• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas pada standar kompetensi energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari di SD Kartika X-3 Parongpong T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas pada standar kompetensi energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari di SD Kartika X-3 Parongpong T"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV

SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas pada standar kompetensi energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari di SD Kartika X-3 Parongpong

Tahun 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Muhamad Sopian Wiguna 0810357

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN

UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV

SEKOLAH DASAR

Oleh

Mohamad Sopian Wiguna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Muhamad Sopian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Muhamad Sopian Wiguna 0810357

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SEKOLAH

DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas pada standar kompetensi energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari di SD Kartika X-3 Parongpong

Tahun 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING I

Drs. Nana Djumhana, M.Pd NIP. 195905081984031002

PEMBIMBING II

Dra. Hj. Effy Mulyasari, M.Pd NIP. 196801182008012003

Mengetahui Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Sopian Wiguna, M. (2013). “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas pada standar kompetensi energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari di SD Kartika X-3 Parongpong Tahun 2012/2013)”. Skripsi. Prodi PGSD Dual Modes FIP UPI. Bandung (2013).

(5)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

COVER SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... ... 8

D. Definisi Operasional ………... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Metode Eksperimen ... ... 11

1. Pengertian Metode Eksperimen ……… ... 11

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Eksperimen……… ... 12

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen …………... ... 14

4. Cara Mengatasi Kelemahan-Kelemahan Metode Eksperimen ... ... 15

5. Pelaksanaan Metode Eksperimen ... ... 15

B. Hasil Belajar ... ... 17

1. Pengertian Hasil Belajar ……….. ... 17

2. Indikator Hasil Belajar ……… ... 19

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar …… ... 20

4. Penilaian dalam Pembelajaran ……….. ... 22

(6)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Konsep Dasar Pembelajaran IPA ... 23

1. Pengertian Konsep Dasar IPA ... 23

2. Tujuan Pendidikan IPA... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 30

B. Model Penelitian ... 30

C. Subjek Penelitian ………... ... 32

D. Langkah Kegiatan Penelitian………... ... 32

E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ………... ... 35

F. Pengolahan dan Analisis Data ………. ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. ... 40

1. Studi Pendahuluan ……….. ... 40

2. Pelaksanaan Siklus Pertama ………... ... 42

3. Pelaksanaan Siklus Kedua ………... ... 58

B. Pembahasan ……….. ... 69

1. Perencanaan Pembelajaran .……….……….… ... 69

2. Pelaksanaan Pembelajaran …..…………..……..…….…… ... 71

3. Hasil Belajar …..………..…..……..…….……… ... 73

4. Respon ……….………..…... ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. ... 77

B. Saran ………. ... 78

(7)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik di Negara Indonesia atau di Negara lainnya. Dewasa ini pemerintah Indonesia sudah menyadari akan pentingnya pendidikan, terbukti dari beberapa program yang mendukung terhadap berlangsungnya proses pendidikan di Indonesia antara lain, wajib belajar sembilan tahun, dan adanya Biaya Operasional Siswa (BOS).

Proses pendidikan itu terbagi kedalam tiga jenis, yakni pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non formal. Proses pendidikan yang dipandang memiliki pengaruh terhadap status sebuah Negara, dikatakan maju atau tidaknya adalah proses pendidikan formal. Sebagaimana kita ketahui proses pendidikan ini memilki jenjang pendidikan, yang dimulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengar Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi (PT).

Menurut Berns (Gantini, 2006:2) “sekolah yang merupakan institusi tempat penyelenggaraan pendidikan formal, berusaha memberikan pengaruh pada siswa dengan kebijakan pendidikan yang mengarahkan siswa pada

prestasi”. Prestasi pendidikan itu sendiri memiliki hubungan yang sangat erat

dengan kualitas SDM, karena semakin baik prestasi pendidikan yang diraih oleh siswa akan semakin baik pula kualitas yang dimiliki oleh siswa tersebut. Sehingga pada gilirannya diharapkan dapat menjadi SDM yang baik (berkualitas) dan mampu membangun bangsa menjadi lebih maju dan sejahtera.

Berbicara mengenai pendidikan, tidak akan terlepas dari unsur-unsur yang ada di dalamnya, seperti belajar, proses pembelajaran, dan lain-lain. Menurut David Popenoe (Wikipedia, 2012), ada lima macam fungsi

(8)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kebudayaan. Kedua, Memilih dan mengajarkan peranan sosial. Ketiga, Menjamin integrasi sosial. Keempat, Sekolah mengajarkan corak kepribadian. Kelima, Sumber inovasi sosial‟.

(9)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Banyak anggapan dari siswa, mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang sulit dan kurang menarik atau membosankan sehingga motivasi belajar rendah dan nilainya pun ikut rendah. Padahal mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang diambil dari lingkungan atau alam sekitar dari siswa, yang kadang siswa sendiri kurang memperhatikan atau tak acuh terhadap keadaan di sekitarnya. Pada kenyataannya, memang tidak mudah mempelajari mata pelajaran IPA, hal ini dapat dilihat juga dari hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Kartika X-3 tiga tahun ajaran sebelumnya yang di paparkan pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Nilai Standar Kompetensi Energi dan Perubahannya Pada Mata Pelajaran IPA Selama tiga tahun ajaran 2009/2010 sampai 2011/2012

Tahun Ajaran Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata – rata KKM

2009/2010 6,34 3,78 5,06 6,5

2010/2011 7,26 4,26 5,79 6,5

2011/2012 6,82 3,96 5,39 6,5

Rendahnya perolehan hasil belajar pada Standar Kompetensi Energi dan Perubahannya Mata Pelajaran IPA kelas IV selama tiga (3) tahun terakhir di SD Kartika X-3 Parongpong, mengindikasi rendahnya semangat belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Untuk mengetahui mengapa prestasi siswa tidak seperti yang di harapkan, tentu guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswa dalam mata pelajaran IPA. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalahan ini tentu perlu di tanggulangi dengan segera. Dalam proses pembelajaran pendidik harus bisa membawa siswa pada situasi yang diinginkan siswa yakni, antusias tehadap materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan oleh pendidik bisa

tercapai. Menurut Hamalik (2003:30) menyatakan bahwa “Pembelajaran

(10)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran”. Sedangkan menurut Suherman at al.(2001:

8) “pembelajaran merupakan upaya peningkatan lingkungan yang memberi

nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal”.

Kaitannya dengan pembelajaran IPA, banyak metode atau cara yang dapat digunakan pendidik untuk menyampaikan materi IPA. Menurut Kunandar (2008:19) Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Sedangkan menurut Depdiknas (2006:124) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.

Dengan demikian sebaiknya pembelajaran IPA SD itu menggunakan metode-metode yang dapat mengajak anak pada tahapan konkrit bukan abstrak. Namun apabila kita perhatikan, pada saat ini masih banyak pendidik yang masih menggunakan metode yang tidak mengajak siswa pada tahapan konkrit, pendidik masih asik dengan metode ceramah yang sudah biasa digunakan meskipun ia tahu bahwa hasilnya kurang memuaskan. Menurut Setyawan (2012) kelemahan metode ceramah yaitu :

(1) Mudah menjadi verbalisme, (2) Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-benar menerimanya, (3) Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan, (4) Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya, dan (5) Cenderung membuat siswa pasif.

(11)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan dalam proses pembelajaran oleh pendidik kepada peserta didik.

Adapun metode eksperimen menurut Sagala (Dantika, 2009:37) adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Sedangkan menurut Devi (2010:9) “metode eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan

data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis”.

Dapat kita ambil inti dari pengertian di atas bahwa metode eksperimen merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis terhadap sebuah masalah yang dilakukan secara bersama-sama antara guru dan murid, sehingga murid berperan aktif dalam proses pembelajaran. Harapan dari penggunaan metode eksperimen ini adalah peserta didik dapat mengingat materi pelajaran dengan mudah, dikarenakan peserta didik turut serta aktif dalam proses pembelajaran. Penerapan metode ini cukup baik digunakan karena selama proses pembelajaran berlangsung yang terjadi bukanlah sekedar transfer of knowledge yang menekankan pendidik untuk memberikan apa yang ia ketahui kepada peserta didik tetapi peserta didik dapat mengembangkan bakat yang ia miliki serta dapat menemukan konsep dari materi itu sendiri.

Pendapat di atas di perkuat oleh hasil penelitian Tatih (2010) yang

berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negri 8 Lawa

Muna pada Materi pokok Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda dengan

(12)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut, karena bukan pendidik yang memberikan konsep tersebut melainkan peserta didik yang telah menemukan sendiri konsep dari materi tersebut. Pada kenyataannya masih belum banyak pendidik yang menggunakan metode eksperimen dikarenakan pada proses pelaksanaannya metode eksperimen ini membutuhkan peralatan yang cukup memadai untuk mendukung percobaan yang akan dilakukan. Mungkin ini merupakan salah satu kekurangan yang dimilki oleh metode ini. Namun apabila kita melihat output yang diberikan dari penggunaan metode eksperimen, maka rasanya

kekurangan tersebut tidak ada artinya dibandingkan dengan manfaat yang didapatkannya.

Perlu diketahui bahwa menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi terungkap bahwa tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, yakni agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatka kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP

(13)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Energi dan

8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya

Untuk dapat mewujudkan standar kompetensi di atas, maka peneliti menjabarkan tujuan pembelajaran yang diklasifikasinkan berdasarkan tujuan IPA secara umum sebagai berikut :

Tujuan pembelajaran IPA secara

umum

Tujuan pembelajaran IPA kelas IV1

1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

1. Siswa mampu menyebutkan contoh energi panas dan bunyi

2. Siswa mampu menyebutkan cara memanfaatkan energi matahari, angin, air, panas bumi serta mememberikan contohnya

3. Siswa mampu memahami pemantulan bunyi

4. Siswa mampu memahami penyerapan bunyi dan memberikan contoh benda yang mampu menyerap bunyi.

5. Siswa mampu menceritakan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari.

1

(14)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

1. Siswa mampu mengetahui bahwa semua jenis alat musik akustik dimainkan dengan mengetarkan sumber bunyi, seperti : gitar, biola, suling, terompet, gendang, dan lain-lain.

Berdasarkan tujuan pembelajaran di atas maka dibutuhkan seorang guru IPA yang cakap dan terampil, dalam mengajarkan suatu konsep ilmiah yang informatif dan mampu memberikan gambaran hubungan sebab akibat dari bahan ajarnya kepada siswa. Dengan demikian guru harus mengembangkan pengetahuan peserta didik tentang IPA dan mengembangkan serta memberi pemahaman yang hakiki tentang hubungan kausalitas antara materi ajarnya dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pemaparan masalah-masalah di atas, maka rasanya penting bagi penulis untuk melakukan sebuah penelitian mengenai metode

eksperimen ini dengan judul “Penerapan Metode Eksperimen untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV Sekolah Dasar. (Penelitian tindakan kelas pada standar kompetensi energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari di SD Kartika X-3 Parongpong).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya dengan penerapan metode eksperimen ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen?

3. Bagaimana respon siswa kelas IV SD Kartika X-3 Parongpong terhadap penerapan metode eksperimen?

(15)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mandeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan metode eksperimen untuk memecahkan permasalahan sehari-hari dan menambah pengalaman belajar siswa kelas IV SD Kartika X-3 Parongpong. Secara lebih khusus tujuan penelitian ini, sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bentuk perencanaan dan memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya dengan penerapan metode eksperimen.

b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen.

c. Untuk mengetahui respon siswa kelas IV SD Kartika X-3 Parongpong terhadap penerapan metode eksperimen.

2. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat praktis bagi para stakeholder untuk dapat memahami dan mengembangkan lebih lanjut suatu model media pembelajaran melalui penerapan dalam proses belajar mengajar di kelas.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Bagi siswa, meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan melatih keaktifan siswa dalam belajar.

b. Bagi Guru

(16)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Bagi Sekolah

Dapat memberikan masukan yang positif bagi sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

D. Definisi Operasional

Untuk membatasi perluasan makna di dalam penggunaan istilah-istilah dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk mendeskripsikannya sebagai berikut :

1. Menurut Said Hamid Hasan (Rizal, 2012:10) hasil belajar merupakan penguasaan pencapaian tujuan pembelajaran tertentu. Hasil Belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar pada tingkat kognitif dalam SK dan KD yang telah ditentukan yang tertuang dalam satuan angka atau huruf yang diperoleh dengan cara memberikan tes.

2. Metode eksperimen menurut Djudin (2001) adalah ”cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan

mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari”. Adapun

dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode eksperimen merupakan salah satu cara yang yang digunakan oleh guru dalam berusaha mengajak siswa untuk berpikir kreatif dan kritis berdasarkan pada kegiatan observasi yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Untuk mengetahui hasil dari kegiatan eksperimen digunakan lembar observasi.

(17)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(18)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji segala kendala, upaya, dan penerapan dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan. Banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian tindakan. Manfaat itu antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan pembelajaran dikelas, antara lain mencakup inovasi penbelajaran, pengembangan kurikulum di tingkat regional atau nasional, peningkatan profesionalisme pendidikan, dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan, diharapkan kemampuan pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran makin meningkat kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan serta profesi pendidik/tenaga kependidikan yang sekarang dirasakan menjadi hambatan utama.

Penelitian tindakan merupakan suatu pendekatan khusus dalam penelitian, sehingga merupakan akumulasi antara prosedur penelitian dan tindakan, sehingga merupakan akumulasi antara prosedur penelitian dan tindakan, penelitian tindakan dicirikan oleh proses refleks, kolabrasi, dan partisipasi, dalam pelaksanaannya sehubungan dengan situasi sosial yang berkembang di dalam kelas (Hopkins; McNiff; 1992).

B. Model Penelitian

(19)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dinamis dari aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Secara skematis model penelitian tindakan kelas yang dimaksud dengan sedikit modifikasi dari penulis, sebagai berikut :

Gambar 3.1

Model Penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart

Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Agustina, 2013:20) seperti gambar di atas adalah penelitian yang terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dimulai dari rencana (planning), kemudian tindakan (acting), dilanjutkan dengan observasi (observing), evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dan yang terakhir adalah refleksi (reflecting). Jika pada siklus pertama penelitian tersebut kurang baik, maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan memperbaiki pada tahap perencanaan yang

(20)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pertama. Siklus tersebut akan berhenti dengan penelitian yang dilakukan dirasa cukup.

C. Subjek Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SD Kartika X-3 Parongpong yang beralamat di Jl. Kolonel Masturi No.285 Komplek DENKAVKUD Parongpong Kabupaten Bandung Barat dan untuk kelompok yang akan dikenai tindakan adalah siswa-siswi kelas IV C yang berjumlah 23 dengan persebaran siswa laki-laki dengan jumlah 15 siswa dan perempuan 8 siswi. Waktu penelitian disesuaikan dengan jumlah siklus yang akan dikembangkan.

D. Langkah Kegiatan Penelitian

Pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini merupakan kegiatan pembelajaran dengan mengunakan penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD Kartika X-3 Parongpong. Sejumlah data diperoleh pada setiap aktivitas, situasi, atau kejadian berdasarkan setting siklus yang telah disepakati bersama. Secara garis besar langkah pengumpulan data sebagai berikut:

(21)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penjadwalan yaitu untuk mengenali dan mengetahui kondisi awal siswa kelas IV SD Kartika X-3 Parongpong.

2. Perencanaan tindakan awal, yaitu bertolak dari rumusan masalah dan hipotesis tindakan, kemudian merancang desain pembelajaran yang mencakup:

a. Membuat rencana pembelajaran bersama dengan teman sejawat. b. Penetapan indikator keberhasilan hasil belajar untuk mengukur

tingkat ketercapaian sebagai akibat dilakukannya tindakan.

c. Penetapan tindakan yaitu dengan menetapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

d. Persiapan sumber belajar, alat, media, instrumen pembelajaran, dan sarana prasarana yang harus ada untuk tindakan yang telah direncanakan.

e. Perencanaan dan penetapan teknik pengolahan data yang diperlukan. f. Pelaksanaan tindakan, pada tahap ini rencana pembelajaran yang

telah ditetapkan dilaksanakan dalam situasi yang sesungguhnya. Proses pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru, peneliti mengadakan evaluasi melalui pengamatan dan mencatat hal-hal penting baik kebaikan maupun kekurangan. Catatan hasil observasi tersebut kemudian didiskusikan sebagai bahan refleksi bersama guru dan digunakan sebagai masukan bagi penyempurnaan model dan proses tindakan pada siklus selanjutnya.

3. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari seluruh rencana yang telah disusun pada sebelumnya, antara lain :

a. Tahap Awal

(22)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa dengan melakukan tanya jawab.

3) Guru mengkondisikan siswa melakukan pre tes

4) Guru menyampaikan indikator dan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

5) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok

b. Tahap Inti

1) Setiap kelompok mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan eksperimen.

2) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3) Guru menjelaskan langkah-langkah yang ada dalam LKS. 4) Siswa melakukan eksperimen.

5) Guru mengamati dan membimbing siswa dalam melakukan eksperimen dan meluruskan kesalahan-kesalahan yang terjadi saat kegiatan eksperimen berlangsung.

6) Secara berkelompok siswa melakukan diskusi dari hasil eksperimen yang telah dilakukan.

7) Perwakilan kelompok maju ke depan kelas secara bergiliran untuk menyampaikan hasil eksperimen yang telah dilakukan. 8) Kelompok lain memberikan tanggapan dalam diskusi.

9) Guru dan siswa berasama-sama menyimpulkan hasil diskusi. 10) Guru memberikan koreksi dan penguatan.

c. Tahap Akhir

1) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. 2) Siswa melakukan pascates.

(23)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4) Guru mengucapkan salam kepada para siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam.

4. Observasi

Observasi dilakukan dalam ranah pengumpulan data yang bersifat kualitatif. Observasi secara langsung dilakukan oleh peneliti sehingga dapat diketahui sejauh mana pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung baik pada siklus pertama maupun siklus berikutnya. Pada proses ini dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuannya adalah mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasasan dalam melakukan refleksi.

5. Refleksi

(24)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2

Langkah Penelitian Tindakan E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan langsung dilapangan pada saat pelaksanaan tindakan, adapun sejumlah alat yang digunakan untuk pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa merupakan panduan siswa untuk melaksanakan eksperimen yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam eksperimen dan soal-soal untuk mengetahui pemahaman siswa setelah eksperimen dilaksanakan. Kegiatan ini selain dipantau oleh peneliti secara langsung, juga dipantau oleh observer. Dari hasil analisis LKS, guru bisa merefleksikan sejauh mana LKS dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep.

2. Tes Hasil Belajar

Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2002:221). Sedangkan Menurut Sudjana (2005:100) “Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan

(25)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan”. Instrumen tes ini digunakan agar dapat mengukur efektivitas penggunaan metode eksperimen dilihat dari hasil belajar siswa. Tes yang akan digunakan adalah tes objektif atau pilihan ganda dengan alternatif empat jawaban yang item-item soalnya diambil dari buku ajar mata pelajaran IPA kelas IV. Adapun tes yang akan diberikan pada penelitian ini yaitu setiap setelah melakukan pembelajaran berakhir atau disebut siklus tes. Tes ini diberikan setelah setiap siklus dilakukan untuk mengukur penguasaan konsep dan keterampilan bekerjasama siswa (kisi-kisi instrumen tes terlampir).

3. Observasi

Observasi memiliki tujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan di sekelilingnya, sehingga peneliti memperoleh makna dari informasi yang dikumpulkan. Fungsi observasi dalam penelitian menurut yang di kemukakan oleh Sukmadinata (2006:109) bahwa “observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan”.

Peneliti akan melakukan pengamatan langsung terhadap data, perkembangan kegiatan belajar mengajar di kelas, objek yang diteliti terkait dengan tempat dan waktu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (kisi-kisi instrumen observasi terlampir).

4. Angket/Kuisioner

(26)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari adalah angket jenis pilihan ganda. Dalam angket ini responden memberikan jawaban di option yang sudah disediakan. Berkaitan dengan hal di atas, angket disebut juga skala sikap yang berisi kumpulan pernyataan-pernyataan sikap yang ditulis, disusun, dan dianalisis sehingga respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi angka (skor) dan kemudian dapat diintepretasikan. Dalam skala sikap terdapat dua jenis pernyataan yakni, pernyataan mendukung (favourable) dan pernyataan tak mendukung (unfavourable). Pernyataan favourable adalah pernyataan sikap yang berisi hal-hal yang positif mengenai objek sikap. Sedangkan pernyataan unfavourable adalah pernyataan sikap yang berisi hal-hal yang negatif mengenai objek sikap.

F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

a. Tes Tulis

Data hasil tes dari data mentah yang akan diperoleh pada setiap siklus melalui alat tes, kemudian diberi skor untuk setiap item. Soal urian yang benar diberi nilai tertentu sesuai dengan kualitas jawabannya. Setelah menilai setiap siswa kemudian menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran. Menurut Arikunto (Agustina, 2013:22) Untuk mengolah data nilai yang telah diperoleh rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Rumusan menghitung nilai siswa:

N = skor perolehan siswa X 100 Skor maksimum

(27)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

X = ∑x N

Keterangan : X = Rata-rata

x = Jumlah keseluruhan nilai yang diperoleh N = Banyak data (Siswa)

Presentase siswa yang memperoleh nilai 65 / Ketuntasan Belajar Siswa

N = siswa dengan nilai 65 X 100% Siswa

b. Lembar Observasi

(28)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rata-rata = Hasil Jumlah Nilai Aspek (JNA) Skor Ideal Aspek

2. Analisis Data a. Scoring

Kriteria penilaian pada postes yang akan dilaksanakan pada setiap siklus adalah setiap soal (dari 10 soal) memiliki bobot skor sebesar 1 sehingga skor keseluruhan sebesar 10.

b. Pengujian Keberhasilan

Rata-rata perolehan nilai akhir dikelompokkan ke dalam beberapa kategori menurut pedoman kriteria dari Arikunto (Agustina, 2013:26), sebagai berikut :

Tabel 3.1

Daftar Kategori Nilai Rata-rata Siswa

Tabel 3.2

Daftar Kategori Perolehan Prosentase KKM Siswa

Prosentase KKM Kategori

0 – 6,9 Belum Berhasil

7,0 – 100 Berhasil

Tabel 3.3

Pedoman Kriteria penguasaan

Proporsi Prosentase Keberhasilan Kriteria

75% - 100% Tinggi

55% - 74% Sedang

No. Nilai Rata-rata Kategori

1 0 – 5,0 Sangat kurang

2 5,1 – 6,4 Kurang

3 6,5 – 7,0 Cukup

4 7,1 – 8,0 Baik

(29)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(30)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Pertama, penyusunan RPP mengunakan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi energi panas dan energi bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar pada pembelajaran IPA memiliki karakteristik yang berbeda. Ternyata Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dijadikan rambu-rambu bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran materi energi panas dan energi bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata pascates yang semakin meningkat pada setiap siklusnya. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dimana siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, dengan kata lain guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa agar pada pelaksanaan eksperimen tidak terjadi kesalahan.

(31)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang nilainya masih berada di bawah nilai KKM. Dari hasil prates siklus kedua sebanyak 17 siswa (74%) nilainya di atas nilai KKM, dan enam (6) siswa (26%) nilainya masih berada di bawah nilai KKM. pascates siklus kedua terjadi peningkatan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan prates, yaitu seluruh siswa (100%) nilainya di atas nilai KKM. Dengan kata lain, semua siswa tuntas atau mencapai nilai KKM. Dengan demikian penelitian ini dinyatakan berhasil dan terbukti bahwa melalui penerapan metode eksperimen pada materi energi panas dan energi bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Kartika X-3 Parongpong.

Ketiga, pada siklus pertama masih ada beberapa siswa yang merespon negatif terhadap pembelajaran IPA dengan metode eksperimen. Dari keseluruhan sembilan (9) pertanyaan terdapat empat (4) pertanyaan yang mendapat respon negatif yaitu : satu (1) siswa yang merasa bosan dengan percobaan, dua (2) siswa menyatakan dengan percobaan yang dilakukan, membuatnya tidak menyenangi mata pelajaran IPA, empat (4) siswa menyatakan merasa tidak perlu untuk melakukan percobaan dalam materi energi panas, bahkan empat (4) siswa menyatakan melakukan percobaan, membuatnya jenuh di dalam kelas. Akan tetapi pada siklus kedua seluruh siswa yang merespon positif terhadap pembelajaran IPA dengan metode eksperimen. Maka peneliti berkesimpulan bahwa seluruh (100%) siswa merespon positif terhadap pembelajaran IPA dengan metode eksperimen pada materi energi panas dan energi bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar.

B. Rekomendasi

(32)

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pertama, bagi guru dalam mengajar, hendaknya mempertimbangkan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan diajarkan. Metode pembelajaran eksperimen merupakan salah satu alternatif bagi guru yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sudah diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini, terbukti setelah menerapkan metode pembelajaran eksperimen dalam pembelajaran, nilai siswa menjadi meningkat.

Kedua, bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau sebagai bahan diskusi baik bagi guru maupun bagi kepala sekolah. Selain itu pihak sekolah, dalam hal ini Kepala Sekolah diharapkan dapat menyediakan media pembelajaran untuk memperlancar proses belajar mengajar. Kepala Sekolah juga harus dapat menyediakan buku-buku penunjang agar guru dapat belajar metode-metode mengajar yang lain.

(33)

1

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Abidin, M. Zainal. (2013). Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya. Tersedia online : http://www.masbied.com/2013/03/25/kesulitan-belajar-dan-cara-mengatasinya/ (11 April 2013)

Dantika, Diver. (2009). Pengembangan E-Learning Model Computer Based Instruction Untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Di Sekolah Menengah Pertama. Skripsi Sarjana FIP UPI Bandung : Tidak

Diterbitkan.

Depdiknas. (2006.). Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP): PERMEN 22 Th 2006- Standar Isi (Standar

Kompentensi dan Kompentensi Dasar). Jakarta: Depdiknas.

Devi, P. k. (2010). metode-metode dalam pembelajaran IPA. Bandung : PPPPTK IPA.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djudin, Tomo. (2011). Menyoal Pembelajaran Sains Di Sekolah: Bagaimana

Seharusnya?. Tersedia online : http://cobaberbagi.wordpress.com (23

oktober 2011).

Gantini, E. S. (2006). Hubungan Penggunan Strategi Self Regulation Learning Dengan Prestasi Akademik. Sumedang: Tidak Diterbitkan.

Haelani, D. Fachrudin (2008). Pemahaman Guru Tentang Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Pada SD Negeri di

Bandung. Tesis Magister pada pendidikan IPA SPS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

(34)

2

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Juhji. (2008). Hakikat Sains. [Online]. Tersedia:http://juhji-sd.blogspot.com [20 September 2011].

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Mulyana, A. (2012). pengertian hasil belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Tersedia Online :

http://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html

Mulyasa , E. (2005), Menjadi Guru Profesional, Menciptakan pembelajaran kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Rosdakarya.

Nasution. (2006). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Poerwadarminta, W. J. S. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Rizal, Setria.Utama. (2012). Efektifitas Pembelajaran Berbasis Web untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik dalam Mata Pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) SMP.Bandung : Tesis Sekolah

Pascasarjana UPI Tidak Diterbitkan.

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sauri, S. (2009). “Revitalisasi Pendidikan Sains Dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa Untuk Menghadapi Tantangan Global”, dalam Proceeding Seminar Nasional Pendidikan Sains, Revitalisasi Pendidikan Sains Dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa Untuk Menghadapi Tantangan Global. Yogyakarta: UNY.

A. Setyawan, Heru. (2012). Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan Metode

Ceramah. Tersedia Online :

(35)

3

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-kelebihan-dan-kekurangan.html.

Sinjder, De. A. (2009) Seluas Segala Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.

Sudjana, N. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.

Sudjana, N. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suherman at al. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-Universitas Pendidikan Indonesia.

Sukmadinata, Nana. Syaodih. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Susilowati, Endang. (2009). “Pembelajaran Sains untuk Membentuk Karakter

Siswa”, dalam Proceeding Seminar Nasional Pendidikan Sains,

Revitalisasi Pendidikan Sains Dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa Untuk Menghadapi Tantangan Global. Yogyakarta: UNY.

Sutikno. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.

Tatih. (2010). Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negri 8 Lawa Muna pada Materi pokok Gaya Dapat Mengubah Gerak Suatu Benda dengan Menggunakan Metode Eksperimen. Bandung : Skripsi FIP UPI Tidak Diterbitkan.

Tim. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Press.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta : Sinar Grafika Offset.

Widodo. (2009). “ Peran Pembelajaran Sains Yang Humanis Dalam Membentuk

Karakter Siswa”, dalam Proceeding Seminar Nasional Pendidikan Sains,

(36)

4

Mohamad Sopian Wiguna, 2013

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wikipedia. (2012, Agustus 27). Pendidikan. Tersedia Online : http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Standar Kompetensi Energi dan Perubahannya Pada Mata
Gambar 3.1  Model Penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart
Gambar 3.2 Langkah Penelitian Tindakan
Tabel 3.1 Daftar Kategori Nilai Rata-rata Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Media dekak FPB merupakan alat yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi tentang faktor pesekutuan terbesar. Media dekak FPB ini mampu membantu siswa

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama perikanan. Dengan luas perairan melebihi 70% dari luas Indonesia sendiri, potensi perikanan ini

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang bahaya pestisida dengan kebiasaan petani

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya yang selalu tercurahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene di Panti Wredha Darma Baktipajang Surakarta. Universitas Muhammadiyah

Peneliti menginginkan pendapat anda mengenai “ PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA.. KARYAWAN

Hasil penelitian menunjukkan potensi produksi rata-rata 7,53 ton/ha, produktifitas rata-rata 5,43 ton/ha, nisbah luas panen dengan luas irigasi rata-rata 2,13, dan Aras

Dimana dalam analisis ini dibahas lima dimensi penentu kualitas jasa yang mempengaruhi konsumen yang terdiri dari analisa keandalan, keresponsifan, keyakinan, empati, dan