga menggunakan pengetahuan tentang kriteria-kriteria

(49)

bahasa Indonesia. Kriteria-kriteria tersebut diperoleh peneliti dari berbagai referensi, baik referensi berbahasa Mandarin maupun referensi berbahasa Indonesia.

3.5 Metode Analisis Data

Pada tahap ini upaya peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data (Sudaryanto, 1993:6). Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode padan. Metode padan adalah metode yang penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Metode padan yang digunakan adalah metode padan translasional, yaitu metode padan yang alat penentunya adalah langue lain dalam hal ini teks terjemahan bahasa Indonesia. Untuk melaksanakan metode padan digunakan dua teknik, yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik PUP (Pilah Unsur Penentu) dan teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik HBS (Hubung Banding Menyamakan). Pada langkah awal analisis, dilakukan teknik dasar yaitu teknik PUP (Pilah Unsur Penentu). Teknik ini dilakukan dengan memilih kata, frasa, dan klausa yang menjadi penentu terjadinya pergeseran. Contohnya adalah pada data berikut:

9a (Bsu): 电 做电 电。

zuò fàn

Ibu masak panas 9b (Bsa): Ibu kepanasan habis masak.

(50)

Sumber data: Film Aftershock (00:07:30,45900:07:32,460)

Pada kalimat 9a (Bsu) tersebut dipilih kata “masak” sebagai penentu terjadinyapergeseran. Setelah teknik dasar yaitu teknik PUP(Pilah Unsur Penentu), dilakukan teknik lanjutan yaitu teknik HBS(Hubung Banding Menyamakan).

Padatahap ini peneliti mencari kesamaan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran.

Frasa “做电zuò fàn” pada bahasa sumber dan kata “masak” pada bahasa sasaran sama-sama memiliki arti atau makna “membuat sesuatu”. Pada contoh di atas terdapat pergeseran bentuk yaitu unit shift. Frasa “ 做电zuò fàn” pada bahasa sumber berubah bentuknya menjadi kata “masak” pada bahasa sasaran. Pada contoh di atas terjadi pergeseran dari frasa ke kata (2 ke 1) yang tergolong dalam

unit shift yaitu down rank shift.

Sesuai dengan rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini, yakni menentukan bentuk pergeseran terjemahan apakah yang paling dominan maka rumus yang digunakan oleh penulis adalah rumus dari Bungin, (2005:171:172) yaitu:

n=

𝑭𝑭𝑿𝑿

𝑵𝑵

x 100%

Keterangan:

n= Presentase Kode 𝐹𝐹𝑋𝑋= Frekuensi Data N= Total Data

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tambahan informasi : untuk ac split kabel,pipa rata rata hanya lima meter, keterangan maksimal 10 meter dalam dokumen lelang dimaksudkan untuk menghindari adendum. Tambahan

(2) apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan, maka penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran disita untuk negara

1) Pemberian skor pada jawaban uraian sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua jawaban peserta didik agar konsistensi penskor terjaga dan skor

Akad yang digunakan dalam bisnis usaha katering aqiqah di Mitra Aqiqah Mandiri adalah jual beli inden yang dalam fiqih muamalah disebut akad bai’

Obat Sipilis Yang Terdapat Di Apotik_Jika anda terkena penyakit sipilis lalu pergi ke dokter biasanya akan di diaknosa terlebih dahulu apakah benar

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis membuat sistem informasi perpustakaan berbasis Microsoft Visual Studio dengan database menggunakan Microsoft Access untuk

Keanekaragaman Jamur Makroskopis di Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara Desa Tongkoh Kabupaten Karo Sumatera Utara. Toshinungla A, Chitta RD Khruomo