• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL DARI ALJABAR-C^*.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL DARI ALJABAR-C^*."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Ihsan Wira Senjaya, 2013

Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL DARI ALJABAR-�∗

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Sains

Program Studi Matematika Konsentrasi Aljabar

Oleh

IHSAN WIRA SENJAYA

0905625

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

F A K U L T A S P E N D I D I K A N M A T E M A T I K A D A N I L M U P E N G E T A H U A N A L A M

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL DARI ALJABAR-�∗

Oleh

Ihsan Wira Senjaya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ihsan Wira Senjaya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Ihsan Wira Senjaya, 2013

(4)

ABSTRAK

Aljabar- ∗ adalah suatu aljabar Banach dengan syarat-syarat tambahan. Adanya sifat dari aljabar- ∗ yang tidak dimiliki oleh aljabar Banach umum membuktikan bahwa struktur dari aljabar- ∗ lebih kaya daripada aljabar Banach umum. Suatu subaljabar-* tutup dari (ℋ) disebut aljabar- ∗ konkret. Melalui suatu representasi, setiap aljabar- ∗ abstrak dapat dikaitkan dengan aljabar- ∗ konkret. Salah satu teknik standar dalam mengkonstruksi representasi dari aljabar- ∗ adalah melalui fungsional linear positif � pada . Dari fungsional linear positif ini dikonstruksi subruang vektor � dari yang selanjutnya dapat dikonstruksi ruang hasilkali dalam � yang diperoleh dari kuosien /�. Kemudian diperoleh pengaitan �: ⟶ (ℋ). Tripel ( ,�,�) selanjutnya disebut representasi Gelfand-Naimark-Segal dari .

(5)

v

Ihsan Wira Senjaya, 2013

Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

A ∗-algebra is a Banach algebra with additional properties. The existence of that properties, makes the structure of ∗-algebras is better than general Banach algebras. We say closed ∗-subalgebra of (ℋ) is concrete ∗-algebra. Through a representation we can associate an abstract ∗-algebra with the concrete ∗ -algebra. One of the standard techniques for constructing a representation of ∗ -algebra is through a positive linear functional � on . We can construct a vector subspace � of and an inner product space ℋ which is obtained from quotient space /�, and then we have �: ⟶ (ℋ). We write ( ,�,�) for the triple we constructed, it is called Gelfand-Naimark-Segal representation associated to �.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ……..i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ……..ii

ABSTRAK ... ……..iv

ABSTRACT ... ……....v

DAFTAR ISI ... ……..vi

DAFTAR SIMBOL ... ……..viii

DAFTAR LAMPIRAN ……….……...ix

BAB I PENDAHULUAN ... ..1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Manfaat Penulisan ... 2

BAB II KONSEP DASAR ALJABAR-�∗ ... 3

2.1 Ruang Vektor... 3

2.2 Ruang Banach ... 5

2.3 Ruang Hilbert ... 8

2.4 Transformasi Linear Terbatas ... 12

2.5 Aljabar ... 12

2.6 Aljabar Banach-* ... 13

2.7 Aljabar-�∗ ... 18

2.8 Fungsional Linear ... 20

2.9 Fungsional Linear Terbatas ... 21

(7)

vii

Ihsan Wira Senjaya, 2013

Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL ... 25

3.1 Representasi………... 25

3.2 Konstruksi Gelfand-Naimark-Segal ... 26

BAB IV PENUTUP ... 38

4.1 Kesimpulan ... 38

4.2 Rekomendasi ... 40

REFERENSI ... 41

LAMPIRAN………..42

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teori aljabar Banach adalah suatu konsep matematika abstrak yang merupakan perpaduan dari banyak teori matematika lainnya, misalnya: aljabar abstrak, analisis fungsional, topologi, dan lainnya. Aljabar Banach berkembang pada awal abad ke-20, ketika konsep-konsep dan struktur abstrak diperkenalkan. I.M Gelfand adalah salah seorang tokoh utama dalam perkembangan teori aljabar Banach.

Suatu aljabar- ∗ adalah suatu aljabar Banach dengan syarat-syarat tambahan. Sifat dari aljabar- ∗ yang tidak dimiliki oleh aljabar Banach umum membuktikan bahwa struktur dari aljabar- ∗ lebih kaya daripada aljabar Banach umum.

Gelfand & Naimark (1943) menyatakan bahwa setiap aljabar- ∗ komutatif dengan elemen kesatuan adalah isomorfik dengan suatu aljabar dari fungsi kontinu � atau 0(�) dari himpunan kompak �. Untuk kasus yang lebih umum, mereka menyatakan bahwa setiap aljabar- ∗ (tidak perlu komutatif) adalah isomorfik dengan suatu subaljabar-* tutup dari (ℋ), operator-operator terbatas pada ruang Hilbert.

Suatu subaljabar-* tutup dari (ℋ) disebut aljabar- ∗ konkret. Melalui suatu representasi, setiap aljabar- ∗ abstrak dapat dikaitkan dengan aljabar- ∗ konkret. Dengan demikian unsur-unsur pada aljabar- ∗ abstrak dapat didefinisikan sebagai operator-operator linear terbatas pada ruang Hilbert.

(9)

2

Ihsan Wira Senjaya, 2013

Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana mengkosntruksi suatu representasi Gelfand-Naimark-Segal dari aljabar- ∗

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang akan dibahas pada skripsi ini adalah:

1. Bagaimanakah kaitan antara fungsional linear positif dengan representasi? 2. Bagaimanakah mengkonstruksi suatu representasi Gelfand-Naimark-Segal

dari aljabar- ∗?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kaitan antara fungsional linear positif dengan representasi.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah mengkonstruksi representasi Gelfand-Naimark-Segal dari aljabar- ∗.

1.4 Manfaat Penulisan

Memperoleh gambaran yang lebih konkret tentang konsep dan konstruksi

(10)

BAB III

REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL

Pada bagian ini akan dibahas konsep yang terkait dengan representasi yaitu homomorfisma-*, representasi nondegenerate, representasi faithful, representasi siklik, dan lemma-lemma untuk mengkonstruksi suatu representasi. Selanjutnya akan dibahas bagaimana mengkonstruksi representasi Gelfand-Naimark-Segal.

3.1 Representasi

Definisi 3.1.1: Homomorfisma-* (Murphy, 1990:36)

Misalkan dan adalah aljabar-*. Jika suatu homomorfisma � mengawetkan adjoin, yaitu � = � , maka � disebut homomorfisma-*.

Definisi 3.1.2: Representasi di Aljabar- (Raeburn, 1997:35)

Misalkan aljabar- dengan unsur kesatuan 1. Representasi dari adalah pasangan (�,ℋ) yang terdiri atas ruang Hilbert ℋ dan homomorfisma-* �: ⟶

(ℋ).

Definisi 3.1.3: Nondegenerate (Raeburn, 1997:35)

Suatu representasi � dikatakan nondegenerate jika � 1 = 1, secara umum � dikatakan nondegenerate jika span � : ∈ , ∈ ℋ padat di ℋ artinya span

� : ∈ , ∈ ℋ

= ℋ.

Definisi 3.1.4: Faithful (Raeburn, 1997:35)

Suatu representasi � dikatakan faithful jika ker �= 0 (� � ).

Definisi 3.1.4: Siklik (Raeburn, 1997:35)

Suatu representasi � dikatakan siklik jika terdapat vektor � di ℋ, sehingga span

� (�)∶ ∈ = ℋ.

(11)

26

Ihsan Wira Senjaya, 2013

Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada bab ini akan dibahas Teorema Gelfand-Naimark-Segal beserta bukti konstruktifnya. Berikut ini adalah teorema yang dimaksud.

3.2 Konstruksi Gelfand-Naimark-Segal

Teorema 3.2.1: Jika suatu aljabar- dengan unsur kesatuan 1 dan suatu

fungsional positif pada , maka terdapat sebuah representasi dari pada suatu

ruang Hilbert dan sebuah vektor � ∈ ℋ sedemikian sehingga

= � �,� untuk semua ,

dan span � � ∶ ∈ adalah padat di ,artinya span � � ∶ ∈ =ℋ.

Sebelum menyajikan bukti dari teorema di atas, terlebih dahulu akan dibahas beberapa lemma dan konsep yang diperlukan. Bukti dari Teorema 3.2.1 akan diberikan pada bagian terakhir bab ini.

Misalkan aljabar- dengan unsur kesatuan 1 dan misalkan pula suatu fungsional positif pada .

Kemudian misalkan � ≔ �: ⟶ � pemetaan linear , di bawah operasi penjumlahan, perkalian skalar titik demi titik dan operasi komposisi, �( ) adalah suatu aljabar. Sekarang definisikan,

�0 : ⟶ � , �0 : = . Misalkan ∈ sembarang. Karena ∀ , , ∈ ,

�0 + = + = + =�0 +�0 ( ),

dan untuk sembarang skalar , berlaku

�0 = = = �0 ( ),

maka �0 linear.

Selanjutnya akan dibuktikan bahwa �0 adalah linear. Karena

�0 + = ( + ) = + =�0 +�0 ( )

dan untuk sembarang skalar , berlaku

(12)

27

Selanjutnya �0 adalah suatu homomorfisma, karena �0 linear dan memenuhi

�0 = = =�0 =�0 �0 ∀ , , ∈ , artinya �0 =�0 �0( ).

Dengan demikian �0 suatu homomorfisma aljabar dari ke �( ).

Lemma berikut mengaitan suatu fungsional linear positif dengan suatu

� � ( ∙ , ∙ ) sebagai pra hasilkali dalam.

Lemma 3.2.2: Misalkan suatu aljabar- dan suatu fungsional linear positif

pada .

Definisikan

∙ , ∙ : × ⟶ ℂ dengan ≔ ∀ , ∈ . maka

(i) ∙ , ∙ linear di bagian ,

(ii) ∙ , ∙ konjuget- linear di bagian ,

(iii) = ∀ , ∈ ,

(iv) 0.

Bukti:

(i) Sekarang akan diperlihatkan bahwa ∙ , ∙ linear di bagian . Untuk setiap 1, 2, ∈ dan skalar , berlaku

1+ 2 = 1+ 2 ,

= 1+ 2 ,

= 1 + ( 2),

= 1 + 2 . Kemudian untuk sembarang , diperoleh

= ( ),

= ( ),

(13)

28

Ihsan Wira Senjaya, 2013

Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk setiap 1, 2, ∈ dan skalar â, berlaku

1+ 2 = 1+ 2 ,

= ( 1 + 2 ) ,

` = 1 + ( 2 ),

= 1 + 2 . Kemudian untuk ∈ ℂ, maka

= (( ) ),

= ( ),

= . Jadi, ∙ , ∙ konjuget- linear di bagian .

Dengan demikian, ∙ , ∙ merupakan pemetaan sesquilinear. (iii) Berdasarkan Teorema 2.10.3 (2) diperoleh

= ( ) = ( ( )) = = . Jadi, = ∀ , ∈ .

(iv) Kemudian = 0, karena fungsional positif. ∎

Setelah pengaitan tersebut, selanjutnya akan dibahas lemma mengenai subruang dari .

Lemma 3.2.3: Misalkan � ≔ ∈ ∶ = 0 = ∈ ∶ = 0 ,

maka ∈ � jika dan hanya jika = 0 , untuk semua .

Bukti:

( ) Jika = 0 untuk semua ∈ , maka jelas terdapat ∈ sedemikian sehingga = 0.

( ) Jika ∈ �, maka ketaksamaan Cauchy-Schwartz pada Teorema 2.10.3 (2)

mengakibatkan

( ) 2 ( ),

0 ( ) 2 ( ),

0 2 ,

(14)

29

0 2 0.

Maka, = 0 , untuk semua ∈ .

Dengan demikian, ∈ � jika dan hanya jika = 0 , untuk semua ∈ . ∎

Dengan memanfaatkan subruang pada lemma sebelumnya, selanjutnya akan dikonstruksi suatu ruang vektor kuosien.

Akibat 3.2.4: subruang dari , akibatnya /� ruang vektor kuosien.

Bukti:

Pandang kembali

� ≔ ∈ ∶ = 0 = ∈ ∶ = 0 .

Akan ditunjukkan � subruang dari .

Pertama, akan dibuktikan � ≠ ∅. Ambil ∈ , karena fungsional positif, diperoleh 0. Pilih 0∈ , maka 0 0 = 0 = 0. Maka terdapat 0∈ � sehingga � ≠ ∅.

Selanjutnya akan dibuktikan � subhimpunan dari . Berdasarkan definisi,

� ≔ ∈ ∶ = 0 = ∈ ∶ ( ) = 0 , maka jelas bahwa � ⊆ artinya � merupakan subhimpunan dari .

Kemudian akan dibuktikan bahwa

+ ∈ � ∀ , ∈ �.

Pilih , ∈ �, artinya = = 0 dan = = 0. Dengan memanfaatkan Lemma 3.2.3 maka diperoleh

+ + = ( + + ) = ( + + ),

= ( + + + ),

= + + + ( ),

= 0 + 0 + 0 + 0,

= 0.

Jadi, + ∈ � ∀ , ∈ �.

Kemudian untuk sembarang , diperoleh

(15)

30

Ihsan Wira Senjaya, 2013

Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= 0.

Jadi, ∈ � ∀ ∈ � .

Dengan demikian, � merupakan subruang dari .

Akibatnya /� ≔ +� ∈ suatu ruang vektor kuosien dengan

+� + +� = + +� ∀ , ∈ �, skalar. ∎

Selanjutnya akan dikonstruksi suatu hasilkali dalam untuk ruang vektor kuosien /�.

Lemma 3.2.5: Pengaitan ∙ ,∙ : /�× /� ⟶ ℂ

dengan +�, +� ≔ ≔ ( ), adalah hasilkali dalam pada /�.

Bukti:

Akan dibuktikan suatu pemetaan , yaitu jika 1 = 2 1 = ( 2). Ambil 1+� , 2+� , 1+� , 2+� ∈ /�. Untuk sembarang , ∈ �, Jika 1+ = 2 + dan 1+ = 2+ , harus dibuktikan

1+ , 1+ = 2+ , 2+ .

Sehingga diperoleh

1+ = 2+ dan 1+ = 2+ ,

1+ 1+ = 2+ 2+ ,

( 1+ 1+ ) = ( 2+ 2+ ),

(( 1+ )( 1+ )) = (( 2+ )( 2+ )),

( 1 1 + 1 + 1 + ) = ( 2 2+ 2 + 2+ ),

1 1 + 1 + 1 + = ( 1 1) + ( 1 ) + ( 1) + ( ),

( 1 1) + ( 1)+ ( 1) + ( ) = ( 1 1) + ( 2)+ ( 1) + ( ),

1 1 + 0 + 0 + 0 = 2 2 + 0 + 0 + 0,

1 1 = 2 2 , 1 1 = 2 2 ,

1+ , 1+ = 2+ , 2+ .

(16)

31

Selanjutnya akan dibuktikan bahwa ∙ , ∙ memenuhi sifat-sifat hasilkali dalam, yaitu :

(1) +�, +� 0, dengan +�, +� = 0 ⇔( +�) = 0,

(2) +�, +� = +�, +� ,

(3) ( + ) +�, +� = +�, +� + +�, +� , dan

(4) +�, +� = +�, +� .

∀ , ∈ , +�, +�, +� ∈ /� dan skalar .

Untuk membuktikan (1),

ingat bahwa fungsional positif, maka +�, +� ≔ ≔ 0. Jadi, +�, +� 0.

Selanjutnya, bila +�, +� = 0 maka = 0, artinya ∈ �, +� =

� merupakan vektor nol di /�.

Kemudian misalkan +� = 0 maka +�, +� = = 0 0 =

0 = 0.

Untuk membuktikan (2),

ingat bahwa = ( ), maka = dan juga +�, +� = +�, +� . Untuk membuktikan (3),

ingat bahwa,

( + ) +�, +� = + = ( + ),

= ( + ),

= + ( ),

= + ,

= +�, +� + +�, +� .

Untuk membuktikan (4), ingat bahwa,

+�, +� = = ( ),

= ( ),

(17)

32

Ihsan Wira Senjaya, 2013

Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= +�, +� .

Karena memenuhi (1), (2), (3), dan (4) , maka ∙,∙ merupakan hasilkali dalam pada /�.

Jadi, /� merupakan suatu Ruang Hasilkali Dalam. ∎

Selanjutnya akan dikonstruksi suatu pemetaan retriksi dari � ke � yang melibatkan �0 .

Lemma 3.2.6: ∀ ∈ dan ∀ ∈ �,diperoleh 0 = yaitu suatu

pemetaan dari ke .

Bukti:

Perhatikan bahwa,

= ( ), dan

0 2 ( ),

0 2 (0)( ) ( � ∈ �),

0 2 0.

Sehingga = 0 = ( ), artinya =�0 ∈ �. Karena = �0 ∈ �, sehingga dapat dibuat pemetaan

�0 ∶ � ⟶ �

⟼ �0 . ∎

Setelah diperoleh pemetaan � ke �, dilakukan pengaitan antara pemetaan tersebut dengan pemetaan baru dari suaru ruang vektor kuosien /�.

Akibat 3.2.7: Terdapat secara tunggal suatu trasformasi linear

� ∶ /� ⟶ /�, sedemikian sehingga

� +� = �0 +� = +�. Bukti:

(18)

33

�0 = �0( )( + ), = ( + ),

= + ,

= �0 ( ) +�0 , = +�0 . Sehingga �0 = �0 +�0 = +�0 .

Misalkan = +�0( )( ), maka dapat dibentuk,

+� = = +�0 ,�0 ∈ �

Karena �0 = ∈ , maka �0 +� = +� ∈ /�. Sehingga diperoleh secara tunggal, suatu transformasi linear

� : /� ⟶ /�, ( +�) ⟼( +�),

dengan � +� = �0 = �0 +�0 = +�0 . Dapat dituliskan juga sebagai

� +� =�0 +�= +�. ∎

Berikut ini deperkenalkan beberapa lemma yang akan digunakan untuk memperoleh suatu ruang Hilbert dan operator linear terbatas di ruang Hilbert.

Lemma 3.2.8: Misalkan suatu aljabar- dengan elemen 1, dan andaikan

self-adjoint. Maka 0 1 jika dan hanya jika � ⊂ 0, . Karena

0 1, mengakibatkan , dan diperoleh 2 1− 0 untuk

semua .

Lemma 3.2.9: Untuk sembarang ruang hasilkali dalam , terdapat suatu ruang

Hilbert dan Isomorfisma dari ke subruang padat ⊂ ℋ. Ruang

tunggal bergantung pada isomorfismanya.

Selanjutnya akan dibuktikan suatu teorema mengenai keberadaan suatu

(19)

34

Ihsan Wira Senjaya, 2013

Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Teorema 3.2.10: Bila adalah suatu operator linear, terbatas pada /�,

maka terdapat secara tunggal perluasan dari �( ) pada lengkapan /� yang

merupakan suatu ruang Hilbert yang linear dan terbatas.

Bukti:

Akan ditunjukkan �( ) linear.

Perhatikan bahwa, untuk +� , +� ∈ /�. Diperoleh

�( )( +� + +� ) =�( )( + +�),

=�0 + +�,

= + +�,

= + +�,

= +� + ( +�),

= �0 +� + �0 +� , =� +� +�( )( +�).

Kemudian untuk sembarang skalar diperoleh,

� +� = � +� , = �0 +�,

= +�,

= ( +�),

= (�0 +�),

= �( )( +�).

Akan ditunjukkan �( ) terbatas, artinya terdapat > 0, sehingga

� +� +� .

Perhatikan bahwa,

� +� 2 = +� 2 = +�, +� = ( ).

Perhatikan juga bahwa = ( ).

Berdasarkan Lemma 3.2.8, 2 1− suatu elemen positif dari , maka terdapat ∈ sedemikian sehingga 2 1− = .

Karena = 0, diperoleh

(20)

35

( ( 2 − ) 0,

( 2 − ) 0,

2 0,

2 +� 2− � +� 2 0,

+� − � +� ( +� + � +� 0

) 0.

Maka haruslah +� − � +� 0. Sehingga diperoleh � +� +� . Jadi, = , maka � +� +� . Dengan demikian, � terbatas.

Kemudian berdasarkan Lemma 3.2.9, lengkapan /� merupakan suatu ruang Hilbert. Jadi, �( ) merupakan operator linear terbatas di lengkapan /� yang

merupakan ruang Hilbert. ∎

Dengan menggunakan seluruh lemma pada bab ini, akhirnya sampai pada pembuktian Teorema 3.2.1 mengenai keberadaan suatu representasi di aljabar- .

Bukti Teorema 3.2.1:

Misalkan adalah ruang Hilbert yang dikonstruksi pada Teorema 3.2.10. Untuk

setiap , pada Teorema 3.2.10 telah ditunjukkan bahwa

� +� = +�

adalah operator linear terbatas. Dengan demikian diperoleh pengaitan

�: ⟶ ℋ ,

⟼ � .

Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa π suatu representasi.

Pertama akan ditunjukkan bahwa � linear dan homomorfisma-*. Ambil , ∈ , maka

� + +� = + +�,

= + +�,

(21)

36

Ihsan Wira Senjaya, 2013

Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= � +� +�( )( +�),

= (� +� )( +�).

Sehingga diperoleh � + = � +�( ). (i)

Untuk sembarang skalar , maka

�( )( +�) = +�,

= ( +�),

= (� +� ),

= �( )( +�).

Sehingga diperoleh � = �( ). (ii)

Ambil , ∈ , maka

�( )( +�) = +�,

= +�,

=�( )( +�),

=�( )(� +� ),

=� �( )( +�).

Sehingga diperoleh � = � �( ). (iii)

Kemudian � mengawetkan adjoin, yaitu

� +� , +� = +�, +� ,

= ( ),

= ( ),

= +�, +� ,

= +�,� +� , = � +� , +� .

Sehingga diperoleh � = � . (iv)

Dari (i), (ii), (iii), dan (iv), maka � homorfisma-*.

Jadi, (�,ℋ) suatu representasi, dimana � homomorfisma-* dan ℋ ruang Hilbert. Selanjutnya akan ditunjukkan � suatu representasi siklis.

Ambil �= 1 +�, maka

(22)

37

sp � � = /� padat di ℋ. Karena �= 1 +� merupakan vektor siklis, maka

� merupakan representasi siklis. ∎

Catatan: Bila melibatkan beberapa fungsional linear positif, misalkan dan ,

(23)

41

Ihsan Wira Senjaya, 2013

Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

REFERENSI

Conway, J. B. (2000). A Course in Operator Theory. Rhode Island: American Mathematical Society.

Murphy, G. J. (1990). C*-Algebras and Operator Theory. San Diego: Academic Press, Inc.

Stein, E. M., & Shakarchi, R. (2003). Complex Analysis. New Jersey: Princeton University Press.

Lax, P. D. (1997). Linear Algebra. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Bartle, R. G. & Sherbert, D.R. (2000). Introduction to Real Analysis, Third Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Bartle, R. G. (1964). The Elements of Real Analysis. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Aliprantis,C.D. & Burkinshaw, O. (1998). Principles of Real Analysis, Third Edition. New York: Academic Press, Inc.

Raeburn, I. (1997). �∗-Algebras. Lecture notes from course given at University of Newcastle: Department of Mathematics University of Newcastle, Australia.

Anton, H. & Rorres, C. (2000). Elementary Linear Algebra, Eighth Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Anton, H. (2005). Aljabar Linear Elementer, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Kreyszig, E. (1978). Introductory Functional Analysis with Applications. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Rosjanuardi, R. (2007). “Aljabar-�∗dan Mekanika Kuantum”, dalam Mengenang Moedomo (1927-2005). Bandung: Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung.

Yulianti, N. (2013). Fungsi Monoton Aljabar-�∗. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Referensi

Dokumen terkait

Metode ini dinilai cukup efektif oleh inspektorat kabupaten Minahasa Selatan karena metode ini adalah langkah awal dari suatu pemeriksaan, dan dari metode ini

Oleh karena itu, pada penelitian ini penambahan PVA 3% merupakan kondisi konsentrasi optimum dalam sintesis karena menghasilkan nanopartikel perak yang memiliki

Berdasarkan kebutuhan itu, 1 massa dapat diterapkan dalam desain, namun karena kendala lahan terhadap lahan gambut, massa diris dan dibagi bagi menjadi 4 unit massa

En ce qui concerne le passage sur « notre vrai moi » et la « céleste nourriture », la différence entre la version de 1909 et la version finale est très légère, mais ici

Yi, H., Rajan, D., and Chia, L.T., UA motion based scene tree for browsing and retrieval of compressed videosM, In Proceedings of the 2nd ACM international workshop.. of the

1 Gelombang aksi protes menentang karikatur yang menggambarkan nabi Muhammad sedang membawa. pedang dan menenteng bom yang diterbitkan oleh koran Jyllands – posten edisi 30

dengan asas lex specialis derogat legi generale yang berarti hukum yang bersifat khusus mengenyampingkan hukum yang bersifat umum, maka ketentuan dalam Pasal 137 KUHAP sebagai