OPTIMASI METODE KULTUR
PLASTIC-ADHERENT CELLS DARI SEL
MONONUKLEAR DARAH TEPI MANUSIA
SKRIPSI SARJANA FARMASI
Oleh
NOVIALDI
No. BP : 0811011009
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
DAFTAR ISI
2.3.1.Pengertian Sel Punca Mesenkim 12
2.3.2.Karakteristik Sel Punca
Mesenkim 13
15
III. PELAKSANAAN PENELITIAN 19
3.4.3.Isolasi Sel Mononuklear Darah Tepi Manusia 21
3.4.4.Optimasi Kultur Plastic-Adherent Cells 22
3.4.4.1.Variasi Waktu Penggantian Medium Kultur Awal 22
3.4.4.2.Variasi Konsentrasi FBS 23
3.4.5.Penggantian Medium 23
3.4.6.Pasasi Sel 24
3.4.7.Teknik Penghitungan Sel 25
3.4.7.1.Penghitungan Sel menggunakan Hemositometer 25
3.4.7.2.Penghitungan Sel dengan Teknik Foto Sel 25
3.5.Analisis Data 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27
4.1. Hasil 27
4.1.1.Variasi Waktu Penggantian Medium Kultur Awal 27
4.1.2.Variasi Konsentrasi FBS 27
4.2. Pembahasan 28
5.1. Kesimpulan 37
5.2. Saran 37
RUJUKAN 38
ABSTRAK
Terapi berbasis sel menggunakan sel punca sangat dikembangkan saat ini.
Plastic-adherent cells yang diduga sebagai sel punca mesenkim dapat digunakan pada berbagai terapi
berbasis sel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu penggantian medium kultur awal serta konsentrasi FBS yang paling optimal untuk pertumbuhan plastic-adherent
cells. Sel mononuklear yang terisolasi dari darah tepi manusia ini dilakukan optimasi metode
kultur dengan variasi waktu kultur awal yaitu H4, H6 dan H8 serta variasi konsentrasi FBS dalam medium yaitu pada konsentrasi 10%,15% dan 20%. Pada hari terakhir kultur dilakukan penghitungan jumlah total sel menggunakan hemositometer dan jumlah plastic-adherent cells
dengan teknik foto sel. Dari penelitian yang telah dilakukan, ternyata pertumbuhan
ABSTRACT
Cell-based therapies using stem cells is highly developed at this time. Plastic-adherent cells are thought to be mesenchymal stem cells can be used in a variety of cell-based therapies. The purpose of this study was to know the time of initial replacement of culture medium and FBS concentration at an optimum for the growth of plastic-adherent cells. Mononuclear cells isolated from human peripheral blood culture method optimization was carried out with the early culture of the time variation of the H4, H6 and H8 as well as variations in the
I. PENDAHULUAN
Pengobatan penyakit degeneratif pada saat ini belum memberikan hasil yang
memuaskan. Penyakit seperti stroke, diabetes melitus, aterosklerosis, infark miokard
dan banyak penyakit degeratif lainnya disebabkan oleh kerusakan jaringan yang belum
ada terapinya (Halim, et al., 2010). Terapi menggunakan senyawa alami maupun
senyawa sintetis kurang maksimal karena belum bisa memperbaiki jaringan atau target
sasaran sepenuhnya, bahkan senyawa sintetis menimbulkan efek samping. Oleh karena
itu, diperlukan jenis terapi yang berpotensi untuk memperbaiki kerusakan jaringan dan
tidak menimbulkan efek samping yang merugikan.
Sel punca memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu alternatif
terapi berbasis sel (Aini, Setiawan & Sandra, 2008). Sel punca adalah sel yang menjadi
awal mula dari pertumbuhan sel lain yang menyusun keseluruhan tubuh makhluk hidup (Halim,
et al., 2010). Sel punca merupakan sel yang belum berdiferensiasi, mampu memperbanyak diri
dan mampu berdiferensiasi menjadi lebih dari satu jenis sel (Baksh, Song & Tuan, 2004).
Sel punca secara umum dapat dibedakan menjadi sel punca embrionik dan sel punca
dewasa. Sel punca dewasa digolongkan berdasarkan organ atau golongan sel yang akan
menjadi jalur diferensiasinya, seperti sel punca hematopoietik, sel punca jantung, sel punca
jaringan saraf, sel punca mesenkim, sel punca kulit, dan sebagainya(Halim, et al., 2010). Sel
punca juga digolongkan berdasarkan potensinya yaitu totipoten, pluripoten, multipoten dan
unipoten (Saputra, 2006). Sel punca mesenkim termasuk multipoten karena mampu
berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel, yaitu osteosit, kondrosit, osteoblas, osteoklas,
adiposit, otot, saraf dan tendon (Baksh, et al., 2004; Catherine, Cho & Tuan, 2007; Tuan,
Penelitian mengenai sel punca mesenkim sangat berkembang saat ini (Radiana, 2010).
Sel ini cukup mudah diisolasi dari jaringan (Catherine, et al., 2007) seperti sumsum tulang,
darah tali pusat, darah tepi, cairan sinovial dan jaringan adiposa (Hassan & El-Sheemy, 2004;
Tuan, et al., 2002; Pountos & Giannoudis, 2005). Isolasi sel punca mesenkim yang telah
dikembangkan umumnya berasal dari sumsum tulang (Hassan & El-Sheemy, 2004), tetapi
memiliki beberapa kekurangan karena bersifat invasif dalam pengambilannya (Winoto, 2010).
Oleh karena itu, perlu dicari alternatif sumber sel punca yang mudah diisolasi dan dikerjakan,
salah satunya dari darah tepi. Penggunaan darah tepi cukup menguntungkan karena mudah
dalam pengambilan, tidak invasif dan tidak bertentangan secara etis.
Penggunaan Fetal Bovine Serum (FBS) diperlukan untuk meningkatkan proliferasi dan
pelekatan sel (Gstraunthaler, 2003). FBS ditambahkan dalam medium kultur yang cocok untuk
pertumbuhan sel punca mesenkim (Potdar & Subedi, 2011). Selain penggunaan FBS, waktu
penggantian medium kultur awal untuk membuang sel yang tidak melekat pada cawan
diketahui juga berpengaruh terhadap keberhasilan kultur (Bossolasco, et.al., 2012) . Untuk
mengoptimalkan pertumbuhan kultur plastic-adherent cells dari darah tepi ini, maka perlu
dilakukan optimasi dengan variasi waktu penggantian medium kultur awal dan konsentrasi
FBS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu penggantian medium kultur awal serta