Ihsan Wira Senjaya, 2013
Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL DARI ALJABAR-�∗
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains
Program Studi Matematika Konsentrasi Aljabar
Oleh
IHSAN WIRA SENJAYA
0905625
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
F A K U L T A S P E N D I D I K A N M A T E M A T I K A D A N I L M U P E N G E T A H U A N A L A M
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL DARI ALJABAR-�∗
Oleh
Ihsan Wira Senjaya
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ihsan Wira Senjaya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Ihsan Wira Senjaya, 2013
ABSTRAK
Aljabar- ∗ adalah suatu aljabar Banach dengan syarat-syarat tambahan. Adanya sifat dari aljabar- ∗ yang tidak dimiliki oleh aljabar Banach umum membuktikan bahwa struktur dari aljabar- ∗ lebih kaya daripada aljabar Banach umum. Suatu subaljabar-* tutup dari (ℋ) disebut aljabar- ∗ konkret. Melalui suatu representasi, setiap aljabar- ∗ abstrak dapat dikaitkan dengan aljabar- ∗ konkret. Salah satu teknik standar dalam mengkonstruksi representasi dari aljabar- ∗ adalah melalui fungsional linear positif � pada . Dari fungsional linear positif ini dikonstruksi subruang vektor � dari yang selanjutnya dapat dikonstruksi ruang hasilkali dalam �� yang diperoleh dari kuosien /�. Kemudian diperoleh pengaitan ��: ⟶ (ℋ�). Tripel ( ,��,��) selanjutnya disebut representasi Gelfand-Naimark-Segal dari .
v
Ihsan Wira Senjaya, 2013
Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
A ∗-algebra is a Banach algebra with additional properties. The existence of that properties, makes the structure of ∗-algebras is better than general Banach algebras. We say closed ∗-subalgebra of (ℋ) is concrete ∗-algebra. Through a representation we can associate an abstract ∗-algebra with the concrete ∗ -algebra. One of the standard techniques for constructing a representation of ∗ -algebra is through a positive linear functional � on . We can construct a vector subspace � of and an inner product space ℋ� which is obtained from quotient space /�, and then we have ��: ⟶ (ℋ�). We write ( ,��,��) for the triple we constructed, it is called Gelfand-Naimark-Segal representation associated to �.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ……..i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ……..ii
ABSTRAK ... ……..iv
ABSTRACT ... ……....v
DAFTAR ISI ... ……..vi
DAFTAR SIMBOL ... ……..viii
DAFTAR LAMPIRAN ……….……...ix
BAB I PENDAHULUAN ... ..1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penulisan ... 2
1.4 Manfaat Penulisan ... 2
BAB II KONSEP DASAR ALJABAR-�∗ ... 3
2.1 Ruang Vektor... 3
2.2 Ruang Banach ... 5
2.3 Ruang Hilbert ... 8
2.4 Transformasi Linear Terbatas ... 12
2.5 Aljabar ... 12
2.6 Aljabar Banach-* ... 13
2.7 Aljabar-�∗ ... 18
2.8 Fungsional Linear ... 20
2.9 Fungsional Linear Terbatas ... 21
vii
Ihsan Wira Senjaya, 2013
Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL ... 25
3.1 Representasi………... 25
3.2 Konstruksi Gelfand-Naimark-Segal ... 26
BAB IV PENUTUP ... 38
4.1 Kesimpulan ... 38
4.2 Rekomendasi ... 40
REFERENSI ... 41
LAMPIRAN………..42
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Teori aljabar Banach adalah suatu konsep matematika abstrak yang merupakan perpaduan dari banyak teori matematika lainnya, misalnya: aljabar abstrak, analisis fungsional, topologi, dan lainnya. Aljabar Banach berkembang pada awal abad ke-20, ketika konsep-konsep dan struktur abstrak diperkenalkan. I.M Gelfand adalah salah seorang tokoh utama dalam perkembangan teori aljabar Banach.
Suatu aljabar- ∗ adalah suatu aljabar Banach dengan syarat-syarat tambahan. Sifat dari aljabar- ∗ yang tidak dimiliki oleh aljabar Banach umum membuktikan bahwa struktur dari aljabar- ∗ lebih kaya daripada aljabar Banach umum.
Gelfand & Naimark (1943) menyatakan bahwa setiap aljabar- ∗ komutatif dengan elemen kesatuan adalah isomorfik dengan suatu aljabar dari fungsi kontinu � atau 0(�) dari himpunan kompak �. Untuk kasus yang lebih umum, mereka menyatakan bahwa setiap aljabar- ∗ (tidak perlu komutatif) adalah isomorfik dengan suatu subaljabar-* tutup dari (ℋ), operator-operator terbatas pada ruang Hilbert.
Suatu subaljabar-* tutup dari (ℋ) disebut aljabar- ∗ konkret. Melalui suatu representasi, setiap aljabar- ∗ abstrak dapat dikaitkan dengan aljabar- ∗ konkret. Dengan demikian unsur-unsur pada aljabar- ∗ abstrak dapat didefinisikan sebagai operator-operator linear terbatas pada ruang Hilbert.
2
Ihsan Wira Senjaya, 2013
Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana mengkosntruksi suatu representasi Gelfand-Naimark-Segal dari aljabar- ∗
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang akan dibahas pada skripsi ini adalah:
1. Bagaimanakah kaitan antara fungsional linear positif dengan representasi? 2. Bagaimanakah mengkonstruksi suatu representasi Gelfand-Naimark-Segal
dari aljabar- ∗?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kaitan antara fungsional linear positif dengan representasi.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah mengkonstruksi representasi Gelfand-Naimark-Segal dari aljabar- ∗.
1.4 Manfaat Penulisan
Memperoleh gambaran yang lebih konkret tentang konsep dan konstruksi
BAB III
REPRESENTASI GELFAND-NAIMARK-SEGAL
Pada bagian ini akan dibahas konsep yang terkait dengan representasi yaitu homomorfisma-*, representasi nondegenerate, representasi faithful, representasi siklik, dan lemma-lemma untuk mengkonstruksi suatu representasi. Selanjutnya akan dibahas bagaimana mengkonstruksi representasi Gelfand-Naimark-Segal.
3.1 Representasi
Definisi 3.1.1: Homomorfisma-* (Murphy, 1990:36)
Misalkan dan adalah aljabar-*. Jika suatu homomorfisma � mengawetkan adjoin, yaitu � = � , maka � disebut homomorfisma-*.
Definisi 3.1.2: Representasi di Aljabar-� (Raeburn, 1997:35)
Misalkan aljabar- dengan unsur kesatuan 1. Representasi dari adalah pasangan (�,ℋ) yang terdiri atas ruang Hilbert ℋ dan homomorfisma-* �: ⟶
(ℋ).
Definisi 3.1.3: Nondegenerate (Raeburn, 1997:35)
Suatu representasi � dikatakan nondegenerate jika � 1 = 1, secara umum � dikatakan nondegenerate jika span � : ∈ , ∈ ℋ padat di ℋ artinya span
� : ∈ , ∈ ℋ
= ℋ.
Definisi 3.1.4: Faithful (Raeburn, 1997:35)
Suatu representasi � dikatakan faithful jika ker �= 0 (� � ).
Definisi 3.1.4: Siklik (Raeburn, 1997:35)
Suatu representasi � dikatakan siklik jika terdapat vektor � di ℋ, sehingga span
� (�)∶ ∈ = ℋ.
26
Ihsan Wira Senjaya, 2013
Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada bab ini akan dibahas Teorema Gelfand-Naimark-Segal beserta bukti konstruktifnya. Berikut ini adalah teorema yang dimaksud.
3.2 Konstruksi Gelfand-Naimark-Segal
Teorema 3.2.1: Jika suatu aljabar- dengan unsur kesatuan 1 dan suatu
fungsional positif pada , maka terdapat sebuah representasi � dari pada suatu
ruang Hilbert ℋ dan sebuah vektor � ∈ ℋ sedemikian sehingga
= � �,� untuk semua ∈ ,
dan span � � ∶ ∈ adalah padat di ℋ,artinya span � � ∶ ∈ =ℋ.
Sebelum menyajikan bukti dari teorema di atas, terlebih dahulu akan dibahas beberapa lemma dan konsep yang diperlukan. Bukti dari Teorema 3.2.1 akan diberikan pada bagian terakhir bab ini.
Misalkan aljabar- dengan unsur kesatuan 1 dan misalkan pula suatu fungsional positif pada .
Kemudian misalkan � ≔ �: ⟶ � pemetaan linear , di bawah operasi penjumlahan, perkalian skalar titik demi titik dan operasi komposisi, �( ) adalah suatu aljabar. Sekarang definisikan,
�0 : ⟶ � , �0 : = . Misalkan ∈ sembarang. Karena ∀ , , ∈ ,
�0 + = + = + =�0 +�0 ( ),
dan untuk sembarang skalar , berlaku
�0 = = = �0 ( ),
maka �0 linear.
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa �0 adalah linear. Karena
�0 + = ( + ) = + =�0 +�0 ( )
dan untuk sembarang skalar , berlaku
27
Selanjutnya �0 adalah suatu homomorfisma, karena �0 linear dan memenuhi
�0 = = =�0 =�0 �0 ∀ , , ∈ , artinya �0 =�0 �0( ).
Dengan demikian �0 suatu homomorfisma aljabar dari ke �( ).
Lemma berikut mengaitan suatu fungsional linear positif dengan suatu
� � ( ∙ , ∙ ) sebagai pra hasilkali dalam.
Lemma 3.2.2: Misalkan suatu aljabar- dan suatu fungsional linear positif
pada .
Definisikan
∙ , ∙ : × ⟶ ℂ dengan ≔ ∀ , ∈ . maka
(i) ∙ , ∙ linear di bagian ,
(ii) ∙ , ∙ konjuget- linear di bagian ,
(iii) = ∀ , ∈ ,
(iv) 0.
Bukti:
(i) Sekarang akan diperlihatkan bahwa ∙ , ∙ linear di bagian . Untuk setiap 1, 2, ∈ dan skalar , berlaku
1+ 2 = 1+ 2 ,
= 1+ 2 ,
= 1 + ( 2),
= 1 + 2 . Kemudian untuk sembarang , diperoleh
= ( ),
= ( ),
28
Ihsan Wira Senjaya, 2013
Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk setiap 1, 2, ∈ dan skalar â, berlaku
1+ 2 = 1+ 2 ,
= ( 1 + 2 ) ,
` = 1 + ( 2 ),
= 1 + 2 . Kemudian untuk ∈ ℂ, maka
= (( ) ),
= ( ),
= . Jadi, ∙ , ∙ konjuget- linear di bagian .
Dengan demikian, ∙ , ∙ merupakan pemetaan sesquilinear. (iii) Berdasarkan Teorema 2.10.3 (2) diperoleh
= ( ) = ( ( )) = = . Jadi, = ∀ , ∈ .
(iv) Kemudian = 0, karena fungsional positif. ∎
Setelah pengaitan tersebut, selanjutnya akan dibahas lemma mengenai subruang dari .
Lemma 3.2.3: Misalkan � ≔ ∈ ∶ = 0 = ∈ ∶ = 0 ,
maka ∈ � jika dan hanya jika = 0 , untuk semua ∈ .
Bukti:
( ) Jika = 0 untuk semua ∈ , maka jelas terdapat ∈ sedemikian sehingga = 0.
( ) Jika ∈ �, maka ketaksamaan Cauchy-Schwartz pada Teorema 2.10.3 (2)
mengakibatkan
( ) 2 ( ),
0 ( ) 2 ( ),
0 2 ,
29
0 2 0.
Maka, = 0 , untuk semua ∈ .
Dengan demikian, ∈ � jika dan hanya jika = 0 , untuk semua ∈ . ∎
Dengan memanfaatkan subruang pada lemma sebelumnya, selanjutnya akan dikonstruksi suatu ruang vektor kuosien.
Akibat 3.2.4: � subruang dari , akibatnya /� ruang vektor kuosien.
Bukti:
Pandang kembali
� ≔ ∈ ∶ = 0 = ∈ ∶ = 0 .
Akan ditunjukkan � subruang dari .
Pertama, akan dibuktikan � ≠ ∅. Ambil ∈ , karena fungsional positif, diperoleh 0. Pilih 0∈ , maka 0 0 = 0 = 0. Maka terdapat 0∈ � sehingga � ≠ ∅.
Selanjutnya akan dibuktikan � subhimpunan dari . Berdasarkan definisi,
� ≔ ∈ ∶ = 0 = ∈ ∶ ( ) = 0 , maka jelas bahwa � ⊆ artinya � merupakan subhimpunan dari .
Kemudian akan dibuktikan bahwa
+ ∈ � ∀ , ∈ �.
Pilih , ∈ �, artinya = = 0 dan = = 0. Dengan memanfaatkan Lemma 3.2.3 maka diperoleh
+ + = ( + + ) = ( + + ),
= ( + + + ),
= + + + ( ),
= 0 + 0 + 0 + 0,
= 0.
Jadi, + ∈ � ∀ , ∈ �.
Kemudian untuk sembarang , diperoleh
30
Ihsan Wira Senjaya, 2013
Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= 0.
Jadi, ∈ � ∀ ∈ � .
Dengan demikian, � merupakan subruang dari .
Akibatnya /� ≔ +� ∈ suatu ruang vektor kuosien dengan
+� + +� = + +� ∀ , ∈ �, skalar. ∎
Selanjutnya akan dikonstruksi suatu hasilkali dalam untuk ruang vektor kuosien /�.
Lemma 3.2.5: Pengaitan ∙ ,∙ : /�× /� ⟶ ℂ
dengan +�, +� ≔ ≔ ( ), adalah hasilkali dalam pada /�.
Bukti:
Akan dibuktikan suatu pemetaan , yaitu jika 1 = 2 1 = ( 2). Ambil 1+� , 2+� , 1+� , 2+� ∈ /�. Untuk sembarang , ∈ �, Jika 1+ = 2 + dan 1+ = 2+ , harus dibuktikan
1+ , 1+ = 2+ , 2+ .
Sehingga diperoleh
1+ = 2+ dan 1+ = 2+ ,
1+ 1+ = 2+ 2+ ,
( 1+ 1+ ) = ( 2+ 2+ ),
(( 1+ )( 1+ )) = (( 2+ )( 2+ )),
( 1 1 + 1 + 1 + ) = ( 2 2+ 2 + 2+ ),
1 1 + 1 + 1 + = ( 1 1) + ( 1 ) + ( 1) + ( ),
( 1 1) + ( 1)+ ( 1) + ( ) = ( 1 1) + ( 2)+ ( 1) + ( ),
1 1 + 0 + 0 + 0 = 2 2 + 0 + 0 + 0,
1 1 = 2 2 , 1 1 = 2 2 ,
1+ , 1+ = 2+ , 2+ .
31
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa ∙ , ∙ memenuhi sifat-sifat hasilkali dalam, yaitu :
(1) +�, +� 0, dengan +�, +� = 0 ⇔( +�) = 0,
(2) +�, +� = +�, +� ,
(3) ( + ) +�, +� = +�, +� + +�, +� , dan
(4) +�, +� = +�, +� .
∀ , ∈ , +�, +�, +� ∈ /� dan skalar .
Untuk membuktikan (1),
ingat bahwa fungsional positif, maka +�, +� ≔ ≔ 0. Jadi, +�, +� 0.
Selanjutnya, bila +�, +� = 0 maka = 0, artinya ∈ �, +� =
� merupakan vektor nol di /�.
Kemudian misalkan +� = 0 maka +�, +� = = 0 0 =
0 = 0.
Untuk membuktikan (2),
ingat bahwa = ( ), maka = dan juga +�, +� = +�, +� . Untuk membuktikan (3),
ingat bahwa,
( + ) +�, +� = + = ( + ),
= ( + ),
= + ( ),
= + ,
= +�, +� + +�, +� .
Untuk membuktikan (4), ingat bahwa,
+�, +� = = ( ),
= ( ),
32
Ihsan Wira Senjaya, 2013
Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= +�, +� .
Karena memenuhi (1), (2), (3), dan (4) , maka ∙,∙ merupakan hasilkali dalam pada /�.
Jadi, /� merupakan suatu Ruang Hasilkali Dalam. ∎
Selanjutnya akan dikonstruksi suatu pemetaan retriksi dari � ke � yang melibatkan �0 .
Lemma 3.2.6: ∀ ∈ dan ∀ ∈ �,diperoleh �0 = yaitu suatu
pemetaan dari � ke �.
Bukti:
Perhatikan bahwa,
= ( ), dan
0 2 ( ),
0 2 (0)( ) ( � ∈ �),
0 2 0.
Sehingga = 0 = ( ), artinya =�0 ∈ �. Karena = �0 ∈ �, sehingga dapat dibuat pemetaan
�0 ∶ � ⟶ �
⟼ �0 . ∎
Setelah diperoleh pemetaan � ke �, dilakukan pengaitan antara pemetaan tersebut dengan pemetaan baru dari suaru ruang vektor kuosien /�.
Akibat 3.2.7: Terdapat secara tunggal suatu trasformasi linear
� ∶ /� ⟶ /�, sedemikian sehingga
� +� = �0 +� = +�. Bukti:
33
�0 = �0( )( + ), = ( + ),
= + ,
= �0 ( ) +�0 , = +�0 . Sehingga �0 = �0 +�0 = +�0 .
Misalkan = +�0( )( ), maka dapat dibentuk,
+� = = +�0 ,�0 ∈ �
Karena �0 = ∈ , maka �0 +� = +� ∈ /�. Sehingga diperoleh secara tunggal, suatu transformasi linear
� : /� ⟶ /�, ( +�) ⟼( +�),
dengan � +� = �0 = �0 +�0 = +�0 . Dapat dituliskan juga sebagai
� +� =�0 +�= +�. ∎
Berikut ini deperkenalkan beberapa lemma yang akan digunakan untuk memperoleh suatu ruang Hilbert dan operator linear terbatas di ruang Hilbert.
Lemma 3.2.8: Misalkan suatu aljabar- dengan elemen 1, dan andaikan
self-adjoint. Maka 0 1 jika dan hanya jika � ⊂ 0, . Karena
0 1, mengakibatkan , dan diperoleh 2 1− 0 untuk
semua ∈ .
Lemma 3.2.9: Untuk sembarang ruang hasilkali dalam , terdapat suatu ruang
Hilbert ℋ dan Isomorfisma dari ke subruang padat ⊂ ℋ. Ruang ℋ
tunggal bergantung pada isomorfismanya.
Selanjutnya akan dibuktikan suatu teorema mengenai keberadaan suatu
34
Ihsan Wira Senjaya, 2013
Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Teorema 3.2.10: Bila � adalah suatu operator linear, terbatas pada /�,
maka terdapat secara tunggal perluasan dari �( ) pada lengkapan /� yang
merupakan suatu ruang Hilbert yang linear dan terbatas.
Bukti:
Akan ditunjukkan �( ) linear.
Perhatikan bahwa, untuk +� , +� ∈ /�. Diperoleh
�( )( +� + +� ) =�( )( + +�),
=�0 + +�,
= + +�,
= + +�,
= +� + ( +�),
= �0 +� + �0 +� , =� +� +�( )( +�).
Kemudian untuk sembarang skalar diperoleh,
� +� = � +� , = �0 +�,
= +�,
= ( +�),
= (�0 +�),
= �( )( +�).
Akan ditunjukkan �( ) terbatas, artinya terdapat > 0, sehingga
� +� +� .
Perhatikan bahwa,
� +� 2 = +� 2 = +�, +� = ( ).
Perhatikan juga bahwa = ( ).
Berdasarkan Lemma 3.2.8, 2 1− suatu elemen positif dari , maka terdapat ∈ sedemikian sehingga 2 1− = .
Karena = 0, diperoleh
35
( ( 2 − ) 0,
( 2 − ) 0,
2 − 0,
2 +� 2− � +� 2 0,
+� − � +� ( +� + � +� 0
) 0.
Maka haruslah +� − � +� 0. Sehingga diperoleh � +� +� . Jadi, = , maka � +� +� . Dengan demikian, � terbatas.
Kemudian berdasarkan Lemma 3.2.9, lengkapan /� merupakan suatu ruang Hilbert. Jadi, �( ) merupakan operator linear terbatas di lengkapan /� yang
merupakan ruang Hilbert. ∎
Dengan menggunakan seluruh lemma pada bab ini, akhirnya sampai pada pembuktian Teorema 3.2.1 mengenai keberadaan suatu representasi di aljabar- .
Bukti Teorema 3.2.1:
Misalkan ℋ adalah ruang Hilbert yang dikonstruksi pada Teorema 3.2.10. Untuk
setiap ∈ , pada Teorema 3.2.10 telah ditunjukkan bahwa
� +� = +�
adalah operator linear terbatas. Dengan demikian diperoleh pengaitan
�: ⟶ ℋ ,
⟼ � .
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa π suatu representasi.
Pertama akan ditunjukkan bahwa � linear dan homomorfisma-*. Ambil , ∈ , maka
� + +� = + +�,
= + +�,
36
Ihsan Wira Senjaya, 2013
Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= � +� +�( )( +�),
= (� +� )( +�).
Sehingga diperoleh � + = � +�( ). (i)
Untuk sembarang skalar , maka
�( )( +�) = +�,
= ( +�),
= (� +� ),
= �( )( +�).
Sehingga diperoleh � = �( ). (ii)
Ambil , ∈ , maka
�( )( +�) = +�,
= +�,
=�( )( +�),
=�( )(� +� ),
=� �( )( +�).
Sehingga diperoleh � = � �( ). (iii)
Kemudian � mengawetkan adjoin, yaitu
� +� , +� = +�, +� ,
= ( ),
= ( ),
= +�, +� ,
= +�,� +� , = � +� , +� .
Sehingga diperoleh � = � . (iv)
Dari (i), (ii), (iii), dan (iv), maka � homorfisma-*.
Jadi, (�,ℋ) suatu representasi, dimana � homomorfisma-* dan ℋ ruang Hilbert. Selanjutnya akan ditunjukkan � suatu representasi siklis.
Ambil �= 1 +�, maka
37
sp � � = /� padat di ℋ. Karena �= 1 +� merupakan vektor siklis, maka
� merupakan representasi siklis. ∎
Catatan: Bila melibatkan beberapa fungsional linear positif, misalkan dan ,
41
Ihsan Wira Senjaya, 2013
Representasi Gelfand-Naimark-Segal Dari Aljabar-C* Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
REFERENSI
Conway, J. B. (2000). A Course in Operator Theory. Rhode Island: American Mathematical Society.
Murphy, G. J. (1990). C*-Algebras and Operator Theory. San Diego: Academic Press, Inc.
Stein, E. M., & Shakarchi, R. (2003). Complex Analysis. New Jersey: Princeton University Press.
Lax, P. D. (1997). Linear Algebra. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Bartle, R. G. & Sherbert, D.R. (2000). Introduction to Real Analysis, Third Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Bartle, R. G. (1964). The Elements of Real Analysis. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Aliprantis,C.D. & Burkinshaw, O. (1998). Principles of Real Analysis, Third Edition. New York: Academic Press, Inc.
Raeburn, I. (1997). �∗-Algebras. Lecture notes from course given at University of Newcastle: Department of Mathematics University of Newcastle, Australia.
Anton, H. & Rorres, C. (2000). Elementary Linear Algebra, Eighth Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Anton, H. (2005). Aljabar Linear Elementer, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Kreyszig, E. (1978). Introductory Functional Analysis with Applications. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Rosjanuardi, R. (2007). “Aljabar-�∗dan Mekanika Kuantum”, dalam Mengenang Moedomo (1927-2005). Bandung: Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung.
Yulianti, N. (2013). Fungsi Monoton Aljabar-�∗. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.