No. Daftar: 74/UN.40.FPEB.I.PL/2013
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE
LEARNING (CL) MELALUI METODE DISKUSI DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK TEAM ACCELERATED
INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
PADA POKOK BAHASAN PENDAPATAN NASIONAL
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Gita Sevtiani Roseti NIM. 0805446
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE
LEARNING (CL) MELALUI METODE DISKUSI DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK TEAM ACCELERATED
INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
PADA POKOK BAHASAN PENDAPATAN NASIONAL
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Dadang Dahlan, M.Pd. Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si. NIP. 19571205 198203 1 002 NIP. 19641203 199302 1 001
Mengetahui:
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia
LEMBAR HAK CIPTA
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE
LEARNING (CL) MELALUI METODE DISKUSI DENGAN
MENGGUNAKAN TEKNIK TEAM ACCELERATED
INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
PADA POKOK BAHASAN PENDAPATAN NASIONAL
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
Oleh:
Gita Sevtiani Roseti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Gita Sevtiani Roseti 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten
Cirebon)” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri tanpa
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Gita Sevtiani Roseti (2013). Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon). Di bawah bimbingan Dr. Dadang Dahlan, M.Pd. dan Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa sebelum dan setelah proses pembelajaran pada pokok bahasan ‘Pendapatan Nasional’ dengan menggunakan model cooperative learning melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik team accelerated instruction.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen kuasi. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen murni (tru eksperimental desaign) atau Pre Test – Post Test Control Group Desain. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis pilihan ganda sebanyak 40 soal. Instrumen diuji cobakan sebanyak dua kali yaitu pada saat pre test dan post test. Pengolahan data dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap instrumen guna mendapatkan soal istrumen penelitian yang baik, pengujian data pre test dan post test, uji normalitas, homogenitas, dan N-gain dengan uji hipotesis (uji-t) guna mendapatkan nilai perbedaan kedua kelas.
Hasil penelitian menujukan terdapat pengaruh penggunaan model
cooperative learning melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik team accelerated instruction dalam meningkatkan pemahaman konsep pada pokok bahasan ‘Pendapatan Nasional’. Berdasarkan uji hipotesis (uji-t) yang menujukan bahwa nilai rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sebesar 0,67 sedangkan kelas kontrol hanya sebesar 0,50. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep pada pokok bahasan ‘Pendapatan Nasional’, antara siswa yang menggunakan model cooperative learning melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik team accelerated instruction dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran direct instruction melalui metode ceramah.
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
ABSTRACT
Gita Sevtiani Roseti (2013). Effect of Application of Model Cooperative Learning (CL) Through discussions with Using Method Engineering Team Accelerated Instruction (TAI) to understanding the concept of National Income Highlights (Experimental Study on Students of Class X at SMA Negeri 1 Gegesik Cirebon regency). Under the guidance of Dr. Dadang Dahlan, M.Pd. and Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si.
The purpose of this study was to determine differences in students' understanding of concepts before and after the learning process on the subject of 'National Income' by using a model of cooperative learning through discussion method using the techniques of team accelerated instruction.
The method used in this research is a quasi experimental method. The design used in this study is purely experimental (experimental tru desaign) or Pre Test - Post Test Control Group Design. The instrument used in this study in the form of multiple-choice written test as many as 40 questions. Instruments tested twice during the pre-test and post test. Data processing is done by testing the instrument in order to get good research about istrumen, test data pre test and post test, normality test, homogeneity, and N-gain with hypothesis testing (t-test) in order to obtain the value difference between the two classes.
The results are the effect of using a model addressing cooperative learning through discussion methods by using team accelerated instruction in improving the understanding of the concept on the subject of 'National Income'. Based on the hypothesis test (t-test), which addressed that the average value of the N-gain of 0.67 while the experimental class classroom control only of 0.50. It can be concluded that there are differences in the understanding of concepts on the subject of 'National Income', among students who use the model of cooperative learning through discussion method using the techniques of team accelerated instruction and student learning model that uses direct instruction through lecture method.
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9
1.5.2 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 12
2.1 Tinjauan Pustaka ... 12
2.1.1 Konsep Belajar ... 12
2.1.2 Konsep Pembelajaran ... 13
2.1.3 Pemahaman ... 15
2.1.3.1 Definisi Pemahaman ... 15
2.1.3.2 Konsep Pemahaman ... 16
2.1.3.3 Dimensi Pemahaman ... 18
2.1.3.4 Indikator Pemahaman ... 19
2.1.3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 20
2.1.3.6 Langkah-langkah dalam Meningkatkan Pemahaman ... 22
2.1.4 Model Cooperative Learning Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction ... 23
2.1.4.1 Model Cooperative Learning ... 23
2.1.4.1.1 Konsep Cooperative Learning ... 23
2.1.4.1.2 Langkah-langkah dalam Cooperative Learning ... 24
2.1.4.2 Konsep Metode Diskusi ... 25
2.1.4.3 Konsep Teknik Team Accelerated Instruction ... 27
2.1.5 Hakikat Pembelajaran Ekonomi ... 28
2.2 Penelitian Terdahulu ... 29
2.3 Kerangka Pemikiran ... 32
2.3.1 Keterkaitan antara Model Cooperative Learning melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction dengan Pemahaman Siswa pada Konsep ... 34
2.4 Hipotesis ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 38
3.2 Metode Penelitian... 38
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 40
3.5 Teknik dan Alat Pengumpul Data ... 41
3.6 Prosedur Penelitian... 43
3.7 Instrumen Penelitian... 45
3.8 Analisis Uji Instrumen ... 46
3.8.1 Uji Validitas ... 46
3.8.2 Uji Reliabilitas ... 47
3.8.3 Tingkat Kesukaran ... 48
3.8.4 Daya Pembeda ... 49
3.9 Metode dan Analisis Data ... 53
3.9.1 Uji Normalitas ... 53
3.9.2 Uji Homogenitas ... 54
3.9.3 Uji Hipotesis ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian ... 57
4.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 58
4.2.1 Sejarah Sekolah ... 58
4.2.2 Visi dan Misi Sekolah ... 59
4.2.3 Keadaan Sekolah ... 60
4.3 Deskripsi Hasil Uji Coba Instrumen ... 61
4.3.1 Validitas ... 61
4.3.2 Reliabilitas ... 62
4.3.3 Tingkat Kesukaran ... 62
4.3.4 Daya Pembeda ... 63
4.4 Deskripsi Model Pembelajaran Cooperative Learning Metode Diskusi dengan Teknik Team Accelerated Instruction ... 63
4.5 Analisis Hasil Pengolahan Data Penelitian ... 66
4.5.1 Data Tes Awal (Pre Test) ... 66
4.5.2 Data Tes Akhir (Post Test) ... 69
4.5.3 Data Skor Gain ... 72
4.5.4 Data Skor N-Gain ... 78
4.6 Analisis Pengolahan Data Metode Penelitian ... 80
4.6.1 Uji Normalitas ... 80
4.6.2 Uji Homogenitas ... 81
4.6.3 Uji Hipotesis ... 82
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91
5.1 Kesimpulan ... 91
5.2 Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 94
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X-7 di SMA Negeri 1
Gegesik ... 3
Tabel 1.2 Persentase Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X-7 di SMA Negeri 1 Gegesik ... 4
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 25
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 29
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 40
Tabel 3.2 Kriteria Indeks Kesulitan Soal ... 49
Table 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda ... 51
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain ... 53
Tabel 4.1 Data Hasil Pre Test ... 68
Tabel 4.2 Data Hasil Post Test ... 71
Tabel 4.3 Skor Gain Kelas Ekksperimen dan Kontrol (pertemuan I) ... 73
Tabel 4.4 Skor Gain Kelas Ekksperimen dan Kontrol (pertemuan II) ... 74
Tabel 4.5 Skor Gain Kelas Ekksperimen dan Kontrol (pertemuan III) ... 76
Tabel 4.6 Skor Gain Kelas Ekksperimen dan Kontrol (pertemuan IV) ... 77
Tabel 4.7 Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 79
Tabel 4.8 Uji Normalitas dengan Chi-Square ... 80
Tabel 4.9 Uji Homogenitas dengan Levene’s Test ... 81
Tabel 4.10 Hasil Hipotesis Pre Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 82
Tabel 4.11 Hasil Hipotesis Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen ... 83
Tabel 4.12 Hasil Hipotesis Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol ... 84
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ... 36
Gambar 3.1 Pre Test – Post Test Control Group Desain ... 39
Gambar 4.1 Nilai Rata-rata Pre Test Setiap Pertemuan ... 67
Gambar 4.2 Rata-rata Hasil Nilai Pre Test Siswa ... 69
Gambar 4.3 Nilai Rata-rata Post Test Setiap Pertemuan ... 71
Gambar 4.4 Rata-rata Hasil Nilai Post Test Siswa ... 72
Gambar 4.5 Rata-rata Nilai Skor Gain (Pertemuan I) ... 74
Gambar 4.6 Rata-rata Nilai Skor Gain (Pertemuan II) ... 75
Gambar 4.7 Rata-rata Nilai Skor Gain (Pertemuan III) ... 77
Gambar 4.8 Rata-rata Nilai Skor Gain (Pertemuan IV) ... 78
DAFTAR LAMPIRAN
2.2 Tabel Lampiran 2.1 Hasil Perhitungan Validitas ... 149
2.3 Uji Reliabilitas ... 150
2.4 Uji Tingkat Kesukaran ... 152
2.5 Tabel Lampiran 2.2 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran ... 153
2.6 Uji Daya Pembeda ... 154
2.7 Tabel Lampiran 2.3 Hasil Perhitungan Daya Pembeda ... 161
2.8 Daftar Absen Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 162
2.9 Pre Test Kelas Eksperimen ... 164
2.10 Pre Test Kelas Kontrol ... 165
2.11 Post Test Kelas Eksperimen ... 166
2.12 Post Test Kelas Kontrol ... 167
2.13 Tabel Lampiran 2.4 Nilai Pre Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 168
2.14 Tabel Lampiran 2.5 Nilai Pre Test Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 169
2.15 Tabel Lampiran 2.6 Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 170
2.16 Tabel Lampiran 2.7 Nilai Post Test Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol .. 171
2.17 Jumlah Jawaban Benar Pre Test dan Post Test ... 172
2.18 Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 173
2.19 Gain dan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 174
2.20 Gain Per Pertemuan Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 175
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
4.1 RPP Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 185
Lampiran 5 ... 303
5.1 Dokumentasi Kelas Eksperimen ... 304
5.2 Dokumentasi Kelas Kontrol ... 306
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini telah membawa perubahan
pada manusia dalam berbagai bentuk aspek kehidupan. Hal tersebut dapat
memberikan manfaat positif bagi manusia dalam era persaingan global yang
semakin ketat seperti sekarang ini. Agar dapat bersaing dengan bangsa lain, setiap
negara harus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya. Pengembangan dan peningkatan tersebut harus dilakukan secara
terencana, berkesinambungan, efektif dan efisien melalui proses pembangunan.
Salah satu peningkatan pembangunan tersebut adalah dengan cara meningkatkan
mutu dan kualitas pendidikan.
Meningkatkan kualitas pembelajaran agar menjadi lebih baik dan
terencana, merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu
proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Masalah
yang dihadapi dalam dunia pendidikan sekarang ini salah satunya adalah
lemahnya proses pembelajaran, dan pada kenyataannya pelaksanaan pendidikan
kita di sekolah belum sesuai dengan harapan. Hal ini terjadi pada pembelajaran
ekonomi, khususnya pada proses pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon.
Salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses
2
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
pembelajaran guru hendaknya memberikan arahan kepada siswa tentang
bagaimana siswa harus belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Weinstein dan
Mayer dalam Irmansyah (2011:34) bahwa: “good teaching includes teaching
students how to learn, how to remember, how to think, and how to motivate
themselves”.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia yang terjadi
secara menyeluruh dan meyangkut berbagai ranah kognitif, afektif dan
psikomotor, akibat adanya perubahan tingkah laku karena pengalaman dan
latihan. Sebagaimana dinyatakan oleh Robert M. Gagne dalam Sagala (2010:17)
mengemukakan bahwa: „belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil
belajar berupa kapabilitas. Timbulnya kapabilitas disebabkan, i) stimulasi yang
berasal dari lingkungan dan ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar‟.
Pendapat ini diperkuat oleh Siberman dalam Broto (2009:391) menyatakan
bahwa:
„Belajar adalah sebuah aktivitas yang kompleks. Guru sebagi fasilitator,
harus menyediakan “fasilitas” sebesar-besarnya bagi terselenggarnya
aktivitas tersebut. Belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi tanpa ada kesempatan berdiskusi. Membuat pertanyaan, mempraktikan bahkan mengajarkan kepada orang lain. Menurutnya otak kita perlu mempertanyakan informasi, merumuskan atau menjelaskannhya kepada orang lain agar dapat menyimpannya ke dalam memori‟.
Dengan demikian belajar merupakan peristiwa yang dilakukan sehari-hari
oleh seseorang sebagai bentuk dari perubahan pengetahuan seseorang tersebut
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran terjadi dalam semua segi kehidupan, termasuk pembelajaran
3
oleh guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru
karena adanya usaha, sehingga upaya guru meningkatkan penguasaan yang baik
terhadap materi pelajaran dapat tercapai. Dalam hal pembelajaran guru hendaknya
selalu memikirkan bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran
dengan baik, menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat dan
memahami berbagai bentuk model pembelajaran sehingga dapat merangsang
kemampuan siswa untuk belajar.
Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1
Gegesik Kabupaten Cirebon didapatkan data nilai mata pelajaran ekonomi yang
diukur melalui tes pemahaman konsep sebagai berikut:
Tabel 1.1
Daftar Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik
Sumber: Data diambil dari nilai pra penelitian (diolah)
No. Interval Nila Frekuensi
15 – 24 1
25 – 34 1
35 – 44 0
45 – 55 4
55 – 65 7
65 – 75 4
75 – 85 3
85 – 94 3
95 – 100 5
4
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
Tabel 1.2
Persentase (%) Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik
No. Nilai Siswa Frekuensi %
mendapatkan hasil belajar yang belum mencapai KKM mata pelajaran ekonomi
yaitu 75. Tepatnya 17 orang siswa atau 60,8 % dari keseluruhan jumlah siswa
sebanyak 28 orang tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan, hanya 11
orang siswa saja atau 39,2% yang berhasil mencapai nilai standar KKM. Hal ini
berarti bahwa pemahaman siswa pada konsep mata pelajaran ekonomi di SMA
Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon masih rendah.
Setelah peneliti mengadakan pra penelitian di SMA Negeri 1 Gegesik
Kabupaten Cirebon diketahui bahwa mata pelajaran ekonomi merupakan mata
pelajarana yang sulit dan tidak menyenangkan karena di dalam mata pelajaran
ekonomi terdapat rumus, hitungan dan grafik. Hal ini diungkapkan oleh siswa dan
diperkuat oleh guru mata pelajaran ekonomi. Guru mata pelajaran mengatakan
bahwa ketika menyajikan materi hitungan dan berkaitan dengan grafik,
kemampuan siswa untuk memahami materi sangat kecil.
Ketidaksukaan siswa terhadap mata pelajaran ekonomi diperkuat juga oleh
keadaan proses pembelajaran di dalam kelas yang pasif. Siswa hanya duduk diam
5
materi di depan kelas dan terkadang guru hanya menerangkan saja tanpa
memperdulikan siswa apakah siswa paham terhadap materi yang ia berikan. Tak
jarang juga guru hanya duduk di meja guru ketika memberikan materi kepada
siswa di depan kelas. Hal ini menyebabkan siswa merasa bosan, mengantuk dan
banyak yang ngobrol sendiri karena guru kurang bisa mengontrol kelas agar
kondusif.
Hal ini sangat disayangkan karena seharusnya guru memberikan respon
positif dalam proses pembelajaran berupa upaya membangkitkan partisipasi siswa
agar lebih aktif. Pembelajaran dapat berjalan secara efektif jika proses belajar
dapat berjalan secara maksimal, suasana yang kondusif dan adanya faktor-faktor
pendukung seperti lingkungan belajar, keahlian guru dalam mengajar, fasilitas dan
sarana yang memadai serta kerjasama yang baik antara guru dan peserta didik.
Dengan hal tersebut dapat menjadikan proses pembelajaran berjalan dengan
lancar, terarah, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu tercapainya
perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian Pollio dalam Broto (2009:390) menunjukan
bahwa „dalam ruang kuliah akademik siswa tidak memperhatikan selama 40%
dari waktu yang tersedia. Konsentrasi berfikir siswa terbatas. Dengan metode
yang tidak menarik, konsentrasi siswa lebih cepat menurun yang menyebabkan
daya simpan informasi rendah‟. Hal ini menujukan bahwa metode pembelajaran
dapat mempengaruhi konsentrasi siswa sehingga dapat berimbas pada hasil dan
6
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
(2010:109-119) salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan
pemahaman siswa adalah kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat
strategi penggunaan metode.
Pendapat Pollio diatas diperkuat oleh Siberman dalam Broto (2009:390)
menyatakan bahwa „dalam keadaan konsentrasi siswa hanya dapat mendengar
setengah dari apa yang dikatakan guru. Hal ini disebabkan karena siswa
mendengarkan sambil berfikir sehingga kecepatan kita berbicara kepada siswa
tidak secara otomatis menambah efektif kegiatan pembelajaran yang kita
selenggarakan‟.
Akibat dari hasil pra penelitian yang sudah dijelaskan menyebabkan
pemahaman siswa pada konsep mata pelajaran ekonomi masih rendah. Hal ini
dapat dilihat dari hasil nilai pemahaman siswa pada konsep mata pelajaran
ekonomi yang diberikan guru. Ini menjadi salah satu permasalahan dalam
pembelajaran yang tidak bisa dibiarkan karena pemahaman konsep sangat penting
dalam pembelajaran, sebab pemahaman konsep menyangkut salah satu tujuan
pembelajaran, yaitu siswa dapat mengerti dan menjelaskan materi yang telah
diajarkan dengan kata-kata mereka sendiri.
Proses pembelajaran yang baik meliputi kegiatan yang dilakukan guru
mulai dari perencanaan, pelaksaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak
lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu pengajaran (Suryosubroto, 2002:19). Guru harus lebih kreatif dan inovatif
dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi yang
7
Sebagaimana dikemukakan oleh Bloom dalam Purwanto (2006:44) bahwa
yang dimaksud dengan pemahaman atau (komprehensi) adalah:
„…tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami
arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee
tidak hanya hafalan secara verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditayangkan. Pemahaman kosep adalah kemampuan seseorang untuk mengerti suatu konsep dan dapat menterjemahkan dan menginterpretasikannya kembali.‟
Melalui pemahaman konsep siswa dapat paham dan mampu menjelaskan
kembali kata-kata atau materi yang telah diberikan guru dengan bahasa sendiri.
Banyak faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus keberhasilan
belajar siswa ditinjau dari segi komponen pendidikan menurut Djamarah
(2010:109-119) adalah tujuan, guru, anak didik, kegiata pembelajaran, bahan dan
alat evaluasi, dan suasana evaluasi.
Penelitian empiris yang dilakukan oleh Nurhaeni (2011) menyimpulkan bahwa:
“Dengan menggunkan tindakan pembelajaran kooperatif ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa. Meningkatnya pemahaman siswa dapat dibuktikan dari hasil tindakan siklus I sampai siklus IV. Meningkatnya pemahaman siswa pada setiap siklus membuktikan adanya perubahan pada siswa dalam hal mengikuti belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif ini terutama pada tingkat pemahaman”.
Hasil penelitian lain juga disimpulkan oleh Broto (2009) yang menyatakan
bahwa “metode Team Accelerated Instruction mampu meningkatkan keaktifan
belajar siswa menjadi sangat tinggi yakni 88%, baik keaktifan belajar secara
individu maupun pembelajaran kelompok siswa”.
Sehubungan dengan uraian yang sudah dijelaskan, maka penulis ingin
meneliti mengenai faktor yang mempengaruhi pemahaman yang dibatasi pada
8
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
Cooperative Learning (CL) melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik
Team Accelerated Instruction (TAI) dan dibandingkan dengan model Direct
Instruction (DI) melalui metode ceramah. Untuk selanjutnya akan digunakan
istilah CL untuk Cooperative Learning, TAI untuk Team Accelerated Instruction,
dan DI untuk Direct Instruction. Dalam penelitian ini penulis memberi judul
“PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING (CL)
MELALUI METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK
TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN
KONSEP PADA POKOK BAHASAN PENDAPATAN NASIONAL” (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon).
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, banyak faktor yang
mempengaruhi pemahaman konsep, salah satunya menurut Djamarah
(2010:109-119) keberhasilan dan pemahaman dipengaruhi oleh tujuan, guru, anak didik,
kegiatan pembelajaran, bahan dan alat evaluasi, dan suasana evaluasi.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep yang sudah
disebutkan, penulis hanya membatasi faktor yang mempengaruhi pemahaman
konsep yaitu kegiatan pembelajaran yang meliputi strategi penggunaan metode.
Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
9
CL melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI (kelas
eksperimen), dengan kelas yang menggunakan model DI melalui
metode ceramah (kelas kontrol) sebelum diberikan perlakuan.
2. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan „Pendapatan Nasional‟, hasil pre test dan hasil post test pada
kelas yang menggunakan model CL melalui metode diskusi dengan
menggunakan teknik TAI (kelas eksperimen).
3. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan „Pendapatan Nasional‟, hasil pre test dan hasil post test pada
kelas yang menggunakan model DI melalui metode ceramah (kelas
kontrol).
4. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan „Pendapatan Nasional‟, antara kelas yang menggunakan model
CL melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI (kelas
eksperimen), dengan kelas yang menggunakan model DI melalui
metode ceramah (kelas kontrol) setelah diberikan post test.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan „Pendapatan Nasional‟, antara kelas yang menggunakan model
10
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
eksperimen), dengan kelas yang menggunakan model DI melalui
metode ceramah (kelas kontrol) sebelum diberikan perlakuan.
2. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan „Pendapatan Nasional‟, hasil pre test dan hasil post test pada
kelas yang menggunakan model CL melalui metode diskusi dengan
menggunakan teknik TAI (kelas eksperimen).
3. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan „Pendapatan Nasional‟, hasil pre test dan hasil post test pada
kelas yang menggunakan model DI melalui metode ceramah (kelas
kontrol).
4. Untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan „Pendapatan Nasional‟, antara kelas yang menggunakan model
CL melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI (kelas
eksperimen), dengan kelas yang menggunakan model DI melalui
metode ceramah (kelas kontrol) setelah diberikan post test.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan sumbangan penelitian di bidang ilmu pendidikan
ekonomi, khususnya pengaruh penerapan model CL melalui metode
diskusi dengan menggunakan teknik TAI, terhadap pemahaman konsep
11
b. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan masukan bagi para pendidik untuk dijadikan bahan
pertimbangan, dalam penerapam model CL melalui metode diskusi
dengan menggunakan teknik TAI, terhadap pemahaman konsep siswa
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep pada pokok bahasan
‗Pendapatan Nasional‘ sebagai variabel terikat, dan model CL melalui metode
diskusi dengan teknik TAI sebagai variabel bebas. Sedangkan subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon.
Setelah peneliti melakukan penelitian di beberapa kelas, terpilih kelas X-7 sebagai
kelompok eksperimen yang dikenakan model CL melalui metode diskusi dengan
teknik TAI, sedangkan kelas X-8 sebagai kelompok kontrol yang menggunakan
model DI melalui metode ceramah. Berdasarkan informasi dari guru mata
pelajaran, diperoleh tingkat pemahaman konsep dari seluruh kelas X yang ada di
SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon relatif sama. Hal ini menandakan
setiap kelas mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Maka setelah berkonsultasi dengan guru mata pelajaran yang
bersangkutan, terpilih kelas X-7 dan X-8 untuk dijadikan kelas eksperimen dan
kelas kontrol dalam penelitian ini.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen kuasi. ―Metode eksperimen kuasi ini bisa juga disebut eksperimen
semu karena berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel,
39
2011:207). Eksperimen kuasi yaitu penelitian yang memberikan kesempatan
untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam masyarakat yang terjadi secara
alami.
3.3 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni (tru
eksperimental desaign). Dalam eksperimen murni ―pengujian variabel bebas dan
variabel terikat dilakukan terhadap sampel kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol‖ (Sukmadinata, 2012:203).
Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test Eks (A) 0 X 0
Kon (B) 0 0
Gambar 3.1
Pre Test – Post Test Control Group Desain
Sumber : Sukmadinata (2012:204)
Dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal (pre test) dengan tes
yang sama. Kemudian kelompok A sebagai kelompok eksperimen diberi
perlakuan khusus, sedangkan kelompok B diberi perlakuan seperti biasanya.
Setelah beberapa saat kedua kelompok dites dengan tes yang sama sebagai tes
akhir (post test). Hasil kedua tes akhir diperbandingkan (diuji perbedaannya),
demikian juga antara hasil tes awal dengan tes akhir pada masing-masing
kelompok. Perbedaan yang berarti (signifikan) antara kedua hasil tes akhir, dan
antara tes awal dan akhir pada kelompok eksperimen menunjukan pengaruh dari
40
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
3.4 Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel dalam penelitian ini dijelaskan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Konsep Variabel/
Sumber Data Definisi Operasional/Idikator
Model cooperative
learning melalui metode
diskusi dengan
menggunakaan teknik
team accelerated instruction (X). Pembelajaran kooperatif teknik team accelerated instruction ini
sebagai individu dan
kelompok. Keaktifan
belajar siswa terlihat
dengan mengerjakan
Iatihan individu dan
kerja kelompok pada
tiap—tiap kompetensi
pembelajarannya,
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
2. Menyajikan informasi
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
4. Membimbing kelompok bekerja dan
belajar fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak
hanya hafalan secara
verbalistis, tetapi
memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditayangkan.
Pemahaman kosep
adalah kemampuan
seseorang untuk
mengerti suatu konsep
dan dapat
1. Translasi (kemampuan menerjemahkan)
yaitu suatu kemampuan pengalih bahasa dari bahasa konsep ke dalam bahasa
sendiri. Indikator pencapaian
kemampuan translasi terdiri dari:
Kemampuan menerjemahkan suatu
masalah yang diberikan dengan kata-kata abstrak menjadi kata-kata-kata-kata konkrit.
Kemampuan menterjemahkan
hubungan yang digambarkan dalam bentuk simbol, peta, tabel, diagram,
grafik, formula dan persamaan
matematis ke dalam bahasa verbal atau sebaliknya.
2. Interpretasi (kemampuan menafsirkan)
41
Konsep Variabel/
Sumber Data Definisi Operasional/Idikator
menginterpretasikannya
kembali, Bloom
(Purwanto, 2006:44).
yang diketahui berikutnya. Terdapat
beberapa kemampuan menafsirkan
diataranya:
Kemampaun memahami dan
menginterpretasikan berbagai bacaan secara dalam dan jelas.
Kemampuan untuk membedakan
pembenaran atau penyangkalan suatu kesimpulan yang digambarkan oleh sebuah data.
Kemampuan untuk menafsirkan
berbagai data sosial.
Kemampuan untuk membuat batasan
(qualification) yang tepat ketika
menafsirkan suatu data.
3. Ekstrapolasi (kemampuan meramalkan)
yaitu kemampuan siswa dalam
mengambil kesimpulan. Keterampilan ekstrapolasi ini terdiri dari beberapa keterampilan sebagai berikut:
Kemampuan menarik kesimpulan dari
suatu pernyataan yang eksplisit.
Kemampuan menggambarkan
kesimpulan dan menyatakan secara efektif.
Kemampuan menyisipkan suatu data
dalam sekumpulan data dilihat dari kecenderungan.
Kemampuan untuk memperkirakan
konsekuensi dari suatu bentuk
komunikasi yang digambarkan.
Kemampuan menjadi peka terhadap
faktor-faktor yang dapat membuat prediksi tidak akurat.
Kemampuan untuk membedakan
konsekuensi yang mempunyai peluang kebenaran rendah dan tinggi.
Kemampuan membedakan nilai
pertimbangan dari suatu prediksi.
3.5 Teknik dan Alat Pengumpul Data
Berdasarkan maksud dan tujuan dalam penelitian ini, penulis menentukan
data akurat yang diperoleh melalui alat pengumpul data atau instrumen data,
42
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
Nasional‘ berupa tes objektif pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.
Instrumen yang dibuat berdasarkan indikator kemampuan pemahaman siswa
dengan aspek yang mencakup translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi.
Data yang digunkana dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data
yang langsung diambil dari objek penelitian (kemampuan tingkat pemahaman
siswa). Untuk memperoleh data kemampuan tingkat pemahaman siswa dengan
menerapkan model CL melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI
diperlukan seperangkat alat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
yang terdiri dari pre test dan post test.
Tes Awal (Pre Test)
Test awal (pre test) adalah tes yang dilakukan pada awal penelitian atau
sebelum kegiatan belajar mengajar. Tes ini bertujuan untuk mengetahui dan
mengukur pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan ‗Pendaatan Nasional‘,
sebelum dilaksanakannnya eksperimen dengan menggunakan dua metode
pembelajaran pada kelas yang berbeda, yaitu menggunkan model CL melalui
metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI untuk kelas eksperimen pada
kelas X-7 dan model DI melalui metode ceramah untuk kelas kontrol pada kelas
X-8.
Tes Akhir (Post Test)
Tes akhir (post test) adalah tes yang dilakukan pada akhir penelitian atau
setelah kegiatan belajar mengajar. Tes ini bertujuan untuk mengetahui dan
mengukur pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan ‗Pendaatan Nasional‘,
43
pembelajaran pada kelas yang berbeda, yaitu menggunkan model CL melalui
metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI untuk kelas eksperimen pada
kelas X-7 dan model DI melalui metode ceramah untuk kelas kontrol pada kelas
X-8.
3.6 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap akhir.
Tahap Persiapan
a. Studi pustaka, dilakukan untuk memperoleh teori yang benar dan
akurat mengenai bentuk pembelajaran yang hendak diterapkan
dalam penelitain.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran
ekonomi di sekolah.
c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan
penelitian.
d. Menghubungi pihak sekolah dan guru mata pelajaran di tempat
penelitian yang akan dilaksanakan.
e. Menetapkan materi pelajaran yang akan dipergunakan dalam
penelitian agar terlebih dahulu mengetahui tujuan atau kompetensi
dasar yang akan dicapai.
f. Membuat instrumen penelitian.
44
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
h. Menguji tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran instrumen penelitian.
i. Mengganti atau membuang soal-soal yang belum valid dan soal-soal
yang terlalu sukar atau mudah dengan soal yang lebih baik.
j. Mengadakan uji coba lagi hingga diperoleh instrumen penelitian
yang baik dan memenuhi syarat.
Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan tes awal (pre test) pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
b. Memberi perlakuan khusus pada kelompok eksperimen berupa
penerapan dengan model CL melalui metode diskusi dengan
menggunakan teknik TAI, sedangkan pada kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran DI melalui metode ceramah.
c. Memberikan tes akhir (post test) pada kelompok eksperimen dan
kontrol setelah pembelajaran berakhir, untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa pada konsep mata pelajaran ekonomi.
Tahap Akhir
a. Mengumpulkan hasil data dari kedua kelas.
b. Mengolah dan menganalisis hasil pre test dan post test.
c. Membahas hasil penelitian.
d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
penelitian dan pengolahan data penelitian.
45
3.7 Instrumen Penelitian
Tes untuk variabel terikat (kemampuan tingkat pemahaman siswa) adalah
dalam bentuk tes pilihan ganda sebanyak 40 butir soal. Setiap soal dibuat untuk
menguji kemampuan tingkat pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan
‗Pendaatan Nasional‘. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat tes awal (pre
test) yang bertujuan untuk melihat pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan
‗Pendaatan Nasional‘, dan tes akhir (post test) dilakukan setelah pembelajaran
dilaksanakan. Kedua tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan
pemahaman siswa sebagai hasil penerapan model pembelajaran.
Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Membuat silabus.
b. Membuat skenario pembelajaran.
c. Menentukan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
silabus.
d. Membuat kisi-kisi instrumen mencakup pokok bahasan (materi), aspek
soal, nomor soal, dan jumlah item soal.
e. Menyusun soal (instrumen) berdasarkan kisi-kisi.
f. Membuat format observasi keterlaksanaan model pembelajaran.
g. Mengkonsultasikan instrumen dengan dosen pembimbing dan guru
46
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
3.8 Analisis Uji Instrumen
Agar mendapatkan data yang benar dan akurat dalam penelitian ini,
instrumen yang digunakan harus memiliki tingkat kesahihan (validitas) dan
keterandalan (reliabilitas).
3.8.1 Uji Validitas
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus dapat mengukur
atau mengungkapkan data dari variabel yang telah diteliti. Hal ini dapat diketahui
dengan menggunakan uji validitas yang menentukan valid tidaknya sebuah
instrumen.
Untuk menguji validitas soal dalam penelitian ini digunakan analisis butir
soal. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas alat ukur adalah koefisien
korelasi point biserial, yaitu:
rpbs = √
Keterangan:
rpbs = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang
dicari korelasinya dengan tes.
Mt = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes).
47
p = Proporsi subjek yang menjawab betul butir soal yang dicari
korelasinya dengan tes
q = 1 – p
Apabila di dalam perhitungan didapat r hitung > r tabel, maka item soal
tersebut valid, Arikunto (2006:252).
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena
isntrumen itu sudah baik. Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap.
Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:
Mengelompokan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama
dan skor butir soal bernomor genap dengan belahan kedua.
1. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua
dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka
kasar yang dikemukakan oleh person, yaitu:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } (Arikunto, 2006:183)
Dimana:
rxy = Koefisien korelasi
∑ X = Jumlah skor X
∑ Y = Jumlah skor Y
48
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
N = Jumlah responden
2. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman
-Brown, yaitu:
r11 = (Arikunto, 2006:180)
Interpretasi nilai r11mengacu pada pedapat Guilford dalam Jihad dan Haris
(2009: 181):
r11 ≤ 0,20 reliabilitas : sangat rendah
0,20 < r11 0,40 reliabilitas : rendah
0,40 < r11 0,70 reliabilitas : sedang
0,70 < r11 0,90 reliabilitas : tiggi
0,90 < r11 1,00 reliabilitas : sangat tinggi
3.8.3 Tingkat Kesukaran
Sebagaimana dikemukakan oleh Daryanto (2008:179) bahwa soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang
terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di
luar jangkauannya.
Rumus yang digunakan peneliti untuk menganalisis tingkat kesulitan soal
adalah (Daryanto, 2008: 180-181):
49
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin
sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah
soal tersebut.
Adapun kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Indeks Kesulitan Soal Nilai Antara Interpretasi
0 – 0,30 Soal kategori sukar
0,30 – 0,70 Soal kategori sedang
0,70 – 1,00 Soal kategori mudah
(Sumber: Daryanto, 2008:182)
3.8.4 Daya Pembeda
Sebagaimana dikemukakan oleh Daryanto (2008:183) bahwa daya
pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk mebedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berekampuan rendah. Angka yang
menujukan besarnya daya pembeda disebut indeks kesukara, indeks diskriminasi
(daya pembeda) ini berkisar antara 0,00 sama 1,00. Hanya bedanya, indeks
kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-), tetapi pada indeks diskriminasi ada
tanda negatif.
Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda yaitu:
-1,00 0,00 + 1,00
daya pembeda daya pembeda daya pembeda
50
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
Cara menentukan daya pembeda (D):
Untuk itu perlu dibedakan bagi kelompok kecil (kurang dari 100) dan
kelompok besar (100 orang ke atas).
1.Untuk kelompok kecil
Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas
(JA) dan 50% kelompok bawah (JB). Seluruh pengikut tes, dideretkan
mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2.
2.Untuk kelompok besar
Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja,
yaitu 27% skor teratas dibagi kelompok atas (JA) dan 27% skor
terbawah sebagai kelompok bawah (JB).
Rumusan yang digunakan untuk menganalisis daya pembeda adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
51
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P
sebagai indeks kesukaran)
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab (Daryanto,
2008:184-186).
Tabel 3.3
Klasifikasi Daya Pembeda Nilai Antara Interpretasi
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,41 – 0,70 Baik (good)
0,71 – 1,00 Baik sekali (excellent)
(Sumber: Daryanto, 2008:190)
Jika seluruh instrumen yang sudah dibuat valid dan reliable dan sudah
diketahui bagaimana tingkat daya pembeda dan tingkat kesukarannya, maka
instrumen tersebut diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas
kontrol. Kemudian setelah diperoleh data dari kedua kelas tersebut maka
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penskoran
Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman
penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor, terlebih dahulu
ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap sehingga dalam
pelaksanaanya unsur subjektifitas dapat dikurangi. Skor setiap siswa
ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian
skor dihitung dengan menggunakan rumus:
52
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
Keterangan:
S= Skor siswa
R= Jawaban siswa yang benar
Setiap set soal terdiri dari 10 soal. Bobot dari masing-masing soal adalah
10 sehingga Sor Maksimal Ideal (SMI) adalah 100.
b. Mengubah skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada
Penilaian Acuan Patokan (PAP).
d. Setelah memperoleh skor pre test dan post test pada kedua kelas, dihitung
selisih antara pre test dan post test untuk mendapatkan nilai gain dan gain
ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan
gain ternormalisasi adalah sebagai berikut:
Gain = Skor post test– skor pre test
Gain ternormalisasi (g)=
53
Keterangan:
(g) = Gain yang dinormalisir
Post test = Tes di akhir pembelajaran
Pre test = Tes di awal pembelajaran
e. Skor gain normal ini diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria
peningkatan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan ‗Pendaatan
Nasional‘. selajutnya, indeks gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan
menggunakan indeks gain ternormalisasi seperti pada tabel 3.4 sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Gain Skor Kategori
(g) ≥ 0,7 Tinggi
0,30 ≤ (g) < 0,70 Sedang
(g) < 0,303 Rendah
3.9 Metode Analisis Data 3.9.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak, dan untuk mengetahui apakah gain atau
selisih skor pre test dan post test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dalam penelitiatian ini
menggunakan uji Chi-Kuadrat yang diolah menggunakan SPSS 19.00. Kriteria
pengujiannya adalah jika signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi
normal. Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut:
54
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
Jika nilai signifikansi (sig) < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal
Jika χ2 hitung < χ2 tabel, data berdistribusi normal
Jika χ2 hitung > χ2 tabel, data berdistribusi tidak normal
(Riduwan, 2011:194).
3.9.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari kedua kelas
tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen atau tidak. Apabila
kelas tersebut homogen, berarti tidak terdapat perbedaan yang berarti antara
kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dilakukan
pembelajaran. Uji homogenitas menggunakan data pre test dari kedua kelas yang
di olah kedalam SPSS 19.0 kemudian dilanjutkan dengan uji lilifors, dengan
kriteria pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:
Jika level signifikansi > a5%, maka data tersebut homogen
Jika level signifikansi < a5%, maka data tersebut tidak homogen
Jika Fhitung < F tabel kedua sampel homogen
(Riduwan, 2011:186).
3.9.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan data peningkatan pemahaman konsep, yaitu
data pre test dan post test. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
uji-t independen dengan tingkat kepercayaan 95% yang terdapat pada program
SPSS 19.0. Dengan kriteria sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2
55
Keterangan:
µ1 = pre test dan post test kelompok eksperimen
µ2 = pre test dan post test skor gain kelompok kontrol
jika dibandingkannya dengan menggunakan ttabel maka:
- Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
- Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Kemudian selisih antara gain eksperimen dan kontrol dihitung
menggunakan Normalized Gain (N-Gain) yang menggunakan rumus sebagai
berikut:
N-Gain =
(Suharsimi, 2006:126).
Berikut adalah hipotesis yang akan diuji:
Hipotesis ke-1
H0 = Tidak terdapat perbedaan pemahamn konsep siswa pada pokok
bahasan ‗Pendapatan Nasional‘ antara kelas eksperimen yang
menggunakan model CL melalui metode diskusi dengan menggunakan
teknik TAI (kelas eksperimen), dengan kelas yang menggunakan model DI
melalui metode ceramah (kelas kontrol) sebelum diberikan perlakuan.
H1 = Terdapat perbedaan pemahamn konsep siswa pada pokok bahasan
‗Pendapatan Nasional‘ antara kelas eksperimen yang menggunakan model
CL melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI (kelas
eksperimen), dengan kelas yang menggunakan model DI melalui metode
ceramah (kelas kontrol) sebelum diberikan perlakuan.
56
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
H0 = Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan ‗Pendapatan Nasional‘, hasil pre test dan hasil post test pada kelas
yang menggunakan model CL melalui metode diskusi dengan
menggunakan teknik TAI (kelas eksperimen).
H1 = Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan
‗Pendapatan Nasional‘, hasil pre test dan hasil post test pada kelas yang
menggunakan model CL melalui metode diskusi dengan menggunakan
teknik TAI (kelas eksperimen).
Hipotesis ke-3
H0 = Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan ‗Pendapatan Nasional‘, hasil pre test dan hasil post test pada kelas
yang menggunakan model DI melalui metode ceramah (kelas kontrol).
H1 = Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan
‗Pendapatan Nasional‘, hasil pre test dan hasil post test pada kelas yang
menggunakan model DI melalui metode ceramah (kelas kontrol).
Hipotesis ke-4
H0 = Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan ‗Pendapatan Nasional‘, antara kelas yang menggunakan model CL
melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI (kelas
eksperimen), dengan kelas yang menggunakan model DI melalui metode
ceramah (kelas kontrol) setelah diberikan post test.
H1 = Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan
57
metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI (kelas eksperimen),
dengan kelas yang menggunakan model DI melalui metode ceramah (kelas
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data hasil penelitian dengan menggunakan model
CL melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI (kelas eksperimen),
dengan kelas yang menggunakan model DI melalui metode ceramah (kelas
kontrol), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan ‘Pendapatan Nasional’, antara kelas yang menggunakan model
pembelajaran CL melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik
TAI (kelas eksperimen), dengan kelas yang menggunakan model DI
melalui metode ceramah (kelas kontrol) sebelum diberikan perlakuan
(post test).
2. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan
‘Pendapatan Nasional’, hasil pre test dan hasil post test pada kelas
yang menggunakan model CL melalui metode diskusi dengan
menggunakan teknik TAI (kelas eksperimen). Hasil post test pada kelas
eksperimen meningkat cukup besar dibandingkan dengan hasil pre test.
3. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan
‘Pendapatan Nasional’, hasil pre test dan hasil post test pada kelas
92
Hasil post test pada kelas kontrol meningkat, namun peningkatannya
tidak sebesar pada kelas eksperimen.
4. Terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan
‘Pendapatan Nasional’, antara kelas yang menggunakan model CL
melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI (kelas
eksperimen), dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran DI
melalui metode ceramah (kelas kontrol) setelah diberikan perlakuan
(post test).
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah dijelaskan serta mengamati kondisi
pada saat proses pembelajaran berlangsung, penerapan model CL melalui metode
diskusi dengan menggunakan teknik TAI dinilai baik jika digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran, terutama pada pokok bahasan ‘Pendapatan Nasional’.
Maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan agar aktif dalam model CL melalui metode
diskusi dengan menggunakan teknik TAI, karena peran siswa dalam
pembelajaran menentukan keberhasilan proses belajar mengajar.
2. Bagi guru, diharapkan dapat memulai menggunakan model CL melalui
metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI, karena metode ini
dapat dijadikan alternatif model pembelajaran efektif pada pokok
bahasan ‘pendapatan Nasional’ yang terdapat konsep hitungan di
93
Gita Sevtiani Roseti, 2013
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning (CL) Melalui Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Pemahaman Konsep pada Pokok Bahasan Pendapatan Nasional (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon)
keaktifan siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya akan
meningkatkan pemahaman konsep pada siswa.
3. Bagi kepala sekolah, peran serta kepala sekolah dalam menerapkan model CL
melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI ini sangat
diperlukan, misalnya dengan memantau kinerja guru secara langsung baik
pada saat proses perencanaan maupun pelaksanaan model CL melalui metode
diskusi dengan menggunakan teknik TAI di dalam kelas.
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah ilmu mengenai
model CL melalui metode diskusi dengan menggunakan teknik TAI
dalam meningkatkan pemahaman konsep pada siswa, sehingga pada
penelitian selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam
dengan menggunakan variabel terikat yang berbeda, dan dapat
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber Buku
Budiwati, N. dan Permana, L. (2011). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Lab. Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung.
Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. (2010). Strategi Beljar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2010). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Jihad, A. dan Haris, A. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Ygyakarta: Multi Pressindo.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto, Ngalim. (2006). Prisip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Riduwan. (2011). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Sudjana, Nana. (2009). Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka Cipta.
Suharsimi, Arikunto. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.