BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinj auan pust aka ini t ersusun at as beberapa uraian dari beberapa
lit erat ur yang relevan dengan penelit ian ini. Secara berurut an, bab ini
t erdiri dari penj elasan t ent ang inf ormasi, kebut uhan inf ormasi, dan
perilaku pencarian inf ormasi dalam kehidupan sehari-hari. Penj elasan
t ent ang kebut uhan inf ormasi meliput i kebut uhan inf ormasi dalam
beberapa segi, diant aranya kebut uhan inf ormasi kehamilan, kelahiran
dan menyusui, kebut uhan inf ormasi pengasuhan bayi dan kebut uhan
inf ormasi perempuan.
A. Informasi
Ist ilah inf ormasi digunakan dalam banyak konsep yang berbeda
(Case, 2002: 43). Dalam kaj ian ilmu perpust akaan dan inf ormasi, def inisi
inf ormasi t elah banyak dit unj ukkan dan mengalami perkembangan dan
perbedaan dari masa ke masa. Dalam bidang ini saj a, ist ilah inf ormasi
digunakan dalam berbagai disiplin unt uk meref leksikan berbagai hal,
sepert i rangsangan sensori, represent asi ment al, pemecahan masalah,
pembuat an keput usan, aspek dari pemikiran dan pembelaj aran manusia,
dsb.
Def inisi umum t elah diberikan oleh Buckland dalam Shent on
(2004: 367): "j ika sesuat u hal adalah, at au bisa j adi, inf ormat if , maka
semua hal adalah, at au bisa j adi, inf ormasi…. ” Bagaimanapun j uga,
Lest er dan Kohler dalam Shent on (2004: 368) menunj ukkan bahwa
konsep inf ormasi bersif at
cont ext -speci f i c
. Dalam kont eks penelit ian ini,
inf ormasi merupakan segala hal yang bersif at inf ormat if dan menambah
penget ahuan ibu rumah t angga dalam hal menj alani kehamilan,
kelahiran, menyusui, maupun pengasuhan bayi.
B. Kebut uhan Informasi
Selanj ut nya, kat a “ inf ormasi” dalam kamus yang sama didef inisikan
sebagai komunikasi at au penerimaan penget ahuan at au int elij ensi
maupun penget ahuan yang didapat kan dari invest igasi, penelit ian, at au
inst ruksi (1990: 620). Maka, kebut uhan inf ormasi adalah merupakan
kebut uhan yang muncul karena kurangnya penget ahuan yang didapat kan
t ent ang sesuat u hal yang sesuai at au berguna.
Dalam ilmu inf ormasi, t elah banyak dikembangkan konsep
kebut uhan inf ormasi. Case (2002: 68 – 73) menyebut kan beberapa konsep
kebut uhan inf ormasi yang dit awarkan oleh empat ilmuwan yang banyak
diruj uk dalam penelit ian di bidang kebut uhan dan pencarian inf ormasi.
Secara kronologis, konsep-konsep t ersebut adalah sebagaimana yang
dinyat akan oleh Robert Taylor (1962), Charles At kin (1973) dan Nicholas
Belkin (1978), sert a Brenda Dervin (1982, 1992).
kebut uhan yang dia ungkapkan t ersebut . Keempat t ahap t ersebut
menunj ukkan bahwa kebut uhan inf ormasi berkait an erat dengan
pencarian j awaban.
Menurut Case, At kin dan Belkin menyat akan konsep kebut uhan
inf ormasi dengan meyakini inf ormasi sebagai pengurangan
ket idakpast ian. At kin memberikan def inisi kebut uhan inf ormasi sebagai
“ sebuah f ungsi ket idakpast ian yang dihasilkan oleh penerimaan
ket idaksesuaian ant ara t ingkat an kepast ian yang sekarang dimiliki
individu t ent ang obj ek lingkungan dan pernyat aan krit eria bahwa dia
mencari unt uk mencapai sesuat u. Senada dengan def inisi At kin dan
Taylor, Belkin menyat akan bahwa adanya kebut uhan inf ormasi
diindikasikan dengan adanya upaya mencari inf ormasi, dan mot ivat or
dasar pencarian inf ormasi adalah karena adanya kesenj angan ant ara
penget ahuan yang dimiliki mengenai sit uasi at au t opik t ert ent u.
Selain Case, Wilson j uga melaksanakan pembelaj aran t ent ang
perkembangan konsep kebut uhan inf ormasi. Wilson mengawali
penyimpulan dan pembahasan penelaahannya dengan konsep kebut uhan
manusia. Wilson menyat akan bahwa konsep kebut uhan manusia menurut
ahli psikol ogi dapat dibagi dalam 3 kat egori:
a)
kebut uhan f isiologis, sepert i kebut uhan akan makanan, air, t empat
t inggal, dsb. ;
b)
kebut uhan af ekt if (t erkadang disebut sebagai kebut uhan psikologis
at au emosional) sepert i kebut uhan akan dominasi, pencapaian, dsb. ;
c)
kebut uhan kognit if , sepert i kebut uhan unt uk merencanakan, unt uk
mempelaj ari ket rampilan, dsb.
Ket iga kat egori kebut uhan t ersebut merupakan pemicu dasar
munculnya kebut uhan inf ormasi. Wilson menyat akan bahwa unt uk
memenuhinya, individu harus memiliki penget ahuan yang berkait an.
Unt uk memperoleh penget ahuan t ersebut , individu harus t erlibat dalam
proses pencarian inf ormasi. Oleh karena it u, Wilson menganggap ist ilah
kebut uhan inf ormasi lebih t epat j ika digant ikan dengan pencarian
inf ormasi unt uk mendapat kan kepuasan kebut uhan. Kebut uhan yang
diharapkan akan t erpuaskan ut amanya adalah kebut uhan kognit if yang
mendukung pemenuhan t erpuaskannya kebut uhan f isiologis dan af ekt if .
ket ersediaan f asilit as, kebut uhan unt uk membuat keput usan, f akt or
mot ivasi akan kebut uhan inf ormasi, dsb. Mempert imbangkan hal
t ersebut , berikut adalah beberapa macam kebut uhan inf ormasi yang
pada umumnya dimiliki ol eh para perempuan, khususnya ibu yang sedang
hamil, menyusui, maupun mengasuh bayi.
Inf ormasi t ent ang kehamilan, kelahiran dan perawat an t umbuh
kembang anak merupakan inf ormasi yang signif ikan dalam pengasuhan
anak. Anak dalam t ahun pert ama kehidupannya merupakan anak dalam
usia emas, dimana perkembangan ot ak dan perilaku sangat pesat .
Perkembangan t ersebut menent ukan perkembangan dan masa depannya
di kemudian hari. Beberapa hal yang perlu diperhat ikan diant aranya
adalah perkembangan f isik, kesehat an, dan perilaku sosial anak.
1. Kebut uhan Informasi Kehamilan
Bagi kebanyakan pasangan, menj adi orang t ua berawal dari
kehamilan dan kelahiran anak (Duvall dan Brent , 1980: 158). Sebagai ibu,
orang t ua perempuan mengawasi, mengasuh, merawat , dan mencint ai
anaknya (Apt er, 1986: 11). Kemampuan perempuan unt uk hamil dan
menyusui merupakan hal ist imewa yang t ak dapat dilaksanakan oleh
orang t ua laki-laki. Dalam menj al ankan peran t ersebut , perempuan
memiliki kebut uhan inf ormasi t ert ent u.
(2001) menunj ukkan bahwa perempuan hamil menyadari dan secara akt if
berusaha memenuhi kebut uhan inf ormasi t ent ang kehamilannya. Levy
menyat akan bahwa perempuan memili ki perhat ian t erhadap inf ormasi
yang berkenaan dengan bagaimana unt uk melindungi dan menj aga
kepent ingan j aninnya, diri sendiri, pasangan dan individu lain dalam
lingkungannya di masa kehamilannya.
Mendapat kan inf ormasi adalah salah sat u dari t anggung j awab
ut ama perempuan hamil (Browner dan Press dalam McKenzie, 2006: 1).
Bagaimanapun j uga, sebagai orang t ua, perhat ian ut ama perempuan
hamil adalah t ent ang bagaimana mempersiapkan kelahiran bayi yang
sehat dan selamat (Duvall dan Brent , 1980: 159). Pada umumnya,
perempuan menginginkan sebanyak mungkin inf ormasi t ent ang perist iwa
kelahiran bayi dan pot ensi risiko yang mereka dan bayi mereka hadapi
(Green dalam Davies dan Bat h, 2002: 302).
menyusui merupakan komponen pent ing dalam ‘ menj adi ibu yang baik’
(Wall dalam McKenzie, 2006: 9).
Selain menyusui dan memperhat ikan asupan makanan bayi,
Duvall dan Brent (1980: 160-161) menyebut kan bahwa orang t ua j uga
harus t et ap menj aga kebersihan dan keselamat an bayinya. Beberapa
inf ormasi yang diperl ukan dalam menj alankan peran ini adalah t ent ang
bagaimana memf asilit asi kebersihan anak sepert i memandikan,
menyediakan pakaian yang pant as dan t erlebih lagi memperhat ikan
kebut uhan popok bayinya. Selain it u, usaha meminimalkan kemungkinan
kecelakaan yang dapat dialami bayi dan memberikan pert olongan
pert ama yang t epat ket ika bayi mengalami kecelakaan merupakan hal
yang harus diket ahui dan dij alankan oleh orang t ua.
Selama menj alani kehamilan, persalinan dan menyusui,
kesehat an merupakan hal yang sangat perlu diperhat ikan oleh
perempuan. Kesehat an adalah ket iadaan sakit , penyakit , at au luka (Hahn
dan Payne, 2003: 5). Dilihat dari segi pencegahan, kesehat an dapat
didef inisikan sebagai ket iadaan risiko t inggi bagi penyakit di masa dat ang
(Hahn dan Payne, 2003: 5). Kondisi sehat diyakini sebagai kondisi yang
dibut uhkan manusia unt uk dapat melaksanakan kegiat annya secara
opt imal.
inf ormasi kesehat an baik t ent ang melahirkan sampai dengan menopause,
maupun t ent ang penyakit yang sedang diderit a (2002: 225). Warner dan
Procaccino (2004: 714) menyebut kan beberapa kebut uhan inf ormasi
kesehat an perempuan, yakni inf ormasi t ent ang gej ala penyakit t ert ent u,
diagnosa dan t indakan yang bisa diambil dalam penyembuhan penyakit
t ert ent u, nut risi, perawat an medis, pencegahan penyakit , dan
kebugaran.
Selain kesehat an, adalah suat u hal yang alamiah j ika perempuan
sangat memperhat ikan kondisi kecant ikannya. Perubahan f sik yang
dialami semasa kehamilan merupakan hal yang diperhat ikan oleh
perempuan Keinginan unt uk t ampil menarik di mat a orang lain
menimbulkan kebut uhan inf ormasi t ert ent u bagi perempuan.
2. Kebut uhan Informasi Pengasuhan Bayi
Semenj ak kehadiran anak t ersebut , orang t ua mengemban peran
dan t ugas dalam pengasuhannya. Gage dkk. (2006: 58) menunj ukkan
bahwa dalam banyak penelit ian mengenai pengasuhan anak, def inisi
pengasuhan anak it u sendiri t idak diungkapkan secara eksplisit , namun
secara umum implisit dalam domain inst rumen at au melalui deskripsi
t anggung j awab, t ugas dan peran yang diharapkan dilaksanakan oleh
orang t ua.
sosialisasi anak. Mereka adalah pengasuh yang merawat sekaligus
mendidik sert a mengembangkan pot ensi-pot ensi anak. Dengan demikian,
orang t ua memiliki peranan pent ing dalam mengant arkan anak menj adi
manusia yang berkualit as bukan saj a dari segi f isik namun j uga
kecerdasan dan kepribadiannya. Orang t ua diharapkan memiliki
kemampuan behavorial yang meliput i kemampuan unt uk mengobservasi,
memonit or, berkomunikasi, berint er aksi dalam rangka membangun dan
memelihara hubungan, sert a memet akan hubungan ant ar anggot a
keluarga (Heat h, 2006: 759).
Bagi orang t ua dengan bayi dalam keluarganya, Duval dan Brent
(1980: 194) t elah menunj ukkan beberapa peran dan t ugas yang
seharusnya dilaksanakan t erhadap bayinya, yait u:
a.
memperhat ikan rut init as kegiat an harian dan ist irahat yang sehat ,
b.
mengembangkan ket rampilan f isik yang sesuai dengan perkembangan
mot oriknya,
c.
mengembangkan ekspresi emosi yang posit if akan beragam
pengalaman, dan
d.
berkomunikasi secara ef ekt if .
orang t ua ide t ent ang apa dan kapan yang bisa mereka harapkan pada
anak mereka. Hal t ersebut mendorong keperluan t erpenuhinya
kebut uhan inf ormasi yang mendukung pelaksanaan t ugas dan t anggung
j awab yang berkait an.
Kebut uhan inf ormasi perempuan sebagai orang t ua t erus
berkembang set iap hari seiring berkembangnya kebut uhan dan peran
sert a t ugas anaknya. Hall dalam Gage dkk. (2006: 59) menyat akan
bahwa, set elah kelahiran anaknya, perempuan memiliki mult i peran dan
mengalami beban ket ika dia t idak dapat memenuhi harapan akan peran
dan t anggung j awab barunya. Oleh karenanya, unt uk menj alankan
perannya secara ef ekt if , perempuan perlu secara berkesinambungan
menyadari dan berusaha memenuhi perkembangan kebut uhan
inf ormasinya.
C. Perilaku Pencarian Informasi
inf ormasi yang akurat dan handal yang dengannya perempuan bisa
membuat keput usan yang masuk akal (2002: 226).
1. Sumber Informasi
Sumber inf ormasi merupakan hal, barang at au manusia yang bisa
menyediakan inf ormasi yang dibut uhkan dan bisa dimanf aat kan oleh
pencari inf ormasi. Sumber inf ormasi bisa berupa sumber inf ormasi
t erekam maupun sumber inf ormasi manusia. Sumber inf ormasi t erekam
memiliki bent uk berbeda-beda; t ert ulis/ t ercet ak, dalam bent uk
rekaman suara, maupun sumber inf ormasi elekt ronik. Di sisi lain, sumber
inf ormasi manusia (personal) bisa diakses secara f ormal maupun
inf ormal.
Beberapa cont oh dari sumber inf ormasi t ert ulis/ t ercet ak adalah
cat at an, koran, buku, j urnal, dsb. Sumber inf ormasi elekt ronik bisa
berupa cakra padat , kaset , sit us int ernet , dll. Jenis sumber inf omasi
t erekam t ersebut biasanya melibat kan penyedia inf ormasi unt uk bisa
diakses oleh pencari maupun pengguna inf ormasi. Sebagai ibu rumah
t angga yang sebagian besar wakt u dalam kesehariannya dihabiskan di
rumah, t elevisi, radio, t abloid, dan semacamnya merupakan sumber
inf ormasi yang biasa dimanf aat kan oleh para perempuan Jombang.
komunikasi int erpersonal ant ara pencari dan sumber inf ormasi. Salah
sat u cont oh komunikasi f ormal ant ara pencari dan sumber inf ormasi
adalah komunikasi ant ara pasien dan dokt er. Dalam keadaan ini, pasien
merupakan individu pencari inf ormasi yang berusaha memenuhi
kebut uhan inf ormasi melalui penj elasan yang dinyat akan oleh dokt er
t ersebut .
Dalam pencarian inf ormasi mengenai kehamilan, kelahiran,
menyusui, dan pengasuhan anak, pusat layanan kesehat an merupakan
pilihan sumber inf ormasi f ormal yang t ersedia. Dalam kondisi j auh dari
keluarga (orang t ua, saudara yang sudah berpengalaman) sebagai sumber
inf ormasi personal, prof esional kesehat an adalah pilihan sebagai sumber
inf ormasi personal yang bisa dimanf aat kan oleh para perempuan di
Jombang.
Dalam pencarian inf ormasi, individu memiliki beberapa
pert imbangan dalam memilih sumber inf ormasi. Durrance dalam Varj el s
(1986: 74) menyebut kan bahwa individu cenderung mencari inf ormasi
yang paling mungkin diakses. Selanj ut nya, Durrance menyat akan bahwa
t ipe individu yang berbeda menggunakan sumber inf ormasi yang
berbeda. Meskipun demikian, Durrance j uga menyat akan bahwa individu
pada umumnya lebih menyukai komunikasi secara berhadapan sebagai
cara mengakses inf ormasi dari sumber inf ormasi.
2. Pencarian Informasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Pencarian inf ormasi dapat dianalisis dalam dua kont eks besar:
yang berhubungan dengan pekerj aan dan yang t idak berhubungan dengan
pekerj aan. Pencarian inf ormasi yang t idak berhubungan dengan
pekerj aan disebut j uga pencarian inf ormasi dalam kehidupan sehari-hari
(
ever yday l i f e i nf or mat i on seeki ng)
. Pencarian inf ormasi dalam
kehidupan sehari-hari merupakan upaya pengadaan berbagai elemen
inf ormasional (baik kognit if maupun ekspresif ) yang dipergunakan
individu unt uk mengorient asikan diri mereka dalam kehidupan
sehari-hari at au memecahkan masalah yang t idak secara langsung berhubungan
dengan kinerj a dan t ugas-t ugas pekerj aan (Savolainen, 1995: 266-267).
inf ormasi yang mengorient asikan. Dimensi ini berkait an dengan kej adian
di masa kini. Selanj ut nya adalah pencarian inf ormasi prakt is, yait u
pencarian inf ormasi yang menyaj ikan solusi unt uk masalah-masalah
t ert ent u dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pencarian inf ormasi yang mengorient asikan, inf ormasi
dilihat sebagai inst rumen unt uk meraih hasil yang berbeda-beda. Individu
dalam kegiat an sehari-harinya memili ki semangat unt uk mempelaj ari hal
baru dan berusaha unt uk meraih t uj uan pribadi. Kegiat an pencarian
inf ormasi dalam dimensi ini t erj adi seiring dengan kegiat an individu
mengkonsumsi publikasi ilmiah dan budaya, membaca koran, melihat
program t elevisi at aupun mendengarkan radio. Inf ormasi yang
dikonsumsi khususnya adalah yang berkenaan dengan kepemimpinan,
ilmu, polit ik dan budaya, isu t erkini, dan perkembangan sosial budaya.
Pencarian inf ormasi prakt is merupakan pencarian inf ormasi yang
sengaj a dilaksanakan. Inf ormasi yang diinginkan dalam dimensi ini adalah
inf ormasi yang akurat , yang bisa diaplikasikan unt uk penyelesaian
masalah yang sedang dihadapi. Oleh karenanya, dalam pencarian
inf ormasi ini, sumber inf ormasi personal lebih disukai. Karena pencarian
inf ormasi ini t imbul ket ika ada hal yang harus dihadapi dengan segera,
maka komunikasi sebagai kegiat an pencarian inf ormasi dilaksanakan.
yang dilaksanakan oleh Agost o dan Hugj es Hassell (2005), Jeong (2004),
dan Given (2002). Penelit ian di bidang ini j uga banyak dilaksanakan
sehubungan dengan pencarian inf ormasi kesehat an: Brown dkk. (2002),
Warner dan Procaccino (2004), Cypowyj dkk. (2003), Davies dan Bat h
(2002), dan sebagainya. Lebih dekat kait annya dengan penelit ian ini,
penelit ian yang pernah dilaksanakan t erhadap ibu rumah t angga
diant aranya adalah McKenzie (2002, 2003, dan 2004), Mooko (2005), Levy
(1999), dan sebagainya.
3. Hambatan-hambatan dalam Pencarian Informasi
Ket ika individu melaksanakan pencarian inf ormasi, dia bisa
mengalami hambat an yang menghalanginya mendapat kan inf ormasi yang
dia but uhkan at au inginkan. Hambat an t ersebut muncul karena beberapa
komponen. Hambat an bisa t imbul dari pencari inf ormasi, sumber
inf ormasi, maupun dari pencari dan sumber inf ormasi sekaligus.
Bagaimanapun j uga, hambat an dari pencari inf ormasi banyak disebabkan
oleh ket erbat asan penget ahuan t erhadap sumber inf ormasi yang t ersedia
(Chen dan Hernon, 1982: 18-19). Hal ini menyebabkan pencari inf ormasi
t idak menget ahui bagaimana dan kapan dia bisa memenuhi kebut uhan
inf ormasinya.
Dari komponen sumber inf ormasi, hambat an dapat dialami
pencari inf ormasi karena beberapa hal sepert i ket idakt ersediaan maupun
ket erbat asan akses t erhadap sumber inf ormasi it u sendiri, masalah
t eknis yang t imbul dalam penyediaan sumber inf ormasi t erekam, maupun
komunikasi yang kurang lancar dengan sumber inf ormasi personal.
Ket idakt ersediaan maupun ket erbat asan akses bisa disebabkan oleh
at uran yang mengikat yang menimbulkan larangan, pembat asan akses
t erhadap sumber inf ormasi yang dit erapkan oleh penyedia sumber
inf ormasi (Chen dan Hernon, 1982: 18).
sert a pembelit -belit an. Hal ini seringkali t erj adi t erut ama dalam
komunikasi f ormal ant ara pencari dan penyedia inf ormasi.
Hambat an lain adalah hambat an yang didorong oleh kedua belah
pihak, pencari dan penyedia inf ormasi. McKenzie (2002: 36) menyat akan
bahwa hambat an ini biasanya t erj adi ket ika pencari inf ormasi enggan
mengaj ukan pert anyaan kepada penyedia inf ormasi meskipun sedang
berhadapan at au berint eraksi dengan penyedia inf ormasinya. Sebagai
cont oh, keengganan t ersebut t erj adi ket ika pencari inf ormasi berasumsi
bahwa penyedia inf ormasi t elah mengakhiri percakapan yang sedang
mereka j alankan.
4. Model Konsept ual Pencarian Informasi dalam Kebutuhan Sehari-hari
Gambar 2. 1. Model Konsept ual Prakt ik Inf ormasi Dua Dimensi
Kolom pert ama dari gambar diat as menyat akan model pencarian
inf ormasi yang t erj adi. Empat model t ersebut adalah:
a.
Pencarian akt if (a
ct i ve seeki ng
) yait u prakt ik inf ormasi yang paling
t erarah. Dalam t ipe pencarian ini, inf ormasi yang dicari sudah
t erident if ikasi, dit ent ukan, dan pencarian dilaksanakan secara
t erencana dan sist emat is.
b.
Pemindaian akt if (
act i ve scanni ng
) yait u mengident if ikasi sumber
inf ormasi yang sesuai, melaksanakan pencarian secara akt if , namun
t idak t erencana secara mendet ail.
[image:19.612.132.510.102.522.2]menemukan art ikel yang bisa memenuhi kebut uhan inf ormasinya.
Model ini sesuai dengan pernyat aan Salvolainen (1995) t ent ang
moni t or i ng t he cont ext
.
d.
By pr oxy
yait u ket ika seseorang berint eraksi dengan sumber inf ormasi
melalui perant ara. Dalam hal ini, perant ara menyampaikan pert anyaan
at au permint aan at as inf ormasi sesuai dengan kebut uhan asli individu
yang memiliki kebut uhan t ersebut .
Baris pert ama dalam gambar menunj ukkan f ase t ingkat an proses
inf ormasi, yait u membina hubungan (connect ing) dan berint eraksi –
dengan sumber inf ormasi- (i
nt er act i ng
). Kedua kegiat an t ersebut
melibat kan usaha dan hambat an. Dalam f ase yang pert ama, usaha dan
hambat an t erj adi dalam rangka mengident if ikasi sumber inf ormasi dan
menghubungi sumber inf ormasi t ersebut . Dalam f ase yang kedua,
gambaran t ent ang usaha dan hambat an t erj adi selama individu
berhadapan langsung dengan sumber inf ormasi.
Kombinasi ant ara model dan f ase t ersebut menghasilkan model
dua dimensi yang t ert uangkan dalam gambar 3. 1 di at as. McKenzie
menyat akan hasil kombinasi t ersebut sebagai prakt ik inf ormasi. Uraian
t ent ang kombinasi t ersebut disusun secara berurut an dari at as ke bawah
dimulai dari kolom f ase menj alin hubungan dengan sumber inf ormasi.
a. Prakt ik inf ormasi dalam rangka menj alin hubungan dengan sumber
a. 1.
Menj alin hubungan melalui pencarian secara akt if t erhadap sumber
inf ormasi. Prakt ik ini memiliki beberapa karakt erist ik t ert ent u.
Pert ama, pencarian akt if t erj adi sebagai t anggapan t erhadap
keberadaan t uj uan at au pert anyaan t ert ent u. Selanj ut nya,
pencarian secara akt if berart i indi vidu memberikan perhat ian yang
sist emat is t erhadap proses menj alin hubungan. Ciri ut ama adalah
adanya kesadaran individu t erhadap ket ersediaan sumber yang bisa
membant unya, sepert i dokt er, pust akawan, buku t ert ent u, t eman,
dll.
a. 2.
Menj alin hubungan melalui pemindaian akt if . Pemindaian akt if
meliput i mencari dan mengenali sumber inf ormasi yang sesuai, t idak
secara akt if , namun t et ap mengingat kebut uhan inf ormasi yang
dibut uhkan. Prakt ik ini merupakan pemindaian secara akt if t erhadap
sumber inf ormasi secara umum. Selain it u, pemindaian akt if ini j uga
t erj adi ket ika individu mengenali at au menyadari sumber inf ormasi
yang sesuai yang berhubungan dengan kebut uhan inf ormasi namun
t idak harus dihubungi saat it u j uga.
a. 4.
Menj alin hubungan melalui perant ara. Prakt ik ini t erj adi ket ika ada
pihak ket iga yang memberikan inf ormasi t ent ang sumber inf ormasi
yang sesuai dengan yang dia duga dibut uhkan oleh seorang individu.
Selain it u, prakt ik ini j uga t erj adi ket ika sumber inf ormasi it u sendiri
mengenali orang yang membut uhkan inf ormasi darinya dan dia
menyampaikannya kepada individu t ersebut .
b. Prakt ik inf ormasi dalam rangka berint eraksi dengan sumber inf ormasi.
Pencarian akt if dalam pemerolehan inf ormasi. Dalam prakt ik ini, individu
biasanya membuat daf t ar pert anyaan, perencanaan dan st rat egi
berint eraksi dengan sumber inf ormasi.
b. 1.
Pemindaian akt if dalam pemerolehan inf ormasi. Prakt ik ini t erj adi
ket ika individu menyadari kebut uhan inf ormasinya dan mendapat kan
inf ormasi yang diperolehnya dari hasil int eraksinya dengan sumber
inf ormasi yang t idak dia cari secara sengaj a. Selanj ut nya, individu
akan mengalami
i nf or mat i on encount er i ng
, yait u pengalaman yang
bisa diingat dari penemuan secara t idak sengaj a t ent ang inf ormasi
yang menarik at au berguna (Erdelez, 1999).
bert emu t eman, at au dalam kondisi lain di t engah-t engah kegiat an
keseharian individu t ersebut .
b. 3.
Int eraksi by proxy: diberit ahu. Inf ormasi diperoleh dari sumber
inf ormasi yang memberit ahunya t anpa dimint a oleh individu pencari
inf ormasi.
D. Profil Kabupat en Jombang
Jombang adalah
kabupat en
yang t erlet ak di bagian t engah
Provinsi
Jawa Timur
. Luas wilayahnya 1. 159, 50 km² , dan j umlah
penduduknya 1. 165. 720 j iwa (2005). Pusat kot a Jombang t erlet ak di
t engah-t engah wilayah Kabupat en, memiliki ket inggian 44 met er di at as
permukaan laut , dan berj arak 79 km (1, 5 j am perj alanan) dari barat
daya
Kot a Surabaya
, ibu kot a Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki
posisi yang sangat st rat egis, karena berada di persimpangan j alur lint as
selat an Pulau
Jawa
(Madiun-Jogj akart a), j alur
Surabaya-Tulungagung, sert a j alur Malang-Tuban.
1. Demografi Penduduk
Penduduk Jombang pada umumnya adalah et nis
Jawa
. Bahasa
Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa
sehari-hari. Bahasa Jawa yang dit ut urkan banyak memiliki pengaruh
dialek
Surabaya
yang t erkenal egalit er dan blak-blakan.
Jumlah penduduk Kabupat en Jombang pada t ahun 2007 adalah
1. 165. 720 j iwa, dan 604. 810 di ant aranya adalah perempuan.
Tabel 2. 1 Jumlah Penduduk Perempuan Usia 15 sampai dengan 44
Kabupat en Jombang Tahun 2007
No Kel ompok
Usia
(Tahun) Jumlah
Penduduk
Perempuan
1
15 - 19
64. 654
2
20 - 24
52. 614
3
25 - 29
51. 390
4
30 - 34
50. 475
5
35 - 39
47. 195
6
40 - 44
39. 343
JUMLAH 305. 771
Jumlah perempuan yang pot ensial menj adi ibu mengandung dan
mengasuh bayi adalah sebanyak 305. 771 j iwa.
[image:24.612.134.504.241.499.2]Tabel 2. 2 Tingkat Pendidikan Perempuan
Kabupat en Jombang Tahun 2007
Jumlah Penduduk
Tingkat Pendidikan
No
90. 722
SLTP
1
64. 594
SLTA
2
3. 508
AK/ DIPLOMA
3
7. 742
UNIVERSITAS
4
305. 771
JUMLAH
2. Karakteristik Perempuan Jombang
Perempuan warga Jombang pada umumnya adalah perempuan
yang akt if dan t erbuka. Tent u saj a, set iap individu berbeda wat ak dan
sif at . Perbedaan t ersebut mempengaruhi perilaku sehari-harinya.
Namun, sebagaimana umumnya orang Jawa Timur, perempuan Jombang
memiliki karakt erist ik t erbuka dalam berpikir maupun berbicara. Dan
dengan t radisi yang t erj adi di Jombang, perempuan memiliki kesempat an
unt uk menj adi akt if , t erbuka dan menj adi pemimpin.
[image:25.612.130.508.100.520.2]perempuan, maupun kelompok ant i diskriminasi dan prost it usi Jombang
yang memperj uangkan hak-hak perempuan yang t erkait , dan sebagainya.
Isu t ent ang keset araan unt uk perempuan Jombang baik dalam hal
pendidikan, kesej aht eraan keluarga, maupun polit ik senant iasa menj adi
wacana dalam berbagai diskusi dan proses pengambilan keput usan di
berbagai organisasi. Salah sat u cont oh adalah Lakspedam NU Jombang
yang selalu mengangkat dan mendiskusikan kondisi riil yang sedang
dihadapi perempuan Jombang dalam berbagi sekt or melalu acara radio di
Surga FM.
Di Kabupat en Jombang, t ersebar banyak pesant ren unt uk sant ri
anak-anak sampai dengan sant ri lanj ut usia. Yang paling menonj ol adalah
empat pesant ren besar yang t elah berdiri sej ak lama. Pendiri empat
pesant ren t ersebut adalah para ulama yang kemudian dengan t
eman-t emannya mendirikan Nahdlaeman-t ul Ulama.
Empat pesant ren t ersebut t ersebar di empat penj uru kecamat an
yang bersebelahan dengan Kot a Jombang. Di sebelah ut ara, ada
Pesant ren bahrul Ulum Tambak Beras yang berada di Kecamat an
Tembelang. Pesant ren di sebelah t imur Kot a Jombang adalah Pesant ren
Darul Ulum, Pet erongan. Pesant ren Tebuireng t erlet ak di Kecamat an
Seblak, di sebelah selat an. Di sebelah barat , masih di Kecamat an
Jombang, t erdapat Pesant ren Mambaul Maarif Denanyar.
Hasbullah, ist ri Kyai Bisri Syansuri dan adik dari Kyai Wahab Hasbullah.
Kedua Kyai t ersebut merupakan pendiri nahdlat ul Ulama. Sej arah ini
menunj ukkan bahwa perempuan di j ombang t elah menunj ukkan t aj inya,
t erut ama dalam pengembangan sumber daya perempuan lain.
Sampai sekarang, pesant ren mempengaruhi haj at hidup warga
Jombang di berbagai aspek. Aspek pendidikan, sosial , ekonomi, sampai
dengan polit ik sangat t ergant ung pada pesant ren. Karena j umlah
pesant ren yang banyak, hampir semua warga Jombang adalah warga
yang hidup di sekit ar pesant ren.
Bagaimanapun, sif at berj uang dan t erbuka pada individu
perempuan Jombang sangat t ergant ung pada sif at , wat ak dan
penget ahuannya. Perilaku perempuan akan berbeda sat u sama lain. Jika
pada dasarnya seorang perempuan adalah pesimis, t ert ut up dan pasif ,
maka dia akan melaksanakan pencarian inf ormasi dengan cara yang
sangat berbeda dengan perempuan yang opt imis, t erbuka, dan akt if .
3. Sumber Informasi untuk Ibu Mengandung dan Mengasuh Bayi
Bagi warganya, Pemerint ah Kabupat en Jombang menyediakan
f asilit as
hot spot
unt uk mengakses int ernet secara grat is. Fasilit as
t ersebut disediakan sej ak Juli 2007. Fasilit as t ersebut diposisikan di
t empat -t empat st rat egis; al un-alun,
kebun r oj o
(t empat rekreasi
keluarga di Jombang), kant or-kant or pemerint ahan, dan beberapa
sekolah.
Agar warganya bisa mendapat kan inf ormasi t erbaru seput ar
kegiat an pemerint ah dan sit uasi yang t erj adi di Kabupat en Jombang,
Pemerint ah Kabupat en menyaj ikan sit us Jombangkab. go. id. Sit us
t ersebut merupakan sumber inf ormasi mengenai kegiat an Pemerint ah
Kabupat en Jombang besert a semua dinas maupun badan lain di bawah
naungan Pemerint ah Kabupat en. Sit us ini j uga menyediakan f asilit as
t anya-j awab unt uk ibu mengandung dan mengasuh bayi, yait u t ent ang
masalah kesehat an anak dan kesehat an reproduksi.
Salah sat u dinas yang erat kait annya dengan inf ormasi yang
umum dibut uhkan oleh perempuan hamil dan mengasuh bayi adalah
Dinas Kesehat an. Dinas Kesehat an secara kont inyu memperbaharui isi
sit us sesuai dengan program yang mereka j alankan. Banyak sekali
inf ormasi t ent ang kesehat an ibu dan bayi dan program-program
kesehat an yang dicanangkan unt uk kepent ingan ibu dan bayi.
dan mengasuh bayi adalah layanan inf ormasi kesehat an dan layanan
kesehat an yang disediakan melal ui puskesmas. Para ibu mengandung dan
mengasuh bayi di Jombang bisa mengakses ahli gizi, bidan, dokt er
kandungan sampai dengan dokt er anak di puskesmas.
Lembaga penyedia inf ormasi lain adalah Perpust akaan Mast rip.
Perpust akaan ini t erlet ak di Kot a Jombang. Perpust akaan Mast rip
menyediakan banyak sumber inf ormasi berupa buku yang berhubungan
dengan keperluan keluarga. Perpust akaan ini membuka peluang
selebar-lebarnya bagi ibu mengandung dan mengasuh bayi di Jombang unt uk
memperkaya inf ormasi dalam menj alani peran dan t anggung j awab
mereka sehari-hari di Jombang.
E. Kerangka Berpikir Penelit ian
Asumsi dasar dari penelit ian ini adal ah bahwa perempuan
memiliki suat u dorongan unt uk berusaha memberi yang t erbaik unt uk
anak at au calon anaknya. Usaha t ersebut menimbulkan kebut uhan
inf ormasi. Kebut uhan t ersebut memicu kegiat an pencarian inf ormasi
yang berkait an secara akt if maupun t idak. Pencarian inf ormasi t ersebut
dilaksanakan dari berbagai sumber. Dalam pencarian inf ormasi t ersebut ,
para perempuan akan mengalami berbagai hambat an.
Inf ormasi merupakan obj ek yang dibut uhkan oleh perempuan
hamil at au sedang mengasuh bayi sebagai dasar pengambilan keput usan
dalam perannya sebagai perempuan hamil maupun mengasuh bayi.
Kebut uhan inf ormasi merupakan inf ormasi yang ingin at aupun seharusnya
didapat kan berkenaan dengan kehamilan dan pengasuhan bayi oleh
perempuan obj ek penelit ian.
Dalam penelit ian ini, keempat hal t ersebut (kebut uhan inf ormasi,
sumber inf ormasi, pencarian inf ormasi, dan hambat an dalam pencarian
inf ormasi) merupakan f akt or-f akt or yang mengindikasikan perilaku
pencarian inf ormasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan karakerist ik
unik Kabupat en Jombang, maka Berpedoman pada konsep t ersebut , para
ibu hamil dan mengasuh bayi pun memiliki perilaku yang unik dalam
pencarian inf ormasi. Dengan demikian, penulis bermaksud menelit i
kebut uhan inf ormasi yang berkait an dengan kehamilan dan pengasuhan
bayi dan perilaku pencarian inf ormasi oleh perempuan yang sedang
mengalaminya, yait u perempuan hamil at au mengasuh bayi di Kabupat en
Jombang.