• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PELINDO I DI PROVINSI SUMATERA UTARA T E S I S.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PELINDO I DI PROVINSI SUMATERA UTARA T E S I S."

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

PELINDO I DI PROVINSI SUMATERA UTARA

T E S I S

Oleh:

AINAL MARDIAH 147018013/MEP

MAGISTER EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

(2)

STRATEGI DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

PELINDO I DI PROVINSI SUMATERA UTARA

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Oleh:

AINAL MARDIAH 147018013/MEP

MAGISTER EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2016

(3)

Judul Tesis : STRATEGI DAN SIKAP MASYRAKAT TERHADAP PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PELINDO I DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : Ainal Mardiah Nomor Pokok : 147018013

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui Dosen Pembimbing

(Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec) (

Ketua Pembimbing Anggota Pembimbing Dr. Rahmanta, MSi)

Ketua Program Studi Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Magister Ekonomi Pembangunan

(Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec) (Prof. Dr. Ramli, SE, MS)

(4)

Tanggal Lulus : 08 Desember 2016 Telah Diuji pada

Tanggal : 08 Desember 2016

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec Anggota : Dr. Rahmanta, M.Si

: Prof. Dr. HB. Tarmizi, SU Dr, Rujiman, MA

Dr. M. Akbar Siregar, M.Si

(5)

PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini

Nama : Ainal Mardiah NIM : 147018013

dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul: “STRATEGI DAN SIKAP MASYRAKAT TERHADAP PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PELINDO I DI PROVINSI SUMATERA UTARA”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 08 Desember 2016 Yang membuat pernyataan

(Ainal Mardiah)

(6)

berpartisipasi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perusahaan maupun komunitas serta masyarakat secara keseluruhan. Melalui program kemitraan dan bina lingkungan, perusahaan mewujudkan tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan berbagai program yang berkelanjutan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk (a) menganalisis pengaruh program CSR Pelindo I terhadap kondisi sosial budaya masyarakat, (b) menganalisis sikap atau persepsi masyarakat tentang adanya kegiatan CSR Pelindo I, (c) dampak keberadaan CSR Pelindo I terhadap masyarakat sekitar perusahaan, (d) menganalisis strategi pengembangan program CSR Pelindo I ke depan. Data yang digunakan adalah data primer. Model analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan model analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program CSR Pelindo I memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi sosial masyarakat, persepsi/sikap masyarakat tentang program CSR Pelindo I pada umumnya bersifat positif, program CSR Pelindo I memberikan dampak positif bagi peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar wilayah CSR tersebut, strategi yang dilakukan dalam rangka pengembangan CSR adalah peningkatan kekuatan dan pemanfaatan peluang yang ada dalam rangka pemberdayaan usaha kecil ke depan.

Kata kunci: Program CSR, persepsi masyarakat, dampak CSR dan strategi pengembangan CSR

(7)

ii

Corporate Social Responsibility (CSR) commitment companies to participate in economy development continues to increase alive quality and that environment both for companies also communities with society as a whole. Pass program partner and build environment, company to realize the social responsibility with carry out various that program. Therefore, this watchfulness aim is to (a) analyzes program influence CSR Pelindo I towards society culture social condition, (b) analyze attitude or society perception about activity existence CSR Pelindo I, (c) existence impact CSR Pelindo I towards society around company, (d) analyze program development strategy CSR Pelindo I forwards.

Data that used primary data. Analysis model that used analysis deskriptif and analysis model SWOT. Watchfulness result shows that program CSR Pelindo I give which are positive influence towards society social condition, sosiety perception/attitude about program CSR Pelindo I in general has positive, program CSR Pelindo I give positive impact for society income enhanced around area CSR, strategy that development draft CSR strength enhanced and existing opportunity utilization in order to small industry enableness forwards.

Keyword: Program CSR, persepsi society, impact CSR and development strategy CST

(8)

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: “Strategi dan Sikap Masyarakat Terhadap Program Corporate Social Responsibility (CSR) Pelindo I Di Provinsi Sumatera Utara”.

Penyusunan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesian tesis ini, penulis senantiasa mendapat bantuan dari berbagai pihak terutama dari keluargaku, anak-anakku dan dukungan orang tua kami.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr, Runtung Sitepu, SH selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin S, S.E., M. Ec, selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Ramli M.S, selaku Sekretaris Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(9)

iv

dan Bapak Dr. Rahmanta, MSi selaku Anggota Pembimbing yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan petunjuk bagi penulis.

6. Bapak Prof. Dr, HB. Tarmizi, SU, M.Si, Bapak Dr. Rujiman, M.A. dan Bapak Dr. M. Akbar Siregar, M.Si. selaku Pembanding atas masukan dan arahan yang diberikan.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak Pimpinan dan pegawai Pelindo I Belawan Medan, Pimpinan dan pegawai Pelindo I Tanjung Balai Karimun, Pimpinan dan pegawai Pelindo I Sibolga dan Pimpinan dan pegawai Pelindo II (IPC) Tanjung Peiok Jakarta yang telah banyak memberikan berbagai data dan informasi kepada penulis.

9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Magister Ekonomi Pembangunan terutama seangkatan kuliah yang telah banyak memberikan bantuan motivasi dan inspirasi.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih perlu disempurnakan, oleh karenanya kritik dan saran sangat penulis harapkan guna menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga tesis ini dapat berguna bagi kita semua.

Hormat Saya

(Ainal Mardiah)

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Pengertian CSR dan Dasar Hukum ... 9

2.1.2. Etika Bisnis ... 11

2.1.3. Corparate Social Responsibility ... 13

2.1.4. Bentuk Program Corparate Social Responsibility 14

2.1.5. Konsep Pembangunan Ekonomi ... 16

2.1.6. Konsep Pembangunan Ekonomi ... 19`

2.1.7. Sikap Masyarakat ... 22

2.2. Penelitian terdahulu ... 23

2.3. Kerangka Pemikiran ... 25

2.4. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

(11)

vi

3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 27

3.3. Populasi dan Sampel ... 28

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 29

3.5. Model Analisis Data ... 30

3.6. Defenisi Operasional ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1. Kondisi CSR Pelindo I Kota Medan ... ... 35

4.1.1. Keadaan Geografis Kota Medan ... 35

4.1.2. Iklim Kota Medan ... 35

4.1.3. Penduduk Kota Medan ... 36

4.1.4. Usia Responden Pelindo I Kota Medan ... 37

4.1.5. Jenis Kelamin Responden Pelindo I Kota Medan. 39 4.1.6. Tingkat Pendidikan Responden Pelindo I Kota Medan ... 40

4.1.7. Tanggungan Keluarga Responden Pelindo I Kota Medan ... 41

4.1.8. Status Kepemilikan Rumah Responden Pelindo I Kota Medan ... 42

4.1.9. Pekerjaan Responden Pelindo I Kota Medan ... 44

4.1.10. Pengaruh Program CSR Pelindo I Terhadap Sosial Budaya Masyarakat Kota Medan ... 44

4.1.11. Pengaruh Program CSR Pelindo I Kota Medan Terhadap Kegiatan Gotong Royong ... 46

4.1.12. Pengaruh Program CSR Pelindo I Terhadap Interaksi Sosial Antar Warga Masyarakat di Kota Medan ... 47

4.1.13. Persepsi Masyarakat Tentang Adanya Kegiatan CSR Pelindo I Kota Medan ... 48

4.1.14. Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaan CSR Pelindo I Kota Medan ... 49

(12)

4.1.15. Persepsi Masyarakat Tentang Kegiatan CSR Pelindo I yang dapat Meresahkan Responden

Kota Medan ... 50

4.1.16. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Kota Medan ... 51

4.1.17. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Kota Medan ... 55

4.1.18. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Terhadap Berkembangnya Usaha Masyarakat Kota Medan ... 56

4.1.19. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Terhadap Jenis dan Tingkat Kriminilitas Kota Medan ... 58

4.1.20. Pembangunan Ke Depan CSR Pelindo I Kota Medan ... 59

4.1.21. Pendapatan Responden CSR Pelindo I Kota Medan ... 60

4.1.22. Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan CSR Kemitraan Pelindo I di Kota Medan ... 61

4.2. Kondisi CSR Pelindo I Kota Tanjung Balai ... ... 68

4.2.1. Keadaan Geografis Kota Tanjung Balai ... 68

4.2.2. Wilayah Administrasi Kota Tanjung Balai ... 69

4.2.3. Keadaan Iklim Kota Tanjung Balai ... 69

4.2.4. Penduduk Kota Tanjung Balai ... 70

4.2.5. Ketenagakerjaan Kota Tanjung Balaia ... 70

4.2.6. Usia Responden CSR Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 71

4.2.7. Jenis Kelamin Responden Pelindo I Kota Tanjung Balai Balai. ... 73

4.2.8. Tingkat Pendidikan Responden Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 74 4.2.9. Tanggungan Responden CSR Pelindo I Kota Tanjung

(13)

viii

4.2.10. Status Kepemilikan Rumah Responden Pelindo I Kota Kota Tanjung Balai ... 76 4.2.11. Pekerjaan Responden Pelindo I Kota Tanjung

Balai ... 78 4.2.12. Pengaruh Program CSR Pelindo I Terhadap

Sosial Budaya Masyarakat di Kota Tanjung

Balai ... 79 4.2.13. Pengaruh CSR Pelindo I Tanjung Balai

Terhadap Kegiatan Sosial Gotong Royong

Responden ... 80 4.2.14. Pengaruh CSR Pelindo I Kota Tanjung Balai

Terhadap Interaksi Sosial Antar Warga

Masyarakat ... 82 4.2.15. Persepsi Masyarakat Terhadap CSR

PT. Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 83 4.2.16. Pendapat Masyarakat Tentang Keberadaan CSR

Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 84 4.2.17. Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaan CSR

Pelindo I Yang Dapat Meresahkan Responden Kota Tanjung Balai ... 86 4.2.18. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Kota

Tanjung Balai ... 87 4.2.19. Dampak Keberadaan CSR Terhadap Tenaga

Kerja Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 91 4.2.20. Keberadaan CSR Pelindo I Telah Menyebabkan

Berkembangnya Usaha Masyarakat Kota

Tanjung Balai ... 92 4.2.21. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Terhadap

Jenis dan Tingkat Kriminilitas Kota Tanjung Balai ... 94 4.2.22. Pembangunan Kedepan CSR Pelindo I Kota

Tanjung Balai ... 95

(14)

4.2.23. Pendapatan Responden CSR Pelindo I Kota

Tanjung Balai ... 96

4.2.24. Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan CSR Kemitraan Pelindo I di Kota Tanjung Balai ... 98

4.3. Kondisi CSR Pelindo I Kota Sibolga ... ... 104

4.3.1. Keadaan Geografis Kota Sibolga ... 104

4.3.2. Iklim Kota Sibolga ... 107

4.3.3. Keadaan Pemerintahan Kota Sibolga ... 105

4.3.4. Penduduk dan Ketenagakerjaan Kota Sibolga ... 105

4.3.5. Usia Responden Kota Sibolga ... 106

4.3.6. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Kota Sibolga. ... 107

4.3.7. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pelindo I Kota Sibolga ... 109

4.3.8. Jumlah Tanggungan Responden Kota Sibolga ... 110

4.3.9. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah Pelindo I Kota Sibolga ... 111

4.3.10. Pekerjaan Responden Pelindo I Kota Sibolga . 113 4.3.11. Pengaruh CSR Terhadap Sosial Budaya Masyarakat Pelindo I di Kota Sibolga ... 114

4.3.12. Kegiatan Sosial Gotong Royong Responden Pelindo Kota Sibolga ... 115

4.3.13. Kondisi Interaksi Sosial Antar Warga Masyarakat Pelindo I Kota Sibolga ... 117

4.3.14. Persepsi Masyarakat Terhadap CSR di Pelindo I Kota Sibolga ... 118

4.3.15. Pendapat Masyarakat Tentang Keberadaan CSR Pelindo I Kota Sibolga ... 119

4.3.16. Kegiatan CSR yang dapat Meresahkan Responden Pelindo I Kota Sibolga ... 120

(15)

x

4.3.17. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Kota

Sibolga ... 121

4.3.18. Dampak Keberadaan CSR Terhadap Tenaga Kerja Pelindo I Kota Sibolga ... 125

4.3.19. Keberadaan CSR Pelindo I Kota Sibolga yang Telah Menyebabkan Berkembangnya Usaha Masyarakat ... 127

4.3.20. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Terhadap Jenis dan Tingkat Kriminilitas di Kota Sibolga 128 4.3.21. Pembangunan Kedepan CSR Pelindo I Kota Sibolga ... 129

4.3.22. Pendapatan Responden CSR Pelindo I Kota Sibolga ... 130

4.3.23. Analisis SWOT dan Strategi Pengembangan CSR Kemitraan Pelindo I di Kota Sibolga ... 131

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 136

5.1. Kesimpulan ... 136

5.2. Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 138

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Pelindo I

Kota Medan ... 37 Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Pelindo I

Kota Medan ... 39 Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Pelindo I Kota Medan ... 40 Tabel 4.4. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Pelindo I Kota

Medan ... 41 Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah

Pelindo I Kota Medan ... 42 Tabel 4.6. Pekerjaan Responden Pelindo I Kota Medan ... 44 Tabel 4.7. Pengaruh CSR Terhadap Kesejahteraan Sosial Budaya

Responden di Pelindo I Kota Medan... 45 Tabel 4.8. Kegiatan Sosial Gotong Royong Responden Pelindo I

Kota Medan Terhadap Kegiatan Gotong Royong ... 46 Tabel 4.9. Kondisi Interaksi Sosial antar Warga Masyarakat di Pelindo I

Kota Medan ... 47 Tabel 4.10. Persepsi Masyarakat Tentang Adanya Kegiatan CSR di

Pelindo I Kota Medan ... 48 Tabel 4.11. Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaam CSR Pelindo I

Kota Medan ... 49 Tabel 4.12. Persepsi Masyarakat Tentang Kegiatan CSR yang Dapat

Meresahkan Responden Pelindo I Kota Medan ... 50 Tabel 4.13. Dampak Keberadaan CSR Terhadap Aspek Sosial, Ekonomi

dan Budaya Masyarakat Pelindo I Kota Medan ... 51 Tabel 4.14. Dampak Keberadaan CSR Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

(17)

xii

Tabel 4.15. Keberadaan CSR Telah Menyebabkan Berkembangnya Usaha

Masyarakat Pelindo I Kota Medan ... 57

Tabel 4.16. Pengaruh Keberadaan CSR Terhadap Tingkat Kriminilitas Pelindo I Kota Medan ... 58

Tabel 4.17. Pembangunan yang Diharapkan Atas Dukungan CSR Pelindo I Kota Medan ... 59

Tabel 4.18. Pendapatan Responden CSR Pelindo I Kota Medan ... 60

Tabel 4.19. Strategi Faktor Internal Pelindo I Kota Medan ... 63

Tabel 4.20. Strategi Faktor Eksternal Pelindo I Kota Medan ... 64

Tabel 4.21. Analisis Strategi Pengembangan CSR Kemitraan di Pelindo I Kota Medan ... 66

Tabel 4.22. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 71

Tabel 4.23. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 73

Tabel 4.24. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 74

Tabel 4.25. Jumlah Tanggungan Responden Pelindo I Kota Tanjung Balai 75 Tabel 4.26. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 77

Tabel 4.27. Pekerjaan Responden Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 78

Tabel 4.28. Pengaruh CSR Terhadap Kesejahteraan Sosial Budaya Responden Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 79

Tabel 4.29. Kegiatan Sosial Gotong Royong Responden Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 80

Tabel 4.30. Kondisi Interaksi Sosial Antar Warga Masyarakat Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 82

Tabel 4.31. Persepsi Masyrakat Tentang Adanya Kegiatan CSR Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 83

Tabel 4.32. Pendapat Masyarakat Tentang Keberadaam CSR Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 85 Tabel 4.33. Kegiatan CSR Pelindo I yang Meresahkan Responden Pelindo

(18)

I Kota Tanjung Balai ... 86

Tabel 4.34. Dampak Keberadaan CSR Terhadap Aspek Sosial, Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 87 Tabel 4.35. Dampak Keberadaan CSR Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Lokal Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 91 Tabel 4.36. Keberadaan CSR Pelindo I Telah Menyebabkan

Berkembangnya Usaha Masyarakat di Kota Tanjung Balai ... 93 Tabel 4.37. Pengaruh Keberadaan CSR Terhadap Tingkat Kriminilitas

Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 94 Tabel 4.38. Pembangunan yang Diharapkan Atas Dukungan CSR Pelindo

I Kota Tanjung Balai ... 95 Tabel 4.39. Pendapatan Responden CSR Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 96 Tabel 4.40. Strategi Faktor Internal Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 99 Tabel 4.41. Strategi Faktor Eksternal Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 100 Tabel 4.42. Analisis Strategi Pengembangan CSR Kemitraan di Pelindo I

Kota Tanjung Balai ... 102 Tabel 4.43. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Pelindo I

Kota Sibolga ... 106 Tabel 4.44. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Pelindo I

Kota Sibolga ... 107 Tabel 4.45. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Pelindo I Kota Sibolga ... 109 Tabel 4.46. Jumlah Tanggungan Responden Pelindo I Kota Sibolga ... 110 Tabel 4.47. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan

Rumah di Pelindo I Kota Sibolga ... 112 Tabel 4.48. Pekerjaan Responden di Pelindo I Kota Sibolga ... 113 Tabel 4.49. Pengaruh Terhadap Kesejahteraan Sosial Budaya Responden

di Pelindo I Kota Sibolga ... 114 Tabel 4.50. Kegiatan Sosial Gotong Royong Responden di Pelindo I

Kota Sibolga ... 115

(19)

xiv

Kota Sibolga ... 117

Tabel 4.52. Persepsi Masyrakat Tentang Adanya Kegiatan CSR di Pelindo I Kota Sibolga ... 118

Tabel 4.53. Pendapat Masyarakat Tentang Keberadaam CSR Pelindo I Kota Sibolga ... 119

Tabel 4.54. Kegiatan CSR yang Meresahkan Responden Pelindo I Kota Sibolga ... 120

Tabel 4.55. Dampak Keberadaan CSR Terhadap Aspek Sosial, Ekonomi Dan Budaya Masyarakat di Kota Sibolga ... 121

Tabel 4.56. Dampak Keberadaan CSR Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Lokal Pelindo I Kota Sibolga ... 126

Tabel 4.57. Keberadaan CSR Telah Menyebabkan Berkembangnya Usaha Masyarakat Pelindo I Kota Sibolga ... 127

Tabel 4.58. Dampak Keberadaan CSR Terhadap Tingkat Kriminilitas di Kota Sibolga ... 128

Tabel 4.59. Pembangunan yang Diharapkan Atas Dukungan CSR Pelindo I Kota Sibolga ... 129

Tabel 4.60. Pendapatan Responden CSR Pelindo I Kota Sibolga ... 130

Tabel 4.61. Strategi Faktor Internal Pelindo I Kota Sibolga ... 133

Tabel 4.62. Strategi Faktor Eksternal Pelindo I Kota Sibolga ... 133

Tabel 4.63. Analisis Strategi Pengembangan CSR Kemitraan di Pelindo I Kota Sibolga ... 136

(20)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Program CSR Pelindo I Provinsi

Sumatera Utara ... 25

Gambar 3.1. Analisis SWOT ... 33

Gambar 4.1. Diagram Jenis Usia Responden Pelindo I Kota Medan ... 38

Gambar 4.2. Distribusi Jenis Kelamin di Pelindo I Kota Medan ... 39

Gambar 4.3. Diagram Tingkat Pendidikan di Pelindo I Kota Medan ... 40

Gambar 4.4. Diagram Jumlah Tanggungan Keluarga Pelindo I Kota Medan ... 41

Gambar 4.5. Diagram Status Kepemilikan Rumah Responden Pelindo I Kota Medan ... 43

Gambar 4.6. Diagram Kesejahteraan Sosial Budaya Pelindo I Kota Medan ... 45

Gambar 4.7. Diagram Kegiatan Gotong Royong Pelindo I Kota Medan. 46 Gambar 4.8. Diagram Kondisi Interaksi Sosial Pelindo I Kota Medan ... 47

Gambar 4.9. Diagram Persepsi Masyarakat Pelindo I Kota Medan ... 48

Gambar 4.10. Diagram Persepsi Masyarakat Pelindo I Kota Medan ... 49

Gambar 4.11. Kegiatan CSR yang dapat Meresahkan Masyarakat Pelindo I Kota Medan ... 51

Gambar 4.12. Diagram Dampak Keberadaan CSR Terhadap Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pelindo I Kota Medan .. 53

Gambar 4.13. Diagram Penyerapan Tenaga Kerja Pelindo I Kota Medan 56

Gambar 4.14. Diagram Berkembangnya Usaha Pelindo I Kota Medan .... 57

Gambar 4.15. Diagram Tingkat Kriminilitas Pelindo I Kota Medan ... 58

Gambar 4.16. Pembangunan Kedepan Oleh CSR Pelindo I Kota Medan . 59 Gambar 4.17. Pendapatan Responden CSR di Pelindo I Kota Medan ... 61

Gambar 4.18. Hasil Analisis SWOT di Pelindo I Kota Medan ... 65

(21)

xvi

Gambar 4.20. Diagram Jenis Kelamin di Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 73 Gambar 4.21. Diagram Tingkat Pendidikan Pelindo I Kota Tanjung Balai 74 Gambar 4.22. Diagram Jumlah Tanggungan Keluarga di Pelindo I Kota

Tanjung Balai ... 76 Gambar 4.23. Diagram Status Kepemilikan Rumah di Pelindo I Kota

Tanjung Balai ... 77 Gambar 4.24. Diagram Pekerjaan Responden Pelindo I Kota Tanjung

Balai ... 78 Gambar 4.25. Diagram Kesejahteraan Sosial Budaya Pelindo I Tanjung

Balai ... 79 Gambar 4.26. Diagram Kegiatan Gotong Royong Pelindo I Kota

Tanjung Balai ... 81 Gambar 4.27. Diagram Kondisi Interaksi Sosial Pelindo I Kota Tanjung

Balai ... 82 Gambar 4.28. Diagram Persepsi Masyarakat Terhadap CSR Pelindo I

Kota Tanjung Balai... 84 Gambar 4.29. Diagram Pendapat Masyarakat ... Pelindo I Kota Tanjung

Balai ... 85 Gambar 4.30. Diagram Kegiatan CSR yang Meresahkan Masyarakat

Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 86 Gambar 4.31. Diagram Keberadaan CSR Terhadap Aspek Sosial,

Ekonomi dan Budaya Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 89 Gambar 4.32. Diagram Penyerapan Tenaga Kerja Pelindo I Kota Tanjung

Balai ... 92 Gambar 4.33. Diagram Perkembangan Usaha Pelindo I Kota Tanjung

Balai ... 93 Gambar 4.34. Diagram Tingkat Kriminilitas Pelindo I Kota Tanjung

Balai ... 94 Gambar 4.35. Diagram Pembangunan Kedepan Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 95 Gambar 4.36. Pendapatan Responden CSR di Pelindo I Kota Tanjung

Balai ... 97

(22)

Gambar 4.37. Hasil Analisis SWOT Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 101 Gambar 4.38. Karakteristik Usia Responden Pelindo I Kota Sibolga ... 106 Gambar 4.39. Karakteristik Jenis Kelamin Pelindo I Kota Sibolga ... 108 Gambar 4.40. Tingkat Pendidikan Responden Pelindo I Kota Sibolga .... 109 Gambar 4.41. Diagram Jumlah Tanggungan Keluarga Pelindo I Kota

Sibolga ... 111 Gambar 4.42. Diagram Status Kepemilikan Rumah Responden di

Pelindo I Kota Sibolga... 112 Gambar 4.43. Diagram Pekerjaaan Pelindo I Kota Sibolga ... 113 Gambar 4.44. Diagram Kesejahteraan Sosial Budaya Pelindo I Kota

Sibolga ... 115 Gambar 4.45. Diagram Kegiatan Gotong Royong Pelindo I Kota Sibolga 116 Gambar 4.46. Diagram Kondisi Interaksi Sosial Pelindo I Kota Sibolga .. 117 Gambar 4.47. Diagram Persepsi Masyarakat Pelindo I Kota Sibolga... 118 Gambar 4.48. Diagram Pendapat Masyarakat Pelindo I Kota Sibolga ... 120 Gambar 4.49. Diagram Kegiatan CSR yang Meresahkan Pelindo I Kota

Sibolga ... 121 Gambar 4.50. Diagram Dampak Keberadaan CSR Terhadap Aspek Sosial,

Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pelindo I Kota Sibolga . 123 Gambar 4.51. Diagram Penyerapan Tenaga Kerja Pelindo I Kota Sibolga 126 Gambar 4.52. Diagram Berkembangnya Usaha Pelindo I di Kota

Sibolga ... 127 Gambar 4.53. Diagram Tingkat Kriminilitas Pelindo I Kota Sibolga ... 128 Gambar 4.54. Diagram Pembangunan Kedepan Pelindo I Kota Sibolga ... 129 Gambar 4.55. Pendapatan Responden CSR Pelindo I Kota Sibolga ... 131 Gambar 4.56. Hasil Analisis SWOT Pelindo I Kota Sibolga ... 135

(23)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

Lampiran 1. Identitas Responden Masyarakat Penerima Program

CSR Pelindo I Kota Medan ... 140 Lampiran 2. Sosial Budaya Masyarakat Penerima CSR Pelindo I Kota

Medan ... 142 Lampiran 3. Persepsi Masyarakat Penerima CSR di Pelindo I Kota

Medan ... 143 Lampiran 4. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Kota Medan ... 144 Lampiran 5. Dampak Keberadaan CSR di Pelindo I Kota Medan

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat ... 145 Lampiran 6. Jenis dan Tingkat Kriminilitas Terkait Keberadaan CSR

Pelindo I Kota Medan ... 146 Lampiran 7. Pembangunan CSR Kedepan Oleh Pelindo I Kota Medan . 147 Lampiran 8. Identitas Responden Masyarakat Penerima . CSR Pelindo I

Kota Tanjung Balai ... 148 Lampiran 9. Sosial Budaya Masyarakat Penerima CSR Pelindo I Kota

Tanjung Balai ... 149 Lampiran 10. Persepsi Masyarakat Penerima CSR Pelindo I Kota

Tanjung Balai ... 151 Lampiran 11. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Kota Tanjung Balai . . 152 Lampiran 12. Dampak Keberadaan CSR di Pelindo I Kota Tanjung Balai

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat ... 153 Lampiran 13. Jenis dan Tingkat Kriminilitas Terkait Keberadaan CSR

Pelindo I Kota Tanjung Balai ... 154 Lampiran 14. Pembangunan Keepan Oleh CSR Pelindo I Kota Tanjung

Balai ... 155 Lampiran 15. Identitas Responden Masyarakat Penerima . CSR Pelindo I

(24)

Kota Sibolga ... 156 Lampiran 16. Sosial Budaya Masyarakat Penerima CSR Pelindo I Kota

Sibolga ... 158 Lampiran 17. Persepsi Masyarakat Penerima CSR Pelindo I Kota

Sibolga ... 159 Lampiran 18. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Kota Sibolga . ... 160 Lampiran 19. Dampak Keberadaan CSR Pelindo I Kota Sibolga

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat ... 161 Lampiran 20. Jenis dan Tingkat Kriminilitas Terkait Keberadaan CSR

Pelindo I Kota Sibolga... 162 Lampiran 21. Pembangunan Kedepan CSR Pelindo I Kota Sibolga ... 163

(25)

i

Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan untuk berpartisipasi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perusahaan maupun komunitas serta masyarakat secara keseluruhan. Melalui program kemitraan dan bina lingkungan, perusahaan mewujudkan tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan berbagai program yang berkelanjutan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk (a) menganalisis pengaruh program CSR Pelindo I terhadap kondisi sosial budaya masyarakat, (b) menganalisis sikap atau persepsi masyarakat tentang adanya kegiatan CSR Pelindo I, (c) dampak keberadaan CSR Pelindo I terhadap masyarakat sekitar perusahaan, (d) menganalisis strategi pengembangan program CSR Pelindo I ke depan. Data yang digunakan adalah data primer. Model analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan model analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program CSR Pelindo I memberikan pengaruh yang positif terhadap kondisi sosial masyarakat, persepsi/sikap masyarakat tentang program CSR Pelindo I pada umumnya bersifat positif, program CSR Pelindo I memberikan dampak positif bagi peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar wilayah CSR tersebut, strategi yang dilakukan dalam rangka pengembangan CSR adalah peningkatan kekuatan dan pemanfaatan peluang yang ada dalam rangka pemberdayaan usaha kecil ke depan.

Kata kunci: Program CSR, persepsi masyarakat, dampak CSR dan strategi pengembangan CSR

(26)

participate in economy development continues to increase alive quality and that environment both for companies also communities with society as a whole. Pass program partner and build environment, company to realize the social responsibility with carry out various that program. Therefore, this watchfulness aim is to (a) analyzes program influence CSR Pelindo I towards society culture social condition, (b) analyze attitude or society perception about activity existence CSR Pelindo I, (c) existence impact CSR Pelindo I towards society around company, (d) analyze program development strategy CSR Pelindo I forwards.

Data that used primary data. Analysis model that used analysis deskriptif and analysis model SWOT. Watchfulness result shows that program CSR Pelindo I give which are positive influence towards society social condition, sosiety perception/attitude about program CSR Pelindo I in general has positive, program CSR Pelindo I give positive impact for society income enhanced around area CSR, strategy that development draft CSR strength enhanced and existing opportunity utilization in order to small industry enableness forwards.

Keyword: Program CSR, persepsi society, impact CSR and development strategy CST

(27)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan menuju bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan bukan merupakan suatu proses yang mudah dilalui. Banyak tantangan dan agenda pembangunan yang mesti dijawab dan dituntaskan untuk mencapai kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat telah menumbuhkan aspirasi dan tuntutan baru dari masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Aspirasi dan tututan masyarakat itu lebih berperan dalam proses pembangunan yang telah berlangsung.

Semua pembangunan menyangkut bahkan ditujukan untuk masyarakat, tetapi sebagai metode pembangunan masyarakat mempunyai karakteristik sendiri.

Pembangunan masyarakat tidak saja bermaksud membina hubungan dalam setiap orang untuk hidup bermasyarakat, melainkan juga untuk membangun masyarakat, karena setiap satuan masyarakat mempunyai kekuatan sendiri (community power).

Masyarakat bisa kehilangan kekuatannya jika masyarakat mengalami community disorganization, untuk mengatasi masalah itu Community Development (CD) atau pembangunan masyarakat dilancarkan.

Pembangunan masyarakat desa didefinisikan sebagai suatu proses anggota-anggota masyarakat pertama-tama mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka, kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri yang menekankan pada seluruh masyarakat.

Penekanan kepada pembangunan masyarakat desa didefinisikan setiap bentuk

(28)

usaha perbaikan setempat yang bisa dicapai dengan keinginan masyarakat untuk bekerja sama.

Istilah asing untuk pembangunan desa, bukan hanya rural development (RD) melainkan juga CSR. CSR merupakan pendekatan pembangunan yang mengutamakan partisipasi aktif masyarakat dan berlaku baik di desa maupun di perkotaan serta mengutamakan keserasian dengan lingkungan sekitarnya.

Tanggung jawab sosial semakin mendapatkan perhatian oleh kalangan dunia usaha. Sejak era reformasi bergulir, masyarakat semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat tersebut memunculkan kesadararan baru tentang pentingnya melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Menurut Utama (2007) perkembangan CSR juga terkait dengan semakin parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim. Sejalan dengan perkembangan tersebut, Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mewajibkan perseroan yang bidang usahanya di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

CSR pada kenyataannya masih dianggap hal sepele dan dijalankan dengan setengah hati. CSR dijalankan hanya untuk mendapatkan perhatian masyarakat.

Pada saat ini tingkat pelaporan dan pengungkapan CSR di Indonesia masih relatif rendah. Sampai saat ini belum terdapat kesepakatan standar pelaporan CSR yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam menyiapkan laporan CSR.

(29)

Alasan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR secara sukarela telah diteliti. Diantaranya adalah karena untuk mentaati peraturan yang ada, untuk memperoleh keunggulan kompetitif melalui penerapan CSR, untuk memenuhi ketentuan kontrak pinjaman dan memenuhi ekspektasi masyarakat, untuk melegitimasi tindakan perusahaan, dan untuk menarik investasor.

Proses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan terlebih dahulu memerlukan berbagai usaha yang konsisten dan terus menerus dari seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat suatu negara maupun wilayah.

Salah satu tujuan pembangunan secara makro adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat dan dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur dengan peningkatan hasil produksi dan pendapatan.

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk meningkatkan adanya pembangunan suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktifitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.

Suatu masyarakat dipandang mengalami suatu pertumbuhan dalam kemakmuran

(30)

masyarakat apabila pendapatan perkapita menurut harga konstan mengalami peningkatan.

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai sekarang lebih tinggi dari capaian pada masa sebelumnya. Pertumbuhan tercapai apabila jumlah fisik barang-barang dan jasa- jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut bertambah besar dari tahun- tahun sebelumnya.

Dalam pencapaian tujuan pembangunan ekonomi daerah dibutuhkan kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah (endogenous development), dengan menggunakan potensi sumber daya lokal. Identifikasi sektor/subsektor ekonomi potensial menjadi kebutuhan bagi optimalisasi proses dan keberhasilan pembangunan ekonomi dimaksud.

Pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi potensial serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing- masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan.

Sikap (attitude) merupakan salah satu bahasan yang menarik dalam kajian psikologi, karena sikap sering digunakan untuk meramalkan tingkah laku, baik tingkah laku perorangan, kelompok, bahkan tingkah laku suatu bangsa. Meskipun demikian sikap seseorang terhadap suatu objek tidak selalu memunculkan tingkah laku yang negatif terhadap objek tersebut.

(31)

Sikap dapat sangat menentukan berhasil tidaknya suatu keinginan yang kita inginkan. Sikap juga akan membantu memperkuat daya keinginan kita. Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Perkembangan sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang satu dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia terhadap objek tertentu atau suatu objek.

Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective) dan komponen konatif (conative). Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.

Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan untuk

berpartisipasi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang bermanfaat baik bagi perusahaan maupun komunitas serta masyarakat secara keseluruhan. Melalui Kemitraan dan Bina Lingkungan, perusahaan mewujudkan tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan berbagai program berkelanjutan.

Sejak Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) didirikan pada tahun 1991, setiap tahun PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) mengembalikan sebagian laba bersih perusahaan kepada masyarakat khususnya komunitas di

(32)

sekitar wilayah perusahaan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sebagai wujud kepedulian Perusahaan dalam bentuk dana Kemitraan dan Bina Lingkungan. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial Perusahaan yang senantiasa menjalin hubungan mutualisme dengan masyarakat sekitarnya, sehingga pertumbuhan yang dialami Perusahaan bisa dinikmati tidak hanya oleh karyawan Perusahaan tapi juga oleh masyarakat yang lebih luas, dimana anggaran Kemitraan dan Bina Lingkungan diperoleh dari Laba setelah pajak yaitu sebesar 1-2 persen atau ketetapan di Kementerian BUMN. Namun ke edepannya, mulai tahun 2014 pendanaan untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan bersumber dari Anggaran Perusahaan dengan besaran yang sama yakni maksimal 2 persen.

Kemajuan yang dialami oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) selayaknya juga dinikmati oleh masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) selalu berupaya untuk memelihara keseimbangan antara kepentingan internal dan kepentingan masyarakat umum. Oleh karena itu, seluruh keputusan yang diambil oleh perusahaan akan selalu memperhatikan kepentingan masyarakat dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) merasa berkewajiban untuk meningkatkan pemberdayaan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar wilayah operasional PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).

Selain itu Perusahaan juga memiliki program Bina Lingkungan yang dilakukan melalui perbaikan kondisi sosial masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam bentuk pemberian bantuan/hibah kepada korban bencana alam, pendidikan atau pelatihan, peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan

(33)

atau perbaikan sarana dan prasarana umum, perbaikan sarana ibadah, menjaga kesinambungan pelestarian alam. dan bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pengaruh program CSR Pelindo I terhadap kondisi sosial budaya masyarakat sekitar perusahaan tersebut.

2) Bagaimana sikap atau persepsi masyarakat tentang adanya kegiatan CSR di PT. Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara.

3) Bagaimana dampak keberadaan CSR Pelindo I terhadap masyarakat sekitar perusahaan tersebut.

4) Bagaimana strategi pengembangan program CSR ke depan oleh Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara.

1.3. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:

1) Untuk menganalisis pengaruh program CSR Pelindo I terhadap kondisi sosial budaya masyarakat sekitar perusahaan tersebut.

2) Untuk menganalisis sikap atau persepsi masyarakat tentang adanya kegiatan CSR di PT. Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara.

(34)

3) Untuk menganalisis dampak keberadaan CSR Pelindo I terhadap masyarakat sekitar perusahaan tersebut.

4) Untuk menganalisis strategi pengembangan program CSR ke depan oleh Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

1) Merumuskan pengaruh program CSR Pelindo I terhadap kondisi sosial budaya masyarakat sekitar perusahaan tersebut.

2) Merumuskan sikap atau persepsi masyarakat tentang adanya kegiatan CSR di PT. Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara.

3) Merumuskan dampak keberadaan CSR Pelindo I terhadap masyarakat sekitar perusahaan tersebut.

4) Terwujudnya strategi pengembangan program CSR ke depan oleh Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara.

(35)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian CSR dan Dasar Hukum

Terminologi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bukanlah hal yang relative baru dalam dunia usaha, evolusi konsepnya sendiri sudah berlangsung pada beberapa dekade. Pada sisi lain istilah CSR sendiri juga mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan dunia usaha, politis dan pembangunan sosial serta hak asasi manusia (HAM).

Selain itu terminologi CSR juga dipengaruhi oleh dampak globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, dan semua itu akan mencerminkan pemahaman terhadap pengertian CSR dalam kontek local.

Corporate Social Responsibility dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tanggungjawab sosial perusahaan sedangkan di Amerika, konsep ini seringkali disamakan dengan corporate citizenship. Pada intinya, keduanya dimaksudkan sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan dalam kegiatan usaha dan juga pada cara perusahaan berinteraksi dengan stakeholder yang dilakukan secara sukarela. Selain itu, tanggungjawab sosial perusahaan diartikan pula sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan dan masyarakat setempat (lokal) dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.

Mulai pada saat terminologi CSR diperkenalkan tahun 1920 sampai saat ini belum ada difinisi tunggal mengenai pengertian dari CSR. Berikut ini adalah

(36)

definisi-definisi dari CSR yang antara lain: The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), yang merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan lebih dari 180 perusahaan multinasional yang berasal dari 35 negara memberikan definisi CSR sebagai

"continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large".

Apabila diterjemahkan secara bebas kurang lebih berarti komitmen dunia usaha untuk terus-menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan.

Definisi lain mengenai CSR juga dilontarkan oleh World Bank yang memandang CSR sebagai "the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with amployees and their representatives the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development".

Kalau diterjemahkan secara bebas kurang lebih berarti komitmen dunia usaha untuk memberikan sumbangan guna menopang bekerjanya pembangunan ekonomi bersama karyawan dan perwakilan-perwakilan mereka dalam komunitas setempat dan masyarakat luas untuk meningkatkan taraf hidup, intinya CSR tersebut adalah baik bagi keduanya, untuk dunia usaha dan pembangunan.

(37)

2.1.2. Etika Bisnis

Untuk mendapatkan yang lebih baik mengenai makna Corporate Social Responsibility (CSR) sebaiknya dikaji terlebih dahulu persoalan etika bisnis, karena pada dasarnya CSR diderivasi dari etika bisnis (Khairandy, 2008)

Etika bermaksud untuk membantu manusia secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Keraf (1998) mengungkapkan bahwa etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (la etha) berarti “adat istiadat”

atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai suatu kebiasaan.

Dalam konteks yang umum, hubungan bisnis sebenarnya adalah hubungan antar manusia. Bisnis adalah suatu interaksi yang terjadi akibat adanya kebutuhan yang tidak dapat diperoleh sendiri oleh individu. Ini menunjukkan bahwa meskipun manusia dikaruniai banyak kelebihan (akal, perasaan dan naluri), dalam kenyataannya banyak memiliki kekurangan. Kekurangan itu makin dirasakan justru ketika akal, perasaan, dan naluri menuntut peningkatan kebutuhan- kebutuhan. Akibatnya, kebutuhan manusia kian berkembang dan kompleks sehingga tak terbatas. Melalui interaksi bisnis inilah manusia saling melengkapi pemenuhan kebutuhan satu sama lain (Panuju dalam Khairandy, 2008).

Etika harus dibedakan antara etika dalam bisnis (ethics in business) dan etika bisnis (ethics of business). Kedua istilah tersebut memiliki makna yang

(38)

berbeda. Etika dalam bisnis terkait dengan etika yang bersinggungan dengan bisnis sedangkan etika bisnis terkait dengan etika pada umumnya. Dalam dunia perbankan misalnya, etika dalam bisnis harus dinilai sesuai dengan perspektif profit maximization sebagai filosofi yang mendasari perbankan tanpa memperhatikan apakah etika tersebut sesuai dengan etika umum (Khairandy, 2008).

Nilai-nilai dasar yang menjadi tolak ukur etika bisnis adalah tingkah laku para pengusaha dalam menjalankan usahanya. Apakah dalam usahanya mengambil keuntungan dari masyarakat konsumen dilakukan melalui persaingan usaha yang fair (jujur), transparent (terbuka), dan ethic (etis). Perbuatan yang termasuk dalam kategori unethical conduct misalnya memberikan informasi yang tidak benar mengenai bahan mentah, karakteristik/ciri dan mutu suatu produk, menyembunyikan harta kekayaan perusahaan yang sebenarnya untuk menghindari atau mengurangi pajak, membayar upah karyawan di bawah UMR, melakukan persekongkolan tender, dan melakukan persaingan tidak sehat.

Pada dasarnya, bisnis perlu dijalankan secara etis, karena bagaimana pun juga bisnis menyangkut tentang kepentingan siapa saja dalam masyarakat. Entah dia berperan sebagai penjual, produsen, pembeli, perantara, dan apa pun perannya, hampir semuanya tersangkut dalam bisnis ini. Hal itu berarti bahwa kita semua berdasarkan kepentingan kita masing-masing menghendaki adanya agar bisnis itu berjalan dengan baik. Oleh karena itu, kita semua menghendaki agar bisnis dijalankan secara etis sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain.

(39)

Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia pada umumnya. Demikian pula, prinsip-prinsip itu sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masyarakat masing-masing. Namun, sebagai etika khusus atau etika terapan, prinsip-prinsip dalam etika bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip etika pada umumnya.

2.1.3. Corporate Social Responsibility

Sampai kini tidak ada definisi tunggal tentang Corporate Social Responsibility (CSR). Berikut ini beberapa definisi CSR yang cukup berpengaruh dan sering dirujuk di antaranya definisi yang disampaikan oleh World Business Council for Sustainable Development, versi World Bank, dan oleh Uni Eropa.

World Business Council for Sustainable Development (1999) menyebut CSR sebagai: ”Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the work force and their families as well as of the local community and society at large.

Sementara versi Uni Eropa mengatakan ”CSR is a concept where by companies integrate social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basis”.

Griffin dan Pustay (2005) menyebutkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah kumpulan kewajiban organisasi untuk melindungi dan memajukan masyarakat dimana organisasi berada. Selanjutnya Kotler dan Nancy (2005) menjelaskan bahwa corporate social responsibility adalah komitmen

(40)

perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.

Dari beberapa pengertian mengenai corporate social responsibility diatas, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan berkaitan dengan komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap suatu issue terntentu di masyarakat atau lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik.

2.1.4. Bentuk Program Corporate Social Responsibility

Kotler dan Nancy (2005) menyebutkan beberapa bentuk program CSR yang dapat dipilih:

1. Cause Promotions

Dalam cause promotions ini, perusahaan berusaha untuk meningkatkan awareness masyarakat mengenai suatu issue tertentu, dimana issue ini tidak harus berhubungan atau berkaitan dengan lini bisnis perusahaan, dan kemudian perusahaan mengajak masyarakat untuk menyumbangkan waktu, dana atau benda mereka untuk membantu mengatasi atau mencegah permasalahan tersebut.

2. Cause-Related Marketing

Dalam cause-related marketing, perusahaan akan mengajak masyarakat untuk membeli atau menggunakan produknya, baik itu barang atau jasa, dimana sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaan akan didonasikan untuk membantu mengatasi atau mencegah masalah tertentu.

(41)

3. Corporate Social Marketing

Corporate social marketing ini dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dalam suatu issue tertentu.

4. Corporate Philantrophy

Corporate philantrophy ini dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan kontribusi/sumbangan secara langsung dalam bentuk dana, jasa atau alat kepada pihak yang membutuhkan baik itu lembaga, perorangan ataupun kelompok tertentu.

5. Corporate Volunteering

Dalam corporate voluteering, perusahaan mendorong atau mengajak karyawannya ikut terlibat dalam program CSR yang sedang dijalankan dengan jalan mengkontribusikan waktu dan tenaganya.

6. Socially Responsible Business

Dalam socially responsible business, perusahaan melakukan perubahan terhadap salah satu atau keseluruhan sistem kerjanya agar dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat

Konsep CSR pada intinya adalah menjaga kelangsungan pembangunan perekonomian daerah atau nasional untuk mewujudkan suatu sistem perekonomian yang berpihak kepada rakyat dan untuk menjaga keseimbangan dunia usaha agar pelaku usaha dapat bersaing dengan sehat, dan adil tanpa menimbulkan kerugian bagi rakyat dan kerusakan lingkungan sekitarnya.

(42)

CSR sejatinya mempunyai tujuan yang sangat penting di dalam menjaga pembangunan perekonomian berkelanjutan. Pada prinsipnya CSR adalah suatu upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Disamping itu penerapan CSR bertujuan agar perusahaan dapat memberi kontribusi untuk kemajuan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Pelaku usaha melalui berbagai badan usaha yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, diharapkan bersama-sama dengan Pemerintah mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat. Oleh karena itu ketentuan tentang CSR ini dituangkan dalam UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, khususnya dalam Pasal 1 butir 3 dan Pasal 74.

2.1.5. Konsep Pembangunan Ekonomi

Penjelasan tentang definisi atau pengertian pembangunan ekonomi banyak dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi. Menurut Adam Smith dalam Suryana (2000), pembangunan ekonomi adalah proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Bertambahnya penduduk suatu negara harus diimbangi dengan kemajuan teknologi dalam produksi untuk memenuhi permintaan kebutuhan dalam negeri.

Menurut Sukirno (2002), pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Di sini ada dua aspek penting yang saling berhubungan erat yaitu pendapatan total atau yang lebih dikenal dengan

(43)

pendapatan nasional dan jumlah penduduk. Pendapatan perkapita berarti pendapatan total dibagi dengan jumlah penduduk.

Menurut Schumpeter dalam Sukirno (2006) pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis dan gradual, tetapi merupakan proses yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Berdasarkan pengertian tersebut pembangunan ekonomi terjadi secara berkelanjutan dari waktu ke waktu dan selalu mengarah positif untuk perbaikan segala sesuatu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Industri dan perdagangan akan mewujudkan segala kreatifitas dalam pembangunan ekonomi dengan penggunaan teknologi industri serta dengan adanya perdagangan tercipta kompetisi ekonomi.

Pembangunan ekonomi juga merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi terus menerus yang bersifat dinamis, menambah dan memperbaiki segala sesuatu menjadi lebih baik lagi. Apapun yang dilakukan, hakikat pembangunan ekonomi itu mencerminkan adanya terobosan yang baru, bukan merupakan gambaran ekonomi satu saat saja.

Dalam Sukirno (2006), pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan. Arti dari pernyataan tersebut adalah pembangunan ekonomi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu tidak hanya diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang berlaku dalam kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan, perkembangan teknologi, peningkatan dalam kesehatan, peningkatan infrastruktur yang tersedia dan peningkatan dalam pendapatan dan kemakmuran masyarakat.

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bersifat

(44)

multidimensional yang melibatkan kepada seluruh perubahan besar baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi kemiskinan, mengurangi ketimpangan (disparitas) dan pengangguran (Todaro, 2008).

Arsyad (2010), mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses. Proses yang dimaksud adalah proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru.

Ada empat model pembangunan (Suryana, 2000) yaitu model pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, penghapusan kemiskinan dan model pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan atas model pembangunan tersebut, semua itu bertujuan pada perbaikan kualitas hidup, peningkatan barang dan jasa, penciptaan lapangan kerja baru dengan upah yang layak, dengan harapan tercapainya tingkat hidup minimal untuk setiap rumah tangga.

Sasaran utama dari pembangunan nasional adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasilnya serta pemantapan stabilitas nasional. Hal tersebut sangat ditentukan keadaan pembangunan secara kedaerahan.

(45)

2.1.6. Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dalam melakukan analisa perkembangan ekonomi di suatu wilayah. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam suatu pembangunan ekonomi dan mempunyai implikasi kebijakan yang cukup luas, baik terhadap wilayahnya maupun terhadap wilayah lain.

Dalam Teori Klasik Adam Smith menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan penduduk. Jumlah penduduk yang bertambah akan memperluas pangsa pasar, dan perluasan pasar akan meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Lebih lanjut, spesialisasi akan meningkatkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga meningkatkan upah dan keuntungan. Dengan demikian, proses pertumbuhan akan terus berlangsung sampai seluruh sumber daya termanfaatkan.

Sementara itu David Ricardo, mengemukakan pandangan yang berbeda dengan Adam Smith. Menurutnya, perkembangan penduduk yang berjalan cepat pada akhirnya akan menurunkan kembali tingkat pertumbuhan ekonomi ke taraf yang rendah. Pola pertumbuhan ekonomi menurut Ricardo berawal dari jumlah penduduk rendah dan sumber daya alam yang relatif melimpah.

Keynes melihat pertumbuhan dalam kondisi jangka pendek dan menyatakan bahwa pendapatan total merupakan fungsi dari pekerjaan total dari suatu negara. Semakin besar volume pekerjaan yang dihasilkan, semakin besar pendapatan nasional yang diperoleh, demikian juga sebaliknya. Volume pekerjaan tergantung pada permintaan efektif. Permintaan efektif ditentukan pada titik saat harga permintaan agregat sama dengan harga penawaran agregat. Keynes juga

(46)

menyatakan untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang stabil pemerintah perlu menerapkan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter serta pengawasan secara langsung.

Boediono (1999), pertumbuhan ekonomi dapat didefenisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang dan penjelasan bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan.

Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2004), ada perbedaan dalam istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk. Hicks mengemukakan masalah negara terbelakang menyangkut pengembangan sumber-sumber yang tidak atau belum dipergunakan, kendati penggunaanya telah cukup dikenal.

Menurut Simon dalam Jhingan (2004) pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kemampuan suatu negara (daerah) untuk meyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud dengan adanya kenaikan output nasional secara terus-menerus yang disertai dengan kemajuan teknologi serta adanya penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi yang dibutuhkannya.

Pertumbuhan ekonomi dalam Sukirno (2006) sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan

(47)

ekonomi dapat diketahui dengan membandingkan PDRB pada satu tahun tertentu dengan PDRB tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi dapat dinilai sebagai dampak kebijaksanaan pemerintah, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan yang terjadi dan sebagai indikator penting bagi daerah untuk mengevaluasi keberhasilan pembangunan (Sirojuzilam, 2008).

Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor penting (Arsyad, 2010) yaitu:

1) Akumulasi Modal

Akumulasi modal adalah semua investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan fiskal dan sumber daya manusia (human resources), akan terjadi jika ada bagian dari pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang.

Akumulasi modal akan menambah sumber daya yang telah ada.

2) Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja (labor force) dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun kemampuan merangsang pertumbuhan ekonomi tergantung pada kemampuan sistem ekonomi yang berlaku dalam menyerap dan mempekerjakan tenaga kerja yang ada secara produktif.

(48)

3) Kemajuan Teknologi

Menurut para ekonom, kemajuan teknologi merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling sederhana, kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tradisional.

2.1.7. Sikap Masyarakat

Sikap adalah suatu bangun psikologis, seperti semua wujud psikologis sikap adalah hipotesis. Membangun adalah cara-cara mengkonseptualisasikan unsur-unsur yang tidak mudah dipahami daerah yang diselidiki oleh suatu ilmu tertentu. Para ilmuwan sosial menyelidiki keyakinan dan perilaku orang dalam usahanya untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan mengenai keadaan mental dan proses mental. Sikap tidak dapat diobservasi atau diukur secara langsung.

Keberadaannya harus ditarik kesimpulan dari hasil-hasilnya.

Mengukur sikap seseorang adalah mencoba untuk menempatkan posisinya, pada suatu kontinum afektif. Kontinum afektif dapat berkisar antara sangat positif hingga ke sangat negatif terhadap suatu obyek sikap tertentu.

Sikap tersebut dapat bersifat negatif dapat pula bersifat posistif. Sikap negatif memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, ataupun tidak menyukai keberadaan suatu obyek, sedangkan sikap positif memunculkan kecenderungan menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan mengaharapkan kehadiran obyek tertentu (Adi, 1994).

Sikap masyarakat terhadap program CSR merupakan bentuk reaksi atau respon terhadap adanya stimulus, yang memunculkan dalam bentuk sikap positif

(49)

atau negatif, dengan kata lain munculnya sikap positif dan negatif dapat dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi masyarakat.

2.2. Penelitian Terdahulu

Menurut Putrawan (2005) yang mengatakan bahwa PT Federal Internasional Finance (FIF) telah melaksanakan CSR sejak tahun 2005 jauh sebelum lahirnya UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT yang menggantikan UU No.

1 Tahun 1995. Hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan PT Astra Internasional sebagai Holding Company dari FIF yang telah merasakan manfaat melaksanakan CSR terutama terhadap eksistensi perusahaan tersebut di mata internasional.

Manfaat yang diperoleh dengan melaksanakan CSR adalah kelangsungan bisnis perusahaan bisa lebih terjamin, disamping itu dengan pelaksanaan CSR perhatian pemerintah lebih fokus terhadap kegiatan perusahaan, hal ini terbukti dengan adanya penghargaan Pemerintah terhadap pelaksanaan CSR oleh FIF tersebut.

Menurut Susanto (2005) mengemukakan dari sisi perusahaan terdapat 6 (enam) manfaat yang dapat diperoleh dari aktifitas CSR, yaitu: (a) Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima perusahaan, (b) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan oleh suatu krisis, (c) Keterlibatan dan kebanggaan karyawan, (d) CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdersnya, (e) Meningkatkan penjualan, dan (f) Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus lainnya.

(50)

Menurut Wibisono (2005) perusahaan mendapat beberapa keuntungan karena menerapkan CSR yaitu: (a) Untuk mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, (b) Layak mendapatkan izin untuk beroperasi (social license to operate), (c) Mereduksi resiko bisnis perusahaan, (d) Melebarkan akses ke sumber daya, (e) Membentangkan akses menuju market, (f) Memperbaiki hubungan dengan stakehokders, (g) Memperbaiki hubungan dengan regulator, (h) Mereduksi biaya, (i) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, dan (j) Peluang mendapatkan penghargaan. Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR. Sehingga kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai peluang yang cukup tinggi.

Berdasarkan hasil studinya, Vogel (2005) menemukan bahwa CSR akan meningkatkan keuntungan perusahaan merupakan keyakinan yang kurang didukung data empiris. Investasi dalam CSR mirip belanja iklan, yang belum tentu mendongkrak keuntungan perusahaan. Namun, ini tidak berarti bahwa melakukan CSR sama sekali tidak memberikan keuntungan. Bukti-bukti empiris yang ada menyaksikan bahwa pada kondisi-kondisi tertentu CSR berperan melejitkan keuntungan perusahaan. CSR bukanlah strategi generik. CSR mungkin cocok pada kondisi tertentu, tetapi tidak pada kondisi lainnya. Karenanya, menurut Vogel, argumen mengenai hubungan positif antara kinerja sosial dengan kinerja finansial perusahaan harus dilihat secara lebih kontekstual.

(51)

2.3. Kerangka Pemikiran

Strategi dan sikap masyarakat terhadap program CSR Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara maka dapat diuraikan pada skema kerangka pemikiran seperti Gambar dibawah ini.

P

Gambar 2,1, Kerangka Pemikiran Program CSR Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara

2,4, Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1) Program CSR Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara memberikan pengaruh yang positif terhadap sosial budaya masyarakat sekitar perusahaan.

2) Sikap atau persepsi masyarakat bersifat positif terhadap program CSR Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara.

Program CSR Pelindo I

Sikap atau Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program CSR Pengaruh Program

CSR Terhadap Sosial Budaya Masyarakat

Dampak Pelaksanaan Program CSR Terhadap

Masyarakat Sekitarnya

Strategi Ke depan Pengembangan Program

CSR Pelindo I

(52)

3) Pelaksanaan program CSR memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar perusahaan.

4) Strategi yang dilakukan dalam pengembangan program CSR Pelindo I ke depan adalah bersifat agresif.

(53)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pemilihan Lokasi Penelitian

Dalam hal ini pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara, untuk menganalisis bagaimana strategi dan sikap masyarakat terhadap program Corporate Social Responsibility (CSR) Pelindo I di Provinsi Sumatera Utara.

3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan non eksperimental research (tidak ada perlakuan). Jenis penelitian non eksperimental ini salah satunya jenis penelitian survey. Rancangan penelitian non eksperimental dalam penelitian survey yang digunakan adalah rancangan penelitian induktif. Rancangan penelitian induktif merupakan cara penelitian untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari data-data yang dikumpulkan dari sampel penelitian atau cara berpikir untuk memberi alasan yang dimulai dengan pernyataan-pernyataan spesifik untuk menyusun suatu argumentasi yang bersifat umum. Pendekatan induktif dalam menguji hipotesis mempunyai beberapa keuntungan, yaitu: Pertama, pernyataan atau kesimpulan yang diambil bersifat umum dan lebih ekonomis. Berbagai fakta mempunyai hubungan dan pengumpulan fakta tersebut dapat merupakan satu esensi yang menyeluruh. Kedua, pernyataan yang bersifat umum dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan alasan lebih lanjut secara induktif. Secara induktif dari pernyataan yang bersifat umum dapat disimpulkan menjadi sifat yang lebih umum lagi.

Referensi

Dokumen terkait

1. Bapak/Ibu tercinta dan tersayang, yang selalu memanjatkan do’a untuk anakmu serta selalu memberikan dukungan, kasih dan sayang. Terimakasih atas semua yang telah

produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung jenis android pada karyawan telkomsel regional Medan. Kata Kunci : Harga, Brand Image,

Diharapkan bagi petani untuk tetap dan semakin memperhatikan pentingnya personal hygiene dan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja sehingga tidak terkena

Nurmina (2004) di desa Paribun Kecamatan Barus Jahe, ada hubungan yang bermakna antara Personal Hygiene dan pemakaian alat pelindung diri dengan infeksi

Pening- katan waktu proses per unit pada satu batch adalah proporsional dengan lama waktu tunggu mulai dari saat batch selesai dikerjakan sampai dengan saat penyerahan ( due

Protecting housing areas/ public roads

Untuk faktor pembiayaan berdasarkan akad, diketahui hanya pembiayaan dengan akad qardh yang memiliki perbedaan rata-rata antara sebelum penerbitan dengan setelah

Peningkatan nilai toleransi risiko dari = , sampai dengan = , hanya menghasilkan peningkatan nilai perbandingan antara rata-rata tingkat pengembalian portofolio