BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Perusahaan Telekomunikasi
Dengan melihat suatu kondisi perkembangan telekomunikasi yang saat ini sebagai salah satunya bisnis penyedia menara base transceiver station (BTS) PT. Lintas Group. Menilai prospek bisnis menara telekomunikasi masih positif dalam jangka panjang, operator telekomunikasi tetap membutuhkan menara BTS untuk menunjang perkembangan teknologi telekomunikasi, misalnya dalam hal layanan data. Perusahaan operator telekomunikasi tetap membutuhkan menara-menara tersebut untuk menjaga kualitas layanannya. Perusahaan telekomunikasi membutuhkan menara-menara ini untuk menjaga agar jaringan mereka terjangkau oleh pelanggan, saat ini operator seluler sudah tidak lagi membangun sendiri menara BTS untuk memenuhi kebutuhan jaringan selularnya. Para operator ini lebih memilih untuk menggunakan jasa untuk menyewa atau membangun BTS.
Ini merupakan peluang bisnis bagi PT. Lintas Group dalam melakukan bisnis pada bidang telekomunikasi, yang perlu diperhatikan dalam hal pembangunan menara BTS ini adalah perencanaan untuk menetapkan lokasi pembangunan yang sesuai terhadap tata letak ruang kota/daerah setempat, lokasi pembangunan menara BTS seperti mengetahui menara tersebut apakah terhalang bukit atau bangunan, yang dapat menggangu penerimaan dan pengiriman sinyal.
4.1.1 Strategi Bisnis Perusahaan
PT. Lintas Group memiliki strategi bisnis yang harus dicapai untuk mengembangkan bisnisnya tersebut, menciptakan suatu strategi yang dapat meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhannya agar tetap dapat eksis dalam bisnis di bidang telekomunikasi. Berikut ini strategi bisnis dari PT. Lintas Group:
1. Membangun sistem informasi untuk meningkatkan competitive advantage.
2. Pemberian solusi dalam perencanaan pembangunan menara, transparansi progress terhadap customer.
4.1.2 Produk dan Jasa Perusahaan
PT. Lintas Group memiliki fokus usaha pada konstruksi Menara Tower Provider dan Telekomunikasi Base Transceiver Station (BTS) mulai dari perencanaan, konstruksi, mekanikal, dan elektrikal yang terdiri dari :
1. Konstruksi Menara Telekomunikasi dan Provider.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan pelayanan kepada pengguna telepon seluler sehingga dapat berkomunikasi dimana saja. Permasalahan pembangunan menara BTS umumnya pada masalah lahan, terutama di kota-kota besar yang padat penduduknya. Bila hasil lokasi survey pembangunan menara BTS berada di lokasi hunian yang tidak ada lahan kosong, maka alternatifnya adalah dengan pembangunan menara BTS di atap-atap gedung. Oleh karena itu kita mengenal istilah menara BTS rooftop dan greenfield. Menara BTS greenfield umumnya banyak dijumpai di daerah yang masih banyak lahan kosong.
2. Site Acquisition (SITAC).
Memberikan suatu solusi bagaimana proses pembebasan suatu lahan (jual beli atau sewa menyewa) untuk penempatan pembangunan prasarana telekomunikasi, dalam hal ini adalah pembangunan menara telekomunikasi dan provider.
3. Maintenance.
Memberikan solusi pelayanan perbaikan suatu menara telekomunikasi dan provider dengan penangganan yang cepat sesuai prosedur yang berstandar internasional.
5. Instalasi radio base station.
Memberikan pelayanan instalasi radio, memeriksa permasalahan dalam setting radio base station.
4.2 Proses Sistem yang berjalan
Pada tahapan mengenai bab ini peneliti mencoba menganalisis kondisi perusahaan yang sedang berjalan dan hasil dari analisis ini bermanfaat untuk melakukan penyesuaian SI/TI pada perusahaan yang akan menghasilkan sebuah portfolio aplikasi. Dukungan sistem aplikasi sistem informasi yang digunakan pada kondisi saat ini belum adanya suatu integrasi sistem pada setiap Divisi perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis.
PT. Lintas Group berkembang di bisnis pembangunan menara (tower) Telekomunikasi dan Tower Provider. Pengalaman dan intensnya hubungan dengan para penyedia jasa telekomunikasi selular (provider) mengarahkan untuk lebih mengenali bidang Teknologi Informasi, termasuk diantaranya penyusunan perencanaan infrastruktur jaringan data nirkabel, perangkat pendukung yang terdiri dari perangkat elektronik,
bahkan mengarah kepada usaha yang bersifat layanan data kepada konsumen. Dalam memenuhi kebutuhan perusahaan mengenai tenaga kerja, pada saat ini perusahaan mempunyai 96 orang karyawan yang membantu PT.Lintas Group, rancangan pada struktur organisasi perusahaan terlihat pada Gambar 4.1.
4.2.1 Visi dan Misi Lintas Group
4.2.1.1 Visi
Menjadi partner sukses yang dapat memberikan solusi kreatif di segala bidang usaha untuk mencapai hasil yang memenuhi standar mutu, waktu dan biaya.
4.1.1.2 Misi
1. Memberikan pelayanan professional dengan kualitas tertinggi dan intregritas penuh untuk membantu dan mendukung klien mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2. Saling memberikan informasi dan pengetahuan untuk dapat memberikan inovasi dalam penyelesaian pekerjaan sesuai dengan harapan dan keperluan klien.
3. Menciptakan sinergi antara kebutuhan dan harapan klien dengan standar dan regulasi.
Nilai-Nilai Lintas Group berawal dari jejak-jejak sejarah implementasi dan karya yang terpelihara hingga kini dan telah menjadi pedoman tersendiri bagi setiap individu dalam bekerja, yaitu:
1. Togetherness 2. Be Connected
3. Simplicity 4. Look Beyond
5. Smart 6. Professional
4.2.2 Struktur Organisasi
DIREKTUR
HEAD OF MARKETING
MANAGER SITAC, PLN, CME & TI
SEKPRO SITAC &PLN
DOC
CONTROL PELAKSANA
CME
ADMIN SPV CME SPV
LOGISTIC
ADMIN LOGISTIC
GUDANG
PRODUKSI SPV SEKPRO
PELAKSANA PELAKSANA
TI
SERVICE
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lintas Group.
4.2.3 Proses Bisnis
Sebagai perusahaan jasa/rekontruksi menara dan pemberi solusi terhadap pelanggan, inti proses bisnis dari PT Lintas Group adalah memberikan layanan terhadap permintaan dan kebutuhan pelanggan guna menyelesaikan masalah didalam perusahaannya. Pada Gambar 3.2 menjelaskan suatu alur proses kegiatan bisnis perusahaan.
Gambar 4.2 Alur proses pembangunan menara.
Tahapan ini dimulai pada pengumpulan dokumen dari pihak customer untuk melakukan pembangunan sebuah menara yang di analisa oleh marketing, setelah itu diberikan kepada sekpro untuk membuat surat perintah kerja dan rancangan anggaran pelaksana yang akan ditugaskan ke beberapa Divisi untuk melakukan pengumpulan dokumen, sesuai dengan kebutuhan suatu proyek yang akan dilakukan. Persetujuan antar beberapa pemasok yang berkaitan dengan material tower yang diperlukan dilakukan suatu negoisasi dalam menentukan kesepakatan dan kesanggupan pemasok dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, pengiriman material dilakukan ketika surat dokumen perijinan kepada semua pihak telah disetujui baik masyarakan dan pemerintahan. Pada tahapan dalam melakukan pembangunan pencatatan dokumen dilakukan secara berskala sebagai berita acara kepada customer tentang suatu pembangunan menara, pembayaran yang dilakukan customer dilakukan dengan kesepakatan sesuai kontrak.
4.2.4 Area Fungsi Bisnis
Untuk melakukan proses pengerjaan suatu proyek berdasarkan analisis kondisi yang sedang berjalan dibagi menjadi beberapa Area fungsional dan fungsi bisnis pada PT.Lintas Group Tabel 3.2 adalah sebagai beikut:
Tabel 4.1 Area fungsi bisnis PT.Lintas Group.
Area
Fungsional Fungsi Bisnis Proses Bisnis Dukungan Sistem SI/TI Marketing 1. Promosi
2. Analisis Kontrak 3. Analisis strategi
penjualan.
4. Membuat laporan penjualan
1. Mencari project site tower ke beberapa vendor.
• Penawaran Produk.
• Visualisasi Produk
2. Kelengkapan dokumen surat kontrak project.
3. Laporan dokumen untuk diberikan kepada Sekpro.
1. Media Website.
2. Sistem RAB.
Sek Pro 1. Membuat SPK 2. Membuat Laporan
proyek
3. Kebutuhan pelanggan 4. Membuat laporan
pelanggan 5. Membuat data
pegawai.
6. Dokumen sertifikasi.
1. Memberikan SPK untuk pengerjaan Tower
2. Memberikan SPK tersebut kepada departemen SITAC untuk dilakukan proses
3. Membuat data perijinan ke beberapa pihak.
4. Mendapatkan Assplan dan PO dari pihak vendor untuk perancangan pembangunan site tower, Rancangan anggaran pelaksana (RAP) diterima dari CME dan akan dibuatkan SPK.
5. Perijinan terhadap site tower setelah itu melakukan pengecekan terhadap sertifikat tersebut.
6. Apabila sudah benar maka sertifikat tersebut akan diberikan ke bagian cost control.
7. Laporan surat kontrak kerja.
8. Pelaporan semua pelayanan yang terjadi dalam sebuah proyek.
9. Sertifikasi surat.
1. Sistem RAB.
2. Sistem Inventori.
3. Media Website.
SITAC 1. Perijinan / Pemetaan Wilayah.
2. Membuat assplan.
3. Membuat data laporan wilayah.
4. Menentukan titik koordinat wilayah.
1. Menerima SPK tersebut untuk ditindak lanjuti sesuai prosedur.
2. Mencari candidate site sesuai titik koordinat yang tertera pada SPK yang telah diberikan oleh pihak vendor, Setelah candidate site telah ditentukan.
3. Maka akan dilakukan perijinan terhadap warga setempat.
4. Pelaksana mengumpulkan persyaratan berupa fotokopi dokumen kepemilikan atas lahan tersebut.
5. Warga dan surat perjanjian sewa tanah.
Setelah semua persyaratan dari warga telah terkumpul.
6. Maka pelaksana akan mengajukan perijinan ke pihak PLN, RT hingga Pemerintah Kota untuk dilakukan sesuai prosedur.
7. Dokumen-dokumen perijinan.
8. melakukan Check Listing Document, Check listing tersebut diberikan kepada vendor untuk dicek ulang, menerima sertifikat penyelesaian pekerjaan jika sudah benar.
1. Aplikasi Design.
CME 1. Rancangan Anggaran Pelaksana.
2. Rencana pembelian.
3. Inventori kontrol.
4. Membuat data po pembelian.
5. Pengontrolan uji kelayakan
1. Menerima Assplan dan PO untuk dilakukan pembangunan terhadap site tower tersebut.
2. Membuat RAP (Rancangan Anggaran Pelaksana) yang dibutuhkan untuk pembangunan tower tersebut.
3. Menerima SPK dari Sek Pro dan akan dicairkan sesuai prosedur perusahaan untuk dana pembangunan site tower.
4. Melakukan pembangunan dan pengontrolan terhadap bangunan site tower tersebut.
5. Melakukan uji kelayakan fisik untuk tower.
1. Sistem RAB.
2. Sistem Inventori.
Keuangan 1. Membuat data keuangan.
2. Membuat data invoice.
3. Perencanaan keuangan.
1. Membuat invoice penagihan tahap pertama untuk vendor.
2. Melakukan pencairan terhadap invoice.
3. Membuat invoice resmi perusahaan untuk penagihan kepada vendor.
4. Melakukan penagihan invoice tahap terakhir dan pengontrolan.
5. Pembayaran kepada vendor untuk pembangunan site tower yang telah dilaksanakan.
6. Membayar pajak 7. Membuat laporan pajak
1. Sistem RAB.
2. Sistem Inventori.
Teknologi
Informasi 1. Troubleshooting.
2. Intalasi software dan hardware.
3. Membuat laporan maintenance.
1. Mengatasi pelaporan masalah terhadap jaringan dan aplikasi.
2. Memeriksa keadaan software dan hardware.
3. Menjaga keamanan data pada setiap aplikasi yang digunakan.
4. Sistem RAB.
5. Sistem Inventori.
6. Aplikasi Design
4.2.1 Pengelompokan Matrik
Untuk memetakan fungsi bisnis yang berhubungan dengan proses yang berjalan di PT. Lintas Group maka dilakukan analisis matrik aktivitas entitas yang dapat dilihat tabel di bawah Tabel 4.2 menentukkan fungsi bisnis yang dilakukan atau berhubungan pada subjek data serta membentuk data subjek dan fungsi bisnis yang membaca informasi dari subjek data tersebut. Tabel 4.3 menunjukkan dimana mengelompokkan subject data berdasarkan fungsi bisnisnya secara masing-masing. Tabel 4.4 tahapan akhir matrix yang menjelaskan subject data yang dikelompokkan masing-masing menurut fungsi bisnis yang berhubungan dan mempengaruhi subjek data tersebut.
Tabel 4.2 Matrix Clustering Tahap 1.
Fungsi Bisnis
Data Subject
Produk Biaya proyek Sales Order Pelayanan Laporan pelayanan SPK Laporan keuangan Laporan gudang Pelanggan Laporan Proyek Laporan Pelanggan Pegawai Arsip kepegawaian Produk material Sertifikasi Area lokasi proyek Prosedur perencanaan Gudang Buku Besar Purchase order Stok minimum Laporan pembelian Delivery order Transaksi penjualan Laporan CME Laporan SITAC Invoice pembelian Supplier SI/TI
Promosi C R R R
Analisa kontrak C C R R
Analisa strategi
penjualan R R C C R R R
Membuat laporan
penjualan R C C R R R
Membuat SPK C C
Membuat laporan
proyek R R C R R R R R R
Kebutuhan pelanggan R C R R R R
Membuat laporan
pelanggan R R R R C C R
Membuat data pegawai R C C R
Dokumen sertifikasi C C C R
Perijinan
pemetaan/wilayah R R R R R C C C
Membuat assplan R R R C
Membuat data laporan
wilayah R R R R R
Menentukkan titik
koordinat wilayah R R R C R R Rancangan anggaran
pelaksana R R C R C R R
Rencana pembelian C R C R R R
Inventori kontrol R C
Membuat data po
pembelian R R R R C C C
Pengontrolan uji
kelayakan R C C
Membuat data keuangan R C R R R R R
Membuat data invoice R R R C C
Perencanaan keuangan R R R C R R
Troubleshooting R R R
Instalasi SW/HW R C
Laporan maintenance R R R R C
Tabel 4.3 Matrix Clustering Tahap 2.
Fungsi Bisnis
Data Subject
Produk Biaya proyek Sales Order Pelayanan Laporan pelayanan Laporan keuangan Laporan gudang SPK Pelanggan Laporan Proyek Laporan Pelanggan Pegawai Arsip kepegawaian Produk material Sertifikasi Area lokasi proyek Prosedur perencanaan Gudang Buku Besar Purchase order Stok minimum Laporan pembelian Delivery order Transaksi penjualan Laporan CME Laporan SITAC Invoice pembelian Supplier SI/TI
Promosi C R R R
Analisa kontrak C C R R
Analisa strategi
penjualan R R C C R R R
Membuat laporan
penjualan R C C R R R
Membuat SPK C C
Membuat laporan
proyek R R C R R R R R R
Kebutuhan pelanggan R C R R R R
Membuat laporan
pelanggan R R R R C C R
Membuat data pegawai R C C R
Dokumen sertifikasi C C C R
Perijinan
pemetaan/wilayah R R R R R C C C
Membuat assplan R R R C
Membuat data laporan
wilayah R R R R R
Menentukkan titik
koordinat wilayah R R R C R R
Rancangan anggaran
pelaksana R C R R C R R
Rencana pembelian C R C R R R
Inventori kontrol R C
Membuat data po
pembelian R R R R C C C
Pengontrolan uji
kelayakan R C C
Membuat data keuangan R C R R R R R
Membuat data invoice R R R C R
Perencanaan keuangan R R R C R R R
Troubleshooting R R R
Instalasi SW/HW R C
Laporan maintenance R R R R C
Tabel 4.4 Matrix Clustering Tahap 3.
Fungsi Bisnis
Data Subject
Produk Biaya proyek Sales Order Pelayanan Laporan pelayanan Laporan keuangan Laporan gudang SPK Pelanggan Laporan Proyek Laporan Pelanggan Pegawai Arsip kepegawaian Produk material Sertifikasi Area lokasi proyek Prosedur perencanaan Gudang Buku Besar Purchase order Stok minimum Laporan pembelian Delivery order Transaksi penjualan Laporan CME Laporan SITAC Invoice pembelian Supplier SI/TI
Promosi C R R R
Analisa kontrak C C R R
Analisa strategi
penjualan R R C C R R R
Membuat laporan
penjualan R C C R R R
Membuat SPK C C
Membuat laporan
proyek R R C R R R R R R
Kebutuhan pelanggan R C R R R R
Membuat laporan
pelanggan R R R R C C R
Membuat data pegawai R C C R
Dokumen sertifikasi C C C R
Perijinan
pemetaan/wilayah R R R R R C C C
Membuat assplan R R R C
Membuat data laporan
wilayah R R R R R
Menentukkan titik
koordinat wilayah R R R C R R
Rancangan anggaran
pelaksana R C R R C R R
Rencana pembelian C R C R R R
Inventori kontrol R C
Membuat data po
pembelian R R R R C C C
Pengontrolan uji
kelayakan R C C
Membuat data keuangan R C R R R R R
Membuat data invoice R R R C R
Perencanaan keuangan R R R C R R R
Troubleshooting R R R
Instalasi SW/HW R C
Laporan maintenance R R R R C
Sekpro
SITAC
CME
Keuangan
TI Marketing
Gambar 4.3 Alur proses sistem inventori.
Gambar 4.3 diatas menjelaskan langkah alur kerja ini menceritakan tahap awal dari proses pembelian barang untuk stok gudang sistem yang digunakan adalah aplikasi inventori. Proses demi proses di lakukan pengecekkan data apakah sesuai dengan alokasi kebutuhan perusahaan.
Gambar 4.4 Alur proses pelaporan.
Gambar 4.4 menjelaskan tentang sebuah rangkaian proses pelaporan yang terjadi dalam kegiatan pekerjaan PT. Lintas Group, awal tahapan proses ini staff PT. Lintas memberikan laporan dari keadaan lingkungan eksternal pada setiap lokasi, serta permasalahan yang terjadi pada pengerjaan proyek maupun keadaan lingkungan tersebut, data dikirim melalui email atau secara langsung diberikan kepada data entry untuk membuat suatu ringkasan hasil laporan dan dimasukkan kedalam berkas sesuai lokasi dan permasalahaan yang terjadi, pada saat ini PT.
Lintas Group tidak ada sistem yang dapat mengontrol data dan integrasi data.
Berdasarkan wawancara langsung dengan direktur PT. Lintas Group menyatakan bahwa sampai saat ini rata-rata pengumpulan data masih menggunakan email, belum adanya sistem untuk pengumpulan data yang akan menjadikan suatu sistem informasi pengambilan keputusan.
4.3 Analisis Eksternal Bisnis
Pada tahapan analisis kondisi saat ini membahas tentang bagaimana hasil lingkungan eksternal bisnis beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan bisnis, dan bagaimana menciptakan serta memanfaatkan peluang yang didapati dari lingkungan eksternal. Analisis yang dilakukan terhadap lingkungan eksternal bisnis dengan menggunakan analisis PEST.
4.3.1 Analisis PEST
PEST analisis terkait dengan pengaruh lingkungan pada suatu bisnis, kondisi ini melihat situasi eksternal maupun itu ancaman ataupun peluang. PEST merupakan suatu cara atau alat yang bermanfaat untuk meringkas lingkungan eksternal dalam operasi bisnis. PEST harus dilakukan dengan pertimbangan
bagaimana bisnis harus menghadapi pengaruh dari lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi hasil penentuan factor berdasarkan dari wawancara dengan pihak PT.Lintas Group adalah sebagai berikut.
1. POLITIK
A. UUD 19/PER/M.KOMINFO/03/2009
Peraturan Menteri dalam kebijakkannya memberikan suatu peluang bagi perusahaan untuk membangun suatu menara telekomunikasi tetapi juga harus memperhatikan estetika tata ruang kota dan mengkoordinasikan kepada pihak- pihak yang terkait.
B. Peraturan menteri komunikasi no.2 2008 tentang pedoman pembangunan dan penggunaan menara tower bersama. 3 kebijakan publik 1 dari kebijakan tersebut bersifat cerdas, dalam arti memecahkan masalah pada inti permasalahannya. 2, kebijakkan tersebut bersifat bijaksana, dalam arti tidak menghasilkan masalah baru yang lebih besar daripada masalah yang dipecahkan, 3 kebijakkan tersebut memberikan harapan kepada seluruh warga mereka dapat memasuki hari esok lebih baik dari hari ini. (Rian Nugroho Dwidjowijoto, 2007,219).
2. EKONOMI
Keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan di masa yang akan datang dapat mempengaruhi kemajuan dan strategi perusahaan. Berdasarkan badan infokom pendapatan setiap daerah bertambah dari retribusi menara telekomunikasi. Nilai tukar mata uang rupiah yang tidak stabil disebabkan terjadi inflasi hal tersebut tentunya akan berdampak buruk dalam anggaran perencanaan material terhadap PT. Lintas Group.
Melihat kondisi pada saat ini, kebutuhan masyarakat akan jaringan telekomunikasi yang semakin meluas menjadikan bisnis konstruksi tower perusahaan terus mengalami peningkatan yang menjanjikan dari tahun ke tahun. Beberapa perusahaan operator seluler meningkatkatkan daya saing dan memeperlihatkan keunggulan yang dimiliki oleh mereka dalam ruang lingkup jaringan telekomunikasi.
3. SOSIAL
Kurangnya penyuluhan sangat berdampak terhadap lingkungan masyarakat yang berada di daerah batas tower maka diperlukan mensosialisasikan tindakan yang akan berdampak negatif. Menara Telekomunikasi BTS yang ada di Indonesia, relatif aman bagi kesehatan manusia. Besaran radiasi yang dihasilkan masih di bawah ambang batas standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga sertifikasi dunia lain.
4. TEKNOLOGI
Perencanaan strategi yang efektif meneliti lingkungan untuk mencari perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi bahan baku, operasi, dan produk serta jasa perusahaan, karena perubahan teknologi dapat memberikan peluang besar untuk meningkatkan hasil, tujuan atau mengancam perusahaan, oleh karna itu perusahaan ingin melaksanakan suatu perencanaan pengembangan sistem informasi dalam pembangunan menara BTS seperti pengembangan SIG yang difokuskan pada pemetaan dan pengaturan tata ruang wilayah, BI berguna dalam menganalisa kebutuhan dalam pengembangan menara serta KMS yang dapat meningkatkan knowledge karyawan.
Perubahan terhadap teknologi sangat pesat, Divisi TI perusahaan harus mengetahui mana yang tepat akan diaplikasikan dan berapa lama teknologi ini bisa bertahan / dipakai secara umum, berdasarkan kondisi saat ini komputer yang digunakan kurang mendukung pada Divisi perusahaan, tetapi komputer masih memiliki performa yang cukup baik untuk melakukan kegiatan bisnis sehari-hari.
Berikut ditampilkan analisis PEST mengenai ancaman dan strategi serta dukungan SI/TI apa yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 4.5;
Tabel 4.5 Hasil Analisa PEST
Faktor Ancaman Strategi
1. Politik 1. UUD
19/PER/M.KOMINFO/03/2009 2. Peraturan menteri komunikasi no.2
2008
1. Pihak manajemen atas harus menyikapi kebijakkan pemerintah dalam penertiban pembangunan menara tower.
2. Melakukan kerjasama terhadap pihak pemerintah daerah dalam upaya melihat zona ruang tata letak pembangunan yang diperbolehkan.
2. Ekonomi 1. Adanya biaya punggutan pajak baik legal maupun ilegal dalam pembangunan menara.
2. Nilai tukar mata uang rupiah yang tidak stabil
1. Manajemen keuangan mengatur pemasukkan dan membuat perencanaan keuangan pada tiap periode
3. Sosial 1. Kurangnya penyuluhan sangat berdampak terhadap lingkungan masyarakat
1. Melakukan pendekatan secara intensif kepada masyarakat, memberikan penyuluhan dalam bentuk kegiatan sosial.
4. Teknologi 1. Komputer yang digunakan kurang mendukung Divisi perusahaan tetapi komputer masih memiliki performa yang cukup baik untuk melakukan kegiatan bisnis sehari-hari
1. Melakukan pemeliharaan, pencatatan performa kegiatan bisnis dan pemberian waktu masa guna pakai pada tiap sistem.
4.3.2 Analisis SWOT
Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis pada tahap ini data dibedakan menjadi 2 yaitu internal (strength dan weakness) dan eksternal (opportunity dan threat). Bobot yang telah diberikan SWOT baik internal dan eksternal diberikan oleh pihak Manager PT.Lintas Group.
4.3.2.1 Analisis Faktor Internal Bisnis
Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui kekuatan yang harus ditingkatkan dan kelemahan yang harus diatasi dalam rangka mencari wilayah yang strategi untuk perkembangan pembangunan BTS pada perusahaan, Memperlihatkan keterangan faktor internal bisnis pada Tabel 4.6 faktor internal.
Tabel 4.6 Faktor Internal S : Kekuatan (Strenght) W: Kelemaahan (Weakness)
Faktor Bobot
S1 Kultur kerja yang sudah baik. 0.045
S2 Knowledge atau kepakaran yang dimiliki oleh perusahaan. 0.142 S3 Komitmen dari top level manajemen untuk melakukan pemanfaatan SI/TI. 0.199 S4 Jasa yang cepat dan kualitas produk bersertifikasi standar internasional. 0.075 S5 Menjaga hubungan kerjasama yang baik antar mitra kerja. 0.109
W1
Kurangnya pengetahuan marketing dan masih sulit mendapatkan informasi
yang akurat mengenai proses dan progress menara tower. 0.064 W2 Informasi pemetaan tentang wilayah masih belum dapat diolah datanya. 0.15 W3 Adanya suatu produk material yang kurang bagus. 0.051
W4 Keterlambatan dalam pengiriman material. 0.021
W5 SI/TI belum terintegrasi dengan sistem pusat. 0.139 Berikut ini rincian keterangan dari poin-poin Strength dan Weakness.
S1 : kultur kerja yang kuat.
Budaya yang ada dalam PT.lintas Group tercipta pencapaian kerja yang diharapakan dan saling membantu dalam melakukan kerjasama dalam setiap pekerjaannya, memberi masukkan terhadap dari dalam maupun dari luar.
S2 : Knowledge atau kepakaran yang dimiliki oleh perusahaan.
Dalam menangkap menganalisis pasar setiap karyawan mengetahui detail- detail yang dibutuhkan oleh pelanggan dalam memberikan solusi bagaimana dalam penangganan tahap sebuah tower baik dilakukan.
S3 : Komitmen dari top level manajemen untuk melakukan pemanfaatan SI/TI.
Pihak top level manajemen PT.Lintas Group antusias dalam penggunaan pemanfaatan SI/TI dikarenakan efisiensi dan efektifitas dalam melakukan kegiatan pekerjaan dan dalam melihat hasil kinerja perusahaan.
S4 : jasa yang cepat dan kualitas produk bersertifikasi standar internasional.
Barang bahan baku yang digunakan oleh pihak PT.lintas Group sudah bersertifikasi mulai dari bahan baku mentah dan setelah bahan baku itu jadi mengikuti standar internasional.
S5 : Menjaga hubungan kerjasama yang baik antar mitra kerja.
Dalam kelangsungan hidup perusahaan, menjaga suatu hubungan relasi terhadap pihak-pihak yang telah melakukan kerjasama baik dalam memberikan informasi dan pelayanan kepada perusahaan swasta maupun pemerintahan.
W1 : Kurangnya pengetahuan marketing dan masih sulit mendapatkan informasi yang akurat mengenai proses dan progress menara tower.
Dalam hal ini PT.Lintas Group menyadari bahwa untuk menggambil suatu kesempatan diperlukan pengetahuan mengolah suatu informasi menjadikannya sebuah data yang valid dan bagaimana memasarkan produk kepada pelanggan dengan sesuai kebutuhan yang diperlukan.
W2 : Informasi pemetaan tentang wilayah masih belum dapat diolah datanya.
Dalam memberikan informasi mengenai pemetaan wilayah pada Divisi Sitac mengalami kendala karena keterbatasan data informasi, dikarenakan data tidak diolah dan dikumpulkan kedalam datawarehouse.
W3 : Adanya suatu produk material yang kurang bagus.
PT.Lintas Group mengetahui dalam suatu produk material bahan baku terdapat bahan baku campuran yang menghasilkan produk tidak dapat tahan lama seperti yang diketahui harga bahan yang terbaik lebih mahal dibandingkan bahan yang biasa.
W4 : Keterlambatan dalam pengiriman material.
Dalam pengiriman barang ketujuan kadang terjadi keterlambatan waktu jika seperti itu maka proses pengerjaan jadi tertunda beberapa waktu dan menjadi timbul biaya yang tidak diinginkan,
W5 : SI/TI belum terintegrasi dengan sistem pusat.
Sistem-sistem yang ada di PT.Lintas Group tidak semuanya terintegrasi satu degan yang lain sehingga terhambatnya dalam pengambilan keputusan.
4.3.2.2 Analisis Faktor Eksternal Bisnis
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kesempatan dan ancaman yang dihadapi dalam rangka meningkatkan perkembangan pembangunan BTS. Berikut ini adalah hasil analisis faktor eksternal bisnis mengarah pada pada Tabel 4.7 faktor eksternal:
Tabel 4.7 Faktor Eksternal O : Peluang (Oportunity) T: Ancaman (Threats)
Faktor Bobot
O1 Pasar yang berkembang. 0.229
O2 Penggabungan 2-3 perusahaan atau aliansi. 0.178
O3 Kompetitor yang tidak sanggup memenuhi permintaan customer. 0.086
O4 Perkembangan teknologi dalam design tower. 0.052
O5 Mempunyai mitra yang bertaraf enterprise. 0.17
T1 Kompetitor baru di area yang sama dan persaingan harga. 0.156
T2 Keterbatasan dana. 0.056
T3 Kompetitor memegang pangsa pasar terbesar dengan kemajuan teknologi
yang dimiliki. 0.055
T4 Pekembangan teknologi yang cepat. 0.024
T5 Berpindahnya sumber daya manusia yang potensial. 0.119
Berikut ini rincian keterangan dari poin-poin Oportunity dan Threats.
O1 : Pasar yang berkembang.
Era teknologi komunikasi begitu pesat dan banyak provider baru dalam komunikasi yang bermunculan dengan begitu PT.Lintas Group memanfaatkan kesempatan tersebut dengan melakukan orientasi terhadap market, produk serta pelayanan.
O2 : Penggabungan 2-3 perusahaan atau aliansi.
PT. Lintas Group menggabungan perusahaan untuk mendapatkan project dan mendapatkan sebuah tim kerjasama yang baru sebagai kekuatan untuk menghasilkan suatu perancangan yang bermutu dan tentunya dengan pengerjaan berdasarkan spesialis masing-masing perusahaan.
O3 : Kompetitor yang tidak sanggup memenuhi permintaan customer.
PT.Lintas Group mencari sesuatu yang tidak disanggupi oleh pesaing dengan berbagai ukuran yang dimiliki dan meningkatkan keahlian tersebut untuk
O4 : Perkembangan teknologi dalam design tower.
Berbagai sistem yang ada untuk perancangan tower dalam bentuk 3 dimensi dan dapat di modifikasi, memudahkan PT.Lintas Group untuk simulasi rancangan kepada pelanggan.
O5 : Mempunyai mitra yang bertaraf enterprise.
Dengan mempunyai mitra yang cukup besar dengan nama perusahaan yang banyak dikenali oleh masyarakat membantu perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya.
T1 : Kompetitor baru di area yang sama dan persaingan harga.
Dengan adanya suatu tingkat kebutuhan para pelanggan terhadap komunikasi dan munculnya perusahaan baru yang siap jadi pesaing dalam harga, waktu serta pelayanan.
T2 : Keterbatasan dana.
Dana yang cukup besar harus dikeluarkan PT.Lintas Group untuk mengembangkan usaha bidang telekomunikasi diseluruh wilayah Indonesia, akan tetapi untuk saat ini berfokus pada wilayah pulau jawa.
T3 : Kompetitor memegang pangsa pasar terbesar dengan kemajuan teknologi yang dimiliki.
Pada saat ini kompetitor memegang pangsa terbesar dalam usaha bisnis telekomunikasi dengan mempunyai teknologi yang dimiliki dalam melakukan bisnis yang dijalani, pada posisi ini PT.Lintas Group meningkatkan bisnisnya dalam service.
T4 : Pekembangan teknologi yang cepat.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu cepat dalam melakukan proses data maupun sharing informasi butuh biaya yang cukup untuk mengikuti teknologi informasi yang ada saat ini.
T5 : Berpindahnya sumber daya manusia yang potensial.
Menjaga sumber daya manusia yang berpotensial bagi PT.Lintas Group harus diberdayakan untuk diberikan keahlian seperti melakukan training, berbagi pengetahuan agar terciptanya suasana kerja yang harmonis.
4.3.2.3 Matrix IFAS dan EFAS
Selanjutnya pemberian nilai faktor IFAS internal pada Tabel 4.8 dan EFAS eksternal Tabel 4.8 dan menghasilkan sebuah diagram swot terlihat pada gambar 4.9 sebagai berikut rincian tersebut.
Tabel 4.8 analisis faktor internal IFAS S : Kekuatan (Strenght) W: Kelemaahan (Weakness)
Faktor Bobot Rating Bobot X
Rating
S1 Kultur kerja yang sudah baik. 0.045 3 0.135
S2 Knowledge atau kepakaran yang dimiliki. 0.142 3 0.426 S3 Komitmen dari top level manajemen untuk
melakukan pemanfaatan SI/TI. 0.199 3 0.597
S4 Jasa yang cepat dan kualitas produk bersertifikasi
standar internasional. 0.075 3 0.225
S5 Menjaga hubungan kerjasama yang baik antar
mitra kerja. 0.109 4 0.436
TOTAL 1.819 W1 Kurangnya pengetahuan marketing dan masih sulit
mendapatkan informasi yang akurat mengenai
proses dan progress menara tower. 0.064 3 0.192
W2 Informasi pemetaan tentang wilayah masih belum
dapat diolah datanya. 0.15 3 0.45
W3 Adanya suatu produk material yang kurang bagus. 0.051 2 0.102 W4 Keterlambatan dalam pengiriman material. 0.021 1 0.021 W5 SI/TI belum terintegrasi dengan sistem pusat. 0.139 3 0.417 TOTAL 1.182
Tabel 4.9 analisis faktor eksternal EFAS O : Peluang (Oportunity) T: Ancaman (Threats)
Faktor Bobot Rating Bobot X
Rating
O1 Pasar yang berkembang. 0.229 3 0.687
O2 Penggabungan 2-3 perusahaan atau aliansi. 0.178 3 0.534
O3 Kompetitor yang tidak sanggup memenuhi permintaan
customer. 0.086 2 0.172
O4 Perkembangan teknologi dalam design tower. 0.052 1 0.052
O5 Mempunyai mitra yang bertaraf enterprise 0.17 3 0.51
Subtotal 1.955 T1 Kompetitor baru di area yang sama dan persaingan harga. 0.156 3 0.468
T2 Keterbatasan dana. 0.056 2 0.112
T3 Kompetitor memegang pangsa pasar terbesar dengan
kemajuan teknologi yang dimiliki. 0.055 3 0.165
T4 Pekembangan teknologi yang cepat. 0.024 3 0.072
T5 Berpindahnya sumber daya manusia yang potensial. 0.119 2 0.238 Subtotal 1.055
Pada kedua tabel diatas IFAS dan EFAS dan hasil yang diperoleh dari internal faktor dan eksternal faktor terhadap posisi strategi PT.Lintas.perolehan dari data factor tersebut didapat dari pihak manager di PT.Lintas. berikut penilaian faktor internal dan eksternal.
Total Strenght – Total Weakness = Titik X
1.819 – 1.182 = 0.637 ( Titik X )
Total Opportunities – Total Threat = Titik Y
1.955 – 1.055 = 0.9 ( Titik Y )
Oppurtunities
Threats
Strenght Weakness
Strategi turnaround Strategi agresif
Strategi Diversifikasi Strategi defensif
1 2
1 0.637 : 0.9
(Kuardan 3) (Kuardan 1)
(Kuardan 2) (Kuardan 4)
0
Gambar 4.5 diagram SWOT PT. Lintas
Dilihat dari diagram diatas menunjukkan bahwa gambaran posisi PT.
Lintas Group berada dalam posisi strategi Agresif (kuardan 1), dengan fokus meminimalkan masalah- masalah internal untuk merebut peluang (pasar) yang lebih baik. PT.Lintas Group harus dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki agar dapat mengembangkan usaha bisnis pada bidang telekomunikasi dan memanfaatkan peluang yang ada, menutupi kelemahan yang terjadi pada PT.Lintas Group serta memanfaatkan kekuatan yang ada secara maksimal.
4.3.2.4 Matrix SWOT
Berdasarkan analisis kondisi yang sedang berjalan dan pada tahapan ini peneliti memberikan pendapat bahwa posisi yang sekarang ini pada strategi agresif, berikut dibawah ini menjelaskan pemetaan dari hasil diatas pada Gambar 4.3, strategi untuk PT.Lintas Group dengan menggunakan matrix SWOT adalah sebagai berikut diperlihatkan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Matrix SWOT
S1 Kultur kerja yang kuat.
S2 Knowledge atau kepakaran yang dimiliki.
S3 Komitmen dari top level manajemen untuk melakukan pemanfaatan SI/TI.
S4 Jasa yang cepat dan kualitas produk bersertifikasi standar internasional.
S5 Menjaga hubungan kerjasama yang baik antar mitra kerja.
W1 Kurangnya pengetahuan marketing dan masih sulit mendapatkan informasi yang akurat mengenai proses dan progress menara tower.
W2 Informasi pemetaan tentang wilayah masih belum dapat diolah datanya.
W3 Adanya suatu produk material yang kurang bagus.
W4 Keterlambatan dalam pengiriman material.
W5 SI/TI belum terintegrasi dengan sistem pusat.
O1 Pasar yang berkembang.
O2 Penggabungan 2-3 perusahaan atau aliansi.
O3 Kompetitor yang tidak sanggup memenuhi permintaan customer.
O4 Perkembangan teknologi dalam design tower.
O5 Mempunyai mitra yang bertaraf enterprise.
Membuat perancangan sistem aplikasi dan infrastruktur topologi jaringan (S2, S3, S4, O1, O2, O4, O5).
Memperbesar pangsa pasar dan mengelola sebuah informasi agar menentukkan titik lokasi yang potential dalam pembangunan menara (S1, S2, S3, S4, O1, O3, O5) Menigkatkan keahlian SDM dengan pelatihan dan melakukan sharing knowledge agar tidak ketergantungan dengan tenaga ahli (S1, S2, S5, O1, O5 )
Meningkatkan profesional dalam sumber daya manusia dengan dibekali pelatihan dan melakukan sharing knowledge (W1, W3, O2, O3, O5).
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya data dan informasi yang dibutuhkan dalam mengembangkan usaha telekomunikasi (W3 , W4, W5, O1, O2, O4, O5)
T1 Kompetitor baru di area yang sama dan persaingan harga.
T2 Keterbatasan dana.
T3 Kompetitor memegang pangsa pasar terbesar dengan kemajuan teknologi yang dimiliki.
T4 Pekembangan teknologi yang cepat.
T5 Berpindahnya sumber daya manusia yang potensial.
Melakukan perancangan program sharing knowledge management sistem dan peningkatan pengolahan datawarehouse (S2, S3, S4, T1, T2).
Pendayagunaan peran dan fungsi SDM perusahaan untuk kebijakan dan pengambilan keputusan (S1, S2, S3, S4, T4, T5).
Memberikan sistem reward dan kenaikan gaji secara berkala kepada karyawan yang berprestasi (S2, S5, T1, T3, T5).
Mengintegrasikan sistem yang sudah ada ( W3, W5, T1, T3, T4).
Meningkatkan sistem pelayanan informasi dalam menjaga kepuasan pelanggan(W1, W3, W4, T2, T4).
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Strategi Memperkecil Kelemahan Dan Mengatasi Tantangan/Ancaman (WT)
Strategi Memakai Kekuatan Untuk Mengatasi Tantangan/Ancaman (ST)
Threats(T)
Strategi Menanggulangi Kendala/Kelemahan Dengan Memanfaatkan Peluang (WO)
Strategi Memakai Kekuatan Untuk Memanfaatkan (SO)
Opportunities (O)
Weaknesses (W) Strengths (S)
Melihat dari matrix diatas menentukan kondisi PT.Lintas Group telah berada di posisi di strategi agresif dimana posisi tersebut menjelaskan opportunities dan strenght dalam mengembangkan usahanya dengan merumuskan detail strategi diatas. Berdasarkan matriks SWOT pada Tabel 4.11, ada tiga strategi yang harus didukung oleh SI/TI dalam perealisasiannya. Berikut ini merupakan usulan pemetaan hasil analisis SWOT pada PT. Lintas Group dan dukungan SI/TI yang diperlukan :
Tabel 4.11 Pemetaan analisis SO Dan Dukungan SI/TI
Strategi SO Kebutuhan SI/TI Dukungan
SI/TI 1. Membuat perancangan sistem
aplikasi, infrastruktur topologi jaringan dan meningkatkan keahlian SDM.
1. Adanya infrastruktur yang menunjang pengintegrasian keseluruhan proses, sistem dan data yang diperlukan.
2. Adanya suatu sistem aplikasi yang menunjang kinerja bisnis.
3. Penambahan pada struktur Divisi TI yang bertanggung jawab dalam melakukan perencanaan pemanfaatan sistem informasi.
SIG BI KMS
2. Memperbesar pangsa pasar dan mengelola sebuah informasi agar menentukkan titik lokasi yang potential dalam pembangunan menara.
1. Adanya suatu sistem aplikasi yang dapat melihat geolokasi keseluruhan menara yang ada.
2. Adanya data statistik mengenai data wilayah, produk, dan developer dalam melakukan pengembangan pembangunan menara BTS.
SIG BI
3. Menigkatkan keahlian SDM dengan pelatihan dan melakukan sharing knowledge agar tidak ketergantungan dengan tenaga ahli
1. Adanya sistem dengan metode pembelajaran berbasis web kepada para karyawan dalam memberikan pengetahuan yang dimiliki.
2. Adannya sistem yang memudahkan komunikasi dalam media pembelajaran berbasis web.
KMS
4.4 Analisis Eksternal SI/TI
Dalam membangun BTS untuk mengoperasikan jaringan perusahaan telekomunikasi, dana yang akan dikeluarkan tergolong besar, dengan adanya suatu pengembangan teknologi dalam telekomunikasi Infrastruktur yang dibutuhkan dalam Open BTS itu sendiri relatif murah jika dibandingkan dengan BTS yang dipakai oleh sejumlah provider, karena Open BTS ini menggunakan software Opensource.
Open BTS adalah teknologi BTS open source yang bekerja dengan sebuah hardware yang bernama USRP (Universal Software Radio Peripheral) dan software terbuka asterisk. USRP menghubungkan Open BTS dengan jaringan standar telepon seluler (GSM), sedangkan asterisk berfungsi menginterkoneksikan
dengan jaringan telepon lainnya seperti PSTN (Public Switched Telephone Network) atau operator telekomunikasi lain dengan menggunakan VoIP (Voiceover IP) www.rangenetworks.com. Ada dua (2) versi OpenBTS berbayar oleh Range Networks.
1. Distribusi Public menggunakan lisensi AGPLv3, khusus untuk pendidikan dan experimen / pengembangan. Tapi tidak cocok untuk instalasi komersial.
2. Distribusi Komersial menggunakan EULA dan di bundel dengan hardware Range Networks. Versi komersial termasuk banyak fitur carrier-grade seperti Multi-ARFCN, billing, provisioning, prepaid, struktur data base, mobility dan sebentar lagi cell-to-cell handoff dan data (GPRS, EDGE dan UMTS).
Open BTS adalah sebuah BTS GSM berbasis software open source, yang memungkinkan handphone GSM untuk menelpon tanpa menggunakan jaringan operator selular yang ada. Open BTS dikenal sebagai implementasi open source pertama dari protokol standard industri GSM. Pada generasi awal, untuk sebuah BTS biasanya membutuhkan lahan yang luas dan power supply yang besar.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan memperhatikan faktor estetika, secara fisik BTS mengalami evolusi yang cukup signifikan. Dengan konsep kamuflase, kini BTS memiliki beragam bentuk. Ada yang menyerupai pohon, lampu billboard dan lain sebagainya. Bahkan secara ukuran, BTS kini ada yang berukuran mini dengan kemampuan yang tidak kalah dengan BTS berukuran besar.
4.5 Analisis Internal SI/TI
Dalam melakukan analisis lingkungan internal SI/TI yang ada diperusahaan dengan berbagai tools analisis yang digunakan untuk mengukur keadaan disini penulis menggunakan analisis IT BSC, analisis McFarlan dan analisis hardware dan software sebagai berikut.
4.5.1 Analisis Hardware dan Software
Dari analisis yang sedang berjalan pada PT.Lintas Group mengenai pemakaian sistem perangkat lunak yang menunjang bisnis diperusahaan Topologi jaringan terlihat pada Gambar 4.6 adalah sebagai berikut.
Gambar 4.6 Analisis Topologi Jaringan yang sedang berjalan
Gambar 4.7 Interface dari sistem RAB PT. Lintas Group
Pada Gambar 4.7 sistem RAB ini difokuskan dalam membuat anggaran biaya pada perusahaan dalam menyusun sebuah pembangunan menara tower, pada sistem ini hanya digunakan pada Divisi keuangan, dalam menyusun anggaran keuanggan perusahaan, tagihan, memberikan pelaporan, Divisi purchasing dalam memasukkan informasi supplier yang berpotensi menunjang kebutuhan perusahaan sesuai harga dan kesanggupan dalam memenuhi kebutuhan material yang dibutuhkan dalam melakukan pengerjaan pembangunan menara tower.
Gambar 4.8 Interface dari website sistem PT. Lintas Group
Terlihat pada Gambar 4.8 website ini berfungsi hanya menampilkan informasi perusahaan dan tidak memberikan dampak yang besar dalam kegiatan bisnis, dalam layanan ini juga difungsikan kepada Divisi sitac, cme, marketing dalam hal sebagai media share data informasi kepada sekpro untuk melihat kegiatan operasional dalam suatu lingkungan menara BTS. Dan juga berfungsi sebagai media email pada karyawan. Sistem inventori pada PT.Lintas Group fungsi utama sebagai pengendalian ketersediaan material, penjadwalan dalam
mengantarkan material kesuatu lokasi proyek yang dilaksanakan, memberikan pelaporan historical dalam melihat kebutuhan satu proyek yang dilakukan. Sistem inventori ini hanya digunakan pada bagian logistik.
Spesifikasi hardware yang sedang berjalan:
Tabel 4.12 Hasil analisis deskripsi aplikasi sedang berjalan.
Deskripsi Jenis Unit
Hardware Intel Pentium IV 2.8 Ghz, Monitor LCD, ukuran 15 inch, Memory DDRAM 1 GB, Harddisk 80 GB, DVD ROM 52x, VGA 64 Mb Onboard, Mouse Optical, Keyboard standar
20
Sistem Operasi Windows XP SP , Window server 2003 1 set Database MySQL client version: 5.1.4.
Bahasa Pemrograman PHP, Java.
Server Blade Server Fujitsu IBM xseries
1
Aplikasi RAB dan Inventori, Router
Switch
Cisco 1800, Cicso 2800, Cisco 3600 Cisco 2600, Cisco 3500
3 4
Scanner Umax 4.1 2
4.5.2 Analisis IT BSC
Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengevaluasi kinerja dan perencanaan mendatang. Untuk mengukur kinerja divisi TI PT. Lintas Group, maka digunakan metode IT Balanced Scorecard yang memiliki empat perspektif; kontribusi instansi, orientasi pengguna, penyempurnaan operasional, dan orientasi masa depan. Tujuannya untuk mengetahui apakah divisi TI sudah mendukung visi, misi, dan tujuan strategis PT. Lintas Group.
3.5.2.1 Visi, Misi, dan Strategi TI
Visi: Organisasi TI yang meningkatkan strategi perusahaan PT.Lintas Group dengan memberikan praktek terbaik dalam sistem TI.
Misi:
1. Menjaga keamanan informasi data dalam melakukan pengolahan Penyajian serta Penyebaran data.
2. Menyiapkan sumber daya manusia sistem teknologi informasi, yang berkualitas, profesional serta memiliki integritas tinggi.
Strategi:
1. Mengembangkan infrastruktur dan sistem yang dapat menunjang pemeliharaan data dan informasi.
2. Memberikan pelayanan kepada mitra bisnis secara cepat dan tepat dengan pengunaan teknologi informasi.
3. Peningkatan knowledge dan skill staf departemen teknologi informasi.
4. Menanggulangi secara cepat dan tepat gangguan yang terjadi pada sistem.
4.5.2.2 Penyelarasan Visi dan Misi
Gambar 4.9 Penyelarasan Visi dan Misi
Berikut ini penjelasan dari Gambar 4.9 mengenai penyelarasan visi dan misi PT.Lintas Group dengan visi dan misi Divisi TI :
• PT.Lintas Group memiliki visi menjadi partner sukses yang dapat memberikan solusi kreatif di segala bidang usaha untuk mencapai hasil yang memenuhi standar mutu, waktu dan biaya. Dalam pencapaian misinya perlu organisasi TI yang meningkatkan strategi perusahaan PT.Lintas Group dengan memberikan praktek terbaik dalam sistem TI.
• PT.Lintas Group memiliki visi memberikan pelayanan professional dengan kualitas tertinggi dan intregritas penuh untuk membantu dan mendukung klien mencapai tujuan secara efektif dan efisien dan saling memberikan pelayanan informasi dan pengetahuan untuk dapat memberikan inovasi dalam penyelesaian pekerjaan sesuai dengan harapan dan keperluan klien serta menciptakan sinergi antara kebutuhan dan harapan klien dengan standar dan regulasi. Maka didukung oleh misi TI meliputi menjaga keamanan informasi data dalam melakukan pengolahan penyajian serta penyebaran data serta