• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat telah mengambil alih peran manusia karena telah tergantikan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat telah mengambil alih peran manusia karena telah tergantikan oleh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Usia remaja merupakan usia produktif untuk mencapai segala sesuatu dengan semaksimal mungkin, namun kemajuan teknologi justru membawa efek negatif pada kesehatan remaja masa kini. Kemajuan teknologi yang sangat pesat telah mengambil alih peran manusia karena telah tergantikan oleh mesin dan komputer.

Segala sesuatu yang serba online, praktis, cepat dan tidak membutuhkan banyak tenaga, secara tidak langsung telah membawa remaja ke arah pola hidup yang cenderung pasif dan mengakibatkan penurunan aktivitas fisik (Siregar, 2010). Apabila aktivitas fisik seseorang menurun/berkurang, akan berdampak kepada terjadinya menurunnya kebugaran jasmani seseorang, dan salah satu komponen terpenting dari kebugaran jasmani adalah daya tahan kardiovaskuler yang juga memegang peranan penting dalam kehidupan sehari- hari (Sharkley, 2011).

Kurangnya aktivitas fisik banyak dikaitkan dengan faktor resiko penyakit kardiovaskuler pada remaja. Penelitian Nurhidayat (2014) menyatakan bahwa aktivitas fisik yang buruk pada remaja memiliki prevalensi terbesar yakni sebesar 54,7% terhadap faktor resiko penyakit kardiovaskuler, dan obesitas merupakan faktor resiko yang memiliki peluang tertinggi terhadap kejadian pernyakit kardiovaskuler (hipertensi) pada remaja yakni

(2)

sebesar 6 kali (Nurhidayat, 2014). Terlebih lagi Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKTR, 1992-2001) menyebutkan bahwa penyakit kardiovaskular sebagai penyebab kematian, meningkat dari urutan ke-11 menjadi urutan ke-3 dan penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab kematian utama (Martono &

Pranaka, 2009).

Sesungguhnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya penurunan aktivitas fisik dan kebugaran jasmani pada remaja, salah satunya yakni dengan diadakannya mata pelajaran olahraga disekolah, ditengah rutinitas belajar, namun sayangnya hal tersebut tidak serta merta memberi efek yang besar terhadap kebugaran jasmani remaja, karena kegiatan tersebuat rata-rata hanya di jadwalkan sebanyak 2-3 jam dalam seminggu, namun keberadaan ekstrakurikuler dapat digunakan sebagai salah satu wadah untuk membantu memperbaiki kebugaran jasmani remaja (Griadhi, 2015).

Salah satu bentuk ekstrakurikuler yang di programkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah ekstrakurikuler paskibra (Depdikbud, 1995). Ektrakurikuler paskibra sudah sejak lama dikenal dan sampai sekarang masih menjadi salah satu ekstrakurikuler yang di gandrungi oleh remaja. Khususnya di kabupaten Gianyar, keberadaan ekstrakurikuler paskibra saat ini tidak hanya sebagai wadah untuk mempersiapkan dan mencetak siswa-siswi yang berkompeten untuk bergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, namun juga sebagai wadah untuk mempersiapkan annggotanya untuk mengikuti ajang lomba keterampilan/ketangkasan baris- berbaris yang setiap tahun rutin diadakan oleh instansi-instansi pemerintahan

(3)

baik di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, bahkan nasional (Apriani, 2015).

Baik dalam kegiatan paskibra maupun kegiatan lomba keterampilan/ketangkasan baris-berbaris, kedua kegiatan tersebut sangat membutuhkan kebugaran jasmani yang baik dalam pelaksanaannya, pasalnya kegiatan baris-berbaris menuntut performa yang baik dan konstan serta konsentrasi yang baik dalam jangka waktu yang cukup lama, sekitar 20-30 menit dalam satu penampilan lomba, dan sekitar 1-2 jam untuk kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Indonesia. Hal terkait juga dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tahun 2015, bahwa anggota paskibra harus memiliki nilai kesehatan dan kebugaran yang baik dalam rangka menciptakan kondisi umum metabolisme yang baik, daya tahan tubuh dan kekuatan fisik yang prima sehingga mampu melaksanakan tugas secara baik, fokus, efisien dan produktif tanpa kelelahan yang berarti (Permenpora, 2015).

Selain itu dalam latihan baris-berbaris terdapat beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya sikap tubuh yang tegap, hentakan kaki, gerakan yang tegas, pengaturan irama langkah, serta konsentrasi yang baik (Anon., 2011), dan keberhasilan dalam pelaksanaan hal tersebut sangat di pengaruhi oleh kesempurnaan komponen kebugaran jasmani meliputi kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskuler, fleksibilitas, koordinasi, keseimbangan, dan akurasi yang dimiliki oleh seorang anggota paskibra.

Namun dalam pelaksanaan ektrakurikuler paskibra yang ada di SMA Negeri 1

(4)

Gianyar terdapat beberapa keluhan muncul selama pelaksanaan latihan.

Berdasarkan hasil wawancara pada bulan Desember 2015, beberapa anggota ekstrakurikuler paskibra mengeluhkan bahwa mereka sering merasa cepat lelah dan nafas terasa berat/cepat terengah-engah saat harus melakukan gerakan-gerakan baris-berbaris seperti gerakan jalan ditempat, langkah tegap maupun lari maju serta gerakan lainnya yang harus dilakukan berulang kali dengan tempo yang di tentukan sesuai aturan baris-beraris yang berefek pada menurunnya konsentrasi sehingga membutuhkan banyak waktu istirahat dan menyebabkan tidak terselesaikannya tahap latihan dengan baik. Muncul dugaan hal tersebut disebabkan oleh rendahnya kebugaran jasmani dari anggota ekstrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar, khususnya daya tahan kardiovaskuler. Bagaimanapun juga komponen kebugaran jasmani lainnya tidak akan mampu mencapai maksimal apabila tidak ditunjang oleh daya tahan kardiovaskuler yang baik (Wilmore & Costill, 2005), maka dari itu daya tahan kardiovaskuler dapat dianggap sebagai komponen terpenting dalam pelaksanaan ekstrakurikuler paskibra.

Keadaan rendahnya daya tahan kardiovaskuler pada anggota ekstrakurikuler paskibra sangat dipengaruhi oleh keadaan latihan dari anggota ekstrakurikuler ini. Berdasarkan wawancara dengan pelatih yang dilakukan pada bulan Desember 2015, menceritakan tentang keadaan latihan yang selama ini dilakukan, memang tidak ada latihan khusus yang diberikan oleh pelatih terkait dengan keberadaan daya tahan kardiovaskuler pada anggota ekstrakurikuler ini. Proses latihan yang dilakukan dengan durasi 2-3 jam

(5)

dengan waktu istirahat 2 x 15 menit yang terkadang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan anggotanya, cenderung berfokus pada bentuk gerakan baris-berbaris. Proses latihan diawali dengan tahap peregangan, pemanasan, dan latihan fisik dengan joging keliling lapangan selama 10-15 menit, kemudian dilanjutkan dengan latihan inti baris-berbaris (Apriani, 2015). Hal tersebut menguatkan dugaan peneliti bahwa masih kurangnya daya tahan kardiovaskuler dari anggota ekstrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar.

Daya tahan kardiovaskuler dapat dinilai secara kuantitatif, salah satunya dengan mengukur kapasitas pengambilan oksigen maksimum atau disebut juga VO2max (Wijayanti, 2006), maka secara tidak langsung besar- kecilnya nilai VO2max pada seseorang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui baik buruknya daya tahan kardiovaskuler seseorang, hal tersebut juga dapat diberlakukan untuk remaja yang bergabung dalam ekstrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar. Munculnya keluhan- keluhan selama proses latihan dikaitkan dengan rendahnya nilai daya tahan kardiovaskuler serta rendahnya nilai VO2max dari anggota ekstrakurikuler paskibra ini. Hal tersebut juga dikuatkan oleh studi literatur di beberapa negara yang menunjukan nilai VO2max orang Indonesia merupakan pemilik nilai VO2max terendah dengan nilai rata-rata VO2max sebesar 31,58 ml. kg-1. menit-1 (Wijayanti, 2006).

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakan suatu bentuk pelatihan guna meningkatkan nilai VO2max pada remaja khususnya siswa yang

(6)

tergabung dalam ekstrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar, maka perlu dilakukan sebuah pelatihan yang baik, sistematis, dan teratur, mengikuti prinsip-prinsip serta metode latihan yang akurat sehingga dapat menciptakan kondisi kesehatan dan kebugaran yang baik pada remaja. Ada banyak metode latihan yang dapat meningkatkan nilai VO2max antara lain : Joging, Fratlek, Cross Country, Interval Training, bersepeda, berenang dan lain-lain (Sajoto,

1988). Namun dalam hal ini peneliti akan memfokuskan menggunakan pelatihan sirkuit dan pelatihan joging sebagai metode latihan yang diharapkan dapat meningkatkan nilai VO2max khususnya pada anggota paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar.

Pelatihan sirkuit adalah suatu program latihan yang dikombinasikan dari beberapa item-item latihan yang tujuannya dalam melakukan suatu latihan tidak akan membosankan dan lebih efisien, serta mencakup latihan untuk : 1) Kekuatan otot, 2) Ketahanan otot, 3) Kelentukan, 4) Kelincahan, 5) Keseimbangan, dan 6) Ketahanan jantung paru (Nossek, 1982), sedangkan Pelatihan joging merupakan bentuk latihan lari secara kontinyu dengan kecepatan 11 km/jam atau 5,5 menit/km (Giam & The, 2005), yang digunakan untuk melatih daya tahan kardiovaskuler dan juga daya tahan otot.

Pemilihan kedua bentuk latihan tersebut di dukung oleh hasil studi yang telah ada, yakni studi yang dilakukan oleh Hariyanta (2014) menyatakan circuit training berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot tungkai dan VO2max (Hariyanta, et al., 2014) serta studi yang dilakukan oleh Irianto yang menyatakan bahwa latihan joging berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas

(7)

VO2max (Irianto, 2015), serta masih banyak penelitian sejenis yang meneliti pengaruh latihan terhadap peningkatan nilai VO2max. Namun belum ada penelitian yang membandingkan efektivitas dari kedua latihan tersebut.

Pelatihan sirkuit yang memiliki banyak variasi bentuk latihan memungkinkan untuk diteliti kembali dalam varian yang berbeda dibandingkan dengan pelatihan joging yang merupakan latihan standar yang sering digunakan dalam rangka menjaga kebugaran jasmani seseorang. Oleh karena itu, maka peneliti akan mencoba meneliti efektivitas pelatihan sirkuit dibandingkan dengan pelatihan joging pada anggota ekstrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah pelatihan sirkuit dapat meningkatan nilai VO2max pada anggota ektrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar?

2. Apakah pelatihan joging dapat meningkatan nilai VO2max pada anggota ektrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar?

3. Apakah pelatihan sirkuit lebih efektif meningkatkan nilai VO2max daripada pelatihan joging pada anggota ektrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar?

1.3.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(8)

Untuk mengetahui gambaran secara umum efektivitas pelatihan sirkuit dan pelatihan joging dalam meningkatkan nilai VO2max pada remaja.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui efektivitas pelatihan sirkuit dalam meningkatkan nilai VO2max pada anggota ektrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar

b. Untuk mengetahui efektivitas pelatihan joging dalam meningkatkan nilai VO2max pada anggota ektrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar

c. Untuk mengetahui pelatihan sirkuit lebih efektif dalam meningkatkan nilai VO2max daripada pelatihan joging pada anggota ektrakurikuler paskibra di SMA Negeri 1 Gianyar

1.4.Manfaat

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar informasi ilmiah tentang mengetahui pengaruh pelatihan sirkuit dan pelatihan joging terhadap perubahan nilai VO2max pada remaja serta dapat dikembangkan kearah penelitian yang lebih mendalam.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program latihan bagi para siswa ekstrakurikuler paskibra

2. Sebagai sumber informasi dan masukan bagi penelitian selanjutnya khususnya penelitian tentang kardiovaskuler/kardiorespirasi

Referensi

Dokumen terkait

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PROVINSI :

Pasal 18 ayat (1) menyatakan bahwa transaksi elektronik yang dituangkan dalam kontrak elektronik mengikat para pihak. Selanjutnya dalam Pasal 40 ditentukan

Penerapan halal lifestyleI sudah banyak dilakukan pada berbagai bidang tersebut, jika dalam pasar modal syariah penerapan halal lifestyle dengan mengubah investasi dalam

M Ma Malaikatyang Malaikatyang alla aiik ka att yangbertugas yangbertugas bertugasmencatat bertugasmencatat mencatatamal

Bau pada ekskreta tubuh, seperti urine dan feses dapat disebabkan karena aktivitas mikroba saluran pencernaan yang menghasilkan nitogen volatil (amonia), senyawa amina

Ruang publik politik dan civil society merupakan ruang dan wahana strategis bagi partisipasi politik gereja dalam keberpihakan kepada masyarakat di hadapan kekuasaan politik

Tony : Huwag kayong mag-alala, kaya ko ito (Hihinga muna nang mahaba.) Mula nang madala ko rito, e nag-iba na ng takbo ng Naisip kong walang ibubungang mabuti ang kasamaan

Berdasarkan hasil penelitian me- nunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 34 responden (53,1%) dan dari hasil uji Chi