• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Klub-klub Divisi Satu Pengurus Cabang (PENGCAB) PSSI Kabupaten Batang untuk Mengikuti Kompetisi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Motivasi Klub-klub Divisi Satu Pengurus Cabang (PENGCAB) PSSI Kabupaten Batang untuk Mengikuti Kompetisi."

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI KLUB-KLUB SEPAKBOLA DIVISI SATU PENGURUS

CABANG (PENGCAB) PSSI KABUPATEN BATANG

UNTUK MENGIKUTI KOMPETISI

Skripsi

disusun untuk memperoleh gelar sarjana

oleh

Nama : Ainun Najib

Nim : 6250404019

Jurusan : Ilmu Keolahragaan

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PENEGASAN KELULUSAN

Skripsi telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia ujian Skripsi Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Uviversitas Negeri Semarang pada tanggal 12 Agustus 2009

Panitia Ujian Skripsi:

Ketua, Sekretaris,

Drs. Tri Nurharsono, M. Pd Drs. Musyafari Waluyo, M. Kes.

NIP 131571556 NIP 130523505

Penguji I,

Drs. Prapto Nugroho, M. Kes. NIP.

Penguji II,

Dr. Soekardi, M. Pd. NIP 130340674

Penguji III,

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi.

Pembimbing I, Pembimbing II,

.Dr. Soekardi, M. Pd Drs. Djanu Ismanto, MS

NIP 130340674 NIP 131571558

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan,

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Seamarng, Juli 2009

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

” Kehebatan kita bukannya karena kita tidak pernah jatuh, tetapi mampu bangkit kembali setiap kali kita jatuh” (penulis)

” Tuhan telah memberikan ulat kepada setiap burung, hanya saja Tuhan tak langsung melemparkannya ke dalam sarang mereka” (petuah Bapak)

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini kupersembahkan untuk.

1. Kedua Orang tua, adik-adik yang menjadi semangat tak pernah ada habis dalam memyelesaikan skripsi ini.

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan hadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dpat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari pihak lain. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Soekardi, M. Pd., sebagai pembimbing I dan Drs. Djanu Ismanto, MS., sebagai pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis dan memberikan arahan dalam menyusun skripsi.

2. Ketua jurusan ilmu keolahragaan yang telah memberikan izin bagi penulis untuk menyelesaikan penyusun skripsi.

3. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan izin bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kebijakan pada penulis selama mengikuti kuliah.

5. UPT perpustakaan Universitas Negeri Semarang dan perpustakaan jurusan yang telah menyediakan buku-buku sebagai referensi skripsi.

6. Seluruh pengurus klub divisi satu Pengcab kabupaten Batang, yang telah sabar membimbing penulis selama penelitian berlangsung.

(7)

vii

8. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian olahraga.

Semarang, Juli 2009

(8)

viii

SARI

Najib, Ainun, 2009. Motivasi Klub-klub Divisi Satu Pengurus Cabang (PENGCAB) PSSI Kabupaten Batang untuk Mengikuti Kompetisi. Skripsi, Jurusan

Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing I: Dr. Soekardi, M. Pd, Pembimbing II: Drs. Djanu Asmanto, Ms.

Kata Kunci: Motivasi klub-klub divisi satu pengcab PSSI kabupaten Batang, dan

mengikuti kompetisi.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa besar motivasi pemain, pelatih, dan pengurus yang berada di klub-klub divisi satu Pengcab PSSI kabupaten Batang dalam mempersiapkan untuk mengikuti kompetisi Pengcab PSSI Kabupaten Batang. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah seberapa besar motivasi klub-klub sepakbola divisi satu pengurus cabang (pengcab) PSSI kabupaten Batang dalam mengikuti kompetisi.

Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif, adapun sumber data dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di klub-klub divisi satu pengurus cabang (pengcab) PSSI kabupaten Batang. Data tersebut berupa dokumen yang ada di klub divisi satu pengcab PSSI kabupaten Batang dan hasil wawancara dengan pengurus serta anggota klub. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan angket.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi yang dimiliki klub-klub divisi satu pengcab PSSI kabupaten Batang tergolong dalam kategori tinggi. Motivasi untuk pemain menunjukkan skor 17.50% faktor fisiologis, 22.50% faktor bakat, 12.50% faktor aktualitas diri, 15.00% faktor kompetisi, 12.50% faktor penghargaan, 7.50% faktor kondisi lingkungan, dan 5.00% faktor tuntutan. Sedangkan, motivasi pelatih dan pengurus, yaitu 3.06% aspek prinsip motivasi, 20.04% aspek herarki motivsi, 26.72% aspek karakteristik motivasi, dan 23.38% fungsi motivasi.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

PENGESAHAN KELULUSAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

PRAKATA... vi

SARI………..viii

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR TABEL………... xi

DAFTAR GRAFIK………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………..……...…………... 1

1.2 Permasalahan...………...………... 4

1.3 Tujuan Penelitian………...…………... 5

1.4 Manfaat Penelitian………...………….…... 5

1.5 Penegasan Istilah………...……….…... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1 Motivasi……….………...……...… 9

2.1.1 Pengertian Motivasi……….………....…...……... 9

2.1.2 Macam-macam Motivasi……….………...…...…... 14

2.1.3 Prinsip Motivasi……….………...…...…... 16

2.1.4 Herarki Motivasi……….……….……....….……... 17

2.1.5 Karakteristik Motivasi……….………...………..…...…. 18

2.1.6 Fungsi Motivasi……….…………...…….…... 18

(10)

x

2.2 Klub……….……..………..…... 20

2.3 Sepakbola……….………… 22

2.4 Divisi I………...……….…. 25

2.5 Pengurus Cabang PSSI (Pengcab)………..……. 26

BAB III METODE PENELITIAN Metode penentuan Obyek Penelitian………..……. 27

Populasi dan Sampel……….…………..…... 27

Populasi……….…………..……….…. 27

Sampel………..………... 28

Metode Pengumpulan Data………...………... 31

Sumber Data……….…. 31

Pengumpulan Data Penelitian………... 32

Validitas dan Reabilitas………..…. 35

Validitas Instrumen………...……..….. 35

Reabilitas Instrumen………...….…. 37

Variabel………... 38

Analisis Data………... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……….………...………… 42

4.1.1 Hasil Penelitian Motivasi Pemain……….…………...………. 42

4.1.2 Hasil Penelitian Motivasi Per Aspek Pelatih…….………...………… 60

4.1.3 Hasil Penelitian Motivasi Per aspek Pengurus…….………….…..……... 68

4.2 Pembahasan……….…………...………... 76

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan………...………….. 83

5.2 Saran………...………… 84

DAFTAR PUSTAKA………....……….……….. 85

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kreteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban Angket……... 35

2. Interval Kepercayaan Motivasi Klub divisi I Pengcab PSSI…….…… 40

3. Hasil Motivasi Pemain Klub-klub Divisi I PSSI Kabupaten Batang……….. 42

4. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Kompetisi Sepakbola………. 46

5. Gambaran Umum Aspek Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis……..…… 48

6. Gambaran Umum Aspek Bakat………... 50

7. Gambaran Umum Aspek Aktualisasi Diri………...….. 52

8. Gambaran Umum Aspek Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis…………... 53

9. Gambaran Umum Aspek Penghargaan………... 55

10. Gambaran Umum Aspek Kondisi Lingkungan……….…... 56

11. Gambaran Umum Aspek Kompetisi………... 58

12. Gambaran Umum Aspek Tuntutan………....…..……... 59

13. Gambaran Umum Hasil Penelitian Motivasi Pelatih... 61

14. Gambaran Umum Hasil Penelitian Aspek Prinsip Motivasi Pelatih……….. 62

15. Gambaran Umum Hasil Penelitian Aspek Herarki Motivasi………... 64

16. Gambaran Umum Aspek Karakteristik Motivasi Pelatih……... 66

17. Gambaran Umum Aspek Fungsi Motivasi……….….……... 67

(12)

xii

19. Aspek Fungsi Motivasi Pengurus... 70

20. Aspek Herarki Motivasi Pengurus…………...………... 72

21. Aspek Karakteristik Motivasi Pengurus... 73

(13)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Prosentase Hasil Penelitian Motivasi Pemain Klub Divisi Satu

Pengcab PSSI Kabupaten Batang... 43

2. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Kebutuhan Fisiologis………... 49

3. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Bakat………... 51

4. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Aktualisasi Diri………...…... 52

5. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Perhatian………...……... 54

6. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Penghargaan…………...……... 55

7. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Kondisi Lingkungan... 57

8. Prosentase Hasil Penelitian Aspek kompetisi... 58

9. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Tuntutan... 60

10. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Prinsip Motivasi Pelatih... 63

11. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Herarki Motivasi Pelatih... 65

12. Persentase Hasil Aspek Karakteristik Motivasi Pelatih... 66

13. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Fungsi Motivasi... 68

14. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Fungsi Motivasi Pengurus... 71

15. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Herarki Motivasi Pengurus... 72

16. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Karakteristik Motivasi Pengurus... 74

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar klub-klub divisi 1 Pengcab PSSI Kabupaten Batang...…. 87

2. Daftar klub-klub divisi 2 Pengcab PSSI Kabupaten Batang... 88

3. Dafatar Klub Divisi III Pengcab Kabupaten Batang………...…….. 89

4. Kisi-kisi angket pengurus ... 91

5. Kisi-kisi angket pelatih... ... 92

6. Kisi-kisi angket pengurus ... 93

7. Uji Coba Angket Pengurus...94

8. Uju Coba Angket Pelatih... 100

9. Uji coba Angkaet Pemain... 105

10. Daftar Angket Penelitian Pengurus... 112

11. Daftar Angket Peneltian Pelatih... 117

12. Daftar Angket Penelitian Pemain... 122

13. Ketentuan Pelaksanaan Kompetisi Pengcab PSSI Kab. Batang... 129

14. Jadwal Kompetisi Divisi I Liga Pngcab PSSI... 134

15. Daftar Hukuman Pelangaran... 137

16. Peraturan Khusus Kompetisi Pengcab PSSI Kab. Batang... 141

17. Data Validitas dan Reliabitas Angket untuk Pemain………...…..…… 144

18. Data Validitas dan Reliabitas Angket untuk pelatih……..……..…..….. 146

(15)

xv

20. Data Hasil Penelitian Pemain………..…... 148

21. Data Hasil Penelitian Pelatih……….….….. 151

22. Data Hasil Penelitian Pengurus………..…...….…... 152

23. Frekuensi Tabel Motivasi Pemain………... 154

24. Frekuensi Tabel Motivasi Pemain………... 163

25. Frekuensi Tabel Motivasi Pemain………... 170

26. pengskoran angket……….177

27. gambar penelitian... 176

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Olahraga saat ini tidak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat yang bermukim baik di kota-kota maupun di desa. Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, kesadaran masyarakat semakin mengerti akan pentingnya olahraga dan kegiatan olahraga makin marak dilakukan, hal itu didikung banyaknya sarana olahraga yang dibangun, serta pameran industri dan alat-alat sarana alahraga yang sering dipergunakan oleh masyarakat, dengan kata lain olahraga sudah berkembang pesat dilihat dari segala aspek, baik dari aspek prestasi, aspek rekreatif, aspek bisnis, maupun aspek pendidikan (Fahmi Fahrezi 1992: 2).

Olahraga merupakan kebutuhan manusia, sekarang ini olahraga dapat dikatakan kebutuhan unsur pokok dan sangat berpengaruh dalam pembentukan jiwa (rohani) dan raga (jasmani) yang kuat. Sering orang bilang dalam tubuh yang sehat bersemayam jiwa yang kuat. Sehingga setiap manusia yang sering melakukan kegiatan olahraga akan memiliki kesehatan rohani dan jasmani yang lebih baik dibanding manusia yang jarang atau tidak pernah sama sekali melakukan olahraga.

(17)

baru, contohnya klub sepakbola yang sekarang ini tersebar dimana-mana, di kota Batang memiliki satu organisasi sepakbola yang dikelola (Pengcab) PSSI Kabupaten Batang yang tujuannya mengkoordinasi dan membina klub sepakbola dan pemain sepakbola, tentunya mempunyai tujuan seperti klub-klub sepakbola lainnya, yaitu mewujudkan prestasi yang membanggakan serta membangun watak personil untuk mengangkat harkat dan martabat persatuan sepakbola.

Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau tim maka suatu tim yang baik, kuat, dan tangguh adalah tim yang terdiri atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan permainan yang kompak artinya kerjasama yang baik. (Sukatamsi:1984:12)

Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua tim, masing-masing tim atau regu terdiri atas sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang (Sukatami 1998:12). Hampir seluruh permainan dimainkan dengan keterampilan kaki, badan, dan kepala untuk memainkan bola, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bisa mengunakan kaki, tanggan, dan kepala asalkan didalam garis pinalti, apabila di luar kotak pinalti penjaga gawang tidak boleh memainkan bola dengan mengunakan tanggan. Namun demikian agar dapat bermain sepakbola dengan baik perlu bimbingan tuntutan dan keterampilan bermain sepakbola.

(18)

menyepelekan akan pentingnya latihan yang rutin dan mental yang kuat, sehingga dalam diri individu pemain perlu adanya motivasi.

Motivasi sangat bervariatif, didorong oleh kubutuhan yang dirasakan. Kesenjangan ini menimbulkan permasalahan dalam proses berlatih dalam sebuah klub olahraga. Motivasi tinggi yang dimiliki orang dalam melakukan kegiatan akan mendapatkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan orang yang rendah motivasinya dalam melakukan kegiatan, oleh karena itu, motivasi merupakan peranan yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan.

Aspek kejiwaan pemain seperti sikap mental, kepribadian, motivasi, konsentrasi kecerdasan, dan lain-lain kadang kurang mendapat perhatian dari para pelatih dan pengelola suatu klub. Pada hal faktor psikologis khususnya motivasi memegang peranan yang sangat penting. Contohnya motivasi yang dimiliki pemain adalah sebagai pengerak dan pengarah setiap perilaku pemain.

Namun, pada kenyataannya tidak semua pemain memiliki motivasi yang sama untuk berprestasi. Maka dari itu, motivasi sangat bervariatif, didorong oleh kebutuhan yang dirasakan kensenjangan ini menimbulkan permasalahan dalam proses berlatih di sebuah klub olahraga.

(19)

dorong yang berasal dari dalam dan luar diri seseorang melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Badudu dan Zain (1995:666) mengemukakan motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Motivasi adalah proses aktualisasi sumber pengerak dan pendorong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu (Setobroto 1989 24). Dari pengertian motivasi yang diungkapkan di atas maka dapat dikatakan motivasi sangatlah penting bagi semua orang, tidak hanya atlet. Karena motivasi di sini adalah sesuatu yang dapat mendorong individu beraktifitas untuk memenuhi kebutuhannya, serta mencapai kepuasan diri seseorang. Dalam klub motivasi menjadi dasar yang utama bagi pemain, tiap individu maupun secara klub. Dengan motivasi yang tinggi maka klub terdorong untuk bertingkahlaku, bergerak, dan mencapai kepuasan, yaitu prestasi yang cemerlang.

Berdasarkan uraian di atas sehingga menarik penulis untuk meneliti

“MOTIVASI KLUB-KLUB SEPAKBOLA DIVISI SATU PENGURUS CABANG

(PENGCAB) PSSI KABUPATEN BATANG UNTUK MENGIKUTI KOMPETISI”

1.2 Permasalahan

(20)

(PENGCAB) PSSI Kabupaten Batang untuk mengikuti kompetisi pengcab PSSI Kabupaten Batang.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar motivasi klub-klub sepakbola divisi satu pengerus cabang (PENGCAB) PSSI Kabupaten Batang untuk mengikuti kompetisi Pengcab PSSI Kabupaten Batang?

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan peneliti mempunyai beberapa manfaat bagi pelatih, pengurus, pemain, dan Pengcab adalah sebagai berikut.

1) Bagi pelatih penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuhan agar lebih memahami semua kebutuhan pemain dalam mempersiapkan suatu kompetisi.

2) Bagi pengurus dijadikan sebagai pedoman bahan masukan tentang gambaran memotivasi pemain sepakbola yang variatif, sehingga mampu mengantisipasi keinginan dari pemain sepakbola.

3) Penelitian ini bagi pemain dapat bermanfaat sebagai dasar untuk lebih semangat atau termotivasi dalam meningkatkan kemampuan atau prestasi. Dalam hal ini motivasi seorang pemain dalam bertanding di kompetisi.

(21)

1.5 Penegasan Istilah

Dasar penyesuaiaan dari judul tersebut, untuk menghindari agar masalah yang dibicarakan tidak menyimpang dari tujuan dan tidak menimbulkan kesulitan dalam penafsiran, peneliti menggarisbesarkan sebagai berikut;

1.5.1 Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan (Surachmad 1979:89). Sedangkan, berdasarkan

kamus besar bahasa Indonesia (1995:666) motivasi berarti, dorongan yang timbul

pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Hasan (1994:42) lebih tegas lagi menyebutkan motivasi sebagai gejala psikologi yang amat penting dalam pengembangan dalam pengembangan dan pembinaan potensi individu, karena potensi motivasi ini menjadi kekuatan seseorang sesuai dengan yang diinginkan tingkat kekuatan untuk mencapainya keinginan tersebut. Jadi, motivasi dapat diartikan daya dorong yang berasal dari dalam diri dan dari luar diri seseorang dalam melakukan suatu tindakan demi tercapainya suatu tujuan yang diinginkan.

Menurut Badudu dan Zain (1995: 666) mengemukakan motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

(22)

Klub adalah organisasi yang menjadi wadah para pemain yang berbakat dari salah atu cabang olahraga baik di tingkat Desa, Kecamatan, maupun daerah. Dalam klub tersebut ada kepengurusan yang menjadi motor penggerak organisasi. klub Sepakbola adalah suatu lembaga nonformal yang mewadahi dan menyalurkan minat dari individu yang ada di bawah naungan suatu organisasi yang kepengurusannya jelas dan mempunyai fisi dan misi untuk mencapai suatu tujuan.

Klub dalam penelitian ini adalah wadah pemain sepak bola dan praktisi persepakbolaan di klub-klub divisi satu PSSI Pengcab Kabupaten Batang.

1.5.3 Divisi I

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi 3) maksudnya, yaitu kelompok suatu klub sepakbola yang berada baik di wilayah atau daerah tingkat I (Dati I) maupun yang berada di daerah atau daerah tingkat II (Dati II) yang dikelola oleh suatu lembaga atau instansi dan di Indonesia badan yang mengalola sapakbola, yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). PSSI inilah yang mengelompokkan tingkatan atau biasa disebut dengan divisi sepakbola, tiap-tiap kelompok atau divisi minimal mempunyai lima klub sepakbola. Jadi, divisi satu yaitu kelompok nomor satu klub-klub sepakbola yang berada di wilayah atau Daerah Tingkat I (DATI I) dan yang berada di daerah atau Daerah Tingkat II (DATI II).

(23)

divisi satu dalam penelitian ini adalah klub-klub sepakbola kelompok satu di Kabupaten Batang yang dikelola oleh PSSI.

1.5.4 Sepakbola

(24)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Motivasi

2.1.1 Pengertian Motivasi

Dalam pengunaan istilah, sering terdapat pemggunaan motif dan motifasi untuk menyatakan hal yang sama. Mempermasalahkan kedua istilah itu memang tidak menimbulkan kerugian, akan tetapi kedua istilah tersebut tidak persisi sama (Darsono 2001:61)

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan pada dasarnya setiap perilaku dari individu didorong oleh sesuatu kekuatan, baik yang terdapat dalam diri maupun yang terdapat di luar orang lain yang bersangkutan. Dorongan yang menggerakkan perilaku individu dikenal dengan istilah motif. Seperti yang dijelaskan Setyobroto (1989:19) dijelaskan sebagai berikut: motif dimaksud segala daya yang mendorong seseoang untuk melakukan sesuatu berdasarkan kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa motif adalah sumber kekuatan atau dorongan yang tidak terlepas dari setiap kehidupan individu dalam bertingkah laku dan daya yang mendorong seseorang untuk melakukak sesuatu.

(25)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa motif adalah daya pengerak seseorang di dalam melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi dapat disimpulkan, karena setiap aktivitas yang dilakukan dari dalam diri seseorang itu, maka kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif, pendapat di atas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan (Sardiman 1990: 71) motif adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif sebagai daya pengerak dari dalam dan dari laur individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Jadi, motif itu merupakan suatu kondisi internal dalam bahasa yang lebih sederhan, motif itu adalah “kesiapsiagaan” dalam seseorang.

Motivasi dapat diartikan sebagai daya pengerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat melakukan suatu perbuatan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh sebelum seseorang teersebut melakukan perbuatan.

Pada dasarnya seseorang dalam melakukan kegiatam atau tingkah laku selalu didasari oleh motivasi. Motivasi adalah keadaan yang merupakan daya pengerak dalam diri seseorang individu untuk mendorong yang bersangkutan melakukan kegiatan-kegiatan atau aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Daya pengerak ini akan menjadi aktif pada saat tertentu jika tujuan yang ingin dicapai sangat dirasakan atau dihayati.

(26)

Motivasi dapat menimbulkan sesuatu perbuatan energi dalam diri individu, dan akhirnya akan berhubungan dengan kejiwaan, perasaan dan emosi untuk bertindak dan melakukan sesuatu untuk pencapaian tujuan, kebutuhan dan emosi untuk keinginan tertentu. Supaya kegitan itu terlaksana, harus ada kekuatan pendorong baik dari dalam maupun dari luar diri manusia. Adapun definisi-definisi mengenai motifasi yang dikemukakan oleh para ahli antara lain, menurut Singer dalam Gunarsa (1989: 92) menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan untuk mencapai tujuan atau dorongan dari dalam terhadap aktivitas yang berpengaruh terhadap keinginan dan tujuan yang menjadi dorongan untuk bertingkah laku.

Motivasi merupakan suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya (Handoko 1992:9).

Sedangkan berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (1995:666) motivasi berarti, dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Dari pengertian di atas maka motivasi sebenarnya selalu ada pada setiap orang, hanya saja bagaimana caranya seseorang dapat mengembangkan motivasi tersebut menjadi kegiatan yang positif. Dalam hal olahraga, misalnya motivasi dapat dijadikan modal awal bagi pemain.

(27)

dapat di artikan daya dorong yang berasal dari dalam diri dan dari luar diri seseorang dalam melakukan suatu tindakan demi tercapainya suatu tujuan yang diinginkan.

Menurut Badudu dan Zain (1995:666) mengemukakan motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Ganarsa (1996:111) mengidentifikasikan motivasi sebagai kekuatan atau tenaga pendorng agar seseorang bertingkahlaku. Dari pengertian tersebut, motivasi sangatlah penting untuk para pemain sepak bola dalam setiap bermain sepakbola. Dengan motivasi individu atau tiap pemain yang tinggi maka kekuatan atau dorangan akan timbul dengan sendirtinya, selain itu akan mudah untuk tim mendapatkan prestasi yang diinginkan.

Setyobroto (1989:20) menyatakan motivasi adalah proses aktualisasi dari sumber pengerak dan pendorong tersebut. Motivasi adalah minat dan dorongan, dasar untuk berbuat sesuatu untuk mencapai hasil yang baik. Dari motivasi itulah seseorang dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

(28)

atau keingginan. Motivasi juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau untuk melakukan sasuatu.

Motivasi juga mengarahkan dan menyalurkan tingkah laku, dengan demikian menyediakan suatu orientasi tujuan tingkah laku individu terhadap sesuatu untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dari kekuatan individu. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi ialah suatu yang disadari untuk mengerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia mendorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan.

Dijelaskan lebih jauh oleh Harsono (1988:250) motivasi adalah wujud yang tidak nampak pada orang dan tidak diamati secara langsung. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan dua pengertian pokok motivasi sebagai berikut.

Pertama, motivasi berhubungan dengan kehidupan batin seseorang menyangkut fungsi psikis atau berkaitan dengan soal kejiwaan yang abstrak sifatnya, tetapi tidak ada walaupun keberadaannya hanya bisa dirasakan secara pasti oleh orang yang bersangkutan.

Kedua, motivasi juga berkaitan dengan tingkah laku seseorang maksudnya sebelum sesorang melakukan sesuatu perbuatan di dalam dirinya telah ada motivasi yang menjadi pendorong dan pengerak pertamanya.

(29)

sedangkan motivasi merupakan usaha atau langkah mengefektifkan dorongan dalam usaha mencapai tujuan. Dengan kata lain, tingkah laku berorientasi pada tujuan tertentu disebut tingkah laku yang bermotivasi, karena tingkah laku itu dilatarbelakangi oleh motif.

Motivasi memiliki perana yang sangat penting sebab motivasi merupakan dasar untuk mengerakkan perbuatan seseorang dalam berolahraga. Olahraga yang dilakukan oleh setiap individu merupakan hal yang positif, yaitu untuk meningkatkan kesegaran jasmani, bersosialisasi dengan orang lain. Selain berolahraga dengan motivasi juga dapat mendorong suatu klub untuk mencapai prestasi yang diinginkan.

2.1.2 Macam-macam Motivasi

2.1.2.1 Motivasi Intrinsik

Adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi akan tetapi tidak perlu rangsangan dari luar karena dalam setiap individu mempunyai dorongan dari dalam yang menyebabkan individu berpartisipasi (Singgih Darsa Gunarsa 1996:54)

Divinisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri individu untuk melakukan sesuatu karena adanya dorongan dari dalam tanpa adanya pengaruh dari luar. Jadi apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga misalnya sepakbola berarti didasari oleh kemauan sendiri.

(30)

yang didorong motivasi intrinsik biasanya bertahan lebih lama di bandingkan dengan motivasi ekstrinsik.

2.1.2.2Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik terjadi karena ada dorongan yang tumbuh kerena adanya rangsangan dari luar dirinya. Misalnya seseorang dalam berolahraga dikarenakan adanya janji-janji atau hadiah menarik bila dia menang.

Menurut Max Darsono (2000:63) motivasi ektrinsik adalah motivasi yang timbul dalam diri seseorang karena pengaruh dari rangsangan luar. Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh mitivasi ekstrinsik terletak di luar tingkah laku tersebut. Sedangkan, dalam dunia olahraga motivasi ektrinsik sering pula disebut compettive motivation, oleh karena out dorongan untuk bersaing dan memang memegang peranan yang lebih besar dari rasa kepuasan karena telah berprestasi dengan baik, kaena lebih dari yang lain maka sering timbul perasaan superior, hal ini disebabkan karena adanya motivasi kompetitif. Perasaan ini mudah berkembang menjadi sifat egosentrik, karena itu orang tersebut biasanya kurang peka terhadap keadaan atau pendapat orang lain.

(31)

2.1.3Prinsip-Prinsip Motivasi

Dari berbagai teori motivasi yang dikembangkan Keleer dalam (Prasetio Irwan 1997:43) menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang disebut ARCS. 1) Perhatian (Attention)

Perhatian seseorang didorong karena rasa ingin tahu ini dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen-elemen yang baru dengan yang sudah ada, kontradiktif atau komplek namun perlu diperhatikan agar stimulus tersebut digunakan tidak berlebih sebab akan menjadi sebagai hal yang sudah biasa dan akan kehilangan keefektifannya.

2) Relevansi (Relevance)

Relevansi menunjukkan adanya hubungan antara kebutuhan dan kemahiran seseorang. Motivasi akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.

3) Kepercayaan Diri (Confidence)

(32)

4) Kepuasan (Catis fatran)

Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan dan seseorang akan termotivasi untuk berusaha mencapai tujuan yang serupa. Motifasi merupakan suatu doromgam bagi seseorang untuk melakukan kegiatan berulangkali untuk mencapai kepuasan yang optimal.

2.1.4 Herarki Motivasi

Untuk memahami konsep motivasi harus suatu herarki terdiri dari lima tingkat, tingkat-taingkat ini menunjukkan urutan kebutuan yang mempengaruhi kegiatan olahraga dalam waktu-waktu tertentu kelima tingkat motivasi menurut Abraham H.Maslow dalam Sugianto (1997:387) yaitu sebagai berikut.

1) Kebutuhan fisiologi adalah kebutuhan badan manusia dalam bentuk makanan yang sehat, air, istirahat dan kesehatan fisik.

2) Kebutuhan rasa aman, setiap manusia membutuhkan rasa aman dan keselamatan diri baik secara fisik maupun psikis.

3) Kebutuhan akan status sosial yang ingin diterima menjadi anggota kelompok masyarakat tertentu dan ingan ikut aktif dalam berbagai kegiatan olahraga yang disenangi.

(33)

5) Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuan ini nampak pada keinginan untuk mengembangkan kapasitas fisik mental melalui latihan yang giat akan berbuat sebaik-baiknya dalam berolahraga.

2.1.5Karakteristik Motivasi

Karakteristik umun motivasi menurut Thornburgh (Elida Prayitno 1989) yang di kutip oleh Satiyo Widodo (2002:15) ada lima karakteristik yang semuannya merupakan dorongan untuk melakukan hal yang positif. Kelima karakteristik adalah sebagai berikut.

1) Tingkahlaku yang bermotivasi adalah di gerakkan, pendorong mungkin kebutuhan dasar dan mungkin kebutuhan yang dipelajari.

2) Tingkahlaku yang bermotivasi memberi arah apabila seseorang memilih sumber yang dapat menimbulkan motivasi, maka mencapai tujuan yang diharapkan memuaskan.

3) Motivasi membuka intensitas bertindak, apabila seseorang hebat di bidang akademik maka termotivasi untuk membuktikannya.

4) Motivasi itu efektif karena tingkah laku mempunyai arti dan terarah pada tujuan. 5) Motivasi karena untuk pemuas kebutuhan dengan merasa adanya kekurangan

pada diri seseorang.

(34)

Motivasi merupakan hubungan dengan perilaku dijelaskan oleh M. Ngalim Purwanto (1990:70) adalah sebagai berikut.

1) Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak

2) Penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

3) Menentukan arah perbuatan, motivasi ini mengarah pada perwujutan suatu tujuan atau cita-cita, motivasi mencegah dari jalan yang harus di tempuh untuk mencapai tujuan itu.

4) Menyeleksi perbuatan kita artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang sesuai guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Sedang menurut Sardiman A.M (1990:83) ada tiga fungsi motivasi adalah sebagai berikut.

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor.

2) Menentukan arah perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan yang hendak di capai

3) Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus di kerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

2.1.7Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

(35)

Menurut David Krech dalam Singgih D. Gunarso (1989:103) motivasi dipengaruhi oleh pengalaman akan pemenuhan kebutuhan, perasaan dan pikiran dalam individu, dan lingkungannya. Selain itu kondisi dan faktor yang mempengaruhi motivasi dalam kesegaran jasmani dan olahraga adalah sebagai berikut.

1) Sehat fisik dan mental merupakan kesatuan organisasi yang memungkinkan motivasi berkembang.

2) Lingkungan yang sehat dan menenagkan merupakan lingkungan yang dapat mendorong motivasi.

3) Olahraga yang disesuaikan dengan bakat dan naluri. Olahraga yang tepat disesuaikan dengan unsur-unsur naluri akan perkembangan motivasi pemain secara baik.

4) Fasilitas lapangan dan alat yang baik untuk latihan. Lapangan yang rata dan dalam kondisi yang baik, peralatan yang memadai akan memperkuat motivasi, khususnya pemain yang baru atau pemula.

5) Perhatian, penghargaan, dan tuntutan pada seorang pemain untuk menghadapi suatu kompetisi adalah faktor yang sangat besar dalam menumbuhkan motivasi pada pemain, pelatih, dan pengurus.

2.2 Klub

(36)

Sepakbola adalah suatu lembaga nonformal yang mewadai dan menyalurkan minat dari individu yang ada di bawah naungan suatu organisasi yang kepengurusahannya jelas dan mempunyai fisi dan misi untuk mencapai tujuan.

Klub olahraga adalah perkumpulan yang menyelenggarakan kegiatan dalam bidang olahraga misalnya dibidang sepakbola maka klub ini menyelenggarakan kegiatan olahraga di cabang sapakbola (Kamus Besar Bahasa Indanesia Edisi 3

2002:576).

Selain definisi di atas para ahli juga mendefisnikan pengertian klub antara lain: menurut Purwardaminta (1976:513) mengemukakan klub adalah perkumpulan, perikatan, organisasi, jadi klub dalam pengertian ini adalah perkumpulan, perserikatan, organisasi sepak bola.

Hardoyo (1996:45) mendefenisikan klub adalah suatu perkumpulan dalam cabang olahraga yang melahirkan atlet-atlet berprestasi yang nantinya siap mengikuti kompetensi. Sedangkan M Sajoto (1995:8) mengemukakan klub secara singkat yaitu perkumpulan, perserikatan, organisasi.

Klub adalah suatu perkumpulan olahraga (KUBI 1982:513). Klub dapat juga diartikan dengan gabungan dari beberapa kelompok perkumpulan olahraga yang membentuk satu kesatuan dalam lingkup yang cukup besar dengan satu tujuan.

(37)

rangka mencapai tujuan tertentu. Perkumpulan yang dimaksud di sini adalah suatu perkumpulan pemain-pemain sepakbola, pelatih, dan pengurus yang tergabung dalam klub sepak bola, dalam klub mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencapai prestasi yang tinggi.

2.3 Sepakbola

Sepak bola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hapir seluruhnya dimainkan dengan mengunakan tungkai kecuali penjaga gawang dibolehkan mengunakan lengan di daerah hukumannya (Sucipto 2000:7).

Lama permainan sepak bola adalah 2x45 menit dengan istirahat 15 menit, lapangan permainan empat persegi panjang, panjangnya tidak boleh lebih dari 120 meter dan tidak boleh kurng dari 90 meter, sedang lebarnya tidak boleh lebih dari 90 meter dan tidak kurang dari 45 meter (dalam pertandingan internasional panjang tidak boleh lebih dari 110 meter dan tidak boleh kurang dari 100 meter, sedang lebarnya tidak boleh lebih dari 75 meter dan tidak boleh kurang dari 64 meter).

(38)

Sepakbola bukan hanya sekedar permainan yang hanya dimainkan di lapangan, sepakbola bahkan mampu menjadi atmosfer dan berpengaruh pada kehidupan dunia. Di lihat dari segi ekonomi perkembangan sepakbola mampu mendatangkan keuntungan, salah satu contoh yaitu dengan diadakannya turnamen, liga maupun kompetisi baik tingkat nasional maupun Internasional yang mampu mendatangkan antusias pecinta sepakbola untuk menyaksikan pertandingan sehingga dapat mendatangkan keuntungan melaluli penjualan tiket, sponsormarchasandise, dan lain-lain. Dari segi politik kerjasama Korea dan Jepang sebagai tuan rumah piala Dunia 2002, ini terbukti kerjasama segi politik kedua Negara sudah berjalan dengan baik. Dari segi sosial sepakbola menjalin kerjasama melalui pertandingan-pertandingan amal. Seperti pertandingan digelar untuk mengumpulkan dana bantuan bencana alam. Dari penjualan tiket diberikan pada korban bencana alam, ini berarti sepakbola mampu menjadi media kegiatan sosial. Sepakbola juga mampu memadukan keberagaman, juga sebagai pengikat persatuan dan kedamaian dunia. Olahraga sepakbola memberikan pelayanan pada kita bahwa memuliakan negara bisa dilakukan dengan cara yang sportif, elegan, dan penuh dengan keindahan .

(39)

remaja maupun anak-anak. Untuk meningkatkan prestasi sepakbola maka banyak didirikan sekolah sepakbola (SSB) yang bertujuan untuk mencari dan membina anak-anak yang berpotensi dan dididik serta diciptakan menjadi pemain sepakbola yang berprestasi sejak dini.

Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, atlet haruslah memiliki 4 kelengkapan pokok, yaitu (1) pembinaan teknik (keterampilan), (2) pembinaan fisik (kesegaran jasmani), (3) pembinaan taktik (mental daya ingatan dan kecerdasan), dan (4) kematangan juara (sucipto 2000)

Empat kelengakapan pokok tersebut hanya dapat dicapai dengan latihan-latihan dan pertandingan yang direncanakan terus menerus dan berkelanjutan, walaupun demikian dari kelengkapan pokok tersebut yang paling fundamental sebagai dasar bermain yang lebih dahulu dibina disamping pembinaan kelengkapan pokok yang lain (Sukatamsi 1984:1). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan teknik dasar yang harus dikuasi betul-betul pemain sepakboa adalah empat kelengkapan pokok, tanpa dikuasai teknik dasar yang benar maka keterampilan dilapangan tidak akan terwujud.

(40)

atau pertandingan-pertandingan yang sengaja diadakan untuk mencari bibit baru. Bahkan tiap memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia pertandingan sepakbola selalu ikut dalam daftar perlombaan. Sehinga olahraga sepakbola merupakan olahraga masyarakat yang dapat diandalkan untuk turut meningkatkan kualitas fisik bagi pelakunya. Sepakbola selain untuk melepas ketegangan dan pemulihan kejenuhan selama aktivitas sehari-hari

Masyarakat menilai bahwa olahraga merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari dan masyrakat juga mengangap bahwa dengan kegiatan olahraga tubuh menjadi sehat, aktivitas sehari-hari menjadi lebih semangat (Fahmi Fahrezi 1999:3).

Berolahraga menjadi sangat penting sesuai dengan motivasi masing-masing individu yang sesuai dengan keinginan mayarakat luas, kemudian peneliti ingin mengetahui seberapa besar motivasi para pemain sepakbola dan klub sepakbola dalam melakukan olahraga sepakbola untuk mencapai prestasi.

2.4 Devisi I

(41)

divisi satu yaitu kelompok nomer satu klub-klub sepakbola yang berada di wilayah atau Daerah Tingkat I (DATI I) dan yang berada di daerah atau Daerah Tingkat II (DATI II).

Divisi satu di pengcab PSSI Kabupaten batang yaitu kelompok kompetisi atau turnamen yang paling bergengsi di wilayah kabupaten batang yang dikelola oleh pengurus cabang Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Pengcab PSSI). Jadi, divisi satu dalam penelitian ini adalah klub-klub sepakbola tingkat satu di kabupaten batang yang dikelola oleh Pengurus Cabang PSSI Kabupaten Batang.

2.5 Pengurus Cabang PSSI (Pengcab)

Pengurus yaitu sekelompok orang yang mengurusi dan yang memimpin perkumplan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3: 1257). Cabang, yaitu suatu usaha, lembaga, perkumpulan, kantor dan sebagainya yang merupakan satuan bagian dari yang lebih besar. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3:183). Jadi, pengurus cabang berarti orang yang mengurusi cabang suatu lembaga organisasi.

(42)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah prosedur yang dipakai dalam melakukan penelitian sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Sehingga metode penelitian yang digunakan, harus ditetapkan berdasarkan pada tujuan yang diharapkan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif.

Penelitian tentang motivasi klub-klub divisi satu pengcab PSSI Kabupaten Batang adalah penelitian deskriptif yang bersifat defelopmental dengan menggunakan data kualitatif. Data yang dikumpulkan pada umumnya merupakan informasi mengenai keadaan sumber data yang berubungan dengan masalah yang diteliti. Sehingga pada awal pengumpulan data masalah yang dirumuskan lebih bersifat umum dan baru dijelaskan dalam proses penelitian.

3.1 Metode Penentuan Objek Penelitian

3.1.1 Populasi Dan Sampel

3.1.1.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Apabila sesorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (Suharsimi Arikunto 1993: 115).

(43)

penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa populasi adalah individu yang dijadikan objek penelitian dan keseluruan dari individu tersebut mempunyai satu sifat yang sama.

Selain itu populasi juga diartikan keseluruhan unsur-unsur yang akan diteliti atau yang dijadikan sebagai objek penelitian (Vincent Gaspersz 1988 dalam Eri Pratiknyo D 2003: 40).

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan sebagai objek penelitian adalah semua klub-klub devisi satu Pengcab PSSI Kebupaten Batang yang keseluruan berjumlah dua puluh klub.

Adapun alasan peneliti mengambil populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Klub-klub divisi satu Pengcab PSSI Kabupaten Batang yang keseluruhnya berada di Kabupaten Batang.

2. Klub-klub divisi satu Pengcab PSSI Kabupaten Batang merupakan satu tingkatan yaitu tingkat satu di Pengcab PSSI Kabupaten Batang.

3.1.1.2 Sampel

(44)

apabila bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian dari sampel yang sudah ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian

1. Penentuan Sampel (teknik sampling)

Jika kita hanya meneliti dengan sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian sampel. Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Sampel juga memiliki paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan. Proporsi dari sampel yaitu perimbangan antara jumlah sampel dan jumlah populasi, mungkin sangat besar, juga mungkin sangat kecil. Seberapa besar yang sebaiknya berproposi sampel yang kita selidiki, tergantung pada macam-macam faktor pertimbangan (Sutrisno Hadi 2001: 221).

Seorang peneliti akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Dikatakan peneltian sampel apabila seorang pneliti bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi. Penelitian sampel boleh dilakukan apabila keadaan sabyek didalam populasi benar-benar homogen. Beberapa keuntungan menggunakan penelitian sampel adalah sebagai berikut.

1. Karena subyek pada sampel lebih sedikit dibanding dengan populasi maka tingkat kerepotan lebih sedikit dari pada populasi

(45)

3. Dengan penelitian sampel maka penelitian lebih efisien (dalam arti tenaga, waktu, dan uang).

4. Adakalanya penelitian dengan populasi berarti deskriptif (merusak).

5. Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data. Karena sabyeknya banyak, petugas pengumpul data menjadi lelah, sehingga pencatatan bias menjadi tidak teliti.

(Suharsimi Arikunto 1993: 120)

Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel random atau sampel acak, sampel campur.

1. Pengambilan sampel harus didasarkan cirri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan cirri-ciri pokok populasi.

2. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan sabyek yang paling banyak mengandung cirri-ciri yang terdapat pada populasi

3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.

(46)

sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10%-15 % atau 20 % - 25 % atau lebih.”

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan ditetapkan berdasarkan pada tujuan penelitian yang diharapkan. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode diskriptif. Penelitian diskriptif dapat diartikan sebagai prosedur ataun cara untuk memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan obyek yang diteliti (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) sebagai adanya berdasarkan fakta-fakta aktual pada saat sekarang. Data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis. Data yang pada umumnya merupakan informasi mengenai keadaan sebagaimana adanya sumber data, dalam hubungan dengan masalah yang diselidiki. Oleh karena itu biasanya pada waktu permulaan akan mengumpulkan data, masalah yang dirumuskan bersifat umum. Dalam proses penelitian berlangsung masalah itu dipertajam.

3.2.1 Sumber Data

(47)

3.2.2 Pengumpulan Data Penelitian

Untuk dapat mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian yang terlebih dahulu mempunyai teknik pengumpulan data yang tepat. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Obsevasi

Observasi dapat diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada obyek penelitian. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dan pendukung untuk mengumpulkan data yang diharapkan. Obsevasi dilakukan pada tempat yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Obesevasi dilakukan sebelum peneliti melakukan penelitian, obeservasi ini mendukung peneliti mengumpulkan bahan untuk menulis latar belakang penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah klub-klub divisi satu Pengurus Cabang PSSI di wilayah Kabupaten Batang.

2) Angket

Bentuk terdiri atas dua macam, yaitu angket berstruktur dan angket tak berstruktur. Angket berstruktur sifatnya tegas, terbatas, kongkrit, dan jawabannya yang terbatas serta singkat. Sedangkan angket tak berstruktur sifatnya terbuka, responden diberi kesempatan penuh menjawab pertanyaan dengan uraiaan dan penjalasan yang panjang.

(48)

dan sangat tidak setuju. Penyususnan istrumen penelitian dilaksanakan dengan cara mengetahui ciri-ciri motivasi klub dalam mengikuti kompetisi yang disesuaikan dengan keadaan yang ada. Setelah pengakatagoriaan dilakukan maka disediakan kisi-kisi sifat angket untuk pemain, pengurus, dan pelatih.

Sejumlah pertanyaan tulisan yang digunakan supaya diperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal yang ia ketahui. (Suharsimi Arikunto, 1993:128).

Shafian faisal (1981:2) Angket adalah suatu teknik pengumpulan data dan alat pengumpulan data dengan melalui daftar pertanyaan yang tertulis, disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber responden.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi tiga (Depdiknas 2003), angket adalah daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan. Dengan demikian agket tidak hanya daftar pertanyaan saja melainkan bertujuan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari narasumber.

Dalam penelitian ini angket disebarkan pada seluruh pemain klub defisi satu Pengcab PSSI kabupaten Batang. Dari angket yang disebar maka peneliti dengan mudah memperoleh data yang falid untuk menunjang kelancaran penelitian ini.

Dalam penyusunan perangkat angket ada beberapa langkah yang harus ditempuh, yaitu sebagai berikut.

1) Tahap Persiapan.

(49)

b) Menetapkan variabel-variabel angket dalam penelitian. c) Membuat kisi-kisi angket penelitian.

d) Membuat soal dengan kisi-kisi acuan kisi-kisi angket. 2) Tahap Pelaksanaan.

Dilaksanakan pada seluruh klub divisi satu Pengurus Cabang Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.

3) Tahap Analisis.

Hasil atau data dari penelitian dianalisis untuk mengetahui validitas dan reabilitasnya.

Dalam penelitian ini kisi-kisi dalam menyusun anket yang ditujukan pada pengurus, pelatuh, dan pemain adlah sebagai berikut.

a) -Prinsip Motivasi yang meliputi: -Perhatian

-Relevansi

-Kepercayaan diri, dan kepuasan b) -Herarki Motivasi yang meliputi

-Kebutuhan fisiologis -Status Sosisal -Aktualitas Diri

(50)

-Intensitas bertindak -Efek dari tujuan

d) -Fungsi Motivasi yang meliputi -Pemuas Kebutuhan

-Pendorong -Penggerak -Penentu arah

-Penyeleksi perbuatan.

Tabel 1: Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban

NO Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Tanpa pendapat 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat tidak Setuju 1

3.3 Validitas Dan Reabilitas

3.3.1Validitas Instrumen.

(51)

mengetahui perimbangan atau bobot faktor dalam kontraks. Proses ini telah memenuhi validitas kontruksi karena butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang telah di sebutkan dalam kantak.

Dari hasil uji coba, data yang diperoleh dianalisis untuk menguji kesahihan butir-butir itu dengan maksud mengetahui apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah mengungkap faktor yang ingin diselidiki. Setelah diuji tingkat kesahihan butir maka perlu juga keandalan butir tes untuk melihat tingkat kestabilan jawaban suatu faktor. Pengujian ke andalan butir tes untuk melihat tingkat ketetapan atau kestabilan jawaban dalam suatu faktor. Pengujian kehandalan tiap butir di lakukan faktor demi faktor sebanyak dalam konstrak. Pengujian terahir adalah menguji tingkat sesahihian faktor dalam kontak. Uji kesahihan faktor-faktor yang kita duga mengukur kontrak memang benar-benar memenuhinya. Dalam kueisioner yang telah disusun dan akan diuji cobakan ini terdapat 30 butir pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Jumlah itu merupak hasil dari penggalian peneliti terhadap faktor-faktor yang menyusun kontrak.

(52)

gambaran tentang validitas yang dimaksud. Dalam penelitian ini digunakan validitas internal dengan cara analisis faktor. Cara mengukur analisis faktor adalah dengan mangkorelasikan skor yang ada pada faktor dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi produk moment angka kasar yang ditemukan person. Adapun rumus yang dipergunakan menurut Suharsimi Arikunto (2002:146) adalah:

  

xy = jumlah perkalian skor tiap butir dengan skor total

3.3.2 Reabilitas Instrumen

(53)

r11 = rebilitas instrument

k

= banyaknya butir pertanyaan

2

Y = jumlah kuadrat sekor total

N = banyaknya subjek ujicoba (Suharsimi arikunto, 2002: 171)

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi objek penelitian (Sutrisno Hadi 2001: 89). Sedangkan, menurut Suharsemi Arikunto (2002: 96) variabl adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

(54)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, variabel penyebab atau independent variabel (X), yaitu besarnya “motivasi” yang ada di klub-klub sepakbola divisi satu PENGCAB PSSI di Kabupaten Batang untuk mengikuti kompetisi.

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel akibat atau variabel tergantung dependent variabel (Y), yaitu “kompetisi”.

3.5 Analisis Data

Untuk memperoleh kesimpulam masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang sudah terkumpul tidak berarti apa-apa apabila tidak diolah karena itu perlu analisis data tersebut yang maksudnya metode analisis data dalam penelitian ini adalah cara pengelolaan data yang telah terkumpul untuk dapat disimpulkan.

Menentukan metode analisis data harus melihat alat pengambilan data yang dihasilkan. Dalam penelitian ini untuk mengetahui kecenderungan motivasi club-club sepakbola divisi satu pengurus cabang (pengcab) PSSI kabupaten Batang untuk mengikuti kompetisi.

(55)

prosentase dilaksanakan untuk mengetahui status yang diprosentasekan dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menjelaskan permasalahan penelitian maka analisis yang digunakan adalah:

Mi : skor maksimal 2

Sdi : Mi 3 Keterangan

Mi : Re rata ideal (yang seharusnya) Sdi : simpang baku ideal (yang seharusnya) (Soemarjono : 13)

Untuk menentukan kategori tinggi rendah tingkat motifasi klub-klub divisi satu pengcab PSSI kabupaten batang di gunakan standar sebagai berikut:

Persentase Kategori

Setelah di adakan interprestasi terhadap semua data yang di peroleh maka data sudah bisa dianalisis. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi presentasi (DP) dengan rumus:

(56)

Keterangan

(57)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

4.1.2Hasil Penelitian Motivasi Pemain

Hasil penelitian tentang motivasi pemain sepakbola klub-klub divisi Pengcab PSSI Kabupaten Batang dalam mengikuti kompetisi yang dilakukan 20 klub yang menduduki tingkat divisi I Pengcab PSSI Kabupaten Batang. Pengumpulan data dengan menggunakan metode angket atau kuisioner dan dokumentasi. Berdasarkan angket penelitian yang disebar pada pemain klub-klub devisi I didapat hasil data sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Motivasi Pemain Klub-klub Divisi I PSSI Kabupaten Batang.

Kategori Interval

Kepercayaan

Jumlah Sampel Peresentase (%)

Sangat tinggi 84,00<%skor≤100,00 28 37,34% Tinggi 68,00<%skor ≤ 84.00 47 61,34% Cukup 52,00<%skor ≤ 68.00 0 0,00% Rendah 36,00<%skor ≤ 52.00 0 0,00% Sangat Rendah 20,00<%skor ≤ 36.00 0 0,00%

(58)

sebagian besar menunjukkan kriteria sangat tinggi. Dari data tabel di atas dapat diubah data grafik yang dapat dilihat pada data gambar grafik berikut.

Gambar 1. Prosentase Hasil Penelitian Motivasi Pemain Klub Divisi Satu Pengcab PSSI Kabupaten Batang

(59)

sangatlah bersemangat dan mempunyai motivasi yang sangat basar untuk berkompetisi.

Besarnya motivasi pemain dalam mengikuti kompetisi pertandingan dipengaruhi oleh beberapa aspek. Aspek-aspek yang mempengaruhi besarnya motivasi pemeian, yaitu 1) kebutuhan-kebutuhn fisiologis, 2) bakat, 3) aktualisasi diri, 4) perhatian, 5) penghargaan, 6) kondisi lingkungan, 7) kompetisi, dan 8) tuntunan.

Besarnya presentase aspek-aspek yang mempengaruhi motivasi pemain dalam mengikuti kompetisi sebakbola dalam pengcab PSSI Kabupaten Batang dapat ditunjukan pada tabel berikut.

Tabel 4. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Kompetisi Sepakbola

NO FAKTOR PERSENTASE

1 Kebut uhan-kebutahan fisiologis 17,50%

2 Bakat 22,50%

3 Akualitasasi diri 12,50%

4 Perhatian 15,00%

5 Penghargaan 12,50%

6 Kondisi lingkungan 7,50%

7 Kom pet isi 7,50%

8 Tuntutan 5,00%

(60)
(61)

lawan main yang seimbang adalah sebagai rival akan memberikan dorongan motivasi yang lebih pada pemain dalam mengikuti kompetisi. Aspek tuntutan mencapai 5,00%. Aspek tuntutan adalah aspek kewajiban tiap klub yang berada di divisi satu untuk ikut mengikuti kompitisi agar mencapai tujuan yang ditentukan.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa aspek yang mempunyai persentase rendah ke tinggi secara berturut-turut adalah aspek tuntutan, penghargaan, kebutuhan-kebutuhan fisiologis, kondisi lingkungan, perhatian, kompetisi, bakat, dan aktualisasi diri. Sehingga dari data tersebut dapat diketahui bahwa aspek bakat dan aktualitasi diri merupakan aspek yang paling dominan dalam memberikan konstribusi terhadap motivasi pemain dalam mengikuti kompetisi sepakbola dalam pengurus cabang PSSI kabupaten Batang. Sedangkan, aspek tuntutan merupakan aspek yang memberikan kontribusi yang paling rendah.

Hasil penelitian tentang motivasi pemain dalam menghadapi kompetisi sepakbola dalam pengurus cabang PSSI kabupaten Batang dapat dilihat penjelasan tiap aspek sebagai berikut.

1) Aspek Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis

(62)

Tabel 5. Gambaran Umum Aspek Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis

Kategori Interval Kepercayaan Jumlah Sampel Persentase (%)

(63)

Gambar 2. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Kebutuhan Fisiologis

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar pemain di klub sepak bola divisi satu dalam pengurus cabang PSSI Kabupaten Batang telah memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti kompetisi sepakbola antarklub-klub di Kabupaten Batang. Dari aspek kebutuhan fisiologis sangatlah berpengaruh dengan besarnya motivasi yang dirasakan pemain. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menyatakan besarnya motivasi yang dipengaruhi kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah sebesar 69,30% siswa memeliki motivasi yang tinggi.

2) Aspek bakat

Bakat merupakan satu aspek yang tidak dapat dipungkiri dalam memberikan dorongan motivasi pemain dalam mengikuti kompetisi antarklub-klub se kabupaten Batang dalam pengurus cabang PSSI. Karena dengan adanya bakat pemain tersebut menjadi lebih bersemangat dan lebih termotivas. Dari hasil penelitian tentang motivasi pemain dalam mengikuti kompetisi sepakbola antarklub-klub devisi satu di kabupaten Batang aspek bakat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Gambaran Umum Aspek Bakat

Kategori Interval Kepercayaan Jumlah Sampel Persentase (%)

(64)

Cukup 52,00<%skor ≤ 68.00 0 0,00% Rendah 36,00<%skor ≤ 52.00 0 0,00% Sangat rendah 20,00<%skor ≤ 36.00 0 0,00%

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah pemain yang memperoleh kategori sangat tinggi adalah sebanyak 8 pemain atau 10,70% pemain. Sedangkan, pemain yang memperoleh kategori tinggi adalah sebanyak 67 pemain atau sebesar 89,30% pemain. Pemain yang memperoleh kategori cukup, rendah, dan sangat rendah tidak ada sama sekali pemain yang mempunyai motivasi dalam kategori tersebut. Hal ini berarti motivasi pemain dalam mengikuti kompetisi sepakbola antarklub-klub divisi satu pengcab PSSI kabupaten Batang sangatlah tinggi yang dipengaruhi oleh aspek bakat pemain. Untuk lebih jelasnya perolehan skor motivasi pemain dalam aspek bakat dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 3. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Bakat

10,70%

tinggi tinggi cukup rendah Sangat

rendah

(65)

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar pemain di klub-klub divisi satu pengcab kabupaten Batang memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti kompetisi sepakbola se-kabupaten Batang dalam pengurus cabang PSSI. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menyatakan 89,30% pemain memiliki motivasi yang tinggi.

3) Apek Aktualisasi Diri

Aktualisi diri atau inggin menunjukan kemampuan yang telah dimiliki akan memberikan suntikan motivasi yang sangat besar terhadap motivasi pemain dalam melakukan suatu hal dalam hal ini khususnya mengikuti kompetisi sepak bola antarklub divisi satu Pengcab kabupaten Batang. Hasil penelitian tentang motivasi pemain dalam mengikuti kompetisi antarklub divisi satu pengcab kabupaten Batang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7. Gambaran Umum Aspek Aktualisasi Diri

Kategori Interval Kepercayaan Jumlah Sampel Persentase (%)

(66)

Berdasarkan tabel tersebut di atas tersebut menunnjukan bahwa jumlah pemain yang memperoleh kategori sangat tinggi adalah sebanyak 19 pemain atau sebesar 25,30%. Sedangkan, 59 pemain atau sebesar 75,70% pemain memperoleh kriteria tinggi. Untuk kriteria cukup, rendah, dan sangat rendah tidak ada satu pemainpun yang memperoleh skor tersebut atau sebesar 0,00%. Dari data tersebut lebihnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 4. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Aktualisasi Diri

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar pemain di klub-klub divisi satu Pengcab kabupaten Batang telah memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti kompetisi antarklub divisi satu aspek aktualisasi hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menyatakan 75,70% pemain memiliki motivasi yang tinggi.

4) Aspek Perhatian

25,30%

75,70%

0,00% 0,00% 0,00%

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00%

Sangat

tinggi tinggi

cukup rendah sangat

rendah

(67)

Perhatian yang tinggi terhadap kemajuan dan perkembangan khususnya olahraga sepakbola akan memompa motivasi siswa dalam mengikuti suatu pertandingan atau kompetisi sepakbola. Keingintahuan pemain untuk mendalami olahraga sepakbola juga akan memberikan motivasi yang tinggi bagi pemain untuk mengikuti kompetisi antarklub divisi satu pengcab PSSI kabupaten Batang. Aspek perhatian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8. Gambaran Umum Aspek Kebutuhan-kebutuhan Fisiologis

Kategori Interval Kepercayaan Jumlah Sampel Persentase (%)

Sangat t inggi 84,00<%skor≤100,00 4 5.30% Tinggi 68,00<%skor ≤ 84.00 35 46.70% Cukup 52,00<%skor ≤ 68.00 36 48.00% Rendah 36,00<%skor ≤ 52.00 0 0.00% Sangat rendah 20,00<%skor ≤ 36.00 0 0.00%

(68)

antarklub sepakbola dalam naungan pengcab PSSI kabupaten Batang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 5. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Perhatian

Dari hasil grafik tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar pemain klub-klub sepakbola divisi satu di kabupaten Batang telah memiliki motivasi yang cukup dalam mengikuti kompetisi antarklub di kabupaten Batang. Motivasi yang tinggi ditunjukkan pemain dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan 48.00% pemain memiliki motivasi yang cukup.

5) Aspek Penghargaan

Semakin tinggi penghargaan yang diberikan akan memberikan motivasi yang lebih pada pemain untuk mengikuti suatu pertandingan. Dengan adanya penghargaan tersebut pemain akan merasa lebih bersemangat dalam mengikuti pertandingan atau kompetisi sepekbola. Hasil penelitian menunjukan pemain dalam mengikuti

5,30%

tinggi cukup rendah sangat

rendah

(69)

kompetisi atau pertandingan antarklub di kabupaten Batang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Gambaran Umum Aspek Penghargaan

Kategori Interval Kepercayaan Jumlah Sampel Persentase (%)

Sangat t inggi 84,00<%skor≤100,00 2 2.70% Tinggi 68,00<%skor ≤ 84.00 41 54.70% Cukup 52,00<%skor ≤ 68.00 28 37.30% Rendah 36,00<%skor ≤ 52.00 4 5.30% Sangat rendah 20,00<%skor ≤ 36.00 0 0.00%

(70)

Gambar 6. Prosentase Hasil Penelitian Aspek Penghargaan

Dari hasil tersebut di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar pemain klub-klub divisi satu pengcab PSSI kabupaten Batang memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti kompetisi. Dalam aspek penghargaan ini motivasi pemain dapat dikatakan tinggi karena hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 41 atau sebesar 54.70% pemain dalam kriteria tinggi untuk motivasinya.

6) Aspek Kondisi Lingkungan

Dukungan dari pelatih dan orang tua merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dilupakan, karena dengan adanya dukungan dari pihak-pihak tersebut maka pemain menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti kompetisi pertandingan antarklub divisi satu dalam pengurus cabang PSSI kabupaten Batang. Aspek kondisi lingkungan dapat merupakan dukungan paling besar dibanding dengan aspek-aspek lainnya. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

2,70%

ttinggi cukup rendah Sangat

rendah

Gambar

Tabel 1: Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban
Tabel 3. Hasil Motivasi Pemain Klub-klub Divisi I PSSI Kabupaten Batang.
Gambar 1. Prosentase Hasil Penelitian Motivasi Pemain Klub Divisi  Satu Pengcab PSSI Kabupaten Batang
Tabel 4. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Kompetisi Sepakbola
+7

Referensi

Dokumen terkait

Atau dengan kata lain model analisis regresi yang diperoleh dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk pengaruh defisit anggaran pemerintah terhadap jumlah pinjaman

Tingkat keyakinan yang dimiliki seseorang yang menyatakan bahwa nilai rata-rata kecepatan angin adalah antara 11 knots s.d. 14 knots

Ernst merasa bingung mengapa orang-orang Perncis sangat membencinya, mengapa mereka telah memperlakukan dirinya tidak dengan hormat, mengapa mereka memperlakukan

B Apakah yang dapat diselamatkan oleh pasukan bomba dalam kejadian kebakaran itu.. C Siapakah yang telah diselamatkan oleh pasukan bomba dalam kejadian

Berdasarkan latar belakang tersebut menjadikan penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang siaran dakwah islam lewat radio, dan menyusunnya dalam sebuah skripsi

Media merupakan alat obyektif yang menghubungkan ide dengan audien, atau dengan kata lain suatu elemen yang menghubungkan urat nadi dalam totaliter (Hamzah Ya’kub, 1981:

meindaklanjuti setiap perkara korupsi pada kasus pidana pencucian uang sehingga dapat PHQJXQJNDS VHPXD DNWRU ³SHQJDPELO´ XDQJ QHJDUD XQWXN GL SHUWDQJJXQJMDZDENDQ secara hukum. Selain

Data analisis protein kasar wafer pakan komplit berbasis limbah agroindustri yang diberi perlakuan bahan pengemas dan lama simpan berbeda dapat dilihat pada Tabel